lenm lekrvs hmgsumal %on Penehn 2INI_
RESPON PERTUMBUHAN AYAM BROILER PERIODE STARTER YANG DIPELIHARA DALAM RUANG DENGAN SUHU TERKONTROL R. DENNY PURNAMA
Balai Penelitian Ternak . Po. Box -11 . Bo,Qor 16002
RINGKASAN Penggunaan ruang pemanas dengan suhu terkontrol untuk pemeliharaan a%am broiler periode starter. merupakan altematif %ang diharapkan dapat memberikan efisiensi pada penggunaan pakan clan biaya pemanas. Iengan suhu %ang dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan anak ayam . diharapkan dapat meres1wn pertumbuhan ayam dengan baik sehingga komersi pakan akan lehih baik . Selain itu dengan kandang hertingkat akan menampung anak Suatu percobaan ayam yang lebih banvak . sehingga dapat menghemat hia%a pemanas . pendahuluan telah dilakukan di Balai Penelitian fernak C'ia%%i untuk menguji efektitas penggunaan alat pemanas (heater) pada ruangan untuk pemeliharaan anak a%am broiler periode starter selama : minggu . Hasil pengamatan menunjukkan adama perbedaan suhu ruang pada tiap iona pengamatan . Hal ini teriadi karena penempatan slat pemanas %ang belum sesuai . sehingga suhu panas yang ditiup oleh kipas angin belum merata dalam ruangan . Pengamatan pada zona II menuniukkan suhu pemanasan %ang optimal . karena selain dapat memberikan pertambahan bobot hadan %ang lebih balk 1672 .38 gram) juga dengan konyersi pakan yang rendah %situ 1 .108 . Kesimpulan yang diperoleh adalah . penggunaan ruangan %ang memakai alat pemanas dapat diaplikasikan pada pemeliharaan anak a%am %ang lebih hesar dengan svarat penempatan alat pemanas harus tepat sehingga suhu panas %ang disehar dapat merata . Data Kunci : Acam Broiler . :Vat Pemanas. Respwin pertumhuhan .
PENDAHULUAN Tingginya biaya produksi pada usaha peternakan ayam pedaging terjadi akibat meningkat harga anak ayam Woo. harga pakan . harga obat-obatan . clan biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan seperti biaya tenaga kerja . bunga bank. sewa kandang clan biaya pemanas . Sedangkan disisi lain harga ayam potong sangat pluktuatif clan tidak mengimbangi naiknya biaya produksi. sehingga banyak peternak ayam potong yang gulung tikar karena merugi . Oleh karena itu jika peternak ingin bertahan dalam usaha ini. mau tidak mau peternak harus Tnenekan biaya produksi seefisien mungkin sehingga walaupun kecil dari usaha ini dapatanenyisakan keunttmgan Komponen biaya yang terbesar dalam usaha peternakan adalah biaya pakan ternak dengan jumlah dapat mencapai 50 - 70 % dari seluruh -biaya produksi (Siregar at al . 1970) . oleh karena itu pemberian pakan harus seefisien mungkin . Pemberian pakan yang efisien adalah selain jumlah clan kualitas yang mencukupi . pakan yang diberikan harus menghasilkan konversi pakan yang rendah dalam am setiap gram pakan yang dikonsumsi mampu merespon pertumbuhan anak ayam . Aak ( 1982 ) mengemukakan . pemanasan dari luar
7enin leknis f angsional Abn Penelin ?00=
