REDISAIN SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH DAN AIR LAUT BERBAHAN FIBER Idris Mahasiswa Program Studi D3 Jurusan Teknik Perkapalan Politeknik Negeri Bengkalis E-mail :
[email protected]
Pardi Dosen Jurusan Teknik Perkapalan Jurusan Teknik Perkapalan Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : -
Johny Custer Dosen Jurusan Teknik Perkapalan Jurusan Teknik Perkapalan Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : -
Abstrak Usaha memperendah suhu ikan dengan menerapkan teknik pendingin dan pembekuan dalam usaha pengawetan ikan agar dapat menghambat berkembangnya bakteri. Perencanaan modifikasi palka ikan menggunakan sistem pendingin dan air laut ini erat kaitannya dengan perhitungan beban pendingin, pemilihan kompresor, kondenser, evaporator, refrigen. Perencanaan ini dilakukan untuk meningkatkan kesegaran ikan, kualitas ikan. Perencanaan sistem pendingin dan air laut pada palka ikan dapat menjaga kesegaran dan kualitas dan membuat harga ikan bernilai tinggi. Kata kunci : Ikan, Sistem Pendingin
A. PENDAHULUAN Pada saat ini kapal kapal ikan yang digunakan oleh nelayan bengkalis palkanya hanya menggunakan es. Para nelayan dalam mendinginkan hasil tangkapan dengan membeli balok es dari darat untuk dibawa melaut. Balok es yang dibawa dari darat tersebut mempunyai batasan waktu untuk tetap berbentuk es dan lama kelamaan akan mencair dan tidak efektif lagi. (Sumber Junianto, 2003.) Ikan hasil tangkapan pada umumnya berupa ikan-ikan jenis terubuk, tenggiri, tongkol, kerapu, lomek dan masih banyak lagi ikan yang lain musimnya. Ikan hasil tangkapan tersebut berkarakteristik cepat busuk, karena berkaitan dengan kondisi, uap air, dan ketahan ikan. Hal ini perlu adanya penanganan yang baik untuk menanggulanginya supaya kualitas ikan layak dijual dipasaran dan tidak mengandung penyakit. Usaha memperendah suhu ikan dengan menerapkan teknik pendinginan dan pembekuan atau juga dengan istilah teknologi refrigerasi hasil perikanan, dan ikan yang hidup dimasukan kedalam palka yang berisi air laut dan ini sudah membuktikan keberhasilannya dalam mengawetkan ikan dan memperluas usaha perikanan. Inti dari proses pendinginan adalah untuk menghambat berkembangnya
bakteri yang dapat menyebabkan kesegaran ikan menjadi rusak. Selain itu disain pendingin ruang muat ikan pada kapal nelayan masih sederhana. Disain pendingin tersebut hanya terbuat dari lapisan-lapisan yang belum teruji kualitas pendinginannya. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya penelitian ini, akan didapatkan suatu disain sistem isolasi yang lebih baik dan inovatif. Di dalam penelitian ini, mencoba memakai bahan isolasi fiberglass, campuran. Dengan adanya penelitian perencanaan ruang muat pendingin ikan pada kapal nelayan tradisional ini diharapkan dapat membantu nelayan dalam efektifitas kerja dan kualitas pengawetan ikan hasil tangkapan. Perencanaan sistem pendingin ruang palka ini hanyalah mencangkup disain ruang palka dan perhitungan sistem pendinginnya saja. (Sumber Junianto, 2003.) B. METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat pelaksanaan tugas akhir Penulis mengambil tempat pelaksanaan tepatnya di desa meskom, karena disana banyak terdapat kapal nelayan. Bisa dikatakan sebagian besar masyarakat dimeskom bekrja sebagai nelayan.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 140-145
2. Metode 4. Penggambaran redisain palka kapal Untuk mendapatkan hasil yang lebih ikan baik tentu kita harus melakukan Dari data utama yang diperoleh yang beberapa usaha dan kegiatan sehingga didapatkan dari pemilik kapal yang kita bisa mendapatkan hasil yang dijadikan rujukan utama dalam semaksimal mungkin, dalam persiapan redisain ulang ini, langkah selanjutnya perencanaan yang akan dilakukan. adalah merencanakan bentuk dari Adapun kegiatan yang akan dilakukan palka yang akan modifikasi. Dalam antara lain adalah sebagai berikut : memodifikasi ini tidak terlepas dari perhitungan. Oleh sebab