REDESAIN DAN ANALISIS PELAT LANTAI BETON PRATEGANG POST TENSION PELAT LANTAI DAK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SERBA GUNA (DOME) AKADEMI PARIWISATA MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Penyelesaian Pendidikan Sarjana Teknik Sipil
Disusun Oleh: RICHARD EFFENDI SITUMEANG 12 0424 005
BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PENGESAHAN Redesain dan Analisis Pelat Lantai Beton Prategang Post Tension Pelat Lantai Dak Pada Proyek Pembangunan Gedung Serba Guna (Dome) Akademi Pariwisata Medan TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Dikerjakan Oleh: RICHARD EFFENDI SITUMEANG 12 0424 005 Pembimbing:
Ir. Sanci Barus, MT. NIP. 19520901 198112 1 001
Penguji I
Penguji II
Ir. Torang Sitorus, MT.
Rahmi Karolina, ST.,MT.
NIP. 19571002 198601 1 001
NIP. 19820318 200812 2 001 Mengesahkan:
Koordinator, PPSE
Ketua
Departemen T. Sipil FT. USU
Departemen T. Sipil FT. USU
Ir. Zulkarnain A. Muiz, M. Eng.Sc.
Prof. Dr-Ing. Johannes Tarigan
NIP. 19560326 198103 1 003
NIP. 19561224 198103 1 002
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016 Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Richard Effendi Situmeang NIM
: 12 0424 005
Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir saya ini dengan judul “Redesain dan Analisis Pelat Lantai Beton Prategang Post Tension Pelat Lantai Dak Pada Proyek Pembangunan Gedung Serba Guna (Dome) Akademi Pariwisata Medan” bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti terhadap plagiat dalam Tugas Akhir saya tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Demikian pernyataan ini saya perbuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Medan,
Mei 2016
Penyusun,
Richard Effendi Situmeang NIM : 12 0424 005
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK Perkembangan dunia pendidikan yang dari masa ke masa berkembang semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Dalam perencanaan setiap bangunan gedung diharapkan memiliki syarat-syarat tertentu dalam merencanakan dimensi bangunan berdasarkan fungsi dan muatan bangunan tersebut agar lebih efisien, ekonomis dan memiliki nilai estetika didalamnya. Pada pembahasan yang diambil pada Tugas Akhir ini yaitu dijumpai sebuah pekerjaan yang mana belum dilakukan pekerjaan pelat lantainya sehingga dilakukan usulan desain menggunakan beton prategang sistem post tension. Dalam meredesain ulang pelat prategang sistem post tension digunakan metode pengerjaan peralihan tumpuan, dengan asumsi posisi tendon diawal. Dari hasil perbandingan pada pelat beton bertulang biasa dengan hasil redesain yang dilakukan menggunakan sistem pelat prategang sistem post tension dengan membuang balok anak yang ada maka dapat menghemat pemakaian baja tulangan dan mall/bekisting pada balok anaknya, yang mana telah dihilangkan serta memberikan kesan lebih lepang/luas tanpa adanya balok anak sehingga memiliki nilai estetika. Kata kunci : Beton Prategang, Post Tension, Beton Bertulang, RAB.
i Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT The development of education from time to time growing more rapidly demanding their facilities and infrastructure that support. In the planning of any building expected to have certain conditions in the plan dimensions of the building based on the functions and content of such buildings to be more efficient, economical and aesthetic value therein. In the discussion taken in this final project that found a job which has not carried out the work floor plate so do the design proposal using prestressed concrete post-tension system. In the redesign post tension slab prestressing system used method of execution transition pedestal, assuming the position of the beginning of the tendon. From the comparison on a reinforced concrete slab usual with the results of the redesign is done using a system of plate prestressing system of post tension by removing the joists are then able to save the use of rebars and mall / formwork on the beams of his son, which had been removed and gives the impression of more cucumber / wide without any joists that have aesthetic value. Keywords : Prestressed Concrete, Post Tension, Reinforced Concrete, Cost Estimate.
ii Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK
..........................................................................................
i
DAFTAR ISI …………………………………………………………..
ii
DAFTAR TABEL
viii
…………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………..
x
DAFTAR NOTASI
…………………………………………………..
xviii
KATA PENGANTAR ………………………………………………...
xxiv
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………
1
1.1.
LATAR BELAKANG ………………………...
1
1.2.
PERUMUSAN MASALAH …………………..
4
1.3.
TUJUAN ……………………………………….
4
1.4.
MANFAAT …………………………………….
