Respon Pedagang Pengecer Terhadap Kenaikan Harga................Norman Yakub Adisiswo
RESPON PEDAGANG PENGECER TERHADAP KENAIKAN HARGA DAGING SAPI DI PASAR REBO PURWAKARTA
RETAILERS RESPONSE TO INCREASING PRICE OF BEEF ON PASAR REBO PURWAKARTA
Norman Yakub Adisiswo*, Rochadi Tawaf**, M. Munandar Sulaeman** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363
*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2014 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Unpad email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian mengenai respon pedagang pengecer terhadap kenaikan harga daging sapi, telah dilaksanakan di Pasar Rebo Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini dilakukan dari 30 Desember 2013 sampai 10 Februari 2014. Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab kenaikan harga daging sapi di Purwakarta dan untuk mengetahui respon (berupa kognisi, afeksi serta psikomotorik/tindakan) pedagang pengecer di Pasar Rebo Purwakarta terhadap kenaikan harga daging sapi. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus kepada 6 orang pedagang pengecer yang telah berjualan daging sapi di Pasar Rebo lebih dari 10 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kenaikan harga daging sapi, khususnya di Purwakarta disebabkan oleh imbas dari isu kenaikan harga daging sapi dari luar, permintaan daging sapi yang tinggi dan harga jual sapi dari luar daerah yang tinggi akibat dari adanya pembatasan impor yang dilakukan pemerintah dalam rangka melaksanakan program swasembada daging. Kenaikan harga daging sapi pun dipengaruhi oleh permintaan yang tinggi menjelang hari-hari besar keagamaan, terutama ketika memasuki bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Respon pedagang pengecer terhadap kenaikan harga daging sapi dilihat dari pengetahuan pedagang terhadap penyebab kenaikan harga daging, yaitu disebabkan oleh permintaan banyak tetapi stok terbatas dan juga disebabkan karena adanya pembatasan impor sapi. Sikap pedagang pengecer terhadap kenaikan harga daging ditunjukkan dengan ketidaksetujuan mereka terhadap kenaikan harga daging sapi dan tindakan yang mereka lakukan terhadap kenaikan harga daging sapi adalah tetap berjualan dengan menaikkan harga untuk mengimbangi harga daging sapi yang mengalami kenaikan Kata Kunci : Respon, Harga, Pedagang
Respon Pedagang Pengecer Terhadap Kenaikan Harga................Norman Yakub Adisiswo ABSTRACT Research about response of retailer to increasing price of beef had implemented at Pasar Rebo Kabupaten Purwakarta. This reasearch was conducted from December 30, 2013 until February 10, 2014. The intent and purpose of this research is to know the cause of increasing the price of beef in Purwakarta and the response (in the form of cognitive, affective and psychomotor/actions) of retailers on Pasar Rebo Purwakarta against increasing prices of beef. This reasearch was conducted using a case study to 6 retailers who have been selling beef in Pasar Rebo more than 10 years. The results of this reasearch indicate that higher prices for beef, particularly in Purwakarta, affected by issue of increase in beef price from other city, the high demand for beef, expensive price of cattle from outer region caused of import restrictions by the government in order to implement self-sufficiency beef programs. The increase in the price of beef was affected by high demand of beef for the day of religious festivities, especially when entering the month of Ramadan and Eid. Response of retailers about increase in the price of beefseen from retailers knowledge of the cause of the increase in the price of beef, which is caused by a lot of demand but stock of catlle is limited and also due to the import restrictions on cattle. The attitude of retailers towards the increase in beef prices shown their disapproval of the increase in the price of beef and the actions they did to rise with the price of beef is still selling to increase the price of beef to offset the price of beef has increased Keywords: Response, Price, Retailer. PENDAHULUAN Kebutuhan daging sapi sebagai bahan pakan untuk masyarakat semakin lama semakin meningkat dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Namun, akhir-akhir ini masyarakat, terutama pedagang, dipusingkan dengan tingginya harga daging sapi di pasaran dimana harga daging mencapai Rp. 100.000,-/kg. Tingginya harga daging sapi pun membuat pedagang risau karena dengan tingginya harga daging sapi membuat omset jualan mereka menurun dikarenakan pembeli pun banyak yang beralih ke produk lain yang lebih murah, seperti daging ayam dan ikan. Kenaikan harga daging sapi yang tinggi ini pun menimbulkan berbagai macam respon dari pedagang. Pedagang pengecer memiliki respon yang berbeda dalam menanggapi keadaan tersebut. Respon sendiri merupakan reaksi atau balasan terhadap suatu stimulus yang dapat dilihat dari sikap dan tindakan (Sarlito, 1995). Oleh karena itu, saya tertarik untuk mengetahui bagaimana respon pedagang pengecer yang berjualan di Pasar Rebo Kabupaten Purwakarta terhadap kenaikan harga daging sapi. Selain itu, dipilih Pasar Rebo karena pasar tersebut merupakan pasar tradisional terbesar di Kabupaten Purwakarta yang memiliki pedagang daging sapi lebih banyak dibanding pasar tradisional lain di daerah Purwakarta.
