ISSN: 2407-2680
PENGARUH PERILAKU KONSUMEN DAN PEMBENTUKAN BRAND AWARENESS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOTOR SUZUKI (Studi Kasus di Dealer Tatarunggul Santosa Lodoyo Kecamatan Sutojayan) Retno wijaya Sandi Eka Suprajang STIE Kesuma Negara Blitar Abstrak: Perkembangan dunia bisnis menuntut adanya perubahan dalam strategi pemasaran di industri sepeda motor untuk mempengaruhi keputusan pembelian motor Suzuki. Karena kurangnya pengenalan informasi motor Suzuki, perencanaan strategi pemasaran yang efektif menyebabkan penurunan penjualan motor Suzuki hingga peminatnya sedikit dan keraguan dalam pebelian motor Suzuki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkan penjualan motor Suzuki dengan memahami sikap perilaku konsumen dan untuk mengetahui cara meningkatkan penjualan motor Suzuki dengan membentuk kesadaran merek di Dealer Tatarunggul Santosa Lodoyo Kecamatan Sutojayan Blitar. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian sequsential explanatori research adalah penelitian kombinasi antara kualitatif dan kuantitatif sebagai proses pengukuran statistik. Populasi sebanyak 120 responden. Sampel penelitian ini adalah konsumen yang membeli motor di Dealer Tatarunggul Santosa Lodoyo sebanyak 54 responden. Mennggunakan metode non probability sampling Teknik pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling. Analisis hasil penelitian yang dipakai analisis regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji f. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara perilaku konsumen dan pembentukan brand awareness terhadap keputusan pembelian motor Suzuki. Berdasarkan hubungan secara simultan menghasilkan f = 17,961 signifikansi f sebesar 0,000. Langkah- langkah cara meningkatkan penjualan motor Suzuki di Dealer Tatarunggul Santosa Lodoyo Kecamatan Sutojayan Blitar yaitu dengan Membentuk Kesadaran dan memahami sikap perilaku konsumen. Kata Kunci: Perilaku konsumen, Pembentukan Brand Awareness, Keputusan Pembelian Motor Suzuki PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis saat ini telah menuntut adanya perubahan dalam segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Untuk meningkatkan persaingan bisnis global memaksa perusahaan untuk mencapai keunggulan strategi yang efektif. Pengaruh perilaku konsumen sangatlah penting dalam pemasaran yang berhubungan dengan pencarian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu, pemasar wajib memahami konsumen apa saja yang dibutuhkannya, apa seleranya, bagaimana konsumen mengambil keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi keputusan pembelian konsumen guna untuk tercapainya keberhasilan perusahaan pada strategi pemasaran suatu produk.
169
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) Suatu keputusan dalam pembelian sebuah produk melalui beberapa tahap yaitu tahap pertama diawali dengan pengenalan produk sesuai kebutuhan konsumen yang dapat dipengaruhi oleh rangsangan internal dan eksternal. Tahap kedua pencarian informasi suatu produk yang didapatkan dari mencari bahan bacaan, menelpon teman mengunjungi toko untuk mempelajari produk yang diinginkan. Tahap ketiga konsumen melakukan evaluasi alternatif yang membentuk penialaian atas produk secara sadar dan rasional dengan mengumpulkan berbagai pilihan yang disukai. Hal ini dilakukan dalam mencari proses seleksi pada produk dipilih dan dibeli dengan kriteria di benak konsumen. Brand merupakan identitas atau nama untuk pemilihan atau membedakan suatu produk yang ditawarkan pasar. Suatu brand bisa menimbulkan loyatitas konsumen yang tinggi. Membangun brand suatu produk dilakukan dengan menarik agar konsumen mudah mengingatnya. Produk yang telah memiliki brand yang kuat akan memunculkan banyak keuntungan bagi perusahaan. Karena itu, brand berperan penting bagi perusahaan untuk lebih dikenal masyarakat. Tanpa brand Masyarakat tidak akan mengenal atau percaya terhadap produk yang ditawarkan di pangsa pasar. Persaingan dalam meningkatkan kesadaran konsumen akan merek ataupun produk sangat terlihat di industri sepeda motor. Di Dealer Suzuki Tatarunggul Santosa Lodoyo Kecamatan Sutojayan Blitar membuktikan bahwa belum memenuhi target penjualan yang dilakukan perusahaan di setiap tahunnya. Dari data penjualan tahun 2012 motor Honda 2520 