ba
tu k
ot a. bp
s.
go
.i
d
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
i
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan Ringkasan Eksekutif KetenagakerjaanKota Batu 2015 ISSN. No. Publikasi :35792.15.01 KatalogBPS :4107.3579 UkuranBuku :15 cm X 21 cm JumlahHalaman: vii + 47 Halaman
.i
d
Pengarah:
s.
go
Sri Kadarwati, S.Si., MT (Kepala BPS Kota Batu)
ot a. bp
Penyunting:
Evy Trisusanti, S.Si., MT., M.Sc. (KepalaSeksiStatistikSosial)
tu k
Naskah:
Sri Iriantiningsih PW, SE (StatistisiPertama)
ba
GambarKulit:
Sri Iriantiningsih PW, SE (Statistisi Pertama) Diterbitkanoleh: BadanPusatStatistikKota Batu
Bolehdikutipdenganmenyebutsumbernya
ii
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
KATA PENGANTAR
ot a. bp
s.
go
.i
d
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan Kota Batu Tahun 2015 ini merupakan produk utama dari pelaksanaan Sakernas 2014 yang menggambarkan secara ringkas indikator ketenagakerjaan di Kota Batu. Informasi yang disajikan dalam publikasi tersebut berasal dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) yang dikumpulkan oleh BPS setiap tahun. Secara khusus, dari Sakernas dapat diperoleh informasi mengenai jumlah penduduk yang bekerja, pengangguran dan penduduk yang pernah bekerja. Publikasi ini diharapkan dapat berguna bagi pengguna data khususnya dalam pengambilan kebijakan di bidang ketenagakerjaan pada wilayah Kota Batu. Publikasi Ringkasan Eksekutif KetenagakerjaanKota Batu Tahun 2015 memberikan penjelasan tentang latar belakang survei, metodologi, konsep dan definisi, serta ulasan singkat. Kepada semua pihak yang telah membantu hingga diterbitkannya publikasi ini, diucapkan terima kasih. Semoga penerbitan publikasi ini bermanfaat.
ba
tu k
Batu, Juni 2015 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BATU
Sri Kadarwati, S.Si., MT. NIP. 19660114 198802 2 001
iii
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................ III DAFTAR ISI .................................................................... IV DAFTAR TABEL ................................................................ V DAFTAR GAMBAR ............................................................. VI PENDAHULUAN .......................................................... 2
II.
KETERANGAN YANG DIKUMPULKAN ................................. 4
.i
d
I.
go
III. KONSEP DAN DEFINISI .................................................. 5
PERKEMBANGAN DATA KETENAGAKERJAAN ..................... 18 V.I. ANGKATAN KERJA .................................................... 19
tu k
V.II. PENDUDUK BEKERJA ................................................. 27 V.III. PENGANGGURAN .................................................... 42
ba
V.
ot a. bp
s.
IV. FAKTOR PENENTU ..................................................... 15
iv
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2.
Tabel 3.
Indikator Ketenagakerjaan Kota Batu 2011-2013 ............ 18 Penduduk Kota Batu Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Golongan Umur dan Jumlah Jam Kerja Seluruhnya, Agustus 2013 .. 30 Persentase Penduduk Kota Batu Yang Bekerja Menurut Kelompok Usia 2013. ........................................................ 32 Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Golongan Umur dan Status Pekerjaan Utama, Agustus 2013 .................................................................... 41 Penduduk Kota BatuMenurutKegiatan 2012-2013 .......... 43
s.
ot a. bp tu k ba
Tabel 6.
go
.i
d
Tabel 5.
v
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4.
.i
d
Gambar 5.
Diagram Teori Ketenagakerjaan .................... 6 Perkembangan Penduduk Usia Kerja, Angkatan Kerja dan Yang Bekerja di Kota Batu 2012-2014 20 Jumlah penduduk Kota Batu usia kerja yang sedang bersekolah 2012-2014. .................... 21 Angkatan Kerja Di Kota Batu menurut Jenis Kelamin ............................................... 22 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Di Kota Batu 2013 Dirinci Menurut Kegiatan (%) ............... 23 Komposisi Angkatan Kerja Kota Batu Tahun 2014 ......................................................... 24 Komposisi Angkatan Kerja Kota Batu 2014 Menurut Kelompok Umur (Persen) ................ 25 Komposisi Angkatan Kerja Kota Batu Tahun 2014 Menurut Pendidikan yang Ditamatkan ............ 26 Persentase Penduduk Kota Batu yang Bekerja Tahun 2012-2014 .................................... 27 Persentase Penduduk Kota Batu yang Bekerja Dirinci Menurut Jam Kerja Keseluruhan Tahun 2014. .................................................. 28 Persentase Penduduk Yang Bekerja Di Kota Batu Dirinci Menurut Kelompok Umur Tahun 2014 ... 31 Penduduk yang Bekerja di Kota Batu Dirinci Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2014 ......................................................... 33 Penduduk yang Bekerja di Kota Batu Tahun 2014 Dirinci Menurut Jenis Lapangan Usaha ........... 33
s.
go
Gambar 6.
Gambar 8. Gambar 9.
ba
Gambar 10.
tu k
ot a. bp
Gambar 7.
Gambar 11. Gambar 12.
Gambar 13.
vi
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
ba
tu k
ot a. bp
s.
go
.i
d
Gambar 14. Persentase Penduduk yang Bekerja di Kota Batu Menurut Sektor Lapangan Usaha .................. 35 Gambar 15. Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Bidang Pertanian Tahun 2014 ........................................... 35 Gambar 16. Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Yang Bekerja Menurut Lapangan di Bidang Industri Usaha Tahun 2014 ................................................... 36 Gambar 17. Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Perdagangan,Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Tahun 2014 ......... 36 Gambar 18. Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Tahun 2014................ 37 Gambar 19. Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Lainnya Tahun 2014 .. 37 Gambar 20. Rata-Rata Upah/Gaji Bersih (Rupiah) Buruh/Karyawan Selama Sebulan Kota Batu menurut Lapangan Usaha 2014 .................... 39 Gambar 21. Angka Pengangguran Kota Batu 2012-2014 (Persen) ............................................... 42 Gambar 22. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Di Kota Batu 2012-2014 ............................................ 44 Gambar 23. TPT menurut Kelompok Umur Tahun 2014 ...... 45 Gambar 24. TPT Kota Batu Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin (%) Tahun 2014 ..................... 46 Gambar 25. Pengangguran tidak pernah bekerja dan pengangguran pernah bekerja di Kota Batu Tahun 2014 Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan. ................................... 47 vii
ba
tu k
ot a. bp
s.
go
.i
d
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
viii
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
Ringkasan Eksekutif Keadaan Ketenagakerj
ba
tu k
ot a. bp
d .i
s.
go
RINGKASAN EKSEKUTIF KETENAGAKERJAAN KOTA BATU 2015
aan Kota Batu 2015 merupakan deskripsi ketenagakerja an Kota Batu hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2014
1
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
I.
