Revitalisasi Sistem LAKU SUSI Sony Heru Priyanto
[email protected] 085876699835 SetBakorluh-Ungaran, 11 April 2014
Pengantar Dulu, tatkala belum banyak informasi yang bisa diakses petani, keberadaan penyuluh memegang peranan yang penting
Dari sisi geografis, ada kesulitan petani untuk melakukan mobilitas diri
Sekarang ini telah terjadi perubahan besar dengan semakin baiknya sarana jalan dan transportasi serta perubahan pada teknologi & sistem informasi
Dulu ada sistem LAKU untuk memenuhi kebutuhan petani. Sekarang?
Pemaknaan • Sistem kerja LAKU adalah sistem kerja penyuluh pertanian dengan cara mempersiapkan diri lebih baik untuk memberikan materi penyuluhan dan pendampingan kepada petani. • Dalam sistem kerja LAKU latihan bagi penyuluh pertanian diselenggarakan di BPP atau tempat lain dengan jadw al sekali dalam 2 (dua) minggu. Latihan tersebut diselenggarakan secara teratur, terarah dan berkelanjutan. Proses latihan (belajar mengajar) difasilitasi oleh penyuluh pertanian yang menguasai materi, dan dapat juga dilakukan oleh tenaga ahli dari lembaga lainnya. • Sistem LAKU diharapkan meningkatkan motivasi penyuluh pertanian dalam melaksanakan fungsinya sebagai pembimbing dan pendamping petani dalam melaksanakan kegiatan usahataninya untuk lebih baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas serta menigkatkan pendapatan para petani.
Tujuan Pelatihan • Diperolehnya berbagai informasi yang berkaitan dengan pembangunan pertanian perikanan dan kehutanan • Meningkatkan PSK penyuluh , baik teori / praktek • Meningkatkan kemampuan menganalisis dan memecahkan permasalahan yang dihadapi di tingkat lapangan. • Meningkatkan kemampuan penyuluh dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan penyuluhan .
Prinsip-Prinsip Pelatihan • Teratur, terarah dan berkelanjutan • Topik pelatihan harus actual, factual dan dibutuhkan oleh pelaku utama dan pelaku usaha • Pembahasan materi harus mendalam. • Latihan mencakup teori dan praktek • Latihan harus mampu memecahkan permasalahan teknis di lapangan yang sedang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha • Pelatih / pengajar harus mengasai materi dan metode yang digunakan • Pelatihan menggunakan metode partisipatif. • Pelatihan dilaksanakan sesuai jadwal.
Sasaran Pelatihan • Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan • Teori yang diberikan sesuai deengan keadaan lapangan dan masalah-masalah utama daerah. • Praktek dapat dilaksanakan di lapangan dan di dalam kelas. • Materi praktik penyuluhan diarahkan agar peserta latihan dapat berpatisipatif aktif, • berbentuk simulasi, cara-cara berbicara, cara mengajar, teknis diskusi kelompok, membuat alat peraga dan sebagainya. • Meningkatnya kemampuan dalam menganalisis dan memecahkan permasalahan yang dihadapi di tingkat lapangan • Masalah teknis, social , ekonomi pelaku utama dan pelaku usaha • Kelancaran tugas sehari-hari. • Meningkatnya kemampuan penyuluh menyusun rencana dan melaksanakan penyuluhan • Membahas kegiatan 2 minggu yang akan datang mengacu kepada rencana kerja penyuluhan .
Materi Pelatihan • Berisi program-program pembangunan yang sedang dan akan dikembangkan untuk daerah yang bersangkutan • Bersifat membantu para penyuluh dalam memecahhkan permasalahan yang dihadapi di lapangan. • Dilengkapi dengan syilabus, kurikulum (termasuk tujuan instruksionil khusus)
Proses Pelatihan Di Balai Penyuluhan • Diskusi umum antara penyuluh dengan petugas instansi terkait membahas masalah lapangan. • Fasilitator menyampaikan materi yang relevan dengan kebutuhan penyuluh. • Praktek dapat dilakukan di luar maupun di dalam ruangan. • Tinjauan pelaksanaan program yang dilakksanakan 2 minggu yang lalu. • Laporan kemajuan yang dicapainya • Mengajukan perrmasalahan untuk dipecahkan bersamasama. • Merencanakan program kerja untuk masa 2 minggu yang akan datang.
