ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Januari 2010 RESPON LIMA BELAS VARIETAS PADI SAWAH TERHADAP PEMUPUKAN NITROGEN Oleh : Bambang Hartanto, Darjanto, dan Marsandi K. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto ABSTRAK
Penelitian tentang respon lima belas varietas tanaman padi terhadap pemupukan nitrogen (N) telah dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji respon padi unggul lokal terhadap ketersediaan N yang berbeda, dan mendapatkan varietas yang efisien dan responsif terhadap pemupukan N, serta mengetahui karakter agronomi dari varietas padi yang efisien dan responsif tersebut. Penelitian telah dilaksanakan di dalam greenhouse Fakultas Pertanian UNSOED dari bulan September 2006 sampai Maret 2007. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap. Faktor yang dicoba disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah dosis pupuk N, terdiri atas 2 kategori, yaitu tidak dipupuk (0 kg N/ha) dan dipupuk 120 kg N/ha. Faktor kedua adalah lima belas varietas padi unggul lokal, yaitu Lems, Jidah Bodas, Kasur, Musang, Mentik Wangi, Gundhil Tambunan, Debrat, Lampung Kuning, Gedongan, Jalawara, Mayor, Ramoz, Engseng, Bulu Ronyal, dan Gondaliah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon varietas padi yang dicoba terhadap pemupukan N berbeda, tampak pada semua variabel kecuali tinggi tanaman dan bobot kering 100 butir gabah. Pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun tergantung pemupukan N dan varietas padi yang dicoba, tetapi untuk jumlah anakan hanya dipengaruhi oleh pemupukan N atau varietas saja. Varietas Menthik Wangi, Gundhil Tambunan, Debrat dan Lampung Kuning memiliki sifat lebih responsif terhadap pemupukan N dibanding yang lain. Varietas Jalawara, walau kurang responsif dibanding yang lain tetapi varietas ini lebih efisien dan pada kondisi cukup N dapat berproduksi lebih tinggi dibanding yang lain. Kata kunci : responsif, efisien
ABSTRACT
The research response of fifteen rice varieties to the nitrogen (N) fertilization has carried out. The objectives of the observation were studying the response fifteen local rice varieties to the nitrogen fertilization, to determine varieties which is efficient and responsives of nitrogen fertilizing, and to determine the agronomic characteristics of local rice varieties which is efficient and responsive. The research was carried out in Greenhouse, Agriculture Faculty of Jenderal Soedirman University, from September 2006 until March 2007. The experimental design was Randomized Complete Block Design with factorial treatment. The first factor is N fertilize dosage are 0 kg N/ha and 120 kg N/ha. The second factor is fifteen local rice varieties are Lems, Jidah Bodas, Kasur, Musang, Mentik Wangi, Gundhil Tambunan, Debrat, Lampung Kuning, Gedongan, Jalawara, Mayor, Ramoz, Engseng, Bulu Ronyal, and Gondaliah. The result showed that all local rice varieties response to the nitrogen fertilization, showed on all variables except plant height and dry weight of 100 grains. The development of plant height and amount of leaves are depend on N fertilizing and rice varieties that have been tried, but for the number of tiller is only influenced by N fertilizing or variety yet. Menthik Wangi, Gundhil Tambunan, Debrat and Lampung Kuning varieties are have better responsive character to N fertilizing. Jalawara variety not response to N fertilizing, but this variety are efficient and can get high yield on the N enough condition. Keywords : responsive, efficient
PENDAHULUAN
tahun terus meningkat, namun di sisi lain
Beras merupakan komoditas yang
terjadi penyusutan lahan sawah rata-rata
sangat strategis, baik dari sisi ekonomi
50.000 ha/tahun di pulau Jawa. Terbatasnya
maupun politis. Kebutuhan beras setiap
produksi beras dalam negeri memaksa 15
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Januari 2010 pemerintah harus mengimpornya lebih dari 1
padi lokal lebih efisien dalam memanfaatkan
juta ton (BPS, 2005).
hara N dan mempunyai daya hasil tinggi,
Gejala kekurangan beras dalam negeri
tetapi
umumnya
berumur
relatif
lebih
telah terlihat sejak tahun 1990. Pada periode
panjang. Karakter morfologi setiap varietas
tahun 1990 – 1999, laju pertumbuhan
tanaman padi berbeda, sehingga respon
produksi beras nasional hanya 1,04%/tahun,
varietas padi dalam memanfaatkan hara N
laju pertumbuhan produktivitas padi hanya
juga berbeda. Menurut Sutidjo (1986), hasil
0,06%/tahun, sementara laju pertumbuhan
dan komponen hasil suatu varietas padi
penduduk sekitar 1,8%/tahun. Jika tidak ada
berhubungan dengan idiotipe atau sifat
terobosan teknologi baru dalam usaha tani
pertumbuhan bagian tanamannya. Idiotipe
padi, maka impor pasti akan terus terjadi
varietas padi berdaya hasil tinggi umumnya
(Taher dan Misran, 1994).
ditunjukkan dengan tanamannya pendek,
Sehubungan
tersebut,
batang kuat, daun sempit dan tegak, anakan
untuk peningkatan produksi dimasa datang
banyak, dan tahan roboh. Salah satu upaya
perlu peningkatan produktivitas diantaranya
untuk mendapatkan varietas yang respon dan
dengan penggunaan varietas yang cocok dan
efisien terhadap pemupukan adalah dengan
responsif terhadap pemupukan terutama
persilangan, selanjutnya dilakukan pengujian
nitrogen (N). Penggunaan pupuk N yang
untuk
berlebihan selain tidak efisien juga dapat
pemupukan N dan karakter agronominya.
