Media Komunikasi dan Edukasi MAJALAH BAKTI diterbitkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta IZIN TERBIT SK Menpen RI No. 1964/SK/DITJEN PPG/ STT/1993, 31 Desember 1993
PEMBINA : Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I (Kepala Kanwil Kemenag Provinsi DIY) PENGARAH : Dra. Hj. Mas’amah, M.Pd.I (Kepala Bagian TU) STAF AHLI : Para Kabid, Pembimas, Kakankemenag Kota/Kabupaten se-Prov. DIY KETUA PENYUNTING : H. M. Lutfi Hamid WAKIL KETUA PENYUNTING : Imam Khoiri PENYUNTING : Muslih Usa, Gugun El Guyanie, Suwandi, M. Ja’far Arifin, Tejo Katon, Farida Kusuma Astuti SEKRETARIS PENYUNTING : M. Fauzan Andi Eko Prasetio REPORTER : Dewi Satriyati Pamungkasari (Kanwil) Oktavianes (Kota Yogyakarta), Ponijo (Bantul), Prihono (Kulonprogo), H. Aminuddin Rosjid (Gunungkidul), Barid Setiawan (Sleman) KEUANGAN : H. Rojiki, Umunamiyah FOTOGRAFER : H. M. Sya’dan DISTRIBUSI : Abdul Mu’thi Fithriyanto, Ida Amriyah, Sujiantoro, H. Jumadi TATA LETAK/GRAFIS : Slamet Widiarto ALAMAT PENYUNTING & TATA USAHA : Jl. Sukonandi No.8 Telp. (0274) 513492, email :
[email protected] [email protected] Website : http://yogyakarta.kemenag.go.id email:
[email protected]
MAJALAH BAKTI menerima naskah artikel yang layak muat. Dengan panjang 2 halaman kwarto 1 spasi (5.000 karakter atau maksimal 850 kata), dikirim via email. Naskah yang dimuat mendapat imbalan sepantasnya.
Assalamu’alaikum wr wb Syukur alhamdulillah, saat ini kita telah berada di tahun 2012. Tahun penuh harapan bagi mereka yang selalu menabur rasa optimisme untuk menatap masa depan. Sholawat senantiasa terlantun kepada Rasulullah SAW—sang pejuang yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju era penuh cahaya Ilahi seperti saat ini. BAKTI kembali hadir di hadapan sidang pembaca melalui edisi ke-247 ini. Racikan dari dapur redaksi akan mewartakan laporan utama tentang korupsi. Meski terlihat klise, tampaknya persoalan yang satu ini tetap saja terasa aktual di hadapan kita. Taufik Ismail, dalam puisinya Malu Aku Jadi Orang Indonesia, dengan apik mampu menampilkan sejumlah keganjilan, paradoks, anomali, dan berbagai keanehan yang melanda negeri ini. Simak saja petikan dari sajak penyair relijius kita itu berikut, Shalat sudah, dusta masih/berhaji sudah, nista masih/merdeka sudah, miskin masih/bersumpah sudah, munafik masih/seminar sudah, korupsi masih. Betapa banyak di antara kita yang sudah berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan rukun Islam kelima, namun perilaku nista masih saja dilakukan. Shalat (beribadah) sudah ditegakkan—bahkan sehari lima waktu—tapi dusta masih masih juga kental diperagakan. Beragam seminar bertema pencegahan dan penanganan korupsi digelar, dan ironisnya, perilaku korup malah membudaya. Serta masih banyak lagi sejumlah keganjilan lain yang terus mengemuka di negeri yang konon kondang dengan sebutan gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja ini. Simak juga sajian kami tentang Festival Madrasah Diniyah di laporan khusus. Tak lupa, tanggal 3 Januari ini Kementerian Agama memeringati Hari Amal Bhakti ke-66. Semoga kami terus mampu menjaga amanah, dengan sekuat tenaga, dan mengharap pertolongan Allah SWT. Kami juga mengajak kepada seluruh keluarga besar Kanwil Kemenag Provinsi DIY berikut ke-78 satker untuk mengikuti sayembara menulis cerpen, puisi, dan artikel yang kami adakan. Kami tunggu sampai tanggal 15 Januari ini. Terima kasih dan wassalam.
DAFTAR I S I : Iftitah ...................................................... 4 Kontak Pembaca ................................... 5 Laporan Utama ...................................... 6 Sakinah ................................................... 10 Agama .................................................. 12 Cover Depan : Jam
Konsultasi Psikologi ............................ 13 Renungan .......................................... 14 Konsultasi Agama ............................. 15 Konsultasi Kesehatan ......................... 16 Pendidikan ......................................... 17,18 Tamu Kita ........... ................................. 19 Laporan Khusus .................................. 21 Dapur Kita ............................................ 22 Berita-Berita ........................................ 23 Suplemen Anak & Remaja ................. 32 Puisi ....................................................... 35 Kisah ..................................................... 36 Telaah Buku ........................................ 37 TTS ....................................................... 38
BAKTI 247/JANUARI 2012
3
Istimewa
Salam dari Redaksi
Budaya Korupsi
D
arma, seorang pengelana menghendaki pergi menuju Majapahit. Di tengah perjalanan, Darma harus melalui hutan lebat yang dikenal rawan dan penuh binatang buas. Bertemulah Darma dengan seorang pertapa di pinggir hutan. “Maaf Tuan, kemanakah jalan menuju Majapahit yang tanpa melintasi hutan ini?”. Jawab si Pertapa: “Engkau lebih baik melintasi hutan ini”. Spontan Darma menyahut: “Bukankah hutan ini tersohor sebagai hutan rawan dan buas? Pertapa kembali menjawab: “Benar anak muda, tapi hanya melintasi hutan ini engkau tidak akan menemukan penguasa yang korup.” Boleh jadi benar ilustrasi di atas bahwa menghadapi penguasa yang korup lebih berbahaya dibanding binatang buas. Binatang buas dapat dihadapi dengan berbagai cara untuk menghindar atau melawan. Tetapi menghadapi penguasa korup, ia akan lebih piawai dalam memeras rakyat atau menghabisi siapa pun yang merintangi jalannya untuk meraih apa yang ia inginkan. Dan fenomena kekerasan, pemerasan, perampasan hak adalah bentuk-bentuk vulgar dari perilaku korup yang telah membudaya di negeri ini, bahkan sejak zaman Vereenigde OostIndische Compagnie (VOC) bercokol di bumi nusantara. Banyak ahli, katakanlah Clive Day (1966) yang justru menyoroti peran VOC dan pemerintah kolonial sebagai lembaga yang memperkenalkan tradisi korupsi di sini, sebelum Indonesia mengenal sistem pemerintahan modern. Dalam hal ini, yang penting disebut adalah suap yang dilakukan oleh para priyayi Jawa untuk mendapatkan kedudukan yang dibagibagikan oleh pejabat Belanda menyusul pergantian sistem penggajian tradisional dan perluasan pungutan pajak oleh Belanda atas tanah dan hasilnya. VOC sendiri bangkrut karena praktek korupsi yang meluas di lingkungan perusahaan perdagangan itu, seperti yang ditulis oleh sarjana Belanda Dr. J. C. Van Leur. Banyak kalangan menilai bahwa korupsi semacam itu merupakan historical legacy (warisan sejarah). Tak heran jika korupsi dianggap telah membudaya di Indonesia. Korupsi yang dianggap membudaya, berarti meletakkan korupsi itu sebagai bagian integral dari struktur kesadaran dan budaya masyarakat Indonesia. Bak memakan buah simalakama, sikap antikorupsi dapat diartikan sebagai sikap memerangi budaya sendiri. Sri Margana (2009: 418) menyebut bahwa melabelkan korupsi telah menjadi budaya adalah sebuah cultural determinism (determinasi kultural). Kita dapat melacak praktik kotor korupsi di negara ini dihubungkan dengan kebiasaankebiasaan kuno orang Jawa misalnya. Tradisi itu dapat berupa menawarkan upeti atau persembahan yang dilakukan para bupati tempo doeloe. Nyatanya praktik semacam itu bukan hanya kewajiban semata, namun sebagai upaya menyuap
4
BAKTI 247/JANUARI 2012
atasan demi karier, jenjang, dan kepangkatan. Catatan sejarah tersebut sesungguhnya merupakan antitesa atas mitos yang dikembangkan oleh para penguasa bahwa nusantara dikenal sebagai bangsa yang ramah-tamah, gotong-royong, jujur, adil, tepa selira (tenggang rasa), dan segudang citra positif lainnya. Kenyataan yang kita hadapi adalah sebaliknya. Aneka peristiwa kekerasan yang terbentang dari Sampit, Ambon, Poso, Papua, dan baru-baru ini di Mesuji adalah bukti nyata bahwa bangsa ini mempunyai budaya biadab terhadap sesamanya. Mesuji bukan semata kasus yang ada di lokasi itu saja. Lebih dari itu, ribuan hektar lahan sawit yang terbentang dari Lampung hingga Palembang atau bahkan lebih jauh lagi adalah perampasan hak pengelolaan tanah rakyat oleh penguasa yang kongkalikong dengan pengusaha. Fenomena ini persis dengan perilaku VOC sebagai sebuah perusahaan yang kerap patgulipat dengan penguasa setempat. Perilaku korup sesungguhnya bukan sekadar me-mark up anggaran, dan mengambil uang negara secara tidak sah, atau berpura-pura sah. Tetapi korupsi adalah segala perilaku yang mengambil hak orang lain, tidak melaksanakan tugas dan fungsi secara optimal, serta mengelabui pihak lain demi keuntungan pribadi. Perilaku ini tidak saja dilakukan oleh birokrat tapi juga dapat dilakukan oleh guru, dokter, bahkan tukang parkir atau tukang batu sekalipun. Guru misalnya, dapat dengan mudah meninggalkan anak didik ketika belum selesai jam pelajarannya. Dokter begitu gampangnya ‘berkorupsi’ ketika ia salah diagnosa, bahkan sengaja menyembunyikan kebenaran seperti halnya dokter pribadi-nya sosialita yang baru saja tertangkap KPK. Bagaimana dengan tukang parkir? Korupsi dapat mudah dilakukan saat ia memintai uang parkir lebih dari yang tertera. Berpegang pada itu semua, kita sadar bahwa keadilan itu lebih dekat kepada ketakwaaan (QS. 5: 8). Filsafat keadilan yang terejawantahkan dalam kehidupan keseharian harus menjadi mindset seluruh warga bangsa. Kita tak perlu berbusa dan berpanjang lebar, bahwa untuk meniadakan perilaku korupsi harus dengan UU nomer sekian, ancaman hukuman, atau bahkan dalil-dalil kitab suci yang diguyurkan saban hari. Cukuplah kita membangun generasi baru bangsa ini bahwa kita harus berbuat adil pada diri sendiri, orang sekitar, tetangga kanan-kiri dan memulai dari hal yang kecil. Membuang sampah tidak pada tempatnya, pada gilirannya akan merepotkan orang lain. Menambah beban pekerjaan yang seharusnya bukan kewajibannya. Itu kalau hanya sampah biasa, kalau ‘sampah’ yang memiliki dampak polutif yang lebih besar dan masif? Terus terang saya tak berani membayangkannya. Lutfi Hamid
BAKTI, aku mau usul, untuk HAB nanti tolong edisi BAKTI tampil beda dengan edisi-edisi sebelumnya, kertasnya maupun isinya lebih bagus lagi dong.. 087838388xxx Jawab : Wa’alaikumussalam wr. wb. Terima kasih atas masukannya... Pasti tampil beda dong, pasalnya rubrik tamu kita menampilkan Kepala Kankemenag Kabupaten/Kota se-DIY. Untuk kertas memang edisi kali ini masih seperti biasa, namun kami juga bertekad di 2012 akan berubah dengan kertas yang lebih ekslusif. Nantikan dan doakan serta tunggu kejutan dari kami. Assalamu’alaikum, mau tanya nih yang mengisi rubrik dapur kita, dari tim redaksi atau kiriman dari luar? 085743718xxx Jawab : Wa’alaikumussalam wr. wb. Sementara ini memang dari tim redaksi dulu. Tapi kalau anda punya resep masakan maknyuss monggo kirim saja ke
[email protected]. Jangan lupa foto masakannya yeah. Dan kalau udah jadi, undang kami makan-makan.. hehehe.. Hey.. BAKTI, makasih banget ya.. Kontak pembacaku dimuat, dapat bintang lagi. Makin cinta aja nih ama BAKTI, tapi, untuk vouchernya jauh banget untuk ngambilnya, buat ongkos berangkat aja gak cukup, gimana kalau dikirim aja ke alamatku? Dani Hestina IX E, MTs N Janten Temon Kulonprogo. 081578075xxx Jawab : Wa’alaikumussalam wr. wb. Oow.. ooww.. Insya Allah sudah kami kirim langsung ke nomer anda. Tenang saja. Dan bagi pembaca lainnya, semoga beruntung seperti pembaca yang satu ini. Selamat menikmati sajian dari kami. Pada hari Sabtu aku menangis terharu.. Karena mendapat pulsa 10 ribu darimu.. Terima kasih ya BAKTI dah kasih aku voucher pulsa 10 ribu, padahal biasanya aku kan cuma beli pulsa 5 ribu thank you very much. 085245956xxx Jawab : Wa’alaikumussalam wr. wb. Nah, ini salah satu bukti kami kirim langsung pulsa ke nomer bersangkutan. Terus terang kami juga terharu membaca status, eh, sms anda.. Biar sedikit semoga barokah. Aminnnn.
Assalamu’alaikum wr wb Untuk halaman anak-anak tolong diberi gambar yang lucu-lucu. Dan ditambah kolom humor. Penikmat BAKTI yang ada di kalangan anak-anak. Terimakasih. 087839983xxx
Jawab : Wa’alaikumussalam wr. wb. Terima kasih atas masukannya.. Untuk beberapa edisi kami sudah melakukannya kok.. Doakan kami semoga dapat berbuat yang lebih baik selalu. ;-) Assalamu’alaikum, mau tanya nih BAKTI, aku PNS di Kankemenag Kulonprogo, gimana caranya mengajukan santunan SKK BAKTI? Soalnya bulan april 2011 yang lalu, saya kesripahan suami. Agar temen-temen yang lain juga tahu cara dan prosedur pengajuannya. Trims’s tampilan BAKTI makin ok aja nich, jempol tuk BAKTI! 085643098xxx Jawab : Wa’alaikumussalam wr. wb. Pertama, meski terlambat, kami turut berbela sungkawa. Semoga almarhum khusnul khotimah. Amin. Kedua, caranya adalah: anda mesti mengajukan surat keterangan kematian ke Kankemenag Kulonprogo (demikian pula bagi para pegawai lain yang mengalami musibah yang sama). Lalu kankemenag akan membuat surat pengantar ke Kanwil Kemenag Prov. DIY dan akan segera ditindaklanjuti oleh Badan Pengelola SKP Kanwil. Semoga info ini bermanfaat. Assalamu’alaikum wr. wb. Duhai BAKTI.. TTSmu sungguh menguji, otakku yang cupet ini. Kutanyakan pada teman kampus, membuka kamus, sampai merenung di kakus. Semua bilang: “Wah, bikin mampus!” Dari awal aku mencoretkan pena, baru penuh pada hari kelima. Itupun aku tak yakin benar atau salah. BAKTI owh BAKTI, sungguh aku menyerah!! 081331777xxx Jawab : Wa’alaikumussalam wr. wb. Maklum pembuat TTS kami memang termasuk golongan orang tak terurus.. Hehehe.. (piss pakdhe!). Assalamu’alaikum... Kulonuwuun BAKTI, sugeng siang.. Kenapa gak ada jadwal waktu sholat yaw? Walaupun kadangkadang kalau udah adzan tetep asik dengan kesibukannya. Hehe.. Parenggg.. 08121555xxx Jawab : Wa’alaikumussalam wr. wb. Kami sudah pernah memuat jadwal salat. Coba deh lihat koleksi baktinya. Kalau dimuat ulang terus-terusan nanti dikira kami kurang rubrik.. Hehehe.. Makasih. Rubrik ini terbuka bagi para pembaca sebagai media komunikasi dengan Redaksi. Kirimkan komentar Anda ke Redaksi via sms ke nomor 081229464370 Redaksi menyediakan 2 voucer @ Rp.10.000 untuk 2 komentar yang menarik (tanda bintang). (voucher tidak berlaku bagi pengelola).
BAKTI 247/JANUARI 2012
5
Istimewa
Korupsi; Extraordinary Crime “
B
udaya korupsi adalah penyebab terjadinya kemunduran dan keterbelakangan suatu masyarakat”, demikian Samuel Huntington dalam Clash of Civilizations (1996) dan Lawrence E. Harrison dalam Culture Matters (2000). Begitu besar dan parahnya dampak dari sebuah perbuatan korupsi. Oleh karena itu pula korupsi secara etimologis diartikan sebagai mengandung kebusukan, kebejatan, atau ketidakjujuran. Dalam perilaku korupsi, ada perbuatan yang menyalahgunakan wewenang dan bermaksud menguntungkan diri sendiri atau kelompok. Dalam hal ini, ada pihak yang dirugikan, apakah itu bersifat publik atau perseorangan. Masyarakat luas (juga pelakunya sendiri), sesungguhnya sangat menyadari bahwa perbuatan tersebut salah dan juga akibat yang ditimbulkannya. Sebut saja misalnya ketimpangan, kerugian, keterpurukan, atau bahkan kehancuran, kemunduran dan keterbelakangan yang akan dialami suatu masyarakat bangsa yang dikorup, sebagaimana yang dikemukan Samuel Huntington dan Lawrence E. Harrison. Bagi Indonesia, persoalan ini kini menjadi problema besar. Mengapa? Karena Indonesia sejak 40 tahun yang lampau sedang membangun dan terus membangun. Sepertinya ini tidak akan pernah selesai, apalagi dengan jumlah penduduknya yang besar dan wilayahnya yang luas serta terpisah oleh lautan. Perbuatan korupsi telah menjadi problem utama penghambat pencepatan pembangunan di segala aspek. Ini mengingat bahwa pelakunya terdiri dari ragam tingkatan jabatan. Ada oknum Kepala Desa/Lurah, Camat, Sekretaris Daerah, Bupati/Walikota (menurut Gamawan Fauzi, sampai Januari 2011 lebih 150 yang akan dan sedang menjalani sidang di Pengadilan), sejumlah Gubernur, oknum Pejabat eselon I, II dan III atau non eselon di daerah dan pusat. Dalam hal ini terlibat juga ratusan orang wakil rakyat mulai DPRD sampai DPR, Pengurus Partai dan perorangan yang berpengaruh, bahkan juga dari kalangan aparat penegak
6
BAKTI 247/JANUARI 2012
hukum. Tujuan dari perbuatan korupsi, ada yang bermaksud untuk memperkaya diri untuk dinikmati bersama keluarga, teman, handai tolan. Ada juga untuk kepentingan pribadi plus kepentingan kelompok atau organisasi, atau korupsi karena membela kepentingan seseorang untuk memperoleh jabatan tertentu. Pelakunya juga terdiri dari berbagai suku, ras dan agama, termasuk sejumlah warga negara lain yang bekerja di Indonesia. Sebab-sebab terjadi korupsi, sebagian orang menyatakan karena lemahnya sistem dan rendahnya moralitas, rakus dan tidak peduli pada akibat yang menimbulkan kesengsaraan pada orang lain. Namun apapun penyebabnya, perbuatan korupsi telah merugikan bangsa dan negera Indonesia. Di sisi lain, sudah banyak koruptor yang terbukti bersalah telah dihukum, dipecat dari jabatannya, dikucilkan, dicerca, dihina atau direndahkan, tapi perbuatan melawan hukum tersebut masih terus saja terjadi, di lini yang sama dan berkembang, cuma ganti orang. Lantas apa yang salah? Sistem terus diperbaiki, “kerakusan” tetap ada dan keberanian melakukan korupsi tetap saja berjalan. Oleh karenanya, ada benarnya yang dikatakan Abdul Gaffar Karim, dosen Fisipol UGM, bahwa perbuatan korupsi bukanlah mencuri tapi kuasa dan koruptor bukanlah tikus yang mencuri (padi) di lumbung dengan mengendap-endap. Koruptor adalah macan yang punya kuasa dan merampas hak hidup orang secara terang-terangan dengan bangga. Tikus akan mencicit lari jika ketahuan mencuri, tapi macan akan mengaum dan melawan jika diketahui “menerkam” binatang buruannya. Dengan begitu, tetaptlah sebagaimana yang dikatakan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) bahwa korupsi sebuah perbuatan kejahatan luar biasa (extraordinary crime). Karena secara terang-terangan berani melakukan perbuatan yang merugikan publik dan melawan hukum. Muslih
Budaya Korupsi I
ndonesia adalah bangsa religius sekaligus bangsa terkorup di Asia. Agama iya, korupsi juga iya. Korupsi bahkan sudah menjadi budaya. Menurut penyair Arab, Syauqi Beik, sebuah bangsa akan hancur ketika moralitasnya hancur, demikian Muhamad Ali, dosen Fak. Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Perbuatan busuk yang ber-nama korupsi terus saja terjadi diberbagai belahan bumi, di mana manusia ada dan bumi dipijak. Apakah negara Istimewa maju atau (apalagi) di negera berkembang, bahkan di negara miskin. Di kalangan negara berkembang, juga miskin, menurut hasil penelitian ICAC (Independent Comitte Anti Corruption), lembaga yang bermarkas di Hongkong, disinyalir justru sebagai tempat terjadinya korupsi secara besar-besaran. Kenyataan serupa juga diungkapkan dalam hasil penelitian oleh Transparency International (TI). Lembaga penelitian yang berkantor di Berlin ini, mengungkapkan bahwa 10 negara paling korup adalah Nigeria, Pakistan, Kenya, Brazil, Banglades, Cina, Kamerun, Venezuela, Indonesia, dan India. Terhadap masalah ini, kasus Indonesia memang mempunyai pertalian dengan masa lampau. Bung Hatta, sebagaimana yang ditulis Albert Hasibuan (Kompas, 20/06/ 2000) pada tahun 1970 di hadapan Komisi IV yang dipimpin Wilopo mengatakan bahwa korupsi telah menjadi seni dan bagian dari budaya Indonesia. Memang tidak sah menyalahkan masa lalu atas kenyataan sekarang. Tetapi kita dapat melihat persoalannya sebagai suatu akar sejarah. Korupsi yang istilahnya sering diubah dengan berbagai istilah seperti penyalahgunaan wewenang, penyalahgunaan jabatan, pungutan liar (pungli) atau jenis suap. Bahkan dalam era reformasi terkenal dengan istilah yang lebih lengkap yaitu KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), selalu melahirkan dampak buruk bagi masyarakat. Korupsi atau berbagai nama lainnya, telah melahirkan keterbelakangan, keterpurukan, kesulitan bagi masyarakat, dan selanjutnya menciptakan kemiskinan. Mengapa? Karena apa yang dikorup itu merupakan pendukung pembangunan yang dibutuhkan masyarakat, baik untuk membangun infrastruktur maupun suprastrukturnya. Tapi karena perilaku korup, dan diduga akumulasinya sudah mencapai angka ratusan (ribuan?) triliun, telah menjadikan masyarakat negeri ini tidak mampu meninggalkan keterbelakanngannya, bahkan seperti dalam keterpurukan. Namun sebagaimana ditulis Pramoedya Ananta Toer dalam novel Korupsi, bahwa soal pelanggaran hukum dalam kaitan dengan jabatan negeri, sudah mulai disemai dengan baik sejak
