Risalah Seminar Nasional Pengawetan Makanan Dengan Iradiasi, Jakarta, 6 - 8 Juni 1983
PENGARUH
IRADIASI
GAMMA PADA SIFAT FISIKA BEBERAPA
JENIS KEMAS-BENTUK LAMINASI. I. SELOFAN-POLIPROPILEN, SELOFAN-ALUMINIUM "FOIL" DAN KERTAS LITO-POLIETILEN. Z.I. Purwanto *, M. Maha * dan L.T.K. Kicky * ABSTRAK - ABSTRACT Pengaruh iradiasi gamma pada sifat fisika beberapa jenis kemas bentuk laminasi. I. Selofan-polipropilen, selofan-aluminium "foU" dan kertas lito-polietilen. Suatu percobaan telah dilalmkan untuk mempelajari pengaruh iradiasi pada sifat fisika 3 jenis kemas-bentuk laminasi, yaitu laminasi selofan-polipropilen, selofan aluminium "foil" dan kertas lito-polietilen. Parameter yang diamati ialah pembentukan "pinhole", kebocoran kantong, ketahanan terhadap minyak nabati dan hewani, penetrasi serangga, watna, bau, kekuatan tarik, perpanjangan putus, kekuatan lak dan ketahanan sobek. Bahan diiradiasi dengan dosis 0, 5, 10 dan 20 kGy, lalu disimpan pada suhu kamar dan diamati setelah penyimpanan 0, 2, 4 dan 6 bulan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa iradiasi dengan dosis sampai 20 kGy, dan juga penyimpanan sampai 6 bulan tidak menimbulkan terjadinya "pinhole" atau perubahan yang nyata pada daya bocor film laminasi tersebut setelah dibuat kantong. Demikian pula kemampuan penetrasi minyak dan serangga melalui bahan-bahan tersebut, serta warna dan baunya tidak berubah. Baik perlakuan iradiasi maupun penyimpanan berpengaruh nyata pada kekuatan tarik, perpanjangan putus, kekuatan lak dan ketahanan sobek ketiga bahan yang dipelajari. Umumnya perubahan mulai terlihat pada dosis 10 kGy, tetapi pada dosis 20 kGy, kembali lagi seperti sifat bahan yang tidak diiradiasi. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa sampai dosis 20 kGy, sifat fisika ketiga jenis film laminasi yang dipelajari tidak mengalami perubahan yang berarti, sehingga ketiga bahan tersebut dapat digunakan untuk mengemas bahan makanan yang akan diiradiasi. Effect of gamma irradiation on physical properties of laminating packaging materials. I. cellophane-polypropylene, cellophane-aluminium foil and litho paper-polyethylene. An experiment has been done to determine the effect of irradiation on physical properties of 3 kinds oflaminating packaging materials, i.e. cellophane-polypropylene, cellophane-aluminum foil, and litho paper-polyethylene. Parameters studied were pinhole production, leakage, oil resistance, resistance against insect, colour, odour, tensile strength, and tear resistance. The samples were irradiated with doses of 0,5,10 and 20 kGy, then stored at room temperature and examined after 0, 2, 4 and 6 months storage. The results showed that irradiation doses up to 20 kGy as well as prolonged storage i.e. up to 6 months, did not create pinholes, or leakage in pouches prepared from the laminating films. The susceptibility of the films for oil and insect penetration, as well as their colour and odour were also unchanged. Both irradiation and storage treatments had significant effects on tensile strength, and tear resistance of the laminating films studied. In general, the changes started at 10 kGy but at 20 kGy, the physical properties were recovered to almost similar with those of the unirradiated samples. It could be concluded that irradiation with doses of up to 20 kGy did not give a meaningful effect on the physical strength of the laminating films, therefore the films could be used as packaging materials for irradiated foods.
