1
RINGKASAN Vebriani Ziliwu, Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Menggunakan Tabungan Syariah Plus Pada Bank BNI Syariah Di Jakarta (dibimbing oleh Jaenal Effendi). Pertumbuhan industri perbankan syariah hingga tahun 2007 semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan perbankan syariah di Indonesia khususnya sejak tahun 1992 hingga tahun 2007, banyaknya bank konvensional yang membuka layanan unit usaha syariah, dan beberapa bank umum yang berdiri sebagai Bank Umum Syariah. Perbankan syariah telah mengalami peningkatan yang sangat pesat, pada tahun 1998 hingga 2007 mengalami peningkatan dari Rp 479 milyar hingga Rp 36,537 milyar. Dana pihak ketiga dalam bentuk tabungan syariah juga meningkat, yakni Rp 392 milyar dari tahun 1998 hingga tahun 2002 sebesar Rp 2,917 milyar, tahun 2004 hingga 2007 dana pihak ketiga mengalami peningkatan yang drastis sebesar Rp 3,263 milyar hingga Rp 9,454. (Sumber: Bank Indonesia) Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank BNI Syariah menunjukkan bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga dalam tabungan syariah plus mengalami peningkatan yang cukup pesat. Pada tahun 2002 hingga Maret 2005 dana pihak ketiga (tabungan syariah plus) mencapai Rp 113, 92 milyar hingga Rp 3.847,92 milyar. Namun, pada Juni 2005 jumlah tabungan syariah plus mengalami penurunan sebesar Rp 3.704,87 milyar. Walaupun jumlah tabungan syariah plus pada periode Juni 2005 mengalami penurunan, periode berikutnya tabungan syariah plus mengalami peningkatan dari September 2005 hingga September 2007 yaitu sebesar Rp 3.915,22 hingga Rp 6.631,38 milyar. Melihat pertumbuhan produk tabungan syariah plus pada Bank BNI Syariah yang sempat mengalami penurunan, menjadi sangat menarik untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan tabungan syariah plus pada Bank BNI Syariah di Jakarta. Dengan demikian, diharapkan dengan adanya penelitian ini memberikan informasi baru kepada Bank BNI Syariah, untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan yang baik untuk nasabah, sehingga banyak masyarakat yang menabung di Bank BNI Syariah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kesesuaian sistem bagi hasil yang diterapkan Bank BNI Syaria di Jakarta dengan syariah Islam, dan mengetahui respon masyarakat terhadap adanya Tabungan Syariah Plus di Bank BNI Syariah, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah di Jakarta, Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data sekunder (time series) dalam runtun waktu 1998 hingga 2007 yang diperoleh dari Laporan Tahunan dan Bulanan Bank Indonesia untuk melihat perkembangan perbankan syariah di Indonesia, Laporan Tahunan dan bulanan Bank BNI Syariah selama kurun waktu tahun 2002 hingga 2007 mengenai perkembangan produk syariah khususnya tabungan syariah plus. Data primer diperoleh dari Bank BNI Syariah di Jakarta, melalui pengisian kuesioner oleh nasabah yang dimulai dari
2
bulan Februari hingga Maret 2008. Total sampel nasabah pada penelitian ini sebanyak 144 nasabah yang memiliki produk tabungan syariah plus. Dengan demikian data primer yang digunakan adalah data cross-section. Pengolahan data primer menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan software E-Views 4.1 menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah di Jakarta adalah variabel ekonomi (X1), pelayanan (X2), dan motivasi (X3). Ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah menggunakan produk tabungan syariah plus di Bank BNI Syariah Jakarta. Hasil deskriptif dengan menggunakan software SPSS 15.0 for Windows, menunjukan bahwa Bank BNI Syariah menerapkan sistem bagi hasil yang sesuai dengan syariah Islam. Selain itu, masyarakat menabung di bank syariah, khususnya di Bank BNI Syariah Jakarta, dikarenakan Bank BNI Syariah menawarkan produk tabungan syariah plus yang sesuai dengan syariah Islam .
3
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NASABAH DALAM MENGGUNAKAN TABUNGAN SYARIAH PLUS PADA BANK BNI SYARIAH DI JAKARTA
Oleh Vebriani Zilliwu H14104012
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
4
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa
: Vebriani Ziliwu
Nomor Registrasi Pokok
: H14104012
Program Studi
: Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi
: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah
Dalam
Menggunakan
Tabungan
Syariah Plus Pada Bank BNI Syariah di Jakarta. dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Menyetujui, Dosen Pembimbing,
Jaenal Effendi, MA NIP. 132 317 142
Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,
Ir. Rina Oktaviani, MS.,Ph.D. NIP. 131 846 872 Tanggal Kelulusan:
5
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR DIGUNAKAN
HASIL SEBAGAI
KARYA SKRIPSI
SAYA ATAU
YANG
BELUM
KARYA
PERNAH
ILMIAH
PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN
Bogor,
Mei 2008
Vebriani Ziliwu H14104012
6
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Vebriani Ziliwu lahir pada tanggal 1 Februari 1987 di Gunung Sitoli (Kabupaten Nias), sebuah pulau kecil yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Penulis anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Syafrin Zliwu, SH. dan Surya Caniago. Jenjang pendidikan penulis dilalui tanpa hambatan, penulis menamatkan sekolah dasar pada SDN 060812 Medan, kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren MTs Puteri Aisyiyah Medan dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMU Plus Muhammadiyah Medan dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis masuk IPB melalui Undangan Seleksi Mahasiswa Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dibeberapa organisasi seperti Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) TPB, SES-C FEM, HMI Komisariat FEM, dan Organisasi Mahasiswa Daerah Ikatan Mahasiswa Muslim Asal Medan (OMDA IMMAM).
7
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan nikmatnya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Sripsi dengan judul “ Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Menggunakan Tabungan Syariah Plus Pada BNI Syariah di Jakarta” ini merupakan karya ilmiah akhir bagi penulis dalam rangka menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Ekonomi, Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Jaenal Effendi, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga skripsi ini selesai. 2. Tanti Novianti, M.Si selaku Dosen Penguji Utama Skripsi. 3. Irfan Syauqi Beik, M.Sc selaku Dosen Penguji Komisi Pendidikan. 4. Ketua Departemen Ilmu Ekonomi dan Dosen-dosen Ilmu Ekonomi serta keluarga besar Institut Pertanian Bogor. 5. Keluarga besar BNI Syariah Jakarta dan Pak Nadratuzzaman Hosen (Direktur Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah). 6. Ayahanda Syafrin Ziliwu, SH dan Ibunda Surya Caniago, serta kedua adik Benny dan Endang. 7. Teman-teman Ilmu Ekonomi angkatan 41 dan Pihak-pihak yang membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
8
Terima kasih atas bimbingan, arahan, dan motivasi yang diberikan kepada penulis saat penelitian hingga skripsi ini selesai. Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, namun harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat kepada penulis khususnya, dan pembaca sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan referensi dalam penerapan Ekonomi Islam kedepannya. Terima kasih.
Bogor, 27 Mei 2008 Penulis,
Vebriani Ziliwu H14104012
9
DAFTAR TABEL
KATA PENGANTAR ..........................................................................................i DAFTAR TABEL...............................................................................................vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii I.
PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................................10 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................11 1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................11 1.5 Ruang Lingkup Penelitian...................................................................12
II.
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN...............13 2.1 Pengertian Bank Syariah ....................................................................13 2.1.1 Prinsip Perbankan Syariah ...................................................13 2.2 Jenis-jenis Transaksi Bank Syariah....................................................14 2.2.1 Al-Mudharabah ........................................................................14 2.2.1.1. Pengertian Al-Mudharabah....................................................14 2.2.1.2 Landasan Syariah ....................................................................15 2.2.1.3 Jenis-jenis Al-Mudharabah .....................................................16 2.2.1.4 Aplikasi dalam Perbankan.......................................................16 2.2.1.5 Manfaat Mudharabah..............................................................17 2.2.1.6 Tabungan Mudharabah...........................................................17
10
2.2.2 Al-Murabahah ..........................................................................20 2.2.2.1. Pengertian Al-Murabaah............................................20 2.2.2.2 Landasan Syariah ........................................................21 2.2.2.3 Syarat Al-Murabahah .................................................21 2.2.2.4 Manfaat al- Murabahah ..............................................21 2.2.2.5 Murabahah dalam Perbankan Islam ...........................22 2.2.3 Al-Musyarakah..........................................................................23 2.2.3.1 Pengertian Al-Musyarakah..........................................23 2.2.3.2 Landasan Syariah ........................................................24 2.2.3.3 Manfaat Al-Musyarakah..............................................24 2.3 Sistem Operasional Perbankan Syariah .............................................25 2.3.1 Penghimpunan Dana ......................................................25 2.3.2 Penyaluran Dana ............................................................26 2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah ....................28 2.5 Penelitian Terdahulu ...........................................................................30 2.6 Kerangka Pemikiran............................................................................32 2.7 Hipotesis..............................................................................................33 III.
METODE PENELITIAN ....................................................................35 3.1 Karakteristik Penelitian......................................................................35 3.1.1 Jenis dan Sumber Data ..............................................................35 3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................35 3.1.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................35 3.2 Model Analisis ..................................................................................36
11
3.3 Metode Analisis ..................................................................................37 3.3.1 Pembuatan Alat Ukur Kusioner .................................................37 3.3.1.1 Skala Likert .............................................................................37 3.3.1.2 Uji Validitas ............................................................................38 3.3.1.3 Uji Reliabilitas ........................................................................39 3.4 Pengujian Model .................................................................................39 3.4.1 Pelanggaran Asumsi Klasik .......................................................39 3.4.1.1 Uji Multikolineritas........................................................39 3.4.1.2 Uji Heterokedastisitas ....................................................41 3.4.1.3 Uji Autokorelasi .............................................................43 IV
HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................44 4.1 Gambaran Umum Bank BNI Syariah ................................................44 4.1.1 Sejarah Bank BNI Syariah ........................................................46 4.1.2 Visi BNI Syariah .......................................................................46 4.1.3 Misi BNI Syariah ......................................................................46 4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................46 4.1.5 Sistem Manajemen BNI Syariah...............................................47 4.1.6 Produk Bank BNI Syariah.........................................................49 4.2 Gambaran Umum Responden yang diteliti ........................................53 4.2.1 Karakteristik Pada Variabel Demografi ....................................53 4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama..........................54 4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menabung..................................................................................54 4.2.4 Penggunaan Produk Mudharabah pada Bank BNI Syariah di Jakarta ...................................................................................55 4.2.5 Penggunaan Produk pada Bank BNI Syariah di Jakarta ...................................................................................55
12
4.2.6 Alasan responden dalam Pemilihan Produk Tabungan Syariah Plus..............................................................56 4.2.7 Pengetahuan Nasabah Terhadap Sistem Syariah ......................56 4.3 Hasil Deskriptif Variabel Penelitian ...................................................56 4.3.1 Variable Ekonomi .....................................................................56 4.3.2 Variabel Motivasi......................................................................58 4.3.3 Variabel Pelayanan ..................................................................60 4. 4 Hasil Estimasi Variabel yang mempengaruhi Responden dalam Menggunakan Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah di Jakarta .......................................................................61 4. 5 Uji Asumsi Klasik Pada Variabel Keputusan Responden..................62 4.5.1 Uji Mutikolinearitas ..................................................................62 4.5.2 Uji Heterokedastisitas ...............................................................63 4.5.3 Uji Autokorelasi ........................................................................63 4.5.3 Uji Normalitas...........................................................................64 V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................65 5. 1 Kesimpulan ........................................................................................65 5.2 Saran....................................................................................................66 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................67 LAMPIRAN.......................................................................................................68
13
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Pada Tabungan Syariah Plus.........................................................................................10 Tabel 4.1 Variabel Demografi Responden.........................................................53 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ..................................54 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Nasabah Menabung............................................................................54 Tabel 4.5 Alasan Responden Memilih Produk Tabungan Syariah Plus Pada Bank BNI Syariah di Jakarta .............................................56 Tabel 4.6 Respon Nasabah dalam Mengetahui Sistem Syariah yang diterapkan di Bank BNI Syariah di Indonesia..........................56 Tabel 4.7 Variabel Ekonomi Yang Mempengaruhi Nilai Tabungan Syariah Plus........................................................................................57 Tabel 4.8 Tabulasi antara Pendapatan dan Pekerjaan Responden .....................58 Tabel 4.9 Motivasi Responden dalam Menggunakan Produk Tabungan Syariah Plus......................................................................59 Tabel 4.10 Pengaruh Pelayanan Terhadap Keputusan Nasabah ........................60 Tabel 4.11 Hasil Estimasi Tabungan Syariah Plus ............................................61 Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas ........................................................................62 Tabel 4.13 Uji Heteroskedastisitas.....................................................................62 Tabel 4.14 Uji Autokorelasi...............................................................................64
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Produk dan Jasa Bank Syariah ...........................................................2 Gambar 2. Kerangka Pemikiran.........................................................................33 Gambar 3. Penggunaan Produk Mudharabah pada Bank BNI Syariah ............................................................................55 Gambar 4. Hasil Uji Normalitas ........................................................................64
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Fatwa MUI.....................................................................................69 Lampiran 2. Kuesioner.......................................................................................76 Lampiran 3. Perkembangan dan pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Di Indonesia ...................................................76 Lampiran 4. Komposisi Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah (Tabungan).......................................................................81 Lampiran 5. Data Mentah Variabel Yang Mempengaruhi Tabungan.......................................................................................82 Lampiran 6. Hasil Estimasi Tabungan Syariah Plus.........................................86 Lampiran 7. White Heteroskedasticity Test .......................................................87 Lampiran 8. Breusch-Godfrey Correlation LM Test .........................................88 Lampiran 9.1 Hasil Uji Validitas Variabel Ekonomi........................................89 Lampiran 9.2. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi........................................90 Lampiran 9.3 Hasil uji Validitas Variabel Pelayanan........................................91 Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................92
16
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perizinan kepada bank konvensional untuk membuka unit usaha syariah sesuai prinsip syariah Islam, mendorong bank konvensional untuk mendirikan layanan syariahnya. Hal yang mendasari banyak berdirinya perbankan syariah di Indonesia dipelopori oleh keberadaan Bank Muamalat yang menggunakan konsep ekonomi Islam yaitu sistem bagi hasil dan tetap mempertahankan kinerja perbankannya sehingga terhindar dari guncangan ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997/1998, dimana pada masa itu, Bank Indonesia menetapkan capital adequacy ratio (CAR) yang jauh lebih tinggi yakni 12 persen (Bank Indonesia, 2008). Data yang diperoleh dari Bank Indonesia membuktikan bahwa perbankan syariah di Indonesia mengalami akselerasi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, yaitu pada tahun 1992 hingga 1998 hanya ada satu bank syariah yang berdiri di Indonesia, maka pada Desember 2007 jumlah bank syariah mengalami peningkatan yang terdiri atas 3 Bank Umum Syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mega Indonesia, dan Bank Syariah Mandiri) dan 26 Unit Usaha Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai 114 unit pada periode yang sama. Dengan perkembangan yang pesat, bank syariah mampu menghasilkan produk-produk syariah yang memotivasi nasabahnya atau konsumennya menggunakan produk-produk bank syariah di Indonesia (Bank Indonesia, 2008). Produk dan jasa yang dimiliki Bank Syariah di Indonesia adalah sebagai berikut:
17
Produk dan Jasa Bank Syariah
Penghimpunan
Penyaluran
Prinsip Wadiah Giro
Prinsip Jual Beli Mudharabah Istishna Salam
Mudharabah Deposito Tabungan
Prinsip Sewa Ijarah
Jasa Keuangan
Wakalah Kafalah Hiwalah Rahn Sharf
Prinsip bagi Hasil Musyarakah Mudharabah Gambar 1. Produk dan Jasa Bank Syariah Sumber: Bahan kuliah Effendi (2007)
Merujuk pada gambar 1, dapat dilihat bahwa bank syariah berusaha untuk memberikan produk terbaik kepada nasabah, agar nasabah merasa puas dalam pelayanan yang diberikan oleh bank syariah. Hal ini telah dibuktikan dari data yang diperoleh dari Bank Indonesia, bahwa perkembangan aset perbankan syariah telah mengalami peningkatan yang sangat pesat, yaitu pada tahun 1998 dengan nominal Rp 479 milyar hingga 2005 Rp 17.743 milyar dan pada tahun 2007 perkembangan aset perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan sebesar Rp 36.537 milyar (Bank Indonesia, 2008). Perkembangan perbankan syariah yang cukup besar dari tahun 1998 hingga 2007, menyebabkan nilai dana pihak ketiga dalam bentuk tabungan syariah juga meningkat, yakni Rp 392 milyar dari tahun 1998 hingga tahun 2002 sebesar Rp 2.917 milyar. Namun, pada tahun 2003 dana pihak ketiga mengalami penurunan
18
sebesar Rp 1.610 milyar. Penurunan dana pihak ketiga ini tidak terus berlangsung, tahun 2004 hingga 2007 dana pihak ketiga ini mengalami peningkatan yang drastis sebesar Rp 3.263 milyar hingga Rp 9.454. Pada tahun 1992 hingga 1998 hanya ada satu bank syariah yang berdiri di Indonesia, maka pada Desember 2007 jumlah bank syariah mengalami peningkatan yang terdiri atas 3 Bank Umum Syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mega Indonesia, dan Bank Syariah Mandiri) dan 26 Unit Usaha Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai 114 unit pada periode yang sama (Bank Indonesia, 2008). Berdasarkan perkembangan perbankan syariah di Indonesia yang cukup pesat penulis ingin menganalisis perkembangan bank syariah di Indonesia. Pada penelitian ini memfokuskan produk unit usaha syariah yang dinaungi oleh Bank Negara Indonesia (Bank BNI). Hal ini disebabkan oleh: 1. Bank BNI merupakan pelopor dalam pengembangan bank syariah di Indonesia, berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1998. 2. Laporan Tahunan Bank Indonesia dan Bank BNI Syariah memperlihatkan semakin berkembangnya kantor cabang Bank BNI Syariah di Indonesia, seperti: a. Pada tanggal 29 April 2000 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri dibeberapa kota, seperti: Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin. b. Tahun 2001 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota-kota besar di Indonesia, seperti: Jakarta (2 cabang), Bandung, Makasar, dan Padang.