unit, Yamaha 2055 unit dan Suzuki 750 unit. Sedangkan di tahun 2013 motor honda masih menduduki peringkat atas data penjualannya 2745 unit, Yamaha 2104 unit dan Suzuki 800 unit motor. Dari data diatas menunjukkan pemasaran Motor merek Suzuki masih tergolong belum banyak diminati dibanding kompetitornya Honda dan Yamaha. Merek Honda dan Yamaha masih menjadi pilihan utama konsumen karena Suzuki dari penilaian masyarakat tergolong boros. Sedangkan Honda masih menjadi peminat terlaris dari Suzuki karena irit, harga jual tinggi dibanding Suzuki dan kepercayaan masyarakat pada merek Honda. Di tahun ini Dealer Suzuki Tatarunggul Santosa Lodoyo Kecamatan Sutojayan Blitar sepi peminatnya hingga terjadi penurunan, penjualan per bulannya di tahun 2013 bisa mencapai 30 unit motor berbeda dengan tahun ini hanya bisa dihitung dengan jari, penjualannya antara 1 sampai 10 unit motor padahal event-event atau promo penawaran penjualan untuk mempengaruhi minat beli konsumen sering dilakukan tetapi masih belum dapat mencapai target perusahaan. Di dealer Suzuki Tatarunggul Santosa Lodoyo Kecamatan Sutojayan Blitar setiap tahunnya belum dapat memenuhi target penjualan Karena kurangnya perencanaan strategi pemasaran yang efektif dalam memahami faktor perilaku konsumen dan membentuk kesadaran merek dibenak konsumen serta kurangnya memberikan informasi ciri khas keunggulan motor Suzuki sehingga menyebabkan terjadinya penurunan penjualan. Terbukti bahwa tahun 2014 perusahaan setiap bulannya menargetkan penjualan 45 motor namun realisasinya hanya 19 motor. Tahun 2015 perusahaan menurunkan target penjualan per bulannya 22 motor tetapi belum mencapai target dan realisasinya hanya 10 motor. Hal ini membuktikan bahwa penjualan motor Suzuki sedikit 170
ISSN: 2407-2680
peminatnya. Padahal motor Suzuki sudah meluncurkan produk injeksi seperti halnya yang dilakukan kompetitornya Honda dan Yamaha tetapi masih terjadi penurunan penjualan di Dealer Tatarunggul Santosa Lodoyo Kec. Sutojayan Blitar. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara meningkatkan penjualan Motor Suzuki dengan memahami sikap perilaku kosumen di Dealer Tatarunggul Santosa Lodoyo Kecamatan Sutojayan Blitar? 2. Bagaimana cara meningkatkan penjualan Motor Suzuki dengan membentuk kesadaran merek di Dealer Tatarunggul Santosa Lodoyo Kecamatan Sutojayan Blitar? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui cara meningkatkan penjualan Motor Suzuki dengan memahami sikap perilaku konsumen di Dealer Tatarunggul Santosa Lodoyo Kecamatan Sutojayan Blitar. 2. Untuk mengetahui cara meningkatkan penjualan Motor Suzuki dengan membentuk kesadaran merek dan memahami sikap perilaku konsumen di Dealer Tatarunggul Santosa Lodoyo Kecamatan Sutojayan Blitar. Kegunaan Penelitian 1. Bagi penulis dengan adanya penelitian ini diharapkan penulis dapat lebih mendalami permasalahan secara teori dan aplikasinya dalam dunia perusahaan yang sesungguhnya. 2. Bagi Perusahaan, diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk perbaikan sistem pemasaran yang sudah ada dalam perusahaan. 3. Bagi peneliti berikutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk referensi dan mendorong timbulnya penelitian selanjutnya. 4. Bagi Perguruan Tinggi, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dokumen dan referensi perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesuma Negara yang berguna untuk dijadikan acuan. LANDASAN TEORI Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah daftar hasil penelitian terdahulu yang berhasil dikumpulkan penulis dan digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini: 1. Bebbie Rulita Soelistiarny (2011), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Produk Brownies Amanda pada Konsumen Cabang Abdullah Lubis ”. 2. Yosua A. Sianipar (2012), melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Awareness dan Brand Association Terhadap Keputusan Pembelian Sampo Clear Men pada Mahasiswa Pendidikan Jasmani Sekolah S1 Universitas Negeri Medan”. 3. Lilik Suprapti (2010), melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Pengaruh Brand Awareness, Perceived Value, Organization Association, dan Perceived Quality Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen”(Studi Pada Pemilik Sepeda Motor Yamaha Mio CW di Harpindo Semarang).