PENDAHULUAN Pengumpulan data tentang ketenagakerjaan dalam lingkup
nasional
merupakan
kegiatan
pokok
Sub
Direktorat
Statistik
Ketenagakerjaan – Badan Pusat Statistik, sedangkan untuk lingkup Kota Batu merupakan kegiatan pokok Seksi Statistik Sosial – Badan Pusat Statistik Kota Batu. Kegiatan pokok tersebut dilaksanakan melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), yang merupakan survey
d
khusus untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan. Selain melalui
.i
Sakernas, pengumpulan data ketenagakerjaan juga dilaksanakan
go
melalui kegiatan survey lainnya, seperti Survei Sosial Ekonomi Nasional
s.
(Susenas), Sensus Penduduk (SP) dan Survei Penduduk Antar Sensus
ot a. bp
(Supas). Konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data ketenagakerjaan oleh Badan Pusat Statistik tidak pernah berubah sejak 1976, kecuali untuk konsep pengangguran terbuka dan status
tu k
pekerjaan, mulai tahun 2001 mengalami perluasan.
ba
Sampel terpilih untuk Sakernas Agustus 2014 di Kota Batu berjumlah 361 rumahtangga, dimana jumlah tersebut terdiri atas 91 rumah tangga sampel Sakernas Triwulanan dan 217 rumah tangga sampel sakernas tambahan. Ada pun tingkat pemasukan dokumen survey ini mencapai 80,37 persen. Tabel-tabel yang disajikan dirinci menurut
jenis
kelamin
(laki-laki
dan perempuan)
dan
daerah
(perkotaan dan perdesaan),dengan penomoran tabel yang dimulai dengan tabel total.
2
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan Pengumpulan
data
ketenagakerjaan
melalui
Sakernas
mempunyai tiga tujuan utama. Ketiga tujuan tersebut adalah untuk mengetahui karakteristik: i.
Penduduk yang bekerja;
ii.
Pengangguran dan setengah pengangguran;
iii.
Penduduk yang tercakup dalam kategori bukan angkatan kerja yaitu: mereka yang sekolah, mengurus rumahtangga, dan
d
melakukan kegiatan lainnya, selain kegiatan pribadi.
go
.i
Daftar yang digunakan untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan perorangan adalah daftar SAK12.AK yang disusun untuk menanyakan
ot a. bp
s.
informasi mengenai keadaan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Ada 2 (dua) catatan penting yang perlu disampaikan pada publikasi ini,
tu k
yaitu:
ba
1. Klasifikasi lapangan usaha menggunakan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009 yang mengacu kepada ISIC revisi 4. Agar dapat dibandingkan dengan data-data sebelumnya
dalam
penyajian
ini
klasifikasi
tersebut
dikonversikan ke Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) 1990. 2. Klasifikasi jenis pekerjaan menggunakan Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) 2002 yang mengacu kepada ISCO 88 dengan uraian jenis pekerjaan lebih rinci. Dalam penyajian ini 3
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan klasifikasi tersebut dikonversikan ke Klasifikasi Jenis Pekerjaan Indonesia (KJI) 1982.
II.
KETERANGAN YANG DIKUMPULKAN Keterangan pokok berkaitan dengan ketenagakerjaan yang
dikumpulkan melalui Sakernas adalah keterangan perorangan dari setiap anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun ke atas. Meskipun
d
demikian, informasi yang disajikan dalam publikasi ini hanya informasi
go
.i
dari penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. Informasi tersebut
s.
meliputi:
ot a. bp
1. Keterangan identitas anggota rumah tangga seperti: nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, status perkawinan, dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
tu k
Kegiatan selama seminggu yang lalu seperti: bekerja (paling sedikit 1 jam dalam seminggu), punya pekerjaan namun sedang
ba
tidak bekerja, mencari pekerjaan/mempesiapkan usaha, sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya (pensiun, cacat jasmani, dan lain-lain). 2. Bagi mereka yang bekerja/punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja ditanyakan antara lain jumlah hari kerja, jam kerja, lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, status pekerjaan, dan upah/gaji bersih selama sebulan.
3. Bagi mereka yang mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha ditanyakan alasan utama mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha, upaya yang dilakukan, lama waktu mencari pekerjaan dan 4
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan jenis pekerjaan yang dicari (pekerjaan purna waktu atau paruh waktu).
III.
KONSEP DAN DEFINISI Konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data
ketenagakerjaan oleh Badan Pusat Statistik adalah The Labor Force Concept yang disarankan oleh International Labor Organization (ILO)
d
dimana konsep ini membagi penduduk menjadi dua kelompok, yaitu: penduduk
usia
kerja
dibedakan
go
.i
penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Selanjutnya, pula
menjadi
dua
kelompok
ot a. bp
s.
berdasarkan kegiatan utama yang sedang dilakukannya. Kelompok tersebut adalah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Pendekatan teori ketenagakerjaan yang digunakan dalam
tu k
Sakernas 2013 adalah konsep Dasar Angkatan Kerja (Standard Labour
ba
Force Concept), seperti pada diagram di bawah ini:
5
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
Penduduk Usia Kerja
Bukan Angkatan Kerja
Angkatan Kerja
Mempersiapkan usaha
d
Mencari Pekerjaan
Putus Asa: Merasa tidak mungkin mendapat kan pekerjaan
go
Sementara Tidak bekerja
Sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja
tu k
ot a. bp
s.
Sedang Bekerja
Pengangguran
.i
Bekerja
Bukan Usia Kerja
ba
Gambar1. Diagram Teori Ketenagakerjaan
Definisi yang berkaitan dengan penerapan konsep tersebut di Indonesia dijelaskan dalam uraian berikut: 1. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih. 2. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan pengangguran.
6
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan 3. Penduduk
yang
termasuk
bukan angkatan kerja
adalah
penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi. 4. Bekerja
adalah
seseorang
kegiatan
dengan
ekonomi
maksud
yang
memperoleh
dilakukan atau
oleh
membantu
memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan termasuk
d
pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam sutau
.i
usaha/kegiatan ekonomi.
go
5. Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah
s.
keadaan dari seseorang yang mempunyai pekerjaan tetapi
ot a. bp
selama seminggu yang lalu sementara tidak bekerja karena berbagai sebab, seperti: sakit, cuti, menunggu panenan,
ba
Contoh:
tu k
mogok kerja, dan sebagainya.
a. Pekerja
tetap,
pegawai
pemerintah/swasta
yang
sedang tidak bekerja karena cuti, sakit, mogok kerja, mangkir,
mesin/peralatan
perusahaanmengalami
kerusakan, dan sebagainya. b. Petani yang mengusahakan tanah pertanian dan sedang tidak bekerja karena alasan sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya (menunggupanen atau musim hujan untuk menggarap sawah). c. Pekerja
profesional
(mempunyai
keahlian
tertentu/khusus) yang sedang tidak bekerja karena 7
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan sakit, menunggu pekerjaan berikutnya/pesanan dan sebagainya,seperti: dalang, tukang cukur, tukang pijat, dukun, penyanyi, komersial, dan sebagainya. 6. Pengangur terbuka, terdiri atas: a. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan. b. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha. c. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari
d
pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan
.i
pekerjaan.
go
d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai
ot a. bp
s.
bekerja.