mengganggu
tanah,
Permasalahan yang perlu dikaji adalah
sehingga dapat menurunkan produktivitas
apakah semua varietas lokal yang diuji
lahan
padi
efisien dan responsif terhadap pemupukan N
Petani
dan bagaimana karakter agronominya. Untuk
cenderung menanam padi varietas unggul
menjawab permasalahan tadi telah dilakukan
baru dan unggul nasional karena mempunyai
percobaan dengan tujuan untuk mengkaji
beberapa keunggulan
respon
dan
dengan
hal
keseimbangan mempengaruhi
(Abdulrachman
et
al.,
hara hasil
2004).
yaitu tanamannya
mengetahui
padi
responnya
unggul
ketersediaan
banyak,
Namun,
mendapatkan varietas yang efisien dan
penggunaan varietas tersebut mempunyai
responsif terhadap pemupukan N, serta
kelemahan, salah satunya adalah boros
mengetahui karakter agronomi dari varietas
dalam penggunaan hara. Sementara varietas
padi yang efisien dan responsif tersebut.
16
produksi
tinggi.
yang
terhadap
pendek dan tegak, daun hijau tua, anakan dan
N
lokal
terhadap
berbeda,
dan
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Januari 2010 bobot kering akar, jumlah malai per rumpun,
METODE PENELITIAN Penelitian
di
jumlah gabah isi per rumpun, bobot kering
greenhouse Fakultas Pertanian UNSOED
gabah per rumpun, bobot kering 100 butir
dari bulan September 2006 sampai Maret
gabah, efisiensi agronomi hara N. Data yang
2007. Rancangan yang digunakan adalah
diperoleh di uji ”F” dilanjutkan dengan uji
Rancangan
jarak
Acak
telah
dilaksanakan
Kelompok
Lengkap.
Faktor yang dicoba disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah dosis pupuk N, terdiri atas 2 kategori, yaitu tidak dipupuk (0 kg N/ha) dan dipupuk 120 kg N/ha. Faktor kedua adalah lima belas varietas padi unggul lokal, yaitu Lems, Jidah Bodas, Kasur, Musang, Mentik Wangi, Gundhil Tambunan, Debrat,
Lampung
Kuning,
Gedongan,
Jalawara, Mayor, Ramoz, Engseng, Bulu Ronyal, dan Gondaliah. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun per rumpun, jumlah anakan, bobot basah
berganda
Duncan
(UJGD)
taraf
kesalahan 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Respon
varietas
padi
terhadap
pemupukan N berbeda, terlihat hampir pada semua variabel kecuali tinggi tanaman dan bobot kering 100 butir gabah. Sementara itu, pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun tergantung pemberian pupuk N dan varietas yang dicoba, tetapi pada jumlah anakan hanya dipengaruhi oleh pemupukan N atau varietas saja (Tabel 1).
tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, Tabel 1. Hasil analisis ragam terhadap data pertumbuhan dan hasil tanaman padi Perlakuan Variabel yang diamati N V NxV P VxP NxP VxNxP 1. Tinggi Tanaman n n tn n n n n 2. Jumlah daun n n n n n n n 3. Jumlah anakan n n n n n n tn 4. Bobot basah akar n n n 5. Bobot kering akar n n n 6. Bobot basah tajuk n n n 7. Bobot kering tajuk n n n 8. Jumlah malai n n n 9. Bobot kering gabah per rumpun n n n 10. Jumlah gabah isi per rumpun n n n 11. Bobot kering 100 butir gabah tn n tn 12. Volume akar n n n Keterangan: V = varietas; N = Pemupukan nitrogen; P = Pengamatan; n = berbeda nyata dan tn = tidak berbeda nyata
17
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Januari 2010 Hasil percobaan menunjukkan bahwa
anakan produktif yang menghasilkan malai
semua varietas padi yang dicoba memiliki
dan gabah isi yang lebih banyak dibanding
kemampuan berproduksi yang relatif sama
varietas yang lain, seperti pendapat Taslim et
pada kondisi tidak dipupuk N (Tabel 2). Hal
al.(1993)
ini ditunjukkan oleh bobot kering gabah per
tergantung pada komponen hasil yaitu
rumpun yang relatif sama untuk semua
jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per
varietas,
varietas
malai, dan bobot kering 100 butir gabah
menunjukkan kecenderungan lebih tinggi
yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan
kemampuannya, seperti Debrat, Jalawara,
lingkungan.
Menthik
walaupun
Wangi,
beberapa
tingginya
hasil
padi
Kuning,
Penambahan pupuk N meningkatkan
Gedongan, Gundhil Tambunan, Ramos, dan
jumlah malai hampir untuk semua varietas,
Lems.
