Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) ANALISIS FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB INTERNAL AUDITOR DALAM PEMERIKSAAN ASET TETAP (STUDI KASUS PNPM MANDIRI PERDESAAN KECAMATAN BUNGATAN KABUPATEN SITUBONDO) Anif Triana Yudhanta Sambharakresha STIE Kesuma Negara Blitar Abstrak : Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui fungsi dan tanggung jawab internal auditor pada PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan dalam pemeriksaan aset tetap pada tahun 2010-2015, apakah internal auditor menjalankan tugasnya berdasarkan dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh organisasi atau tidak. Aset tetap merupakan aset yang bernilai relatif besar dalam organisasi, oleh karena itu manajemen perlu melakukan suatu perencanaan dan pengawasan agar tidak terjadi kesalahan yang dapat menimbulkan salah penilaian material dalam laporan keuangan. Maka dari itu, dibutuhkan suatu pengandilan intern yaitu dengan melakukan pemeriksaan pada aset tetap yang dilakukan oleh suatu bagian dalam organisasi untuk memaksimalkan sistem intern ini dan untuk melakukan audit yang disebut internal auditor. Pada dasarnya internal auditor tidak bertangung jawab terhadap pengelolaan aset tetap. Akan tetapi, internal auditor hanya bertanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan dan memberikan saran atau rekomendasi atas temuan-temuan yang menyimpang dari prosedur yang ditetapkan oleh organisasi sehingga, informasi ini yang dipakai oleh pimpinan untuk melakukan tindakan perbaikan. Pemeriksaan aset tetap sangat penting karena laporan aset tetap berpengaruh terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi. Tahap awal dari pelaksanaan pemeriksaan adalah perencanaan, hal ini dilakukan agar mendapat hasil pemeriksaan yang optimal. Hasil penelitian pada PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan menunjukkan bahwa internal auditor tidak menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya dalam pemeriksaan aset tetap. Hal ini didukung dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa pengelolaan aset tetap pada PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan kurang adanya pengawasan dan kesalahan dalam pencatatan aset tetap. Kata Kunci : Internal Auditor, Pemeriksaan Aset Tetap, PNPM Mandiri Perdesaan PENDAHULUAN PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri Perdesaan merupakan salah satu upaya pemerintah pusat dan daerah dalam rangka mempercepat penanggulangan kemiskinan dengan model pembangunan yang menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat. UPK (Unit Pengelola Kegiatan) merupakan unit yang mengelola operasional kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan dan membantu BKAD (Badan Kerjasama Antar Desa) mengoordinasikan pertemuan-pertemuan di kecamatan. Pengurus UPK terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Pengurus UPK berasal dari anggota masyarakat yang diajukan dan dipilih berdasarkan hasil musyawarah desa. Dalam menjalankan aktivitasnya PNPM Mandiri Perdesaan juga memiliki internal auditor yang disebut BP UPK (Badan Pengawas Unit Pengelola 212
ISSN: 2407-2680
Kegiatan). Masalah yang ada diorganisasi adalah internal auditor yaitu BP UPK belum pernah melakukan pemeriksaan fisik aset tetap secara periodik. Dalam hal ini BP UPK hanya memeriksa laporan keuangan beserta bukti-bukti yang ada seperti nota-nota dan kwitansi-kwitansi pembelian tunai yang dilakukan rutin setiap bulan. BP UPK pada PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan tidak pernah melakukan pemeriksaan aset tetap secara periodik. BP UPK pada PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan lebih fokus pada pemeriksaan pengelolaan kas yang dilakukan oleh UPK setiap bulan tanpa memperhatikan laporan aset tetap secara rinci. PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan melakukan penyusutan aset tetap tanpa memperhatikan tanggal perolehan dan juga tidak ada total pengeluaran yang terjadi untuk memperoleh aset tetap tersebut. Perhitungan aset tetap pada PNPM Mandiri Kecamatan Bungatan yaitu dengan cara harga perolehan dibagi dengan umur ekonomis. Hal ini dapat dilihat dari daftar aset tetap yang ada di PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan. Pada daftar aset tetap juga tidak ada nilai residu yaitu taksiran harga jual aset tetap pada akhir masa manfaatnya apabila aset tetap tersebut dijual setelah diberhentikan masa pemakaiannya. Seharusnya, perhitungan aset tetap yaitu harga perolehan dikurangi nilai sisa dibagi umur ekonomis. Apabila aset tetap dan penyusutan disajikan dalam laporan keuangan secara tidak wajar maka akan memberikan informasi yang menyesatkan bagi laporan keuangan tersebut, untuk mengecek kebenarannya informasi laporan keuangan perlu dilakukan pemeriksaan akuntansi dan juga bentuk fisiknya. Dengan adanya permasalahan yang ada bahwa pengawasan aset tetap yang ada di PNPM Kecamatan Bungatan lemah. BP UPK juga tidak mengetahui bagaimana pelaporan aset tetap yang ada dan berapa besar aset tetap yang dimiliki UPK Kecamatan Bungatan. Sehingga menimbulkan pelaporan aset tetap pada laporan keuangan UPK yang tidak wajar. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakan prosedur pemeriksaan aset tetap pada PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan? 2. Apakah fungsi dan tanggung jawab BP UPK (Badan Pengawas Unit Pengelola Kegiatan) pada PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan sudah efektif khususnya pada pemeriksaan aset tetap? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan aset tetap yang dilakukan oleh BP UPK PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan. 2. Untuk mengevaluasi fungsi dan tanggung jawab BP UPK PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Penelitian bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang fungsi dan tanggung jawab internal auditor dalam pemeriksaan aset tetap pada PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan.
