ISSN 0216 - 3128
82
Setiyanto, dkk.
EFEK PENGGUNAAN ELEMEN BAKAR SILISIDA KERAPATAN 4,8 gU/cc TERHADAP SIFAT KINETIKA REAKTOR RSG-GAS Setiyanto, Tagor M. Sembiring, Surian Pinem Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir, Kawasan Puspiptek Gedung 80, Serpong, 15310,
[email protected]
ABSTRAK EFEK PENGGUNAAN ELEMEN BAKAR SILISIDA KERAPATAN 4,8 gU/cc TERHADAP SIFAT KINETIKA REAKTOR RSG-GAS. Saat ini RSG-GAS menggunakan elemen bakar silisida 2,96 g U/cc. Untuk meningkatkan lama operasi reaktor maka akan direncanakan untuk mengganti elemen bakar silisida dengan kerapatan yang lebih tinggi. Perhitungan parameter kinetik teras silisida kerapatan 4,8 gU/cc telah dilakukan mengingat pengaruhnya sangat penting untuk keselamatan operasi reaktor. Parameter kinetik yang dihitung yaitu fraksi neutron kasip efektif, konstanta peluruhan neutron kasip, umur neutron serempak dan koefisien reaktivitas umpan balik. Perhitungan sel dan teras masing-masing dilakukan dengan paket program WIMS-D/4 dan paket program metode difusi neutron 2-dimensi Batan-FUEL. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa harga fraksi neutron kasip adalah 7,0325610-3, konstanta peluruhan neutron kasip total 7,8582010-2 s-1dan umur neutron serempak 55,4900 µs. Harga umur neutron serempak ada lebih kecil 13 % dibandingkan teras berbahan bakar silisida 2,96 gU/cc. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa seluruh koefisien reaktivitas umpan balik teras silisida 4,8 gU/cc bernilai negatif. Jika dijumlahkan total, maka nilai koefisien reaktivitas umpan balik teras berbahan bakar silisida 4,8 gU/cc lebih kecil 10% dibanding teras berbahan bakar silisida 2,96 gU/cc. Hasil ini menunjukkan bahwa harga parameter kinetik teras berbahan bakar silisida 4,8 gU/cc berkurang dibandingkan dengan teras silisida 2,96 g U/cc, tetapi tidak akan berpengaruh terhadap pola operasi reaktor. Kata kunci: parameter kinetik, elemen silisida, reaktivitas umpan balik, keselamatan reaktor
ABSTRACT EFFECT OF UTILIZATION OF SILICIDE FUEL WITH THE DENSITY 4,8 gU/cc ON THE KINETIC PARAMETERS OF RSG-GAS REACTOR. Presently, the RSG-GAS reactor using silicide fuel element of 2.96 g U/cc. For increasing reactor operation time, its planning to change to higher density fuel. The kinetic calculation of silicide core with density 4,8 gU/cc has been carried out, since it has an influence on the reactor operation safety. The calculated kinetic parameters are the effective delayed neutron fraction, the delayed neutron decay constant, prompt neutron lifetime and feedback reactivity coefficient very important for reactor operation safety. The calculation is performed in 2-dimensional neutron diffusion-perturbation method using modified Batan-2DIFF code. The calculation showed that the effective delayed neutron fraction is 7.0325610-03, total delay neutron time constant is 7.8582010-02 s-1 and the prompt neutron lifetime is 55.4900 µs. The result of prompt neutron lifetime smaller 10 % compare with silicide fuel of 4.8 gU/cc. The calculated results showed that all of the feedback reactivity coefficient silicide core 4,8 gU/cc is negative. Totally, the feedback reactivity coefficient of silicide fuel of 4.8 gU/cc is 10% less than that of silicide fuel of 2.96 gU/cc. The results shown that kinetic parameters result decrease compared with the silicice core with density 2,96 gU/cc, but no significant influence in the RSG-GAS reactor operation. Key Words: Kinetic parameters, silicide fuel, feedback reactivity, reactor safety
PENDAHULUAN
R
eaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSGGAS) saat ini menggunakan elemen bakar silisida berkerapatan 2,96 g U/cc. Untuk meningkatkan lama operasi reaktor dan efesiensi maka
direncanakan penggantian elemen bakar silisida 2,96 g U/cc dengan elemen bakar silisida dengan kerapatan yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan program konversi teras RSG-GAS menggunakan bahan bakar dengan tingkat muat tinggi, maka diperoleh beberapa
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
Setiyanto, dkk.
