AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Mei 2015
REDUKSI PEMBOROSAN UNTUK PERBAIKAN VALUE STREAM PRODUKSI “MI LETHEK” MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING Waste Reduction to Improve Value Stream of “Mi Lethek” Production Using Lean Manufacturing Approach $GLW\D1XJURKR0DNKPXGXQ$LQXUL1D¿V.KXUL\DWL Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jl. Flora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281 Email:
[email protected] ABSTRAK Industri “Mi Lethek” merupakan industri yang menghasilkan produk berupa mi kering berbahan baku tepung tapioka. Pada proses pengolahan mi di industri “Mi Lethek”, terdapat berbagai pemborosan (ZDVWH) yang dapat merugikan industri. Diantara pemborosan yang terjadi berupa persediaan bahan baku yang belum diperlukan dan transportasi berlebih. Untuk mereduksi pemborosan tersebut diperlukan suatu perbaikan pada YDOXH VWUHDP menggunakan pendekatan OHDQ. Pendekatan OHDQGLIXQJVLNDQVHEDJDLVHEXDKVLVWHP\DQJGLJXQDNDQXQWXNPHQJLGHQWL¿NDVLVHOXUXK aktivitas yang ada pada industri “Mi Lethek”. Aktivitas-aktivitas tersebut kemudian digolongkan menjadi dua jenis aktivitas, yaitu aktivitas yang memberikan nilai tambah dan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. Waktu dari masing-masing aktivitas tersebut yang selanjutnya digunakan untuk menghitung nilai SURFHVVF\FOHHI¿FLHQF\(PCE). 3&(DGDODKH¿VLHQVLUHODWLIGDODPVHEXDKSURVHV\DQJPHZDNLOLSHUVHQWDVHZDNWX\DQJGLJXQDNDQXQWXNPHQDPEDK nilai pada produk dibandingkan total waktu yang digunakan produk selama dalam proses. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan nilai PCE awal dari industri “Mi Lethek” sebesar 12,05 %Perbaikan yang dilakukan ialah dengan mengubah tata letak pabrik dan melakukan perbaikan penjadwalan pemesanan bahan baku. Hasil perbaikan tersebut berhasil meningkatkan nilai PCE menjadi 15,68 %. Kata kunci: PemborosanYDOXHVWUHDP, “Mi Lethek”,OHDQPDQXIDFWXULQJ ABSTRACT “Mi Lethek” industry is an industry that produce dry noodles. In the production process of “Mi Lethek” industry, WKHUHZHUHVRPHZDVWHWKDWFRXOGLQÀLFWD¿QDQFLDOORVVIRULQGXVWU\:DVWHWKDWRFFXULQ³0L/HWKHN´LQGXVWU\ZHUH unnecessary inventory and excessive transportation. To reduce that waste, lean manufacturing approach is required. /HDQDSSURDFKIXQFWLRQDOL]HGDVDV\VWHPIRULGHQWL¿HGDOORIDFWLYLWLHVLQ³0L/HWKHN´LQGXVWU\7KDWDFWLYLWLHVZHUH FODVVL¿HGLQWRWZRNLQGDFWLYLWLHVQDPHO\YDOXHDGGHGDFWLYLW\DQGQRQYDOXHDGGHGDFWLYLW\7KHWLPHRIHDFKDFWLYLW\ XVHGWRFDOFXODWHWKHSURFHVVF\FOHHI¿FLHQF\3&( %DVHGRQWKHUHVHDUFKWKHH[LVWLQJVFRUHRI3&(LQ³0L/HWKHN´ industry was 12,05%. The recommendations for increase PCE are relayouting the plant and change the order scheduling of raw materials. These recommendations could increase PCE score to 15,68 %. Keywords: Waste, value stream, “Mi Lethek”, lean manufacturing
PENDAHULUAN Industri “Mi Lethek” di Yogyakarta merupakan salah satu industri pangan yang menghasilkan produk berupa mi kering. Industri ini mengolah bahan baku berupa tepung tapioka dan tepung gaplek menjadi mi kering yang menyerupai mi bihun, namun yang membedakan ialah warna mi yang kusam sehingga mendapat julukan “Mi Lethek”. “Mi
Lethek” memiliki diameter sebesar 1 mm yang untaiannya ditata membentuk persegi seperti mi instan pada umumnya. Mi kering dimasukkan ke dalam kemasan plastik dengan berat 5 kg per kemasan. Persaingan yang cukup ketat antar produsen mi menuntut industri “Mi Lethek” untuk melakukan perbaikan secara terus menerus dengan meminimalkan pemborosan dan berfokus pada penciptaan nilai (YDOXH).