Respon Pedagang Pengecer Terhadap Kenaikan Harga................Norman Yakub Adisiswo OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah respon pedagang pengecer terhadap kenaikan harga daging sapi. Subjek penelitian adalah pedagang pengecer yang berjualan di Pasar Rebo Purwakarta. Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Penentuan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Rebo Kabupaten Purwakarta yang dipilih secara purposive (dipilih sesuai dengan kebutuhan peneliti). Pasar ini diambil sebagai tempat lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa pasar tersebut merupakan pasar tradisional terbesar di Kabupaten Purwakarta yang memiliki pedagang pengecer lebih banyak dibanding pasar tradisional yang ada di daerah Purwakarta sehingga memudahkan peneliti dalam mengambil data serta masih sedikitnya penelitian mengenai respon pedagang terhadap kenaikan harga daging sapi yang dilakukan disana. Penentuan Informan Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pedagang pengecer yang telah berjualan lebih dari 10 tahun di Pasar Rebo Purwakarta. Informan diambil sebanyak 6 orang pedagang pengecer yang telah berjualan lebih dari 10 tahun.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kenaikan Harga Daging Sapi Di bawah ini merupakan grafik harga daging sapi di Purwakarta selama tahun 2013:
HARGA
Grafik 1. Harga Daging Sapi di Purwakarta Tahun 2013 100000 95000 90000 85000 80000
BULAN
Respon Pedagang Pengecer Terhadap Kenaikan Harga................Norman Yakub Adisiswo
Berdasarkan grafik di atas dapat kita lihat setiap bulannya harga daging sapi di Purwakarta cenderung terus mengalami kenaikan, terutama menjelang bulan Juli-Agustus. Kenaikan harga daging sapi ini salah satunya diduga terimbas isu kenaikan harga daging sapi di daerah lain. Tingginya harga daging sapi diduga imbas dari adanya pembatas kuota impor daging sapi yang dilakukan oleh pemerintah untuk melaksanakan program swasembada daging 2014 dimana kuota impor dibatasi maksimal 10%. Di Purwakarta sendiri, terutama di pasar-pasar termasuk Pasar Rebo walaupun stok daging sapi disana mayoritas dipasok dari daging sapi lokal, namun dengan adanya pembatasan kuota impor juga ikut terdampak. Dengan adanya pembatasan kuota impor berdampak pada tingginya harga daging sapi di pasar-pasar, khususnya Pasar Rebo Purwakarta, yang mencapai Rp. 95.000,-/Kg. Harga daging sapi pun mengalami kenaikan ketika memasuki bulan-bulan dimana ada perayaan hari besar keagamaan, seperti pada bulan Agustus dimana pada bulan tersebut memasuki bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Harga daging yang tinggi disebabkan karena permintaannya yang tinggi. Selain karena permintaannya yang tinggi, kenaikan harga daging ini juga disebabkan peternak yang menyimpan sapi-sapi jantan yang seharusnya dipotong untuk dijual pada saat Idul Adha dimana permintaan untuk sapi potong jantan meningkat. Hal ini berakibat sapi betina pun harus dipotong untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi untuk hari raya Idul Fitri yang akhirnya harga sapi betina pun mengalami kenaikan yang cukup tinggi juga sehingga harga daging pun mengalami kenaikan. Kebutuhan atau permintaan daging sapi di Purwakarta setiap bulannya cenderung mengalami kenaikan. Pengadaan stok daging sapi di Purwakarta didapat dari sapi-sapi potong yang berasal dari peternak lokal ditambah sapi-sapi potong yang didatangkan dari luar daerah Purwakarta, seperti dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pengadaan daging sapi, terutama yang berasal dari luar daerah tetap dilakukan walau stok yang ada mencukupi kebutuhan. Ini dikarenakan pengadaan dari luar daerah memang merupakan mekanisme pasar dimana para pedagang ingin menyediakan stok daging sapi agar ketersediaan daging sapi tetap ada dikarenakan pengadaan dari luar daerah berupa sapi potong pun tidak setiap hari datang, biasanya hanya seminggu sekali saat hari pasar. Pada bulan Agustus, dimana stok daging sapi cukup melimpah dan mampu memenuhi kebutuhan, namun harga daging sapi malah semakin tinggi. Ini dikarenakan pada hari-hari biasa pedagang selain menjual daging sapi juga menjual jeroan, kaki, kepala, maupun buntut sapi. Jeroan dan lain-lain biasanya dibeli oleh rumah-rumah makan. Dengan adanya pembelian jeroan dan lain-lainnya ini maka harga daging sapi bisa ditekan. Namun, ketika
