RENCANA INDUK PENELITIAN Universitas Kristen Satya Wacana 2015 – 2045
Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711 Telp. (0298) 321212
Satya Wacana – Setia Kepada Firman
Motto Menyegani Tuhan adalah Pangkal Pengetahuan
KATA PENGANTAR Riset merupakan tugas sentral universitas dalam mengolah, mengembangkan ilmu pengetahuan. Pengembangan ilmu pengetahuan yang dilakukan universitas melalui kegiatan-kegiatan riset memungkinkannya untuk melayani masyarkat dan bangsa dengan lebih baik, baik itu dalam layanan-layanan pendidikan maupun pengabdian masyarakat. Melalui riset universitas tidak hanya sekedar menjadi agen dalam proses difusi pengetahuan yang diperlukan oleh berbagai kalangan tetapi universitas dapat mengambil peran aktif mengembangkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Melalui riset, program-program pengabdian masyarakat, baik itu berupa advokasi kebijakan kepada pemerintah-pemerintah maupun program empiris kepada berbagai komunitas masyarakat mendapatkan penguatan baik dari sisi kekuatan teori maupun dukungan data. Karena peran sentralnya dalam kehidupan sebuah universitas, maka sektor riset dalam universitas perlu dikelola dengan makin baik.
v
Salah satu bentuk upaya peningkatan kualitas pengelolaan bidang penelitian adalah dimilikinya sebuah rencana strategis (renstra). Dengan adanya renstra di bidang riset, universitas dapat dengan lebih baik memumpun mayoritas kekuatan sumber dayanya pada pilihanpilihan tindakan yang perlu diprioritaskan agar dapat lebih efektif mencapai tujuan-tujuan strategisnya di bidang penelitian. Memang memiliki renstra saja tidak cukup. Komitmen dan konsistensi universitas dalam mengimplementasikan renstra menjadi faktor krusial dalam menjelaskan kinerjanya. Namun renstra merupakan sebuah dokumen penting yang mendokumentasi arah pengembangan universitas untuk memajukan bidang risetnya yang akan menuntun seluruh tindakan penyelenggaraan universitas dalam bidang riset. Renstra riset UKSW ini dinamakan Rencana Induk Penelitian (RIP) Universitas Kristen Satya Wacana. Ia telah disusun berdasarkan kajian yang mendalam atas berbagai fenomena yang terkait dengan dan memengaruhi perkembangan bidang riset di UKSW, baik itu kondisi-kondisi internal maupun eksternal. RIP ini menjelaskan pilihan strategis apa yang ingin dicapai UKSW dalam bidang riset dan bagaimana itu akan dicapai. Berhadapan dengan
vi
kondisi keterbatasan sumber daya tetapi dengan juga menyadari kepemilikan jejaring kelembagaan yang berpotensi memungkinkan UKSW untuk mengakses sumber-sumber daya eksternal, melalui Renstra ini UKSW menetapkan bidang-bidang prioritasnya dalam rangka mencapai research excellence, mengingat UKSW tidak dapat melakukan segala hal. Hanya hal-hal yang mungkin tetapi sekaligus yang tepat yang akan dilakukan UKSW. Semoga
vii
viii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................
v
DAFTAR ISI ...............................................................................
viii
I
PENDAHULUAN .............................................................
1
II
KONDISI DAN LINGKUNGAN STRATEGIK RISET UKSW......................................................................
III
RENCANA INDUK PENELITIAN 2015–2045 .............
IV
BIDANG FOKUS RISET UKSW 2016–2020 ..................
55
V
RENCANA STRATEGIK RISET UKSW 2016–2020 ....
62
VI
PENUTUP ..........................................................................
81
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................
82
16 42
ix
x
I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian dan Batasan Rencana Induk Penelitian UKSW 2015–2045 Rencana Induk Penelitian UKSW tahun 2015–2045 adalah arahan pokok penelitian UKSW jangka panjang dan merupakan pengejawantahan visi dan misi UKSW berdasarkan refleksi terhadap sejarah UKSW yang tahun ini genap berusia 60 tahun dan di dalam konteks Pembangunan Nasional dan Kompetisi Global.
1.2 Motivasi dan Fondasi Rektor pertama UKSW, Dr. O. Notohamidjojo, S.H., tanggal 30 November 1956 mengatakan “Tiap-tiap masyarakat mempunyai perguruan tinggi yang layak dipunyainya”, dan tugas pertama P.T.P.G. – K.I (yang tahun 1960 bernama Universitas Kristen Satya Wacana - UKSW) adalah: “Memelihara dan
mengembangkan ilmu, mencari kebenaran berdaulat, yang mentransendensikan manusia, bangsa dan negara”. Dengan demikian, kebenaran yang mentransendensikan itu adalah suatu kesaksian. Sebagai kesaksian, ilmu dimaksudkan untuk kebahagiaan sesama manusia dan bagi Soli Deo Gloria. Oleh sebab itu, sejak hari pertama berdirinya, UKSW telah meletakkan keyakinan dasar dan sikap atas pencarian kebenaran ilmiah, “Menyegani Tuhan adalah Pangkal Pengetahuan” (Amsal 1:7a).
1.3 Visi dan Misi UKSW Tahun 2016 UKSW berumur 60 tahun, 7 tahun lebih muda dari Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. Tujuh belas tahun pertama keberadaan UKSW, yakni sejak berdirinya tahun 1956 sampai dengan tahun 1973, di tengah-tengah kancah pergumulan Indonesia yang baru merdeka dan dalam kecamuk serta dinamika nasional Indonesia, para pendiri UKSW berhasil membangun sosok dan bentuk dasar dari UKSW. Pendiri UKSW berhasil merumuskan dasar-dasar, visi, dan misi UKSW; dan dengannya telah membimbing perjalanan
2
UKSW sampai mencapai umurnya yang ke-60. Oleh sebab itu, dalam konsistensinya dengan sejarah, visi dan misi UKSW, Rencana Induk Penelitian UKSW ini adalah pengejawantahan visi dan misi UKSW tersebut dalam tantangan kekinian. Visi UKSW Rumusan Visi UKSW adalah sebagai berikut: 1. Menjadi Universitas Scientiarum, untuk pembentukan persekutuan pengetahuan tingkat tinggi, yang terikat kepada pengajaran kebenaran (alethea) berdasarkan pada realisme Alkitabiah. 2. Menjadi Universitas Magistroum et Scholarium untuk pembentukan minoritas yang berdaya cipta (creative minority) bagi pembangunan dan pembaruan masyarakat dan negara Indonesia. 3. Menjadi
pembina
kepemimpinan
untuk
berbagai
jabatan dalam masyarakat (termasuk gereja) yang sedang membangun.
3
4. Menjadi radar dalam situasi perubahan kebudayaan dan politik, mensinyalir, mencatat perubahan-perubahan itu. 5. Menjadi pelayan yang memberi kritik yang normatif kepada gereja dan masyarakat Misi UKSW Untuk mewujudkan ke-5 visi UKSW itu maka UKSW telah menetapkan 6 misi-nya, yakni: 1. Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu: (a) Pendidikan dan pengajaran tinggi; (b) Penelitian; (c) Pengabdian kepada masyarakat. 2. Melaksanakan Perguruan Tinggi Kristen Indonesia, yang kegiatan-kegiatannya pada satu pihak mempunyai motivasi dan merupakan bentuk perwujudan Iman Kristen yang Oikumenis dan pada pihak lain menjawab secara tepat dan bertanggung-jawab situasi sosiokultural dan kebutuhan bangsa serta negara Republik Indonesia..
4
3. Mendorong dan mengembangkan sikap serta pemikiran yang kritis-prinsipial dan kreatif-realistis, berdasarkan kepekaan hati nurani yang luhur dan dibimbing oleh Firman Tuhan. 4. Mewujudkan pusat pemikiran dan pengalaman untuk pembinaan kehidupan yang adil, bebas, tertib, serta sejahtera. 5. Mencari dan mengusahakan terdapatnya hubungan yang bermakna antara iman Kristen dengan berbagai bidang ilmu dan kegiatan atau pelayanan. 6. Mengajar, mendidik, dan membentuk manusia-manusia yang bertanggungjawab yang berpedoman pada kebenaran, keadilan, dan kasih.
1.4 Pengejawantahan Visi dan Misi UKSW dalam Rencana Induk Penelitian UKSW 1. Menjadi Universitas Scientiarum untuk Soli Deo Gloria Pengetahuan
ilmiah
adalah
pengetahuan
sistematik
yang diperoleh melalui penerapan metode ilmiah dalam
5
memahami kenyataan empirik. Penelitian menghasilkan pengetahuan,
dan
dengannya
(a)
meningkatkan
pengetahuan manusia dan menjawab keingintahuannya, (b) meningkatkan pemahaman atas kenyataan empirik secara berkualitas, (c) memahami kelebihan dan keterbatasan pengetahuan ilmiah dan menjadikan manusia lebih bijak dalam bersikap terhadap kenyataan empirik maupun pengetahuan rasional; dan (d) baik proses maupun hasil penelitian, yakni pengetahuan, dimaksudkan untuk memuji Tuhan,
karena pengalaman akademik yang digumuli
UKSW terjadi sebagai pengalaman intelektual dan pengalaman iman (Notohamidjojo, 1956; Laporan Rektor UKSW, Periode 2011-2012, Hal. 2). 2. Menjadi Universitas Riset dalam Upaya Pembentukan Pemimpin-Intelektual Persekutuan masyarakat ilmiah tingkat tinggi (Higher Learning Society) bukan dimaksudkan bagi dirinya, tetapi menjadi sumberdaya penting dalam menjalankan tanggungjawab pendidikan (de Magistrorum et Scholarium) dalam
6
rangka mendidik calon pemimpin yang berdaya cipta, guna pembangunan dan pembaharuan masyarakat dan negara Indonesia (Statuta UKSW) dan untuk berkiprah dan berkompetisi secara global (Grand Strategy Siklus 50 tahun ke dua UKSW, 2004; Rencana Induk Riset Nasional 20152045). Dalam pendidikan tinggi yang berbasis pada kegiatan pembelajaran melalui kegiatan riset maka mahasiswa pada berbagai aras belajar merumuskan masalah, memecahkan masalah secara ilmiah, serta memperkembangkannya dalam tanggung-jawabnya yang lebih luas, sebagai PemimpinIntelektual. 3. Menjadi Radar dan Memberikan Jalan Keluar pada Persoalan Masyarakat, Bangsa, dan Negara Indonesia UKSW lahir dan berada di tengah-tengah pergumulan Bangsa dan Negara; dan dalam paruh kedua dari 100 tahun pertama keberadaan Negara Republik Indonesia, UKSW berada di tengah-tengah bangsa dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta orang dan dalam konteks dinamis perubahan dan transformasi ideologi, politik,
7
ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia. Melalui penelitian, UKSW harus menjadi radar yang mampu mendeteksi dan mendefinisikan masalah bangsa yang dihadapi serta tantangan-tantangan yang muncul, serta mengusulkan jalan keluarnya. Tantangan-tantangan itu dapat berupa tantangan sosial-kultural, sosial-ekonomi, politik, ideologi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Tantangan itu mungkin berasal dari dalam negara Indonesia sendiri maupun dari luar masyarakat Indonesia. 4. Meningkatkan Kesejahteraan Manusia Melalui Pengembangan Teknologi dan Kreativitas Masyarakat Pengetahuan ilmiah yang walaupun bersifat terbuka, namun prinsip-prinsip dan akumulasinya, dapat dan telah digunakan dalam pengembangan teknologi dan kreativitas manusia dan masyarakat. Ilmu pengetahuan dan teknologi bukanlah sistem tersendiri yang mengalienasi dirinya dalam ruang penelitian dan laboratorium saja sehingga mewujud sebagai sebuah menara gading yang terpisah dari masyarakat sekitarnya. IPTEK harus mampu menjadi sarana bagi
8
seluruh warga masyarakat untuk bisa membawa Indonesia menuju masa yang gemilang. Untuk itu IPTEK dituntut mampu mencari berbagai pilihan langkah pemecahan persoalan-persoalan kemasyarakatan dan kebangsaaan yang ada dengan tetap menggunakan lensa perilaku yang kritis, obyektif, rasional dan prinsipil, sehingga pada akhirnya dapat menjawab kebutuhan riil masyarakat Indonesia. 5. Menjadi Bagian dari Upaya Pembangunan Bangsa Penelitian dan pembangunan pengetahuan keilmuan suatu bangsa telah menjadi salah satu tolok ukur penting pembangunan bangsa. Secara lebih luas kemajuan pengetahuan keilmuan menjadi dasar penting literasi bangsa dan sumber inspirasi, inovasi, dan kreativitas masyarakatnya. UKSW harus memberi sumbangan kepada kemajuan pengetahuan masyarakat secara umum, meningkatkan literasi masyarakat dan bangsa melalui karya penelitiannya maupun melalui manusia terdidik yang dihasilkannya. Peran UKSW sebagai Universitas riset hendaknya memiliki peran yang signifikan dalam melahirkan sumber daya manusia
9
yang berdaya cipta, inovatif, profesional, sadar budaya dan beretika. 6. Meningkatkan Daya Saing Bangsa dan Knowledge-based global economy. Satu dari 10 Core Policy Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana dalam penerjemahan visi dan misi UKSW adalah “Pengembangan Penelitian untuk Mengembangkan Ilmu dan Daya Saing Bangsa” (Core Policy 9; Dokumen Grand Strategy Siklus 50 tahun kedua UKSW, 2004). World Economic Forum mendefinisikan Kedayasaingan (Competitiveness) sebagai seperangkat institusi, kebijakan, dan faktor-faktor yang menentukan aras produktivitas ekonomi dan yang selanjutnya menentukan tingkat kesejahteraan yang dapat dicapai suatu negara (We define competitiveness as the set of institutions, policies, and factors that determine the level of productivity of an economy, which in turn sets the level of prosperity that the country can earn). Berhadapan dengan Knowledge-based global economy [yang ditandai dengan adanya keterbukaan ekonomi dalam konteks global, adanya
10
kompetisi dan saling ketergantungan antar bisnis, investasi, maupun perdagangan] maka daya saing negara sangat penting. Dalam hal ini, kemajuan pengetahuan keilmuan dan inovasi teknologi sebagai unsur daya saing. Korea Selatan adalah contoh bagaimana negara yang kondisi masyarakat di awal kemerdekaan sama dengan Indonesia, namun Korea Selatan telah menjadi negara yang sangat maju berkat kemajuan dalam bidang Sains dan Inovasi. Dokumen Rencana Induk Riset Nasional 2015-2045 menggunakan Korea Selatan sebagai contoh success story dan pembandingan. Membandingkan kemajuan pembangunan Indonesia dan Korea Selatan, khususnya pembangunan ekonomi, Indonesia berada dalam tahapan efficiency-driven. Sebaliknya Korea Selatan telah memasuki innovationdriven. Dua indikator penting akan hal ini adalah publikasi pada jurnal ilmiah bereputasi dan jumlah HAKI yang dihasilkan. Oleh sebab itu, RIP disusun dengan melakukan benchmarking pada perguruan tinggi di Korea Selatan sebagai pembanding dalam membangun model keterlibatan UKSW pada daya saing global Bangsa Indonesia.
