RESPON MUSTAHIK TERHADAP KINERJA AMIL PADA BADAN AMIL ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH (BAZIS) PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA (DKI) JAKARTA Skripsi DiajukanKepadaFakulktasDakwahdanIlmuKomunikasiuntukMemenuhiSyaratsyaratMencapaiGelarSarjanaKomunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: DINI NURANI LARASATI
1111053000016
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, 11 Juni 2015
Dini Nurani Larasati
ABSTRAK
Dini Nurani Larasati, 1111053000016, Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil Pada Badan Amil Zakat Infaq Shadaqah Daerah Khusus Ibukota Jakarta di bawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si. Permasalah-permasalah sosial di Ibukota mengalami peningkatan. meskipun Jakarta merupakan Ibukota Negara, bukan berarti tidak mengalami kesulitan perekonomian dan masalah-masalah sosial lainya. Seluruh lapisan elemen masyarakat sangat dibutuhkan uluran tangannya untuk memperbaiki permasalahan yang semakin kompleks ini. Dalam hal ini, dengan dana zakat masalah perekonomian dan masalah-masalah sosial lainnya dapat membantu menyelesaikannya. Akan tetapi, jika zakat tidak dikelola dengan baik, tidak dengan manajemen yang terorganisir, bahkan amil yang tidak professional, semua itu tidak optimal dan maksimal. Berdasarkan permasalahan di atas, timbul beberapa pertanyaan, yaitu : Bagaimana respon mustahik terhadap kinerja amil ? Apakah ada perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin dan tingkat usia terhadap kinerja amil ? Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar respon mustahik terhadap kinerja amil pada BAZIS Provinsi DKI Jakarta dengan pengumpulan data menggunakan instrument berbentuk kuesioner. Dari analisa data dapat diketahui bahwa respon positif lebih dominan dari pada respon negatif. Secara keseluruhan respon tinggi dengan jumlah responden sebanyak 42 mustahik atau 51.3%. Sedangkan respon rendah sebanyak 39 mustahik atau 47.5%. Untuk respon sedang sebanyak 1 mustahik atau 1.2%. Perbedaan respon dilihat dari aspek jenis kelamin dan tingkat usia mustahik tidak berpengaruh terhadap kinerja amil. Kata kunci : Respon, Mustahik, Amil, Kinerja
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat, diantaranya nikmat iman, Islam, dan kesehatan sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan target waktu yang diharapkan. Shalawat serta salam marilah kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita, Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, para sahabatnya, serta para umatnya hingga akhir zaman nanti. Amiin. Alhamdulillahhirabbil’alamin, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil Pada Badan Amil Zakat Infaq Shadaqah (BAZIS) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Starata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama masa penelitian, penyusunan, penulisan, dan sampai masa penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari keluarga, sahabat, teman, maupun dari berbagai pihak lainnya yang telah banyak berjasa dan mendukung bagi penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan, Suparto, M.Ed. Ph.D selaku Wakil Dekan I, Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II, Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III.
ii
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, dan H. Mulkannasir, BA, S.Pd., MM., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah. 3. Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan menyemangati penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Terima kasih banyak atas semuanya. 4. Tim penguji sidang skripsi pada tanggal 11 Juni 2015. Drs. Cecep Castrawijaya, MA., MM., sebagai ketua sidang, H. Mulkannasir, BA, S.Pd., MM., selaku sekretaris sidang, Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA., selaku penguji I, Drs. H. Sungaidi, MA., selaku penguji II. 5. Drs. H. Mahmud Jalal, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik, serta seluruh dosen pengajar Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan. 6. Keluarga besar BAZIS Provinsi DKI Jakarta, yang telah memberikan izin, dukungan, bantuan, arahan, saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Ayahanda Sulaeman Rasidi dan Ibunda Sugiati yang selalu memberikan kasih sayang tiada batas, dukungan, semangat, arahan, serta selalu percaya pada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Amiin. 8. Kakak-kakaku Achmad Fajaruddin Yusuf, Erna Wahyu Kristanti, dan Fauzi Adam serta adikku M. Dede Fachrudin, juga Keluarga besar Rasidi dan H. Suhadi yang selalu mendukung.
iii
9. Sahabat-sahabat tersayang, Nourma Linda, May Larafjani, dan Qonita Kamaliah yang selalu menemani, mendukung langkah kaki selama empat tahun terakhir. 10. Teman-teman seperjuangan konsentrasi ZISWAF, terima kasih sudah menghiasi dalam hidup. 11. Teman-teman seangkatan Manajemen Dakwah 2011yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga. Amiin.
Akhirnya penulis mengucapkan syukur dan terima kasih atas segalanya, dan mohon maaf bila ada kata dan perbuatan penulis lakukan, baik yang disengaja maupun tidak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak tanpa terkecuali. Billahitaufikwalhidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Depok, 12 Juni 2015
Dini Nurani Larasati
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................i KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................................v DAFTAR TABEL...............................................................................................viii DAFTAR GAMBAR……………………...........................................................ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…...........................................................................1 B. Batasan Masalah...........................................................................................6 C. Perumusan Masalah.....................................................................................7 D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian...................................................7 1. Tujuan Penelitian...................................................................................7 2. Manfaat Penelitian.................................................................................8 E. Tinjauan Pustaka..........................................................................................8 F. Sistematika Penulisan..................................................................................9 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Respon Mustahik...........................................................................12 1. Definisi Respon....................................................................................12 2. Definisi Mustahik.................................................................................15 B. Konsep Kinerja Amil………......................................................................17 1. Definisi Kinerja....................................................................................17 2. Definisi Amil........................................................................................21
v
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian…........................................................25 B. Penentuan Lokasi.......................................................................................25 C. Populasi dan Sampel..................................................................................26 1. Populasi................................................................................................27 2. Sampel..................................................................................................27 D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................28 E. Suber Data..................................................................................................30 F. Definisi Operasional Variabel Penelitian...................................................30 G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas...............................................................32 H. Metode Analisis Data.................................................................................34 BAB IV GAMBARAN UMUM BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA A. Profil BAZIS Provinsi DKI Jakarta...........................................................37 1. Tujuan, Visi, Misi................................................................................40 2. Dasar Hukum.......................................................................................41 B. Tugas Pokok dan Fungsi............................................................................43 C. Struktur Organisasi....................................................................................45 D. Program BAZIS Provinsi DKI Jakarta.......................................................47 BAB V TEMUAN DAN ANALISA DATA A. Analisa Data...............................................................................................50 1. Strategi Pengelolaan.............................................................................50 2. Motivasi dan Kontrol...........................................................................51 3. Pengawasan..........................................................................................52 vi
B. Karakteristik Responden............................................................................55 C. Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta........................................................................................................58 1. Respon Responden Mengenai Bentuk Fisik.......................................59 2. Respon Responden Mengenai Keandalan...........................................60 3. Respon Responden Mengenai Daya Tanggap.....................................61 4. Respon Responden Mengenai Jaminan...............................................62 5. Respon Responden Mengenai Empati................................................63 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................70 B. Saran..........................................................................................................71 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................72 LAMPIRAN – LAMPIRAN...............................................................................75
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Skala Likert............................................................................................29 Tabel 2. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian.......................................31 Tabel 3. Blu Pint Skala Independen (Sebelum Uji Validitas) .............................33 Tabel 4. Blue Print Skala Independen (Setelah Uji Validitas) .............................34 Tabel 5. Struktur Organisasi BAZIS Provinsi DKI Jakarta.................................45 Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...........................................56 Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan..................................57 Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...........................58 Tabel 9. Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil..............................................59 Tabel 10. Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil..............................................60 Tabel 11. Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil..............................................61 Tabel 12. Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil..............................................62 Tabel 13. Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil..............................................63 Tabel 14. Perbandingan Unsur-Unsur Kinerja Amil..............................................65 Tabel 15. Perbandingan Tingkat Respon Mustahik...............................................65 Tabel 16. Tabel Chi – Square Jenis Kelamin.........................................................66 Tabel 17. Tabel Chi – Square Tingkat Usia...........................................................67
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Teori S – R…………………….........................................................14 Gambar 2. Struktur BAZIS Provinsi DKI Jakarta...............................................46
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Meskipun berada di Ibukota Negara, penduduk Jakarta tidak otomatis bebas dari kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Pada tahun 2004 penduduk Jakarta berjumlah sekitar 8.5 juta jiwa. Bedasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, dengan tolak ukur Upah Minimum Regional, pada tahun tersebut penduduk miskin Jakarta berjumlah 370.898 jiwa dengan 91.468 jiwa rumah tangga miskin. Angka menunjukkan peningkatan 17% dari tahun sebelumnya.1 Betapapun juga, meski permasalahan-permasalahan sosial mengalami peningkatan, bukan berarti tak ada jalan untuk menyelesaikannya. Satu hal, upaya tersebut dilakukan kerja sama dengan elemen-elemen masyarakat. Hal ini tidak bisa ditawar-tawar lagi, karena permasalahan sosial yang ada sangatlah kompleks. Ada kesalingterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Zakat, ialah nama atau sebutan dari suatu hak Allah Ta’ala yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Dinamakan zakat, karena didalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkat, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebajikan. Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima, dan disebut beriringan dengan shalat pada 82 ayat. 1
BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat, Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Jakarta: BAZIS Provinsi DKI Jakarta, 2006, h. 29-37.
1
2
Dan Allah Ta’ala telah menetapkan hukum wajibnya, baik dengan kitab-Nya maupun dengan Sunnah Rasul-Nya serta Ijma’ dari umatnya. Kata-kata zakat itu, aslinya ialah tumbuh, suci dan berkah,2 Firman Allah :
Artinya: “Pungutlah zakat dari harta benda mereka, yang akan membersihkan dan menyucikan mereka!” (At-Taubah:103) Zakat memiliki banyak hikmah, baik yang berkaitan dengan sang khalik maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia. Dengan zakat dapat menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa yang lemah dengan materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dengan kondisi tersebut mereka akan mampu melaksanakan kewajibannya terhadap Allah SWT. Zakat memiliki dimensi yang sangat luas bagi manusia. Zakat tidak saja memiliki dimensi ketuhanan, tetapi juga memiliki dimensi kemanusiaan yang sangat kuat. Zakat membuktikan bahwa hubungan kemanusiaan, yaitu saling tolong-menolong antar sesama manusia, dibangun di atas nilai-nilai fondasi ketuhanan. Zakat menjadi bukti bahwa Islam bukanlah agama yang melupakan kehidupan dunia semata, melainkan kehidupan dunia dan akhirat
2
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah,Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1993, cet. Ke-8, h. 5
3
sama-sama menjadi tujuannya. Bagi Islam, zakat adalah alat pembangunan umat Islam.3 Selain itu juga dengan zakat dapat mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera karena hubungan seseorang dengan yang lainnya menjadi rukun, damai dam harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir batin. Dalam masyarakat seperti itu tidak akan ada lagi kekhawatiran akan hidupnya kembali bahaya komunisme (atheis) dan paham atau ajaran yang sesat dan menyesatkan. Sebab dengan fungsi ganda zakat, persoalan yang dihadapi kapitalisme dan sosialisme dengan sendirinya sudah terjawab. Akhirnya dengan sesuai janji Allah Swt, akan terciptalah sebuah masyarakat yang baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur.4 Lembaga zakat merupakan lembaga dakwah Islam yang mengandung nilai sosial ekonomi yang memiliki peran dan fungsi penting dan strategis untuk perwujudan keadilan sosial dalam agama Islam, apabila dikelola dan dikembangkan dengan baik dan tepat guna. Pada umumnya lembaga pengelola zakat telah mendayagunakan dana zakat untuk hal-hal yang memberikan manfaat bagi masyarakat yang tak mampu terutama diperuntukkan bagi masyarakat lapisan bawah (kaum dhuafa) agar mereka memiliki kemandirian ekonomi secara bertahap diperbaiki kualitas hidupnya menjadi terangkat ke tingkat yang layak. Lembaga pengelola zakat juga telah ikut berperan dalam program pemberdayaan Usaha kecil, Menengah dan Mikro.
3
Iqbalkautsar.blogspot.com, diakses pada hari jum’at, 14 November 2014, pukul:
13.10WIB 4
Ali Mustafa Ya’kub, dkk, PANDUAN ZAKAT:Petunjuk Praktis Zakat dan Cara Penghitungannya, Jakarta : BAZIS PROV. DKI Jakarta, 2010, h. 43 dan 45-46, cet.2
4
Lembaga
Pengelola
Zakat
(LPZ)
yang
semakin
berkembang
membuktikan bahwa potensi zakat dewasa ini cukup tinggi, Menteri Agama RI ketika itu dijabat oleh Said Agil Husein Al-Munawwar menyatakan bahwa potensi dana zakat di Indonesia pertahun mencapai Rp. 7,5 Triliun, sementara hasil survey yang dilakukan PIRAC mengenai pola dan kecenderungan masyarakat berzakat di 11 kota besar menyebutkan bahwa nilai zakat per muzakki sebesar Rp.124.200/tahun. Sedangkan nilai zakat yang dibayarkan berkisar antara Rp.44.000,- sampai Rp.339.000,- pertahun. Dari data tersebut PIRAC memperkirakan jumlah dana ZIS yang digalang Indonesia pertahun berjumlah sekitar Rp.4 triliun.5 Potensi demikian tampaknya belum bisa dioptimalkan dengan baik oleh lembaga sosial keagamaan khususnya yang bergerak dibidang pengelolaan zakat, pengelolaan zakat masih banyak dilakukan secara tradisional baik dalam pengumpulan maupun dalam pendistribusian. Padahal jika potensi umat itu dapat dikelola dengan baik tentu sangat membantu dalam pembangunan sosial. Oleh karena itu, optimalisasi fungsi dan peran lembaga zakat dianggap penting untuk dilakukan. LPZ dituntut untuk selalu memperbaiki kualitas kinerja para amilin, agar mendapat kepercayaan publik. Kinerja para amil mungkin dapat mencapai tujuan dan sasaran seperti diharapkan, namun dapat pula tidak mencapai harapan. Perbaikan terhadap kinerja harus dilakukan karena prestasi kerja yang dicapai tidak seperti diharapkan. Dengan
5
Masdar F. Masudi, dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Menuju Efektifitas Pemanfaatan ZIS, Jakarta : PIRAMEDIA,2004, h.xii
5
melakukan perbaikan kinerja diharapkan tujuan LPZ dimasa depan dapat dicapai dengan lebih baik. Perbaikan kinerja harus pula dilakukan walaupun para amilin, atau LPZ telah mampu mencapai prestasi kerja yang diharapkan, karena dengan begitu LPZ maupun para amil dimasa depan dapat menetapkan target kuantitatif yang lebih tinggi atau dengan kualitas yang lebih tinggi. Dengan cara pendekatan seperti ini maka dapat membuka peluang bagi LPZ untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya. Perbaikan kinerja dilakukan dengan melibatkan segenap sumber daya manusia (amil) dalam LPZ dan meliputi perbaikan seluruh proses kinerja. Jauh sebelum lahirnya UU No. 38/1999 tentang pengelolaan zakat, dimana di dalamnya terdapat ketentuan bahwa pemerintah baik pusat maupun daerah berkewajiban untuk memfasilitasi terbentuknya Badan Amil Zakat (baik nasional, yaitu BAZNAS, maupun Daerah, yaitu BAZDA), pemeritah Provinsi DKI Jakarta telah mendirikan badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta. BAZIS Provinsi DKI Jakarta merupakan LPZ yang menjadi percontohan bagi LPZ yang sedang berkembang di Indonesia. Keberadaannya yang sudah ada sejak 1968 ini sangat strategis di tengah kondisi ekonomi warga Jakarta yang sangat kompleks. Program-program BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki peluang yang besar untuk bersinergi dengan program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta.