PENDAHULUAN Penggunaan teknik iradiasi untuk pengawetan bahan pangan telah lama dipelajari dan di beberapa negara telah digunakan secara komersial. Beberapa faktor penyebab kerusakan at au pembusukan bahan pangan misalnya gangguan mikroba atau serangga dapat dihilangkan dengan menggunakan energi radiasi. Agar bahan makanan yang telah diiradiasi dapat tahan lama, diperlukan bahan pengemas yang baik untuk melindunginya dari kontaminasi ulang oleh mikroba dan • Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
223
serangga, serta pengaruh uap air dan gas-gas yang mempengaruhi mutu serta daya awetnya. Salah satu bahan pengemas yang dewasa ini makin meluas penggunaannya dalam industri bahan pangan ialah kern as-bent uk laminasi. Kemas-bentuk laminasi tersebut ialah kombinasi antara beberapa macam kemas-bentuk yang mempunyai sifat komplementer sehingga diperoleh suatu film laminasi yang memenuhi persyaratan yang dikehendaki, baik dari segi kekuatan maupun sifat fisiko kimianya. Kemas-bentuk laminasi juga dapat dipakai untuk mengemas makanan iradiasi, karena ternyata relatif tahan terhadap radiasi (1, 2), misalnya jJolietilen tereftalat, polistiren, poliimino undensil, poli (viniliden klorida-vinil klorida) dan polietilen. Pengaruh radiasi pada polimer umumnya dapat menyebabkan pembentukan ikatan silang dan degradasi molekul, bergantung pada konfigurasi polimer dan dosis yang dipakai. Pembentukan ikatan silang yang disebabkan oleh adanya reaksi rekombinasi antar-makroradikal akan meningkatkan kekuatan dan modulus plastik, sedang degradasi molekul yang disebabkan oleh pemecahan rantai polimer dan proses oksidasi akan menurunkan kekuatan serta modulus elastisitas pada umumnya (3, 4). Salah satu contoh kemas-bentuk laminasi yang telah berhasil dikembangkan untuk mengemas daging babi atau ayam yang akan disterilkan dengan iradiasi ialah laminasi poliimino kaproil-aluminium "foil" -polietilen tereftalat yang diikat secara kimia dengan polietilen densitas sedang. Laminasi tersebut dapat tahan diiradiasi dengan dosis tinggi pada suhu sampai -':90°C dengan menggunakan elektron atau sinar gamma. Lapisan pertama atau luarnya bersifat tahan panas dan kuat, lapisan kedua sifatnya sebagai penahan uap air dan gas, dan lapisan ketiga atau terdalam dapat direkat secara panas dan dapat bersinggungan langsung dengan makanan, karena pada iradiasi dosis tinggi tidak menghasilkan senyawa atau gas yang bersifat toksik yang dapat mengkontaminasi makanan di dalamnya (1). Beberapa jenis plastik yang telah dinyatakan aman oleh "Food and Drug Administration" di Amerika Serikat untuk bersinggungan langsung dengan makanan yang akan diiradiasi sampai dosis 10 kGy ialah selofan yang dilapisi dengan nitro-selulosa atau saran, kertas glasin, kart on yang dilapisi Win, poliolefin, saran, film polistiren, karet hidroklorida, nilon 11 dan film polipropilen. Untuk dosis sampai 60 kGy dapat digunakan kertas kulit sayuran, film polietilen, polietilen tereftalat, film nilon 6 dan film kopolimer vinil klorida-vinil asetat. Kertas kraft hanya dapat dipakai untuk dosis sampai 5 kGy (5). Di Indonesia, industri kemas-bentuk laminasi telah menunjukkan pula kemajuan yang pesat, meskipun macam laminasi yang telah dapat diproduksi masih terbatas, karena bahan baku plastik yang tersedia di pasaran masih terbatas. Dalam makalah ini disajikan hasil penelitian ten tang pengaruh radiasi gamma pada sifat fisika beberapa jenis kemas-bentuk laminasi yang telah diproduksi secara komersial di Indonesia untuk mengetahui kemungkinan penggunaannya sebagai pengemas bahan pangan yang akan diiradiasi. TATA KERJA Bahan. Bahan yang dipelajari ialah 3 jenis laminasi dalam bentuk gulungan yang diproduksi di Jakarta yaitu laminasi selofan-polipropilen (SPP) dengan nama dagang 224
