Regional launch: 16th September 2013 Jakarta, Indonesia
MENGAPA PENTING?
Korupsi sektor pertahanan: MEMBAHAYAKAN: Mengurangi efektivitas operasi, sementara peralatan yang buruk mengancam keselamatan prajurit dan warga. MEMECAH-BELAH: Meruntuhkan kepercayaan kepada pemerintah, kekuatan militer, dan di antara prajurit. BOROS: Sektor pertahanan menghabiskan anggaran sebesar $1.6 triliun setahun. Korupsi menyalahgunakan aggaran militer dari peruntukannya.
GI: METHODOLOGY & RESULTS
1. Research finalised between July – October 2012 2. Objective answers where possible; reasoned assumptions acceptable where information is lacking
THE GI - REGIONAL RESULTS IN DEPTH | ASIA PACIFIC
WATCHDOGS: PENGANTAR • Laporan pendalaman dari GI (Index Pengelolan Sektor • Pertahanan oleh Pemerintah) sebelumnya. • Fokus terhadap fungsi kontrol legislatif terhadap sektor pertahanan dimaksudkan untuk mencegah korupsi dengan menggunakan 3 kewenangan legislatif secara umum: 1. Membuat undang-undang 2. Melakukan pengawasan 3. Membahas/mendebat • Tujuan riset ini: – Memahami kualitas dari kontrol legislatif menggunakan data GI dan analisis yang dimutakhirkan. – Mendorong adanya perbaikan berdasarkan sejumlah rekomendasi dan analisis riset ini.
WATCHDOGS: METHODOLOGY • Data dari 19 pertanyaan kunci dalam GI dapat menjawab 7 fokus area Indeks ini. • Negara-negara kemudian dikelompokkan berdarsar % skor keseluruhan
WATCHDOGS: TEMUAN UMUM • Dua pertiga dari 82 negara yang disurvei tidak memiliki legislatif yang mampu melakukan kontrol terhadap Kementerian Pertahanan dan Militer, sehingga membuka risiko korupsi: Tinggi, Sangat Tinggi dan Kritis. • Jarang ada pengawasan legislatif yang kuat terhadap kebijakan pertahanan (lebih dari 85% negara tdk mampu). • 16 negara memiliki pengawasan legislatif yang kuat (risiko korupsi yang rendah atau sangat rendah)
WATCHDOGS : FOKUS DAN HASIL PENTING Focus Area
% countries high / cri2cal corr. risk
Good Prac2ce
Pengawasan anggaran rahasia
70%
Parlemen memiliki informasi yang jelas/ hasil audit terhadap pengeluaran rahasia
Pengawasan anggaran
65%
Komisi yang independen dan sumberdaya lengkap memiliki kewenangan yang jelas terhadap budge2ng sektor pertahanan
Transparansi anggaran
55%
Publikasi detail anggaran pertahanan kepada publik dan parlemen
Pengawasan pengadaan
55%
Legislasi mencakup semua 2pe pembelian; mekanisme pengawasan; siklus pengadaan dan pembelian yang transparan
Pengawasan kebijakan
55%
Legisla2f dapat menveto dan merevisi proposal-‐proposal, dan memeriksa ekspor senjata dan hubungan-‐hubungannya dengan sumberdaya alam
Pengawasan thdp kegiatan intelejen
50%
Legisla2f dapat mengakses informasi sensi2f sehingga dapat memeriksa kebijakan dan kegiatan-‐kegiatan intelejen
Audit eksternal
35%
Lembaga audit independen menyajikan laporan yang jelas dan transparan, dan memberi masukan kepada parlemen
PENGAWASAN ANGGARAN RAHASIA
WATCHDOGS QUESTIONS: INDONESIA
Persentasi pengeluaran rahasia
PENGAWASAN DAN PEMBAHASAN ANGGARAN
Akses legislatif, info ttg item rahasia Audit program yg rahasia
Perencanaan & pengawasan pengadaan
1
Pemeriksaan oleh komisi anggaran
1
Pemeriksaan informasi yg dirahasiakan
Internal audit terhadap pengeluaran
1
PROCUREMENT OVERSIGHT
EXTERNAL OVERSIGHT External audit terhadap pengeluaran
2
TRANSPARANSI ANGGARAN
1 2 0
Legislasi ttg pengadaan
1
Mekanisme pengawasan pengadaan
1
Pembelian yg terbuka
3
POLICY OVERSIGHT & DEBATE
Transparansi dan detail anggaran
2
Anggaran dipublikasikan ke publik
1
Pemeriksaan legislatif terhadap kebijakan pertahanan Pengawasan oleh Komisi Pertahanan
PENGAWASAN KEGIATAN INTELEJEN Pengawasan kegiatan intelejen
0
Debat kebijakan pertahanan 2
Pengawasan eksploitasi SDA Kontrol ekspor-ekspor
3 2 2 0 2
MENGAPA PERFORMA INDONESIA LEBIH BAIK DALAM INDEKS PENGAWASAN PARLEMEN DARIPADA DALAM GI?