Beberapa
Lampung
bahwa
varietas
bahkan
kecuali Musang dan Ramos (Tabel 2). Hal
positip
terhadap
ini sesuai dengan pendapat Endrizal dan
pemberian pupuk N. Varietas yang respon
Bobihoe (2004), bahwa penambahan N yang
adalah Menthik Wangi, Gundhil Tambunan,
tepat
Debrat, dan Lampung Kuning. Hal ini
Bertambahnya jumlah malai per rumpun
disebabkan ke empat varietas responsif ini
tentu saja dipengaruhi oleh jumlah anakan
mampu memanfaatkan N yang lebih baik
yang terbentuk. Hal ini terlihat pada varietas
dibanding varietas yang lain pada fase
Musang dan Ramos, walau ditambah N
menjelang pembungaan dan pembentukan
jumlah anakan kedua varietas ini relatif tidak
biji.
juga
bertambah tetapi untuk varietas yang lebih
mempunyai kemampuan berproduksi relatif
responsif bertambah cukup banyak (Tabel
lebih tinggi
dibanding yang lain dalam
3). Pemupukan N akan mengubah pola
kondisi tanpa dipupuk N. Varietas Jalawara,
pertumbuhan jumlah anakan, terutama bagi
walau tidak menunjukkan respon positip
varietas yang lebih responsif, sedangkan
dengan penambahan N, tetapi varietas ini
untuk varietas Musang dan Ramos relatif
mampu berproduksi tinggi baik dipupuk N
sama. Pada umumnya dengan penambahan
maupun tidak.
pupuk N akan menunda tercapainya jumlah
menunjukkan
respon
Keempat
varietas
tersebut
akan
menambah
jumlah
malai.
Varietas Menthik Wangi, Gundhil
anakan maksimum, tetapi dihasilkan jumlah
Tambunan, Debrat, dan Lampung Kuning
anakan yang lebih banyak. Hal ini sesuai
mampu secara genetik untuk membentuk
dengan pendapat Basyir et al. (1995) bahwa
18
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Januari 2010 Tabel 2. Bobot kering gabah per rumpun, jumlah malai, jumlah gabah isi per rumpun, dan bobot kering 100 butir gabah lima belas varietas padi pada pemupukan N Bobot kering gabah per Rata-rata Jumlah malai Jumlah gabah isi per rumpun rumpun (g) bobot kering Varietas 100 butir 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha gabah (g) Lems 6.153 a A 9.478 ab A 3.778 bc B 5.778 bc A 180.222 b-e A 298.111 e-g A 2.383 bc Jidah Bodas 4.047 a A 10.867 ab A 3.333 bc B 6.556 bc A 136.334 c-e B 373.111 d-f A 2.167 de Kasur 3.340 a A 9.949 ab A 2.667 d B 6.444 bc A 119.333 de B 342.889 d-f A 2.156 de Musang 5.722 a A 11.110 ab A 2.667 d A 3.333 d A 277.556 a-c B 523.445 bc A 1.928 f Menthik Wangi 7.407 a B 18.979 a A 4.556 abc B 8.111 a A 295.556 ab B 747.111 a A 2.423 bc Gundhil Tambunan 6.517 a B 14.639 ab A 3.667 bc B 6.667 b A 288.778 ab B 642.333 ab A 2.119 de Debrat 8.240 a B 18.050 a A 4.111 bc B 6.667 b A 353.889 a B 754.000 a A 2.273 cd Lampung Kuning 6.587 a B 14.837 ab A 3.667 bc B 5.889 bc A 257.778 a-e B 555.222 bc A 2.515 b Gedongan 6.528 a A 12.324 ab A 4.667 ab B 6.111 bc A 264.778 a-d B 477.111 cd A 2.384 bc Jalawara 8.876 a A 14.109 ab A 5.778 a B 8.667 a A 397.556 a B 625.556 ab A 2.186 d Mayor 3.079 a A 7.104 b A 3.333 bc B 5.889 bc A 91.444 e B 203.222 g A 2.572 b Ramos 6.291 a A 9.459 ab A 4.111 bc A 5.333 bc A 181.778 b-e A 273.667 fg A 3.095 a Engseng 2.889 a A 6.116 b A 3.333 bc B 5.889 bc A 74.556 f A 159.778 g A 2.478 b Bulu Ronyal 5.062 a A 12.410 ab A 3.111 cd B 5.111 c A 168.333 b-e B 415.667 c-e A 2.520 b Gondaliah 4.398 a A 10.681 ab A 4.111 bc B 8.000 a A 190.667 b-e B 479.667 cd A 1.991 e Keterangan : 1. Angka rata-rata bila diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda menurut DMRT taraf kesalahan 5%. 2. Angka rata-rata pada variabel yang sama bila diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama berarti tidak berbeda menurut DMRT taraf kesalahan 5%.