5
1.5.
PEMBATASAN MASALAH …………………
6
1.6.
SISTEMATIKA PENULISAN ………………..
7
TINJAUAN KEPUSTAKAAN ………………………..
9
2.1.
9
BAB II
UMUM ………………………………………….
2.1.1. Definisi Pelat Lantai ……………………. 9 2.1.2. Tumpuan Pelat Lantai …………………... 10 2.1.3. Jenis-Jenis Perletakkan ………………….. 11 2.2.
KOMPOSISI BETON PRATEGANG …………
12
2.2.1. Beton ……………………………………. 12 2.2.2. Baja …………………………………….... 14
ii Universitas Sumatera Utara
2.3.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DALAM PEMAKAIAN BETON
2.4.
PRATEGANG ……………………………. ……
21
METODE PRATEGANG ………………………
22
2.4.1. Metode Pratarik …………………………
23
2.4.2. Metode Pasca Tarik …………………….. 23 2.5.
TAHAPAN PEMBEBANAN ………………….
24
2.5.1. Kondisi Beban Transfer ………………… 24 2.5.2. Kondisi Beban Service/Final …………… 25 2.5.3. Kondisi Pembebanan …………………… 25 2.6.
KEMAMPUAN KELAYANAN ………………
27
2.6.1. Umum …………………………………..
27
2.6.2. Pendimensian Penampang Pelat ………..
28
2.6.3. Lendutan Untuk Jenis Struktur Pelat Lantai …………………………….. 2.7.
KEHILANGAN GAYA PRATEGANG ……...
30 35
2.7.1. Akibat Perpendekkan Elastis (Elastomic Shortening) …………………. 36 2.7.1.1. Pratarik ………………………… 36 2.7.1.2. Pasca Tarik …………………….
37
2.7.2. Akibat Gesekan Pada Tendon …………..
37
2.7.3. Akibat Slip Pada Bagian Angkur ……….
40
2.7.4. Akibat Rangkak Pada Struktur Beton …..
41
2.7.4.1. Metode Regangan
iii Universitas Sumatera Utara
Rangkak Batas ………………..
41
2.7.4.2. Metode Nilai Koefisien Rangkak ………………………. 41 2.7.5. Akibat Susut Pada Struktur Beton ……… 43 2.7.6. Akibat Relaksasi Baja …………………… 44 2.8.
GAYA PRATEGANG ………………………….
45
DAERAH AMAN KABEL/TENDON …………
50
METODOLOGI PENELITIAN ………………………..
52
2.9.
BAB III
EKSENTRISITAS DAN
3.1.
LATAR BELAKANG DAN PENGUMPULAN DATA ……………………… 52
3.2.
PEMODELAN STRUKTUR PRATEGANG ….
53
3.3.
PEMBEBANAN STRUKTUR …………………
55
3.4.
REDESAIN PELAT LANTAI PRATEGANG POST TENSION ………………
3.5.
KONTROL DESAIN PELAT LANTAI PRATEGANG POST TENSION ………………
3.6.
55
59
ANALISA PERBANDINGAN HARGA/BIAYA ANTARA DESAIN AWAL (KONSULTAN) DENGAN REDESAIN TERBARU ……………………….
3.7.
59
BAGAN ALIR PENYELESAIAN TUGAS AKHIR ………………………………..
61
iv Universitas Sumatera Utara
BAB IV
DESAIN DAN ANALISA …………………………….
62
4.1.
62
DATA UMUM …………………………………. 4.1.a. RENCANA ULANG (PELAT
PRATEGANG POST TENSION) ……… 62 4.1.b. DESAIN DARI KONSULTAN PERENCANA (BETON BERTULANG BIASA) ………………...
63
4.2.
PEMBEBANAN STRUKTUR …………………
64
4.3.
DESAIN PELAT LANTAI PRATEGANG POST TENSION ………………………………..
64
4.3.1. PRATEGANG POST TENSION PELAT A (continue) ……………………. 64 a. Desain dan Analisa Posisi Kabel (Tendon) …………………………….
64
b. Hitung Tegangan Yang Terjadi Dan Kebutuhan Kabel ………………
67
c. Analisa Lendutan Maksimum Pada Pelat Post Tension …………………... 69 d. Desain Penulangan Non Prategang …. 70 4.3.2. PRATEGANG POST TENSION PELAT B (continue) ……………………. 71 a. Desain dan Analisa Posisi Kabel (Tendon) …………………………….