205
AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Mei 2015
Pemborosan merupakan segala aktivitas kerja yang tidak memberikan nilai tambah bagi produk. Shingo (1989) berhasil merumuskan tujuh jenis pemborosan yang mungkin terjadi dalam suatu perusahaan. Ketujuh pemborosan tersebut adalah RYHUSURGXFWLRQ (produksi berlebih), XQQHFHVVDU\ PRWLRQ (pergerakan yang tidak diperlukan), H[FHVVLYH WUDQVSRUWDWLRQ (transportasi yang berlebih), LQDSSURSULDWH SURFHVVLQJ (proses tidak tepat), GHOD\(waktu tunggu), GHIHFW (cacat produk), dan XQQHFHVVDU\LQYHQWRU\ (persediaan tidak perlu). Pemborosan dapat ditemukan dalam bentuk apapun dan dimana pun, seperti permasalahan yang dihadapi industri “Mi Lethek”. Pemborosan yang terjadi berupa GHOD\ produk setengah jadi yang menunggu untuk diproses oleh stasiun kerja berikutnya. Selain itu tata letak pabrik yang kurang baik menyebabkan waktu transportasi antar stasiun kerja menjadi lama. Pemborosan-pemborosan ini perlu untuk direduksi bahkan dihilangkan. /HDQ PDQXIDFWXULQJ adalah suatu upaya untuk menghilangkan pemborosan dan meningkatkan nilai tambah (DGGHG YDOXH) produk agar dapat memberikan nilai kepada pelanggan (FXVWXPHUYDOXH) (Gasperz, 2007). Langkah dasar dalam OHDQ \DLWX PHQJLGHQWL¿NDVL SURVHV DOLUDQ QLODL YDOXH VWUHDPSURFHVV) dan menghilangkan pemborosan yang terjadi sepanjang proses aliran nilai tersebut. Pemborosan yang terjadi di industri “Mi Lethek” tergolong dalam pemborosan dari sisi waktu. Ukuran untuk mengetahui sejauh mana H¿VLHQVLZDNWXGDULSURVHVDOLUDQQLODLGLLQGXVWULGLQ\DWDNDQ dengan PCE. PCE merupakan persentase dari waktu yang dipergunakan untuk menambah nilai pada produk dibandingkan total waktu yang dipergunakan produk selama dalam proses. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai PCE produksi “Mi Lethek” berdasarkan pemetaan kondisi awal dan mengetahui lebih lanjut faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pemborosan. Berdasarkan IDNWRUIDNWRU\DQJWHULGHQWL¿NDVLVHODQMXWQ\DGLVXVXQXVXODQ perbaikan untuk mereduksi pemborosan. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di industri “Mi Lethek” yang beralamatkan di dusun Bendo, Srandakan, Bantul Yogyakarta dengan pelaksanaan kegiatan selama periode April-Juni 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan data masa lalu dan juga data sekarang. Penentuan nilai PCE awal dan pembuatan &XUUHQW6WDWH0DS dengan tahapan sebagai berikut:
206
0HQJLGHQWL¿NDVLVHOXUXKDNWLYLWDVNHUMD\DQJDGDSDGD proses produksi, mulai dari penyiapan bahan baku sampai pengemasan produk, kemudian dibagi dalam elemen-elemen kerja yang lebih kecil.
2.
3.
4.
Penentukan waktu siklus dari tiap-tiap elemen kerja (Ws) dengan menggunakan data yang telah lolos uji keseragaman dan kecukupan data. Penentuan waktu normal (Wn) dengan rumus: ܹ݊ ൌ ܹݔݏሺͳ Ψݎݐ݂ܿܽ݃݊݅ݐܽݎሻ .............. (1) Penentuan waktu baku (Wb) dengan rumus: ܹܾ ൌ ܹ݊ݔሺͳ Ψ݈݈ܽݎݐ݂ܿܽ݁ܿ݊ܽݓሻ ........ (2)
5.
6.