awal republik ini didirikan. Jika dilihat lebih jauh, sebagaimana dikemukakan Emmanuel Subangun, bahwa VOC yang runtuh di akhir tahun 1799 itu tidak disebabkan oleh gempa bumi atau badai angin, tetapi disebabkan oleh salah urus atau korupsi. Akibatnya, negara kolonial mewariskan kepada republik penyakit yang sama. Wataknya selalu dengan menggantikan kekuasaan absolut dari satu tangan dialihkan pada sebuah badan, kelompok, atau gerombolan yang disebut birokrasi, kata Subangun. Tapi masyarakat Indonesia dengan kuat hati dan yakin, bahwa korupsi telah berlangsung dari masa pemerintah yang satu ke yang lainnya. Juga dari satu daerah ke daerah yang lainnya dan dari tingkat terendah sampai ke yang tertinggi. Setelah korupsi berlangsung pada tingkat elite dimasa pemerintahan Soekarno, pada masa Soeharto diduga samakin meluas. Sekalipun Orde baru dimulai dengan membentuk Komite Anti Korupsi (KAK) atau lahirnya UU nomor 3 tahun 1971 tentang Korupsi dan janji pemegang kekuasaan untuk menindak segenap pelanggaran korupsi, perbuatan ketidakjujuran ini tetap saja berlangsung dengan leluasa dan nyaman, apalagi jika menjadi orang dekat kekuasan. Tingkat kenyamanan terjadi karena korupsi kala itu baru menjadi sasaran hukum dan belum menjadi komoditas politik, sebagaimana sekarang. Padahal kedudukan hukum kala itu masih sangat lemah, karena kekuasaannya berada pada satu tangan yaitu Soeharto. Kenyataan serupa yang berbau penyalahgunaan wewenang terus saja terjadi pada pemerintahan BJ Habibie, yang memimpin negeri ini setelah masa pemerintahan Soeharto yang dinilai korup jatuh. Habibie sendiri lepas dari jerat hukum, tapi sejumlah pejabat di bawahnya masuk Pengadilan dan dihukum; lepas berapa lama dan cara pelaksanaan hukumnnya. Masa pemerintahan Abdurrahman Wahid juga tidak terputus dari jalur korupsi. Bahkan Presiden ke-4 RI ini juga diturunkan dari jabatannya karena isu korupsi. Bagaimana masa pemerintahan Megawati? Tampak tidak jauh berbeda dan tidak juga sanggup memutuskan jalur-jalur korupsi atau penyelahgunaan wewenang dan jabatan para pejabat di bawahnya. Korupsi secara besar-besaran terbongkar dalam masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ratusan orang ditangkap oleh KPK dan unsur penegak hukum lainnya di berbagai sektor, termasuk kalangan aparat penegak hukum itu sendiri. Korupsi di Indonesia sejak pelaksanaan otonomi daerah BAKTI 247/JANUARI 2012
7
justru tampak meluas. Jika pada waktu yang lampau korupsi hanya terbaca dilakukan oleh para eksekutif, kini seolah-olah telah merasuki kalangan legislatif; yang sebenarnya harus mengawasi penyelenggaraan negara oleh eksekutif. Kasus penyidangan Ketua, Wakil Ketua dan anggota DPRD Propinsi Sumatera Barat atas tuduhan melakukan korupsi adalah salah satu bukti. Demikian juga yang melanda DPRD Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan kasus JEC dan asuransigate di tahun 2003. Sejak saat itu terus terus terkuak kelanjutannya di berbagai daerah lain, termasuk temuan pada puluhan anggota DPR RI berbagai komisi; yang sampai tahun 2011 ini ada yang sudah putus dan masuk bui, ada pula yang sedang proses persidangan. Perkara baru juga terus bermunculan dan tidak hanya para eksekutif seperti Sekretaris Daerah, para Bupati/Walikota, sejumlah Gubernur, tapi juga dilakukan oleh Pengurus Partai. Bahkan juga oleh perorangan yang ingi mendapatkan proyek atau penghubung yang mengurus perolehan sebuah jabatan untuk orang lain. Mengapa bisa mulus dan nyaman? Karena korupsi; sebagaimana yang disebutkan Bung Hatta, telah menjadi budaya, ada “saling mengerti”. Penegasan yang sama juga dikemukakan pakar komunikasi dari Universitas Airlangga Surabaya Soetandyo Wignyosoebroto dalam majalah Transparansi, korupsi di Indonesia telah menjadi kebiasaan dan budaya masyarakat. Dengan format kebiasaan atau budaya yang demikian, maka korupsi dapat pula disebut sebagai kebusukan atau kejahatan bersama. Atas asumsi kejahatan bersama, maka perbuatan korupsi dapat disembunyikan secara rapi, bahkan tertutupi pula oleh lembaga pemeriksa atau pengawas. Mark Baird, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia pernah mengatakan, sangat sulit membuktikan kasus korupsi di Indonesia lewat jalur hukum akibat kemampuan para pelakunya dalam menutupi perbuatan mereka. Kecanggihan tercipta karena sudah menjadi kebiasaan dan bentuk kejahatan bersama. Atau bahkan disenyalir, bahwa korupsi itu telah menjadi bagian dari satu sistem. Oleh karenanya, kita tidak mungkin menyalahkan siapa-siapa atas peristiwa demi peristiwa korupsi yang terjadi, karena kejadiannya telah menjadi budaya. Menurut Imam Samroni, yang paling patut kita salahkan adalah diri kita sendiri, mengapa kita belum mampu memberantasnya hingga kini. Peristiwa korupsi yang telah berumur sangat panjang dan telah merugikan negara dan masyarakat dalam jumlah yang tidak ternilai, sebenarnya bukan tidak dicoba atasi. Dalam setiap pergantian pejabat gagasan ini selalu timbul. Bahkan dalam setiap diangkatnya seorang pegawai, sumpahnya selalu melekatkan kata tidak akan menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan apapun juga. Demikian juga kontrol dari masyarakat seperti muncul KAK pada zaman Soeharto, UU nomor 3 tahun 1971. Pembentukan BPK dan gagasan Pengawasan Melekat (Waskat) atau bahkan penataran P4 yang menghabiskan dana ratusan bahkan ribuan miliyar. Pada tahun 1999 disahkan UU nomor 31 tentang
8
BAKTI 247/JANUARI 2012
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan diubah menjadi UU nomor 20 tahun 2001. Dalam hal ini termasuk munculnya lembaga pemantau korupsi seperti ICW, Gowa, Gempita, ACC dan lain-lain. Namun semuanya belum menunjukkan bahwa korupsi dapat dihapus, dihilangkan atau ditekan pada tingkat yang seminimal mungkin. Oleh karenanya, untuk menjadi bagian dari alat mengatasi semakin berbudayanya korupsi, kini ditempuh alternatifnya melalui pendidikan dan kebangkitan spiritual. Menurut Muhamad Ali, Fak. Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rajin sembahyang tidak berkorelasi positif dengan bersih dari korupsi. Tapi bukan berarti agama gagal dalam mengubah perilaku penganutnya atau penganutnya tidak tepat dalam memaknai peran agama bagi dirinya. Mungkin kita terlalu over-estimate terhadap peran agama. Agama sering dipaksa untuk menjawab segala persoalan. Padahal, agama juga sulit terpisahkan dari budaya masyarakat tertentu. Klaim bahwa agama itu serba melingkupi justru sering membawa penafsiran agama yang sempit dan pemaksaan penafsiran yang jarang menyelesaikan masalah itu sendiri. Keberagamaan sering justru menjadi bagian dari masalah itu sendiri yang harus diatasi. Namun, kita juga tidak perlu under-estimate, seolah-olah agama tidak mampu mendorong antikorupsi. Sementara gagasan melalui pendidikan tentu membutuhkan waktu yang sangat panjang sampai oknumoknum yang korup digantikan oleh produk pendidikan masa kini. Dalam kaitan dengan gagasan membangun generasi baru melalui pendidikan, bukan berarti pendidikan masa lalu tidak menanamkan nilai kejujuran. Namun nilai-nilai tersebut runtuh ketika seseorang berubah suasana kehidupannya. Selain itu, pendidikan dengan UU Sisdiknas tahun 2003, sesungguhnya sudah sarat beban. Pengertian manusia terdidik menurut UU Sisdiknas adalah mengacu pada amandemen UUD 1945 yaitu cerdas, taqwa dan sebagainya. “Kalau itu kemudian itu hanya menjadi statemen langit, tidak bisa segera terwujud, maka bumerang itu hanya akan menimpa diri kita sendiri”, tambah Samroni. Namun, bagaimanapun wajah yang disebut korupsi, penyelewengan atau penyimpangan memang tidak dapat diselesaikan melalui satu sisi saja dan tidak pula cukup dengan gagasan atau janji. Sebagaimana yang dikemukakan Soetandyo bahwa masalah korupsi bukan hanya masalah hukum saja, melainkan masalah kultural. Oleh karena itu, lanjut Soetandyo, memasuki tahap perubahan dari feodalisme ke arah demokrasi, perlahan-lahan kita mulai perubahan konsep kultural. Mengubah alam pikiran orang memang tidak secepat mengubah undang-undang, tapi diperlukan waktu yang sangat lama. Budaya ketidakjujuran harus dilawan dengan budaya kejujuran, kesadaran, agar bangsa kita tidak terus dalam keterbelakangan, keterpurukan; yang penyebabnya karena saudaranya sendiri yang menjadi koruptor. Muslih
S
atu hal yang harus diakui, bahwa jumlah koruptor terbanyak adalah terdiri dari mereka yang duduk dalam jabatan di pemerintahan, baik jabatan politik maupun jabatan karir. Jabatan politik bukan pegawai negeri dan jabatan karir terdiri dari pegawai negeri. Sesuatu yang lebih mencengangkan adalah bahwa perbuatan korupsi yang dilakukan telah diketahui dengan pasti sebagai perbuatan haram. Sebagian justru Istimewa dilakukan oleh mereka yang pada masa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi sangat membenci siapapun yang korup. Tapi pada saat menduduki jabatan, mereka ikut melakukannya. Seperti yang kita alami, sejak kecil semua anak selalu diajarkan kebaikan oleh orangtuanya. Sekalipun orangtuanya bukan orang berpendidikan dan dalam bersikap mungkin sering berperilaku menyimpang, yang diajarkan kepada anaknya tetap nilai-nilai kebaikan. Nilai ketaatan pada ajaran agama dan nilai kejujuran, dapat disebut sangat diutamakan. Hal tersebut di dukung pula secara nyata oleh dunia pendidikan di semua tingkatan. Apakah melalui pelajaran agama, PKn atau lainnya, nilai-nilai yang baik selalu diajarkan secara bersahaja. Bahkan, dalam satuan pendidikan yang bercirikhas agama, aspek tersebut sangat menonjol, baik dalam bentuk pengetahuan, pembiasaan dan dalam pola keteladanan. Namun kenapa ketika seseorang memasuki dunia dewasa, dunia kerja dengan kemandirian, ketaatan tetap berjalan bersamaan dengan ketidaktaatan yang didukung dengan ketidakmampuan mempertahankan kejujuran. Maksudnya, seseorang tetap tampak melakukan ibadah sesuai perintah agama, tapi sekaligus melanggar pada aspek lain di luar perbuatan ibadah. Kejujuran ditampakkan dalam keluarga dan masyarakat, tapi kejujuran hancur ketika berkaitan dengan jabatan. Salah satunya adalah ketidakjujuran pada pengelolaan keuangan di instansi yang dipimpinnya. Selalu ada upaya untuk memiliki dana yang dikelola dengan membuat pertanggungjawaban secara tidak sah agar dananya dapat dimiliki secara pribadi atau kelompok. Atau berusaha meraih gepokan uang yang bukan miliknya atau dalam bentuk dengan sukarela bersedia menerima “pemberian” yang tidak jelas sumbernya atau jelas sumbernya dan jelas berstatus haram. Dalam konteks tersebut, apa yang pernah diajarkan oleh orangtua, ustadz mengaji dan satuan pendidikan yang pernah dijalaninya, sama sekali menjadi sirna atau seolah-olah hal tersebut jika dilihat pada perbuatannya seperti tidak pernah diajarkan sama sekali. Ini dapat dilihat pada perbuatan seseorang yang berada di berbagai lembaga, instansi, yang
perilakunya berusaha mengumpulkan dan memiliki uang sebanyak-banyaknya, tidak peduli halal atau haram. Pada bulan Juli 2011 lalu, Kementerian Keuangan RI telah menutup sekitar 6900 rekening yang dianggap liar milik perorangan atau istansi tertentu senilai sekitar 7 triliun rupiah, yang disimpulkan sebagai uang haram. Namun kemudian pada awal Desember 2011, lembaga Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mempublikasikan temuan bahwa terdapat sebanyak 1818 transaksi mencurigakan pada sejumlah rekening. Disinyalir, sejumlah rekening tersebut atas nama pegawai negeri atau keluarganya, yang diduga tidak mungkin memiliki dana sebanyak itu sesuai jabatan, kepangkatan dan masa kerja yang telah dijalaninya. Dengan melihat golongan (antara III sampai IV), maka dipastikan sebagian besar dari mereka adalah sarjana yaitu mereka yang pernah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi; kaum intelektual namanya. Sangat salah jika dikatakan bahwa mereka tidak tahu halalharam, baik dan buruk. Tanpa mendapatkan pendidikan agama dengan baik sekalipun, setiap manusia Indonesia dewasa pasti mumaiyiz (dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, atau mana yang benar dan mana yang salah, mana yang menjadi haknya mana yang bukan haknya). Jika uang tersebut tidak mungkin diperoleh dari jabatan sebagai pegawai negeri atau bukan harta kekayaan keluarga, maka berati ia telah mendapatkan kesempatan untuk melakukan korupsi. Artinya, kalangan terdidik yang belakangan, juga telah terimbas dengan baik budaya korupsi. Pendidikan dari jenjang yang satu ke jenjang berikutnya plus ajaran kebaikan orangtua, keluarga atau ustadz-ustadznya, telah gagal menjadikannya sebagai orang yang taat, sebagai orang yang jujur, dengan ketaatan yang sebenarnya dan jujur yang sebenarnya. Lantas apa yang dapat dijadikan sebagai fundament agar seseorang taat dan jujur dengan sebanar-benarnya? Apakah kita bisa mengharapkan kerja Dr. Abraham Samad dan kawankawan sebagai sebagai pimpinan KPK yang harus mengawal kejujuran di negeri Indonesia raya ini?. Entahlah, tidak bisa dijelaskan secara pasti, karena budaya korupsi telah menginfeksi pada medan dan wilayah yang sangat luas. Wahai para orangtua, ajari anak-anak dengan ketaatan dan kejujuran dengan sebaik-baiknya dan memiliki ketangguhan pada godaan tingkat apapun juga. Jika tidak, maka kita semua akan teribas dosa akibat perbuatan anak cucu kita sendiri dan bangsa kita mungkin suatu saat akan terpuruk karena budaya dan penyakit yang bernama K-O-R-U-P-S-I. Muslih
Rekening-Rekening Gendut PNS
BAKTI 247/JANUARI 2012
9
Rapuhnya Keluarga, Mengapa? Oleh H. Nur Ahmad Ghojali
P
ernikahan merupakan awal dari kehidupan keluarga. Telah menjadi sunnatullah bahwa setiap orang yang memasuki gerbang pernikahan akan memimpikan keluarga sakinah. Keluarga sakinah merupakan pilar pembentukan masyarakat ideal yang dapat melahirkan keturunan yang shalih dan shalihah. Di dalamnya, kita akan menemukan kehangatan, kasih sayang, kebahagiaan, dan ketenangan yang akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman yang artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar-Rum : 21). Pernikahan dalam Islam memiliki ciri istimewa, yaitu sebagai ibadah. Di dalamnya terhimpun unsur komitmen dan kepatuhan seorang muslim terhadap akidah dan syariah yang telah digariskan dalam ajaran agama. Dalam kehidupan pernikahan menurut tuntunan Allah SWT, telah digariskan ketentuan-ketentuan mengenai kewajiban dan hak suami isteri yang harus ditunaikan secara bersama-sama maupun sendirisendiri atas dasar saling memberi dan menerima satu sama lain. Hasrat untuk membangun biduk rumah tangga yang harmonis tanpa dilandasi oleh orientasi pernikahan yang jelas dan sikap saling menghargai antara pasangan suami-isteri (pasutri) ibarat menegakkan benang basah. Semakin jamaknya rumah tangga yang nyaris tak terselamatkan dikarenakan niatnya sudah mengalami disorientasi sehingga rumah tidak memberikan keteduhan jiwa bagi penghuninya. Kuat atau rapuhnya kehidupan rumah tangga tergantung pada kuat atau rapuhnya hubungan para anggotanya, terutama suami dan istri. Pernikahan telah menyatukan dua insan berlainan jenis yang saling mencintai dan juga mempertemukan dua karakter yang berbeda. Di tengah perbedaan itulah dituntut untuk saling mempelajari watak keduanya agar dengan perbedaan dinamika rumah tangga menjadi lebih aktif dan hidup. Namun demikian tak banyak orang yang pandai mengelola perbedaan di dalam rumah tangga sehingga banyak yang harus mengakhiri hubungan rumah tangganya di dengan perceraian. Dari data Angka Perceraian yang dikeluarkan Pengadilan Agama ataupun yang terhimpun di Pengadilan Tinggi Agama, Tren Perceraian di Indonesia dan juga khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat dari tahun ketahun. Dari seminar sehari yang diselenggarakan MUI Provinsi DI Yogyakarta tanggal 17 Desember 2011 didapat angka cerai talak dan gugat sejumlah 251.206. Dari data tersebut sebanyak 30% merupakan
10
BAKTI 247/JANUARI 2012
cerai talak sedangkan sisanya 70% adalah kasus cerai gugat (cerai yang diajukan oleh istri). Menurut Dra Siti Fauziyah SH, Hakim PA Yogyakarta Faktor Perceraian disebabkan banyak hal, mulai dari : cemburu, kawin paksa sampai karena tidak ada tanggung jawab, factor ekonomi, gangguan pihak ketiga, krisis moral, factor ketidakharmonisan merupakan penyebab terbanyak hingga mencapai 35 %. Faktor terbesar pertama pemicu perceraian adalah ketidakharmonisan. Ketidakharmonisan bisa disebabkan oleh berbagai hal, antara lain: krisis keuangan, krisis akhlak, dan adanya orang ketiga. Dengan kata lain, istilah keharmonisan adalah terlalu umum sehingga memerlukan perincian yang lebih mendetail, misalnya percecokan yang berlarut-larut dan tidak dapat didamaikan lagi secara otomatis akan disusul dengan pisah ranjang seperti adanya perselingkuhan antara suami isteri, diperkosa suami, kekurangpuasan pelayanan di tempat tidur, kurang percaya dalam pengelolaan keuangan rumah tangga, kebiasaan masing-masing yang sulit dirubah, istri tidak lagi mematuhiperintah dan larangan sumai, karena pendapatan suami lebih kecil dari pendapatan isteri atau bahkan isteri tidak lagi memperhatikan suami, anak-anak dan rumah tangga. Kebanyakan wanita sekarang lebih memilih karir. Faktor terbesar kedua yang memicu perceraian adalah tanggung jawab yang kurang dari pihak suami-suami sering melalaikan tanggungjawabnya bahkan isteri ditelantarkan sering terjadi pada perkara ghaib hingga isteri ditinggal pergi bertahun-tahun tanpa kabar berita tidak pernah kembali dan tidak diketahui alamatnya di wilayah Republik Indonesia bisa juga karena isteri melalaikan kewajibannya sebagai isteri. Faktor terbesar ketiga adalah faktor ekonomi dimana isteri sering tidak diberi nafkah oleh suami hingga harus terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan masih sering dibantu oleh orang tuanya. Faktor terbesar keempat adalah gangguan pihak ketiga yaitu terjadinya perselingkuhan baik yang dilakukan oleh isteri/suami atau perzinahan yaitu hubungan seksual di luar nikah yang dilakukan baik oleh suami maupun isteri. Faktor terbesar kelima adalah krisis moral dan akhlak seperti pelecehan dan keburukan perilaku lainnya yang dilakukan baik oleh suami ataupun isteri missal mabuk, berzinah, terlibat tindak criminal bahkan utang piutang bahkan Jejaring sosial Facebook ternyata bisa menjadi penyebab perceraian yang biasanya diawali dengan mengirim pesan malalui komentar mesra kepada teman atau sebaliknya dan hal itu diketahui pasangannya. Faktor keenam adalah Kekejaman Jasmani yang dilakukan baik oleh isteri maupun suami yang diistilahkan dengan KDRT
yang bisa berakibat trauma pada pasangannya hal ini bisa dibuktikan dengan Visum dari Dokter. Faktor ketujuh adalah Kekejaman mental/psikis seperti mengucapkan kata-kata kasar yang menyakitkan pasangannya, misal ABC, pelacur, dan lain-lain. Faktor kedelapan adalah faktor politis karena letak rumha yang saling bertolak belakang dank arena perbedaan golongan antara NU dengan Muhammadiyah menjadi factor penyebab perceraian. Faktor kesembilan ada dua, yaitu karena : 1. Cacat biologis sehingga tidak bisa melayani pasangannya dengan baik. 2. Cemburu, faktor ini sering terjadi baik dilakukan oleh suami/isteri pemicu terjadinya perceraian terkadang ini hanyalah alas an belaka. Pada kenyataannya yang sering terjadi dari perselingkuhan hingga telah menikah sirri, bahkan timbulnya cemburu yang berlebihan dan hilangnya rasa saling percaya di antara suami isteri. Bisa disebabkan karna di antara suami isteri sering keluar masing-masing di luar jadwal kerja. Faktor kesepuluh adanya kawin paksa yang dilakukan oleh orangtua karena perjodohan sehingga belum saling mengenal lebih jauh pasangannya. Pernikahan tanpa cinta ini juga memicu terjadinya perceraian karena tidak ada rasa saling mencintai (mawaddah) dan kasih saying (rahmah) di antara suami-isteri. Faktor kesebelas, ada tiga, yaitu : 1. Dihukum, bisa karena melakukan penganiayaan, pelecehan, dan keburukan perilaku lainnya yang dilakukan baik oleh suami ataupun isteri misal terlibat tindak criminal (mencuri, memperkosa, membunuh) bahkan utang piutang. 2. Poligami tidak sehat adalah perkawinan yang dilakukan tanpa izin Pengadilan Agama artinya nikah sirri yang hal ini sangat merugikan baik isteri pertama maupun kedua ini juga menjadi pemicu terjadinya perceraian. 3. Faktor terakhir adalah karena kawin di bawah umur, factor ini kecil sekali menjadi pemicu penyebab terjadinya perceraian (Dra Siti Fauziah SH, Makalah Seminar Sehari MUI tentang Perceraian, Penyebab, Problematika dan Pencegahannya, 17 Des 2011) Dari beberapa faktor tersebut tentu menjadi perhatian bagi lembaga BP4 (Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan) agar pelestarian perkawinan tetap terjaga. Badan ini diharapkan merubah paradigmanya untuk tidak hanya memberikan penasihatan pranikah/kursus calon manten tapi juga menjadi konselor dan mediator bagi keluarga yang mengalami kerentanan. BP4 harus memerankan bidang garapnya secara detail mulai dari pra nikah, tidak hanya pemahaman keagamaan terhadap caten tetapi melingkupi materi kesehatan, ekonomi, psikologi keluarga. Di Masa Perkawinan 0 tahun sampai dengan 10 Tahun BP4 juga kerja sama dengan lembaga/instansi lain untuk mengadakan pembinaan pascanikah seperti mendidik anak, Materi Pendidikan kependudukan dan KB. Rapuhnya keluarga yang berakibat terjadinya perceraian membawa dampak tidak hanya bagi suami istri tapi juga dampak buruk bagi perkembangan anak. Dampak perceraian bagi suami istri antara lain : - Pasangan yang pernah hidup bersama lalu berpisah tentu akan menjadi canggung saat bertemu kembali.
