Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
PENGARUH MINAT BELAJAR DAN TINGKAT PENYEDIAAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA Rusno Universitas Kanjuruhan Malang
Abstract Increasing of human resources quality done through education process since elementary till college. It needs quality people and support from parents and society. Parents support such as giving attention, providing facilities, etc. Parents also should encourage children to develop learning interest. This has to be done to raise learning achievement. Student who has learning interest will learn fast and effectively. Learning facilities is important to encourage and support student in learning. If student has a big learning interest and completed facilities in learning, he or she will have a big spirit to learn so it will increase the achievement. Keywords: learning interest, learning facilities, and learning achievement.
pentingnya pendidikan untuk masa depan putranya, dimana hal tersebut akan diperngaruhi oleh tingkat pendidikannya. Selajan dengan itu agar apa yang diharapkan masyarakat dapat tercapai secara optimal, pemerintah pada dewasa ini mengambil kebijakan bahwa program pendidikan ditekankan pada manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Sejalan dengan itu dalam konteks pendidikan pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan, dimana input mencakup kepala sekolah, guru, konselor, karyawan dan peserta didik, sedangkan proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Dan output
PENDAHULUAN Usaha meningkatkan kualitas sumber manusia, dilakukan melalui proses pendidikan, mulai Pendidikan Dasar sampai Perguruan Tinggi, diperlukan tenaga yang berkualitas dan dukungan semua pihak diantaranya masyarakat umumnya dan orang tua (wali murid) pada khususnya. Dukungan orang tua dapat berupa perhatian terhadap belajar putranya yang diantaranya: penyediaan sarana belajar seperti ruang belajar yang nyaman dengan penerangan yang memadai, pengawasan waktu belajar dan sebagainya. Upaya orang tua tersebut pada umumnya diperngaruhi kemampuan dan kesadaran akan
1 201
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah, khususnya prestasi peserta didik yang terlihat antara lain: (1) hasil tes kemampuan akademik berupa nilai ulangan umum, EBTA, EBTANAS, UMPTN, (2) prestasi dibidang yang lain seperti olah raga, kesenian, ketrampilan dan mengarang (Direktorat Menengah Umum, 2000 : 8) Dalam kaitannya dengan masalah tersebut agar output pendidikan dapat tercapai secara optimal, maka proses pendidikan menjadi perhatian utama. Berbicara proses tidak akan lepas dari peranan peserta didik dan guru yang nampaknya lebih dominan daripara input yang lain, sebab yang harus mencapai tujuan adalah siswa dan yang berhubungan secara langsung adalah guru. Oleh karena itu agar anak didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan dapat berprestasi secara maksimal. Perlu dukungan dari semua pihak terutama orang tua.Sejalan dengan hal tersebut, agar keberhasilan belajar anaka didik dapat meningkatkan sesuai dengan tingkat intelegensi (kecerdasan), perlu mendapat kesempatan seluasluasnya.Seperti yang dikemukakan William Strem dalam Bahri (2000:57) bahwa intelegensi merupakan daya untuk menyesuaikan diri secara mudah dengan keadaan baru dengan menggunakan bahab-ahan pikiran yang ada menurut tujuanya.Begitu juga suharsimi (1990:96)
mengemukakan bahwa seserang dikatakan intelegen apabila orang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan cepat tanpa mengalami suatu masalah.Sedangkan Bahri (2000:57) mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk memahami dan beradaptasi dengan situasi yang baru dengan cepat dan efektif,kemampuan untuk menggunakan konsep yang abstrak secara efektif dan kemampuan untuk memahami hubungan dan mempelajarinya dengan cepat. Bertolak dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan untuk masa depan putranya dalam bentuk penyediaan sarana belajar agar minat belajar siswa menadi lebih baik, dimana kesadaran orang tua tersebut dipengaruhi tingkat pendidikannya, perlu mendapat perhatian yang serius bagi penyelenggara sekolah seperti SMA PGRI 1 Malang. Agar program sekolah dapat berjalan lancer perlu diketahui pehatian orang tua yang berupa penyediaan fasilitas belajar dimana kesadaran tersebut antara lain juga dipengaruhi tingkat pendidikannya. Hal tersebut dilakukan karena dalam kenyataannya masih banyak orang tua yang berpendidikan tinggi, kurang perhatian terhadap pendidikan putranya. Sesuai dengan hasil studi pendahuluan diperoleh informasi bahwa belum semua orang tua menyediakan fasilitas belajar yang memadai bagi kepentingan masa depan putranya, agar minat belajar 202
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
meningkat, sehingga prestasi belajar siswa juga meningkat. Sesuai dengan uraian latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) apakah minat belajar siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi SMA PGRI 1 Malang . 2) Apakah tingkat penyediaan fasilitas belajar di rumah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 Malang . 3) secara bersama-sama apakah minat belajar siswa dan tingkat penyediaan fasilitas belajar di rumah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1. Berdasarkan atas pokok permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) untuk mengetahui apakah minat belajar siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 Malang. 2) Untuk mengetahui apakah tingkat penyediaan fasilitas belajar siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 Malang. 3) Untuk mengetahui apakah secara bersamasama minat belajar siswa dan tingkat penyediaan fasilitas belajar siswa mempunyai pengaruh yang signfikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 Malang.
