Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: Slamet Setiawan NIM 111 11 063
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
i
ii
Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: Slamet Setiawan NIM 111 11 063
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Hidup ini adalah Film Terbaik, Kita adalah Sutradara sekaligus Pemeran Utama, Bukan sekedar Piguran!!!” ~Rocket Rockers~
vii
PERSEMBAHAN Skripsi ini ku persembahkankan untuk: 1. Bapakku, Suratin, dan ibuku Alm. Jumiyatun, yang telah melahirkan dan senatiasa membimbingku untuk menjadi lebih baik. 2. Adik-adikku yang selalu memberi semangat dan inspirasi. 3. Kepada semua guru-guruku dari TK sampai Perguruan Tinggi. 4. Kekasihku, Rif‟ah Munawaroh, semoga Allah memudahkan jalan kita untuk bersatu. 5. Sahabat-sahabatku di Desa Tingkit Tengah Salatiga, terutama Fadli, Lukman, dan Rizki. Maaf, hanya terima kasih yang dapat aku lantunkan, semoga amal baik kalian semua Dibalas oleh Allah SWT, amin.
viii
ix
ABSTRAK
Setiawan, Slamet.2015. Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay). Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd Kata Kunci: Realitas Sosial, Nilai-Nilai, Pendidikan Islam, dan Film Peekay. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan wawasan nilainilai keislaman yang terdapat dalam sebuah karya sastra yang berbentuk Film. Yang mana Realitas Sosial dan nilai-nilai Islam yang terdapat dalam Film yang berjudul Peekay karya Sutradara Rajkumar Hirani. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana Karakteristik tokoh-tokoh Film Peekay karya Sutradara Rajkumar Hirani?, (2) Apa sajakah Realitas Sosial yang terjadi pada Film Peekay karya Sutradara Rajkumar Hirani?, (3) Apa sajakah Nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung pada film Peekay?. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi. Selanjutnya penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu penulis berusaha menggambarkan secara faktual dan cermat tentang data yang ada pada film Peekay. Hasil temuan penelitian dari film Peekay ini menunjukkan bahwa: (1) Karakteristik tokoh dalam film Peekay yaitu Peekay yang berkarakter pantang menyerah, penuh semangat, kerja keras, dan sabar, Jaggu memiliki karakter energik, periang, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan, serta Sarfaraz Yusuf yang berkarakter lemah lembut. (2) Realitas sosial yang digambarkan dalam film Peekay antara lain menunjukkan adanya hubungan yang kurang harmonis antara umat Hindu dan umat Islam di India; (3) Nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung pada film Peekay antara lain, yaitu istiqamah, jujur, tolong menolong, dan ikhlas. Mengacu dari beberapa temuan tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu mengarahkan penikmat karya sastra terutama film untuk dapat mengambil pelajaran dari sebuah karya sastra contohnya pada film Peekay. Lebih lanjut dari penelitian ini diharapkan, untuk kedepannya bisa dijadikan inovasi pemanfaatan media pengajaran ataupun dakwah yang baru bagi pendidik dalam sebuah pembelajaran, seperti pembelajaran Agama Islam di tingkat formal maupun non formal.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL……………………………………………………………..........…........i LEMBAR BERLOGO………………………………………………….................ii JUDUL………………………………………………………………....................iii NOTA PEMBIMBING……………………………….......................................... iv PENGESAHAN……………………………………...............................................v PERNYATAAN KEASLIAN …………..…….................................................... .vi MOTTO …………………………………………................................................vii PERSEMBAHAN……………………………………………………………….viii KATA PENGANTAR………………………………………................................ix ABSTRAK…………………………………………….......................................... x DAFTAR ISI………………………………………...............................................xi BAB I ……………………………………………………………………………..1 PENDAHULUAN………………………………………………………………. .1 Latar Belakang Masalah…………………………..………………………1 Fokus Penelitian………………………………………………………......7 Tujuan Penelitian……………………………………………………….....7 Manfaat Penelitian………………………………………………….……..7 Metode Penelitian………………………………………………………....8 1. Jenis Penelitian…………………………………………………..........8 2. Metode Pengumpulan Data……………………………...……………9 3. Teknik Analisis Data……………………………..…………………...9 F. Penegasan Istilah………………………………………………………...10 G. Sistematika Penulisan Skripsi…………………………………………....11 BAB II……………………………………………………………………...……13 A. B. C. D. E.
KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………….…. ..13 A. Pengertian Realitas Sosial……………………………………...………. 13 B. Pengertian Nilai………………………………………..…………....….. 14
xi
C. Pengertian Pendidikan Islam……………………………….…..………. 16 D. Nilai-nilai Pendidikan Islam……………………………….………...…. 19 E. Film………………..………………………..…………………………... 35 1. Pengertian Film………………..…………………………………......35 2. Fungsi Film………………………………………………………......35 3. Unsur Film…………………………..………………….…………....36 4. Kriteria Film Bermutu…….…………………...……………….……40 5. Jenis-Jenis Film…………………………..…………………….…….43 BAB III……………………………………………………………………..…....43 Gambaran Umum Film Peekay……………………………………………..….........................................43 Riwayat Hidup Sutradara………………………..…………………..…..43 Riwayat Pendidikan Sutradara………………………………………......44 Hasil Karya Sutradara…………………………………………….……..44 Tentang Film Peekay……………………………………………….…………..…........45 1. Tema/Genre………………………………………………………….45 2. Plot/Alur Film…………………………..……………………….…..46 3. Latar/Setting………………………………………………………....47 4. Penokohan………………………………………………………...…47 5. Sinopsis…………………….………………………………………..52 6. Amanat……………………………………………..………………..55 BAB IV………………………………………………………………………….56 A. B. C. D.
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA……………………………………………………………………………57 A. Realitas Sosial dalam Film Peekay……………………………….….….58 B. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Film Peekay……………………....65 C. Nilai-Nilai Ibadah Dalam Film Peekay………………………………….92 BAB V…………………………………………………………………..……….95 PENUTUP…………………………………………..………………………….. 95 A. KESIMPULAN………………………………………………………… 95 B. SARAN……………………………………………..………………….. 98 C. PENUTUP……………………………………………………………… 98 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 99
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Seni adalah cermin manusia berekspresi, dengan seni orang bisa menumpahkan ide maupun gagasannya agar diterima dan dipahami orang lain, baik itu pandangan seseorang terhadap lingkungan, politik, gaya hidup, dan juga kritik sosial. Sedangkan menurut pakar seni yang juga mantan dosen Fakultas seni UI Achdiat Karta Mihardja Seni adalah kegiatan rohani yang merefleksikan realitas dalam suatu karya. Bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohani penerimanya. Salah satu bagian dari Seni yaitu Karya Satra yang dapat diwujudkan dalam sebuah Novel, Fiksi, Puisi, Teater, dan juga Film. Karya sastra merupakan suatu karya imajinatif dari seorang yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreatifitas sebagai karya seni. Karya sastra juga banyak memberikan gambaran kehidupan sebagaimana yang diinginkan oleh pengarangnya sekaligus menunjukkan sosok manusia sebagai insan seni yang berunsur estetis dominan. Setiap Individu pasti memiliki jiwa seni dalam dirinya, tinggal potensi seni itu di asah dan di kembangkan atau tidak. Apabila bakat seni itu dikembangkan maka kita kan menjadi seniman aktif, tetapi apabila tidak dikembangkan kita akan menjadi seniman pasif. Jika agama membuat hidup manusia menjadi terarah, maka seni akan menjadikan hidup manusia menjadi lebih indah.
xiii
Manusia sebagai makhluk Allah Swt yang paling sempurna seperti ter maktub dalam Surat At-Tiin 4: 4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
Selain harus produktif dan dinamis dalam menghasilkan sebuah karya, tentu juga dituntut untuk mengambil peranan menjadi pedakwah sekaligus pendidik sebagai representasi dari Khalifatullah Fil Ardh. Dalam menjalankan misi dakwahnya, tentu manusia memiliki metode-metode maupun media yang digunakan agar pesan yang hendak disampaikan dapat diterima dengan baik dan dipahami oleh orang lain. Rasulullah Saw adalah sebaik-baiknya teladan dan Al-Qur‟an merupakan sumber dari segala rujukan, termasuk dalam cara untuk mendidik/berdakwah. Allah Swt berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 125: 125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk. [845] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
xiv
Dalam ayat di atas sudah sangat jelas bahwa salah satu metode untuk berdakwah adalah dengan menyampaikan hikmah dan memberi pelajaran yang baik, seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan di bidang teknologi, cara menyampaikan hikmah dan ibrah bisa melalui film. Dahulu, masyarakat menganggap film hanya sebagai hiburan yang terkadang menonjolkan sisi erotisme, akan tetapi sekarang film bisa digunakan sebagai alat komunikasi massa atau media untuk mengirimkan pesan edukatif dan inspiratif bagi penontonya. Saat ini sudah banyak merebak film-film dengan berbagai genre yang bukan hanya kualitas alur ceritanya bagus, tetapi juga sarat akan pesan moral didalamnya. Baik itu film produksi Indonesia seperti Laskar Pelangi, Ayatayat Cinta, GIE, dan lain sebagainya. Ada juga juga fim dari India yakni 3 idiot, Taare Zaamen Paar, dan juga Peekay. Film yang terakhir disebut diatas sangat menarik untuk dibahas dan mendorong penulis untuk menelitinya karena film tersebut memuat pesan moral, nilai-nilai Islami, konflik RAS dan
gejala sosial umat beragama.