213
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) 2. Kegunaan Penelitian bagi Tempat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rekomendasi perusahaan untuk memperbaiki dan menyempurnakan fungsi dan tanggung jawab internal auditor dalam pemeriksaan aset tetap. 3. Kegunaan Penelitian bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan sebagai referensi dalam hal analisis fungsi dan tanggung jawab internal auditor dalam pemeriksaan aset tetap. LANDASAN TEORI Penelitian Terdahulu 1. Penelitian yang dilakukan oleh Elok Izza Afrianiswara (2010), dengan judul “Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektifitas Pengendalian Internal Kredit Investasi Pada PT BANK Mandiri”. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Elkando F. P. Simbolon (2009), dengan judul “Kedudukan dan Fungsional Internal Auditor Pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan”. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Maya Lestari Nasution (2009), dengan judul “Analisis Fungsi Dan Tanggungjawab Internal Auditor Dalam Pemeriksaan Aset Tetap Pada PT Kereta Api (persero) Divre I Sumut Dan NAD”. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif. Teori Penelitian 1. Internal Auditor a. Pengertian Internal Auditor Internal auditor adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor pada suatu perusahaan terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi yang tugas pokoknya adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi. Menurut Akmal (2006 : 5) Tujuan dari pemeriksaan internal adalah: 1) Menilai Ketepatan dan Kecukupan Pengendalian Manajemen termasuk Pengendalian Manajemen Pengolahan Data Elektronik. 2) Mengidentifikasi dan Mengukur Resiko. 3) Menentukan Tingkat Ketaatan Terhadap Kebijakan, Rencana, Prosedur, Peraturan, dan Perundang-undangan. 4) Memastikan Pertanggungjawaban dan Perlindungan terhadap Aset. 5) Menentukan Tingkat Keandalan Data/Informasi. 6) Menilai Penggunaan Sumber Daya Secara Ekonomis serta Efisiensi dan Pencapaian Tujuan Organisasi. 7) Mencegah dan Mendeteksi Kecurangan. 8) Memberikan Jasa Konsultasi. b. Posisi Internal Auditor di Tengah Perusahaan Menurut Kumaat (2011 : 31) Sebagai sebuah tim yang independen jelas internal auditor tidak tepat bila ditempatkan dalam jalur struktural (sejajar atau di bawah posisi Head of Division/Department, seperti sejajar atau digabungkan dengan Accounting Department). Auditor harus memiliki sikap mental yang independen. Sekalipun auditor memiliki tingkat kompetensi yang tinggi, namun apabila tidak mempunyai sikap independen dalam 214
ISSN: 2407-2680
mengumpulkan informasi, maka bahan bukti audit akan menjadi tidak berguna dan menghasilkan kesimpulan yang bias. c. Fungsi Internal Auditor Menurut Sawyer (2006 : 4) Secara umum fungsi internal audit dalam perusahaan adalah untuk mengawasi atau menjamin pelaksanaan kegiatan usaha agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan dalam perusahaan. Penerapan fungsi bagian internal auditor diberbagai perusahaan tidak sama, perbedaan ini dilihat dari posisi yang diberikan untuk bagian internal audit sehingga terdapat perbedaan wewenang dan tanggung jawab dari bagian internal audit. Fungsi internal audit adalah suatu penilaian bebas dalam suatu organisasi, guna menelaah dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberikan saran-saran kepada manajemen agar tanggung jawabnya dapat dilaksanakan secara efektif. d. Tanggungjawab Internal Auditor Menurut Jusup (2010 : 18) Tanggung jawab internal auditor pada berbagai perusahaan sangat beranekaragam tergantung pada kebutuhan perusahaan yang bersangkutan. Internal auditor memiliki tanggungjawab yang berkewajiban memberi informasi kepada manajemen yang berguna untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan efektifitas perusahaan. e. Internal Audit Departement yang Efektif Menurut Agoes (2013 : 208) Internal Audit Departement yang efektif adalah sebagai berikut: 1) Internal Audit Departement (IAD) Harus Mempunyai Kedudukan Yang Independen Dalam Organisasi Perusahaan. 2) Internal Audit Departement Harus Mempunyai Job Description. 3) Internal Audit Departement Harus Mempunyai Internal Audit Manual. Secara umum internal audit manual bisa dibagi dalam kelompok berikut: a) Bagian yang mencakup teknik pemeriksaan. b) Bagian yang mencakup fungsi administratif. 4) Harus Ada Dukungan Yang Kuat Dari Top Management Kepada Internal Audit Departement. 5) Internal Audit Departement Harus Memiliki Orang-Orang Yang Profesional, Kapabel, Bisa Bersikap Objektif, Dan Mempunyai Integritas Serta Loyalitas Yang Tinggi. 6) Internal Auditor Harus Bisa Bekerja Sama Dengan Akuntan Publik. 7) Internal Audit Departement Harus Memiliki Internal Audit Charter (Piagam Audit Internal). 2. Aset Tetap a. Pengertian Aset Tetap Aset tetap adalah aset berwujud milik perusahaan yang tidak untuk diperjualbelikan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Menurut Rudianto (2012 : 256) Aset tetap memiliki kriteria sebagai berikut: 1) Mempunyai wujud atau bentuk fisik. 2) Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. 3) Dipergunakan dalam operasi perusahaan. 4) Tidak diperjualbelikan. 5) Jumlahnya cukup material. 215