PT 300/ADH/CPP 20p., tebal 0,05 mm dengan lebar gulungan 26,5 em, selofanaluminium "foil" (SA) atau PT 300/extr. PE 15p./Alu 7 p./extr. PE 20 p., tebal 0,07 mm dengan lebar gulungan 71 em, dan kertas lito-polietilen (KLPE) atau kertas lito 40 g/extr. PE 15 p., tebal 0,07 mm, dengan lebar gulungan 65 em. Bahan tersebut diperoleh dari;\sosiasi Kemas-Bentuk Laminasi dan Federasi Pengemasan Indonesia. Dalam pemakaian sehari-hari ketiga jenis kemas-bentuk laminasi tersebut masing-masing digunakan untuk mengemas supermi, bumbu masak, misalnya bumbu supermi dan bahan makanan yang bersifat higroskopis atau bentuk bubuk misalnya garam meja dan merica. A lat. Tebal film diukur dengan alat "Thickness Dial Gage Mitutoyo". Untuk pengujian "pinhole" digunakan "polymethyl methacrylate cell", dan untuk pengujian kebocoran kantong digunakan desikator hampa. Mesin perekat yang digunakan ialah "CBM COMMANDER" model CBM 71-8653 buatan Doughboy Industries Inc., USA yang berdasarkan sistem perekat panas. Untuk pengujian kekuatan tarik, perpanjangan putus dan kekuatan lak digunakan "Toyoseiki Tensile Strength Apparatus" model Strograph C No. 572M. Alat pemotong yang digunakan untuk pembuatan contoh uji pada pengujian kekuatan tarik dan perpanjangan putus ialah "Dumb ell Specimen" tipe C Toyoseiki No. 291. Pada pengujian ketahanan sobek, contoh uji dibuat berdasarkan pola yang terbuat dari plat baja berukuran 7,6x6,3 em lalu diukur dengan "Tearing Tester" tipe Elmendorf. Iradiasi dilakukan dalam iradiator serba guna di PAIR yang menggunakan sumber radiasi 60Co dengan laju dosis 10 kGy/jam. Semua zat kimia yang digunakan berkualitas pro analisa. Rancangan Percobaan. Percobaan dilakukan sebagai percobaan faktorial dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Penyiapan Bahan dan Perlakuan. Sebelum dilakukan pemotongan bahan untuk diiradiasi, masing-masing bahan pengemas diukur tebal dan lebar gulungannya. Bahan pengemas kemudian dipotong-potong sesuai dengan kebutuhan pengujian, lalu dimasukkan ke dalam kantong polipropilen, tebal 0,02 mm, dan diiradiasi dengan dosis 0, 5, 10 dan 20 kGy dan disimpan pada suhu kamar, yaitu 24 - 29°C dan kelembaban nisbi 64 - 92%. Pengamatan dilakukan secara obyektif dan subyektif setelah penyimpanan 0, 2, 4 dan 6 bulan. Sebelum dilakukan pengujian, pengemas dikondisikan pada suhu 23 ± 2°C dan kelembaban nisbi 60 ± 5% selama paling sedikit 24 jam sesuai dengan prosedur "American Society for Testing Materials" (ASTM) D 685 (6). Pengujian yang dilakukan ialah deteksi "pinhole", kebocoran kantong, ketahanan terhadap minyak nabati dan hewani, penetrasi serangga, perubahan warna dan bau secara subyektif, kekuatan tarik, perpanjangan putus, kekuatan lak, dan ketahanan sobek. Metode Analisa. Pengukuran tebal dan deteksi "pinhole" masing-masing dilakukan berdasarkan cara "Australian Standard Specification" AS 1326-1972 dan AS 1164-1972 (7, 8). Pengujian kebocoran kantong dilakukan berdasarkan prosedur AS 1094-1971 untuk laminasi SPP dan SA, dan ASTM D 3078-1972 untuk KLPE (6, 9). Ketahanan terhadap minyak nabati dan hew ani ditentukan berdasarkan prosedur DOLLAR (10). Pengujian dilakukan dengan 2 macam prosedur yaitu berdasarkan gravimetri dan secara visual. Prosedur pertama diIakukan berdasarkan peru:225
