MENDIDIK: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran Pengaruh Fasilitas Belajar dan Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa SMK Pada Pelajaran Volume 2, No. 2, Oktober 2016: Page 143-151Akuntansi di Kota Jambi P-ISSN: 2443-1435 || E-ISSN: 2528-4290
REDI INDRA YUDHA
PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN PENGELOLAAN KELAS TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA SMK PADA PELAJARAN AKUNTANSI DI KOTA JAMBI Redi Indra Yudha1
ABSTRAK: Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan pengaruh fasilitas belajar, pengelolaan kelas, dan minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran akuntansi di SMK Se-Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Adapun sampel dalam penelitian berjumlah 202 orang siswa dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya fasilitas belajar yang memadai dan kemampuan guru dalam mengelola kelas sehingga tidak terjadinya kebosanan dalam belajar maka akan menimbulkan minat belajar yang lebih baik. Kata Kunci: Fasilitas Belajar, Pengelolaan Kelas, Minat Belajar.
THE EFFECT OF LEARNING FACILITY AND CLASS MANAGEMENT TOWARDS SMK STUDENTS LEARNING INTERESTS TO ACCOUNTING SUBJECTS IN JAMBI CITY ABSTRACT: The aim of this research is to describe and influence learning facilities, classroom management, and the interests of class X student in accounting subjects in SMK in District of South Jambi, Jambi City. The sample in the study amounted to 202 students by using proportional random sampling technique. Based on the results, it can be concluded that the presence of adequate learning facilities and the ability of teachers to manage the classroom so that no boredom in learning it will lead to better learning interest. Keywords: Amenities Learning, Classroom Management, Interest in Learning.
PENDAHULUAN Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh ketiga aspek utama, yaitu peserta didik (siswa), pendidik (guru), dan sumber belajar (materi). Namun, saat ini yang sering menjadi masalah adalah belum terdapatnya keselarasan antara ketiga aspek dalam proses pembelajaran tersebut. Beberapa bentuk dari ketidakselarasan ini diantaranya verbalisme, salah tafsir, perhatian tidak berpusat, dan tidak terjadinya pemahaman. Meskipun demikian, berbagai permasalahan tersebut merupakan akibat dari belum optimalnya proses komunikasi dua arah antara pendidik dan peserta didik. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah guna meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam KTSP, telah ditentukan standar-standar ketercapaian minimal KTSP yang meliputi standar kompetensi lulusan dan standar isi yang harus dipenuhi oleh tiap-tiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2007: 11). Dengan adanya kebijakan ini, maka setiap satuan
1
Prodi Pendidikan Ekonomi, Universitas Batanghari Jambi; Email:
[email protected]
- 143 -
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa SMK Pada Pelajaran Akuntansi di Kota Jambi REDI INDRA YUDHA
pendidikan dapat mengembangkan kurikulum sesuai dengan keadaan peserta didik, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berupaya menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan keahlian sehingga lulusannya dapat mengembangkan keterampilan apabila kelak terjun dalam dunia kerja maupun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Untuk meningkatkan mutu siswa lulusan SMK, dibutuhkan kerjasama yang baik antara guru, orang tua, dan siswa sendiri. Ketiga elemen ini sangat berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peningkatan mutu siswa, yang pada akhirnya akan berimbas pada peningkatan kualitas pendidikan. Sekolah merupakan salah satu pendidikan formal sebagai pencetak sumber daya manusia (SDM) yang potensial dan fungsional dalam rangka mengangkat tingkat kesejahteraan dirinya sebagai individu manusia dan masyarakat. Kondisi pembelajaran diharapkan mampu untuk menunjang SDM agar berpeluang mendapatkan pengalaman yang mendorong prestasi dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan strategi pembelajaran yang diharapkan mampu memperbaiki proses pembelajaran yang telah berlangsung. Salah satu tolok ukur keberhasilan guru adalah bila dalam pembelajaran mencapai hasil yang optimal. Keberhasilan ini sangat tergantung dengan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar sendiri melibatkan berbagai macam kegiatan yang harus dilakukan, terutama jika menginginkan hasil yang