19
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Januari 2010 Tabel 3. Pertumbuhan jumlah anakan lima belas varietas padi pada pemupukan N (Transformasi x + 0.5) Varietas Lems Jidah Bodas Kasur Musang Menthik Wangi Gundhil Tambunan Debrat Lampung Kuning Gedongan Jalawara Mayor Ramos Engseng Bulu Ronyal Gondaliah
Dosis pupuk N 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha
2 mst 1.052 C 0.707 C 0.707 D 0.707 C 0.707 C 0.707 E 0.707 C 0.707 C 0.707 E 0.707 E 0.707 C 0.707 D 0.707 B 0.707 C 0.707 C 0.707 C 0.707 D 0.707 E 0.707 C 0.880 D 0.707 C 0.707 D 0.707 C 0.707 C 0.707 D 1.052 C 0.707 B 0.880 D 0.707 D 0.707 E
4 mst 2.710 A 2.694 B 2.327 A 2.434 B 2.133 AB 2.343 D 1.681 B 1.606 B 2.525 C 3.099 CD 2.223 A 2.290 C 2.340 A 2.631 B 2.109 AB 2.432 B 2.112 C 2.267 D 2.773 A 2.643 C 2.051 B 2.589 BC 1.865 B 1.953 B 2.410 A 2.677 B 2.125 A 2.317 BC 2.327 B 2.548 D
Umur Tanaman (minggu setelah tanam/mst) 6 mst 8 mst 10 mst 2.779 A 2.606 A 2.498 A 3.400 A 2.895 B 2.818 B 2.279 B 2.066 AB 1.867 BC 2.921 A 2.710 AB 2.418 B 2.360 A 2.081 AB 2.081 AB 3.350 A 2.986 B 2.752 BC 2.011 A 1.523 B 1.508 B 2.132 A 1.855 AB 1.707 B 3.131 A 2.855 AB 2.571 BC 4.194 A 3.516 B 3.255 BC 2.260 A 1.971 AB 1.912 B 3.087 A 2.685 B 2.601 B 2.343 A 2.169 A 2.115 A 3.362 A 2.808 A 2.566 B 2.271 A 2.005 AB 1.954 B 2.852 A 2.389 B 2.368 B 2.821 A 2.547 AB 2.364 C 3.536 A 3.190 B 3.018 BC 2.796 A 2.560 AB 2.403 B 3.287 A 3.097 AB 2.969 B 2.447 A 2.196 AB 2.093 B 3.134 A 2.875 AB 2.733 BC 2.220 A 1.950 AB 1.924 AB 2.340 A 2.121 AB 2.173 AB 2.247 AB 2.011 BC 1.928 C 3.043 A 2.768 AB 2.614 B 2.158 A 1.957 A 1.894 A 2.697 A 2.413 AB 2.345 BC 2.796 A 2.677 A 2.522 AB 3.609 A 3.307 B 3.116 C
12 mst 2.147 B 2.613 B 1.681 C 2.437 B 2.009 B 2.566 CD 1.508 B 1.670 B 2.209 D 2.914 D 1.832 B 2.562 BC 2.040 A 2.502 B 1.871 B 2.094 B 2.342 BC 2.793 C 2.436 B 2.848 BC 2.040 B 2.527 C 1.835 B 1.986 B 1.839 C 2.566 B 1.869 A 2.095 C 2.040 C 2.968 C
f-i b-d j c-g h-j c-e k j g-i ab ij c-e h-j c-f ij g-i d-h a-c c-g ab h-j c-e ij h-j ij c-e ij g-i h-j a
Keterangan : 1. Angka rata-rata bila diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda menurut DMRT taraf kesalahan 5%. 2. Angka rata-rata bila diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama berarti tidak berbeda menurut DMRT taraf kesalahan 5%. 20
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Januari 2010 pertumbuhan dan perkembangan jumlah
dengan malai yang sedang tumbuh dalam
anakan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan
memperoleh
N
Ismunadji,
dalam
tanah.
Pertumbuhan
anakan
substrat 1988).
(Manurung Vergara
dan (1990)
maksimum secara umum terjadi pada umur 6
mengatakan bahwa jumlah daun menentukan
minggu setelah tanam, selanjutnya akan
jumlah
turun kembali dengan pola yang berbeda.
Pemupukan N juga menunda tercapainya
Menurut Manurung dan Ismunadji (1988),
jumlah daun maksimum hampir untuk semua
setelah anakan maksimum tercapai, sebagian
varietas dan juga menambah jumlahnya.
dari
tidak
Jumlah anakan dan daun yang banyak tidak
tersebut
selalu diikuti oleh hasil yang tinggi, seperti
anakan
menghasilkan
akan
mati
malai.
dinamakan
anakan
merupakan
anakan
dan
Anakan tidak
malai
pengisian
varietas
malai.
efektif
yang
terjadi
dan
akan
Gondaliah (Tabel 3 dan 4). Sebaliknya pada
tersier
pada
dan
varietas
terlambat masak akibat kalah bersaing
Tambunan, Debrat, Lampung Kuning, dan
dengan anakan primer dan sekunder. Sampai
Jalawara walau mempunyai jumlah daun
batas tertentu makin banyak jumlah anakan
yang tidak terlalu banyak tetapi dapat
maka
akan
menghasilkan bobot gabah per rumpun yang
mendukung pembentukan anakan produktif.
lebih tinggi karena varietas ini dapat
Pada
menghasilkan malai dan gabah isi yang lebih
akhirnya
fotosintat anakan
dan
produktif
ini
Wangi,
dan
menyebabkan pertumbuhan malai menjadi
menambah
Menthik
Gedongan
menentukan jumlah malai dan jumlah gabah
banyak dibanding yang lain.
tiap rumpun serta hasil gabah per rumpun.
Varietas
Bertambahnya
Tambunan,
jumlah
anakan
karena
Menthik
Gundhil
Wangi,
Debrat,
dan
Gundhil Jalawara
penambahan pupuk N sampai batas tertentu
menghasilkan gabah isi yang lebih banyak
juga akan menambah jumlah daun per
dibanding
rumpun. Pola pertumbuhan jumlah daun
dipengaruhi selain oleh sifat genetik juga
tampaknya sejalan dengan pertumbuhan
lingkungan. Bertambahnya jumlah daun
jumlah anakannya (Tabel 4). Bertambahnya
sampai batas tertentu akan menambah
umur
pengisian gabah karena bertambahnya laju
tanaman
akan
diikuti
oleh
yang
per
lain.
Pengisian
rumpun.
pertambahan jumlah daun, kemudian jumlah
asimilasi
daun kembali berkurang karena mengering.
berpengaruh
Hal ini disebabkan adanya persaingan
Vergara (1990) mengatakan bahwa suhu
terhadap
Suhu
gabah
pengisian
juga gabah.