71
b. Hitung Tegangan Yang Terjadi
v Universitas Sumatera Utara
Dan Kebutuhan Kabel ………………
72
c. Analisa Lendutan Maksimum Pada Pelat Post Tension …………………... 73 d. Desain Penulangan Non Prategang …. 73 4.3.3. PRATEGANG POST TENSION PELAT C (continue) ……………………. 73 a. Desain dan Analisa Posisi Kabel (Tendon) …………………………….
73
b. Hitung Tegangan Yang Terjadi Dan Kebutuhan Kabel ………………
75
c. Analisa Lendutan Maksimum Pada Pelat Post Tension …………………... 76 d. Desain Penulangan Non Prategang …. 76 4.4.
MENCARI VOLUME MATERIAL BETON DAN TULANGAN …………………...
77
4.4.1. BERDASARKAN DESAIN ULANG (BETON PRATEGANG POST TENSION) ………………………. 77 a. Pelat Tipe A (uk. 6x56 m) …………... 77 b. Pelat Tipe B (uk. 7x21 m) …………... 89 c. Pelat Tipe C (uk. 5x56 m) …………... 93 4.4.2. BERDASARKAN DESAIN KONSULTAN PERENCANA …………
106
a. Pelat Tipe A (uk. 6x56 m) …………... 107
vi Universitas Sumatera Utara
b. Pelat Tipe B (uk. 7x21 m) …………... 120 c. Pelat Tipe C (uk. 5x56 m) …………... 127 4.5.
MENCARI VOLUME MATERIAL MALL/CETAKAN ……………………………..
142
4.5.1. BERDASARKAN DESAIN PRATEGANG POST TENSION ………
142
a. Pelat tipe A (uk. 6x56 meter) ……….. 142 b. Pelat tipe B (uk. 7x21 meter) ……….. 147 c. Pelat tipe C (uk. 5x56 meter) ………... 149 4.5.2. BERDASARKAN DESAIN KONSULTAN PERENCANA …………
154
a. Pelat tipe A (uk. 6x56 meter) ………... 154 b. Pelat tipe B (uk. 7x21 meter) ………... 158 c. Pelat tipe C (uk. 5x56 meter) ………... 161
4.6.
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) ………………………………….
BAB V
167
PENUTUP ……………………………………………… 171 5.1.
KESIMPULAN …………………………………
171
5.2.
SARAN …………………………………………. 172
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... xxvi
vii Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Luas Penampang Tulangan Biasa (Non Prategang)
Tabel 2.2.
Tipikal Baja Prategang
Tabel 2.3.
Asumsi Rasio Panjang Bentang Dengan Tinggi Pelat (Lin, 1982)
Tabel 2.4.
Asumsi Rasio Panjang Bentang Dengan Tebal Pelat (PTI, 1977)
Tabel 2.5.
Koefisien Lendutan Pelat β Untuk Rasio Poisson υ = 0,2 (Gilbert, 1990)
Tabel 2.6.
Tabel Batasan Lendutan Menurut BMS
Tabel 2.7.
Batas Lendutan Ijin Maksimum Berdasarkan SNI
Tabel 2.8.
Koefisien Wobble dan Koefisien Friksi (SNI 2002)
Tabel 2.9.
Koefisien Susut Ksh
Tabel 3.1
Harga Kebutuhan Pelaksanaan Pekerjaan/Proyek
Tabel 4.1.
Hasil Perhitungan Kebutuhan Beton Prategang (f’c = ± 30 MPa)
Tabel 4.2.
Hasil Perhitungan Kebutuhan Baja Tulangan
Tabel 4.3.
Hasil Perhitungan Kebutuhan Kabel Prategang
Tabel 4.4.
Hasil Perhitungan Kebutuhan Beton Bertulang (f’c = 18,6 MPa)
Tabel 4.5.
Hasil Perhitungan Kebutuhan Baja Tulangan
Tabel 4.6.
Hasil Perhitungan Kebutuhan Mall/Cetakan Untuk Perencanaan Pelat Prategang Post Tension Pada Balok
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Kebutuhan Mall/Cetakan Untuk Perencanaan Pelat Prategang Post Tension Pada Pelat Lantai
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Kebutuhan Mall/Cetakan Untuk Perencanaan Pelat Beton Bertulang Pada Balok
viii Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Kebutuhan Mall/Cetakan Untuk Perencanaan Pelat Beton Bertulang Pada Pelat Lantai
Tabel 4.10
Hasil Perhitungan RAB
ix Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.
Final Desain (Konsultan Perencana)
Gambar 1.2.