r~n~
lJ~{UkUlan 1 ]I.1 em sebelum dan sesudah direndam dalam minyak. Untuk menghilangkan lemak yang melekat pada bahan sebelum dan sesudah perendaman dilakukan peneueian dengan "petroleum benzene" (titik didih 60 - 80°e). Bila perubahan be rat 0,01%, maka dianggap bahwa pengemas yang diperiksa tidak tern bus minyak. Pada prosedur kedua, bahan berukuran 7,5 x 7,5 em diletakkan di atas kertas saring yang beralaskan kaea. Minyak yang digunakan untuk pengamatan dioleskan di atas plat "stainless steel" berukuran 7,5 x 7,5 em yang berlubang di tengah dengan diameter 3 em. Kemudian lubang terse but ditutup dengan logam "stainless steel" diameter 3 em dan beratnya 25 gram. Baha~ yang diberi perlakuan terse but kemudian disimpan pada suhu kamar selama 24 jam. Timbulnya bereak pada kertas saring yang dapat dilihat dari arah balik kaea menunjukkan adanya penetrasi minyak. Untuk pengujian penetrasi serangga digunakan jenis-jenis serangga Dermestes sp, Tribolium sp, Necrobia sp, dan Araecius sp dari stadia dewasa dan larva. Bahan makanan yang digunakan ialah ikan asin dan ikan asap untuk uji Dermestes sp dan Necrobia sp, tepung terigu untuk Tribolium sp, dan biji pala untuk Araecius sp. Bahan makanan terse but dikemas dalam kantong-kantong plastik yang dibuat dari ketiga jenis laminasi yang dipelajari, lalu dimasukkan ke dalam stoples yang telah diberi lubang untuk ventilasi. Kemudian dimasukkan 20 ekor serangga dewasa atau larvanya dan diamati selama penyimpanan dalam suhu kamar, apakah serangga tersebut dapat masuk ke dalam kantong at au tidak. Perubahan warna dan bau diamati seeara subyektif. Pengujian kekuatan tarik dan perpanjangan putus masing-masing dilakukan berdasarkan eara ASTM D 638-1972 dan ASTM 882-1972. Kekuatan lak ditentukan
billmn burnt bnhun
<
berdasarkan prosedur ASTM F88-1968 metode B (6). Setelah bahan dipotong-potong lalu diiradiasi, dan menjelang pengujian direkat pada suhu tertentu yaitu 325-350oF untuk SPP dan 150-175°F untuk SA dan KLPE. Ketahanan sobek ditentukan berdasarkan eara ASTM D 1922-1967 (6). HASIL
Hasil penentuan adanya "pinhole", daya boeor film laminasi setelah dibuat kantong, kemampuan penetrasi minyak dan serangga melalui bahan-bahan tersebut, dan warna dan bau tidak menunjukkan adanya perubahan yang nyata akibat iradiasi dan penyimpanan. Tabel I dan 2 masing-masing menunjukkan pengaruh iradiasi dan penyimpanan pada sifat fisika laminasi selofan-polipropilen. Tabell menunjukkan bahwa iradiasi dengan dosis 10 kGy dapat menurunkan seeara nyata kekuatan tarik, perpanjangan putus, kekuatan lak dan ketahanan sobek baik pada arah transversal maupun pada arah mesin. Tetapi pada bahan yang diiradiasi dengan dosis 20 kGy, terlihat bahwa kekuatan tarik, perpanjangan putus dan kekuatan laknya naik kembali sehingga tidak berbeda nyata dengan bahan yang tidak diiradiasi. Ketahanan sobek menurun terus dengan bertambahnya dosis iradiasi. Tabel 2 menunjukkan bahwa kekuatan tarik dan kekuatan laknya meningkat setelah penyimpanan 4 dan 6 bulan. Tetapi sebaliknya, perpanjanganputus dan ketahanan sobeknya menunjukkan penurunan selama penyimpanan.