(lihat pada “An ILO Manual on Concepts and Methods”) Mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang pada
tu k
saat survei orang tersebut sedang mencari pekerjaan, seperti:
ba
o
a. Yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
b. Yang sudah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan
dan
sedang
berusaha
untuk
mendapatkan pekerjaan. c. Yang bekerja atau mempunyai pekerjaan, tetapi karena
sesuatu
hal
masih
berusaha
untuk
mendapatkan pekerjaan lain. Usaha mencari pekerjaan ini tidak terbatas pada seminggu sebelum pencacahan, jadi mereka yang sedang berusaha 8
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan mendapatkan pekerjaandan permohonannya telah dikirim lebih dari satu mingggu yang lalu tetap dianggap sebagai mencari pekerjaan asalkan seminggu yang lalumasih mengharapkan pekerjaan yang dicari. Mereka yang sedang bekerja dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang lain tidak dapatdisebut sebagai penganggur terbuka. Mempersiapkan suatu usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu yang“baru”,
yang
bertujuan
untuk
d
usaha/pekerjaan
.i
memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri,
go
baik dengan atau tanpa mempekerjakanburuh/pekerja
s.
dibayar maupun tidak dibayar. Mempersiapkan yang
ot a. bp
dimaksud adalah apabila “tindakannya nyata”, seperti: mengumpulkanmodal atau perlengkapan/alat, mencari lokasi/tempat, mengurus surat ijin usaha, dan sebagainya
tu k
telah/sedang dilakukan. Mempersiapkan merencanakan,
ba
o
usaha
tidak
berniat,
kursus/pelatihan
termasuk dan
dalam
baru
yang
baru
mengikuti rangka
membukausaha.Mempersiapkan suatu usaha yang nantinya cenderung pada pekerjaan sebagai berusaha sendiri (own account worker) atau sebagaiberusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar atau sebagai berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar. Penjelasan:
9
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan Kegiatan mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan tidak terbatas dalam jangka waktu seminggu yang lalu saja, tetapi bisa dilakukan beberapawaktu yang lalu asalkan seminggu yang lalu masih berusaha untuk mempersiapkan suatukegiatan usaha. 7. TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) adalah presentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.
d
8. Pekerja Tidak Penuh adalah mereka yang bekerja di bawah
Penganggur
adalah
s.
a. Setengah
go
Pekerja Tidak Penuh terdiri dari:
.i
jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). mereka
yang
bekerja
dan
ot a. bp
dibawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), masih
menerima
mencari
pekerjaan
pekerjaanatau (dahulu
masih
disebut
bersedia setengah
tu k
pengangguran terpaksa).
b. Pekerja paruh waktu adalah mereka yang bekerja dibawah
ba
jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (dahulu disebut setengah pengangguran sukarela).
9. Sekolah adalah kegiatan seseorang untuk bersekolah di sekolah formal, mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi selama seminggu yang lalu sebelum pencacahan. Tidak termasuk yang sedang libur sekolah. 10. Mengurus rumah tangga adalah kegiatan seseorang yang mengurus rumah tangga tanpa mendapatkan upah, misalnya: 10
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan ibu-ibu rumah tangga dan anaknya yang membantu mengurus rumah tangga. Sebaliknya pembantu rumah tangga yang mendapatkan upah walaupun pekerjaannya mengurus rumah tangga dianggap bekerja. 11. Kegiatan lainnya adalah kegiatan seseorang selain diatas, yakni mereka yang sudah pensiun, orang-orang yang cacat jasmani (buta, bisu, dansebagainya) yang tidak melakukan sesuatu pekerjaan seminggu yang lalu. tertinggi
yang
ditamatkan
adalah
tingkat
d
12. Pendidikan kelas
tertinggi
suatutingkatan
go
pada
.i
pendidikan yang dicapai seseorang setelah mengikuti pelajaran sekolah
dengan
s.
mendapatkan tanda tamat (ijazah). dalam
jam
ot a. bp
13. Jumlah jam kerja seluruh pekerjaan adalah lamanya waktu yang
digunakan
untuk
bekerjadari
seluruh
pekerjaan, tidak termasuk jamkerja istirahat resmi dan jam
tu k
kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan selama seminggu yang lalu.Bagi pedagang keliling, jumlah jam kerja
ba
dihitung mulai berangkat dari rumah sampai tiba kembali dirumah dikurangi waktu yang tidakmerupakan jam kerja, seperti mampir ke rumah famili/kawan, dan sebagainya. 14. Lapangan
usaha
adalah
bidang
pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor
kegiatan
tempat
dari
seseorang
bekerja.Lapangan pekerjaan pada publikasi ini didasarkan pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009. 15. Jenis
pekerjaan/jabatan
adalah
macam
pekerjaan
yang
dilakukan oleh seseorang atau ditugaskan kepada seseorang yang sedang bekerja atauyang sementara tidak bekerja. Jenis 11
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan pekerjaan pada publikasi ini, didasarkan atas Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) 2002 yangmengacu kepada ISCO 88. 16. Upah/gaji bersih adalah imbalan yang diterima selama sebulan oleh buruh/karyawan baik berupa uang atau barang yang dibayarkanperusahaan/kantor/majikan. Imbalan dalam bentuk barang dinilai dengan harga setempat. Upah/gaji bersih yang dimaksud tersebut adalahsetelah dikurangi dengan potongan-
d
potongan iuran wajib, pajak penghasilan, dan sebagainya.
.i
17. Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam
go
melakukan pekerjaan disuatu unit usaha/kegiatan.
ot a. bp
kategori, yaitu:
s.
Mulai tahun 2001 status pekerjaan dibedakan menjadi 7 (tujuh) a. Berusaha sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko secara ekonomis, yaitu dengan kembalinya
tu k
tidak
ongkos
produksi
yang
telah
dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta
ba
tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak
dibayar,
termasuk
yang
sifat
pekerjaannya
memerlukan teknologi atau keahlian khusus. b. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, adalah bekerja atau berusaha atas resiko sendiri, dan menggunakan buruh/pekerja tak dibayar dan atau buruh/pekerja tidak tetap. c. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar, adalah berusaha atas resiko sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/pekerja tetap yang dibayar. 12
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan d. Buruh/karyawan/pegawai, bekerja
pada
adalah orang
instansi/kantor/perusahaan
seseorang lain
secara
tetap
yang atau dengan
menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki 1 (satu) majikan (orang/rumah
d
tangga) yang sama dalam sebulan terakhir. Khusus
.i
pada sektor bangunan, batasannya adalah tiga bulan.
s.
lebih dari satu.
go
Apabila majikannya adalah instansi/lembaga, boleh
ot a. bp
e. Pekerja bebas di pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan terahir) di
tu k
usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas
ba
jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang
maupun
barang,
dan
baik
dengan
system
pembayaran harian maupun borongan. Usaha pertanian meliputi: pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan pemburuan, termasuk juga jasa pertanian. Majikan adalah orang atau pihak yang memberikan pekerjaan dengan pembayaran yang disepakati. f.
