Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
REVIEW PENDEKATAN STATED PREFERENCED DALAM BEBERAPA PENELITIAN TRANSPORTASI DI KOTA PADANG Yosritzal, MT. Staf Pengajar KBK Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Phone: +62-751-72664, Fax: +62-751-72566
Abstrak Makalah ini menguraikan beberapa penelitian transportasi di Kota Padang yang dalam penyusunan kuisionernya menggunakan teknik stated preference. Tinjauan dilakukan terhadap bentuk kuisioner, pelaksanaan survey dan hasil yang diperoleh. Dari seluruh penelitian yang dilakukan terlihat bahwa masyarakat Kota Padang masih belum terbiasa dengan kuisioner. Banyak calon responden yang menolak mengisi kuisioner. Kuisioner yang telah berisipun tidak semuanya dapat diolah karena tidak memenuhi syarat. Telaah terhadap hubungan nilai R2 model terhadap cara penampilan pertanyaan dan jumlah atribut yang dihipotesakan menunjukkan bahwa nilai R2 semakin tinggi dengan semakin sedikit atribut yang ditawarkan. Penyampaian atribut yang tidak sekaligus kepada responden juga berdampak positif terhadap tingginya nilai R2. oleh karena itu disarankan untuk penelitian dengan stated preference selanjutnya, sebaiknya atribut yang digunakan sesedikit mungkin kepada tiap responden dan jangan menampilkan atribut tersebut sekaligus kehadapan responden. Alternatif yang cukup baik adalah dengan membagikan kuisioner dengan atribut yang berbeda kepada tiap kelompok responden. Hasilnya kemudian diolah secara bersama-sama sehingga dicover banyak atribut tanpa menimbulkan kebingungan responden. Kata kunci: Stated Preference
1. PENDAHULUAN Teknik Stated Preference (SP) diperkenalkan pertamakali dalam penelitian transportasi oleh Davidson, J.D. (1973). Istilah stated preference yang digunakan dalam penelitian transportasi mengacu kepada semua bentuk metoda berdasarkan studi respon individu terhadap suatu hipotesa satu atau lebih alternatif perjalanan yang secara umum didefinisikan dalam bentuk kombinasi beberapa atribut. Jelas hal ini berbeda dengan teknik yang sering dilakukan sebelumnya yaitu revealed-preference yang berdasarkan observasi terhadap kondisi aktual. Penulis telah beberapa kali memanfaatkan teknik SP ini dalam penelitian transportasi di Kota Padang. Beberapa variasi teknik SP telah dilakukan dalam penelitian antara lain dalam hal jumlah atribut, cara penampilan kuisioner, dan dalam hal cara responden menyampaikan responnya. Tulisan ini memberikan evaluasi singkat dan terbatas terhadap variasi diatas untuk mencoba memberikan alternatif variasi yang terbaik diterapkan di Kota Padang. 2. TEKNIK STATED PREFERENCE Teknik stated preference (SP) merupakan pendekatan terhadap responden untuk mengetahui respon mereka terhadap situasi yang berbeda. Misalnya terjadi peningkatan pelayanan salah satu moda transportasi, bagaimana respon masyarakat terhadap moda tersebut relatif terhadap moda lainnya atau jika terjadi peningkatan pelayanan moda transportasi, tetapi juga diiringi dengan peningkatan ongkos moda tersebut. Teknik ini juga bermanfaat dalam tinjauan pasar untuk penerapan suatu teknologi transportasi yang sama sekali baru.
