Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
RESEARCH FOR SHOES CONSTRACTING FOR HALLUX VALGUS ABNORMALLY FOOT
Prayitno, Sri Waskito, Harjoko, Arum Yuniari
ABSTRACT Recently the need of shoes for abnormally foot increases enourmosly inline with increasing the Indonesian economic, but in the other hand for procuring those foot is very limited because of special skill for producing. The research for producing shoes with hallux valgus and
defferent hight of abnormally foot have been
performed. Hallux valgus is a kind of abnormally foot cauced by deformity of foot by deviation at the metatarsophalangeal usually at the side of tombs. The research was done by constructed shoes in three kinds of different desaign. Evaluation was done using panelis system by 9 (nines) respondents with 14 (fourth teen) question through questioner. Quantively data resulted were analysed statisticaly with Analysis of variean by 95% propability. No significant diferrences for every design. Key words: abnormally foot, hallux valgus, deformity of foot, metatarsophalangeal
99
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
PENELITIAN PEMBUATAN SEPATU UNTUK CACAT KAKI HALLUX VALGUS
Prayitno, Sri Waskito, Harjoko, Arum Yuniari
ABSTRAK Saat ini kebutuhan akan sepatu untuk cacat kaki meningkat seiring dengan peningkatan ekonomi Indonesia, akan tetapi disisi lain pengadaannya sangat terbatas karena dituntut ketrampilan tertentu untuk pembuatannya.
Penelitian
pembuatan sepatu untuk cacat kulit hallux valgus telah dilakukan. Halux valgus merupakan cacat kaki dimana terjadi deformasi bagian metatarsophalangea kebanyakan merupakan tonjolan yang ada disisi jempol kaki. Penelitian dilakukan dengan membuat 3 jenis desain sepatu. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan panelis
melalui
penyebaran
quistioner.
Data
hasil
quistioner
yang
telah
dikuantitatifkan kemudian dilakukan analisa statistik dengan metoda anova menggunakan taraf kepercayaan 95%. Hasil analisa statistik menunjukan F hitung< Ftabel sehingga dari penilaian panel terhadap 3 desain sepatu tidak menunjukan adanya beda nyata. Kata kunci: cacat kaki, hallux valgus, deformitas kaki, metatarsophalangeal
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
100
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
PENDAHULUAN Sektor industri, terutama industri alas kaki ( footwear manufacture ) di Indonesia, menjadi menarik untuk dibahas karena kekhasan karakteristik industri ini, industri ini dapat diterapkan mulai dari skala rumah tangga, kecil menengah dan besar juga dari industri yang padat karya, produksinya berdasarkan atas order yang diterima dan sebagian bahan bakunya harus diimpor, sampai mesin produksi yang digunakan merupakan mesin dengan middle technology. Pada saat ini sepatu sudah bukan menjadi salah satu kebutuhan tambahan saja, bagi beberapa orang sepatu sudah menjadi kebutuhan utama atau bahkan sebagai aset yang berharga. Sepatu bisa digunakan untuk menampilkan image atau citra seseorang. Fungsi Utama sepatu adalah dipakai untuk melindungi kaki terutama bagian telapak kaki agar tidak cedera dari kondisi lingkungan seperti permukaan tanah yang berbatu-batu, berair, udara panas, maupun dingin. Kaki tersusun oleh bermacammacam tulang. Masing-masing tulang mempunyai fungsi sendiri-sendiri, ada yang berfungsi sebagai penguat, alat keseimbangan dan penyangga serta urat-urat kaki sebagai penggerak sehingga sangat diperlukan perlindungan. Sifat pertumbuhan, perkembangan dan aktifitas kaki dapat menyebabkan kaki seseorang berbeda antara kiri dan kanan dan juga adanya kelainan sejak dilahirkan, Hal tersebut dapat mengakibatkan terganggunya fungsi kaki lebih jauh dapat menyebabkan cidera pada bagian tubuh lainnya.