Pekerja bebas di non pertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak 13
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan terakhir), di usaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang dan baik dengan system pembayaran harian maupun borongan. Usaha
non
pertanian
meliputi:
usaha
di
sektor
pertambangan, industri, listrik, gas dan air, sektor konstruksi
bangunan,
sektor
angkutan,
perdagangan
dan
perdagangan,sektor komunikasi,
sektor
d
keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah
go
sosial dan perorangan.
.i
dan jasa perusahaan, sektorjasa kemasyarakatan,
s.
g. Pekerja keluarga/tak dibayar adalah seseorang yang
ot a. bp
bekerja membantu orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.
tu k
Pekerja tak dibayar tersebut dapat terdiri dari: 1. Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, istri/anak
ba
seperti
yang
membantu
suaminya/ayahnya bekerja di sawah dan tidak dibayar.
2. Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang
yang
dibantunya,
seperti
famili
yang
membantu melayani penjualan di warung dan tidak dibayar. 3. Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti orang yang 14
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya dan tidak dibayar. Kategori pada huruf e dan f yang dikembangkan mulai pada publikasi 2001, pada tahun 2000 dan sebelumnya dikategorikan pada huruf d dan a (kategori huruf e termasuk dalam kategori huruf d dan kategori huruf f termasuk dalam kategori huruf a).
d
FAKTOR PENENTU
go
.i
IV.
Beberapa faktor perlu dipertimbangkan oleh para pemakai ketenagakerjaan
menginterprestasikan
dan
s.
dalam
ot a. bp
data
yang
tersedia.
menganalisis
Faktor-faktor
yang
data perlu
1. Tujuan survei
tu k
dipertimbangkan meliputi:
Sakernas merupakan survei khusus untuk mengumpulkan data
ba
ketenagakerjaan. Sedangkan SP maupun Supas bertujuan untuk mengetahui sifat demografi secara umum. Dengan demikian informasi yang dikumpulkan dalam SP dan Supas lebih banyak dan beragam, antara lain meliputi data pendidikan, migrasi, keluarga berencana, dan ketenagakerjaan. Begitu pula informasi yang dikumpulkan melalui Susenas lebih beragam sifatnya, seperti data pengeluaran/konsumsi, ketenagakerjaan, kesehatan, dan perumahan. Perbedaan tujuan survei ini menyebabkan kualitas data ketenagakerjaan antar berbagai survei tersebut relatif berbeda. 15
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan 2. Ukuran sampel Ukuran sampel dalam Sakernas berbeda dengan ukuran sampel dalam SP dan Supas maupun Susenas. Perbedaaan ini menyebabkan sampling error yang dikandung oleh angka perkiraan dari masingmasing sumber data juga berbeda. Semakin kecil ukuran sampel, maka akan semakin besar sampling error-nya. 3. Faktor pengali
d
Faktor pengali yang digunakan dalam publikasi ini berdasarkan
go
ot a. bp
4. Kualitas petugas lapangan
s.
diperkirakan ke bulan Agustus 2013.
.i
jumlah penduduk menurut kabupaten/kota hasil akhir SP2010 yang
Petugas lapangan Sakernas Agustus 2013 tidak lagi dalam bentuk tim, melainkan terdiri atas pengawas dan pencacah. Pengawas adalah organik BPS kabupaten/kota atau provinsi (diutamakan lulusan
tu k
Diploma III ke atas). Sedangkan pencacah adalah pegawai organik BPS
ba
kabupaten/kota maupun non-organik (mitra) BPS yang ditunjuk dan berpendidikan minimal SLTA (diutamakan Diploma III ke atas). 5. Perencanaan kuesioner Cara menyusun pertanyaan mengenai ketenagakerjaan dalam kuesioner dapat berpengaruh terhadap hasil survei maupun sensus. Ini meliputi bentuk kalimat/pertanyaan yang tertulis, urutan pertanyaan, pemilihan kata-kata yang tepat dalam pertanyaan, dan banyaknya pertanyaan
maupun
jenis
keterangan
yang
ditanyakan.
Dalam
Sakernas, telah diusahakan bentuknya ringkas/sederhana, mudah dimengerti serta pertanyaan pokoknya tidak berubah-ubah. 16
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan 6. Waktu pelaksanaan/pencacahan Waktu pelaksanaan lapangan Sakernas Agustus 2013 adalah
ba
tu k
ot a. bp
s.
go
.i
d
mulai tanggal 8 hingga 21 Agustus 2014.
17
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
V.
PERKEMBANGAN DATA KETENAGAKERJAAN Berikut adalah beberapa indikator ketenagakerjaan di Kota Batu
dari tahun 2012 sampai dengan 2014. Tabel1. Indikator Ketenagakerjaan Kota Batu 2012-2014 Jenis Kegiatan
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
148.053
149.408
151.705
100.364
103.024
104.177
3.648
2.421
2.600
11.255
11.618
11.868
28.850
28.420
26.288
3.936
3.925
6.772
TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja)
70.25
70.58
70.38
TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka)
3,51
2,30
2,43
Setengah Penganggur
4.453
1.007
1.768
Paruh Waktu
12.383
13.900
15.402
d
Penduduk Kota Batu Berumur 15 Tahun ke Atas
go
.i
Angkatan Kerja
s.
Penduduk yang bekerja
Bukan Angkatan Kerja Sekolah
tu k
Mengurus rumah tangga
ot a. bp
Pengangguran Terbuka
ba
Lainnya
Pekerja Tidak Penuh
18
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
V.I. ANGKATAN KERJA Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena
suatu
sebab,
seperti
petani
yang
sedang
menunggu
panen/hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya. Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan/mengharapkan dapat pekerjaan atau bekerja
d
secara tidak optimal disebut pengangguran
go
.i
Satu di antara beberapa indikator kependudukan yang menjadi perhatian dalam perencanaan pembangunan wilayah adalah besarnya Kerja
merupakan
ot a. bp
s.
jumlah angkatan kerja yang berada di wilayah tersebut. Angkatan sumber
daya
manusia
yang
potensial
untuk
meningkatkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah.
tu k
Beberapa masalah yang timbul dalam ketenagakerjaan dalam suatu wilayah umumnya ditemukan seperti jumlah angkatan kerja yang
ba
tidak sebanding dengan kesempatan kerja, rendahnya kualitas tenaga kerja, persebaran tenaga kerja yang tidak merata, kesempatan kerja yang
terbatas
dan
pengangguran.
Pemerintah
daerah
maupun
pemerintah pusat selalu berusaha untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dimulai dari mengetahui jumlah penduduk yang termasuk dalam kelompok angkatan kerja yang ada di suatu wilayah.