126
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
Pada teknik SP ini, peneliti dapat mengontrol secara penuh faktor-faktor yang ada pada situasi yang dihipotesa. Masing-masing individu ditanya tentang responnya jika mereka dihadapkan kepada situasi yang diberikan dalam keadaan yang sebenarnya (bagaimana preferensinya terhadap pilihan yang ditawarkan). Teknik ini digunakan dalam merancang eksperimen berbentuk serangkaian alternatif situasi tersebut. Rancangan pilihan dan penyajian SP setidaknya memiliki 3 langkah penting yaitu : a. Menseleksi level atribut dan kombinasi yang terjadi pada masing-masing alternatif (design experimental) b. Desain penyajian alternatif. c. Spesifikasi pilihan yang diperoleh dari responden. Jika jumlah atribut (a) masing-masing distratifikasi kedalam (n) level, maka diperlukan (na) kombinasi pilihan. Desain seperti ini disebut faktorial penuh (full factorial). Bila terdapat banyak atribut dan level stratifikasi yang di pertimbangkan, maka akan menghasilkan kombinasi yang sangat banyak yang dapat membuat responden bosan. Untuk mengurangi jumlah pilihan ini, dapat dilakukan beberapa hal, salah satunya yang paling banyak dipakai adalah dengan menggunakan desain faktorial sebagian (fractional factorial). Pendekatan ini mengasumsikan bahwa semua/sebagian variabel yang saling berinteraksi dapat diabaikan. Contoh perancangan eksperimen (design experimental) dengan faktorial sebagian dengan 4 variabel masing-masing dengan 3 level dan telah direduksi diperlihatkan pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Design experimental SP Alt. Walk Wait In Vehicle 1 2 1 10 2 4 5 20 3 8 10 15 4 4 1 15 5 8 5 10 6 2 10 20 7 8 1 20 8 2 5 15 9 4 10 10 Sumber : Toner (1991)
Cost 300 300 300 330 330 330 370 370 370
Preferensi responden dapat dikuantifikasi dengan cara sebagai berikut : a. Respon berdasarkan rangking Pendekatan ini menampilkan semua pilihan sekaligus kepada responden, kemudian mereka diminta mengurutkan sesuai pilihannya yang dapat menunjukkan tingkatan utilitas pilihan tersebut. Hal yang menarik dari pendekatan ini adalah bahwa semua pilihan disajikan secara bersamaan. Namun perlu dipertimbangkan bahwa jumlah alternatif yang terlalu banyak dapat membuat responden lelah dan asal jawab. b. Respon berdasarkan rating Pada teknik rating ini, responden diminta menunjukkan tingkat kesukaannya (degree of preference) terhadap pilihan yang ada dengan menggunakan skala tertentu. Misalnya skala 1 – 10 dimana 1 = menunjukkan sangat tidak disukai, 5 = sama saja dan 10 sangat disukai. Respon selanjutnya dianalisa dengan menggunakan operasi aritmetik biasa (hitungan rata-rata, rasio, dsb). Untuk dua pilihan A atau B, Respon 127
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
bisa juga diekspresikan dalam bentuk pilihan 1 – 5 dimana 1= pasti memilih A, 2 = mungkin memilih A, 3 = tidak tahu, 4 = mungkin memilih B dan 5 = pasti memilih B. Kelima pilihan ini kemudian ditransformasikan kedalam bentuk probabilitas (misal skor 1 = 0,1, skor 3 = 0,5 dan skor 5 = 0,9) yang akan digunakan untuk menyusun model regresi linear berganda. Hal ini telah dilakukan oleh Yosritzal et.al. (2001) dalam penelitian tingkat kebutuhan taksi di Bandung. c. Respon berupa pilihan Responden diminta menentukan pilihannya terhadap beberapa alternatif pilihan yang tersedia. Pilihan ini dapat juga diperluas dalam bentuk skala rating. Agar lebih sesuai dengan kenyataan, biasanya ditambahkan opsi “tidak satupun dari pilihan diatas” untuk menghindari pemaksaan pilihan. Contoh kuisioner SP diperlihatkan pada Tabel 2. Tabel 2. Pilihan Sederhana Stated Preference Antara Situasi Perjalanan Alternatif Situasi Perjalanan A Biaya
Waktu Tempuh
Situasi Perjalanan B Biaya
Waktu Tempuh
£0.40 30 menit £1.00 15 menit £2.00 20 menit £1.50 25 menit (Sumber : Pearmain, D. & Swanson, J., 1991)
Mana Yang Anda Pilih A atau B Pilih A
Pilih B 9
9
Sifat utama dari teknik stated preference adalah sebagai berikut : a. Stated Preference didasarkan pada pernyataan pendapat responden tentang bagaimana respon mereka terhadap beberapa alternatif hipotesa. b. Setiap pilihan direpresentasikan sebagai ‘paket’ dari atribut yang berbeda seperti waktu, ongkos, headway dan lain-lain. c. Peneliti membuat alternatif hipotesa sedemikian rupa sehingga pengaruh individu pada setiap atribut dapat diestimasi; ini diperoleh dengan teknik desain eksperimen (experimental design). d. Alat interview (kuesioner) harus memberikan alternatif hipotesa yang dapat dimengerti oleh responden, tersusun rapi dan masuk akal. e. Responden menyatakan pendapatnya pada setiap pilihan (option) dengan melakukan rangking, rating dan pilihan pendapat terbaiknya dari sepasang atau sekelompok pernyataan. f. Respon sebagai jawaban yang diberikan oleh individu dianalisa untuk mendapatkan ukuran secara kuantitatif mengenai hal yang penting (relatif) pada setiap atribut. 3. REVIEW PENELITIAN 3.1 Model Pemilihan Dan Tingkat Kebutuhan Angkutan Taksi Di Kota Padang (Yosritzal, et.al., 2001) Penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal Teknik Sipil ITB Volume 8 No. 1, Januari 2001. Tujuan Penelitian adalah menyusun model pemilihan angkutan taksi oleh pengguna taksi terhadap perubahan waktu tunggu, waktu tempuh, ongkos dan penghasilan keluarga. Atribut yang dipertimbangkan diperlihatkan pada Tabel 3. 128
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
Tabel 3. Atribut yang dihipotesakan beserta levelnya No.