itu, penulis a. Studi Literatur Yaitu mencari data dan informasi membutuhkan waktu agar didapat hasil dari buku-buku referensi, jurnal, yang maksimal. Selain itu juga artikel, internet sebagai bahan diperlukan teori-teori yang mendukung rujukan dan data penunjang dalam penggambaran modifikasi ini. pelaksanaan tugas akhir ini untuk 5. Analisa Dan Perhitungan Beban bisa menjawab dan menyelesaikan Pendingin permasalahan mengenai redisain Analisa pembuatan redisain palka palka kapal ikan menggunakan es kapal ikan menggunakan data hasil dan air laut berbahan fiber. tangkapan maksimal nelayan tersebut. Setelah perhitungan pembuatan b. Studi Lapangan Yaitu mencari data dan informasi redisain selesai, maka dilanjutkan dengan melakukan wawancara dan dengan penggambaran. Perhitungan survey atau tinjauan untuk beban pendingin pada refrigerasi mendapatkan data real kondisi merupakan penjumlahan dari beban dilapangan sebagai bahan beban pendingin yang berasal dari satu perbandingan dan data pendukung sumber beban/panas. Bebarapa sumber dalam pengerjaan tugas akhir. panas yang umumnya menjadi beban pada refrigerasi adalah : c. Pengelompokan Data Yaitu pengelompokan data data a. Beban Panas Yang Melalui yang didapat dari hasil studi Dinding literatur dan studi lapangan b. Beban Panas Dari Bukaan Pintu. wawamcara tentang judul tugas c. Beban Panas Dari Produk.. akhir yang bersangkutan. d. Beban Panas Total Pendingin (Drs. Sumanto,MA 1985) 3. Penggambaran Palka Existing Penggambaran palka existing adalah C. HASIL PENELITIAN DAN palka yang lama digunakan oleh PEMBAHASAN nelayan pada kapal ikan, biasanya 1. Pengelompokan Data palka existing ini dapat kita jumpai Yaitu pengelompokan data data yang dipasar pasar, kebanyakan palka atau didapat dari hasil studi literatur dan cool box ini berkapasitas 100-600 kg studi lapangan, untuk dapat dan biasanya nelayan menggunakan melanjutkan tugas akhir yang saya cool box yang berkapasitas 200 kg lakukan. saja. a. Data utama kapal 1) Panjang kapal : 14 meter 2) Lebar kapal : 2,5 meter 3) Tinggi kapal : 1,7 meter 4) Kapasitas kapal : 6 ton 141
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 140-145
b. Berapa hari nelayan pergi 3. Penggambaran Redisain Palkah menengkap ikan : 3 hari Ikan c. Dalam seminggu berapa kali pergi Dari data utama yang diperoleh yang nelayan : 2 kali didapatkan dari pemilik kapal yang d. Berapakah kilo gram hasil dijadikan rujukan utama dalam tengkapan sekali pergi menangkap redisain ulang untuk mendapatkan ikan : 150kg kesegaran dan kualitas ikan yang lebih e. Berapa persen kebusukan ikan tinggi dengan merencanakan dalam pergi nelayan : 25% modifikasi palka lama yang digunakan f. Pendingin yang digunkan nelayan oleh para nelayan dengan hanya : Es menggunakan es, pada perencanaan g. Data palka yang digunakan nelayan redisain palka dengan sistem : Cool Box pemdingin dan air laut. Air laut 1) Panjang : 1,5 meter digunakan ketika hasil tangkapan yang 2) Tinggi : 1 meter didapatkan dimasukan kedalam palka 3) Lebar : 1 meter yang yang berisi air laut setelah ikan 4) Kapasitas box : 200 kg tersebut telah mati barulah dimasukan h. Jaring yang digunakan nelayan : kedalam palka pendingin yang ada Tiga Tiga disebelahnya. Untuk lebih jelas bisa i. Rute penangkapan ikan : Daerah dilihat pada gambar dibawah ini. Rupat 2. Penggambaran Palka Existing Penggambaran palka existing adalah palka yang lama digunakan oleh nelayan pada kapal ikan, biasanya palka existing ini dapat kita jumpai dipasar pasar, kebanyakan palka atau cool box ini berkapasitas 100-600 kg dan biasanya nelayan menggunakan cool box yang berkapasitas 200 kg saja. Data palka yang digunakan nelayan : Cool Box Gambar 2. Palkah redisain a. Panjang : 1,5 meter b. Tinggi : 1 meter c. Lebar : 1 meter a. Palka yang menggunakan Sistem d. Kapasitas box : 200 kg pendingin Dapat dilihat pada gambar dibawah b. Palka yang menggunakan air laut ini. Perencanaa Palka Ikan 1) Panjang : 0,75 meter 2) Tinggi : 1 meter 3) Lebar : 1 meter 4) Kapasitas box : 200 kg 5) Tebal dinding : 5 cm = 0,775 inch 6) Tebal atap : 4 cm = 0,62 inch Gambar 1. Palkah existing
