DINAMIKA KEBERADAAN TRANSPORTASI BEMO DI KOTA PADANG
JURNAL
Oleh
RAHMIATI 10070129
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
The Dynamics of Existence of Transportation “Bemo” In Padang City By: Rahmiati¹,Ardi Abbas²,Surya Prahara³ 1. Alumni of Sociology of Study Program at (STKIP) PGRI West Sumatra 2. Lecturer at Faculty of Social and Political Sciences Andalas University 3. Lecturer at program study Education Sosiology (STKIP) PGRI West Sumatra ABSTRACT This research is based on the existence of Bemo as a means of transportation which has not only been used for 52 years, but also has been survived from other transportations and government policy change in Padang city. The problems are formulated : how is the dynamic of existence transportasi in Padang, how is the relationship with the bemo driver IKABE and how is the influence of government policy toward bemo base station. The purpose of the research are to describe and analyze the dynamic of existence transportasi bemo in Padang, the relationship between the drivers and the influence of government policy toward bemo base station in Padang. This research is performed for 2 months, on July and August 2014. The analysis in this research uses analysis interactive. The approach of this research is qualitative descriptive analysis, which is done by 16 informant by using purposive sampling technique. It means informant selection based on certain criteria. The methods used for data collection are observation, indepth interview and document study. From the real results of the research we can summarize that the dynamics of transportation bemo in the Padang City. The beginning of its presence gave rise to attitudes of pros and cons, as seen from the pros it is communities who use the services of the bemo while the cons were from hansom carriage. Then if viewed from a number of routes, fares, and these often have a bemo base good changes that impact the development nor retrogression. And then a bemo has organization called the IKABE which was formed on January 3, 1967 and membership system this is the original IKABE to become a citizen of the Republic of Indonesia are engaged in the public transport system as well as ownership is individuals bemo. Next to the age of the older the bemo then Government undertook the rejuvenation of a bemo for 3 times: in 2003, 2005 and 2007. Last seen in terms of the relationships between drivers and bemo IKABE he became the relationship among them, cooperation, then it has the rights and obligations which must be accepted in a bemo driver pay in the IKABE organization and they have various forms of events and activities with in the organization such as payroll activities IKABE and form groups and events commemorating the arisan holidays of Islam. The next influence government policy against viewing the transfer base bemo is giving effect to the bemo driver and passenger revenue itself. Key Words: Dynamics, Transportation, Bemo, Rejuvenation, and IKABE
mengungkapkan bahwa transportasi
PENDAHULUAN Masalah transportasi memang
merupakan salah satu bentuk sarana
telah banyak dibahas, diantaranya
penghubung
yang penting dalam
oleh
kehidupan
manusia,
Rustian
Kamaluddin
yang
sehingga
kebutuhan akan sarana transportasi
kemudian pada tahun 1971
yang memadai akan terus meningkat
bemo mulai dihilangkan di Jakarta
seiring dengan perkembangan zaman
disusul oleh Surabaya dan Malang
dan ragam kebutuhan manusia itu
pada tahun yang sama. Pada tahun
sendiri (Kamaluddin,1987:9).
1979 pemerintah daerah Surakarta
Dalam
batas-batas
perkembangan
tertentu
transportasi
mengambil
langkah
yang
sama,
ini
karena kendaraan bemo ini dianggap
berkaitan erat dengan perkembangan
sudah terlalu tua dan asapnya dapat
kota (Kamaluddin, 1981:3).
menyebabkan polusi udara.
Di Indonesia transportasi ini
Sumatera Barat khususnya Kota
dibagi kedalam dua jenis yakni
Padang masih mengoperasikan bemo
tradisional
sebagai angkutan kota. Bemo yang
dan
modern.
Jenis
tradisional seperti bendi atau delman
dahulunya
dan jenis modern adalah seperti
terjadinya gempa pada tanggal 30
bemo.
September
Bemo
merupakan
beroperasi
2009,
sebelum
dengan
jumlah
kendaraan
bemo yang mulai dihitung dari tahun
bermotor roda tiga yang berasal dari
1998-2002 sebanyak 136 unit sampai
Jepang, dan bemo tidak dimaksudkan
2005-2008.
untuk digunakan sebagai angkutan
dengan yang ditetapkan oleh ketua
manusia, melainkan sebagai angkutan
IKABE
barang.