ISSN 0216 - 3128
kandidat yaitu silisida dengan kerapatan 3,55 g/cc dan 4,8 g U/cc. Untuk merealisasikan recana penggantian elemen bakar ini maka telah dilakukan perhitungan teras dan parameter kinetik dengan silisida kerapatan 2, 96 gU/cc dan 3,55 g U/cc[1,2]. Menurut perhitungan neutronik maka teras silisida dengan keraptan 4,8 gU/cc masih aman untuk operasi reaktor dan dapat meningkatkan siklus operasi reaktor[3]. Mengingat adanya peningkatan kerapatan uranium yang signifikan, sudah pasti parameter kinetik berubah jika dibandingkan dengan teras silisida kerapatan 2,96 g U/cc dan 3,55 g U/cc. Disamping itu, interaksi antara moderator dan bahan bakar dibahan bakar berkerapatan lebih tinggi akan berbeda dengan bahan bakar berkerapatan rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian untuk menentukan parameter kinetik teras RSG-GAS dengan kerapatan 4,8 gU/cc. Parameter kinetik sangat penting untuk analisis keselamatan reaktor, khususnya bila terjadi ekskursi daya sehingga perlu dilakukan perhitungan yang akurat dengan memperhitungkan beberapa nuklida dapat belah yang terjadi pada teras reaktor. Dalam makalah ini akan dilakukan analisis seluruh parameter kinetik seperti fraksi neutron kasip efektif, βeff, konstanta peluruhan neutron kasip (λ), umur neutron serempak (Λ), koefesien reaktivitas temperatur bahan bakar, koefesien reaktivitas moderator dan koefesien reaktivitas kerapatan moderator. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan progam WIMS/D4 dan Batan-2DIFF terubah. Progam WIMS/D4[4] digunakan untuk menggenerasi konstanta kelompok difusi untuk tiaptiap material pada teras reaktor. Program Batan2DIFF[5] digunakan untuk menghitung distribusi fluks neutron baik regular maupun adjoint.
83
Tampang lintang makroskopis, Σf digenerasi untuk beberapa langkah fraksi bakar dengan rentang diantara 0 – 90 % (hilangnya U-235). Kemudian disusun dalam sebuah pustaka, sehingga dapat dengan mudah dilakukan interpolasi untuk mendapatkan Σf sesuai dengan tingkat fraksi bakar di teras. Karena teras reaktor RSG-GAS terdiri dari 40 buah elemen bakar dan 8 buah elemen kendali, maka dilakukan 48 buah interpolasi untuk mendapatkan fraksi bakar seluruh bahan bakar tersebut. Generasi sel dengan paket progam WIMS/D4 juga dilakukan untuk menentukan kecepatan rerata neutron. Tidak seperti dalam pembangkitan Σf yang dinyatakan dalam 4 kelompok tenaga neutron, penentuan kecepatan rerata neutron dilakukan dalam 69 kelompok tenaga neutron. Kecepatan rerata neutron dalam 4 kelompok tenaga dihitung dengan membobot kecepatan neutron dalam 69 kelompok tenaga dengan fluks sel rerata. Perhitungan koefisien reaktivitas umpan balik dilakukan pertama kali dalam perhitungan sel dengan paket program WIMS-D4 dalam 4 (empat) kelompok tenaga neutron. Langkah perhitungan sel adalah sebagai berikut : 1. Pembangkitan konstanta kelompok difusi neutron dalam kondisi kamar (20 oC) sebagai fungsi fraksi bakar. 2. Pembangkitan konstanta kelompok difusi neutron dalam kondisi temperatur bahan bakar (meat) diubah dari 20 oC – 200 oC. 3. Pembangkitan konstanta kelompok difusi neutron dalam kondisi temperatur moderator diubah dari 20 oC – 100 oC. Dalam langkah ini densitas moderator tidak berubah.