19
c. Tahun 2002 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota Medan dan Palembang. d. Tahun 2003 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota Bulak Sumur, Bekasi, Jakarta Pusat, Bogor, Tangerang. e. Tahun 2004 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota Prima Jakarta,
Prima
Surabaya,
Tegal,
Cianjur,
Bukit
Tinggi,
Sisingamaraja, Lubuk Linggau. f. Tahun 2005 kantor cabang Bank BNI Syariah berdiri di kota Pekan Baru, Cirebon, Bogor, Surakarta, Balikpapan, UIN Syarif Hidayatullah, Pasar Koja, Pasuruan, Godean. 3. Semakin pesatnya jumlah dana pihak ketiga khususnya tabungan syariah plus di Bank BNI Syariah, dan banyaknya prestasi yang diperoleh oleh Bank BNI Syariah, seperti: a. The Most Profitable Islamic Bank (tahun 2003) b. Perbankan Syariah Terbaik oleh MUI (tahun 2004) c. The Most Profitable (tahun 2004) d. The Widest Coverage (tahun 2004) e. The Biggest Marketshare (tahun 2004) f. The Most Profitable, 1st Rank for Commercial Bank (window & unit) category (International Islamic Banking Awards 2005) g. Indonesia Bank Loyality Champion category Sharia Bank dari Mark Plus dan Infobank (tahun 2006) h. Unit Usaha Syariah terbaik kategori aset diatas Rp 500 M versi Majalah Investor (tahun 2006)
20
i. Indonesia Sharia Bank Loyality Index (ISBLI 2006-2007) – 1 st rank for Customer Satisfaction Index (tahun 2007) j. The Most Market Share Expansion Sharia Bank 2007, Acceleration Award, Bank Indonesia (tahun 2007) k. The Most Earning Asset Expansion/ Sharia Division-Asset lebih besar Rp 500 miliar (tahun 2007) l. The Most Third Party Fund Expansion/ Sharia Division-Asset lebih besar 500 M (tahun 2007) Unit usaha syariah yang didirikan oleh Bank BNI adalah Bank BNI Syariah yang sesuai dengan sistem syariah Islam, yaitu sistem bagi hasil. Adapun produk Bank BNI Syariah, antara lain: 1. Produk Dana a. Giro Wadiah Giro Wadiah merupakan simpanan dana dalam bentuk giro dengan prinsip wadiah yad dhamanah untuk mendukung aktivitas usaha masyarakat. Masyarakat dapat menitipkan dananya ke Bank dan sewaktu-waktu dapat ditarik kembali, dan dana tersebut dapat di operasikan oleh bank, dimana keuntungan yang diperoleh bank dapat diberikan kepada pemilik dana berupa bonus, namun tidak ada perjanjian dimuka. b. Tabungan Syari’ah Plus Tabungan Syari’ah Plus adalah simpanan dalam bentuk tabungan dengan prinsip mudharabah mutlaqah yang dapat disetor
21
dan diambil kapan saja on-line di seluruh cabang Bank BNI, dan juga dapat memanfaatkan fasilitas ATM BNI di seluruh Indonesia. c. Deposito Mudharabah Deposito Mudharabah adalah investasi berjangka pemilik dana (shahibul maal) baik secara individu maupun perusahaan. Dengan deposito, yakni; 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan. d. THI Mudharabah Tabungan Haji Indonesia (THI) Mudharabah adalah produk yang dimiliki oleh Bank BNI Syariah yang telah terdaftar di Departemen Agama dengan menggunakan sistem pengoperasian dana sesuai syariah Islam. 2. Produk Giro USD Poduk Giro USD merupakan produk dengan pemakaian mata uang USD, apabila nasabah ingin membuka rekening giro dengan mata uang USD, maka dapat menggunakan produk Giro USD. Produk ini juga dapat digunakan untuk keperluan menunaikan haji dengan menyimpan dananya dalam bentuk USD. 3. Produk Pembiayaan a. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan Murabahah adalah pembiyaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan penambahan keuntungan yang telah disepakati dengan pihak bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Produk pembiayaan murabahah ini
22
memiliki prosedur yang sederhana dan memiliki perhitungan yang jelas. b. Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan kesepakatan antara bank dan nasabah.
Pembiayaan ini dapat digunakan diberbagai usaha,
seperti; perdagangan, perindustrian, pertanian, dan jasa. c. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan
Musyarakah
adalah
pembiayaan
yang
memakai sistem bagi hasil sesuai porsi yang telah disepakati bersama. Pembiayaan ini diberikan kepada pengusaha yang mengalami permasalahan dalam pengelolaan usahanya sehingga memerlukan dana untuk mengembangkan usahanya. d. Pembiayaan Ijarah Pembiayaan ini adalah pembiyaan berdasarkan prinsip sewa
beli.
Pembiayaan
ini
cocok
bagi
mereka
yang
menginginkan tambahan aset yang diperoleh melalui sewa yang pada akhirnya bertujuan
untuk
pengalihan
pemilikan
aset
tersebut kepada mereka sendiri. 4. Produk Jasa a. Kiriman Uang Dengan teknologi on-line BNI Syariah akan mendapatkan kemudahan dalam pengiriman uang seketika, baik antara sesama kantor cabang BNI Syariah ataupun dengan kantor cabang BNI
23
lain. Bagi pemegang rekening tabungan syariah plus, pengiriman uang juga dapat dilakukan melalui fasilitas open transfer via ATM BNI. b. Inkaso Jasa ini diperuntukan bagi mereka yang membutuhkan penagihan cepat dan aman. c. Garansi Bank Jasa ini diperuntukan bagi mereka yang membutuhkan pinjaman kepada rekanan bisnis untuk keperluan tender proyek, pelaksanaan proyek dan lain sebagainya. 5. Produk Lainnya a. Produk Gadai Emas Syariah (Rahn) Produk Gadai Emas Syariah ini adalah produk yang memberikan
pinjaman uang kepada nasabah dengan jaminan
emas atau
perhiasan.
b. BNI Syariah Money Changer Merupakan layanan transaksi jual beli valuta asing (valas), seperti USD, SGD, SAR. Transaksi jual beli valas ini menggunakan akad Al-Sharf, yaitu jual beli mata uang dengan menggunakan kurs yang berlaku saat transaksi. Dalam perkembangannya, Bank BNI Syariah menunjukkan pertumbuhan yang pesat, hal ini dapat dilihat pada tabel 1 perkembangan dana pihak ketiga pada tabungan syariah plus. Tahun 2002 hingga Maret 2005 perkembangan dana pihak ketiga pada tabungan syariah plus mencapai Rp 113,92 milyar hingga Rp
24
3.847,92 milyar. Namun, Juni 2005 jumlah tabungan syariah plus mengalami penurunan yakni sebesar Rp 3.704,87 milyar hal ini dikarenakan adanya penurunan sistem manajemen perusahaan, sehingga diasumsikan banyak nasabah yang menarik tabungan syariah plusnya pada bank BNI Syariah. Walaupun jumlah tabungan syariah plus Juni 2005 mengalami penurunan, pada periode berikutnya tabungan syariah plus mengalami peningkatan dari September 2005 hingga September 2007 yaitu sebesar Rp 3.915,22 hingga Rp 6.631,38 milyar (Bank BNI Syariah, 2008) Melihat perkembangan produk-produk pada Bank BNI Syariah khususnya tabungan syariah plus yang sempat mengalami penurunan Juni 2005, memberikan motivasi kepada penulis untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan tabungan syariah plus di bank BNI Syariah. Dengan demikian, diharapkan dengan penelitian ini memberikan informasi baru kepada Bank BNI Syariah, untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan yang baik untuk nasabah, sehingga masyarakat yang menabung di Bank BNI Syariah.
banyak
25
Tabel 1. Perkembangan Dana Pihak Ketiga pada Tabungan Syariah Plus No Periode 1 Des 2002 3 Maret 2003 4 Juni 2003 5 Sep 2003 6 Des 2003 8 Maret 2004 9 Juni 2004 10 Sep 2004 11 Des 2004 13 Maret 2005 14 Juni 2005 15 Sep 2005 16 Des 2005 18 Maret 2006 19 Juni 2006 20 Sep 2006 21 Des 2006 23 Maret 2007 24 Juni 2007 25 Sep 2007 Sumber: Bank BNI Syariah 2008
Jumlah Tabungan (Juta Rp) 11.392 126.507 158.469 158.397 200.657 251.699 273.075 300.562 334.094 384.792 370.487 391.549 397.469 391.522 414.584 435.157 513.362 554.313 622.695 663.138
1.2 Perumusan Masalah Bank BNI Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang berdiri di Indonesia dengan menggunakan dual banking system. Penurunan jumlah tabungan syariah pada Juni 2005, mendorong penulis untuk menganalisa apa saja faktor yang mempengaruhi tabungan syariah plus pada Bank BNI Syariah. Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah produk Tabungan Syariah Plus yang digunakan Bank BNI Syariah sesuai dengan prinsip syariah Islam? 2. Bagaimana respon masyarakat terhadap adanya Tabungan Syariah Plus di Bank BNI Syariah?
26
3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menggunakan Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah?
1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada permasalahan-permasalahan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kesesuaian produk Tabungan Syariah Plus yang digunakan Bank BNI Syariah sesusai dengan prinsip syariah Islam. 2. Mengetahui respon masyarakat terhadap adanya produk Tabungan Syariah Plus di Bank BNI Syariah. 3. Menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
nasabah
dalam
menggunakan Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah.
1.4 Manfaat Penelitian Penulis berharap, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, ataupun untuk masyarakat umumnya. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: 2. Memberikan pemahaman yang semakin dalam kepada penulis tentang produk produk perbankan pada Bank BNI Syariah khususnya. 3. Memberikan informasi baru kepada Bank BNI Syariah untuk meningkatkan kinerja perbankannya sehingga mendorong masyarakat untuk menabung di Bank BNI Syariah.
27
4. Memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu diharapkan pula agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu literatur bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah di Jakarta. Dalam penelitian ini hanya akan mengkaji sejauhmana kinerja Bank BNI Syariah dalam peningkatan unit usaha syariahnya khususnya dalam menarik perhatian dan mendorong masyarakat untuk menabung di Bank BNI Syariah.
28
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Pengertian Bank Syariah Menurut Antonio (2001) terdapat perbedaan mendasar antara bank konvensional dengan bank syariah. (1) dari segi akad dan aspek legalitas: akad yang dilakukan bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Jika terjadi perselisihan antara nasabah dengan bank, maka bank syariah dapat merujuk kepada UU No.3 tahun 2006 yang memberikan kewenangan kepada Pengadilan Agama untuk menangani perkara perbankan syariah yang penyelesaiannya berdasarkan hukum Islam. (2) Struktur Organisasi: Bank Syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional. Tapi unsur yang membedakan adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi operasional bank dan produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. 3) Bisnis dan usaha yang dibiayai: Bisnis dan usaha yang dilakukan tidak terlepas dari saringan syariah. (4) Lingkungan kerja dan corporate culture: dalam hal etika sifat amanah dan shiddiq melandasi setiap karyawan sehingga tercipta profesionalisme yang berdasarkan Islam.
2.1.1 Prinsip Perbankan Syariah Prinsip perbankan syariah merupakan aturan dasar yang berdasarkan hukum Islam, khususnya aturan muamalat yang mengatur hubungan antara bank dengan pihak lain dalam rangka penghimpunan dan penyaluran dana serta kegiatan perbankan syariah lainnya. Adapun prinsip operasional lain yang lazim
29
dilakukan oleh bank syariah dalam kegiatan usaha dengan prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mendapat persetujuan Bank Indonesia dan Dewan Syariah Nasional (PKES, 2008).
2.2 Jenis-jenis Transaksi Bank Syariah 2.2.1 Al-Mudharabah 2.2.1.1 Pengertian Al-Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharba-yadhribu-dharban, berarti memukul atau berjalan.Menurut istilah syara’, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100 persen) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, apabila rugi ditanggungkan oleh pihak pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola, pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan (Adiwarman, 2004). Dalam literatur fiqih Islam, istilah Mudharabah digunakan oleh mazhab Hanafiyah, Hanabilah, dan Zohiri, sedangkan dalam mazhab Syafi’iyah dan Malikiyah, mudharabah dikenal dengan istilah lain yaitu Qiradh. Mudharabah adalah salah satu bentuk kerja sama dalam lapangan ekonomi, yang berasal dari Qardh yang berarti Qath (potongan).