171
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015)
Teori Penelitian Menurut Kotler dan Keller (2009:6) Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Sedangkan manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan menyerahkan dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Menurut Aaker (2013:19) Peran manajemen pemasaran adalah : 1. Pemasaran berperan untuk menjadi penggerak utama dari analisis strategis. 2. Peran kedua adalah untuk mengembangkan strategi bisnis.. 3. Peran ketiga adalah untuk menggerakan strategi pertumbuhan bagi perusahaan. 4. Peran keempat adalah untuk mengatasi disfungsi produk dan penempatan gudang secara geografis. Menurut Tjiptono dan Chandra (2005:10) Konsep pemasaran global adalah: 1. Pemasaran sebagai suatu konsep 2. Pemasaran sebagai suatu proses 3. Pemasaran sebagai subyek pengambilan keputusan. Menurut Swastha (2008:57) Perencanaan pemasaran sangat diperlukan untuk mengikuti perkembangan dimasa mendatang. Tanpa perencanaan, sebuah organisasi kemungkinan akan mengambil cara-cara yang ekstrim untuk menghindari kerugian atau untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perencanaan ini dapat dibedakan 3 macam konsep perencanaan, yaitu: 1. Perencanaan perusahaan secara keseluruhan 2. Perencanaan Pemasaran 3. Rencana Pemasaran Tahunan Menurut Swastha (2008:61) Beberapa masalah pokok yang digunakan untuk mengembangkan rencana pemasaran yaitu: 1. Target penjualan 2. Anggaran Pemasaran 3. Alokasi Marketing Mix 4. Penetapan Harga 5. Alokasi Anggaran pemasaran pada produk Kebanyakan perusahaan itu tidak hanya menghasilakan satu macam produk saja, tetapi beberapa macam. Setiap tahun, perusahaan tersebut harus menghitung banyaknya uang yang dialokasikan pada masing-masing produknya. Dalam menetukan produk mana yang memerlukan tambahan anggaran pemasaran, dan produk mana yang perlu dikurangi anggarannya, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor-faktor yaitu: a. Jumlah produk line b. Banyaknya produk mix c. Jenis produk yang mempunyai permintaan cukup banyak baik pada saat sekarang maupun saat yang akan dating. d. Jenis produk yang permintaannya sedikit. Menurut Peter dan Olso dalam bukunya Freddy Rangkuti (2006:58) perilaku konsumen adalah Interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam 172
ISSN: 2407-2680
hidup mereka. Menurut Engel bukunya Freddy Rangkuti (2006:58) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan, produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini. Ada tiga jenis definisi mengenai perilaku konsumen, yaitu: 1. Perilaku konsumen adalah dinamis, menekankan bahwa seorang konsumen, kelompok, konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa satu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama sepanjang waktu, dan dipasar serta industri yang sama. 2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi, menekankan bahwa untuk mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, kita harus memahami yang dipikirkan (kognisi), dirasakan (pengaruh), dan dilakukan (perilaku) oleh konsumen. Selain itu, kita juga harus memahami apa dan dimana peristiwa (kejadian sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan tindakan konsumen. 3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, menekankan bahwa konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga berkaitan dengan pertukaran. Faktor Utama yang mempengaruhi perilaku pembelian menurut Kotler dan Keller (2009:214) yaitu: 1. Faktor Budaya Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya. Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. a. Sub-budaya Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah. Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. b. Kelas Sosial Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya. 2. Faktor Sosial a. Kelompok Acuan Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja,yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. b. Pengaruh Keluarga Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. 173
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) c. Peran dan Status Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulanperkumpulan, organisasi. Sebuah peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. 3. Faktor Pribadi a. Usia dan Tahap Siklus Hidup Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia. b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi Pekerjaan seseorang mempengaruhi pola konsumsi barang dan jasa. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya untuk kelompok profesi tertentu. c. Kepribadian dan Konsep Diri Konsep kepribadian adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri. d. Gaya Hidup dan Nilai
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. 4. Faktor Psikologis a. Motivasi Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. b. Persepsi Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi guna untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. c. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai kebutuhan kembali bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama. d. Memori Suatu informasi dan pengalaman yang dihadapi orang ketika mereka mengarungi hidup dapat berakhir dalam memori jangka panjang. Menurut Durianto (2004:6) Brand Awareness adalah kesadaran menggambarkan keberadaan merek didalam pikiran konsumen yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam brand equity. Menurut Sugiarto (2004:54) Kesadaran Merek adalah Kesangguapan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Menurut Aaker dalam bukunya Freddy rangkuti (1997:92) Piramida kesadaran merek (Brand awareness) dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi yaitu:
174
ISSN: 2407-2680
1. Unaware of Brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek. 2. Brand recognition (pengetahuan merek) adalah tingkat minimal kesadaran merek, dimana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall). 3. Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek) adalah pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan (unaided recall) 4. Top of mind (puncak pikiran) adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen. Menurut Durianto (2004:8) Brand awareness mempunyai nilai-nilai yaitu: 1. Jangkar yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain Suatu merek yang kesadarannya tinggi akan membatu asosiasi-asosiasi melekat pada merek tersebut karena daya jelajah merek tersebut menjadi sangat tinggi dibenak konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika kesadaran suatu merek rendah, suatu asosiasi yang diciptakan oleh pemasar akan sulit melekat pada merek tersebut. 2. Familier/rasa suka Jika kesadaran merek kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab dengan merek kita, dan lama-kelamaan akan timbul rasa suka yang tinggi terhadap merek yang kita pasarkan. 3. Subtansi/komitmen Kesadaran merek dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi jika kesadaran atas merek tinggi, kehadiran merek itu akan selalu dapat kita rasakan. 4. Mempertimbangkan merek Langkah pertama dalam proses pembelian adalah meleksi merek-merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk dipertimbangkan dan diputuskan merek mana akan dibeli. Menurut Durianto (2004:30) Kesadaran merek dapat dibangun dan diperbaiki melalui cara-cara berikut: 1. Pesan yang disampaikan oleh suatu merek harus mudah diingat oleh konsumen. 2. Pesan yang disampaikan harus berbeda dibandingkan merek produk lainnya serta harus ada hubungan antara merek dan kategori produknya. 3. Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga membantu konsumen mengingat merek. 4. Jika suatu produk memiliki symbol, hendaknya symbol itu dapat dihubungkan dengan mereknya. 5. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin diingat pelanggan. 6. Kesadaran merek dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai dengan kategori produk, merek, atau keduanya. 7. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan, karena membentuk ingatan adalah lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan. Menurut Daft (2010:283) Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses dalam mengenali masalah-masalah dan peluang-peluang untuk