Peekay adalah film drama komedi satir India tahun 2014. Film ini disutradarai oleh Rajkumar Hirani, diproduksi oleh Hirani dan Vidhu Vinod Chopra Production, dan Skenario film ditulis oleh Hirani dan Abhijat Joshi. Film ini dibintangi Aamir Khan dan Anushka Sharma, serta Sushant Singh Rajput, Boman Irani, Saurabh Shukla, Sanjay Dutt dalam mendukung peran. Film ini bercerita tentang alien yang datang ke bumi pada misi penelitian. Dia berteman dengan seorang wartawan televisi dan bertanya tentang persoalan
xv
dogma agama dan takhayul (id.wikipedia.org/wiki/PK_(film)). Dan lebih sensasional lagi meskipun film ini release tahun 2014, tetapi berhasil menduduki rating atas dalam situs film Internasional (IMDB). Seperti yang kita ketahui bahwa rata-rata film yang berada di jajaran papan atas IMDB adalah film-film yang sudah diproduksi puluhan tahun lalu. Secara garis besar film ini mengingatkan kita akan kisah Nabi Ibrahim as tentang
bagaimana proses seseorang mencari Tuhan, jika dia
(sutradara) memulainya dari nol, Sutradara film ini yang juga merupakan sutradara film 3 idiot, mengambil sudut pandang yang unik untuk menjelaskan proses pencarian Tuhan. Sang sutradara tidak mengambil sampel dari golongan manusia yang berada di bumi ini, mungkin salah satunya untuk meredam konflik. Karena film ini sedikit agak menyentil agama tertentu. Itulah konsekuensinya jika berbicara tentang Tuhan, otomatis berbicara tentang agama, namun tetap memiliki unsur-unsur Islam di dalamnya. Perjuangan mencari Tuhan atau kebenaran Haqiqi yang ditunjukkan pemeran utama dalam film ini juga perlu di apresiasi. Karena melawan keterbatasan yang ia miliki sebagai pendatang di bumi harus beradaptasi dengan suasana dan lingkungan yang serba baru, ditambah kondisi sosial masyarakat india yang cukup majemuk dan faktor demografis India yang sarat akan aliran-aliran agama, pun berbagai macam sekte yang berasal dari lokal India sangat menyulitkannya dalam mencari Tuhan. Isu lain dalam film tersebut ialah tentang kebebasan beragama, memeluk suatu agama merupakan fitrah dan naluri insani yang tidak bisa
xvi
dipungkiri. Oleh karenanya, agama wajib dipelihara oleh setiap orang baik akidah, ibadah, maupun muamalah. Sehingga sangatlah tepat ketika pemeliharaan agama (hifz ad-din) menempati urutan pertama dalam tingkatan al-maslahah ad-daruriyah (Hidayati, 2008:11). Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam QS Al-Baqarah ayat 256: 256. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. [162] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.
Berdasar ayat di atas, perspektif Islam sangat tegas menjunjung tinggi kebebasan beragama dan tidak ada unsur paksaan dalam menjalankannya. Menurut Baidhawy, Fitrah bertuhan adalah doktrin utama dalam Islam dan diakui oleh semua Muslim di manapun. Namun satu hal yang urgen dalam konteks ini ialah bahwa pembicaraan tentang hak-hak asasi memfokuskan diri pada persoalan eksistensi manusia setelah dilahirkan ke bumi, berkembang menjadi dewasa dengan akal pikiran yang dipandang cukup untuk menentukan pilihan atas tindakannya.
xvii
Dengan cara ini keputusan-keputusan yang dibuat dan tindakantindakan yang dipilih merupakan hasil pemikiran dan pertimbangan akal sehat untuk menentukan jalan hidup, termasuk apakah ia menjadi manusia bertuhan, atau tidak bertuhan, menganut suatu agama,atau tidak memiliki agama apapun (Baidhawy, 2011:18). Meskipun secara garis besar demikian, film ini juga menyoroti sisi lain dari Negara India yang sebelumnya jarang terekspos oleh media. Seperti perang saudara Pakistan dan India. Dua negara yang penduduknya satu ras ini, seperti Indonesia dan Malaysia, dengan hampir semua aspek kehidupannya sama namun terpisahkan oleh satu hal yaitu Agama. Pakistan dengan Islamnya yang 'fanatik' dan India dengan Hindunya yang juga sama. Maka tidak jarang kita mendengar atau menyaksikan pemberitaan tentang konflik Hindu-Islam di dua negara tetangga itu. Di film ini, konflik itu mencoba diredam dengan penuturan yang natural. Tidak sama sekali memaksakan atau memenangkan salah satu pihak. Berangkat dari latar belakang tersebut diatas, penulis sangat antusias untuk meneliti lebih jauh tentang film fenomenal ini dalam sebuah skrispsi yang berjudul “Realitas Sosial Dan Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay). B. FOKUS PENELITIAN Berdasar uraian tentang latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis menitik beratkan masalah pada: 1. Bagaimana karakteristik tokoh-tokoh pada Film Peekay?
xviii
2. Realitas sosial apa saja yang terjadi pada Film Peekay? 3. Apa saja Nilai-Nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Film Peekay?. C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari Penelitian ini yakni: 1. Mendeskripsikan karakter tokoh-tokoh dalam film Peekay. 2. Mengatahui realitas sosial apa yang terjadi dalam Film Peekay. 3. Mengetahui nilai-nilai Pendidikan Islam apa saja yang terkandung dalam Film Peekay. D. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat yang bisa dipetik dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoritis a. Mengembangkan keilmuan yang positif sekaligus sebagai bahan rujukan bagi jurusan Tarbiyah dalam hal pemanfaatan media Film. b. Sebagai kontribusi masukan/kritik bagi dunia perfilman agar dapat menghasilkan
karya-karya
yang
edukatif
dan
inspiratif
bagi
masyarakat. 2. Manfaat Praktis a. Menambah wawasan penulis mengenai Nilai Pendidikan Islam, untuk selanjutnya di jadikan acuan dalam bersikap dan berperilaku. b. Menambah wawasan bagi pembaca sehingga dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang Film.
xix
E. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskritpif, yaitu berusaha untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat (Rahmat, 2004:22). Sumber data bisa diperoleh dari buku ataupun artikel-artikel terkait, sedangkan menurut Moeleong (2005:29) deskripsi analisis ini mengenai bibiliografis yaitu pencarian berupa fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif (qualitatife method). Sukmadinata (2008:60) menyampaikan bahwa metode kualitatif yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok. 2. Teknik Pengumpulan Data Adapun dalam teknik pengumpulam data, penulis menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi adalah pekerjaan mengumpulkan, menyusun dan mengelola dokumen-dokumen literatur yang mencatat semua aktifitas manusia dan yang dianggap berguna untuk dijadikan bahan keterangan dan penerangan tentang berbagai soal (Basuki,2001:11).
xx
Sedangkan menurut (Arikunto, 2002:206). Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data menghenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda, dan sebagainya. Dalam hal ini adalah terjemahan kutipan-kutipan naskah dan dialog-dialog pada film Peekay. 3. Teknik Analisis Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu penulis menggambarkan dan menganalisis data primer menjadi hal hal yang dapat berkaitan dengan tujuan penelitian, baik itu analisis konten yang tersurat maupun tersirat. Menurut Lofland (1984:11) yang dikutip oleh Moeloeng, Sumber Data Utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. berdasarkan pendapat dari Lofland tersebut, maka penulis membagi sumber data menjadi dua: a. Primer Data Primer merupakan data langsung yang berkaitan dengan obyek penelitian, yaitu Film Peekay. b. Sekunder Data Sekunder adalah data yang berhubungan dengan obyek penelitian secara tidak langsung seperti dokumentasi, majalah, foto-foto artikel, internet, dsb. 4. Adapun tahapan-tahapan yang peneliti gunakan dalam pengolahan isi adalah:
xxi
a. Tahapan
Deskripsi,
yakni
tahapan
dimana
penulis
berusaha
menggambarkan secara menyeluruh tentang isi Film Peekay. b. Tahapan Interpretasi, yakni penulis berusaha menafsirkan atau menangkap maksud dari Film Peekay. c. Tahapan
Analisis,
yakni
penulis
mencoba
menganalisis
dan
mencocokkan data atau peristiwa yang tersaji dalam Film Peekay. d. Tahapan Kesimpulan, yakni penulis berusaha menarik kesimpulan dari beberapa analisis yang diambil dari Film Peekay.
F. PENEGASAN ISTILAH Untuk memperjelas dan menghindari adanya kesalahan penafsiran tentang judul “Realitas Sosial Dan Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay), maka penulis menganggap perlu adanya penegasan, penjelasan, dan pembatasan mengenai istilah-istilah dari karya ini kurang lebih sebagai berikut: 1. Realitas adalah bentuk kenyataan dari suatu pengalaman yang ditemukan oleh manusia, sehingga menjadi pedoman bagi manusia (Kamus Sosiologi, 1992:346). 2. Sosial adalah hubungan seseorang individu dengan lainnya dari jenis yang sama (kamus sosiologi, 1992:382). 3. Nilai adalah kadar, mutu, sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Purwadarminta, 1991: 677).
xxii
4. Pendidikan Islam adalah pendidikan menurut islam, yaitu suatu pendidikan yang bersumber dari islam yaitu Al-Qura‟an dan Al-Hadist. Dalam hal ini, pendidikan islam dapat diwujudkan pemikiran dan teori pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangaun dan dikembangakan dari sumber-sumber dasar tersebut atau bertolak dari spirit islam (Muhaimin, 2003: 23). 5. Pendidikan dalam arti bahasa dapat diartikan sebagai perbuatan (hal, cara, dan sebagainya) mendidik; dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin, dan sebagainya (Poerwadarminta, 1991: 916).
G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI Skripsi ini akan ditulis dengan menggunakan sistematika yang terdiri dari 5 bab, antara lain: BAB I yakni Pendahuluan. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II berisi tentang Kajian Pustaka. Bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum Film, dan beberapa jenis Film. Selanjutnya, pada bab ini akan menjelaskan tentang realitas sosial, nilai-nilai pendidikan Islam, yang mencakup: pengertian, landasan, jenis, dan tujuan dari nilai nilai pendidikan Islam.
xxiii
BAB III menjelasakan tentang Gambaran Film Peekay secara menyeluruh. Pada bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum film yang mencakup: tema, penulisan alur cerita, penokohan dan latar dalam Film Peekay. BAB IV menjelaskan tentang Analisis Dan Pembahasan. Pada bab ini penulis akan memberikan analisis tentang nilai nilai pendidikan agama islam dan kritik sosial yang terdapat dalam Film Peekay. BAB V adalah Penutup. Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran, dan penutup. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN.
