61 Lampiran 1 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU No
Nama Peneliti & Tahun
Sasaran Penelitian
Variabel Penelitian Yang Terkait
1
Pearson (2014)
Keberadaan dan tantangan audit sektor publik
1)
2
Sarens dkk. (2012)
Kebijakan fungsi internal audit
3
Sari dan Raharja (2012)
Perwujudan Good Corporate Governance (GCG)
Peran Auditor Internal
4
Sterck dan Bouckaert (2006)
Sistem dan peran audit internal di sektor publik
1)
Hasil/Simpulan
1) Kebijakan audit sektor publik terkait dengan legitimasi dan pendekatan 2) audit yang baik sangat penting seiring dengan tuntutan manajemen 3) pemerintahan modern. 2) Perubahan profesional auditor di sektor publik dan organisasi terus dilakukan untuk merespon perkembangan, sehingga dapat mempertahankan keberadaan dan otoritasnya. Internal auditing; Fungsi internal audit memiliki peran Corporate Governance; aktif dalam tata kelola perusahaan, Audit Committee; dengan penggunaan audit berbasis risiko, program peningkatan kualitas assurance, memberi masukan kepada komite audit terkait dengan rencana audit.
2) 3) 4) 5)
Kebijakan audit sektor publik Peran audit sektor publik Profesi auditor
Peningkatan peran auditor internal akan berpengaruh positif pada tata kelola Good Corporate Governance (GCG) suatu entitas seperti Badan Layanan Umum (BLU) di Indonesia.
Mandat dan jenis 1) Sistem audit internal sektor publik layanan audit berhasil diterapkan apabila adanya intern legitimasi, dukungan manajemen Struktur organisasi senior, komite audit, manajemen Sumber daya SDM yang berkualitas, dan kebijakan manusia (SDM) audit. Peran komite audit 2) Reformasi sektor publik segera Tantangan audit dibutuhkan untuk peningkatan peran sektor publik audit internal, agar audit berorientasi pada hasil dan adanya kontrol rutin.
5
Dewi dan Apandi (2012)
Pendeteksian Fraud di Lingkungan Perguruan Tinggi (studi Kualitatif)
Gejala fraud dan peran Internal Auditor
Auditor internal berperan dalam mendeteksi tindakan fraud akan tetapi peran manajemen puncak dalam melakukan reviu atas pengendalian intern memberikan peran yang lebih penting dalam upaya pendeteksian tindakan fraud sesuai dengan konsep ‘tone at the top’.
6
Praditaningrum dan Januarti (2012)
Faktor yang memengaruhi audit judgment
1) Pengalaman audit 2) Keahlian audit 3) Tekanan ketaatan
1) Auditor berpengalaman dan ahli dapat mengambil audit judgment yang relatif lebih baik dan berkualitas. 2) Tekanan ketaatan berpengaruh negatif terhadap audit judgment.
7
Januarti (2011)
Persepsi etis dan Pertimbangan Etis Auditor BPK-RI
1) Pengalaman auditor 2) Komitmen professional 3) Nilai Etika Organisasi
1) Pengalaman, komitmen profesional dan nilai etika organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi dan pertimbangan etis auditor BPK. 2) Pengalaman berpengaruh negatif terhadap persepsi dan pertimbangan etis auditor BPK.
