Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
KEANDALAN SISTEM PEMURNIAN TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER RSGGAS Diyah Erlina Lestari, Setyo Budi Utomo, Suhartono
ABSTRAK KEANDALAN SISTEM PEMURNIAN TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER RSGGAS. Telah dilakukan evaluasi keandalan sistem pemurnian terhadap kualtas air pendingin primr RSGGAS. Evaluasi dilakukan dengan cara pengamatan pengaruh pengoperasian sistem pemurnian terhadap kualitas air yang dilakukan seminggu sekali dengan mengukur pH dan konduktivitas pada ketiga sistem pemurnian dan pengamatan terhadap penggantian resin penukar ion Dari hasil evaluasi menunjukan bahwa dengan beroperasinya sistem pemurnian, kualitas air pendingin primer selalu terjaga dalam batas yang dipersyaratkan dan adanya penggantian resin penukar ion pada salah satu sistem pemurnian menyebabkan kualitas air pendingin primer menjadi lebih baik dimana konduktivitas air menjadi kecil dan pH besar. Kata kunci: pemurnian. kualitas air
ABSTRACT THE CAPABILITY PURIFICATION SYSTEM ON THE PRIMARY COOLING WATER QUALITY OF RSG_GAS. The evaluation of the capability purification system on primary cooling water of RSGGAS (KBE 01) has been carried out. The evaluation performed by observed effect of the operation purification system on the water quality continouslly once a week to measurement of pH, conductivity and TDS ( Total Dissolve Solid ) and observation with exchange of the ion exchanger resin. The evaluation result show that by the purification operation the quality of primary cooling water always maintain in allowable limit and by the exchanging once of the exchanger ion resin purification system caused the cooling water quality better, which the cooling water conductivity and Total Dissolve Solid, TDS to be decrease and the contrary for pH. Key words: Purificition, water quality
568
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
PENDAHULUAN Reaktor G.A.Siwabessy merupakan reaktor riset yang mempunyai daya termal maksimum 30 MW dan mempunyai fluks neutron ratarata 1014 n/cm2.detik yang berasal dari reaksi fisi. Sebagai reaktor riset maka panas yang dihasilkan harus dibuang. Untuk melepaskan panas tersebut, di reaktor G.A.Siwabessy dilengkapi dengan dua sistem pendingin yaitu sistem pendingin primer dan sistem pendingin sekunder yang menggunakan air sebagai bahan pendinginnya. Air pendingin primer reaktor berfungsi untuk memindah panas yang timbul sebagai akibat reaksi fisi di teras reaktor. Kualitas air pendingin primer akan mempengaruhi integritas komponen atau struktur reaktor, karena pada dasarnya air sebagai pendingin akan berhubungan langsung dengan komponen atau struktur reaktor. Oleh karena itu air yang digunakan sebagai pendingin harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan komponen atau struktur yang dirumuskan dalam spesifikasi kualitas air pendingin. Sebagai medium pemindah panas pada sistem pendingin primer reaktor G.A.Siwabeesy digunakan air bebas mineral dengan kualitas tertentu. Di reaktor G.A.Siwabessy untuk menghilangkan hasil aktivasi dan kotoran mekanik air pendingin primer dan menjaga kualitas air pendingin primer pada tingkat yang diizinkan maka pada sistem pendingin primer dilengkapi dengan tiga sistem pemurnian. Pada masingmasing sistem pemurnian air pendingin primer terdiri dari filter mekanik dan filter penukar ion Jenis penukar ion yang digunakan pada filter penukar ion merupakan campuran dari resin penukar anion dan kation yang berkualitas nuklir dalam bentuk OH − dan H+ . Dengan bertambahnya waktu penggunaan, maka resin tersebut akan mengalami kejenuhan. Parameter kondisi filter penukar ion ditentukan dari besarnya harga beda tekanan dan tingkat radioaktivitas serta konduktifitas air keluaran filter penukar ion. Apabila salah satu atau lebih parameter kondisi filter penukar ion mencapai harga yang ditentukan, maka. filter penukar ion (resin) harus diganti dengan resin yang baru dan tidak dilakukan regenerasi. Selain filter penukar ion, pada sistem pemurnian air pendingin primer dilengkapi juga dengan filter resin trap yang bertujuan untuk menangkap resinresin dan kotoran mekanik halus yang terlepas dari filter penukar ion. Jika beda tekanan pada sisi masuk dan sisi keluar dari filter resin trap mencapai 2 bar, maka filter resin trap tersebut harus diganti dengan yang bersih, sementara yang kator dicuci dengan metode ultrasonik. Dalam makalah ini akan dievaluasi bagaimana pengaruh sistem pemurnian terhadap kualitas air pendingin primer.