21
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Januari 2010 Tabel 4. Pertumbuhan jumlah daun lima belas varietas padi pada pemupukan N Varietas Lems Jidah Bodas Kasur Musang Menthik Wangi Gundhil Tambunan Debrat Lampung Kuning Gedongan Jalawara Mayor Ramos Engseng Bulu Ronyal Gondaliah
Dosis pupuk N 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha
2 mst 6.889 D 6.111 D 5.778 B 5.667 C 5.556 D 6.000 E 4.111 C 3.889 D 5.889 D 5.889 D 5.444 C 6.000 D 6.222 D 6.000 D 5.444 C 5.667 E 5.111 D 5.222 D 6.000 D 6.556 E 5.556 C 6.000 D 4.444 C 4.444 D 6.333 D 5.889 D 5.445 B 5.555 C 5.778 D 5.889 D
4 mst 23.222 B 22.444 C 15.111 A 20.111 B 17.778 BC 20.556 D 8.555 B 8.556 C 22.000 C 28.334 C 16.333 B 18.666 C 19.889 BC 23.000 C 14.000 B 18.222 D 22.222 C 20.222 C 24.889 B 23.445 C 16.445 B 21.555 C 10.778 B 11.333 C 18.111 ABC 21.333 C 15.555 A 18.555 B 19.889 C 24.000 C
Umur Tanaman (minggu setelah tanam/mst) 6 mst 8 mst 10 mst 29.000 A 25.222 A 22.222 B 38.778 A 36.445 A 35.778 A 19.556 A 19.667 A 18.111 A 35.000 A 36.556 A 34.778 A 24.222 A 21.222 AB 18.778 BC 43.667 A 41.889 A 37.556 B 13.889 A 14.222 A 14.111 A 15.889 B 20.000 A 20.333 A 35.333 A 35.556 A 27.889 B 54.889 A 53.666 A 46.555 B 22.889 A 22.333 A 19.445 AB 38.333 A 39.778 A 39.333 A 24.778 A 24.000 AB 21.333 ABC 38.667 A 39.000 A 37.444 A 21.222 A 20.555 A 18.333 AB 38.667 A 31.111 B 25.889 C 32.778 A 28.111 B 27.111 B 47.000 A 46.889 A 44.444 A 34.778 A 28.111 B 15.556 C 47.111 A 37.778 B 27.222 C 24.333 A 23.889 A 20.111 AB 38.444 A 36.445 AB 33.000 B 18.778 A 17.889 A 12.000 B 22.000 A 20.667 A 15.778 B 20.333 AB 22.111 A 16.778 BC 36.666 A 36.444 A 33.222 AB 19.444 A 17.556 A 16.111 A 29.444 A 28.000 A 27.222 A 30.555 A 28.889 A 24.445 B 47.445 A 50.667 A 41.111 B
12 mst 17.667 31.444 16.222 32.556 15.333 31.555 13.222 16.111 18.111 29.111 19.334 33.111 18.222 32.111 14.555 19.778 23.222 39.000 12.000 17.889 19.333 32.556 6.556 8.778 15.333 29.889 16.000 26.000 19.333 37.667
C f-h B cd A gh A bc C gh C cd A g-i B gh C f-h C cd AB fg B bc C f-h B bc B gh D fg C ef B a C hi D f-h B fg B bc C j C i C gh B cd A gh A de C fg B ab
Keterangan : 1. Angka rata-rata bila diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda menurut DMRT taraf kesalahan 5%. 2. Angka rata-rata bila diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama berarti tidak berbeda menurut DMRT taraf kesalahan 5%. 22
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Januari 2010 optimum untuk pengisian gabah antara 20 –
disebabkan oleh faktor genetik. Varietas
30o C. Selain itu jumlah gabah dan lamanya
Ramos menghasilkan bobot kering 100 butir
periode generatif juga menentukan jumlah
gabah seberat 3,095 g, yaitu yang tertingi
gabah isi per rumpun (Abdulrahman et al.,
disebabkan ukuran palea dan lemmanya
2004). Jumlah gabah yang terlalu banyak
yang besar. Menurut Sitompul dan Guritno
akan menyebabkan partisi fotosintat ke
(1995), selain daun maka palea dan lemma
gabah
juga merupakan tempat berlangsungnya
tidak
sempurna
dan
pendeknya
periode generatif dapat mengurangi waktu
fotosintesis
pengisian seluruh gabah. Jika dilihat respon
sumbangan
jumlah gabah isi terhadap pemupukan N,
pembentukan biji.
maka varietas yang tidak respon adalah hanya
Lems,
Ramos,
dan
Engseng.
sehingga fotosintat
Perbedaan pemupukan
akan pada
hasil
N,
juga
memberi awal
padi
karena
disebabkan
oleh
Sementara varietas yang responnya tinggi
pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman,
adalah
Wangi,
bobot akar dan tajuk, serta volume akar.
