'd . Edisi 5 •
.
.
"'
I (
rerpaiaftan dan Aftuntansi raiaft Tulis S. Meliala, Drs., Akt Francisca Widianti Oetomo, SE
\ ?..?;?; l \ ¥-/s.� �. 9.. •• No
Kloss
hJo
.�q.:.� ...�.{;I?!.-:- �. ..
f.,duk. �?.::'t��Tgl S;.�. :-9::.
�(/J;ali/Beli ........................... .
1J Dari
•
tv,\t\ S
M eAlet la
�· ·······'··· ··············••••••••••
.
{ CG
...
() �\
.'
L.
••
�""bit � emesta Media •
PERPA,JAKAN DAN AKUNTANSI PAJAK, EDISJ 5 Tulis S. Meliala, Drs., Akt, Francisca Widianti Oetomo, SE 1'ata Letak: ,�:,1nastergrafis Desain San1pul: (f.:·mastergrafls Hak Cipta "' 2003, Penebit Semesta Media Pcrtokoan Cahaya Timbul Blok C No. 8 Jl. Moch. Kahfi ll No. 90 Jagakarsa Jakarta Selatan 12640 Telp. 021-7121 B2B4, 7BB8 J:lB:l Faks. 02l-78BB 13133 UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CJPTA ·1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak 1nengumumkan atau men·1perbanyak
suatu ciptaan atau .me1nberi izin untuk itu, dipi
Barang siapa dcngan scngaja rncnyiarkan, mcmamcrkan1 1ncngcdarkan, atau mcnjual kepada u111u1n suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran I"Iak c;ipta atau Hak Tcrkait scbagaimana dimaksucl pada ayat ( 1), dipidana dcngan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
/
rvte1iala, Tulis S.; ()eto1110, Francisca Widianti Perpajaltan_ dan Ak11ntansi _Pajak/'fulis S. Me1iala, Francisca Widianti Oetomo Jakarta: Penerbit Sen1esta Media, 2008. l jil., 17 x 24 cm, 298 ha!.
ISBN: 973-979-16102-4-7 1. P:ijak
2. Perpajakan clan Akuntansi P
!. ,Juclul
TL
Tu l is S. Meliala1 Francisca Widianti ()eton10
Bulw ini dipersembahkan untuk istriku tercinta Mimin Tarmina Dan anak-anak lw dr. Yan O'neil dr. Meily Anggraeni Nina Elvina, SE
g a J
u
a a
Kata rengantar
E
disi ke lima Buku "Perpajakan dan Akuntansi Pajak" ini, ditulis dengan
maksud
untuk
memberikan
pengetahuan
dasar
clan
pokok-pokok, scrta penernpan pcrpajakan yang sering dilakukan
pada masyarakat. Di dalam edisi ke lima ini, relah dilakukan perubahan yang isinya sesuai dengan peraturan un
(Tax Accounting)
difokuskan pada
proses Akuntansinya, dan kbib mcnclrnnkan pada pcnjelasan tcntang di1nana perbedaan atau persa1naan antara Akuntansi rnenurut Standar Akuntansi I<cuangan Indonesia dcngan Akuntansi menurut Perpajakan lndonesi<:l, ataupun bagain1ana sebenarnya Akuntansi n1enurut Undang undang Pajak. Jadi kami bcranggapan bahwa bagi yang mcmpclajari Akuntansi Pajak, n1aka yang bersangkutan telah n1en1pelajari 1\kuntansi n1enurut Standar Akuntansi Kcuangan Indonesia, schingga buku ini disusun ag;ik lcbih mengarah kepada bagaimana pembukuan perusahaan yang sesuai dcngan aturan Pcrpajakan Indonesia. Kami sadari bahwa di dalam penyusunan buku ini masih tcrdapat kekurangan,
tcrutama
dcngan
adanya
perubahan-perubahan
dalam
peraturan perpajakan. Mudah..mudahan buku ini dapat: membantu para pembaca dalam memahami pcrpajakan yang ditcrnpkan di Indonesia.