xxiv
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Realitas Sosial Realitas sosial terdiri dari dua kata yakni Reality dan social. Dalam Kamus Sosiologi, Realitas atau realita memiliki makna bentuk dari suatu pengalaman yang ditemukan oleh manusia, sehingga menjadi pedoman bagi nya (Hartini dan Karta Sapoetra, 1992:346). Berdasar definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa realitas adalah suatu pengalaman empirik yang dialami oleh manusia yang mana dengan pengalaman tersebut manusia bisa belajar, memahami, dan menghayati sekaligus menganalisis data/fakta terjadi, sehingga bisa dijadikan patokan untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Sedangkan sosial dapat diartikan suatu referensi pada hubungan seorang individu dengan yang lainnya dari jenis yang sama (Hartini dan Kartasapoetra 1992: 382), dan dalam konteks ini adalah Manusia, sebagai makhluk sempurna (yang dianugerahi akal dan alat indera) yang hidup ditengah-tengah masyarakat tentunya manusia memiliki suatu pola hubungan yang sudah tertata dalam norma-norma hidup bermasyarakat maupun normanorma agama yang tujuanya membentuk masyarakat madani (civil society). Secara garis besar Realitas Sosial adalah pengalaman empirik yang dialami oleh manusia yang hidup ditengah-tengah masyarakat, sehingga dengan pengalam tersebut manusia bisa mengambil hikmah untuk dirinya xxv
sendiri maupun orang lain demi terbentuknya masyarakat madani (Civil Society). Apabila dikaitkan dengan kehidupan beragama menurut pandangan Muhammad Fauzi (2007:77), agama terbentuk sebagai institusi yang menyusun pola-pola kelakuan, peranan-peranan, dan relasi-relasi yang terarah. Perilaku keagamaan sebagai realitas sosial ditandai dengan tiga corak pengungkapan yang universal: pengungkapan teoritik berwujud sistem kepercayaan (belief system), pengungkapan praktiknya sebagai sitem persembahan (belief of workship), serta pengungkapan sosiologiknya sebagai suatu sistem hubungan masyarakat (system of social relation). B. Pengertian Nilai Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi manusia (KBBI 2005:677). Dalam Ensiklopedia Indonesia menjelaskan bahwa nilai merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam arti, sebuah rasa yang menuntut pada pemenuhan dan pemuasan dalam berbagai hal yang menjadi bernilai bagi manusia. Nilai merupakan sesuatu yang dianggap berharga dan menjadi yang hendak dicapai (Van Hoeve 1980:2930). Muhaimin dan Abdul Mujib dalam bukunya (1998:110) menjabarkan tentang pengertian nilai menurut beberapa ahli yaitu: 1. Menurut Green, memandang nilai sebagai kesadaran secara kolektif berlangsung dengan didasari emosi terhadap objek, ide dan perseorangan. 2. Woods, mengatakan bahwa nilai merupakan petunjuk-petunjuk yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
xxvi
3. Sedangkan menurut Young, nilai diartikan sebagai asumsi-asumsi yang abstrak yang sering didasari hal-hal yang penting. 4. Dalam pengertian lain, nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak dalam diri manusia atau masarakat, mengenai hal-hal yang dianggap baik dan benar serta hal-hal yang dianggap buruk dan salah.
Menurut Sidi Gazalba yang dikutip Chabib Thoha (1996:61), mengartikan nilai sebagai berikut Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta tidak hanya perasaan benar dan salah yang menuntuk pembuktian empirik, melainkan penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki. Sedangkan pendapat lain dari Chabib Thoha (1996:60), menjelaskan bahwasanya nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu (sistem kepercayaan) yang telah berhubungan dengan obyek yang memberi arti (manusia yang meyakini). Elmubarok (2009:7) menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “membumikan pendidikan nilai mengumpulkan yang terserak menyambung yang terputus dan menyetukan yang tercerai” bahwa nilai dibagi menjadi dua yang pertama yaitu nilai-nilai nurani (values of being) dan nilai-nilai memberi (values of giving). Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada dalam diri manusia kemudian berkembang menjadi perilaku diiringi dengan cara kita memperlakukan orang lain. Yang termasuk nilai-nilai nurani adalah kejujuran, keberanian, cinta
xxvii
damai, kerendahan diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian, dan kesesuaian, nilai-nilai memberi adalah nilai yang perlu dipraktikkan atau diberikan yang kemudian akan diterima sebanyak apa yang diberikan. Yang termasuk kedalam kelompok nilai-nilai memberi adalah setia, dapat dipercaya, ramah, murah hati, dan adil. Menurut beberapa pendapat di atas dapat diartikan bahwasanya nilai adalah suatu yang bermanfaat bagi siapapun, nilai bukanlah hal konkret yang dapat dibendakan. Nilai merupakan sebuah acuan tingkah laku manusia, yang benar dan yang salah, yang seharusnya maupun yang tidak seharusnya. C. PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM Di tengah derasnya gempuran arus globalisasi dan modernisasi yang mengakibatkan generasi-generasi kita
mengalami “krisis moral”, sebagai
seorang pendidik tentu harus memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih untuk menjaga generasi-generasi kita agar tidak semakin terjerembab ke dalam lingkungan yang negatif. Salah satu hal yang sangat urgen dan memiliki pengaruh besar terhadap kondisi yang dihadapi saat ini adalah masalah pendidikan. Terkait pembahasan tentang hal ini, Soerganda Poerbakawatja (1981:257) memberikan pandangan bahwasanya pendidikan adalah suatu perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani.
xxviii
Adapun
definisi
pendidikan
menurut
Muhaimin
(2004:21-22)
pendidikan dari perspektif perkembangan manusia adalah Manusia merupakan makhluk yang termulia di antara makhluk-makhluk yang lain, Allah menjadikannya dalam sebaik-baik bentuk dan kejadian, baik fisik maupun psikisnya, serta dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi-potensi dasar (fitrah) yang dapat dikembangkan dan dapat diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses pendidikan. Melengkapi pendapat di atas, penulis mencoba mengambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk sebuah proses transfer ilmu, dengan indikator keberhasilan adanya perubahan yang nyata dan positif, baik dari aspek pengetahuan, kepribadian, dan spiritual pada anak/peserta didik. Serta mengembangkan segala potensi yang dimilikinya agar tercipta generasi yang unggul dan berakhlak mulia. Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 9: 9. dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.
Dalam kutipan ayat tersebut telah menjelaskan betapa pentingnya peran orang tua dalam proses pendidikan anak, orang tua terutama soerang ibu adalah guru sekaligus pendidikan pertama bagi anak, maka sudah sepatutnya
xxix
orang tua membantu dan bersifat pro-aktif dalam proses pendidikan anak dengan cara menambah ilmu atau wawasan tentang parenting dan senantiasa menjaga kebersihan diri dengan cara mendekatkan diri pada Allah SWT demi tumbuh-kembang serta masa depan yang lebih baik bagi anaknya. Sedangkan pendidikan Islam secara etimologi berasal dari lafal attarbiyah yang artinya bertambah dan tumbuh. Menurut Supardi (1992:7) pendidikan Islam ialah pendidikan yang mendasarkan ajaran Islam atau tuntunan agama Islam dalam usaha pembinaan dan membentuk pribadi muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, cinta kasih kepada orang tua semasa hidupnya, juga kepada tanah airnya sebagai karunia yang diberikan kepada Allah SWT. Hal ini sejalan dengan pendapat Achmadi (1992:20) yang mendefinisikan pendidikan agama Islam adalah segala usaha untuk mengembangakan dan memelihara fitrah manusia serta sumber daya insani yang berada pada subjek didik menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam atau dengan istilah lain yaitu terbentuknya kepribadian muslim. Berangkat dari dua definisi tentang pendidikan tersebut, inti dari Pendidikan Islam yaitu usaha untuk mengembangkan potensi dan memelihara fitrah manusia demi terbentuknya insan kamil yang berdasarkan pada ajaran/tuntunan Agama Islam. Menurut Abdurrahman Al-Bani yang dikutip oleh Nahlawi (1996:32) menyimpukan bahwa pendidikan terdiri atas empat unsur : 1. Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang baligh
xxx
2. Mengembangkan potensi dan kesiapan yang bermacam-macam. 3. Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi ini menuju kepada kebaikan dan kesempurnaan yang layak baginya. 4. Proses ini dilaksanakan secara bertahap. Di era sekarang, banyak budaya-budaya barat yang telah merasuki mindset generasi kita yang termanifestasi dalam gaya kehidupan sehari-hari. Seolah terbawa arus, para orang tua lebih memilih menitipkan anaknya di sekolah umum yang cenderung berorientasi pada kehidupan duniawi, maka dari itu perlu adanya upaya yang konkret untuk mengedukasi orang tua akan betapa pentingnya Pendidikan Islam, karena segala sesuatu yang ada pada Pendidikan Islam bersumber pada Allah SWT, yang tidak hanya memberi pedoman bagi kita untuk kehidupan di dunia saja (duniawi), tetapi juga menuntun kita agar selamat di kehidupan akhirat (ukhrowi). D. NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM Adapun yang termasuk dalam Nilai-Nilai Pendidikan Islam adalah sebagai berikut: 1. Aqidah Islam Aqidah Islam adalah bentuk seorang hamba yang percaya penuh kepada Tuhannya, ditunjukkan dengan kepatuhan untuk senantiasa melaksanakan perintah serta berkomitmen untuk menjauhi larangan-Nya. Dengan kata lain, orang beraqidah adalah orang yang beriman. Muhaimin (2003:148) berpendapat bahwa, iman juga bisa diartikan sebagai sebuah
xxxi
potensi rohani atau fitrah manusia, yang harus diaktualisasikan, dikembangkan, dan ditingkatkan secara terus menerus dengan cara melakukan amal saleh, sehingga dapat dicapai prestasi rohani (iman) dalam bentuk taqwa. Percaya kepada aqidah adalah bingkai terbesar manusia dalam mengembangkan makna aqidah itu sendiri dengan makna Islam. Barang siapa yang mengaku bahwa dirinya seorang yang beriman, maka tentunya ia harus meyakini pokok-pokok keimanan, yang diantaranya adalah: beriman kepada Allah swt, beriman kepada Malaikat-malaikat Allah, beriman kepada Kitab-kitab Allah, beriman kepada Rasul-rasul Allah, beriman kepada Qadla dan Qodarnya Allah, dan beriman kepada hari akhirnya Allah. (Labib, 1993:7). a. Iman Kepada Allah Iman kepada Allah Adalah suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk mempercayai segala hal tentang Allah SWT dan meyakini semua yang ada di bumi berasal dari Allah yang diikrarkan dalam kalimat syahadat “aku bersaksi tiada tuhan selain Allah”. Kata “aku bersaksi tiada tuhan selain Allah” dalam Islam kita kenal dengan istilah Tauhid yang secara etimologi berarti pengakuan keesaan Allah (Ensiklopedia Islam, 1992:933). Secara teologi pengakuan tersebut mengandung kesempurnaan kepercayaan kepadaNya dari dua aspek: pertama, tauhid rububiyyah ialah pengakuan keesaan Allah sebagai zat yang Maha Pencipta, Pemelihara, dan
xxxii