Pengelompokan elemen kerja ke dalam YDOXHDGGHGWLPH (VAT) dan QRQYDOXHDGGHGWLPH(NVAT). VAT adalah waktu dari aktivitas yang memberikan nilai tambah pada produk seperti kegiatan operasi, sedangkan NVAT adalah waktu dari aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah seperti kegiatan transportasi. Perhitungan SURFHVV OHDG WLPH (PLT) berdasarkan waktu yang dihabiskan mulai dari VAT, NVAT, dan OHDG WLPH (LT). LT adalah waktu tunggu bahan pada proses produksi untuk proses selanjutnya (ZRUN LQ SURFHVV/ WIP). Nilai LT didapatkan dari jumlah LQYHQWRU\ yang terjadi pada tiap tingkat permintaan produk. . ௩௧௬ ......... (3) ݕݎݐ݊݁ݒ݊݅݁݉݅ݐ݀ܽ݁ܮൌ ௗௗ௧
ܲ ܶܮൌ ܸ ܶܣ ܸܰ ܶܣ ܶܮ.................. (4)
7.
Perhitungan PCE berdasarkan VAT dan PLT yang terjadi ܲ ܧܥൌ
8.
ܸܶܣ ͲͲͳݔΨ ................ (5) ܸ ܶܣ ܸܰ ܶܣ ܶܮ
Pembuatan FXUUHQWVWDWHYDOXHVWUHDPPDS 9DOXHVWUHDPPDSSLQJ(VSM) adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk memetakan aliran nilai sepanjang proses produksi secara mendetail sehingga GDSDW PHQJLGHQWL¿NDVL NHJLDWDQ \DQJ EHUVLIDW QRQ YDOXHDGGHG dan menemukan penyebab terjadinya serta memberikan cara yang tepat untuk menghilangkan atau menguranginya. &XUUHQW VWDWH VSM digunakan untuk mengetahui keadaan awal industri “Mi Lethek”. Nilai PCE awal dan data lain yang telah diolah kemudian dijadikan sebagai input informasi dalam pembuatan FXUUHQWVWDWHPDS
,GHQWL¿NDVL)DNWRU3HQ\HEDE3HPERURVDQ Berdasarkan informasi yang ada pada FXUUHQWVWDWHPDS, maka dapat diketahui pemborosan yang terjadi di sepanjang aliran nilai, yang selanjutnya dianalisis untuk mengatahui faktor-faktor apakah yang menyebabkan pemborosan tersebut.
AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Mei 2015
Rekomendasi Perbaikan
Penentuan Nilai PCE Awal dan Pembuatan Current State Map
Rekomendasi perbaikan diberikan berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya pemborosan. Pemberian rekomendasi perbaikan yang tepat dapat meningkatkan nilai PCE akhir.
Proses produksi pembuatan “Mi Lethek” terbagi menjadi 11 stasiun kerja yang secara berurutan meliputi penyiapan bahan, pencampuran 1, pemadatan, pengukusan adonan, pencampuran 2, pengepresan, pengukusan mi, penirisan, perendaman dan penataan mi, penjemuran, dan pengemasan. Setiap stasiun kerja dibagi menjadi beberapa elemen kerja dan ditentukan waktu bakunya yang selanjutnya dikelompokkan dalam VAT dan NVAT. Misalnya pada stasiun pencampuran 1, pekerjaan terbagi menjadi lima elemen kerja yaitu persiapan alat, penuangan bahan, pencampuran, transportasi bahan ke dalam keranjang, dan transportasi keranjang ke stasiun kerja berikutnya. Elemen kerja kedua dan ketiga dikelompokkan dalam VAT, sisanya termasuk NVAT. Total nilai 9$7 dan 19$7pada produksi “Mi Lethek” masing-masing sebesar 101800,19 detik dan 18371,79 detik. Berdasarkan data LQYHQWRU\ di setiap stasiun kerja, dapat dihitung LT produksi “Mi Lethek” (Tabel 1). Dari perhitungan yang dilakukan dengan rumus (5), diketahui nilai PCE kondisi awal sebesar 12,05 %. PCE perusahaan Toyota Jepang adalah 53%, perusahaan lain di Jepang sekitar 50%, perusahaan Amerika sekitar 20-40%, perusahaan lokal Indonesia masih dibawah 10%. Jika nilai 3&( kurang dari 30%, maka proses tersebut disebut XQOHDQ atau proses produksi yang tidak ramping (Gazpersz, 2007). Industri “Mi Lethek” merupakan industri yang kapasitas produksinya tergantung pada kapasitas mesin atau tipe 0DFKLQLQJ sehingga menurut Gazperz (2007), batas bawah nilai PCE sebesar 1 % dan batas atas sebesar 20 %. Target perbaikan yang menjadi acuan ialah berusaha meningkatkan QLODL3&(PHQGHNDWLEDWDVDWDV\DLWXVHEHVDU'DWDSUR¿O industri dan data olahan, mulai dari proses kedatangan bahan baku sampai proses distribusi mi ke konsumen setiap harinya, dijadikan sebagai input pada FXUUHQWVWDWHPDS (Gambar 1).