Gundhil Tambunan, Debrat, dan Jalawara
Tabel 5 menunjukkan bahwa pemupukan N
yaitu 60,44 persen, 55,04 persen, 53,07
mengubah
persen, dan 36,45 persen.
tanaman, kecuali pada varietas Musang,
berturut-turut
Menthik
pola
pertumbuhan
tinggi
Di samping jumlah gabah isi, maka
Menthik Wangi, Lampung Kuning, Ramos,
bobot kering 100 butir gabah juga dapat
Bulu Ronyal, dan Gondaliah tetapi pada
menentukan hasil gabah padi per satuan luas.
kodisi dipupuk semua tanaman padi tumbuh
Bobot kering 100 butir gabah dipengaruhi
lebih tinggi, kecuali varietas Jalawara. Pada
oleh jumlah fofosintat yang ditranslokasikan
umur 12 mst, varietas Lampung Kuning
ke gabah tersebut pada saat pengisian biji,
yang dipupuk N tumbuh paling tinggi, yaitu
yang dipengaruhi oleh ukuran palea dan
173,444 cm sedangkan Jalawara paling
lemma. Menurut Kurniawati (2005), bentuk
pendek yaitu 92,622 cm. Taslim dan
gabah yang besar disebabkan oleh ukuran
Suprijadi
palea
pemupukan
dan
lemma
yang
besar
karena
(1992) N
mengatakan akan
bahwa
merangsang
memungkinkan isi gabah yang lebih banyak.
pertumbuhan vegetatif terutama menambah
Penambahan N ternyata tidak menambah
ukuran
bobot kering 100 butir gabah. Perbedaan
Selanjutnya
yang terjadi, pada keadaan dipupuk N lebih
mempengaruhi hasil tanaman (Kaher, 1993).
daun
dan tinggi
tinggi tanaman
tanaman. akan
23
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Januari 2010 Tabel 5. Pertumbuhan tinggi tanaman lima belas varietas padi pada pemupukan N Varietas Lems Jidah Bodas Kasur Musang Menthik Wangi Gundhil Tambunan Debrat Lampung Kuning Gedongan Jalawara Mayor Ramos Engseng Bulu Ronyal Gondaliah
Keterangan : 1. 2.
24
Dosis pupuk N 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha 0 kg N/ha 120 kg N/ha
2 mst 44.067 F 43.478 C 58.655 F 57.411 D 45.967 F 47.544 D 31.133 F 30.934 F 35.044 E 34.000 E 39.978 D 40.756 E 55.256 F 54.911 E 46.978 F 47.622 F 42.333 F 44.267 E 36.767 D 37.778 E 49.878 F 53.311 E 43.944 F 42.956 F 57.144 F 56.444 E 40.122 E 43.356 E 49.333 E 50.489 E
4 mst 69.367 E 72.244 C 90.056 E 89.267 C 79.055 E 78.855 D 56.978 E 57.311 E 53.255 D 53.433 D 76.033 C 77.967 D 77.944 E 80.655 D 79.789 E 81.022 E 70.111 E 75.122 D 56.100 C 56.878 D 85.511 E 84.744 D 66.644 E 65.800 E 86.844 E 87.533 D 78.967 D 82.767 D 81.945 D 82.511 D
Umur Tanaman (minggu setelah tanam/mst) 6 mst 8 mst 85.567 D 93.311 C 96.833 B 99.722 B 111.178 D 117.333 C 119.433 B 123.511 B 104.922 D 114.189 C 107.678 C 111.811 C 98.967 D 106.511 C 95.622 D 109.067 C 68.344 C 73.600 C 76.322 C 79.311 C 99.233 B 101.722 B 106.555 C 107.022 C 92.178 D 102.178 C 103.744 C 105.678 C 100.878 D 108.800 C 109.211 D 115.022 C 98.989 D 108.456 C 107.156 C 109.066 C 72.678 B 80.822 A 79.567 C 86.311 B 107.522 D 116.956 C 115.600 C 117.811 C 96.055 D 117.578 C 98.056 D 122.278 C 104.633 D 117.111 C 115.600 C 117.078 C 108.456 C 112.722 C 120.644 C 121.000 C 104.111 C 112.245 C 109.533 C 113.344 C
10 mst 104.422 B 125.955 A 123.067 B 124.645 B 120.122 B 133.689 B 113.045 B 128.889 B 97.000 B 103.889 B 113.944 A 125.044 B 117.545 B 131.267 B 118.867 B 146.278 B 116.578 B 131.411 B 85.944 A 90.622 AB 130.355 B 141.478 B 134.922 A 153.055 A 129.211 B 147.367 B 121.500 B 143.267 B 125.955 B 141.044 B
Angka rata-rata bila diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda menurut DMRT taraf kesalahan 5%. Angka rata-rata bila diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama berarti tidak berbeda menurut DMRT taraf kesalahan 5%.