Atribut
Definisi
Level Jelek (-)
Bagus (+)
1
Waktu Tunggu
2
- 5 menit
- 10 menit
2
Waktu Tempuh
2
- 10 menit
- 20 menit
3
Ongkos
2
+ Rp. 5000,-
+ Rp. 2500,-
4
Pendapatan
2
+ 25 %
+ 50 %
Survei dilaksanakan selama 30 hari sejak pertengahan Juli sampai dengan pertengahan Agustus 2000, pada berbagai lokasi seperti: pusat perbelanjaan (Matahari Dept Store, Pasar Raya Padang dan Minang Plaza), tempat ibadah (Masjid Taqwa dan Masjid Al-Azhar), tempat rekreasi (Pantai Muara), rumah sakit (RSU M. Jamil), terminal (Lintas Andalas), dan perumahan warga (Parupuk Tabing, Jl. Rasuna Said, Pegambiran, dll) yang dianggap dapat mewakili semua lapisan masyarakat Kota Padang. Jumlah calon Responden yang dihubungi mencapai 600 orang, namun yang bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner hanya sebanyak setengahnya yakni : 344 responden. Sebagian responden yang diperoleh adalah mereka yang baru turun dari taksi atau yang sedang mencari taksi dan sebagian lainnya adalah orang yang menggunakan taksi pada saat lainnya (bukan pada saat survei berlangsung). Dari 344 data yang diperoleh, sebanyak 25 data dinyatakan tidak memenuhi syarat karena jawaban tidak konsisten atau merupakan pengunjung Kota Padang (hanya tinggal untuk beberapa hari saja di Padang). Dari hasil regresi diperoleh model untuk seluruh responden sebagai berikut: U(PT-PL) = - 1,36 – 0,16 ∆WAIT – 0,06 ∆INV – 0,18 ∆COST + 1,57 ∆INC (- 9,22) (- 16,07) (- 11,93) (- 9,05) (8,09)
… ( 11 )
(Nilai tstat dalam tanda kurung, R2 = 0,18) 3.2 Model Utilitas Dan Sensitifitas Permintaan Bus Ac Dan Travel (Yosritzal dan Hendra Gunawan, 2003) Penelitian ini dipublikasikan dalam Simposium VI Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT) di Makasar tanggal 4-5 September 2003. Tujuan penelitian adalah: memperoleh suatu model utilitas dan probabilitas pemilihan moda yang dapat menjelaskan probabilitas pelaku perjalanan (pengguna) dalam memilih moda angkutan umum antara bus AC dan travel jurusan Padang–Pekanbaru. Atribut yang ditawarkan berserta levelnya dalam bentuk formulir survey diperlihatkan pada Tabel 4.