30
2.2.1.2 Landasan Syariah Secara umum, landasan dasar syariah al-mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha (Antonio, 2001). Hal ini dapat diperjelas dalam beberapa arti dari ayat-ayat dan hadist berikut: a. Al-Qur’an 1. Surat Al-Muzzamil: 20 “... dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT...” 2. Surat Al-Jumu’ah: 10 “Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT..” 3. Surat Al-Baqarah: 198 ”Tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari karunia Tuhan Mu...” Dari beberapa arti ayat diatas menjelaskan tentang melakukan suatu perjalanan usaha, dimana kata-kata teersebut sama artinya dengan kata bahasa arab yang berarti yadhribun. b. Hadist Diriwayatkan Dari Shalih bin Shuahib r.a. bahwa Rasullah Saw. bersabda, ”Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqharadah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual” (HR Ibnu Majah).
31
2.2.1.3 Jenis-jenis Al-Mudharabah Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis: mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah (Antonio, 2001). 1. Mudharabah Mutlaqah Mudharabah mutlaqah adalah bentuk kerjasama antara shohibul maal dan mudharib yang cakupannya luas dan tidak dibtasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. 2. Mudharabah Muqayyadah Mudharabah Muqayyadah disebut juga dengan istilah restricted mudharabah, dimana mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha.
2.2.1.4 Aplikasi dalam Perbankan Syariah Al-mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan (Antonio, 2001). Pada sisi penghimpunan dana, al-mudharabah diterapkan pada: 1. tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebagainya. 2. deposito spesial, dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah atau ijarah saja.
32
2.2.1.5 Manfaat Al-Mudharabah Al- Mudharabah memberi banyak manfaat kepada bank syariah dan nasabah. Salah satu diantaranya adalah adanya keuntungan sistem bagi hasil yang diperoleh bank dan nasabah (Antonio, 2001). Adapun manfaat al-Mudharabah antara lain: 1. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat. 2. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/ hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread. 3. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/ arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah. 4. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benarbenar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan. 5. Prinsip bagi hasil dalam al-mudharabah/ al-musyarakah berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekali pun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
2.2.1.6 Tabungan Mudharabah Tabungan Mudharabah adalah simpanan pihak ketiga di bank Islam yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat atau beberapa kali sesuai dengan perjanjian. Dalam Hal ini bank Islam sebagai mudharib dan nasabah sebagai
33
shahib al maal. Bank sebagai mudharib akan membagi keuntungan kepada shahib al maal dengan nisbah yang telah disetujui bersama. Bank Syariah yang kapasitasnya sebagai mudharib, mempunyai kuasa untuk melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam mengembangkan uang nasabah. Namun, disisi lain bank syariah juga memiliki sifat sebagai wali amanah, yang berarti bank harus hati-hati atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya (Adiwarman, 2001). Dari hasil pembagian dana mudharabah, Bank Syariah akan membagikan hasil kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati bersama dan ditulis dalam akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, bank bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan disebabkan oleh kelalaiannya, misalnya dalam menjalankan management (salah urus), bank bertanggung jawab penuh terhadap kerugian tersebut (Adiwarman, 2001). Dalam mengelola harta mudharabah, bank menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. Disamping itu, bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah penabung tanpa persetujuan yang bersangkutan. Perhitungan bagi hasil tabungan mudharabah dilakukan berdasarkan saldo rata-rata harian yang dihitung ditiap akhir bulan dan dibuka awal bulan berikutnya. Adapun
rumus
perhitungan
bagi
hasil
tabungan
mudharabah
(Adiwarman, 2001) adalah sebagai berikut: Tabungan Mudharabah
hari bagi hasil saldo rata - rata tingkat bagi hasil hari kelender yang bersangkutan
34
Dalam perhitungan bagi hasil tabungan mudharabah tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Hasil perhitungan bagi hasil dalam angka satuan bulat tanpa mengurangi hak nasabah; a. Pembulatan keatas untuk nasabah b. Pembulatan kebawah untuk bank 2. Hasil perhitungan pajak di bulatkan keatas sampai puluhan terdekat. Dalam hal pembayaran bagi hasil, Bank Syariah menggunakan metode akhir bulan, yaitu: a. Pembayaran bagi hasil tabungan mudharabah dilakukan secara bulanan, yaitu pada tanggal tutup buku setiap bulan. b. Bagi hasil bulan pertama dihitung secara proporsional hari efektif termasuk tanggal tutup buku, tapi tidak termasuk tanggal pembukaan tabungan. c. Bagi hasil bulan terakhir dihitung secara proporsional efektif. Tingkat yang dibayarkan adalah tingkat bagi bagi hasil yang di bayarkan adalah tingkat bagi hasil tutup buku bulan terakhir. d. Jumlah hari sebualn adalah jumlah hari kalender bulan yang bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, dan 31 hari). e. Bagi hasil bulanan yang diterima nasabah dapat diafiliasikan ke rekening lainnya sesuai permintaan nasabah. Majelis Ulama Indonesia melalui Dewan Syari’ah Nasional mengeluarkan fatwa dari hasil Rapat Pleno DSN pada hari Sabtu, tanggal 1 April 2004 menetapkan bahwa ketentuan umum tabungan berdasarkan mudharabah adalah:
35
1. Dalam transaksi, nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya, termasuk didalamnya mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak di perkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.
2.2.2 Al-Murabahah 2.2.2.1 Pengertian Al-Murabahah Al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. dalam murabahah, penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Al-murabahah dapat dilakukan untuk pembelian secara pesanan dan biasa disebut murabahah kepada pemesan pembelian (KKP) (Antonio, 2001)
36
2.2.2.2 Landasan Syariah a. Al-Qur’an Sebagaimana surat Al-Baqarah: 275, yang artinya: “ ....Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” b. Al-Hadist Dari Suhaib ar-Rumi r.a. Rasulullah Saw. Saw. bersabda; “ Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqharadah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah).
2.2.2.3 Syarat Al-Murabahah Ada beberapa syarat terjadinya murabahah, yakni: a. Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah. b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. c. kontrak harus bebas dari riba. d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian. e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.
2.2.2.4 Manfaat Al-Murabahah Al-murabahah memberi banyak manfaat kepada bank syariah. Salah satu diantaranya adalah keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual
37
kepada nasabah. Sehingga dapat memudahkan penanganan administrasi di bank syariah (antonio, 2001).
2.2.2.5 Murabahah dalam Perbankan Islam Bank-bank Islam umumnya mengadopsi murabahah untuk memberikan pembiayaan jangka pendek kepada para nasabah guna pembelian barang meskipun nasabah tidak memiliki uang untuk
membayar. Murabahah
sebagaimana yang digunakan dalam perbankan Islam, prinsipnya didasarkan pada dua elemen pokok: harga beli serta biaya yang terkait, dan kesepakatan atas markup (laba). Ciri dasar kontrak murabahah yakni: (1) si pembeli harus memiliki pengetahuan tentang biaya-biaya terkait dan tentang harga asli barang, dan batas laba (mark-up) harus ditetapkan dalam bentuk persentase dari total harga plus biaya-biayanya, (2) apa yang dijual adalah barang atau komoditas dan dibayar dengan uang, (3) apa yang diperjual belikan harus ada dan dimiliki oleh si penjual dan si penjual harus mampu menyerahkan barang itu kepada si pembeli, (4) Pembayarannya ditangguhkan (Antonio, 2001) Bank-bank Islam pada umumnya telah menggunakan murabahah sebagai metode pembiayaan utama, yang meliputi tujuh lima persen dari total total kekayaan yang dimiliki bank.
Angka persentase tersebut, sebanding dengan
banyaknya bank-bank Islam yang dimiliki oleh sistem perbankan Islam seperti di Pakistan dan Iran. Sejak awal tahun 1984, di Pakistan, pembiayaan jenis murabahah mencapai sekitar delapan puluh tujuh persen dari total pembiayaan dalam investasi deposito PLS. Dalam kasus Dubai Islamic Bank, bank Islam berawal disektor swasta, pembiayaan murabahah mencapai delapan dua persen
38
dari total pembiayaan selama tahun 1989. Dan bagi Islamic Development Bank (IDB), selama dari sepuluh tahun periode pembiayaan, tujuh puluh tiga persen dari seluruh pembiayaan adalah murabahah, yaitu dalam pembiayaan dagang luar negeri. Dalam konsepnya, murabahah memiliki makna yang banyak dalam perbankan Islam, antara lain; (1) murabahah adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek, dan dibandingkan dalam Profit and Loss Sharing (PLS) cukup memudahkan. (2) mark-up dalam murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan bank-bank Islam. (3) murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan dari bisnis-bisnis dengan sistem PLS. (4) murabahah tidak memungkinkan bank-bank Islam untuk mencampuri manajemen bisnis, karena bank bukanlah mitra si nasabah, sebab hubungan antara bank dan nasabah dalam murabahah adalah hubungan antara kreditur dan debitur (Antonio, 2001).
2.2.3 Al-Musyarakah 2.2.3.1 Pengertian Al-Musyarakah Al-Musyarakah adalah akad kerjasama dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan (Antonio, 2001).
39
2.2.3.2 Landasan Syariah a. Al-Qur’an “ Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh.” (Shaad: 24) b. Al-Hadist Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “ Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘ Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak menghianati lainnya ‘” (HR. Abu Daud).
2.2.3.3 Manfaat Al-Musyarakah Terdapat banyak manfaat dari pembiayaan secara musyarakah ini, diantaranya: a. Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tertentu pada saat keuntungan usa nasabah meningkat. b. Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan /hasil usaha bank. c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah. d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati. mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan. e. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah/musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan
40
(nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan, bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
2.3 Sistem Operasional Perbankan Syariah 2.3.1 Penghimpun Dana Penghimpun dana di bank umum syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito, sedangkan BPRS hanya dapat melayani tabungan dan deposito. Prinsip
operasional syariah
yang
telah
diterapkan
secara
luas
dalam
penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah (Antonio, 2001) a. Prinsip Wadiah Dalam kegiatan penghimpunan dana masyarakat di bank syariah
prinsip
wadi’ah
yad
dhamanah,
bank
dapat
memanfaatkan dan menyalurkan dana yang dimpan serta menjamin dana tersebut dapat ditarik setiap saat oleh pemilik dana. b. Prinsip Mudharabah Dalam kegiatan penghimpunan dana masyarakat di bank syariah dengan prinsip mudharabah bank sebagai pengelola dana memberikan keuntungan kepada nasabah (pemilik dana) dalam bentuk sistem bagi hasil.
41
2.3.2 Penyaluran Dana Dalam penyaluran dana bank syariah harus berpedoman kepada prinsip kehati-hatian. Sehubungan dengan hal itu bank diwajibkan untuk meneliti secara seksama calon nasabah penerima dana berdasarkan azas pembiayaan yang sehat. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan prinsip syariah. Dengan menyalurkan dana kepada nasabah, secara garis besar terdapat 4 (empat) kelompok prinsip opersaional syariah, yaitu prinsip jual beli (bai’), sewa beli (ijarah wa itiqna), bagi hasil (syirkah) dan pembiayaan lainnya (Antonio, 2001) 1. Prinsip Jual Beli (Bai’) Prinsip Jual Beli meliputi murabahah, salam, dan istishna: a. Murabahah Prinsip Murabahah umumnya diterapkan dalam pembiayaan pengadaan barang investasi. Al-murabahah sangat berguna bagi seseorang yang membutuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan dana. b. Salam Kontrak dimana penjual produk pertanian (petani) dapat menjual produk pertaniannya pada awal musim tanam, kemudian mengirimkan hasil produknya kepada pembeli dimasa yang akan datang, dimana pembeli melakukan pembayaran dimuka. c. Istishna Merupakan transaksi penjualan sebuah produk manufaktur dimana pengusaha manufaktur diminta untuk memproduksinya sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh pembeli.
42
2. Prinsip Sewa Beli (Ijarah Wa itiqna/Ijarah Muntahiyyah Bittamlik) Ijarah Wa itiqna (Ijarah Muntahiyyah Bittamlik) adalah akad sewa menyewa suatu barang antara bank dengan nasabah dimana nasabah diberi kesempatan untuk membeli obyek sewa pada akhir akad yang dalam dunia usaha dikenal dengan financial lease, harga dan sewa beli ditetapkan bersama diawal perjanjian. 3. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah) Prinsip Bagi hasil meliputi musyarakah, mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. a. Musyarakah Musyarakah
dalam
perbankan
diaplikasikan
untuk
pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Semua modal dicampur untuk dijadikan model proyek musyarakah dan dikelola bersama-bersama. b. Mudharabah Mutlaqah Dalam prinsip ini jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal harus berupa uang tani dan apabila modal diserahkan secara bertahap, harus jelas tahapannya dan disepakati bersama. c. Mudharabah Muqayyah Mudharabah Muqayyah adalah penyediaan modal hanya untuk kegiatan tertentu dan dengan syarat yang sepenuhnya ditetapkan oleh bank.
43
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Menurut pandangan Way (1973), tabungan dipengaruhi oleh tingkat kemampuan, kemauan, serta besarnya kesempatan yang ada pada setiap individu. Untuk melihat faktor yang mempengaruhi nasabah dalam menabung di perbankan, maka variabel ekonomi dan non ekonomi yang terlihat jelas sangat berpengaruh. Hal ini dapat dijelaskan secara sistematis, sebagai berikut: S = f (A,W,O) Keterangan: Saving (S)
: Tabungan
Abilty (A)
: Tingkat Kemampuan
Willingness
: Tingkat Kemauan
Oppurtunity : Tingkat Kesempatan Tingkat kemampuan untuk menabung tergantung pada faktor pendapatan, struktur populasi, dan kekayaan. Kemauan untuk menabung dipengaruhi oleh pembagian hasil yang diterapkan oleh suatu perbankan, dan faktor sosial. Dan kesempatan menabung dipengaruhi oleh ketersediaan
lembaga intermediasi
keuangan dan perbankan. Setiadi
(2003)
juga
mempengaruhi keputusan
mengungkapkan
bahwa
faktor-faktor
konsumen dalam menabung di
bank
yang adalah
kebudayaan, sosial, kepribadian, dan kejiwaan. Faktor kejiwaan dalam hal ini adalah variabel motivasi, persepsi, belajar, dan kepercayaan. Motivasi merupakan pendorong yang utama bagi manusia dalam mengambil keputusan. Sedangkan persepsi adalah proses yang timbul akibat adanya aktivitas manusia yang terlihat oleh indera mata kita, yang akan mempengaruhi kita dalam mengambil keputusan.
44
Dian dan El-Bdor (1989) mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan jasa perbankan Islam adalah kualitas pelayanan terhadap nasabah, pelayanan pembiayaan atau tabungan, adanya fasilitas pelayanan dan media informasi. Dalam hal ini, Erol dan El-Bdor membagi faktor-faktor tersebut kedalam indikator-indikator letak lokasi bank, efisiensi dan kecepatan layanan, pengaruh teman/saudara dalam penggunaan jasa bank, keramahan pegawai bank, bangunan bank, manajemen bank, jaminan kerahasiaan bank, jumlah cabang bank, dan penyediaan layanan konsultasi. Dalam penelitian tersebut, faktor dominan yang mempengaruhi nasabah dalam penggunaan produk bank adalah hubungan interpersonal dan dorongan individual. Penelitian TIM IPB yang bekerjasama dengan Bank Indonesia meneliti tentang Potensi, Preferensi, dan Perilaku Nasabah terhadap Bank Syariah di beberapa Provinsi Indonesia, menunjukkan bahwa terdapat banyak variabel yang mempengaruhi minat nasabah dalam menggunakan produk Bank Syariah, diantaranya: 1. Variabel Motivasi, 2. Variabel Pengetahuan, 3. Variabel Sikap, 4. Variabel Demografi. Variabel demografi terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan. Sedangkan variabel ekonomi mempengaruhi penghasilan nasabah, jenis pekerjaan.