Angkutan Bemo) yakni Abdul Muluk
Pada tahun 1962 bemo mulai digunakan
di
Indonesia
sebagai
dan
Dengan
(Ikatan
diresmikan
Perhubungan
jalur
Kekeluargaan
oleh
Komunikasi Padang
sesuai
yaitu
Dinas dan
angkutan umum. Pertama-tama di
Informatika
Pasar
Jakarta dalam menyemarakkan Iven
Raya– Palinggam, Pasar Raya –
Olahraga Ganefo. Kemudian bemo
Purus, Pasar Raya – Muara, Pasar
mulai merambah ke daerah-daerah
Raya – Jati RSUP Sudarso kemudian
lain di Indonesia seperti Bogor,
setelah gempa jumlah bemo dihitung
Bandung, Surabaya, Malang, Padang,
dari tahun 2009-2010 sebanyak 43
Denpasar, dan lain-lain.
unit, 2011-2012 sebanyak 13 unit sampai 2013-2014 sebanyak 5 unit
dengan tempat pangkalan sementara
METODE PENELITIAN
di jalan Sandang Pangan tepatnya
Penelitian
ini
ditampilkan
disamping Bank Mandiri. Jalur - jalur
dengan
yang telah ditetapkan oleh IKABE
observasi,
tersebut sebahagian masih efektif
dokumen. Kemudian informan yang
namun kebanyakan sekarang sudah
terkait
tidak efektif lagi sebab sekarang
diantaranya supir bemo, mantan supir
bemo
bemo, kepala bagian pengoperasian
sudah
tidak
membawa
menggunakan
metode
wawancara dan studi
dalam
penelitian
penumpang seperti orang melainkan
IKABE,
berupa barang seperti carteran (hasil
komunikasi dan informatika padang
wawancara
dengan
serta pelanggan yang menggunakan
Perhubungan
Komunikasi
Dinas dan
Informatika Padang).
diuraikan
transportasi
dengan
Berdasarkan penjelasan yang telah
jasa
Dinas
ini
atas,
bemo
tersebut
jumlah
informan
keseluruhannya adalah 16 informan.
maka
Lalu analisis data yang digunakan
tentang
dalam penelitian ini adalah model
Transportasi Bemo di Kota Padang.
analisis interaktif dari (Milles dan
Oleh sebab itu, penelitian ini diberi
Huberman,1992:16-20).
judul
analisis ini dilakukan dengan jalan
perluuntuk
di
Perhubungan
diteliti
“Dinamika
Keberadaan
Transportasi Bemo di Kota Padang”. Kemudian
berangkat
dari
:reduksi data, penyajian data dan kesimpulan data.
penjelasan latar belakang yang telah dipaparkan
di
atas,
maka
yang
Model
Jenis data yang digunakan yaitu data
primer
dan
data
sekunder.
menjadi rumusan masalahnya adalah :
Metode pengumpulan data adalah
Bagaimana dinamika perkembangan
observasi,
bemo di Kota Padang ? Bagaimana
dokumen.
hubungan supir bemo dengan IKABE
HASIL PENELITIAN
di
A. Dinamika Perkembangan Bemo
Kota
Padang
?
Bagaimana
pengaruh
kebijakan
pemerintah
terhadap
perpindahan
pangkalan
bemo di Kota Padang ?
wawancara
dan
studi
di Kota Padang 1. Awal
Kehadiran
Memunculkan Pro Kontra
Bemo
Kehadiran
Kota
tarif Rp.150, tahun 2000 sebanyak
Padang pada awalnya menimbulkan
136 dan terminal di parkiran Adabiah
sikap pro dan kontra. Bagi yang sikap
dengan tarif Rp.1000, tahun 2003
pro adalah masyarakat Kota Padang
sebanyak
sebagai pengguna jasa transportasi
diparkiran
ini, kehadiran bemo ini disambut
Rp.1500, tahun 2005 sebanyak 48
dengan baik dan gembira, karena
unit dan terminal di parkiran Adabiah
bemo mampu menjangkau gang-gang
dengan tarif Rp.2000, tahun 2009
kecil serta tarif yang ditetapkan bemo
sebanyak
lebih murah dari pada bendi pada saat
disamping Bank Mandiri dengan tarif
itu. Namun muncul sikap kontra yang
Rp.2000, tahun 2011 sebanyak 13
menentang kehadiran bemo tersebut
unit dan terminal disamping kantor
adalah
pihak
Balai Kota Padang dengan tarif
pemilik kusir bendi, ia beranggapan
Rp.2000 sampai 2014 jumlah bemo
bahwa dengan
sebanyak
dianggap
yang
bemo
berasal
di
dari
kehadiran bemo ini
merebut
sumber
mata
sebab
2. Jumlah Bemo dari Tahun 1962-
digunakan
unit
dan
Adabiah
43
5
unit
dan
ini
tarif
terminal
dengan
dengan
tahun
terminal
dengan
unit
disesuaikan
pencaharian mereka.
2014
69
tarif
penumpang, sistem
berbentuk
yang
carteran.