129
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
Tabel 4. Formulir Survey 1. PERUBAHAN PADA ATRIBUT BIAYA PERJALANAN (KONDISI PADA ATRIBUT LAINNYA TETAP) Biaya Perjalanan Untuk Moda
Biaya Perjalanan Untuk Moda
Bus AC (Rupiah)
Travel (Rupiah)
35.000,35.000,35.000,30.000,40.000,45.000,-
35.000,45.000,50.000,40.000,40.000,40.000,-
SILAHKAN DIJAWAB PADA KOLOM INI Pasti Pilih Bus AC
POINT RATING Mungkin Pilih Pilihan Mungkin Pilih Bus AC Berimbang Travel
Pasti Tra
2. PERUBAHAN PADA ATRIBUT WAKTU TEMPUH PERJALANAN (KONDISI PADA ATRIBUT LAINNYA TETAP) Waktu Perjalanan Untuk Moda
Waktu Perjalanan Untuk Moda
Bus AC (Jam)
Travel (Jam)
8,00 8,00 8,00 7,00 9,00 10,00
5,50 6,50 7,00 6,00 6,00 6,00
SILAHKAN DIJAWAB PADA KOLOM INI Pasti Pilih Bus AC
POINT RATING Mungkin Pilih Pilihan Mungkin Pilih Bus AC Berimbang Travel
Pasti Tra
3. PERUBAHAN PADA ATRIBUT BIAYA AKSES (KONDISI PADA ATRIBUT LAINNYA TETAP) Biaya Akses
Biaya Akses
SILAHKAN DIJAWAB PADA KOLOM INI
Bus AC (Rupiah)
Travel (Rupiah)
POINT RATING Mungkin Pilih Pilihan Mungkin Pilih Bus AC Berimbang Travel
1000,2500.3500,-
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Pasti Pilih Bus AC
Pasti Tra
4. PERUBAHAN PADA ATRIBUT PENDAPATAN PENGGUNA JASA (KONDISI PADA ATRIBUT LAINNYA TETAP) SILAHKAN DIJAWAB PADA KOLOM INI POINT RATING Pasti Pilih Mungkin Pilih Pilihan Mungkin Pilih
Pendapatan Pengguna Jasa (Rupiah)
Bus AC
Meningkat 20 %
130
Bus AC
Berimbang
Travel
Pasti
Tra
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006 Meningkat 40 % Meningkat 50 %
Oleh karena keterbatasan waktu dan dana maka sampel diambil sebanyak 100 sampel dengan rincian 50 sampel untuk pengguna jasa bus AC dan 50 sampel untuk pengguna jasa travel. Survey dilaksanakan selama ± 1 minggu mulai dari tanggal 29 Juli – 2 Agustus 2002 dengan menempatkan 4 orang surveyor pada lokasi pemberangkatan bus dan travel seperti Terminal Lintas Andalas dan loket masing-masing angkutan pada jam-jam keberangkatan. Berdasarkan analisa model diatas, maka model yang dipilih adalah model alternatif 5 yaitu: Y = −0,34497 − 3, 2 E − 05 X 1 + 3,39 E − 09 X 1 + 6,38 E − 15 X 1 − 0,32930 X 2 − 0,35157 X 2 + 0,09763 X 2 2
(-1,393)
(-0,4543)
(0,3957)
3
(0,0228)
2
(-0,7321)
(-0,8426)
3
(1,0247)
(Nilai t-stat dalam tanda kurung, R2 = 0,183) dimana : Y = Utilitas (Bus AC – Travel) X1 = ∆ Biaya (Selisih biaya perjalanan antara Bus AC dan Travel) X2 = ∆ Waktu (Selisih waktu tempuh perjalanan antara Bus AC dan Travel) 3.3 Kompetisi Pemilihan Bus Kota Dan Angkot Jurusan Pasar Baru – Pasar Raya (Bayu Martanto Adji dan Yosritzal, 2004) Penelitian ini dipublikasikan dalam Simposium VII FSTPT di Bandung Tgl. 11 September 2004. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh suatu model pemilihan moda, dalam bentuk persamaan linier, persamaan polynomial kuadratik atau persamaan polynomial hyperbolik yang dapat menjelaskan probabilitas pelaku perjalanan (pengguna) dalam memilih moda angkutan umum antara bus kota dan angkutan kota jurusan Psr. Baru–Psr. Raya. Atribut dan levelnya diperlihatkan pada Tabel 5. Tabel 5. Atribut beserta level atribut Biaya Waktu Waktu Perjalanan Tempuh Tunggu (Rp) (Menit) (Menit) 100 -5 -5 0 -5 -5 -300 -5 -5 0 -5 -5 200 -5 -5 300 -5 -5 -200 0 -5 -200 -5 -5 -200 -10 -5 -200 -15 -5 -200 -10 -5 -200 5 -5 -200 -5 5 -200 -5 0 -200 -5 -10 -200 -5 0 131
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
-200 -200
-5 -5
5 15