Pekerjaan Pembangunan Tahap 1
Gambar 1.3.
Denah Pelat Lantai Balkon Lt. 2 (Pelat Continue) Yang Ditinjau
Gambar 2.1.a. Pelat Ditumpu Balok (monolit) Gambar 2.1.b. Pelat Ditumpu Dinding Gambar 2.1.c. Pelat Ditumpu Balok Baja Dengan Sistem Komposit Gambar 2.1.d. Pelat Ditumpu Kolom Secara Langsung Gambar 2.2.a. Pelat Terletak Bebas Gambar 2.2.b. Pelat Terjepit Elastis Gambar 2.2.c. Pelat Terjepit Penuh Gambar 2.3.
Diagram Hubungan Tegangan-Regangan Beton
Gambar 2.4.
Tulangan Non Prategang Penahan Tarik Di Tengah Bentang
Gambar 2.5.
Tulangan Non Prategang Penahan Tarik Di Tepi Bentang
Gambar 2.6.
Tulangan Non Prategang Penahan Tekan
Gambar 2.7.
Tulangan Non Prategang Penahan Lentur
Gambar 2.8.
Tulangan Non Prategang Penahan Retak
Gambar 2.9.
Diagram Tegangan Regangan Tulangan Biasa
Gambar 2.10. Untaian Kawat (strand) Gambar 2.11. Diagram Tegangan Regangan Kawat Tunggal Gambar 2.12. Diagram Tegangan Regangan Untaian Kawat Gambar 2.13. Diagram Tegangan Regangan Baja Batangan Gambar 2.14. Sistem pratarik (pre tension)
x Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.15. Sistem pasca tarik (post tension) Gambar 2.16. Daerah Aman Kabel (Daerah Kern) Pada Struktur Balok Gambar 2.17. Daerah Aman Kabel (Daerah Kern) Pada Struktur Balok Gambar 3.1.
Denah Lokasi Proyek Studi Kasus
Gambar 3.2.
Pelat Lantai Prategang Post Tension A (continue)
Gambar 3.3.
Pelat Lantai Prategang Post Tension B (continue)
Gambar 3.4.
Pelat Lantai Prategang Post Tension C (continue)
Gambar 3.5.
Asumsi Bila Posisi Kabel/Tendon Awal
Gambar 3.6.
Mekanisme Aksi-Reaksi Akibat Gaya Prategang Dengan Gaya Pada Tumpuan Akibat Beban Yang Dipikul
Gambar 3.7.
Perubahan Letak Tendon Setelah Dianalisa
Gambar 3.8.
Perubahan Letak Garis Berat Akibat Kabel
Gambar 3.9.
Bagan Metodologi Penelitian
Gambar 4.1.
Metode Peralihan Tumpuan, berdasarkan (Nawy, Edward G,2, 2001)
Gambar 4.2. Pelat A (continue), (a) Asumsi Posisi Tendon Diawal, (b) Momen Primer (M1), (c) Reaksi Melawan Lendutan, (d) Momen Sekunder (M2), (e) Momen Total (M3), (f) Posisi Tendon Yang Baru Gambar 4.3.
Posisi Tendon Pada Saat Awal Dan Yang Baru (Akibat M3) Pada Pelat Lantai Prategang A (continue)
Gambar 4.4
Penampang Pelat Lantai A
Gambar 4.5.
Desain Prategang Pelat A Tiap 1 Meter
xi Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6. Pelat B (continue), (a) Asumsi Posisi Tendon Diawal, (b) Momen Primer (M1), (c) Reaksi Melawan Lendutan, (d) Momen Sekunder (M2), (e) Momen Total (M3), (f) Posisi Tendon Yang Baru Gambar 4.7.
Posisi Tendon Pada Saat Awal Dan Yang Baru (Akibat M3) Pada Pelat Lantai Prategang B (continue)
Gambar 4.8.
Penampang Pelat Lantai B
Gambar 4.9.