175
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) kemudian dipecahkan. Menurut Simamora (2004:94) terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan pembelian: 1. Pemrakarsa (initiator) 2. Pemberi pengaruh (influencer) 3. Pengambilan keputusan (decider) 4. Pembeli (buyer) 5. Pemakai atau (user) Menurut Simamora (2003:114) Tiga tipe Situasi Pembelian: 1. Straight Rebuy 2. Modified Rebuy 3. New Task Menurut Canon, Perreult dan McCharthy (2008:217) Pengaruh pembelian dapat mencakup: 1. Pengguna 2. Pemberi pengaruh 3. Pembeli 4. Pengambil keputusan 5. Gatekeepers Menurut Swastha (2008:118) Struktur keputusan Membeli yaitu: 1. Keputusan Jenis Produk 2. Keputusan tentang bentuk produk 3. Keputusan tentang merek 4. Keputusan tentang penjualnya 5. Keputusan tentang jumlah produk 6. Keputusan tentang waktu pembelian 7. Keputusan tentang pembayaran Menurut Kotler dan Keller (2009:235) Lima tahap proses keputusan pembelian konsumen: 1. Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai saat konsumen mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan konsumen dapat dipengaruhi oleh rangsangan internal atau rangsangan eksternal. 2. Pencarian informasi Setelah mengenali kebutuhannya, maka konsumen akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih peka terhadap informasi tentang produk. Pada tingkat selanjutnya, konsumen itu mungkin memasuki pencarian aktif informasi yaitu mencari bahan bacaan, menelpon teman, dan mengunjungi took untuk mempelajari produk. 3. Evaluasi Alternatif Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model–model terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut menganggap konsumen membentuk penilain atas produk terutama secara sadar dan rasional.
176
ISSN: 2407-2680
4. Keputusan pembelian Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk prefensi atas merek–merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang disukai. 5. Perilaku pembelian Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, dan pemakaian pasca pembelian. Menurut Simamora (2003:101) tipe perilaku pembelian dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu: 1. Perilaku membeli yang rumit. 2. Perilaku membeli untuk mengurangi ketidakcocokan. 3. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan. 4. Perilaku membeli yang mencari keragaman. Hubungan Antar Variabel Penelitian Perilaku Konsumen sangat mempengaruhi dalam menentukan suatu keputusan pembelian. Dalam menentukan suatu produk pembelian membutuhkan proses pengambilan keputusan yaitu dengan mempertimbangkan pengenalan masalah, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan Evaluasi pasca pembelian. Perilaku konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran dalam memasarkan suatu produk yang dibutuhkan masyarakat. Untuk membentuk sikap rasa suka pada suatu produk perlu kesadaran merek dalam pengambilan suatu keputusan pembelian. Sikap perilaku konsumen dapat terbentuk berdasarkan informasi yang diterima oleh orang lain yang memiliki pengaruh dan menjadi sumber pembentuk sikap yang berpengaruh. Membangun kesadaran merek berguna menguatkan ingatan kosumen untuk meningkatkan strategi pemasaran dalam pesaingan bisnis perusahaan. Kesadaran merek merupakan suatu isyarat sebagian dalam membentuk ingatan konsumen untuk mengkonsumsi produk yang diinginkan. Suatu produk yang mudah diingat, dapat diterima, dan disukai di pangsa pasar akan menghasilkan kepada keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian merupakan hal alternatif dalam melakukan tindakan untuk memilih salah satu merek atau produk yang diinginkan atau yang disukai konsumen. Dalam mengambil suatu keputusan ada beberapa faktor yang memengaruhi sikap dan situasi yang tidak terantisipasi. Proses keputusan melalui tahap evaluasi untuk membentuk penilaian konsumen secara sadar dan rasional. Jadi pada dasarnya keputusan pembelian berhubungan sangat erat dapat mempengaruhi perilaku konsumen dan pembentukan kesadaran merek. Hipotesis Penelitian Ha1 :Diduga Perilaku Konsumen mempunyai pengaruh terhadap Keputusan Pembelian. Ho1 :Diduga Perilaku Konsumen tidak mempunyai pengaruh terhadap Keputusan Pembelian. Ha2 : Diduga Pembentukan Brand Awareness mempunyai pengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
177
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) Ho2 :Diduga Pembentukan Brand Awareness tidak mempunyai pengaruh terhadap Keputusan Pembelian. Ha3 :Diduga Perilaku Konsumen dan Pembentukan Brand Awareness mempunyai pengaruh terhadap Keputusan Pembelian. Ho3 :Diduga Perilaku Konsumen dan Pembentukan Brand Awareness tidak mempunyai pengaruh terhadap Keputusan Pembelian. METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel 1. Perilaku konsumen (X1) adalah suatu proses tentang pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan produk jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. 2. Brand Awareness (X2) adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali terhadap suatu merek produk. 3. Keputusan pembelian (Y) adalah suatu proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih pembelian alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Populasi Penelitian dan Sampel 1. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah pembeli produk motor Suzuki di Dealer Tatarunggul Santosa Lodoyo Kecamatan Sutojayan pada bulan Januarifebruari 2014 yang berjumlah 120 Orang. 2. Sampel Penentuan sampel dalam penelitian ini bersifat Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Peneliti menentukan sampel dengan memberikan kuesioner kepada orang yang sedang membeli motor Suzuki di Dealer Lodoyo kecamatan Sutojayan Blitar. Teknik pengambilan sampel dari penelitian ini dengan menggunakan metode accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/accidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Pengambilan sampel berdasarkan Taro Yamane dengan rumus : n=
Dimana : n= jumlah sampel N= Jumlah populasi d2= posisi yang ditetapkan (tingkat kesalahan) 10% sehingga menghasilkan sebagai berikut: Diketahui : N= 120 d2 = 10% = 0,1 n= = 54,5 =54 Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 54 orang.