Lembar kuesioner langsung dibawa oleh tenaga survei (surveyor) kepada setiap responden. Survei ini dilakukan selama ± 1 minggu terhadap 100 responden. Model pemilihan moda angkutan umum Bus Kota dan Angkutan Kota jurusan Psr. Baru – Psr. Raya yang terpilih adalah Model Polynomial Hiperbolik dengan persamaan model sebagai berikut : Y = - 1,4232 - 3,25E - 03 X 1 + 8,29E - 07 X 1 − 2,41E - 08 X 1 - 1,64 E − 01 X 2 + 9,78E - 03 X 2 + 6,66E - 04 X 2 2
(−13,132)
( −6,2842)
(0,5771)
3
(−3,0273) (−11,9799)
2
(2,5348)
3
( 2,68718)
2
(Nilai t-stat dalam tanda kurung; R = 0,3496) dimana : Y = Utilitas (Bus Kota – Angk. Kota) X1 = ∆ Biaya (Selisih biaya perjalanan antara Bus Kota – Angk. Kota) X2 = ∆ Waktu (Selisih waktu tempuh perjalanan antara Bus Kota – Angk. Kota) 3.4 Nilai Waktu Pengguna Pesawat Terbang Studi Kasus: Rute Padang-Jakarta (Yosritzal dan Elfi Eriani, 2006) Tujuan Penelitian ini adalah: memprediksi nilai utilitas penggunaan pesawat terbang oleh penggunanya dan memprediksi nilai waktu pengguna pesawat terbang berdasarkan model utilitas tersebut. Atribut yang digunakan adalah Waktu (termasuk semua waktu yang dihabiskan mulai dari check in, menunggu termasuk delay dan waktu tempuh) dan Harga Tiket. Kedua atribut dikombinasikan dalam 3 level. Dengan demikian diperoleh 9 kombinasi hipotesa yang akan ditawarkan kepada responden. Responden diminta untuk merangking kesembilan pilihan tersebut berdasarkan kesukaannya. Kesembilan alternative tersebut diperlihatkan pada Tabel 5. Tabel 5. Alternatif yang ditawarkan No.
Waktu
Ongkos
1
2.5
250000
2
3.5
350000
3
4.5
450000
4
2.5
250000
5
3.5
350000
6
4.5
450000
7
2.5
250000
8
3.5
350000
9
4.5
450000
Rangking
Survey dilaksanakan selama 30 hari terhadap 300 responden. Pengambilan responden dilakukan secara acak kepada seluruh anggota masyarakat yang sering menggunakan pesawat 132
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
terbang menuju Jakarta. Sasaran lokasi survey adalah kawasan perkantoran baik swasta maupun pemerintah, pusat-pusat aktivitas masyarakat, dan kawasan perumahan. Surveyor ditempatkan pada beberapa lokasi seperti : pusat perbelanjaan (depan Matahari Dept. Store dan jalan permindo) dan perkantoran (Pelataran Parkir Kantor Balaikota, Bank, dan instansi pemerintah lainnya). Sementara pembagian kuisioner juga dilakukan pada orang-orang yang bisa ditunjuk sebagai surveyor dilingkungan perkantoran (bukan wawancara). Kuisioner yang disebarkan pada responden berjumlah 300 buah kuisioner, dan yang dapat digunakan hanya 200 responden, sementara 100 responden lainnya tidak memenuhi syarat untuk dianalisis. Dari hasil regresi linier untuk seluruh responden yang diperoleh model: Y = 6,238
– 6,580E-6X1
R2 = 0,6673
– 1,124X2
Dimana: X1 = Ongkos; X2 = Waktu Nilai waktu untuk model ini adalah: λ = -1,124/ -0,00000658 λ = a2/a1 λ = Rp. 170.820 /orang/ jam Selanjutnya juga dihitung nilai waktu terhadap berbagai karakteristik responden. Nilai ini diperoleh dengan membagi responden menurut karakteristik-nya, kemudian data tersebut dikompilasi untuk mendapatkan persamaan utilitas. Hasilnya diperlihatkan pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai waktu berdasarkan karakteristik responden. Atribut Level Nilai Waktu (Rp/orang/jam) Usia 16 - 30 120.500 30 - 45 197.000 46 - 60 281.000 > 60 120.700 Pekerjaan PNS 204.700 Swasta 216.000 Mahasiswa 123.000 Wiraswasta 210.500 Ibu Rumah 98.100 Tangga Pendapatan < 1 jt 104.400 1 – 2 jt 134.400 2 – 3 jt 195.300 > 3 jt 224.000 Maksud Dinas 191.300 Perjalanan Bisnis 520.500 Pendidikan 161.600 Rekreasi 150.300 Urusan 145.900 Keluarga 4