METODE PERHITUNGAN
4. Pembangkitan konstanta kelompok difusi neutron dalam kondisi densitas moderator diubah dari 0.958 g.cm-3– 0.998 g.cm-3. Walaupun temperatur moderator dijaga tetap, akan tetapi rentang kerapatan ini identik dengan teperatur air dari 20 oC – 200 oC.
Generasi Sel
Perhitungan Teras
Generasi sel elemen bakar reaktor RSG-GAS dilakukan dengan paket progam WIMS/D4 untuk memperoleh tampang lintang makroskopis fisi, Σf untuk tiap isotop dapat belah. Tampang lintang tersebut dihitung dengan laju reaksi fisi untuk isotop dapat belah U-235, U-238, Pu-239 dan Pu-241. Keempat isotop ini dipilih karena dominan dibandingkan dengan isotop belah lain penyusun bahan bakar dalam menentukan Σf bahan bakar.
Selanjutnya dilakukan perhitungan teras dengan paket program Batan-2DIFF. Distribusi fraksi bakar penyusun teras pada awal siklus (BOC) diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar 1. Konstanta kelompok difusi neutron sebagai fungsi temperatur dan densitas yang sesuai dengan fraksi bakar teras diperoleh dengan cara interpolasi.
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
Setiyanto, dkk.
ISSN 0216 - 3128
84
Tabel 1. Parameter Neutronik Teras RSG-GAS Silisida 4,8 g U/cc. PARAMETER Panjang siklus operasi reaktor (MWD/hari)
1400/46,6
Fraksi bakar rerata BOC (%)
34,23
Fraksi bakar rerata EOC (%)
43,07
Fraksi bakar buang maksimum (%)
75,42
Reaktivitas teras lebih BOC dingin bebas xenon (%)
10,65
Reaktivitas lebih teras EOC panas xenon setimbang (%)
2,37
Margin reaktivitas padam minimum (%)
-3,02
PPF radial maksimum
1,31
14
2
Fluks neutron (x 10 n/cm s) CIP/IP 8 posisi Fluks neutron termal rerata
2,1860
Fluks neutron termal maksimum
2,4430
Fluks neutron cepat rerata
2,1360
B
B
B
BS
B
B
B
P R T F
B
B
B
B
BS
B
EB 1
EB 2
EB 3
EB 4
EB 5
EB 1
B
B
BS
B
EB 3
EB 8
IP
EK 7
EB 7
EB 6
B
BS
B
F
EB 2
EB 2
EK 3
EB 6
EB 8
EK 2
EB 7
EB 1
B
PN RS
E
EB 3
EK 6
EB 4
EB 6
IP
EB 3
B
HY RS
D
EB 5
IP
EB 8
EB 4
EK 5
EB 5
B
HY RS
C
EB 2
EB 7
EK 1
EB 7
EB 6
EK 4
EB 3
EB 1
B
HY RS
B
BS NS
EB 6
EB 8
EK 8
IP
EB 8
EB 4
B
B
HY RS
A
B
EB 1
EB 7
EB 4
EB 5
EB 3
EB 2
B
BS
B
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
K
BS
B
B
B
BS
H
B
G
J
CIP
Beryllium Block Reflector
Keterangan: EB = Elemen bakar standar; EK = Elemen bakar kendali; BE = Elemen reflektor berilium; BS = Elemen reflektor berilium dengan Plug; IP = Posisi iradiasi; CIP = Posisi iradiasi tengah; PNRS = Pneumatic rabbit system; HYRS = Hydraulic rabbit system. Gambar 1. Konfigurasi Teras RSG-GAS (angka dalam grid menunjukkan kelas fraksi bakar).
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
Setiyanto, dkk.