6
Pengumpulan dana ZIS yang dilakukan oleh BAZIS Provinsi DKI Jakarta selama ini lebih banyak melalui mekanisme pengumpulan rutin dari muzakki perorangan, perusahaan daerah dan perusahaan swasta mitra Pemerintah DKI Jakarta. Sebagai Lembaga Zakat yang professional, BAZIS Provinsi DKI Jakarta tentu tidak dengan mudah mempertahankan keberadaannya di tengah masyarakat. Apalagi BAZIS Provinsi DKI Jakarta mendapat dukungan penuh melalui APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Oleh karena itu, untuk melihat keberadaannya di tengah-tengah masyarakat Jakarta dengan kualitas produktivitas yang baik, juga mutu pelayanan kepada masyarakat penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai “Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil Pada Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (BAZIS) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta”. B. Pembatasan Masalah Untuk memberikan arah yang tepat serta menghindari terlalu luas dan melebarnya pembahasan, maka dalam tulisan ini dibuat batasan ruang lingkup masalah yang akan diteliti hanyalah respon yaitu merupakan tanggapan atau balasan terhadap rangsangan atau stimulus dari mustahik. Serta kualitas kinerja amilin. Adapun yang dimaksud respon mustahik adalah tanggapan, reaksi atau sikap mustahik BAZIS provinsi DKI Jakarta terhadap kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta.
7
C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalahnya antara lain sebagai berikut: 1. Bagaimana respon mustahik terhadap kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta ? 2. Apakah ada perbedaan respon yang signifikan berdasarkan jenis kelamin mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta ? 3. Apakah ada perbedaan resopn yang signifikan berdasarkan usia mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta ?
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahanpermasalahan
yang
telah
dikemukakan
sebelumnya,
berdasarkan
kenyataan yang diperoleh oleh responden penelitian dan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini serta melalui kerangka teoritis dari penelitian ini. a. Mengetahui respon mustahik terhadap kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta. b. Mengetahui perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta. c. Mengetahui perbedaan yang signifikan berdasarkan usia mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta.
8
2. Manfaat penelitian 1. Kontribusi Toeritis Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan memberikan masukan atau tambahan informasi serta data kepustakaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teori-teori kinerja yang dapat memperbaiki kinerja amil dalam melayani mustahik. Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan refrensi dalam pembuatan makalah, karya tulis, bahkan bahan penelitian lanjutan. 2. Kontribusi Praktisi Hasil penelitian ini merupakan data berharga karena dapat memberikan gambaran bagi lembaga yang diteliti mengenai tingkat kinerja amilin melalui respon dari para mustahik. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran, serta dijadikan bahan peninjauan dan perbaikan serta inspirasi bagi lembaga tersebut maupun organisasi nirlaba lainnya.
E. Tinjauan Pustaka Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menjadi alasan peninjauan pustaka, antara lain: 1)
Judul Skripsi “Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Terhadap Pemberitaan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta di Media Massa”. Penulis Saiful Harsono. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Jurnalstik UIN Jakarta 2012. Pada
9
penelitian ini penulis membahas tentang respon Mahasiswa tehadap pemberitaan pemilihan Gubernur DKI Jakarta. 2)
Judul Skripsi “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Tingkat Kepuasan Nasabah Pada Asransi Jiwa Bumiputera 1912 Syariah Cabang Ciputat”. Penulis Siti Muddawamah. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah, Konsentrasi Manajemem Lembaga Keuangan Syariah UIN Jakarta 2013. Pada penelitian ini penulis membahas tentang pengaruhkepuasan nasabah terhadap kualitas pelayanan asuransi Bumiputera 1912 syariah.
3)
Judul Skripsi “Respon Jamaah Haji Terhadap Pelayanan Kesehatan Pada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2013”. Penulis Arief Ridwan Budiman. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah, Konsentrasi Manajemem Haji dan Umroh UIN Jakarta 2014. Pada penelitian ini penulis membahas tentang respon atau tanggapan jamaah haji terhadap pelayanan kesehatan di Dinas Kesehatan Daerah Bekasi, dan memfokuskan pada jamaah yang keberangkatannya ditahun 2013. Adapun penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya. Penelitian ini memfokuskan pada tanggapan mustahik terhadap kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta.
F. Sistematika Penulisan Untuk memberi gambaran mengenai penelitian ini, pembahasan dilakukan secara komprehensif dan sistematik meliputi:
10
BAB I
: Merupakan PENDAHULUAN yang secara singkat menjelaskan latar belakang, batasan serta rumusan masalan, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penelitian.
BAB II
: Berisi LANDASAN TEORI sebagai acuan pemikiran dalam pembahasan masalah yang diteliti, yakni teoriteori tentang respon mustahik dan kinerja amil. Selain itu dalam bab ini juga meliputi kerangka pemikiran peneliti.
BAB III
: Merupakan METODE PENELITIAN yang meliputi variable penelitian, definisi operasional, jenis dan sumber data, dan analisis yang digunakan.
BAB IV
: Isi bab ini merupakan GAMBARAN UMUM mengenai objek penelitian yaitu sejarah BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Visi Dan Misi serta Tujuan, dan Dasar Hukum BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Tugas Pokok dan Fungsi BAZIS Provnsi DKI Jakarta. Struktur Organisasi BAZIS Provinsi DKI Jakarta.
BAB V
: Pada bab ini merupaka ANALISIS DATA mengenai bagaimana respon mustahik terhadap kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta.
BAB VI
:
Merupakan
bab
PENUTUP
yang
terdiri
dari
kesimpulan hasil penelitian yang sesuai dengan
11
rumusan masalah, saran untuk BAZIS Provinsi DKI Jakarta
sebagai
bahan
pertimbangan
dan
pengembangan lembaga, serta masukan bagi penelitian selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Respon Mustahik 1. Definisi Respon Respon adalah suatu reaksi atau jawaban suatu reaksi atau proses fisiologis yang tergantung dari stimuli atau merupakan hasil dari stimuli tersebut.6 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, respon dapat diartikan sebagai suatu tanggapan, reaksi, atau jawaban. Menurut Soejono Soekanto, kata respon dengan kata response yaitu perilaku yang merupakan konsekuensi dari perilaku sebelumnya.7 Sedangkan dalam Ilmu Komunikasi, respon disebut juga umpan balik atau Feedback, yakni tanggapan komunikasi apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.8 Respon dengan istilah umpan balik yang memiliki peran atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi. Dengan adanya respon yang disampaikan oleh objek dakwah kepada subyek dakwah
6 7
Dai Gulo, Kamus Psychologi, Bandung: Tonis, 1982, h. 249. http:///junsu.blog.fisp.uns.ac.id/2013/06, diakses pada pada Tgl. 18 Maret 2014, pukul: 21.11
WIB 8
Onong Uchjana Effendy, ILMU KOMUNIKASI:Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007, Cet-21, h. 19.
12
13
atau dari komunikan atau komunikator, akan meminimalisir kesalahan penafsiran dalam sebuah proses dakwah atau komunikasi.9 Sementara untuk mengukur keberhasilan komunikasi yang dilakukan, maka harus ada arus balik/ umpan balik/ respon/ feedback yang diberikan oleh komunikan. Dengan demikian kedudukan feedback dalam komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting, sebab ia menerangkan kepada komunikator bahwa pesannya dapat diterima dan ditanggapi oleh komunikan. Respon
terbagi
kedalam
dua kelompok, yaitu
konfirmasi
dan
diskonfirmasi. Konfirmasi menurut Sieburg dan Larson adalah “any behavior that cause another person to value himself more”. Sebaliknya, diskonfirmasi adalah “behavioer that cause a person to value himself less”. Konfirmasi akan memperteguh hubungan interpersonal, sedangkan diskonfirmasi akan merusakkannya.10 a. Jenis-jenis Respon Dalam teori respon tidaklah terlepas dari suatu pembahasan mengenai proses teori komunikasi. Hal ini dikarenakan respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang melakukan komunikasi. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Chaffe yang dikutip dari buku Jalaluddin Rakhmat, respon terbagi menjadi tiga bagian, yaitu11:
9
Ahmad Subandi, Psikologi Sosial, Jakarta: Bualn Bintang, 1982, Cet-2, h. 50. Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007, Cet29, h. 127. 11 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 218 10
14
1) Respon kognitif, yaitu berkaitan dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak. 2) Respon Afektif, yaitu respon yang berkaitan dengan perasaan. Hal ini berkaitan dengan emosi, sikap atau nilai. 3) Respon Psikomotorik, yaitu respon yang merujuk pada perilaku nyata yang diamati, yang meliputi dari pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku. b. Teori Stimulus –Respon Teori S –R merupakan teori komunikasi yang paling dasar, dan model ini menggambarkan hubungan stimulus dan respon. Teori ini juga menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses “aksi –reaksi“ yang sangat sederhana. Teori ini bisa terjadi positif, tetapi bisa terjadi juga negatif.12 Gambar 1. Teori Stimulus – Respon (S – R) STIMULUS
12
Rudhonah, Ilmu Komunikasi, Ciputat: UIN Jakarta Press, 2007, Cet-1.
RESPON
15
2. Definisi Mustahik Mustahik adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat yang terdiri dari 8 Ashnaf.13 Yang berhak menerima zakat dari kedelapan ashnaf tersebut, semuanya terdapat dalam surat at-Taubah ayat 60 yang berbunyi :
Artinya :”Hanyasanya zakat itu adalah buat orang-orang fakir dan orangorang miskin, para amilin, orang-orang muallaf, budak belian yang akan dibebaskan, orang-orang yang berutang dan guna keperluan di jalan Allah, serta orang yang sedang dalam perjalanan hal itu merupakan satu kewajiban dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Dari ayat di atas menjelaskan, bahwa yang berhak menerima zakat (mustahik) diantaranya adalah fakir & miskin, amilin zakat (yang mengurus/ mengelola zakat), muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnusabil. a. Fakir dan Miskin, yaitu orang-orang yang berada dalam kebutuhan dan tidak medapatkan apa yang mereka perlukan.14 Tetapi pendapat Jumhur justru berbeda. Sebenarnya keduanya adalah dua golongan tapi satu macam. Yang dimaksud adalah mereka yang dalam kekurangan dan dalam kebutuhan. Pemuka ahli tafsir, Tabari menegaskan, bahwa yang 13
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 26 dan 51 Tahun 2006, BAB I Ketentuan Umum Pasal 1. 14 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 86.
16
dimaksud dengan fakir, yaitu orang yang dalam kebutuhan tapi dapat menjaga diri tidak minta-minta. Sedangkan miskin, yaitu orang yang dalam kebutuhan, tapi suka merengek-rengek dan minta-minta. b. Amilin, yaitu mereka yang melaksanakan kegiatan pengumpulan dan pendayagunaan zakat termasuk administrasi pengelolaannya.15 Perhatian al-Qur’an dengan nashnya terhadap kelompok ini dan dimasukkannya dalam kelompok mustahik yang delapan, yang berada setelah fakir dan miskin sebagai sasaran zakat yang pertama dan utama. Semua ini menunjukkan bahwa zakat dalam Islam bukanlah suatu tugas yang hanya diberikan kepada seseorang. Tetapi juga tugas Negara. Negara wajib mengatur dan mengangkat orang-orang yang bekerja dalam urusan zakat. c. Muallaf, yaitu mereka yang diharapkan kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat bertambah terhadap Islam, atau terhalangnya niat jahat mereka atas kaum Muslimin, atau harapan adanya kemanfaatan mereka dalam membela dan menolong kaum Muslimin dari musuh. d. Riqab atau Budak Belian, pembebasan budak dan usaha menghilangkan segala bentuk perbudakan. e. Gharimin, yaitu orang yang mempunai hutang untuk kemashlahatan dirinya mapun masyarakat dalam melaksanakan ketaatan dan kabaikan.
15
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 26 dan 51 Tahun 2006, BAB I Ketentuan Umum Pasal 1, bulir 14.
17
f. Fisabilillah, yaitu jalan yang meyampaikan kedalam keridhaan Allah, baik berupa ilmu, maupun amal. Jumhur ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengannya ialah berperang, dan bahwa atas sabililah itu diberikan kepada tentara sukarelawan yang tidak digaji oleh pemerintah. g. Ibnu sabil, yaitu orang yang kehabisan bekal dalam melakukan perjalanan melintas dari satu daerah ke daerah lainnya demi kemashlahatan umat dan agama Islam.