Perpajakan dan Akuntansi Pajak
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kcpacla Beatrice, Citra, Cynthia, Daniel, Jesica Nyssa, Lenny, Merry, Mulyani Retnowati, Pinkan, Sisca, Sylvia, Trixie, W inda, Yanti, Yonathan
clan rckan scjawat, I�ouisa Maria, Didi,
Alex, Vina, Shiela yang telah membantu dan memberi saran atas penerbitan buku ini, dan semoga buku ini berguna bagi para pembaca Wajib Pajak maupun para
oa
inahasis\va. Bandung,
Agustus 2008
BAB
Penulis
BAil
BAE
BAI
BAI
..
1•
,,_,'
Citra, Sisca, , Didi, 1 buku n
8
para
oanar lsi BAB 1
Perpajakan
1
Pengertian Pajak clan Dasar Hukumnya 4
16 Penggolongan P aj ak 19
Fungs i Pajak
Timbul clan Hapusnya Hut ang Pajak 22
BAB 2
Akuntansi Pajak
27
Pengertian Akuntansi
27
Tujuan Utama Akuntansi 27
28 Akuntansi Menurut Perpajakan 42
Laporan Keuangan
BAB 3
Penetapan Penghasilan dan Biaya Penghasilan 47 Biaya
BAB 4
47
51
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
SS
55 Hak-hak clan Kcwajiban Wajib Pajak serta Sanksi Perpajak an
Konsepsi Dasar
BAB 5
Pajak Bumi dan Bangunan
6S
Beberap a lstilah clan Pengertian yang perlu diketahui
Subjek Pajak Objek Pajak
66 67
P engecualian sebagai objek pajak apabila
67
66
Cara clan Dasar Menghitung Pajak Bumi clan Bangunan 74 Proses Pengenaan PBB 80
P elayanan Kantor PBB 80
Tata Cara Pembayaran PBB 82
Kebe rat an dcrn B and i ng 83 Banding PBB 84 Pembagian Hasil Penerimaan PBB 86
61
L..
Perpajakan dan Akuntansi
BAB6
Pajak
Bea Materai 93 Yang tidak dikcnakan Bea Malcrai 94 Saal Terhutang Bea Ma1erai 95 Cara Pelunasan Bea Materai 95 Sanksi-sanksi 95
BAB 7
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 97 Dasar Hukum 97 Prinsip Undang-undang BPI-ffll 97 Wajib Pa1ak clan Subjck Pajak 98 Saal Terutangnya Pajak 98 Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) 98 Dasar Pengcnaan Pajak 99 Tidak Tcnnasuk Objck Pajak 99 Objek Pajak 99
BAB8
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) 103 Pajak Daerah
I01
BAB 1
Retribusi Daernh 103
BAB9
BAB I
Pajak Penghasilan 105 lJndang-undang Pajak Pen -�hasilan 105 Akunlansi unluk Pajak Pe,1ghasilan 129
BAB 10
BAB I
Pajak Penghasilan Pasr..121 141 Pajak Penghasilan pasal 21 Wajib Pajak PPh pasal 21
141 141
Ti,fak 'fermasuk Wajib Pajak PPh pasal 21 Pemolongan Pajak Pl'h pasal 21
142
142
Pcnghasilan yang Dipolong Pajak 143
BAB I
Tidak Termasuk dalam Pcngerlian Pcnghasilan yang Dikcnakan Pemotongan PPh pasal 21 145 Tcrmasuk dalam pengcrtian kenikmalan lainnya sebagaimmrn dimaksud dalam5.11 A 145
BAB!