ISSN 0216 - 3128
Perhitungan Parameter Kinetik Teras Perhitungan parameter neutron kasip reaktor RSG-GAS dilakukan dengan paket progam difusi neutron 2-dimensi Batan-2DIFF. Teras silisida dimodelkan dalam geometri 2-dimensi X-Y. Dan perhitungan parameter neutron kasip dilakukan dalam 4 kelompok tenaga neutron. Dalam paket progam Batan-2DIFF dilakukan perhitungan nilai pribadi (keff), distribusi fluks reguler dan adjoint. Subroutine ADJOINT dalam program Batan-2DIFF melakukan perhitungan parameter neutron kasip teras silisida. Data masukan yang diperlukan oleh subprogram ini adalah distribusi fluks neutron
85
regular dan adjoint, kecepatan rerata neutron, data neutron kasip dan tampang lintang makroskopis pembelahan sebagai fungsi isotop penyusun bahan bakar silisida, Dengan data tersebut, subprogram dapat menentukan fraksi neutron kasip efektif β, konstanta peluruhan neutron serempak, λ dan umur neutron serempak, Λ. Diagram alir perhitungan parameter neutron kasip ditunjukkan pada Gambar 2. Perhitungan koefisien reaktivitas umpan balik teras dilakukan pada tiap kondisi temperatur bahan bakar, temperatur moderator dan kerapatan moderator. Diagram alir perhitungan umpan balik reaktivitas ditunjukkan pada Gambar 3.
SEL BAHAN BAKAR RSG-GAS
WIMS/D4 Generasi Σ f tiap nuklida dan kecepatan neutron rerata
Σf & v
Data teras RSG-GAS, Data Neutron Kasip (Tuttle& Saphier)
Subroutine INPUT
Subroutine DIFF
B A T A N 2 D I F F
Subroutine ADJOINT
Parameter Kinetik Teras Silisida 250 g dan 300 g RSG-GAS
Gambar 2. Diagram alir perhitungan parameter neutron kasip.
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
Setiyanto, dkk.
ISSN 0216 - 3128
86
T seluruh m aterial: - 293 o K (suhu kam ar) - suhu pd daya 30 M W th
T bahan bakar (m eat): - 3 2 3 s .d . 5 7 3 o K , s te p 50 o K
T m oderator (H 2 O ): - 3 1 3 s .d . 3 7 3 o K , s te p 20 o K
D ensitas H 2 O : - 0 ,8 0 s .d . 0 ,9 5 g c m -3 step 0,05 gcm -3
P erhitungan S el:
W IM S-D /4
P U S T A K A T A M P A N G LIN T A N G M AK R O S KO P IS S BG F U N G S I: - SU H U BA H A N BA K AR - SU H U M O D E R A T O R - D E N SIT A S M O D ER A TO R
DATA FRA K S I BAKAR TE RA S
INP U T: - T bahan bakar? - T m oderator ? - Densitas m oderator?
P R O G RA M INT E R P O L A S I CUB IC S P LINE
Σ g form at B atan-2DIFF
P erhitungan Teras: B atan-2DIFF
k eff teras
selesai
Gambar 3. Diagram alir perhitungan koefesien reaktivitas umpan balik.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan menggunakan progam WIMS/D4 dan Batan-2DIFF ditentukan parameter kinetik
untuk elemen bakar silisida berkerapatan 4,8 g U/cc. Hasil perhitungan untuk silisida 4,8 g U/cc dan silisida 2,96 gU/cc ditunjukkan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
Setiyanto, dkk.
ISSN 0216 - 3128
87
Tabel 2. Harga Parameter Neutron Kasip 4,8 g U/cc. Kelompok
Fraksi neutron kasip (βk)
Konstanta peluruhan neutron kasip (λk)
1,
2,66221.10-04
1,27065.10-02
2,
1,49756. 10-03
3,16613.10-02
3,
1,32957.10-03
1,16027.10-01
4,
2,83766.10-03
3,12390.10-01
5,
9,11018.10
-04
1,40117.10-00
6,
1,90532.10-04
3,86104.10+00
Fraksi Neutron Kasip Total: 7,03256.10-03 Konstanta Peluruhan Neutron Kasip Total: 7,83820.10-02 s-1 Umur Neutron Serempak: 55,4900 µs
Tabel 3. Harga Parameter Neutron Kasip Teras Silisida 2,96 g U/cc. Kelompok
Fraksi neutron kasip, βk
Konstanta peluruhan neutron kasip, λk (s-1)
1,
-04
2,74409.10
1,27039.10-02
2,
1,52818.10-03
3,16818.10-02
3,
1,35854.10-03
1,15611.10-01
4,
2,90688.10-03
3,11763.10-01
5,
9,26148.10-04
1,39968.10+00
6,
-04
3,86538.10+00
1,92124.10