- Kebanyakan pasangan bercerai diawali oleh perselisihan/ permusuhan hal ini akan sangat merenggangkan silaturahmi di kemudian hari. - Pasangan yang bercerai tidak diawali permusuhan pun (bercerai baik-baik) dapat menjadi saling tidak suka akibat perceraian misalnya masalah harta bersama atau hak asuh anak. - Perceraian terkadang menimbulkan trauma bagi pasangan itu sendiri. Kegagalan rumah tangga menjadi kenangan buruk dan kadang menghambat seseorang untuk menikah kembali dengan orang lain. - Masalah perceraian adalah masalah yang rumit hal ini bisa membuat pasangan menjadi stress dan depresi, perasaan ini sangat tidak menguntungkan khususnya dalam hal pergaulan maupun pekerjaan. Sedangkan dampak perceraian bagi anak antara lain : - Bila perceraian terjadi saat anak sudah dewasa mungkin tidak terlalu berpengaruh pada anak namun bila anak masih kecil, dampak tersebut sangat terasa. Hal ini membuat anak menjadi bingung dan merasa tidak nyaman karena keluarga sudah tidak lengkap lagi. - Anak bisa saja membenci orangtuanya. Hal ini bisa menimbulkan akibat lain, salah satunya kelainan seksual, misalnya seorang anak perempuan membenci ayahnya yang menceraikan ibunya, anak tersebut bisa membenci kaum pria dan kemudian beralih menyukai sesama jenis. - Anak dapat meniru perilaku orangtuanya, karena orangtuanyapun melakukan perceraian. - Anak bisa sangat tertekan, stress atau depresi, perasaan ini bisa membuat anak menjadi lebih pendiam, jarang bergaul dan prestasinya merosot, atau anak sebaliknya menjadi pemberontak. Jiwa labil ini bisa menggiring anak pada pergaulan yang salah, seperti sex bebas, narkoba, atau bahkan kriminal. - Anak menjadi trauma berupa ketakutan untuk menikah atau takut menerima orangtua tiri yang baru. - Perceraian harus dilakukan dengan cara baik. Artinya suami dan istri yang bercerai benar-benar melakukannya dengan penuh rasa kesadaran dan pengertian bahwa mereka bercerai untuk kebaikan dan kebahagiaan masing-masing, bukan karena dorongan permusuhan dan kebencian. - Suami istri yang bercerai tetap memiliki tanggungjawab terhadap anak-anaknya - Suami istri yang bercerai wajib tetap menjaga persaudaraan yang baik, tidak boleh saling mendengki, saling menjelekjelekkan, apalagi saling meneror. - Anak-anak dari orangtua yang telah bercerai diberi pengertian dengan sebaik-baiknya bahwa ayah dan ibu mereka berpisah semata-mata untuk mencari jalan terbaik bagi kepentingan anak-anak dan orangtuanya. Back to Family, kembali kepada keluarga dan baiti jannati rumahku surgaku harus kembali dikibarkan agar keluarga ternaung dalam rumah yang penuh limpahan kasih. Suami istri terbina dengan serasi sebagaimana lagu mars BP4, Wanita Pria dalam persamaan untuk kebahagiaan keturunan, Suami istri hindarkan cerai marilah kita menuju damai,…Mari berbakti hingga tercapai. Semoga. Penulis Kepala Seksi Pengembangan Keluarga Sakinah Kanwil Kemenag DIY, Sekretaris I BP4 Prov. DIY BAKTI 247/JANUARI 2012
11
Konsepsi Saudara Sepersusuan Oleh Ummu Hafizhah
R
odho’ ada dalam acuan syari’at Islam dan digunakan terutama untuk menetapkan pengharaman perkawinan. Di Indonesia rodho’ masuk pada UU no. 1 tahun 1974 pasal 8 dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 39 dan 70. Istilah saudara sepersusuan (rodho’) merujuk pada makna seseorang yang disusui oleh perempuan bukan ibunya sendiri. Dalam Islam, orang ini dianggap sedarah dan sama dengan saudara kandung. Oleh karena itu larangan anak/saudara rodho’ untuk menikahi seseorang juga sama dengan larangan yang diterapkan pada kekerabatan untuk pernikahan incest. Hal ini akan jadi masalah besar dalam relasi antar manusia apabila konsep rodho’ itu sendiri tidak jelas. Sebab seseorang akan punya banyak sekali saudara dan bingung mana yang boleh dia nikahi kalau ibunya hobi menyusui bayi orang lain. Jadi dalam hal ini konsep rodho’ sangat penting untuk diuraikan. Para ulama fiqh berbeda pendapat dalam membuat konsep rodho’. Menurut jumhur fuqaha –termasuk Imam Abu Hanifah, Malik, dan Syafi’i—rodho’ ialah penyusuan yang sampai ke perut bayi melalui kerongkongan atau lainnya, dengan cara menghisap atau lainnya, seperti dengan al-wajur –me-nuangkan air susu lewat mulut ke kerongkongan, bahkan mereka samakan pula dengan jalan as-sa’uth –menuangkan air susu ke hidung, dan ada pula yang berlebihan dengan menyamakannya dengan suntikan lewat anus (Zuhaily, 1989: 706). Ibnu Qudamah (tt.: 194) menyebutkan dua riwayat dari Imam Ahmad mengenai wajur dan sa’uth. Riwayat pertama, lebih dikenal sebagai riwayat dari Imam Ahmad dan sesuai dengan pendapat jumhur ulama : bahwa pengharaman itu terjadi melalui keduanya (yakni dengan memasukkan susu ke dalam perut baik lewat mulut maupun lewat hidung). Adapun yang melalui mulut, karena hal ini menumbuhkan daging dan membentuk tulang, maka sama saja dengan menyusu. Sedangkan lewat hidung, karena merupakan jalan yang dapat membatalkan puasa, maka ia juga menjadi jalan terjadinya pengharaman (perkawinan) karena sepersusuan, sebagaimana halnya melalui mulut. Riwayat kedua, bahwa hal ini tidak menyebabkan haramnya perkawinan, karena kedua cara ini bukan penyusuan. Sementara itu, Ibnu Qudamah sendiri menguatkan riwayat yang pertama berdasarkan hadits Ibnu Mas’ud yang diriwayatkan oleh Abu Daud: “Tidak ada penyusuan kecuali yang membesarkan tulang dan menumbuhkan daging”. Dalam komentarnya mengenai pendapat ini, Qardhawy (dalam http://media.isnet.org) berkata: “Kalau alasannya (‘illat) adalah karena mengembangkan tulang dan menumbuhkan daging dengan cara apa pun, maka wajib kita katakan sekarang bahwa mentransfusikan darah seorang wanita kepada seorang anak menjadikan wanita tersebut haram kawin dengan anak itu, sebab transfusi lewat
12
BAKTI 247/JANUARI 2012
pembuluh darah ini lebih cepat dan lebih kuat pengaruhnya daripada susu. Tetapi hukum-hukum agama tidaklah dapat dipastikan dengan dugaan-dugaan, karena persangkaan adalah sedusta-dusta perkataan, dan persangkaan tidak berguna sedikit pun untuk mencapai kebenaran.” Jadi, lanjut Qardhawy, asy-Syari’ (Pembuat syariat) menjadikan asas pengharamnya itu pada “keibuan yang menyusukan” sebagaimana firman Allah ketika menerangkan wanita-wanita yang diharamkan mengawininya: “... dan ibuibumu yang menyusui kamu dan saudara perempuanmu sepersusuan ...” (an-Nisa’: 23). Adapun “keibuan” yang ditegaskan Al-Qur’an itu tidak terbentuk semata-mata karena diambilkan air susunya, tetapi karena menghisap teteknya dan selalu lekat padanya sehingga melahirkan kasih sayang si ibu dan ketergantungan si anak. Dari keibuan ini maka muncullah persaudaraan sepersusuan. Jadi, keibuan ini merupakan ashl (pokok), sedangkan yang lain itu mengikutinya. Secara ringkas untuk meredam perdebatan yang harus dilakukan adalah melihat kembali sumber pokok yang dipakai oleh orang Islam, al-Qur’an. Dalam al-Qur’an sendiri ketika membahas persoalan ini lafad yang digunakan Allah seluruhnya membicarakan irdha’ dan rodho’ah (penyusuan), dan makna lafal ini menurut bahasa Al-Qur’an dan As-Sunnah sangat jelas dan terang, yaitu memasukkan tetek ke mulut dan menghisapnya, bukan sekadar memberi minum susu dengan cara apa pun. Alasannya adalah firman Allah: “Dan ibu-ibumu yang menyusui kamu dan saudara perempuanmu sepersusuan ...” (an-Nisa’:23). Dan sabda Rasulullah SAW.: “Haram karena susuan apa yang haram karena nasab.” Maka dalam hal ini Allah dan Rasul-Nya tidak mengharamkan nikah kecuali karena irdha’ (menyusui), kecuali jika wanita itu meletakkan susunya ke dalam mulut yang menyusu. Jika kita mencermati bahasa arab itu sendiri, maka perubahan kata yang ada adalah sebagai berikut: ardha’athuturdhi’uhu-irdha’an, yang dalam kamus berarti menyusui (lihat Munawwir 2002: 504 dalam lema r-dh-‘). Tidaklah dinamakan rodho’ah dan rodho’/irdho’ (menyusu) kecuali jika anak yang menyusu itu mengambil tetek wanita yang menyusuinya dengan mulutnya, lalu menghisapnya. Bisa juga dibentuk dari: rodho’a – yardha’u/yardhi’u – rodho’an/ ridha’an wa rodho’atan/ridha’atan (Munawwir 2002: 504). Adapun selain cara seperti itu, menurut Qardhawy tidak bisa dinamakan irdho’, rodho’ah, dan rodho’, melainkan hanya air susu, makanan, minuman, minum, makan, menelan, suntikan, menuangkan ke hidung, dan meneteskan. Sedangkan Allah sama sekali tidak mengharamkan perkawinan yang disebabkan hal-hal seperti ini. Dengan demikian konsep yang Bersambung ke halaman ................ 29
KONSULTASI PSIKOLOGI
Diasuh oleh Findita Dewi Setyasari, S.Psi, MA
Mengajarkan Anak Mandiri Saya Ibu dari 3 orang anak. Anak pertama saya laki-laki kelas 6 SD,sedangkan si bungsu masih TK. Sampai saat ini, saya merasa masih kesulitan untuk mengajarkan anak pertama saya agar bisa mandiri. Misalnya saja dia masih sering minta ditemani ketika tidur. Kalau saya beri penjelasan agar dia tidur sendiri karena sudah besar, dia selalu merasa diperlakukan tidak adil mengingat adiknya masih diijinkan tidur ditemani orangtua. Begitu juga dengan hal-hal lain, dia sering iri dengan sikap kami terhadap adik-adiknya. Kadang kami rasa, adik-adiknya malah lebih mandiri dalam beberapa hal. Bagaimana mbak, cara melatih kemandirian pada anak? Dan bagaimana agar anak saya tidak merasa iri dengan adik-adiknya? Ibu Ammy, Bantul Jawaban : Ibu, terimakasih atas pertanyaannya. Perlu saya sampaikan bahwa kemandirian merupakan salah satu karakter dalam kepribadian seseorang. Berkaitan dengan kepribadian, ada yang perlu kita pahami lebih dulu, yaitu bahwa setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, sekalipun diasuh dalam keluarga yang sama. Hal ini tidak terlepas dari adanya pengaruh faktor bawaan dalam kepribadian, yaitu aspek khas dari kepribadian yang dibawa sejak lahir, sehingga meskipun diasuh/dilatih/dididik dengan cara yang sama terkadang hasilnya berbeda, misalnya antara satu anak dengan anak yang lain dalam sebuah keluarga. Dengan memahami ini, setidaknya kita mengerti mengapa si adik bisa bersikap lebih dewasa, sedangkan kakak sulung justru cenderung lebih manja atau kurang mandiri, padahal orangtua mengasuh mereka dengan cara yang sama. Berdasarkan cerita Ibu, dimana si sulung hingga saat ini masih sering minta ditemani ketika tidur, maka sebelum memintanya untuk tidur terpisah dari Ibu, jelaskanlah terlebih dahulu alasan mengapa dia harus berlatih tidur sendiri, sesuai dengan bahasa dan kemampuan anak dalam menangkap informasi. Yang sangat penting untuk diingat adalah bahwa dalam menjelaskan alasan ini, gunakan sudut pandang anak, dengan penekanan atau tujuannya adalah untuk kebaikan anak, bukan orangtua. Untuk mengurangi kecemburuannya terhadap si adik, maka bisa disampaikan kepada si sulung bahwa kelak ketika adik sudah mencapai batas usia tertentu (sebutkan dengan jelas batasan usianya), adik juga akan berlatih untuk tidur terpisah dari ayah ibu. Mintalah si sulung untuk kelak turut membantu Ibu dan menyemangati adiknya berlatih tidur sendiri (belajar mandiri). Ibu, dalam rangka penegakan aturan/kewajiban bagi anak tersebut, hendaknya diiringi dengan pemberian hak kepadanya untuk mengatur kamarnya sendiri, mungkin bagaimana setting barang-barang yang ada di kamar, atau suatu ketika bisa ditanyakan tentang warna cat dinding yang dia sukai untuk kamarnya. Hal ini sekaligus akan melatih otonomi diri anak sehingga anak juga akan berlatih bertanggungjawab. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan latihan kemandirian pada anak, yaitu: a. Bahwa ketika anak terlalu sering ditolong oleh orang lain, anak akan mengembangkan sikap ketergantungan. Ada waktu yang tepat dimana kita atau orang lain boleh memberikan
pertolongan, yaitu dengan mempertimbangkan aspek resiko, sejauh mana usaha si anak dan kesulitan tugas/aktivitas yang dilakukannya ditinjau dari segi usia dan kemampuannya. Berikanlah kesempatan terlebih dahulu kepada anak, untuk memaksimalkan usahanya, sebelum akhirnya membantunya. b. Anak yang terlalu sering dilarang untuk melakukan sesuatu akan cenderung membentuk sikap yang pesimis dan tidak percaya diri atau mengembangkan konsep diri yang negatif sehingga anak menjadi tidak mandiri dalam perkembangannya. Kemandirian akan dapat dicapai oleh seorang anak ketika ia memiliki rasa aman dalam interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Untuk itu, sebagai orangtua, hendaknya kita bisa menerima apapun hasil dari usaha yang telah dilakukan anak. Kritik atau saran hendaknya disampaikan dalam rangka diskusi (sharing), dimana anak diposisikan sebagai pihak yang juga memiliki kesempatan memberikan penjelasan, mengungkapkan kesulitan yang dirasakannya, dan orangtua meminimalkan kesannya sebagai pihak evaluator atas usaha/hasil yang diraih oleh anak. c. Memberikan anak kesempatan untuk berlatih memecahkan masalah dan mengambil keputusan sendiri ketika timbul masalah. Perlu kita hindari usaha menyelesaikan permasalahan anak tanpa melibatkan anak dalam memecahkan masalahnya sama sekali. Latihan ini sekaligus merupakan latihan agar anak bertanggungjawab atas apa yang diucapkan atau dilakukannya sendiri. d. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berlatih jadi pemimpin, misalnya setiap minggu semua anak diberi tugas harian untuk membantu penyelesaian pekerjaan rumah. Dari tiap minggu tersebut, ditunjuk salah seorang anak secara bergantian untuk bisa merasakan dipercaya menjadi pemimpin dari saudara-saudara yang lain dalam melaksanakan tugas mereka, dan kadang juga merasakan sebagai orang yang dipimpin. Ajaklah mereka untuk berdiskusi tentang perasaan mereka dan berikanlah pemaknaan dalam bahasa yang sederhana. Demikian, semoga bermanfaat! BAKTI menyediakan rubrik tanya jawab seputar psikologi
dan keluarga yang akan diasuh oleh
narasumber yang berkompeten di bidangnya. Pembaca dapat berpartisipasi dengan mengirimkan pertanyaan melalui email
[email protected]. Terima kasih.
BAKTI 247/JANUARI 2012
13
sir Taf
tik a Tem
Diasuh oleh Ja’far Arifin
Pemeliharaan Allah SWT Terhadap Rasul SAW Perhatikan firman Allah SWT dalam al-Qur’an al-Karim surat Al-Maidah ayat 67 :
Artinya : “Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” Tafsir ayat Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad supaya menyampaikan apa yang telah diturunkan kepadanya tanpa menghiraukan besarnya tantangan di kalangan ahli kitab, orang musyrik maupun orang fasik. Ayat ini menganjurkan kepada Nabi Muhammad SAW agar tidak perlu takut menghadapi gangguan dari mereka dalam membentangkan rahasia dan keburukkan tingkah laku mereka itu karena Allah telah menjamin akan memelihara Nabi Muhammad SAW dari gangguan mereka baik di masa sebelum hijrah, saat hijrah maupun setelah hijrah bahkan setelah beliau wafat sekalipun. Seperti di saat hijrah, Nabi yang menjadi target sasaran penangkapan dan pembunuhan kaum musyrik. Mereka mengejar sampai ke tempat persembunyian di gua Tsur. Dikisahkan ketika Nabi Muhammad SAW bersama Abu Bakar As-Siddiq RA berada dalam gua, kaum musyrik sudah sampai berada di dalam mulut gua. Allah SWT yang Maha Kuasa memerintahkan laba-laba untuk membuat sarang pada pintu masuk gua tersebut, serta memerintahkan pula burung dara untuk bertengger di sekitarnya. Akhir cerita, kaum musyrikpun mengira kalau Nabi tidak mungkin masuk ke dalam gua. Dalam kekhawatiran yang sangat, Abu Bakar merasa takut terancam akan keselamatan Nabi Nuhammad SAW. Nabi pun menenangkannya dengan ucapanya, “Janganlah takut, sesungguhnya Allah bersama kita.” Pemeliharaan Allah terhadap Nabi Muhammad SAW juga berlaku setelah beliau meninggal dunia. Dalam kitab Tarikh Masjidu An-Nabawy As-Syarif, karya DR.Muhammad Alyas Abdul Ghani. Dalam kitab tersebut diceritakan mengenai upaya pencurian jasad Rasulullah SAW. Salah satunya disebutkan demikian, “Wahai Showab (adalah Showab al-Syamsu AlMalthy Syaikh Al-Khadam), malam ini akan ada sekelompok orang yang mengetuk pintu masjid, bukalah dan beri jalan mereka, dan turutilah kemauan mereka jangan membantah dan menghalangi mereka. Untaian kata-kata ini diucapkan oleh Gubernur Madinah saat itu kepada penjaga Masjid Nabawi,
14
BAKTI 247/JANUARI 2012
tentang sekelompok orang yang datang dari Halab yang berniat mengeluarkan jasad Abu Bakar As-Siddiq dan Umar bin Khattab. Al-Muhib al-Thabari dalam al-Riyadh al-Nadzrah menyatakan, Harun Ibn al-Syaikh al-Za’ab, seorang yang tsiqah (terpercaya), terkenal baik, shaleh dan ahli ibadah menceritakan kepadaku dari bapaknya yang seorang terkemuka, bapaknya berkata, “Aku bertetangga dengan Syaikh Khadam al-Masjid (Syaikh Penjaga Masjid) saat itu, yaitu Syaikh Syamsu al-Dien al-Showab al-Lamthy orang sholeh yang banyak menyantuni orang-orang miskin, aku dan dia bergaul baik, satu hari dia berkata kepadaku, “Aku mau ceritakan kepadamu tentang sesuatu yang sangat aneh, aku mempunyai seorang teman yang menjabat sebuah jabatan di gubernuran Madinah, dia membawa berita dari gubernur yang aku sangat tersentuh untuk mengetahuinya, suatu hari dia datang kepadaku, seraya berkata, “Hari ini terjadi sesuatu yang besar”, aku berkata, “Apakah itu?”, dia berkata, “Sekelompok orang dari Halab mendatangi gubernur dengan harta yang melimpah, meminta izin kepadanya untuk bisa masuk makam Rasulullah, dan kemudian membawa jasad Abu Bakar al-Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA. Gubernur menyetujui. Showab berkata, “Maka aku perhatikan betul berita itu, dan tak lama kemudian datang utusan gubernur menjemputku, aku berangkat, gubernur Berkata kepadaku, “Wahai Showab malam ini akan ada sekelompok orang yang mengetuk pintu Masjid, bukalah dan beri jalan mereka, dan turutilah kemauan mereka, jangan membantah atau menghalangi mereka. Aku menjawab, “Ya aku patuh, aku keluar sepanjang hari aku berada di balik makam Rasul, aku menangis, air mataku tak bisa kering, tak seorangpun tahu apa yang terjadi padaku. Ketika malam tiba, usai melaksanakan shalat ‘isya dan orang mulai meninggalkan masjid, kami menutup pintu-pintu masjid, tak lama kemudian pintu yang berhadapan dengan pintu al-Amir (Babu al-Salam) terketuk. Kemudian aku buka pintu, aku melihat 40 orang masuk, aku hitung satu persatu, mereka membawa alat pengeruk, keranjang, lilin, peralatan untuk menggali dan membongkar, mereka langsung menuju makam Rasul. Demi Allah belum sampai mereka ke mimbar, mereka ditelan bumi seluruhnya beserta peralatan yanlg mereka bawa, dan bahkan tidak meninggalkan bekas. Gubernur memanggilku dan bertanya, bukankah mereka mendatangimu? Aku menjawab, “Ya, tapi terjadi tragedi begini dan begitu gubernur menimpali, “Apa yang kamu bilang itu, Ya begitu, berdiriah dan lihat sendiri apa mereka meninggalkan bekas?” Kemudian gubernur berkata,”Begitukah?” Kalau engkau bohong, kepalamu akan dipenggal. Ibrah Penjelasan sebagian ayat di atas dimaksudkan memberikan pelajaran bahwa kemuliyaan Allah SWT diberikan kepada utusan-Nya, dengan menjaganya dari segala kejahatan atau keburukan manusia.
KONSULTASI AGAMA
Diasuh oleh Drs. H. Zainal Abidin, M.Pd.I
Hukum Berpakaian Ketat & Jilbab 1. Memakai pakaian ketat dan transparan apakah dibenarkan? Jawab: Sebelum menjawab pertanyaan saudara, ada baiknya dibahas tentang mengapa dan untuk apa manusia berpakaian. Dari situ akan diketahui model dan kriteria pakaian yang semestinya dikenakan. Di antara sekian jenis mahluk yang berada di atas dunia ini, hanya manusia yang berpakaian. Manusia mengenakan pakaian karena memiliki rasa malu (al-haya’). Hewan selalu telanjang karena tidak memiliki perasaan itu. Sebagian ulama membagi perasaan malu menjadi dua; nafsani (thabi’i) dan imani. Yang pertama dimiliki setiap insan, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda akibat pengaruh budaya dan adat-istiadat yang dianut. Tiada seorang pun yang kehilangan rasa malu secara mutlak. Sebab, malu nafsani merupakan pembawaan yang menyatu dengan kemanusiaanya. Adapun malu imani, timbul akibat mengenal Allah atau didorong oleh iman. Keinginan menutupi aurat merupakan salah satu manifestasi perasaan malu yang pertama, nafsani atau thabi’i. Bagi kaum muslimin, berpakaian bukan hanya menuruti dorongan dan naluri kemanusiaannya. Lebih dari itu juga dimotivasi oleh ajaran agama yang dianut (Minhaj al-Yaqin: 412). Menurut pendapat Imam al-Mawardi, terdapat tiga fungsi berpakaian: menutup aurat, perhiasan, dan perlindungan dari hal-hal yang mengganggu atau membahayakan tubuh manusia, seperti sengatan matahari, kedinginan dan serangga (idem: 559). Dipandang dari kacamata agama, berpakaian tidak dapat dipisahkan dari larangan berzina. Seperti dimaklumi bersama, zina termasuk kategori dosa besar (al-kabair) di samping menyekutukan Allah, mengkonsumsi minuman keras, berjudi, mencuri, dan membunuh (Thariqah al-Hushul: 353). Sangat menarik untuk dicermati bahwa redaksi larangan zina yang digunakan al-Quran adalah “janganlah kalian mendekati zina” (al-Isra:32), bukan “Janganlah kalian berzina.” Pilihan redaksi pertama ternyata memiliki makna yang sangat mendalam. Yakni, yang dilarang oleh al-Quran tidak hanya perzinaan, tetapi juga mendekatinya. Seseorang dikatakan mendekati perzinaan bila melakukan aktivitas yang mendorongnya berbuat zina. Melarang perzinaan pada satu sisi, sementara membolehkan melakukan halhal yang menjurus ke arah perzinaan pada sisi lain, merupakan perintah yang kontradiktif (tanaqudh). Pelarangan perzinaan harus dibarengi larangan menjauhi hal-hal yang mendorong kesana pula. Sama halnya, ketika seorang ibu melarang anaknya bermain di jalan, ia pasti melarangnya pula bermain dekat jalan itu. Lil wasa’il hukmul maqashid dan sadd al-daraai’ adalah dua kaidah fiqih yang mendasarinya. Hukum wasilah dan tujuan adalah sama. Berangkat dari uraian di atas, pakaian muslim semestinya memenuhi fungsi dasarnya, yaitu menghindarkan seseorang dari dorongan birahi. Ini berarti, masalah ukuran dan ketebalan pakaian harus diperhatikan. Dari segi ukuran pakaian harus menutupi aurat, dari segi ketebalan harus tidak memperlihatkan tubuh. Pakaian yang terlalu pendek belum dianggap memenuhi syarat. Begitu pula pakaian yang ketat, sehingga lekuk tubuh si pemakai tergambar dengan jelas. Lebih dari itu pakaian hendaknya mampu menghalangi pandangan mata terhadap bagian tubuh yang ditutupi, sehingga tidak diketahui warna kulit pemakainya. Pakaian yang transparan jelas tidak memenuhi kriteria ini (asySyarqawi, I: 171. al-Halal wa al-Haram fi al-Islam: 83). Namun
sangat ironis, pakaian yang terlalu pendek, ketat, transparan, dan pamer aurat justru sedang menjadi trend ditengah-tengah masyarakat, khususnya generasi muda. Fenomena ini patut disayangkan dan harus mendapat perhatian semua pihak. Keindahan tubuh merupakan karunia Allah yang harus disyukuri, bukan malah dipamerkan kepada semua orang. Orang-orang yang memakai pakaian yang belum memenuhi fungsi menutup aurat dianggap sama dengan telanjang. Oleh Rasulullah dalam satu hadits dari Abu Hurairah, mereka dikatakan kaasiyat sekaligus aariyat (alHalal wa al-Haram fi al-Islam: 83). 2. Bagaimana dengan wanita yang menjalankan salat, puasa, tapi tidak berjilbab dan pakaian yang dikenakannya juga tidak mencerminkan bahwa dia muslimah? Jawab : Persoalan pokoknya saya rasa bukan berjilbab atau tidak, berpakaian mencerminkan kemusliman atau tidak, tetapi menutup aurat atau tidak. Menutup aurat inilah yang wajib. Dan pakaian yang paling menutup aurat wanita, sampai saat ini, memang pakaian yang disebut berjilbab itu. Jadi, apabila ada wanita muslimah sudah mengetahui akan kewajiban menutup aurat ini, dia harus melaksanakannya: apakah dengan memakai pakaian yang dikenal dengan berjilbab itu atau dengan pakaian mode lain. Yang penting menutup auratnya. Kalau tidak, dia berdosa seperti halnya jika dia tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban lain. Umumnya wanita kita, termasuk yang muslimah, memang masih sulit atau berat memakai pakaian yang menutup aurat seperti jilbab itu. Sebab sudah terlalu lama terbiasa dengan “mode” pakaian ala “Barat”. Maklumlah tiga setengah abad kita dijajah orang Barat (Belanda) dan setelah merdeka, untuk maju, kita pun lebih banyak berguru ke Barat yang jauh lebih dahulu “maju”. Apa yang dianggap baik oleh Barat, tentunya baik bagi orang kita yang sadar atau tidak, sudah terlanjur begitu terpesona dengan kehebatan Barat. Banyak di antara kita yang tidak bisa membedakan antara kemajuan (atau modern) dan Barat. Di lain pihak, karena Nabi Muhammad saw, pembawa risalah Islam, berasal dari Arab dan Kitab sucinya al-Quran berbahasa Arab, maka banyak di antara kita yang tidak bisa membedakan antara Islam dan Arab. Lalu, antara lain, pakaian jilbab pun tidak dilihat sebagai pakaian yang menutup aurat, tapi dianggap sebagai pakaian orang Arab. Jadi persoalan wanita yang ditanyakan itu sama dengan mereka yang masih belum melaksanakan kewajiban karena masih belum bisa melawan “godaan” dari dalam dirinya sendiri. Tapi karena melaksanakan salat, insya Allah, suatu hari nanti dia akan dapat mengatasi hal itu.
BAKTI menyediakan rubrik tanya jawab seputar agama (semua agama) yang diasuh oleh nara sumber yang berkompeten di bidangnya. Pembaca dapat berpartisipasi dengan mengirimkan pertanyaan melalui email majalah BAKTI.