Kcwajiban Dan Hak Pemolongan Pajak PPh pasal 21 145 Cara Menghitung Pemotongan PPh pasal21
147
Penghi1ungan !'Ph pasal 21 'Ierhadap Pegawai, Karyawan alau !Cu-yawan Te1ap 150
BAB I
Penghi1ungan PPh pasal 21 Tcrhadap Penghasilan Pcgawai, Karyawan dan Karyawati Harian 154 Pcnghi1ungan !'Ph pasal 21 atas llonorarium Dok1er yang prak1ek di Rumah Saki1 157 Pcnghitungan Pl'h pasal21 alas Honorarium yang jmnlahnya lidak dihitung alas dasar banyaknya hari 159
BAB'
--
Daftar lsi
Penghitungan Pemotongan !'Ph pasal 21 terhadap Penghasilan Karyawati Kawin
160
l'enghitungan !'Ph pasal 21 terhadap Penghasilan yang sifatnya tidak tetap dan pada umumnya diberikan sekali set,1hun
I 61
Penghitungan PPh pasal 2'J atas Pcnghasilan yang diperoleh clalam mata uang asing
162
Penghitungan !'Ph pasal 21 Ditanggung oleh Pemberi Kerja, Pemerintah clan Dana Pensiun 163 Penghitungan PPh pasal 21 yang menerima Tunjangan Pajak 165 Penghitungan PPh pasal 21 atas penerimaan Natura clan Kenikmatan lainnya yang diberikan l'emberi Kerja yang bukan sebagai Subyek Pajak 167
l'enghitungan !'Ph pasal 2 l atas uang pesangon, uang tebusan pensiun, dan tabungan hari tua yang dibayarkan sekaligus Akuntansi Pajak Penghasilan pasal 21 BAB 1 1
168
169
Pajak Penghasilan Pasal 22 173 Pajak Penghasilan pasal 22
173
Akuntansi Pajak Penghasilan pasal 22 179 BAB 12
Pajak Penghasilan Pasal 23 181 Pajak Penghasilan pasal 23
181
Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 23 BAB 13
Pajak Penghasilan Pasal 24 189 Pajak Penghasilan Pasal 24
189
Akunransi Pajak Penghasilan Pasal 24 BAB 14
Pajak Penghasilan l'asal 25 BAB 15
191
Pajak Penghasilan Pasal 25 195 195
Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 25 aksud
186
200
Pajak Penghasilan Pasal 26 203 Pajak Pcnghasilan Pasal 26
203
Pengernalian Pernotongan PPh pasal 26 bersifat Final ryawan
BAB 16
Pajak-Pajak Penghasilan Yang Bersifat Final
Nan .di k
Pajak Penghasilan Final 207 207
'farif l\1jak Penghasilan Yang Bersifat: Final 211 Akuntansi Pl'h Final BAB 1 :V
213
PPN dan PPnBM 215 Pengertian PPN Dan l'PnBM Snhyck PPN
215
21 S
205
·---·"('·"·
/./
/
\
·
·-\\
·
- �-
-
. ·....... ...
..\
Perpajakan dan Akuntansi Pajak
/
//
Objek Pajak PPN 217 Cara Kcrja Sistem PPN 219 Penyetoran PPN bagi PI
Saat clan Ternpat Tcrhutangnya Pajak 226 Saat Pembuatan Faktur Pajak Stanclar 228 [)asar Pengcnaan Pajak, "IGrif Pajak dan c;nra lvlenghitl1ng dan Menyetor Pajak 228
Pel
Tari! Pajak 228 Carn Menghinmg Pajak 230 Pcngkrcditan Pajak Masukan 231 Pajak Masukan Yang Tidak Dapat Dikreditkan 232 Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan 232 PPN Atas lla1:ang Mewah Dipnngllt Satu Kali 232 PPN Harang Mcwah Tidak Dapat Dikreditkan 233 Cara Menyctur Pajak 233 Faktur Pajak LB
Jenis-jenis Faktur Pajak 235
yang I
111asa s Fa sernat8 mengh P
Sanksi Tidak Membuat Faktur Pajak 236
Undan
PPN Ditanggung Pemerintah 237
dcngrn
PPN atas Royalty chm Kornisi 238
berten
Perlakuan Akuntansi PPN 239 Perlakuan Akuntansi PPnBM 243
BAB 18
Pcrnba
1.