11
1.5 Metodologi Penyusunan RIP UKSW 2015–2045 1. Rencana Induk Penelitian 2015–2045 merupakan upaya pengejawantahan Visi dan Misi UKSW dalam bidang penelitian. Perancangannya dilakukan oleh suatu Satuan Tugas Universitas yang terdiri atas Pimpinan Universitas, Pimpinan Fakultas, Pimpinan Program Studi, dan Pusat Studi (SK No.489/Rek./2/2014) 2. Dalam perancangan RIP UKSW 2015–2045, tatanan kelembagaan yakni Statuta, Visi, dan Misi UKSW dalam konteks Pengalaman Sejarah UKSW merupakan acuan dasar (Statuta Universitas Kristen Satya Wacana tahun 2000) 3. Dalam penerjemahan Visi dan Misi UKSW ke dalam RIP, maka sumberdaya kebijakan kelembagaan yang relevan dengan penelitian dipertimbangkan, yakni: (a) Core Policy dalam Dokumen Grand Strategy Siklus 50 tahun ke dua UKSW (2004; (b) Rencana Strategis Universitas Kristen Satya Wacana 2011–2021; dan, (c) Arahan Pimpinan UKSW, khususnya
12
arahan
untuk
UKSW
menuju
Universitas Riset (Laporan Rektor UKSW, Periode 2012– 2013, Hal. 5). 4. Dipertimbangkan pula faktor-faktor dakhil terutama kekuatan-kekuatan sumberdaya internal UKSW (Postur dan Kinerja Tenaga Akademik serta sarana dan prasarana) maupun tantangan-tantangan lingkungan sekitar, yakni persaingan dan pemeringkatan antar perguruan tinggi yang menjadi relevan karena terkait reward dan punishment oleh pemerintah dan masyarakat terhadap UKSW. 5. Penyusunan RIP UKSW 2015-2045 ini juga mencermati batasan
legal
penyelenggaraan
pendidikan
sebagaimana diamanatkan dalam Republik
Indonesia
No.12
Tahun
tinggi,
Undang-Undang 2012
tentang
pendidikan tinggi; serta mempertimbangkan (a) Rencana Induk Riset Nasional 2015–2045, (b) Dokumen Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia menyongsong satu abad Kemerdekaan. 6. Dalam rangka penjabaran RIP UKSW 2015–2045 ke dalam kebijakan strategis, khususnya penentuan research
13
cluster, maka dilakukan pula pemetaan dan penilaian kekuatan penelitian (Research Strength) research field 10 tahun terakhir. Research cluster ini dilampirkan sebagai dokumen internal UKSW yang dievaluasi secara berkala. 7. Untuk menangkap pandangan dan pikiran mengenai prioritas penelitian di UKSW di masing-masing unit pelaksana penelitian telah dilakukan pemaparan dan diskusi masukan dengan semua Ketua Program Studi di UKSW dan para Ketua Pusat Studi. Perlu dicatat bahwa unsur pimpinan telah terepresentasi dalam tim Satuan Tugas Penyusunan Rencana Induk Penelitian. 8. RIP UKSW telah pula diputuskan dalam Rapat Senat UKSW (Keputusan Rapat Senat Universitas tanggal 28 April 2016) 9. RIP UKSW 2015–2045 akan disosialisasikan ke seluruh unit pelaksana manajerial dan akademik dan menjadi pedoman pengembangan peta jalan riset dan pengembangan inovasi pada aras unit pelaksana penelitian.
14
II KONDISI DAN LINGKUNGAN STRATEGIK RISET UKSW
2.1 Deskripsi Kondisi Capaian Penelitian UKSW UKSW dalam tradisi akademiknya melaksanakan tridarma perguruan tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Seperti juga hampir semua PT di Indonesia, dalam 25 tahun pertama UKSW, aktivitas akademik PT di Indonesia lebih terutama menekankan pada pelaksanaan untuk kegiatan pendidikan dan pengajaran. Hasil karya penelitian semua tenaga akademik UKSW didaftarkan dan difilekan di dalam sistem database penelitian UKSW yang bernama RIS (Research Information System UKSW). Adapun kinerja penelitian UKSW berdasarkan publikasi absolut pada berbagai jurnal dipaparkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kinerja Penelitian UKSW 3 Tahun Terakhir Jenis Karya Penelitian
2013
2014
2015
Jurnal Internasional
68
60
42
Jurnal Terakreditasi
17
14
9
Jurnal Belum Terakreditasi
129
179
145
Prosiding Internasional
69
65
74
Prosiding Nasional
155
200
83
Buku / Book Chapter
72
84
67
Sumber: ris.uksw.edu, olahan
Data Tabel 1 menunjukkan bahwa output riset dan pemikiran intelektual UKSW dalam 3 tahun terakhir disalurkan terutama dalam bentuk seminar nasional dan jurnal nasional belum terakreditasi. Namun demikian, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, jumlah exposure dalam bentuk konferensi dan prosiding internasional serta Jurnal Internasional meningkat. Yang cukup memprihatinkan ialah jumlah publikasi di Jurnal Nasional Terakreditasi justru sangat sedikit. Dari data publikasi di Jurnal Internasional, umumnya dipublikasikan pada jurnal
16
dengan Impact Factor rendah. Ada dalam jumlah yang sangat terbatas publikasi pada jurnal ber-impact factor tinggi, namun hampir sebagian besar (dari jumlah yang sedikit itu) merupakan bagian dari karya Doktor di luar negeri atau bagian dari program pasca-doktoral di luar negeri. Ada sejumlah publikasi buku, terutama buku ajar. Buku referensi masih dalam jumlah yang terbatas. Selanjutnya, karya berbentuk Paten dan Hak Cipta walaupun dalam jumlah terbatas mulai meningkat dalam 3 tahun terakhir terutama dengan dibukanya kantor yang khusus menangani hal-hal tersebut. Pada saat ini telah terdaftar 108 karya yang diajukan sebagai hak cipta dan 15 karya dari staf akademik diajukan sebagai paten.
2.2 Benchmarking UKSW di Tingkat Nasional Saat
lingkungan
Pemerintah
eksternal
Indonesia
menjadi
menggunakan
begitu
kompetitif,
indikator-indikator
pemeringkatan Perguruan Tinggi yang dipakai secara global untuk menilai perkembangan Perguruan Tinggi di Indonesia, tidak terkecuali UKSW (Lihat misalnya Keputusan Menristekdikti Nomor 492.a/M/Kp/VIII/2015
17
tentang Klasifikasi dan Pemeringkatan Perguruan Tinggi di Indonesia tahun 2015; dan Naskah Akademik Klasifikasi dan Pemeringkatan Perguruan Tinggi Indonesia 2015). Dalam hal ini, UKSW berada dalam besar 100, Ranking 64 Nasional (Tabel 2). Data pemeringkatan tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa kualitas penelitian UKSW dan kegiatan mahasiswa masih merupakan faktor kritis rendahnya posisi UKSW di tingkat Nasional. Mengenai rendahnya posisi UKSW dalam kinerja Riset UKSW pada tahun-tahun sebelumnya diakibatkan dari lemahnya sistem pengarsipan dan ketertiban administrasi riset UKSW pada beberapa waktu lalu, karena kemudian oleh Kemenristekdikti pada bulan Agustus 2016 mengumumkan peringkat Riset UKSW ke dalam peringkat 20 dari lebih dari 3000 PT di Indonesia berdasarkan kinerja penelitian UKSW tahun 2013–2015, dan oleh sebab itu berada dalam kelompok perguruan tinggi dengan status Mandiri (Tabel 3). Perlu dicatat bahwa penilaian peringkat ini dievaluasi setiap tahun (Surat Dir. Riset dan Pengabdian Masyarakat 18 Agustus 2016; dan Lampiran Surat No 2331/DRPM/ TU/2016, 18 Agustus 2016).
18
Tabel 2. Peringkat UKSW Dibanding Perguruan Tinggi Nasional Lain Tahun 2016 Kual. SDM
Kual. Manaj.
Kual. Keg. Mah.
No
Nama PT
1
Institut Teknologi Bandung
3.93
3.9
1.9
Universitas Gadjah Mada
3.99
4.0
Universitas Indonesia
3.86
Universitas Sebelas Maret
Universitas Islam Indonesia
2 3 4 5 6 7 8
Kual. Penel. & Pub.