BAKTI 247/JANUARI 2012
15
Diasuh oleh dr. Tejo Katon, S.Si, MBA
SUSU KALENG Ass.wr.wb. dr. Tejo Katon, S.Ked, S.Si, Stats, MBA yth, Saya ingin memberikan susu tambahan pada bayi saya yang sekarang usia 4 bulan. Bulan-bulan pertama sesudah kelahirannya, saya hanya memberikan ASI saja. Bagaimana memilih susu kaleng yang tepat untuk mendampingi ASI? Walaupun saya bekerja, saya ingin menyusui bayi saya selama mungkin. Terima kasih atas penjelasannya. Wassalam. Ny. Ry, Kulonprogo, 087738703xxx Jawab : Ny. Ry, di Kulonprogo, yang berbahagia. Terima kasih atas pertanyaannya. Sebenarnya Ibu tak perlu terlalu cepat memberi susu tambahan. Apalagi jika ASI cukup. Lebih bijaksana jika pada usia 4 bulan ASI diteruskan, tapi bayi juga mulai diberi makanan padat seperti bubur susu, buah, dan biskuit. Meski ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, dengan bertambahnya usia, bayi yang sedang bertumbuh cepat perlu energi dan zat-zat gizi yang lebih daripada yang diperoleh dari ASI saja. Pada keadaan ibu bekerja di luar rumah atau produksi ASI nya tak memadai, dapat diberi susu formula. Susu formula sebaiknya disesuaikan usia bayi dan juga yang rasanya disukai oleh bayi. Jika bayi sudah minum susu formula, tak selalu kesukaannya pada ASI jadi berkurang. Banyak juga bayi yang tak mau atau tak suka susu formula dan hanya mau ASI. Yang pasti, akan lebih mudah bagi bayi minum susu formula dari botol susu dibanding harus mengisap dari ibunya. Jika menyusu dari botol, dengan penekanan bibir sedikit saja pada dot, susu akan keluar. Sedangkan jika minum ASI, ia harus berusaha lebih keras untuk dapat mengisap ASI dari puting ibunya. Hal ini membuat sebagian bayi lebih suka susu formula dan meninggalkan ASI. Semoga bermanfaat.
INFEKSI SALURAN KENCING Ass.wr.wb. dr.Tejo Katon,S.Si, MBA yth, Anak saya lakilaki usia 10 bulan, sekarang di duga terkena Infeksi Saluran Kencing. Hampir tiap 2 minggu sekali anak saya panas. Pertanyaan saya, apa sih penyebab terjadinya ISK pada bayi ? Apakah udara Yogyakarta yang udah kotor? ataukah selalu pake pampers sehingga tinja-nya masuk ke saluran kencing? Terus saya dengar informasi, bahwa salah satu solusi adalah mesti di sunat. Terima kasih. Wassalam. Ny. SA, Kota Yogyakarta, 081328015xxx Jawab : Ny. SA, di Kota Yogyakarta. Terima kasih, Kelembaban karena pampers yang dipakai menyebabkan keringat atau air seni bisa sebagai pintu masuknya kuman ke saluran kencing. Kemungkinan lain bisa jadi adanya timbunan kotoran saluran kencing di bagian kulupnya oleh kotoran yg tertimbun dan menempel di permukaan kulup. Walaupun timbunan kotoran tersebut tidak sampai menyebabkan sumbatan, gangguan kelancaran air seni bisa mempermudah kuman berkembang biak. Ini terjadi karena air
16
BAKTI 247/JANUARI 2012
seni yang mestinya lancar, ada bagian yang tertinggal. Sunat hanya dijadikan pilihan akhir seandainya terjadi pembuntuan total saluran kencing sehingga si bayi tidak bisa kencing sama sekali. Inipun hanya dilakukan jika upaya pelebaran saluran kencing dengan alat mengalami kegagalan. Bayi gampang panas dan penyebabnya banyak. Yang paling sering adalah infeksi karena virus, pada umumnya virus penyebab infeksi saluran pernafasan. Infeksi saluran pernapasan tidak selalu disertai pilek, batuk. Bisa saja hanya panas tanpa tanda lain. Boleh dikata bayi masih dalam taraf mengenal lingkungan, termasuk mengenal penyakit sehingga secara otomatis si bayi akan membentuk antibodi. Semoga si kecil segera sembuh.
BUANG AIR BESAR BERDARAH Ass.wr.wb. dr. Tejo Katon,S.Si, MBA yth, Saya mau tanya, setiap kali saya buang air besar selalu susah dan kadang suka disertai keluarnya darah segar. Apakah itu penanda bahwa saya terkena ambeien? Dan bagaimana solusinya agar saya dapat buang air besar secara normal lagi? Terima kasih atas penjelasannya. Wassalam. Bp. KW, Bantul, 087738320xxx Jawab : Bp. KW di Bantul, Terima kasih atas pertanyaannya. Buang air besar selalu susah dan kadang disertai dengan keluarnya darah bisa disebabkan karena gangguan pencernaan (di usus besar). Sebagian pasien disebabkan karena kekurangan enzim pencernaan: amilase, dan lipase. Untuk itu, bisa dicoba mengkonsumsi obat penambah enzim pencernaan yang bisa didapatkan di apotek. BAB susah bisa juga disebabkan karena kurangnya air yang kita minum, sebab untuk proses pencernaan di daerah usus besar diperlukan cairan yang jumlahnya cukup, apabila kurang maka akan menyebabkan kotoran yang dihasilkan menjadi keras (kurang lembek). Akibatnya pada saat BAB menjadi kesulitan. BAB yang disertai darah bisa disebabkan antara lain: ambeien (pelebaran pembuluh darah di sekitar anus atau dubur). Bapak dapat membaca BAKTI di edisi Maret 2011. Penyebab lain dari pendarahan saat BAB adalah penyakit kolitis atau infeksi/ peradangan di usus besar. Hal ini bisa diketahui dengan melakukan pemeriksaan kolonoskopi. Pendarahan saat BAB yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan anemia (Hb turun sampai jauh di bawah normal), yang kadang memerlukan transfusi darah untuk mengoreksi anemianya. Kadang pasien masuk rumah sakit justru karena anemia bukan karena keluhan di perdarahan saat BAB. Semoga bermanfaat. Pembaca dapat berpartisipasi dengan mengirimkan pertanyaan seputar kesehatan melalui SMS dengan nomor 08164224411 atau lewat email dengan alamat :
[email protected]
Mengurai Problem Sarjana Pengangguran Oleh Muhammad Safrodin
P
engangguran bergelar sarjana tampaknya menjadi prob lem klasik yang akan terus menghantui bangsa ini. Dari tahun ke tahun, angka pengangguran kalangan terpelajar semakin membengkak saja. Bahkan, lulusan summa cumlaude dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) menjulang pun, tak dapat menjamin seseorang memperoleh pekerjaan yang layak. Mengapa sarjana kita seperti kurang laku, tak punya nilai jual, dan hanya menjadi beban bagi negara? Padahal kita semua tahu, perjuangan menempuh pendidikan hingga sarjana tidaklah mudah. Tak jarang, para orang tua rela jual tanah warisan, utang sana-sini, dan menggadaikan barang berharga asalkan anaknya meraih gelar sarjana. Mereka tak lagi peduli hartanya ludes, yang penting anaknya menenteng ijazah S1. Mereka berharap, anak-anaknya kelak menjadi orang yang lebih bermartabat dan mampu mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Namun apa yang terjadi? Anak yang mereka biayai susah-payah, ternyata berakhir sebagai pengangguran. Pada beberapa dekade lalu, predikat sarjana termasuk barang mewah. Tak sembarang orang bisa mendapatkannya. Saking langkanya, belum tentu satu kampung memiliki seorang sarjana. Tapi sekarang kondisinya sudah terbalik. Mencari lulusan sarjana semudah mencari kacang goreng di pasar. Kampus-kampus baru juga terus bermunculan, yang turut menyumbang lulusan sarjana yang cukup besar. Namun, menurut data Biro Pusat Statistik (Agustus, 2010), sebanyak 8,32 juta penduduk Indonesia berstatus pengangguran. Dari jumlah itu, 24,7 persen merupakan lulusan kampus yang berijazah diploma (12,7 persen) dan sarjana (11,92 persen). Pengangguran dari kalangan sarjana dan diploma jauh lebih besar ketimbangan lulusan SD (sekolah dasar) yang hanya 3,81%. Sarjana Karbitan Tingginya angka pengangguran, khususnya yang berstatus sarjana bisa jadi karena mutu lulusan yang memang rendah. Terkait hal itu, mantan wakil presiden Jusuf Kalla pernah mengeluh. Kalla mengakui mutu sarjana kita jauh tertinggal dibanding negara-negara tetangga. Ia berpendapat bahwa akar dari menurunnya mutu sarjana kita karena semakin mudahnya menjadi sarjana. Saat ini hampir sulit ditemui lulusan yang mempunyai IPK di bawah 3,0. Karena itu, Kalla mengusulkan untuk memperketat kelulusan peserta didik. Hanya yang benar-benar cakap dan siap terjun di masyarakat saja yang berhak menyandang sarjana. Mutu lulusan yang rendah diakibatkan adanya kebijakan liberalisasi perguruan tinggi (PT). PT tak ubahnya pabrik yang hanya mencetak para sarjana sebanyak-banyaknya. Sialnya, urusan kualitas adalah nomor urut yang ke sekian. Semakin
banyak lulusan dihasilkan, semakin tinggi pula keuntungan PT. Soal apakah ia sarjana karbitan atau sarjana sungguhan itu urusan belakangan. Yang penting untung dan untung. Perguruan tinggi, baik negeri (utamanya yang berstatus BHMN) maupun swasta berlomba-lomba menggaet siswa baru dan mempermudah jalur kelulusannya. Lulusan yang besar tersebut ternyata tak sebanding dengan lapangan kerja yang tersedia. Hanya sebagian kecil sarjana yang bekerja sesuai latar belakang akademiknya. Sebagian besar bekerja sekenanya dengan menjadi buruh pabrik, dagang serabutan, dan TKI di luar negeri. Bahkan banyak sarjana yang malah memakai ijazah SMA untuk mencari pekerjaan yang ternyata mempunyai peluang bekerja lebih tinggi, meski di sektor informal. Bagaimana dengan kebijakan rekrutmen CPNS yang diadakan pemerintah untuk menampung pengangguran sarjana tiap tahunnya? Yang terjadi adalah: jutaan sarjana antre mengemis pekerjaan kepada pemerintah yang membuat hati siapa pun miris melihatnya. Upaya Strategis Upaya mengurai problem pengangguran sarjana harus dilakukan secara sistematis, komprehensif, dari hulu hingga hilir, dan berkesinambungan. Pertama, bagi PT upaya tersebut bisa dimulai dengan membenahi mutu lulusannya dengan cara; mengadakan pemetaan kebutuhan tenaga kerja setiap tahunnya, menyesuaikan antara kurikulum dan ketersediaan lapangan kerja, serta membekali lulusan dengan pelbagai keterampilan hidup. PT jangan hanya mengajarkan teori usang yang tak memberi manfaat langsung setelah kuliah. PT harus mampu menyeimbangkan antara keilmuan-ideologis dan keterampilan-praktis. Harapannya lulusan bisa laku di pasaran. Kedua, bagi pemerintah, sarjana lokal harus diprioritaskan untuk menduduki posisi penting dengan cara; kurangi tenaga profesional dari luar negeri, berantas aksi KKN saat rekrutmen CPNS maupun pegawai BUMN, sesuaikan antara rasio jumlah lulusan dan lapangan pekerjaan yang tersedia. Alternatif lain, pemerintah bisa memberikan bantuan modal usaha kepada para sarjana dengan agunan ijasah mereka. Nominalnya menyesuaikan dengan bidang usaha yang hendak digeluti. Pemberian modal saja tidak cukup. Harus ada pembinaan secara terprogram dan evaluasi berkala. Jika cara ini berhasil, niscaya akan lahir sarjana-sarjana yang bisa berwirausaha yang pada gilirannya turut serta mengurangi angka pengangguran. Sinergi yang baik antara pemerintah dan perguruan tinggi menjadi kunci utama berhasil tidaknya proyek mengatasi sarjana pengangguran. Wallahu a’lam. Penulis, alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta BAKTI 247/JANUARI 2012
17
Majalah BAKTI Peduli Unas :
Sukses Unas : ABCDEFGH
D
atangnya Ujian Nasional (Unas) besuk di bulan April, tak akan jadi masalah bagi siswa yang berkarakter pembelajar dan punya komitmen selalu belajar. Tipe pelajar ini akan belajar terus-menerus, kapan pun dan dimana pun. Motivasi belajar mereka bukan hanya karena akan ujian atau ulangan. Namun sayang jumlah siswa yang demikian ini sedikit dibanding siswa yang berkarakter lain. Masih banyak siswa yang belajar hanya karena akan ulangan dan semacamnya. Bagi siswa ini Unas akan menjadi masalah besar. Untuk mereka tulisan ini ditujukan. Kiat sukses Unas disingkat dengan akronim alfabetis : ABCDEFGH. Pertama, Antusias. Kata ini berasal dari bahasa asing en (di dalam), theos (Tuhan), isme (paham). Jadi, antusias bermakna ‘Tuhan ada di dalam diri’. Inalloha ma’anaa. Jika antusias sudah merasuk, maka siapa pun akan bersemangat dalam hidup dan menghadapi ujian yang berat sekali pun. Ujian datang disambut dengan keyakinan bahwa ia mampu menghadapi dengan segenap persiapan. Niat atau motivasi akan selalu menyala dari dalam diri, tak perlu diingatkan untuk belajar. Belajar merupakan kebutuhan. Antusias ini menjadi charger bagi siswa. Kedua, Belajar Efektif. Mengapa belajar harus efektif? Ya, karena waktu di kelas terminal, kelas VI SD/MI, kelas IX SMP/ MTs, dan kelas XII SMA/SMK/MA akan terasa sebentar dibanding kelas sebelumnya. Bagaimana belajar yang efektif? Belajarnya fungsional dan global, diantaranya metode peta pikiran (mind mapping) sebaiknya diterapkan dalam catatan pribadi dengan tulisan warna-warni. Berbagai sekolah telah lama mempersiapkan siswanya dengan drill latihan soal. Kadang disertai dengan uji coba (try out) dan tidak hanya sekali dua kali, namun berkali-kali dengan materi terstruktur sejak kelas awal hingga akhir. Try out dibuat mirip dengan situasi sesungguhnya, yang dikenal dengan simulasi. Cara ini dipandang efektif selama model soal masih tetap pada ranah kognitif. Ketiga, Cara Mengatur Waktu. Mengingat waktu yang singkat di kelas akhir, sudah seharusnya siswa bisa mengatur waktu. Semua dianugerahi waktu yang sama-sama 24 jam dalam sehari-semalam, 60 menit dalam satu jamnya, dan 60 detik dalam setiap menitnya. Meski akumulatif umur seseorang berbeda, aka tetapi kita tak tahu berapa jumlah akhirnyanya. Namun mengapa hasilnya berbeda? Tak lain disebabkan oleh mampu atau tidak dalam manajemen waktu. Jika mungkin jadikan belajar itu sebagai kebutuhan dan hiburan, hingga tak akan merasa tersiksa dengan belajar keras menjelang Unas. Refreshing memang diperlukan saat suntuk belajar. Namun usahakan tak menyita waktu lama. Sebab kelak bila menyesal karena tak memanfaatkan waktu secara baik, tak akan bisa diulangi kembali ke masa lalu. Keempat, Doa dan ibadah. Saat penulis membimbing dan mendampingi siswa kelas XII ada yang bertanya, apa doa
18
BAKTI 247/JANUARI 2012
yang ces pleng dan mujarab untuk lulus Unas? Ketika jenuh mungkin saja pertanyaan itu muncul, hingga perlu jawaban yang tepat. Masalahnya adalah doa apa dan oleh siapa? Tentu doa kesuksesan, doa keselamatan dunia-akhirat. Siapa saja yang harus berdoa dan beribadah? Siswa yang bersangkutan, orang tua atau keluarga, dan segenap warga sekolah. Jika doa bersama-sama ini terlaksana pasti akan menambah ketenangan siswa. Jika jiwa telah tenang, separuh kemenangan teraih. Kelima, Empati. Doa kita menambah tenang, juga sebagai wujud kepedulian pada siswa. Siswa sangat membutuhkan empati (felling in), minimal sekadar simpati (feeling on) dari orang sekitar. Keluarga dan masyarakat yang empatis akan membantu menciptakan suasana rumah dan lingkungan kondusif untuk belajar. Keenam, Fokus. Dalam melakukan sesuatu kita akan berhasil maksimal bila dilakukan dengan memusatkan perhatian. Dari sholat kita dapat pelajaran tentang khusyuk, akan lebih baik bila kita terapkan di luar sholat. Pengalaman menunjukkan bahwa hingga kini sinar matahari tak mampu membakar sampah secara langsung. Mengapa? Karena sinar datang menyebar (divergen). Namun keadaan akan lain, bila sinar matahari dikumpulkan dengan lup. Sinar terpusat (konvergen) ini akan mampu membakar sampah, bahkan baja sekali pun. Tak lain karena sinar jatuh di titik api (fokus) dan diarahkan ke tujuan atau target. Ketujuh, Goal atau tujuan. Apa tujuan Unas? Apa tujuan belajar? Apa tujuan hidup? Jika siswa mampu menjawab secara tepat pertanyaan ini, niscaya siswa tak akan malas dalam belajar. Apa yang diperoleh dari kemalasan? Selain kepuasan semu dan sesaat serta penyesalan di akhir. Dengan mengingat tujuan setelah lulus Unas sebagai target antara dengan tujuan atau cita-cita siswa akan lebih semangat dalam menempuh Unas. Kedelapan, Harapan. Ada dua nilai dalam hidup, yakni nilai harapan atau idealita (das sollen) dan nilai kenyataan atau realita (das sein). Agar ada perubahan dari idealita menjadi realita perlu usaha dan kerja keras (das werden) hingga mengeluarkan keringat. Menyitir kata-kata Edison, “Sukses adalah 1 % inspirasi atau bakat dan 99 % perspirasi atau keringat”. Yang sering terjadi banyak siswa merasa telah berusaha maksimal, padahal sejatinya belum jika dibandingkan dengan siswa dari sekolah lain yang banyak ‘reuni’ karena diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Ingatlah, proses luar biasa akan melahirkan keadaan yang luar biasa. Man jadda wa jadda. Barang siapa bersungguh-sungguh akan mendapatkan. Dengan kedelapan kiat di atas, semoga Anda, para siswa madrasah khususnya dan siswa sekolah pada umumnya, sukses. Amiin. Insya Allah. Penulis, guru Fisika, KIR & Jurnalistik MAN Yogyakarta III (Mayoga).
T AMU KITA EDISI kali ini bertepatan dengan Hari Amal Bakti ke 66 Kementerian Agama. BAKTI menampilkan kesan dan pesan para Kepala Kankemenag Kabupaten/Kota se-DIY. Semoga bermanfaat dan selamat menikmati. (Redaksi) Drs. H. FATHONY, MA (Kepala Kankemenag Yogyakarta)
Drs. H. ABDUL MADJID, MA (Kepala Kankemenag Bantul)
Kita patut bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa bahwasanya memasuki usia ke-66, Kementerian Agama tetap berperan dan memberikan andil yang tidak kecil dalam menegakkan persatuan dan kesatuan, memajukan kehidupan beragama, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta menjaga kerukunan antar umat beragama. Karenanya kami mengajak seluruh aparat Kemenag untuk dapat melaksanakan tugas melayani masyarakat dengan berpegang pada prinsip-prinsip agama, akhlak mulia dan menampilkan budaya kerja yang profesional. Hal ini penting karena dengan landasan kerja seperti di atas akan diperoleh hasil secara optimal serta bernilai ibadah, demikian Drs. H. Fathony, MA, Kepala Kankemenag Yogyakarta menyampaikan kepada BAKTI. Untuk mewujudkannya sangat terkait dengan peningkatan Sumber Daya Manusia yang ditempuh melalui pembinaan disiplin pegawai sebagaimana diatur dalam PP No. 53 Tahun 2010, serta presensi sidik jari di Kankemenag maupun KUA se-Kota Yogyakarta. Berkenaan dengan pembangunan bidang keagamaan selain merupakan pelaksanaan program dan kegiatan Kantor Kementerian Agama juga dilakukan melalui kemitraan dan koordinasi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta dan instansi terkait, antara lain meliputi pembinaan guru, kerukunan umat beragama, pemberdayaan Bazda, DBKS, dan sebagainya. Hal lain yang menjadi catatan dalam rangka peningkatan peran dan fungsi Kementerian Agama memasuki usia ke 66 antara lain Struktur Organisasi Kanwil Kemenag Provinsi DIY dan Kankemenag Kab/Kota belum sinkron dengan Struktur Organsiasi di Kemenag Pusat; Anggaran dari DIPA untuk fungsi agama sangat kecil dibandingkan anggaran fungsi pendidikan; Biaya pencatatan nikah/rujuk Rp 30.000,- perlu ditinjau kembali, disesuaikan dengan kondisi sekarang. Perlu regulasi tentang nikah di luar kantor/balai nikah. Sementara itu menurut Dra. Sri Adiyanti, Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Kota Yogyakarta bahwa kegiatan keagamaan selama ini berjalan dengan baik. “Kerja sama antara kantor kami selaku SKPD yang mengampu dana kegiatan keagamaan dan Kemenag Yogyakarta yang melaksanakan kegiatan selalu seiring sejalan,” paparnya. Adapun kegiatan keagamaan selama ini berupa pelaksanaan di bidang pendidikan agama; pengembangan agama dan kepanitiaan keagamaan. “Ke depan kami berharap bahwa kemitraan semakin terjalin dengan baik sehingga pemanfaatan dana bantuan sosial keagamaan tersebut lebih bermanfaat dan tepat sasaran,” imbuhnya.
Sejak dilantik menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul pada tanggal 8 Maret 2011 (8 bulan lalu), Drs. H. Abdul Madjid, MA langsung akrab dengan pegawainya. Tidak pernah membedakan mana atasan dan mana bawahan, bahkan terhadap cleaning service-pun sikapnya sama, bersahabat, penuh kekeluargaan. Hal ini merupakan langkah awal yang baik, untuk membangun kesadaran pegawainya dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya, bukan sebuah keterpaksaan karena merasa takut pada atasannya. Alumni pondok pesantren Gontor (1980) ini meyakini bahwa menjadi pejabat adalah amanah, bukan untuk dinikmati. Bahkan sejak menjadi CPNS (1991) sebagai staf KUA Mlati Sleman, mempunyai tekad akan senantiasa memberikan pengabdian yang terbaik, berkhidmat melayani umat. Pernah suatu ketika saat menjabat Kepala KUA Kalasan (1997), diminta untuk menikahkan calon pengantin pada pukul 05.30 WIB, ada juga yang minta pukul 23.00 WIB. “Itu permintaan masyarakat, tidak boleh ditolak, tetap dilayani dengan baik, meski mengorbankan kepentingan pribadi,” demikian kenang penggemar tenis meja itu. Suami Hj. Noor Imanah, M.Si, ini berharap agar pegawai Kemenag selalu meningkatkan kedisiplinan serta melaksanakan tugas pokok, dan fungsi masing-masing dengan baik. “Sehingga tiap pegawai bisa menjadi teladan, karena satu teladan lebih berharga dari pada seribu nasehat,” ujarnya. Saat ditanya mengenai pemberitaan yang menyudutkan Kemenag sebagai instansi terkorup? Dijawab enteng, “Kalau memang benar, itu hanya dilakukan segelintir oknum, yang tidak ingat akherat saja. Masih banyak pegawai Kemenag yang berprestasi, yang mempunyai dedikasi, serta loyalitas tanpa cela, dan ini yang jarang diekspose,” jawabnya mantap. “Hidup itu harus seimbang antara kepentingan dunia dan akherat. Jadikanlah dunia dalam genggaman tanganmu, tapi jangan jadikan dunia dalam genggaman hatimu. Apa yang kita perbuat pasti akan diminta pertanggungjawabannya kelak. Siapa menanam pasti mengetam. Hidup hanya sekali, sesudah itu mati. Maka harus berarti, dan memberikan manfaat bagi orang lain,” imbuhnya panjang lebar. Untuk memajukan Kemenag kedepan, santri Jombang ini punya visi dapat memberikan pelayanan prima. Untuk mencapainya dengan mengupayakan tata kelola kantor yang baik, transparansi, meningkatkan SDM pegawai, memupuk kebersamaan dan kekeluargaan, serta memberikan pelayanan yang cepat, mudah, dan murah. “Semoga dapat mengangkat
BAKTI 247/JANUARI 2012
19 19
citra Kemenag. Selamat HAB ke-66 tahun 2012, Semoga Kemenag Tetap Jaya and being the best,” pungkasnya.
Drs. H. MASDJURI, M.Si (Kepala Kankemenag Gunungkidul) Tema HAB ke-66 di Gunungkidul tahun 2012 adalah: “Memperteguh Komitmen Untuk Membangun Kementerian Agama Yang Bebas Dari Korupsi” harus jadi momentum semua Satuan Kerja dan warga Kemenag untuk bekerja dengan penuh keikhlasan, integritas dan disiplin. “Dengan melaksanakan semua kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pelaporan yang didasari rasa tanggung jawab untuk mewujudkan Kemenag yang bersih, bebas korupsi dan berwibawa demi tercapainya penilaian yang Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),” tegas Masdjuri. Untuk menyambut dan memeriahkan HAB ke-66 berbagai kegiatan dilaksanakan. “Antara lain Upacara Bendera di Alunalun Wonosari, aksi sosial donor darah, Gerakan Bumiku Hijau dengan penanaman 100 pohon di pesisir pantai selatan, silaturahmi ke mantan Kepala Kemenag, Lomba MIN/MTsN dan KUA sehat serta tasyakuran,” pungkas Masdjuri.