62 Lampiran 1 No
Nama Peneliti & Tahun
8
Abdolmohammadi dan Wright (1987)
9
Sasaran Penelitian
Variabel Penelitian Yang Terkait
Hasil/Simpulan
Audit Judgments
Pengalaman auditor dan Kompleksitas tugas
Choo dan Trotman (1991)
Judgment auditor
Pengalaman dan pengetahuan auditor
10
Kennedy (1993)
Debiasing Audit Judgment with Accountability
1) 2) 3)
11
Tversky dan Kahneman (1974)
Judgment under Uncertainty
Heuristic and Biases
Terdapat perbedaan dalam pengambilan keputusan karena beda pengalaman dengan perlakukan tugas yang berbeda, yaitu: terstruktur, semi-terstruktur dan tidak terstruktur. Auditor berpengalaman dengan tugas yang sangat kompleks akan mampu membuat judgment yang cermat. Terdapat perbedaan antara auditor berpengalaman dan tidak berpengalaman pada judgment. Auditor berpengalaman berpengaruh signifikan pada judgment Terjadi korelasi antara tingkat pengetahuan dan pengalaman pada judgment. Riset eksperimen ini menjelaskan bahwa order, complexity, interaksi keduanya (order dan complexity), dan interaksi accountability, order, dan complexity memengaruhi audit judgment. Ternyata akuntabilitas mampu mereduksi terjadinya bias audit judgment Heuristic dan bias terjadi ketika pertimbangan pengambilan keputusan dalam kondisi/situasi yang tidak pasti.
12
Suartana (2006)
Mekanisme Pengurangbiasan Efek Kekinian terkait dengan penilaian akhir SPI dan kelangsungan hidup perusahaan
Variabel pasif: Pengalaman audit
Accountability Order Complexity
Variabel aktif: Urutan bukti, telaah sendiri, dan unit keputusan.
13
Singgih dan Bawono (2010)
Kualitas Audit
Variabel bebas 1) Independensi 2) Pengalaman 3) Due Profesional Care 4) Akuntabilitas
14
Nasution dan Fitriany (2012)
Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan
1) 2) 3)
Beban kerja Pengalaman audit Skeptisme profesional
1) Auditor berpengalaman dapat mengurangi bias karena efek kekinian, dimana tidak terjadi perbedaan subyek yang menerima urutan bukti negatif-positif dan positif-negatif pada penilaian akhir SPI. Namun hasil yang berbeda pada penilaian kelangsungan perusahaan, dipengaruhi oleh efek kekinian karena perbedaan penerimaan urutan bukti. 2) Mekanisme pengurangbiasan melalui telaah sendiri efektif digunakan untuk mengeliminasi efek kekinian dalam pertimbangan auditor mengenai SPI dengan berbagai level pengalaman. Interaksi urutan bukti, pengalaman dan telaah sendiri terjadi pada penilaian SPI perusahaan. 1) Independensi, pengalaman, due profesional care dan akuntabilitas secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit 2) Independensi, due profesional care dan akuntabilitas secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, kecuali faktor pengalaman. 1) Beban kerja berpengaruh negatif terhadap skeptissme professional dan kemampuan mendeteksi kecurangan. 2) Pengalaman audit berpengaruh positif terhadap skeptisme profesional dan kemampuan mendeteksi kecurangan.
63 Lampiran 1 No
Nama Peneliti & Tahun
Sasaran Penelitian
Variabel Penelitian Yang Terkait
Hasil/Simpulan
15
Setyaningrum (2012)
Faktor yang memengaruhi kualitas audit BPK-RI
1) Latarbelakang pendidikan 2) Kecakapan professional 3) Pendidikan Berkelanjutan
Jenjang pendidikan, kecakapan professional (lama bekerja), dan pendidikan berkelanjutan (jumlah pelatihan), tidak memengaruhi kualitas audit.
16
Sabrina dan Januarti (2012)
Ketepatan Pemberian Opini Audit Melalui Skpetisisme Profesional Auditor
1) 2) 3) 4)
Pengalaman, Keahlian Situasi audit Etika
Faktor pengalaman, keahlian, situasi audit dan etika tidak berpengaruh langsung terhadap ketepatan pemberian opini, meskipun dimediasi oleh skeptisisme profesional auditor .
17
Gusti dan Ali (2008)
Ketepatan Pemberian Opini Auditor
1) 2) 3)
Faktor Etika Pengalaman Keahlian Audit
Etika, pengalaman, dan keahlian audit mempunyai hubungan tidak signifikan dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik.