569
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
TEORI Air pendingin primer berfungsi untuk memindahkan panas yang timbul di teras reaktor, sebagai moderator dan sebagai perisai radiasi ke arah aksial Sebagai medium pembawa panas pada sistem pendingin primer digunakan air bebas mineral yang berasal dari Sistem produksi air bebas mineral (GCA 01) dengan kualitas tertentu.Volume air pendingin primer total sebesar 330 m3, dengan rincian 220 m3 volume kolam reaktor, 80 m3 volume delay chamber dan 30 m3 volume pada sistem pemipaan. Untuk menghilangkan hasil aktivasi dan kotoran mekanik air pendingin primer dan menjaga kualitas air pendingin primer pada tingkat yang diizinkan maka pada sistem pendingin primer dilengkapi dengan sistem pemurnian (pemurnian). yang terdiri dari : 1.
Sistem pemurnian air kolam (KBE 01)
2. Sistem pemurnian dan penyedia lapisan air hangat ( KBE 02) 3. Sistem pemurnian air kolam penyimpan bahan bakar bekas (FAK 01) 1. Sistem Pemurnian air kolam (KBE 01) Sistem ini berfungsi untuk menjaga kualitas air pendingin serta menekan tingkat paparan radiasi di ruang Balai Operasi (Operation Hall) dengan cara menghilangkan bahan yang teraktivasi dan kotoran mekanik yang terlarut maupun tidak terlarut di dalam air pendingin primer. Sistem ini terdiri dari filter penukar ion dan filter mekanik. Filter penukar ion berisi campuran resin penukar anion dan kation yang berkualitas nuklir, terdiri dari 750 liter anion OHdan 750 liter kation H+ resin tipe Lewatit. Filter mekanik berfungsi sebagai resin trap yang berfungsi untuk menangkap resinresin dan kotoran mekanik halus yang terlepas dari filter penukar ion. Secara teoritis, resin tersebut mampu untuk dilalui air pendingin primer dengan laju alir ratarata 40 m3/jam atau kirakira 12% dari total volume air pendingin primer per jam.. Tingkat kejenuhan resin tersebut ditandai dengan adanya perbedaan tekanan antara sebelum dan sesudah filter sebesar > 1,5 bar, radioaktivitas sebesar > 0,1 Ci/m3dan konduktivitas air air keluaran filter penukar ion > 8 µS/cm.Apabila salah satu atau lebih parameter kondisi filter penukar ion mencapai harga yang ditentukan, maka. filter penukar ion (resin) harus diganti dengan resin yang baru dan tidak dilakukan regerasi sedangkan penggantian resin trap dilakukan apabila perbedaan tekanan antara sebelum dan sesudah filter sebesar > 2 bar.