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) 6) Dimiliki perusahaan. b. Jenis Aset Tetap Menurut Sugiri dan Riyono (2004 : 85) Aset tetap berdasarkan jenisnya dibagi sebagai berikut: 1) Tanah. 2) Gedung dan Bangunan. 3) Mesin-mesin. 4) Kendaraan. 5) Alat-alat perkantoran. c. Cara-cara Memperoleh Aset Tetap Menurut Rudianto (2012 : 259) tidak semua aset tetap selalu dibeli oleh perusahaan dari pihak lain. Aset tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing- masing cara perolehan itu akan mempengaruhi penentuan harga perolehan aset tetap tersebut. Cara perolehannya antara lain: 1) Pembelian Tunai. 2) Pembelian Angsuran. 3) Ditukar Dengan Surat Berharga. 4) Ditukar Dengan Aset Tetap Lain. 5) Diperoleh sebagai Donasi. Aset tetap yang diperoleh perusahaan, dicatat sebesar harga beli atau biaya yang dikeluarkan dalam membangun aset tetap tersebut. Sedangkan pembelian dengan kredit jangka panjang, yang dicatat hanya hutang pokoknya sedangkan bunganya tidak dicatat sebagai harga perolehan. Aset tetap yang diterima dari sumbangan dicatat sebesar harga pasarnya. d. Penyusutan Aset Tetap Penyusutan adalah pengalokasian secara sistematis dari harga perolehan dari suatu aset tetap sepanjang masa manfaat aset tersebut. 1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusutan Menurut Rudianto (2012:260). Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban penyusutan setiap periode, yaitu: a) Harga Perolehan. b) Nilai Sisa (Residu. c) Taksiran Umur Kegunaan. 2) Metode Penyusutan Menurut Hery (2013:73). Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kritertia berikut: a) berdasarkan waktu (1) metode garis lurus (straight line method) (2) metode pembebanan menurun (declining balance method) (a) metode saldo menurun ganda (declining balance method) (b) metode jumlah angka tahun (sum of the years digit method) b) berdasarkan penggunaan (1) metode jam jasa (service hours method) (2) metode jumlah unit produksi (productive output method) Menurut Rudianto (2012:261) ada beberapa metode penyusutan, diantaranya: a) Metode Garis Lurus (Straight Line Method) 216
ISSN: 2407-2680
Adalah metode perhitungan penyusutan aset tetap di mana setiap periode akuntansi diberikan beban yang sama secara merata. Beban penyusutan dihitung dengan cara mengurangi harga perolehan dengan nilai sisa dan dibagi dengan umur ekonomis aset tetap tersebut. Penyusutan=Harga Perolehan – Nilai Sisa Taksiran Umur Ekonomis Aset Metode perhitungan penyusutan garis lurus akan menghasilkan beban penyusutan aset tetap yang sama dari tahun ke tahun. Metode ini juga dapat menghasilkan beban penyusutan berupa suatu persentase dari harga perolehan aset tetap. b) Metode Jam Jasa (Service Hours Method) Adalah metode perhitungan penyusutan aset tetap di mana beban penyusutan pada suatu periode akuntansi dihitung berdasarkan berapa jam periode akuntansi tersebut menggunakan aset tetap itu. Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa Taksiran Jam Pemakaian Total Beban penyusutan aset tetap yang dihitung dengan metode jam jasa akan menghasilkan tarif penyusutan per jam atau per satuan waktu tertentu. c) Metode Hasil Produksi (Productive Output Method) Adalah metode perhitungan penyusutan aset tetap, di mana beban penyusutan pada suatu periode akuntansi dihitung berdasarkan berapa banyak produk yang dihasilkan selama periode akuntansi tersebut dengan menggunkan aset tetap itu. Semakin banyak produk yang dihasilkan dalam suatu periode, semakin besar beban penyusutannya. Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa Taksiran Jumlah Total Produk Yang Dapat Dihasilkan Beban penyusutan aset tetap yang dihiung dengan metode hasil produksi akan menghasilkan tarif penyusutan per unit atau per satuan tertentu. Berdasarkan tarif penyusutan itu, beban penyusutan suatu periode dihitung dengan mengalikan tarif tersebut dengan jumlah unit atau satuan lain yang digunakan dalam periode bersangkutan. d) Metode Beban Menurun (Reducing Charge Method) (1) Metode Jumlah Angka Tahun Merupakan metode depresiasi yang dihasilkan dari penghapusbukukan yang bersifat menurun dimana biaya depresiasi tahunan ditentukan dengan mengalihkan biaya depresiasi dengan fraksi tahun sebagai tarif pembebanan depresiasi. Tarif pembebanan depresiasi merupakan rasio dengan denominatornya adalah jumlah tahun penggunaan aset (misalnya aset dengan masa manfaat 5 tahun memililki denominator 15 (5+4+3+2+1) dan numeratornya adalah jumlah tahun sisa pada awal tahun yang belum didepresiasikan. Untuk menghitung biaya depresiasi digunakan rumusan sebagai berikut:
217
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) Penyusutan =