Leasing 245
w
Jenis-Jenis Leasing Dan Perlakuan Akuntansi 248
p::
Merger 261
ac
P'
Perlakuan Pajak atas Merger 263 Pcrlakuan Akuntansi at8S n1erger 264
BAB 20
]) cL
Pendahuluan 245
BAB 19
Si
l"
Transaksi dengan Mata Uang Asing 269
SC
Transaksi Perdagangan Luar Negeri 269 Pernbukuan Dcngan Mata Uang Asing 271 Pernbelian Aktiva Tetap 271 Utang Piutang Deng,111 Valuta Asing 272 Pcrgescran Rc:siko Rugi llcda Kurs 272 Dcvaluasi 275
2.
Si P:
1J
P' p: St
""'
@,_
"
....
....
in
:nyeror
rerpaiaMan
··.... ..
/? ,'•"�T , \-��.., � .
,
.. ,"''o 1'i . ,
Pembayaran pajak kepada negara yang dilakukan pada sistem perpajakan yang lama sebagian besar merupakan warisan kolonial, sehingga untuk masa sekarang dianggap kurang memperhatikan hak azasi rakyat. Falsafahnya bahwa pajak dipungut hanyalah merupakan kewajiban semata-mata
yang
harus
dilaksanakan
rakyat
secara
pawh
untuk
menghimpun dana bagi pemerintah penjajah. Pada masa sekarang, falsafah pemungutan pajak adalah berdasarkan Undang-Undang
Dasar
1945
yaitu
ben1asarkan
Pancasila.
Sesuai
dengan pendapat Prof. Dr.H. Rochmat Soen.itro,SH. bahwa pajak tidak bertentangan dengan Pancasila.Uraiannya adal 1h sebagai berikut:
1.
Sila PL'rtama Dalam setiap agama yang ada di Indonesia, mengajarkan bahwa setiap warga negara hams patuh pada aturan pemerintahnya. Demikian juga dalam kehidupan bernegara, setiap warga negara wajib membayar pajak. Keduanya tidak bertcntangan, bahkan sejajar. Hanya saja zakat adalah perintah Tuhan YME sedangkan pajak adalah perintah dari pemerintah. Jadi apabila kita membayar pajak maka kita akan mendapatkan pahala karena kita sebagai warga negara tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga mernikirknn lingkungan masyarakat.
2.
Sila Kedua Pada sila kedua ditekankan sikap "Tepa Selira ''. Maksudnya konseptor Undang-undang
haruslah
bcrperikemanusiaan,
demikian
pula
pelaksanaan Undang-undangnya. Misalnya: Orang gelandangan dan orang rniskin tidak dikenakan pajak (diterapkannya pemungutan pajak sesuai dengan daya pikul scscornng).
..
/�1 ;. � � ..-1'i' · · ··iY� \/j \�/?0;rn L...�<;:: .
A ''
Perpajakan dan Akuntansi
3.
Pajak
Peru
Sita Ketiga
un
Pajak n1ernpakan alat pernersatu bangsa� yang mengikat bangsa clan memberikan hidup kepada bangsa. I-Jal ini dapat dilihat dari uang pajak yang telal1 dikumpulkan dari rakyat digunakan untuk mcmbiayai kepcntingan urnurn. 4.
J.
Tent
2.
Tent Pen!
3.
Sita Keempat
198
sosial tehada_p pertanggungjawaban keuangan yang berasal dari rakyat ntau pajak rnclalui perncrintah. Dalam hal ini rakyat mcrnpunyai wcwenang
Sela
n1cla.l.ui vvaki1nya di {)Pll untuk n1cngikuti pcn1ungutan dan pcnggunaan
Non1or
uang rakyat.
No111or
Sila Kelima
Ken penycmi
l.