570
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
2. Sistem Pemurnian Lapisan Air Hangat (KBE 02). Sistem ini berfungsi untuk mengambil ionion hasil aktivasi terlarut dan kotoran dari lapisan air hangat dan menjaga kualitas air pendingin pada tingkat yang ditentukan. Sistim ini dilengkapi dengan pemanas untuk menyediakan lapisan air hangat pada permukaan teratasnya setinggi kurang lebih 1,5 m dimana temperaturnya berkisar antara 8 ~ 10 oC lebih tinggi dibandingkan air dibagian bawahnya. Air hangat ini berfungsi sebagai lapisan penahan terlepasnya senyawa gas aktif keluar dari permukaan kolam. Disamping itu sistem ini menyediakan air pengisian dan pembilasan tabungtabung berkas netron (beam tubes). Sistem ini terdiri dari mixbed filter (KBE 02 BT03) dan filter mekanik dengan laju alir 20 m3/jam. Filter penukar ion berisi campuran resin penukar anion dan kation yang berkualitas nuklir, yang terdiri dari 200 liter anion OHdan 200 liter kation H+ resin tipe Lewatit. Kejenuhan mixbed filter diindikasikan oleh adanya perbedaan tekanan pada sebelum dan sesudah resin sebesar > 1,5 bar, radioaktivitas sebesar sebesar > 5x10 2 Ci/m3 untuk aliran masuk dan > 103 Ci/m3 untuk aliran balik dan konduktivitas air air keluaran filter penukar ion > 8µS/cm. .Apabila salah satu atau lebih parameter kondisi filter penukar ion mencapai harga yang ditentukan, maka. filter penukar ion (resin) harus diganti dengan resin yang baru dan tidak dilakukan regerasi sedangkan penggantian resin trap dilakukan apabila perbedaan tekanan antara sebelum dan sesudah filter sebesar > 2 bar. 3. Sistem Pemurnian Kolam Bahan Bakar Bekas (FAK 01) Sistem ini berfungsi untuk membersihkan air dari senyawa yang sudah teraktivasi serta kotoran mekanik baik itu terlarut maupun tidak terlarut di dalam air kolam penyimpan bahan bakar bekas sehingga kualitas air kolam penyimpan selalu berada pada harga spesifikasi kualitas air kolam reaktor. Selain itu, FAK 01 juga berfungsi sebagai mengambil panas peluruhan dari elemen bakar bekas di kolam penyimpan. Sistem ini terdiri dari mix bed filter yang berisi campuran resin penukar anion dan kation yang berkualitas nuklir yang terdiri dari 350 liter anion OH dan 350 liter resin kation H+ resin tipe Lewatit ,dan filter mekanik dengan laju alir 15 m3/jam. Kejenuhan mix bed filter diindikasikan oleh adanya perbedaan tekanan pada sebelum dan sesudah resin sebesar > 1,5 bar radioaktivitas sebesar > 103 Ci/m3 konduktivitas air air keluaran filter penukar ion > 8µS/cm. .Apabila salah satu atau lebih parameter kondisi filter penukar ion mencapai harga yang ditentukan, maka. filter penukar ion (resin) harus diganti dengan resin yang baru dan tidak dilakukan regerasi sedangkan penggantian resin trap dilakukan apabila perbedaan tekanan antara sebelum dan sesudah filter sebesar > 2 bar.
571
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
PENGENDALIAN KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER RSGGAS Untuk menjaga agar spesifikasi kualitas air pendingin primer tetap terjaga , secara kontinyu air pendingin primer dilewatkan pada sistem pemurnian dan dilakukan pemantauan secara rutin seminggu sekali terhadap pH ,konduktivitas dan TDS (Total Disolve Solid) yang merupakan parameter kontrol kualitas air serta perlakuan kimiawi yang berupa penggantian resin penukar ion pada sistem pemurnian. Parameter kondisi resin penukar ion (filter ionik) ditentukan dari besarnya harga beda tekanan dan tingkat radioaktivitas serta konduktifitas air keluaran filter ionik. Apabila salah satu atau lebih parameter kondisi filter ionik mencapai harga yang ditentukan, maka resin (filter ionik) harus diganti. Untuk mengetahui besaran harga beda tekanan dan radioaktivitas pada sisitem pendingin primer pada masingmasing sistem pemurnian dipasang instrumentasi pengukuran beda tekanan dan tingkat radioaktivitas air kolam. dimana semua hasil pengukuran ditampilkan di RKU ( Ruang Kendali Utama) dan dicatatat pada Lembar Data Operasi. Disamping itu pada masingmasing sistem pemurnian dilengkapi juga dengan tempat pengambilan sampel untuk dianalisa secara rutin di laboratorium, dari sini harga konduktivitas dapat diketahui.
