Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
POTENSI SUSU KAMBING SEBAGAI OBAT DAN SUMBER PROTEIN HEWANI UNTUK MENINGKATKAN GIZI PETANI ATMIYATI Balai Penelitian Terak, P.O . Box 221, Bogor 16002
RINGKASAN Pengembangan budidaya ternak kambing sangat cocok untuk masyarakat pedesaan karena dapat meningkatkan pendapatan, susunya merupakan sumber gizi keluarga juga sebagai obat . Upaya peningkatan pendapatan masyarakat pedesaan untuk memenuhi kebutuhan yaitu memberikan motivasi untuk beternak kambing karena tidak membutuhkan keahlian khusus clan keterjangkauan modal bagi masyarakat pedesaan . Jenis kambing PE merupakan ternak dwiguna sebagai produksi daging clan produksi susu, ternak yang potensial untuk perbaikan gizi masyarakat clan peningkatan pendapatan bagi masyarakat pedesaan . Susu kambing merupakan sumber protein untuk meningkatkan gizi keluarga, juga mempunyai potensi sebagai obat dari beberapa penyakit seperti asma, TBC, obat kuat clan pemulihan kesehatan serta meningkatkan kepandaian . Susu kambing disamping sebagai obat juga mempunyai nilai gizi yang tinggi karena komposisi lemak, protein, karbohidrat, vitamin clan mineral lainnya hampir sama dengan susu sapi clan air susu ibu .
PENDAHULUAN Peternakan kambing tersebar di pedesaan maupun di perkotaan di wilayah Indonesia, karena pemeliharaannya ticlak membutuhkan lahan yang luas, keahlian clan manajemen yang khusus . Populasi ternak kambing mencapai 13 .840 .070 ekor, (DITJEN PETERNAKAN, 1997) sebagian besar pemeliharaannya ada pada petani peternak dengan pemeliharaan masih sederhana . Petani memelihara ternak kambing sebagai tabungan yang sewaktuwaktu dapat dijual bila diperlukan, sebagai sumber daging yaitu untuk cadangan kurban atau hajatan clan sebagai sumber susu yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk tambahan gizi bagi keluarga pada saat ternak laktasi . Jenis kambing yang dipelihara adalah peranakan Etawah (PE) yang penyebarannya di beberapa daerah, dapat dilihat pada Tabel 1 .
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
Tabel 1 .
Lokasi penyebaran bangsa kambing unggul di Indonesia
Lokasi Bangsa kambing Cirebon Etawah Bogor Etawah Cianjur Etawah, Angora Bandung/Pangalengan Etawah, Angora Etawah Sumbar/Pangarasan Banyumas Etawah, Kasmir, Angora Pekalongan Etawah, Kasmir, Angora Kedu Etawah, Kasmir Etawah, Kasmir Surakarta Yogyakarta Etawah, Kasmir, Angora Sumbawa Etawah Sumber : MERKENS dan SYARIF (1932 Perkembangan temak kambing Etawah menyebar di sebagian besar wilayah Indonesia, sekarang yang lebih dikenal dengan jenis kambing Peranakan Etawah (PE). Jenis kambing PE dipelihara sebagai produksi susu dan sebagai produksi daging, karena mempunyai bentuk badan yang lebih besar dari pada kambing kacang . Kambing PE mempunyai produksi susu lebih banyak dibandingkan kambing kacang . Kambing PE juga sebagai "Sapi perahnya" petani mempunyai potensi bagi peningkatan gizi dan pendapatan masyarakat . Tujuan penulisan ini mempopulerkan susu kambing untuk konsumsi sehari-hari, dengan demikian peningkatan gizi (protein hewani) pada kelurga petani . Umumnya orang mengenal susu kambing sebagai obat, oleh karena itu masih merupakan konsumsi mahal, harga susu yang mahal dapat meningkatkan pendapatan petani .