Skor PeringTotal kat
4.0
3.743
1
4.0
3.0
3.690
2
3.9
3.9
3.0
3.412
4
3.63
3.9
0.2
2.6
3.035
9
Universitas Diponegoro
3.59
3.8
0.4
2.4
2.983
10
1.83
3.8
0.0
1.4
2.125
51
Universitas Kristen Satya Wacana
3.06
3.2
0.1
0.5
2.026
64
1.51
3.1
0.2
0.9
1.660
122
Universitas Pelita Harapan
Sumber: ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/klasifikasi20151.pdf Catatan: Kualitas SDM dihitung berdasarkan jumlah dosen berpendididikan S3 (12%) dan jumlah dosen dalam jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar (18%). Kecukupan dosen dihitung berdasarkan jumah dosen tetap per jumlah mahasiswa keseluruhan; serta jumlah dosen tetap per jumlah dosen total. Kualitas Manajemen (dengan kontribusi penilaian 30%) tergantung pada (a) Akreditasi Institusi, (b) Jumlah Program Studi terakreditasi A dan B per total Program Studi, (c) Jumlah dana mahasiswa per jumlah dana masyarakat total, (d) lama mahasiswa berstudi; dan (e) IPK. Kualitas penelitian dan publikasi (30%) diukur berdasarkan (a) capaian kinerja penelitian sesuai kriteria DP2M, (b) Jumlah dokumen terindeks Scopus per dosen tetap, dan (c) jumlah artikel ilmiah terindeks Scopus per dosen tetap.
19
Tabel 3. Status Kelompok Penelitian 20 Besar Indonesia Tahun 2016 dibandingkan Tahun 2010–2012 Nama Perguruan Tinggi Institut Teknologi Bandung Universitas Gadjah Mada Universitas Indonesia
Universitas Padjajaran
Institut Pertanian Bogor
Universitas Sebelas Maret Universitas Hasanudin
Universitas Diponegoro Universitas Brawijaya
No. Urut 2010– 2012
No. Urut 2016
2
1
1 3
Status Ris. 2010–2012
Status Ris. 2016
3
Mandiri
Mandiri
2
Mandiri
Mandiri
4
10
6
8
5 7 8 9
5 4 7 9
Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri
Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri
10 11
11
Univ. Pemb. Nasional Veteran Jatim
12
23
Mandiri
Mandiri
Univ. Muhammadiyah Malang
13
17
Mandiri
Mandiri
Universitas Andalas
Universitas Negeri Yogyakarta
14
Mandiri
Mandiri
Universitas Riau
15
12
16
13
Utama
Mandiri
Universitas Guna Dharma
Universitas Negeri Semarang Universtas Jember
Universitas Sriwijaya
Universitas Kristen Satya Wacana
20
17 17 19 20
287
15 30 25 32 35 20
Mandiri
Mandiri
Universitas Airlangga
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
6
Mandiri
Mandiri
Utama Utama Utama Utama Utama
Binaan
Mandiri Mandiri
Mandiri Utama
Mandiri Utama Utama
Mandiri
2.3 Benchmarking Penelitian dengan Perguruan Tinggi di Asia UKSW menurut The Times Higher Education (THE) belum dimasukkan dalam pemeringkatan di Asia. Namun harus dicatat bahwa Universtas Indonesia dengan peringkat 3 Indonesia dengan kinerja Riset peringkat 2 (2016) dan 3 (2010-2012) menurut Ristekdikti berada pada posisi 186 (tahun 2016) menurut THE. Dengan demikian, bahwa kalau posisi UKSW tahun 2016 pada posisi 20 besar maka hal ini menandakan bahwa UKSW selayaknya dapat berada tidak terlalu jauh dari UI dalam peringkat Asia. Dalam hal ini, UKSW harus memenuhi syarat inklusi THE jika ingin berada pada list pemeringkatan THE, yakni publikasi total >1000 paper selama 5 tahun; atau 150–200 paper per tahun.
21
ΣSkor
Tampilan Internasional
Pendapatan Industri
Perujukan Publikasi
Penelitian
Universitas dan Negara
Pengajaran
Peringkat Asia
Tabel 4. Perbandingan Kinerja Perguruan Tinggi di Indonesia, ASEAN, dan Asia
1
National University of Singapore (Singapore)
69.3
84.3
79.4
49.8
96.2
77.4
37
Yonsei University South Korea
41.3
39.7
39.4
75.9
41.5
42.9
55
Ewha Womans University (South Korea)
27.7
22.1
50.4
57.6
34.3
35.6
164
Universiti Kebangsaan Malaysia (Malaysia)
28.6
19.5
10.9
28.4
29.7
20.6–21.8
183
University of Indonesia 20.8 (Indonesia)
9.5
13.9
40.0
37.2
18.0–19.1
2.4 Benchmarking UKSW dengan Yonsei University Korea Selatan Di atas telah ditunjukkan bahwa Korea Selatan dapat dijadikan model perbandingan dalam konteks daya saing negara berbasis riset dan inovasi. Namun demikian, adakah universitas di Korea Selatan yang dapat dijadikan sebagai rujukan pembanding (benchmarking) dalam rangka kebijakan pengembangan riset
22
UKSW? Berdasarkan kesamaan-kesamaan institusional maka universitas yang dapat dipakai sebagai acuan UKSW adalah Yonsei University. Yonsei memiliki peringkat yang sangat tinggi di negaranya dan Asia (Tabel 4), juga memiliki kemiripankemiripan dengan UKSW (Tabel 5). Tabel 5. Kesamaan dan Perbedaan UKSW dan Universitas Yonsei di Korea Selatan Komponen Pembanding
Tahun Berdiri Sifat Universitas Pendiri
Mission
Yonsei Korea
UKSW
1800-an; Nama sekarang dimulai akhir 1950-an Swasta Kristen Horace Grand Underwood,
1956
Seorang Misionaris Kristen Educate future leaders of our society in the spirit of Christianity, fostering a strong and lasting commitment to the principles of truth and freedom
Swasta Kristen 18 Gereja-Gereja Protestan di Indonesia
[Misi ke 6]
Mengusahakan terbentuknya dan membina angkatan-angkatan pemimpin masyarakat yang selain diperlengkapi dengan bekal ilmu pengetahuan dan kepakaran di bidang tertentu, juga memiliki kesadaran pengabdian yang tinggi kepada masyarakat.
23
Komponen Pembanding
Yonsei Korea
UKSW
Jumlah Lembaga Penelitian
40 (120 lembaga penelitian affiliasi)
UKSW memiliki 42 Pusat Studi
Lokasi Kampus
3
3
Jumlah Mahasiswa S1
24.700
14.136
Rasio DosenMahasiswa
11.6
25
Jumlah Maha12.000 siswa Pascasarjana
500
World University Rankings
301
[Tidak masuk dalam perangkingan]
Asia University Rankings
37
[Tidak masuk dalam perangkingan]
Ranking di negaranya
One member of ‘SKY’ universities, a term for the three institutions widely regarded as the most prestigious in Korea
1. 64 Nasional
Figure Alumni Penting
Han Seung-su adalah Mantan Perdana Menteri Korea Selatan dan pernah menjadi president of the United Nations General Assembly
Matori Abdul Djalil pernah menjadi Menteri Pertahanan; Sudamek Owner P.T Garuda Food.
24
2. Salah satu dari 20 perguruan tinggi terbaik di Indonesia untuk performansi penelitian tahun 2016
2.5 Analisis Lingkungan Strategik Penelitian UKSW Selain fondasi visi dan misi kelembagaan dan pemahaman deskriptif terhadap kondisi riset UKSW maka dalam rangka penetapan capaian dan program-program makro-strategis Rencana Induk Penelitian UKSW, maka dilakukan analisis kritis dan penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan variabelvariabel fundamental dan strategik UKSW serta terhadap peluang dan ancaman eksternal Kinerja Riset UKSW. Analisis dan penilaian tersebut dipaparkan sebagai berikut:
Kekuatan 1. Kampus yang dikenal sebagai Kampus Indonesia Mini adalah kekuatan penting UKSW. Bukan saja ditopang oleh 18 gereja pendirinya yang tersebar dari Nias sampai Papua, tetapi susunan warganya secara budaya dan agama sangat beragam. Ini adalah salah satu kekuatan UKSW karena dengan ini UKSW hidup dekat dan mengenal dengan baik pergumulan dan persoalannya dan menjalaninya dalam Keindonesiaan, dengan seluruh permasalahannya.
25
Hidup sebagai warga Indonesia dalam napas UKSW merupakan sumberdaya penelitian yang penting, untuk diperkembangkan dan dicarikan jalan keluar jika ada pergesesan-pergeseran dan persoalan. 2. UKSW memiliki fondasi kelembagaan riset yang kokoh, melalui visi pertamanya: Universitas Scientiarum. Visi ini lahir dalam percaturan sejarah UKSW, didiseminasi dan didengungkan secara berulang dengan berbagai instrumen organisasi (Statuta, Buku Sejarah UKSW, Laporan eksekutif atas pelaksanaannya, dan program pembinaan khusus baik kepada dosen maupun mahasiswa). Dapat dikatakan bahwa visi Universitas Scientiarum dipahami cukup merata di kalangan tenaga akademik dan apalagi pengambil kebijakan. Oleh sebab itu, visi Universitas Scientiarum merupakan kekuatan ideologis UKSW yang memberi pengaruh pada upaya UKSW dalam memberikan kontribusi pada daya saing Bangsa melalui penelitian. 3. Sejak awal berdirinya, UKSW telah menetapkan kebijakan “UKSW seumur hidup”. Maksudnya ialah, hampir semua
26
tenaga akademik dan non-akademik UKSW adalah tenaga tetap, yang penjaminannya temasuk skema pensiun, dan kesehatan. Dengan demikian, tenaga UKSW berada dalam fondasi yang kuat untuk pencanangan “Stable Career Paths” dalam tanggung-jawabnya, terutama dalam upaya peningkatan efisiensi output penelitian kelembagaan UKSW. Riset yang dilakukan oleh ESF (European Science Foundation) terhadap lulusan Doktor di Eropa yang bekerja di lembaga penelitian, didapati bahwa mereka dengan status tenaga tetap menghasilkan luaran yang relevan bagi masyarakat (paten-paten, aktivitas yang terkait dengan masyarakat dan dan dampak karya riset mereka pada kebijakan). Alokasi sumberdaya (misalnya sumberdaya keuangan) dapat lebih terfokus pada mereka yang memiliki karir akademik dengan fokus penelitian yang jelas. Sebaliknya, “short-term contracts hurt recruitment, make retaining talent and knowledge difficult, are an added burden on administration and require constant renewal grands to be written by principal investigators.”
27
Tabel 6. Perbandingan Luaran/Impak dari Tenaga Peneliti Permanen dengan Tenaga akademik Tidak Tetap di European Union. Permanent posts
Temporary posts
Output/Impact
N°
%
N°
%
Presented work at national conference
112
71%
166
65%
Presented work at international conference
112
71%
204
80%
Lead author for peer-reviewed article
111
71%
180
71%
Other author for peer-reviewed article
120
76%
187
73%
Awarded an academic prize
23
15%
27
11%
Produced new research resources or software
44
28%
62
24%
Field a patent
13
8%
11
4%
Registered a new product licence
0
0%
1
0.4%
Had significantimpact on policy
31
20%
18
7%
Received media coverage
41
26%
55
22%
Undertook public engagement activities
35
22%
34
13%
Contributed book chapter
43
27%
58
23%
Published book
13
8%
14
5%
Sumber: European Science Foundation, [tanpa tahun]. Career Tracking of Doctorate Holder. Diakses melalui www.esf.org/career-tracking-pilot, 68p.