memiliki semua sifat kesempurnaan. Kedua, tauhid uluhiyyah ialah komitmen manusia kepada Allah sebagai satu-satunya zat yang dipuja dan disembah, yang mendedikasikan seluruh amal perbuatan bahkan hidupnya hanya semata-mata untuk Allah SWT. Iman kepada Allah dapat di wujudkan dengan sikap: 1) Berserah Diri Kepada Allah Berserah diri atau tawakal adalah salah satu cermin manusia yang percaya kepada Allah yang didalamnya ada nilai-nilai ibadah. Ibadah dalam konteks pendidikan adalah adanya manfaat yang diperoleh dari proses tersebut, baik bagi pendidik maupun peserta didik yang berujung pada bertambahnya rasa iman kepada Allah. Mastna (2008:41) menjelaskan tentang ibadah bahwasanya ibadah merupakan bentuk pengabdian seorang hamba kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan juga sebagai bentuk terimakasih terhadap segala nikmat yang telah diterimanya. Berdasar pendapat diatas, sesungguhnya ibadah yang dilakukan oleh manusia adalah untuk kebaikannya sendiri dan harus dijadikan menjadi sebuah kebutuhan batin yang harus dipenuhi. Allah SWT berfirman dalam Surat Al An‟am 162-163: 162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
xxxiii
163. tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
Dalam Ayat di atas mengingatkan akan tujuan manusia hidup di dunia ini, yaitu untuk benar-benar beribadah dan menyerahkan segala urusan kepada allah demi untuk mencari ridho-Nya. Ibadah yang walaupun sedikit tetapi dilakukan secara sungguh-sunnguh dan Istiqamah akan membawa kebahagiaan di dunia bagi pelakunya dan sebagai penyelamat kelak di akhirat. 2) Ikhlas Ikhlas secara bahasa dari bahasa/kata arab
akhlasa yang
berarti murni, bersih, jernih, tanpa campuran. Maksud bersih disini ialah bersihnya suatu pekerjaan dari campuran motif-motif yang selain Allah, seperti ingin dipuji orang lain, mendapat nama, dan sebagainya (Tatapangarsa 1980:151). Secara umum ikhlas berarti melakukan suatu usaha atau amal perbuatan baik yang ditujukan semata-mata hanya kepada Allah dan tidak mengharap balasan dari orang lain.Karena ketika suatu kebaikan sudah bercampur dengan syahwat dunia maka akan mengurangi kadar pahala dari Allah. b. Iman kepada qadha dan qadar Faridi (1982:73) memberikan penjelasan secara ringkas bahwa qodo yaitu ketetapan Allah, sedangkan qodar yaitu takdir seperti ukuran atau ketetapan Allah. Iman kepada qadha dan qodhar yaitu
xxxiv
beriman bahwasanya setiap muslim diwajibkan beriman, dalam artian manusia diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib dirinya, dengan segala usaha dan permohonan kepada Allah. Iman kepada qadha dan qodar mengajarkan kita untuk senantiasa memanjatkan rasa syukur kepada Allah. Kita ketahui bahwa terkadang takdir yang diberikan Allah kepada hambanya tidak seperti yang diharapkan, akan tetapi Allah maha mengetahui, sehingga apa yang ditakdirkan-Nya pasti baik bagi manusia, yang perlu dilakukan adalah tetap berserah diri kepada Allah dan tetap melakukan ikhtiar-ikhtiar atas segala cita-citanya. Tetapi perlu di garisbawahi bahwa mungkin sesuatu baik menurut kita, tetapi tidak menurut Allah atau bahkan sebaliknya. c. Iman Kepada sifat-sifat Allah Orang yang beriman wajib percaya bahwa Allah Swt memiliki semua sifat kesempurnaan bagi keagungan-Nya, dan mustahil memiliki sifat kekurangan, selain itu harus yakin pula bahwa Allah Swt boleh melakukan atau berkehendak segala sesuatu yang bersifat mungkin dan pasti bagi-Nya, seperti Dia yang menciptakan, mematikan, menghidupkan dan sebagainya. Ini merupakan wujud sifat keyakinan bagi seseorang muslim dan muslimat yang harus di tanamkan dengan kuat pada hati sanubari setiap orang yang beriman. Sifat–sifat mulia yang dimiliki Allah
xxxv
hendaknya dijadikan acuan bagi manusia untuk terus berusaha memperbaiki dirinya sampai akhir hayat. 2. Pendidikan Budi Pekerti (Akhlak) Akhlak merupakan salah satu esensi dari Pendidikan Islam dan sebagai perwujudan manusia yang berpendidikan, Makbulloh (2011: 142) dalam bukunya tentang akhlak menerangkan Akhlak adalah suatu sikap yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa terlalu banyak pemikiran dan pertimbangan yang terlalu lama. Jika sifat tersebut memunculkan tindakan atau perbuatan yang baik yang terpuji menurut tuntunan aqal dan syariah, maka sifat itu disebut dengan akhlak yang baik. Akan tetapi jika dari sifat tersebut muncul perbuatan yang buruk lagi jahat, maka disebutlah darinya memiliki akhlak yang buruk. Sejalan dengan Makbulloh, Khoiri (2005:15) menjelaskan bahwasanya akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti berbuat baik dan buruk manusia, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, menyatakan tujuan apa yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan melakukan apa yang harus diperbuat. Dari definisi diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa Akhlak adalah sikap yang tertanam pada diri manusia, diwujudkan dalam perbuatan dan ucapan, entah itu akhlak baik ataupun buruk yang bisa mencerminkan jatidiri seseorang. Baik atau buruk Akhlak seseorang bergantung pada satu organ tubuh yang sangat vital yaitu hati (qalbu).
xxxvi
Rosulullah SAW bersabda: “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Mengingat begitu pentingnya dalam menjaga hati, maka kita dianjurkan untuk memperbanyak berdzikir (mengingat) kepada Allah agar hati kita senantiasa terpelihara kebersihannya dan terhindar dari kesia-siaan dan mudah menerima petunjuk dari-Nya untuk berperilaku yang baik sesuai dengan ajaran Agama Islam. Secara garis besar Akhlak di klasifikasikan menjadi 2, yakni Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah, Akhlak mahmudah yaitu akhlak yang terpuji atau baik, Rosullulah SAW sebagai suri teladan (uswatul hasanah) telah memberikan contoh-contoh yang baik kepada umatnya, dan yang termasuk ke dalam akhlak Mahmudah antara lain: a. Istiqomah Nilai istiqomah yaitu suatu nilai yang selalu memberikan manfaat bagi yang melakukannya. Intisari dari perilaku Istiqomah yaitu melakukan perbuatan Sholih secara teratur dan terus menerus. Sedangkan definisi Istiqomah secara lebih komprehensif adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk
ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan
semua bentuk larangan-Nya (Hambali,1424H: 246).
xxxvii
b. Silaturrahim Sillaturrahim adalah menjalin tali persaudaraan, baik antar sesama Muslim atau dengan pemeluk agama lain, sebagai wujud dari kerukunan antar sesam umat manusia, menurut islam silaturrahim dapat menambah saudara dan menambah rezeki. Dan hubungan silturrahim ada 3 yakni, Ukhuwah Islamiyah (sesama Muslim), Ukhuwah Wathaniyah (sesama bangsa), dan Ukhuwah Basyariyah (sesama manusia). Sesungguhnya, ajaran persaudaraan sudah terkandung dalam nama agama Islam, karena Islam artinya “damai” yaitu damai dengan sesama manusia (Tatapangarsa 1980:123). c. Pantang Menyerah Ketika hidup di bumi sebagai wakil Allah atau Khalifatullah fil ardh manusia di tuntut untuk menciptakan suatu kehidupan yang baik dan diberi tugas untuk mendakwahkan Agama Allah. Dalam menjalankan misi-nya ini manusia tidak serta merta diberi keleluasan dan tanpa rintangan, Allah juga menciptakan Syetan yang diberi tugas untuk mengganggu manusia dalam kebaikan. Maka dari itu, dibutuhkan perjuangan dan kerja keras bagi manusia untuk melakukan tuga-tugas yang sudah diberikan oleh Allah, sehingga dapat tercapai cita-cita yang diinginkan. Dan juga harus menyadari bahwa untuk mencapai suatu hal itu membutuhkan proses yang bertahap.
xxxviii
d. Sabar Manusia hidup di dunia dalam rangka menjalani takdir yang diberikan Allah ibarat seperti gelombang : turun-naik, lapang-sempit, mudah-susah, lurus-berliku, dsb. Dua warna hidup ini datang silih berganti, perilaku orang yang tak beriman datangnya nikmat membuatt mereka sombong dan datangnya kesusahan membuat mereka frustasi (Qawiy 2001:121), untuk itu sebagai manusia yang bertakwa kepada Allah swt kita harus senantiasa bersabar. Sabar itu ada dua; pertama bersifat badani (fisik), seperti menanggung beban dengan badan, berupa pukulan yang berat atau sakit yang kronis. Yang kedua adalah alshabru al-Nafsi (kesabaran moral) dari syahwat-syahwat naluri dan tuntutan-tuntutan hawa nafsu. e. Jujur Rachmat (2000:77) mengatakan bahwasanya Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa berperilaku jujur yaitu selalu mengatakan yang sebenarnya memang terjadi sesuai dengan fakta atau bukti otentik dan mengatakan sesuai dengan apa adanya.
f. Berlomba-lomba atau bersegera dalam kebaikan (fastabiqul Khoirot) Allah swt berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 133-135:
xxxix
133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, 134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. 135. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri[229], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. [229] Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.
Dari ayat diatas Allah menganjurkan umat-Nya untuk bersegera melakukan kebaikan, dan melarang untuk berbuat keji. Allah menjelaskan tentang reward atau balasan bagi hamba-Nya yang berbuat kebajikan yaitu surga yang sangat luas.
xl
g. Selalu Belajar Konsep fitrah manusia dari segi fisik-biologik sudah selesai, akan tetapi dari segi intelektual, emosional, dan spiritual belum selesai. Maka manusia harus belajar dengan sunguh-sunggguh, serta harus berikhtiar dan berusaha untuk mengembangkan atau memaksimalkan potensi yang ia miliki agar bisa memperbaharui wawasan dan IPTEK, sehingga mendorong adanya kemajuan. h. Toleransi Hidup di Negara yang besar dengan penduduk yang banyak, tentu kita harus menyadari tentang adanya sebuah perbedaan pandangan, perbedaan sendiri dalam Islam disebut dengan Sunnatullah, agar perbedaan itu tidak dinilai menjadi sesuatu yang buruk maka kita perlu menjunjung tinggi sikap toleran (tasamuh) dalam etika hidup bermasyarakat. Berdasar definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1524) Toleransi memiliki definisi yang cukup luas yaitu bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb). Toleransi dalam konteks ini yaitu upaya yang dilakukan secara masif untuk menghargai atau membolehkan umat agama lain dalam melakukan ibadah menurut cara dan kepercayaan yang mereka yakini, selama itu tidak mengganggu penganut agama lain serta tidak merusak ketertiban umum.
xli
Toleransi menurut para ahli memiliki banyak makna, salah satunya menurut Heiler yang dikutip oleh Djam‟annuri (1998:27) menyatakan toleransi yang diwujudkan dalam kata dan perbuatan harus dijadikan sikap untuk menghadapi pluralisme agama yang dilandasi dengan kesadaran ilmiah dan harus dilakukan dalam hubungan dan kerja sama yang bersahabat dengan antar pemeluk agama. i. Berprasangka baik pada Allah (Khusnudzon) Allah memiliki hak prerogative yang tidak dimiliki oleh makhkluk-Nya yaitu Allah berhak atas takdir apapun yang ada di dunia ini yang merupakan hasil dari ciptaan-Nya. Dan Allah juga berhak untuk menerima atau tidak tentang suatu amalan ibadah/ikhtiar yang dilakukan manusia, yang bisa kita lakukan hanya seantiasa berusaha dan berikhtiar dengan disertai do‟a kepada-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman: “Aku berada pada sangkaan hamba-Ku, Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku pada dirinya maka Aku mengingatnya pada diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam suatu kaum maka Aku mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku mendekat padanya satu hasta, jika ia mendekat pada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari”.