lebih optimal dan maksimal. Salah satu cara yang dapat dipakai agar mendapatkan hasil yang optimal dan maksimal seperti yang diinginkan adalah memberi tekanan dalam proses pembelajaran di sekolah. Paradigma lama yang telah berkembang dalam pendidikan adalah pemahaman dalam mengajar. Pemahaman seperti inilah yang harus diubah menjadi pemahaman belajar, sehingga fungsi guru sebagai pengajar berubah menjadi fasilitator, maka seorang guru sangat perlu memberi dorongan kepada peserta didik untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berekspresi dalam belajar dan menghasilkan kreativitas yang tinggi sesuai kemampuan mereka. Peran guru dalam menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sangatlah besar sehingga diperlukan guru yang kreatif, profesional, dan menyenangkan supaya iklim pembelajaran yang diciptakan kondusif melalui suasana pembelajaran yang menantang peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Menurut American Institute of Certified Public Accountans (AICPA) dalam Baridwan (2008: 1), akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Berbeda dengan AICPA, Jusup (2009: 5), mendefinisikan akuntansi sebagai “proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi”. Sementara, Taswan (2005: 4) mengatakan bahwa akuntansi adalah seni, ilmu, sistem
- 144 -
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa SMK Pada Pelajaran Akuntansi di Kota Jambi REDI INDRA YUDHA
informasi, yang di dalamnya menyangkut pencatatan, pengihtisaran dan pengklasifikasian dengan cara sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta adanya pengihtisaran hasil pencatatan dan disajikan dalam laporan keuangan. Berdasarkan hasil observasi, proses pembelajaran yang berlangsung di SMK Se-Kecamatan Jambi Selatan pada mata pelajaran akuntansi selama ini hanya berpatokan pada buku pegangan dan penjelasan yang diberikan secara monoton, kemudian siswa mencatat dan mendengarkan tanpa adanya interaksi lebih lanjut membuat timbulnya rasa jenuh, kurang berminat, dan materi akuntansi terasa semakin sulit untuk dipahami. Lebih jauh, dilihat dari pengelolaan kelas ketika pelaksanaan proses pembelajaran, siswa bekerja sendiri dan tidak adanya kerja sama, serta saling membantu dengan siswa lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anwar, 2006: 79) fasilitas adalah segala hal yang dapat mempermudah perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan. Dalam pengertian fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang memudahkan dan melancarkan pelaksanaan sesuatu usaha. Yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun benda. Sementara, Suryosubroto (2009: 80) menyebut fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan kelancaran kerja dalam rangka mencapai tujuan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fasilitas dalam dunia pendidikan berarti segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar terselenggaranya usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran. Artinya, fasilitas dalam belajar merupakan alat yang sangat mendukung terjadinya pembelajaran yang lebih baik. Sehingga, indikator yang digunakan dalam penelitian ini: 1) Tempat dan ruang belajar, 2) Penerangan, 3) Buku penunjang, dan 4) Peralatan. Siswa untuk fasilitas belajar sendiri, hanya terfokus dengan buku pegangan dan agenda yang dimiliki masing-masing. Sehingga, siswa cenderung lebih banyak mencontek hasil pekerjaan teman daripada berusaha sendiri. Pada akhirnya hal ini akan mengakibatkan menurunnya minat belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Guru dalam proses pembelajaran di kelas, berperan penting untuk mengatur jalannya proses pembelajaran tersebut, baik dalam metode yang digunakan, media yang dipakai dalam menerangkan materi pelajaran, maupun penciptaan suasana kelas yang kondusif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang optimal dan lebih baik tentunya. Irani (2013: 1), mengemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Sehingga, dengan adanya kelas yang terkelola dengan baik, siswa dapat menciptakan suatu iklim kelas yang kondusif dan pada akhirnya tidak akan mengganggu teman yang lain dalam menerima pelajaran. Sementara, Sa’diyah & Sukayati (2011: 7), mengemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah tantangan penting yang dihadapi guru. Seorang guru akan dikenal baik oleh siswa, guru lain, sekolah, dan orang tua siswa bila kemampuan mengelola kelasnya juga baik.