Hasil pajak digunakan untnk kcpcntingan nmum. Artinya untuk scluruh rakyat Indonesia, bukan hanya pernbayar pajak saja. Pemnngutan pajak clilakukan dari rakyat, olch rakyat clan 1mtnk rakyat,
Tah 2.
perpajakan Indonesia sesuai dcngan pidato sarnbutan Bapak Prcsiden RI.
111 u I
3.
Adapun ciri cL111 coraknya adalah s :bagai bcrikut:
Unc 4.
'Tanggungjavvab rnengenai penunai�1n kewajiban pajak berada pada anggota pajak
dibcri
kcpcrcayaan
penuh
untuk
da["lt
199
mclaksanakan
kegotongroyongan nasional melalui sistern menghitung clan rnenyetor sendiri pajak yang terutang
Sclanjut
(self Assessment).
1.
2.
Disamping perubahan sistern clan mekanismenya, juga terdapat perubahan didalarn pcngcrtian subyek pajak, obyck pajak, tarif clan scbagainya, yang rnaksudnya
·
Untuk
mcwujudkan
pemerataan
pengenaan
pajak,
keadilan
uu
4.
uu
Bar
adanya penyelundupan pajak. juga para wajib pajak akan 111e1npnnyai kedudukan sebagai warga negara yang tcrhormat karena kepercayaan yang diperoleh wajib pajak untuk menghitung pajaknya sendiri, sehingga dengan demikian akan mcnambah harga diri dan kebanggaan sebagai warga ncgara yang berpcran aktif dalam pernbangunan nasional.
uu
uu
3.
pernbcbanan, kescderhanaan, kepastian hukumnya dan rncnutup kemungkinan Dcngan adanya unclang··unclang perpajakan yang sekarang ini, diharapkan
Pai< den
masyarakat wajib pajak itu sendiri. Wajib
Paj< den
Pemungutan pajak inerupakar perwujudan, pengabdian dan pcran serta \vajib pajak untuk pembiayaan negara clan pcmbangunan nasional.
3.
Unc (dit;
Atas Undang-undang yang baru ini.
2.
Unc Peq
dimana sistem dan 1nekanis111enya rnenjadi ciri tersendiri dah1n1 siste1n
1.
Tent Bare
Pcnerapan si!a kccrnpat ada!ah bahvva rakyat dapat rnelakukan pengendalian
5.
6 ta'
Kcmudi ·
scbagai 1.
Ket
uu
Tai·
B AB1: Perpajakan
Perubahan sistem perpajakan Indonesia tersebut climulai sejak clikeluarkannya ;sa dan 1ak yang :ntingan
unclang-undang perpajabn pada tanggal 31Desember1983 yaitu: 1.
Tentang ketentuan umum clan tata cara perpajakan (undang-undang Nomor
2.
Tentang
6 tahun1983).
pajak
penghasilan
atau
yang
disebut
Undang-undang
Pajak
Penghasilan 1984 (undang-undang Nomor 7 Tahun 1983). 3.
B<1rang Mcwah arat1 yang discbut Undang-undang Pajak Pcrtambalrnn Nilai
�ndalian
1984 (Undang-undang ta bun 1983 ).
yat atau !\VCThlrtg �gunaan
Tentang Pajak Pcrtambahan Nilai Barang dan .Jasa serta Pajak Penjualan atas
Sclanjutnya, pada tanggal 27 Dcscmbcr 1985, dikeluarlrnn undang-undaug Nomor 12 tahun 198.5 tentang Pajak Bumi clan Bangunan serta Undang-undang
Nomor l 3 tahun 1985 tentang Bea Materai. Kernudicrn seluruh
1.
siste1n
idcn RI.
ranggal
9
November
1994,
pemerintah
menetapkan
Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Ketentuan Umum clan Tarn Cara
Pcrpajakan (KUP) disempurnakan dengan Unclang-unclang Pajak Nomor 9
: rakyat, i
pada
penyempurnaan Undang-undang Pajak yang tcrdiri atas:
'fahun 1994 yang berlaku 1 Januari 1995. 2.