178
ISSN: 2407-2680
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat, atau kepercayaan orang yang diteliti kesemuanya sehingga menghasilkan hipotesis. Kemudian dapat diukur statistik dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Tujuannya penelitian ini dengan jenis sequential explanatory research adalah penelitian yang menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif yang berusaha untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam suatu penelitian harus valid, karena jika jika tidak maka kesimpulan yang didapatkan akan salah. Untuk itulah diperlukan kecermatan dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti antara lain: 1. Kuisioner (Angket) 2. Wawancara 3. Observasi 4. Studi Pustaka 5. Metode analisa data 6. Analisis kuantitatif Teknik Analisa Data Analisis Kuantitatif Dengan menggunakan Metode statistik yang dilakukan pada uji validitas, reabilitas kuesioner dengan beberapa langkah yaitu: 1. Pemeriksaan data (editing) Yaitu kegiatan yang berguna untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji keabsahan data. 2. Melakukan skoring terhadap data yang sudah diedit Yaitu sebagai usaha untuk menyederhanakan data, yaitu dengan memberi tanda skor pada masing-masing kategori jawaban dari responden. Analisis Kualitatif Metode analisis data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, membandingkan dan menganalisis profil responden dengan mentabulasikan data dari hasil kuesioner. Dengan cara menganalisis data mentah yang dikumpulkan oleh peneliti untuk memecahkan masalah. Analisis berorientasi dari tabulasi yang memuat melakukan identifikasi faktor-faktor dan pembentukan brand awareness untuk meningkatkan penjualan terhadap keputusan pembelian motor Suzuki. Selanjutnya setelah analisis data di atas sudah dilakukan, maka dengan mengacu kepada model regresi berganda langkah pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut: 1. Uji Regresi Berganda a. Uji Validitas yaitu uji yang bertujuan untuk mengukur valid tidaknya suatu item pertanyaan. 179
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015)
b. Uji Reliabititas uji yang bertujuan untuk mengukur konsisten tidaknya jawaban seseorang terhadap item pernyataan di dalam sebuah kuesioner. c. Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas (x) secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat (y) dengan perumusan: Fhitung Dimana: F = Pendekatan ditribusi probabilitas R2= Koefisien determinasi K= Jumlah variabel Independen n= Jumlah sampel
d. Uji t Digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari masing-masing variabel independen (x) dan variabel dependen (y) rumus uji t adalah : t hitung = Dimana: bi = Koefisien regresi Sebi = Standar error dari b
e. Pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis: Ho diterima jika F atau t-terhitung < F atau t-tabel Ho ditolak jika F atau t-hitung > F atau t-tabel Ha diterima jika F atau t –hitung >F atau t-tabel Ha ditolak jika F atau t-hitung < F atau t-tabel 2. Cara meningkatkan penjualan motor Suzuki di Dealer Tatarunggul Santosa Lodoyo Kecamatan Sutojayan Blitar dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Membentuk Kesadaran merek dengan cara : 1) Menyusun iklan yang efektif dengan masang spanduk dan menyebarkan brosur dengan penyampaian promo yang menarik sehingga mudah diingat dibenak konsumen. 2) Melakukan Kampanye tes ride/ tes mengendarai sebagai percobaan mesin motor yang ditawarkan diberbagai event-event tempat ramai untuk mengenalkan dan menyampaikan informasi keunggulan ciri khas mesin motor Suzuki. 3) Jangkauan daerah penawaran produk yang dilakukan marketing diperluas. b. Memahami Sikap Perilaku Konsumen dengan : 1) Faktor pribadi yaitu merupakan karakteristik pribadi dengan cara penawaran harga yang relatif terjangkau, promo jenis atau warna motor Suzuki yang disediakan. 2) Faktor sosial yaitu faktor dari intern dan ekstern dengan cara menciptakan interaksi yang positif dengan pelayanan yang baik. 3) Faktor budaya yaitu membentuk persepsi yang positif dengan Memudahkan pembelian dalam kredit dengan pembayaran angsuran lebih rendah. 4) Faktor psikologi yaitu rangsangan untuk membentuk simpati konsumen agar konsumen penasaran akan produk motor Suzuki dengan
180
ISSN: 2407-2680