(Harga Perolehan–Nilai Sisa) x bobot untuk tahun yang bersangkutan (2) Metode Saldo Menurun Merupakan metode yang membebankan depresiasi dengan nilai yang lebih tinggi pada awal periode dan secara gradual akan berkurang pada tahun-tahun selanjutnya. Pada metode ini beban depresiasi merupakan perkalian nilai buku aset dengan tarif depresiasi yang dinyatakan dengan presentasi dimana besarnya presentase biaya dua kali lipat dari persentase garis lurus (misalkan aset dengan umur lima tahun memiliki tarif 40%, dua kali lipat dari tarif garis lurus sebesar 1/5 atau 20%). Digunakan rumusan sebagai berikut: Penyusutan = Nilai Buku Awal Tahun x Tarif Saldo Menurun (3) Metode Unit Produksi Metode ini mengasumsikan pembebanan depresiasi sebagai fungsi dari penggunaan atau produktivitas aset, bukan dilihat dari waktu penggunaan aset. Berdasarkan metode ini umur dari aset akan didepresiasikan berdasarkan jumlah output yang diproduksi (unit produksinya) atau berdasarkan input yang digunakan (seperti jam kerja). Metode ini sangat tepat digunakan untuk menghitung biaya depresiasi dengan metode unit produksi digunakan rumusan sebaga berikut: Penyusutan = (Biaya Perolehan - Nilai residu) x Jam Penggunaan Estimasi Jam Penggunaan Total 4) Metode Pencatatan Penyusutan Adapun cara pencatatan penyusutan, menurut Suhayati dan Anggadini (2009:251) terbagi menjadi dua, yaitu: a) Metode Langsung (Direct Methods) Adalah metode pencatatan penyusutan dimana biaya penyusutan langsung mengurangi nilai aset. b) Metode Akumulasi (Accumulated Methods) Adalah metode pencatatan penyusutan dimana biaya penyusutan tiap tahun dikumpulkan dan dicatat pada perkiraan accumulated depreciation (akumulasi penyusutan). 3. Tujuan Pemeriksaan Aset Tetap Menurut Agoes (2012 : 271) Dalam satu general audit (pemeriksaan umum), pemeriksaan atas aset tetap mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut : a. Memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tetap. b. Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di neraca betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan. c. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan (periode yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh buktibukti yang lengkap dan dicatat dengan benar. d. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aset tetap sudah dicatat dengan benar di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang. 218
ISSN: 2407-2680
e. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat). f. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan. g. untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang disewakan, jika ada apakah pendapatan sewa sudah diterima perusahaan. h. untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang mengalami penurunan nilai (imperment). i. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK. 4. Prosedur Pemeriksaan Aset Tetap Menurut Agoes (2012 : 272) Prosedur audit aset tetap dapat dilakukan sebagai berikut: a. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap. Dalam hal ini biasanya auditor menggunakan Internal Control Questionnaires. b. Minta kepada client, Top Schedule serta supporting schedule aset tetap. c. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu. 1) Vouched penambahan serta pengurangan fixed assets. 2) Periksa fisik dari aset tetap dan perhatikan kondisinya apakah masih dalam keadaan baik atau sudah rusak. 3) Periksa bukti pemilikan aset tetap. 4) Pelajari dan periksa apakah Capitalization serta Depreciation Policy-nya konsisten dengan tahun sebelumnya. Tentang Policy dan Capitalization tersebut ada beberapa kemungkinan: a) Berdasarkan jumlahnya, misalnya di atas Rp. 500.000,- harus dikapitalisir. b) Berdasarkan masa manfaatnya. c) Campuran antara jumlah dan masa manfaatnya. 5) Analisa perkiraan Repair dan maintenance. 6) Periksa kecukupan insurance coverage, dalam arti jangan sampai terlalu kecil atau terlalu besar. 7) Test perhitungan penyusutan dan alokasi biaya penyusutan aset tetap. 8) Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari Bank, untuk memeriksa apakah ada Fixed Assets yang dijadikan sebagai jaminan atau tidak. 9) Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual Fixed Assets. 10) Untuk Construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada Construction in Progress yang harus ditransfer ke Fixed Assets. 11) Jika ada aset tetap yang diperoleh dari leasing, periksa lease agreement dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing. 12) Periksa apakah ada aset tetap yang dijaminkan. 13) Periksa apakah ada aset tetap yang disewakan kepada pihak ketiga. 14) Periksa/tanyakan apakah ada aset tetap yang mengalami penurunan harga (imparment). 219
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) 15) Periksa penyajian aset tetap dalam laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan SAK, baik dari neraca (cost and accumulated depreciation), di rugi laba (biaya penyusutan di catatan atas laporan keuangan (kebijakan kapitalisasi dan penyusutan (rincian garis besar aset tetap) maupun di lampiran (rincian aset tetap). METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang digunakan peneliti untuk membantu menjawab permasalahan yang dikemukakan. Adapun variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal auditor Fungsi internal auditor harus secara formal ditetapkan oleh pimpinan. Yang idealnya menetapkan adalah pimpinan tertinggi organisasi atau pejabat tinggi yang cukup berwenang. Tanggung jawab internal auditor adalah memberikan rekomendasi atau saran-saran kepada pimpinan berdasarkan pemeriksaan atau jasa konsultasi, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan pemeriksaan, dan mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan dengan hasil yang terbaik. 