142
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 140-145
4. Perhitungan Beban Pendingin a. Beban Panas Yang Melalui Dinding Qx = A x U x Δt b. Beban Panas Dari Bukaan Pintu RV = (PC – (2 x TKD)) x (LC – (2 xTKD)) x (TC – TKA) c. Beban Panas Dari Produk Q = m x c1 x (t1 – t2)/time d. Beban panas total Qtotal = Qx + 1/U + RV + Q 5. Pemilihan Refrigeran Dalam perencanaan ini sistem refrigerant yang dipakai adalah refrigerant Monoklorodiflurometana (R22). Berdasarkan referensi yang ada refrigerant ini sesuai dengan jenis food service Disamping itu terdapat banyak kelebihan dari refrigerant ini diantaranya, tidak mudah terbakar dan tidak beracun. (Drs. Sumanto,MA 1985) 6. Penentuan Peralatan Cold Storage Berdasarkan refrigerant yang digunakan maka kompresor yang dipilih pada perencanaan ini adalah kompresor jenis centrifugal. Dalam spesifikasi kompresor, angka yang terpenting adalah laju volume gas yang dikeluaarkan serta tekanan kerjanya. Untuk memilih sebuah kompresor udara bagi suatu keperluan misalnya, harus terlebih dahulu diketahui jumlah udara dan tekanan yang diperlukan oleh peralatan yang dilayaninya. Dengan tujuan agar spesifikasi komperosor sesuai dengan kebutuan sehingga didapatkan desain yang optimal. (Drs. Sumanto,MA 1985)
8. Perhitungan Kompressor. Dari diagram refrigeran R22 diatas maka didapatkan nilai enthalpy dari temperatur evaporator dan temperatur kondensor pada titik h1, h2, h3, h4. Untuk h1 (temperatur evaporator) = 0 0 C Karena fase pada h1 adalah uap, maka didapatkan besarnya enthalpy untuk fase uap adalah 402 kj/kg Untuk h2 (temperatur kondensor) = 40 0 C Karena fase pada h2 adalah uap, maka didapatkan besarnya enthalpy untuk fase uap adalah 418 kj/kg Untuk h3 temperatur = 40 0C Karena fase h1 adalah cair maka didapatkan besarnya enthalphy untuk fase cair sebesar 250 kj/kg Untuk h4 temperatur = 0 0C Karena fase pada h4 adalah cair, maka didapatkan besarnya enthalpy untuk fase cair sebesar 200 kj/kg 9. Perhitungan Kondensor Tipe kondensor yang dipilih adalah Shell cooled condensor. Data awal : Temperatur evaporator : 0 0C Temperatur kondensor : 40 0 C Temperatur udara pendingin : 30 0C Beban pendingin total : 16,40 Kw Water flow rate : 0.045 L/s Kw
10. Proses Pendingin Ikan Menggunakan Es Pada prinsipnya pendinginan adalah mendinginkan ikan secepat mungkin ke suhu serendah mungkin, tetapi tidak sampai menjadi beku. Pada umumnya, pendinginan tidak dapat mencegah pembusukan secara total, tetapi semakin dingin suhu ikan, semakin besar 7. Sistem Kompressor, Kondensor dan penurunan aktivitas bakteri dan enzim. Dengan demikian melalui pendinginan Evaporator. Data awal perencanaan kompressor: proses bakteriologi dan biokimia pada ikan Jenis refrigerant : R22 hanya tertunda, tidak dihentikan. Untuk Kondensor : 1 Buah mendinginkan ikan, seharusnya ikan Kompressor : 1 Buah diselimuti oleh medium yang lebih dingin Evaporator : 1 Buah 143
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 140-145
darinya, dapat berbentuk cair, padat, atau gas. Pada pendinginan ikan dengan es, panas berpindah dari ikan yang lebih panas menuju es, ikannya menjadi dingin dan esnya meleleh. Banyaknya es yang diperlukan untuk mendinginkan satu peti ikan yang suhunya 100C dan beratnya 15 kg hingga suhunya menjadi 00C pertama kali yang harus dihitung adalah : Panas yang dilepaskan = Berat Ikan x Perbedaan Suhu x Panas Spesifik Ikan = 15 x (10-0)oC x 0,84 = 126 kilo kalori Oleh karena es menyerap 80 kilokalori per/kg es yang meleleh, maka berat es yang dibutuhkan untuk mendinginkan ikan itu adalah 126/80 kg = 1,575 kg es, dibulatkan menjadi 1,6 kg es. Jadi untuk mendinginkan ikan sebanyak 150kg es yang dibutuhkan adalah 1,6 kg x 150 kg = 240 kg, tetapi es mudah meleleh dan cepat cair karena panas yang masuk kedalam cool box tersebut.