4. Walaupun masih dalam tahapan awal, struktur program pendidikan tinggi UKSW on-track menuju Higher Learning Society. UKSW memiliki akreditasi institusi B
28
dan telah memiliki program pendidikan tinggi Sarjana (43 program), Program Magister (10 program), dan Doktor (3 program), dengan jumlah mahasiswa Program Sarjana tahun 2016 sebanyak 14.136 orang. Jumlah mahasiswa yang cukup besar ini merupakan potensi untuk peningkatan kinerja riset berbasis dalam model research-based learning. Demikian pula, dengan jumlah 43 program Pendidikan Sarjana memberi ruang kepada pembentukan Program Studi Magister dan Doktor dalam jalur yang sebidang dengan Program Pendidikan Sarjana. Tabel 7. Struktur Program Pendidikan Tinggi UKSW 2016 Variabel
Progdi S3 Progdi S2 Progdi S1
Kuantitas 3
10 43
Mahasiswa S1
14.136
Mahasiswa S3
43
Mahasiswa S2 Post-doctoral Staf
Rasio Dosen:Mahasiswa
220 0
450
1:31
29
5. Ada komitmen dasar kepemimpinan yang baik untuk mengembangkan bidang penelitian UKSW. Memiliki jabatan eksekutif tertinggi yang khusus mengurus bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Demikian pula setiap tahun diadakan alokasi dana khusus untuk penelitian yang dikompetisikan secara internal, baik di tingkat Fakultas maupun aras Universitas. 6. UKSW memiliki sejarah hubungan kerjasama kelembagaan Internasional yang telah berlangsung lama dengan Universitas Internasional: (Vrije Universiteit Amsterdam, Kwansei Gakuin Univ., Yonsei Univ., Charles Darwin Univ., Silliman University, Sunshine Coast Univ.); Lembagalembaga Internasional, seperti: United Board for Christian Higher Education in Asia, Sydney Univ.; ACUCA, dll. Demikian pula terdapat kerjasama kelembagaan yang cukup banyak dengan pemerintah, perusahaan, perguruan tinggi, dan berbagai lembaga lain di dalam negeri. Juga adanya kepercayaan berbagai lembaga di dalam maupun luar negeri untuk pengelolaan beasiswa.
30
7. Terdapat jejaring alumni yang menempati posisi strategis di pemerintahan, politik, perusahaan, dan bidang akademik hampir di seluruh Indonesia. Dalam jangka panjang sewaktu pendapatan masyarakat meningkat maka alumni dapat menjadi sumber donasi, sebagaimana telah ditunjukkan oleh banyak perguruan tinggi bergengsi di dunia. 8. Tren peningkatan kinerja riset dalam 10 tahun terakhir sebagai modal/kemampuan dasar untuk terus bertumbuh. Ada Star Researchers, walaupun jumlahnya kecil, namun memiliki pengalaman akademik pada sejumlah universitas riset di berbagai belahan dunia yakni di Eropa, Amerika Serikat, Australia, Asia Timur, dan Asia Tenggara.
Kelemahan 1. UKSW dalam sejarah 50 tahun pertama sangat kuat dan menekankan Magistrorum et scholarium dan dengan hal itu UKSW telah melaksanakan salah satu tanggung-jawab utamanya. Dalam 25 tahun pertama kehadirian UKSW, jumlah perguruan tinggi di Indonesia masih relatif sedikit
31
dan kompetisi antar perguruan tinggi masih rendah. UKSW merupakan salah satu perguruan tinggi yang sangat dihargai kontribusinya pada pendidikan sarjana S1-nya, yang keketatan seleksi dan entry barrier-nya sangatlah tinggi. Akan tetapi, dalam 25 tahun terakhir situasi telah berubah, yakni terjadi peningkatan jumlah perguruan tinggi swasta serta meningkatnya kontribusi swasta dalam pendidilan tinggi. Hal ini menciptakan persaingan yang sangat tinggi antar perguruan tinggi. Pada sisi lain, muncul pula tekanan persaingan global terhadap perguruan tinggi di Indonesia, baik itu di tataran Asia Tenggara, Asia, maupun Global. Perguruan tinggi Indonesia baik negeri maupun swasta dituntut untuk mengambil bagian dalam daya-saing bangsa dalam percaturan ekonomi global, yang bersifat terbuka dan kompetitif yang berlangsung melalui mekanisme pasar dalam model ekonomi pasar yang berbasis pengetahuan (Knowledge-based global economy). Tuntutan persaingan yang sangat kuat tersebut menempatkan penelitian universitas menjadi salah satu faktor kritis kemajuan Perguruan Tinggi dan kemajuan Negara. Dengan demikian,
32
dalam konteks persaingan ganda itu, maka kelemahan UKSW bersifat struktural, yakni sistem operasi UKSW (aktivitas akademik, SDM, sarana-prasarana) yang masih menekankan pada pelayanan pendidikan dan pengajaran masih harus diadaptasikan dengan model Universitas Riset. Konsekuensinya, unsur-unsur struktural, organisatoris, dan manajerial UKSW harus berubah, yakni: (a) struktur program akademik, (b) kompetensi tenaga akademik, (c) struktur pendapatan, (d) dukungan sarana-prasarana yang mendukung excellence dalam riset. 2. Konteks historis di pokok kelemahan pertama di atas, memberi konsekuensi pada belum cukup terbangunnya struktur tugas dan tanggung-jawab maupun ketrampilan dan sikap dosen dan tenaga non-dosen dalam merespons kepentingan-kepentingan
riset,
yang
membutuhkan
transformasi sikap mental yang berbeda jika dibandingkan dengan
kegiatan
yang
didominasi
learning. Akibatnya, dosen
dan
oleh
class-based
tenaga
non-dosen
masih menggunakan perspektif mental pengajaran dan administrasi pengajaran (mind-set, administrasi kegiatan,
33
fokus publisitas, jadwal kegiatan, prioritas kegiatan, alokasi waktu, job-list, dan job-description, dll). 3. Implikasi lanjutnya ialah bahwa melakukan riset bukanlah prioritas. Hal mana berakibat pada rendahnya ketrampilan meneliti, serta topik penelitian setiap staf yang belum ada atau terlalu beragam, sehingga tidak fokus. Produktivitas riset belum mencapai rasio minimal per personil, belum merata serta mutu penelitian yang rendah, dan mutu publikasi yang rendah pula. Hal ini juga meletakkan peneliti UKSW dalam posisi tawar yang rendah dalam penelitian kerjasama internasional. 4. Implikasi lanjut dari pokok 2 dan 3 ialah rendahnya budaya riset ilmiah.Budaya akademik objektif antara lain peer-review system yang belum menjadi budaya. Sikap asal publikasi pada jurnal internasional tanpa mempertimbangkan reputasi jurnal dan implikasinya pada reputasi akademik UKSW secara internasional, dan publikasi hasil penelitian di tataran internasional belum memenuhi standar kualitas jurnal yang diperhitungkan. Akhirnya, berimplikasi pada
34
rendahnya sitasi total UKSW maupun jumlah dosen yang karyanya disitasi secara internasional, dan rendahnya daya saing UKSW di tataran internasional. 5. Dengan total SDM akademik sebanyak 450 staf tahun 2016, tentunya tidak besar dibandingkan dengan perguruan tinggi utama di Indonesia, apalagi pada tataran global. Tambahan pula, proporsi tenaga akademik yang bergelar Doktor dan Profesor untuk berbagai kepentingan riset masih terbatas. Hal ini menghambat peningkatan ukuran angkatan peneliti yang komponen utama penelitian dan publikasi ilmiah. 6. UKSW adalah perguruan tinggi swasta yang sumber pembiayaan aktivitasnya bukan APBN tetapi terutama dari masyarakat. Dalam kurun waktu yang panjang sumberdaya financial UKSW terutama bersumber dari masyarakat melalui biaya studi mahasiswa. Sampai dengan tahun 2016, persentasi penerimaan dari mahasiswa melebihi 80%. Riset masih belum menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi universitas.
35
7. Walaupun secara khusus UKSW telah melengkapi struktur organisasi pimpinan Universitas dengan jabatan Pembantu Rektor Urusan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, namun struktur organisasi riset secara menyeluruh masih belum kuat. Di tingkat fakultas tidak terdapat struktur pelaksana penelitian profesional kecuali merupakan tugas fungsional tri-darma perguruan tinggi dari setiap dosen, yang adalah bagian dari Program Studi yang per definisi adalah menjalankan Kurikulum Pendidikannya. Pada sisi lain, terdapat 42 Pusat Studi yang manajemen dan tataorganisasinya lebih bergantung pada individu-individu yang berminat. Tatanan tugas dan terutama tanggungjawab ilmiah sebagai “core business”-nya masih harus dibangun.
Peluang 1. Banyak sekali sumberdaya riset dan konteks unik Indonesia yang memberi peluang pelaksanaan kajian penelitian yang unik, yang tidak dimiliki negara lain: ideologi negara; keanekaragaman manusia, budaya dan agama; kondisi
36
kepulauan, sumberdaya laut dan maritim; karakteristik penyakit tropik, past history, dll. Dalam sejarah, Indonesia telah menjadi ladang penelitian yang menghasilkan ilmuwan-ilmuwan besar tersohor, antara lain: Rumphius, Russell Wallace, Eijkmann, dll. Dengan kata lain, Indonesia memiliki research context yang memberikan keuntungan komparatif. 2. Penelitian berkualitas membutuhkan abundant resources. Sumberdaya ini dapat digali dari sumberdaya dana publik, pengembangan dana abadi, pendapatan mahasiswa, dan research grant. Proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia sebesar 5,6% (2013); 5,1% (2016); 5,3% (2017); dan Pendapatan Indonesia: 2010: US$3005; 2015: US$3300; 2025: US$13.000–14.900; 2045: US$46.900. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil dalam jangka panjang Indonesia [sebagaimana telah didemonstrasikan oleh China, Korea Selatan, Taiwan]
memberi peluang
potensi sumberdaya finansial yang besar baik dari publik maupun mahasiswa.
37
3. Globalisasi ekonomi dan integrasi global yang difasilitasi oleh antara lain teknologi informasi membuka lebar kepada internasionalisasi perguruan tinggi, kerjasama internasional, dan collaborative research antar sesama peneliti internasional. Banyak tawaran kerjasama internasional dengan sejumlah perguruan tinggi. Ristekdikti juga memberi ruang lebar kepada kerjasama riset internasional. Kesempatan ini akan dapat dimanfaatkan jika kelemahan-kelemahan SDM sebagai peneliti dapat diperbaiki secara simultan. 4. Meningkatnya kesadaran akan pentingnya penelitian dalam pengambilan keputusan. Pemerintah semakin menyadari akan pentingnya kebijakan publik berdasarkan bukti nyata (evident-based). Demikian pula, pihak swasta di Indonesia sangat menyadari pentingnya peningkatan nilai tinambah produk dan jasa berdasarkan riset yang kuat dan berkualitas dalam rangka daya saing global.
Ancaman 1. Pada sistem Perguruan Tinggi Indonesia dan global yang berbasis persaingan terbuka maka salah satu ancaman
38
utama UKSW ialah brain-drain jika tidak diikuti dengan (a) penguatan solidaritas kelembagaan, dan (b) advantages lain UKSW yang kompetitif. Dalam sejarah UKSW, banyak S3 yang tumbuh di UKSW justru tidak mengabdi di UKSW setelah yang bersangkutan menyelesaikan studinya. Ancaman itu karena peluang karier dan ekonomi yang ditawarkan oleh Perguruan Tinggi atau institusi lain yang dipandang oleh yang bersangkutan lebih menggiurkan. 2. Di samping harus berhadapan dengan kenyataan bahwa Perguruan Tinggi negeri ditopang dengan sumberdaya yang jauh lebih besar ketimbang Perguruan Tinggi swasta, maka munculnya Perguruan Tinggi berafiliasi asing di Indonesia atau Perguruan Tinggi yang didirikan oleh pihak swasta lain (yang digerakkan, berafiliasi dan merupakan instrumen dari bisnis perusahan-perusahan besar di Indonesia). Halhal ini memunculkan persaingan antar Perguruan Tinggi yang sangat tinggi dan ketat. UKSW harus menyesuaikan dengan lingkungan kompetitif yang ketat itu melalui peningkatan produktivitas ilmiahnya dan memberi return
39
dalam hal sumber-sumber daya penelitian seperti SDM dan dana. 3. Peluang munculnya lembaga-lembaga riset non-universitas, independen dan menjadi kompetitor bagi UKSW. 4. Skema pembiayaan riset yang berbasis kinerja bilamana tidak ditopang respon yang memadai bisa menjadi hambatan.