Drs. H. RIDWAN PRIYANTO (Kepala Kankemenag Kulonprogo) Kementerian Agama harus semakin dewasa dalam meng-hadapi tantangan zaman. Kita harus dapat memahami lingkungan dengan cermat. Ketika saat ini Kementerian Agama dinilai oleh masyarakat luas dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai kementerian terkorup, maka hal itu harus segera kita sikapi dengan cermat dan cerdas serta berpikir secara dewasa dan matang. “Kita tidak perlu sibuk membela diri, tapi bagaimana kita justru sibuk memperbaiki diri kita,” demikian tegas Ridwan Priyanto. Sebagai contoh, lanjutnya, sesuatu yang mungkin kita biasa menilai bahwa yang kita lakukan itu benar, tetapi ternyata KPK menilai salah. Dalam menyikapi hal ini kita harus cermat dan cerdas. “Misalnya saja, aturan pernikahan, ketika aturannya harus di kantor, pada hari dan jam kerja, ya kita lakukan begitu saja sesuai aturan. Nanti kalau ada ketidaksesuaian di masyarakat ya biar masyarakat yang complain kepada pemerintah untuk mengubah aturan yang ada,” urainya. Di samping itu Kemenag harus menjadi sponsor utama dalam mengoptimalkan kepedulian sosial dengan badan amil zakat (BAZ). “Kita juga harus aktif mengajak masyarakat agar gemar membayar zakat profesi yang akan dikoordinir oleh Pemerintah Kabupaten lewat BAZ utnuk kesejahteraan
20 20
BAKTI247/JANUARI 247/JANUARI2012 2012 BAKTI
sosial,” ujar Ridwan. Berkaitan dengan pelaksanaan anggaran, imbuhnya, harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan lebih matang. Semua harus dipersiapkan secara detail terkait perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. “Ketika DIPA sudah meluncur ya harus kita kejar dengan berlari, jangan sampai kita hanya menanggapinya dengan santai apalagi sambil bermain-main,” katanya. Untuk sistem keamanan dan peralatan perlu ditingkatkan. Meski sebenarnya sistem keamanan yang Kankemenag lakukan saat ini sudah benar, tapi perlu optimalisasi. Sebagai contoh di masa yang akan datang diperlukan satpam profesional dan pemasangan Closed-Circuit Television (CCTV) pada titik-titik tertentu. “Selain itu kita sebenarnya juga pantas bersyukur kepada Allah SWT, karena kita juga punya prestasi. Meskipun mungkin di tingkat propinsi masih sangat tertinggal, tetapi hal itu justru harus dapat menjadi pemacu semangat bagi kita untuk terus belajar dan berlatih untuk menjadi yang terbaik. Semuanya harus dipersiapkan sejak awal. Akhirnya dengan semangat Hari Amal Bakti Kementerian Agama 2012 kita harus semakin bersemangat untuk maju bersama agar mencapai predikat penilaian Wajar Tanpa Pengecualian,” pungkasnya di akhir wawancara.
Drs. EDHI GUNAWAN, M.Pd.I. (Kepala Kankemenag Sleman) Hari Amal Bhakti (HAB) sebagai momentum untuk memperbaharui semangat, meningkatkan kedisiplinan dan kinerja, usia 66 tahun merupakan usia yang telah matang. “Sudah selayaknya kita memberikan karya dan nilai yang lebih baik. Begitu banyak tantangan, rintangan dan hambatan yang dirasakan selama perjalanan panjang usia Kementerian Agama,” ujar Edhi Gunawan. Pada saat ini ada segolongan kepentingan yang berusaha untuk mencoreng wajah Kemenag dengan menghembuskan opini negatif tentang Kemenag, sehingga harapannya dapat mengurangi nilai kepercayaan masyarakat pada institusi yang memiliki semboyan Ikhlas-Beramal ini. “Untuk itu sudah sepatutnya kita terus bekerja, berkarya, meningkatkan kinerja, kedisiplinan, pelayanan masyarakat sehingga masyarakat akan merasakan manfaat dari hasil kerja Kemenag,” papar Edhi. Banyak harapan yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang, hal yang harus senantiasa ditingkatkan adalah pelayanan pada masyarakat. “Sebagai keluarga besar Kemenag perlu untuk menjaga nilai kebersamaan, dan kekeluargaan,” lanjutnya. Secara khusus peringatan HAB ke66 Kemenag RI di Kabupaten Sleman mengangkat tema “66 Tahun, Kementerian Agama Membangun Karakter Bangsa”, yang diwujudkan dalam kegiatan yang dapat meningkatkan rasa sosial, kesehatan, kebersamaan dan mempertebal rasa kebangsaan. “Selain itu sebagai bentuk apresiasi, kami memberikan penghargaan bagi pegawai/karyawan yang berprestasi,” pungkas Edhi Gunawan. (Laporan Rusman, Jojo, Gerry, Amin, Baried)
L APORAN KHUSUS Festival Santri Madrasah Diniyah (FESMA) 2011 “Wujudkan Santriwan-Santriwati yang Berkarakter” Dok. BAKTI
U
ntuk pertama kalinya Kantor Wilayah Kementerian Agama melalui Bidang Pekapontren menyelenggarakan Festival Santri Madrasah Diniyah (FESMA) Pondok Pesantren. Latar belakang diselenggarakannya kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Kepala Seksi Pendidikan Keagamaan yang diadakan pada tanggal 14 April 2011 di Medan dalam rangka Penguatan Lembaga Madrasah Diniyah Takmiliyah sebagai Lembaga Suplemen dari Pendidikan Formal. Selain itu kegiatan ini juga didasari dari adanya Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan Pasal 1 ayat 3 yang menjelaskan kedudukan Pendidikan Diniyah adalah Pendidikan Keagamaan Islam yang diselenggarakan pada semua jalur dan jenjang pendidikan dimana pesantren atau pondok pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan Islam berbasis masyarakat yang menyelengarakan Pendidikan Diniyah atau secara terpadu dengan jenis pendidikan lainnya. FESMA 2011 Wujudkan Santriwan-Santriwati yang Berkarakter Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi D.I. Yogyakarta menjadi tempat diselenggarakan Festival Santri Madrasah Diniyah (FESMA) Pondok Pesatren ke-1. Kegiatan yang berlangsung selama 1 hari ini diikuti oleh 105 santriwansantriwati yang berasal dari 5 kabupaten/kota se-Provinsi D.I. Yogyakarta. Sebelum acara dibuka, para undangan dihibur dengan sajian kesenian rebana perwakilan dari madrasah diniyah se-Provinsi D.I. Yogyakarta. Secara resmi acara dibuka oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Provinsi DIY, Dra. Hj. Mas’amah, M.Pd.I., ditandai dengan pemukulan rebana didampingi oleh segenap pejabat di lingkungan Bidang Pekapontren. Dalam sambutan
pembukaan Kepala Bidang Pekapontren Kanwil Kementerian Agama Provinsi DIY, Drs. H. Muntachob, MHI mengungkapkan bahwa kegaitan ini mengusung tema “Dengan diselenggarakannya FESMA 2011 kita Wujudkan SantriwanSantriwati yang Berkarakter dan Pengelolaan Madrasah Diniyah yang Makin Mantap dan Professional”. Kegiatan FESMA Pondok Pesantren ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam sesuai dengan isi yang tersirat dalam PP Nomor 555 Tahun 2001. Sedangkan fungsi utama kegiatan ini, pertama: sebagai media untuk memperkokoh silaturahmi dalam upaya menopang Ukhuwah Islamiyah di kalangan pengurus KKDT, pengelola, guru/ustadz dan santri Madrasah Diniyah Takmiliyah. Fungsi kedua: sebagai wahana untuk meniumbuhkan semangat kebersamaan dan profesionalisme di setiap lembaga dalam upaya meningkatkan fungsi pengelolaan madrasah diniyah, dan ketiga: sebagai media evaluasi kualitas santri Dok. BAKTI
Salah satu peserta saat tampil dalam lomba cabang Pildacil. yang selanjutnya akan menjadi umpan balik perbaikan kurikulum termasuk proses pembelajaran, pungkasnya. Kafilah Kab. Gunungkidul Raih Juara Umum Kegiatan FESMA Pondok Pesantren diselenggarakan selama 1 hari pada tanggal 26 November 2011. Dalam kesempatan terpisah, Kepala Seksi Pendidikan Keagamaan, Bersambung ke halaman ...... 30
BAKTI BAKTI247/JANUARI 247/JANUARI2012 2012
21 21
Bubur Ayam Cina
>BuburAyamCina :
Bahan: Bahan : - Fillet ayam 150 gram -f>BuburAyamCina Arak Cina (angciu) 1 :sendok teh - Minyak wijen 1/2 sendok teh - Kecap asin 1 sendok teh Bahan: - Beras 200 gram, cuci bersih, tiriskan - Air kaldu ayam 200 ml 150 gram -filletayam Garam 1 sendok teh Resep Taburan dan Tambahan Bubur Ayam Cina : arakcina (angciu) 1 sendokteh - Telur pitan (telur seribu tahun) - Cakwe 2 batang, iris 1/2 cm atau 2 lembar kulit pangsit, potongminyakwijen 1/2 sendokteh potong persegi 1/2 cm, goreng - Seledri 2 batang, iris halus 1 sendokteh -kecapasin Tongcai 2 sendok teh - Kecap asin secukupnya -beras Sambal cuka atau cucibersih, saus cabai secukupnya 200 gram, tiriskan (tidak untuk anak-anak) Cara Membuat : 200 ml airkalduayam - Iris daging ayam berbentuk dadu sebesar 1/2 cm, bubuhi arak cina, minyak wijen dan kecap asin, aduk rata, sisihkan. - Tumbuk beras kasar asal terbelah. Masukkan beras ke dalam panci, tuangi kaldu. Masak di atas api sedang hingga mengaram 1 sendokteh didih dan mengental sambil diaduk-aduk. Bila air kurang tambahkan air panas secukupnya. - Masukkan daging ayam, aduk rata. Masak terus hingga daging ayam matang dan bubur mengental. Angkat. - Hidangkan bubur ayam dengan menaburkan cakwe iris, tongcai, seledri, dan irisan telurpitan. Tambahkan kecap asin dan sambal cuka.
ResepTaburandanTambahanBuburAyamCina :
Untuk 4 porsi
telurpitan (telurseributahun)
caisim cumi masak merah seledri 2 batang, iris halus
cakwe 2 batang, iris 1/2 cm atau 2 lembarkulitpangsit, potong-potongpersegi 1/2 cm, goreng
Bahan : 2 sendokteh tongcai - 250 gram caisim yang muda - 200 gram cumi segar, potong bulat kecapasinsecukupnya - 50 gram bawang bombay, cincang kasar - 3 siung bawang putih, cincang kasar m b a l makan c u k a saustomat atausauscabaisecukupnya -s4a sendok -(tidakuntukanak-anak) 100 cc air - 1 sendok teh garam - 1/4 sendok teh merica bubuk - 3 sendok makan minyak goreng
CaraMembuat : Cara : - Tumis bawang bombay dan bawang putih hingga layu. Tambahkan cumi. Aduk sampai cumi memutih. 1/2 cm, -Iris dagingayamberbentukdadusebesar - Masukkan saus tomat, garam, dan merica. cina, aduk -bubuhi Setelah arak teraduk rata,minyakwijendankecapasin, tambahkan buncis. -rata, Tuangkan air . Aduk sebentar lalu angkat. sisihkan. Untuk - T u 5mporsi bu
kberaskasarasalterbelah. Masukkanberaskedalampanci, tuangikaldu.Masak di atasapisedanghinggamendidihdanmengentalsambildiadukaduk. Bila air kurangtambahkan air panassecukupnya.
22
BAKTI247/JANUARI 247/JANUARI2012 2012 BAKTI
-Masukkandagingayam, aduk rata. Masakterushinggadagingayammatangdanbuburmengental.Angkat.
“
KANWIL YOGYAKARTA JUARA HARAPAN I PEMILIHAN PAIF TINGKAT NASIONAL
P
enyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) wakil dari Provinsi DIY, Mahlani, S.Ag, berhasil meraih prestasi dalam ajang Pemilihan Penyuluh Teladan Tingkat Nasional Tahun 2011. Mahlani merupakan PAIF Kota Yogyakarta yang ditugaskan di wilayah kecamatan Jetis, Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut, tema yang diangkat oleh wakil DIY ini adalah Optimalisasi Trilogi Fungsi Penyuluh Agama yang diaplikasikan pada kelompok binaannya di daerah Badran, Jetis, Yogyakarta. Pemilihan ini berlangsung di Golden Boutique Hotel, Jl. Angkasa I Jakarta Pusat, pada tanggal 28-30 November 2011. Acara ini dibuka oleh Wakil Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA. Dalam sambutannya, Nasaruddin menyatakan bahwa penyuluh agama tidaklah sama dengan da’i atau ustadz. Penyuluh Agama merupakan istilah dalam bahasa pemerintah, sehingga dalam dakwah dan kegiatannya, penyuluh agama haruslah berada segaris dengan visi misi pembangunan yang dimiliki oleh pemerintah. Keluar sebagai juara pertama dalam ajang nasional tersebut, penyuluh dari Jawa Timur, diikuti Penyuluh dari Jawa Barat pada posisi kedua dan Penyuluh dari Provinsi Aceh sebagai juara ketiga. Menyusul utusan dari Provinsi Kalimantan Barat berada di urutan ke 5 dan terakhir, urutan ke 6 ditempati oleh penyuluh dari Provinsi Jambi. (Andi)
KELURAHAN TEGALPANGGUNG, DBKS TELADAN I
Kec. Danurejan, Kota Yogyakarta sebagai DBKS teladan I dengan nilai 374. Selanjutnya secara berturut yang menjadi DBKS teladan II, teladan III, harapan I dan harapan II, yaitu Desa Sriharjo, Kec. Imogiri, Bantul (355), Desa Tambakromo, Kec. Ponjong, Gunungkidul (348), Desa Sidoagung, Kec. Godean, Sleman (332), Desa Kebonrejo, Kec. Temon, Kulonprogo (314). Setelah pengukuhan DBKS, acara dilanjutkan dengan pengajian bagi para tamu undangan dengan menghadirkan KH. Dr. A. Malik Madani, MA sebagai penceramah. (Andi)
RAPAT EVALUASI AKHIR TAHUN PENDIDIKAN PONTREN DAN MADIN
D
alam rangka menyelaraskan program kerja/ menyamakan visi dan persepsi tentang berbagai hal aktual yang berkaitan dengan pembangunan bidang agama, Bidang Pekapontren Kanwil Kemenag Provinsi DIY mengadakan rapat evaluasi akhir tahun pendidikan pontren dan madin di Gubug Resto, Rabu (7/12). Kegiatan ini membahas tentang evaluasi program kerja tahun 2011, membahas pelaksanaan program kerja tahun 2012 dan menyusun program kerja sebagai usulan anggaran tahun 2013. Demikian laporan panitia yang disampaikan oleh Kasi Pendidikan Keagamaan Bidang Pekapontren, Drs. H. Nur Rahmawan S. Kakanwil Kemenag Provinsi DIY, Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I, dalam pengarahannya menjelaskan bahwa Pekapontren memiliki peran yang sangat strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. (Yes)
ORIENTASI TEKNIS BANTUAN HUKUM/ KEPENGACARAAN
M
ewujudkan keluarga sakinah tidak semudah yang kita bayangkan karena menyangkut akidah umat dan rentan dengan urusan duniawi yang terkadang jauh dari syariat Islam. Oleh sebab itu, predikat dan prestasi Desa Binaan Keluarga Sakinah (DBKS) mengandung konsekuensi yang tidak ringan, bukan sekedar menjadikan masyarakatnya hidup sejahtera, namun juga harus bisa menjadikan kehidupan agamis senantiasa melingkupi dan dijalani oleh masyarakatnya. Demikian sambutan Gubernur Provinsi DIY yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Provinsi DIY, Sri Paduka Paku Alam IX, pada acara Penutupan Pengajian Pejabat dan Aparat Pemprov. DIY Tahun 2011 dan Pengukuhan DBKS Tingkat Provinsi DIY Tahun 2011 di halaman Kanwil Kemenag Provinsi DIY, Rabu (7/12). Dalam sambutannya, Kakanwil Kemenag Provinsi DIY, Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I, menjelaskan bahwa sebagai tindak lanjut dari Instruksi Gubernur DIY No. 10/Inst/1993 tentang Pelaksanaan Program Desa Binaan Keluarga Sakinah (DBKS) di seluruh wilayah Provinsi DIY, telah dilaksanakan evaluasi DBKS tahun 2011 terhadap lima desa yang mewakili Kab./ Kota se-Provinsi DIY. Hasil evaluasi ini menjadikan Kelurahan Tegalpanggung,
B
iro Hukum Kemenag RI mengadakan Orientasi Teknis Bantuan Hukum/ Kepengacaraan di Hotel Sahid Yogyakarta pada 30 November – 2 Desember 2011 yang lalu dengan mengundang Kasubbag Hukmas dan KUB se-Indonesia sebagai peserta . Dalam sambutannya, Kakanwil Kemenag Provinsi DIY, Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I, berharap kegiatan ini dapat memberikan suatu pemahaman dan wawasan dalam rangka pelaksanaan tugas kita ke depan. Kepala Biro Hukum dan Kerja sama Luar Negeri Kemenag RI, H. Mubarok, SH, M.Sc, dalam pengarahannya menjelaskan bahwa para peserta merupakan pejabat yang mempunyai tugas khusus dari Kemenag, yaitu menjaga Kemenag dari sisi hukum. “Ini adalah jabatan penting, seorang pejabat hukum adalah wakil dari kantornya masing-masing untuk berhadapan dengan pihak luar maupun pihak dari dalam untuk menangani persoalan-persoalan yang terkait dengan hukum. Oleh karena itu, ia harus memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku,” paparnya. (Andi)
BAKTI 247/JANUARI 2012
23
KIPRAH FP2K JAGA KEDAMAIAN
Y
ogyakarta merupakan kota pelajar atau kota pendidikan yang menjadi kiblat pendidikan di nusantara ini. Banyak pelajar atau mahasiswa yang datang dari luar daerah sehingga menjadikan Yogyakarta sebagai miniatur Indonesia. Sebagai miniatur nusantara sudah mestinya masyarakat Yogyakarta memiliki kebinekaan atau keragaman yang sangat luar biasa akan tetapi hal ini tidak menyebabkan terjadi konflik atau kerusuhan. Sebagai efek kota pendidikan telah menjadikan masyarakat Jogja lebih terbuka dan rasional dalam setiap menyelesaikan persoalan. Adanya Kraton telah menjadi salah satu pilar budaya yang mampu melebur dan memanage seluruh perbedaan menjadi tidak berpotensi negatif. Demikian penjelasan Kepala Kankemenag Bantul, Drs. H. Abdul Madjid, MA dalam sambutannya mewakili Kakanwil Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I, dalam pembukaan acara FP2K di Pendopo Kec. Banguntapan Bantul, Sabtu (12/10). Dihadiri juga Sekda Bantul yang mewakili Bupati Bantul, anggota DPRD Bantul untuk wilayah Banguntapan, Peneliti dari Balitbang Kemenag RI, Ketua FKUB Bantul, Camat beserta jajaran muspika, Kepala KUA Banguntapan, Kepala Desa se kecamatan Banguntapan dan para tokoh-tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Kegiatan aksi damai ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang perdamaian dengan pendekatan, etnoreligius, yang diselenggarakan oleh Balitbang Kemenag RI di Hotel Matahari beberapa waktu lalu. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan antar umat beragama di kota Jogjakarta. [pras]
EVALUASI PELAKSANAAN IBADAH HAJI TAHUN 1432 H
B
ertempat di Aula lantai III kanwil, Bidang Hazawa Kanwil Kemenag Provinsi DIY mengadakan Evaluasi Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 1432 H, Selasa (13/12). Dalam pengarahannya, Kakanwil Kemenag Provinsi DIY, Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I, mengucapkan terima kasih kepada para petugas haji yang telah menunaikan tugas dengan sebaikbaiknya. “Mudah-mudahan penyelenggaraan ibadah haji kita makin baik tiap tahunnya,” harap Kakanwil yang didampingi oleh Kabid Hazawa, H. Nurudin, SH, MA, dan Kasi Bimbingan Jamaah dan Petugas, H. Aidi Johansyah, S.Ag. Ketua Kloter 35, Drs. HM. Lutfi Hamid, M.Ag, dalam laporannya menjelaskan bahwa dalam penyelenggaraan haji tahun ini, ia dan kloternya mendapat tempat penginapan yang cukup jauh. Meski demikian, hal tersebut tidak mengganggunya dalam beribadah karena transportasi di Ma’abdah sangat lancar. Sirkulasi bis tidak lebih dari 15 menit. Untuk pemondokan, menurut Lutfi, sangat layak, baik persedian air, sirkulasi udara maupun tempat tidur yang disediakan. “Begitu pula dengan katering. Alhamdulillah menu yang disajikan di kloter 35 sangat bagus. Dengan pola prasmanan, jamaah masih memungkinkan untuk mengambil
24
BAKTI 247/JANUARI 2012
dua potong daging dibandingkan dengan pola boks yang hanya satu daging,” jelasnya. (Andi)
PEMBINAAN HUKUM
B
ertempat di Ruang Rapat V Kanwil Kemenag Provinsi DIY, Subbag Hukmas dan KUB mengadakan Pembinaan Tata Cara Penyusunan Perangkat Hukum dan Perundangan dengan materi tentang Pembuatan Perjanjian Kontrak menurut Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Kamis (8/12). Dalam sambutannya, Kasubbag Hukmas dan KUB, Drs. HM. Lutfi Hamid, M.Ag, berharap semoga acara ini dapat bermanfaat dalam mengerjakan tugas terkait pengadaan barang/ jasa pemerintah. Diharapkan nantinya tidak akan ada permasalahan yang timbul dalam pengadaan barang/ jasa tersebut. Peserta terdiri dari beberapa kepala madrasah negeri dan swasta serta pegawai Kanwil Kemenag Provinsi DIY dengan menghadirkan Sularto, SH, C.N, M.H., dosen Fakultas Hukum UGM, sebagai narasumber. (Andi)
EVALUASI UASBN PAI
B
ertempat di RM Jogja Fish Market, Nitikan, Yogyakarta, dihelat evaluasi UASBN PAI, Kamis (24/11). Dihadiri Kakanwil Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I, Kepala Dispora Baskoro Aji, dan para pejabat lain di lingkungan Provinsi DIY. Dua hal yang mengemuka dalam pertemuan tersebut yakni sasaran dari segi penyelenggaraan dan materi soal yang diujikan. “Dari dua hal itulah banyak masukan-masukan untuk tahun depan, sedang pelaksanaan UASBN 2011 sudah berjalan dengan baik meski terbatas dana maupun sumber daya manusianya,” papar Kasi Supervisi dan Evaluasi Pendidikan Bidang Mapenda Kanwil Kemenag DIY, Drs. Ahmad Subkhi, M.Pd. Beberapa kekurangan yang masih terjadi di tahun 2011, lanjut Subkhi, seperti amplop soal yang belum standar UN, tata tertib pelaksanaan, dan sosialiasi UASBN PAI yang terkesan mendadak. “Sehingga banyak sekolah yang terkejut,” ujarnya. Subkhi juga menuturkan bahwa ternyata untuk materi soal masih ada di tingkat SMK yang tidak dapat menjawab soal. “Ke depan diupayakan soal-soal lebih sederhana dan materi soal untuk SMA dan SMK akan dibedakan,” pungkas Akhmad Subkhi. [bap]
KABUPATEN BANTUL PEMULANGAN JAMAAH HAJI
B
ertempat di kompleks Pendopo Parasamya Pemda Bantul, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kankemenag Kab. Bantul, bersama Pemda, serta dinas/instansi terkait, telah menerima kepulangan jamaah haji Kab. Bantul tahun 1432 H/ 2011 M, dengan tertib, aman dan lancar. Pranata Humas Kankemenag Bantul Ponijo, S.Ag, M.Pd.I mengatakan Jamaah Haji Kab. Bantul Kloter 35 SOC tiba dan
diterima Bupati Bantul, Hj. Sri Surya Widati, di Pendopo Parasamya Kab. Bantul, Rabu, (23/11) pukul 05.45 WIB. Disusul Kloter 37 SOC pukul 15.45 WIB. Kamis, (24/11) Kloter 40 SOC pukul 16.45 WIB. Jumat, (25/11) Kloter kloter 43 SOC pukul 19.45 WIB. Minggu, (11/12) kloter 90 SOC pada pukul 01.45 WIB. 944 jamaah pulang dalam keadaan sehat wal afiat, 4 jamaah wafat atas nama Hj. Syamsiyati (70) Glagah, Tamanan Banguntapan Kloter 37 SOC KBIH Muslimat NU, HM. Hamzah Sastro Wijoyo (70) Bangunjiwo Kasihan Kloter 40 SOC KBIH Rindu Ka’bah, H. Darto Wiyoto Pawiro (90) Gandekan Trirenggo Bantul Kloter 90 SOC, Suparman Suro Diharjo Srabahan Srigading Sanden Kloter 37 KBIH Muslimat NU. Sedang 3 jamaah pulang lebih cepat/mendahului (tanazzul) atas nama Dr. HM. Nur Kholis Setiawan beserta isteri Hj. Eny Chumaisyah asal Condongcatur Sleman karena kepentingan dinas, dan Hj. Sulami Argomulyo Sedayu karena sakit. Dalam sambutannya Bupati Bantul berpesan kepada jamaah haji agar dapat menjaga kemabruran, dengan meningkatkan kualitas hablumminallah, dan hablumminannas, konsisten dalam ketaatan, berhaji bukan karena untuk prestise (mendapatkan gelar haji), namun sesungguhnya yang hakiki adalah mampu menjaga kesesuaian antara ucapan dan perbuatannya, sehingga hidupnya akan bermanfaat bagi manusia lain, serta hajinya diterima Allah SWT. (JOJO)
DIKLAT DI TEMPAT KERJA
K
ankemenag Kab. Bantul, Selasa-Jumat (22-25/11) kembali mendapat kepercayaan dari Balai Diklat Keagamaan Semarang, untuk menyelenggarakan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK). DDTK berlangsung di aula kantor setempat, diikuti oleh 60 peserta guru MI di lingkungan Kankemenag Bantul, dengan materi Administrasi Kepegawaian dan Lesson Study. Kepala Kankemenag Kab. Bantul dalam sambutannya menyatakan keprihatinannya atas prestasi siswa madrasah yang hasilnya ternyata masih minim. Baik dari sisi akademik, seperti olimpiade mata pelajaran, karya ilmiah maupun jenis kegiatan lain seperti olah raga maupun kesenian. Hal ini merupakan potret obyektif yang harus kita telaah lebih jauh dimana pangkal masalahnya dan bagaimana cara mengatasinya. Madrasah sebagai salah satu ujung tombak Kementerian Agama dalam membentuk generasi beriman dan berprestasi harus terus terpacu untuk meningkatkan kualitas dirinya. Dan salah satu cara untuk mencapai tujuan mewujudkan generasi yang beriman dan berprestasi salah satunya dengan meningkatkan kompetisi guru. (JOJO)
KEGIATAN DALAM RANGKA HAB-66
B
erbeda dari tahun sebelumnya, pada Hari Amal Bakti (HAB) ke-66 tahun 2012, Kankemenag mengadakan kegiatan yang lebih semarak dan meriah. Pranata Humas Ponijo, S.Ag, M.Pd.I selaku sekretaris panitia menjelaskan bahwa kegiatan yang telah diselenggarakan meliputi : turnamen olah raga bulu tangkis, tenis meja, serta
persahabatan bola volley dan tenis lapangan antar satker. Lomba-lomba meliputi : kreasi jilbab, pidacil, dongeng Islami, serta tartil Qur’an bagi pegawai. Jalan sehat yang diikuti oleh seluruh pegawai di lingkungan Kemenag Bantul, serta pegawai dinas/instansi wilayah Bantul timur. Aksi donor darah, bakti sosial dengan memberikan santunan kepada fakir miskin, anak yatim, GTT, PTT, pedagang kecil, tukang becak, serta beasiswa, total santunan sebesar Rp. 96,5 juta. Silaturrahmi ke mantan Kepala Kankemenag Bantul, berpartisipasi mengikuti lomba olah raga di Kanwil Kemenag, serta puncak acara Upacara Bendera di Lapangan Paseban dengan Irup Bupati Bantul. Kepala Kankemenag Bantul Drs. H. Abdul Madjid, MA berharap dengan HAB ke-66 Kemenag 2012, semoga dapat memotivasi, meningkatkan kedisiplinan pegawai, dengan semangat baru untuk selalu memberikan dedikasi yang terbaik, untuk nusa dan bangsa, jaya selalu Kementerian Agama. (JOJO)
KABUPATEN KULON PROGO PEMULANGAN JAMA’AH HAJI KLOTER 39 SOC
S
ebanyak 250 orang jama’ah Haji kloter 39 SOC beserta seluruh petugas tiba kembali ke Kulonprogo dengan selamat. Kedatangan jama’ah ini diterima langsung oleh Bupati Kulonprogo, dr. H. Hasto Wardoyo, SpOG(K) beserta pejabat teras Kab. Kulonprogo di Masjid Agung Wates, Kamis (24/11). Kedatangan mereka maju sekitar 1,5 jam dari rencana awal jam 14.45 menjadi jam 13.25 WIB. Kepala Kankemenag Kulonprogo bersama segenap panitia bersyukur dan terharu melihat semua jama’ah dapat pulang ke kampung halaman dengan selamat dan dalam keadaan sehat wal’afiat. Pihak Kankemenag Kulonprogo menjemput mereka sejak pagi. Panitia berangkat dari Kulonprogo jam 5.30 WIB. Jama’ah datang di Bandara Adi Sumarmo, Solo sekitar jam 9.45 WIB. Bupati Kulonprogo juga sangat bersyukur atas kepulangan jama’ah haji ini dan berharap agar semua menjadi haji yang mabrur dan dapat menjaga kemabrurannya. Sehingga akan dapat menjadi teladan bagi masyarakat di sekitarnya. (Gerry)
LELANG KENDARAAN
S
elasa, (29/11), Kankemenag Kab. Kulonprogo mengadakan lelang kendaraan bermotor yang merupakan Barang Milik Negara. Kendaraan bermotor yang dilelang tersebut meliputi 1 buah Toyota Hi-Ace, 1 buah Suzuki Carry, 8 buah Suzuki RC 100, 10 buah Suzuki A 100 X, dan 2 buah Honda GL 100. Lelang ini dilaksanakan dengan perantara Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta.