Respon Pedagang Pengecer Terhadap Kenaikan Harga................Norman Yakub Adisiswo memasuki bulan Agustus dimana memasuki bulan Ramadhan dan ada hari raya Idul Fitri permintaan daging meningkat sementara jeroan dan lain-lainnya penjualannya sedikit sehingga harga daging sapi mengalami kenaikan. Pedagang pun berusaha mengambil untung dengan adanya momen hari raya Idul Fitri. Permintaan daging sapi yang tinggi pada saat menjelang hari raya Idul Fitri dimanfaatkan pedagang dengan menaikkan harga daging sapi karena pedagang ingin mendapatkan untung besar.
Respon Pedagang Pengecer Terhadap Kenaikan Harga Daging Sapi Respon pedagang pengecer terhadap kenaikan harga daging sapi dapat dikaji dari aspek kognitif (pengetahun), afektif (sikap), dan psikomotorik (tindakan). Berikut penjelasan mengenai respon informan terhadap kenaikan harga daging sapi: 1. Informan 1 Berdasarkan aspek kognitif, yaitu pengetahuan informan mengenai penyebab kenaikan harga daging sapi disebabkan permintaan daging naik tetapi stoknya terbatas, adanya pembatasan impor daging sapi. Menurut informan naiknya harga daging sapi mulai terjadi saat menjelang lebaran karena permintaan daging mengalami kenaikan dari hari-hari biasanya. Informan mendapat informasi naiknya harga daging dari bandar. Berdasarkan aspek afektif, yaitu sikap informan terhadap kenaikan daging sapi ini adalah Informan tidak setuju dengan adanya kenaikan harga daging sapi. Naiknya harga daging sapi menyebabkan omset penjualannya menurun akibat sepi pembeli dimana pembeli banyak yang beralih membeli produk lain yang lebih murah. Naiknya harga daging ini juga menyebabkan daging sapi tidak terjangkau oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah. Berdasarkan aspek psikomotorik, yaitu tindakan yang informan lakukan terhadap kenaikan harga daging sapi ini adalah tetap berjualan dengan menaikkan harga daging sapi. Berdasarkan konsep Kotler (2001) mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam penentuan harga, beberapa tujuan yang dicapai informan untuk tetap berjualan dengan menaikkan harga daging sapi diantaranya yang pertama adalah untuk bertahan hidup. Berjualan daging sapi merupakan mata pencaharian pokok informan, sementara pendapatan dari hasil mengajar sebagai guru honorer tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya sehingga jika berhenti berjualan maka sulit untuk mencukupi kebutuhan sehari-sehari untuk keluarga. Usaha informan dengan menaikkan harga daging sapi dan menyediakan stok daging yang banyak untuk informan jual bertujuan untuk memaksimalkan laba (keuntungan) dan mendapatkan pendapatan yang maksimal guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Harga daging
Respon Pedagang Pengecer Terhadap Kenaikan Harga................Norman Yakub Adisiswo sapi yang informan jual sesuai dengan kualitas daging yang dijual dimana daging sapi yang berkualitas terbaik yaitu golongan 1, sepeti gandik, informan jual dengan harga Rp. 100.000,/kg sementara daging yang berkualitas lebih rendah yaitu golongan 3, seperti sandung lamur, dijual dengan harga Rp. 85.000,-/kg. Informan menjual daging sapi sesuai dengan harga pokok yang berlaku dan terkadang memberikan diskon kepada pelanggan yang membeli banyak agar pelanggan tidak lari dan memungkinkan pelanggan beliau bisa bertambah. 