12 mst 111.767 130.300 129.589 148.311 130.211 152.222 123.367 150.934 106.845 150.934 117.911 140.655 127.789 140.655 142.411 173.744 128.044 145.422 83.211 92.622 141.778 161.289 125.856 138.489 144.811 163.745 127.744 155.256 141.044 157.800
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B B A A A A A A
kl i i e-g ij d-f ij d-f l d-f jk gh i gh gh a i f-h m m gh bc i h f-h b i c-e gh b-d
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Januari 2010 Tabel 6. Bobot basah akar, bobot kering akar, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk lima belas varietas padi pada pemupukan N Varietas Lems Jidah Bodas Kasur Musang Menthik Wangi Gundhil Tambunan Debrat Lampung Kuning Gedongan Jalawara Mayor Ramos Engseng Bulu Ronyal Gondaliah
Bobot basah akar (g) 0 kg N/ha 120 kg N/ha 48.544 ab B 100.389 a A 39.678 a B 77.844 ab A 29.156 bc B 82.589 ab A 42.156 ab A 41.811 c A 28.511 bc B 69.744 b A 45.644 ab B 71.878 b A 32.122 b B 59.889 bc A 58.056 a B 98.278 a A 35.300 ab B 78.300 ab A 10.067 c A 19.633 d A 45.911 ab B 97.044 a A 7.967 c A 13.544 d A 38.400 ab B 80.033 ab A 51.489 ab B 79.444 ab A 44.200 ab B 80.644 ab A
Bobot kering akar (g) 0 kg N/ha 120 kg N/ha 8.889 a B 15.044 bc A 8.956 a A 9.844 d-f A 4.644 a-c B 13.722 cd A 5.222 a-c A 5.733 fg A 2.800 bc B 8.033 ef A 8.589 a B 15.867 bc A 4.211 a-c A 7.433 fg A 4.656 a-c A 7.800 ef A 4.956 a-c B 13.011 c-e A 1.344 c A 2.400 g A 8.467 a B 21.478 a A 1.589 c A 2.644 g A 8.511 a B 15.322 bc A 7.967 ab A 10.756 c-f A 6.756 a-c B 19.089 ab A
Bobot basah tajuk (g) 0 kg N/ha 120 kg N/ha 50.756 a-d B 108.634 c A 54.433 a-c B 140.067 a A 53.622 a-c B 144.911 a A 40.411 c-e B 66.167 d A 36.267 de B 70.555 d A 58.855 ab B 119.645 bc A 53.000 a-c B 113.989 c A 43.555 b-e B 77.245 d A 55.256 a-c B 119.467 bc A 24.678 f B 42.411 e A 58.611 ab B 124.400 bc A 33.700 e A 42.100 e A 53.789 a-c B 120.167 bc A 52.511 a-c B 119.833 bc A 63.344 a B 130.644 ab A
Bobot kering tajuk (g) 0 kg N/ha 120 kg N/ha 22.433 ab B 37.900 cd A 19.289 a-c B 50.467 b A 20.611 ab B 58.833 a A 12.667 b-d B 20.755 e A 8.822 d B 17.889 e A 18.767 a-c B 42.245 bc A 15.256 a-d B 30.944 d A 11.322 cd B 20.945 e A 20.589 ab B 45.889 bc A 6.956 d A 11.411 f A 20.633 ab B 45.744 bc A 9.000 d A 11.367 f A 20.378 ab B 48.311 b A 19.789 a-c B 47.867 b A 23.044 a B 49.955 b A
Keterangan : 1. Angka rata-rata bila diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda menurut DMRT taraf kesalahan 5%. 2. Angka rata-rata pada variabel yang sama bila diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama berarti tidak berbeda menurut DMRT taraf kesalahan 5%.
25
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Januari 2010 Makin tinggi tanaman padi cenderung
yaitu bobot tajuk. Hanya varietas
meningkatkan kemungkinan untuk mudah
Ramos saja yang tidak responsif pada
rebah. Kerebahan akan menambah kehilangan
bobot basah tajuk, sedangkan pada
hasil karena makin banyak gabah yang rontok
bobot kering tajuk selain Ramos ada
saat pengisian bulir atau hampa. Tanaman
varietas Jalawara yang tidak responsif.
yang
Hal ini yang kemungkinan menjadi
rebah
penerimaan
menyebabkan cahaya
berkurangnya
matahari
sehingga
salah
satu
sebab
varietas
menurunkan laju fotosintesis yang berguna
Jalawara
dalam pengisian malai (Vergara, 1990).
terhadap pemupukan N ditinjau dari
Kerebahan juga akan merusak pembuluh
bobot kering gabah per rumpunnya.
xylem dan phloem sehingga menghambat
Variasi respon varietas padi terhadap
pengangkutan hara dan fotosintat (Manurung
pemupukan N dilihat dari bobot akarnya
dan Ismunadji, 1988). Jalawara dan Menthik
juga disebabkan oleh perbedaan volume
Wangi tumbuhnya lebih pendek dibanding
akarnya. Sistem perakaran masing-
varietas yang lain tetapi memberikan hasil
masing
yang tinggi. Sementara Lampung Kuning,
dikendalikan oleh sejumlah gen yang
dengan penambahan N tumbuhnya tinggi
berinteraksi dengan lingkungan tanah
tetapi hasilnya juga tinggi. Fenomena ini
(Gardner et al., 1991).Perbedaan respon
menunjukkan bahwa masih ada faktor lain
bobot
selain tinggi tanaman yang menentukan
terhadap pemupukan N menyebabkan
besarnya hasil.
nilai
Pertumbuhan tanaman padi juga dapat
menjadi
bahwa tidak
varietas
kering
berbeda,
gabah
efisiensi
responsif
per
yang
rumpun
agronomi
diantara
varietas yang dicoba berbeda. Secara
dilihat dari akar dan tajuknya. Tabel 6
visual
menunjukkan bahwa bobot basah akar padi
mempunyai
ternyata meningkat jika dipupuk N, kecuali
yaitu 47.45 sedangkan terendah adalah
varietas Musang, Jalawara, dan Ramos.
varietas Engseng. Hal ini menunjukkan
Bahkan pada bobot kering akarnya ketiga
bahwa dengan pemberian N yang sama
varietas tersebut juga tidak menunjukkan
varietas
responnya terhadap pemupukan N, padahal
menghasilkan gabah yang lebih berat.
menurut Gardner et al. (1991), pemupukan N
Menurut
meningkatkan bobot kering akar Hal ini
efisiensi setiap varietas disebabkan oleh
diduga menjadi salah satu sebab ketiga
perbedaan kemampuan setiap varietas
varietas tersebut menjadi tidak responsif.
dalam efektivitas pemanfaatan hara
Pemupukan
yang diserap.