Undang-undangNornor 7 Tahun1983 Pajak Penghasilan (PPh) clisempurnakan (ditambah clan diubah) dengan Undang-u ·1dang Nomor 10 Talrnn 1994 yang
mulai berlaku 1 .Januari 1995 Undang-luJ
Undang-undang Nomor l2 Tahun l 983.
·ta wajib anggota
4.
rubahan
'a, yang
keadilan
1ra yang
1ghitung
diri clan
angunan
dcngan Undang-undang Nomor12 tahun 1994 yang herlaku tanggal 1 januari
Selan1utnya pada tahun 1997 dikcluarbn pula: 1.
\JU RI Nc>.17 talrnn 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak
2.
Ull Rl No.18 rnhun 1997 tcntang PajakDaerah dan RctribusiDacrah
3.
\JU RI No.19 tahun1997 tcntang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
4.
U\J RI No.21 tahun l 997 t:entang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan.
mgkinan
arapkan'
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) disempurnakan (ditarnhah clan cliubah)
1995.
sanakan r sendiri
Pajak Pertambaban Nilai (PPN) discmp mrnkan (ditambah clan diubah)
dcngan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1994 yang berlaku l Januari 1995
Kemudian dikcluarkan pula Undang-Undang Pajak tahun 2000 sebagai bcrikut: 1.
Ketentm111 UmurnDan 'fata Cara Pcrpajakan.
\JU No. 6 'fahun 1983 scbagaimana yang telah diubah dengan UU No. 9 Tahun 1994 chm UU No. 1 6 Tahun 2000.
Perpajakan dan Akuntansi
2.
Pajak
Pajak Pcnghasilan.
!ndone:
UU No. 7 Tahun 1983 sebagaimana yang tclah diubah dengan UU No. 7 3.
Tahun 1991, UU No. HJ 'fahun 1994, clan UU No. 17 Tahun 2000.
bersam
Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa dan Pajak Penjualan Barang
seharu�
Mewah.
1nenun1
Un
UU No. S Tahun 1983 scbagairrnma yang tclah diubah dcngan UU No. 11 4.
5.
De
Tahun 1994 clan UU No. 18 Tafum 2000.
menjaL
Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.
pemeri1
UU No. 19 Tahun 1997 sebagaimana yang telah diubah dcngan \JU No. 19
1uran 8
Tahun 2000.
secara
Bea Pcrolchan Hak Atas Tanah Dan Bangunan.
Kas Ne
UU No. 21 Tahun 1997 scbagainwu yang tclah diubah dengan UU No. 20
Per
'fahun 2000.
(tagcnf diwuju prasar�
PENGERTIAN PAJAK DAN DASAR HUKUMNYA
kepcnti
Pada bab ini kita akan berkenalan dengan apa yang discbut pajak. Mula-mula kita
SebaJ
akan n1elihat kepada definisinya, bagain1ana asal usulnya, dari siapa, siapa yang
Perwj
ha.ms mcmungutnya, dan untuk apa saja digunakan pajak tersebut.
(
l
\ '
r.+ I
Pajak adalah luran rakyat kep: da kas negara berdasarkan undang-undang sebagai perwujudan pengabcian dan peran serta rakyat untuk membiayai negara dan pembangunan nasional
;:1
peng; Perai
i
Dari dcfinisi ini kita akan bahas dan analisa di bawah ini lcbih lm1jut menu rut
MemJ danP Nasio
sehing�
urutannya untuk mcmudahkan kita dapat memahaminya.