18
Puslitbangwas BPKP (2003)
Kajian Core Competence Pejabat Fungsional Auditor di Lingkungan Pemerintah
Variabel bebas: 1) Pengetahuan 2) Keterampilan 3) Perilaku
1) Semua variabel terkait dengan kompetensi sangat memengaruhi core competensi dan berdampak pada kualitas hasil audit. 2) Laporan hasil pengawasan internal pemerintah semestinya dapat menyajikan informasi hal-hal positif untuk peningkatan kinerja, berbagai kendala dan solusi pelayanan publik.
19
Setyaningrum dkk., (2014)
Keterkaitan kualitas temuan audit dengan kualitas auditor dan pengawasan legislatif
Kualitas auditor dan Pengawasan legislatif
1) Terdapat empat komponen yang membentuk kualitas auditor yaitu: pengalaman, pelatihan, motivasi dan pendidikan. 2) Auditor berkualitas tinggi mampu menghasilkan rekomendasi yang tepat sehingga mudah ditindaklanjuti
20
Zeyn (2014)
Faktor yang memengaruhi Kualitas Audit Internal Pemda
Independensi dan kompetensi Auditor Internal
21
Nurim (2012)
Kinerja auditor berpengalaman dan tidak berpengalaman dengan pemberian pembelajaran yang tepat (feedback) sebagai manipulasi.
Variabel bebas: Pengalaman auditor, outcome feedback dan explanatory feedback
1) Kompetensi auditor intern memengaruhi kualitas audit. Auditor internal belum semuanya memiliki pendidikan yang sesuai dengan tupoksinya. 2) Independensi dan kompetensi auditor internal memengaruhi kualitas audit internal. Keterbatasan jumlah auditor inspektorat, terbatasnya waktu pemeriksaan, banyaknya SKPD, kendala membahas konsep temuan audit dengan kepala daerah dan kepala SKPD berdampak pada kualitas audit. 1) Subjek yang menerima feedback memiliki kinerja lebih tinggi dalam penugasan pengendalian intern dibandingkan dengan yang tidak menerima feedback. 2) Kinerja auditor berpengalaman dalam penugasan pengendalian intern signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kinerja auditor tidak berpengalaman yang menerima feedback setelah melaksanakan praktik penugasan.
64 Lampiran 1 No 22
Nama Peneliti & Tahun Johnstone dan Bedard (2003)
Sasaran Penelitian Keputusan penerimaan klien dengan berbasis risiko
Variabel Penelitian Yang Terkait 1) Risiko audit; 2) Risiko bisinis auditor 3) Risiko bisnis klien (going concern) Personal khusus (ahli) sebagai pemoderasi
23
Hasil/Simpulan Penugasan tenaga ahli/khusus mengubah keseimbangan risk-return ke tingkat yang cukup untuk menjamin penerimaan beberapa klien yang seharusnya diterima (risiko audit). Namun bertentangan jika dikaitkan dengan risiko bisnis klien.
Ruiselova, dan Prokopcakova (2011)
Penerapan pemikiran kontrakfaktual dalam pemecahan masalah.
1)
Karakteristik Keperibadian Pemikiran kontrakfaktual
Terdapat tiga jenis yang mewakili link frekuensi pemikiran kontrafaktual: harga diri, self-efficacy, dimensi reflektif kebijaksanaan dan optimisme. Pemikiran kontrafaktual dikaitkan dengan kepribadian seseorang sangat membantu pemecahan masalah di masa depan.
24
Segura dan McCloy (2003)
Pemikiran kontrakfaktual dalam situasi kehidupan seharihari
Temporal order effect dan Mutability effect (seperti norma-norma interpersonal)
Sejumlah informasi menjadi bahan pertimbangan ketika seseorang berpikir tentang situasi sekarang dan sebagai pembatas dari memori yang bekerja. Ada interaksi antara efek urutan temporal dan faktor-faktor lain, seperti norma-norma interpersonal. Normanorma ini membentuk dasar dari situasi sosial sehari-hari dan dapat membatasi pemikiran counterfactual.