N
ternyata
lebih
besar
pengaruhnya terhadap pertumbuhan tajuk 26
varietas nilai
Menthik Jagau
Menthik
Wangi
efisiensi
tertinggi
Wangi
(2000),
dapat
perbedaan
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Januari 2010 Tabel 7. Volume akar,dan Nilai efisiensi agronomi lima belas varietas padi pada pemupukan N Volume akar (cm3) Varietas Nilai efisiensi 0 kg N/ha 120 kg N/ ha Lems 47.222 ab B 84.222 a A 23.69 Jidah Bodas 37.333 a-c B 62.444 bc A 27.17 Kasur 32.444 a-c B 67.333 ab A 24.87 Musang 44.333 ab A 40.333 e A 27.78 Menthik Wangi 23.889 cd B 37.667 e A 47.45 Gundhil Tambunan 49.444 a A 60.000 b-d A 36.59 Debrat 34.000 bc A 43.333 de A 45.13 Lampung Kuning 27.056 b-d B 47.222 c-e A 37.09 Gedongan 35.222 a-c B 67.667 ab A 30.81 Jalawara 10.333 d A 15.111 f A 35.27 Mayor 46.222 ab B 77.222 ab A 17.76 Ramos 2.778 e A 8.667 f A 23.65 Engseng 40.222 a-c B 73.333 ab A 15.29 Bulu Ronyal 39.444 a-c B 59.889 b-d A 31.02 Gondaliah 43.667 a-c B 66.889 ab A 26.70 Keterangan : 1. Angka rata-rata bila diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda menurut DMRT taraf kesalahan 5%. 2. Angka rata-rata pada variabel yang sama bila diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama berarti tidak berbeda menurut DMRT taraf kesalahan 5%. SIMPULAN DAN SARAN 1. Hampir semua varietas respon terhadap
2. Varietas Jalawara walaupun tidak respon
terhadap
pemupukan
N
pemupukan N, yaitu tampak pada jumlah
dilihat dari bobot kering gabah per
malai, jumlah gabah isi per rumpun,
rumpunnya tetapi dapat berproduksi
jumlah anakan, jumlah daun, tinggi
tinggi jika dipupuk N.
tanaman, bobot basah akar, bobot kering
3. Varietas
akar, bobot basah tajuk, bobot kering
karakter
tajuk, volume akar, tetapi tidak untuk
tumbuhnya pendek, jumlah anakan
bobot kering 100 butir gabah. Bahkan
banyak, malai banyak, gabah isinya
hanya varietas Menthik Wangi, Gundhil
juga banyak, dan bobot gabah per
Tambunan, Debrat, dan Lampung Kuning
rumpunnya tinggi jika dipupuk N.
yang respon terhadap penambahan pupuk N dilihat dari bobot kering gabah per rumpun. Keempat varietas tersebut juga mempunyai nilai efisiensi agronomi yang relatif lebih tinggi dibanding yang lain.
Jalawara yang
mempunyai ideal
yaitu
DAFTAR PUSTAKA Abdulrachman, S., Suprijadi, dan Z. Susiana. 2004. Respon Padi Tipe Baru Terhadap Variasi Pemupukan NPK. Bahan Seminar : Apresiasi Hasil Penelitian 2003. 27
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 10, No. 1, Januari 2010 Pusat Penelitian Bogor. 14 p.
Tanaman
Pangan,
Badan Pusat Statistik. 2005. Statistik Pertanian Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Basyir, A., S. Punarto, Suyanto, dan Suprihatin. 1995. Padi Gogo. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Malang. 48 hal. Endrizal dan J. Bobihoe. 2004. Efisiensi Penggunaan Pupuk Nitrogen dengan Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Padi Sawah. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 7(2): 118-124. Gardner, F.P., R.B. Pierce, R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press, Jakarta. 428 hal. Jagau, Y. 2000. Fisiologi dan Pewarisan Efisiensi N dalam Keadaan Cekaman Aluminium Padi Gogo (Oryza sativa L.). Disertasi. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 139p.(Tidak dipublikasikan). Kaher, A. 1993. Perbaikan Varietas padi Gogo Lahan Marginal. Dalam : Syam, M. Hermanto, A. Musaddad, dan Sunihardi (eds). Kinerja Penelitian Tanaman Pangan. Buku 2. Puslitbangpang, Bogor. Hal: 16-20. Kurniawati, A.I. 2005. Studi Efisiensi Agronomis Pemupukan Nitrogen Pada Beberapa Varietas Unggul Nasional
28
Padi Sawah. Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 82 hal. (Tidak dipublikasikan). Manurung, S.O. dan Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi. Padi I. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. p: 55-105. Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 412 hal. Sutidjo, D. 1986. Pengantar Sistem Produksi Tanaman Agronomi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 133 hal. Taher dan Misran. 1994. Keracunan Fe pada sawah bukaan baru. Pemberitaan Penelitian Sukarami. P : 4-6. Taslim dan Suprijadi. 1992. Peningkatan Efisiensi Pupuk Nitrogen dengan Manipulasi Kerapatan Tanam pada Padi sawah. Media Penelitian Sukamandi. 12: 45-48. Taslim, H., S. Partohardjono, dan Subandi. 1993. Padi 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor, Bogor. 652 p. Vergara, B.S. 1990. Bercocok Tanam Padi. Proyek Prasarana Fisik Bappenas, Jakarta 221 p.