226
tabel 3 menunjukkan bahwa ketahanan sobek semakin menurun dengan bertambahnya dosis iradiasi dan waktu simpan. Tabel 4 dan 5 masing-masing menunjukkan pengaruh iradiasi dan penyimpan~ pada sifat fisika 1aminasi se1ofan-a1uminium "foil". Tabe1 4 menunjukkan bahwa iradiasi sampai dosis 20 kGy tidak mempunyai pengaruh nyata pada kekuatan tarik dan perpanjangan putus, baik pada arah transversal maupun arah mesin. Tetapi kekuatan lak dan ketahanan sobeknya menutun secara nyata pada dosis 5 dan 10 kGy baik pada arah transversal maupun arah mesin. Tabel 5 menunjukkan bahwa kekuatan tarik ~eningkat secara nyata selama penyimpanan, sedang perpanjangan putus menurun secara nyata setelah penyimpanan 4 dan 6 bulan. Penyimpanan tidak berpengaruh pada kekuatan 1ak, sedang ketahanan sobek meningkat pada penyimpanan 4 bulan, tetapi menurun kembali gete1ah penyimpanan 6 bulan. Tabel 6 menunjukkan bahwa ketahanan'sobek tertinggi diperoleh pada bahan yang diiradiasi dengan dosis 20 kGy sebelum mengalami penyimpanan. Sampai penyimpanan 4 bulan, ketahanan sobek bahan y:mg diiradiasi lebih tinggi daripada kontrol, tetapi setelah 6 bulan, hampir tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara bahan yang diiradiasi dan yang tidak diiradiasi. Tabel 7 dan 8 masing-masing menunjukkan pengaruh iradiasi dan penyimpanan pada sifat fisika laminasi kertas lito-polietilen. Tabel 7 menunjukkan bahwa iradiasi tidak berpengaruh nyata pada kekuatan tarik baik pada arah transversal maupun arah mesin. lradiasi dengan dosis 5 kGy dapat menurunkan secara nyata kekuatan lak pada arah transversal, tetapi mengalami kenaikan kembali pada dosis 10 dan 20 kGy. Sebaliknya, pada arah mesin, kekuatan lak mengalami kenaikan pada dosis 5 kGy tetapi menurun kembali pada dosis 10 dan 20 kGy. Ketahanan sobeknya menurun pada dosis 5 kGy, tetapi menunjukkan kenaikan yang nyata pada dosis 10 kGy, 1alu menurun kembali pad a dosis 20 kGy. Tabe1 8 menunjukkan bahwa kekuatan tarik meningkat sete1ah penyimpanan, sedang kekuatan 1ak hampir tidak mengalami perubahan selama penyimpanan. Ketahanan sobek mula-mula menurun sete1ah penyimpanan 2 bulan lalu naik kembali setelah 4 bulan. Tabel 9 menunjukkan bahwa ketahanan sobek laminasi kertas lito polietilen juga menunjukkan kenaikan dan penurunan yang berganti-ganti akibat iradiasi dan penyimpanan. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa baik perlakuan iradiasi maupun penyimpanan mempunyai pengaruh nyata pada sifat Qsika kemas bentuk laminasi yang diteliti. Kemungkinan terjadinya reaksi rekombinasi makin besar bila jumlah makro radikal yang terbentuk ,*ibat radiasi makin banyak, dan akan berlangsung terus selama penyimpanan. Sebagai bahan baku untuk pembuatan plastik, digunakan bahan polimer yang dicampur dengan bahan aditif yang terdiri atas bahan pengisi, antioksidan, bahan pemberi sifat elastis, dan zat warna. Bahan penambah terse but akan mempengaruhi sifat fisika dan daya tahan film plastik terhadap pengaruh lingkungan dan radiasi (11, 12). Dengan adanya bahan-bahan aditif terse but, maka tim bul reaksi antara bahan-bahan aditif dengan makro radikal yang terbentuk pada plastik yang diira·
227.
diasi. Sifat fisika kemas-bentuk laminasi yang.dtsetlJ!k! mengalam! penurUrtAg ynna mungkin disebabkan oleh proses degradasi baik pemecahan molekul pada rantai utama maupun reaksi oksidasi atau reaksi antara bahan aditif dengan radikal makro. Setelah reaksi terse but berhenti, mungkin sisa makro radikal akan berinteraksi kembali membentuk ikatan silang, sehingga akan meningkatkan kembali kekuatan fisiknya. K.ESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa iradiasi dengan dosis sampai 20 kGy dan juga penyimpanan sampai 6 bulan tidak menimbulkan adanya "pinhole" ataupun perubahan yang nyata pada daya bocor kemas-bentuk laminasi yang diselidiki setelah dibuat kantong. Demikian pula kepekaan bahan-bahan tersebut terhadap penetrasi minyak dan serangga, serta warna dan baunya tidak berubah. Dari hasil analisa sidik ragam data yang diperoleh menunjukkan bahwa