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah selalu bersama kita, bukan berarti kekuasaan Allah terbatas pada hamba-Nya, tentunya kekusasaan Allah jauh melampaui apa yang ada. Hadits ini memotivasi
xlii
kita untuk seantiasa mengingat Allah dalam menjalani setiap aktifitas, dan selalu melaksanakan kebaikan karena sesuai dengan hadits di atas, bahwa Allah tidak akan membalas perbuatan baik hambanya dengan balasan yang sama, akan tetapi Allah akan membalasnya dengan balasan yang lebih dari itu. Sebagaiman firman-Nya dalam surah an-Nisa' ayat 40: 40. Sesungguhnya Allah tidak Menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar[298]. [298] Maksudnya: Allah tidak akan mengurangi pahala orangorang yang mengerjakan kebajikan walaupun sebesar zarrah, bahkan kalau Dia berbuat baik pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah.
Ayat diatas mengindikasikan bahwa sungguh maha pengasih dan penyayang Allah, karena tidak menyia-nyiakan hamba-Nya yang mau berusaha atau melakukan kebaikan walau sekecil zarrah dengan balasan yang berlipat-lipat, dan apabila hamba-Nya melakukan suatu perbuatan dosa, maka Allah tidak membalas lebih dari apa yang diperbuat hamba-Nya. Allah lebih bangga dan menyukai hamba-hambaNya yang senantiasa berusaha dan bersifat dinamis dalam menjalani hidup daripada seorang hamba yang pasif. Imam Syafi‟i pernah berkata dalam sebuah syair yang sangat dalam maknanya :
xliii
“Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan. Seandainya mengalir dia menjadi jernih, jika tidak dia akan keruh menggenang”.
Secara rasional syair tesebut jelas sekali perumpaanya, ketika air hanya diam menggenang pasti akan menjadi sarang nyamuk sehingga menjadi sumber penyakit, hal itu sesuai dengan filosofi hidup yang telah
diajarkan
dalam
Islam
untuk
selalu
berkembang
dan
mengaktualisasikan segala potensi untuk menjadi pribadi yang kreatif. Yang kedua yakni Akhlak Madzmumah Akhlak madzmumah ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri manusia yang cenderung terwujud dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain serta bisa berdampak kurang baik bagi dirinya sendiri. Berbanding terbalik dengan yang dijelaskan di atas tentang Akhlak Mahmudah. contoh akhhak madzmumah diantaranya: Sombong, mudah marah, curang (menipu, menyuap), iri hati, suka mengeluh terhadap cobaan, mengkufuri nikmat yang sudah Allah swt berikan, berprasangka buruk kepada Allah maupun sesama manusia, ujub, riya‟, dll. Dalam berhehidupan di masyarakat, orang yang memiliki akhlak madzmumah cenderung dikucilkan dan tidak memiliki banyak kawan, sehingga interaksi sosialnya sangat kurang dan mengurangi fitrahnya sebagai manusia (makhluk sosial).
xliv
3. Nilai-nilai Ibadah Ibadah bukan hanya sebatas ritual formalitas belaka, tetapi juga harus menjadi sebuah kebutuhan atau sarana bagi seorang hamba untuk mendekat kepada Tuhan-Nya. Nilai ibadah dapat kita ambil penjelasan bahwasanya manusia selalu berinteraksi dengan Tuhannya baik diwaktu lapang maupun dalam kondisi terdesak, tidak hanya itu manusia juga bisa mengamalkan nilai-nilai ibadah dalam kehidupan sehari hari sebagai pegangan dalam bergaul di masyarakat. Orang yang beriman akan selalu memiliki pandangan bahwa setiap usaha/pekerjaan yang dilakukan ada unsur ibadahnya, (Zulkarnaen,2008:28) menjelaskan bahwa dalam islam Nilai ibadah dapat dibagi menjadi dua yakni: a. Mengamalkan ibadah kepada Allah. b. Mengamalkan ibadah kepada sesama manusia.
Berdasarkan kajian Pustaka dan kerangka teoritik di atas, maka penulis menjabarkn bahwa yang Mencakup Nilai-nilai Pendidikan islam adalah 1. Aqidah a. Iman Kepada Allah(Tuhan) 1) Berserah diri kepada Allah 2) Ikhlas b. Iman Kepada Qodho dan Qodar c. Iman Kepada Sifat-sifat Allah 2. Pendidikan Akhlak (Budi Pekerti)
xlv
a. Akhlak Mahmudah (Terpuji) 1) Istiqomah 2) Menjalin Silaturrhaim 3) Pantang Menyerah (Kerja Keras) 4) Sabar 5) Jujur 6) Fastabqul Khoirot 7) Belajar 8) Toleransi 9) Berprasangka Baik (Khusnudzan) b. Akhlak Madzmumah (Tercela) 1) Mencuri 2) Menipu 3) Berprasangka Buruk 4) Menyuap 3. Nilai-nilai Ibadah a. Ibadah Vertikal Kepada Allah (Habluminallah) b. Ibadah Horizontal kepada sesama manusia. E. PENGERTIAN FILM 1. Pengertian Film Film atau bisa disebut Sinema, berasal dari kata serapan bahasa Inggris Cinematography yang memiliki arti “gambar”. Sinematografi dapat diartikan sebagai seni dan teknologi dari fotografi yang bergerak.
xlvi
Sinematografi bisa juga diartikan sebagai bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide atau cerita tertentu (Endra I & Laelasari 2011:1). Negara telah mengatur dalam UU no. 33 tahun 2009 tentang perfilman yang mendefinisikan film adalah sebuah karya seni budaya yang merupakan suatu pranata sosial media komunikasi massa yang dibuat berdasar atas kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan. Sedangkan menurut Anwar Arifin, film adalah alat komunikasi massa yang memindahkan lambang-lambang komunikasinya dalam bentuk bayangan-bayangan hidup diatas sebuah layar putih (1982:28). 2. Fungsi Film Diawal kemunculannya film hanya dianggap sebagai hiburan yang lebih sering menonjolkan sisi humor dan sisi erotisme yang memiliki nilai jual untuk dikomersilkan. Seiring kemajuan teknologi dan berkembangnya pola pikir masyarakat, ternyata film juga mempunyai fungsi lebih dari itu. Film dengan kemampuan visualnya yang didukung dengan audio yang khas, sangat efektif sebagai media hiburan yang tidak membosankan. Ia bisa diputar berulangkali pada tempat dan khalayak yang berbeda. Hal ini sejalan dengan pendapat Onong Uchjana Effendy (2003:226) yang mengungkapkan pendapat. Bahwa fungsi film adalah sebagai media hiburan, pendidikan dan penerangan. Sedangkan menurut
xlvii
Hafied Cangara, dalam film terkandung berbagai macam fungsi yang antara lain fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif (2004:126). Film nasional juga bisa digunakan untuk pengkaderan sekaligus “character building” untuk membentuk generasi yang unggul dan berjiwa nasionalisme tinggi. Pendapat dari para pakar tersebut seolah ingin menujukkan bahwa fungsi film yang sangat penting dan merupakan sarana yang sangat efektif untuk mendidik, apabila dibuat dengan benar dan sesuai undang-undang serta tidak menyalahi norma-norma yang ada. 3. Unsur-Unsur Film Film merupakan hasil karya bersama atau hasil kerja kolektif. Dengan kata lain, proses pembuatan film pasti melibatkan kerja sejumlah unsur atau profesi. Unsur-unsur yang dominan di dalam proses pembuatan film antaralain: a. Produser Unsur paling utama (tertinggi) dalam suatu tim kerja produksi atau pembuatan
film
adalah
produser.
Karena
produserlah
yang
menyandang atau mempersiapkan dana yang dipergunakan untuk pembiayaan
produksi
film.
Produser
merupakan
pihak
yang
bertanggungjawab terhadap berbagai hal yang diperlukan dalam proses pembuatan film. Selain dana, ide atau gagasan, produser juga harus menyediakan naskah yang akan difilmkan, serta sejumlah hal lainnya yang diperlukan dalam kaitan proses produksi film.
xlviii
b. Sutradara Sutradara merupakan pihak atau orang yang paling bertanggungjawab terhadap proses pembuatan film di luar hal-hal yang berkaitan dengan dana dan properti lainnya. Karena itu biasanya sutradara menempati posisi sebagai “orang penting kedua” di dalam suatu tim kerja produksi film.