Desain Prategang Pelat B Tiap 1 Meter
Gambar 4.10. Pelat C (continue), (a) Asumsi Posisi Tendon Diawal, (b) Momen Primer (M1), (c) Reaksi Melawan Lendutan, (d) Momen Sekunder (M2), (e) Momen Total (M3), (f) Posisi Tendon Yang Baru Gambar 4.11. Posisi Tendon Pada Saat Awal Dan Yang Baru (Akibat M3) Pada Pelat Lantai Prategang B (continue) Gambar 4.12. Penampang Pelat Lantai C Gambar 4.13. Desain Prategang Pelat C Tiap 1 Meter Gambar 4.14. Rencana Sistem Pelat Prategang A, B dan C, Dimana Nilai Gaya dan Eksentrisitasnya Sama Pada Arah Memanjang Gambar 4.15. Rencana Sistem Pelat Prategang A, B dan C Pada Arah Melebar Gambar 4.16. Struktur Kolom dan Balok Tipe A Untuk Beton Prategang Gambar 4.17. Struktur Detail Balok BO1 Untuk Panjang 3,5 Meter Gambar 4.18. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 7,0 Meter Gambar 4.19. Struktur Prategang Pelat A Ukuran 6 x 56 Meter Gambar 4.20. Struktur Prategang Pelat A1 Ukuran 7 x 6 Meter Gambar 4.21. Struktur Prategang Pelat A2 Ukuran 2,5 x 7 Meter Gambar 4.22. Struktur Prategang Pelat A3 Ukuran 3,5 x 3,5 Meter
xii Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.23. Struktur Prategang Pelat A4 Ukuran 3,5 x 2,5 Meter Gambar 4.24. Struktur Kolom dan Balok Tipe B Untuk Beton Prategang Gambar 4.25. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 7,0 Meter Gambar 4.26. Struktur Prategang Pelat B Ukuran 7 x 21 Meter Gambar 4.27. Struktur Prategang Pelat A1 Ukuran 7 x 7 Meter Gambar 4.28. Struktur Kolom dan Balok Tipe C Untuk Beton Prategang Gambar 4.29. Struktur Detail Balok BO1 Untuk Panjang 2,0 Meter Gambar 4.30. Struktur Detail Balok BO1 Untuk Panjang 3,0 Meter Gambar 4.31. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 5,0 Meter Gambar 4.32. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 7,0 Meter Gambar 4.33. Struktur Prategang Pelat C Ukuran 5 x 56 Meter Gambar 4.34. Struktur Prategang Pelat A1 Ukuran 5 x 7 Meter Gambar 4.35. Struktur Prategang Pelat A2 Ukuran 3,0 x 3,5 Meter Gambar 4.36. Denah Lantai 2 Gambar 4.37. Sistem Pembalokkan Level 2 Gambar 4.38. Sistem Pelat Lantai Level 2 Gambar 4.39. Struktur Kolom dan Balok Tipe A Untuk Beton Bertulang Gambar 4.40. Struktur Detail Balok BO1 Untuk Panjang 3,5 Meter Gambar 4.41. Struktur Detail Balok BO1 Untuk Panjang 2,5 Meter Gambar 4.42. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 7,0 Meter Gambar 4.43. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 6,0 Meter Gambar 4.44. Struktur Beton Bertulang Pelat A Ukuran 6 x 56 Meter Gambar 4.45. Struktur Prategang Pelat F1 Ukuran 3,5 x 3,5 Meter Gambar 4.46. Struktur Prategang Pelat F2 Ukuran 2,5 x 3,5 Meter
xiii Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.47. Struktur Kolom dan Balok Tipe B Untuk Beton Bertulang Gambar 4.48. Struktur Detail Balok BO1 Untuk Panjang 3,5 Meter Gambar 4.49. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 7,0 Meter Gambar 4.50. Struktur Beton Bertulang Pelat B Ukuran 6 x 56 Meter Gambar 4.51. Struktur Beton Bertulang Pelat F1 Ukuran 3,5 x 3,5 Meter Gambar 4.52. Struktur Kolom dan Balok Tipe C Untuk Beton Bertulang Gambar 4.53. Struktur Detail Balok BO1 Untuk Panjang 2,0 Meter Gambar 4.54. Struktur Detail Balok BO1 Untuk Panjang 3,0 Meter Gambar 4.55. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 5,0 Meter Gambar 4.56. Struktur Detail Balok BO2 Untuk Panjang 7,0 Meter Gambar 4.57. Struktur Beton Bertulang Pelat C Ukuran 5 x 56 Meter Gambar 4.58. Struktur Beton Bertulang Pelat F1 Ukuran 2,0 x 3,0 Meter Gambar 4.59. Struktur Beton Bertulang Pelat F3 Ukuran 3,0 x 3,5 Meter Gambar 4.60. Struktur Beton Bertulang Pelat F4 Ukuran 2,0 x 3,5 Meter Gambar 4.61. Struktur Prategang Pelat A Ukuran 6 x 56 cmeter Gambar 4.62. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO1 Pada Pelat Tipe A Gambar 4.63. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO2 Pada Pelat Tipe A Gambar 4.64. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai A1 Pada Pelat Tipe A Gambar 4.65. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai A2 Pada Pelat Tipe A