baik perlakuan iradiasi maupun penyimpanan merripunyai pengaruh nyata pada sifat fisika ketiga jenis kemas-bentuk laminasi yang diselidiki yaitu dalam hal kekuatan tarik, perpanjangan putus, kekuatan lak, dan ketahanan sobeknya. Perubahan tersebut dapat bersifat negatif atau menurunkan kekuatan fisiknya, ataupun sebaliknya, yaitu meningkatkan kekuatannya. Pada umumnya, sampai dosis 5 kGy kekuatan fisiknya tidak berubah. Pada dosis 10 kGy, terlihat sedikit penurunan, lalu pada dosis 20 kGy meningkat kembali sehingga tidak jauh berbeda dari contoh yang tidak diiradiasi. Demikian pula setelah penyimpanan yang lama, terlihat bahwa kekuatan fisik contoh yang diiradiasi tidak banyak berbeda dari contoh yang tidak diiradiasi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa ketiga jenis bahan kemas-bentuk laminasi yang diselidiki ini dapat digunakan untuk mengemas bahan makanan yang akan diiradiasi, karena sifat fisiknya hampir tidak mengalami perubahan akibat iradiasi dengan dosis sampai 20 kGy. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada pimpinan Asosiasi Kemas-Bentuk Laminasi dan Federasi Pengemasan Indonesia yang telah membantu dalam penyediaan bahan untuk penelitian ini. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada pimpinan serta staf Pertamina Pusat Pramuteknik Laboratorium Plastik, Pulo Gadung, atas segala petunjuk dan bantuan dalam penggunaan fasilitasnya. Kepada Sdr. Achmad Bachtiar, Cecep M. Nurcahya dan Dewi 8. Pengerteni yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini, juga diucapkan terima kasih. PUST AKA 1. KILLO'{AN. 1.J., Chemical and phyxical changes in food packaging materials exposed to ionizing radiation, Rad. Res. Rev. 3 (1972) 369. 2. HILMY, N., dan SUNDARDI, F., "Efek radiasi sinar gamma pada sifat fisika film polipropilen dan polietilen", Simposium Polimer n, Jakarta 2-3 Desember (1980). 3. CHAPIRO, A., Radiation Chemistry of Polymeric Systems, Interscience Publishers, John Wiley & Sons, New York, London (1962). 4. RUTHERFORD, H.A., "Textile", Radiation Effects on Organic Materials (ROBERT,
228
O.B., and JAMES, G.C., eds.), Academic Press, New York (1963) 425. 5. ELIAS, P.S., Food irradiation and food packaging, 1. Chemistry and Industry (1979) 336. 6. ASTM, Plastics General Methods of Testing, Nomenclature, Annual Book of ASTM Standards, American Society for Testing Materials, Pensylvania (1972). 7. SAASH, Polyethylene Film for Packaging and Allied Purposes, Australian Standard Specification, The Standard Association of Australia Standard House, Sydney (1972). 8. SAASH, Plastics (including laminates) Container of. Sterile Goods, Australian Standard . Specification, The Standard Association of Australia Standard House, Sydney (1972). 9. SAASH, Single Use Syringes for General Medical Use, Australian Standard Specification, The Standard Association of Australia Standard House, Sydney (1972). 10. DOLLAR, A.M., (1980), Komunikasi pribadi. 11. PLESTER, D.W., "Physical and cheml.::!l effects of ioniz'ing radiation on plastic films,laminates and packaging materials", Sterilization by Ionizing Radiation, (GAUGHRAN, E.R.L., and GOUDIE, A.I., eds.), Multiscience Pub. Ltd., Quebec (1974) 375. 12. LEY, F.J., The effect of irradiation on packaging materials, J. of the Society of Cosmetic Chemists of Great Britain (1975) 1.
229
Tabell.
,
Pengaruh iradiasi pacta kekuatan tarik (KT), perpanjangan putus (PP), kekuatan lak (KL) dan ketahanan sobek (KS) larninasi SPP pada arah transversal (AT) dan arah mesin (AM).
,
AT AM ATKL20,70a 84,19a 70,52b 86,35a 87,89a (g/cm2) 17,12a 16,43a 8,56a 7,92a 15,43a 19,73a 100,36a 108,50a 22,56a 5,08b 12,50b 14,65ab 17,18a 482b KS (g/mm2) 5,90a 12,89ab 15,35a 4104,99a 58bc Parameter4,00c KTrata-rata (kg/cm2) PP (%) kolom yang sarna yang tidak ditandai 90,31 b11,52b 19,97a 1l,95b 17,22a 9,46a 14,na Nilai yang terdapat dalarn (kGy) huruf yang sarna berarti berbeda nyata (P <0,05 ). dengan
Tabel2.
Pengaruh penyimpanan pada KT, PP, KL, dan KS larninasi SPP pada arah transversal (AT) dan arah mesin (AM).