Di
dalam
proses
pembuatan
film,
sutradara
bertugas
mengarahkan seluruh alur dan proses pemindahan suatu cerita atau informasi dari naskah skenario ke dalam aktivitas produksi. c. Penulis Skenario Skenario film adalah naskah cerita film yang ditulis dengan berpegang pada standar atau aturan-aturan tertentu. Skenario atau naskah cerita film itu ditulis dengan tekanan yang lebih mengutamakan visualisasi dari sebuah situasi atau peristiwa melalui adegan demi adegan yang jelas pengungkapannya. Jadi, penulis skenario film adalah seseorang yang menulis naskah cerita yang akan difilmkan. Naskah skenario yang ditulis penulis skenario itulah yang kemudian digarap atau diwujudkan sutradara menjadi sebuah karya film. d. Penata Kamera (Kameramen) Penata kamera atau popular juga dengan sebutan kameramen adalah seseorang
yang
bertanggungjawab
dalam
proses
perekaman
(pengambilan) gambar di dalam kerja pembuatan film. Karena itu, seorang penata kamera atau kameramen dituntut untuk mampu menghadirkan cerita yang menarik, mempesona dan menyentuh emosi
xlix
penonton melalui gambar demi gambar yang direkamnya di dalam kamera. Di dalam tim kerja produksi film, penata kemera memimpin departemen kamera. e. Penata Artistik Penata artistik (art director) adalah seseorang yang bertugas untuk menampilkan citarasa artistik pada sebuah film yang diproduksi. Sebelum suatu cerita divisualisasikan ke dalam film, penata artistik setelah terlebih dulu mendapat penjelasan dari sutradara untuk membuat gambaran kasar adegan demi adegan di dalam sketsa, baik secara hitam putih maupun berwarna. Tugas seorang penata artistik di antaranya menyediakan sejumlah sarana seperti lingkungan kejadian tata rias, pakaian, perlengkapan-perlengkapan yang akan digunakan para pelaku (pemeran) film dan lainnya. f. Penata Musik Penata musik adalah seseorang yang bertugas atau bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pengisian suara musik tersebut. Seorang penata musik dituntut tidak hanya sekadar menguasai musik, tetapi juga harus memiliki kemampuan atau kepekaan dalam mencerna cerita atau pesan yang disampaikan oleh film. g. Editor Baik atau tidaknya sebuah film yang diproduksi akhirnya akan ditentukan pula oleh seorang editor yang bertugas mengedit gambar
l
demi gambar dalam film tersebut. Jadi, editor adalah seseorang yang bertugas atau bertanggungjawab dalam proses pengeditan gambar. h. Pengisi dan Penata Suara Pengisi suara adalah seseorang yang bertugas mengisi suara pemeran atau pemain film. Jadi, tidak semua pemeran film menggunakan suaranya sendiri dalam berdialog di film. Penata suara adalah seseorang atau pihak yang bertanggungjawab dalam menentukan baik atau tidaknya hasil suara yang terekam dalam sebuah film. Di dalam tim kerja produksi film, penata suara bertanggungjawab memimpin departemen suara. i. Bintang Film (Pemeran) Bintang film atau pemeran film dan biasa juga disebut aktor dan aktris adalah mereka yang memerankan atau membintangi sebuah film yang diproduksi dengan memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita film tersebut sesuai skenario yang ada. Keberhasilan sebuah film tidak bisa lepas dari keberhasilan para aktor dan aktris dalam memerankan tokoh-tokoh yang diperankan sesuai dengan tuntutan skenario (cerita film), terutama dalam menampilkan watak dan karakter tokohtokohnya. Pemeran dalam sebuah film terbagi atas dua, yaitu pemeran utama
(tokoh
utama)
dan
pemeran
pembantu
(piguran).
(http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsurunsur-film.html). 4. Kriteria Film yang Bermutu
li
Tidak semua film yang sudah diproduksi itu bermutu, film yang bermutu, selain memiliki kualitas alur cerita yang bagus dan penuh pesan moral atau bersifat edukatif, tentu juga harus disajikan dengan cara yang bagus. Kriteria film yang bermutu menurut Onong Uchjana Effendy (2003:226-227) antara lain: a. Memenuhi Tri fungsi film Fungsi film adalah hiburan, pendidikan dan penerangan. Filmnya sendiri sudah merupakan sarana hiburan. Orang menonton film tentunya untuk mencari hiburan, apakah film itu membuat ketawa, mencucurkan air mata atau membikin gemetar ketakutan. Jadi seandainya saja film ini sudah membawakan pesan yang sifatnya mendidik atau memberikan penerangan, barangkali dapat dinilai sebagai memenuhi salah satu unsur film bermutu. b. Konstruktif Film yang bersifat konstruktif ialah kebalikan dari yang bersifat destruktif, yakni film di mana perilaku si aktor atau aktris serba positif yang bisa ditiru oleh masyarakat, terutama muda-mudi. Andaikata sebuah film mempertontonkan adegan-adegan seperti itu (positif), barangkali dapat dinilai sebagai memenuhi unsur lain dari film bermutu. c. Persuasif Film yang bersifat persuasif ialah film yang ceritanya mengandung ajakan secara halus dan mengajak kepada sebuah
lii
perubahan kearah yang positif, dalam hal ini sudah tentu ajakan berpartisipasi dalam pembangunan, “national and character building” yang sedang diilancarkan pemerintah. 5. Jenis-Jenis Film Adapun jenis-jenis film menurut Aep Kusmawan dalam bukunya Komunikasi Penyiaran Islam (2004:101) menjabarkan ada 12 genre, yaitu: a. Drama, drama adalah suatu kejadian atau peristiwa hidup yang hebat mengandung konflik pergolakan, clash atau benturan dua orang atau lebih. Dalam drama terdapat sifat romance, tragedi, dan komedi. b. Realisme, adalah film yang mengandung relevansi dengan kehidupan sehari-hari. c. Film Sejarah, melukiskan kisah tersohor dan peristiwanya. d. Film Perang, menggambarkan peperangan atau situasi didalamnya atau sesudahnya. e. Film Futuristik, menggambar tentang masa depan secara khayali. f. Film Anak, mengupas kehidupan anak. g. Kartun, yang mulanya lahir di media cetak diolah menjadi cerita bergambar, bukan saja story board melainkan gambar yang sanggup bergerak dengan teknik animasi. h. Adventure, film pertarungan tergolong film klasik. i. Chrime Story, pada umumnya mengandung sifat-sifat heroik (kepahlawanan). j. Film Seks, menampilkan erotisme.
liii
k. Film Horor, yakni film yang mengupas terjadinya fenomena supranatural yang menimbulkan rasa heran, takjub, takut. l. Film Dokumenter, mengaambarkan fakta atau peristiwa yang terjadi. Film ini merupakan non fiksi yang mengeksplorasi kejadian historis atau masa kini. Dari berbagai Penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Dari sudut pandang diatas bisa di simpulkan definisi bahwa film adalah sebuah karya seni yang bisa dijadikan sebagai alat komunikasi massa berupa gambar bergerak sehingga dapat menyampaikan suatu ide-ide, gagasangagasan, maupun alur cerita di dalamnya. Kehadiran film merupakan sebagai penyempurna karya-karya seni yang lain seperti novel, puisi, seni rupa, dan seni musik. Kriteria Film yang bermutu selain harus bagus kualitas alur ceritanya juga harus memenuhi 3 fungsi film (hiburan, pendidikan, penerangan), Konstruktif, dan persuasif.
liv
BAB III GAMBARAN UMUM FILM PEEKAY
A. Riwayat Hidup Sutradara Film Peekay di sutradarai oleh salah seorang sutradara papan atas di India yaitu Rajkumar Hirani. Pria Berkebangsaan India ini lahir di daerah Nagpur suatu kawasan Maharashtra India 20 november 1962. Pada usia 14 tahun dia menyelesaikan pendidikan perdagangan di St.Francis De‟Sales (setara SMA) karena orang tuanya menginginkan dia menjadi seorang akuntan yang handal, tetapi ia lebih tertarik pada dunia hiburan terutama film. Ketika kuliah dia ikut teater Hindi saat itulah ayahnya mencium bakat terpendam Rajkumar di bidang seni. Di awal karirnya, Hirani mencoba peruntungannya sebagai editor film selama beberapa tahun. Pengalaman buruk memaksanya untuk pindah ke periklanan, dan secara perlahan memantapkan diri menjadi direktur dan produser film iklan. Iklan pertamanya adalah Fevicol, dimana beberapa lakilaki dan gajah mencoba menarik dan merusak plank Fevicol bertuliskan "Jorlagake Haisha". Rajkumar juga terlihat di iklan terkenal Kinetic Luna yang dibuat oleh O&M. Dia bekerja cukup baik di industri periklanan tetapi dia ingin membuat film, lalu ia mengambil jeda dari periklanan dan memulai bekerja dengan Vidhu Vinod Chopra Production. Dia bekerja di promosi dan trailers for 1942: A Love Story. Dia mengedit promosi untuk Kareeb. Dia
lv
mendapat kesempatan besar pertama sebagai editor film Mission Kashmir, berkat ketekunanya dia akhirnya bisa menjadi seorang sutradara. B. Riwayat Pendidikan Dengan latar belakang keluarga seorang pedagang tentu Rajkumar diharapkan menjadi penerus usaha keluarga lalu di sekolahkan di pendidikan perdagangan St.Francis De‟Sales (setara SMA), namun dia memiliki bakat lain dan memilih untuk menekuni bakat dan minatnya di bidang entertainment, suatu ketika saat Rajkumar mengikuti Pementasan akting di Teater Hindi, Ayahnya melihat bakat seorang Rajkumar di bidang seni peran dan menghendakinya untuk memperdalam ilmu di salah satu Intitusi Seni di Pune India. Akan tetapi ketika dia akan mendaftar di jurusan akting ternyata jurusan tersebut sudah habis masa pendaftarannya dikarenakan kuota yang telah terpenuhi, akhirnya Rajkumar pun melirik jurusan lain yakni jurusan editing. Dan benar saja ketika sekolah di bidang yang disukainya dia termasuk mahasiwa yang menonjol sehingga mendapatkan beasiswa dari pihak kampus. C. Hasil Karya Sutradara Sebagai seorang Sutradara terkenal di India, Rajkumar tergolong produktif dalam menghasilkan karya-karya yang berkualitas, dan sebagian besar karya-karyanya mengandung pesan moral, pesan edukatif, serta inspiratif bagi penontonya, sebut saja Film Tere Liye, Wazir, Mission Kashmir, Slamdog Millionare dan film fenomenal yang dapat membangkitkan semangat untuk berpikir kritis dan inovatif serta terkenal di kalangan mahasiwa yaitu 3 Idiots, Dalam pembuatan Film-film dia banyak bekerja
lvi
sama dengan aktor dan aktris papan atas di negeri Boombay tersebut semacam Aamir Khan, Anushka Sharma, Boman Irani, Dan lain Sebagainya. Berikut daftar Film karya Sutradara Rajkumar Hirani: 1. 1942: A love story, Produksi pada (1994) 2. Kareeb (1998) 3. Mission Kasmir (2000) (sebagai Editor) 4. Tere Liye (2001) 5. Munna Bhai MBBS (2003) 6. Lage Raho Munna Bhai (2006) 7. 3 Idiots (2006) 8. Peekay (2014) 9. Wazir (2015).