45
2. 5 Penelitian Terdahulu Ilyda Sudardjat (2006) mengamati faktor yang mempengaruhi simpanan mudharabah pada Bank Syariah di Sumatera Utara yang menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh mikro (psikologis) dan makro terhadap besar kecilnya total tabungan pada bank syariah di Sumatera Utara. Pada segi mikro, penelitian tersebut mengamati pengaruh persepsi dan motivasi terhadap pengambilan keputusan nasabah yang menjadi anggota bank syariah. Dari segi makro, Ilyda mengamati besarnya pengaruh tingkat bagi hasil deposito dan tabungan serta suku bunga bank deposito dan tabungan terhadap simpanan bagi hasil yang ada di Bank Syariah Sumatera Utara. Hasil pengolahan data primer dengan menggunakan analisis regresi memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan positif antara variabel motivasi dan persepsi dengan pengambilan keputusan responden untuk menjadi nasabah bank syariah. Dan hasil pengolahan data sekunder, dengan pendekatan model Partial Adjusment Model (PAM), bahwa variabel tingkat suku bunga tabungan yang bernilai negatif dan signifikan terhadap simpanan bagi hasil, sedangkan variable tingkat bagi hasil deposito, dan tingkat bagi hasil tabungan, dan suku bunga deposito tidak berpengaruh signifikan. Hal ini juga dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh Rivai (2006) “Identifikasi Penentu Keputusan Nasabah dalam Memilih Jasa Perbankan: Bank Syariah versus Bank Konvensional”. Dalam penelitian tersebut menemukan perbedaan persepsi terhadap keberadaan bank syariah dibanding dengan bank konvensional. Jumlah responden bank konvensional yang memahami tentang prinsip bank syariah relatif kecil kira-kira sekitar 34,7 persen.
46
Hasil penelitian tersebut menjelaskan adanya pertimbangan responden di dalam memilih jasa bank syariah, seperti; (1) keyakinan bahwa bunga bank bertentangan dengan agama, (2) keramahan petugas bank syariah serta persepsi bahwa berurusan dengan bank syariah lebih cepat dan mudah, (3) persyaratan yang lebih ringan dibanding bank konvensional, (4) letak bank syariah yang strategis. Penelitian Tim IPB dan Bank Indonesia (2000) tentang
“ Potensi,
Preferensi, dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Jawa Barat” bekerjasama dengan Bank Indonesia yang dilakukan pada 10 wilayah kabupaten dan kota dengan total responden 1022 yang bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan perilaku dari kelompok masyarakat yang digolongkan (a) hanya mau berhubungan dengan lembaga keuangan syariah saja, (b) yang mau berhubungan dengan bank syariah, (c) yang tidak berkeinginan untuk berhubungan dengan bank syariah, dan juga bertujuan untuk melihat pengembangan perbankan syariah. Hasil analisis model logit menunjukkan bahwa bank syariah ternyata lebih diminati oleh kalangan yang berpenghasilan menengah kebawah. Variabel dominan yang dihasilkan dari proses pengolahan data primer dengan analisa logit memperlihatkan bahwa motif agama, lokasi bank syariah (dekat dengan pesantren) dan tokoh masyarakat sangat mempengaruhi
masyarakat menjadi
nasabah di bank syariah, bukan karena motif keuntungan. Dari hasil penelitian juga menunjukkan model logit yang menunjukkkan bahwa variabel keagamaan yang terkait erat dengan aktivitas ekonomi, memperlihatkan 11 kabupaten/ kotamadya, seperti Kodya Bandung, Kabupaten
47
Bogor, dan Kabupaten Tangerang merupakan daerah yang pengembangan potensinya baik.
2.6 Kerangka Pemikiran Dengan sejumlah permasalahan dan tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini, secara garis besar tahapan-tahapan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2. Untuk menjawab permasalahan dan tujuan yang dirumuskan, maka sebagai langkah awal dilakukan studi literatur melalui berbagai sumber mengenai teori-teori ekonomi yang membahas tentang syariah dan hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan kecenderungan nasabah menabung di Bank BNI Syariah. Kemudian dilakukan hipotesis berdasarkan studi literatur tersebut.
48
Tabungan Syariah Plus
Produk Syariah
Respon Nasabah
Non Syariah
Mudharabah
Sistem Bagi Hasil Hipotesis Penelitian: 1. Variabel Ekonomi 2. Variabel Motivasi 3. Variabel Pelayanana
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
2.6 Hipotesis 1. Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara variabel ekonomi, pelayanan, dan motivasi, terhadap jumlah tabungan syariah plus. 2. Variabel ekonomi, pelayanan dan motivasi, akan berpengaruh positif terhadap keputusan menabung nasabah pada bank BNI Syariah di Jakarta. 3. Tingkat tabungan syariah plus berpengaruh positif terhadap total jumlah Tabungan mudharabah.
49
III.
METODE PENELITIAN
3.1 Karakterisik Penelitian 3.1.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pada data sekunder dalam runtun waktu tahun 2000 hingga tahun 2007 diperoleh dari laporan tahunan dan bulanan Bank Indonesia dengan tujuan untuk melihat
perkembangan perbankan syariah di Indonesia, dan laporan
tahunan dan ulanan Bank BNI Syariah selama kurun waktu tahun 2000 hingga 2007 mengenai perkembangan produk syariah khususnya tabungan syariah plus. Data primer diperoleh penulis dari Bank BNI Syariah di Jakarta, melalui pengisian kuesioner oleh nasabah yang menggunakan produk tabungan syariah plus. Dengan demikian data yang digunakan penulis merupakan data crosssection. Untuk menguji tujuan penelitian dan hipotesis penelitian, data yang digunakan adalah data primer.
3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bank BNI Syariah di Jakarta, yakni Bank BNI Syariah Jakarta Timur dan Bank BNI Syariah Jakarta Selatan. Pada Bank BNI Syariah Jakarta Timur, responden diperoleh dari kantor cabang BNI Syariah yang berlokasi di daerah Rawamangun dan beberapa kantor cabang pembantu BNI Syariah diantaranya, Kantor Cabang Pembantu Bank BNI Syariah Kalimalang dan Kantor Cabang Pembantu BNI Syariah Bekasi. Demikian pula Bank BNI Syariah Jakarta Selatan, responden diperoleh dari kantor cabang
50
pembantu BNI Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan kantor cabang pembantu BNI Syariah (lantai 2) kantor besar BNI Sudirman. Dalam penelitian ini, Waktu penelitian dimulai dari Februari 2008 hingga Maret 2008. Jadwal penelitian disesuaikan dengan hari banyaknya jumlah nasabah yang menabung pada Bank BNI Syariah di Jakarta. Informasi mengenai hari banyaknya jumlah nasabah yang menabung di Bank BNI Syariah diperoleh dari pegawai Bank BNI Syariah di setiap Cabang Jakarta.
3.1.3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah nasabah Bank BNI Syariah di wilayah Jakarta yang berjumlah 150 orang dan merupakan nasabah yang menggunakan produk tabungan syariah plus pada Bank BNI Syariah. Pada penelitian, populasi diambil secara acak dan sesuai dengan nasabah yang menggunakan Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah di Jakarta. Namun, tidak semuanya nasabah menjadi sampel dalam penelitian. Hal ini disebabkan kurang lengkapnya data yang diberikan nasabah dalam pengisian kuesioner, Oleh karena itu, sampel responden dalam penelitian ini hanya berjumlah 144 orang yang benar-benar sesuai dengan kriteria penelitian.
3.2 Model Analisis Data penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah variabel-variabel yang berhubungan dengan hipotesis yang dirumuskan. Model dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah:
51
Yi = β0 + β1 X1i + β2 X2i + β 3 X3i + ei Keterangan: 1. Variabel Ekonomi
(X1i,)
2. Variabel Pelayanan
(X2 i)
3. Variable Motivasi
(X3 i)
4. Tabungan Syariah Plus
(Yi)
Koefisien β1, β2, β3 menunjukkan nilai koefisien jangka pendek dari variabel X1i, X2i, X3i. Model tersebut ditujukan untuk mengetahui tingkat signifikansi dan nilai elastisitas perubahan masing-masing variabel penjelas yang akan mempengaruhi tabungan syariah plus.
3.3
Metode Analisis Metode analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS) dan dengan alat bantu software E-Views 4.1 dan SPSS 15. Metode yang digunakan adalah metode survei dan analisis data dengan Regresi Linier dengan melihat adanya pengaruh ekonomi, pelayanan, dan motivasi yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk menabung di Bank BNI Syariah di Jakarta. Data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Total responden yang diteliti sebanyak 144 orang adalah nasabah yang menggunakan produk Tabungan Syariah Plus. Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut:
52
3.3.1 Pembuatan Alat Ukur Kuesioner 3.3.1.1 Skala Likert Dalam pemberian skoring, setiap jawaban yang diberikan oleh responden diberi skor dengan menggunakan skala likert. Selanjutnya, dalam prosedur skala likert dengan menggunakan ukuran ordinal dan dengan bobot sesuai nilai dari 1 hingga 4, yaitu sangat setuju (4), setuju (3), ragu-ragu (2), tidak setuju (1) ; sangat tahu (4), tahu (3), kurang tahu (2), tidak tahu (1), sangat cepat (4), cepat (3), kurang cepat (2), tidak cepat (1), a (1), b (2), c (3), d (4), e (5). (Sugiyono, 1999). Variabel Ekonomi terdiri dari 2 pertanyaan dengan 5 pilihan (a, b, c, d, e). Variabel Pelayanan terdiri dari 3 pertanyaan dengan 4 pilihan (SS, S, R, TS). Variabel motivasi terdiri dari 3 pertanyaan dengan 4 pilihan (SS, S, R, TS).
3.3.1.2 Uji Validitas Validitas sebagai alat pengumpul data menurut Sugiyono(1998), validitas konstruk merupakan metode yang digunakan untuk memberikan penilaian terhadap kuesioner, yaitu melalui korelasi produk momen, antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: r
N X X N Y Y
Keterangan: r = Koefiisien reliabilitas X = Skor Pernyataan Y = Skor Total
N ( XY ) ( X Y 2
2
2
2
53
Dari hasil uji validitas memperlihatkan bahwa semua pertanyaan pada variabel ekonomi, variabel motivasi, dan variabel pelayanan adalh valid, berdasarkan kriteria uji validitas, yang menunjukkan nilai dari setiap pertanyaan lebih besar dari 0,3. Sehingga instrumen dari setiap variabel dapat digunakan untuk pengujian metode selanjutnya.
3.3.1.3 Uji Reliabilitas Penelitian ini akan menggunakan pengujian reliabilitas varabel dengan teknik dari Spearman Brown dengan rumus (Sugiyono, 1999), adalah sebagai berikut:
r
2rb 1 rb
Keterangan: ri
: reliabilitas internal seluruh instrumen
rb
: korelasi momen produk antara belahan pertama dengan kedua
Hasil uji reabilitas pada penelitian memperlihatkan bahwa hampir semua pertanyaan pada setiap variabel teruji reabilitasnya, karena lebih besar dari rtabel (144) = 0,1 dan ada satu pertanyaan dari variabel motivasi yang menunjukkan bahwa pertanyaan tersebut tidak reliabel terhadap motivasi nasabah menabung di Bank BNI Syariah. Namun, instrumen tersebut dapat digunakan untuk menguji metode selanjutnya (Simamora, 2004).
54
3.3.1.4 Analisis Deskriptif Analisis dekriptif adalah metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (Walpole, 1995). Analisis deskriptif ini digunakan untuk keperluan analisis selanjutnya.
3.4 Pengujian Model Suatu model dikatakan baik jika sesuai dengan kaidah statistik, ekonometrika dan ekonomi. Kriteria ekonometrika dapat dilihat dari pengujian terhadap asumsi klasik, yaitu tidak adanya autokorelasi, heterokedastisitas, dan normalitas dalam model (Gujarati, 2003).
3.4.1 Pelanggaran Asumsi Klasik 3.4.1.1 Uji Multikolonearitas Multikolonearitas digunakan untuk melihat adanya hubungan linear antarvariabel independen dalam model regresi. Kondisi terjadinya multikolinear ditunjukkan oleh: a. Nilai R2 yang tinggi, tetapi variabel yang independen banyak yang signifikan. b. Menghitung
koefisien
korelasi
antarvariabel
koefisien rendah, tidak terdapat multikolinearitas.
independen.
Apabila
55
c. Dengan menggunakan regresi auxiliary untuk mengetahui hubungan antara dua variabel independen (misalnya X3 dan X2) yang secara bersama-sama mempengaruhi satu variabel indepen yang lainnya (misalnya X1) > 0.89 dan setiap persamaan dihitung nilai F-nya. Jika nilai Fhitung < Fkritis pada dan derajat kebebasan tertentu, maka model tidak mengandung multikolinearitas.
3.4.1.2 Uji Heterokedastisitas Suatu Fungsi dikatakan baik apabila memenuhi asumsi homokedastisitas (tidak ada heterokedastisitas) atau memiliki ragam error yang sama. Gejala adanya heterokedastisitas dapat ditunjukkan oleh Probability Obs*R-squared pada uji White Heterokedasticity. Hipotesis: Ho
:β=0
H1
:β=0
Kriteria Uji: Probability Obs*R-squared < , maka tolak Ho Probability Obs*R-squared > , maka terima Ho Jika Ho ditolak maka terdapat gejala heterokedastisitas pada model. Sebaliknya jika Ho diterima maka pada model tidak terdapat gejala heterokedastisitas.
56
3.4.1.3 Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtun waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa sebelumnya. Walaupun demikian, autokorelasi bisa terjadi pada data yang bersifat antarobjek (cross section). Untuk mengidentifikasi ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model, maka dapat dilakukan pengujian: a. Uji Durbin-Watson Uji Durbin-Watson merupakan salah satu uji yang digunakan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model (Gujarati). Uji ini dapat dilihat pada rumus berikut: persamaan 1: iN
d
e i 2
i
ei 1
i2
e
2
i
1 2
dimana nilai D-W statistik adalah antara 0 hingga 4 Persamaan 2:
d
e 2 i e 2 t 1 2 ei ei 1 iN
e i 2
Karena
2
e t hanya
dapat dirumuskan:
2 i
berbeda satu observasi, maka
2 e
t-1 =
2
e t,
57
persamaan 3: ei ei 1 d 2 1 e 2 i Keterangan: d : Durbin Watson t : rasio Dengan menggunakan Formulasi pada persamaan 1, maka untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi, dapat diuji dengan melihat D-Wstatistik dibandingkan dengan nilai D-W tabel dengan syarat berikut: 1. Bila 0 < D-W statistik dL maka tolak Ho yang menyatakan tidak ada autokorelasi. 2. Bila dL D-W statistik dU maka tidak ada autokorelasi. 3. Bila 4 - dL < D-W statistik < 4 maka tolak Ho yang menyatakan tidak ada autokorelasi. 4. Bila 4 - dU D-W statistik 4 - dU maka tidak ada autokorelasi. b. Uji Breusch-Godfrey Correlation LM Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model, maka dapat dilakukan dengan melihat probability Obs*R-squared pada uji Breusch-Godfrey Correlation LM. Hipotesis: Ho
:β=0
H1
:β=0
58
Kriteria Uji: Probability Obs*R-squared < , maka tolak Ho Probability Obs*R-squared > , maka terima Ho Jika Ho ditolak maka terjadi autokorelasi (positif atau negatif) dalam model. Sebaliknya jika Ho diterima maka tidak autokorelasi dalam model.