KAJIAN PUSTAKA Minat Belajar “Minat adalah suatu kesediaan atau readiness atau kecenderungan dari seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap sesuatu” (Indrafachrudi, 1972: 96). Dengan kata lain minat belajar siswa itu menentukan sesuatu sikap yang menyebabkan seseorang berbuat aktif dalam sesuatu lapangan (pekerjaan). minat terhadap sesuatu pekerjaan merupakan sikap positif terhadap beberapa aspek daripada lingkungan. Misalnya, seorang mempunyai readiness untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap pelajaran, buku-buku dan aktivitas sekolah. “Minat juga diartikan sebagai rasa tertarik atau simpati terhadap yang dipelajari atau yang diajarkan oleh guru” (Suparno, 1988:17). Dengan kata lain minat belajar siswa bukanlah merupakan sesuatu yang dimiliki oleh seseorang begitu saja, melainkan merupakan sesuatu yang dapat dikembangkan. Apakah seorang anak menaruh minat atau tidak, ini bergantung pada pengalamanpengalaman yang diperoleh (Singer, 1987 : 93). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa belajar adalah suatu rasa lebih suka atau rasa keterkaitan pada suatu aktivitas belajar, tanpa ada yang menyuruh, dan dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas belajar. Selanjutnya Skinner (1974 : 450), menegaskan bahwa “aktivitas 203
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
belajar yang paling efektif akan timbul bila melibatkan aktivitas mental maksimal”. Aktivitas mental yang maksimal dapat tercapai bila ada minat belajar yang kuat. Dan jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, seharusnya diusahakan agar ia mempunyai minat belajar siswa yang lebih besar antar lain dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari. Begitu juga seperti yang dikemukakan Harry (1949 : 36) bahwa “pelajaran yang dapat merangsang timbulnya minat belajar siswa dan perhatian siswa adalah pelajaran yang bahan pengajarannya disampaikan dengan menggunakan media. Sebab, bahan pengajaran yang terdiri atas aspek asli, reproduksi objek asli (model, gambar, dan sebagainya) dan symbol seperti kata-kata tertulis dan lisan kemudian disampaikan melalui media dapat untuk meningkatkan aktivitas mental siswa. Adapun beberapa cirri siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, dapat dikenali selama mengikuti proses belajar-mengajar di kelas. Menurut Brown (1971 : 150) ada delapan cirri siswa yang mempunyai motivasi tinggi, yaitu: (1) tertarik pada guru, artinya tidak bersikap acuh tak acuh, (2) tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan, (3) antusiasme tinggi serta dapat mengendalikan perhatian dan energinya kepada kegiatan belajar,(4)
ingin selalu tergabung dalam satu kelompok kelas, (5) ingin identitas diri diakui orang lain, (6) tindakan dan kebisaannya, serta moralnya selalu dalam control diri,(7) selalu mengingat pelajaran dan selalu mempelajarinya kembali di rumah, dan (8) selalu terkontrol oleh lingkungan. Sejalan dengan pendapat tersebut Sardiman (2000: 51) mengemukakan, seseorang yang memiliki motivasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) tekun dalam menghadapi tugas atau bekerja secara terus menerus dalam waktu lama, (2) ulet menghadapi kesulitan dan tidak lekas putus asa, dan tidak cepat puas dengan prestasi yang diperolehnya, (3) menunjukkan minat belajar siswa terhadap macam-macam masalah (belajar), (4) lebih senang bekerja mandiri, (5) cepat bosan pada tugastugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang, sehingga kurang kreatif), (6) dapat mempertahankan pendapatnya (kalau yakin akan sesuatu), (7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, dan (8) senang mencari dan memecahkan masalah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan belajar, minat belajar siswa adalah tenaga penggerak yang terpercaya bagi proses belajar. Oleh karena itu, jika kita mampu memenuhi persyaratanpersyaratan tersebut sdapat mungkin, berarti kita telah membukakan pintu bagi keinginan si murid untuk memperluas pandangannya serta untuk
204
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
memenuhi belajarnya.