40
III RENCANA INDUK PENELITIAN UKSW 2015–2045
3.1 Target dan Tahapan Kontribusi Riset UKSW 2015 – 2045 pada Daya Saing Bangsa 3.1.1 Target Kontribusi Riset UKSW 2015–2045 pada Daya Saing Bangsa
Pada tahun 2045, UKSW menjadi salah satu universitas di Indonesia yang menyumbangkan kedayasaingan Indonesia di sektor pendidikan tinggi dalam bidang riset. UKSW berada dalam 20 besar PT Indonesia berdasarkan kinerja risetnya. Saat itu pula UKSW di-list sebagai salah satu universitas di Indonesia di tingkat Asia dalam pemeringkatan perguruan terbaik Asia menurut Times Higher Education World University Rankings.
3.1.2 Tahapan Kontribusi Riset UKSW 2015–2045 pada Daya Saing Bangsa Pencapaian kontribusi Riset UKSW sampai tahun 2045 di bagi ke dalam 3 tahapan: 1. 2015 s/d 2025 Tahapan Konsolidasi dan Pemantapan riset UKSW dalam list 20 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia. 2. 2025–2035 Pada tahun 2035, UKSW diperhitungkan dalam Times Higher Education World University Rankings. Times Higher Education World University Rankings memeringkat 980 perguruan terbaik dunia [World University Rankings; WUR] dengan capaian minimal 150-200 publikasi riset per tahun di Jurnal Internasional Berkualitas (peerreviewed International Journal (Catatan: Times Higher Education World University Rankings menerapkan prinsip eksklusi bahwa suatu perguruan tinggi dikeluarkan dalam list WUR jika universitas tersebut tidak memiliki program
42
sarjana atau jika luaran penelitian mereka tidak melebihi 1000 artikel dalam 5 tahun terakhir (Pemeringkatan 20162017 digunakan data 2011 - 2015) dan dengan jumlah minimal 150 paper yang dipublikasikan dalam, per tahun). 3. 2035–2045 Pada tahun 2045, UKSW mengokohkan posisinya dalam 20 besar perguruan tinggi terbaik Indonesia menurut pemeringkatan Ristekdikti, dan merupakan salah satu PT dalam 20 besar peringkat Reputasi PT di Indonesia. Pada tahun 2045, UKSW diperhitungkan dalam <1000 PT World Reputation Rankings menurut Times Higher Education World University Rankings.
3.2 Kebijakan Makro Strategis Untuk mencapai target Kontribusi Riset UKSW 2015–2045 pada Daya Saing Bangsa dan tahapan pencapaiannya dan mempertimbangkan kondisi dan lingkungan strategik UKSW [Bab II], berikut adalah kebijakan makrostrategis untuk pencapaiannya.
43
3.2.3 Peningkatan Kuantitas Penelitian untuk Mencapai Kuantitatif Publikasi di Jurnal Internasional Minimal 150 per tahun secara konsisten dan HAKI (i) Peningkatan jumlah peneliti handal melalui sejumlah instrumen sistem dan perangkat universitas: (a) Peningkatan jumlah program studi S2 dan S3. (b) Peningkatan daya tampung mahasiswa S2 dan S3. (c) Penambahan
jumlah
tenaga
akademik
untuk
memenuhi syarat legal-formal, mengisi pendirian program studi baru, dan untuk meningkatkan rasio dosen:mahasiswa. (d) Peningkatan jumlah tenaga akademik bergelar doktor dan yang memiliki Jafa Lektor Kepala dan Profesor; (e) Re-design kurikulum Pascasarjana yang berbasis riset. Adapun indikator-indikator pencapaian dapat dilihat pada Tabel 8.
44
Tabel 8. Skenario Peningkatan Jumlah Peneliti UKSW 2015–2045 2016
2025
2035
2045
Progdi S3
3
10
15
20
Progdi S2
10
17
25
30
Progdi S1
40
45
48
50
14.000
17.000
20.000
23.000
1700
2500
3450
0
25
50
100
450
680
1050
1446
1:31
1:25
1:20
1:17,5
Mahasiswa S1 Mahasiswa S2/S3 Post-doctoral Staf
Rasio Dosen:Mahasiswa
(ii) Secara terus menerus membangun dan memperbaiki sistem reward berbasis kinerja berdasarkan output publikasi dan HAKI (iii) Transformasi postur UKSW menjadi Universitas Riset yang meminimalkan beban administratif dan memaksimumkan pembelajaran (learning) dan discovery, melalui: (a) Reformasi tugas dan manajemen tenaga akademik dan non-akademik,
45
(b) Transformasi Postur Pendidikan Formal Tenaga Akademik; (c) Penetapan Prioritas Penelitian UKSW dan Fokus Penelitian setiap tenaga akademik. 3.2.4 Peningkatan Kualitas dan Impak Penelitian Ukuran kinerja riset Perguruan Tinggi yang mengukur kualitas adalah banyaknya jurnal karya ilmiah yang dipublikasikan pada Jurnal dengan impak faktor tinggi dan kepemilikan HAKI. Berikut
adalah program-program makro-strategis
untuk mencapai tujuan dimaksudkan: (i) Penetapan 10 Prioritas Penelitian UKSW (Lihat Bab V) dan penajaman dan re-evaluasi research-gap berdasarkan perkembangan keilmuan yang terus updated. (ii) Penstrukturan Learning Process ke dalam 5 aras belajar dalam skema Universitas Riset: (a) Preparatory years untuk mendorong input undergraduate yang berkualitas. (b) Undergraduate Program
46
(c) Master (d) Doctoral (e) Postdoctoral (iii) Pengarus-utamaan penelitian (Research Mainstreaming) dengan mengintegrasikan 4 aras belajar utama (Sarjana, Magister, Doktor, dan Post-doktor) dalam Pusat Studi/Departemen dengan fokus penelitian dan arahan pengembangan karier yang jelas dan terintegrasi, baik tenaga akademik mauupun non akademik. (iv) Pengembangan riset-riset inovatif berdasarkan kekuatan komparatif Indonesia guna peningkatan nilai tambah produk dan jasa yang berimplikasi pada kedayasaingan di dalam sistem knowledge global economy. (v) Pengembangan riset yang memecahkan problem fundamental dalam pembangunan yang hasil penelitian itu memberi impak besar pada kebijakan publik. (vi) Mengimplemetasikan Research Excellence. Sistem riset didorong untuk mempublikasikan karya Ilmiahnya ke dalam Jurnal Ilmiah dengan impact factor antara 0,5–
47
1,5 dan atau jika dinormalkan dengan Indeks Scimago berada pada klasifikasi Q4–Q3. Pada tahun 2045, 50% publikasinya terpublikasi pada Jurnal Internasional berimpak faktor 1,5 s/d 2 (atau jika dinormalkan berada pada klasifikasi Scimago Q3 dan Q2. Paling tidak 10 bidang penelitian fokus UKSW terpublikasi pada Jurnal Ilmiah Papan Atas dengan impact factor >4 atau masuk dalam kategori Scimago Q2-Q1. Untuk itu akan dilakukan: (a) penetapan 10 Research Priority dan memastikan konsistensi pelaksanaannya, (b) pengembangan dan penerapan Peer-Review System secara internal maupun eksternal, (c) Penguatan Research Infrastructure pada 9 Research Priorities, (d) Menciptakan budaya unggul dalam penelitian (Creating a culture of research excellence). (vii) Membangun sistem training dosen junior dan mahasiswa dalam hal ketrampilan penelitian. (viii) Meningkatkan Produktivitas Penelitian melalui penetapan fokus penelitian, pemantapan konsistensi bidang riset, peningkatan ketrampilan penelitian yang terukur pada output publikasi dan HAKI.
48
(ix) Meningkatkan kerjasama penelitian International dengan memanfaatkan jejaring tradisional yang sudah ada dan menginisiasi riset kerjasama berdasarkan Bidang Prioritas. (x) Menerapkan Budaya Akademik dan Etik Dalam Penelitian dan Publikasi, dengan memastikan terlaksananya (a) research ethics yang diterima pada tararan internasional, (b) pemberlakuan Peer Review System semua karya ilmiah UKSW sebelum dipublikasikan, (c) Mendorong budaya publikasi di Jurnal Ilmiah Terakreditasi Nasional dan Internasional. (xi) Mencegah terjadinya Brain-drain tenaga akademik yang berkualitas: (a) Peningkatan Solidaritas Kelembagaan dan skema penghargaan non-material berhadapan dengan Lingkungan eksternal yang kompetitif. (b) Pengembangan sistem Promosi Jabatan Lektor Kepala dan Profesor. (c) Secara berkala dan terus-menerus mengevaluasi take-home pay tenaga akademik dan non-akademik.
49
(xii) Menerapkan Manajemen Penelitian yang Profesional melalui (a) penempatan orang-orang yang berpengalaman manajemen penelitian atau melatih para peneliti senior dalam kemampuan manajemen penelitian, dengan memfokus pada: (i) membangun sinergitas sistem administrasi dengan aktivitas riset, (ii) membangun sinergitas antara riset di pusat studi dengan kontrak penelitian dengan pihak luar UKSW, (iii) membangun sistem keuangan dan output riset yang akuntabel; (b) memperkuat keterkaitan riset universitas dengan kebutuhan industri, dan atau pemerintah; (c) Pengelolaan Talented Researchers dengan dukungan Infrastruktur. 3.2.5 Penciptaan Struktur Finansial UKSW yang Pro Riset (i) Peningkatkan skala ekonomi Universitas untuk Menangkap Peluang Ekonomi Negara (a) Meningkatkan jumlah mahasiswa total ke level 18.000 mahasiswa S1, tahun 2025 menjadi 21.500 dan tahun 2035 menjadi 25.500 mahasiswa melalui peningkatan
50
daya tampung mahasiswa per progdi, penambahan jumlah progdi S1, S2 dan S3. (b) Meningkatkan jumlah total dan rasio mahasiswa Pascasarjana menjadi 10,5 % pada 2025, 12,5% pada 2035, dan 15% pada 2045. Melalui peningkatan daya tampung mahasiswa S2 dan S3, dan membuka Program Studi S3 pada program S2 yang sudah berjalan. (c) Menyesuaikan penerimaan keuangan mahasiswa dengan peningkatan purchasing ability dari orang tua. (ii) Menurunkan rasio pendapatan Universitas secara gradual dari ±80% bersumber mahasiswa tahun 2016 menjadi 70% tahun 2025, 65% tahun 2035, dan 55 % tahun 2045, melalui: (a) Meningkatkan pendapatan hibah Dikti (b) Melakukan upaya peningkatan pendapatan kontrak industrial (c) Meningkatkan pendapatan dalam kontrak dengan Pemerintah Daerah.
51
(iii) Meningkatkan efisiensi pengelolaan penelitian, dengan menurunkan biaya produksi per satuan Research Paper berkualitas dengan cara pemberian topangan finansial berdasarkan prioritas dan kinerja. (iv) Investasi dan Dukungan Sarana & Prasarana pada 10 Bidang Penelitian Prioritas [sebagai gambaran; tahun 2016 di Korea Selatan $50.000 per satu fokus riset tanpa dibatasi]. (v) Sejalan dengan pokok sebelumnya, dan dalam rangka peningkatan
produktivitas
dan
research
excellence
diperlukan teknologisasi metodologis penelitian dengan melakukan investasi bidang-bidang keilmuan yang menunjang riset pada 10 fokus penelitian prioritas. (vi) Pemanfaatan dan Pengembangan aset-aset intelektual UKSW dalam perspektif komersial/entrepreneurial.