B. Konsep Kinerja Amil 1. Definisi Kinerja Performance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang bagaimana melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan yang kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.16 Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan organisasi untuk dicapai. Tujuan organisasi dapat
berupa
perbaikan
pelayanan,
pemenuhan
permintaan
pasar,
peningkatan kualitas produk atau jasa, meningkatkan daya saing, dan 16
Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta : Rajawali Press, 2012, Edisi ke-3.
18
meningkatkan kinerja organisasi. Setiap organisasi, tim, atau individu dapat menentukan tujuannya sendiri. Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja atau prestasi kerja organisasi dan menunjukkan sebagai kinerja atau performa organisasi. Hasil kerja organisasi diperoleh dari serangkaian aktivitas yang dijalankan organisasi. Aktivitas organisasi dapat berupa pengelolaan sumber daya organisasi maupun proses pelakanaan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja individu, tim atau organisasi mungkin dapat mencapai tujuan dan sasaran seperti diharapkan, namun dapat pula tidak mencapai harapan. Perbaikan terhadap kinerja harus dilakukan karena prestasi kerja yang dicapai tidak seperti diharapkan. Dengan melakukan perbaikan kinerja diharapkan tujuan organisasi dimasa depan dapat dicapai dengan lebih baik. Namun, perbaikan kinerja harus pula dilakukan walaupun individu, tim atau organisasi telah mampu mencapai prestasi kerja yang diharapkan, karena organisasi, tim maupun individu dimasa depan dapat menetapkan target kuantitatif yang lebih tinggi atau dengan kualitas yang lebih tinggi. Dengan cara pendekatan seperti ini maka dapat membuka peluang bagi organisasi, tim atau individu untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya. Perbaikan kinerja dilakukan dengan melibatkan segenap sumber daya manusia dalam organisasi dan meliputi perbaikan seluruh proses kinerja.
19
Perbaikan kinerja dapat dilakukan terhadap seluruh proses, meliputi perumusan tujuan dan sasaran, proses perencanaan kinerja, proses pelaksanaan kinerja, coaching dan mentoring sumber daya manusia, proses penilaian dan review, pengukuran kinerja dan dalam melakukan evaluasi kinerja. 1) Pengembangan Kinerja suatu organisasi tergantung pada kompetensi sumber daya manusia di dalamnya, baik sebagai individu maupun sebagai tim. Sumber daya manusia adalah asset bagi organisasi. Sumber daya manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua aspek, yaitu kuantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut jumlah sumber daya manusia yang sangat penting kontribusinya. Sedangkan aspek kualitas menyangkut mutu dari sumber daya manusia yang berkaitan dengan kemampuan fisik maupun kemampuan non fisik yang menyangkut kemampuan bekerja, berpikir dan kemampuan keterampilan-keterampilan lainnya.17 Untuk itu organisasi yang cerdas dan berkeinginan meningkatkan kinerjanya, harus berupaya mengembangkan sumber daya manusianya secara berkelanjutan. Dalam perspektif Islam, pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu keharusan. Artinya, Islam sangat peduli terhadap
17
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, h. 188.
20
peningkatan harkat dan martabat manusia, karena dalam Islam manusia berada pada posisi yang terhormat. Ada beberapa parameter yang harus diperhatikan sebagai sebuah rumusan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif, yaitu: pertama, peningkatan kualitas iman dan takwa; kedua, peningkatan kualitas hidup; ketiga, peningkatan kualitas kerja; keempat, peningkatan kualitas karya; kelima, peningkatan kualitas pikir.18 Strategi dapat ditempuh antara lain dapat berupa pelatihan, baik dilakukan di tempat kerja maupun dengan mengirim ke tempat pelatihan di luar tempat kerjanya. Menurut Muhammad Imanudin Ibrahim, dalam peningkatan job performance seorang karyawan dalam tugas yang sedang dijalankan digunakan istilah latihan (training). Sementara dalam mempersiapkan karyawan untuk suatu tugas masa depan atau promosi jabatan ke depan digunakan istilah pendidikan (education). Sedangkan dalam rangka pertumbuhan pribadi yang tidak berhubungan langsung dengan tugas, digunakan istilah pengembangan (development).19 Rotasi penugasan ke bidang pekerjaan yang berbeda akan memberikan tambahan pengalaman bagi tenaga kerja, karena memiliki keterampilan beragam.
18 19
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah,, h. 188-190. M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 190-191.
21
Kepada mereka yang mempunyai kelebihan kemampuan dapat diberikan tugas yang lebih berat dan menantang sehingga memberikan kontribusi lebih besar pada organisasi. 2. Definisi Amil Amil adalah orang atau sekelompok orang atau institusi yang bertugas mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat. Dalam UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat ang dimaksud dengan amil zakat adalah Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk pemerintah dari tingkat pusat sampai tingkat Kecamatan dan Lembaga Amil Zakat (LAZ)yang dibentuk masyarakat dan dikukuhkan peerintah.20 Amilin adalah pengurus/pengelola zakat, infaq, shadaqah.21 Yang dimaksud dengan amil zakat ialah, mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, mulai dari para pengumpul sampai dengan bendahara dan para penjaganya, juga mulai dari para pencatat ampa kepada penghitung yang mencatat keluar masuk zakat, dan membagi kepada para mustahiknya. Allah menyediakan upah bagi mereka dari harta zakat sebagai imbalan dan tidak diambil dari selain harta zakat.22 Para ‘amilin, yaitu orang-orang yang ditugaskan oleh imam, Kepala Pemerintah atau Wakilya, buat mengumpulkan zakat. Jadi, para pemungut-
20
Kementerian Agama RI, Modul Penyuluhan Zakat, Jakarta : Kementerian Agama RI, 2012, h.
71 21
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 26 dan 51 Tahun 2006, BAB I Ketentuan Umum Pasal 1. 22 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2011, cet-12, h. 545.
22
pemungut zakat, termasuk para penyimpan pengembala-pengembala ternak dan yang mengurus administrasinya.23 Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan pekerjaan. Semua berhubungan dengan pengaturan soal zakat. Yaitu soal zakat. Yaitu soal sensus terhadap orang-orang yang wajib zakat dan macam zakat yang diwajibkan padanya. Juga besar harta yang wajib dizakat, kemudian mengetahui para mustahik zakat. Berapa jumlah mereka, berapa kebutuhan mereka serta biaya yang dapat mencukupi dan hal-hal lain yang merupakan urusan yang perlu ditangani secara sempurna oleh para ahli dan para petugas serta para pembantunya. Mereka hendaklah terambil dari kaum Muslimin, dan bukan dari golongan yang tidak dibenarkan a. Hak dan Kewajiban Amil Orang-orang atau golongan yang berhak menerima zakat telah diatur dalam ajaran Islam, yakni ada delapa golongan. Ketentuan ini diatur dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 60. Ada delapan golongan yang berhak menerima, salah satunya amil. Jadi, amil berhak mendapat seperdelapan dari dana zakat yang terkumpul. Dana seperdelapan tersebut tidak hanya untuk gaji amil, tapi juga untuk biaya operasional amil termasuk biaya sosialisasi dan penyuluhan serta biaya sarana dan prasarana kerja. Berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang pegelolaan zakat bahwa amil zakat yang terdiri dai Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil 23
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 91.
23
Zakat dalam melaksanakan tugas mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat berhak mendapat pembinaan, perlindungan (advokasi) dan dukungan fasilitas. Pembinaan amil zakat meliputi pengembangan SDM amil zakat yang bertujuan untuk meningkatkan penetahuan
dan
keterampilan
serta
pengembangan
manajemen
pengelolaan zakat lebih rapih dan transparan. Agar dapat melaksanakan kewajiban sebagai amil zakat, maka amil zakat harus memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yaitu Islam, jujur, mengetahui hukum zakat, dan persyaratan lainnya. Seorang amil zakat harus mempunyai etikat keIslaman secara umum, seperti penyantunan dan ramah kepada para wajib zakat dan selalu mendoakan mereka begitu juga kepada para mustahik, dapat menjelasan permasalahan zakat dan urgensinya dalam masyarakat Islam, menyalurkan zakat sesegera mungkin. Kemudian seorang amil zakat harus jujur dan bertanggung jawab terhadap dana zakat yang dikelolanya dan bertanggung jawab juga mengganti kehilangan dana zakat yang terjadi akibat kecerobohan dan kelalaiannya. b. Tugas dan Fungsi Secara historis pernah dijadikan sebagai salah satu instrumen penerimaan Negara pada masa Rasulullah SAW. Dengan dana tersebut, pemerintah dapat membangun pemerintahannya dengan baik dan
24
mensejahterakan umat dan masyarakat. Jika pada masa sekarang ini, ada upaya untuk menyelesaikan masalah kemiskinan dengan menggunakan instrument zakat, maka perlu difungsikan kembali Lembaga Pengelola Zakat. Tugas dan fungsi amil zakat adalah mengelola dana zakat dan sebagai lembaga pengelola bagi masyarakat yang akan berzakat juga bagi orang yang membutuhkan bantuan. Pelayanan terhadap masyarakat yang akan berzakat dapat berupa konsultasi, perhitungan zakat yang akan dikeluarkan, dan penerimaan zakat. Adapun amanah atau tanggung jawab yang dibebankan kepada amil zakat adalah memperbaiki keadaan dan taraf perekonomian masyarakat.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.26 Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survei, yaitu penulis yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengukuran data yang pokok.27 Adapun design yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu, prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/ melukiskan keadaan subyek/ obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dll) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya.28
B. Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah (BAZIS) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, yang berlokasi di
26
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, cet-11, h. 38. 27 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1995, Cet-2, h. 3. 28 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012, Cet-13, h. 67
25
26
Gd. Prasada Sasana Karya Lt.3, Jl. Suryopranoto No. 08 Jakarta Pusat 10130, Telepon: 3901367, 3144023, 3144579, Fax: 63866761. Adapun alasan pemilihan lokasi ini berdasarkan atas pertimbangan sebagai berikut: 1. BAZIS Provinsi DKI Jakarta merupakan Lembaga pengelola zakat di bawah naungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sehingga segala peraturan yang ada merupakan keputusan dari Gubernur Provinsi DKI Jakarta. 2. BAZIS Provinsi DKI Jakarta menjadi lembaga zakat percontohan bagi lembaga-lembaga lain, sehingga manajemen yang diterapkan sudah professional. 3. Program-program yang dibuat oleh BAZIS Provinsi DKI Jakarta berkesinambungan dengan tujuan utama Pemeritah Provinsi DKI Jakarta.
C. Populasi dan Sampel Penelitian Setiap penelitian ilmiah berhadapan dengan masalah sumber data yang disebut populasi dan sampel. Pemilihan dan penentuan sumber data itu tergantung pada pemasalahan yang akan diselidiki dan hipotesa yang hendak diuji kebenaran atau ketidak benarannya. Sumber data yang tidak tepat menimbulkan kekeliruan (bised) dalam menarik kesimpulan. Penelitian yang mempergunakan populasi dan atau sampel yag keliru tidak banyak artinya bagi pemecahan masalah yang dihadapi.
27
1. Populasi Menurut Sudjana dalam buku Metoda Statistika dikatakan bahwa, populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung mapun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang leka dan jelas.Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, bendabenda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test, atau peristiwaperistiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.29 Populasi dalam penelitian ini adalah mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta khususnya dari bulan Januari 2015 hingga bulan Maret 2015 yang terdiri dari 453 mustahik. Tujuan ditetapkannya populasi adalah untuk menghindari kesalahan generalisasi kesimpulan. 2. Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Non Probability Sampling, yaitu dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel30 karena tidak memperhitungkan variasi antara setiap unit sampling dan kemugkinan kekeliruan sampel.31Metode Non Probability Sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan memilih respon secara kebetulan dan cocok sebagai sumber data dengan berbagai pertimbangan, yaitu responden merupakan mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta. 29
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, h. 150. Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, h. 82. 31 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, , h. 166. 30
28
Rumus perhitungan besaran sampel:32
n=
N N(e)2+ 1
Ket:
n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi e = error (kesalahan yang diterima )
Maka dalam menentukan sampel dalam penelitian ini, sebagai berikut :
n =
453 453(0.01)2 + 1
=
453 5.53
=
81.9168 maka mendekati 82
Jadi, sampel pada penelitian ini sebanyak 82 responden.
D. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode yang besumber pada penelitian lapangan, diantaranya: 1. Angket dan kuesioner, yaitu merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yan disusun secara sistematis, kemudian dikirim untk diisi oleh responden.33 32
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, h. 78.
29
2. Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dari buku, surat kabar, dan sebagainya. Dokumen ini diambil apabila tidak bisa diperoleh dari interview. Untuk mengetahui seberapa besar respon dari mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta terhadap kualitas kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta, maka peneliti mempergunakan skala Likert dengan mengembangkan prosedur pengukuran dengan skala, dan mewakili suatu komponen bipolar. Table 1. Skala Likert Sangat Setuju
Setuju
Cukup Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
SS 5
S 4
CS 3
TS 2
STS 1
Keuntungan dari penggunaan skala Likert adalah bisa dilihat dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya yaitu keragaman skor (Variability of Score).Hal tersebut terjadi akibat penggunaan skala 1-5 dan penggunaan mutu terjamin dalam setiap pertanyaan yang memungkinkan responden yaitu mustahik BAZIS Provnsi DKI Jakarta dapat mengeluarkan pendapat mereka dalam memberikan respon kualitas kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Data yang diperoleh dari kuesioner, selanjutnya akan dianalisis dan dipresentasikan dalam tabel analisis dengan berdasarkan variabel-variabel yang terpengaruh.
33
h. 98.
Burhan Bungin, Metodelogi Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005,
30
E. Sumber Data Sumber data yang akan digunakan untuk mendapatkan data lapangan terdiri dari 2 sumber yang diantaranya adalah: 1. Sumber Data Primer Yaitu sumber data yang didapatkan langsung dari para responden yang akan diteliti dengan cara mengisi kuesioner. Dalam hal ini responden adalah mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta. 2. Sumber Data Sekunder Yaitu sumber data yang dikumpulkan dari penelitian kepustakaan untuk membantu dalam mencari konsep ataupun teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder ini didapat dai dkumen-dokumen yang mendukung untuk penelitian ini seperti buku-buku, surat kbar, majalah, catatan, dan dokumentasi lainnya.