tuntutan
keinginan
Fasilitas Belajar Fasilitas belajar merupakan factor yang tidak kalah pentingnya dengan unsure pembelajaran yang lain, karena ketenangan belajar dan lingkungan siswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Seperti yang dikemukakan Dimyati (1999 : 99) sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa, akan mengganggu kesungguhan siswa. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. Dengan demikian, agar siswa dapat belajar secara optimal diperlukan suasana yang nyaman, tenteram, tertib, indah yang tidak terganggu oleh lingkungan yang kurang kondusif. Untuk itu perlu ruang belajar tersendiri dengan fasilitas yang memadai. Dan untuk mendukung kreatifitas yang tinggi perlu sumber belajar yang memadai seperti buku-buku pelajaran, saran belajar yang diperlukan dan sebagainya.
Prestasi Belajar Menurut Abdullah (1985 : 12) bahwa prestasi belajar merupakan indicator kualitas dari pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa, disisi lain prestasi belajar siswa merupakan hasil dari suatu sistem pendidikan,
sehingga tingkat keberhasilannya ditentukan oleh elemen-elemen dalam system itu sendiri, seperti: motivasi siswa sebagai raw input, dan peranan guru sebagai instrument input. Dalam kamus umum bahasa Indonesia (1976 : 768), kata prestasi diartikan sebagai, “hasil yang dicapai”. Senada dengan pendapat Djamarah, (1984 : 16) bahwa prestasi diartikan sebagai hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan dan diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Berdasarkan batasan pengertian prestasi belajar tersebut, dapat diambil pengertian bahwa prestasi belajar pada dasarnya merupakan hasil yang telah dicapai oleh siswa melalui suatu kegiatan belajar. Kegiatan belajar dapat dilakukan secara individu dan atau secara kelompok. Jadi, prestasi belajar yang tpaling tidak memiliki dua cirri, yaitu adanya suatu tindakan (action) baik yang dilakukan secara individu dan atau secara kelompok serta adanya suatu hasil (output). Sedangkan menurut Pasaribu (1983: 19) bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan. Proses perubahan tidak dapat disebut belajar apabila hanya disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara dari seseorang. Misalnya kelelahan atau kondisi yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, minuman keras bukan hasil belajar. Sardiman (2000 : 28) berpendapat bahwa belajar diartikan sebagai rangkaian kegiatan, jiwa raga, psikosifik menuju pada perkembangan pribadi manusia 205
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
seutuhnya yang menyangkut unsure cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, dan psikomotorik. Lebih lanjut Sardiman (2000 : 29) menjabarkan, bahwa aktivitas dari belajar secara rinci dan memiliki tujuan yang lebih luas, yaitu perkembangan pribadi seutuhnya. Hal ini, senada dengan pendapat Slameto (1991:27) bahwa belajar sebagai proses dari usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah lakunya yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamn itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kativitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu. Perubahan tersebut, adalah perubahan tingkah laku. Ahmadi (1990:20) merumuskan bahwa perbuatan belajar, adalah suatu bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat adanya pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang berkembangnya sifat-sifat social dan emosionalnya. Lebih lanjut Ford (1978:28) menjelaskan bahwa peserta didik yang mengalami perubahan dalam segi kemampuan belajar dan perubahan pada sikap. Dari sudut kemampuan belajar peserta didik, belajar diartikan sebagai upaya untuk mengingat ataupun menyimpan informasi, mengadakan perbandingan, mengadakan afilikasi, membuat analisis, mengadakan sintesis, dan mengadakan penilaian untuk mengambiol keputusan. Sedangkan
belajar dengan perubahan pada sikap dapat dilakukan penilaian dari sudut timbulnya penerimaan atau kesadaran baru atas isu dari materi pelajaran yang dipelajarinya. Penerimaan atau kesadaran baru itu, memberikan respond dan lebih tertarik terhadap pelajaran, membuat penilaian, mampu mentransfer nilai atau konsep baru yang diperoleh untuk membentuk situasi baru dari hasil belajarnya. Dalam kaitannya dengan perubahan perilaku siswa sebagai hasil belajar ini, Gagne (1983:27) “membagi ke dalam lima ragam belajar yang digunakan untuk mengenali kapabilitas sebagai prestasi belajar, yaitu (1) informasi verbal, (2) keterampilan intelektual, (3) keteramplan motorik, (4) sikap), dan (5) siasat kognitif. Berdasarkan pendapat Bloom dalam Sudjana (1992:18) tersebut, bahwa prestasi belajar siswa dapat dirujuk pada ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Selanjutnya Bloom dalam Sudjana (1992:18) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil perbuatan tingkah laku yang meliputi tiga dominant, yakni pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam kaitannya dengan prestasi belajar siswa di sekolah, Mappa (1983:26) memberikan konsep yang lebih tegas lagi, yaitu hasil belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes standar sebagai alat pengukur keberhasilan belajar seorang siswa.