- 145 -
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa SMK Pada Pelajaran Akuntansi di Kota Jambi REDI INDRA YUDHA
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas yang baik akan membuat siswa merasa nyaman dalam proses pembelajaran dan kelas menjadi tidak membosankan. Sehingga, pada akhirnya suasana kelas menjadi lebih kondusif untuk belajar, dan para siswa merasa diperhatikan kebutuhannya oleh para guru. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini : 1) Menciptakan dan mengkondisikan suasana kelas, 2) Keterlibatan seluruh personil kelas, dan 3) Interaksi yang harmonis antara guru dan murid. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari seberapa besar ketertarikan mereka terhadap materi pelajaran yang diberikan. Sebab, minat seorang siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan tergantung pada bagaimana cara guru mengajar dan isi materi pelajaran yang diberikan. Slameto (2010: 180) menyebut bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Hal yang senada dengan pendapat Winkel (2010), bahwa minat kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu sehingga menimbulkan perasaan senang. Apriandoko, dkk (2012: 6), mendefinisikan minat sebagai kecenderungan jiwa yang menetap kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang dan tertarik terhadap kegiatan atau bidang tertentu. Minat belajar timbul atau muncul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja, dengan kata lain, minat belajar dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan. Minat belajar dengan demikian, dapat disimpulkan sebagai faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini: 1) Adanya hasrat keinginan untuk berhasil, 2) Adanya harapan dan cita-cita, dan 3) Adanya kegiatan yang menarik selama pelajaran. Fasilitas belajar dapat menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran baik di rumah maupun di sekolah. Dengan adanya fasilitas belajar yang mendukung keterlaksanaan pemahaman siswa akan sebuah materi seperti akuntansi, maka hal tersebut akan lebih membuat siswa memahami secara rinci bagaimana pencatatan transaksi, laporan keuangan, dan sebagainya. Meskipun tidak terlepas dari peran seorang guru dalam membimbing siswa. Minat belajar sendiri tidak akan timbul dari seorang siswa apabila tidak ada faktor lain yang mempengaruhinya. Bagi siswa, motivasi, semangat, dan minat dalam menuntut ilmu sangat dibutuhkan dalam memenuhi dan mengembangkan kemampuan serta pengetahuan mereka terkait dengan materi pelajaran yang diberikan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa minat belajar tidak akan timbul secara sendiri dikarenakan setiap siswa tidak memiliki kemampuan dan tingkat intelektual yang sama. Oleh karena itu, dengan adanya fasilitas belajar dan pengelolaan kelas yang baik maka akan mampu membuat siswa lebih tertarik dalam kegiatan belajar mereka. Dalam pembelajaran akuntansi perlu adanya penerapan strategi pembelajaran oleh seorang guru kepada siswa yang lebih intensif dan menarik agar tercipta
- 146 -
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa SMK Pada Pelajaran Akuntansi di Kota Jambi REDI INDRA YUDHA
suasana kelas yang lebih antusias dan adanya ketertarikan untuk mempelajari, serta memahami mata pelajaran tersebut seluruhnya. Sebab, aktivitas belajar akuntansi siswa juga merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar siswa di sekolah terutama SMK. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk menuangkan hasil pemikiran dalam bentuk penelitian, dan pembuktian secara empiris tentang Pengaruh Fasilitas Belajar dan Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMK Se-Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. METODE Jenis penelitian dalam penulisan ini digolongkan penelitian deskriptif, asosiatif, dan ex-post facto. Dimana, bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal apa adanya, untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas, dan mencari tahu apa yang menyebabkan suatu hal terjadi dan mengurutkan ke belakang sehingga diketahui faktor-faktor penyebabnya. Sugiyono (2013: 11), mengemukakan bahwa metode penelitian kuantitatif adalah metode untuk melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan variabel dependen. Dari variabel tersebut selajutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Populasi penelitian ini sebesar 406 siswa yang berasal dari kelas X yang ada di SMK Se-Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Dimana, jumlah sampel dengan menggunakan rumus SLOVIN diperoleh sebesar 202 orang siswa, dan penyebaran dengan teknik proportional random sampling. Sementara, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, dan observasi. Adapun jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung dan tertutup dengan menggunakan skala likert. Untuk variabel yang digunakan dalam penelitian ini sendiri, yakni Fasilitas Belajar (X1), Pengelolaan Kelas (X2), dan Minat Belajar (Y). Sementara, untuk mengukur hasil perolehan data yang didapat dari kuesioner sendiri, digunakan alat analisis melalui penerapan analisis regresi linier berganda, baik untuk mengetahui pengaruh secara parsial maupun simultan. Kerangka konseptual dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 1. Fasilitas Belajar (X1)
H1
Pengelolaan Kelas (X2)
H2
GAMBAR 1. Kerangka Konseptual
- 147 -
Minat Belajar (Y)
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa SMK Pada Pelajaran Akuntansi di Kota Jambi REDI INDRA YUDHA
DISKUSI Analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan masing-masing variabel ke dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dilakukan analisis persentase serta memberikan interpretasi terhadap analisis tersebut. Dimana, dalam analisis deskriptif ini variabel yang digunakan adalah fasilitas belajar, pengelolaan kelas, dan minat belajar siswa kelas X pada mata pelajaran akuntansi di SMK Se-Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Adapun uji analisis dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. TABEL 1. Distribusi FrekuensiFasilitas Belajar No. Item 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Jumlah Rata Rata Pervariabel
Skor Total 875 860 790 900 895 861 857 787 807 7632
Rerata 4,33 4,26 3,91 4,46 4,43 4,26 4,24 3,90 4,00 38
TCR 86,63 85,15 78,22 89,11 88,61 85,25 84,85 77,92 79,90 756
Kategori Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik
848
4,20
83,96
Baik
Sumber: Data Diolah Dari Tabel 1, dapat diketahui bahwa ketersediaan fasilitas belajar di SMK SeKecamatan Jambi Selatan Kota Jambi telah berusaha untuk dipenuhi seiring dengan tuntutan zaman yang memprioritaskan lulusan yang mampu baik dari intelektual maupun kemampuan pemahaman terhadap apa yang akan mereka hadapi. TABEL 2. Distribusi Frekuensi Pengelolaan Kelas No. Item 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Jumlah Rata Rata Pervariabel
Skor Total 835 862 821 895 897 910 853 915 6988
Rerata 4,13 4,27 4,06 4,43 4,44 4,50 4,22 4,53 35
TCR 82,67 85,35 81,29 88,61 88,81 90,10 84,46 90,59 692
Kategori Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
873,50
4,32
86,49
Baik
Sumber: Data Diolah
- 148 -
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa SMK Pada Pelajaran Akuntansi di Kota Jambi REDI INDRA YUDHA
Dari Tabel 2, dapat diketahui bahwa semakin berkembangnya zaman, seorang pendidik dituntut tidak hanya sebatas dengan jenjang pendidikan yang mereka miliki, melainkan mampu untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki dan menuangkannya kepada siswa untuk kemajuan yang lebih baik. TABEL 3. Distribusi Frekuensi Minat Belajar No. Item 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Jumlah Rata Rata Pervariabel
Skor Total 871 859 796 898 876 855 799 863 874
Rerata 4,31 4,25 3,94 4,45 4,34 4,23 3,96 4,27 4,33
TCR 86,24 85,05 78,81 88,91 86,73 84,65 79,11 85,45 86,53
Kategori Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik
817
4,04
80,89
Baik