untuk ayam fase starter (umur 0 - 4 minggu) mutlak diperlukan, karena anak ayam umur sehari (doc) memiliki suhu tubuh 103° F (39 ° C) . Jika anak ayam mendapatkan suhu lingkungan yang lebih renclah dari suhu tubuh; maka suhu tubuh anak ayam akan turus drastis- yang berpengaruh pada metabolisme tubuh. . Pemberian suhu pemanas yang sesuai bagi anak ayam periode starter pada minggu pertama diharapkan dapat merespon pertumbuhan anak ayam . sehingga pada periode finisher akan menghasilkan bobot ayam yang optimal . Dengan suhu pemanasan yang sesuai maka metabolisme anak ayam akan berjalan sempurna. sehingga dapat memanfaatkan gizi pakan untuk pertumbuhan secara efisien. Suhu yang terlalu panas dapat menyebabkan anak ayam banyak minum sedangkan makan akan berkurang . Apabila suhu terlalu dingin anak ayam ticlak akan banyak makan. karena nafsu makannya berkurang sehingga mengganggu proses pertumbuhan . Pada suhu yang terlalu dingin makanan ticlak digunakan untuk pertumbuhan.tetapi hanya sebagai konvensasi untuk menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu Iingkungan . Suharsono (1976) mengemukakan. bahwa suhu yang terlalu tinggi pada ayam broiler dapat mengakibatkan penurunan kadar plasma tiroksin yaitu hormon yang berfungsi sebagai stimulator dalam pengaturan metabolisme tubuh . Selain itu terjacli penurunan konsumsi 0= akibat dari berkurangnya aktivitas metabolisme. karena terjadinya penimbunan panas clan dituinjukkan dengan menurunnya konsumsi pakan . Kebutuhan suhu anak ayam fase starter adalah sebagai berikut: I ). Minggu I : 35°C . 2). Minggu If : 32°C . 3). Minggu III : 29°C . 4) : Minggu IV : 28°C clan seterusnya suhu disesuaikan dengan suhu sekelilingnva (Anonimus. 1983). Untuk kebutuhan penelitian di Balitnak. fasilitas kandang ayam umumnya dilengkapi pemanas dengan menggunakan lampu pemanas. Satu buah lampu 250 watt dapat memberikan pemanasan pada 100 ekor anak ayam yang dipelihara dalam brooder yang dibagi menjadi 2 kompartemen . Yang menjacli permasalahan adalah mahalnva harga lampu clan kualitas lampu yang gampang putus merupakan kendala tersendiri pada kegiatan penelitian . Oleh karena itu perlu diupayakan alternatif lain dalam penvediaan sumber pemanas. Salah satin alternatif adalah dengan membuat kandang yang memiliki suhu ruang terkontrol dengan menggunakan alat pemanas (heater) yang' dilefgkapi termostat untuk mengatur suhu clan kipas, angin' vang digunakan untuk meniupkan panas. Sebuah- kandang dengan suhu terkontrol 'di 'kandang karantina Veteriner Service dalam ukuran kecil''telah dimanfaatkan ~untuk kegiatan' penelitian clan dilakukan pengamatan terhadap respon pertumbuhan anak ayam terhadap suhu serta mencoba menganalisis'untuk memperbalki clan men_vempurnakan sehingga mendapatkan etesiensi dalam pemanfaatannva . Tujuan pentilisan makalah" ini ad menggambarkan '" iner ;j Jari pemanasan de . -an suhu terkont-d ; :=.r« penyempurn~ , -,. nr - :3
l emu Ieknis
Fnngsional \'on Penelin 2002
sehingga dapat dipakai dalam pemeliharaan anak ayam dalam jumlah yang lebih besar. MATERI DAN METODA Pengamatan dilakukan pada tanggal I Desember sampai tanggal 22 Desember 2000 bertempat dikandang veteriner Service Balai Penelitian Ternak Ciawi . Ruang kandang yang dipakai berukuran 3 X 6 yang dilengkapi dengan heater 2000 Watt yang ditempatkan di atas kandang dengan ketinggian 7 meter dari lantai . Pengaturan suhu dilakukan dengan termostat yang otomatis dapat memutuskan aliran listrik bila suhu ruang telah mencapai sesuai dengan yang diinginkan dan akan tersambung kembali jika suhu ruang mulai menurun