RESUME INHOUSE TRAINING MANAJEMEN DAN TEKNOLOGI PAKAN UNTUK PEJANTAN
Hari / tanggal : Rabu/12 November 2014 Pemateri
: R. Abdullah Fathul Alim
Penyelenggara : Fungsional Wastukan
Maksud dan Tujuan :
Maksud Kegiatan Inhouse Training yang diselenggarakan adalah untuk memberikan Training singkat (Short Course) bagi SDM BIB Lembang berkaitan dengan manajemen dan teknologi pakan untuk pejantan. Tujuan Kegiatan Inhouse Training adalah untuk: 1. Meningkatkan kompetensi SDM BIB Lembang bagi SDM BIB Lembang, 2. Mereview pengetahuan dan ketrampilan bagi SDM BIB Lembang, khususnya bagi Fungsional Wastukan.
Inti Materi : Kiat-kiat dalam pemeliharaan pejantan adalah sebagai berikut: A.
Mensiasati optimalisasi kinerja pejantan Upaya mensiasati optimalisasi kinerja pejantan adalah dengan memperhatikan hal-hal mendasar sebagai berikut : 1. Bobot badan pejantan tipe besar tidak lebih dari 1000 kg dan tipe kecil tidak lebih dari 650 kg. 2. Nilai Kondisi Tubuh berkisar antara 3,25 – 3,75 point 3. Kecukupan penyediaan pakan hijauan berkualitas baik 4. Permberian pakan awetan bersifat asam (silase) tidak lebih dari 10% Kebutuhan Bahan Kering 5. Kecukupan penyediaan mineral dan vitamin 6. Konsumsi kalsium tidak berlebih 7. Selalu melaksanakan pengukuran NKT dan Bobot badaan secara teratur. 8. Pengamatan asupan pakan setiap hari untuk mengamati status kesehatan pejantan
B.
Umur dewasa tubuh dan dewasa kelamin sapi pejantan 1. Umur masa dewasa tubuh dan dewasa kelamin sapi pejantan adalah 60 bulan. 2. Bobot badan dewasa pada umur 47 bulan. 3. Kecukupan pakan dan zat pakan, termasuk kebutuhan serat sangat penting pada umur 47 – 60 bulan. 4. Pada stage dewasa kelamin, setelah umur 47 bulan, pemberian pakan harus mencermati NKT setiap pejantan.
5. Sebagian besar pakanberdasarkan pada pakan kasar dengan komposisi utamanya adalah pakan hijauan pakan bentuk kering 6. Yakinkan ketersediaan feed additive terutama asupan vitamin/kalsium
C.
EKSPRESI NILAI ENERGI PADA PAKAN 1. Energi adalah suatu potensi untuk melakukan aktivitas dan dapat diukur dengan mengacu pada kondisi tertentu, dan terstandar. 2. Energi dalam makanan minus energi yang hilang dalam faeses disebut energy tercerna (DE). 3. DE sebagai bagian dari Energi kandungannya sekitar 0.3 bagian pada hijauan yang sudah tua, dan sekitar 0.9 bagiannya untuk biji-bijian yang sudah diproses pada sereal berkualitas tinggi. 4. DE memiliki beberapa nilai untuk evaluasi pakan karena mencerminkan daya cerna pakan dan pengukurannya relatif mudah; Namun, DE tidak bisa mempertimbangkan beberapa energi utama yang hilang terkait dengan pencernaan dan metabolisme bahan pakan. Akibatnya, akan terjadi over estimates pada DE dalam menilai bahan pakan berserat tinggi seperti hays atau jerami padi dibandingkan dengan yang mengandung serat rendah, dan mudah dicerna pada bahan pakan seperti biji-bijian 5. Jumlah nutrisi tercerna (TDN) identik dengan DE tetapi mencakup koreksi untuk protein tercerna. 6. TDN tidak jauh berbeda dengan DE sebagai unit untuk menggambarkan nilai-nilai pakan atau untuk mengekspresikan kebutuhan energi ternak. 7. TDN dapat dikonversi ke DE dengan persamaan : 1 KG TDN = 4,4 Mcal DE
D.
Kebutuhan Untuk Pejantan 1. Pengukuran Kebutuhan untuk Maintenance (Hidup Pokok) meliputi : Regulasi suhu tubuh Proses metabolisme esensial Aktivitas Fisik 2. ME yang dibutuhkan untuk hidup pokok Breding Bull lebih dari 90% 3. Pengeluaran energi HP berkait dengan berat badan, bangsa atau genotipe, jenis kelamin, Umur, musim, suhu, keadaan fisiologis, dan keadaan nutrisi sebelumnya 4. Overfeeding dan underfeeding berkorelasi dengan penurunan lingkar skrotum, cadangan sperma epididimis dan kualitas mani. 5. Overfeeding dan obesitas dapat mengakibatkan berkurangnya aktivitas seksual
SNI KONSENTRAT SAPI PERAH (SNI 3148.1:2009) SAPI POTONG (SNI 3148.2:2009)
No.
Parameter
Satuan
Persyaratan
1.
Kadar Air (maks)
%
14
2.
Abu (Maks)
%
12
3.
Protein Kasar (min.)
%
12
4.
Lemak Kasar (maks.)
%
6
5.
Kalsium (Ca)
%
0,5 – 0,7
6.
Posfor (P)
%
0,3 – 0,5
7.
NDF (maks.)
%
30
8.
UDP (min.)
%
4,2
9.
Aflatoksin (maks.)
Ppb atau u/Kg
200
10.
TDN (min.)
%
65
CONTOH PAKAN FORMULA UNTUK SAPI PEJANTAN Bobot Badan (Kg)
Pakan Formula (Kg)
Vit./Calsium (gram)
Hay (Kg)
800
3
100
13
900
3
100
13
1000
2
100
13
> 1000
1
100
13
Nilai Kondisi Tubuh (NKT) Body Condition Scoring (BCS) pada Ternak Sapi • Penilaian kondisi tubuh adalah suatu metoda yang mudah digunakan dilapangan untuk menduga perubahan berat badan ternak dengan menilai cadangan jaringan lemak tubuhnya pada tempat-tempat tertentu dengan skala nilai 1 s/d 5. Nilai tersebut disebut Nilai Kondisi Tubuh (NKT) atau Body Condition Score (BCS).
Edmonton et.al
Kapan Penilaian NKT? •
Penilaian kondisi tubuh sapi perah umumnya dilaksanakan pada: 1. Saat melahirkan, 2. Saat mulai berahi kembali setelah partus (40 hari post partus), 3. Fase setelah puncak laktasi (90 hari post partus), 4. Fase pertengahan laktasi (180 hari postpartus), 5. Fase akhir laktasi (270 hari postpartus), dan pada 6. Fase pertengahan masa kering kandang.
•
Lampiran – Lampiran •
Foto-foto Kegiatan Inhouse Training Pakan
• • •
• • •
• • • •
• • •
• • •
• • • •