206
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
Bertolak dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan bahkan kualitas pendidikan dicerminkan antara lain oleh kemampuan siswa pada mata pelajaran yang telah dipelajari di sekolah. Oleh karena itu, prestasi belajar penekanannya pada hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau aktifitas. Prestasi belajar sebagai suatu hasil pendidikan yang diperoleh siswa setelah melewati proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu (misalnya, pendidikan dasar sembilan tahun). Selanjutnya perlu diperhatikan bahwa tingkat prestasi belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah tidak tumbuh dan berkembang begitu saja, akan tetapi merupakan suatu hasil proses interaksi dari berbagai factor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini Slameto (1991:28) membagi factorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar itu, dapat bersifat eksternal dan bersifat internal. Faktor eksternal, yakni keadaan diluar diri siswa yang meliputi: kondisi keluarga, sekolah, dan masyarakat dan factor internal yakni keadaan diri siswa yang meliputi keadaan fisik dan psikologis. Kaitannya dengan factor internal, kondisi psikologis memiliki peranan yang penting mengingat bahwa belajar merupakan proses mental yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa meliputi: minat belajar siswa kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif.
Berdasarkan uraian tersebut, tampak bahwa factor-faktor yang memerlukan prestasi belajar adalah sangat kompleks. Kekomplekan dari factor yang menentukan tinggi rendahnya prestasu belajar siswa merupakan hal yang penting untuk dikaji. Pengkajian tentang tinggi rendahnya prestasi belajar adalah mengelola factor tersebut agar dapat memberikan pengaruh yang positif dalam arti dapat menopang dan memperlancar usaha belajar siswa untuk mencapai prestasi belajar secara maksimal. Menurut Clark (1991:37) prestasi belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa sendiri dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Sejalan dengan tinjauan tentang factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di sekolah ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat endogen atau internal siswa itu sendiri seperti motivasi belajar siswa dan factor eksogen atau eksternal siswa seperti peranan guru dalam proses belajar mengajar, penyediaan fasilitas belajar (perpustakaan). Berdasarkan hasil kajian tentang faktor-faktor yang menentukan prestasi belajar siswa tersebut di atas, dapat dirumuskan kerangka pikir bahwa peranan faktor eksternal (termasuk pemanfaatan perpustakaan) dan motivasi/minat belajar siswa belajar siswa dalam proses belajar mengajar berhubungan erat dengan 207
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
prestasi siswa. Dalam konteks penelitian ini yang akan dijadikan acuan untuk menentukan prestasi belajar adalah nilai formatif. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang pada dasarnya adalah untuk menjelaskan pengaruh sejumlah variable bebas yang mencakup minat belajar dan penyediaan fasilitas belajar terhadap variable tergantung dalam konsep prestasi belajar, maka penelitian yang digunakan termasuk penelitian kuantitatif dengan jenis penggunaan termasuk penelitian kuantitatif dengan jenis penggunaan penelitian terapan dan bertujuan memberi penjelasan (ekspanation). Dilihat dari tingkat eksplanation, penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, dengan bentuk hubungan variable kausal (Sugiyono, 1999:6). Menurut Sugiyono (1999:11). “Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih”. Sedangkan “hubngan kausal adalah sebab akibat, bila X maka Y”. (Sugiyono, 1999:12). Dilihat dari analisis dan jenis data penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif (Sugiyono,1999:6). “Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kulitatif yang diangkakan”. (Sugiyono, 1999:13). Menurut Vredenbergt (1980:75) jenis penelitian yang digunakan adalah termasuk dalam
penelitian menguji hipotesis (Hypothesis testing research). Dari uraian beberapa pendapat tersebut dapat ditetapkan bahwa penelitian ini termasuk penelitian dengan metode survey, tingkat eksplanation asosiatif dengan hubungan variable kausal, dan jenis data kuantitatif. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (1999:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Disamping itu Sugiyono (1999:115) juga mengemukakan bahwa populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 1999:73). Dari uraian tersebut dapat ditetapkan bahwa populasi penelitian ini adalah siswa Kelas XI SMA PGRI 1 yang berjumlah 37 orang siswa. Melihat subjek penelitian yang jumlah populasi relative tidak terlalu banyak (37 orang), maka sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh, yang menurut Sugiyono (1999:78) sampling jenuh adalah teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample.