Fraksi Neutron Kasip Total: 7,18629.10-03 Konstanta Peluruhan Neutron Kasip Total: 7,84341.10-2 s-1 Umur Neutron Serempak: 64,5126 µs
Untuk elemen bakar silisida 4,8 g U/cc harga fraksi neutron kasip efektif total 7,03256E-03 dan konstanta peluruhan neutron kasip masing-masing 7,83820.10-02 s-1. Jika kedua harga ini dibandingkan dengan silisida kerapatan 2,96 g U/cc tidak ada perbedaan yang signifikan. Harga umur neutron serempak untuk silisida 4,8 gU/cc adalah 55,4900 µs dan kondisi teras silisida 2,96 gU/cc sebesar 64,5126 µs. Harga fraksi neutron kasip efektif total dan konstanta peluruhan neutron kasip hampir sama dibandingkan dengan silisida 2,96 g U/cc dan umur neutron serempak berkurang sekitar 13 %. Penurunan ini diakibatkan bertambahnya fraksi bakar dalam teras dimana terbentuknya plutonium dan hasil fisi dalam teras reaktor. Tabel 4 menunjukkan koefisien reaktivitas umpan balik hasil perhitungan sebagai fungsi temperatur bahan bakar dan moderator untuk teras setimbang silisida RSG-GAS dengan kerapatan
uranium 4,8 gU/cc. Perubahan reaktivitas akibat temperatur moderator memberikan pengaruh yang lebih besar 141% dibanding pengaruh temperatur bahan bakar. Hal ini diakibatkan bertambahnya serapan resonansi dan perbandingan tangkapanpembelahan (η). Penambahan ini jauh lebih besar dibanding efek Dopler akibat naiknya temperatur bahan bakar. Nilai koefisien temperatur bahan bakar (KRTF) teras silisida 4,8 gU/cc lebih besar 13% jika dibanding dengan teras silisida RSG-GAS dengan kerapatan uranium 2,96 gU/cc seperti pada Tabel 5. Sedangan untuk koefisien reaktivitas temperatur moderator (KRTM) silisida 4,8 gU/cc lebih kecil 30% dibanding dengan silisida 2,96 gU/cc. Kenyataan ini menunjukkan, bahwa pada bahan bakar RSG-GAS, pengaruh moderator lebih kuat, sensitivitas interaksi moderator dan bahan bakar yang tinggi, dibanding bahan bakar itu sendiri.
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
Setiyanto, dkk.
ISSN 0216 - 3128
88
Tabel 4. Koefisien Reaktivitas Temperatur Bahan Bakar dan Moderator. Rentang suhu
Nilai, % ∆k/k/oC
Temperatur Bahan Bakar
20 oC- 100 oC
-2,2 × 10-3
Temperatur Moderator
20 oC- 65 oC
-5,3 × 10-3
Koefisien Reaktivitas
Tabel 5. Koefisien Reaktivitas Temperatur Bahan Bakar dan Moderator untuk Teras Silisida 2,96 gU/cc Rentang suhu
Nilai, % ∆k/k/oC
Temperatur Bahan Bakar
20 oC- 100 oC
-1,9 × 10-3
Temperatur Moderator
20 oC- 65 oC
-7,7 × 10-3
Koefisien Reaktivitas
Tabel 6. Koefisien Reaktivitas Void dan Kerapatan Moderator Teras Silisida 4,8 gU/cc. Koefisien Reaktivitas Void
Rentang
Nilai
0% void - 20% void
-1,8 × 10 % ∆k/k/%void
958 kg/m – 998 kg/m
-1,5 × 10-2 % ∆k/k/kg/m3
20 oC – 100 oC
-7,4 × 10-3 % ∆k/oC
3
Kerapatan Moderator
-1
3
Tabel 7. Koefisien Reaktivitas Kerapatan Moderator Teras Silisida 2,96 gU/cc. Kerapatan Moderator
958 kgm-3 – 998 kg/m3
-1,4 × 10-2 % ∆k/k/kg/m3
20 oC – 100 oC
-6,7 × 10-3 % ∆k/oC
Tabel 6 dan 7 menunjukkan nilai koefisien reaktivitas void (KRV) dan kerapatan moderator (KRDM) pada masing-masing teras silisida 4,8 gU/cc dan 2,69 gU/cc. Karena KRV untuk silisida 2,96 gU/cc belum dihitung, maka tidak dapat dilakukan perbandingan dengan nilai KRV silisida 4,8 gU/cc. Untuk nilai KRDM, sislisida 4,8 gU/cc dan silisida 2,96 gU/cc memiliki perbedaan sebesar 7% dan 10% masing-masing untuk satuan % ∆k/k/kgm-3 dan % ∆k/k/0C. Perbedaan ini tidak signifikan jika dibanding dengan perbedaan pada KRTM. Kenyataan ini menunjukkan pengaruh yang terbesar adalah pada tampang lintang tangkapan neutron moderator air sebagai fungsi suhu.