Oleh karena itu selain fungsi
utamanya seperti tersebut diatas sepatu harus dapat mendukung aktifitas kaki bagaimanapun keadaannya ( tidak hanya ketika kaki tumbuh normal namun juga ketika akan digunakan untuk kaki yang tidak normal disebabkan oleh berbagai hal tersebut) Sebagian besar sepatu di pasaran merupakan sepatu yang dirancang untuk kaki normal saja. Sementara itu, produsen sepatu yang memproduksi sepatu untuk kebutuhan khusus hanya sebagian kecil saja dan kurang mempertimbangkan fungsi kaki sehingga keenakan pakai belum dapat dijamin. Dan juga dalam mendukung kesehatan bagian-bagian tubuh tertentu yang terkait dengan kaki. Ada beberapa jenis kelainan kaki baik yang disebabkan oleh menderita penyakit tertentu maupun yang merupakan bawaan dari lahir yang mengalami pertumbuhan
101
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
tidak semestinya, jenis-jenis cacat kaki diantaranya adalah .Kaki flat yaitu cacat kaki dimana bentuk anatomi kaki yang tulang lekuk pada telapaknya berbentuk datar sehingga rata dengan tanah, .Kaki renggang yaitu Kelainan bentuk telapak kaki dimana jari-jari kaki pertumbuhannya menuju keluar, .Kaki lengkung yaitu cacat kaki dimana bentuk telapak kaki yang tulang lekuk pada telapak kaki melengkung sehingga telapak kaki nampak pendek dan tumpuan hanya sebatas pada jari-jari dan tungkai,
Kaki tak semetris yakni cacat kaki dimana bentuk telapak kaki
pertumbuhan antara kaki kanan dan kirinya tidak sama baik tinngi rendah maupun panjang lebarnya, Kaki Bengkok dalah kelainan pertumbuhan kaki pada anak-anak yang dalam istilah kedokterannya disebut Congenital Talipes Equino Varus (CTEV), dan Kaki penderita diabetes dibutuhkan sepatu khusus untuk mencegah terjadinya luka-luka pada kaki. Pada saat ini kebutuhan sepatu bagi orang-orang yang mempunyai kelainan kaki semakin meningkat sejalan dengan perkembangan perekonomian, namun untuk pengadaannya masih sangat terbatas karena sepatu tersebut dalam pembuatannya diperlukan keahlian khusus dan belum banyak dikenal oleh para pengrajin sepatu sehingga perlu ada penelitian pembuatan sepatu untuk kebutuhan khusus. Pada penelitian ini diutamakan pada jenis kelainan kaki yang banyak dijumpai pada orangorang dewasa yaitu cacat kaki hilluk valgus dengan tinggi kaki yang tidak sama.
BAHAN DAN METODA Bahan Penelitian a. Bahan : Kulit atasan sepatu, kulit lapis , kulit untuk insole, sol karet dan spon. Acuan plastik, benang jahit, kain lapis, lem. b. Peralatan : pisau potong, mesin potong, mesin jahit, mesin pres
Metoda Penelitian a. Rancangan penelitian Dalam penelitian ini percobaan dilakukan dengan memvariasi jenis kulit serta bahan untuk sol dengan desain yang bebrbeda
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
102
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
b. Pelaksanaan penelitian Metode pembuatan alas kaki 1. Mengukur kaki Mengukur kaki merupakan kegiatan pertama dan utama bagi pembuat alas kaki saat berinteraksi dengan klien. Pengukuran kaki merupakan bagian kegiatan yang sangat penting. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mengumpulkan data kaki klien yang akan dibuat alas kakinya. Keakuratan data kaki klien akan memudahkan dalam proses pembuatan alas kaki. Semakin akurat dan detail data yang dikumpulkan, maka bentuk pola sol dalam yang digunakan sebagai dasar pembuatan acuan dapat ditentukan lebih akurat mendekati bentuk kaki dan estimasi pergerakan kaki. Keakuratan tersebut sangat berpengaruh terhadap keenakan dan kenyamanan kaki, yang merupakan bagian dari target utama dari alas kaki, pengukuran telapak kaki seperti disajikan pada gambar 1
Gambar 1: Pengukuran telapak kaki.