52
IV BIDANG FOKUS RISET UKSW 2016–2020
Berdasarkan dokumen sejarah, peta kekuatan penelitian UKSW, dan masukkan-masukkan dalam Tim Perumusan serta paparan dengan Pusat-Studi Pusat Studi dan Program Studi, berikut adalah 10 IssueIssue Penting Persoalan Pembangunan Indonesia yang merupakan pergumulan UKSW. Terhadap issue-issue penelitian UKSW akan mengambil bagian dalam penelitian menurut kekuatan disiplin ilmudisiplin ilmu yang dimilikinya dan/ atau melalui pendekatan multi dan interdisiplin dalam menggarap persoalan-persoalan prioritas guna sumbangannya pada daya saing Bangsa. Jadi suatu Pusat Studi atau Kelompok Penelitian atau Individu Peneliti dapat menggarap satu atau lebih issue baik melalui pendekatan monodisplin maupun multidisiplin atau interdisiplin guna penyelesaian satu atu lebih issue prioritas. Indikator penilaian yang paling penting dalam penilaian riset adalah fokus bidang garapan, konsistensi, dan output riset
(Publikasi dan HAKI). Pokok-pokok ini akan dievaluasi secara berkala dengan mempertimbangkan capaian riset, kesiapan PusatPusat Aktivitas Riset UKSW (Lembaga Penelitian, Pusat Studi, Kelompok Peneliti, dan individu). 1. Identitas Indonesia a. Gereja, Agama-Agama dan Negara b. Agama dan Kebudayaan c. Sains, Teknologi dan Agama 2. Manusia Indonesia dan Globalisasi a. Keanekaragaman, Migrasi, Adaptasi, dan Penyebaran b. Struktur Populasi, Ageing dan Kebijakan Kependudukan c. Indonesia dan Politik Internasional d. Kompleksitas Sosial 3. Bahasa, Seni dan Daya Saing Bangsa a. Bahasa, Komunikasi dan Literasi b. Lagu Gereja, Kebudayaan Lokal dan Global
54
4. Dinamika Hukum dan Politik a. Struktur, Tatanilai dan Dinamika Perubahan Masyarakat dan Negara b. Hukum Nasional, Otonomi Daerah, dan Kearifan serta Otoritas Lokal c. Politik Indonesia dan Kepemimpinan d. Konflik dan Perdamaian 5. Pendidikan dan Pembelajaran a. Pendidikan, Literasi dan Transformasi Manusia Indonesia b. Pengembangan Kurikulum c. Inovasi Pembelajaran dan Aplikasi Teknologi Pembelajaran d. Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan e. Peran dan Kompetensi Guru dan Konselor f. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan 6. Sumberdaya Khas Indonesia dan Kedaulatan Pangan a. Pengembangan Sumberdaya Tumbuhan Khas Indonesia
55
b. Pemanfaatan Sumberdaya Laut dan Perairan Lainnya di Indonesia c. Sistem Pertanian, Produksi Pangan dan Kemandirian Pangan d. Inovasi Pangan Lokal Indonesia e. Mikrobiologi Pangan dan Lingkungan f. Industri Pangan g. Pembangunan Desa dan Kedaulatan Pangan 7. Kesehatan a. Kebijakan Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat b. Penyakit-penyakit Non-communicable c. Indikator Kimia, Biokimia dan Molekuler dalam Kesehatan, Instrumentasi Medik Gizi dan Kesehatan d. Biomaterial e. Senyawa Bioaktif dan Antioksidan f. Physical Activity & Inactivity g. Kesehatan Mental, Mental Illness dan Well-being h. Open Space & Recreation
56
8. Ekonomi, Kelembagaan dan Daya Saing Nasional a. Kelembagaan Ekonomi dan Pembangunan Regional b. Inovasi dan Knowledge-based Economy c. Ekonomi Digital dan Akuntabilitas d. Entrepreneurship e. Manajemen Bisnis f. Sumber Daya Manusia 9. Teknologi Informasi, Kontrol, dan Kecerdasan Buatan a. Sistem Informasi Berbasis Sistem Cerdas b. Teknologi Jejaring dan Keamanan Data (Data Security) c. Software Engineering (a.l. games) d. Speech, Audio dan Image Processing e. Kontrol Robotika f. GIS, Komputasi Matematik, Statistik Terapan dan Aplikasi Teknologi Komunikasi
57
10. Pembangunan Berkelanjutan a. Kemiskinan dan Lingkungan b. Pengelolaan dan Pengembangan Energi, Energi Baru dan Terbarukan c. Perubahan Iklim, Konsekuensi dan Mitigasi d. Pengelolaan dan Mitigasi Bencana e. Jender dan Pembangunan Karakter Bangsa
58
V RENCANA STRATEGIK RISET UKSW 2016–2020
5.1 Target Konsolidasi dan Pemantapan riset UKSW dalam list 20 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
5.2 Tujuan a. Meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi hasil-hasil penelitian dan pemikiran sivitas akademi UKSW di jurnal internasional terindeks Scopus. b. Meningkatkan daya saing nasional penelitian dan pemikiran sivitas akademi UKSW melalui publikasi di jurnal ilmiah terakreditasi nasional. c. Meningkatkan kemampuan peneliti muda dan potensial di Lingkungan UKSW.
d. Meningkatkan jumlah produk ilmiah, teknologi yang dipatenkan dan memperoleh Hak Cipta. e. Meningkatkan Intellectual Social Responsibility (ISP) melalui publikasi artikel ilmiah popular di media massa. f. Peningkatan publikasi atas hasil karya seni maupun karya lainnya yang mempunyai pengaruh (impact) terhadap bidang keilmuan terkait, masyarakat dan bangsa.
5.3 Strategi a. Penetapan research priorities yang termasuk national dan global competitiveness, dengan mempertimbangkan kekuatan yang dimiliki. Fokus khusus pada comparative advantages setempat/ Indonesia. Jabaran secara detil disajikan di Bab IV. b. Pengembangan sistem pemeringkatan penelitian. Strategi ini merupakan langkah untuk mengakomodir seluruh peneliti yang ada di Universitas. Berbasis pada
60
keragaman kapasitas dan kapabilitas, penetapan tingkatan menjadi penting agar semua peneliti dapat berkontribusi secara aktif dalam mengusahakan kegiatan penelitian. Analisis hasil penilaian terhadap luaran Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UKSW 10 tahun terakhir, maka peneliti dan penelitiannya dibagi 3 tingkat (lapisan) penelitian dengan hak dan kewajiban masing-masing. Lapisan penelitian tersebut dijabarkan sebagai berikut. 1. Utama Lapisan ini ditetapkan sebagai 20 kelompok penelitian yang berada di peringkat teratas dari hasil analisis luaran (Lampiran 2). Lapisan ini menunjukkan performansi unggul, ‘International competitiveness’ dan karenanya mempunyai
angka
kualitas
tertinggi
dibanding
kelompok penelitian lain. Sebagai lapisan penelitian yang menjadi ujung tombak penelitian dan pengabdian masyarakat UKSW, maka hak dan kewajiban anggota lapisan ini sebagai berikut:
61
Hak • Memperoleh dana penelitian sampai dengan Rp. 100.000.000 / kelompok penelitian per tahun. • Memperoleh dukungan, bantuan dan kerjasama dari pihak universitas dalam hal kelembagaan, fasilitas, sarana dan prasarana lainnya. • Memperoleh fasilitas pelatihan dan pembinaan/ pengembangan diri anggota kelompok penelitian yang didukung oleh pihak universitas. Kewajiban • Membina dan melanjutkan kerjasama nasional maupun internasional yang telah terjalin • Mencari,
menginisiasi
dan
mengembangkan
kerjasama nasional dan internasional yang baru • Menghasilkan paling sedikit 1 (satu) publikasi bertaraf internasional per tahun dalam bentuk artikel ilmiah pada jurnal bereputasi (impact factor ≥ 1, bergantung kategori jurnal).
62
• Menghasilkan paling sedikit 1 (satu) publikasi bertaraf nasional pada jurnal terakreditasi per tahun. • Berpartisipasi pada paling sedikit 1 (satu) seminar internasional/ tahun atau berpartisipasi pada paling sedikit 2 (dua) seminar nasional/tahun. Kewajiban-kewajiban di atas tidak bersifat menutup kesempatan publikasi dalam bentuk lainnya (HAKI, buku referensi, buku ajar, working paper, desain rekayasa sosial, desain kebijakan publik, desain rekayasa teknologi, artikel media massa, dll.). 2. Madya Lapisan ini merupakan kelompok penelitian yang berada di bawah lapisan utama. Jumlah lapisan ini ditetapkan sebanyak 50 kelompok. Lapisan ini diharapkan dapat meningkatkan
kinerjanya,
mempunyai
‘National
competitiveness’ dan akan dapat berkembang dan naik ke peringkat lapisan utama. Hak dan kewajiban anggota lapisan ini meliputi:
63
Hak • Memperoleh dana penelitian sampai dengan Rp. 50.000.000 / kelompok penelitian per tahun. • Memperoleh dukungan, bantuan dan kerjasama dari pihak universitas dalam hal kelembagaan, fasilitas, sarana dan prasarana lainnya. • Memperoleh fasilitas pelatihan dan pembinaan/ pengembangan diri anggota kelompok penelitian yang didukung oleh pihak universitas. Kewajiban • Membina dan melanjutkan kerjasama nasional maupun internasional yang telah terjalin • Mencari,
menginisiasi
dan
mengembangkan
kerjasama nasional dan internasional yang baru • Menghasilkan paling sedikit 1 (satu) publikasi bertaraf internasional per tahun dalam bentuk artikel ilmiah pada jurnal bereputasi (impact factor 0,5 - 1, bergantung kategori jurnal) atau paling
64
sedikit 1 (satu) publikasi bertaraf nasional pada jurnal terakreditasi per tahun. • Berpartisipasi pada paling sedikit 1 (satu) seminar nasional mapupun internasional/ tahun. • Hak cipta atau paten minimal 1 (satu) / tahun (bersifat opsional dan hanya bagi bidang ilmu yang memungkinkan). • Kewajiban-kewajiban di atas tidak bersifat menutup kesempatan publikasi dalam bentuk lainnya (buku referensi, buku ajar, working paper, desain rekayasa sosial, desain kebijakan publik, desain rekayasa teknologi, artikel media massa, dll.). 3. Pratama Lapisan
ini
beranggotakan
kelompok-kelompok
penelitian yang masih mempunyai banyak ruang untuk berkembang. Lapisan ini diharapkan akan dapat mengembangkan kemampuan dan performansinya agar dapat naik ke jenjang lapisan berkembang dan utama.
65
Hak dan kewajiban dari masing-masing kelompok penelitian dalam lapisan ini meliputi: Hak • Memperoleh dana penelitian sampai dengan maksimum Rp. 25 juta per kelompok penelitian per tahun. • Memperoleh dukungan, bantuan dan kerjasama dari pihak universitas dalam hal kelembagaan, fasilitas, sarana dan prasarana lainnya. • Memperoleh fasilitas pelatihan dan pembinaan/ pengembangan diri anggota kelompok penelitian yang didukung oleh pihak universitas. Kewajiban • Membina dan melanjutkan kerjasama nasional maupun internasional yang telah terjalin • Mencari,
menginisiasi
dan
mengembangkan
kerjasama nasional dan internasional yang baru • Menghasilkan paling sedikit 1 (satu) publikasi bertaraf nasional pada jurnal terakreditasi per tahun.