19
go
.i
d
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
ot a. bp
s.
Gambar 2. Perkembangan Penduduk Usia Kerja, Angkatan Kerja dan Yang Bekerja di Kota Batu 2012-2014
Penduduk Kota Batu yang termasuk usia kerja di Kota Batu dalam tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan (Gambar 2).
tu k
Demikian pula kelompok penduduk yang sedang bekerja selama tiga
ba
tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena perkembangan jumlah penduduk perempuan yang bekerja mengalami penurunan dari tahun ke tahun, sebaliknya untuk penduduk laki-laki yang melakukan kegiatan bekerja mengalami peningkatan. Diduga karena sebagai penduduk perempuan lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau melakukan kegiatan mengurus rumahtangga dibandingkan dengan penduduk laki-laki yang cenderung memilih
aktivitas
kegiatan
ekonomi
setelah
memasuk
usia
produktifnya.
20
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan Dari hasil Sakernas tahun 2012 – 2014 yang ditunjukkan pada Gambar 3, menunjukkan bahwa di Kota Batu penduduk perempuan usia kerja yang melakukan kegiatan bersekolah cenderung meningkat. Sebaliknya penduduk laki-laki usia produktif yang melakukan kegiatan
ba
tu k
ot a. bp
s.
go
.i
d
sekolah cenderung menurun.
Gambar 3. Jumlah penduduk Kota Batu usia kerja yang sedang bersekolah 2012-2014.
Selanjutnya
jika
diperhatikan
data
mengenai
kelompok
angkatan kerja menurut jenis kelamin, menunjukkan bahwa pada Tahun 2014 persentase angkatan kerja perempuan mencapai 38,09 persen, atau lebih kecil dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 38,44 persen (Gambar 4). Sebaliknya untuk angkatan kerja laki-laki menunjukkan peningkatan selama periode 2012 – 2014 (61,56 menjadi 61,91 persen). 21
s.
go
.i
d
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
ot a. bp
Gambar 4. Angkatan Kerja Di Kota Batu menurut Jenis Kelamin
Seperti diketahui bahwa tidak semua penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) Kota Batu masuk sebagai angkatan kerja di tahun 2014.
tu k
Gambar 5 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kota Batu yang berumur 15 tahun ke atas masuk dalam angkatan kerja, dengan
ba
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2014 mencapai 70,38 persen. Selebihnya masuk sebagai bukan angkatan kerja yaitu melakukan kegiatan mengurus rumah tangga (17,33 persen), sekolah (7,82 persen), dan memiliki kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi (4,46 persen). TPAK untuk laki-laki terus mengalami peningkatan dari 86,22 persen di tahun 2012 menjadi 86,72 persen di tahun 2014. Sementara TPAK untuk perempuan terus berkurang dari 54,18 persen di tahun 2012 menjadi 53,89 persen di tahun 2014.
22
go
.i
d
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
ot a. bp
s.
Gambar 5. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Di Kota Batu 2013 Dirinci Menurut Kegiatan (%)
Gambar 6 menunjukkan komposisi angkatan kerja Kota Batu tahun 2014. Secara umum angkatan kerja terbagi dua yaitu yang
tu k
bekerja dan menganggur. Sementara yang bekerja terbagi menjadi pekerja penuh dan pekerja tidak penuh. Pekerja tidak penuh sendiri
ba
terbagi menjadi pekerja setengah menganggur dan pekerja paruh waktu. Persentase penduduk Kota Batu tahun 2014 yang bekerja penuh (jam kerja normal) sebanyak 81,48 persen dari total angkatan kerja Kota Batu 2013. Pekerja tidak penuh mencapai 16,08 persen dari total angkatan kerja Kota Batu, dimana 14,4 persen merupakan pekerja paruh waktu dan 1,66 persen merupakan setengah penganggur. Sebahagian pekerja tidak penuh merupakan pekerja paruh waktu. Pekerja jenis ini memang memilih untuk bekerja dibawah 35 jam seminggu tanpa mencari pekerjaan lain atau menerima pekerjaan tambahan. 23
s.
go
.i
d
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
ot a. bp
Gambar 6. Komposisi Angkatan Kerja Kota Batu Tahun 2014
Angkatan kerja di Kota Batu jika dilihat dari komposisi umurnya (Gambar 7) menunjukkan bahwa ada 5,30 persen (5.664 jiwa)
tu k
yang umurnya 15-19 tahun. Dapat dipastikan angkatan kerja dalam kelompok umur ini sangat terbatas kemampuan dan keterampilannya
ba
karena tingkat pendidikan yang ditamatkan rendah (SLTP ke bawah). Semakin tinggi pendidikan dan keterampilannya diharapkan akan menghasilkan kualitas angkatan kerja semakin baik, dengan demikian angkatan kerja memiliki keunggulan dalam pekerjaannya sehingga mempunyai peluang untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik pula. Pada kelompok umur paling tua (60 tahun ke atas) terdapat 10.16 persen(10.864 jiwa) penduduk yang masih masuk dalam angkatan kerja.
24
go
.i
d
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
ot a. bp
s.
Gambar 7. Komposisi Angkatan Kerja Kota Batu 2014 Menurut Kelompok Umur (Persen)
Seperti halnya daerah lain di Indonesia, kualitas angkatan
tu k
kerja di Kota Batu tahun 2014 yang diukur dari tingkat pendidikannya menunjukkan kualitas yang masih rendah. Dapat dilihat pada (Gambar
ba
8) bahwa hampir sepertiga angkatan kerja di Kota Batu yang hanya memiliki pendidikan SD (30,38 persen atau 32.437 jiwa).Sebanyak 14,41 persen atau sekitar 15.385 jiwa yang tidak/belum tamat SD dan sebanyak 0,75 persen atau sekitar 804 jiwa sama sekali tidak pernah/belum pernah sekolah. Artinya hampir separuh angkatan kerja di Batu berpendidikan SD atau lebih rendah (45,54%). Sementara angkatan kerja yang berpendidikan SMP sebanyak 16,98 persen atau sekitar 18.132 jiwa, angkatan kerja yang berpendidikan SLTA baik umum maupun kejuruan sebanyak 28,91 persen atau sekitar 30.864 jiwa, angkatan kerja yang berpendidikan Diploma sebanyak 1,03 25
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan persen atau sekitar 1.100 jiwa dan terakhir yang berpendidikan Universitas sebanyak 7,54 persen atau sekitar 8.055 jiwa. Dengan kualitas angkatan kerja yang ada sekarang, yaitu sebagian besar masih berpendidikan sekolah dasar, akan mengalami kendala untuk dapat
ba
tu k
ot a. bp
s.
go
.i
d
bersaing pada posisi jabatan yang strategis dalam kegiatan ekonomi.