memberikan pengetahuan kualitas motor Suzuki. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini selama 3 bulan, yaitu Oktober sampai Desember 2014. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Perilaku Konsumen dan Pembentukan Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian Motor Suzuki” ini dilakukan di Dealer Tatarunggul Santosa yang beralamat di jln. Raya Utara no. 9 Lodoyo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Data Perusahaan Berawal dari tahun 1996 Dealer Tatarunggul Santosa merupakan perusahaan yang bergerak dibidang otomotif sepeda motor bermerek dagang Suzuki, yang didirikan oleh Bapak Bambang Suprayitno dengan awal lokasi kantor di Jln. Panglima Sudirman no. 45 Tulungagung kemudian mulai membuka cabang di Blitar dan Trenggalek. Awalnya mulai merintis usaha, Bapak Bambang adalah seorang wirausaha yaitu sebagai pedagang panci atau alat-alat memasak. Karena keuletan dan mempunyai tekad kerja keras akhirnya pelangganya banyak dan usahanya menjadi berkembang. Hingga pada suatu saat karena sudah kenal dan akrab dengan sales PT Indomobil adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis jasa dalam bentuk pembiayaan motor Suzuki yang memberikan kepercayaan dan peluang menitipkan kepada Bapak Bambang unit motor Suzuki untuk menjualkan ditempat berdagang panci tersebut. Pada saat itu motor Suzuki masih produk baru oleh sebab itu untuk mengenalkan ke pelanggan pangsa pasar motor Suzuki pemasarannya dititipkan ke toko-toko untuk merebut pangsa pasar dan mencari konsumen atau pelanggan. Akibat dari pelanggan panci yang begitu banyak sehingga menimbulkan keutungan Bapak Bambang untuk mempengaruhi penjualan Suzuki yang dititipkan ke tokonya hingga menyebabkan laku keras dan banyak keuntungan yang didapat. Akhirnya Bapak Bambang memutuskan untuk beralih profesi menekuni dengan serius dan belajar melalui proses membuka Dealer Suzuki Tatarunggul Santosa yang usaha awalnya buka di tulungagung jln. Panglima Sudirman no. 45. Hingga pada saat ini membuahkan hasil dengan kesuksesan dan berkembang sampai mempunyai banyak karyawan dan unit cabang lain. Supaya Sebuah Perusahaan bisa berjalan dengan efektif, maka perlu adanya tugas dan tanggung jawab serta mengkoordinasi sesuai bidang kerja masing-masing di Dealer Suzuki Tatarunggul Santosa Lodoyo kecamatan Sutojayan Blitar mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari Direktur utama atau pemilik, Kepala Cabang, Admin, Marketing, Sales Counter, Driver Hasil Analisa Data
1. Uji Validitas Untuk menentukan df derajat bebas (degree of freedom-df) diperoleh dari jumlah sampel atau jumlah responden dikurangi 2 (df = N-2), dimana 54 adalah jumlah responden atau sampel dikurangi 2 menghasilkan 52 dan sedangkan R tabel 0,273. Suatu item pernyataan dikatakan Valid jika Corrected Item-Total Correlation (r hitung) lebih besar daripada r tabel. Hasil uji validitas Dapat dilihat pada tabel 1. 181
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) Tabel 1. Uji validitas Untuk Variabel Bebas dan Terikat Item
R product moment
R tabel
Validitas
X1.1
0,539
0,273
Valid
X1.2
0,454
0,273
Valid
X1.3 X1.4 X1.5 X1.6
0,456 0,537 0,730 0,592
0,273 0,273 0,273 0,273
Valid Valid Valid Valid
X1.7 X1.8
0,431 0,462
0,273 0,273
Valid Valid
X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 Y1 Y2 Y3 Y4
0,487 0,424 0,483 0,651 0,600 0,768 0,668 0,683 0,455 0,548 0,635 0,448
0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
2. Uji Reliabilitas Untuk menguji reliabilitas suatu kuisioner dikatakan reliabel jika nilai croanbach’ Alpha > 0,60 dengan melihat tabel reliabilitas statistik dapat diketahui nilai Cronbach’s alpha dan jumlah item pertanyaan. Tabel 2. Uji Reliabilitas Variabel Bebas dan Terikat Koefisien Nilai Item Validitas korelasi tabel kritis X1 0,764 0,60 Reliabel X2 0,760 0,60 Reliabel Y 0,619 0,60 Reliabel
3. Uji Asumsi klasik Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji heterokedatisitas, uji multikorelasi dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas Yaitu membandinkangkan antara data yang diuji dan data berdistribusi normal yang memiliki mean dari standar deviasi yang sama. Untuk 182
ISSN: 2407-2680
menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal maka digunakan pengujian Kolmogorov-smirnov goodness of fit test terhadap masing-masing variabel tersebut. Tabel 3. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X1 X2 Y N
54
Normal Parametersa
54
54
Mean
4.3041 4.0278
4.3287
Std. Deviation
.33811 .48726
.43117
.126
.144
.169
.080
.138
.146
-.126
-.144
-.169
Kolmogorov-Smirnov Z
.928
1.058
1.242
Asymp. Sig. (2-tailed)
.355
.213
.091
Most Extreme Absolute Differences Positive Negative
a. Test distribution is Normal.
b. Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan diantara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi (gejala multikolinearitas) atau tidak. Untuk membuktikan adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (varian inflating factor) jika VIF >10 maka terjadi multikolinearitas dan apabila VIF <10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4. Uji Multikolenieritas Value Inflation (VIF) NILAI Variabel KETERANGAN VIF Tidak ada indikasi X1 1,085 kolinearitas antar variabel penjelas Tidak ada indikasi X2 1,085 kolinearitas antar variabel penjelas
c. Uji Heterokedatisitas Uji heterokedatisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan atau observasi.