TATA KERJA 1. Pengamatan terhadap kontrol kualitas air dilakukan seminggu sekali dengan mengukur pH dan konduktivitas dan padatan terlarut, TDS pada ketiga sistem pemurnian yaitu : Sistem Pemurnian Air Kolam Reaktor ( KBE01) Sistem Pemurnian Lapisan Air Hangat (KBE02) dan Sistem Pemurnian Air Kolam Bahan Bakar Bekas ( FAK 01) Pengukuran TDS dan konduktivitas dengan Koductivitymeter merk Hach sedangkan pengukuran pH dilakukan menggunakan pH meter merk Hach. 2. Pengamatan penggantian resin penukar ion yang diambil dari logbook penggantian resin 3. Semua pengamatan dilakukan dalam kurun waktu 11 Oktober 2002 sampai dengan 21 September 2005.
572
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan terhadap kontrol kualitas air dalam kurun waktu Oktober 2002 sampai dengan 21 September 2005 ditampilkan pada Lampiran1dan grafiknya diberikan pada Gambar 1 dan 2
Gambar 1: Grafik kontrol kualitas air pada ketiga sistem pemurnian (KBE01,KBE02 dan FAK 01 ) periode Oktober ’02 s/d September ‘05
Dari lampiranl 1 menunjukan bahwa secara keseluruhan dari hasil kontrol kualitas air pada ketiga sistem pemurnian air yang terdapat pada sistem pendingin primer (KBE01, KBE 02 dan FAK 01) periode Oktober’02 s/d September’05 menunjukan harga yang fluktuasi dimana konduktivitas air pendingin berada pada rentang harga 0,6 –3,5 µS/cm, lebih rendah dari batas maksimalnya yang ditentukan yaitu 8 µS/cm.dan TDS berada pada rentang harga 0,2 – 1,5mg/l sedangkan pH air pendingin primer berada pada rentang harga 5,2 – 6,9. Dari Lampiran 1 dan Gambar 1, terlihat bahwa konduktivitas dan padatan terlarut (TDS) air pendingin primer pada awal pengamatan menunjukan angka yang rendah dan dengan berjalanya waktu menunjukan adanya kecenderung mengalami kenaikan dan kemudian menurun selanjutnya mengalami kenaikan kembali . Hal ini berkaitan dengan
573
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
kemampuan tukar dari resin penukar ion pada sistem pemurnian. Dengan bertambahnya waktu penggunaan resin penukar ion , kemampuan tukar ion akan menurun dan. lama kelamaan mengalami kejenuhan sehingga perlu diganti dengan resin baru . Konduktivitas merupakan ukuran kemampuan larutan untuk menghantarkan arus listrik, sehingga dengan mengetahui besaran konduktivitas akan diperoleh gambaran/perkiraan kadar ionion yang terlarut dalan air pendingin. Pada proses pemurnian air, resin penukar ion berfungsi untuk mengambil pengotor air dengan cara pertukaran ion yang bermuatan sama. Dengan adanya penggantian resin pada sistem pemurnian maka kapasitas tukar ion menjadi besar, oleh karena itu semakin banyak ion pengotor dalam air yang dapat dipertukarkan sehingga didapatkan kualitas air yang mempunyai besaran konduktivitas kecil. Oleh karena itu setelah penggantian resin penukar ion , konduktivitas air pendingin mengalami penurunan. Dari pengamatan yang diambil dari logbook penggantian resin tercatat bahwa pada 7 Oktober ’02 terjadi penggantian resin penukar ion pada sistem pemurnian Lapisan air hangat (KBE02) sehingga pada Tabel 1 dan Gambar 1 terlihat data awal pengamatan terhadap konduktivitas dan padatan terlarut menunjukan angka yang yang rendah dan perlahan mengalami kenaikan dan pada gambar 1 terlihat bahwa konduktivias dan padatan terlarut pada tanggal 26 Januari 2004 mengalami penurunan hal ini disebabkan karena pada tgl 23 Januari 2004 terjadi penggantian resin penukar ion pada sistem pemurnian air kolam reaktor (KBE01) serta pada tanggal 9 Juni 2005 terjadi penggantian resin penukar ion pada sistem pemurnian lapisan air hangat (KBE02) lagi sehingga konduktivitas dan padatan terlarut mengalami penurunan kembali ( data tgl 20 Juni 2005). Hal yang berbeda apabila dilihat dari pengamatan terhadap pH air pendingin. Setelah penggantian resin penukar ion, dimana pada saat konduktivitas mengalami penurunan, pH air pendingin justru mengalami kenaikan. Sebagai contoh seperti terlihat pada Gambar 2. Hal ini disebabkan karena filter penukar ion pada sistem pemurnian berisi campuran resin penukar kation dalam bentuk H+ dan anion dalam bentuk OH sehingga setelah penggantian resin penukar ion, kation pengotor dalam air akan
,
dipertukarkan dengan H+ dari resin dan anion pengotor air pendingin dipertukankan dengan OHdari seperti reaksi berikut :
RH++ Y+
R Y+ + H+
Resin penukar Kation Kation dalam air
574
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
ROH+ Y
RY+ OH
Resin penukar Anion Anion dalam air
H+ + OH
H2O
Oleh karena itu pH air pendingin setelah penggantian resin penukar ion akan mendekati pH air murni.