3.4.1.4 Uji Normalitas Untuk dapat mengetahui normal atau tidaknya suatu model, maka dapat dilakukan dengan Jarque-Bera Test (J-B test). Uji ini menggunakan hasil estimasi residual dan Chi-square Probability Distribution, dengan membandingkan nilai J-B X2
hitung
dengan nilai X2tabel (tabel Chi-square) dengan kriteria keputusan
sebagai berikut: 1. Bila nilai J-B (X2 hitung) > X2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual yang berdistribusi normal ditolak. 2. Bila nilai J-B (X2 hitung) < X2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual yang berdistribusi normal tidak dapat ditolak
59
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Bank BNI Syariah
4.1.1
Sejarah Bank BNI Syariah Perbankan syariah adalah sistem perbankan yang berfungsi sebagai
lembaga intermediasi, dimana kegiatan usahanya sejalan dengan prinsip syariah. Untuk mewujudkan visinya menjadi Universal Banking, BNI menjadi salah satu pelopor dalam pengembangan Bank Syariah di Indonesia. Sesuai dengan UU No. 10 tahun 1998 yang memungkinkan bank umum untuk membuka layanan syariah, dan BNI membuka layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah dengan konsep dual banking system, yakni menyediakan layanan perbankan umum dan syariah sekaligus. Pembentukan BNI Syariah merupakan salah satu sasaran pengembangan bisnis yang terdapat di dalam Strategic Bussines Unit BNI. Bank Indonesia kemudian mengeluarkan ijin prinsip dan usaha untuk beroperasinya Unit Usaha Syariah BNI. BNI Syariah yang berdiri pada April 2000 merupakan unit tersendiri yang bergerak khusus diperbankan syariah dengan pembukuan terpisah dengan Bank BNI Konvensional tanpa mengurangi fasilitas pelayanan yang ada pada BNI. Divisi Usaha Syariah dan kantor cabang syariah secara struktural tidak terpisah dengan unit-unit organisasi BNI lainnya. Divisi Usaha Syariah merupakan bagian dari Strategic Business Unit (SBU) yang berada di bawah penyeliaan langsung Direktur Komersial dan Usaha Syariah BNI. BNI Syariah membuka layanan 5 (lima) kantor cabang syariah dan 1 (satu) kantor cabang pembantu (capem) yaitu : Yogyakarta (YGS), Pekalongan
60
(PLS), Semarang (SMS), Malang (MGS), Banjarmasin (BJS), Jakarta Timur (JTS), Jakarta Selatan, dan Jepara (JPS). Kemudian, BNI Syariah telah berkembang menjadi 19 cabang syariah dan 15 cabang pembantu (capem). Adapun pendirian kantor-kantor cabang dan cabang pembantu BNI Syariah ini dilakukan secara bertahap, yaitu: 1. Tahun 2000
: Yogyakarta, Pekalongan, Semarang, Malang, Banjarmasin
dan Jepara. 2. Tahun 2001
: Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Bandung, Padang,
Makassar. 3. Tahun 2002
: Medan, Palembang.
4. Tahun 2003
: Bulak Sumur, Bekasi, Jakarta Pusat, Bogor, Tangerang.
5. Tahun 2004
: Prima Jakarta, Prima Surabaya, Tegal, Cianjur, Bukit
Tinggi, Sisingamangaraja, Lubuk Linggau. 6. Tahun 2005
: Pekan Baru, Cirebon, Bogor, Surakarta, Balikpapan, UIN
Syarif Hidayatullah, Pasar Koja, Pasuruan, Godean. Keputusan BNI untuk membuka Divisi Usaha Syariah merupakan jawaban terhadap tuntutan pasar. Hal ini ditunjang dengan landasan hukum yang jelas dan kondisi yang memungkinkan pengalaman BNI beroperasi sebagai bank umum konvensional selama lebih dari 50 tahun. Selain itu, didukung pula dengan orangorang yang kapabel dan berkompeten di bidang Syariah Islam yang duduk sebagai Dewan Pengawas Syariah (DPS). Dengan hadirnya BNI Syariah di Indonesia berarti memperkaya kegiatan usaha sejenis yang selama ini dilakukan oleh beberapa Bank Perkreditan Rakyat dan beberapa bank umum lainnya. Bertambahnya jumlah bank syariah tidak
61
dipandang dari sisi negatif berupa peningkatan persaingan, akan tetapi menimbulkan nilai-nilai positif seperti keinginan dari masing-masing pihak untuk selalu meningkatkan pelayanan dan terbentuknya kegiatan antar bank syariah.
4.1.2 Visi BNI Syariah Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja dengan menjalankan bisnis sesuai dengan kaidah sehingga Insya Allah membawa berkah.
4.1.3 Misi BNI Syariah Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank syariah kebanggaan anak negeri
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan Suatu badan atau organisasi mempunyai pembagian tugas dalam menjalankan usahanya sehingga akan memudahkan organisasi untuk mencapai tujuan. BNI merupakan suatu kumpulan unit kegiatan dimana terdiri dari unit kegiatan Kantor Besar, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang dimana masingmasing unit tersebut didukung oleh sub-sub unit dibawahnya. Sistem Manajemen PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk telah ditetapkan atas pembagian bidang Komisaris, Direksi, Struktur, dan Divisi atau Satuan.
62
4.1.5 Sistem Manajemen BNI Syariah BNI Syariah merupakan suatu unit organisasi independen dilingkungan BNI yang bertugas untuk menyusun dan menjalankan serangkaian inisiatifinisiatif strategis dalam pengembangan dan pengelolaan operasional bisnis perbankan syariah sebagai bagian dari strategi BNI dalam menghadapi perubahan lingkungan dan tatanan usaha (bussines landscape) sebagai satu kesatuan visi untuk menjadikan BNI Syariah sebagai bank yang unggul dalam layanan dan kinerja. Sistem manajemen BNI Syariah didesain secara khusus dan berbeda dengan unit-unit bisnis yang ada di BNI. Namun Manajemen BNI Syariah belum terpisah dengan BNI baik dari sisi legalitas, finansial, kebijakan, dukungan infrastruktur dan sebagainya. BNI Syariah berada di bawah penyeliaan langsung Direktur Komersial dan Usaha Syariah BNI. Secara umum sistem manajemen BNI Syariah terdiri atas Pemimpin Divisi, Wakil Pemimpin Bidang Bisnis, Wakil Pemimpin Bidang Penunjang yang diawasi oleh Dewan Pengawas Bisnis Syariah (DPBS) dan Dewan Pengawas Syariah (DPS). 1. Dewan Pengawas Bisnis Syariah (DPBS) a. Menetapkan arah masa depan BNI Syariah b. Mendukung penyiapan infrastruktur bisnis BNI Syariah sehingga dapat berjalan secara optimal dengan risiko yang minimal. c. Memberikan
keputusan
kewenangan Direksi.
operasional
bisnis
yang
menjadi
63
2. Dewan Pengawas Syariah (DPS) a. Memberikan nasehat dan saran kepada Dewan Pengawas Bisnis Syariah, Pimpinan BNI Syariah, dan Pimpinan Kantor Cabang Syariah mengenai praktek-praktek perbankan di BNI Syariah agar tetap sesuai prinsip-prinsip perbankan syariah. b. Menjadi mediator dalam upaya pengembangan produk dan jasa syariah yang memerlukan kajian dan fatwa dari Dewan Syariah Nasional c. Memberikan laporan kepatuhan aspek syariah kepada Dewan Syariah Nasional, Bank Indonesia dan Dewan Pengawas Bisnis Syariah. 3. Pemimpin Divisi Usaha Syariah (BNI Syariah) a. Menetapkan arah BNI Syariah serta menyiapkan rencana kerja dan anggaran, termasuk rencana lainnya yang berhubungan dengan aktivitas bisnis BNI Syariah, dan menyampaikannya kepada DPBS untuk dievaluasi dan disetujui. b. Mengarahkan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan manajemen dan operasional BNI Syariah. c. Mengelola dan mengambil keputusan dalam aktivitas manajemen dan operasional yang bersifat strategis, diluar hal-hal yang menjadi kewenangan Dewan Pengawas Bisnis Syariah (DPBS). d. Meneruskan usulan-usulan mengenai kewenangan manajemen BNI Syariah, perubahan organisasi dan hal-hal lain yang memerlukan persetujuan DPBS.
64
4. Wakil Pemimpin Bidang Bisnis Mengelola dan aktivitas unit-unit dibawahnya, dalam hal bisnis non-ritel dan ritel diatas kewenangan cabang. 5. Wakil Pemimpin Bidang Penunjang Mengelola dan aktivitas unit-unit dibawahnya, dalam pengendali resiko bisnis yang memberikan second opinion baik pada pembiayaan non ritel dan ritel di atas kewenangan cabang.
4.1.6 Produk Bank BNI Syariah Adapun produk Bank BNI Syariah, antara lain: 1. Produk Dana a. Giro Wadiah Giro Wadiah merupakan simpanan dana dalam bentuk giro dengan prinsip wadiah yad dhamanah untuk mendukung aktivitas usaha masyarakat. Masyarakat dapat menitipkan dananya ke Bank dan sewaktu-waktu dapat ditarik kembali, dan dana tersebut dapat di operasikan oleh bank, dimana keuntungan yang diperoleh bank dapat diberikan kepada pemilik dana berupa bonus, namun tidak ada perjanjian dimuka. b. Tabungan Syari’ah Plus Tabungan Syari’ah Plus adalah simpanan dalam bentuk tabungan dengan prinsip mudharabah mutlaqah yang dapat disetor dan diambil kapan saja on-line di seluruh cabang Bank BNI, dan juga dapat memanfaatkan fasilitas ATM BNI di seluruh Indonesia.
65
c. Deposito Mudharabah Deposito Mudharabah adalah investasi berjangka pemilik dana (shahibul maal) baik secara individu maupun perusahaan. Dengan deposito, yakni; 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan d. THI Mudharabah Tabungan Haji Indonesia (THI) Mudharabah adalah produk yang dimiliki oleh Bank BNI Syariah yang telah terdaftar di Departemen Agama dengan menggunakan sistem pengoperasian dana sesuai syariah Islam. 2. Produk Giro USD Poduk Giro USD merupakan produk dengan pemakaian mata uang USD, apabila nasabah ingin membuka rekening giro dengan mata uang USD, maka dapat menggunakan produk Giro USD. Produk ini juga dapat digunakan untuk keperluan menunaikan haji dengan menyimpan dananya dalam bentuk USD. 3. Produk Pembiayaan a. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan Murabahah adalah pembiyaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan penambahan keuntungan yang telah disepakati dengan pihak bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Produk pembiayaan murabahah ini memiliki prosedur yang sederhana dan memiliki perhitungan yang jelas.
66
b. Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan kesepakatan antara bank dan nasabah.
Pembiayaan ini dapat digunakan diberbagai usaha,
seperti; perdagangan, perindustrian, pertanian, dan jasa. c. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan
Musyarakah
adalah
pembiayaan
yang
memakai sistem bagi hasil sesuai porsi yang telah disepakati bersama. Pembiayaan ini diberikan kepada pengusaha yang mengalami permasalahan dalam pengelolaan usahanya sehingga memerlukan dana untuk mengembangkan usahanya. d. Pembiayaan Ijarah Bai Ut Takjiri Pembiayaan ini adalah pembiyaan berdasarkan prinsip sewa beli. Pembiayaan ini cocok bagi mereka yang menginginkan tambahan aset yang diperoleh melalui sewa yang pada akhirnya bertujuan untuk pengalihan pemilikan aset tersebut kepada mereka sendiri. 4. Produk Jasa a. Kiriman Uang Dengan teknologi on-line BNI Syariah akan mendapatkan kemudahan dalam pengiriman uang seketika, baik antara sesama kantor cabang BNI Syariah ataupun dengan kantor cabang BNI lain. Bagi pemegang rekening tabungan syariah plus, pengiriman
67
uang juga dapat dilakukan melalui fasilitas open transfer via ATM BNI. b. Inkaso Jasa ini diperuntukan bagi mereka yang membutuhkan penagihan cepat dan aman. c. Garansi Bank Jasa ini diperuntukan bagi mereka yang membutuhkan pinjaman kepada rekanan bisnis untuk keperluan tender proyek, pelaksanaan proyek dan lain sebagainya. 5. Produk Lainnya a. Produk Gadai Emas Syariah (Rahn) Produk Gadai Emas Syariah ini adalah produk yang memberikan pinjaman uang kepada nasabah dengan jaminan emas atau perhiasan. b. BNI Syariah Money Changer Merupakan layanan transaksi jual beli valuta asing (valas), seperti USD, SGD, SAR. Transaksi jual beli valas ini menggunakan akad al-sharf, yaitu jual beli mata uang dengan menggunakan kurs yang berlaku saat transaksi.
68
4.2
Gambaran Umum Responden yang diteliti
4.2.1 Karakteristik Responden Pada Variabel Demografi Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa responden pria lebih banyak dibandingkan dengan responden perempuan. Persentase terbesar kisaran umur responden adalah 21-30 tahun. Selain itu, dapat diketahui produk tabungan syariah plus tidak hanya digunakan oleh responden yang bekerja, tetapi mahasiwa juga menabung di Bank BNI Syariah. Tabel 4.1 Variabel Demografi Responden O A
B
C
D
Keterangan Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan Total Umur 1. 10-20 tahun 2. 21-30 tahun 3. 31-40 tahun 4. 41-50 tahun 5. > 51 tahun Total Pendidikan 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. D3/S1 5. S2/S3 Total Pekerjaan Mahasiswa/Pelajar PNS/TNI BUMN Pegawai Swasta Wiraswasta Total
Sumber: Hasil Penelitian 2008 (data diolah)
Jumlah
Persentase (%)
75 69 144
52.08 47.92 100
20 49 47 23 5 144
13.89 34.03 32.64 15.97 3.47 100
0 0 54 76 14 144
0.00 0.00 37.50 52.78 9.72 100
30 1 54 36 23 144
20.83 0.69 37.50 25.00 15.97 100
69
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa seluruh nasabah yang menggunakan produk Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah di Jakarta beragama Islam yakni sebesar 100 persen (Tabel 4.3). Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama Jumlah No Keterangan (Orang) 1 Agama 1. Islam 144 2.Kristen (Katolik/ Protestan) 0 3. Hindu 0 4. Budha 0 Total Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
144
Persentase (%) 100.00 0 0 0 100
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Nasabah Menabung Berdasarkan hasil penelitian, tabel 4.4 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan lama nasabah menabung di Bank BNI Syariah di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama responden menabung di bank BNI Syariah adalah 34,72 persen kurang dari 1 tahun dan 27,08 persen responden lebih dari 3 tahun. Lebih lanjut, selama kurun waktu antara 1 hingga 2 tahun serta antara 2 hingga 3 tahun responden menabung sebesar 20,14 persen dan 18,06 persen. Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Nasabah Menabung Jumlah Persentase No Keterangan (Orang) (%) 1 Lama Menabung 1) < 1 tahun 50 34.72 2) 1-2 tahun 29 20.14 3) 2-3 tahun 26 18.06 4) > 3 tahun 39 27.08 Total Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
144
100
70
4.2.4 Penggunan Produk Mudharabah pada Bank BNI Syariah di Jakarta Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat pada gambar 3 bahwa respon responden pada pengunaan produk mudharabah Bank BNI Syariah di Jakarta terhadap tabungan syariah plus adalah sebesar 70,14 persen lebih besar dibandingkan keinginan nasabah untuk membuka deposito di Bank BNI Syariah Jakarta. Penggunaan Produk Mudharabah 0.00% 0.00% 100% 80%
70.14%
60% 40% 20%
29.86%
0%
Jenis Produk
Tidak keduanya (Tabungan S.P.& Deposito M.) Deposito mudharabah saja Tabungan S.P. saja Tabungan S.P. dan Deposito M.