208
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
Teknik Analisa Data Analisa dalam penelitian ini secara parsial dilakukan dengan melihat sumbangan efektif masingmasing variabel bebas terhadap variabel tergantung dengan peramaan regresi sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 Dimana : Y X1 X2 a b1, b2
: Prestasi belajar : Minat/motivasi belajar : Penyediaan fasilitas belajar : Konstanta : Koefisien regresi parsial
Sedangkan analisis secara bersama-sama digunakan Linier berganda dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh keseluruhan variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan melihat pengaruh variabel yang dominan dilihat dari r2 terbesar dan p terkecil dengan bantuan Komputer program SPSS Versi 12 (santoso, 2001:324). Penggunaan model regresi linier ganda mempergunakan asumsi klasik bebas dari multikolinier, autokorelasi, heteroskedastisitas dan distribusi normat dapat dilakukan dengan ANOVA atau diskriminan melalui program SPSS (Santoso, 2000:203-219). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Hipotesis tentang hubungan variabel X1, X2, dengan Y adalah
sebagai berikut: hipotesis 1: minat belajar siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 Malang. Uji hipotesis 1 adalah sebagai berikut: sumbangan efektif X1 terhadap Y sebesar 7.075, menunjukkan bahwa minat belajar (X1) mempunyai pengaruh yang berarti terhadap prestasi belajar (Y) mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 Malang dengan arah pengaruh positif, karena tidak ada tanda negatif pada angka 7.075. Tingkat signifikansi koefisien korelasi satu sisi dari output (diukur dari probabilitas) untuk X1 sebesar 0.000 yang berarti probabilitas lebih kecil (<) dari 0.05), maka pengaruh minat belajar siswa (X1) terhadap prestasi belajar (Y) mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 adalah nyata. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa hipotesis 1 diterima secara signifikan. Hipotesis 2: penyediaan fasilitas belajar siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 Malang. Uji hipotesis 2 adalah sebagai berikut: sumbangan effektif X2 terhadap Y sebesar 6.055, menunjukkan bahwa fasilitas belajar (X1) mempunyai pengaruh yang berarti terhadap prestasi belajar (Y) mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 Malang, dengan arah pengaruh positif, karena tidak ada tanda negatif pada angka 6.055.
209
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
Tingkat signifikansi koefisien korelasi satu sisi dari output (diukur dari probabilitas) untuk X1 sebesar 0.000 yang berarti probabilitas lebih kecil (<) dari 0.05, maka pengaruh fasilitas belajar siswa (X1) terhadap prestasi belajar (Y) mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 adalah nyata. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa hipotesis 2 diterima secara signifikan. Hipotesis 3: secara bersamasama minat belajar siswa dan tingkat penyediaan fasilitas belajar siswa, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 . Untuk menguji hipotesis 3 ini dilakukan dengan analisis Multi Regresi (Regresi Berganda) yang dapat dilihat pada lampiran 2b (output 2 regression) mulai bagian variables entered/ removed dan seterusnya dengan tahapan sebagai berikut: a) variabel yang dimasukkan adalah X1, X2, dan tidak ada variabel yang di keluarkan (removed), karena metode yang dipakai adalah single step (enter). b) Angka R square adalah 0.600 adalah kuadrat dari 0.775 merupakan koefisien determinasi, yang dalam hal ini berarti 60% besarnya prestasi belajar siswa (Y) dapat dijelaskan/ dipengaruhi oleh variabel (X1), (X2), dan sisanya (40%) dijelaskan/ dipengaruhi oleh sebab-sebab lain. c) Standard error of the Estimate (5.003) berada dibawah Standard Deviation Y (7.687), maka model regresi ini lebih baik dalam bertindak sebagai prediktor