BAKTI 247/JANUARI 2012
25
Kasubbag TU Kankemenag Kab. Kulonprogo, H.M.Wahib Jamil, S.Ag.M.Pd. menjelaskan bahwa peserta lelang terlebih dahulu wajib menyetorkan uang jaminan sebesar Rp 500.000,per unit untuk roda dua, dan RP 3.000.000,- per unit untuk roda empat ke rekening penampungan lelang KPKNL Yogyakarta pada BNI Trikora dengan nomor rekening 30441053 paling lambat 1 hari sebelum pelaksanaan lelang. (Gerry)
mengajak anggota meningkatkan jumlah simpanan/tabungan pada koperasi. Wahib Jamil juga menyampaikan bahwa KPN akan melakukan Penghematan pengeluaran/pengeluaran beban dengan mengurangi besaran anggaran yang kurang efektif. Selain itu Wahib Jamil juga berharap agar semua pegawai berpartisipasi dalam kegiatan HAB yang meliputi Porseni, Olimpiade, Lomba Keagamaan, Donor Darah, Sunatan Massal, jalan sehat, Upacara dan lain-lain. (Gerry)
SAFARI JUM’AT BUPATI
S
alah satu agenda rutin Pemkab Kulonprogo bidang Agama adalah melaksanakan Safari Jum’at ke seluruh wilayah kecamatan yang ada di Kulonprogo. Jum’at (18/11), Bupati beserta Forkompimda dan Kepala SKPD melaksanakan Safari Jum’at di Masjid Ibrahim Komplek Balai Desa Tanjungharjo Kec. Nanggulan. Hadir juga dalam safari Jum’at ini Kepala Kankemenag Kulonprogo, Drs. H. Ridwan Priyanto. Kedatangan Tim Safari ini diterima Kepala Desa Tanjungharjo, Tukimin, HS beserta Camat Nanggulan, Drs. L. Bowo Pristiyanto dan unsur Muspika Kecamatan Nanggulan. Bertindak sebagai Imam dan Khotib, Ustadz Jazari, S.Ag dari KUA Nanggulan yang menyampaikan tentang 4 Pilar penyebab Tegaknya suatu Negeri/Daerah : Ilmunya Ulama’, Adilnya Umara’ (Pemimpin/Pemerintah), Dermawannya Aghniya’ (Orang Kaya) dan Do’anya Orang Miskin. Dalam kesempatan ini juga disampaikan bantuan beras dari BAZ Kab. Kulonprogo kepada keluarga miskin di Tanjungharjo. Berkaitan dengan materi Khutbah dari Ustadz Jazari tersebut, Bupati Kulonprogo, Drs. H. Hasto Wardoyo, SpOG(K)dalam ramah tamah seusai Sholat Jum’at mengajak agar seluruh rakyat Kulonprogo menghemat pengeluaran. Data dari BPS Kulonprogo bahwa belanja pulsa rakyat Kulonprogo dari keluarga Miskin sebesar 2,7 miliar rupiah pertahun. “Ini sangat luar biasa. Padahal kemanfaatannya sangat minim. Belum lagi dengan konsumsi rokok,” katanya. (Gerry)
RAPAT ANGGOTA KPN “SOEKA”
S
abtu (26/11) bertempat di Gedung Kesenian Wates, KPN “SOEKA” menggelar acara Rapat Anggota Penyampaian Rancangan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja (RK-RAPB). Dalam acara yang dihadiri hampir seluruh anggota koperasi ini, Ketua KPN “SOEKA” yang juga Kasubbag TU Kankemenag Kulonprogo, H.M. Wahib Jamil, S.Ag.M.Pd., menyampaikan bahwa untuk tahun 2012 KPN akan mengupayakan kemajuan bersama KPN. Pengembangan yang direncanakan pada tahun 2012 antara lain : Bidang Organisasi dengan meningkatkan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan bagi anggota, pengurus, pengawas dan karyawan. Bidang administrasi dengan penyempurnaan data-data baik pada buku maupun data dinding, serta pencetakan kalender 2012. Bidang Usaha dengan peningkatan pelayanan kepada anggota, pengadaan ATK bagi masing-masing satker dan seragam batik melalui KPN. Bidang Permodalan dengan
26
BAKTI 247/JANUARI 2012
KABUPATEN SLEMAN PERINGATAN HAB KE-66 KEMENAG
P
eringatan Hari Amal Bakti Kemenag di Kankemenag Sleman pada tahun ini terasa berbeda. Adanya gedung baru Kankemenag Sleman dan boyongan kantor memberikan warna baru. Rangkaian kegiatan HAB Ke-66 Kemenag RI di Sleman meliputi Bakti Sosial, Jalan Sehat, Donor Darah, Upacara Bendera, Silaturrahmi ke mantan Kepala Kankemenag Sleman dan sebagai puncak acara dilaksanakan Tasyakuran dan Peresmian Gedung baru Kankemenag Sleman, subtema yang diangkat adalah “66 Tahun, Kementerian Agama Membangun Karakter Bangsa”. Kegiatan Bakti Sosial dilaksanakan Kamis, (22/12) yang berpusat di Dusun Gadingan, Cangkringan, bekerjasama dengan masyarakat melakukan rehabilitasi Masjid Nur Rohmat. Selain itu untuk memupuk rasa kebersamaan dan sosial diadakan Jalan Sehat pada Sabtu, (24/12) dengan menganbil start-finish di Gedung Baru Kankemenag Kab. Sleman, dilanjutkan dengan donor darah dan pengobatan gratis bagi masyarakat yang diadakan oleh Dharma Wanita Persatuan Kankemenag Kab. Sleman. Upacara Bendera peringatan HAB Ke-66 Kemenag dilaksanakan di Lapangan Pemda Sleman dengan Inspektur Upacara Bupati Sleman, Drs. H. Sri Purnomo, MSi, upacara diikuti oleh seluruh pegawai dan guru di lingkungan Kankemenag Sleman. Sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat Allah SWT, pada Kamis (5/1) dilaksanakan tasyakuran dan peresmian gedung baru Kankemenag Kab. Sleman, rangkaian kegiatan diakhiri dengan Silaturahmi ke mantan Kepala Kankemenag Kab. Sleman kegiatan ini sebagai wujud bakti, terimakasih dan menjaga tali persaudaraan keluarga besar Kementerian Agama Kabupaten Sleman. (Ied)
DDTK ADMINISTRASI KEUANGAN
B
ertempat di Aula KIPAS Pangukan Sleman, sebanyak 30 orang mengikuti kegiatan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) Administrasi Keuangan, kegiatan yang berlangsung selama empat hari Selasa-Jumat (6-9/12) ini merupakan program dari Balai Diklat Keagamaan Semarang. Menurut Kepala Kankemenag Sleman, Drs. H. Edhi Gunawan, M.Pd.I, dalam
sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih atas kepercayaan Balai Diklat Keagaamaan Semarang mengadakan DDTK di Kemenag Sleman. Edhi berharap adanya diklat ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi bendahara dan harapan kedepan dapat mendorong Kemenag mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualiaan (WTP). Menurut Khomsani, SH MPd dalam kata sambutan mewakili Kepala Balai Diklat Keagamaan Semarang menyampaikan bahwa program DDTK merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM di lingkungan Kemenag, dan pada tahun-tahun yang akan datang mengadakan program diklat jarak jauh, dan memperbanyak progaram DDTK karena dipandang lebih efektif. Hadir sebagai pemateri Hj. Meiyana E. Wardani, SE MPA, dan Ngaisah, SE, MBA dari Keuangan Kanwil Prov. DIY. Materi yang disampaikan antara lain Kebijakan Diklat PNS di Lingkungan Kemenag, Pembinaan SDM, Kinerja Pengelolaan Anggran, Mekanisme dan Tata Cara Pencairan Anggaran, Badan Akun Standar (BAS), Laporan Keuangan, Pembukuan dan LPJ Bendahara. Kegiatan praktek berupa pembukuan keuangan dan penggunaan Aplikasi SAKPA. (Ied)
PEMBINAAN KEPENGHULUAN
P
enghulu merupakan salah satu Jabatan Fungsional yang ada di Kementerian Agama, memiliki peran yang strategis mengingat bersentuhan langsung dengan masyarakat. Oleh sebab itu perlu diperhatikan mengenai peningkatan pelayanan bagi masyarakat. Hadirnya Sistem Informasi Nikah (SIMKAH) merupakan sebuah langkah maju dalam pelayanan pernikahan, disisi lain perlu adanya dukungan payung hukum, infrastruktur sarana dan prasarana. Itulah penggalan harapan yang disampaikan dalam Pembinaan Kepenghuluan, kegiatan yang dilaksanakan di RM. Joglo Sido Mampir Ngaglik pada (28/10) dihadiri 40 peserta dari penghulu se-Kab. Sleman dan pegawai di lingkungan bawah atap Kankemenag Kab. Sleman, Hadir dalam acara ini Kasi Kepenghuluan Kanwil Kemenag Prov. DIY dan Kepala Kankemenag Kab. Sleman, sebagai pemateri Kasi Kepenghuluan Kanwil Kemenag Prov. DIY, menyampaikan materi mengenai Jabatan Fungsional Penghulu, dan Penyusunan Angka Kredit. (Ied)
KABUPATEN GUNUNG KIDUL MTQ TK KABUPATEN 2011
R
abu,(14/12) Kankemenag dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Gunungkidul menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tk Kabupaten yang bertempat di MTsN Sumbergiri Ponjong. MTQ yang diikuti oleh 213 peserta dari 18 kafilah kecamatan untuk menjaring dan menyiapkan Kafilah MTQ Kab. Gunungkidul pada MTQ Tk. Provinsi DIY yang akan diselenggarakan pada bulan April
tahun 2012 di Kab. Kulonprogo dan MTQ Tk Nasional tahun 2012 pada bulan Juni di Maluku Ambon. Dalam sambutan dan pengarahannya, Kabid Penamas Kanwil Kemenag Provinsi DIY, Drs. H. Bardan,M.Pd.I berharap agar ajang MTQ ini bisa menyeleksi potensi masyarakat Gunungkidul di bidang tilawah, tahfizh, khathil maupun yang lainnya dan bisa membawa nama baik daerah pada event yang lebih tinggi. Sedangkan Sekretaris Daerah Gunungkidul Drs. HM. Joko Sasono (mewakili Bupati) dalam sambutan sebelum membuka secara resmi dengan pemukulan bedug mengatakan agar MTQ bisa memberikan pengaruh yang signifikan akan pengamalan nilai-nilai Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek kehidupan. Keluar sebagai juara umum kafilah MTQ Kecamatan Wonosari yang juga merupakan juara umum STQ (Seleksi Tilawatil Qur’an) tahun 2010 di Kecamatan Patuk. (amin)
Evaluasi BOS
S
ebanyak 107 Kepala MI dan MTs se-Kab.Gunungkidul mengikuti rapat evaluasi akhir tahun Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2011 yang bertempat di Bangsal Sewokoprojo Wonosari, Selasa (22/11) yang dihadiri oleh pejabat dari Kanwil Kemenag. Provinsi DIY, DPRD dan Pemkab Gunungkidul. Sebagaimana disampaikan oleh Kasi Mapenda Kankemenag. Gunungkidul, H. Arief Gunadi, S.Ag.,M.Pd.I, bahwa besar penerimaan dana BOS setiap siswa MI sebesar Rp.397.000/tahun dan siswa MTs Rp. 570.000/tahun. Sedangkan realisasi pencairan dana BOS sampai bulan Oktober untuk MIN sebesar Rp. 439.537.646 dan MTsN sebesar Rp. 1.314.988.877. Kekurangannya akan diberikan pada bulan berikutnya. Sedangkan total pencairan dana BOS MI Swasta selama 1 tahun 1.605.666.500 dan MTs Swasta sebesar Rp. 1.068.180.000. Selain evaluasi pelaksanaan BOS, kegiatan tersebut digunakan juga untuk sarasehan dan dialog pendidikan dengan nara sumber Ketua DPRD Gunungkidul (arah kebijakan pendidikan di Kab. Gunungkidul), Kepala BAPPEDA (Peningkatan mutu pendidikan di Gunungkidul), serta profil dan program pengembangan madrasah oleh Kasi MAPENDA Kankemenag Gunungkidul. (amin)
FKUB TERBENTUK
S
etelah melalui pertemuan dan komunikasi intensif yang difasilitasi oleh pemerintah, akhirnya umat beragama Kab. Gunungkidul berhasil membentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor. 185/KPTS/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Dewan Penasehat Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Gunungkidul Masa Jabatan 2011-2016. Tugas FKUB adalah melakukan dialog dengan pemuka
BAKTI 247/JANUARI 2012
27
agama dan tokoh masyarakat; menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat; menyalurkan aspirasi keagamaan dari masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan Bupati; melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan dibidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat; dan memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian tempat ibadah. Adapun susunan dan personalia FKUB Ketua H. Iskanto AR.,S.Ag; Wakil Ketua I H. Untung Santoso,SE.,MA; Wakil Ketua II Christiyana Riyadi, SIP.,S.Th; Wakil Ketua III A.J. Sumarno, BA; Sekretaris Drs. Muh. Yusuf,MA; Wakil Sekretaris I Sulastyanta Bayu Pratama, A.Md; Wakil Sekretaris II Lanjar dan dilengkap 10 anggota lainnya yang telah dilantik oleh Bupati Gunungkidul ( Jum’at, 02/12/2011). (amin)
di Aula Kankemenag, Sabtu (10/12). Acara dibuka oleh Ketua FKUB Prof. Dr. Muhammad Chirzin, MAg dengan mengajak seluruh komponen umat beragama untuk saling memahami dan menghormati keyakinan masing-masing agama sehingga biasa terwujud hidup rukun dan damai. Adapun materi dalam pembinaan tersebut meliputi Kebijakan Kemenag dalam Pembinaan Kerukunan Umat Beragama di sampaikan oleh Drs. H. Fathony, Kepala Kankemenag Kota Yogyakarta; Kamtibmas Swakarsa oleh Kompol Dra. Hj Saryanti dan Kearifan Lokal sebagai perekat kerukunan umat oleh Drs. Andreas Joko Wicoyo, M.Si. Sedangkan Prof. Muhammad Chirzin menyampaikan materi Peta Kerukunan Umat Beragama Kota Yogyakarta. Kegiatan yang dipandu oleh Drs. H. Suparto, MA, Sekretaris FKUB Kota Yogyakarta ini dibiayai dari anggaran APBD Kota Yogyakarta tahun 2011. (rh)
KOTA YOGYAKARTA
ORIENTASI LAPANGAN CALON PENYULUH AGAMA ISLAM
D
PENGUKUHAN PENGURUS BP4 KOTA YOGYAKARTA
P
engukuhan Pengurus BP4 Kota Yogyakarta dan Kecamatan se-Kota Yogyakarta periode 2011-2016 diselenggarakan di Hotel Mutiara Malioboro, Selasa (13/12). Pengukuhan dilakukan oleh Plt. Sekda Kota Yogyakarta Sarjono, SH atas nama Walikota. Dalam sambutannya Walikota berharap BP4 mampu melaksanakan perannya secara signifikan dalam membentuk keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Pengurus BP4 Kota Yogyakarta periode 5 tahun ke depan merupakan hasil Musda di Balaikota beberapa waktu yang lalu. Terpilih sebagai Ketua Umum, Drs. H. Anwar Sanusi, MA. Dalam sambutannya mengatakan, bahwa tantangan yang dihadapi BP4 semakin hari semakin berat. Ia mencontohkan kasus perceraian yang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sebenarnya pengurus BP4 telah bekerja sekuat tenaga, namun dalam kenyataannya angka perceraian terus menunjukkan grafik naik. (rh)
FKUB KOTA SELENGGARAKAN PEMBINAAN KERUKUNAN
S
ebanyak 50 oarang penyuluh dan tokoh dari lima agama mengikuti pembinaan kerukunan yang diselenggarakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Yogyakarta
28
BAKTI 247/JANUARI 2012
alam rangka menambah materi kediklatan maka peserta Diklat Calon Penyuluh Agama Islam Angkatan VIII dan IX Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Semarang mengadakan Orientasi Lapangan (OL) di Kankemenag Kota Yogyakarta, Senin (5/12). Kunjungan peserta Diklat sebanyak 65 orang dipimpin oleh Drs. H. Tarmudji, MA dan Drs. H. Zaenuri, M. Ag selaku Pembimbing dan diterima oleh Ka. Kankemenag Kota Yogyakarta, Drs. H. Fathony, MA didampingi lima orang PAIF Kota Yogyakarta. Sebelum melihat dari dekat lokasi binaan di Kecamatan Jetis, Yogyakarta terlebih dahulu dipaparkan materi berkaitan dengan Tugas Pokok, Penyusunan Rencana Program, Identitas Kegiatan serta Perhitungan Angka Kredit oleh Penyuluh teladan “Mahlani, S.Ag”, Juara Harapan Penyuluh Tingkat Nasional dari Kota Yogyakarta. (rh)
PELATIHAN OPERATOR EMIS
D
IY ditunjuk menjadi pilot project pengembangan Educa tion Management Information System (EMIS) di Indonesia. Untuk menunjang hal itu, maka dilaksanakan pelatihan bagi operator EMIS baik dari jenjang MI, MTs, MA dan operator yang ada di Kankemenag Kabupaten/Kota dan Kanwil DIY, di Solo Paragon Hotel, Jumat-Senin (2-5/12) lalu. “Pelatihan kali ini bertujuan untuk menanggalkan paradigma EMIS yang terkesan usang menjadi data real time dan terus ter-up date tiap saat,” ujar Kasi Supervisi dan Evaluasi Pendidikan Bidang Mapenda Kanwil Kemenag DIY, Drs. Ahmad Subkhi, M.Pd. Ahmad Subkhi melanjutkan bahwa Menag Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si meminta agar data yang dimiliki madrasah tidak kalah dengan sekolah umum yang berada di bawah Kementerian Pendidikan Kebudayaan. “Harapannya ke depan, data EMIS dapat mencakup data nomer siswa madrasah, data guru dan siswa, kelembagaan, serta data-data penting lainnya yang dimiliki madrasah,” kata Subkhi. [bap]
Dari halaman ...... 12
Konsepsi Saudara Sepersusuan diungkapkan oleh Qardhawy yang dipakai dalam artikel ini, karena lebih masuk akal dan jelas batasannya. Kategori Saudara Sepersusuan Ahli hukum Islam berdasarkan pemahaman mereka terhadap teks, baik al-Qur’an dan as-Sunnah, berpendapat bahwa yang bisa masuk pada kategori rodho’ harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (az-Zuhaily 1989: 705-706) : 1. ASI yang diminum berasal dari ASI adalah manusia, baik dari perempuan yang sudah menikah ataupun masih gadis. Seorang anak tidak bisa menjadi saudara dengan anak lain yang meminum susu dari sapi yang sama ataupun hewan lainnya. Adapun perempuan yang masih gadis tetapi sudah mampu mengeluarkan air susu disyaratkan sudah baligh atau sekurang-kurangnya berusia 9 tahun (usia minimal mens), di bawah ketentuan tersebut tidak dianggap rodho’. 2. Bayi yang disusui belum berumur 2 tahun. Hal ini berdasarkan pemahaman Al-Baqarah: 233, “Para ibu hendaklah menyusukan anaknya selama 2 tahun penuh bagi siapa yang hendak menyempurnakan penyusuannya.” Artinya anak-anak yang sudah berusia diatas 2 tahun serta orang dewasa tidak dianggap rodho’ meskipun menyusu. 3. Air susu yang diminum sampai ke perut dan mengenyangkan. Berdasarkan hadis Nabi SAW: “Penyusuan itu tidak berlaku kecuali apa yang bisa menguatkan tulang menumbuhkan daging.” (HR. Abu Daud). Hadis ini sekaligus menegaskan bahwa tidak boleh ada keraguan dalam penyusuan. Jadi apabila ada seorang perempuan ragu apakah air susunya masuk ke kerongkongan si bayi ataukah tidak, maka yang demikian itu tidak dianggap rodho’ dan mengharamkan pernikahan. 4. Air susu yang diminum langsung dari puting ibu susuan. Mengecualikan air susu yang diminumkan dengan gelas, dot, injeksi atau cara apapun yang tidak lewat jalan keibuan. 5. Penyusuan minimal terjadi lima kali dalam masa yang berbeda. Setiap penyusuan bentuknya adalah: bayi menyusu sampai kenyang (puas) lalu berhenti dan tidak mau lagi untuk disusukan meskipun diselingi dengan tarikan nafas bayi atau dia mencopot puting susu sesaat lalu dihisap kembali. Jadi dalam fiqh hanya orang yang memenuhi lima kategori inilah yang termasuk rodho’. Jika lima hal ini tidak terpenuhi, maka tidak menjadikan larangan pernikahan. Kasus yang mungkin akan banyak terjadi adalah pada bayi prematur yang disusui dengan ASI bukan ibunya (misalnya apabila ada bank ASI). Apabila penyususan tidak lewat tetek ibu yang bersangkutan secara langsung, maka dengan melihat lima kategori diatas, bayi tersebut tidak dianggap sebagai saudara rodho’. Mahram Rodho’ Saudara sepersusuan sama hukumnya dengan saudara kandung dalam hal larangan untuk kawin (menjadi mahram). Jadi selain larangan sebab keturunan (nasab) dan pernikahan,