2. Informan 2 Berdasarkan aspek kognitif, yaitu pengetahuan informan mengenai penyebab kenaikan harga daging sapi disebabkan permintaan daging naik tetapi stoknya terbatas, harga daging sapi di bandar yang juga tinggi. Menurut informan naiknya harga daging sapi mulai terjadi saat menjelang bulan Ramadhan dan mendekati lebaran karena permintaan daging mengalami kenaikan dari hari-hari biasanya. Informan mendapat informasi naiknnya harga daging dari bandar. Berdasarkan aspek afektif, yaitu sikap informan terhadap kenaikan daging sapi ini adalah informan tidak setuju dengan adanya kenaikan harga daging sapi. Naiknya harga daging sapi menyebabkan pembeli berkurang dan banyak pembeli yang beralih membeli produk lain yang lebih murah, seperti daging ayam. Berdasarkan aspek psikomotorik, yaitu tindakan yang informan lakukan terhadap kenaikan harga daging sapi ini adalah tetap berjualan dengan menaikkan harga daging sapi. Berdasarkan konsep Kotler (2001) mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam penentuan harga, tujuan yang ingin dicapai informan untuk tetap berjualan dengan menaikkan harga daging sapi yang sesuai dengan konsep Kotler diantaranya untuk bertahan hidup. Berjualan daging sapi merupakan satu-satunya mata pencaharian informan untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup, sementara jika menggantungkan hidup dari pensiunan suami informan tidak akan mencukupi untuk kebutuhan hidup. Menaikkan harga daging sapi untuk mengimbangi harga daging sapi yang naik juga dipasaran dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan yang bisa didapat oleh informan dan juga untuk memaksimalkan pendapatan yang maksimal guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Informan selalu menjual daging sapi segar demi menjaga keunggulan dalam kualitas produk yang beliau jual dan harga daging sapi yang ditawarkan sesuai dengan kualitas dagingnya. Informan biasanya memberikan diskon bila ada pembeli yang membeli daging lebih dari 5 kg. Hal ini dilakukan agar pembeli tidak lari ke padagang lain dan bisa mendapatkan lebih banyak pelanggan yang dimana sesuai dengan konsep Kotler, yaitu menyaring pasar secara maksimum.
Respon Pedagang Pengecer Terhadap Kenaikan Harga................Norman Yakub Adisiswo 3. Informan 3 Berdasarkan aspek kognitif, yaitu pengetahuan informan mengenai penyebab kenaikan harga daging sapi disebabkan naiknya harga sapi bakalan dimana harganya mencapai Rp.40.000,-/kg BH yang Informan tahu dari bandar. Menurut informan naiknya harga daging sapi mulai terjadi saat menjelang lebaran karena permintaan daging mengalami kenaikan dari hari-hari biasanya. Informan mendapat informasi naiknnya harga daging dari bandar. Berdasarkan aspek afektif, yaitu sikap informan terhadap kenaikan daging sapi ini adalah Informan tidak setuju dengan adanya kenaikan harga daging sapi. Naiknya harga daging sapi menyebabkan sepi pembeli sehingga omset penjualannya menurun. Naiknya harga daging sapi juga menyebabkan keuntungan yang Informan dapat sedikit dimana seharusnya naiknya harga daging sapi akan menambah keuntungan yang informan dapat. Berdasarkan aspek psikomotorik, yaitu tindakan yang informan lakukan terhadap kenaikan harga daging sapi ini adalah tetap berjualan dengan mengikuti harga pokok daging sapi di pasaran. Berdasarkan konsep Kotler (2001) mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam penentuan harga, tujuan yang ingin dicapai informan untuk tetap berjualan dengan dengan mengikuti harga pokok daging sapi di pasaran yang sesuai dengan konsep Kotler diantaranya untuk bertahan hidup. Berjualan daging sapi merupakan satu-satunya mata pencaharian informan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terlebih lagi informan merupakan seorang janda dimana informan harus memenuhi kebutuhan hidupnya sendirian. Menaikkan harga daging sapi untuk mengimbangi harga daging sapi yang naik juga dipasaran dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan yang bisa didapat oleh informan dan juga untuk memaksimalkan pendapatan yang maksimal guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Demi menjaga keunggulan dalam kualitas produk yang dijual, informan selalu menjual daging sapi segar dan daging sapi yang informan jual juga sesuai dengan kualitas dagingnya. Informan menjual harga daging sapi selalu mengikuti harga pokok daging sapi dipasaran dan tidak pernah menaikkan harga daging sapi melebihi harga pokok. Hal ini dilakukan agar pembeli tidak lari ke padagang lain. 4. Informan 4 Berdasarkan aspek kognitif, yaitu pengetahuan Informan mengenai penyebab kenaikan harga daging sapi disebabkan banyaknya permintaan tetapi pasokan kurang, adanya pembatasan impor daging sapi. Menurut informan naiknya harga daging sapi mulai terjadi