Gambar 8. Komposisi Angkatan Kerja Kota Batu Tahun 2014 Menurut Pendidikan yang Ditamatkan
26
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
V.II. PENDUDUK BEKERJA Jumlah penduduk yang bekerja di Kota Batu dalam tiga tahun terus mengalami fluktuasi (Gambar 9). Persentase penduduk yang bekerja terhadap total angkatan kerja di Kota Batu berfluktuasi dari tahun ke tahun. Dari persentase angkatan kerja yang bekerja di Kota Batu ini menunjukkan bahwa masalah ketenagakerjaan di Kota Batu sudah relatif lebih baik jika dibandingkan dengan sebuah negara maju. di
negara
lain
karena
menggunakan
.i
ketenagakerjaan
d
Indikator ketenagakerjaan ini dapat dibandingkan dengan indikator konsep
go
ketenagakerjaan yang sama. Data ketenagakerjaan di Belanda tahun
s.
2014 menunjukkan persentase angkatan kerja yang bekerja di negara
ba
tu k
ot a. bp
ini mencapai 93,31 persen (http://statline.cbs.nl).
Gambar9. Persentase Penduduk Kota Batu yang Bekerja Tahun 2012-2014 27
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan Kota Batu sebagai kota wisata secara terus menerus melakukan pembangunan di wilayahnya untuk menjadi kota yang maju dan tinggi tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Lapangan usaha yang menjadi leading sektor di Kota Batu terus berkembang dan membuat daya tarik tersendiri baik bagi penduduknya sendiri maupun penduduk yang tinggal di luar Kota Batu. Peluang usaha yang terbuka luas serta pemerintah kota yang dianggap cukup serius dalam merealisasikan pandangan masa depan Kota Batu dengan memanfaatkan kekuatan
d
lokal merupakan faktor yang membuat penduduk Kota Batu dapat aktif
.i
berpartisipasi dalam perekonomian Kota Batu. Dimulai dari sektor
go
pertanian, industri pengolahan, perdagangan hotel dan restoran,
s.
konstruksi, perbankan serta sektor jasa-jasa menjadi lapangan usaha
ba
tu k
ot a. bp
yang membuka peluang berusaha bagi banyak pihak.
Gambar 10. Persentase Penduduk Kota Batu yang Bekerja Dirinci Menurut Jam Kerja Keseluruhan Tahun 2014. 28
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan Tentu saja peningkatan dalam jumlah yang bekerja tidak cukup membuat pemerintah Kota Batu yakin bahwa masyarakatnya dapat hidup dengan sejahtera. Perlu dilihat bagaimana kualitas penduduk yang bekerja di Kota Batu dari sisi umurnya, pendidikannya, lapangan usahanya, status dalam pekerjaannya, jumlah jam kerjanya, serta besar penghasilannya.
Melalui Sakernas kita dapat melihat
kualitas penduduk yang bekerja di Kota Batu. Jika dilihat dari jam kerja penduduk yang bekerja di Kota
.i
d
Batu, maka sebagian besar (82,42 persen) penduduk Kota Batu bekerja
go
di atas 35 jam seminggu. Seperti yang dapat dilihat di Gambar 10
s.
bahwa secara total hanya sekitar 18 persen penduduk yang bekerja
ot a. bp
memiliki jam kerja kurang dari 35 jam dalam seminggu. Namun, jika kita melihat dari sisi jenis kelamin maka terlihat persentase pekerja perempuan yang bekerja dibawah 35 jam dalam seminggu lebih besar
tu k
daripada persentase pekerja laki-laki. Persentase pekerja perempuan yang jam kerjanya dibawah 35 jam seminggu ada sekitar 26 persen,
ba
sementara pekerja laki-laki yang jam kerjanya kurang dari 35 jam semingu sekitar 13 persen. Hal ini mudah dipahami karena secara kultural perempuan masih memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mengurus rumah tangga daripada bekerja mencari nafkah untuk keluarganya. Jika pun harus bekerja sifatnya hanya untuk menambah penghasilan keluarga yang utamanya menjadi tanggung jawab laki-laki.
29
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
Tabel 2.Penduduk Kota Batu Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Golongan Umur dan Jumlah Jam Kerja Seluruhnya, Agustus 2014.
20 - 24
25 - 34
15 - 19
-
406
20 - 24
406
250
406
-
500
203
-
203
-
25 - 29
-
-
293
-
-
30 - 34
-
209
-
123
35 - 39
200
-
40 - 44
246
200
45 - 49
-
177
50 - 54
-
-
55 - 59
145
165
60+
145
206
Jumlah
1,142
1,613
-
35 - 44
45 - 54
55 - 59
371
1,027
824
4,438
541
1,803
209
1,527
568
287
60 - 74
75 +
740
906
453
5,012
449
2,124
656
9,637
4,340
714
1,380
839
9,910
3,683
4,155
755
2,809
1,087
14,557
914
2,590
1,934
820
2,386
584
9,996
200
246
770
706
2,856
3,680
2,438
2,960
430
14,732
354
530
760
749
2,869
3,117
1,216
1,332
687
11,791
177
348
406
296
2,387
2,373
1,384
1,681
1,577
10,629
ba tu ko t
-
Jumlah
o.
15 - 19
s. g
10 - 14
bp
5-9
a.
0 *)
id
Jam Kerja Keseluruhan Golongan Umur
-
251
455
1,055
1,337
1,522
706
1,121
310
7,067
357
356
842
925
3,020
2,046
1,255
936
758
10,846
1,787
2,057
4,510
7,203
21,740
28,632
10,477
17,635
7,381
104,177
30
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan Jika dilihat dari komposisi umurnya maka kita akan melihat bahwa penduduk Kota Batu yang berusia muda (15-24 tahun) yang sudah bekerja ada sekitar 14,06 persen atau sekitar 14.649 orang. Sementara yang berusia lanjut (berusia 50 tahun ke atas) dan masih bekerja ada sekitar 27,40 persen atau sekitar 28.542 orang. Sementara penduduk Kota Batu yang bekerja dalam usia produktif lebih dari separuh (58,54 persen) dari total angkatan kerja Kota Batu yang
ba
tu k
ot a. bp
s.
go
.i
d
bekerja atau sekitar 60.986 orang.
Gambar11. Persentase Penduduk Yang Bekerja Di Kota Batu Dirinci Menurut Kelompok Umur Tahun 2014
Tabel 3 berikut memperlihatkan bagaimana struktur penduduk yang bekerja berdasarkan kelompok usianya masing-masing untuk pekerja laki-laki maupun perempuan. Persentase pekerja perempuan yang bekerja di usia muda (12,31 persen) lebih kecil daripada persentase pekerja laki-lakinya (15,15 persen). Sementara persentase pekerja perempuan yang bekerja di usia produktif (59,56 persen) lebih 31
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan besar daripada pekerja laki-laki yang bekerja di usia yang sama (57,91 persen). Tabel 3. Persentase Penduduk Kota Batu Yang Bekerja Menurut Kelompok Usia 2014.