sehingga suhu akan stabil . Sedangkan penyetelan termostat disesuaikan dengan kebutuhan panas pada anak ayam. yang diturunkan secara bertahap . Untuk menyebarkan panas di dalam ruangan digunakan kipas angin sebagai peniup dan untuk mengurangi bau. udara disedot ke luar oleh kipas yang kecil . Percobaan dilakukan dengan membagi 3 Zona pengamatan masing-masing Zona memiliki 4 ulangan . Pada tiap Zona pengamatan ditempatkan termometer dan dicatat suhunya . Materi yang dipakai adalah 60 ekor anak ayam (doc) unsex strain Hubbard, dan setiap ulangan menggunakan 5 ekor anak ayam . Pakan yang diberikan adalah Broiler .Starter crumble Produksi Gold Coin dan pemberiannya secara ad libitum demikian juga dengan pemberian air minum. Penimbangan bobot ternak dilakukan pada awal pengamatan dan akhir pengamatan yaitu pada minggu ke tiga (Fase Starter) sedangkan untuk pakan diberikan secara kumulatif dan pada akhir pengamatan ditimbang sisanya. Untuk mengetahui respon pertumbuhan diukur pertambahan bobot badan. jumlak konsumsi pakan dan konversi pakan. sehingga pengaruh suhu terhadap anak ayam pada masing-masing Zona dapat diketahui responnya terhadap pertumbuhan. t Z. I . I
Z .1 .2
Z .11 .
Z.I .3
Z .1 .4
Z.11 .
I
Z .11 . 21
3
Z .II .
2 .111 .
4
Z .1I1 .
Gambar 1 . Pengaturan penempatan zona perlakuan.
I
Z.IIt.
4
/emu 7ekrns hungsionalAon Penelm :00=
Gambar . 2 Posisi Alat Pemanas (Heater) HASIL DAN PEMBAHASAN Kandang dengan suhu terkontrol vang menggunakan termostat sebagai pengatur suhu memberikan keuntungan . vaitu suhu kandang dapat diatur sesuai untuk kebutuhan anak avam . Cara yang dipakai adalah dengan menurunkan suhu pada termostat sesuai dengan kebutuhan anak avam . sehingga bila suhu telah mencapaj kebutuhan maka heuier (pemanas) akan mati secara otomatis . sebaliknva bila suhu ruang mulai menurun maka pemanas akan hidup kembali . Dengan cara ini . maka penggunaan listrik dapat dihemat . Tabel I . Suhu ruang pada masing - masing zona pengamatan . Lokasi hermostai /ona .1 Zona .11
Suhu °C pada hari ke 1-± 36 34 ±~
4-6 31 31 2 3?
7-10 ;2
1 1- 1 4 111
I 32
29 30
0
-08
Keterangan : Hari ke I s,d ke 111. pemanas dimalakan penuh 1 24 jam Hari ke I I s,d ke'_1 . pemanas dimalakan 14 jam mulai xirc . 164
1 ; -21 29 26 27
Temrn Tekms Fnngstonal %on Penelin ?002
Pada Tabel 1 terlihat adanya perbedaan suhu ruang pada masingmasing zona. Suhu yang optimum clan dapat merespon pertumbuhan anak ayam dengan baik terdapat pada zona 11 yang letaknya ditengah ruang kandang . Suhu pada Zona I yang letaknya di bawah pemanas tercatat lebih rendah dari suhu termostat, sedangkan pada zona III suhu yang tercatat sama dengan suhu termostat . Hal ini disebabkan oleh penempatan alat pemanas (heater) yang terlalu tinggi clan atap kandang yang miring ke Zona Ill . sehingga mengakibatkan suhu pada pemanas yang ditiupkan oleh kipas angin akan turun pada zona III . Suhu panas dari heater pada Zona Ill . kemudian akan memantul ke Zona 11 clan Zona 1 . Dari pemantulan suhu menyebabkan panas ruangan akan semakin menurun pada zona II clan zona I . Tabel 2 . Jumlah konsumsi pakan . pertambahan bobot badan clan konversi pakan Rata-rata 0 - 3 minggu Lokasi Zona . 1 Zona . 1I Zona . III
Konsumsi pakan rata-rata 964 .28 947 .56 1096 .875