Gambar 2 : Grafik perubahan kualitas air pada sistem pemurnian air kolam ( KBE 01) setelah pergantian resin penukar ion pada tanggal 22 Januari 2004 Dari Gambar 1 terlihat bahwa besaran konduktivitas air pada bulan Januari’ 04 mengalami penurunan yang besar , hal ini disebabkan karena pada tgl 22 Januari ’04 terjadi penggantian resin pada sistem pemurnian air kolam reaktor (KBE 01) yang memiliki jumlah resin terbesar diantara ketiga sistem tersebut., sehingga dengan bertambah besarnya jumlah resin , maka semakin banyak ion pengotor dalan air yang dapat dipertukarkan sehingga didapatkan kualitas air yang mempunyai besaran konduktivitas kecil. Secara keseluruhan dari hasil kontrol kualitas air pereode Oktober’02 s/d
575
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
September’05 menunjukan bahwa harga konduktivitas maksimum adalah 3,5 µS/cm lebih rendah dari batas maksimum yang ditetapkan yaitu : 8µS/cm. Sedangkan resin penukar ion pada sistem pemurnian sudah mengalami beberapa kali penggantian , ini menunjukan bahwa batasan kondisi operasi maksimum sisi mekanik lebih dulu tercapai dibanding dari sisi ionik.
KESIMPULAN: 1.
Dari hasil pengamatan selama kurun waktu Oktober’02 s/d September’05 dapat disimpulkan bahwa:
2. Penggantian resin penukar ion pada salah satu sistem pemurnian yang terdapat pada sistem pendingin primer akan mempengaruhi kualitas air pendingin primer 3. Penggantian penukar ion akan menyebabkan kualitas air menjadi baik dimana konduktivitas air menjadi kecil dan pH air mendekati air murni Kualitas air pendingin primer selalu terjaga kondisi operasionalnya yaitu : Konduktivitas air pendingin primer berada pada rentang harga 0,4 –3,5µS/cm, lebih rendah dari batas maksimalnya yang ditentukan yaitu 8 µS/cm. PH air pendingin primer berada pada rentang harga 5,2– 6,9 TDS ( Jumlah Padatan Terlarut ) berada pada rentang harga 0,2 – 1,5 mg/l
576
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIMOUS, Safety Analysis Report (SAR) ,BATAN, MPR30, Rev.7 , Vol.2,1989. 2. DIYAH ERLINA LESTARI, Kimia Air, Diktat Penyegaran Operator dan Supervisor Reaktor, Pusbang Teknologi Reaktor Riset, September, 2005. 3. Drs. ISMONO, Zat penukar ion dan Reaksi Penukaran Ion dalam Analisa Kimia, Catatan kuliah, jurusan kimia FMIPA, ITB, 1988.
4. A.S.GOKHLE, P.K; MATHOR and K.S. VENKATESWARHU,‘ Ion Exchange Resin for Water Purification ; Properties and Characteristion’,Water chemestry Division, Bhabha Atomic. Research Centre. Bombay, India 1987.