xiv Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.66. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai A3 Pada Pelat Tipe A Gambar 4.67. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai A4 Pada Pelat Tipe A Gambar 4.68. Struktur Prategang Pelat B Ukuran 7 x 21 cmeter Gambar 4.69. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO2 Pada Pelat Tipe B Gambar 4.70. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO2 Pada Pelat Tipe B Gambar 4.71. Struktur Prategang Pelat C Ukuran 5 x 56 cmeter Gambar 4.72. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO1 Pada Pelat Tipe C Gambar 4.73. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO2 Pada Pelat Tipe C Gambar 4.74. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai A1 Pada Pelat Tipe C Gambar 4.75. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai A2 Pada Pelat Tipe C Gambar 4.76. Struktur Beton Bertulang Pelat A Ukuran 6 x 56 cmeter Gambar 4.77. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO1 Pada Pelat Tipe A Gambar 4.78. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO2 Pada Pelat Tipe A
xv Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.79. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai F1 Pada Pelat Tipe A Gambar 4.80. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai F2 Pada Pelat Tipe A Gambar 4.81. Struktur Beton Bertulang Pelat B Ukuran 7 x 21 cmeter Gambar 4.82. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO1 Pada Pelat Tipe B Gambar 4.83. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO2 Pada Pelat Tipe B Gambar 4.84. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai F1 Pada Pelat Tipe B Gambar 4.85. Struktur Beton Bertulang Pelat C Ukuran 5 x 56 meter Gambar 4.86. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO1 Pada Pelat Tipe C Gambar 4.87. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Balok BO2 Pada Pelat Tipe C Gambar 4.88. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai F1 Pada Pelat Tipe C Gambar 4.89. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai F3 Pada Pelat Tipe C Gambar 4.90. Tampak Cetakan/Bekisting/Mall Yang Digunakan Untuk Pelat Lantai F4 Pada Pelat Tipe C Gambar 4.91. Grafik Perbandingan Pemakaian Volume Beton (m3) Gambar 4.92. Grafik Perbandingan Pemakaian Volume Baja Tulangan (kg)
xvi Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.93. Grafik Pemakaian Volume Kabel Tendon (kg) Gambar 4.94. Grafik Perbandingan Pemakaian Mall/Bekisting (m2).
xvii Universitas Sumatera Utara
DAFTAR NOTASI
fc’
Kuat Tekan Beton
fy
Tegangan Leleh
fp
Tegangan Tarik Baja Prategang (Strand)
σts
Tegangan Tarik Beton
Ec
Modulus Elatis Bahan
D
Beban Mati
L
Beban Hidup
W
Beban Angin
A
Beban Atap
R
Beban Hujan
E
Beban Gempa
Ru
Aksi Desain
Rn
Kapasitas Nominal Bahan
Mu
Momen Ultimate/Batas
Mn
Kapasitas Momen Nominal
Φ
Koefisien Reduksi
I
Momen Inersia Penampang
L
Panjang Bentang
h
Tinggi/Tebal Pelat Lantai
K
Faktor Sistem Pelat
δ
Lendutan Yang Diijinkan
wu
Beban Merata
xviii Universitas Sumatera Utara
wus
Beban Merata Tetap
β
Koefisien Lendutan Pelat
Ly
Bentang Panjang Dari Pelat
Lx
Bentang Pendek Dari Pelat
α
Faktor Kondisi Pelat
As
Luas Penampang Tulangan
δ sus
Lendutan Jangka Pendek
φl
Koefisien Rangkak
δ sh
Lendutan Akibat Susut
Ksh
Kelengkungan Nilai Rata-Rata Akibat Susut
Le
Nilai Panjang Bentang Yang Ditinjau
εsh
Regangan Susut
ES
Kehilangan Tegangan Akibat Perpendekkan Elastis
n
Perbandingan Modular Es/Ec atau EBaja/EBeton.