PBB Rata-rata
F .C .R Rata-rata
605 672 .38 580 .06
1-593 1 .408 1 .890
Pada Tabel 2. menunjukkan petambahan bobot badan yang terbaik terdapat pada Zona 11 . karena zona ini mendapatkan suhu pemanasan yang optimum untuk pertumbuhan sehingga gizi pakan termanfaatkan dengan baik. Untuk konversi pakan . Zona 11 dapat menghasilkan konversi yang lebih baik 1 .93 clan Zona III dengan yaitu 1 .408 . kemudian disusul oleh Zona I konversi l . 890 . Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan ruang kandang dengan suhu terkontrol dapat digunakan pada pemeliharaan anak ayam periode starter dalam jumlah yang lebih besar . Hal ini climungkinkan dengan penempatan kandang doc secara bertingkat. sehingga dapat menghemat biaya pemanas . Untuk mendapatkan penyebaran suhu yang lebih merata . perlu dilakukan upaya penataan di dalam menempatkan alat pemanas (heater) . Dengan penempatan alat pemanas pada posisi yang tepat . maka diharapkan akan dapat menghasilkan suhu ruang yang optimum yang lebih merata sehingga akan menghasilkan pertumbuhan anak ayam broiler periode starter yang baik clan lebih merata . Untuk kesehatan anak ayam . pembuangan kotoran yang ditampung baki penampungan . harus dilakukan secara berkala . Hal ini disebabkan pada oleh keadaan ruang yang terbatas dengan ventilasi vang kurang. sehingga bau amoniak akan cepat tercium. Selain itu penggunaan .alat pemanas pada minggu ke 2 dapat dikurangi terutama pada siang hari . Alat pemanas dapat dimatikan clan dinyalakan kembali pada sore hari kecuali jika keadaan cuaca seclang hujan . 165
Tenui 7eknis Fungsional ."n Peneliri 2002
KESIMPULAN Pada penelitian skala kecil ruang kandang dengan suhu terkontrol untuk pemeliharan ayan broiler periode starter. terdapat perbedaan suhu ruang pada zona yang diamati . Perbedaan suhu ini terjadi akibat dari penempatan slat pemanas yang belum sesuai . sehingga penyebaran suhu tidak merata . Suhu yang optimum untuk pertumbuhan terdapat pada zona II yang berada ditengah ruang kandang karena dapat merespon pertumbuhan anak ayam dengan baik yaitu dengan pertambahan bobot badan (PBB) yang paling tinggi yaitu 672.38 gram dan FCR yang paling baik (1 .408). Penggunaan ruang pemeliharaan yang dilengkapi slat pemanas dengan suhu yang dapat dikontrol pada pemeliharaan anak ayam broiler periode starter dalam jumlah besar dapat memberikan keuntungan dengan syarat dapat menempatkan posisi alat pemanas secara tepat . UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr Budi Tangenjaya yang telah memberi izin untuk menggunakan anak ayam sisa penelitian . sebagai materi percobaan dan Teknisi Veteriner Service yang telah membantu pelaksanaan percobaan . Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada lbu Dr Tresnawati . P yang telah membahas dan mengkoreksi tulisan ini sehingga dapat dimuat dalam prosiding. DAFTAR BACAAN Anonimus . 1983 . Pedoman praktis pemeliharaan ayam petelur dan ayam pedaging/pejantan . P.T .Pyrindam Jakarta. AAK. 1982 . Pedoman Beternak Ayam Negeri . Penerbit Kanisius Jogyakarta . Siregar.A.P .dan M .Sabrani . Yasaguna. Jakarta.
1970 .Teknik Modern Beternak Ayam . C .V .
Suharsono.l976. Respons broiler terhadap berbagai kondisi lingkungan . Desertasi .Univ.Pajajaran.Bandung .