HASIL DAN PENGAMATAN Pemeliharaan Pola pemeliharaan kambing di pedesaan biasanya dilepas, diikat di lapangan dengan sebagian rumput diaritkan dan dikandangkan dengan rumput diaritkan atau kombinasi antara dikandangkan dan digembalakan . Waktu penggembalaan pada umumnya pagi dan sore hari, selebihnya diberi rumput yang diaritkan, ada juga yang pemeliharaannya dikandangkan selamanya sehingga pemenuhan kebutuhan pakan dilakukan dengan diaritkan . Pemberian pakan tambahan berupa dedak yang dicampur garam sekali dilakukan atau air garam yang dikepretkan pada rumput. Produksi Kambing PE merupakan temak perah mempunyai produksi susu 0,45 2,2 liter/ekor/hari (SUTAMA at al, 1995) lebih sedikit dibandingkan kambing kacang hanya 0,1- 0,4 liter/ekor/hari (SITORUS, 1994). Panjang masa laktasi 92
14
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
- 256 hari, dengan puncak produksi terjadi pada minggu 3 - 6 masa laktasi (SUTAMA et al, 1995) . Pemanfaatan susu kambing oleh peternak sebagai sumber protein hewani untuk meningkatkan gizi keluarga dengan cara mengkonsumsi susu sehari-hari belum diminati masyarakat karena "baunya" yang prengus, umumnya masyarakat mengkonsumsi susu kambing hanya sebatas untuk obat. Oleh karena itu susu kambing masih merupakan konsumsi yang mahal dan konsumennyapun sangat terbatas. Tabel 2.
Nilai gizi dari susu kambing, susu sapi dan air susu ibu (ASI), per 100 gram.
Bahan Kimia Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalori Posfor, P(g) Kalsium, Ca (g) Magnesium, Mg (mg) Besi, Fe (mg) Natrium Na (mg) Kalium, K (mg) Vitamin A (IU) Thiamin (mg) Riboflavin (mg) Niacin (mg) Vitamin B-6 (mg) Sumber : USDA (1976).
Susu kambing 3,3 3,3 4,7 61 93 19 13 0,05 49 152 126 0,04 0,16 0,08 0,04
Susu sapi
ASI
3,6 4,2 4,5 69 111 134 14 0,05 50 204 185 0,05 0,14 0,28 0,05
1,0 4,4 6,9 70 14 32 3 0,03 17 51 241 0,014 0,04 0,18 0,01
Kandungan gizi Susu kambing sebagai sumber gizi mempunyai kualitas yang tidak jauh berbeda dengan susu Sapi dan Air Susu Ibu (ASI), perbandingan kandungan gizi dari susu Kambing dapat di lihat pada Tabel 2 . Kandungan gizi susu kambing tidak berbeda dengan susu sapi dan air susu ibu, namun ada sedikit perbedaan yang mengakibatkan susu kambing mempunyai karakteristik yang spesifik . Susu kambing warnanya lebih putih dari susu sapi karena susu kambing tidak mengandung karoten yang menyebabkan warna agak kekuningan (LE JAOUEN, 1981) . Lemak susu kambing mempunyai sifat yang mudah dicerna dari pada susu sapi, karena diameter glubula lemak susu kambing lebih banyak yang berdiameter kecil (DEVENDRA, 1980). Protein dari susu kambing memiliki keistimewaan lebih mudah dicerna dan lebih efisien penyerapannya terhadap asam-asam aminonya
15
j
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