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian Dalam menentukan variabel penelitian, peneliti membagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah kualitas kinerja amil, dengan sub variable: a. Reliabilitas b. Daya Tanggap c. Jaminan d. Empati e. Bentuk Fisik.
31
2. Variable terkait (dependen) dalam penelitian ini adalah responmustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta Table 2. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Reliability
Upaya meningkatkan
kemampuan perusahaan
(Reliabilitas)
kualitas kinerja yaitu
untuk memberikan layanan
perusahaan harus
yang akurat dan
memperhatikan prosedur
menyampaikan jasanya
pelayanan, kepercayaan
sesuai dengan waktu yang
pelanggan.
disepakati.
Responsiveness
Upaya meningkatkan
kemampuan dan kesediaan
(Daya Tanggap)
kualitas kinerja yaitu
para karyawan untuk
perusahaan harus
membantu para pelanggan
memperhatikan beberapa
dan merespon permintaan
hal, diantaranya; waktu
mereka, dan kemudian
penyelesaian, ketanggapan
memberikan jasa dengan
petugas, dan hubungan
cepat.
emosional. Assurance
Upaya meningkatkan
perilaku para karyawan
(Jaminan)
kualitas kinerja yaitu,
mampu menumbuhkan
perhatian perusahaan
kepercayaan pelanggan
terhadap pengetahuan
terhadap perusahaan.
petugas, perilaku dan perhatian petugas kepada pelanggan.
32
Emphaty
perusahaan memahami
perusahaan memahami
(Empati)
masalah pelanggannya dan
masalah pelanggannya dan
bertindak demi
bertindak demi
kepentingan pelanggan,
kepentingan pelanggan,
memberikan perhatian
memberikan perhatian
personal kepada
personal kepada
pelanggan.
pelanggan.
Tangible
Upaya meningkatkan
daya tarik fasilitas,
(Bentuk Fisik)
kualitas kinerja yaitu,
perlengkapan dan material
perusahaan harus
yang digunakan
memperhatikan biaya dan
perusahaan, serta
jasa pelayanan, fasilitas
penampilan karyawan.
kantor, serta penampilan petugas. Respon Positif
Tanggapan, reaksi, atau
Mustahik memahami
jawaban yang mendukung
pelayanan dengan kualitas
atau menyetujui suatu
kinerja amil yang baik.
peristiwa yang terjadi. Respon Negatif
Tanggapan, reaksi atau
Mustahik memahami
jawaban yang tidak
pelayanan dengan kalitas
mendukung atau tidak
kinerja amil yang kurang
menyetujui suatu peristiwa
baik.
yang terjadi.
G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur. Jika seorang peneliti mengukur kuesioner dalam pengumpulan data, maka kuesioner yang disusunnya harus dapat mengukur apa yang diukurnya. Sementara itu, jenis validitas pengukuran dalam
33
penelitian ini terkait dengan validitas konstruksi, yaitu lebih terarah pada pertanyaan mengenai apa yang sebenarnya diukur oleh pengukur yang ada. 34 Uji reliabilitas adalah pegujian yang dapat menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Jika suatu alat ukur dipakai untuk mengukur segala yang sama dan hasil pengukuran yang boleh relatif konstan, maka alat pengukur tersebut dikatakan reliabel atau dapat diandalkan.35 Adapun untuk mempermudah penjelasan dalam setiap instrument peneliti membuat blie print untuk skala independen menggunakan Software SPSS 20 for Windows sebelum dilakukan uji coba validitas pada tabel 3 dan tabel 4, sebagai berikut : Tabel 3. Blue Print Skala Independen (Sebelum Uji Coba) No. 1. 2. 3. 4. 5.
Dimensi Independen Bentuk Fisik Keandalan Daya Tanggap Jaminan Perhatian Jumlah
Item favorable 1,2,3,4,5,6,7 8,9,10,11,12 13,14,15,16, 17,18,19,20,21,22 23,24,25,26,27
Jumlah 7 5 4 6 5 27
Setelah dilakukan uji validitas sebanyak 25 responden dengan menggunakan teknik pearson product moment r – tabel 0.413 dengan taraf signifikansi 5% (0.05). Skala independen dari 27 pertanyaan yang diujicoba terdapat 24 pertanyaan yang valid dan 3 pertanyaan yang tidak valid dapat
34
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat, 2006, Edisi ke-2, Jilid I, h. 241. 35 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 241.
34
dilihat pada blue print tabel 4 (Skala Independen Setelah Uji Validitas). Skor pada Independen minimal 24 poin dan maksimal 55 poin. Tabel 4. Blue Print Skala Independen (Setelah Uji Coba) No. 1. 2. 3. 4. 5.
Dimensi Independen Bentuk Fisik Keandalan Daya Tanggap Jaminan Perhatian Jumlah
Item favorable 1,2,3,5,6,7 9,11,12 13,14,15,16, 17,18,19,20,21,22 23,24,25,26,27
Jumlah 6 3 4 6 5 24
Dari uji validitas dan reliabilitas angket dapat diambil Cronbach’s Alpha sebesar 0.675. Oleh karena itu, r = 0.675 > r tabel = 0.413 dapat disimpulakn dari pernyataan tersebut bahwa item-item tersebut reliable.
H. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar respon mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta terhadap kualitas kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Dalam melakukan perhitungan data hasil kuesioer, dignakan pengujian dengan perhitungan melalui mean yaitu menghiung rata-rata, frekuensi relative, dan chi-square. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah antar variabel memiliki hubungan ketergantungan atau tidak. Berikut adalah rumusannya :
35
1. Mean Mean adalah merupakan nilai rata-rata dari beberapa data. Mean ini dapat diperolegh dengan cara menjumlahkan seluruh nilai dari data yang ada kemudan dibagi dengan banyaknya data. Rumus36 : X = ∑ Xi n
Ket: n
= Jumlah data
∑Xi= Jumlah pengamatan 2. Chi Kuadrat Chi Kuadrat satu sampel adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri dari dua atau lebih kelas, data berbentuk nominalnya bersampel besar.Yang dimaksud hipotesis deskriptif disini bisa merupakan estimasi/ dugaan terhadap ada tidaknya perbedaan frekuensi antara kategori satu dan kategori lainnya dalam sebuah sampel tentang sesuatu hal. Analisis dengan mempergunakan Chi Kuadrat adalah untuk menentukan apakah terdapat hubungan dari obyek yang diteliti yaitu jenis kelamin. Rumus : X2 = ∑ (fo - fh)2 Fh 3. Dasar Pengambilan Keputusan Berdasarkan Chi – square hitung antara lain37 : a. Jika Chi – Squarehitung< Chi – Squaretabelmaka Ho diterima. b. Jika Chi – Squarehitung> Chi - Squaretabel maka Ho ditolak.
36
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, cet-11, h. 101. 37 Arif Prastio, Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS 12, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2004, Cet. Ke-1, h. 63.
36
Dimana Ho = tidak terdapat perbedaan yang signifikan (bermakna) antara jenis kelamin terhadap kualitas kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Dalam menunjang penelitian, penulis menggunakan bantuan dari Software SPSS 20 for Windows agar mendapatkan hasil yang nantinya akan dianalisis.
BAB IV GAMBARAN UMUM BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA
A. Profil BAZIS Provinsi DKI Jakarta Sebelum kemerdekaan, upaya mengumpulkan zakat sudah dilakukan oleh organisasi-organisasi Islam, lembaga-lembaga dakwah, majelis ta’lim dan pondok pesantren. Namun, secara resmi belum ada peraturan pemerintah yang secara khusus megatur masalah zakat. Baru pada tahun 1960-an, pembahasan tentang peraturan pelaksanaan dan pengumpulan zakat di Indonesia mulai menghasilkan satu peraturan. Kemajuan ini tepatnya terjadi mulai tahun 1968 ketika sebelas tokoh ulama nasional menyerukan pelaksanaan zakat. Gayung pun bersambut, seruan ini direspon secara positif oleh Presiden RI saat itu. Pada ahun 1968 inilah pemikiran tentang perlunya Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) di Indonesia mulai terealisasikan. Awal tahun 1968, pada “Seminar Zakat” yang diselenggarakan oleh Lembaga research dan work shop Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah di Jakarta Presiden RI untuk pertama kali mengimbau masyarakat untuk melaksanakan zakat secara konkret. Dalam pidatonya beliau berpesan : “Saya ingin memulai lagi bahwa pengumpulan zakat secara besarbesaran yang saya serukan itu, saya maksudkan sebagai ajakan seorang muslim untuk mengamalkan secara konkret ajaran-ajaran Islam baik kemajuan
37
38 umat Islam khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya “ (Pemda DKI, Pedoman 1992;109) Setelah itu, di Istana Negara pada acara Isra’ Mi’raj tanggal 26 Oktober 1968 Presiden RI secara langsung menyerukan pelaksanaan zakat untuk menunjang pembangunan. Pada saat yang sama, Presiden juga menyatakan kesediaan untuk menjadi amil zakat tingkat nasional. Untuk mengintensifkan pelaksanaan zakat tersebut dikeluarkan surat perintah Presiden No. 07/POIN/10/1968 tanggal 31 Oktober 1968 kepada Mayjen Alamsyah Ratu Prawiranegara, Kol. Inf. Drs. Azwar Hamid, dan Kol. Inf. Ali Afandi untuk membantu Presiden dalam proses administrasi dan tata usaha penerimaan zakat secara nasional.39 Menteri Agama RI kemudian mengeluarkan Peraturan Menteri tentang pembentukan Badan Amil Zakat yang bertugas melaksanakan pengumpulan dan penyaluran zakat. Badan Amil Zakat (BAZ) ini berkedudukan di Desadesa dan kecamatan. Pada tingkat Kecamatan BAZ menjadi koordinator bagi pelaksanaan pengumpulan dan penyaluran zakat di Desa-desa. Untuk lebih memperkuat hal tersebut, Presiden mengeluarkan Surat Edaran No. B. 133/PRES/11/1968 yang menyerukan kepada Pejabat/instansi terkait untuk membantu dan berusaha kearah terlaksananya seruan Presiden dalam wilayah atau lingkup kerja masing-masing.
39
BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat, Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakart, h. 10.
39 Seruan Presiden ini ditindaklanjuti oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta dengan mengeluarkan Surat Keputusan tentang perlunya LPZ di Provinsi DKI Jakarta. Dengan demikian, ada beberapa hal yang secara langsung menjadi latar belakang berdirinya BAZIS Provinsi DKI Jakarta, yaitu : petama, saran sebelas tokoh ulama nasional yang berkumpul di Jakarta pada 24 September 1968, untuk membahas beberapa persoalan umat, khususnya pelaksanaan zakat di Indonesia: a. Perlunya penglola zakat dengan sistem administrasi dan tata usaha yang baik
sehingga
bisa
dipertanggungjawabkan
pengumpulan
dan
pendayagunaan kepada masyarakat. b. Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar yang belum dilaksanakan secara maksimal. Karenanya, diperlukan efektivitas pengumpulan zakat, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan. Kedua, seruan Presiden RI pada peringatan Isra’ Mi’raj di Istana Negara, pada tanggal 26 Oktober 1968 tentang perlunya intensifikasi pengumpulan zakat sebagai potensi yang besar untuk menunjang pembangunan. Dua hal inilah yang melatarbelakagi pendirian BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Selanjutnya, secara resmi, Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Ali Sadikin mengeluarkan Surat Keputusan No. Cb. 814/8/18/68 tertanggal 05 Desember 1968 tentang pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat Islam dalam wilayah DKI Jakarta.
40 Sejak berdirinya dari tahun 1968 hingga 1973, BAZ DKI Jakarta telah berjalan dengan cukup baik. Hanya saja pada aspek penghimpunan zakat yang terlihat belum optimal. Jumlah dana zakat yang terhimpun masih jauh dari potensi ZIS yang dapat digali dari masyarakat. Hal ini disebabkan lembaga ini membatasi diri pada penghimpunan dana zakat saja. Oleh sebab itu, untuk memperluas sasaran operasional dan karena semakin kompleknya permasalahan zakat di Provinsi Jakarta pada 1973 melalui keputusan No. D. III/B/14/6/73 tertanggal 22 Desember 1973, menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil Zakat dan Infaq/Shadaqah yang selanjutnya disingkat menjadi BAZIS. Dengan demikian, pengelolaan dan pengumpulan harta masyarakat menjadi lebih luas, karena tidak hanya mencakup zakat, akan tetapi lebih dari itu, mengelola dan mengumpulkan infaq/Shadaqah serta amal sosial masyarakat yang lain.40 1. Tujuan, Visi, dan Misi Tujuan Seiring dengan berjalannya waktu BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu berdialog dengan realitas Internal dan Eksternal. Realitas Internal berkaitan dengan manajemen dan sumber daya. Sedangkan realita Eksternal berhubungan dengan dinamika social, ekonomi, dan budaya yang ada di masyarakat. BAZIS Provinsi DKI Jakarta melalui surat keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 121 tahan 2002 tentang 40
BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat, Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta,h. 13.
41 pola pengelolaan ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta memprioritaskan tujuan sebagai berikut:41 1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq, dan shadaqah sesuai dengan tuntunan agama. 2. Meningkatkan fungsi dan peran pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. 3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat infaq, dan shadaqah. VISI Menjadi Badan Pengelola ZIS yang unggul dan terpercaya. MISI Mewujudkan Optimalisasi pengelolaan ZIS yang amanah, professional, transparan, akuntabel, dan mandiri menuju masyarakat yang bertaqwa, sejahtera dan berdaya. 2. Dasar Hukum Dalam perjalanannya, ZIS selalu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan UU. Menteri dan Gubernur Provinsi DKI juga mengeluarkan keputusan berkaitan dengan ZIS. Hal ini berarti bahwa ZIS memiliki nilai strategis dalam pandangan berbagai kalangan, baik pemerintah maupun masyarakat. BAZIS Provinsi DKI Jakarta sejak berdiriya telah didukung oleh berbagai kekuatan hukum, 41
http://bazisdki.go.id, diakses pada Tgl. 10 November 2014, Pkl. 19.00 WIB.