Gambar 3. Penggunaan Produk Mudharabah pada Bank BNI Syariah Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
4.2.5 Alasan Responden dalam Pemilihan Produk Tabungan Syariah Plus Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (72,22 persen) beralasan memilih produk mudharabah pada Bank BNI Syariah karena memakai sistem bagi hasil.
71
Tabel 4.5 Alasan Responden Memilih Produk Tabungan Syariah Plus Pada Bank BNI Syariah di Jakarta Jumlah Persentase No Keterangan (Orang) (%) 1 Perhitungan mudah 9 6.25 2 Sekedar ikut-ikutan nasabah lain 5 3.47 3 Sesuai dengan kebutuhan 23 15.97 4 Memakai sistem bagi hasil 104 72.22 5 Tidak Menjawab 3 2.08 Total 144 100 Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
4.2.6 Pengetahuan Nasabah Terhadap Sistem Syariah Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (72,22 persen) beralasan memilih produk mudharabah pada Bank BNI Syariah karena memakai sistem bagi hasil, sedangkan 21,53 persen kurang mengetahui sistem syariah yang sedang berkembang di perbankan Indonesia. Tabel 4.6. Respon Nasabah dalam Mengetahui Sistem Syariah yang diterapkan di Bank BNI Syariah di Indonesia Jumlah Persentase No Keterangan (Orang) (%) 1 Tidak Tahu 2 1.39 2 Kurang Tahu 31 21.53 3 Tahu 79 54.86 4 Sangat Tahu 32 22.22 Total Sumber: Hasil Penelitian 2008 (data diolah)
4.3
144
100
Hasil Deskriptif Variabel Penelitian
4.3.1 Variabel Ekonomi Variabel ekonomi pada penelitian ini dilihat dari pekerjaan dan pendapatan perbulan responden yang menjadi nasabah Bank BNI Syariah Jakarta. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7.
72
Tabel 4.7 Variabel Ekonomi yang mempengaruhi Nilai Tabungan Syariah Plus Jumlah Persentase Keterangan (Orang) (%) Pekerjaan Mahasiswa 30 20.83 PNS/TNI 1 0.69 BUMN 54 37.50 Pegawai Swasta 36 25.00 Wiraswasta 23 15.97 Total 144 100.00 Penghasilan Perbulan < Rp. 500.000 0 0.00 Rp. 500.000-Rp. 1.500.000 58 40.28 Rp. 1.500.000-Rp. 3.000.000 30 20.83 Rp. 3000.000 – Rp 5.000.000,00 32 22.22 > Rp. 5.000.000 24 16.67 Total 144 100.00 Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
Berdasarkan variabel ekonomi (X1), dapat diketahui bahwa pada item pekerjaan, responden yang menabung di Bank BNI Syariah sebagian besar bekerja sebagai karyawan BUMN sebesar 37,50 persen, 25 persen bekerja sebagai pegawai swasta,. Responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebesar 15,97 persen dan PNS/TNI adalah 0,69 persen. Namun, tidak hanya orang yang memiliki pekerjaan saja yang menabung di Bank BNI Syariah, mahasiswa juga berperan aktif dalam penggunaan produk Tabungan Syariah Plus ini, yakni sebesar 20,83 persen. Pada item penghasilan, responden yang menabung di Bank BNI Syariah sebagian besar berpenghasilan Rp 500.000,00 hingga Rp 1.500.000,00 sebesar 40,28 persen, dan 22,22 persen responden berpenghasilan Rp 3.000.000,00 hingga Rp 5.000.000,00. Sedangkan responden yang berpenghasilan Rp 3.000.000 hingga Rp Rp 5.000.000,00 adalah 20,83 persen dan 24 persen responden yang berpenghasilan Rp 5.000.000,00.
73
Tabel 4.8. Tabulasi antara Pendapatan dan Pekerjaan Responden Pendapatan Perbulan (Rp.) > 1.5 Pekerjaan 5 < 500.000,00 –3 >3–5 500.000,00 - 1,5 juta juta juta juta Mahasiswa 28 2 PNS/TNI 1 BUMN 2 5 28 19 Pegawai Swasta 21 13 2 Wiraswasta 6 10 4 3 Total 58 30 32 24
Jumlah 30 1 54 36 23 144
Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
Dari Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa nasabah yang sudah bekerja dan berpenghasilan tetap sangat mempengaruhi perkembangan nilai tabungan syariah plus di Bank BNI Syariah. Hal ini juga dipengaruhi oleh peran mahasiswa yang ikut andil dalam menggunakan produk tabungan syariah plus di Bank BNI Syariah.
4.3.2. Variabel Motivasi Variabel motivasi pada penelitian ini dilihat dari agama atau fatwa, lokasi Bank BNI Syariah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan sangat mempengaruhi minat masyarakat dalam menggunakan produk tabungan syariah plus di bank BNI Syariah. Pada item pertama 40,97 persen responden menjawab sangat setuju dengan fatwa bahwa bunga bank adalah haram, yang mengaruskan responden untuk menabung di bank syariah termasuk Bank BNI Syariah dan responden yang setuju sebanyak 59,03 persen.
74
Pada pertanyaan kedua, sebesar 76,39 persen setuju dengan prinsip bagi hasil yang digunakan oleh Bank BNI Syariah 20,14 persen sangat setuju, dan selebihnya 3,47 persen ragu-ragu. Pada pertanyaan ketiga, sebagian dari responden setuju akan lokasi Bank BNI Syariah di Jakarta yang strategis, karena dengan dekat perkantoran, pemukiman penduduk, dan jalan raya, sehingga mendorong nasabah untuk menabung di Bank BNI Syariah. Sedangkan sebagian lagi, 13,9 persen diantaranya sangat setuju, 21,53 persen ragu-ragu, dan 13,18 persen tidak mengetahui seluruh lokasi Bank BNI Syariah yang berdiri di Jakarta. Tabel 4.9 Motivasi Responden dalam Menggunakan Produk Tabungan Plus Item pertanyaan SS S R % % % 1. Keadaan agama atau fatwa bahwa bunga bank adalah haram, yang mengharuskan saya untuk menabung di bank syariah termasuk Bank BNI Syariah di Jakarta. 40.97 59.03 0.00 2. Sistem bagi hasil yang di pakai oleh Bank BNI Syariah adalah sistem yang universal dan dapat diterima karena bersifat menguntungkan baik bagi bank maupun nasbah, karena menggunakan sistem syariah yang tertulis dan dianjurkan di Al- Qur'an/ kitab-kitab dan ajaran agama. 20.14 76.39 3.47 3. Lokasi Bank BNI Syariah di wilayah Jakarta sudah strategis, karena dekat dengan perkantoran, pemukiman penduduk, dan Jalan raya, mendorong saya untuk menabung di Bank BNI Syariah Jakarta. 13.19 51.39 21.53 Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
Syariah TS %
0.00
0.00
13.89
75
4.3.3. Variabel Pelayanan Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan sangat mempengaruhi nasabah dalam menabung. Hal ini disebabkan oleh adanya pelayanan yang baik yang diberikan pihak Bank BNI Syariah kepada nasabahnya. Hal ini terlihat pada item pertama bahwa 80,56 (setuju) dan 19,44 persen (sangat setuju) responden melihat adanya penyambutan yang baik oleh pegawai Bank BNI Syariah. Pada item pertanyaan kedua responden menyatakan sangat setuju dan setuju (16,67 persen dan 83,33 persen) akan resiko yang ditanggung bersama oleh bank dan nasabah menjadi pertimbangan nasabah untuk menggunakan produk pada Bank BNI Syariah. Selanjutnya pada item pertanyaan ketiga mudahnya persyaratan untuk menjadi nasabah dan biaya administrasi yang murah dibandingkan Bank Konvesinonal juga merupakan pertimbangan nasabah dalam menggunakan produk pada Bank BNI Syariah. Ini terlihat 6,25 persen menyatakan setuju, 56,25 menyatakan setuju, dan selebihnya masih ragu-ragu (37,50 persen). Tabel 4.10 Pengaruh Pelayanan terhadap Keputusan Nasabah Item pertanyaan 1. Penerimaan/ penyambutan pegawai Bank BNI Syariah yang ramah. 2. Kecepatan dan Ketepatan sistem jaringan BNI Syaria dalam melayani nasabah menjadi pertimbangan saya untuk menabung di Bank BNI Syariah. 3. Mudahnya persyaratan untuk menjadi nasabah dan Biaya administrasi di Bank BNI Syariah lebih murah dibandingkan Bank BNI konvensional/bank-bank konvensional lainnya sehingga menjadi pertimbangan saya untuk memakai produk pada Bank BNI Syariah. Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
SS %
S %
R %
TS %
19.44
80.56
0.00
0.00
16.67
83.33
0.00
0.00
6.25
56.25
37.50
0.00
76
4.4
Hasil Estimasi Variabel yang Mempengaruhi Responden dalam Menggunakan Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah di Jakarta Pengaruh ekonomi, pelayanan dan motivasi terhadap keputusan responden,
untuk nasabah pada Bank BNI Syariah dapat di lihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11. Hasil Estimasi Tabungan Syariah Plus Variable Coefficient Std. Error t-Statistic EKO 0.266684 0.031081 8.580184 PEL 0.158427 0.060737 2.608393 MOT 0.148439 0.040085 3.703084 C -2.225067 0.582060 -3.822743 R-squared 0.489904 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.478973 S.D. dependent var
Prob. 0.0000 0.0101 0.0003 0.0002 2.256944 0.929294
Sumber: Lampiran 8
Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa persamaan regresi terhadap Tabungan Syariah Plus Pada Bank BNI Syariah di Jakarta adalah sebagai berikut: Yi = -2.225067 + 0.266684 X1i + 0.158427 X2i + 0.148439 X3i Persamaan diatas memperlihatkan variabel ekonomi, pelayanan, dan motivasi berpengaruh signifikan positif terhadap tabungan syariah plus pada Bank BNI Syariah. Hasil tersebut memperlihatkan nilai koefisien regresi dari variabel ekonomi sebesar 0,267, nilai ini menunjukkan dengan meningkatnya ekonomi sebesar 1 persen akan meningkatkan responden menggunakan tabungan sebesar 0,267 persen. Nilai koefisien regresi varibel pelayanan sebesar 0,158 menunjukkan dengan naiknya pelayanan sebesar 1 persen akan meningkatkan meningkatkan responden menggunakan tabungan syariah plus sebesar 0,267 persen. Hal yang sama juga terlihat dari nilai koefisien regresi variabel motivasi sebesar 0,148, hal ini memperlihatkan dengan naiknya motivasi responden sebesar 1 persen akan meningkatkan responden menggunakan tabungan syariah plus sebesar 0,148 persen.
77
Koefisien determinasi menunjukkan R2 = 0,489, nilai ini menunjukkan ketiga variabel tersebut (ekonomi, pelayanan, dan motivasi) mempunyai pengaruh sebesar 48,9 persen terhadap pengambilan keputusan responden menjadi nasabah Bank BNI Syariah. Selajutnya, terdapat 51,1 persen pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan membandingkan besarnya koefisien dari masing-masing variabel bebas antara ekonomi, pelayanan, dan motivasi, terlihat bahwa variabel ekonomi merupakan variabel yang utama. oleh karena itu, variabel ekonomi memberikan kontribusi paling besar dalam hubungannya dengan hasil keputusan nasabah menabung di Bank BNI Syariah.
4.5
Uji Asumsi Klasik Pada Variabel Keputusan Responden Pengujian pengaruh variabel ekonomi, variabel pelayanan, dan variabel
motivasi terhadap keputusan responden untuk menabung di Bank BNI Syariah Jakarta dapat dilihat pada beberapa tahapan pengujian asumsi klasik berikut:
4.5.1 Uji Multikolonearitas Berdasakan hasil penelitian, dapat dilihat pada tabel 4.12 hasil uji multikolinearitas antara variabel ekonomi, motivasi, dan pelayanan tidak memiliki multikolinearitas, karena hasil uji setiap variabel lebih kecil dari 0,89.
78
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas EKO
MOT
PEL
Eko
1
0.1479
0.31214
Mot
0.1479
1
0.19593
Pel
0.31214
0.19593
1
Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
4.5.2. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah White Heteroskedastiscity Test, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada model tabungan syariah plus. Hal ini diperlihatkan dengan nilai obs * R-squared yang lebih besar pada taraf nyata (5 persen). Tabel 4.13 Uji Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.287781 Probability Obs*R-squared 7.687888 Probability
0.266855 0.261873
Sumber: Lampiran 7
4.5.3 Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test digunakan dalam penelitian ini untuk menguji keberadaan autokorelasi pada persamaan tabungan syariah plus dalam jangka pendek. Hasil uji ini memperlihatkan bahwa model tabungan pada penelitian ini terbebas dari masalah autokorelasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas obs *R-squared yang lebih besar pada taraf nyata (5 persen) terlihat pada tabel 4.5, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian menerima Ho.
79
Tabel 4.12 Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.016789 Probability Obs*R-squared 8.063396 Probability
0.095536 0.089283
Sumber: Lampiran 8
4.5.3 Uji Normalitas Hasil uji normalitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai statistik Jarque-Bera = 0,031886 dengan probabilitas = 0,0000 > 0,05 (5 persen), sehingga diputuskan bahwa asumsi normalitas dalam penelitian ini terpenuhi.
20
Series: Residuals Sample 1 144 Observations 144
16 12 8 4 0 -2.0
-1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
7.02E-16 -0.029913 1.626679 -1.936884 0.663711 0.035626 2.984587
Jarque-Bera Probability
0.031886 0.984184
1.5
Gambar 9. Hasil Uji Normalitas
80
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat
diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masyarakat menabung di bank syariah, khususnya di Bank BNI Syariah Jakarta, dikarenakan Bank BNI Syariah menawarkan produk-produk syariah yang sesuai dengan prinsip syariah Islam. 2. Bank BNI Syariah menerapkan sistem bagi hasil yang sesuai dengan syariah Islam. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang berjumlah 104 orang dari 144 responden memilih menabung di Bank BNI Syariah karena menerapkan sistem bagi hasil yang sesuai syariah Islam. 3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi
respon
nasabah menggunakan
Tabungan Syariah Plus pada Bank BNI Syariah adalah variabel ekonomi (X1), pelayanan (X2), dan motivasi (X3) ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan produk tabungan syariah plus di Bank BNI Syariah Jakarta.