Respon Pedagang Pengecer Terhadap Kenaikan Harga................Norman Yakub Adisiswo saat menjelang lebaran karena permintaan daging mengalami kenaikan. Informan mendapat informasi naiknya harga daging dari jagai. Berdasarkan aspek afektif, yaitu sikap informan terhadap kenaikan daging sapi ini adalah informan tidak setuju dengan adanya kenaikan harga daging sapi. Naiknya harga daging sapi menyebabkan pembeli berkurang dan beralih ke produk lain yang lebih murah, seperti daging ayam, sehingga mengalami kerugian karena dengan sepinya pembeli daging sapi yang Informan jual tidak habis sementara Informan harus tetap membayar penuh daging sapi yang informan ambil dari jagal yang berakibat Informan harus menalangi dari uang pribadinya. Berdasarkan aspek psikomotorik, yaitu tindakan yang informan lakukan terhadap kenaikan harga daging sapi ini adalah tetap berjualan dengan menaikkan harga daging sapi. Berdasarkan konsep Kotler mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam penentuan harga, tujuan yang ingin dicapai informan untuk tetap berjualan dengan menaikkan harga daging sapi yang sesuai dengan konsep Kotler (2001) diantaranya untuk bertahan hidup. Berjualan daging sapi merupakan satu-satunya mata pencaharian informan untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup. Menaikkan harga daging sapi dan menjual dendeng sebagai sampingan dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan yang bisa didapat oleh informan dan juga untuk memaksimalkan pendapatan yang maksimal guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Dendeng yang informan buat dari sisa-sisa jualannya dan dijual dengan harga Rp. 45.000,-/1/4 kg atau Rp. 180.000,-/kg. Usaha informan menjual dendeng tersebut guna untuk menambah pendapatan dan menambah keuntungan yang didapat selain dari menjual daging sapi. Daging sapi yang informan jual selalu berasal dari daging sapi segar untuk menjaga kualitas daging sapi jualannya. 5. Informan 5 Berdasarkan aspek kognitif, yaitu pengetahuan informan mengenai penyebab kenaikan harga daging sapi disebabkan naiknya harga sapi bakalan dimana biasanya harganya Rp. 30.000,-/kg BH menjadi Rp. 40.000,-/kg BH. Naiknya harga daging sapi juga disebabkan adanya pembatasan impor daging sapi. Menurut informan naiknya harga daging sapi mulai terjadi saat menjelang lebaran karena permintaan daging mengalami kenaikan. Informan mendapat informasi naiknnya harga daging dari bandar langganannya. Berdasarkan aspek afektif, yaitu sikap informan terhadap kenaikan daging sapi ini adalah informan tidak setuju dengan adanya kenaikan harga daging sapi. Naiknya harga
Respon Pedagang Pengecer Terhadap Kenaikan Harga................Norman Yakub Adisiswo daging sapi menyebabkan pembeli berkurang dan banyak yang beralih ke produk lain yang lebih murah, seperti daging ayam atau ikan. Berdasarkan aspek psikomotorik, yaitu tindakan yang informan lakukan terhadap kenaikan harga daging sapi ini adalah tetap berjualan dengan menaikkan harga daging sapi. Berdasarkan konsep Kotler (2001) mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam penentuan harga, beberapa tujuan yang dicapai informan untuk tetap berjualan dengan menaikkan harga daging sapi diantaranya yang pertama adalah untuk bertahan hidup. Berjualan daging sapi merupakan satu-satunya mata pencaharian informan untuk memenuhi kebutuhannya. Menaikkan harga daging sapi yang informan jual untuk mengimbangi harga pokok daging sapi di pasaran yang juga naik dan menyediakan stok daging yang banyak untuk informan jual bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dan mendapatkan pendapatan yang maksimal guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Daging sapi yang informan jual berasal dari daging sapi segar yang dipotong pada malam sebelumnya guna menjaga kualitas daging sapi yang beliau jual