Y daripada rata-rata Y. d) Dari uji ANOVA (F test) didapat F hitung 25.485 dengan tingkat signifikansi 0.000. Oleh karena probabilitas (0.000) lebih kecil (<) dari 0.05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi besarnya prestasi belajar siswa (Y) yang berarti X1, X2, secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap Y. Dari analisis a) s/d d) tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis 3 diterima secara signifikan. e) Persamaan regresinya adalah : Y = 25.045 + 7.075 X1 + 6.055 X2 Dimana : Y = prestasi belajar siswa X1 = minat belajar X2 = fasilitas belajar Penjelasan: 1) konstanta sebesar 25.045 menyatakan bahwa, jika tidak ada X1,X2, maka kemampuan awal/prestasi belajar siswa positif 25.045. 2) Koefisien regresi X1 = 7.075 menyatakan bahwa setiap peningkatan minat belajar satu poin, maka prestasi belajar siswa akan meningkat sebesar 7.075. 3) Koefisien regresi X2 = 6.055 menyatakan bahwa setiap peningkatan fasilitas belajar siswa satu poin, maka prestasi belajar siswa akan meningkat 6.055. Uji persamaan regresi: 1) Untuk Konstanta : Hipotesis: H0 = Koefisien regresi tidak signifikan H1 = Koefisien regresi signifikan Kriteria pengambilan keputusan : Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima 210
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak Keputusan: Karena probabilitas untuk konstanta 0.001< 0.05, H0 ditolak atau koefisien regresi signifikan berarti konstanta (kemampuan awal siswa) benar-benar mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. 2). Untuk minat belajar (X1) : Hipotesis: H0 = Koefisien regresi tidak signifikan H1 = Koefisien regresi signifikan Kriteria pengambilan keputusan: Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak Keputusan: Karena probabilitas minat belajar 0.000<0.05, maka H0 ditolak atau koefisien regresi signifikan, yang berarti minat belajar benar-benar mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. 3). Untuk fasilitas belajar siswa (X2) Hipotesis: H0 = Koefisien regresi tidak signifikan H1 = Koefisien regresi signifikan Kriteria pengambilan keputusan : Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak Keputusan: Karena probabilitas untuk fasiitas belajar siswa 0.000<0.05,
maka H0 ditolak atau koefisien regresi signifikan berarti fasilitas belajar siswa benar-benar mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. PEMBAHASAN Diskripsi variabel rata-rata 3.68 untuk minat belajar siswa lebih tinggi daripada 3.49 untuk fasilitas belajar. Oleh karena itu variabel minat belajar seharusnya mendapat perhatian yang lebih serius dibanding dengan fasilitas belajar. Hal tersebut didasari pada kenyataan bahwa walaupun tersedia fasilitas belajar, apabila tidak diikuti minat belajar yang tinggi akan sia-sia, karena motivasi belajar siswa yang rendah akan enggan memanfaatan fasilitas belajar. Oleh karena itu bersamaan penyediaan fasilitas sebagai sumber belajar, maka perlu upaya untuk meningkatkan minat belajar siswa sehingga proses pembelajaran betul-betul dapat terlaksana dengan baik atau dapat optimal. Sebaliknya apabila minat belajar siswa rendah, maka pemanfaatan fasilitas sebagai sumber belajar juga rendah, sehingga proses pembelajaran kurang mencapai sasaran, sehingga proses pembelajaran akan tidak efektif dan efisien. Sedangkan variabel fasilitas belajar rata-rata 3.49 adalah cukup, walaupun belum maksimal. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan pemanfaatan fasilitas belajar sebagai sumber belajar sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal tersebut didasari pemikiran bahwa dengan peningkatan pemanfaatan fasilitas belajar sebagai 211
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
sumber belajar sesuai dengan kebutuhan siswa akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil pengujian asumsi regresi berdasarkan hasil uji bantuan komputer program SPSS versi 12 pada lampiran 2b uji asumsi regresi, sesuai dengan pendapat Santoso (2000: 203219) terlihat bahwa tidak ada masalah, yang berarti data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dianalisis sesuai dengan rancangan penelitian yang disiapkan yaitu regresi ganda. Hasil pengujian hipotesis baik secara parsial maupun uji analisis multi regresi (regresi berganda) diatas dapat diketahui bahwa variabel bebas X2 (fasilitas belajar), mempunyai pengaruh yang cukup dengan vaiabel Y (prestasi belajar siswa) walaupun belum maksimal, dimana tiap penambahan satu poin fasilitas belajar akan meningkatkan prestasi belajar sebesar 6.055. Hal ini tidak berarti bahwa fasilitas belajar kurang penting dalam mendukung pelaksanaan proses pembelajaran, tetapi dalam kenyataannya agar penyediaan fasilitas belajar dapat optimal, memerlukan perhatian dan upaya secara serius dan secara terus-menerus. Untuk itu diperlukan penelitian yang medalam tentang hal tersebut, agar upaya pengembangan dapat tepat sasaran dan seesuai dengan kebutuhan siswa. Sedangkan untuk variabel X1 (minat belajar), mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap variabel tergantung Y (prestasi belajar siswa), pada taraf signifikan 0.000. Dimana setiap penambahan 1 poin pada