103
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
2. Membuat desain alas kaki kebutuhan khusus Selain keenakan dan kenyamanan pakai, desain termasuk target utama dalam pembuatan alas kaki. Desain dari pendekatan visual, dapat ditujukan untuk menghasilkan penampilan akhir, yang sangat berpengaruh untuk menarik perhatian calon pemakai. Secara teknis, pendekatan visual ini dapat dilakukan dengan cara meletakkan garis-garis yang tepat dalam sebuah form acuan. Garis-garis yang tepat dalam hal ini adalah bagaimana cara menampilkan model alas kaki yang dianggap sebagai ide dasar cara membuat pola dengan menggunakan ukuran, garis, proporsi, warna, dan tekstur. Namun desain dari pendekatan perancangan, dapat ditujukan untuk menghasilkan konstruksi alas kaki. Kegiatan perancangan ini meliputi faktor teknis dalam proses pembuatan pola dan alas kaki. Faktor utama yang harus mendapatkan perhatian dalam hal ini adalah susunan bahan dan proses perakitan, yang sangat berpengaruh terhadap cara berjalan dan pergerakan kaki dalam melaksanakan tugas.
3. Tracing telapak kaki Tracing merupakan kegiatan pemindahan garis jejak kaki dari hasil pengukuran kaki. Kegiatan ini, ditujukan untuk memperbaiki garis jejak kaki yang dilakukan secara manual menjadi sebuah garis tunggal untuk memastikan dimensi bentuk jejak kaki., tracing telapak kaki disajikan pada gambar 2.
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
104
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
Gambar 2. Hasil tracing 4. Membuat pola telapak acuan Pembuatan pola sol dalam mengacu pada hasil tracing. Sebagian besar bentuk kaki manusia, memiliki perbedaan antara kiri dan kanan, yang dapat diakibatkan beban yang ditopang oleh kaki, aktifitas kaki, maupun kelainan faktor keturunan. Namun demikian, untuk kaki normal perbedaan ini tidak mencolok dan cenderung hampir sama. Hal ini memungkinkan pembuatan pola yang sama simetris antara kiri dan kanan, dengan mengabaikan kaki yang lebih kesil, dengan asumsi ketika kaki masuk ke dalam alas kaki tidak sempit. Namun untuk kaki yang tidak normal, seringkali perbedaan ini harus mendapat perlakuan khusus agar pengguna mendapatkan penampilan maupun performa alas kaki yang mendekati cara kerja alas kaki yang digunakan untuk kaki normal, bahkan seperti kaki normal. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dari hasil tracing kaki kiri dan kanan perlu dibuat berhimpit untuk mendapatkan bentuk telapak acuan yang hampir
105
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
menyerupai antara bentuk kiri dan kanan, namun tetap mengakomodir pergerakan kaki. Pembentukan pola telapak acuan dilakukan dengan teknik yang sama sebagaimana membuat pola telapak acuan untuk kaki normal. Jika tidak memungkinkan, dilakukan perbaikan-perbaikan seperlunya agar performa kaki saat melakukan aktifitas tetap nyaman. Hasil pembuatan telapak acuan disajikan pada gambar 3.
Gambar 3. Master telapak acuan 5. Membuat acuan Pembuatan acuan dilakukan berdasarkan pada pola telapak acuan dengan mempertimbangkan toe spring, tinggi hak, lingkar gemur, lingkar gemuk, bentuk keseluruhan (sesuai desain) dan perlakuan khusus untuk jenis cacat tertentu.