5. ANONIMOUS, Instruction Manual Water Quality Checker U10, Horiba.Ltd, 1991. 6. ANONIMOUS , Instruction Manual Conductivity/TDS Meter Model 44600, Hatch Company, 1989
577
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
LAMPIRAN 1. KUALITAS AIR PADA KETIGA SISTEM PEMURNIAN PERIODE OKTOBER 2002SEPTEMBER 2005
Tanggal 28Oct02 20Nov02 09Jan03 13Jan03 23Jan03 03Feb03 10Mar03 18Mar03 31Mar03 09Apr03 16Apr03 28Apr03 07May03 22May03 02Jun03 26Jun03 02Jul03 10Jul03 22Jul03 28Jul03 11Aug03 26Aug03 11Sep03 30Sep03
KBE 01 pH 5.31 5.38 5.45 6 5.9 5.87 6.05 5.83 6.61 5.1 5.55 5.69 5.9 5.62 5.67 5.36 5.47 5.65 5.51 5.52 5.23 5.5 5.3
Kond 0.8 1.1 1.35 1.4 1.3 1.7 1.3 1.5 1.4 1.6 1.6 1.5 1.6 1.6 1.7 1.7 1.8 1.9 1.7 1.9 1.5 1.9 1.8 2
KBE 02 TDS
0.80 0.60 0.60 0.70 0.80 0.80 0.70 0.80 0.80 0.80 0.80 0.90 0.90 0.80 0.80 0.70 0.80 0.90 0.90
pH 6.04 6.19 5.49 5.99 5.77 5.87 5.86 5.93 5.93 5.29 5.6 5.61 5.71 5.75 5.57 5.34 5.36 5.23 6.03 5.3 5.3
Kond 0.4 1.1 1.2 1.5 1.2 1.5 1.3 1.4 1.4 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.7 1.5 1.8 1.9 1.6 2 1.4 1.9 1.6 1.9
FAK 01 TDS
0.70 0.60 0.50 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.80 0.70 0.90 0.90 0.70 1.20 0.70 0.80 0.80 0.90
578
pH 5.93 6.14 5.4 5.97 5.78 5.59 5.97 5.62 5.91 5.56 5.66 5.75 5.59 5.71 5.87 5.4 5.21 5.7 5.78
Kond 0.8 1.2 1.2 1.3 1.2 1.3 1.3 1.3 1.4 1.6 1.5 1.6 1.6 1.5 1.7 1.5 1.6 1.8 1.5 1.7 1.4 1.8 1.6 1.7
TDS
0.70 0.60 0.50 0.70 0.80 0.70 0.80 0.80 0.70 0.80 0.70 0.80 0.80 0.80 0.80 0.70 0.80 0.80 0.80
Keterangan shutdown shutdown operasi operasi shutdown operasi shutdown operasi shutdown operasi operasi shutdown shutdown shutdown operasi shutdown shutdown operasi shutdown operasi shutdown operasi shutdown operasi
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
30Oct03 04Nov03 09Dec03 22Dec03
5.4 5.25 5.35 5.23
1.7 2.2 2.3 3
0.80 1.10 1.10 1.50
5.3 5.24 5.35 5.23
1.5 1.9 2 2.4
0.70 1.10 0.90 1.20
5.3 5.25 5.32 5.23
1.6 2 2.1 2.5
0.80 1.10 1.00 1.20
shutdown operasi shutdown operasi
Lanjutan ……………. Tanggal 05Jan04 26Jan04 03Feb04 05Feb04 08Mar04 23Mar04 25Mar04 29Mar04 06Apr04 12Apr04 19Apr04 22Apr04 26Apr04 10May04 27May04 31May04 09Jun04 14Jun04 28Jun04 08Jul04 22Jul04 02Aug04
KBE 01 pH 5.22 6.8 5.5 6.8 5.6 5.9 5.4 5.6 6.5 6 5.3 5.3 5.3 5.36 5.5 5.3 5.4 5.25 5.62 5.22 5.6 5.25
Kond 3.5 0.6 0.8 0.7 0.9 0.7 0.8 0.7 0.6 0.8 1.2 1 1.2 1.4 1.7 1.6 1.5 1.6 1.4 1.7 1.6 1.8