42 baik menyangkut manajemen kelambagaan, maupun yang bersifat operasional. Sejalan dengan perkembangan BAZIS produk-produk hukumnya senantiasa disesuaikan, terutama lahirnya UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaa zakat memberikan implikasi sangat luas pada lembaga pengelola zakat ini, diantaranya adanya tuntutan profesionalitas, transparansi,
akuntabilitas,
dan
kemadirian.
Dasar
hukum
yang
membentengi posisi BAZIS Povinsi DKI Jakarta saat ini adalah : 1. Undang-undang Republik Indonesia No. 34 tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Inonesia Jakarta. 2. Undang-undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 3. Undang-undang Republik Indonesia No. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. 4. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 373 tahun 2003 tentang Pelaksanaan Undang-undang Republik Indonesia No. 38 tentang Pengelolaan Zakat. 5. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 120 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
43 6. Keputusan Gubernur Povinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 121 tahun 2002 tentang Pola Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah BAdan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 7. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 26 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah pada Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 8. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 51 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengumpulan dan Pendayagunaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah oleh Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Provni Ddaerah Khusus Ibukota Jakarta.42 B. Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan BAB II pasal 3 keputusan Gubernur Provisi DKI Jakarta No. 120 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Provinsi DKI Jakarta, maka tugas pokok BAZIS Provinsi DKI Jakarta adalah: 1. Menyelenggarakan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah sesuai dengan fungsi dan tujuannya. 2. Dalam melaksanakan tugasnya BAZIS bersifat obyektif dan transparan.
42
BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat, Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta,h. 13.
44 Sedangkan yang menyangkut fungsi, sebagaimana BAB II pasal 4 Keputusan Gubernur No. 120 di atas, maka BAZIS Provinsi DKI Jakarta mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Penyusunan program kerja; 2. Pengumpulan segala macam zakat, infaq, dan shadaqah dari masyarakat termasuk pegawai di wilayah Provinsi DKI Jakarta; 3. Pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah sesuai dengan ketentuan hukumnya; 4. Penyuluhan kepada masyarakat dalam upaya peningkatan kesadaran menunaikan ibadah zakat, infaqa, dan shadaqah; 5. Pembinaan pemanfaatan zakat, infaq, dan shadaqah agar lebih produktif dan terarah; 6. Koordinasi, bimbingan, dan pengawasan pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah yang dilaksanakan oleh pengumpulan BAZIS; 7. Penyelenggaraan kerja sama dengan Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah dan Lembaga Amil Zakat yang lainnya; 8. Pengendalian atas pelaksanaan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah; 9. Pengurusan fungsi-fungsi
ketatausahaan, perlengkapan, kerumah-
tanggaan, dan sumber daya manusia.
45 C. Struktur Organisasi Tabel 5. Struktur Organisasi BAZIS Provinsi DKI Jakarta Kepala/Wakil Kepala Kepala
: Drs. H. Djubaidi Adih
Wakil Kepala
: H. R. Jumhana, SE.
Sekretariat Plt. Kepala Sekretariat : Drs. H. Muh. Chabib Kasubag Umum
: Sukiyana, S. Sos.
Humas
: Hj. Aan Endawati Junia
Infokom
: Erwanto, SH.
Litbang
: H. Nanang Ahmad (Alm.)
Bidang Pengumpulan Kepala Bidang
: H. R. Jumhana, SE.
Ka Sie Himpunan Muzakki : Hj. Dewi Insyiah Ka Sie Bina Muzakki
:-
Bidang Pendayagunaan Kepala Bidang
: Drs. H. Muh. Chabib
Ka Sie Layanan Mustahik
: H. Dedi Santosa, SE.
Ka Sie Sumber Daya Mustahik : Jaenudin, SE. Plh. Ka Sie Bina Usaha
: H. Dedi Santosa, SE.
Bidang Dana Kepala Bidang
: H. Wahyu Hermana, SE.
Ka Sie Kas
: Hj. Siti Urfiah Astuti, BBA.
Ka Sie Akuntansi
:-
46
Gubernur
Dewan Pertimbangan
Komisi Pengawas Kepala/Wakil Kepala Subbag Umum
Subbag Humas
Sekretariat Subbag Infokom
Subbag Litbang
Bidang Pengumpulan
Bidang Pendayagunaan
Bidang Dana
Sie. Himpun Zakat
Sie. Layanan Mustahik
Sie. Kas
Sie. Bina Muzakki
Sie. Bina Usaha
Sie. Akuntantsi
Sie. Bina Sumber Daya Mustahik
Pelaksana BAZIS Wilayah
Sie. Pengumpulan
Sie. Penyaluran
Subbag Tata Usaha
Gambar 2. Struktur BAZIS Provinsi DKI Jakarta
47 D. Program BAZIS Provinsi DKI Jakarta I.
JAKARTA BERTAKWA 1. Bantuan Personal a. Guru ngaji b. Guru Honorer c. Guru TKA/TPQ/TPA d. Merbot 2. Bantuan Kegiatan a. Mualaf b. Syiar agama, kelompok kajian dan Majlis ta’lim 3. Bantuan fisik a. Tempat ibadah b. Majlis Ta’lim c. Yayasan keagamaan
II. JAKARTA CERDAS 1. Bantuan Personal a. Beasiswa SLTA b. Beasiswa S1 c. Beasiswa Santri d. Beasiswa Guru PAUD e. Pondok Dhuafa f. Biaya tunggakan sekolah g. Beasiswa kaderisasi ulama dan mubaligh h. Pembinaan qori/qoriah
48 i. Bantuan S2 dan S3 2. Bantuan Fisik a. Bantuan Lembaga Pendidikan III. JAKARTA MANDIRI 1. Pelatihan Skill/Kemandirian a. Monitoring mustahik b. Service Handphone c. Montir d. Menjahit e. Tata Boga 2. Hibah a. Modal Usaha IV. JAKARTA PEDULI 1. Pemberian Santunan a. Bantuan Sarana b. Penyaluran bantuan c. Biaya berobat d. Rumah Dhuafa e. Gharimin dan Ibnu Sabil f. Jamaah haji meninggal g. Dhuafa Korban bencana alam dan bantuan kemanusiaan h. Anak yatim
49 V. JAKARTA SADAR ZAKAT 1. Penerbitan Buku, Majalah, Brosur, Kalender, dll. a. Intensifikasi dan Ekstensiikasi pengumpulan b. Peduli Ramadhan dan Gema Muharam c. Perpanjangan operasional billboard d. Pelaksanaan dan publikasi audit e. Pembuatan souvenir f. Media luar ruangan g. Media cetak dan dakwah h. Penerbitan Buku, Majalah Brosur43
43
Data BAZIS Provinsi DKI Jakarta
BAB V TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Analisa Data Pesatnya pertumbuhan Lembaga Pengelola Zakat (LPZ), masih belum diiringi dengan upaya penguatan kapasitas keorganisasian, sehingga disparitas kapasitas masih cukup tinggi.Publik secara umum masih melihat kinerja lembaga amil zakat belum optimal.Kebanyakan lembaga pengelola zakat belum efektif dalam menghimpun dan menyalurkan zakat.Kultur sebagian organisasi
pengelola
zakat
belum
berorientasi
pada
instituisi
dan
sistem.Padahal, hal ini mutlak jika sebuah lembaga mengambil peran signifikan dalam penanganan masalah kemiskinan.43 1. Strategi Pengelolaan Kepala BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Drs. H. M. Sukanta AS (2005) merumuskan strategi pengelolaan dalam 3 kunci kredebilitas yang harus terus-menerus dibangun, yaitu : a. Kredebilitas sumber daya manusia, yaitu bahwa SDM BAZIS Provinsi DKI Jakarta harus memiliki keimanan yang tinggi, menguasai ilmu agama terutama tentang ZIS, amanah, dan cosmopolitan sehingga dapat mengikuti dan membawa diri dalam pergaulan internasional. b. Kredebilitas pengelolaan. Diwujudkan dengan melibatkan kalangan profesional diposisi-posisi tertentu, misalnya di bagian keuangan
43
Kementerian Agama RI, Standar Operasional Prosedur Lembaga Pengelola Zakat, Jakarta: Kementerian Agama, 2012, h. 1.
50
51
mengangkat staf yang berlatarbeakang ekonomi. Selain itu juga, dalam meningkatkan kualitas pengeolaan dan transparansi, sejak 2003 keuangan BAZIS Provnsi DKI Jakarta mulai di audit oleh akuntan public. c. Kredebilitas kelembagaan dan sarana-prasarana diwujudkan dengan penyempurnaan (SOP), penerapan teknologi informasi berbasis jaringan internet
yang
memungkinkan
pengelolaan
secara
online,
dan
pembangunan Gedung BAZIS Provinsi DKI Jakarta yang lebih representatif. 2. Motivasi dan Kontrol Prestasi yang diraih BAZIS Provinsi DKI Jakarta seperti saat ini tidak lepas dari motivasi dan kontrol.Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan.Sedankan kontrol dapat diartikan sebagai pengawas dan pengendalian. Motivasi merupakan hal yang penting, terutama bagi mereka ang bekerja di lembaga pengelola zakat.Hal ini, baik munculnya dari dalam diri, maupun dari luar, semisal dari atasan. Jika mereka memahami dan menyadari apa yang dilakukan,dengan sendirinya mereka akan bekerja dan melakukan sesuatu tanpa merasa tertekan. Memunculkan motivasi dari dalam
memang
tidak
mudah,
tetapi
bukan
berarti
tidak
bisa
dilakukan.Upaya yang berulang dan terus-menerus (sustainable) adalah salah satu jalannya. Dalam kaitannya dengan motivasi, ada dua hal penting yang dilakukan pihak manajemen BAZIS Provinsi DKI Jakarta kepada semua
52
unsur yang ada di dalamnya.Pertama, motivasi intrinsik.Motivasi ini adalah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang.Dengan motivasi ini, para petugas BAZIS Provinsi DKI Jakarta diharapkan dapat bekerja dengan
ikhlas.Karena
kemashlahatan
bekerja
umat.Dimana
di
BAZIS
pahalaya
adalah tidak
bekerja tampak
untuk secara
langsung.Motivasi ini secara kontinu dan berjenjang selalu disampaikan pihak pimpinan kepada pegawai BAZIS yang ada disemua tingkatan. Kedua, motivasi ekstrinsik.Merupakan dorongan yang muncul dari luar diri seseorang. Secara individual bagi pegawai BAZIS yang berprestasi akan diberikan penghargaan dan hadiah. Secara Geografis, bagi wilayah yang berprestasi juga diberikan penghargaan, misalnya dengan menjadikan wilayah tersebut sebagai wilayah percontohan BAZIS.44 Hadiah yang diberikan dapat berupa piagam dan umrah yang ditetapkan dengan keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta.45Hadiah ini diberikan sekali dalam setahun.Pada kenyataannya motivasi ekstrinsik ini berdampak positif karena dapat meningkatkan penghimpunanZIS dan kinerja pegawai BAZIS di masing-masing wilayah. 3. Pengawasan Sebagai lembaga yang memiliki spirit agama, tentunya semua unsur di BAZIS Provinsi DKI Jakarta sedapat mungkinberbuat sesuai dengan koridor agama. Kontrol atau pengawasan merupakan proses amar ma’ruf nahi munkar.Dengan pengawasan diharapkan dapat terjamin tercapainya tujuan organisasi.Hal ini tidak bisa dilepaskan dari rencana organisasi, 44
M. Sukanta, kepala BAZIS DKI Jakarta, wawancara, 05 September 2005 Pos Kota, “Jaksel Terbaik Dalam Pengumpulan ZIS”, Jum’at 30 Agustus 2002
45
53
karena pengawasan merpakan usaha untuk mengembalikan, meluruskan, dan
mengantisipasi
brebagai
penyimpangan
agar
sesuai
dengan
perencanaan. Dengan spirit agama, secara fungsional, sesungguhnya semua unsur di BAZIS Provinsi DKI Jakarta sudah berfungsi sebagai pengawas (inheren),
paling
tidak,
bagi
diri
sendiri.Karena
setiap
mereka
bertanggungjawab terhadap tugas yang sudah diamanahkan.Sedangkan pengawasan secara formal adalah dengan kehadiran Komisi Pengawas di dalam strukturBAZIS Provinsi DKI Jakarta. Upaya pengawasan dilakuan BAZIS Provinsi DKI Jakarta ada yang bersifat preventif.Pengawas ini dilakukan dengan penertiban administrasi, keuangan, dalam penghimpunan, pendistribusian, pendayagunaan, dan pengembangan ZIS. Namun secara rinci upaya ini dilakukan dengan halhal berikut : a. Dalam hal penghimpunan upaya kontrol ini dilakukan dengan menertibkan kartu kendali, kupon, Formulir menghitung zakat sendiri (MZS), formulir tanda bukti setoran ZIS, pembukuan, akuntansi. b. Menurunkan Tim setiap 2 bulan untuk melakukan control pembukuan. c. Berkoordinasi dengan Badan Pengawas Daerah (BAWASDA). d. Melibatkan akuntan publik setiap tahun untuk mengaudit keuangan dari program yang diselenggarakan BAZIS. Auditor ini dipilih secara terbuka.