Kemudian pergeseran jumlah bemo
Jumlah
dapat
tersebut disebabkan oleh beberapa hal
diuraikan sebagai berikut mulai dari
yaitu dilakukannya peremajaan oleh
tahun 1962 sebanyak 25 unit dan
pemerintah terhadap bemo akibat dari
terminal
Raya
usianya yang telah tua dan gas
Bertingkat dengan tarif Rp.1,5, tahun
buanganya dapat menyebabkan polusi
1971 sebanyak 125 unit dan terminal
udara bagi masyarakat.
di Pasar Raya Timur (Goan Hoat)
B. Hubungan Supir Bemo dengan
di
bemo
depan
ini
Pasar
dengan tarif Rp.15, tahun 1980
IKABE
sebanyak 181 unit dan terminal di
1. Kerjasama
(Goan Hoat) dengan tarif Rp.65,
Kerjasama(cooperation)
tahun 1990 sebanyak 143 unit dan
merupakan
terminal di parkiran Adabiah dengan
bersama
sebagai antara
suatu
usaha
individu
atau
kelompok
demi
mencapai
tujuan
bersama
(Haryanto,Dany,
S.S,
2011:219). Kerjasama supir bemo ini terjalin setelah terbentuknya sebuah
C. Pengaruh Kebijakan pemerintah terhadap
perpindahan
pangkalan bemo di Kota Padang 1. Penumpang
organisasi IKABE.
Penumpang merupakan orang
2. Hak dan Kewajiban Supir Bemo dalam IKABE
yang menggunakan jasa angkutan bemo.
Bentuk hak yang diterima dan
Penumpang
berpengaruh
ini
terhadap
keberadaan
kewajiban yang harus dibayarkan
pangkalan bemo
supir
2. Penghasilan Supir Bemo
bemo
terhadap
organisasi
IKABE adalah haknya berbentuk bantuan
sosial
dunia,
sakit,
seperti
meninggal
pernikahan
dan
Pangkalan berdampak supir
bemo
terhadap
bemo,
sangat
sebab
penghasilan jika
tempat
melahirkan (bagi anggota keluarga)
pangkalan
sedangkan kewajibannya berbentuk
didekat keramaian maka para supir
iuran seperti pangkalan, pendaftaran
bemo bisa mendapatkan penghasilan
bemo, harian dan iuran sumbangan.
yang lebih namun jika sebaliknya
3. Kegiatan
maka
Supir
Bemo
dalam
Organisasi IKABE Berdasarkan dilapangan
bahwa
hasil
peneliti
kegiatan
yang
dua bentuk yaitu bentuk kekeluargaan dan Islami. Bentuk kekeluargaan yaitu melakukan acara arisan dan setiap
penghasilan
strategis
supir
dan
bemo
menurun.
dilakukan supir bemo adalah dalam
rapat
letaknya
juga
bulannya
di
kantor
KESIMPULAN A. Dinamika Perkembangan Bemo di Kota Padang 1. Awal
Kehadiran
Bemo
Memunculkan Pro Kontra Pro ini dalam arti masyarakat sedangkan kontra dalam arti kusir
IKABE jalan Patimura No.5 dan
bendi.
kegiatan Islami adalah memperingati
2. Jumlah Bemo dari Tahun 1962-
acara hari besar Islam bila telah tiba waktunya.
2014 Jumlah bemo ini mengalami perubahan dan pergeseran seiring
dengan perkembangan zaman baik itu dari segi jumlah, jurusan, pangkalan
2. Penghasilan Supir Bemo Pangkalan bemo berpengaruh
maupun itu dari tarif bemo itu sendiri.
terhadap penghasilan supir bemo.
B. Hubungan Supir Bemo dengan
DAFTAR PUSTAKA
IKABE 1. Kerjasama Kerjasama ini terjalin setelah terbentuknya suatu organisasi yang disebut dengan IKABE. 2. Hak dan Kewajiban Supir Bemo dalam IKABE. Hak sosial
ini
berbentuk
sedangkan
bantuan kewajiban
berbentuk iuran ini semua terjadi atas kesepakatan dari organisasi IKABE tersebut. 3.
Kegiatan
Supir
Bemo
dalam
ini
dapat
Organisasi IKABE. Kegiatan
dikategorikan ke dalam dua bentuk yaitu kekeluargaan dan Islami. C. Pengaruh Kebijakan Pemerintah terhadap
Perpindahan
Pangkalan Bemo di Kota Padang 1. Penumpang Pangkalan bemo berpengaruh besar terhadap Penumpang. Sebab jika penumpang tidak mengetahui keberadaan pangkalan bemo maka bagaimana cara ia menaikinya.
Haryanto, S.S. dan Edwi Nugrohadi. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta : PT. Prestasi Pustaka Raya Kamaluddin, Rustian.1987. Ekonomi Transportasi. Jakarta : Ghalia Indonesia ________ 1981. Perkembangan dan Pembangunan Sarana Perhubungan dalam Pembangunan Regional, laporan penelitian. Padang : lembaga penelitian universitas andalas Miles, Matthew B, dan A. Michael Huberman. 1992. Analisa Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press Yusuf, abdul Muluk. 1990. Buku Pedoman Kapukop Ikabe. Padang : Tanpa Penerbit .