183
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015)
Grafik 1. Uji Heterokedatisitas dengan Grafik Scaterplot Dari gambar diatas diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedatisitas dalam model regresi.
d. Uji Autokorelasi Merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu atau tempat.
dL 1,4851
dU 1,6383
Tabel 5. Pengujian Autokorelasi 4-dU 4-dL DW 2,3617 2,5149 2,133
Interprestasi Tidak ada autokorelasi
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Durbin-Watson berada diantara dU sampai dengan 4-dU artinya tidak ada korelasi karena menunjukkan dU
4. Analisis Regresi Analisis regresi adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam analisis regresi berganda ini melibatkan satu variabel bebas (X) dan varibel terikat (Y) yaitu melalui hubungan (X1) Perilaku konsumen (X2) pembentukan brand awareness dan (Y) keputusan pembelian.
184
ISSN: 2407-2680
Model 1 ( (Constant) X1
Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Unstandardized T sig Coefficients (B) 0,549 0,675
X2
0,217 R = 0,760 R Square = 0,530 R adjusted R square = 0,507 F hitung = 18,078 F tabel = 3,18 Sign. F = 0.000 α = 0,05
Keterangan
4.739 0,000
Signifikan
2.193 0,033
Signifikan
a. Variabel perilaku konsumen (X1) mempunyai nilai t hitung sebesar 4,739 dan nilai ini lebih besar dari t tabel 2,007 (4,739>2,007). Dengan demikian pengujian menunjukkan Ho1 ditolak dan Ha1 diterima dengan nilai signifikasi sebesar 0,000< 0,05. b. Variabel Pembentukan Brand Awareness (X2) Variabel pembentukan brand awareness (X2) mempunyai nilai thitung sebesar 2,193 dan karena nilai ini lebih kecil dari ttabel 2,007 (2,193>2,007). Jadi dapat disimpulkan pengujian menunjukkan Ho2 ditolakdan Ha2 diterima dengan nilai signifikasi sebesar 0,033 < 0,05.
5. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji t ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap varibabel terikat. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dua sisi. Tabel 7. Pengujian Hipotesis Partial Hipotesis Nilai Variabel perilaku konsumen t = 4,739 berpengaruh secara signifikan sig t = 0,000 terhadap keputusan ttabel = 2,007 pembelian Variabel Pembentukan Brand t = 2,193 Awareness berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan sig t = 0,033 pembelian ttabel = 2,007
Status Ho ditolak/Ha diterima
Ho ditolak/Ha diterima
6. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji F ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen yaitu dengan menggunakan multiregression. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh secara
185
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) serentak atau simultant antara perilaku konsumen (X1) dan brand awareness (X2) terhadap keputusan pembelian (Y). Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji F dan besarnya F tabel dengan degree of freedom (df)1= K-1 (3-1)= 2 dan (df )2 = N-K (54-3= 51) dimana K adalah jumlah variabel dan N adalah jumlah sampel. Tabel 8. Uji Hipotesis Simultan Hipotesis Nilai Perilaku Konsumen Fhitung = 18,078 (X1) dan Pembentukan Sig F = 0,000 Brand Awareness (X2) Ftabel = 3,18 berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap keputusan pembelian.
Status Ho ditolak/ Ha diterima
Hasil dari pengujian ini menunjukkan besarnya Fhitung =18,078 lebih besar dari Ftabel = 3,18 yaitu (18,078 > 3,18) jadi dapat disimpulkan bahwa Ho3 ditolak, maka Ha3 diterima sehingga terdapat pengaruh positif secara berasama-sama. Analisa Pembahasan Langkah-langkah untuk meningkatkan penjualan dalam mencapai target di Dealer Tatarunggul Santosa Lodoyo Kecamatan Sutojayan Blitar yaitu :
1. Membentuk Kesadaran Merek a. Mengadakan kampanye tes ride dalam membuktikan kualitas keunggulan mesin motor Suzuki. b. Penyusunan iklan yang efektif dilakukan agar penyampaian pesan promo mudah diingat konsumen. c. Jangkauan daerah penawaran produk motor Suzuki yang dilakukan marketing diperluas dengan perluasan area ke daerah-daerah baru yang belum pernah dilakukan penawaran produk.