dan harga daging sapi yang informan jual sesuai dengan kualitas daging yang dijual dimana daging sapi yang berkualitas terbaik yaitu golongan 1, sepeti gandik, informan jual dengan harga Rp. 90.000,Rp. 100.000,-/kg sementara daging yang berkualitas lebih rendah yaitu golongan 3, seperti sandung lamur, dijual dengan harga Rp. 80.000,- - Rp. 85.000,-/kg. Usaha informan untuk tetap menjaga agar langganan informan tidak pindah ke tempat lain biasanya informan memberikan potongan harga apabila pelanggan membeli lebih dari 5 kg. Potongan yang diberikan sekitar Rp. 1000,- - Rp. 2000,-/kg. Usaha yang dilakukan tersebut diharapkan agar pelanggan tetap membeli daging kepada informan dan mudah-mudahan pelanggan bertambah. 6. Informan 6 Berdasarkan aspek kognitif, yaitu pengetahuan informan mengenai penyebab kenaikan harga daging sapi disebabkan banyaknya pembeli, namun pasokan kurang. Naiknya harga daging sapi juga disebabkan adanya pembatasan impor daging sapi. Menurut informan naiknya harga daging sapi mulai terjadi sejak memasuki bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri karena permintaan daging mengalami kenaikan. Informan mendapat informasi naiknya harga daging dari pasar hewan. Berdasarkan aspek afektif, yaitu sikap Informan terhadap kenaikan daging sapi ini adalah Informan tidak setuju dengan adanya kenaikan harga daging sapi. Naiknya harga daging sapi menyebabkan pembeli berkurang yang berakibat pendapatan yang didapat berkurang dan mengalami kerugian.
Respon Pedagang Pengecer Terhadap Kenaikan Harga................Norman Yakub Adisiswo Berdasarkan aspek psikomotorik, yaitu tindakan yang informan lakukan terhadap kenaikan harga daging sapi ini adalah tetap berjualan dengan menaikkan harga daging sapi. Berdasarkan konsep Kotler (2001) mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam penentuan harga, tujuan yang dicapai informan untuk tetap berjualan dengan menaikkan harga daging sapi diantaranya untuk bertahan hidup. Berjualan daging sapi merupakan mata pencaharian pokok informan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Menaikkan harga daging sapi dan menyediakan stok daging yang banyak dengan memotong sapi sendiri untuk dijual bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dan mendapatkan pendapatan yang maksimal. Selain itu, dengan menjual daging sapi ke pedagang lain dengan harga Rp. 87.000,- - Rp. 88.000,-/ kg dapat menambah keuntungan dan pendapatan yang beliau dapat. Harga daging sapi yang informan jual sesuai dengan kualitas daging yang dijual. Daging sapi yang berkualitas terbaik yang termasuk ke dalam golongan 1, seperti gandik, informan jual dengan harga Rp. 95.000,- - Rp. 100.000,-/kg. Sementara, daging yang berkualitas lebih rendah yang termasuk ke dalam golongan 3, seperti lamur, dijual dengan harga Rp. 80.000,- - Rp. 85.000,-/kg. Dalam menyaring pembeli sebanyak mungkin informan biasanya memberikan potongan bila ada pembeli yang membeli banyak, misalnya membeli lebih dari 5 kg. Potongan yang diberikan oleh informan biasanya sebesar Rp. 1000.- - Rp. 2000,-/kg. Mengacu pada konsep Kotler (2001) mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam penentuan harga, semua informan melaksanakan hampir seluruh konsep-konsep yang dikemukan oleh Kotler. Konsep-konsep yang digunakan informan mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam penentuan harga tersebut, yaitu bertahan hidup, memaksimalisasi laba jangka pendek, memaksimalkan pendapatan jangka pendek, unggulan dalam kualitas produk, dan menyaring pasar secara maksimum. KESIMPULAN 1.
Kenaikan harga daging sapi di Purwakarta diduga akibat imbas dari kenaikan harga daging sapi dari luar. Kenaikan harga daging sapi di Purwakarta juga disebabkan oleh permintaan yang tinggi dan terus mengalami kenaikan. Kenaikan terhadap daging sapi pun disebabkan meningkatnya permintaan ketika memasuki hari-hari besar keagamaan, khususnya ketika memasuki bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Respon Pedagang Pengecer Terhadap Kenaikan Harga................Norman Yakub Adisiswo 2.