diharg'
Di dalam hidup berkelompok haruslah ada aturan-aturan yang rnengatur kehidupan kelompok tersebut dimana terdapat hak
/uran negara kepada kas negara berdasarkan UU
hak dan kewajiban antara
Peny
individu-individu dengan
kelompok clan antar kelornpok dengan individu. Pada
Untuk
kelompok nrnsyarakat yang besar, kelompok tersebut
pcrsya1
kita sebut negara. Setiap individu mempunyai hak-
keaclila
hak dan kewajiban tcrhadap pemerintahnya sebagai
M·
warga· negara, den1ikian juga pe!nerintah n1en1punyai
pada
hak-hak dan kewajiban kcpada individu-individu tcrsebut (rakyatnya). Dalam hal pcrwuj udan hak-hak dan kewaji ban ini, aturannya tclah dijabarkan dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2 yang mcrnpakan hasil persctnjuan DPR Republik
adil,m ':';J
1.
Eq
Eg ya
/ B ABl:
JU No. 7 n
Barang
J No. 11
Perpajakan
(
Indonesia, yang berarti bahwa pemungutan iuran tersebut telah disetujui rakyat bersama pemerintah yang dituangkan ke clalam bentuk Undang-unclang. Untuk melaksanakan hak-hak dan kewajiban-!<ewajiban tersebut, maka seharusnya menjalankan kewajiban terlebih dahulu, dan baru kemudian dapat menuntut haknya. Demikian juga halnya clidalam perpajakan, rakyat harus terlebih dahulu
menjalankan ke'vvajibannya sebagai warga negara, yaitu memberikan iuran kepada lJ No. 19
pemer intah, setelah itu barn bisa menuntut haknya sebagai warga negara. Jacli iuran aclalah merupakan suatu kewajiban yang hams clilaksanakan oleh rakyat secarn teratur pacla waktu tertentu kepacla pemerintah clengan membayarnya ke
U No. 20
Kas Negara. Pemerintah seharusnya berkewajiban kepada rakyat untuk memberikan (cagenpresratie) jasa timbal kepacla rakyat diwujudkannya
clalam
yang sifatnya tak langsung, yaitu
pembangunan-pembangunan
berbagai
sarana
clan
prasarana yang kcgunaannya bukan sccara individual tctapi ditujukan kepada kepentingan umum yaitu masyarakat. mula kita apa yang
Iuran
negara tersebut
Perwujudan dan
kewajiban
pengabdian,
: menurut mengatur
yang
Sebagai
clan
cliserahkan aclalah
rakyat
kepacla
kas
semata-mata · perwujudan
pengabdian
kepada
negara yang
merupakan partisi)aSi anggota masyarakat di dalam memenuhi pembiayaan negara clan pembangunan
Peran serta untuk
clan nasional. Hal ini
Membiayai Negara
dibayar oleh rakyat merupakan eksp�esi/perwujudan
dan Pembangunan Nasional
dari kesadaran diri sencliri. Dapat clia . rtikan bahwa
berarti bahwa iurnn yang
clari jiwa kegotongroyongan nasional yang datang clengan parrisipasi tersebut, setiap wajib pajak telah ikut berperan serta dalam pembangunan nasional,
sehingga selayaknyalah setiap warga negara yang ikut berperan serta tersebut dihargai atau dihormati oleh negarn yang bersangkutan.
apat hak lu dengan idu. Pada
k tersebut J.yai hak a sebagai �mpunyai ijabarkan Rcpublik
Penyusunan Undang-undang Pajak Untuk penyusunan undang-undang pajak cliharapkan benar-benar memenuhi persyaratan yang tepat sehingga unclang-undang tersebut mencerminkan adanya keadilan, kepastian hukum, ekonomi clan tepat (tepat waktu,tepat biaya). Menurut Adam Smith dalam bukunya pacla tahun 1776 memberikan kriteria,
"Wealth ofNation"
yang diterbitkan
bahwa agar undang-unclang pajak itu
adil, maka sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.
Equality dan Equity
Equality dan Equity atau kesamaan mengandung arti bahwa setiap orang
yang beracla dalam keadaan yang sama harus dikenakan pajak yang sama.