karena ukuran kasein pada susu kambing lebih kecil dari pada susu sapi.(JENNESS, 1980) . Susu kambing sebagai obat Dari Tabel 2 menunjukkan hasil wawancara dengan beberapa responden yang memanfaatkan susu kambing untuk keluarga atau dimanfaatkan oleh keluarga lain sebagai obat menyatakan lebih baik atau sembuh dari beberapa penyakit . Dari 35 responden yang melakukan pengobatan, 85% menyatakan sembuh dari penyakit asma, 15% penyakit TBC ; Sedangkan dari 35 responden yang mengkonsumsi susu untuk perbaikan kesehatan, 65% menyatakan bermanfaat untuk pemulihan kesehatan, 26% menyatakan berguna sebagai obat kuat dan 9% menyatakan dapat meningkatkan kepandaian . Tabel 3. o asi
Responden
Persepsi pemanfaatan (%) susu kambing menurut konsumen dan peternak Pengobatan sma
,
Jumlah Responden
Jawa Barat
Perbaikan Kesehatan Kuat Kepandaian Penmlihan
Jumlah Responden
- Bogor - Purwakarta
6 2
1 0
7 2
5 2
2 0
1 I
-
8 3
- Indramavu
3
0
3
3
0
0
3
- Tegal
4
2
6
1
4
0
5
- Purworejo
7
0
7
3
0
0
3
1
1
2
1
0
0
1
-Ponorogo
7
2
9
5
1
0
6
- Lumajang
3
1
4
3
2
1
6
Jumlah
33
7
40
23
9
3
35
Persen
85
15
100
65
26
9
100
Jawa Tengah
Jawa Timur - Malang
Menurut responden yang memanfaatkan susu kambing secara terus menerus komposisi pemilikan 3-6 ekor betina dengan 1 ekor pejantan menjamin ketersediaan susu kambing . Seorang konsumen (pelanggan) susu kambing yang telah merasakan manfaat dari mengkonsumsi susu sebagai " obat sakit "kemudian menjadi pemelihara ternak kambing PE. Di Ponorogo, Tegal clan Purwakarta ada waning jamu yang khusus menyediakan susu kambing sebagai campuran atau minumam STMJ (susu telur madu clan i.ahe). Mereka yang datang biasanya umumnya mengkonsumsi susu kambing lebih dikenal sebagai obat dibandingkan sebagai sumber gizi. Di kota Tegal terdapat sebuah waning yang menyediakan susu kambing, yang dibuka malam hari, tradisi ini sudah berjalan lebih dari 20 tahun clan masih sering mengalami kekurangan dalam memenuhi permintaan susu kambing (SETIYANTO, 1999) .
16
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2001
KESIMPULAN DAN SARAN
Memelihara kambing PE sebagai kambing dwiguna (untuk produksi daging dan susu) masih mempunyai potensi untuk dikembangkan . Produksi susunya berpotensi untuk memperbaiki gizi masyarakat pedesaan, juga dapat menyembuhkan penyakit. Perlunya penyuluhan atau demo pemanfaatan susu dari instansi yang berwenang untuk mempopulerkan konsumsi susu kambing sehari-hari dalam peningkatan gizi bagi masyarakat pedesaan. DAFTAR BACAAN
DEPATEMENT OF AGRICULTURE . 1976. Composition of food: Dairy and egg product . Agriculture Handbook No. 8-1 . Agriculture Research Service, Washington, D.C., US Dept.of. Agriculture . Direktorat Jenderal Peternakan . 1997. Buku statistik Peternakan.Le Jaouen, J.C. 1981 In Goat Production Ed. C. Gall, Academic Press, London . DEVENDRA, C. 1980. milk production in goat compared to buffalo and cattle in humed tropics. Journal Dairy Sci . 63 : 1955 . JENNESS, R. 1980. Composition and Characteristict of Goat Milk Review 1968 - 1979. Journal Dairy Sci: 6305-1630 . ASHARI, K. SUTAMA, E. JUARINI, D. PRIYANTO DAN B. ARSANA. 2001 . Potensi Susu Kambing dan Masalah Pengembangannya. Fakultas Peternakan, Universitas Gajah Mada Press . SETIYANTO, H. 1999 . Pemanfaatan Susu Kambing sebagai Sumber Gizi Keluarga dalam Upaya Menghadapi Krisis Ekonomi . Prosiding Seminar Nasional Semarang; 468-475 .