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
106
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
6. Mengcopy acuan Kegiatan
mengcopy
acuan
merupakan
kegiatan
mentransfer
bentuk
permukaan bagian atas acuan (yang berbentuk 3 dimensi) ke dalam kertas pola (yang berbentuk 2 dimensi) dengan meminimalisir perubahannya. bentuk 2 dimensi ini akan dijadikan dasar sebagai alat untuk membuat pola, yang selanjutnya disebut form. 7. Membuat pola bagian atas alas kaki Dalam pembuatan pola dibagi dalam 2 tahap, yaitu pembuatan pola dasar dan pembuatan pola jadi. Kegiatan pembuatan pola dasar merupakan upaya menterjemahkan desain, dengan mempertimbangkan perubahan bidang kerja 3 dimensi menjadi 2 dimensi, penambahan untuk sambungan, lipatan maupun perlakuan lain yang bersifat teknis. Kegiatan pembuatan pola jadi merupakan upaya memecahkan permasalahan bentuk 2 dimensi menjadi bentuk 3 dimensi kembali sesuai dengan kemampuan bahan yang akan digunakan dan karakteristik model. 8. Membuat bagian atas alas kaki dan menaikkan bagian atas Tahap-tahap pembuatan bagian atas alas kaki: 1. Pemolaan bahan 2. Penyesetan dan pelipatan 3. Pelapisan dan perakitan komponen 4. Pemasangan sol dalam pada acuan 5. Pemasangan pengeras, Collar, dan bantalan pada bagian atas 6. Menaikkan bagian atas pada acuan 9. Membuat bagian bawah alas kaki Bagian bawah alas kaki dibuat berdasarkan pada pola telapak acuan ditambah dengan estimasi ketebalan bagian atas alas kaki keliling disekitar batas lasting allowances atau bagian yang akan terpasang di sekitar feather edge. Kegiatan ini juga merupakan upaya menterjemahkan desain. Namun demikian pada prosaes ini langsung diterapkan pada bentuk 3 dimensi yang dipandu dengan profil-profil pola. pemotongan bahan
107
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
10. Merakit bagian atas dan bagian bawah Sebelum dilakukan perakitan perlu dilakukan tahap persiapan, mencakup: penandaan batas bagian yang akan diralem, pengasaran telapak bagian atas dan bagian bawah alas kaki, pengulasan lem dan pemanasan. Perakitan bagian atas dan bawah dibantu dengan mesin pres sol untuk mendapatkan kekutan rekat yang baik. 11. Finishing Kegiatan finishing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penampilan akhir alas kaki. Kegiatan ini meliputi:
merapikan sisa-sisa benang,
membersihkan kotoran lem yang mengganggu, maupun waxing.
Pengumpulan data Digunakan 2 Jenis data : a. Kenampakan dan desain sepatu. Data kenampakan dan desain sepatu diperoleh dari persepsi responden umum yang mempunyai pengetahuan tentang sepatu melalui kuisioner dengan menggunakan atribut-atribut sebagai berikut: -
Kesesuaian model/bentuk alas kaki?
-
Warna bahan baku yang diterapkan antara bagian atas dan lapis?
-
.Warna bahan baku yang diterapkan antara bagian atas dan bagian bawah alas kaki?
-
Kualitas bahan baku yang digunakan pada bagian atas alas kaki (kulit bagian atas, lapis bagian atas, tatakan)?
-
Penerapan bahan pembantu yang digunakan pada bagian atas alas kaki (benang, gesper, elastic, felkru/perekat mekanis, ritsluiting)?
-
Kualitas bahan baku yang digunakan pada bagian bawah alas kaki (pita, EVA, sol luar/karet)?
-
Kualitas lipatan dan jahitan pada bagian atas?
-
Kualitas
pengerjaan
pada
bagian
atas
(pemasangan
gesper/
ritsluiting/fellkru/elastik)?
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
108
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
-
ISSN:2477-3298
Kualitas pengopenan (ada/tidaknya kerutan, presisi antara kiri dan kanan) pada bagian bawah?
-
Kualitas pengerjaan pada bagian bawah (rapi, presisi antara kiri dan kanan)?
-
Bagaimana kualitas perakitan bagian atas dan bawah (kualitas pengeleman) pada bagian bawah?