• • • • • • • • •
Perencanaan pengadaan tersedia untuk publik secara garis besar Komisi I mengawasi anggaran pertahanan BPKP mengungkap kejanggalan dlm audit Kementerian Pertahanan Anggaran pertahanan tersedia, meskipun garis besar BPK memeriksa lembaga intelejen negara Pemeriksaan item rahasia dapat dilakukan oleh legislatif bila diminta Pengadaan pertahanan mengikuti aturan yang ada Pembelian yang besar-besar terbuka kepada publik Kebijakan pertahanan dibahas oleh komisi terkait beranggotakan partai-partai di parlemen.
PERTAHANAN INDONESIA: AREA YANG DAPAT DITINGKATKAN LAGI
• Skor Indonesia akan lebih baik lagi apabila sejumlah persoalan diatasi: • Apakah perencanaan pengadaan dapat dipublikasikan secara detail? • Apakah Komisi I dilengkapi anggaran dan sumberdaya lainnya untuk melakukan pemeriksaan secara detail? • Apakah BPKP cukup memiliki sumberdaya dan perhatian terhadap Kementerian Pertahanan MOD? • Dapatkan pengeluaran off-budget dikurangi atau dibuat transparan sama sekali bagi legislatif? • Apakah lembaga intelejen negara lepas dari pengawasan parlemen? • Apakah (rancangan) Undang-Undang Rahasia Negara akan semakin meningkatkan kerahasiaan? • Apakah kooptasi parlemen akan melemahkan pengawasan? • Apakah ‘yayasan’-yayasan’ yang terlibat dalam pertambangan dan pengelolaan hutan diawasi oleh legislatif? Apakah saat ini sudah berkurang?
INDONESIA: POTENSI TRAJEKTORI SKOR INDEX PARLEMEN THDP PERTAHANAN?
WATCHDOGS: TOOLS YANG DAPAT DIKEMBANGKAN 1. KELOMPOK AHLI PERTAHANAN • Membentuk kelompok ahli dari beragam latar belakang. • Kelompok ini dapat menjadi pusat keahlian, yang membantu parlemen dan mendorong perbaikan. • Kelompok ini bersifat independen (meskipun bisa terdiri dari mantan anggota militer). • Anggota kelompok yang dihormati akan meningkatkan dukungan dan kesadaran publik. 2. KOMISI-KOMISI • Membentuk komite multi-pihak yg independen, dapat dipimpin oleh ketua BPK, misalnya. • Menerima laporan kasus korupsi dari parlemen dan publik. • Menyediakan laporan-laporan valid, namun menjaga identitas pelapor. • Diperkuat dengan kemampuan menginvestigasi laporan yang masuk. • Melaporkan temuan-temuannya secara periodik (tahunan) kepada parlemen.
NEXT STEPS
Terima Kasih Visit www.defenceindex.org for full findings and results Visit www.ti-defence.org for more information about our programme