Parameter15,16b AT AM 73,85b 78,85b AT 81,01 abbKL/.g/cm2) 108,48a 19,73b 14,26ab 14,22a 95,25a 12,11 9,64a abKT 15,54a 118,56a 14,16c 11,nb PP (%) 15,07a 19,16a 3,39c KS (g/mm2) 7,49b 89,91 14,84a 24,22a (kg/cm2) 87,22c 22,85ab 13,54a 1l,53b 7,71 5,54c 15,40b 16,52ab 2,74d Nilai rata-rata 1,69d yang terdapat dalarn kolom yang sarna yang tidak ditandai dengan huruf yang sarna berarti berbeda nyata (P <0,05 ). nyimpan0
230
Tabe1 3.
Interaksi antara iradiasi dan penyimpanan terhadap KS 1arninasi SPP pada arab transversal (AT) dan arab mesin (AM)
Dosis AT Pe- (kGy) --------------------nyimo 5 10 ('anan {bulan)
AM
20
o
5
10
20
o
6,02cd
5,02de
2
7,15bc
6,94bcd
4
3 ,67 efgh 2,4!fi
6
1,46i
a,b, ... i:
Tabel4.
1 ,58hi
Nilai rata-rata yang terdapat da1am baris atau kolom yang sarna yang tidak ditandai dengan huruf yang sarna berarti berbeda nyata (p <0,05)
Pengaruh iradiasi pada KT, PP, KL dan KS larninasi SA pad a arab transversal (AT) dan arah mesin (AM).
AT AM AM 53,78a 55,30a 62,46a 65,12a 58,56a 66,80a ParaKT 49,47a 74,31a KL (gJcm2) 2,31 b (kgJcm2) 13,55b 8,lOa 14,39c 13,54a 13,99a 1,75c 16,nc PP (%)yang 15,67ab 3,12a 8,58a 9,85a 20,06a 12,50a 26,40a 18,28a 8,69a 20,40b 14,85a KS (gjmm2) 1,79b 2,24b 2,97a Nilai rata-rata dalam kolom yang sarna yang tidak ditandai 2,06bc 2,01terdapat b Dosisdengan (kGy) huruf AT yang sarna berarti berbeda nyata (P <0,05 ).
231
4
6055a 6624ab 1641a pada KT, PP, KL clan KS laminasi SA pada arah AM AT 48,47b 57,13b 12,69b 68,82ab 13,48b AT 56,01 76,52a 151,70ab 15b Tabel KT (kg/cm2) Pengaruh penyimpanan KL (%) (g/cm2) 16,09a 19,46a 1,15c 14,78a 3,03a 17,95a 3,l1a 21,04a 3,31a 18,46a 1,59b 1,53b KS (g/mm2) PP 119,22a 55b , 5.18,74a ,nb 11 8,98a 9,55a 7,91 aab 8,79a Nilai rata-rata yang terdapat dalam kolom yang sarna yang tidak ditandai (bulan) dengan nyim- hurufyang transversal (AT) dansarna arahberarti mesin berbeda (AM). nyata (P <0,05 ). Para0
,
Tabel 6.
Inteiaksi antara iradiasi dan penyimpanan terhadap KS laminasi SA pada arah transversal (AT) dan arah mesin (AM).
AM
AT
Oosis Pe- (kGy)
nyimpanan (bulan)
o
5
10
20
o
5
o
d f d d 1,94 e 2,27 e 2,64c 5,25a
3,78a
2
1,47efg 0,94g
l,oofg
1,19fg
2,6~cde 1,40def
4
db b 2,35 e 3,56 c 3,67
b
6 a,b,c,d,e,f,g,.
232
"
3,65
4,13a
b
10
20
cdef cdef b 2,23 2,23 3,81a
1,0l
1,28ef
abcd bcde b 2,73 2,57 3,02a c
f
d f defg cdef cdef d f f 1,22e1g 1,48e g 1,65 e 1,77 1,89 1,84 1,37 e 1,11 Nilai rata-rata yang terdapat dalam baris atau kolom yang sarna yang tidak ditandai dengan huruf yang sarna berarti berbeda nyata (P <0,05).
AT AM 6,naaAT 7,07a 6,S7a 157b Tabel Pengaruh iradiasi pada KT, KT KL (kgjcrn2) dan KS larninasi KLPE pada arah trans5,31 6,89a 5,36a 6,97a 6,S9a 6,17a 6,38b 4,67b S,98b 7,ISa KL (gjcrn2) 7,08a KS11,78a (gjrnrn2) IS4b , 7. 4,39b 1,79a 1,40b 1,49b 1,95a 1,43b 1,56ab versal (AT) dan arah rnesin (AM). Parameter
,
a,b
Nilai rata-rata yang terdapat dalam kolorn yang sama yang tidak ditandai dengan huruf yang sama berarti berbeda nyata (P < 0,05).