variabel X1 akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 7.075. Oleh karena itu agar proses pembelajaran tersebut dapat lebih optimal (efektif dan efisien), maka dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan minat belajar siswa sesuai dengan kebutuhan yang selalu berorientasi pada tujuan pembelajaran, kemampuan siswa dan sebagainya. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kemampuan guru yang berkaitan dengan upaya peningkatan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran tersebut melalui penataran, studi lanjut, mengikuti MGMP dan sebagainya. Koifisien konstanta 25.045 cukup tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa kemampuan awal siswa mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kelancaran dan keberhasil proses pembelajaran, sebab bagaimanapun hebatnya upaya pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar dan motivasi belajar siswa, tanpa didukung kemampuan awal yang cukup, bagi guru sangat sulit untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Koefisien determinasi berganda (R square ) = 0.600 berarti kontribusi teori dalam penelitian ini adalah sebesar 60% dan sisanya 40% dipengaruhi oleh hal-hal lain yang tidak diteliti, artinya bahwa prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 Malang 60% dipengaruhi secara positif oleh minat belajar dan fasilitas belajar, sedangkan yang 40% dipengaruhi oleh hal-hal 212
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
diluar variabel bebas tersebut seperti variasi metode, variasi media, kondisi keluarga, sikap guru, sarana-prasarana dan sebaginya. Hal ini dapat dipahami karena pada umumnya prestasi belajar siswa tidak mungkin hanya dipengaruhi oleh variabel bebas tersebut, karena sesedikit apapun variasi metode, variasi media, kondisi keluarga, sikap guru, sarana-prasarana dan sebagainya tersebut akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) hipotesis 1 diterima secara signifikan. Hal ini berarti bahwa Minat belajar siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 Malang . 2) Hipotesis 2 diterima secara signifikan. Hal ini berarti bahwa Penyediaan fasilitas belajar siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 Malang . 3) Hipotesis 3 diterima secara signifikan. Hal ini berarti bahwa Secara bersama-sama minat belajar siswa dan tingkat penyediaan fasilitas belajar siswa, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA PGRI 1 Malang . 4) Kontribusi teori dalam penelitian ini adalah sebesar 60% dan sisanya 40% dipengaruhi oleh hal-hal lain yang tidak diteliti, artinya bahwa prestasi
belajar siswa 60% dipengaruhi secara positif oleh minat belajar dan fasilitas belajar, sedangkan yang 40% dipengaruhi oleh hal-hal diluar variabel bebas tersebut. Saran-saran Saran dari penelitian ini adalah: 1) variabel minat belajar perlu upaya peningkatan, karena dengan minat belajar yang tinggi, tingkat kecerdasan siswa dapat dimanfaatkan secara optimal. 2) Kemampuan guru dalam proses pembelajaran perlu selalu ditingkatkan khususnya yang berkaitan dengan, minat belajar, melalui penataran/ seminar, studi lanjut, mengikuti MGMP dan sebagainya. 3) Diperlukan penelitian yang mendalam tentang hal yang berkaitan dengan minat belajar dan fasilitas belajar, terutama yang menyangkut bentuk/ model sistem dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. dan widodo, S. 1990. Psikologi Belajar. Jakarta: Rhineka Cipta. Arikunto, S. 1989. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Bina Aksara. Cooper, Donald R & Emory. C. William, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Jilid 1, Edisi kelima. Alih Bahasa : Ellen G. Sitompul & Imam Nurmawan, Jakarta : Erlangga. 213
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
--------------, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Jilid 2, Edisi kelima. Alih Bahasa : Ellen G. Sitompul & Imam Nurmawan, Jakarta : Erlangga. Degeng.