KBE 02 TDS 1.7 0.2 0.4 0.3 0.4 0.2 0.4 0.3 0.3 0.4 0.6 0.5 0.6 0.7 0.9 0.8 0.7 0.8 0.7 0.9 0.8 0.9
FAK 01
pH 5.22 6.8 5.4 6.9 5.6 5.3
Kond 2.9 1.6 1.1 1.4 1.1 1.1
TDS 1.4 0.8 1.1 0.7 0.7 0.7
5.9 6.7 5.7 5.2 5.2 5.2 5.24 5.3 5.2 5.5 5.23 5.42 5.2 5.4 5.24
1.1 0.9 1.1 1.4 1.2 1.6 1.7 1.8 1.9 1.6 1.7 1.4 1.7 1.6 2
0.6 0.5 0.6 0.7 0.6 0.8 0.9 0.9 0.9 0.8 0.9 0.7 0.9 0.8 1.1
579
Ph 5.26 6.6 5.4 6.8 5.6 5.3 5.2 5.6 6.9 6.4 5.3 5.3 5.25 5.21 5.3 5.5 5.41 5.41 5.37 5.26 5.4 5.3
Kond 2.9 1.4 1.1 1 1.1 1.1 1.1 1.1 0.8 1 1.2 1.2 1.3 1.6 1.6 1.9 1.5 1.6 1.4 1.6 1.6 1.9
TDS 1.4 0.7 0.7 0.5 0.7 0.5 0.6 0.6 0.5 0.5 0.6 0.6 0.6 0.8 0.7 1 0.7 0.8 0.7 0.8 0.8 1
Keterangan operasi shutdown operasi shutdown operasi operasi operasi operasi shutdown operasi operasi shutdown operasi operasi shutdown operasi shutdown operasi shutdown operasi shutdown operasi
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
10Aug04 01Sep04 06Sep04 28Sep04 18Oct04 26Oct04 01Dec04
5.3 5.6 5.4 5.5 5.6 5.3 5.4
1.4 1.5 1.6 1.5 1.7 1.6 1.4
0.7 0.7 0.8 0.8 0.8 0.8 0.7
5.26 5.5 5.4 5.4 5.5 5.2 5.3
1.6 1.5 1.6 1.7 1.9 1.9 1.6
0.8 0.8 0.8 0.9 0.8 1 0.8
5.35 5.5 5.4 5.3 5.5 5.2 5.3
1.5 1.5 1.5 1.5 1.8 1.6 1.5
0.7 0.8 0.7 0.8 0.9 0.8 0.7
shutdown shutdown operasi operasi operasi operasi shutdown
Lanjutan……………. Tanggal 06Dec04 09Dec04 20Dec04 28Dec04 11Jan05 17Jan05 07Feb05
KBE 01 pH Kond 5. 1.5 4 5. 1.6 6 5. 1.5 5 5. 1.6 2 5. 1.5 4 5. 1.6 4 5. 1.6
KBE 02
FAK 01
Keterangan
TDS
pH
Kond
TDS
pH
Kond
TDS
0.8
5.3
1.8
0.9
5.3
1.5
0.8
operasi
0.8
5.5
1.8
0.9
5.5
1.6
0.8
operasi
0.7
5.4
1.7
0.8
5.4
1.5
0.8
shutdown
0.8
5.3
1.8
0.9
5.35
1.6
0.8
operasi
0.9
5.3
1.7
0.9
5.3
1.6
0.8
shutdown
0.8
5.3
1.9
1
5.3
1.6
0.8
operasi
0.8
5.3
1.7
0.8
5.3
1.6
0.8
shutdown
580
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
01Mar05 03Mar05 08Mar05
4 5. 7 5. 8 5. 5
10Mar05 17Mar05 23Mar05 07Apr05 12May05 31May05 20Jun05 28Jun05 05Jul05 13Jul05 18Jul05
5. 6 5. 7 5. 7 5. 6 6 6. 3 5. 7 6. 2 6. 7 5. 8
1.5
0.7
5.7
1.9
0.9
5.7
1.7
0.8
operasi
1.6
0.8
5.7
1.9
0.9
5.7
1.8
0.9
shutdown
1.6
0.8
5.4
1.9
1
5.5
1.7
0.8
operasi
1.6
0.8
1.9
0.9
1.7
0.8
shutdown
1.5
0.7
5.6
1.7
0.8
5.6
1.6
0.8
shutdown
1.5
0.7
5.7
1.7
0.8
5.7
1.6
0.8
shutdown
1.6
0.8
5.7
1.8
0.9
5.7
1.7
0.8
shutdown
1.9
0.9
5.6
2.2
1.1
5.6
2
1
operasi
2.1
1
5.8
2.4
1.2
5.8
2
1
operasi
0.8
0.3
6.5
0.4
0.1
6.4
0.8
0.3
shutdown