66
• Berpartisipasi pada paling sedikit 1 (satu) seminar nasional. • Kewajiban-kewajiban di atas tidak bersifat menutup kesempatan publikasi dalam bentuk lainnya (HAKI, buku referensi, buku ajar, working paper, desain rekayasa sosial, desain kebijakan publik, desain rekayasa teknologi, artikel media massa, dll.). 4. HAKI dan Paten Klasifikasi
ini
bertujuan
mengakomodasi
luaran
berbentuk HAKI dan paten, mengingat bahwa kualitas dan impact HAKI dan Paten berbeda dari publikasi ilmiah secara umum. Untuk HAKI, kualitas ditentukan oleh omzet produksi/reproduksi untuk karya dalam bentuk tercetak dan jumlah unduhan untuk karya dalam bentuk online serta luasan diseminasi (untuk bidang yang bersifat non komersial). Untuk paten, kualitas ditentukan oleh luasan implementasi dan kontribusi ekonomi dari paten tersebut (bersifat komersial).
67
Hak dan kewajiban kelompok ini sebagai berikut: Hak: • Dukungan, bantuan dan kerjasama dari pihak universitas dalam hal kelembagaan, fasilitas, sarana dan prasarana lainnya, meliputi fasilitasi promosi dan komersialisasi produk melalui Biro Inovasi Riset (BIR). • Pengembangan berdasarkan pertimbangan tersendiri Kewajiban: • Berkoordinasi dengan BIR dan melaporkan hasil implementasi proses promosi dan komersialisasi produk. • Menanggung beban investasi dan pemeliharaan HAKI. Kinerja, perkembangan dan luaran dari masing-masing akan dievaluasi tiap tahun dan dilakukan analisis ulang mengenai susunan lapisan. Konsekuensi logis dari tindakan ini yaitu: • Jika anggota lapisan tidak dapat memenuhi kewajiban sesuai persyaratan lapisan di mana anggota tersebut ber-
68
ada, maka keanggotaannya akan dicabut dan dipindahkan ke lapisan sesuai dengan performa yang ditunjukkan. • Sebaliknya, jika anggota lapisan menunjukkan performa jauh di atas persyaratan lapisannya dan memenuhi persyaratan lapisan di atasnya, maka keanggotaannya akan ditingkatkan ke lapisan yang sesuai dengan performa yang ditunjukkan. Indikator pencapaian 2015/16
2016/17
2017/18
2018/19
2019/20
Internasional
1/field
1,5/field
2/field
2/field
Nasional (terakreditasi)
1/field
1/field
1,75/ field
1/field
1/field
1/field
Internasional
0/field
0,15/field
0,25/field
0,5/field
0,5/field
Nasional (terakreditasi)
1/field
1/field
1/field
1/field
1/field
0,1/field
0,2/field
0,3/field
0,5/field
1/field
1/field
Lapisan Utama
Lapisan Madya
Lapisan Pratama Internasional
0/field
Nasional (terakreditasi)
0,15/ field
0,25/ field
69
c. Penataan dan penguatan unit-unit produksi pengeta-
huan (peneliti, kelompok peneliti, pusat studi, research institutes) yang terintegrasi dengan struktur dasar Core Management UKSW)
Unit produksi pengetahuan terdiri dari peneliti, kelompok peneliti,
pusat
studi,
research
institutes.
Pemetaan
kelembagaan riset UKSW saat ini menunjukkan bahwa telah ada 42 pusat studi. Namun disadari benar bahwa baik kelompok penelitian maupun pusat studi memerlukan penataan kelembagaan yang lebih baik. Selain itu, unit produksi pengetahuan memerlukan roadmap penelitian yang jelas. Penambahan jumlah peneliti berkompeten yang mampu menggerakkan sistem penelitian/tim penelitian diperlukan. Indikator Pencapaian: • Terbentuknya kelompok-kelompok peneliti sebidang yang keberadaannya dimonitor oleh Universitas serta menghasilkan penelitian-penelitian yang nyata
70
• Terbentuknya Pusat Studi di Aras Universitas, baik yang sebidang maupun interdisipliner yang menghasilkan muatan penelitian dan pengabdian masyarakat • Dihasilkannya 1 penelitian/publikasi/pengabdian masyarakat per tahun bagi tiap kelompok penelitian/pusat studi d. Penataan dan penguatan Sistem Penunjang dan Infrastruktur Riset Aras Universitas (Kantor Riset, Pendanaan
internal dan eksternal, Sarana Prasarana Pendukung: Lab, Komisi etik, dll)
Infrastruktur adalah penunjang penting dalam peningkatan kinerja riset. Untuk itu diperlukan penataan infrastruktur serta sarana prasarana pendukung untuk memacu lajunya peningkatan kinerja. 1. Kantor Riset Keberadaan kantor riset yang bertugas untuk fasilitasi informasi, mengkoordinasi kegiatan serta membantu proses diseminasi dan komersialisasi hasil riset meru-
71
pakan infrastruktur mendasar yang harus ada. Indikator pencapaian: • Keberadaan kantor Riset yang mendukung peningkatan kinerja • Teridentifikasinya sumber-sumber pendanaan potensial bagi penyelenggaraan riset 2. Laboratorium riset Selain itu sarana prasarana pendukung seperti laboratorium yang mutakhir menjadi titik penting dihasilkannya riset-riset yang fundamental dan inovatif. Indikator pencapaian: • Tersedianya laboratorium-laboratorium riset serta SDM penunjang yang memadai 3. Komisi Etik Indikator pencapaian: • Terbentuknya komite etik untuk pelaksanaan riset
72
4. Transformasi budaya universitas berbasis keunggulan Indikator pencapaian: • Terjadi transformasi budaya riset universitas 5. Pengembangan Sistem Diseminasi Hasil Riset (publikasi, seminar, paten, komersialisasi riset inovatif ) Indikator pencapaian: • Terbentuk lembaga sebagai sarana informasi untuk kesempatan publikasi nasional hingga internasional • Jumlah tenaga akademik yang publikasi jurnal, buku, dan seminar skala internasional (terakreditas) bertambah setiap tahun • Terselenggara seminar nasional hingga internasional setiap tahun • Jumlah HAKI di universitas bertambah tiap tahun • Penyelenggaraan riset group dari interdisiplin bidang ilmu
73
6. Penggalangan sumber-sumber pendanaan eksternal Sistem pendanaan UKSW selama ini masih sangat bergantung
pada
mahasiswa. Oleh
karena
itu,
diperlukan penggalangan sumber-sumber pendanaan eksternal secara terstruktur dan intensif, baik dari pemerintah, industri, maupun lembaga donor nasional dan internasional. Indikator pencapaian: • Tercapainya sebaran informasi pendanaan eksternal yang menyeluruh • Meningkatnya perolehan pendanaan eksternal • Meningkatnya persentase dana penelitian universitas 7. Struktur manajemen pro-riset Selain itu, perlu adanya penciptaan dan implementasi struktur manajemen keuangan yang pro-riset, yang dapat menjamin akuntabilitas cash-based, in kind dan impact assessment.
74
Selama ini, hanya akuntabilitas cash-based yang dilakukan, sehingga perlu dilakukan akuntabilitas in kind dan impact assessment, seperti: • Perhitungan sitasi • Kontribusi ekonomi/financial impact dari hasil penelitian (meliputi: luasnya implementasi paten, omzet penjualan/reproduksi/unduhan HAKI) Untuk mencapai kontribusi ekonomi yang tinggi, maka diperlukan penggalakan sistem penunjang dari universitas untuk diseminasi dan komersialisasi riset yang meningkatkan daya saing nasional dan global (melalui antara lain inkubator teknologi bisnis /Intekbis di bawah BIR) • Social and environmental impact Indikator pencapaian: • Terbentuknya sistem perhitungan akuntabilitas in kind dan impact penelitian • Terbentuknya struktur manajemen aras universitas yang mendukung penelitian
75
e. Pengembangan Sistem Kompensasi berbasis Kinerja Riset Sistem kompensasi berbasis kinerja yang komprehensif serta dipahami dengan baik oleh seluruh peneliti akan mendorong peningkatan kinerja. Sistem ini perlu disusun dengan melihat kekuatan yang dimiliki baik oleh lembaga maupun individu peneliti, kelemahan yang dimiliki serta peluang yang ada untuk meminimalisir rendahnya kinerja serta mengoptimalkan peningkatan performa riset. Sistem kompensasi ini dapat berupa insentif kinerja tiap kali luaran dihasilkan, maupun sebagai bagian integral remunerasi berdasarkan
prestasinya
secara
keseluruhan.
Untuk
menjamin keadilan, maka sistem kompensasi tersebut harus didasarkan sistem penilaian kinerja luaran riset yang obyektif. Indikator pencapaian: • Terbentuknya sistem penilaian kinerja luaran riset • Terbentuknya sistem kompensasi riset UKSW • Tersosialisasikannya sistem kompensasi Riset
76
• Program pelaporan hasil penelitian dilakukan secara berkala kepada Kantor Riset UKSW f. Penguatan Kapasitas dan Kapabilitas SDM (Pelatihan, studi lanjut, post doc, peningkatan jumlah SDM, peningkatan kapasitas manajemen proyek) Ujung tombak peningkatan kinerja riset terletak pada kapasitas dan kapabilitas SDM. Oleh karena itu penguatan aspek ini perlu dilakukan secara kontinyu melalui berbagai cara seperti: • Pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh pihak internal universitas maupun eksternal. • Studi lanjut SDM ke jenjang akademik yang lebih tinggi sesuai dengan bidang kajiannya. • Sistem rekrutmen untuk mendapatkan SDM berkualitas. • Pemanfaatan dosen berNIDK untuk pengajaran dan penelitian. • Peningkatan kapasitas manajemen/pengelolaan proyek penelitian secara menyeluruh, baik aspek akademik, organisasi dan financial.
77
• Sistem mentoring atau pencangkokan peneliti muda pada peneliti senior Indikator pencapaian: • Terselenggaranya pelatihan-pelatihan peningkatan kapasitas secara berkala • Terbentuknya kelompok penelitian yang beranggotakan peneliti lanjut dan pemula • Penambahan jumlah tenaga peneliti • Terselenggaranya pendidikan pasca sarjana yang berbasis penelitian g. Pengembangan Penelitian Kolaborasi aras nasional maupun internasioanal (mencakup pendanaan, pengembangan kapasitas dan publikasi)
Kolaborasi dengan lembaga-lembaga terkemuka baik lembaga pendidikan maupun industri sangat mempengaruhi peningkatan kinerja maupun kualitas riset. Kolaborasi dapat berupa pendanaan, pengembangan kapasitas, publikasi, dll. Indikator pencapaian:
78
• Terbentuk kerjasama dengan lembaga-lembaga terkemuka nasional, seperti Kementerian terkait bidang kajian riset dan universitas unggul Indonesia • Terbentuknya kerjasama dalam lingkup Asia Pasifik • Terbentuknya kerjasama dengan industri h. Integrasi Riset dengan Pendidikan dan Pengabdian
Masyarakat sebagai konsep tri dharma PT yang utuh (Pengajaran S1, Pasca Sarjana, Pengabdian Masyarakat berbasis Riset).
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat merupakan segitiga akademik yang harus dijalankan. Dengan berbasis pada riset yang dijalankan, penyelenggaraan pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat menjadi lebih nyata dalam menjawab kebutuhan pengembangan masyarakat. Sebagai langkah konkrit, strategi yang disusun yaitu: • Penataan kurikulum berbasis riset, terutama untuk program pascasarjana.