b. Fungsional sepatu Data fungsional sepatu diperoleh dari persepsi responden yang mempunyai kelainan kaki melalui kuisioner
dengan atribut
kenyaman dan keenakan pakai
sepatu Adapun scoring untuk setiap atribut sbagai berikut: <55
= Sangat kurang
56 - 65 = Kurang
76 – 80 = Baik > 80 = Sangat baik
66 – 75 = Cukup
Analisa data Data digali dari responden dalam bentuk kuisione setelah semua terkumpul dilakukan evaluasi Penilaian didasarkan dengan asumsi semua responden mempunyai pengetahuan yang sama dengan sepatu atas tanggapan
terhadap
atribut atau variabel yang ditanyakan. Dengan mengkuantitatifkan data responden dievaluasi dengan statistik sidik ragam atau analysis of variance pada taraf kepercayaan 95%
Perlakuan yang berpengaruh nyata terhadap yang diamati
diamati diuji lanjut dengan Duncan Multiple Ring Test untu mengetahui perbedaan diantara perlakuan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil prototip sepatu seperti diajikan pada gambar 1, 2 daqn 3. Terhadap prototipprototip sepatu yang terdiri dari 3 model dilakukan uji panel dengan memilih responden-responden yang
mengetahui tetang sepatu. Responden terdiri dari
responden umum yang akan memberikan persepsinya terhadap sepatu yang di buat
109
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
responden sebanyak 9 (sembilan) orang untuk bentuk umum sepatu, sedangkan untuk fungsinya dilakukan dengan kuisioner untuk pada penderita kelainan kaki. Setelah dilakukan analisa terhadap hasil kuisioner diperoleh data seperti disajikan pada Tabel 1.
Gambar 1: Prototip model 1
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
110
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
Gambar 2: Prototip model 2
Gambar 2: Prototip model 2
111
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
Tabel 1. Hasil penilaian panelis Desain Ulangan
A1
A2
A3
1
87.55
81.73
83.91
2
77.55
77.45
76.27
3
77.55
77.73
77.82
4
75.73
76.27
75.64
5
74.18
74.82
75.36
6
69.55
69.82
74.27
7
71.64
70.36
72.27
8
77.27
76.45
76.91
9
74.55
76.82
76.82
Terhadap data – data diatas setelah dilakukan analisis dengan analisa sidik ragam dengan taraf kepercayaan 95% didapat F hitung < Ftabel untuk semua jenis sepatu, sehingga dapat diartikan bahwa semua desain sepatu mendapatkan persepsi yang tidak berbeda dari responden. Untuk pembuatan sepatu untuk keperluan khusus ini dilakukan dengan dengan mengadakan trial and error untuk polanya menyesuaikan dengan bentuk kaki karena tidak ada cacat yang standar seperti pada kaki normal.
KESIMPULAN Untuk pembuatan sepatu khusus dengan kelainan kaki yang berbeda-beda dapat dilakukan dengan melihat kasus perkasus. Kelainan standar Haluk valgus, ketian kaki yang tidak sama pemolaannya dapat didasarkan pada pemolaan sepatu normal pada umumnya, dengan mevariasi kedalaman hiluxnya sedangkan untuk kelainan panjang kaki yang tidak sama penyesuaian ada pada sol. Untuk cacat kaki yang tidak standar memerlukan ketelitian dalam menentukan bentuk kecacatan kaki sehingga tidak ada rasa sakit saat digunakan
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
112
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
DAFTAR PUSTAKA Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, 2007, Kumpulan Buku Persepatuan, Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta. Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, 2011, Penelitian Berbagai Jenis Konstruksi Sepatu ( Welt Shoes dan California), Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta. Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, 2013, Desain dan Penerapan Ornamen Kotemporer pada Sepatu Kulit dengan Teknik Emboss, Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta. Brashear H.R., Raney.R.B., Hand Book of Orthopaedic Surgery, 10th Edition, The CV Mus by Company., London Miller R,G., Redwood.S.R., 1976, Manual of Shoemaking, C.& J, Clark Ltd, 2nd E dition,London Nordin.M., Frankel.V.H, Basic Biomechanics of Musculoskeletal System,
Third
Edition, Chaine du Bonheur, Swiss. Palastangga.N., Field.D., Soames.R., Anatomy and Human Movement, Structure and Functin, Fifth Edition, Chaine du Bonheur, Swiss Thornton.J.H., 1953, Text Book of Footwear Manufacture, The National Trade Press LTD, London, . Thornton.J.H., 1955, Text Book of Footwear Material, The National Trade Press LTD, London,
113
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
Penelitian Pembuatan Sepatu Untuk ......., Prayitno
ISSN:2477-3298
114