2. Pemeriksaan Aset Tetap Pemeriksaaan aset tetap dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat internal kontrol yang baik atas aset tetap. Karena, aset tetap berpengaruh terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh suatu organisasi. Seperti akumulasi penyusutan berpengaruh terhadap nilai buku yang disajikan dalam neraca dan beban penyusutan terhadap laporan penyusutan laporan laba rugi. Populasi Penelitian dan Sampel Populasi dari penelitian adalah semua data pemeriksaan BP UPK pada aset tetap PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan sejak berdiri sampai sekarang dengan menggunakan sampel penelitian data pemeriksaan internal auditor dari tahun 2010 - Bulan Agustus 2015. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu mengumpulkan data, menganalisis data dan membuat laporan. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam suatu penelitian harus valid, karena jika tidak maka kesimpulan yang didapatkan akan salah. Untuk itulah diperlukan kecermatan dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti antara lain: 1. Dokumentasi. 2. Wawancara. Teknik Analisa Data Teknik analisa data merupakan upaya untuk merubah data mentah yang diperoleh peneliti dari obyek penelitian agar menghasilkan informasi yang dapat dipahami dan membantu menjawab masalah yang ditemukan peneliti. Adapun
220
ISSN: 2407-2680
langkah-langkah teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Menganalisa laporan daftar aset tetap tahun periode 2010-2015, semua data mengenai perusahaan yaitu profil perusahaan, visi dan misi perusahaan, daftar aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan 2. Mengklasifikasikan data yang sesuai dengan metode analisa yang digunakan. 3. Menganalisis data kualitatif yang telah dikumpulkan. Melakukan tanya jawab dengan Ketua BP UPK beserta anggota-anggotanya. 4. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian dan memberikan alternatif pemecahan masalah yang baik dari permasalahan yang muncul di objek penelitian tersebut. Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu penelitian diperkirakan selama 2 bulan yang beralamat di Dusun Gunung Sari Rt 07 Rw 03 Desa Bungatan Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Profil PNPM Mandiri Perdesaan 1. Sejarah Program pemberdayaan masyarakat melalui program pengembangan kecamatan (PPK) dimulai sejak tahun 1998 hingga 2007, dibagi menjadi menjadi tiga siklus program meliputi: PPK Fase I, PPK Fase II dan PPK Fase III. Berkat keberhasilannya, pada tahun 2007 dilanjutkan menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 30 April 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Dan program ini merupakan pengembangan lebih luas dari program-program penanggulangan kemiskinan pada era-era sebelumnya. PNPM Mandiri digagas untuk menjadi payung (koordinasi) dari puluhan program penanggulangan. Di Kecamatan Bungatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) berdiri sejak tanggal 20 Maret 2010, yang terdiri dari 7 desa yaitu Pasir Putih, Bungatan, Selowogo, Bletok, Sumber Tengah, Patemon dan Mlandingan Wetan dengan alokasi dana BLM sebesar Rp 3.000.000.000,- untuk biaya pembangunan dan simpan pinjam perempuan di desa. Dana Dok Perencanaan sebesar Rp 69.800.000,- dan dana Dok Pelatihan sebesar Rp 18.665.000,-. Dana tersebut dikelola secara mandiri oleh masyarakat melalui UPK Kecamatan Bungatan. Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya, pelembagaan sistem pembangunan partisipatif, pengektifan fungsi dan peran pemerintah lokal, peningkatan kualitas dan
221
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.
masyarakat,
2. Struktur Organisasi Perusahaan Berikut ini adalah struktur organisasi PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan. FORUM MAD BKAD
TIM PENDANAAN - UNSUR BKAD - WAKIL MASYARAKAT BADAN PERTIMBANGAN - BP – UPK - Tim Verifikasi - UPK
BP – UPK
UPK
PENGURUS KELOMPOK
Lembaga Pendukung -Tim Verifikasi - Tim Penyehatan Pinjaman B’masalah
ANGGOTA KELOMPOK (MASYARAKAT)
Forum MAD merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi BKAD dan diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. 3. Aset Tetap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan a. Seperangkat komputer. b. Meja dan kursi kantor. c. Rak besi. d. Kamera Digital. e. Speaker Aktif. f. LCD Proyektor. g. Notebook. h. Printer. i. Struktur Organisasi . j. Neon Box. 4. Internal Auditor (Badan Pengawas Unit Pengelola Kegiatan) Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo Pada dasarnya fungsi utama internal auditor adalah membantu manajemen dalam bidang pengawasan, meneliti dan mengawasi apakah struktur organisasi intern yang ada tetap memenuhi fungsinya dan memberikan saran kepada manajemen apabila terdapat kelemahan sehingga dapat memberikan bantuan kepada manajemen organisasi agar mampu mencapai tingkat operasional organisasi yang efisien dengan cara memberikan analisa dan penelitian yang objektif. Internal auditor ini harus memiliki kebebasan dan independensi yang cukup terhadap bagian yang diperiksanya. Internal auditor pada PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan atau yang disebut dengan Badan Pengawas Unit Pengelola Kegiatan (BP UPK) bukan fungsi operasional karena BP UPK tidak terlibat dalam kegiatan utama UPK seperti pembelian bulanan, transaksi keuangan, pencatatan akuntansi dan sebagainya yang berkaitan dengan kegiatan operasional organisasi.