Pi
Gaya Prategang Awal
Ac, A
Luas Penampang Beton
As
Luas Penampang Baja, Luasan Kabel Tendon
Δ
Deformasi Pada Angkur
Ps
Nilai Prategang Yang Disebabkan Oleh Gesekan /Friksi
Px
Nilai Gaya Prategang Di Posisi Titik X Atau Posisi Tinjauan
µ
Nilai Koefisien Kelengkungan Gesekan/Friksi
Lpa
Nilai Jarak Dari Tendon Yang Ditarik
αt
Jumlah Ketetapan Nilai Mutlak Pada Semua Deviasi Angular Dari Tendon Pada Sepanjang Lpa Dalam Radian
xix Universitas Sumatera Utara
βp
Nilai Deviasi Angular (Dalam Wobble), Dimana Nilainya Ditinjau Berdasarkan Diameter Selongsong (ds)
ANC
Nilai Persentase Kehilangan Akibat Slip
CR
Kehilangan Akibat Rangkak
Kcr
Nilai Koefisien Rangkak, Dimana Harganya 2,0 Untuk Sistem Pratarik Dan 1,6 Untuk Sistem Pasca Tarik
fci
Nilai Tegangan Pada Beton Pada Level Baja Sesaat Setelah Transfer
fcd
Nilai Tegangan Pada Beton Di Titik Pusat Berat Tendon Akibat Beban Mati
fcp
Nilai Tegangan Tekan Beton Rata-Rata Di Pusat Berat Tendon
εcs
Nilai Regangan Susut Sisa Total
SH
Kehilangan Susut Pada Beton
V
Volume Beton Struktur Yang Ditinjau
RH
Nilai Kelembaban Udara Relatif
C
Koefisien Faktor Reaksi
Kre
Nilai Koefisien Relaksasi
J
Koefisien Faktor Berdasarkan Waktu
RE
Nilai Relaksasi Rencana Yang Dinyatakan Dalam Satuan %
ECS
Hilangnya Tegangan Di Daerah Tendon Yang Disebabkan Oleh Rangkak CR Serta Akibat Proses Susut SH
e
Nilai Eksentrisitas Penampang
σa
Nilai Tegangan Serat Atas Di Kondisi Awal (Trnasfer) Dan Final
xx Universitas Sumatera Utara
σb
Nilai Tegangan Serat Bawah Di Kondisi Awal (Trnasfer) Dan Final
yt, yb
Jarak Serat Terluar Terhadap Garis Netral, Baik Di Daerah Tekan Maupun Tarik
σti
Nilai Tegangan Ijin Tarik Di Kondisi Awal/Transfer
σci
Nilai Tegangan Ijin Tekan Di Kondisi Awal/Transfer
σts
Nilai Tegangan Ijin Tarik Di Kondisi Akhir/Final
σcs
Nilai Tegangan Ijin Tekan Di Kondisi Akhir/Final
Mmin, Mtr
Nilai
Momen
Maksimum
Yang
Bekerja
Pada
Kondisi
Awal/Transfer, Yang Mana Momen Yang Muncul Akibat Dari Berat Sendiri Struktur Di Kondisi Awal/Transfer Mmax, Mf
Nilai Momen Total Maksimum Yang Bekerja Pada Kondisi Akhir/Final.
Sa, Wa
Modulus Penampang Arah Atas (Momen Perlawanan Atas)
Sb, Wb
Modulus Penampang Arah Bawah (Momen Perlawanan Bawah)
f’tr
Tegangan Akibat Prategang Kondisi Transfer (Awal)
f’f
Tegangan Akibat Prategang Kondisi Final (Layan)
Ka
Jarak Pusat Penampang Kearah Serat Atas Kern
Kb
Jarak Pusat Penampang Kearah Serat Bawah Kern
k’a
Batas Posisi Kern Arah Atas Kern
k’b
Batas Posisi Kern Arah Bawah Kern
σg
Nilai Tegangan Akibat Gaya Prategang Di Kondisi Final
σgi
Nilai Tegangan Akibat Gaya Prategang Di Kondisi Saat Penarikan Tendon
xxi Universitas Sumatera Utara
Eoa
Daerah Aman Tendon Arah Atas
Eob
Daerah Aman Tendon Arah Bawah
fc’
Kuat Tekan Beton
fy
Kuat Tarik Baja Tulangan
fp
Tegangan Tarik Baja Prategang (Strand)
U
Kombinasi Pembebanan
D/Qbs
Beban Mati/Berat Sendiri
L/Ql
Beban Hidup
P
Gaya Prategang
M1, Mtr
Momen Primer Akibat Beban Mati (Berat Sendiri)
M2
Momen Sekunder Akibat Beban Hidup
M3, Mtot
Momen Total
eB
Eksentisitas Di Titik B
I
Momen Inersia Penampang
b
Lebar Penampang/Struktur
h
Tinggi Penampang
Yt
Posisi Letak Tendon Ditinjau Dari Titik Berat Penampang
As
Luasan Kabel Tendon
t/h
Tinggi/Tebal Pelat Lantai
fc’
Kuat Tekan Beton
Ec
Modulus Elastisitas Beton
Φ/D/d
Diameter Tulangan/Tendon
fp
Kuat Tarik Tendon
fci’
Tegangan Tekan Ijin Beton
xxii Universitas Sumatera Utara
EIΔB
Nilai Lendutan Di Titik B
R
Nilai Reaksi Gaya Di Tumpuan
ya
Jarak Titik Pusat Berat Kearah Serat Atas
yb
Jarak Titik Pusat Berat Kearah Serat Bawah
Wa/Sa
Modulus Penampang Atas Struktur