1.7
0.8
5.9
0.8
0.4
5.7
1.4
0.7
operasi
1.6
0.8
6.3
0.9
0.6
6.4
1.6
0.8
operasi
1.6
0.8
6.7
1.2
0.6
6.6
1.6
0.8
shutdown
1.8
0.9
5.7
1.4
0.7
5.7
1.8
0.9
operasi
581
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
20Jul05 27Jul05 03Aug05 24Aug05 01Sep05 21Sep05
6.1 1.8 5. 1.6 7 6.1 1.9 5. 2 8 2.3 5. 2 9
0.9
6.1
1.3
0.7
6.1
1.7
0.8
operasi
0.8
5.8
1.3
0.6
5.8
1.5
0.8
shutdown
0.9
6
1.6
0.8
5.9
1.8
0.9
operasi
1
5.8
1.6
0.8
5.8
2
1
shutdown
1.6
0.8
2.1
1.1
operasi
1.5
0.7
1.9
1
shutdown
1.2 1
6
6
582
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
DISKUSI DAN TANYA JAWAB Penanya: Ambyah Suliwarno Pertanyaan: a. Bagaimana prinsip kerja resin penukaran ion H+dan ion oHˉ? b. Berapa Suhu ( range ) resin tersebut dapat dipergunakan? c. Kapan dan bagaimana resin tersebut tidak bisa dipakai lagi? Jawaban: a. Prinsip kerja resin penukar ion H+ pada sistim pemurnian adalah mengambil dengan cara pertukaran. Semua pengotor kalian air pendingin sedangkan pengotor anion dalam air akan diambil atau dipertukarkan dengan oHˉ resin penukar. Sehingga didapatkan kualitas air yang mempunyai konduktivitas yang kecil. Tetapi dengan berjalannya waktu penggunaan resin maka kapasitas tukar resin akan turun sehingga didapatkan kualitas air dengan konduktivitas semakin besar dan resin perlu diganti. b. Range suhu resin dapat digunakan < 50˚C ( tergantung jenis resin ) c. Apabila salah satu batasan indikasi atau parameter penggantian resin tercapai. Sebagai parameter kondisi resin penukar ion pada sistem pemurnian pada sistem pendingin primer RSG – GAS adalah beda ukuran sebelum dan sesudah melewati resin, radio aktivitas dan konduktivitas air. Penanya: Arif Isnaeni ( P2STPIBN BAPETEN ) Pertanyaan: a. Sistem kerja sistem pemurnian terhadap kualitas air pendingin primer RSG – GAS? Jawaban: a. Pada prinsionya kinerja sistem pemurnian pada pendingin primer RSG – GAS adalah memurnikan dan menjaga kualitas air pendingin primer tetap terpenuhi dimana mekanisme kerjanya adalah pengotor ionik yang larut dalam air akan diambil oleh resin penukar ion dengan cara pertukaran ion bermuatan sama sehingga didapatkan kualitas air pendingin yang konduktivitasnya kecil. Sedangkan pengotor mekanik halus yang lepas dari filter resin akan ditangkap oleh filter mekanik yang berupa resin trap.
583
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006 ISSN: 14123258
584