ia juga terlarang untuk menikahi kelompok orang sebagaimana berikut (KHI pasal 39) : 1. orang tua sepersusuan dan seterusnya menurut garis lurus ke atas. 2. saudara sepersusuan dan yang berhubungan darah dalam garis lurus. 3. saudara dari saudara sepersusuan. 4. paman atau bibi dari saudara sepersusuan 5. anak sepersusuan dan keturunannya. Adapun az-Zuhaily (1989: 137-138) memperjelas ketentuan tersebut dengan memasukkan beberapa kategori perkawinan pasangan yang salah satunya rodho’, sebagai upaya menghindari kesalahpahaman: 6. Ibu/ayah rodho’ dari istri/suami menurut garis lurus ke atas 7. Istri atau suami anak rodho’ Suami/istri dari anak rodho’ otomatis menjadi menantu dari ibu/ayah rodho’. Keduanya menjadi mahram sebab perkawinan, sehingga meskipun nantinya bercerai, keduanya tetap menjadi mahram dengan mertua rodho’ 8. Istri dari ayah rodho’ menurut garis lurus ke atas. Juga termasuk di sini adalah istri lain dari ayah/kakek walaupun sudah cerai dan belum pernah digauli. Mereka semua dianggap sedarah dengan anak rodho’ tersebut Tidak semua yang berhubungan dengan rodho’ terlarang untuk dinikahi. Keluarga dari anak yang disusui boleh dinikahi oleh keluarga rodho’nya. Misalnya saudara dari si A, seorang anak rodho’ dari ibu C, boleh menikahi anak perempuan ibu C tersebut, atau bahkan mengawini ibu C (az-Zuhaily 1989: 139). Apabila telah terlanjur terjadi perkawinan antara dua orang yang masih saudara sepersusuan maka sesuai dengan ketentuan KHI, perkawinan tersebut dianggap batal yang berarti memutuskan hubungan sebagai suami-istri, tetapi tidak memutuskan hubungan sebagai saudara. Pembatalan perkawinan tersebut tidak berlaku surut terhadap anak-anak hasil perkawinan tersebut dalam artian tidak akan memutuskan hubungan hukum antara anak dengan orang tuanya. *** Rodho’ dalam hukum Islam hanya membatasi seseorang untuk menjadi mahram dan tidak menikah dengan orang-orang yang terlarang baginya. Ia tidak mempunyai hak terhadap akses lain seperti waris. Jadi ia tidak mewarisi dan tidak diwaris oleh keluarga rodho’nya. Biasanya di Jawa rodho’ terjadi dalam keluarga dekat saja. Misalnya menyusui keponakan sendiri, sehingga menjadi saudara dengan anak kandungnya dan tidak membatalkan wudhu bila bersentuhan. Dalam keluarga pesantren, perekrutan seseorang untuk menjadi keluarga, baik lewat perkawinan ataupun sepersusuan jamak terjadi. Salah satu kyai pondok pesantren di Jawa Tengah pernah menikahkan santri putrinya dengan salah seorang putranya yang baru baligh dan beberapa hari kemudian diceraikan tanpa dikumpuli hanya agar bisa menjadi mahram sang Kyai (sebab musaharah). Sementara di keluarga penulis sendiri, kakak kami menjadi saudara rodho’ dari saudara ibu yang tertua, dan anak salah satu saudara lelaki ibu menjadi saudara rodho’ kami karena menyusu pada ibu. Wallahu a’lam. Penulis, adalah hakim di Pengadilan Agama Muara Enim BAKTI 247/JANUARI 2012
29
Dari halaman ...... 21
Festival Santri Madrasah Diniyah (FESMA) 2011 Drs. H. Nur Rahmawan mengemukakan bahwa peserta Fesma 2011 ini diikuti oleh 105 santriwan/santriwati dari 5 Kabupaten/ Kota. Adapun untuk cabang yang dilombakan terdiri dari 9 cabang yakni: Tilawatil Qur’an, Puitisasi Saritilawah, Tartil Qur’an, Hifdzil Qur’an, Adzan, Pildacil, Cerdas Cermat Agama Islam, Menulis Surat-Surat Pendek, dan Melukis Islami. Dalam Festival Santri Madrasah Diniyah (FESMA) Pondok Pesantren Tahun 2011 ini, kafilah kabupaten Gunungkidul KEPUTUSAN DEWAN JURI DAFTAR REKAPITULASI HASIL KEJUARAAN PENINGKATAN PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN PADA PONDOK PESANTREN(APBN-P) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TANGGAL 26 NOVEMBER 2011 NAMA
NO
CABANG
JUARA
NILAI
UTUSAN
berhasil meraih juara umum dengan menjuarai 6 cabang lomba yakni Tartil Qur’an Putri, Hifdzil Qur’an Putra dan Putri, Cabang Adzan, Pildacil Putri dan Cabang Menulis Surat-Surat Pendek Putri. Peringkat kedua dipegang oleh Kafilah Kabupaten Kulonprogo dengan meraih kejuaraan di 5 cabang, yakni Tilawah Qur’an Putri, Puitisasi Saritilawah Putri, Pildacil Putra, dan Seni Lukis Islami Putra dan Putri. Daftar pemenang selengkapnya dapat dilihat dalam tabel terlampir. Penyerahan piala dan uang pembinaan secara simbolis diserahkan oleh Kepala Seksi Pendidikan Keagamaan, Drs. H. Nur Rahmawan. 22
Irma Hidayatul Choir
HIfdzil Qur'an Putri
I
96
23
Isqi Nafsaki Mikma
HIfdzil Qur'an Putri
II
93.5
24
Rosi Latifah Hakim
HIfdzil Qur'an Putri
III
85
Kabupaten Kulonprogo
25
M Amri Norma
Adzan
I
96
Kabupaten Gunungkidul
26
Ahmad Muzaki Rifa'i
Adzan
II
92
Kabupaten Bantul
27
Anjar Ma'ruf S
Adzan
III
89
Kabupaten Kulonprogo
28
Shodiq Azis
Pildacil Putra
I
276
Kabupaten Kulonprogo
29
Zidanna Azka Hikam M
Pildacil Putra
II
269
Kota Yogyakarta
30
Jordan Ali NF
Pildacil Putra
III
256
Kabupaten Gunungkidul
Kabupaten Gunungkidul Kabupaten Bantul
1
Ahmad Sufyan
Tilawah Qur'an Putra
I
78
Kabupaten Bantul
31
Ulikta Mutawafina
Pildacil Putri
I
285
Kabupaten Gunungkidul
2
Ridwan Amrullah
Tilawah Qur'an Putra
II
75
Kabupaten Gunungkidul
32
Alfiana Wahyu S
Pildacil Putri
II
282
Kabupaten Kulonprogo
3
Dipa Aji Kustapa
Tilawah Qur'an Putra
III
74
Kota Yogyakarta
33
Rizki Rahma Fie Nur
Pildacil Putri
III
264
Kabupaten Bantul
4
Fatwa Arvi Utami
Tilawah Qur'an Putri
I
79
Kabupaten Kulonprogo
34
Puspita Nur Jannah, dkk
CCA Putri
I
2000
Kabupaten Bantul
5
Alifia Nurul Falah
Tilawah Qur'an Putri
II
76
Kabupaten Gunungkidul
35
Alifia Fatimatuzzahro, dkk CCA Putri
II
1450
Kabupaten Gunungkidul
6
Listiana Masyufah
Tilawah Qur'an Putri
III
71
Kabupaten Bantul
36
Nur 'Ali yah Kha ri runni s aa , dkk
CCA Putri
III
1100
Kota Yogyakarta
7
M Krisna Azis
Puitisasisi Saritilawah Putra
I
95
Kabupaten Sleman
37
Nawal Aulia Murwa, dkk
CCA Putra
I
1600
Kabupaten Sleman
8
Yanu Setyo Wibowo
Puitisasisi Saritilawah Putra
II
94
Kabupaten Gunungkidul
38
Azuma M, dkk
CCA Putra
II
1525
Kabupaten Gunungkidul
9
Ahfash Tantowi
Puitisasisi Saritilawah Putra
III
93
Kabupaten Bantul
39
Ahmad Hanafi, dkk
CCA Putra
III
1075
Kabupaten Kulonprogo
10
Amalia Nurul Ikhsani
Puitisasi Saritilawah Putri
I
95
Kabupaten Kulonprogo
40
M Ainul Huri
Menulis Surat-Surat Pendek Putra
I
84
Kabupaten Sleman
11
Ni'matin Sirfah
Puitisasi Saritilawah Putri
II
94
Kabupaten Sleman
41
Agoes Nazarrudin
Menulis Surat-Surat Pendek Putra
II
82
Kabupaten Gunungkidul
12
Ita Miatus Saniyah
Puitisasi Saritilawah Putri
III
92
Kabupaten Bantul
42
Mukhlis Mubin
Menulis Surat-Surat Pendek Putra
III
77
Kota Yogyakarta
I
85
Kota Yogyakarta
43
Ni'mah Faizah
Menulis Surat-Surat Pendek Putri
I
84
Kabupaten Gunungkidul
Eko Nugroho M Arinalhaq Arianalhaq Eko Nugroho Tartil Qur'an Putra 13 M.
14
Fitrian Yusuf Ramadlan
Tartil Qur'an Putra
II
72
Kabupaten Sleman
44
Istiqomah
Menulis Surat-Surat Pendek Putri
II
78
Kabupaten Kulonprogo
15
Adjie Lilo Pambudi
Tartil Qur'an Putra
III
70
Kabupaten Gunungkidul
45
Azka Nur Faridatunnisa
Menulis Surat-Surat Pendek Putri
III
76
Kabupaten Bantul
16
Lina Marfu'ah
Tartil Qur'an Putri
I
90
Kabupaten Gunungkidul
46
Nanda Yayang Rasid P
Seni Lukis Islami Putra
I
96
Kabupaten Kulonprogo
17
Habibatul Mu'azizah
Tartil Qur'an Putri
II
88
Kabupaten Kulonprogo
47
Ilyas Sidiq Mahendra
Seni Lukis Islami Putra
II
93
Kabupaten Gunungkidul
18
Fatihatul Mu'minah
Tartil Qur'an Putri
III
77
Kota Yogyakarta
48
Naufal Zen Harits
Seni Lukis Islami Putra
III
83
Kota Yogyakarta
19
Fandi Rohman T.A
Hifdzil Qur'an Putra
I
96.5
Kabupaten Gunungkidul
49
Aprilia Niken Maharani
Seni Lukis Islami Putri
I
87
Kabupaten Kulonprogo
20
Yogi Eka Pratama
Hifdzil Qur'an Putra
II
93
Kabupaten Bantul
50
Ratna Raninda
Seni Lukis Islami Putri
II
85
Kabupaten Gunungkidul
21
Dimas Aziz Fatkhurrahman Hifdzil Qur'an Putra
III
82
Kota Yogyakarta
51
Nida Zen Ahmada
Seni Lukis Islami Putri
III
79
Kota Yogyakarta
STAI AL-MUHSIN, ‘GATOTKACA’ KAMPUS ISLAM
M
eski baru saja berdiri namun cita-cita kami menjadi ‘Gatotkaca’ kampus Islam: masih berusia muda tapi sanggup bersaing dengan kampus-kampus lainnya. Demikian pernyataan Drs. HM Adnan Asyhari, MM saat bersilaturahmi dengan Kakanwil Kemenag DIY Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I di ruang kerja Kakanwil, Selasa (13/12). “Dengan ini kami sampaikan bahwa Yayasan Aji Mahasiswa Al Muhsin telah mendirikan Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Muhsin dengan isin Dirjen Pendidikan Islam No: Dj.I/1177/2011,” ujar Adnan Asyhari. Untuk sementara, STAI baru membuka dua program studi yakni Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan Perbankan Syariah
30
BAKTI 247/JANUARI 2012
(PS). “Kami juga memohon bantuan Kakanwil untuk mengenalkan STAI Al-Muhsin ke madrasah aliyah yang ada di DIY,” pinta Adnan. Menanggapi hal tersebut, Kakanwil yang didampingi empat kepala seksi pada Bidang Mapenda akan menindak lanjuti dengan mengundang para kepala MA. “Kami sangat mendukung sekali dan mengucapkan selamat atas berdirinya STAI Al-Muhsin,” kata Kakanwil. Tak hanya itu, Kakanwil juga memiliki ide agar para penyuluh agama Islam yang belum sarjana dapat kuliah di kampus yang terletak di kompleks Pondok Pesantren Al-Muhsin, Krapyak Wetan, Bantul, DIY itu. [bap]
SELAMAT HARI AMAL BAKTI KEMENTERIAN AGAMA KE-66 : Memperteguh Komitmen untuk Membangun Kementerian Agama yang Bebas dari Korupsi
VISI Unggul, ILmiah, Alamiah, IBAdah dan Bertanggungjawab (ULIL ALBAB) Jl. C. Simanjuntak No.60 Telp.(0274) 513327 Fax. (0274) 513327 Yogyakarta REKAP SETORAN AWAL (WAITING LIST) CALON JAMAAH HAJI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2012 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kuota DIY
Nama Kota Yogyakarta Kabupaten Bantul Kabupaten Sleman Kabupaten Gunung Kidul Kabapaten Kulonprogo Petugas Jumlah
Waiting List 4.444 8.468 10.656 2.991 2.677
23 3.091
29.236
Jumlah Calon Jamaah Haji Sampai dengan Selasa, 20 Desember 2011 Pukul 10.30 WIB Jumlah setoran awal saat ini : A. Kuota DIY Tahun 2012 B. Kuota DIY Tahun 2013 C. Kuota DIY Tahun 2014 D. Kuota DIY Tahun 2015 E. Kuota DIY Tahun 2016
3.068 3.068 3.068 3.068 3.068
F. Kuota DIY Tahun 2017 G. Kuota DIY Tahun 2018 H. Kuota DIY Tahun 2019 I. Kuota DIY Tahun 2020 J. Kuota DIY Tahun 2021 Sisa Kuota Tahun 2021 :
3.068 3.068 3.068 3.068 1.624 1.444
ESTIMASI PORSI SEMENTARA 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
M/1433 M/1434 M/1435 M/1436 M/1437 M/1438 M/1439 M/1440 M/1441
H H H H H H H H H
Nomor Nomor Nomor Nomor Nomor Nomor Nomor Nomor Nomor
Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi
terakhir terakhir terakhir terakhir terakhir terakhir terakhir terakhir terakhir
sementara sementara sementara sementara sementara sementara sementara sementara sementara
s.d s.d s.d s.d s.d s.d s.d s.d s.d
1200025892 1200029052 1200032201 1200035340 1200038495 1200041605 1200044704 1200047797 1200050901
Dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama RI ke-66, Majalah BAKTI mengadakan Sayembara Menulis Artikel, Cerpen, dan Puisi. Ketentuan naskah sebagai berikut: 1. Artikel bertema HAB Kementerian Agama RI ke-66. Penulis bebas membuat sudut pandang, baik meninjau kinerja, harapan, kerukunan umat beragama, dan sebagainya. Artikel terbuka untuk guru madrasah, penyuluh, dan masyarakat umum. Ditulis dalam 4 (empat) lembar kwarto spasi ganda atau 5.000 karakter (700 – 800 kata). 2. Cerpen bebas, terbuka untuk siswa MA dan MTs se-DIY. Ditulis dalam 3 (tiga) lembar kwarto spasi 1,5. Puisi terbuka untuk siswa MI se-DIY. 3. Naskah dikirim ke Redaksi Majalah BAKTI: Subbag Hukmas dan KUB Kanwil Kementerian Agama Provinsi DIY, Jalan Sukonandi 8 Yogyakarta. Dan via email ke
[email protected] (karya di-lampirkan), paling lambat diterima panitia 15 Januari 2012. Ditulis ‘Sayembara Menulis’ di pojok kiri atas amplop. 4. Naskah bersifat asli (bukan terjemahan), karya sendiri, dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apapun. 5. Naskah yang dikirim menjadi hak milik panitia. 6. Pengumuman pemenang akan dimuat di BAKTI edisi Februari 2012. 7. Hadiah sayembara sebagai berikut: a. Kategori artikel (umum): Rp. 300 ribu (Juara 1), Rp. 250 ribu (Juara 2), Rp. 150 ribu (Juara 3); b. Kategori cerpen (MA): Rp 250 ribu (Juara 1), Rp. 150 ribu (Juara 2), Rp. 100 ribu (Juara 3); c. Kategori cerpen (MTs): Rp. 200 ribu (Juara 1), Rp. 125 ribu (Juara 2), Rp. 100 ribu (Juara 3); d. Kategori puisi (MI): Rp. 150 ribu (Juara 1), Rp. 125 ribu (Juara 2), Rp. 100 ribu (Juara 3). 8. Sertakan biodata diri lengkap termasuk nomer telepon yang dapat dihubungi. 9. Penilaian Dewan Juri bersifat rahasia, dengan keputusan final dan tidak dapat diganggu gugat dalam bentuk apapun.
BAKTI 247/JANUARI 2012
31
Suplemen Anak & Remaja Profil Remaja Fanny Nur Saadah dan Woro Yuliana,
Juara Science Tech Idol (STI) Nasional Belum lama ini (26 November 2011), Fanny Nur Saadah dan Woro Yuliana dari Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) MAN Yogyakarta I menjuarai lomba KIR di Taman Pintar Yogyakarta. Tim gabungan siswa IPA dan IPS ini mampu mengalahkan tim SMA dari berbagai daerah pada acara tahunan STI. Bagaimana kisahnya? Ikuti wawancara BAKTI dengan Fanny Nur Saadah, siswa kelas XII IPA 2 MAN Yogyakarta I ini.
M
engapa dia tertarik riset/KIR, putri Bapak Sulaeman dan Ibu Sunarsih ini menjawab, bahwa KIR di MAN 1 termasuk dalam bidang studi di pagi hari dengan 1 jam tiap minggunya. “Saya memperoleh pengetahuan dan ketrampilan KIR baru setelah saya menjadi siswa di MAN 1 YK. Namun, selama ini saya hanya menekuninya sebagai bagian dari bidang studi dan belum mengeksplornya. Karena belum pernah terjun ke dunia KIR khususnya untuk mengikuti berbagai lomba yang sebenarnya banyak sekali diadakan untuk pelajar SMA dan sederajat itulah saya mempunyai keinginan besar untuk terjun ke dunia KIR atau riset.” Selanjutnya remaja kelahiran Sleman, 10 Juli 1993 dan pernah juara Mapel Fisika dan Biologi dalam Olimpiade MAN 1, Paskibraka Kota serta Lomba Cerpen dan Kaligrafi hingga nasional ini menuturkan bila di MAN 1 mengambil program studi IPA dimana banyak sekali praktikum-praktikum yang membutuhkan ketrampilan riset dan penulisan karya ilmiah. “Itulah alasan utamanya meskipun tidak pernah terjun ke bidang KIR secara spesifik namun saya sudah terbiasa dengan riset dan penulisan karya ilmiah,” ujarnya mantap. Dari sanalah dia mengetahui bahwa dalam riset atau penelitian dibutuhkan karakter-karakter peneliti yaitu jujur, bertanggung jawab, dan objektif. Menurut dia, riset mempunyai ketertarikan sendiri karena dalam penelitian tersebut memunculkan tantangan kepada peneliti untuk dapat bereksperimen dan memperoleh jawaban dari masalah-masalah yang diteliti. “Dengan riset kita dapat mengembangkan kemampuan, rasa ingin tahu, dan pengalaman yang pastinya suatu saat nanti akan sangat berguna,” kata Fanny. Alumnus MTs N Yogyakarta I juga bersyukur mendapatkan pengetahuan KIR karena dengan KIR yang dia terima ini kelak sangat membantu di perguruan tinggi, InsyaAllah. Semoga dengan ketrampilan ini, kelak dapat membantu masyarakat untuk menyelesaikan setiap masalah dengan kajian, riset, dan penelitian ini. Lalu apa rahasia menang dalam Science Tech Idol (STI)? Fanny yang punya hobi melukis ini menjawab, “Tidak ada rahasia khusus untuk meraih juara di STI ini. Hampir semua orang mengetahui cara ini yaitu ikhtiar, berdoa, dan tawakkal. Yang utama dan pertama yaitu berdoa terlebih dahulu kepada Allah. Semua usaha tidak akan berarti tanpa ridha dan ijin-Nya. Baru setelah itu kita berusaha tanpa putus asa. “Sementara untuk STI#2 sendiri diselenggarakan dua tahap. Gelombang pertama 15 finalis maju untuk presentasi di depan juri dan dari MAN 1 diwakilkan oleh 2 tim, kami salah satunya,” ujar Fanny. Gelombang pertama ini 2 tim dari MAN
32
BAKTI 247/JANUARI 2012
1 gagal semua. “Kemudian pada bulan Oktober kami (2 tim) memperoleh kesempatan kembali untuk presentasi. Surat undangan dan pemberitahuan masuk ke sekolah 1 minggu sebelum presentasi diadakan. Dengan tekat kuat kami berani untuk maju presentasi walau dengan persiapan satu minggu,” paparnya. Judul proposal yang pertama “Pemanfaatan Teori Radiasi Benda Hitam sebagai Alat Penanak Nasi”, gagal. Menurut dewan juri prototype kami sukar untuk direalisasikan sebagai penanak nasi. Kemudian kami mengganti judul menjadi “Pemanfaatan Jus Tomat sebagai Charger Baterai Handphone”. Dalam waktu seminggu mereka berusaha membuat prototype sebagai realisasi dari proposal mereka dan alhamdulillah pada hari presentasi gelombang ke-2 berhasil membawa prototype ke hadapan dewan juri dan membuktikan bahwa jus tomat bisa dijadikan charger baterai handphone. Dengan berhasil membuat prototype dan membuktikan di hadapan juri saja, sudah bersyukur dan tentunya berharap lolos ke tahap grandfinal. Alhamdulillah 2 hari kemudian nama mereka terdaftar sebagai finalis grandfinal. Apa saran pelajar yang tinggal di Jalan Kaliurang km 13,5 Nganggrung Sukoharjo Ngaglik Sleman ini? “Saran saya, pemerintah jangan memandang sebelah para pejuang di bidang olah pikir dibandingkan para olahragawan. Semua adalah para pengharum nama bangsa yang harus kita hargai dan hormati. Pemerintah bersama-sama rakyat sudah menjadi kewajiban bahu-membahu membangun Indonesia untuk selalu maju dengan menghargai orang-orang berprestasi baik di bidang olah pikir dan olah raga.” (Suwandi)
Istimewa
Cerpen Remaja
Melati yang Hampir Pupus Oleh Putri Kurniasiwi
B
unga-bunga seakan menunduk malu menatap sang mentari yang membumbung tinggi di langit saat itu. Sinarnya menerobos dinding dapur rumah Melati yang terbuat dari anyaman bambu. Melati adalah seorang gadis kecil yang ber-asal dari keluarga kurang beruntung. Sejak berada di bangku kelas dua SD, ia ditinggal oleh kedua orang tuanya untuk mengadu nasib ke negara tetangga. Sejak itulah Melati dan kakaknya, Lili, tinggal bersama neneknya di rumah yang sangat sempit ini. Nenek Melati hanya bekerja sebagai buruh yang pekerjaannya tidak pasti dan hasilnya pun kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Ditambah lagi orang tua Melati yang tidak pernah mengirim uang karena mereka belum mendapatkan pekerjaan yang pasti. Sekarang usia Melati sudah menginjak 12 tahun, ia ingin seperti anak-anak lainnya yang bisa melanjutkan sekolah karena ia ingin menjadi orang sukses dan membahagiakan orang-orang yang ia sayangi. Dulu Melati pernah bersekolah sampai kelas empat SD, tetapi karena keterbatasan biaya akhirnya ia tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya. “Mel, mengapa dari tadi kamu melamun?” Tanya nenek. “Tidak ada apa-apa kok nek, tapi sebenarnya Melati ingin bersekolah lagi Nek.” Jawab Melati “Sekolah Melati? Untuk apa? Dan kita dapat uang dari mana untuk biaya sekolahmu itu?” Jawab nenek dengan terkejut. “Melati ingin menjadi orang yang sukses nek, sehingga bisa membahagiakan Nenek dan kedua orang tua Melati. Nanti Melati bisa sambil bekerja untuk menambah biaya sekolah.” “Ya sudah, nanti nenek usahain agar kamu dapat bersekolah kembali.” Jawab nenek sambil tersenyum. “Terima kasih banyak, Nek.” Jawab Melati gembira.
* * * Setelah memasuki tahun ajaran baru, akhirnya Melati dapat bersekolah karena orang tuanya mengirim uang untuknya. Sekarang ia duduk di bangku kelas lima, berarti ia sudah
ketinggalan satu tingkat kelas dengan teman-teman seangkatannya. Begitu pula dengan kakak Melati yang sekarang duduk di bangku SMP. Sekarang Melati melewati hari-harinya yang tanpa orang tua itu dengan bersekolah, dan membantu pekerjaan neneknya. Karena uang dari orang tua Melati hanya cukup untuk biaya sekolah, sehingga setelah pulang sekolah Melati dan kakaknya harus membantu neneknya untuk mencari nafkah. Dalam keadaan seperti itu, Melati kadang rindu dengan orang tuanya. Ia ingin berkumpul dengan orang tuanya dan merasakan kebahagiaan seperti anak-anak pada umumnya. * * * Tak terasa sudah lima tahun Melati ditinggal kedua orang tuanya mengadu nasib di negara tetangga. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya orang tuanya pulang dari Malaysia. Melati dan Lili sangat senang dengan kepulangan ibu dan bapaknya karena dapat berkumpul kembali dengan orang tuanya dan mereka berharap penderitaan mereka selama ini dapat teringankan. Tangisan bahagia pun pecah setelah orang tua Melati tiba di rumah. “Anakku, ibu sangat rindu dengan kalian!” Seru ibu Melati sambil memeluk kedua putrinya. “Kita juga rindu dengan ibu dan bapak!” Jawab Lili dan Melati. “Syukurlah sekarang kita dapat berkumpul lagi.” Kata bapak Melati. Penderitaan Melati ternyata tidak berakhir sampai di sini. Dua tahun setelah pulang ke rumah, ibu Melati melahirkan seorang bayi. Meskipun senang, ibu Melati juga merasa sedih karena beban untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya menjadi bertambah. Ditambah lagi, seminggu setelah ibunya melahirkan, ayah Melati jatuh saat bekerja di suatu proyek sehingga harus berhenti bekerja untuk sementara waktu. Oleh karena itu, ibu Melati berencana untuk kembali mengadu nasib di Malaysia.
BAKTI247/JANUARI 247/JANUARI2012 2012 BAKTI
33 33
“Melati, Lili, sini Nak, ibu mau bicara!” Panggil ibu Melati. “Ya bu, ada apa?” jawab Melati dan Lili serempak. “Begini Nak, sekarang ‘kan kalian punya adik lagi jadi kebutuhan kita semakin bertambah, bagaimana kalau ibu kembali ke luar negeri dan ayahmu tetap disini?” “Jangan bu ..... !” Jawab Lili “Tidak, ibu tidak boleh ke luar negeri lagi!” Jawab Melati sedih. “Tapi bagaimana caranya untuk memenuhi kebutuhan ini kalau ibu tidak mencari uang?” “Ibu juga bisa cari usaha di sini kan?” Sela Lili “Ya sudah kalau begitu, nanti ibu pikir-pikir lagi.” Jawab ibu Melati. * * * Ibu Melati akhirnya mengurungkan niatnya untuk kembali bekerja ke negara tetangga. Hal itu disebabkan karena dua bulan setelah ibu Melati melahirkan, nenek Melati meninggal dunia dan itu membuat kesedihan yang mendalam di keluarganya. Seminggu setelah kematian neneknya, tiba-tiba Melati merasa sakit perut yang sangat parah. Lalu ia berbicara ke ibunya. “Aduh bu, perutku sakit sekali!” Rintih Melati sambil memegang perutnya. “Kenapa?” Tanya ibu cemas. “Gak tahu bu, tiba-tiba perutku sakit.” Jawab Melati Lalu ibu menggosok perut Melati dengan menggunakan minyak. Namun sakit perut Melati tidak kunjung mereda. Keesokan harinya sakit perut Melati belum kunjung sembuh. Ibunya menyuruh Melati untuk tidak masuk sekolah dulu, karena beliau akan membawanya berobat. Seharusnya Melati dibawa ke dokter tetapi tidak demikian, ia malah dibawa ke dukun pijat. Sesampainya di rumah dukun pijat, perut Melati diurut. “Anak saya kena apa mbah?” Tanya ibu Melati. “Kelihatannya anak ibu kena sambet dan ada yang menganggu, memang kemarin bermain di mana?” Jawab mbah dukun. “Apa mungkin karena kemarin bermain di sawah?” “Mungkin itu!” Kata dukun sambil meyakinkan ibu Melati. Sesampainya di rumah, Melati disuruh ibunya untuk istirahat. Pada malam hari badan Melati menjadi panas dan ia mengigau karena panasnya terlalu tinggi. Ibu Melati tambah yakin kalau Melati terkena sambet di sawah. * * * Hari demi hari sudah terlewati tetapi perut Melati belum kunjung sembuh. Ia muntah-muntah dan tidak mau makan. Badannya menjadi kurus dan lemas tetapi perutnya terus membuncit. Ibunya panik, lalu ia minta tolong kepada beberapa orang pintar lagi. Tetapi itu tidak membawakan hasil, tetapi malah menghabiskan uang dan ternyata sakit perut Melati tidak kunjung sembuh. Banyak saudara dan tetangga yang menyarankan ibu Melati untuk membawa Melati periksa ke rumah sakit. Akhirnya Ibu Melati membawanya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Melati diperiksa. Setelah melewati beberapa pemeriksaan, ternyata Melati sakit usus buntu yang sudah akut sehingga terjadi infeksi di ususnya, hal itu yang menyebabkan perutnya tambah membuncit. Dokter memvonis Melati untuk segera melakukan operasi yang
34
BAKTI247/JANUARI 247/JANUARI2012 2012 BAKTI
membutuhkan biaya 50 juta ditambah dengan biaya perawatan selama di rumah sakit. Ibu Melati sedih dan kaget mendengar itu, ia menginginkan anaknya untuk sembuh tetapi ia tidak mempunyai biaya untuk semua itu. Ibu Melati berkeliling kemana-mana untuk mencari pinjaman uang dan akhirnya selang beberapa hari orang tua Melati sudah mendapatkan pinjaman uang yang cukup untuk operasi. Sekarang Melati sudah jadi dioperasi, tetapi luka bekas operasi tidak cepat pulih karena Melati kekurangan gizi dan protein. Sehingga keadaan itu membuat Melati akan lebih lama berada di rumah sakit dan biayanya pun bertambah. Setelah 20 hari di rumah sakit akhirnya Melati diperbolehkan pulang. Tetapi Melati masih memerlukan perawatan di rumah untuk merawat lukanya yang belum kering agar tidak terjadi infeksi. Kebetulan tetangga Melati ada yang menjadi perawat, dengan suka rela ia merawat Melati tanpa imbalan apapun. “Lukamu sudah tidak terlalu mengkhawatirkan Mel, sebenarnya kamu sudah boleh mulai bersekolah.” Kata perawat itu setelah seminggu Melati pulang dari rumah sakit. “Sebenarnya saya juga ingin bersekolah bu, tetapi badan saya masih lemas dan tidak bisa duduk lama-lama.” Jawab Melati pelan. “Ya, kalau begitu kamu boleh istirahat dulu di rumah tetapi kamu makan yang banyak agar cepat pulih seperti semula!” “Ya bu, terimakasih banyak.” Jawab Melati. * * * Seminggu sudah berlalu, akhirnya Melati merasa sudah kuat untuk bersekolah. “Bu, Melati takut ketinggalan pelajaran.” kata Melati. “Tidak usah takut nak yang penting kamu berangkat dulu,” nasihat Ibu Melati. “Ya bu, Melati akan berangkat.” Melati datang ke sekolah dengan diantar ibunya. Sesampainya di sekolah Melati disambut teman-teman dan gurunya dengan senang. “Selamat pagi Mel, alhamdulillah kamu sudah sembuh,” sapa guru Melati. “Pagi bu, alhamdulillah saya sudah sembuh bu, ini semua berkat doa ibu dan temen-teman juga.” jawab Melati. “Tapi saya banyak ketinggalan pelajaran ya bu?” Melati menambahi pembicaraanya. “Tidak apa-apa, kamu bisa menyusulnya dengan lebih giat lagi belajar di rumah,” jawab guru Melati sambil memberi dukungan. “Ya bu, akan saya usahakan.” Sebulan setelah Melati masuk sekolah, ada ujian akhir semester. Melati bisa mengerjakannya dengan lancar dan akhirnya Melati pun bisa naik kelas. Melati sangat gembira, ini semua berkat doa dan usahanya. Kebahagiaan Melati bertambah karena bapaknya sudah sembuh dari sakitnya dan mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan penghasilan yang lumayan. Ibu Melati pun tidak jadi kembali ke luar negeri karena sudah mempunyai pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di rumah tetangganya. Ekonomi keluarga Melati sekarang sudah agak membaik sehingga orang tuanya dapat melunasi semua hutang-hutangnya sedikit demi sedikit dan Melati dapat melanjutkan sekolah dengan lancar. Hal itu merupakan buah dari kegigihan Melati dan keluarganya dalam menghadapi semua cobaan dari yang Maha Kuasa.
Yeni Indriyana (MAN Tempel Sleman) Athifa Ratna Khasifa (Kelas 2 C SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta)
Oh lingkungan Kau membuat udara sejuk Membuat udara bersih Kau tidak membuat sakit Ku akan merawatmu dan menjagamu Ku mencintaimu Kau menjadi teman untukku
Kemeriahan yang tak pernah terganti Menjadi obat sejukkan hati Keistimewaan yang selalu abadi Hingga tak mampu mengucapkan kata-kata lagi Tahun baru.... Awalku menjalani hidup Ingin melepaskan kesedihan Menghembuskan napas lega Kesenangan hati dalam hari yang baru Membuat semua angan tercipta Ingin kuraih mimpi di tahun yang baru Dengan semangat mewujudkan cita-cita
Luluk Nurcahyati (Kelas XI IPA MAN 1 Wates) Afrizka Premana Sari (UIN Sunan Kalijaga) Ya Allah....... Ampunilah dosa-dosa kami Dosa kedua orang tua kami Dosa saudara-saudara kami Karena kedua orang tualah Kami bisa jadi begini Kami mengerti akan agama Islami Orang tuakulah Yang selalu mengajariku Untuk selalu menaati Segala perintahmu Ya Allah....... Bukalah pintu surga-Mu Selebar-lebarnya, untuk keluargaku Berilah petunjuk-Mu Untuk orang tua dan keluargaku Ya Allah....... Kabulkanlah segala doaku Kabulkanlah segala doa orang tuaku Karena hanya Engkaulah Yang dapat mengabulkan doaku
Kalau malam tak berbintang lagi Mungkin aku akan kembali Kalau pagi tak bersinar lagi Mungkin aku akan pergi Inilah aku Sang mentari Datang dengan rahmat-Nya Bisa memberimu kehidupan Memberimu makan Mungin kau kepanasan Mungin kau kekeringan Karena aku Tapi aku yakin kau pasti selalu menanti kehadiranku Wahai pepohonan, wahai rerumputan Bertasbihlah pada Tuhanmu Pujalah Ia Jangan padaku Karena aku sang mentari Yang juga tunduk pada-Nya
BAKTI 247/JANUARI 2012
35
Abu Bakar al-Ghani
A
bdullah bin Abi Quhafah At-Tamimi atau Abu Bakar, nama besar yang takkan terlupa oleh setiap muslim. Beliau adalah sosok yang selalu membenarkan perkataan Rasulullah, menjadi sahabat, mertua, hingga menjadi pengganti utamanya (baca: Khulafaur rasyidin nomer wahid). Selain itu, kualitasnya di mata Allah, adalah sosok yang memiliki keimanan yang sangat tinggi. Dalam sebuah hadits dikatakan, Jika saja umat Nabi Muhammad sedunia dikumpulkan menjadi satu untuk menandingi keimanan Abu Bakar, maka keimanan Abu Bakar masih lebih unggul. Sebagai Khalifah, beliau mampu menjadi pemimpin Islam yang sukses memberantas kemiskinan, menciptakan stabilitas sosial dan politik, serta menggalang solidaritas kemanusiaan yang tanpa batas. Dilihat dari segi ekonomi, beliau adalah sosok yang kaya raya. Sejak awal mula beliau adalah seorang saudagar yang berniaga kemana-mana, jauh sebelum menjadi penguasa. Oleh karena itu, selain beliau dijuluki as-shidiq karena selalu membenarkan sabda Rasulullah, tak salah juga jika dijuluki dengan al-ghani (orang yang kaya). Hanya saja yang perlu dicatat adalah, meski kita bisa mengatakan bahwa beliau adalah sosok yang bisa dijuluki sebagai al-ghani, bukan berarti kita membayangkan bahwa beliau adalah sosok pemimpin yang penuh dengan kemewahan sebagaimana pemimpin masa kini. Kekayaannya bukan untuk dipamerkan dan berfoya-foya diri dan keluarganya. Kekayaan yang ada semua diperuntukkan untuk perjuangan agama dan negara. Maka sangat jauh saat kita membandingkan kekayaan Abu Bakar dibandingkan dengan penguasa Indonesia saat ini yang identik dengan keberadaan mobil mengkilap, rumah megah dan perhiasan seabrek. Beliau juga bisa dijuluki dengan al-faqri, orang yang miskin, karena kesederhanaannya. Ketika mengatakan bahwa Abu Bakar adalah al-faqri bukan berarti kita dapat mengatakan bahwa dirinya kelaparan karena tiadanya makanan untuk diri dan keluarganya. Kita mengatakan bahwa beliau adalah al-faqri karena gaya hidupnya sama dengan masyarakat awam, bahkan jauh lebih sederhana. Beliau merasa tidak nyaman memanfaatkan kekayaannya sendiri untuk makan, berpakaian, bertempat tinggal, dan berkendaraan melebihi rakyat. Semua dilakukan karena kasih sayang dan perhatian yang penuh kepada kesejahteraan rakyat. Berakar dari sini nama Abu Bakar al-ghani wa al-faqri bisa saja kita berikan untuknya. Tentu saja saat kita menengok kepada para pemimpin kita, akan sangat jauh bedanya. Pemimpin-pemimpin kita bukannya orang yang kaya, namun begitu dengan kekuasaannya mereka menjadikan diri sebagai sosok yang kaya. Jauh panggang dari Abu Bakar. Alih-alih merasa tidak nyaman menggunakan hartanya untuk diri dan keluarganya melebihi masyarakat, yang terjadi adalah jangan sampai ada orang lain yang dapat menyaingi gebyar dunianya. Disparitas rakyat dan pejabat, seakan-akan bain al-ardh wa as-samawat (antara
36
BAKTI 247/JANUARI 2012
bumi dan langit). Dalam pelaksanaan tata kelola kepemerintahan, pajak yang dikumpulkan rakyat yang mestinya dikelola pejabat dan dimanfaatkan untuk rakyat, malah digunakan untuk kepentingan diri dan keluarga pejabat. Untuk mengetahui betapa jauhnya interval antara Abu Bakar dan para pejabat sekarang dalam memperjuangkan agama dan kesejahteraan masyarakat tentu sangat susah dihitung. Karena adanya kriteria-kriteria yang tak bisa dibandingkan. Namun begitu semua bersumber pada niatan awal. Abu Bakar semenjak awal meniatkan kepemimpinannya sebagai wahana pengabdian tanpa melirik sedikitpun akan keberadaan gaji dan kepopuleran. Asalkan dirinya dapat mengabdi dengan baik, masyarakat bisa beriman kepada Allah dengan baik dan sejahtera secara ekonomi, dirinya akan sangat berbahagia. Namun sebaliknya, meski dirinya memiliki harta yang luar biasa besarnya, tetapi tidak bisa menjalankan amanah, beliau akan merasa sedih dan terus berusaha untuk memperbaikinya. Pada awal pemerintahannya saja sudah sangat terlihat betapa beliau adalah sosok yang gemar memperjuangkan orang-orang tertindas. Dalam pidato bai’at kekhalifahannya di Masjid Nabawi, Madinah, Abu Bakar mengungkapkan antara lain, “Orang yang lemah di antara kalian akan menjadi kuat dalam pandangan saya hingga saya menjamin hakhaknya seandainya Allah menghendaki, dan orang yang kuat di antara kalian adalah lemah dalam pandangan saya sehingga saya dapat merebut hak daripadanya.” Tentu penggalan pidato di atas sangat menenteramkan rakyat kelas menengah ke bawah. Apalagi yang mengatakan adalah sosok yang sangat jujur, menjadi orang pilihan Rasulullah. Tiada masyarakat yang menyangsikan perkataannya.Terlebih saat ia berkata “Taatilah saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan bila saya mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, janganlah ikuti saya.” Betapa besar Abu Bakar memperhatikan nasib rakyatnya, bukan sekedar memikirkan diri dan anak turunnya, hingga di akhir hayat beliau menyuruh keluarganya untuk menjual sepetak tanahnya untuk diberikan kepada warga sejumlah perolehan gaji selama ia memerintah. Artinya, beliau mengembalikan gaji yang mestinya menjadi haknya demi kemakmuran rakyat. Tidak hanya itu, lebihan uang penjualan tanah tersebut juga diberikan kepada baitul mal atau lembaga keuangan pemerintah yang muaranya juga untuk kesejahteraan rakyat. Begitulah, demikian besar rasa tanggung jawab Abu Bakar atas amanah kepemimpinannya menjadi Khalifah. Lantas kita yang semuanya adalah pemimpin (kullukum ra’in), seberapa besarkah kita bisa meneladaninya atas kepemimpinan kita (wa kullukum mas’ulun ‘an ra’iyyatih)? Anton Prasetyo, PP Nurul Ummah, Kotagede Yogyakarta
Mewujudk an Keajaiban di Dalam P emikiran Mewujudkan Pemikiran Oleh Naila Faiza Rahmasita Judul Buku Penulis Penerbit Terbit Tebal
: : : : :
Adalah buku yang berisi sekumpulan kisah yang dikemas dengan penuh keajaiban oleh sang motivator yang juga seorang mind recollectionist, Agung Webe. Pengalamannya selama 15 tahun menggeluti dunia pemberdayaan sumber daya manusia, dan berhasil meluncurkan beberapa produk training untuk melahirkan pribadi yang percaya diri, tangguh, profesional, dan mandiri, adalah jaminan dari isi buku ini. Dalam buku ini, Agung Webe ingin menyajikan karya tulisan yang tidak kalah berbobot dari karya-karya sebelumnya. Salah satunya yang berjudul “Diary Pramugari” yang best seller pada 1996. Pengalamannya yang melekat dengan teknik-teknik pemberdayaan diri, seperti Hypnosis, NLP, Brain Power, Zen, dan Tibetan Meditation, mendorongnya untuk meningkatkan sifat produktifnya dalam bidang kepenulisan. Buku ini kurang elok jika dibaca cepat dalam waktu singkat, karena pembaca tidak akan menemukan apa-apa dalam buku ini. Butuh waktu yang senggang, rileks dan tenang untuk memaknai isi buku yang terdiri dari lima bagian ini. Berbagai buku motivasi terkadang disajikan dengan penuturan yang menggurui, tapi lain halnya dengan buku ini. Agung berusaha membangun emosi pembaca dengan
Pendidikan Bersifat Wirausaha Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal
B
menuturkan kisah-kisah pribadinya: cerita, sindiran, dan refleksi kehidupan nyata, yang ia kemas dalam bahasa ringan dan menyentuh. Beberapa dialog singkat ia angkat sebagai wujud nyata dan detail dari tiap kisah yang ia paparkan. Ia pun menyuguhkan kutipan yang menggelegar, tersusun dari tiap kata-kata agar menjadi suatu ledakan untuk pembaca yang kehausan akan pencerahan dan pengembangan diri. Seperti kutipan dari Mak Henny Susanti, Sri Titin Endrowati, Sugiri Citro, dan sebagian besar kutipan ciptaannya sendiri dengan kisah-kisah yang kemudian ia paparkan kepada pembaca. Menelaah lebih jauh mengenai kelebihan, buku ini disajikan dengan cover yang menarik dan tidak membosankan. Buku dengan cover icon senyum ini juga tidak memiliki ukuran yang besar, sehingga cukup praktis dibawa kemana-mana. Ketebalannya pun tidak membuat para pembaca merasa enggan untuk mulai menelusuri buku ini lebih dalam. Kekurangannya, buku ini tidak terjangkau oleh pemikiran anak muda yang sejatinya mereka juga membutuhkan sinergi dan ilmu pengembangan diri untuk mencari identitas dirinya. Kisah inspiratif yang disuguhkan tidak menyentuh dasardasar jiwa pemuda, melainkan hanya ditujukan kepada kalangan dewasa yang sudah memasuki dunia kerja, rumah tangga, dan problema hidup yang berliku. Ajaibnya, ketika menulis buku ini, Agung pun menggunakan jurus jitu untuk menghipnotis pembaca melalui Hypnotic Writing, yaitu Tarik Minat, Giring Pembaca, Bangun Emosi, Beri Alasan, Beri Fakta, Garansi, dan Tindakan. Pembaca akan dibuatnya untuk membuka pikiran dan membiarkan barisan-barisan keajaiban memasuki diri pembaca.
Mind Opener Agung Webe Pohon Cahaya I, Februari 2011 172 hlm
: Pendidikan Kewirausahaan (Konsep dan Strategi) : Agus Wibowo : Pustaka Pelajar : I, Desember 2011 : xxvi+126 halaman
uku ini hadir di tengah kegersangan informasi yang menyuguhkan bahwa: wirausaha adalah sebentuk pekerjaan mulia. Nabi SAW sendiri berdagang sejak belia, dan itu terus dijalankannya hingga beliau menerima wahyu. Agama sendiri pun lebih banyak menyuruh pemeluknya untuk berdagang, membuka lapangan pekerjaan, dan menjadi kaya. Sebab dengan kekayaan yang didapat harapannya bisa beramal lebih banyak lagi dan lebih besar lagi. Buku setebal 126 halaman ini menjadi menarik sebab menambah
Peresensi, siswi kelas XI IPA 1 MAN Yogyakarta III
koleksi literatur mengenai kewirausahaan yang dikaitkan dengan konteks dunia pendidikan Indonesia. Diharapkan, buku ini mampu menjadi inspirasi sekaligus panduan bagi pembaca yang budiman untuk dapat memasuki sekaligus menggeluti dunia kewirausahaan yang masih menyimpan berjuta peluang. Agus Wibowo, penulisnya, dikenal sebagai kolumnis handal utamanya terkait tema pendidikan. Maka tak aneh apabila ia mampu menyuguhkan tema yang ‘berbobot’ ini dengan bahasa luwes, populer, dan cukup renyah dibaca. Proficiat!. [hms]
BAKTI 247/JANUARI 2012
37
TTS BAKTI No. 247/Januari 2012
JAWABAN TTS BAKTI No. 246/Desember 2011
c’moek
MENDATAR 1. Kejar (Jawa) 4. Juru tulis, kelerek 7. Pengeluaran mata uang logam atau kertas oleh bank sentral 10. Rekan 12. Debu 14. Atur 15. Bayi 17. HUT Kemenag 18. Embus 19. Berputar (Inggris) 20. Permainan papan khas Jepang 22. Ilmu pengetahuan 25. Sah; formal 29. Orang dg HIV/AIDS 30. Bersifat menyedihkan MENURUN 2. Peledak 3. Rumpun bangsa 4. Istilah dlm Tinju 5. Garis 6. Neraka (Arab) 7. Wujud 8. Perembesan air laut dsb ke dl lapisan tanah 9. Dia 10. Anda; nama huruf ke-12 abjad Yunani 11. Ahli terapi 13. Campakkan; Lempar 16. Akan 20. Adalah (Inggris) 21. Atau (Inggris) 23. Bantuan (Inggris) 24. Kerah baju 26. Satu 27. Bulan ke-5 Masehi 28. Dibawah RW
Pemenang TTS Edisi 246Desember 2011 1. 085292121083 2. 087839832782 TTS ini ditujukan kepada pembaca yang telah sekian lama merespon Majalah BAKTI, kecuali jajaran Redaksi/Pengelola. Adapun ketentuan selengkapnya sebagai berikut: 1. Menjawab pertanyaan dalam kotak TTS 2. Jawaban dikirim via sms ke nomor 085 868 323 652/081 392 277 272, paling lambat tanggal 15 di setiap edisi. 3. Disediakan hadiah untuk 2 pemenang berupa voucer pulsa @ Rp.20.000 4. Pengumuman pemenang akan dimuat pada edisi Majalah BAKTI bulan berikutnya. 5. Hadiah langsung dikirim ke nomor pemenang. Pengelola
DAFTAR PENERIMA SANTUNAN SKP BULAN JANUARI 2012 Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul Pensiun
Meninggal No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Nama Paidi Samirah H. Tumijono Kadi Siti Khotidjah Samid Lestari Suradi Sugiman Suwarno Diman Situn Wahyudi, A.Ma Marsini Hj. Marsaroh, A.Ma Sumijem, A.Ma H. Ngabdani, S.Pd Hj. Siti Sundari, A.Ma Sumijati Fathonah Sagiman J. Marjatun Mudayat
NIP
Tanggal
No.
Nama
195012311967121136 195012311967122008 195012311967121126 195006121967121001 195012311967122026 150131513 195012311967122078 195012311967121129 195012311967121029 19501231196712026 195012311967121042 150130535 195012311967122011 195012311967122077 195012311967122040 195012311967121128 195012311967122115 195003151968022001 195012311968122007 195012311967121045 195012311967122112 195012311967121070
1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011
23. 24 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
Siti Karimah Kastimin Ngaduri Sutami Suparmi Hartinah Didik Indarto Tukinah Kastinah Drs. Ngadilan, M.Pd Tukidjah Sukirdi, BA Sularmi Siwuh Suradi Tukimin R. Muh. Jufar Ulama
NIP 195012311967122032 195012311968121003 195012311968121006 195012311967122061 195012311974212001 195012311968122001 195012311967121175 19501231197122039 19512311967412203 150089139 195012311967122060 195012311968121008 195012311967122027 195012311967121086 19512311967121098 195012311967121133 195012311967121093 195012311967121284
BAKTI 247/JANUARI 2012
1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011 1 Januari 2011
BPSKP KANWIL KEMENAG PROV. DIY a.n Kepala Sekretaris Kepala Bagian Tata Usaha Selaku Ketua Dra. Hj. Mas’amah, M.Pd.I
38
Tanggal
H. Ahmad Fauzi, SH