Wb/Sb
Modulus Penampang Bawah Struktur
σci
Tegangan Tekan Beton Prategang Kondisi Transfer
σti
Tegangan Tarik Beton Prategang Kondisi Transfer
σcs
Tegangan Tekan Beton Prategang Kondisi Final
σts
Tegangan Tarik Beton Prategang Kondisi Final
P
Nilai Tegangan Pada Diberikan Pada Tendon Prategang
n
Jumlah Kabel Prategang
X
Jarak Antar Kabel
K
Faktor Sistem Pelat
Δ
Nilai Lendutan Yang Terjadi
Acf
Luas Minimum Strutur Pelat
BO1
Balok Pada Struktur Ukuran Dimensi 20x30 cm
BO2
Balok Pada Struktur Ukuran Dimensi 35x65 cm
V
Volume
γbaja
Berat Jenis Baja
xxiii Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang
telah
dianugerahkan
pada
penyusun,
sehingga
penyusun
dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini sesuai dengan waktu yang diberikan. Tugas Akhir ini berjudul “ Redesain dan Analisis Pelat Lantai Beton Prategang Post Tension Palat Lantai Dak Pada Proyek Pembangunan Gedung Serba Guna (Dome) Akademi Pariwisata Medan”. Laporan Tugas Akhir ini merupakan satu diantara beberapa syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Medan. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materiil, spiritual, informasi, maupun segi administrasi. Oleh karena itu, sudah selayaknya penyusun menghaturkan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr-Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara; 2. Bapak Ir. Syahrizal, MT., selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara; 3. Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc., selaku Koordinator PPSE Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara; 4. Bapak Ir. Sanci Barus, MT., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan banyak memberikan bimbingan, arahan, saran serta motivasi kepada penyusun untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini;
xxiv Universitas Sumatera Utara
5. Bapak Ir. Torang Sitorus, MT. dan Ibu Rahmi Karolina ST, MT. selaku Dosen Pembanding Tugas Akhir ini yang mana telah banyak memberi saran dan masukkan terhadap terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini; 6. Bapak Henry S. Sidabutar, ST., IAI., selaku Direktur Utama PT. Bina Mitra Artanami yang merupakan konsultan perencana pada proyek tersebut, Bapak Simanjuntak selaku Direktur Utama PT. Batesda Mandiri yang merupakan kontraktor pelaksana tahap 1 pada proyek tersebut, Abang Sniper dan Abang Simanjuntak selaku koordinator lapangan proyek tersebut; 7. Kepada pegawai administrasi dan pegawai-pegawai Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara lainnya; 8. Orang tua terkasih, Bapak Sahat Halomoan Situmeang, BSc., dan Ibu Sitianna br. Siahaan, AmKep., yang telah banyak memberi kasih sayang, doa, semangat, perhatian, waktu dan materi yang tiada
hentinya
sehingga
penyusun
termotivasi
untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini; 9. Buat seluruh keluarga penyusun yang telah memberikan doa dan semangat dalam menyusun Tugas Akhir ini; 10. Rekan-rekan seperjuangan bang irbar, bang philip, adil, samuel, founder, guido, eva, grace, dilla, kak merin, rekan-rekan mahasiswa ekstension stambuk 2011 & 2013 dsb. Penyusun menyadari bahwa Tugas Akhir ini mungkin jauh dari kesempurnaan baik dari segi penulisan maupun penyajiannya. Untuk itu,
xxv Universitas Sumatera Utara
penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun yang akan menjadi masukkan dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Harapan penyusun semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Medan,
Mei 2016
Penyusun,
Richard Effendi Situmeang NIM. 12 0424 005
xxvi Universitas Sumatera Utara