81
5.2
Saran Dengan adanya perkembangan Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah di
Indonesia, memberikan ilmu pengetahuan yang lebih mendalam kepada masyarakat akan produk-produk syariah, oleh karena itu diharapkan kepada pemerintah, karyawan, mahasiswa, pelajar yang telah mengetahui sistem syariah dapat menerapkan prinsip syariah di kehidupan sehari-hari, hal ini diduga bahwa dapat menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Bagi peneliti yang berminat untuk mengkaji lebih dalam mengenai skripsi ini kedepannya, diharapkan untuk meneliti apakah variabel-variabel lain juga mempengaruhi nasabah untuk menabung pada Bank BNI Syariah khususnya di Jakarta.
82
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Bank Indonesia. Laporan Tahunan dan Bulanan Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia. http://www. bi.go.id (10 Maret 2008) Bank Indonesia dan Lembaga Penelitian IPB. 2000. Penelitian Potensi, Preferensi, dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Jawa Barat. Excetive Summary, Bogor: Bank Indonesia dan Lembaga Penelitian lainnya. Bank BNI Syariah. Laporan Tahunan dan Bulanan tentang Perkembangan Bank BNI Syariah. Jakarta: BNI Syariah. Effendi, Jaenal. 2007. Bahan Kuliah Ekonomi Syariah 1. Bogor: IPB. Erol, Dian and Radi El-Bdor.1989. Attitudes, Behaviour and Patronage Factors of Bank Customers Towards Islamic Bank. International Journal Banking. Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Karim, Adiwarman A. 2004. Bank Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah. 2006. Perbankan Syariah. Jakarta: PKES. Rivai, Harif Amali, dkk. 2006. Identifikasi Faktor Penentu Keputusan Konsumen Dalam Memilih Jasa Perbankan: Bank Syariah VS Bank Konvensional. (Artikel). http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/C021B5E7-E2A1-4F3F-9552EC92E91BD142/6282/Jurnal_CBR_unand.pdf. (25 Januari 2008). Saeed, Abdullah. 2004. Menyoal Bank Syariah. Jakarta: Paramadina Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media. Simamora, Bilson. 2004. Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sudardjat, Ilyda. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Simpanan Mudharabah Pada Bank BNI Syariah di Sumatera Utara. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.
83
Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Walpole, Ronald E. 1992. Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Way, Tun. 1973. Financial Intermediaries and National Savings in Developing Countries. Preagers Inc. New York. Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. http://www.pkes.org/file/download/3Th2006.pdf?PHPSESSID=483645b78818f92 46d83e3cf988cf25c. (20 April 2008).
84
Lampiran 1. Fatwa MUI
DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA
FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL NO: 02/DSN-MUI/IV/2000
Tentang TABUNGAN
ِﺴﻢ ْ ِاﻟ ﱠﺮﺣِﯿْﻢِ اﻟ ﱠﺮﺣْﻤﻦِ اﷲِ ﺑ
Dewan Syari’ah Nasional setelah Menimbang
: a. bahwa keperluan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan dan
dalam
penyimpanan
kekayaan,
pada
masa
kini,
memerlukan jasa perbankan; dan salah satu produk perbankan dibidang penghimpunan dana dari masyarakat adalah tabungan, yaitu simpanan dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi
85
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. bahwa kegiatan tabungan tidak semuanya dapat dibenarkan oleh hukum Islam (syari’ah). c. bahwa oleh karena itu, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang bentuk-bentuk mu’amalah syar’iyah untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tabungan pada bank syari’ah. Mengingat
: 1. Firman Allah QS. al-Nisa’ [4]: 29:
ﻻﺗَ ْﺄﻛُﻠُﻮْا آﻣَ ُﻨﻮْا اﻟﱠ ِﺬﯾْﻦَ َأﱡﯾﻬَﺎ ﯾَﺂ َ ْﺗَﺮَاضٍ ﻋَﻦْ ِﺗﺠَﺎرَةً ﺗَ ُﻜﻮْنَ أَنْ إِﻻﱠ ﺑِﺎ ْﻟﺒَﺎﻃِﻞِ ﺑَ ْﯿ َﻨﻜُﻢْ َأ ْﻣﻮَاَﻟﻜُﻢ ْﻣِ ْﻨﻜُﻢ... “Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu…”. 2. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 283:
..ْ اؤْ ُﺗﻤِﻦَ اﻟﱠﺬِى ﻓَ ْﻠُﯿﺆَدﱢ َﺑﻌْﻀًﺎ َﺑﻌْﻀُﻜُﻢْ َأﻣِﻦَ ﻓَِﺈن،ُ َرﺑﱠﻪُ اﷲَ وَﻟْ َﯿﺘﱠﻖِ َأﻣَﺎ َﻧﺘَﻪ.. “…Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya…”.
86
3. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 1:
… ﺑِﺎ ْﻟﻌُ ُﻘﻮْدِ َأوْ ُﻓﻮْا آﻣَ ُﻨﻮْا اﻟﱠ ِﺬﯾْﻦَ َأﱡﯾﻬَﺎ ﯾَﺂ “Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu …”. 4. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2:
… … وَاﻟﺘﱠ ْﻘﻮَى ا ْﻟﺒِﺮﱢ ﻋَﻠَﻰ َو َﺗﻌَﺎوَ ُﻧﻮْا “dan
tolong-menolonglah
dalam
(mengerjakan)
kebajikan….” 5. Hadis Nabi riwayat Ibnu Abbas:
َ ﻣُﻀَﺎرَﺑَﺔً ا ْﻟﻤَﺎلَ دَ َﻓﻊَ إِذَا ا ْﻟﻤُﻄَﻠﱢﺐِ ﻋَﺒْﺪِ ﺑْﻦُ اﻟْﻌَﺒﱠﺎسُ ﺳَﯿﱢﺪُﻧَﺎ ﻛَﺎ ن َ ﺑِﻪِ ﯾَﺴْﻠُﻚَ ﻻَ أَنْ ﺻَﺎﺣِ ِﺒﻪِ ﻋَﻠَﻰ اِﺷْﺘَﺮَط، ﺑِﻪِ ﯾَﻨْﺰِلَ وَﻻَ ﺑَﺤْﺮًا،وَادِﯾًﺎ َ ﻛَﺒِﺪٍ ذَاتَ دَا ﱠﺑﺔً ِﺑﻪِ ﯾَﺸْﺘَﺮِيَ وَﻻ،ٍ ذَﻟِﻚَ ﻓَ َﻌﻞَ ﻓَﺈِنْ رَﻃْ َﺒﺔ،َﺿﻤِﻦ َ َﻃﻪُ ﻓَﺒَﻠَﻎ ُ ْﻓَﺄَﺟَﺎ َزهُ وَﺳَﻠﱠﻢَ وَآ ِﻟﻪِ ﻋَﻠَﯿْﻪِ اﷲُ ﺻَﻠﱠﻰ اﷲِ رَﺳُﻮْلَ ﺷَﺮ ()ﻋﺒﺎس اﺑﻦ ﻋﻦ اﻷوﺳﻂ ﻓﻰ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ رواه. “Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).
6. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah:
87
َأنﱠ
ﻗَﺎلَ وَﺳَﻠﱠﻢَ وَآِﻟﻪِ ﻋََﻠﯿْﻪِ اﷲُ ﺻَﻠﱠﻰ اﻟﱠﻨﺒِ ﱠ: ٌا ْﻟﺒَ َﺮﻛَﺔُ ِﻓ ْﯿﻬِﻦﱠ ﺛَﻼَث: ﻲ ُ إِﻟَﻰ اَ ْﻟ َﺒﯿْﻊ،ٍﺟﻞ َ َأ،ُﺸ ِﻌﯿْﺮِ ا ْﻟﺒُﺮﱢ َوﺧَﻠْﻂُ وَا ْﻟﻤُﻘَﺎرَﺿَﺔ ﻻَ ﻟِ ْﻠ َﺒﯿْﺖِ ﺑِﺎﻟ ﱠ ِ)ﺻﻬﯿﺐ ﻋﻦ ﻣﺎﺟﻪ اﺑﻦ رواه( ﻟِ ْﻠ َﺒﯿْﻊ
“Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.’” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib). 7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi:
ُ ْأَﺣَﻞﱠ أَوْ ﺣَﻼَﻻً ﺣَﺮﱠمَ ﺻُﻠْﺤًﺎ ِإﻻﱠ ا ْﻟﻤُﺴْﻠِﻤِﯿﻦَ ﺑَﯿْﻦَ ﺟَﺎﺋِﺰٌ اَﻟﺼﱡﻠ ﺢ أَوْ ﺣَﻼَﻻً ﺣَ ﱠﺮمَ ﺷَﺮْﻃًﺎ إِﻻﱠ ﺷُﺮُوﻃِﻬِﻢْ ﻋَﻠَﻰ وَا ْﻟﻤُﺴْ ِﻠﻤُﻮنَ ﺣَﺮَاﻣًﺎ )ﻋﻮف ﺑﻦ ﻋﻤﺮو ﻋﻦ اﻟﺘﺮﻣﺬي رواه( ﺣَﺮَاﻣًﺎ أَﺣَﻞﱠ. “Perdamaian dapat dilakukan diantara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan
syarat-syarat
mereka
kecuali
syarat
yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram” (HR. Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf). 8. Ijma. Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada seorang pun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma (Wahbah Zuhaily, al-Fiqh alIslami wa Adillatuhu, 1989, 4/838).
88
9. Qiyas. Transaksi
mudharabah
diqiyaskan
kepada
transaksi
musaqah. 10. Kaidah fiqh:
ُﺻﻞ ْ َﻹﺑَﺎﺣَﺔُ ا ْﻟ ُﻤﻌَﺎﻣَﻼَتِ ﻓِﻰ َاﻷ ِ َﺗﺤْ ِﺮﯾْ ِﻤﻬَﺎ ﻋَﻠَﻰ دَِﻟﯿْﻞٌ ﯾَﺪُلﱠ َأنْ ِإﻻﱠ ْا. “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” 11. Para ulama menyatakan, dalam kenyataan banyak orang yang mempunyai harta namun tidak mempunyai kepandaian dalam usaha memproduktifkannya; sementara itu, tidak sedikit pula orang yang tidak memiliki harta namun ia mempunyai kemampuan dalam memproduktifkannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama di antara kedua pihak tersebut. Memperhatikan
: Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari Sabtu, tanggal 26 Dzulhijjah 1420 H./1 April 2000.
89
MEMUTUSKAN Menetapkan
: FATWA TENTANG TABUNGAN
Pertama
: Tabungan ada dua jenis:
1. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syari’ah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip Mudharabah dan Wadi’ah. : Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Mudharabah:
Kedua
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. Ketiga
: Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Wadi’ah
1.
Bersifat simpanan.
2.
Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasar-kan kesepakatan.
90
3.
Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat sukarela dari pihak bank.
Ditetapkan di : Jakarta Tanggal
: 26Dzulhijjah1420 H. 01 April 2000 M
DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua,
Prof. KH. Ali Yafie
Sekretaris,
Drs.H.A.Nazri Adlani
91
Lampiran 2. Kuesioner
LEMBARAN KUISIONER RESPON NASABAH PENGGUNAAN PRODUK SYARIAH PADA BANK BNI SYARIAH JAKARTA
PENGANTAR 1.
Terimakasih sebelumnya penulis mengucapkan atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi kuesioner ini.
2.
Daftar pertanyaan ini diajukan untuk diisi sesuai dengan keadaan dan pendapat Anda. Kerahasiaan identitas Anda akan dijamin.
3.
Tandai Jawaban responden dengan memberikan tanda silang pada pilihan jawaban yang tersedia.
4.
Terima kasih atas kerjasamanya.
I. Informasi Umum 1. Agama: a. Islam
b. Kristen (Katolik/Protestan)
c. Budha
d. Hindu
92
ST Item Pertanyaan 1. Banyak lembaga yang beroperasi dengan menggunakan sistem syariah, apakah Anda tahu sistem syariah? 2. Apakah Anda mengetahui yang dimaksud dengan produk-produk Mudharabah pada Bank BNI Syariah? 3. Apakah Anda tahu produk yang ditawarkan oleh Bank BNI Syariah? 4. Apakah Anda mengetahui keberadaan Bank BNI Syariah di Jakarta?
T
KT
TT
5. Jika Anda Mengetahuinya, dari mana mengetahui informasi tersebut? a. media masa
b. leaflet/ brosur
c. pegawai BNI Syariah
d. orang lain
6. Sudah berapa lama Anda menjadi nasabah Bank BNI Syariah Jakarta? a. dibawah 1 tahun
b. 1-2 tahun
c. 2-3 tahun
d. diatas 3 tah
7. Apakah produk yang Anda miliki berupa tabungan Syariah Plus dan deposito mudharabah, atau salah satu diantaranya? a. ya, keduanya
c. tabungan mudharabah saja
b. deposito mudharabah saja
d. tidak keduanya
8. Jika Anda memiliki tabungan Syariah Plus, berapa kisaran tabungan yang Anda miliki di Bank BNI Syariah Jakarta? a. < Rp 1.000.000,00 b. Rp 1.000.000,00 – Rp 5.000.000,00 c. Rp 5.000.000,00 – Rp 10.000.000,00 d. > Rp 10.000.000,00 9. Apa alasan Anda memilih produk mudharabah pada Bank BNI Syariah? a. perhitungan mudah
b. sekedar ikut-ikutan nasabah lain
c. sesuai dengan kebutuhan
d. memakai sistem bagi hasil
93
II. Variabel Ekonomi 1. Pekerjaan
: a. Mahasiswa/Pelajar c. BUMN
b. PNS/TNI d. Pegawai Swasta
e. Wiraswasta 2. Penghasilan Perbulan
:
a. < Rp 500.000,00 b. Rp 500.000,00 - Rp1.500.000,00 c. Rp 1.500.000,00 - Rp 3.000.000,00 d. Rp 3.000.000,00 - Rp 5.000.000,00 e. > Rp 5.000.000,00
III. Variabel Demografi 1. Jenis Kelamin
:
a. Laki-laki 2. Umur
b. Perempuan : ............... tahun
(* Tulislah umur Anda pada tahun ini) 3. Pendidikan Terakhir
:
a. SD/MI
b. SLTP/MTs
c. SLTA/MA
d. Sarjana (S1)
e. Pascasarjana (S2/S3)
94
IV. Variabel Motivasi Item Pertanyaan 1. Keadaan agama atau fatwa bahwa bunga bank adalah haram, yang mengharuskan saya untuk menabung di bank syariah termasuk Bank BNI Syariah di Jakarta. 2. Sistem bagi hasil yang di pakai oleh Bank BNI Syariah adalah sistem yang universal dan dapat diterima karena bersifat menguntungkan baik bagi bank maupun nasbah, karena menggunakan sistem syariah yang tertulis dan dianjurkan di Al- Qur'an/ kitab-kitab dan ajaran agama. 3. Lokasi Bank BNI Syariah di wilayah Jakarta sudah strategis, karena dekat dengan perkantoran, pemukiman penduduk, dan Jalan raya, mendorong saya untuk menabung di Bank BNI Syariah Jakarta.