Penentuan Nilai PCE Akhir dan Pembuatan Future State Map Berdasarkan rekomendasi perbaikan yang diberikan, kemudian dihitung kembali nilai PCE kondisi usulan. Rekomendasi perbaikan dapat dikatakan berhasil apabila nilai PCE usulan lebih besar dari kondisi awal. Nilai PCE usulan dan data lain yang telah diolah kemudian dijadikan sebagai input informasi dalam pembuatan IXWXUHVWDWHPDS. HASIL DAN PEMBAHASAN Industri “Mi Lethek” didirikan sekitar tahun 1940 dan saat ini memiliki pekerja tetap sejumlah 24 orang. Industri beroperasi dengan satu shift dari pukul 06.00-19.30 WIB dengan waktu istirahat pada pukul 08.00-09.00 WIB dan 11.00-13.00 WIB sehingga waktu efektif kerja setiap harinya adalah 10,5 jam atau 37.800 detik. Permintaan rata-rata “Mi Lethek” (GHPDQGUDWH) setiap bulan adalah sejumlah 19259,58 kg atau 846,6 kg per hari. Dengan demikian waktu rata-rata yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pelanggan (7DNW WLPH) adalah 44,65 detik/kg. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku utama yaitu tepung, setiap bulannya dilakukan pemesanan sejumlah 27.265,5 kg atau 119.8,352 kg per hari. Rata-rata frekuensi pemesanan terhadap bahan baku setiap bulannya sebesar 2,5 sehingga jumlah bahan baku yang dipesan setiap kali pesan sejumlah 10.905 kg. Industri “Mi Lethek” setiap harinya melakukan dua siklus kerja, dengan hasil mi kering setiap siklusnya (ORWVL]H) sebesar 475 kg. Tabel 1. DataOHDGWLPH produksi' ”Mi Lethek” No 1 2 3 4 5 6 7 8
WIP
Jenis OHDGWLPH Persediaan bahan di gudang Bahan baku di stasiun kerja pencampuran 1 Bahan baku di stasiun kerja pengukusan 1 Bahan baku di stasiun kerja pencampuran 2 Adonan di stasiun kerja pengepresan Adonan di stasiun kerja pengukusan 2 Mi basah di stasiun kerja perendaman dan penataan Mi kering di pengemasan
Bahan baku Bahan baku Adonan Adonan Adonan Mi basah Mi basah Mi kering
7RWDOOHDGWLPHGD\V 7RWDOOHDGWLPH(detik)*
,QYHQWRU\(kg) (a) 9866,43 316,67 166,48 497,62 494,05 332,95 488,12 411,67
'HPDQGUDWH(kg) (b) 846,6 846,6 846,6 846,6 846,6 846,6 846,6 846,6
/HDGWLPH(GD\V) (a/b) 11,650 0,370 0,197 0,590 0,580 0,390 0,580 0,540 14,904 724334,4
*konversi waktu 1 hari = 13,5 jam kerja
207
AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Mei 2015
terjadi pada persediaan bahan baku, yaitu sebesar 11,65 hari. Tingginya nilai LT ini disebabkan karena banyaknya jumlah persediaan bahan baku di gudang.