D. Tentang Film Peekay 1. Genre Film Film Peekay adalah film drama komedi satir India yang rilis pada 19 Desember 2014, dalam Kamus kasusatraan yang dimaksud dengan komedi satir adalah menyingkap cata cela masyarakat dan perseorangan dengan cara mengkritik, menyindir, dan mecemooh. Jadi yang diharapkan oleh sang sutradara melalui film ini yaitu ingin mengkritik tatanan sosial, serta realitas kehidupan beragama di negaranya. Kondisi demografis India yang sangat majemuk serta berbagai macam tindak kriminal yang terjadi sangat menggelitik dirinya untuk menyentil dengan tujuan untuk
lvii
menyadarkan masyarakat melalui media film. Tak pelak akhirnya film ini mendapatakn respons positif dari penikmat film di india maupun dunia sehingga berhasil memecahkan rekor yang ada di India dan menjadi film India yang cukup laris menembus lebih dari Rs.500 di box office serta menempati jajaran papan atas dalam situs film Internasional IMDB (Internet Movies Database). 2. Plot/Alur Film Plot/alur adalah rangkaian pola-ola yang membangun kejadian atau situasi. Dalam penyajian film Peekay ini, Rajkumar Hirani menggunakan alur campuran untuk mengkonstruksi sebuah kejadian konflik dalam film iniyaitu sebuah kombinasi antara alur maju dan alur mundur, sebagai contoh alur campuran dalam Film Peekay antara lain “ketika
Peekay
masuk
ke
penjara
kemudian
Jaggu
hendak
mewawancarainya dalam penjara, Jaggu penasaran dan tertarik untuk mengorek lebih dalam tentang Peekay, kemudian Peekay bercerita tentang asal-usulnya, bagaimana dia bisa sampai ke planet bumi, bagaimana dia bisa bertahan di bumi yang semuanya serba asing baginya baik bahasa, perilaku, maupun perwatakannya, serta apa tujuannya bertahan di bumi”, ketika part itu lah bagaimana sang sutradara mencoba me-review cerita sejak awal ketika alur sudah memasuki tahap inti dalam sebuah film. Hal itu sudah jamak tejadi dalam sebuah film untuk memberi rasa penasaran bagi para penontonuntuk mengetahui apa sejatinya yang diinginkan dari plot film tersebut.
lviii
3. Latar/Setting Latar setting film ini berada di 4 tempat yakni: pertama Rajashtan India, tempat ini adalah pertama kali Peekay menginjakkan kaki di muka bumi dan kehilangan alat komunikasi dengan temanya, serta di tempat ini pula pesawat luar angkasa Peekay parkir kemudian pergi lagi, yang kedua ada di Brugges salah kota di Negera Belgia, di tempat inilah Jagat Janani (jaggu) yang seorang jurnalis sedang meliput salah acara salah seorang legenda hiburan di India yakni Amitabh Bachan, kemudian ia bertemu Sarfaraz Yusuf mahasiswa Universitas Lahore yang bekerja di kedutaan Pakistan untuk Belgia. Ketiga di Mandawa yaitu tempat dimana Peekay ditabrak oleh rombongan orkes musik yang bukan membawa petaka, tetapi justru menjadi suatu pintu gerbang bagi Peekay untuk masuk dan berbaur dengan manusia, yang keempat di New Delhi, semua adegan konflik dan inti dari cerita terjadi di Kota ini. Berawal dari keinginan Peekay untuk mencari tuhan, sampai dia mulai tertarik pada jaggu dan mulai merasa nyaman di habitat barunya. Sedangkan untuk latar waktunya ada dua macam, yakni ketika Jaggu bertemu Sarfaraz di Belgia, yang kedua ketika Jaggu telah kembali ke New Delhi.
4. Penokohan dan Perwatakan 1. Tokoh Utama
lix
a. Peekay Peekay adalah makhluk dari luar angkasa yang yang ingin berpetualang ke planet Bumi untuk penelitian, tetapi nasib kurang baik menghampirinya ketika baru saja tiba di Bumi alat bantu komunikasi yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan sesamanya dicuri oleh manusia. Tetapi berbekal kelebihan yang dimilikinya yaitu bisa mempelajari bahasa makhluk lain dengan hanya memegang tangan serta bisa membaca apa yang terjadi di masa lampau dan masa depan, dia berhasil beradaptasi dengan keadaan di bumi sampai akhirnya dengan niat untuk mencari alat bantu komunikasinya yang dicuri oleh manusia dia justru terbawa arus untuk mencari Tuhan. Dengan jerih payah dan kerja keras dia berusaha mencari sosok Tuhan yang sebenarnya, lalu mencoba menemui Tuhan dari berbagai macam perspektif yang diajarkan oleh hampir semua agama yang ada di India dengan keyakinan bahwa Tuhan dapat mengembalikan alatnya yang hilang tersebut. b. Jagat Janani (Jaggu) Dia adalah seorang jurnalis dari India yang bersifat periang, energik, kritis, serta memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi terhadap sesuatu yang menurut dia menarik. Ketika meliput salah satu event di Belgia, dia bertemu dengan laki-laki dari Pakistan yang bernama Sarfaraz Yusuf. Kemudian benih-benih cinta muncul diantara mereka, akan tetapi hubungan mereka ditolak
lx
secara tegas oleh ayahnya dengan alasan beda Agama, Ras, dan Suku Bangsa. Ayah Jaggu yang merupakan pengikut setia salah seorang pemuka Agama Lokal di India mencoba berkonsultasi dengan pemuka tersebut, dan berdasar ramalannya (pemuka agama) bahwa Sarfaraz hanya mempermainkan Jaggu maka dia menyarankan agar Jaggu menjauhi Sarfaraz, namun dengan kegigihan dan semangat untuk membantah ramalan pemuka agama tersebut Jaggu mengajak Sarfaraz menikah, kemudian karena ke salah pahaman diantara mereka menjelang pernikahan, akhirnya pernikahan tersebut belum bisa terlaksana. c. Tapashwi (Pemuka Agama) Seorang pemuka agma yang memiliki puluhan ribu pengikut dan rajin melakukan semacam “khotbah” di sebuah gedung yang megah, salah satu klaim dari dirinya adalah bisa berkomunikasi dengan Tuhan dan diberi petunjuk untuk menasehati manusia. Untuk mngelabui pengikutnya, Tapashwi menggunakan sebuah jimat yang konon berasal dari Tuhan dan merupakan serpihan gendang Dewa Siwa. Sebenarnya jimat Tapashwi itu adalah alat bantu milik Peekay yang hilang. Dalam perkembangannya, Peekay berpikir untuk mencari cara agar bisa mendapatkan kembali alatnya tersebut, akhirnya dia menantang debat Tapashwi tentang konsep ketuhanan yang diyakini Tapashwi dan pengikutnya yang cukup menyimpang.
lxi
Debat tersebut disiarkan langsung oleh salah satu TV di India dan menjadi pertaruhan nama baik Tapahwi jika sampai kalah adu argument dengan Peekay. d. Sarfaraz Yusuf Pria Pakistan yang lemah lembut dan baik hati ini adalah kekasih Jaggu, peran sarfaraz dalam film ini tidak begitu dominan hanya
ketika
awal
cerita
dan
di
akhir
cerita,
namun
kemunculannya di menit-menit akhir film menjadi sebuah klimaks atau inti dari film ini dan disitulah letak kejeniusan seorang Rajkumar (sutradara) dalam meng-create sebuah alur cerita menjadi sangat menarik dan membuat penonton seolah terhening untuk merenungkan dan menangkap pesan apa yang ingin disampaikan film tersebut. e. Dheeru Singh Dia adalah pemimpin orkes musik yang menabrak Peekay hingga tak sadarkan diri tetapi berkat kejadian itulah menjadi sebuah pintu gerbang bagi Peekay untuk masuk kedalam habitat manusia, setelah itu Peekay pun bersahabat dengan Dheeru dan Dheeru pula yang menemukan orang yang telah mencuri alat komunikasi Peekay, lalu pencuri tersebut mengatakan bahwa alat itu telah dijual kepada Tapashwi (pemuka agama). Namun nasib naas menimpanya ketika akan menemui Peekay ke New Delhi saat tiba di stasiun tiba-tiba ada bom yang meledak dan merenggut
lxii
nyawanya, beruntung ketika itu Peekay selamat dari maut. Walau tampil sebentar, Dheeru seoalah mengajarkan arti kesetiakawan dan nilai kejujuran. 2. Tokoh Piguran (Peran Pembantu) a. Jherry Bajwa (pemimpin redaksi tv) Dia adalah seorang peimpin redaksi salah satu televisi di India, walau besifat sedikit perfeksionis dan keras kepala tapi memiliki sikap yang jujur dan baik hati. Dia menanamkan nilai-nilai kedisiplinan kepada semua bawahannya dalam kaitanya pada suatu proses produksi acara tv. b. Ayah Jaggu Ayah Jaggu adalah seorang yang keras dan kaku, terutama dalam hal Agama, dia seorang menjadi pengikut fanatik Tapashwi dalam Islam kita sebut dengan istilah Taqlid buta. Sealin itu, dia juga cenderung “anti” dengan orang Islam karena doktrin yang diterimanya dari para pemuka agama yang mendeskripsikan Islam sebagai agama teroris atau agama yang tidak cinta pada kedamaian, tetapi berkat kegigihan serta argumen-argumen dari Peekay berhasil melunakkan hatinya dan merestui anaknya menikah dengan seorang muslim. c. Nitu Nitu adalah rekan seprofesi dengan Jaggu, dia begitu setia dan sabar dalam membantu Jaggu baik ketika persahabatn sehari-
lxiii
hari, maupun dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka sebagai seorang jurnalis. Dia rela secara tiba-tiba ditelpon Jaggu untuk di suruh menjemput jaggu di suatu tempat,padahal dia sedang bekerja di Kantor. 5. Sinopsis Suatu ketika datang makhluk dari luar angkasa untuk kepentingan penelitian tentang manusia di Planet Bumi, tetapi kejadian tidak mngenakkan diterimanya di awal kedatangan di bumi karena “remote control” yang merupakan alat komunikasi dengan sesamanya dicuri oleh manusia. Padahal alat tersebut sangat penting baginya dan jika alat itu tidak ditemukan maka dia tidak bisa kembali ke asalnya, lalu dia berusaha untuk mencarinya, ibarat bayi yang baru lahir di dunia dia adalah makhluk pendatang yang tidak tahu apa-apa tentang kehidupan di dunia, tidak mengerti bahasa manusia, tidak paham watak manusia, serta tidak tahu aturan dan norma-norma apa yang berlaku dalam hidup manusia, tetapi berbekal kelebihan yang ia miliki bisa mempelajari bahasa manusia hanya dengan memegang tangan manusia dia akhirnya bisa mengerti bahasa manusia dan mulai belajar dan beradaptasi dengan kondisi, aturan, serta tatanan sosial ditengah masyarakat Bumi. Singkat cerita, setelah bisa bahasa manusia dia mengutarakan maksud datang ke Bumi dan masalah apa yang tengah ia hadapi kepada seorang Pemimpin orkes Musik (Dheeru) yang menabraknya hingga tak sadarkan diri, kemudian si Dheeru memberi saran agar ia mencari alatnya
lxiv