nya kerapatan silisida. Ini disebabkan bertambahnya fraksi bakar dalam teras reaktor, tetapi penurunannya tidak begitu signifikan sehingga tidak akan berpengaruh terhadap keselamatan operasi reaktor. Hasil perhitungan seluruh koefisien reaktivitas umpan balik teras silisida RSG-GAS dengan kerapatan uranium 4,8 gU/cc bernilai negatif. Ditinjau dari segi neutronik maka penggantian elemen bakar silisida kerapatan 2,96 gU/cc ke silisida dengan kerapatan 4,8 gU/cc dapat dilakukan tanpa mengubah pola operasi reaktor RSG-GAS.
DAFTAR PUSTAKA 1.
KESIMPULAN Hasil perhitungan menunjukkan bahwa harga umur neutron serempak turun dengan bertambah-
SURIAN PINEM dan TAGOR M SEMBIRING, Analisis Parameter Kinetik RSG-GAS Berbahan Bakar Silisida Dengan Kerapatan 2,96 g U/cc dan 3,55 g U/cc, Majalah Batan, Vol, XXXIV No, ¾, Juli/Oktober 2001,
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007
Setiyanto, dkk.
2.
ISSN 0216 - 3128
SEMBIRING, T.M. dan PINEM, S., Analisis Koefisien Reaktivitas Umpan Balik Teras Silisida RSG-GAS”, Jurnal TEKNOLOGI REAKTOR NUKLIR TRI DASA MEGA, Vol. 4, No.2, 2002.
3.
LILY SUPARLINA dan TAGOR M,S, Manajemen RSG-GAS Berbahan Bakar Silisida 4,8 g U/cc, Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia, Vol, IV, 4 Agustus 2003,
4.
ROTH,M,J, The Preparation of Input Data WIMS/D4, New York, 1976,
5.
LIEM P, H, Development and Verification of Batan’s Standard, Two Dimensional Multigroup Neutron Diffusion Code (Batan2DIFF), Atom Indonesia, Vol, 20, No, 1, 1 1994.
89
memiliki perbedaan, tetapi perbedaannya tidak signifikan. Lebih detailnya dapat dilihat dalam daftar acuan no. 4. − Penelitian tentang 5,2 g U/cc tetap akan dilakukan untuk mencari optimasi konfigurasi teras. Pemilihan dilakukan bukan saja dari faktor kerapatan tetapi juga dari aspek jumlah bahan bakar yang dipakai agar biaya pengoperasian lebih efisien.
Endiah − Apakah dalam perhitungan kinetika ini sudah termasuk precusor β dan γ? − Mungkinkah daya RSG-GAS tetap 30 MW bila tidak menggunakan 2 Bhp? Setiyanto − Dalam makalah sudah disajikan β dalam 6 kelompok prekusor.
TANYA JAWAB Suprapto − Bagaimana jika dibandingkan dengan BO 3,5 g U/cc. − Jika lebih menguntungkan dengan BO 3,5 g U/cc, apakah untuk 5,2 perlu dilakukan. Setiyanto
− Daya reaktor 30 MW dapat dipertahankan jika penelitian aspek keselamatan selesai dilakukan. Parameter yang utama adalah faktor puncak daya (power peaking factor) terutama ke arah radial dan aksila. Faktor puncak daya radial teras silisida 4,8 g U/cc naik menjadi 1,3 yang semula hanya 1,2. Oleh karena itu penelitian ini perlu ditindaklanjuti khususnya aspek termohidrolika.
− Sifat kinetika teras silisida 3,55 g U/cc jika dibanding dengan kerapatan 4,8 g U/cc tentunya
Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2007