,GHQWL¿NDVL)DNWRU3HQ\HEDE3HPERURVDQ Berdasarkan FXUUHQWVWDWHPDS pada Gambar 1, terdapat EHEHUDSDMHQLVSHPERURVDQ\DQJWHULGHQWL¿NDVL'DULWLPHOLQH diketahui bahwa di semua stasiun kerja terdapat NVAT yang sebagian atau seluruhnya merupakan elemen kerja pemindahan bahan (transportasi). Misalnya, dari stasiun kerja penjemuran ke pengemasan membutuhkan waktu transportasi sebesar 1.153 detik (19,21 menit). Transportasi berlebihan di industri “Mi Lethek” karena frekuensi transportasi yang terlalu tinggi dan juga tata letak pabrik yang kurang baik, sehingga jarak antar stasiun kerja menjadi jauh. Tata letak industri “Mi Lethek” dapat dilihat pada Gambar 2. Aliran bahan antar stasiun tidak lurus dan terdapat beberapa EDFNWUDFLQJ. %DFNWUDFNLQJ terjadi karena satu alat digunakan untuk dua tahapan proses yang tidak berurutan, misalnya alat pencampur digunakan untuk proses pencampuran 1 dan pencampuran 2, yang keduanya bukan merupakan proses yang berurutan. Jarak perpindahan bahan mulai dari penyiapan bahan baku sampai pengemasan produk sejauh 217,9 m dengan waktu tempuh 8.935,65 detik. Selain pemborosan karena transportasi berlebihan, pada Gambar 1 terlihat adanya pemborosan berupa persediaan yang belum diperlukan (simbol D), baik di dalam gudang bahan baku maupun WIP di beberapa stasiun kerja. LT terbesar
Rekomendasi Perbaikan %HUGDVDUNDQKDVLOLGHQWL¿NDVLSHPERURVDQ\DQJWHUMDGL pada industri “Mi Lethek”, disusun rekomendasi perbaikan untuk mereduksi pemborosan sebagai berikut : Rekomendasi perbaikan pada pemborosan transportasi berlebihan. Rekomendasi yang diberikan ialah perbaikan tata letak pabrik. Perbaikan tata letak diperlukan untuk memperlancar aliran bahan, menghilangkan EDFNWUDFLQJ, dan juga memperpendek jarak perpindahan bahan. Perbaikan dilakukan dengan mempertimbangkan keterkaitan antar aktivitas, stasiun kerja yang prosesnya berurutan diletakkan berdekatan. Alat pencampur, pengukus, dan press yang sebelumnya tidak digunakan diusulkan untuk dimanfaatkan lagi sehingga tidak terjadi EDFNWUDFNLQJ. Perbaikan tata letak ini dapat menurunkan jarak perpindahan bahan sebesar 27% atau menjadi 158,3 m dengan waktu tempuh 6.775,72 detik. 3HUXEDKDQ MDUDN \DQJ VLJQL¿NDQ LDODK SDGD VWDVLXQ NHUMD pengukusan 1 menuju pengepresan dan stasiun pengukusan 2 menuju penirisan. Rekomendasi perbaikan tata letak industri “Mi Lethek” dapat dilihat pada Gambar 3.
Current State Map Of Lethek Noodle Industry Daily Order
Industry Owner (Bapak Feri) (production control)
Weekly Order
Customer
Supplier Demand/month : 19259.58 kg Demand/day : 846.6 kg
Working days/month : 22 days Shift/day : 1 shift Break : 3 hours Avaliable time : 37800 sec/day Takt time : 44.65 sec/kg
ĂŝůLJ ĂŝůLJ ĂŝůLJ ĂŝůLJ ĂŝůLJ
Penyiapan bahan
i
Avaliable time : 37800 sec Cycle time : 517.11 sec
10905 kg Lot size : 475 kg LT = 11.65 days
Pemadatan
Pencampuran 1
2
i 350 kg LT = 0.37 days