54
e. Membuat Standard Operasional Prosedure (SOP). Dengan SOP ini diharapkan pengelolaan BAZIS memiliki sistem yang terkontrol. f. Adanya Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas. Secara khusus, kehadiran Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawasbagi lembaga seperti BAZIS memiliki peran yang sangat signifikan.Karena dinamika sosial, ekonomi, dan budaya yang terus berkembang memerlukan perspektif baru. Betapapun juga, pembicaraan zakat bukan hanya membahas perintah pelaksanaan zakat, tetapi pada saat yang sama juga membicarakan realitas ekonomi, sosial, dan politik yang terus berkembang. Pembacaan terhadap realitas yang baru ini, sudah tentu tidakmudah, hal ini memerlukan ragam perspektif, baik syari’ah, ekonomi, dan sebagainya.Disinilah salah satu signifikan kehadiran Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas dengan ragam latar belakang. Ada beberapa praktik pengawas yang dilakukan di BAZIS Provinsi DKI Jakarta.Pertama, pengawasan awal.Pengawasan ini dilakukan sebagai upaya preventif untuk menjaga agar tujuan tercapai sesuai rencana dan tetap
menjaga
pengawasan
koridor yang
agama.Kedua,
dilakukan
pada
pengawasan saat
berjalan.Yaitu
kegiatan
sedang
berjalan.Pengawasan ini memungkinkan adanya evaluasi di tengah berlangsungnya kegiatan. Sehingga memungkinkan adaya pula pendapat untuk
lebih
melancarkan
proses
kegiatan.
Ketiga,
pengawasan
akhir.Pengawasan ini dilakukan diakhir kegiatan. Karena dilakukan di
55
akhir, maka pengawasan ini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan bagi proses kegiatan yang sudah dilaksanakan. Pengawasan ini hanya akan bermanfaat bagi program selanjutnya. Dalam hal terjadinya kasus-kasus penyimpangan yang dilakukan oleh pengelola, baik di BAZIS Provinsi DKI Jakarta maupun di wilayah naungannya, berdasarkan laporan dan bukti maka BAZIS Provinsi DKI Jakarta akan mengajukan secara hukum. Bila benar-benar terbukti maka akan diberikan sanksi tegas sesuai dengan peraturan kepegawaian yang berlaku dan hukum yang ada (tindakan represif atau sanksi).
B. Karakteristik Responden Setelah melakukan penyebaran kuesioner kepada mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah kuesioner sebanyak 24 pertanyaan, ditemukan beberapa hal untuk menjadi temuan lapangan. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui respon mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta, maka pada penelitian ini yang menjadi sampel populasi sebanyak 82mustahik khususnya dari bulan Januari 2015 hingga bulan Maret 2015. Dari 24 kuesioner yang valid, peneliti menemukan data-data untuk data responden dan selanjutnya peneliti klasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu usia, pekerjaan, lama menjadi mustahik. 1. Usia Sesuai dengan data yang diperoleh karakteristik responden berdasarkan usia dikelompokkan dalam beberapa tinkatan usia yaitu:
56
a. Kurang dari 20 tahun b. 20 - 30 tahun c. 31 - 40 tahun d. Lebih dari 1 tahun Table 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No.
Usia
Frekuensi
Persentase
1.
Kurang dari 20 tahun
17
22%
2.
20 – 30 tahun
29
35%
3.
31 – 40 tahun
15
18%
4.
Lebih dari 41 tahun
21
25%
82
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa pada usia 20 – 30 tahun mendominasi sebagian besar responden dengan frekuensi 29 responden atau persentase 35%.Pada usia lebih dari 41 tahun dengan frekuensi 21 responden atau persentase 25%. Sedangkan kurang dari 20 tahun denan frekuensi 17responden atau persentase 22%. Dan 31 – 40 tahun dengan frekunesi 15 responden atau persentase 18%.Sehingga total pada frekuensi 82 responden dengan persentase 100%. 2. Pekerjaan Pekerjaan merupakan aktivitas antar manusia untuk saling memenuhi kebutuhan dengan tujuan tertentu, dalam hal ini pendapatan atau
57
penghasilan.46Sehingga karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sesuai dengan data yang diperoleh dibagi menjadi empat kelompok yaitu : a. PNS b. Wiraswasta c. Mahasiswa/ Pelajar d. Lain – lain………………
Table 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No.
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
1.
PNS
4
5.8%
2.
Wiraswasta
10
12.2%
3.
Mahasiswa/ Pelajar
43
52%
4.
Lain – lain………….
25
30%
82
100%
Jumlah
Dari data yang telah diuraikan pada tabel 5 dapat diartikan bahwa pekerjaan mustahik pada mahasiswa mendominasi sebagian besar responden dengan frekuensi 43 atau persentase 52%, kemudian yang kedua didominasi oleh Lain-lain dengan frekuensi 25 atau persentase 30%, kemudian ketiga didominasi oleh pekerjaan wirasastadengan frekuensi 10 atau persentase 12.2%, sedangkan yang terakhir didominasi oleh pekerjaan PNS dengan frekuensi 4 atau persentase 5.8%.
46
http://satrianadotorg.wordpress.com, diakses pada Tgl. 12 April 2015, pada Pkl.21.21
WIB.
58
3. Jenis Kelamin Karakteristik
responden
berdasarkan
jenis
kelamin
peneliti
menguraikan sebagai berikut : Table 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1.
Laki – laki
43
52%
2.
Perempuan
39
48%
Jumlah
82
100%
Dari tabel 6 menyatakan bahwa jumlah mustahik berjenis kelamin laki-laki 43 orang dengan persentase 52% dan mustahik berjenis kelamin perempuan 39 orang dengan persentase 48% .
C. Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta Setelah melakukan penelitian di BAZIS Provinsi DKI Jakarta, peneliti menemukan beberapa hal sebagai temuan lapangan. Responden dalam penelitian ini adalah mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta sebanyak 82 orang dari jumlah populasi pada bulan Januari sampai Maret sebanyak 453 orang. Pada tahap selanjutnya, peneliti menyebarkan angket yang sudah valid datanya dengan menggunakan SPSS 20.0 for Windows sebanyak 24 pertanyaan. Dari angket yang telah disebarkan, penulis akan menguraikan analisa hasil dengan menggunakan tabel yang menguraikan respon mustahik tentang kinerja amil yang meliputi butir pertanyaan mengenai bentuk fisik,
59
reliability, empati. Jaminan, dan daya tanggap berdasarkan jenis kelamin. Peneliti akan menguraikan setiap bagian dari tabel tersebut. Adapun hasil dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Respon Responden Mengenai Bentuk Fisik
No. 1.
Tabel 9. Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil Pertanyaan Respon Skor SS S CS TS STS BAZIS Provinsi DKI 56 26 384 Jakarta memiliki gedung yang memadai.
Rangking 2
2.
BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki gedung yang nyaman.
47
32
3
-
-
372
5
3.
BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki gedung yang rapih.
54
22
6
-
-
376
4
4.
Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta menunjukkan akhlak yang Islami.
56
26
-
-
-
384
3
5.
Gedung maupun halaman BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu dalam kondisi bersih.
48
28
6
-
-
370
6
6.
BAZIS Provinsi DKI 61 Jakarta memiliki ruang pelayanan yang representatif (sesuai dengan fungsinya) JUMLAH MEAN
26
4
-
-
421
1
2370 384.5
Berdasarkan rangking penilaian pada tabel 7 respon mustahik terhadap bentuk fisik BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Diperoleh, BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki ruang pelayanan yang representatif (sesuai
60
dengan fungsinya) dengan skor 421, untuk BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki gedung yang memadaidengan skor 384, sedangkan untuk Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta menunjukkan akhlak yang Islamidengan skor 384, kemudian untuk BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki gedung yang rapih dengan skor 376,dan untuk BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki gedung yang nyaman dengan skor 372, yang terakhir Gedung maupun halaman BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu dalam kondisi bersih dengan skor 370. 2. Respon Responden Mengenai Keandalan
No. 1.
2.
3.
Tabel 10. Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil Pertanyaan Respon Skor SS S CS TS STS Amil BAZIS Provinsi 39 37 6 361 DKI Jakarta selalu menyelesaikan masalah Mustahik terkait program zakat dengan tepat waktu. Amil BAZIS Provinsi 34 42 4 350 DKI Jakarta selalu stand by di dalam kantor ketika jam kerja. BAZIS Provinsi DKI 49 41 2 415 Jakarta memiliki prosedur pendaftaran yang mudah untuk menjadi mustahik JUMLAH 1126 MEAN 375.3
Rangking 2
3
1
Berdasarkan rangking respon mustahik terhadap reliability amil diatas. Mustahik menyetujui bahwa BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki prosedure pendaftaran yang mudah untuk menjadi mustahik
61
dengan skor 415. Mustahik juga menyetujui bahwa Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu menyelesaikan masalah Mustahiq terkait program zakat dengan tepat waktu dengan skor 361. Selain itu juga, mustahik menyetujui bahwa Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu stand by di dalam kantor ketika jam kerja dengan skor 350. 3. Respon Responden Mengenai DayaTanggap Tabel 11. Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil No. 1.
2.
3.
4.
Pertanyaan SS BAZIS Provinsi DKI 39 Jakarta selalu melayani mustahik dengan cepat. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mustahik. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu bersedia menolong mustahik yang sedang kesulitan. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu mendengarkan keluhan mustahik.
Respon S CS TS 39 4 -
Skor
Rangking
STS -
363
4
41
38
3
-
-
366
3
45
33
3
1
-
368
1
43
35
4
-
-
367
2
JUMLAH MEAN
1454 366
Berdasarkan rangkin respon mustahik terhadap daya tanggap amil diatas. Mustahik menyetujui bahwa Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu bersedia menolong mustahik yang sedang kesulitandengan skor 368. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu mendengarkan keluhan mustahik dengan skor 367. Selain itu juga, mustahik menyetujui bahwa
62
Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mustahik dengan skor 366. Mustahik juga menyetujui bahwa BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu melayani mustahiq dengan cepat memperoleh skor sebesar 363. 4. Respon Responden Mengenai Jaminan Tabel 12. Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pertanyaan SS Amil BAZIS Provinsi 40 DKI Jakarta mampu menjelaskan informasi kepada mustahik dengan detail. Amil BAZIS Provinsi 41 DKI Jakarta mampu menjelaskan informasi kepada mustahik dengan jelas. Amil BAZIS Provinsi 41 DKI Jakarta memiliki pengetahuan yang mumpuni. BAZIS Provinsi DKI 36 Jakarta memiliki amil yang cukup, sehingga selalu ada pengganti jika ada yang berhalangan hadir. Zakat yang diberikan 29 BAZIS Provinsi DKI Jakarta telah memenuhi kebutuhan pokok mustahik. Zakat yang diberikan 40 BAZIS Provinsi DKI Jakarta dapat meningkatkan kesejahteraan mustahik. JUMLAH MEAN
Respon S CS TS 35 7 -
Skor STS -
Rangkin g
361
3
34
7
-
-
362
2
37
4
-
-
365
1
37
9
-
-
355
5
40
13
-
-
348
6
31
10
1
-
356
4
2147 357.83
63
Berdasarka rangking respon mustahik terhadap jaminan diatas. Mustahik menyetujui bahwa Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki pengetahuan yang mumpuni dengan skor 365. Mustahik juga menyetujui bahwa Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta mampu menjelaskan informasi kepada mustahiq dengan jelas dengan skor 362. Selain itu juga, mustahik menyetujui bahwa Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta mampu menjelaskan informasi kepada mustahik dengan detail memperoleh skor 361. Dan menyetujui juga, bahwa Zakat yang diberikan BAZIS Provinsi DKI Jakarta dapat meningkatkan kesejahteraan mustahikdengan skor 356. Juga menyetujui bahwa BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki amil yang cukup, sehingga selalu ada pengganti jika ada yang berhalangan hadir dengan skor 355. Untuk Zakat yang diberikan BAZIS Provinsi DKI Jakarta telah memenuhi kebutuhan pokok mustahik dengan skor 348. 5. Respon Responden Mengenai Empati Tabel 13. Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil No. 1.
2.
Pertanyaan SS Amil BAZIS Provinsi 32 DKI Jakarta selalu bersedia memberikan informasi terbaru kepada mustahik. Amil BAZIS Provinsi 51 DKI Jakarta tidak membeda-bedakan antara mustahik yang satu dengan yang lainnya.
Respon S CS TS 43 7 -
25
6
-
Skor
Rangking
STS -
353
5
-
373
1
64
3.
4.
5.
Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu memberikan perhatian penuh kepada setiap mustahik. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu memahami dan mengerti apa yang dikeluhkan mustahik. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu memahami dan mengerti apa yang diinginkan mustahik.
38
39
5
-
-
361
4
40
40
2
-
-
366
3
46
33
3
-
-
371
2
JUMLAH MEAN
1824 364.8
Berdasarkan rangking respon mustahik terhadap empati diatas. Mustahik menyetujui bahwa Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta tidak membeda-bedakan antara mustahik yang satu dengan yang lainnya dengan skor 373. Mustahik juga menyetujui bahwa Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu memahami dan mengerti apa yang diinginkan mustahik dengan skor 371. Selain itu juga, mustahik menyetujui bahwa Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu memahami dan mengerti apa yang dikeluhkan mustahik dengan skor 366. Mustahik juga menyetujui bahwa Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu memberikan perhatian penuh kepada setiap mustahikdengan skor 361. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu bersedia memberikan informasi terbaru kepada mustahik dengan skor 353.
65
Hasil dari kelima data diatas, yaitu bentuk fisik, daya tanggap, empati, reliability, dan jaminan. Maka penulis membandingkan hasil tersebut : Tabel 14. Perbandingan Unsur – Unsur Kinerja Amil No.
Unsur – Unsur Kualitas Kinerja Amil
1.
Bentuk Fisik
2370
384.5
1
2.
Keandalan
1126
375.3
2
3.
Daya Tanggap
1454
366
3
4.
Empati
1824
364.8
4
5.