222
ISSN: 2407-2680
Organisasi Badan Pengawas Unit Pengelola Kegiatan (BP UPK) terdiri dari Ketua dan Anggota yang terlibat langsung bertanggungjawab secara operasional yang terdiri dari 1 orang ketua dan 2 orang anggota, dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dengan jumlah keseluruhan harus memenuhi bilangan ganjil. Organisasi BP UPK Kecamatan Bungatan berasal dari warga masyarakat wilayah Kecamatan Bungatan yang dipilih dan diangkat oleh Forum MAD dan disahkan dengan Surat Keputusan Camat. Dengan wewenang yang diberikan oleh forum MAD, BP UPK berhak mengadakan pemeriksaan terhadap masing-masing satuan administrasi, dimana pemeriksaan yang dimaksud sebagai bentuk pengawasan terhadap administrasi dan mencegah penyalahgunaan kekayaan organisasi PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan. Kegiatan yang dilakukan oleh BP UPK adalah melakukan pengawasan terhadap ketaatan UPK pada prinsip dan mekanisme PNPM-MPd dan terhadap aturan-aturan MAD termasuk aturan perguliran. 5. Fungsi dan Tanggungjawab Internal Auditor (BP UPK) Dalam Pemeriksaan Aset Tetap Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan Pada dasarnya organisasi BP UPK tidak bertanggung jawab langsung pada pengelolaan aset tetap. Akan tetapi, BP UPK hanya bertanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan dan memberikan saran atau rekomendasi atas temuan-temuan yang menyimpang dari prosedur yang ditetapkan sehingga, informasi ini yang dipakai untuk melakukan tindakan perbaikan. Fungsi dan tanggungjawab BP UPK PNPM MPd Kecamatan Bungatan hanya terfokus pada pemeriksaan pengelolaan kas yaitu buku kas beserta buktibukti pendukungnya yaitu kwitansi beserta nota-nota transaksi yang ada di UPK PNPM MPd Kecamatan Bungatan dan dilakukan secara periodik yaitu setiap bulan dan dilaporkan kepada PJOK, BKAD dan PJOKab tetap waktu. BP UPK tidak pernah melakukan pemeriksaan aset tetap dan tidak ada prosedur tentang pemeriksaan aset tetap di PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan. Analisis Fungsi Dan Tanggung Jawab Internal Auditor (BP UPK) Dalam Pemeriksaan Aset Tetap Pada di PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan Di Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) Kecamatan Bungatan BP UPK Kecamatan Bungatan yang berperan sebagai internal auditor hanya melakukan pemeriksaan atas pengelolaan kas yaitu transaksi yang berisi pembelian, penarikan tunai beserta kwitansi dan nota-nota pendukungnya yang dilakukan rutin setiap bulan dan dilaporkan kepada PJOKab, PJOK, dan BKAD. Akan tetapi, BP UPK kecamatan Bungatan tidak pernah melakukan pemeriksaan aset tetap secara khusus sejak adanya PNPM MPd di kecamatan Bungatan karena tidak ada prosedur pemeriksaan aset tetap. Sehingga, BP UPK tidak pernah mengawasi dan mengontrol semua kegiatan yang berkaitan dengan aset tetap seperti pembelian aset tetap, penyusutan aset tetap, nota-nota dan kwitansi yang berisi tentang transaksi aset tetap. Fungsi dan tanggungjawab BP UPK pada aset tetap kurang efektif karena banyak ketidakwajaran dalam laporan daftar aset tetap yang dimiliki oleh UPK PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan. Pada daftar aset tetap yang ada 223
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) di PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan yang seharusnya masa pakai sudah habis masih dilakukan penyusutan dan penyusutan dilakukan tanpa memperhatikan tanggal pembelian atau tanggal perolehan dan juga tidak ada nilai residu atau nilai sisa apabila aset tetap tersebut sudah habis masa ekonomisnya dan dijual. Dari sini dapat dilihat bahwa pengendalian dan pengawasan pengelolaan aset tetap pada PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan sangat lemah. Berikut ini adalah gambaran mengenai aset tetap yang dimiliki oleh PNPM Mandiri Perdesaan.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Nama Tetap
Aset Tanggal Pembelian
Seperangkat Komputer Meja Kursi Lemari Kamera Digital Rak Besi Meja dan Kursi Meja dan Kursi Meja Komputer Seperangkat Komputer Speaker Aktif LCD Note Book Note Book Printer Struktur Neon Box Printer Matrix Seperangkat Komputer Printer Canon
16 Oktober 2010 15 Oktober 2010 15 Oktober 2010 15 Oktober 2010 18 Desember 2010 03 Oktober 2011 21 Desember 2011 03 Maret 2012 14 Maret 2012 14 Maret 2012 21 Maret 2012 28 Desember 2012 20 Februari 2013 26 Maret 2013 26 Maret 2013 17 Juni 2013 17 Juni 2013 06 September 2013 07 September 2013 09 September 2013
Unit 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Harga Satuan 4.150.000 400.000 100.000 1.200.000 1.650.000 1.500.000 500.000 600.000 500.000 5.497.000 1.000.000 4.300.000 3.000.000 4.320.000 680.000 200.000 1.600.000 750.000 5.070.000 800.000
Harga Umur Penyusutan Perolehan Ekonomis Per Bulan 4.150.000 800.000 200.000 1.200.000 1.650.000 1.500.000 1.000.000 1.200.000 500.000 5.497.000 1.000.000 4.300.000 3.000.000 4.320.000 680.000 200.000 1.600.000 750.000 5.070.000 800.000