Avaliable time : 37800 sec Cycle time : 2261.997 sec
Avaliable time : 37800 sec Cycle time : 4345.017 sec
Lot size : 475 kg
Lot size : 475 kg Machine : 1
517.11 sec NVAT
3054.86 sec VAT
i
Avaliable time : 37800 sec Cycle time : 6538.713 sec
184 kg LT = 0.197 Lot size : 475 kg days Machine : 2
Pengepresan
Pencampuran 2
2
i
Cycle time : 7778.937 sec 550 kg LT = 0.587 Lot size : 475 kg days Machine : 1
Pengukusan Mi
5
3 Avaliable time : 37800 sec
ĂŝůLJ ĂŝůLJ ĂŝůLJ ĂŝůLJ ĂŝůLJ
i
Avaliable time : 37800 sec
Cycle time : 13339.21 sec 546.05 kg LT = 0.583 Lot size : 475 kg days Machine : 1
2
i
Avaliable time : 37800 sec Cycle time : 6651.45
368 kg LT = 0.39 Lot size : 475 kg days Machine : 2
Perendaman dan Penataan Mi
Penirisan Mi
2 Avaliable time : 37800 sec Cycle time : 24832.5 sec Lot size : 475 kg
12
i
Avaliable time : 37800 sec Cycle time : 12135.73 sec
539.5 kg Lot size : 475 kg LT = 0.576 days
Pengemasan
Penjemuran
2 Avaliable time : 37800 sec Cycle time : 32627.46 sec Lot size : 475 kg
4
i
Avaliable time : 37800 sec Cycle time : 9660.93 sec
455 kg Lot size : 475 kg LT = 0.537 days
1741.17 sec 579.88 sec 3281.57 sec 2780.41 sec 1232.01 sec 1290.15 sec 874.79 sec 4488.89 sec 1153.25 sec 949.64 sec 6037.76 sec NVAT 8850.32 sec NVAT 5498.19 sec NVAT 23882.9 sec NVAT 11555.84 sec NVAT 29345.88 sec NVAT 6880.52 sec NVAT 5306.7 sec NVAT NVAT 1387.2 sec NVAT VAT VAT VAT VAT VAT VAT VAT VAT VAT
Total Lead Time = 724331.6 sec Total Non Value Added Time (NVAT)= 18731.79432 sec Value Added Time (VAT) = 101800.1944 sec Process Lead Time = Total Lead Time + NVAT + VAT = 844503. 59 sec Process Cycle Efficiency = VAT/Process Lead Time x 100% = 12.05 %
Gambar 1. &XUUHQW6WDWH0DS
208
Pengukusan Adonan
2
3
ĂŝůLJ
FP
4030cm
T
6NDOD 3300cm
O - 11
FP
K
0-8
Q
B
07HPDSDW0L5HPXN 1'DSXU 27RLOHW3HNHUMD 3$ODWSHQFDPSXUWLGDNGLSDNDL 4$ODW3UHVPDQXDOWLGDNGLSDNDL 5*DUDVL 6.DQWRU
FP
F
E
0-1
O-7
O-4
O-2
I–2 O-6 I–1 O-3
D
O-5
0-8 O-5
U
O - 11
B
F
O-5
G
E
0-1
O-4
S S 4$ODW3UHVPDQXDOWLGDNGLSDNDL 5'DSXH 6.DQWRU 75XDQJ$GPLQLVWUDVL 8.DQGDQQJVDSL 9*DUDVL
FP
M
A
730cm
O-2
I–2 O-6
3
I–1 O-3
D
O-7
I 0-8
C
C
J
7$7$/(7$.868/$1,1'8675,0,/(7+(.
.HWHUDQJDQ*DPEDU $*XGDQJJDSOHN,$ODW3HQJXNXV %7HPSDWSHUHQGDPDQ-$ODW3HQJXNXV &*XGDQJ7DSLRND.7HPSDW3HQLULVDQ '$ODWSHQFDPSXU /7HPSDWSHUHQGDPDQGDQSHQDWDDQ (7HPSDW3HPDGDWDQ07HPSDWSHQMHPXUDQ )$ODW3HQJXNXV17HPSDW3HQJHPDVDQ *$ODW3HQJXNXV27HPSDWPLUHPXN +$ODW3UHVV3$ODWSHQFDPSXU
FP
.HWHUDQJDQ*DPEDU $*XGDQJJDSOHN *$ODW3HQJXNXV5*DUDVL %7HPSDWSHUHQGDPDQ +$ODW3UHVV6.DQWRU &*XGDQJ7DSLRND ,7HPSDW3HQLULVDQ '$ODWSHQFDPSXU6OHQGHU -7HPSDWSHUHQGDPDQGDQSHQ\XVXQDQ0LH (7HPSDW3HPDGDWDQ .7HPSDW3HQMHPXUDQ )$ODW3HQJXNXV /7HPSDWSHQJHPDVDQ*XGDQJ3URGXN
6NDOD
A
FP
K
4830cm
O-9
O-9
3
Q
I-3 O - 10
L
I-3 O - 10
J
O
N
5
9 FP
I-4 O - 12
FP
I-4 O - 12
S
M
L
5
1
S
FP
T
FP
4830cm
FP FP
G
H
I
H
Gambar 2. Tata letak awal industri “Mi Lethek” FP FP
O
7$7$/(7$.$:$/,1'8675,0,/(7+(.
AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Mei 2015
Gambar 3. Tata letak usulan industri “Mi Lethek”
209
AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Mei 2015
Rekomendasi perbaikan pada jenis pemborosan persediaan yang belum diperlukan. Reduksi pemborosan berupa persediaan yang belum diperlukan dilakukan dengan mengatur jadwal pemesanan bahan baku sehingga menurunkan OHDG WLPH penyimpanan di gudang. Usulan perbaikan ialah dengan menyeragamkan frekuensi pemesanan bahan baku setiap bulan. Berdasarkan perhitungan sebelumnya, industri ini melakukan pemesanan bahan baku dengan rata-rata frekuensi pemesanan sebesar 2,5 kali setiap bulannya, dengan frekuensi terbanyak ialah 4 kali dan frekuensi terendah ialah 2 kali. Untuk mengurangi OHDGWLPH pada gudang bahan baku diberikan usulan melakukan pemesanan secara seragam, yaitu 4 kali setiap bulan agar OHDG WLPH menjadi berkurang. Pemilihan pemesanan sebanyak 4 kali didasari oleh pertimbangan kemampuan industri “Mi Lethek”. Karena perbaikan ini akan menjadi dasar dalam kegiatan produksi industri “Mi Lethek” ke depannya, maka perhitungan kebutuhan bahan baku didasarkan pada hasil peramalan permintaan kedepan, dalam penelitian ini tiga bulan. Jumlah rata-rata permintaan setiap bulan diramalkan sebesar 23.501,52 kg mi kering atau setara 25.975,36 kg bahan baku. Untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan maupun pasokan dari VXSSOLHU, industri perlu menyiapkan
persediaan pengaman (VDIHW\VWRFN). Dengan tingkat VHUYLFH OHYHO 99%, diperoleh jumlah VDIHW\VWRFN sebesar 815,57 kg. Berdasarkan data tersebut, maka jumlah bahan baku yang harus dipesan setiap kali pesan ialah 7.309,41 kg, dengan OHDGWLPH 7,67 hari atau 372.786,1 detik. Penurunan OHDGWLPH yang cukup besar akan berpengaruh terhadap peningkatan nilai PCE. Penentuan nilai PCE usulan dan pembuatan Future State Map Berdasarkan usulan perbaikan, terjadi perubahan pada jumlah 19$7 dan juga WRWDO OHDG WLPH 19$7 kondisi awal sebesar 18371,79 detik sedangkan kondisi usulan sebesar 15605,77 detik. Nilai WRWDO OHDG WLPH kondisi awal sebesar 724334,4 detik, sedangkan kondisi usulan sebesar 530712 detik. Dari data tersebut didapatkan nilai 3&( hasil usulan SHUEDLNDQVHEHVDU1LODLWLQJNDWH¿VLHQVLUHODWLILQL lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi awal sebesar 12,05 %. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 3,63 %. Data hasil olahan tersebut kemudian dijadikaan sebagai input informasi dalam pembuatan IXWXUH VWDWH PDS seperti pada Gambar 4.
Future State Map Of Lethek Noodle Industry 'DLO\2UGHU
,QGXVWU\2ZQHU%DSDN)HUL SURGXFWLRQFRQWURO
:HHNO\2UGHU
&XVWRPHU 6XSSOLHU 'HPDQGPRQWKNJ 'HPDQGGD\NJ
:RUNLQJGD\VPRQWKGD\V 6KLIWGD\ VKLIW %UHDN KRXUV $YDOLDEOHWLPH VHFGD\ 7DNWWLPH VHFNJ
Daily Daily Daily Daily Daily
3HQ\LDSDQEDKDQ
L
$YDOLDEOHWLPH VHF &\FOHWLPHVHF
/RWVL]HNJ NJ /7 GD\V
3HPDGDWDQ
3HQFDPSXUDQ
L
$YDOLDEOHWLPH VHF &\FOHWLPH VHF
$YDOLDEOHWLPH VHF
&\FOHWLPH NJ VHF /7 /RWVL]HNJ GD\V
/RWVL]HNJ
0DFKLQH
VHF 19$7
VHF
VHF 19$7 VHF
9$7
9$7
7RWDO/HDG7LPH VHF 7RWDO1RQ9DOXH$GGHG7LPH19$7 VHF 9DOXH$GGHG7LPH9$7 VHF 3URFHVV/HDG7LPH 7RWDO/HDG7LPH19$79$7 VHF 3URFHVV&\FOH(IILFLHQF\ 9$73URFHVV/HDG7LPH[