Pengadaan daging sapi dari luar daerah tetap ada walaupun kebutuhan daging sapi terpenuhi dikarenakan mekanismenya seperti itu dimana para pedagang ini menyediakan stok daging sapi karena stok dari luar daerah pun tidak setiap hari datang.
3.
Respon pedagang pengecer yang berjualan di Pasar Rebo Purwakarta terhadap kenaikan harga daging sapi terdiri dari: 3.1. Aspek kognitif, yaitu pengetahuan pedagang pengecer terhadap penyebab kenaikan harga daging sapi diantaranya disebabkan oleh banyaknya permintaan namun stok kurang, harga sapi bakalan yang tinggi dan juga disebabkan adanya pembatasan kuota impor sapi dan daging sapi. Kenaikan harga daging mulai terjadi ketika memasuki bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Informasi mengenai kenaikan harga daging diketahui pedagang dari bandar, jagal, maupun RPH. 3.2. Aspek afektif, yaitu sikap pedagang pengecer terhadap kenaikan harga daging sapi adalah tidak setuju dengan adanya kenaikan harga daging yang menyebabkan berkurangnya pembeli sehingga menurunkan pendapatan dan laba mereka. 3.3. Aspek psikomotorik, yaitu tindakan yang dilakukan pedagang terhadap kenaikan harga daging sapi yaitu mereka tetap berjualan dengan ikut menaikkan harga daging sapi. Dan juga ada pedagang yang menjual dendeng sapi sebagai sampingan selain menjual daging sapi. Ini sebagai upaya untuk tetap bertahan hidup karena mayoritas berjualan daging merupakan satu-satunya mata pencaharian pedagang. 3.4. Berdasarkan konsep Kotler (2001) mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam penentuan harga, semua informan melaksanakan hampir seluruh konsep-konsep yang dikemukan oleh Kotler. Konsep-konsep tersebut, adalah bertahan hidup, memaksimalisasi laba jangka pendek, memaksimalkan pendapatan jangka pendek, unggulan dalam kualitas produk, dan menyaring pasar secara maksimum.
SARAN 1. Agar dapat berjalannya program swasembada daging seharusnya tidak perlu adanya pembatasan impor. Impor tetap dilakukan untuk menjaga populasi sapi dalam negeri agar bisa terus berkembang. 2. Perbaikan fasilitas, terutama Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada di Purwakarta perlu dilakukan agar sapi potong impor dapat dipotong disana agar harga daging sapi bisa ditekan.
Respon Pedagang Pengecer Terhadap Kenaikan Harga................Norman Yakub Adisiswo UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. H. Rochadi Tawaf, M.Si. Dr. Drs. Ir. H. M. Munandar Sulaeman, M.S. sebagai pembimbing, kepada Prof. Dr. Ir. Husmy Yurmiati, MS sebagai Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, keluarga tercinta terutama Ibu dan Ayah, serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya. DAFTAR PUSTAKA Andreabelle, 2009. Perubahan Harga dan Kuantitas Barang. Available Online at http://andreabelle.wordpress.com/. (diakses pada tanggal 24 Maret 2013) BPS Kabupaten Purwakarta. 2013. Purwakarta Dalam Angka 2013. Purwakarta : Kantor Statistik Kabupaten Purwakarta Gulo, K. D. 1980. Kamus Dialog Psikologi. Tonis. Bandung Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Erlangga. Jakarta Maleong, dan Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosakarya. Paturochman, Maman. 2012. Penentuan Jumlah dan Teknik Pengambilan Sampel. Unpad Press, Bandung. Peraturan Menteri Pertanian (permentan) No. 19/Permentan/OT.140/2/2010 Tentang Pedoman Umum Program Swasembada Daging Sapi 2014 Rachmat, Jalaludin. 2001. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung. Revolusi Pendidikan, 2009. Pengertian Harga. Available Online at http://wikimedya.com/ (diakses pada tanggal 24 Maret 2013) Sarlito, 1995. Teori - Teori Psikologi Sosial. PT. Raja Grafika. Jakarta. Sayogo dan Fujiwati, S. 1987. Sosiologi Pedesaan. Jilid 1. Gajah Mada University Press. Yogyakarta Saladin, Djaslim. 2000. Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran. Linda Karya. Bandung. Sulaeman, M. 2004. Desain Penelitian Pendekatan Kualitatif. Laboratorium Sosiologi Penyuluhan. Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran.