D A R I R E D A K S I
DARI
REDAKSI Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2012, sebanyak 39-40 juta orang masih BAB sembarangan, itu termasuk orang yang mempunyai WC, namun masih membuang kotorannya ke sungai. Sedangkan menurut data Joint Monitoring Program WHO/UNICEF 2014, sebanyak 55 juta penduduk di Indonesia masih berperilaku BAB sembarangan. Dampak buruk dari BAB sembarangan adalah Escherichia coli, itu adalah penyakit yang membuat orang terkena diare. WHO juga mencatat 88 % angka kematian akibat diare adalah akibat perilaku BAB sembarangan. Selain itu, perilaku BAB sembarangan juga memperbesar risiko yang menghambat pertumbuhan fisik anak-anak. Dari keprihatinan ini, PBB menetapkan resolusi PBB A/67/L.75 tanggal 19 November sebagai Hari Toilet Sedunia (World Toilet Day). Maksud Hari Toilet Sedunia adalah sebuah kampanye untuk memberikan motivasi dan
menggerakkan penduduk dunia mengenai pentingnya sanitasi. Habitat for Humanity Indonesia juga terlibat dalam pelaksanaan resolusi PBB tersebut, dengan membangun rumah layak huni lengkap dengan toilet di dalamnya, juga MCK yang digunakan oleh masyarakat. Dampaknya adalah mengubah perilaku masyarakat yang awalnya BAB sembarangan kini punya perilaku baru yang lebih sehat. Apa yang dilakukan HFH Indonesia masih perlu bantuan banyak pihak, sebab masih banyak warga yang punya perilaku BAB sembarangan. Melalui peringatan Hari Toilet Sedunia, HFH Indonesia mengajak semua pihak untuk terus berjuang mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.
A K S I
H
abitat for Humanity Indonesia terus mengajak semua orang untuk terlibat dalam mewujudkan dunia dimana semua orang berhak untuk tinggal di rumah layak huni. Sebab masih ada jutaan keluarga yang tinggal di rumah yang lebih layak disebut gubuk, reyot, tanpa toilet, tanpa sekat kamar, dan tidak sehat. Sejalan dengan misi Habitat “Brings People Together”, #aksibareng mendorong lebih banyak orang dari semua kalangan u n tu k te r l i b a t, me n d u ku n g dan berdonasi kepada HFH Indonesia. Hasil #aksibareng ini akan digunakan untuk membantu keluarga-keluarga berpenghasilan rendah yang masih tinggal di rumah tidak layak huni. Kita patut menyakini bahwa sebuah tindakan kecil yang nyata, dapat membuat perubahan yang besar bagi keluarga-keluarga yang membutuhkan seperti keluarga Ibu Utim. Siapakah Ibu Utim? Donasi yang terkumpul melalui gerakan ini akan digunakan untuk membangun rumah bagi Ibu Utim. Beliau adalah seorang ibu berusia 54 tahun yang tinggal di Kampung Cibarengkok, Desa Sumur Batu, Sentul–Bogor. Ibu Utim adalah pemulung yang menghidupi seorang cucunya sejak kecil, sampai saat ini cucunya sudah bisa bekerja sebagai buruh rumahan.
Bagaimana caranya? 1.Like Facebook Page AKSI BARENG melalui link www.facebook.com/aksibareng 2.Download video Ibu Utim Ep. 1 ke handphone kamu dan sebarkan sebanyak-banyaknya ke teman/keluarga. Bisa dengan menggunakan caption sebagi berikut atau buat kalimat sesuai dengan kreativitasmu. Kisah Ibu Utim- Episode 1 #aksibareng mengajak kamu untuk bersamasama mewujudkan rumah layak huni. Ibu Utim adalah salah satu dari sekian banyak yang bisa kita bantu, donasi yang terkumpul akan digunakan untuk membangun rumah layak huni bagi Ibu Utim di Kampung Cibarengkok, Desa Sumur Batu, Sentul, Bogor. Mari wujudkan kasihmu dengan memberi harapan baru di tahun yang baru nanti. Caranya: klik bit.ly/aksibareng dan setiap donasi IDR 200K atau kelipatannya kamu bakal dapat 1 karton (isi: 24 kotak) Yogurt Cimory loh!" 3.Donasi melalui link bit.ly/aksibareng dan setiap donasi keliapatan Rp 200.000,- akan mendapatkan 1 karton Yogurt Cimory (isi 24 kotak dengan rasa yang sama)
Link Youtube: Aksi bareng episode 1 https://www.youtube.com/ watch?v=CUqFJYWQt5E Aksi bareng episode 2 https://www.youtube.com/ watch?v=PzEuspyTutE Desain : Amos /HFH Indonesia
B A R E N G
H A B I P A R T N E R
BAB di Sungai Tinggal Kenangan
K
enangan pahit masa lalu masih terngiang di benak Aminah (70) saat hujan deras mengguyur dan dia sedang sakit perut. “Malam itu saya kena diare, dan hendak buang air besar. Namun hujan sangat deras, sementara sungai dimana saya biasa BAB banjir. Karena tidak kuat menahan rasa sakit, saya pun BAB di pekarangan rumah,” kisah Aminah, warga Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat. Aminah adalah janda dengan 7 anak. Semua anaknya sudah berkeluarga, dan sekarang dia hanya tinggal bersama anak bungsu, Ujang (33) dan istrinya Isma (25). Aminah terpaksa tinggal di rumah reyot tanpa toilet karena penghasilannya sebagai buruh tani tidak cukup untuk membangun rumah. “Bisa makan saja saya sudah bersyukur. Saya tidak mampu untuk membangun toilet. Biarlah saya BAB di sungai,” tutur Aminah. Semenjak rumahnya dibangun oleh Habitat bulan Agustus 2015 silam banyak perubahan dialami oleh Aminah. Rumahnya kini kokoh dan kuat. Apabila hujan juga tidak lagi bocor. Rumahnya juga sudah memiliki toilet sendiri, sehingga dia tidak lagi kesulitan untuk BAB, mandi dan mencuci baju.
“ Te r i m a k a s i h Ha b i t a t karena saya sudah dibantu. Rumah saya bagus, lantainya keramik dan bersih, apabila hujan datang saya tidak khawatir dan takut lagi. Saat ingin BAB tidak lagi repot ke sungai. Hidup saya lebih sehat sekarang,” imbuh Aminah.
Foto : Paulus Punjung / HFHIndonesia
Rumah Kasepuhan Cirebon-Jawa Barat
R
umah Kasepuhan atau Keraton Kasepuhan (Cirebon) didirikan sekitar tahun 1529 oleh Pangeran Cakrabuana, putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran. Arsitektur bangunan bersejarah ini perpaduan unsur budaya Islam, Hindu-Buddha, Kristen (Barat), dan Konfusianisme (China). a. Pintu Gerbang Utama Keraton Kasepuhan Pintu gerbang ini terletak di sebelah utara, sementara pintu gerbang kedua berada di selatan kompleks. Gerbang utara disebut Kreteg Pangrawit berupa jembatan, sedangkan di sebelah selatan disebut Lawang Sanga (pintu sembilan). Setelah melewati Kreteg (jembatan) Pangrawit akan sampai di bagian depan keraton. Di bagian ini terdapat dua bangunan, yaitu Pancaratna dan b. Bangunan Pancaratna Berada di kiri depan kompleks arah Barat, berdenah persegi panjang, dengan ukuran 8x8 m. Lantai tegel, konstruksi atap ditunjang empat sokoguru di atas lantai yang lebih tinggi, dan 12 tiang pendukung di permukaan lantai yang lebih rendah. Atap dari bahan genteng, pada puncaknya terdapat mamolo. Bangunan ini berfungsi
sebagai tempat seba atau tempat yang menghadap para pembesar desa atau kampung yang diterima oleh Demang atau Wedana. Secara keseluruhan memiliki pagar besi.
Struktur dan Material Rumah Kasepuhan :
H A B I H O M E
Material yang digunakan masih alami seperti kayu, bambu, batu, ijuk dan dedaunan, seperti daun Kelapa, Ijuk, dan Rumia. Hal tersebut terlihat dari atapnya yang beragam dimana dalam bahasa sunda disebut ‘suhunan’ atau ‘hateup’. Rumah adat Sunda ini sangat tradisional dan memadu dengan alam dengan memanfaatkan hasil dari alam.
Foto : Internet
T E T E S E M B U N
Membangun Budaya Organisasi Melalui Pengulangan Kisah Oleh: Purnama Setiawan (Dewan Pengawas HFH Indonesia) Sebuah penelitian mengenai budaya organisasi terhadap 200 perusahaan menunjukkan bahwa budaya dalam sebuah organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja ekonomi perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan yang memiliki budaya organisasi yang kuat ternyata menghasilkan kinerja yang jauh lebih bagus dari pada perusahaan yang tidak memiliki budaya yang kuat: •Rata-rata laba operasi lebih tinggi 571% •Rata-rata Return on Investments lebih tinggi 417% •Rata-rata harga saham lebih tinggi 363%
Pertanyaannya adalah bagaimana membangun budaya organisasi itu? Salah satu cara
yang dilakukan oleh perusahaan dengan budaya organisasi yang kuat adalah melalui penceritaan kembali kisahkisah yang pernah terjadi dalam perusahaan. Kisah adalah salah satu artefak dari budaya yang dapat didengar atau bahkan dapat disaksikan oleh karyawan-bila kisah itu dibuat film. Perusahaan dapat menggunakan kisah dengan tujuan seperti menanamkan visi, misi serta nilai-nilai organisasi kepada karyawan, untuk membangun semangat atau inspirasi pelayanan atau untuk meningkatkan kreativitas dan semangat kerja sama di kalangan karyawan.
Foto : Internet Sumber: http://purnamasetiawan.blogspot.co.id/
Tindakan Saat Terjadi Badai dan Angin Topan Tetap berada di dalam rumah, kecuali apabila dianjurkan untuk mengungsi. Walaupun tidak ada anjuran, masyarakat harus tetap bersiap untuk mengungsi. Apabila dianjurkan untuk tinggal di dalam rumah maka : 1 Semua persediaan sudah disiapkan 2 Jika diperlukan, tinggal di suatu ruangan yang paling aman di dalam rumah 3 Matikan semua sumber api, aliran listrik dan peralatan elektronik 4 Terus mendengarkan radio agar mengetahui perubahan kondisi
T A N G G A P
B E N C A N A
Hindari banjir Apabila banjir masuk ke dalam rumah, jika memungkinkan, naik ke tempat yang lebih tinggi. Waspada terhadap ‘pusat’ angin topan. Pusat badai dan angin topan ini biasanya mencapai radius 30 - 50 km dan badainya bisa mencapai radius 600 km. “Pusat” badai dapat membawa air yang menyebabkan terjadi banjir di daerah pesisir. Pada saat “pusat” badai ini lewat, keadaan biasanya lebih tenang dan tidak berawan, namun ini bukan berarti badai telah berlalu. Tetap tinggal di dalam rumah hingga badai benar-benar berlalu (bisa beberapa jam atau hari).
Foto : Internet
J E N D E L A
Bersambung…
Terima kasih atas partisipasinya
Link Youtube: Aksi bareng episode 1 https://www.youtube.com/ watch?v=CUqFJYWQt5E
Aksi bareng episode 2 https://www.youtube.com/ watch?v=PzEuspyTutE
Habitalk November 2016