2. Memahami Sikap perilaku Konsumen a. Faktor pribadi yaitu merupakan karakteristik pribadi dengan cara penawaran harga yang relatif terjangkau, promo jenis atau warna motor Suzuki yang disediakan dilakukan untuk mempengaruhi konsumen supaya termotivasi untuk membeli. b. Faktor sosial yaitu faktor dari intern dan ekstern dengan cara menciptakan interaksi yang positif dengan pelayanan yang baik. c. Faktor budaya yaitu membentuk persepsi yang positif dengan Memudahkan pembelian dalam kredit dengan pembayaran angsuran lebih rendah dilakukan untuk mempermudah konsumen apabila kemampuan ekonomi tidak mencukupi dalam pembelian cash. d. Faktor psikologi yaitu rangsangan untuk membentuk simpati konsumen agar konsumen penasaran akan produk motor Suzuki dengan memberikan pengetahuan kualitas motor Suzuki.
186
ISSN: 2407-2680
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut: 1. Dalam menjalankan usahanya dealer motor Suzuki Tatarunggul Santosa Lodoyo Kec. Sutojayan Blitar menghadapi permasalahan khususnya dalam bidang pemasaran maka perlu ditingkatkan kegiatan pemasaran dengan cara memahami sikap perilaku konsumen dari faktor pribadi dengan penawaran harga yang relatif terjangkau, faktor sosial dengan menciptakan interaksi yang positif dan pelayanan yang baik, faktor budaya membentuk persepsi yang positif dengan memudahkan pembelian dalam kredit dengan pembayaran angsuran lebih rendah, faktor psikologi membentuk simpati konsumen dengan memberikan pengetahuan kualitas motor dan membentuk kesadaran merek seperti menyusun iklan yang efektif, Melakukan Kampanye tes ride/tes mengendarai untuk mengenalkan dan menyampaikan informasi keunggulan ciri khas mesin motor Suzuki, Jangkauan daerah penawaran produk yang dilakukan marketing diperluas. agar target perusahaan dapat tercapai. 2. Hasil penelitian pada koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,530 dan memiliki probabilitas signifikan nyata 0,000 < 0,05 yang menunjukkan bahwa penjualan motor suzuki di Dealer Tatarunggul Santosa Lodoyo Kec. Sutojayan Blitar dipengaruhi dan memiliki hubungan dengan sikap perilaku konsumen dan pembentukan brand awareness. Saran 1. Dalam menjalankan usahanya di Delaer Tatarunggul Santosa Lodoyo Blitar menghadapi permasalahan khususnya dalam bidang pemasaran, sehingga perusahaan harus lebih meningkatkan pemasarannya dalam memahami sikap perilaku konsumen dan pembentukan brand awareness untuk memcapai target penjualan motor suzuki dengan cara: a. Memaksimalkan kampanye tes ride/ tes mengendarai sebagai percobaan mesin motor yang ditawarkan diberbagai event-event tempat ramai dalam menyampaikan informasi keunggulan ciri khas mesin motor Suzuki supaya lebih banyak diketahui di masyarakat. b. Menciptakan pesan promo penjualan yang lebih menarik sehingga mudah diingat kosumen dan dapat menarik simpati masyarakat dalam memperkuat pengingatan merek serta persaingan penjualan produk motor. c. Hendaknya pelayanan pada marketing dilatih lebih kiat dalam melayani konsumen agar konsumen terpengaruh sehingga tertarik untuk membeli di Dealer Tatarunggul Santosa dibanding dealer lain.
DAFTAR PUSTAKA Aaker, David. A. 2013. Manajemen Pemasaran Strategi. Edisi 8, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Candra, Gregorius., Tjiptono, Fandy., Candra, Yanto. 2004. Pemsaran Global. Jakarta: Penerbit Andi
187
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 2 (2015) Canon, Joseph P., Perreult, jr. William. D., McCarthy, E. Jerome. 2008. Pemasaran Dasar. Buku 1 edisi 16. Jakarta: Salemba Empat. Durianto, Darmadi., Sugiarto., dan Budiman. 2004. Brand Equity Ten Strategi memimpin pasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Daft, Richard L. 2013. Era Baru Manajemen. Edisi 9, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane (2009).”Manajemen pemasaran jilid 1 edisi kedua belas edisi bahasa Indonesia Jakarta : PT indeks. Rangkuti, Freddy. 2004. The Power Of Brand. (Rangkuti, Freddy: Aaker, David) Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rangkuti, Freddy. 2006. Measuring customer satisfaction. (Rangkuti, Freddy : Peter dan Olso) Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Swastha, Basu., Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Bagian penerbit UGM Simamora, Bilson. 2004. Paduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Simamora, Bilson. 2003. Memenangkan Pasar dengan Pemasara Efektif dan Profitable. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Sugiarto., Durianto, Darmadi., Sitinjak, Toni. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset dan Perilaku Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan ke-19 Bandung : Penerbit Alfabeta. Sarjono, Haryadi., dan Julianita, winda, 2011. Aplikasi Untuk Riset. Jilid 1, Cetakan ke-2 Jakarta: Salemba Empat. Bebbie, Rulita Soelistiarny. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Produk brownies Amanda pada Konsumen Cabang Abdullah Lubis”. Yosua, A. Sianipar. 2012. “Pengaruh Brand Awareness dan Brand Association Terhadap Keputusan Pembelian Sampo Clear Men pada Mahasiswa Pendidikan Jasmani Sekolah S1 Universitas Negri Medan”. Lilik, Suprapti. 2010. “Analisis Pengaruh Brand Awareness, Perceived Value, Organization Association, dan Perceived Quality Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen”.
188