Kelompok Usia Usia muda
Laki-laki 15,15
Perempuan 12,31
Laki-laki +Perempuan 14,06
Usia Produktif
57,91
59,56
58,54
Usia Lanjut
26,94
28,14
27,40
d
Komposisi penduduk Kota Batu yang bekerja menurut tingkat
.i
pendidikan tidak banyak berbeda dengan komposisi angkatan kerjanya.
go
Sekitar 32.437 jiwa yang bekerja memiliki pendidikan yang rendah
s.
yaitu tamat SD, 15.208 jiwa tidak tamat SD dan 804 jiwa bahkan
ot a. bp
tidak/belum pernah sekolah). Begitu juga yang berpendidikan SLTP Umum sebanyak 17.617 jiwa dan 515 jiwa berpendidikan SLTP Kejuruan dari penduduk yang bekerja di Kota Batu. Sementara 17.406
tu k
jiwa yang memiliki pendidikan
SLTA Umum dan 11.428 jiwa
berpendidikan SLTA Kejuruan. Sementara penduduk yang bekerja yang
ba
memiliki pendidikan Diploma sebanyak 1.100 jiwa dan Universitas sebanyak 7.662 jiwa .
32
go
.i
d
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
ba
tu k
ot a. bp
s.
Gambar12. Penduduk yang Bekerja di Kota Batu Dirinci Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2014
Gambar 13. Penduduk yang Bekerja di Kota Batu Tahun 2014 Dirinci Menurut Jenis Lapangan Usaha 33
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan Jumlah penduduk yang bekerja di Kota Batu cukup besar dari total angkatan kerja yaitu sekitar 97,57 persen. Sakernas Agutus 2013 menunjukkan bahwa tiga lapangan usaha terbesar yang menampung pekerja di Kota Batu adalah sektor Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan (31,93 persen), Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi (29,56 persen), Jasa kemasyarakatan, sosal dan perorangan (15,73 persen) dan Lainnya (16,18 persen). Gambaran sebaran penduduk yang bekerja di Kota Batu tahun 2013 dirinci
d
menurut lapangan usaha dapat dilihat di Gambar 13. Perbandingan
.i
antara persentase pekerja laki-laki dan perempuan yang bekerja di
go
lapangan usaha tersebut tidak terlalu berbeda. Jika lapangan usaha
s.
yang ada di Kota Batu dikategorikan dalam tiga kelompok besar, sektor
ot a. bp
primer, sekunder dan tersier maka persentase penduduk yang bekerja di ketiga sektor tersebut baik laki-laki maupun perempuan memiliki kecenderungan yang sama proporsinya (Gambar 14). Sekitar 63 persen
tu k
bekerja di sektor tersier yang mencakup sektor perdagangan, jasa dan lainnya. Sementara sekitar 30 persen bekerja di sektor primer yang
ba
mencakup sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan sisanya di sektor sekunder yaitu sektor industri pengolahan sekitar 6 persen.
34
s.
go
.i
d
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
ba
tu k
ot a. bp
Gambar 14. Persentase Penduduk yang Bekerja di Kota Batu Menurut Sektor Lapangan Usaha
Gambar 15.Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Bidang Pertanian Tahun 2014 35
go
.i
d
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
ba
tu k
ot a. bp
s.
Gambar 16.Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Yang Bekerja Menurut Lapangan di Bidang Industri Usaha Tahun 2014
Gambar 17.Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Perdagangan,Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Tahun 2014 36
go
.i
d
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
ba
tu k
ot a. bp
s.
Gambar 18.Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Tahun 2014
Gambar 19. Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Lainnya Tahun 2014 37
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan Tingkat pendidikan penduduk yang bekerja di sektor pertanian rendah, Sakernas 2014 menunjukkan bahwa 72,59 persen penduduk yang bekerja di sektor pertanian berpendidikan SD ke bawah. Sementara di sektor industri sebesar 37,99 persen berpendidikan tamat SD ke bawah, yang berpendidikan SMP hanya 13,60 persen dan yang berpendidikan SLTA 31,12 persen dan 17,29 persen berpendidikan perguruan tinggi. Di sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi sebanyak 35,65 persen berpendidikan SD ke bawah, hampir
d
separuh (45,44 persen) berpendidikan SLTP, hanya 15,66 persen separuh
(41,14
persen)
yang
bekerja
go
hampir
.i
lulusan SLTA dan 3,24 persen lulusan perguruan tinggi. Di sektor jasa di
sektor
ini
s.
berpendidikan SLTA, yang berpendidikan perguruan tinggi sekitar 25,26
ot a. bp
persen, lalu yang berpendidikan SD ke bawah 21,58 persen, sementara yang berpendidikan SLTP hanya 12,02 persen. Sedangkan penduduk Kota Batu yang bekerja di sektor lainnya sebagian besar berpendidikan
tu k
SD ke bawah (42,59 persen), diikuti kemudian yang berpendidikan SLTA sebanyak 24,31 persen, lalu 20,28 persen berpendidikan SLTP dan
ba
hanya 12,28 persen yang berpendidikan perguruan tinggi. Dengan tingkat pendidikan yang sedemikian maka dapat dilihat tingkat pendapatan penduduk Kota Batu yang bekerja. Gambar 20 menyajikan rata-rata pendapatan per bulan penduduk Kota Batu yang bekerja di masing-masing lapangan usaha dan menurut jenis kelamin. Terlihat bahwa secara umum pendapatan pekerja laki-laki lebih tinggi daripada pekerja perempuan. Rata-rata pendapatan tertinggi pekerja laki-laki diterima di sektor industri. Sementara rata-rata pendapatan tertinggi yang diterima pekerja perempuan di sektor lainnya. Dari hasil 38
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan survei terlihat bahwa di sektor pertanian pekerja laki-laki maupun perempuan secara umum mendapatkan rata-rata pendapatan yang
ot a. bp
s.
go
.i
d
relatif lebih kecil daripada lapangan usaha yang lain.
tu k
Gambar 20. Rata-Rata Upah/Gaji Bersih (Rupiah) Buruh/Karyawan Selama Sebulan Kota Batu menurut Lapangan Usaha 2014
ba
Jumlah pekerja menurut status pekerjaan utama yang dicakup dalam Sakernas ada 7 (tujuh) kategori, yaitu : status berusaha sendiri, berusaha dibantu pekerja tidak tetap/tidak dibayar, berusaha dibantu pekerja tetap/dibayar, buruh, pekerja bebas sektor pertanian, pekerja bebas non pertanian, pekerja keluarga. Dari ketujuh kategori tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pekerja formal dan non formal. Termasuk dalam kategori pekerja informal adalah mereka yang bekerja sebagai karyawan/buruh dan sebagai pengusaha dibantu buruh tetap.
39
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan Pada umumnya tenaga kerja yang terserap pada sektor informal kurang didukung oleh sumber daya manusia yang tinggi dan sumber dana yang kuat, sehingga perkembangan usahanya relatif lambat dan rentan untuk bertahan lebih lama. Hampir semua status pekerjaan didominasi oleh tenaga kerja berpendidikan SD kebawah
ba
tu k
ot a. bp
s.
go
.i
d
kecuali pada status buruh adalah tenaga kerja berpendidikan SLTA.