Tujuan Kunjungan Kerja • Menyampaikan informasi dan teknologi baru kepada pelaku utama dan pelaku usaha • Membimbing penerapan teknologi usahatani • Memfasilitasi proses belajar-mengajar pelaku utama dan pelaku usaha • Mendampingi dalam penyusunan RDK & RDKK • Pemeriksaan lapangan bersama untuk mengetahui permasalahannya • Membantu pemecahan masalah teknis , non teknis pelaku utama dan usaha • Menampung permasalahan yang tidak dapat dipecahkan & dibawa ke BPP
Prinsip-Prinsip Kunjungan • Teratur, terarah dan berkelanjutan • unjungan melalui pendekatan kelompok • Pertemuan dapat dilakukan di saung petani, rumah ketua kelompok, atau tempat lain yang telah disepakati oleh anggota kelompok. • Pertemuan dipimpin oleh ketua kelompok, penyuluh sebagai fasilitator. • Pertemuan untuk memecahkan permasalahan usaha yang dihadapi para pelaku utama dan pelaku usaha • Materi disesuaikan dengan keadaan usaha pelaku utama dan pelaku usaha
Penetapan Waktu Penyuluhan Tergantung dari: • Metode penyuluhan yang digunakan • Media penyuluhan yang digunakan • Materi penyuluhan yang akan disampaikan • Keadaan atau kesempatan penyuluh itu sendiri • Keadaan atau situasi sasaran yang dituju • Jenis kegiatan usahatani setempat • Ketersediaan alat dan perlengkapan (transport, komunikasi, alat peraga) • Kegiatan penyuluhan bisa dilakukan mengikuti kegiatan masyarakat setempat (bulanan, pengajian, musyawarah desa )
Materi Kunjungan • Disesuaikan dengan permasalahan di lapangan, dan dibahas bersama-sama. • Bersifat meningkatkan pengetahuan,keterampilan pelaku utama & pelaku usaha • Mencakup perencanaan materi 2 minggu akan datang.
Keuntungan sistem LAKU SUSI • Penyuluh pertanian memiliki rencana kerja dalam setahun • Penyuluh pertanian mengunjungi petani secara teratur,terarah dan berkelanjutan • Penyuluh pertanian dapat dilakukan melalui pendekatan kelompok • Penyuluh pertanian cepat mengetahui masalah yang terjadi dipetani sehingga pemecahan cepat • Secara teratur mendapat tambahan pengetahuan/kecakapannnya,sikap dan keterampilan • Mendapatkan supervisi dan pengawasan secara teratur
Kelemahan Sistem LAKU SUSI • Tidak semua pelaku yang terlibat dalam sistem LAKU bekerja untuk kebutuhan sasaran penyuluhan , peneliti lebih tertarik dengan penelitian non aplikatif. • Publikasi hasil penelitian cenderung pada promosi, bukan ilmu terapan yang dibutuhkan • Penyuluh dianggap rendah karena bekerjasama dengan pelaku utama dan pelaku usaha. • Penyusunan program cenderung dikendalikan oleh pusat. • Cenderung top down dalam proses pelaksanaannya • Kesulitan bagi daerah yang agroekologis dan sosioekonominya beragam • Tidak efektif untuk daerah terpencil. • Perlu biaya cukup tinggi untuk transportasi dan pelatihan yang teratur. • Asumsi pelaku utama dan pelaku usaha bersedia menjadi agen penyuluhan secara cuma-cuma tidak sepenuhnya bisa
Revitalisasi Sistem LAKU SUSI Prinsipnya adalah LAKU SUSI perlu direvitalisasi karena kondisi lingkungan eksternal sudah berubah
Sistem kegiatan penyuluhan perlu memanfaatkan teknologi dan sistem informasi Tidak perlu penyuluh datang secara teratur, namun bisa hadir secara on line, real time
Revitalisasi Sistem LAKU SUSI Asumsi 1, Jika terjadi 1 Desa-1 Penyuluh 1. Penyuluh harus berada di desa setiap hari sehingga bisa menjangkau petani secara fleksibel 2. Filosofinya adalah pemberdayaan petani sehingga biaya bisa lebih ditekan. Tidak semua masalah harus diselesaikan oleh penyuluh 3. Untuk pembekalan bagi penyuluh, penyuluh bisa menggunakan e-learning. Oleh karena itu, Bakorluh dan Bapeluh bisa menyelenggarakan pembekalan dan pembelajaran bagi penyuluh secara on-line 4. Dalam rangka itu, perlu dipersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran e-learning bagi penyuluhan, disebut e-exten 5. Perlu dipersiapkan model bagi pembelajaran e-exten ini
Jika 1 desa 1 penyuluh tidak bisa dipenuhi 1. Kegiatan LAKU SUSI bisa diganti dengan pembekalan kepada penyuluh swadaya dari petani maju 2. Penyuluh swadaya ini dibekali untuk bisa mengakses e-exten 3. Penyuluh swadaya didampingi oleh penyuluh PNS 4. Bakorluh dan Bapeluh menyiapkan perangkat e-exten 5. Bakorluh dan Bapeluh perlu memberikan pelatihan bagi penyuluh PNS
Terima Kasih, Maju Kita Semua-Maju Indonesia Sumber Informasi: http://kp4kkulonprogo.blogspot.com/2011/01/s istem-kerja-latihan-dan-kunjungan-laku.html http://213.154.74.164/invenio/record/14967/fil es/andersonwps3928.pdf www.ut.ac.id/html/suplemen/.../SISTEM%20KE RJA%20LAKU.doc