Jaminan
2147
357.83
5
Jumlah
Skor
Mean
Rangking
8796
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk fisik diurutan pertama kemudian keandalan lalu diikuti daya tanggap, kemudian pada keempat empati dan yang terakhir jaminan. Penilaian seseorang akan terlihat dari pertama yang dilihat terlebih dahulu, artinya mereka akan menilai tampilan luar terlebih dahulu. Menarik atau tidak itu yang membuat seseorang simpatik. Untuk mengetahui perbandingan respon tinggi, sedang, rendah terhadap kualitas kineja amil dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 15. Perbandingan Tingkat Respon Mustahik No. Respon Standar Nilai Frekuensi Presentase 1. Tinggi >108.26 42 51.3% 2. Sedang 106.26≤ x < 108.26 1 1.2% 3. Rendah <106.26 39 47.5% Jumlah 82 100%
66
Berdasarkan tabel 15 manunjukkan bahwa mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki respon yang tinggi terhadap kinerja amil, yaitu menempati posisi teratas dengan jumlah responden sebanyak 42 mustahik atau 51.3%. sedangkan mustahik yang memiliki tingkat respon rendah sebanyak 39 mustahik atau 47.5%. dan tingkat respon rendah sebanyak 1 mustahik atau 1.2%. Mengenai penilaian setiap aspek pada jenis kelamin dan usiamustahik, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Karekeristik Responden Laki – laki
Perempuan
Jumlah
Tabel 16. Tabel Chi Square Jenis Kelamin Aspek Fo fh fo – (fo – fh)2 fh Bentuk 267 261.6 5.4 29.16 Fisik Keandalan 139 132.9 6.1 37.21 Daya 171 169.6 1.4 1.96 Tanggap Jaminan 258 255.4 2.6 6.76 Perhatian 215 211.9 3.1 9.61 Bentuk 234 230.9 3.1 9.61 Fisik Keandalan 115 110.05 4.95 24.5025 Daya 156 154.7 1.3 1.69 Tanggap Jaminan 234 231.6 2.4 5.76 Perhatian 195 192.2 2.8 7.84 1984 1950.85 33.15 X2
Jadi r X2 hitung = 0.8
Alfa = 5% (0.05)
db = (r-1).(c-1)
X2 Tabel = 14.860
db = (2-1).(5-1)
Maka X2 hit < X2 tab
db = 1 x 4 = 4
0.8<14.860
(fo – fh)2 fh 0.111 0.27 0.011 0.026 0.045 0.041 0.222 0.010 0.024 0.040 0.8
67
Maka H0 diterima, artinya bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (bermakna) antara jenis kelamin mustahik terhadap kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan untuk usia mustahik dapat dilihat pada tabel berikut ini. Pada tabel 16 diatas, dapat diketahui bahwa kecendrungan respon mustahik laki-laki lebih tinggi dari mustahik perempuan. Dari lima aspek, bentuk fisik yang memiliki respon tinggi, kemudian jaminan atau assurance. Begitu juga pada mustahik perempuan, aspek bentuk fisik yang memiliki respon tinggi.
Karekeristik Responden
Tabel 17. Tabel Chi Square Tingkat Usia Aspek Fo Fh fo – fh (fo – fh)2
Bentuk Fisik Kurang dari Keandalan 20 tahun Daya Tanggap Jaminan Perhatian Bentuk 20–30 tahun Fisik Keandalan Daya Tanggap Jaminan Perhatian Bentuk 31–40 tahun Fisik Keandalan Daya Tanggap Jaminan Perhatian Bentuk Lebih dari 41 Fisik tahun Keandalan Daya
102
98
4
16
(fo – fh)2 fh 0.163
51 68
49.2 65.6
1.8 2.4
3.24 5.76
0.065 0.087
103 85 174
99.6 81.6 175.5
3.4 3.4 -1.5
11.56 11.56 2.25
0.116 0.141 0.012
87 116
86.1 114.8
0.9 1.2
.0.81 1.44
0.009 0.012
174 144 90
169.3 142.8 88.2
4.7 1.2 1.8
22.09 1.44 3.24
0.130 0.010 0.036
45 60
44.2 59.04
0.8 0.96
0.64 0.9216
0.014 0.015
90 75 124
89.6 73.4 122.5
0.4 1.6 1.5
0.16 2.56 2.25
0.0017 0.034 0.018
63 84
61.5 83.7
1.5 0.3
2.25 0.09
0.036 0.0010
68
Tanggap Jaminan Perhatian Jumlah
131 104 1970
129.4 102 1936.04
1.6 2 33.96
Jadi r X2 hitung = 0.9587
Alfa = 5% (0.05)
db = (r-1).(c-1)
X2 Tabel = 28.300
db = (4-1).(5-1)
Maka X2 hit < X2 tab
db = 3 x 4 = 12
0.9587<28.300
2.56 4 X2
0.019 0.039 0.9587
Maka H0 diterima, artinya bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (bermakna) antara usia mustahik terhadap kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Pada tabel 17, dapat dilihat bahwa mustahik pada usia kurang dari 20 tahun memiliki kecendrungan dalam merespon aspek bentuk fisik. Ini dikarenakan pada usia tersebut manusia masih tebilang belum dewasa. Penilaian yang mereka berikan hanya sebatas yang terlihat saja, masih belum tanggap dengan lingkungan sekitar. Mustahik pada usia 20 – 30 tahun memiliki kecendrungan dalam merespon aspek jaminan. Hal ini dikarenakan manusia pada usia tersebut memiliki kepekaan yang tinggi. Sudah bisa tanggap, menilai, dan mengkritik dengan lingkungan sekitar. Sedangkan pada usia 31 – 40 tahun memilki kecendrungan yang sama dengan usia 20 – 30 tahun, yaitu jaminan. Pada usia tersebut, daya tanggap manusia masih tinggi. Kepekaan terhadap lingkungan sekitar masih sensitive.
69
Kemudian pada usia lebih dari 41 tahun memiliki kecendrungan dalam merespon aspek bentuk fisik, kemudian jaminan. Lalu perhatian, daya tanggap, dan yang terakhir keandalan.
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap kualitas kinerja amil pada BAZIS Provinsi DKI Jakarta, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Respon mustahik terhadap kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta meliputi lima aspek yaitu, bentuk fisik, keandalan, jaminan, daya tanggap, dan empati. Bentuk fisik berada pada rangking pertama dengan jumlah skor 2370 atau rata-rata 384.5, kemudian rangking kedua yaitu keandalan dengan skor 1126 atau rata-rata 375.3. Sedangkan pada rangking ketiga, daya tanggap dengan skor 1454 atau rata-rata 366. Kemudian pada rangking keempat yaitu, empati dengan skor 1824 atau rata-rata 364.8, sedangkan pada rangking kelima yaitu jaminan dengan skor 2147 atau rata-rata 357.83. Mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta memberikan respon positif terhadap kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Yaitu dengan jumlah responden yang merespon tinggi terhadap kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta sebanyak 42 responden atau 51.3%. Responden yang merespon rendah terhadap kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta sebanyak 39 responden atau 47.5%. Sedangkan responden yang merespon sedang terhadap kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta sebanyak 1 mustahik atau 1.2%.
70
71
2. Tidak ada perbedaan respon yang signifikan atau bermakna sesuai dengan jenis kelamin mustahik terhadap kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Yaitu dengan X2 hit 0.8 lebih kecil dari X2 tab 14.860 3. Tidak ada perbedaan respon yang signifikan atau bermakna sesuai dengan usia mustahik terhadap kinerja amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Yaitu dengan X2 hit 0.9587 lebih kecil daripada X2 tab 28.300.
B. Saran Pada bagian ini penulis akan mengemukakan beberapa saran yang ada kaitannya dengan penelitian tentang respon mustahik terhadap kinerja amil pada BAZIS Provinsi DKI Jakarta. 1. Kepada pihak lembaga yaitu BAZIS Provinsi DKI Jakarta diharapkan dapat meningkatkan kinerja dalam melayani mustahik. Memberikan pelayanan yang lebih ramah terhadap pelanggan-pelanggan BAZIS Provinsi DKI Jakarta, dalam hal ini terhadap mustahik dan juga muzaki. 2. Kepada seluruh lapisan masyarakat Ibukota Jakarta, diharapkan sadar dengan zakat. Zakat mampu merubah perekonomian masyarakat lemah, dengan zakat roda perekonomian pun bisa berputar dan pada akhirnya seluruh lapisan masyarakat terbantu.
DAFTAR PUSTAKA BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat. Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: BAZIS Provinsi DKI Jakarta. 2006. _______________________. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: BAZIS Provinsi DKI Jakarta. 2006. Bariadi, Lili, dkk. Zakat & Wirausaha. Ciputat: Centre Entrepreneurship Development. 2005. Edisike-1. Bungin, Burhan. Metodologi Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2005. Edwin, Mustafa Nasution, dkk. Pengenalan Eksklusif Ekomi Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010. Cet-3. Gulo, Dai. Kamus Psychologi. Bandung: Tonis. 1982. Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI. 2000. Kementerian Agama. Modul Penyuluhan Zakat. Jakarta: Kementerian Agama. 2012. _________________. Standar Operasonal Prosedur Lembaga Pengelolaan Zakat. Jakarta: Kementerian Agama. 2012. Kountur, Ronny. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV Taruna Gravica. 2003. cet-1. Masdar F. Masudi, dkk. Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Menuju Efektifitas Pemanfaatan ZIS. Jakarta : PIRAMEDIA. 2004. Munir, M dan Wahyu Ilaihi. Manajemen Dakwah. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.2009. Nawawi, Hadaridan Martini Hadari. Ilmu Administrasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1994. Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2012. Cet. Ke-13. Pande, Peter S. dkk. The Six Sigma Way (Bagaimana GE, Motorola, dan Perusahaan Terkenal Lainnya Mengasah Kinerja Mereka). Yogyakarta: ANDI. 2003. Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat. Jakarta: PT. Mitra Kerjaya Indonesia. 2011. Cet12.
76
73
Rakhmat, Jalaluddin. Psiologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2009. Cet-29. Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Ciputat: UIN Jakarta Press. 2007. Cet-1. Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali. 1984. Cet-1. Sabiq, Sayyid. FiqihSunnah. Bandung: PT. Al-Ma’arif. 1993. Cet. Ke-8 Singarimbun, Masridan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. 1995. Cet-2. Subandi, Ahmad. Psikologi Sosial. Jakarta: Bulan Bintang. 1982. Cet-2. Sudewo, Eri. Manajemen ZIS Profesionallah Agar Tak Terus Terbetot di Kubangan Tradisi, Poyensi, dan Wacana. Ciputat: Institut Manajemen Zakat. 2012. Stoner, James A.F, dkk. MANAJEMEN Edisi Bahasa Indonesia. Indonesia: PT. Bhuana Ilmu Populer. 1996. Syukron, Amin dan Muhammad Kholil. Six Sigma Quality for Business Improvement. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013. Tim Institut Manajemen Zakat. MANAJEMEN ZAKAT GAYA BUMN Praktik Pengelolaan Zakat Baitul Maal Pupuk Kujang. Ciputat: Divisi Publikasi Institut Manajemen Zakat.2006. Cet. Ke- 1. Timpe, A. Dale. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia KINERJA performance. Jakarta: Elex Media Komputindo. 1992. Jilid 6. Uchyana, Onong Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007. Cet-21. Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers. 2011. Cet-11. Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Press. 2012. Edisi ke-3. Ya’kub, Ali Mustafa, dkk. PANDUAN ZAKAT Petunjuk Praktis Zakat dan Cara Penghitungannya. Jakarta : BAZIS PROV. DKI Jakarta. 2010. Cet.2.
74
Internet http://bazisdki.go.id, diaksespadaTgl. 10 November 2014, Pkl. 19.00 WIB. http://ilmuguru.blogspot.com/2013/01. diakses pada Tgl. 06 April 2015. Pkl. 13.00 WIB. http://julfahmisalim.com/2014/04/ujivaliditas. diakses pada Tgl. 05 April 2015. Pkl. 19.00 WIB. http:///junsu.blog.fisp.uns.ac.id/2013/06, diaksespadapadaTgl. 18 Maret 2014. Pkl: 21.11 WIB. http:///junsu.blog.fisp.uns.ac.id/2013/06, diaksespadapadaTgl. 18 Maret 2014. Pkl: 21.11 WIB. http://SPSSindo.blogspot.com/2014/01/ujivaliditas. diakses pada Tgl. 04 April 2015. Pkl. 15.00 WIB. http://SPSSindo.blogspot.com/2014/01/ujireliabilitas. diakses pada Tgl. 04 April 2015. Pkl. 14.00 WIB. Id.m.wikipedia.org/wiki/six_sigma. DiaksespadaTgl. 19 Februari 2015.Padapukul 13.00WIB. Iqbalkautsar.blogspot.com. diaksespadaharijum’at, 14 November 2014.pukul: 13.10 WIB.
75
LAMPIRAN
Jurnal Kehadiran Bimbingan Skripsi Manajemen Dakwah
Nama
: Dini Nurani Larasati
NIM
: 1111053000016
Dosen Pembimbing : Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si. No.
Pertemuan Ke-
Tgl.
Hasil Bimbingan
1.
1
03/03/2015
Diskusi pembahasan skripsi dan menyelesaikan Bab 1 dan Bab 2
2.
2
09/03/2015
Diskusi perbaikan judul skripsi beserta pembahasan isi skripsi. Menyelesaikan sampai Bab 4
3.
3
19/03/2015
Diskusi dari Bab 1 sampai Bab 4. Revisi Bab 1 sampai Bab 4.
4.
4
24/03/2015
Diskusi hasil revisi Bab 1 sampai Bab 4. Diskusi kuesioner
5.
5
25/03/2015
Diskusi revisi kuesioner dan uji instrument
6.
6
01/04/2015
Diskusi hasil uji instrument. Revisi Bab 3.
7.
7
07/04/2015
Diskusi hasil revisi Bab 3 dan palaksanaan penelitian.
8.
8
21/04/2015
Diskusi hasil penelitian. Revisi Bab 3 dan Bab 5. Perbaikan judul skripsi.
9.
9
28/04/2015
Revisi Bab 3 dan Bab 5. Penyelesaian samapai Bab 6.
Paraf
10.
10
07/05/2015
Diskusi revisi keseluruhan skripsi atau hasil penelitian.
11.
11
12/05/2015
Diskusi penambahan sampel.
12.
12
19/05/2015
Diskusi hasil penambahan smpel dan revisi keseluruhan skripsi atau hasil penelitian.