79
• Integrasi riset ke dalam pengajaran dan pengabdian masyarakat • Peningkatan peran pascasarjana sebagai unit produksi pengetahuan. • Pengubahan individual initiatives ke institution system. Indikator pencapaian: • Terselenggaranya pendidikan berbasis penelitian • Terselenggaranya
kegiatan
pengabdian
kepada
masyarakat berbasis penelitian • Terbentuk pola pembimbingan tugas akhir dengan bidang serumpun. • Tugas akhir mahasiswa dipublikasikan skala nasional ataupun internasional
80
VI PENUTUP
Dokumen Rencana Induk Penelitian UKSW dan Rencana Strategis Penelitian UKSW dalam dokumen ini adalah dokumen kegiatan operasional manajerial riset di UKSW untuk dijabarkan secara lebih teknis kedalam dokumen-dokumen kebijakan turunan dan operasional. Salah satu dokumen internal sebagai konsekuensi dari dokumen ini adalah rincian Peta Jalan masing-masing bidang riset yang terkait pendefinisian research-gap, sumbangannya pada bidang ilmu, luaran inovasi, output publikasi, dan potensi HAKI. Pimpinan Universitas melalui Pembantu Rektor Bidang Riset dan Pengabdian Masyarakat akan menerjemahkannya ke dalam kebijakan-kebijakan turunan serta instrumen-instrumen organisasi dan manajemen.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
82
Lampiran I. Fokus Penelitian Fokus I: Identitas Indonesia
Issue-Issue Strategis
Fakutas, Lembaga Penelitian dan Pusat Studi Core Fakultas/ Program Studi
Pusat Studi
a. Gereja, AgamaAgama dan Negara
Fak. Theologi, Pascasarjana Sosiologi Agama, Pascasarjana Studi Pembangunan, FISKOM
Pusat Studi Demokrasi dan Pluralisme
b. Agama dan Kebudayaan
Fak. Theologi, Pascasarjana Sosiologi Agama, Pascasarjana Studi Pembangunan,
Pusat Studi Agama Asli di Indonesia
c. Sains, Teknologi dan Agama
Fak. Theologi, Pascasarjana Sosiologi Agama
83
Fokus II: Manusia Indonesia dan Globalisasi
Issue-Issue Strategis a. Keanekaragaman, Migrasi, Adaptasi, dan Penyebaran
Fakutas, Lembaga Penelitian dan Pusat Studi Fakultas
Pusat Studi
Pascasarjana Biologi, FKIK
CARC
b. Struktur Populasi, FISKOM, Ageing dan Kebijakan Fak. Psikologi Kependudukan
c. Indonesia dan Politik FISKOM Internasional d. Kompleksitas Sosial
FISKOM FTI (PR)
84
Pusat Studi Kawasan Timur Indonesia (PSKTI) [Pusat Studi Baru] Pusat Studi Kawasan Timur Indonesia Pusat Studi Human Capital Development Pusat Studi Pendidikan Demokrasi dan Civil Society
Fokus III: Bahasa, Seni dan Daya Saing Bangsa Issue-Issue Strategis a. Bahasa, Komunikasi dan Literasi
Fakutas, Lembaga Penelitian dan Pusat Studi Fakultas (Progdi/Group) Pusat Studi FKIP, Fak. Bahasa dan Seni, FISKOM, FTI (PR)
Pusat Studi Bahasa dan Sastra Pusat Studi Bahasa Jawa PSKTI Pusat Studi Literasi Media
b. Lagu Gereja, Kebudayaan Lokal dan Global
Fak. Bahasa dan Seni Fak. Theologia FKIP FTI (Tourism); FISKOM; FTI (PR)
85
Fokus IV: Dinamika Hukum Dan Politik
Issue-Issue Strategis a. Struktur, Tatanilai dan Dinamika Perubahan Masyarakat dan Negara
Fakutas, Lembaga Penelitian dan Pusat Studi Fakultas (Dept/ Progdi/Group) FISKOM, Fak. Hukum, Pascasarjana Studi Pembangunan, Pascasarjana Sosiologi Agama
b. Hukum Nasional, Fakultas Hukum, Otonomi Daerah, dan FISKOM Kearifan serta Otoritas Lokal c. Politik Indonesia dan Kepemimpinan
FISKOM, Fak. Hukum, Pascasarjana Studi Pembangunan, Pascasarjana Sosiologi Agama
d. Konflik dan Perdamaian
FISKOM, Fak. Hukum, Pascasarjana Studi Pembangunan, Pascasarjana Sosiologi Agama
86
Pusat Studi Pusat Studi Demokrasi dan Pluralisme
Pusat Penelitian Hukum
Satya Wacana Peace Center
Fokus V: Pendidikan dan Pembelajaran
Issue-Issue Strategis
Fakutas, Lembaga Penelitian dan Pusat Studi Fakultas (Dept/ Progdi/Group)
a. Pendidikan, Literasi dan Transformasi Manusia Indonesia
FKIP
b. Pengembangan Kurikulum
Progdi Berbasis Pendidikan (FTI, FKIK)
c. Inovasi Pembelajaran dan Aplikasi Teknologi Pembelajaran
Psikologi
Pusat Studi Pusat Studi Literasi Media Pusat Studi e-sistem
Pascasarjana Magister Pendidikan
d. Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan e. Peran dan Kompetensi Guru dan Konselor f. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
87
Fokus VI: Sumberdaya Khas Indonesia dan Kedaulatan Pangan Issue-Issue Strategis
Fakultas, Lembaga Penelitian dan Pusat Studi Fakultas
Pusat Studi
a. Pengembangan Fakultas Pertanian Sumberdaya Tumbuhan Fakultas Sains dan Khas Indonesia Matematika (FSM) b. Pemanfaatan Sumberdaya Laut dan Perairan Lainnya di Indonesia
Fak. Biologi/Magister Biologi
c. Sistem Pertanian, Produksi Pangan dan Kemandirian Pangan
Fakultas Pertanian
Pusat Studi SIMITRO
d. Inovasi Pangan Lokal Indonesia
FKIK (Teknologi Pangan), Fak. Biologi, FSM
Pusat Studi Tempe
e. Mikrobiologi Pangan dan Lingkungan
Fak. Biologi, FKIK,
f. Industri Pangan
FKIK (Tek. Pangan),
FSM FSM
g. Pembangunan Desa FISKOM, dan Kedaulatan Pangan Fak. Pertanian,
88
Pusat Studi Gandum
Puspadeta
Fokus VII: Kesehatan Issue-Issue Strategis
Fakultas
Pusat Studi
a. Kebijakan kesehatan dan kesehatan masyarakat
FKIK
Pusat Studi Kebijakan Kesehatan
b. Indikator kimia, biokimia dan molekuler dalam kesehatan
FSM, FKIK, Magister Biologi
Pusat Studi NIR
c. Biomaterial
Magister Biologi
d. Instrumentasi medik
FSM (Fisika)
Pusat Studi CARC, Pusat Studi NIR
e. Penyakit-penyakit non-communicable
FKIK
f. Gizi dan kesehatan
FKIK, Pertanian, FSM
g. Senyawa Bioaktif dan Antioksidan
Fak. Pertanian, Magister Biologi, FSM (Kimia)
h. Physical Activity & inactivity
i. Kesehatan Mental, Mental Illness dan Well-being j. Open Space & Recreation
FKIK
Fak. Psikologi, FKIK Fak. Pertanian, FKIK
CARC, Pusat Studi Penyakit Metabolik
Pusat Studi Penyakit Metabolik
Pusat Studi Arthritis & Joint Diseases Pusat Studi Gandum Pusat Studi CARC Pusat Studi Penyakit Metabolik
Pusat Studi Arthritis & Joint Diseases
Pusat Studi Penyakit Metabolik Pusat Studi Arthritis & Joint Diseases
89
Fokus VIII: Ekonomi, Kelembagaan, dan Daya Saing Nasional Issue-Issue Strategis
Fakultas
Pusat Studi
a. Kelembagaan Ekonomi dan Pembangunan Regional
Fakultas Ekonomi, Pascasarjana Studi Pembangunan
Pusat Studi Kelembagaan
b. Inovasi dan Knowledgebased Economy
Fakultas Ekonomi, FTI
c. Digitalisasi dan Akuntabilitas
Fak. Ekonomi, FTI
d. Entrepreneurship
Fak. Ekonomi, Pascasarjana Studi Pembangunan
e. Manajemen Bisnis
Fak Ekonomi
f. Sumber Daya Manusia
Fak. Ekonomi, FKIP, Fak. Human Capital Psikologi Development
90
Pusat Studi GMIT
Pusat Studi Perilaku Keuangan
Fokus IX: Teknologi Informasi, Kontrol, dan Kecerdasan Buatan Issue-Issue Strategis
Fakultas
Pusat Studi
a. Sistem Informasi Berbasis Sistem Cerdas
FTI
b. Teknologi Jejaring dan Keamanan Data (Data Security)
FTI, Fak. Teknik Elektro.
c. Software Engineering (a.l. games)
FTI, Fak. Teknik Elektro.
d. Speech, Audio dan Image Processing
Fak. Teknik Elektro., FTI
e. Kontrol Robotika
Fak. Teknik Elektro.
f. GIS, Komputasi Matematik, Statistik Terapan dan Aplikasi
FSM (Matematika), FTI, Fak. Teknik Elektro
Pusat Studi SIMITRO
g. Teknologi Komunikasi
FTI, FISKOM
Pusat Studi Antenna, Communication System and Electromagnetics
Pusat Studi Data Analitik
Pusat Studi Visio Pusat Studi Audio, Music dan Electroacoustics
91
Fokus X: Pembangunan Berkelanjutan Issue-Issue Strategis a. Kemiskinan dan Lingkungan
Fakultas Pascasarjana Studi Pembangunan
b. Pengelolaan dan Pengembangan Energi, Energi baru dan Terbarukan c. Perubahan Iklim, Konsekuensi dan Mitigasi
Pascasarjana Studi Pembangunan,
d. Pengelolaan dan Mitigasi Bencana e. Jender dan Pembangunan Karakter Bangsa
92
Pusat Studi Pusat Studi Sustainable Development
Fak. Teknik Elektro Pascasarjana Studi Pembangunan
Pusat Studi Bencana
Pusat Studi SIMITRO Pascasarjana Studi Pusat Studi Pembangunan, FTI Bencana, Pusat Studi di FIK FISKOM Pusat Studi Jender
Lampiran II. Pemeringkatan Penelitian berdasar Fields of Research (Keterangan: posisi pemeringkatan akan selalu dievaluasi pada setiap tahun) Fields of Research Impacts of Tourism
Industrial Relations Environmental Impact Assessment
Approximation Theory and Asymptotic Methods Automation and Control Engineering
Group Tourism
Business and Management
Environmental Science and Management Applied Mathematics
Mechanical Engineering
Industry Economics and Industrial Organisation
Applied Economics
Stochastic Analysis and Modelling
Statistics
Organic Chemical Synthesis
Organic Chemistry
Cheminformatics and Quantitative Structure-Activity Relationships
Medicinal and Biomolecular Chemistry
Medical Biochemistry: Nucleic Acids
Medical Biochemistry and Metabolomics
English as a Second Language
Languange Studies
Microbial Ecology
Microbiology
Soil Biology
Fish Physiology and Genetics Biological Physics
Public Economics- Publically Provided Goods
Urban and Regional Economics
Tier
Tier I: Utama/ International Competitiveness
Soil Sciences
Fisheries Sciences
Other Physical Sciences Applied Economics
Tier II:
Applied Economics
Madya/National Competitiveness
93
International Economics and International Finance
Applied Economics
Translation and Interpretation Studies
Languange Studies
Environmental and Natural Resources Law
Law
Ecological Physiology
Ecology
English and Literacy Curriculum and Curriculum and Pedagogy (excl. Pedagogy LOTE, ESL and TESOL)
Optimisation
Environmental Science and Management not elsewhere classified
Numerical and Computational Mathematics Environmental Science and Management
Innovation and Technology Management
Business and Management
Nanochemistry and Supramolecular Chemistry
Macromolecular and Materials Chemistry
Musicology and Ethnomusicology
Computer Vision
Marketing not elsewhere classified
Performing Arts and Creative Writing
Artificial Intelligence and Image Processing Marketing
Networking and Communications
Distributed Computing
Medical Physics
Other Physical Sciences
Logistics and Supply Chain Management
Business and Management
Economic Development Policy
Policy and Administration
Soil Chemistry (excl. Carbon Sequestration Science)
94
Soil Sciences
Tier II: Madya/National Competitiveness