lainnya) yang baik dan penyebab kerusakaannya sehingga dapat dicari dan dipilih cara penanganan yang paling efektif dan efisien untuk mencegah atau menghambat aksi penyebab kerusakan tersebut. 12. Proses Palkah Ikan Menggunakan Pendingin Proses pendinginan dapat dilakukan dengan berbagai cara : Tergantung media pendingin yang digunakan. Pada prinsipnya pendinginan adalah mendinginkan ikan secepat mungkin ke suhu serendah mungkin, tetapi tidak sampai menjadi beku. Pada umumnya, pendinginan tidak dapat mencegah pembusukan secara total, tetapi semakin dingin suhu ikan, semakin besar penurunan aktivitas bakteri dan enzim. Dengan demikian melalui pendinginan proses bakteriologi dan biokimia pada ikan hanya tertunda, tidak dihentikan. Untuk mendinginkan ikan, seharusnya ikan diselimuti oleh medium yang lebih dingin darinya, dapat berbentuk cair, padat, atau gas. Banyak cara untuk menurunkan suhu ikan segar. Cara paling sederhana adalah menutupi ikan dengan terpal atau karung basah (dengan menguapnya air pada terpal, suhu ikan akan turun). Cara lain yaitu dengan pengesan (dalam keranjang berlapis daun pisang segar atau dalam cool box), perendaman dengan air atau air laut yang didinginkan (iced sea water atau refrigerated sea water = RSW) atau penyimpanan dalam Ruangan dingin (cool room).
11. Analisa Proses Palkah Ikan Exsisting dan Redisain Palka Palkah ikan adalah suatu ruangan yang terdapat dalam kapal untuk menyimpan ikan hasil tangkapan selama operasi penangkapan ikan. Ukuran palka disesuai dengan kemampuan kapal beroperasi dan menangkap ikan. Perlu dipahami bahwa mutu hasil perikanan (ikan) yang terbaik atau segar adalah saat dipanen dimana hasil penanganan atau pengolahan selanjutnya tidak akan pernah menghasilkan mutu yang lebih baik, oleh karena itu cara penanganan pertama saat panen menjadi sangat penting karena akan berarti ikut 13. Proses Palkah Ikan Menggun-akan mempertahankan mutunya selama tahapan Air Laut distribusi, penanganan dan pengolahan Proses palkah yang menggunakan air selanjutnya sampai siap dikonsumsi. Agar laut adalah ikan yang berada didalam dapat melakukan penanganan hasil palkah tetap hidup seperti didalam laut perikanan secara benar untuk kesegaran ikan akan terjaga lebih lama mempertahankan mutunya perlu diketahui apabila ikan masih hidup, kesegaran ciri-ciri mutunya (ikan dan hasil perikanan ikan hidup ini lah yang membuat harga
144
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1, Des, 2012 hlmn 140-145
ikan menjadi tinggi. Proses palkah ikan menggunakan air laut ini bisa dilihat cara kerjanya pada gambar dibawah ini :
Gambar 3. Cara palkah menggunakan air laut
14. Kelebihan Dan Kekurangan Menggunkan Sistem Pendingin Dan Es Tabel 3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Menggunkan Sistem Pendingin dan Es
D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Setelah melakukan analisa terhadap hasil perencanaan yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Perencanaan sistem pendingin pada palka ikan agar dapat menjaga kesegaran, kualitas dan membuat harga ikan bernilai tinggi dengan perancanaan sistem pendingin pada palka ikan kapal nelayan. Dengan kapasitas ruang muat 200kg dengan volume 1,5m3 maka
didapatkan perhitungan beban pendingin, pemilihan refrigen, refrigen yang digunankan adalah R22, kompresor dengan kapasitas 1,382 Kw, kondesor 18,144 Kw. b. Pemanfaatan air laut didalam palka dapat menahanan lebih lama kesegaran ikan sebelum dipasarkan untuk mendapatkan harga jual yang tinggi. 2. Saran a. Redisain sistem pendingin ruang palkah dan air laut berbahan fiber bisa mendinginkan ikan lebih lama dari pada es. b. Kuantitas atau jumlah pendingin yang berada diatas lapisan ikan juga harus diperhitungkan. Agar lapisan ikan paling dasar tidak tertekan karena menahan berat lapisan diatasnya yang nantinya dapat menyebabkan ikan tersebut rusak secara fisik. E. DAFTAR PUSTAKA Gunawan Ricky,2000 Teknik Refrigerasi dan Tata Udara Holman,J.P. 1994 . Perpindahan Kalor. Erlangga, Jakarta : Indonesia Junianto, 2003. Teknik Penanganan Ikan. Seri Agriwawasan. Penebar Swadaya. Jakarta Murniyati dan Sunarman. 2000. Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Moeljanto, 1996. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Murniyati dan Sunarman. 2000. Pendinginan, Pembekuan dan Pengawetan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Stoecker, W.F. 1994 . Refrigerasi dan Pengkondisian Udara.Jakarta Sumanto. 1985 . Dasar-Dasar Mesin Pendingin. Yogyakarta
145