Gambar 4. )XWXUH6WDWH0DS
210
3HQJXNXVDQ$GRQDQ
L
$YDOLDEOHWLPH VHF &\FOHWLPH VHF
NJ /7 /RWVL]HNJ GD\V 0DFKLQH
VHF 19$7
VHF 9$7
L
&\FOHWLPH VHF NJ /7 /RWVL]HNJ GD\V 0DFKLQH
3HQJXNXVDQ0L
$YDOLDEOHWLPH VHF
Daily Daily Daily Daily Daily
3HQJHSUHVDQ
3HQFDPSXUDQ
Daily
L
$YDOLDEOHWLPH VHF
&\FOHWLPH VHF NJ /7 /RWVL]HNJ GD\V 0DFKLQH
L
$YDOLDEOHWLPH VHF &\FOHWLPH VHF
NJ /7 /RWVL]HNJ GD\V 0DFKLQH
VHF VHF 19$7 VHF 19$7 VHF 19$7 9$7 9$7
VHF 9$7
3HUHQGDPDQGDQ 3HQDWDDQ0L
3HQLULVDQ0L
$YDOLDEOHWLPH VHF &\FOHWLPH VHF /RWVL]HNJ
$YDOLDEOHWLPH VHF &\FOHWLPH VHF
$YDOLDEOHWLPH VHF &\FOHWLPH VHF
NJ /RWVL]HNJ /7 GD\V
/RWVL]HNJ
L
3HQJHPDVDQ
3HQMHPXUDQ
L
$YDOLDEOHWLPH VHF &\FOHWLPH VHF
NJ /RWVL]HNJ /7 GD\V
VHF VHF VHF VHF VHF 19$7 VHF 19$7 VHF 19$7 VHF 19$7 VHF 19$7 9$7 9$7 9$7 9$7
.HWHUDQJDQ:DUQDPHUDKPHQXQMXNNDQDGDQ\D SHUXEDKDQGDULNRQGLVLVHPXOD
AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Mei 2015
KESIMPULAN Nilai PCE berdasarkan pemetaan kondisi awal sebesar 12,05 % dengan pemborosan berupa transportasi berlebih dan persediaan yang belum diperlukan. Rekomendasi perbaikan yang diusulkan ialah perbaikan tata letak pabrik dan penjadwalan pemesanan bahan baku. Rekomendasi ini mampu meningkatkan nilai PCE menjadi 15,68 %. DAFTAR PUSTAKA $O¿DQWR<5 $QDOLVDGDQ3HUDQFDQJDQ8ODQJ7DWD /HWDN 3DEULN 6WXGL .DVXV SDGD 3HUXVDKDDQ 7HNVWLO .XVXPDWH[ . Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Gazperz, V. (2007). /HDQ6L[6LJPDIRU0DQXIDFWXULQJDQG 6HUYLFHV,QGXVWULHV6WUDWHJL'UDPDWLN5HGXNVL&DFDW .HVDODKDQ %LD\D ,QYHQWRUL GDQ /HDG 7LPH GDODP :DNWXNXUDQJGDUL%XODQ. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hines, P. dan Rich, N (1997). The seven value stream mapping tools.,QWHUQDWLRQDO-RXUQDORI2SHUDWLRQDQG 3URGXFWLRQ0DQDJHPHQW17(1): 46-64. Lee, Q. dan Snyder, B. (2007). 9DOXH 6WUHDP DQG 3URFHVV 0DSSLQJ. Enna Products Corporation, Bellingham. Ma’arif, M.S. dan Tanjung, H. (2003). 0DQDMHPHQ2SHUDVL. PT Grasindo, Jakarta.
Nasution, A.H. (1999). 3HUHQFDQDDQ GDQ 3HQJHQGDOLDQ 3URGXNVL. PT Candimas Metropole, Jakarta. Nelson, B.L., Nicol, D.M., Banks, J. dan Carson, J.S. (2005). 'LVFUHWH(YHQW6\VWHP6LPXODWLRQ, 4th edition, Pearson Education, inc. Premysis Consulting. (2008). +DQGRXW 7UDLQLQJ 6L[ 6LJPD .DU\DZDQ $VWUD 9DOXH 6WUHDP 0DSSLQJ 9DOXH RI 6SHHG3URFHVV&\FOH(I¿FLHQF\*HQHULF3XOO6\VWHP ; Astra International, Jakarta. Pujawan, N. (2005). 6XSSO\ &KDLQ 0DQDJHPHQW (GLVL 3HUWDPD. Penerbit Guna Widya, Surabaya. Ridwan, A. dan Ekawati, R. (2008). 5DQFDQJDQ 6LVWHP 3URGXNVLGHQJDQ0HQJJXQDNDQ9DOXH6WUHDP$QDO\VLV 7RROV 9$/6$7 Jurusan Teknik Industri. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten. Rother, M. dan Shook, J. (1999). /HDUQLQJ WR 6HH 9DOXH 6WUHDP0DSSLQJWR$GG9DOXHDQG(OLPLQDWH0XGD. 1.2 Edition. The Lean Enterprise Institute, Inc., Brookline, MA. Shingo, S. (1989). $6WXG\RIWKH7R\RWD3URGXFWLRQ6\VWHP IURP DQ ,QGXVWULDO (QJLQHHULQJ. Productivity Press, Cambridge. Sutalaksana (1979). 7HNQLN7DWD&DUD.HUMD. Teknik Industri. Institut Teknologi Bandung, Bandung. Wignjosoebroto, S. (2000). (UJRQRPL 6WXGL *HUDN GDQ :DNWX. Penerbit Guna Widya, Surabaya.
Muslich, M. (1993). 0HWRGH .XDQWLWDWLI. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
211