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 24 24 36 36 36 36
115.278 22.222 5.556 33.333 45.833 41.667 27.778 33.333 13.889 152.694 27.778 119.444 83.333 120.000 18.889 8.333 66.667 20.833 140.833 22.222 1.056.583
37.597.000
Pada daftar aset tetap tersebut perhitungan untuk penyusutan per bulan yaitu harga perolehan dibagi dengan umur ekonomis tanpa memperhatikan tanggal perolehan atau tanggal pembelian aset tetap tersebut dan juga tidak ada nilai residu atau nilai sisa apabila aset tetap tersebut dijual karena, habis masa ekonomis. Jika menggunakan metode garis lurus dengan rumus: Penyusutan =
224
Harga Perolehan–Nilai Sisa Taksiran Umur Ekonomis Aset
ISSN: 2407-2680
Jadi, hasil perhitungan penyusutan aset tetap pada PNPM Mandiri Perdesaan Kecamataan Bungatan berdasarkan metode garis lurus adalah sebagai berikut:
No Nama Aset Tetap 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Seperangkat Komputer Meja Kursi Lemari Kamera Digital Rak Besi Meja dan Kursi Meja dan Kursi Meja Komputer Seperangkat Komputer Speaker Aktif LCD Note Book Note Book Printer Struktur Neon Box Printer Matrix Seperangkat Komputer Printer Canon
Tanggal Pembelian 16 Oktober 2010 15 Oktober 2010 15 Oktober 2010 15 Oktober 2010 18 Desember 2010 03 Oktober 2011 21 Desember 2011 03 Maret 2012 14 Maret 2012 14 Maret 2012 21 Maret 2012 28 Desember 2012 20 Februari 2013 26 Maret 2013 26 Maret 2013 17 Juni 2013 17 Juni 2013 06 September 2013 07 September 2013 09 September 2013
Unit 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Harga Satuan 4.150.000 400.000 100.000 1.200.000 1.650.000 1.500.000 500.000 600.000 500.000 5.497.000 1.000.000 4.300.000 3.000.000 4.320.000 680.000 200.000 1.600.000 750.000 5.070.000 800.000
Harga Perolehan 4.150.000 800.000 200.000 1.200.000 1.650.000 1.500.000 1.000.000 1.200.000 500.000 5.497.000 1.000.000 4.300.000 3.000.000 4.320.000 680.000 200.000 1.600.000 750.000 5.070.000 800.000 37.597.000
Umur Penyusutan Ekonomis Per Bulan 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 24 24 36 36 36 36
87.500 8.333 2.222 25.000 31.944 36.111 10.555 13.333 11.111 124.916 25.000 91.666 55.555 86.111 20.000 6.250 30.555 13.888 71.388 16.666 768.104
Dari hasil data tersebut yaitu perhitungan penyusutan aset tetap dari PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan dengan perhitungan penyusutan aset tetap berdasarkan metode garis lurus memiliki selisih yang cukup banyak yaitu sebesar Rp1.056.583 – Rp768.104=Rp288.479. Dengan adanya selisih perhitungan aset tetap dengan menggunakan metode garis lurus bahwa perhitungan aset tetap pada PNPM Mandiri Kecamatan Bungatan kurang tepat karena, tidak berdasarkan teori akuntansi yang ada. Jika dilihat dari fungsi dan tanggung jawab BP UPK PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Bungatan pada pemeriksaan aset tetap yaitu: 1. BP UPK merupakan pelaksana teknis BKAD dalam melakukan pengawasan kepada UPK.
225
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) 2. BP UPK Menjalankan pengawasan dalam pemeriksaan keuangan, operasional serta memberikan rekomendasi tidak lanjut atas hasil pemeriksaan. 3. BP UPK dibentuk dan bertanggung jawab kepada BKAD melalui forum MAD. 4. BP UPK harus bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan yang dilakukan. 5. BP UPK melakukan pemeriksaan sekurang-kurangnya 3 kali dalam setahun dan melaporkan kepada BKAD melalui forum. BP UPK melakukan pemeriksaan keuangan kepada UPK setiap bulan dan dilaporkan kepada PJOKab, PJOK, dan BKAD. Dari kelima fungsi dan tanggung jawab BP UPK tersebut hanya terfokus melakukan pengawasan terhadap buku kas harian yang ada di UPK beserta nota-nota dan kwitansi transaksi buku kas tanpa melakukan pemeriksaan terhadap aset tetap yang dimiliki oleh UPK. Dalam pemeriksaan aset tetap pada organisasi BP UPK harus terlebih dahulu melakukan perencanaan, karena untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang optimal dibutuhkan suatu perencanaan yang matang. Perencanaan merupakan langkah awal sebelum pemeriksaan dilakukan. Dalam melaksanakan pemeriksaan asset tetap pada UPK PNPM Kecamatan Bungatan BP UPK harus melalui beberapa prosedur-prosedur agar hasil pemeriksaan dapat dipertanggungjawabkan. Prosedur-prosedur pemeriksaan ini meliputi harga perolehan aset tetap, pengeluaran selama penggunaan aset tetap, penyusutan aset tetap yang telah digunakan dan penghapusan aset tetap. Internal auditor dalam melaksanakan pemeriksaan aset tetap seharusnya melalui prosedur-prosedur yaitu: 1. Melaksanakan penyelenggaraan kartu aset tetap menurut perjenis aset tetap. 2. Melaksanakan penyelenggaraan kartu akumulasi penyusutan aset tetap. 3. Melaksanakan perubahan nilai akumulasi penyusutan pada kartu-kartu aset tetap tersebut, karena adanya perubahan nilai aset tetap. 4. Penyesuaian saldo aset tetap pada kartu-kartu aset tetap dengan laporan neraca mutasi bulan/tahunan. 