I N.S. 1990. Desain pembelajaran teori terapan. Malang. PPS IKIP Malang.
-----------------. 1997. Strategi Pembelajaran Menganalisa Isi dengan Model Elaborasi, Malang: Penerbit IKIP Malang. Depdikbud, 1994. Kurikulum SD tahun 1994. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.
Gafur Abd., 1982, Disain instruksional , solo : Tiga Serangkai. Gerlach, Vernon S., and Donald P. Ely , 1971, Teching and Media : A systematic aapproach, Prentice–Hall, Englewood Cliffs, N.J. Hamalik, Oemar, 1991, Pendekatan Baru strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung : sinar Baru. Hudoyo, H. 1981. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen P&K, P3K. Joni,
T. Raka. 1985. Wawasan Kependidikan Guru. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LpTk.
Depdiknas. 2000, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah,Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Kemp,Jerrold E., 1994, Proses Perencanaan Pengajaran, alih Bahasa : Asril Marjohan, Bandung : Penerbit ITB
Djamarah1, Syaiful, Bahri, 2000, Guru dan anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta
Mappa, S., dkk. 1983. Belajar dan Mengajar. Jakarta: Proyek PLPTK Ditjen Dikti Depdikbud.
---------------------, 1984. Prestasi Belajar dan Kompetisi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Mudhoffir, 1999, Teknologi Instruksional, Cetakan ke tujuh, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Gagne, Robert M..1977, The condition of Learning, New York Holt, Rinchart And Winston.
Miarso,
Yusufhadi, Tehnologi
dkk., 1984, Komunikasi 214
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
Pendidikan, Jakarta: Pustekkom Dikbbud dan CV Rajawali. Djahiri, A. Kossih, CBSA ddalam IPS., Jakarta : Proyek P3G Depdikbud Nasution, S,1982, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bina Aksara. Pasaribu
dan Simanjuntak, 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Tarsito Bandung.
Popham, James, W., Eva L Baker, 2001, Teknik Mengajar Secara sistematis, Jakarta: PT Rineka cipta.
Depdikbud. P2LPTK.
Dirjen
Dikti.
Ruseffendi, E.T. 1988. Membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Torsito. Sadiman,Arief S., 1996, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Santoso, Singgih, 2001, SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistk Secara Profesional, Jakarta: PT Elex Komputindo
Prayitno, E. 1989. Memotivasi dalam Belajar. Jakarta. Dirjen Dikti P2LPTK.
Sardiman, A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Purwadarminta. 1976. Kamus Umum Indonesia Jakarta Balai Pustaka.
Semiawan, Conny, 1989, Pendekatan Ketrampilan Proses, Jakarta : PT Gramedia.
Purwanto, M.N. 1992. Psikologi Pendidikan . Depdikbud.
Singarimbun, M., Effendi, S. (editor). 1989. Metode Penelitian Survai. Yogyakarta:LP3ES.
Radikum,1989. Pengembangan sistem instruksional, Jakarta. PT. Medyatama Sarana Perkasa. Rochman & Moein. 1993. Psikologi pengajaran. Jakarta:
Slameto, 1991, Belajar dan faktorfaktor yang mepengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rhineka Cipta.
215
Rusno, Pengaruh Minat Belajar dan Tingkat Penyediaan Fasilitas Belajar di Rumah
Subino. 1987. Konstruksi dan Analisis tes: suatu pengantar kepada teori tes dan pengukuran. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Widodo. J. 1990. Menuju masyarakat baru Indonesia. Jakarta: Gramedia. Winkel,
Sudjana, Nana, 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar.Bandung:Remaja Rosdakarya. ----------------, 1991, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : sinar Baru
W.S. 1987. pengajaran. Gramedia.
Psikologi Jakarta:
Zainul. A., & Nasoetion, N. 1993. Penilaian hasil belajar. Jakarta: PAU Dirjen Dikti Depdikbud.
Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta -----------, 1999, Statistika penelitian, Bandung: CV Alfabeta Sunaryo, 1989, strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, Malang Penerbit IKIP Malang. Suryabrata,S.,1990,Psikologis Pendidikan.Jakarta: Rajawali. Usman, M.Uzer, 1990, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosda-karya. Utuh, Harun, 1987, Proses Belajar Mengajar PMP, Surabaya: Usaha Nasional Vredenbregt, J., 1983, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, Jakart : PT Gramedia. 216