PEMBAHASAN
Dari uraian beberapa hasil penelitian tersebut dapat dibahas hal sebagai berikut: 133
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
1. Semua penelitian menunjukkan bahwa responden umumnya tidak kooperatif dalam pengisian lembar kuisioner. Hal ini terlihat dari banyaknya formulir survey yang dianggap gagal dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Pada penelitian (a) terdapat 25 data dari 344 data yang tidak dapat dipakai. Bahkan sebelumnya telah dilakukan pendekatan terhadap 600-an calon responden dan hanya 344 yang bersedia mengisi kuisioner. Demikian juga dengan Penelitian (d) dari 300 kuisioner yang disebar, 100 diantaranya tidak dapat dipakai. 2. Model penelitian (a) memiliki nilai R2: 0,18, penelitian (b): 0,183, penelitian (c): 0,3496 dan penelitian (d): 0,6673. Terlihat bahwa model penelitian (d) memiliki nilai R2 yang cukup baik, mungkin hal ini disebabkan oleh kesederhanaan penampilan kuisioner, dimana atribut hanya dua, jumlah pertanyaan hanya berjumlah 9, dan respon diberikan dalam bentuk rangking, model penelitian (c) memiliki R2 yang cukup baik juga, karena atribut yang ditawarkan hanya 3 dan penyampaian dilakukan dengan membandingkan dua atribut. 5
SARAN SEPUTAR PENELITIAN DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE DI KOTA PADANG PADA MASA YANG AKAN DATANG 1. Usahakan dalam menampilkan pertanyaan sesederhana mungkin. Misalnya seperti yang digunakan pada penelitian (b) dan (c). 2. Atribut yang ditawarkan sebaiknya tidak terlalu banyak. Semakin sedikit semakin baik. 3. Mungkin ada baiknya melakukan kombinasi atribut dimana responden dibagi dalam beberapa kelompok dengan atribut yang ditawarkan masing-masing hanya dua namun kepada tiap kelompok responden ditawarkan atrubut yang berbeda. Hal ini akan memudahkan responden dalam menjawab, dan jumlah atribut yang tercover juga cukup banyak. 4. Penampilan atribut sekaligus kepada responden sebaiknya dihindari untuk menghilangkan faktor kebingungan responden. 5. Hendaknya surveyor memberikan penjelasan yang cukup kepada responden agar dalam pengisian kuisioner responden tidak kebingungan dan dapat mengisi dengan serius.
DAFTAR PUSTAKA 1. Davidson, J.D.,”Forecasting Traffic On STOL”, Operations Research Quarterly, 1973, 24(4),561-569. 2. Tonner, J.,P., “The Demand for Taxis and The Value of Time – A welfare Analysis”, Working Paper 333, University of Leeds, Institute for Transport Studies, 1991. 3. Yosritzal, et.al. (2001), “Model Pemilihan dan Tingkat Kebutuhan Taksi di Kota Padang”, Jurnal Teknik Sipil, Volume 8 No. 1, Januari 2001, ITB. 4. Pearmain, D; Swanson, J., “Stated Preference Techniques : A Guide to Practice”, Steer Davies Gleave and Haque Consulting Group, London, 1999. 5. Yosritzal dan Hendra Gunawan, “Model Utilitas Dan Sensitifitas Permintaan Bus Ac Dan Travel”, Prosiding Simposium VI Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT), Makasar, 4-5 September 2003.
134
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
6. Adji, Bayu Martanto dan Yosritzal, “Kompetisi Pemilihan Bus Kota Dan Angkot Jurusan Pasar Baru – Pasar Raya”, Prosiding Simposium VII Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT), Bandung, 11 September 2004. 7. Yosritzal dan Elfi Eriani, “Nilai Waktu Pengguna Pesawat Terbang Studi Kasus: Rute Padang-Jakarta”, Makalah Seminar Tugas Akhir, 2004.
135