Ciputat, 07 Mei 2015
Dosen Pembimbing
Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si. NIP: 1965030 19990 3 1001
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 25
Excluded Total
a
100.0
0
0.0
25
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .765
28 Item Statistics
Mean
Std. Deviation
Item-Total Statistics Scale Cronbach's Variance if Corrected Alpha if Scale Mean if Item Item-Total Item Item Deleted Deleted Correlation Deleted
N
A_1
4.80
.408
25
A_1
235.76
496.190
.677
.760
A_2
4.72
.458
25
A_2
235.84
494.723
.674
.759
A_3
4.68
.557
25
A_3
235.88
496.860
.463
.760
A_4
4.64
.569
25
A_4
235.92
499.577
.345
.762
A_5
4.76
.436
25
A_5
235.80
497.917
.543
.761
A_6
4.56
.651
25
A_6
236.00
491.417
.584
.757
A_7
4.72
.542
25
A_7
235.84
491.640
.697
.757
B_8
4.76
.436
25
B_8
235.80
502.500
.306
.763
B_9
4.52
.586
25
B_9
236.04
494.290
.539
.759
B_10
4.28
1.021
25
B_10
236.28
503.460
.091
.765
B_11
4.44
.583
25
B_11
236.12
488.443
.772
.755
B_12
4.56
.583
25
B_12
236.00
488.417
.773
.755
C_13
4.44
.651
25
C_13
236.12
482.110
.915
.752
C_14
4.44
.651
25
C_14
236.12
484.110
.843
.753
C_15
4.44
.768
25
C_15
236.12
481.193
.798
.752
C_16
4.52
.586
25
C_16
236.04
485.873
.869
.754
D_17
4.44
.712
25
D_17
236.12
484.277
.763
.753
D_18
4.44
.583
25
D_18
236.12
490.943
.673
.757
D_19
4.56
.507
25
D_19
236.00
490.333
.806
.756
D_20
4.28
.678
25
D_20
236.28
486.627
.721
.755
D_21
4.24
.723
25
D_21
236.32
482.143
.819
.752
D_22
4.44
.712
25
D_22
236.12
480.860
.875
.751
E_23
4.48
.714
25
E_23
236.08
482.993
.802
.753
E_24
4.64
.638
25
E_24
235.92
486.577
.771
.755
E_25
4.56
.651
25
E_25
236.00
482.750
.892
.752
E_26
4.68
.476
25
E_26
235.88
494.110
.677
.758
E_27
4.60
.645
25
E_27
235.96
487.040
.745
.755
117.92
11.086
25
TOTAL_SK OR
122.64
131.573
.999
.955
TOTAL_SK OR
KUESIONER
Assalamu’alaikum wr.wb. Sehubung dengan penelitian yang saya lakukan guna penyusunan skripsi yang berjudul “Respon Mustahik Terhadap Kualitas Kinerja Amil Pada Badan Amil Zakat Infaq dan Sadaqah (BAZIS) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta” di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,
maka
dengan
kerendahan
hati
saya
mohon
kesedian
Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi angket di bawah ini. Bantuan serta partisipasi anda sangat berarti bagi saya dan semoga akan bermanfaat untuk menambah wawasan kita semua, serta akan menjadi amal kebaikan dan diterima Allah SWT. atas kerja sama dan kesediaannya saya ucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum wr.wb.
I. Karakteristik Responden Petunjuk pengisian : Berilah jawaban beberapa pertanyaan pengantar berikut dengan melingkari salah satu jawaban yang sesuai. Nama
:
1. Jenis Kelamin
: L/P
2. Usia
:
a. Kurang dari 20 tahun b. 20 - 30 tahun c. 31 – 40 tahun d. Lebih dari 41 tahun
3. Pekerjaan a. PNS b. Wiraswasta c. Mahasiswa/ Pelajar d. Lain-lain……………………..(diisi) 4. Lama menjadi mustahiq BAZIS Provinsi DKI Jakarta a. Kurang dari 6 bulan b. 6 bulan – 1 tahun c. 1 – 2 tahun d. Lebih dari 2 tahun II. Preferensi Anda tentang Kinerja Amil Petunjuk pengisian : Berilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan realita yang Anda hadapi dengan cara memberi tanda ceklis () pada kolom yang teredia. Keterangan : SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
CS
: Cukup Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No.
Pernyataan
A.
Tangible (Bentuk Fisik)
1.
BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki gedung yang memadai.
2.
BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki gedung yang nyaman.
3.
BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki gedung
SS
S
CS
TS
STS
yang rapih. 4.
Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta menunjukkan akhlak yang Islami.
5.
Gedung maupun halaman BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu dalam kondisi bersih
6.
BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki ruang pelayanan yang representatif (sesuai dengan fungsinya)
B.
Reliability (Keandalan)
7.
Amil
BAZIS
Provinsi
DKI Jakarta
SS
S
CS
TS
STS
SS
S
CS
TS
STS
SS
S
CS
TS
STS
selalu
menyelesaikan masalah Mustahik terkait program zakat dengan tepat waktu 8.
Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu stand by di dalam kantor ketika jam kerja
9.
BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki prosedur pendaftaran yang mudah untuk menjadi mustahik
C.
Responsiveness (Daya Tanggap)
10.
BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu melayani mustahik dengan cepat.
11.
Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta mampu menjawab
pertanyaan
yang
diajukan
oleh
mustahik. 12.
Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu bersedia menolong mustahik yang sedang kesulitan
13.
Amil
BAZIS
Provinsi
DKI Jakarta
selalu
mendengarkan keluhan mustahik. D.
Assurance (Jaminan)
14.
Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta mampu menjelaskan informasi kepada mustahik dengan detail.
15.
Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta mampu menjelaskan informasi kepada mustahik dengan jelas.
16.
Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki pengetahuan yang mumpuni
17.
BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki amil yang cukup, sehingga selalu ada pengganti jika ada yang berhalangan hadir
18.
Zakat yang diberikan BAZIS Provinsi DKI Jakarta
telah
memenuhi
kebutuhan
pokok
mustahik. 19.
Zakat yang diberikan BAZIS Provinsi DKI Jakarta
dapat
meningkatkan
kesejahteraan
mustahik. E.
Empathy (Perhatian)
SS
20.
Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu bersedia
S
CS
TS
STS
memberikan informasi terbaru kepada mustahik. 21.
Amil
BAZIS
Provinsi
DKI
Jakarta
tidak
membeda-bedakan antara mustahik yang satu dengan yang lainnya 22.
Amil
BAZIS
Provinsi
DKI Jakarta
selalu
memberikan perhatian penuh kepada setiap mustahik. 23.
Amil
BAZIS
Provinsi
DKI Jakarta
selalu
memahami dan mengerti apa yang dikeluhkan mustahik. 24.
Amil
BAZIS
Provinsi
DKI Jakarta
selalu
memahami dan mengerti apa yang diinginkan mustahik.
Terimakasih atas kesediaan Anda mengisi daftar pertanyaan ini. Jakarta,………………….
(………………………)
Hasil Uji Validitas dengan r tabel 0.413 dengan taraf signifikansi 5% (0.05)
No. Pertanyaan 1. BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki gedung yang memadai. 2. BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki gedung yang nyaman. 3. BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki gedung yang rapih. 4. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta berpenampilan rapih. 5. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta menunjukkan akhlak yang Islami. 6. Gedung maupun halaman BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu dalam kondisi bersih 7. BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki ruang pelayanan yang representatif (sesuai dengan fungsinya) 8. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu melayani Mustahiq dengan ramah 9. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu menyelesaikan masalah Mustahiq terkait program zakat dengan tepat waktu 10. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu teliti dalam mencatat administrasi mustahiq 11. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu stand by di dalam kantor ketika jam kerja 12. BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki prosedur pendaftaran yang mudah untuk menjadi mustahiq 13. BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu melayani mustahiq dengan cepat 14. Amil BAZIS Provinsi DKI
Angka 0.687
Valid/ Tidak Valid Valid
0.684
Valid
0.482
Valid
0.365
Tidak Valid
0.556
Valid
0.596
Valid
0.697
Valid
0.324
Tidak Valid
0.558
Valid
0.138
Tidak Valid
0.786
Valid
0.787
Valid
0.918
Valid
0.848
Valid
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Jakarta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mustahiq Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu bersedia menolong mustahiq yang sedang kesulitan Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu mendengarkan keluhan mustahiq Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta mampu menjelaskan informasi kepada mustahiq dengan detail. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta mampu menjelaskan informasi kepada mustahiq dengan jelas. Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki pengetahuan yang mumpuni BAZIS Provinsi DKI Jakarta memiliki amil yang cukup, sehingga selalu ada pengganti jika ada yang berhalangan hadir Zakat yang diberikan BAZIS Provinsi DKI Jakarta telah memenuhi kebutuhan pokok mustahiq Zakat yang diberikan BAZIS Provinsi DKI Jakarta dapat meningkatkan kesejahteraan mustahiq Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu bersedia memberikan informasi terbaru kepada mustahiq Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta tidak membedabedakan antara mustahiq yang satu dengan yang lainnya Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu memberikan perhatian penuh kepada setiap mustahiq Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu memahami dan
0.812
Valid
0.879
Valid
0.776
Valid
0.689
Valid
0.817
Valid
0.740
Valid
0.829
Valid
0.881
Valid
0.810
Valid
0.780
Valid
0.896
Valid
0.690
Valid
27.
mengerti apa yang dikeluhkan mustahiq Amil BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu memahami dan mengerti apa yang diinginkan mustahiq.
0.758
Valid
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Karakteristik 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2
2 1 2 1 2 2 4 4 4 3 2 1 1 3 1 1 2 2 2 3 2 4 3 3 4
4 3 3 3 3 3 1 4 1 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4
4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5
3 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5
3 4 5 4 5 5 5 3 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5
5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5
4 3 5 3 4 4 5 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5
3 3 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 3 5 4 5 4 5 5 3 5
5 4 4 3 3 4 4 5 5 5 3 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5
4 3 4 4 3 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5
5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
10
11
Butir Pertanyaan 12 13 14 15 16
4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5
4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5
4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5
4 4 4 5 3 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 3 5 5 4 5
4 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5
4 4 5 3 3 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 3 5 5 4 5
4 4 5 4 3 4 5 5 5 5 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5
17
18
19
20
21
22
23
24
5 5 5 4 3 4 4 4 5 4 3 3 4 4 5 5 3 4 4 5 4 5 5 5 5
3 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 5 3 4 4 5 4 5 5 5 5
4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 2 4 4 3 5 5 3 4 4 5 3 5 5 5 5
4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 3 5 4 5 4 5 5 4 5
4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5
3 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 3 5 5 4 5
4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5
4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5
Jumlah
Kategori
95 95 112 96 97 100 109 104 111 104 100 101 97 105 114 115 95 113 96 120 96 120 120 104 120
Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2
3 1 3 4 4 4 2 2 2 2 2 3 2 4 4 4 4 3 2 1 2 4 2 1 4 1 1
4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 1 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3
5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4
5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 3 4 5 3
5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 3
5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3
5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 3
5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 3
5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 3 5 5 5 4 5 5 3
5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 3 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 3
4 4 5 4 4 5 3 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 3 5 5 3
5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 2 5 5 4 4 4 5 5 5 3 5 5 3
5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 3
5 4 4 4 4 5 3 5 4 5 5 5 4 5 3 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 4 3
5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3
5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 3
5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 3 4 4 4 5 4 4 5 4 3 5 4 5
5 4 4 4 4 5 3 5 4 5 5 4 3 5 3 4 5 4 4 3 4 5 5 3 4 5 3
5 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 4 4 4 4 5 5 3 5 5 3
5 4 4 4 4 5 3 5 4 5 5 5 4 5 3 5 5 4 5 4 5 5 5 3 5 4 3
5 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3
5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 3
5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4
5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4
119 102 107 103 100 120 89 120 111 120 119 119 98 120 84 101 119 103 108 100 116 118 116 97 115 113 81
Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Sedang Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79
1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2
2 2 1 1 1 4 2 2 2 3 2 4 1 3 3 3 1 4 4 3 3 1 2 4 4 2 2
3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2 4 4 3 2 1 4 3 3 3 4 4 3 3
4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5
4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 4 5 4 5 5
4 4 4 4 3 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5
5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5
4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5
4 4 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4
5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4
4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5
4 4 4 4 3 3 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5
3 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 3 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5
3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 3 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5
3 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5
3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4
3 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5
4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5
92 96 96 96 90 102 102 117 112 120 98 115 113 103 119 120 101 100 109 119 110 114 114 120 104 112 114
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi
80 81 82
1 1 1
3 4 2
4 4 3
5 5 5
5 5 5
5 5 5
5 5 5
5 5 5
4 4 4
4 4 4
4 4 4
5 5 5
5 5 5
5 5 5
5 5 5
Jumlah Mean
4 4 4
5 5 5
5 5 5
5 5 5
4 4 4
4 4 4
5 5 5
4 4 4
4 4 4
4 4 4
5 3 5
5 5 5
111 109 111
8796 107.26
Tinggi Tinggi Tinggi
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5
2 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5
3 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5
4 3 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5
5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5
6 4 5 5 5 3 5 4 5 4 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5
7 4 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5
8 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
9 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 4 5 5
10 5 4 4 5 4 5 4 5 5 0 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5
11 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5
12 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5
13 4 4 4 5 3 5 4 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5
14 3 4 4 5 3 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5
Nomor Butir 15 16 17 3 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5
18 5 4 5 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5
19 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5
20 3 4 5 4 4 5 5 5 5 4 3 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4
21 3 4 5 4 3 5 4 5 5 5 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5
22 3 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 5
23 3 5 4 5 3 5 4 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 4 4 4 5 5
24 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 3 4 4 5 5 4 5 4 5 5
25 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 4 5 4 5 5
26 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5
27 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 4 4 4 5 5
Skor
Persen (%)
109 123 123 131 97 135 124 135 133 126 112 113 97 114 117 134 135 122 116 113 135 134
3.55 4.01 4.01 4.27 3.06 4.40 4.04 4.40 4.33 4.10 3.65 3.65 3.06 3.71 3.81 4.37 4.40 3.97 3.78 3.65 4.40 4.37
23 24 25
5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4
4 4 4
4 5 4
5 5 5
5 5 5
5 5 5
5 5 5 5 5 5 Jumlah
5 5 5
5 5 4
5 5 5
5 5 4
4 5 5
5 5 5
5 5 5
5 5 5
5 5 5
5 5 5
5 5 5
127 132 129 3066
4.14 4.30 4.20 100.00