25
Hoeck dkk. (2014)
Keterkaitan pemikiran kontrakfaktual dan keyakinan palsu dalam proses kognitif
1) 2)
Penalaran kontrafaktual sangat terkait dengan proses kognitif yang lebih kompleks daripada penalaran keyakinan palsu, karena membutuhkan aktivasi yang kuat pada jaringan otak. Keyakinan palsu dan penalaran kontrakfaktual memerlukan tambahan representasi internal.
26
Kahneman ( 1991)
Judgment and decision making
The bounds of human rationality, normative theory, rational action.
Pemikiran rasional sering diterapkan dalam ilmu ekonomi dan politik. Asumsi pemikiran rasional sering digunakan untuk memprediksi hasil dari kompetisi. Akan tetapi, bounded rationality terjadi karena adanya rekayasa manusia dalam sistem informasi. Efek heuristic dan bias memengaruhi pertimbangan keputusan yang tidak rasional.
27
Maroun dan Atkins (2014)
Penerapan whistle-blowing bagi auditor eksternal di Afrika Selatan .
Regulasi pemerintah; Auditor eksternal.
Adanya peraturan yang mewajibkan auditor eksternal untuk melayani kepentingan publik dengan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Ternyata regulasi ini mampu memberikan dampak positif pada audit eksternal dalam melakukan tupoksinya. Adanya konsekuensi bagi auditor berupa denda, sanksi pidana, penurunan profesi merupakan internalisasi dari whistle-blowing.
2)
Keyakinan palsu Penalaran kontrafakta
65 Lampiran 1 No
Nama Peneliti & Tahun
Sasaran Penelitian
Variabel Penelitian Yang Terkait
Hasil/Simpulan
28
Deis and Giroux (1992)
Determinants of Audit Quality in the Public Sector
Reputation and power conflict. (Reputasi dan konflik kepentingan)
Reputasi dan kekuatan konflik kepentingan (auditan and auditor firms) memengaruhi kualitas audit. Jika auditor mengetahuai adanya proses reviu (supervisi) oleh pihak ketiga dan adanya pengenaan sanksi atas kualitas audit di bawah standar, maka auditor akan menjaga kualitas auditnya.
29
Herrbach (2001)
Audit quality and auditor behavior
Perilaku auditor dan kontrak psikologis
Elemen kontrak yang berhubungan dengan aspek profesi audit sangat memengaruhi kualitas audit termasuk juga pengaruh komitmen. Tetapi hal tersebut tidak mengurangi perilaku auditor dalam melakukan pekerjaan teknis audit yang berkualitas. Hal lain juga dijelaskan bahwa proses reviu sangat memengaruhi kualitas audit.
30
Tubbs (1992)
The Effect of Experience on the Auditor's Organization and Amount of Knowledge
Struktur pengetahuan, skill, pengalaman audit, kinerja audit, kesalahan dalam akuntansi
Kompetensi auditor (pengetahuan, skill dan pengalaman) menentukan kinerja auditor. Pengetahuan/pendidikan yang sesuai dengan pekerjaan (audit) dapat meningkatkan kinerja penugasan. Auditor berpengalaman akan mampu mencari kesalahan (error)/ tipe-tipe kesalahan dalam akuntansi/audit dengan mendalami sasaran/tujuan dari pengendalian intern auditan. Indentifikasi perbedaan tingkat pengetahuan dan pengalaman auditor bermanfaat untuk pemberian penugasan dan perencanaan pelatihan auditor.
31
Amirullah dkk. (2010)
Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Pemerintah
Kompetensi Auditor
Kompetensi auditor berpengaruh positif pada pelaksanaan reviu laporan keuangan pemerintah.