SS
S
R
TS
R
TS
V. Faktor Pelayanan Item pertanyaan 1. Penerimaan/ penyambutan pegawai Bank BNI Syariah yang ramah. 2. Resiko di tanggung bersama oleh bank dan nasabah menjadi pertimbangan saya untuk memakai produkproduk pada Bank BNI Syariah. 3. Mudahnya persyaratan untuk menjadi nasabah di Bank BNI Syariah dan Biaya administrasi di Bank BNI Syariah lebih murah dibandingkan Bank BNI konvensional/ bank-bank konvensional lainnya, sehingga menjad pertimbangan saya untuk memakai produk pada Bank BNI Syariah.
SS
S
Keterangan Pembobotan Nilai: 1) ST : Sangat Tahu
(4)
T
: Tahu
(3)
KT : Kurang Tahu
(2)
TT
: Tidak tahu
(1)
SS : Sangat Setuju
(4)
TS
: Tidak Setuju
(3)
R : Ragu-ragu
(2)
TS
: Tidak Setuju
(1)
A :
(1)
B
:
(2)
C :
(3)
D
:
(4)
95
Lampiran 3. Perkembangan dan pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Di Indonesia No Bulan / Tahun Jumlah (Juta Rupiah) 1 Des 98 479,000 2 Des 00 1,790,168 3 Juni 01 2,263,610 4 Des 01 2,718,770 5 Juni 02 3,312,207 6 Des 02 4,045,235 7 Juni 03 5,373,910 8 Des 03 7,858,918 9 Juni 04 15,325,997 10 Des 04 11,023,317 11 Juni 05 17,743,050 12 Des 05 20,879,849 13 Juni 06 22,700,820 14 Des 06 26,722,030 15 Juni 07 29,208,812 16 Des 07 36,537,637 Sumber: Bank Indonesia (2008)
Pangsa (%) 0.93 -0.2 -0.66 -2.17 8.66 4.21 5.61 7.09 9.19 2.32 12 3.65 4.84 0.72 9.76
96
Lampiran 4. Komposisi Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Pada Tabungan Mudharabah No Bulan/Tahun Nilai (Juta Rupiah) 1 Des 98 392,000 2 Des 00 1,028,923 3 Juni 01 1,435,948 4 Des 01 1,806,366 5 Juni 02 2,245,957 6 Des 02 2,917,726 7 Juni 03 1,303,667 8 Des 03 1,610,616 9 Juni 04 2,531,194 10 Des 04 3,263,759 11 Juni 05 3,753,840 12 Des 05 4,370,568 13 Juni 06 4,971,785 14 Des 06 6,430,355 15 Juni 07 7,187,821 16 Des 07 9,454,060 Sumber: Bank Indonesia dan Bank BNI Syariah (2008)
97
Lampiran 5. Data Mentah Variabel Yang Mempengaruhi Tabungan Syariah Plus obs TAB EKO PEL MOT 1 1.000000 7.000000 10.00000 8.000000 2 2.000000 7.000000 9.000000 7.000000 3 3.000000 10.00000 8.000000 10.00000 4 1.000000 3.000000 10.00000 9.000000 5 1.000000 7.000000 9.000000 7.000000 6 2.000000 6.000000 8.000000 11.00000 7 1.000000 3.000000 8.000000 6.000000 8 3.000000 9.000000 11.00000 8.000000 9 2.000000 8.000000 10.00000 9.000000 10 1.000000 3.000000 10.00000 10.00000 11 1.000000 3.000000 8.000000 9.000000 12 2.000000 3.000000 8.000000 8.000000 13 1.000000 3.000000 8.000000 9.000000 14 1.000000 3.000000 9.000000 9.000000 15 1.000000 3.000000 8.000000 10.00000 16 1.000000 3.000000 8.000000 7.000000 17 1.000000 3.000000 8.000000 9.000000 18 3.000000 8.000000 9.000000 10.00000 19 3.000000 8.000000 8.000000 9.000000 20 3.000000 8.000000 9.000000 11.00000 21 4.000000 8.000000 10.00000 12.00000 22 2.000000 5.000000 12.00000 12.00000 23 2.000000 3.000000 8.000000 9.000000 24 1.000000 6.000000 8.000000 10.00000 25 1.000000 3.000000 8.000000 10.00000 26 1.000000 3.000000 8.000000 8.000000 27 2.000000 3.000000 8.000000 9.000000 28 2.000000 6.000000 8.000000 9.000000 29 1.000000 6.000000 8.000000 8.000000 30 1.000000 6.000000 8.000000 8.000000 31 1.000000 3.000000 8.000000 8.000000 32 2.000000 7.000000 9.000000 11.00000 33 3.000000 7.000000 9.000000 8.000000 34 3.000000 7.000000 9.000000 11.00000 35 4.000000 7.000000 9.000000 11.00000 36 3.000000 7.000000 11.00000 11.00000 37 4.000000 8.000000 10.00000 11.00000 38 4.000000 8.000000 9.000000 11.00000 39 2.000000 7.000000 9.000000 11.00000 40 1.000000 3.000000 8.000000 10.00000 41 1.000000 6.000000 9.000000 9.000000 42 2.000000 3.000000 8.000000 9.000000
98
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
3.000000 3.000000 3.000000 3.000000 4.000000 3.000000 3.000000 2.000000 3.000000 3.000000 3.000000 3.000000 3.000000 3.000000 4.000000 3.000000 2.000000 2.000000 2.000000 2.000000 1.000000 2.000000 2.000000 1.000000 3.000000 2.000000 2.000000 2.000000 2.000000 2.000000 2.000000 2.000000 2.000000 3.000000 3.000000 3.000000 1.000000 2.000000 1.000000 1.000000 2.000000 2.000000 1.000000 2.000000 2.000000 1.000000
7.000000 7.000000 7.000000 7.000000 8.000000 7.000000 6.000000 7.000000 7.000000 7.000000 7.000000 7.000000 7.000000 6.000000 8.000000 7.000000 8.000000 7.000000 7.000000 6.000000 7.000000 6.000000 6.000000 6.000000 9.000000 7.000000 6.000000 6.000000 6.000000 8.000000 8.000000 7.000000 4.000000 7.000000 8.000000 6.000000 6.000000 8.000000 4.000000 9.000000 6.000000 10.00000 6.000000 6.000000 6.000000 6.000000
11.00000 9.000000 9.000000 11.00000 8.000000 9.000000 9.000000 9.000000 9.000000 9.000000 9.000000 9.000000 9.000000 9.000000 9.000000 8.000000 9.000000 9.000000 10.00000 9.000000 9.000000 9.000000 8.000000 8.000000 9.000000 9.000000 10.00000 9.000000 9.000000 9.000000 9.000000 8.000000 9.000000 11.00000 9.000000 11.00000 9.000000 10.00000 9.000000 9.000000 9.000000 8.000000 9.000000 8.000000 8.000000 9.000000
10.00000 11.00000 12.00000 12.00000 12.00000 11.00000 9.000000 10.00000 10.00000 10.00000 10.00000 9.000000 9.000000 9.000000 7.000000 9.000000 8.000000 9.000000 12.00000 9.000000 10.00000 10.00000 8.000000 7.000000 8.000000 8.000000 8.000000 8.000000 8.000000 8.000000 8.000000 8.000000 8.000000 9.000000 9.000000 9.000000 7.000000 10.00000 9.000000 9.000000 10.00000 8.000000 10.00000 7.000000 12.00000 8.000000
99
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134
2.000000 2.000000 1.000000 4.000000 3.000000 3.000000 2.000000 2.000000 2.000000 2.000000 3.000000 3.000000 4.000000 3.000000 2.000000 2.000000 3.000000 3.000000 3.000000 4.000000 4.000000 2.000000 3.000000 3.000000 3.000000 3.000000 4.000000 2.000000 3.000000 1.000000 2.000000 1.000000 3.000000 2.000000 1.000000 3.000000 3.000000 2.000000 3.000000 3.000000 3.000000 3.000000 1.000000 2.000000 1.000000 1.000000
8.000000 7.000000 3.000000 8.000000 7.000000 7.000000 8.000000 8.000000 7.000000 4.000000 7.000000 8.000000 8.000000 7.000000 8.000000 3.000000 7.000000 7.000000 8.000000 8.000000 7.000000 8.000000 8.000000 8.000000 8.000000 5.000000 7.000000 7.000000 10.00000 3.000000 6.000000 3.000000 9.000000 8.000000 3.000000 7.000000 6.000000 7.000000 7.000000 7.000000 7.000000 7.000000 3.000000 3.000000 3.000000 3.000000
9.000000 9.000000 9.000000 12.00000 9.000000 9.000000 9.000000 9.000000 8.000000 9.000000 11.00000 9.000000 9.000000 8.000000 9.000000 8.000000 11.00000 11.00000 10.00000 9.000000 9.000000 9.000000 8.000000 9.000000 10.00000 12.00000 10.00000 9.000000 8.000000 10.00000 8.000000 8.000000 11.00000 10.00000 10.00000 9.000000 9.000000 9.000000 9.000000 9.000000 9.000000 9.000000 8.000000 8.000000 8.000000 9.000000
8.000000 8.000000 8.000000 7.000000 11.00000 11.00000 8.000000 8.000000 8.000000 8.000000 9.000000 9.000000 7.000000 9.000000 8.000000 9.000000 10.00000 11.00000 11.00000 11.00000 11.00000 10.00000 9.000000 11.00000 12.00000 12.00000 8.000000 7.000000 10.00000 9.000000 11.00000 6.000000 8.000000 9.000000 10.00000 11.00000 9.000000 10.00000 10.00000 10.00000 10.00000 9.000000 9.000000 8.000000 9.000000 9.000000
100
135 136 137 138 139 140 141 142 143 144
1.000000 1.000000 3.000000 2.000000 4.000000 3.000000 3.000000 2.000000 1.000000 3.000000
3.000000 3.000000 9.000000 8.000000 8.000000 7.000000 7.000000 6.000000 6.000000 9.000000
Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
Keterangan: TAB : Tabungan Syariah Plus EKO : Variabel Ekonomi MOT : Variabel Motivasi PEL
: Variabel Pelayanan
8.000000 8.000000 11.00000 10.00000 12.00000 9.000000 9.000000 8.000000 8.000000 9.000000
10.00000 7.000000 8.000000 9.000000 7.000000 11.00000 11.00000 8.000000 7.000000 8.000000
101
Lampiran 6. Hasil Estimasi Tabungan Syariah Plus Dependent Variable: TAB Method: Least Squares Date: 05/01/08 Time: 17:43 Sample: 1 144 Included observations: 144 Variable Coefficient EKO 0.266684 PEL 0.158427 MOT 0.148439 C -2.225067 R-squared 0.489904 Adjusted R-squared 0.478973 S.E. of regression 0.670785 Sum squared resid 62.99332 Log likelihood -144.7987 Durbin-Watson stat 1.593216
Std. Error t-Statistic 0.031081 8.580184 0.060737 2.608393 0.040085 3.703084 0.582060 -3.822743 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
Prob. 0.0000 0.0101 0.0003 0.0002 2.256944 0.929294 2.066648 2.149143 44.81936 0.000000
102
Lampiran 7. White Heteroskedasticity Test White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.287781 Obs*R-squared 7.687888
Probability Probability
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 05/01/08 Time: 17:46 Sample: 1 144 Included observations: 144 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic C -2.292574 3.960833 -0.578811 EKO 0.077332 0.172067 0.449431 EKO^2 -0.002318 0.014563 -0.159197 PEL 0.826943 0.853155 0.969276 PEL^2 -0.041815 0.044122 -0.947719 MOT -0.310687 0.435916 -0.712723 MOT^2 0.013649 0.023337 0.584850 R-squared 0.053388 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.011931 S.D. dependent var S.E. of regression 0.614715 Akaike info criterion Sum squared resid 51.76886 Schwarz criterion Log likelihood -130.6694 F-statistic Durbin-Watson stat 1.980450 Prob(F-statistic) Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
0.266855 0.261873
Prob. 0.5637 0.6538 0.8737 0.3341 0.3449 0.4772 0.5596 0.437454 0.618415 1.912075 2.056441 1.287781 0.266855
103
Lampiran 8. Breusch-Godfrey Correlation LM Test Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.016789 Probability Obs*R-squared 8.063396 Probability Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 05/01/08 Time: 17:45 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic EKO -0.014281 0.031525 -0.453013 PEL -0.004294 0.060205 -0.071330 MOT -0.021507 0.040674 -0.528773 C 0.326744 0.586869 0.556757 RESID(-1) 0.175524 0.088315 1.987481 RESID(-2) 0.125442 0.087719 1.430047 RESID(-3) 0.029300 0.087274 0.335728 RESID(-4) 0.021334 0.088282 0.241659 R-squared 0.055996 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.007407 S.D. dependent var S.E. of regression 0.661249 Akaike info criterion Sum squared resid 59.46596 Schwarz criterion Log likelihood -140.6497 F-statistic Durbin-Watson stat 1.941549 Prob(F-statistic) Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
0.095536 0.089283
Prob. 0.6513 0.9432 0.5978 0.5786 0.0489 0.1550 0.7376 0.8094 7.02E-16 0.663711 2.064579 2.229569 1.152451 0.334401
104
Lampiran 9. 1. Hasil Uji Validitas Variabel Ekonomi Spearman's Ekonomi rho
Pekerjaan
Penghasilan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Ekonomi
Pekerjaan
Penghasilan
1.000
.597(**)
.824(**)
.
.000
.000
144
144
144
.597(**)
1.000
.100
.000
.
.234
144
144
144
.824(**)
.100
1.000
.000
.234
.
144
144
144
Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
Ket
: ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
105
2. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi motivasi Spearman's rho
motivasi
m1
m2
m3
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
m1 .628 (**)
m2 .684 (**)
m3 .829 (**)
.
.000
.000
.000
144 .628 (**)
144
144 .601 (**)
144 .181 (*)
1.000
1.000
.000
.
.000
.030
144 .684 (**)
144 .601 (**)
144
144 .289 (**)
.000
.000
.
.000
144 .829 (**)
144 .181 (*)
144 .289 (**)
144
.000
.030
.000
.
144
144
144
144
Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
Ket
: ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)
1.000
1.000
106
3. Hasil Uji Validitas Variabel Pelayanan pelayanan Spearman's pelayanan Correlation rho Coefficient Sig. (2-tailed) N p1 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N p2 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N p3 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
1.000 . 144 .614 (**) .000 144 .627 (**) .000 144 .784 (**) .000 144
p1 .614 (**) .000 144 1.000 . 144 .534 (**) .000 144 .141 .092 144
Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
Ket
: ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
p2 .627 (**) .000 144 .534 (**) .000 144 1.000 . 144 .196 (*) .019 144
p3 .784 (**) .000 144 .141 .092 144 .196 (*) .019 144 1.000 . 144
107
Lampiran 10 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
Pekerjaan Penghasilan m1 m2 m3 p1 p2 p3
Scale Scale Squared Mean if Variance Corrected Item-Total Multiple Item if Item Deleted Deleted Correlation Correlation 21.4097 6.272 .178 .117 21.4028 5.837 .374 .193 21.1458 8.000 .328 .394 21.3889 8.211 .281 .445 21.9236 7.232 .179 .097 21.3611 8.498 .217 .348 21.3889 8.267 .349 .362 21.8681 7.696 .345 .150
Sumber: Hasil Penelitian 2008 (Data Diolah)
Cronbach's Alpha if Item Deleted .544 .409 .463 .477 .507 .493 .472 .451