5. Membuat usulan kepada forum MAD tentang penghapusan aset tetap yang kondisinya tidak operasional seperti nilai buku nihil, rusak berat, dan tidak berfungsi. Dalam hal ini fungsi intenal auditor pada PNPM Kecamatan Bungatan yaitu BP UPK adalah berfungsi sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisien dan keefektifan pelaksanaan struktur pengendalian intern organisasi dalam pengelolaan aset tetap, kemudian memberikan hasil berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen yang akan dijadikan landasan mengambil keputusan atau tindak selanjutnya. Tahap akhir dari pelaksanaan pemeriksaan aset tetap pada UPK PNPM Kecamatan Bungatan adalah membuat laporan hasil pemeriksaan yang merupakan tanggungjawab dari BP UPK. Laporan BP UPK disampaikan kepada ketua BKAD setiap bulan dan disampaikan kepada masyarakat melalui forum MAD secara lisan maupun tulisan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. BP UPK melakukan pengawasan pengelolaan kas secara periodik dan menyerahkan laporan hasil pemeriksaan kepada PJOKab, PJOK, dan BKAD) 226
ISSN: 2407-2680
setiap bulan tetap waktu. Akan tetapi, BP UPK tidak pernah melakukan pelaporan, pengawasan dan pengecekan fisik terhadap aset tetap yang dimiliki oleh UPK sejak berdirinya PNPM Mandiri Kecamatan Bungatan. Sehingga, BP UPK tidak mengetahui berapa besar total kekayaan aset tetap yang dimiliki oleh UPK Kecamatan Bungatan dan menimbulkan ketidakwajaran dalam laporan daftar aset tetap yang dimiliki oleh UPK. 2. UPK PNPM Mandiri Perdesaan Melakukan penyusutan aset tetap tanpa memperhatikan tanggal pembelian / tanggal perolehan dan juga tidak ada nilai residu atau nilai sisa apabila aset tetap tersebut sudah habis umur ekonomisnya dan dijual. Harga perolehan yang ada didaftar aset tetap merupakan nilai beli berdasarkan kwitansi tanpa memperhatikan biaya-biaya untuk mendapatkan harga perolehan pada aset tetap tersebut. Saran 1. Seharusnya diadakan prosedur pemeriksaan aset tetap secara rutin dan form pemeriksaan aset tetap yang berfungsi untuk melakukan pengawasan kekayaan aset tetap yang dimiliki oleh organisasi. 2. Masa manfaat suatu aset tetap harus ditelaah ulang secara periodik dan, jika harapan berbeda secara signifikan dengan estimasi sebelumnya, beban penyusutan untuk periode sekarang dan masa yang akan datang harus disesuaikan. 3. Pada kartu aset tetap dicantumkan nama barang aset tetap, status barang, tanggal pembelian, bukti pembelian, jumlah unit, harga satuan, harga perolehan, umur ekonomis, penyusutan per bulan, umur pakai, alangkah baiknya apabila dicantumkan pula nama supplier. Hal ini untuk memudahkan BP UPK untuk mengecek kebenarannya apabila ditemukan temuan-temuan yang menyimpang dari pengolahan aset tetap. 4. Semua catatan mengenai aset tetap yang ada harus dibandingkan (dicek) secara periodik dengan aset tetap yang ada secara fisik. 5. Perhitungan penyusutan sebaiknya dilakukan berdasarkan PSAK 16 Aset Tetap dan Aset Lain-lain dan PSAK 17 Akuntansi Penyusutan. 6. Apabila aset tetap yang sudah habis masa manfaatnya dan nilai buku nol akan tetapi, masih dapat dimanfaatkan. Maka yang harus dilakukan adalah melakukan penilaian ulang dan menambah harga perolehan aset tetap untuk menaikkan nilai kegunaan aset tetap. Jika aset tetap tersebut sudah tidak dapat digunakan masa manfaat habis dan nilai buku nol maka aset tetap tersebut dilakukan penghapusan. Semua rekening yang berhubungan dengan aset tersebut dihapuskan.
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Agoes, Sukrisno. 2013. Auxditing Edisi 4 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Afriani, Elok Izza. 2010. Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektifitas Pengendalian Internal Kredit Investasi Pada PT Bank Mandiri. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Akmal. 2006. Pemeriksaan Intern (Internal Audit). Jakarta: PT INDEKS kelompok GRAMEDIA. 227
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 2 (2016) Jusup, Al. Haryono. 2010. Auditing(pengauditan). Yogyakarta: YKPN Kumaat, Valery G. 2011. Internal Audit. Jakarta: Erlangga. Manurung, Elvy Maria. 2011. Akuntansi Dasar (Untuk Pemula). Jakarta: Erlangga Mulyadi. 2014. Auditing Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2014. Auditing Edisi 6 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Nasution, Indah Maya lestari. 2009. Analisis Fungsi Dan Tanggungjawab Intenal Auditor Dalam Pemeriksaan Aset Tetap Pada PT Kereta Api (Persero) Divre I Sumut Dan NAD. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara. Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan Adaptasi IFRS. Jakarta: Erlangga. Sawyer, Lawrence B. 2006. Audit Internal Sawyer. Jakarta: Salemba Empat. Simbolon, Elkando F.P. 2009. Kedudukan dan Fungsi Internal auditor Pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara. Sugiri, Slamet dan dan Riyono, Bogat Agus. 2004. Akuntansi Pengantar I Edisi Kelima. Yogyakarta: YKPN.
228