Tabel8.
, 8,37a
7,8Sa 6,7Sa AT 314b
Pengaruh penyimpanan pada KT, KL dan KS laminasi KLPE pada arah transversal (AT) dan arah rnesin (AM).
,
P e- Parameter nyimpanan (bulan)
AT AM I II7abc 0,83c 0,99c 2,89a 2,99a 8,S4a 6,S2a 7,74a 7,93a 6,4 S,Slab 6,83a 7,28a 1,3Sb KT (kgjcrn2) 129b S,97a 3,99b 1,29b
S,64a KSKL (gjrnrn (gjcrn2) 2) 6,97a
,
o 2 4 6 a,b,c.
Nilai rata-rata yang terdapat dalam kolorn yang sarna yang tidak ditandai dengan huruf yang sarna berarti berbeda nyata (P <0,05).
233
Tabel 9.
nyimpanan (bulan)
,
1 24 de 2,79bc
AT
Dosis (kGy)
Pe-
, 2,41 bc
Interaksi antara iradiasi dan penyimpanan terhadap KS laminasi KlPE pada arah transversal (AT) dan arah rnesin (AM)
o , 1,1Ode 0,84de 3,63a
o
5
AM
10
o
20
,
10
20
09gef
0 82f
5
,
31,63cde 15ab 370a 1 26def 091ef 139d 11,30d 11,07def 2,nb 2,19bc 1,42cd 1,44cd 1,61 1,19de cde 2,95b 0,84f o ,,97de 0,90de ,22def ,24def o1,76cd ,94ef 0,87de 0,49c
,
2 4
6 a,b,c,d,e,f,:
234
Nilai rata-rata yang terdapat dalam baris atau kolorn yang sarna yang tidak ditandai dengan huruf yang sarna berarti berbeda nyata (P <0,05 ).
DlSKUSI HARIY ADI HALID : 1.
Mohon dijelaskan jenis-jenis serangga hama gudang dan stadianya yang digunakan.
2.
Mengapa tidak dibedakan secara jelas jenis kelarnin serangga terse but. ZUBAIDAH :
1. 2.
Tribolium sp., Dermestes sp. dan Necrobia sp. dalam stadia dewasa dan larva. Karena dari Biotrop sudah dipilihkan jenis-jenis serangga untuk "primary test" . PUJO PRAJITNO :
Sepengetahuan kami sistim pengemasan dengan bentuk laminasi cukup mahal, hingga sampai sekarang banyak dipakai pada bahan-bahan dengan volume yang relatif keci1 seperti obat-obatan. Apakah ini akan "feasible" untuk makanan? ZUBAIDAH : Va, karena bahan pengemas laminasi fungsinya sarna dengan film plastik lainnya, dan harganya dalam volume besar akan murah, apabila kita sudah mulai membuat bahan baku untuk laminasi di dalam negeri. FEDERASI PENGEMASAN INDONESIA: 1. 2.
Adakah alat at au cara untuk mendeteksi perubahan bau? Tidakkah isi bungkus yang memakai plastik, akan menimbulkan uap air sehingga mempengaruhi mutu dan daya awet?
1.
Ada pengujian secara obyektif dan subyektif. Subyektif: pengemas diisi tridest, disimpan beberapa waktu, kemudian die valuasi oleh panelis. Bergantung pada jenis dan kadar air bahan makanan yang dikemas dan suhu ruang penyimpanan, mungkin saja terbentuk uap air dalarn kemasan yang dapat mempengaruhi mutu dan daya awet makanan.
ZUBAIDAH:
2.
SOEWARDJO ADIKOESOEMO: Pada radiasi 20 kGy, sifat fisis kemasan akan kembali lagi pada sifat keIlilasan sebelum diiradiasi. Mohon penjelasan. ZUBAIDAH : Perubahan sifat dari komponen-komponen penyusun laminasi tersebut akibat iradiasi yaitu mungkin pada dosis 20 kGy teIjadi reaksi kombinasi antar~ Jpakroradikal membentuk ikatan silang yang mengakibatkan kekuatan fisik plastik h1~ningkat.
235