40
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan Tabel 4.Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Utama, Agustus 2014
Menurut Golongan Umur dan Status Pekerjaan
Status Pekerjaan Utama Berusaha dibantu buruh tetap/ dibayar
Buruh /karyawan /pegawai
15 - 19
203
0
0
1.609
20 - 24
487
203
203
25 - 29
689
209
209
30 - 34
1.257
839
942
35 - 39
1.372
2.018
598
40 - 44
2.536
2.106
45 - 49
2.956
1.904
50 - 54
2.154
1.451
55 - 59
1.510
1.313
60+
3.173
2.376
16.337
12.419
Jumlah
Pekerja bebas di pertanian
Pekerja bebas di non pertanian
Pekerja keluarga/ tak dibayar
Jumlah
371
980
1.849
5.012
6.525
84
1.480
655
9.637
5.868
630
1.405
900
9.910
7.791
941
1.449
1.338
14.557
2.824
830
384
1.970
9.996
920
3.028
2.502
2.008
1.632
14.732
635
3.599
778
1.202
717
11.791
0
3.227
1.290
1.207
1.300
10.629
745
1.286
651
231
1.331
7.067
923
1.154
1.306
512
1.402
10.846
5.175
36.911
9.383
10.858
13.094
104.177
id
Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tak dibayar
ba tu ko t
a.
bp
s. g
Berusaha sendiri
o.
Kelompok Umur
41
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan
V.III. PENGANGGURAN Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali. sedang mencari kerja. mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha. mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan. karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan. atau mereka yang sudah punya pekerjaan. tetapi belum mulai bekerja. atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan
yang
layak.
Pengangguran
umumnya
lapangan
kerja
yang
ada
yang
mampu
.i
jumlah
d
disebabkan karena jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan menyerapnya.
adanya
pengangguran.
produktivitas
s.
dengan
go
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dan
pendapatan
ot a. bp
masyarakatakan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
ba
tu k
kemiskinandan masalah-masalah sosial lainnya.
Gambar21. Angka Pengangguran Kota Batu 2012-2014 (Persen)
42
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan Pengangguran di Kota Batu pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 2.600 jiwa atau 2.43 persen. Jumlah ini terus menurun dibandingkan tahun 2012 jumlah pengangguran 3.648 jiwa atau 3,51 persen dan 2013 berjumlah 2.421 jiwa atau sekitar 2,30 persen. Jika dilihat dari jenis kelaminnya maka di tahun 2014 persentase penganggur perempuan 1,86 persen (sekitar 757 orang) lebih sedikit daripada persentase penganggur laki-laki 2,79 persen
d
(1.843 orang).
2013
2014
103.024 2.421 11.618
104.177 2.600 11.868
28.850
28.420
26.288
3.936
3.925
6.772
148.053
149.408
151.705
ot a. bp
100.364 3.648 11.255
ba
s.
2012
tu k
Indikator ketenagakerjaan Bekerja Pengangguran Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya Penduduk Usia Kerja
go
.i
Tabel 5.Penduduk Kota Batu Menurut Kegiatan 2012-2014
Indikator utama
ketenagakerjaan yang
sering
digunakan
sebagai indikasi keberhasilan dalam menangani masalah pengangguran di suatu wilayah adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). TPT merupakan perbandingan antara jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. Dari data yang disajikan pada Tabel 4. dapat dihitung angka TPT pada tahun 2014 mencapai 2.43 persen atau turun dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar 3,51 persen. Angka TPT di Kota 43
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan Batu sebesar 2.43 persen tersebut lebih kecil dibandingkan angka TPT
ot a. bp
s.
go
.i
d
Jawa Timur yaitu sebesar 4.12 persen.
tu k
Gambar 22. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Di Kota Batu 2012-2014
Pengangguran
di
Kota
Batu
mengalami
kecenderungan
ba
menurun dalam tiga tahun terakhir (Gambar 21 dan 22). Informasi ini tentunya menjadi hal yang positif bagi kinerja pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduknya. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang sedang berlangsung di Kota Batu dimana pembangunan fisik untuk sarana perumahan dan pariwisata semakin intens memiliki kapasitas menampung tenaga kerja. Kegiatan di sektor pertanian hortikultura yang semakin menjanjikan menampung
tentunya tenaga
menjadi
kerja.
lapangan
Belum
lagi
usaha
sektor
yang
mampu
pariwisata
yang 44
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan bergandengan dengan sektor perdaganan. hotel dan restoran yang terus berkembang menggembirakan. Meskipun demikian Pemerintah Kota Batu belum dapat berpuas diri mengingatpengangguran masih tetap saja ada dan dapat menjadi potensi masalah bagi masyarakat
tu k
ot a. bp
s.
go
.i
d
Kota Batu.
ba
Gambar 23.TPT menurut Kelompok Umur Tahun 2014
Secara total angka TPTmenurut kelompok umur menunjukkan persentase terbesar terdapat pada kelompok umur 20-24 tahun. yang kemudian menurun seiring dengan pertambahan umur sebagaimana yang digambarkan pada Gambar 23. Jika dilihat dari jenis kelaminnya maka penganggur laki-laki ditemukan di kelompok umur 15-39 tahun. Sementara penganggur perempuan persentasenya lebih banyak di kelompok umur 25-34 tahun. Karakteristik lain yang menarik disajikan dari indikator penganggur adalah tingkat pendidikan. Hasil survei 45
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa sebagian besar penganggur di Kota Batu adalah lulusan SLTA. Jika dibandingkan antara SLTA Kejuruan dan SLTA Umum maka terlihat penganggur lebih banyak dari lulusan SLTA Kejuruan. Penganggur yang lulusan Universitas mencapai 15 persen sementara penganggur yang tidak tamat SD hanya ada sekitar 6 persen. Jika dilihat menurut jenis kelaminnya ternyata lebih dari sepertiga penganggur perempuan merupakan lulusan universitas. Yang menarik
adalah
penganggur
yang
memiliki
pendidikan
rendah
ba
tu k
ot a. bp
s.
go
.i
d
(tidak/belum tamat SD) adalah penganggur perempuan.
Gambar 24. TPT Kota Batu Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin (%) Tahun 2014
Jika pengangguran dibedakan menjadi dua yaitu penganggur yang pernah bekerja dan penganggur yang tidak pernah bekerja. maka pola TPT menunjukkan bahwa penganggur yang tidak tamat SD adalah penganggur yang pernah bekerja. Sementara yang penganggur yang 46
Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan memiliki ijazah SMA Kejuruan adalah penganggur yang tidak/belum pernah bekerja. Dan hampir semua penganggur yang memiliki pendidikan
hingga
perguruan
tinggi
adalah
pengangguran
yang
tu k
ot a. bp
s.
go
.i
d
tidak/belum pernah bekerja.
ba
Gambar 25. Pengangguran tidak pernah bekerja dan pengangguran pernah bekerja di Kota Batu Tahun 2014 Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan.
47