Sumber: Data Diolah Pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa semakin berkembangnya zaman, seorang pendidik dituntut tidak hanya sebatas dengan jenjang pendidikan yang mereka miliki, melainkan mampu untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki dan menuangkannya kepada siswa untuk kemajuan yang lebih baik. Adapun hasil analisis data pada pengaruh fasilitas belajar (X1) dan pengelolaan kelas (X2) terhadap minat belajar (Y) siswa kelas X pada mata pelajaran akuntansi di SMK Se-Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, dapat diketahui bahwa hubungan tersebut memiliki nilai pada Unstandardized Coefficient Beta = 86,980 dengan thitung = 8,177, dan tingkat signifikansi = 0,000. Atau, dapat dilihat pada Tabel 4. TABEL 4. Hasil Analisis Fasilitas Belajar dan Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 86.980 10.637 8.177 .000 X1 .497 .280 .124 2.774 .002 X2 .357 .328 .202 2.916 .004 a. Dependent Variable: X3 Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa thitung antara fasilitas belajar terhadap minat belajar, dapat dijelaskan bahwa hubungan tersebut memiliki nilai Beta sebesar 0,124 dengan thitung sebesar 2.774 dengan tingkat koefisien 0,002. Sementara, thitung antara pengelolaan kelas terhadap minat belajar, dapat dijelaskan
- 149 -
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa SMK Pada Pelajaran Akuntansi di Kota Jambi REDI INDRA YUDHA
bahwa hubungan tersebut memiliki nilai Beta sebesar 0,202 dengan thitung sebesar 2.961 dengan tingkat koefisien 0,004. Dengan kata lain, fasilitas belajar dan pengelolaan kelas ikut mempengaruhi minat belajar siswa dalam proses pembelajaran siswa kelas X di SMK Se-Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Artinya, dengan adanya fasilitas yang memadai dan didukung dengan pengelolaan kelas yang optimal dari seorang guru maka akan menimbulkan minat siswa dalam belajar. Fasilitas belajar sebagai salah satu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Sementara, kemampuan guru menguasai materi pembelajaran, kurangnya guru dalam menguasai media pembelajaran, dan guru belum sepenuhnya tauladan yang baik bagi anak didiknya sehingga anak tidak mampu untuk menguasai materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah, gejalagejala yang ditunjukkan ialah berkurangnya minat siswa pada waktu mengikuti pelajaran karena kurangnya pemahaman guru pada keadaan peserta didiknya. Akibatnya tidak adanya minat siswa untuk belajar sehingga tidak tercapainya proses belajar mengajar. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan: 1) Fasilitas belajar turut berperan dalam menimbulkan keinginan siswa dalam belajar dengan baik, sebab semakin baik fasilitas yang dimiliki minat belajar siswa pun akan semakin tinggi. 2) Pengelolaan kelas yang baik akan menumbuhkan atmosfir belajar yang nyaman dan terkendali, sehingga siswa akan terfokus pada proses pembelajaran dan tidak melakukan hal lain selain melaksanakan kegiatan belajar. REFERENSI Apriandoko, D, I. & Mona. M. A. (2012). Peranan Media Massa Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Di SMAN 1 Pringsewu. Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Baridwan, Z. (2004). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20. Jakarta: Depdiknas. Irani, S. (2013). Pengaruh Keterampilan Pengelolaan Kelas dan Akuntabilitas Pembelajaran Guru Ekonomi terhadap Hasil Belajar Siswa SMK Kelompok Bisnis dan Manajemen di Kota Pariaman. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 2(3). Jusup, H. (2001). Dasar-dasar Akuntansi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
- 150 -
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Pengelolaan Kelas Terhadap Minat Belajar Siswa SMK Pada Pelajaran Akuntansi di Kota Jambi REDI INDRA YUDHA
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suryosubroto, B. (2010). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Winkel. (2010). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
- 151 -