yang hilang di sebuah kota besar di India dan merupakan ibu kota Negara tersebut yakni New Delhi. Sesampainya di New Delhi karena dia belum paham sepenuhnya dengan keadaan sosial manusia dia bertanya kepada semua orang tentang keberadaan remotnya tersebut. Menariknya ketika ia bertanya hampir semua orang menjawabnya dengan “Tanyalah Pada Tuhan, hanya Tuhan yang bisa menolongmu”, sontak mendengar jawaban tersebut ia pun berinisiatif mencari siapa itu Tuhan dan mengapa hanya Tuhan yang bisa menolongnya , tetapi ia menjadi bingung karena ada beberapa jalan untuk mencari Tuhan yang diyakini oleh masyarakat, lalu ia melihat Kuil yang disitu banyak orang sedang beribadah kemudian setelah bertanya kepada seorang pedagang disekitar kuil ia dianjurkan untuk membeli patung Tuhan (Dewa Siwa) sebagai alat komunikasi dengan
Tuhan,
tetapi
dengan
media
patung
pun
tidak
bisa
mengantarkannya kepada Tuhan dan tidak bisa mengembalikkan remotnya, ia kemudian lapor kepada polisi karena dia sudah membeli patung Tuhan tetapi Tuhan tidak bisa mengabulkan keinginanya, lalu polisi tersebut menamparnya seraya berkata “kau mabuk ya?” sejak itu lah dia di julukki Peekay yang dalam bahasa India artinya orang yang mabuk. Tapi semangatnya untuk mencari Tuhan tidak pupus karena ia yakin satu-satunya yang dapat membuatnya bertahan dan menolongnya untuk kembali ke asalnya adalah Tuhan, serta ia sadar bahwa jalan untuk menemui Tuhan adalah Agama, Kemudian Peekay mencari Tuhan memalui berbagai macam perspektif agama-agama yang ada, hampir
lxv
semua agama ia ikuti, hampir semua ritual-ritual ia jalani tetapi ternyata tidak ada yang secara instan memberi solusi atas kehilangan remotnya sampai akhirnya ia bertemu dengan Tapashwi (pemuka agama) yang belakangan diketahui ternyata hanya memanfaatkan Agama untuk kepentingan komersil, pertemuan dengan Tapashwi ini lah yang menyadarkan Peekay tentang hakekat dari agama. Tapashwi yang sangat dihormati pengikutnya mengaku mendapat “ilham” untuk bisa berkomunikasi langsung dengan Tuhan serta mengklaim telah dianugerahi serpihan Gendang Siwa yang ternyata itu adalah “remote control” Peekay yang hilang dicuri orang, kemudian Peekay menantang debat terbuka tentang agama kepada Tapashwi yang berdasar kesepakatan kalau Peekay menang maka alat tersebut menjadi miliknya lagi, tetapi jika kalah Peekeay harus meminta maaf pada Tapashwi dan menjadi pengikutnya. Alhasil, debat terbuka yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun tv itu dimenangkan oleh Peekay berkat bantahan-bantahannya terhadap argumen Tapashwi tentang konsep Tuhan, Tapashwi berpendapat bahwa dia diciptakan untuk melindungi tuhan, tetapi sejatinya yang ia lindungi adalah Tuhan “ciptaannya” dan mendustai Tuhan yang “menciptakannya”, lalu Peekay beranggapan bahwa Tuhan tidak perlu dibela karena Tuhan lah yang menciptakan alam semesta dan dunia ini sangat kecil bagi-Nya. Hal lain yang membuat Peekay memenangkan debat adalah dia berhasil meyakinkan penonton untuk tidak mempercayai pendapat
lxvi
Tapashwi yang menilai agama sesorang hanya dari fisik atau pakaianya saja, serta yang tidak kalah penting adalah Peekay berhasil merebut hati penonton berkat klarifikasinya terhadap ramalan Tapashwi tentang hubungan Jaggu dan Sarafaraz yang ternyata salah besar, Tapashwi meramalkan bahwa Sarfaraz hanya mempermainkan Jaggu dan tidak memiliki keinginan untuk membawa hubungan mereka ke jenjang pernikahan, akan tetapi dengan kelebihan Peekay yang bisa menerawang apa yang terjadi jauh di masa lampau ia mengungkapkan sesuatu yang bertolak belakang dengan ramalan Tapashwi, Peekay menyatakan bahwa sarfaraz sangat tulus mencintai jaggu dan mau menikahinya walaupun diantara mereka terjadi perbedaan agama maupun bangsa, adapun hal yang membuat Jaggu dan Sarfaraz gagal menikah ketika itu adalah adanya kesalah pahaman diantara mereka dan kekeliruan mereka membaca situasi. 6. Amanat Adapaun amanat dari film ini adalah sebuah ajakan bagi penonton untuk sejenak merenung dan berfikir tentang sifat keagaman yang diyakini, apakah kita sudah benar-benar menjalankan agama berdasar apaapa yang sudah diajarkan atau kita hanya menggunakan agama sebagai formalitas belaka, bahkan yang lebih parah menjual agama demi kepentingan pribadi atau kelompok yang nyata-nyata itu adalah nafsu duniawi, sehingga sangat jauh dari esensi tentang tujuan diciptakannya agama oleh Tuhan. Hal lain yang menjadi dalam amanat ini adalah
lxvii
mengingatkan kita untuk senantiasa bertakwa pada Tuhan, karena Dia lah yang bisa menjadi penolong bagi manusia, Kutipan dalam Film: “Aku sepakat, bahwa dengan percaya pada Tuhan sesorang akan punya harapan, kesulitan akan pergi, keberanian akan bangkit, dan akan timbuk kekuatan (Peekay)”
Selain itu kita juga seolah diberi pengajaran oleh Pemeran utama dalam film tersebut untuk tidak pernah berhenti dan selalu bersungguhsungguh dalam belajar serta bekerja keras dalam setiap upaya untuk memperjuangkan impian atau cita-cita yang kita inginkan.
lxviii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Film adalah sebuah alat komunikasi masa yang memiliki banyak fungsi salah satu fungsinya adalah sebagai sarana untuk edukasi dan media efektif untuk menyapaikan sebuah pesan. Dari film Pekaay ini kita dapat mengetahui pesan-pesan moral yang hendak disampaikan oleh sang Sutradara Rajkumar Hirani melalui sekuel atau plot/alur cerita didalamnya. Secara garis besar film ini mengisahkan arti sebuah perjuangan dan kerasnya hidup di dunia, dalam artian setiap keinginan yang ingin dicapai tentu membutuhkan usaha yang maksimal untuk meraihnya seolah film ini juga mengajarkan bahwa cara agar kita bisa bertahan hidup di lingkungan sosial kemasyarakatan yang persainganya di bidang apapun semakin kompetitif harus selalu belajar atau berpikir kritis, menambah wawasan, serta meg-upgrade pola pikir agar kita tidak tertinggal dengan orang lain atau tidak terbawa arus sosial, serta film ini juga bercerita tentang perjuangan seorang hamba dalam proses pencarian Tuhannya. Setelah penulis menonton Film ini, meneliti isi film, memahami makna apa yang ingin disampaikan film, serta menganalisis
film Peekay karya
sutradara Rajkumar Hirani ini, penulis mengambil beberapa kesimpulan didalamnya, meskipun film Peekay diproduksi oleh seorang yang beragama Hindu dan proses pembuatannya sebagian besar juga di India, ternyata penulis
lxix
banyak menemukan Realitas Sosial (perilaku sosial, tatanan sosial, dan gejala sosial) dan Nilai-nilai Pendidikan terutama Pendidikan Islam dalam film tersebut. Diantaranya, Pendidikan Aqidah, Pendidikan Akhlak, dan Nilai-nilai Pendidikan Ibadah. Secara lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut: A. Realitas Sosial Dalam Film Peekay Defini Realitas Sosial adalah pengalaman empirik yang dialami oleh manusia
yang
hidup
ditengah-tengah
masyarakat,
sehingga
dengan
pengalaman tersebut manusia bisa mengambil hikmah untuk dirinya sendiri maupun orang lain demi terbentuknya masyarakat madani (Civil Society). Di dalam film tersebut memiliki setting di Negera India, jadi penulis fokus membahas realitas sosisal apa saja yang ada di India. Ketika berbicara tentang Negara asal tokoh pejuang Mahatma Gandhi tersebut yang ada di benak kita pasti tentang film-film Bolywood yang hampir semua ada tarian-tarian yang mengandung unsur erotisme ketika di nilai dari segi norma susila, tetapi bagi warga India itu adalah sebuah seni sehingga nilai estetika yang menjadi acuan, lain daripada itu India yang mayoritas penduduknya memeluk agama Hindu sangat memiliki corak budaya yang cukup kental, dimana sistem kasta (strata sosial) dalam masyarakat masih berlaku, seperti yang kita ketahui dalam kasta tersebut ada yang namanya kasta Brahmana (Priest), Ksatriya (warriors), Vaishya (pengusaha), dan Sudra yang mengakibatkan adanya diskriminasi atau bahkan konflik diantara mereka, sistem kasta inilah yang menjadi hambatan untuk menuju
lxx
kesejahteraan yang adil di India, tindak kriminal pun masih sering terjadi di negara tersebut tidak jauh berbeda jika kita bandingkan dengan negara kita Indonesia. Adapun Konflik sosial di India yang mungkin jarang di ekspos oleh media yaitu tentang diskriminasi Etnis, Sejarah membuktikan bahwa pada awalnya umat Islam di India sangat dominan di dalam berbagai sektor bahkan salah satu tokoh Islam ketika itu berhhasil menjadi pemimpin di Negeri tersebut, kemudian agama Islam dengan prinsip kemanusiaanya menyebarkan paham bahwa pada dasarnya semua manusia itu sama, dengan disertai gerakan kesetaraan kemakmuran itulah akhirnya umat Hindu yang mulanya hanya minoritas menjadi umat yang cukup besar perannya di berbagai bidang, Seiring berjalannya waktu, umat Hindu menjadi bertambah besar dan menjadi penguasa di India. Ironisnya setelah menjadi kaum penguasa, umat hindu justru bertindak sewenang-wenang terhadap umat Islam bahkan pernah ada wacana dari pemerintah India untuk memindahkan seluruh umat Islam ke suatu tempat di perbatasan India dan Pakistan. Dengan latar belakang tersebut, masyarakat India sekarang yang mayoritas Hindu ternyata tidak begitu suka dengan bangsa Pakistan (timurtengah) yang beragama Islam walaupun disana ada salah satu situs peninggalan Islam yang sangat terkenal dan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung di India yakni Taj Mahal. Dan salah satu adegan dalam Film Peekay ini yang menunjukkan tentang adanya diskriminasi etnis dalam adalah ketika Jaggu yang seorang Hindu jatuh cinta dengan pria
lxxi
Pakistan beragama Islam yang bernama Sarfaraz Yusuf, kemudian oleh keluarganya dilarang dan diminta menjauhi pria tersebut seperti dalam dialog. Ibu Jaggu: ”kau sedang jatuh cinta? Dengan siapa, apa pekerjaannya, tidak tinggal seatap kan? (perasaan gembira)” Jaggu: “tenang Bu, akan kujelaskan” Ibu Jaggu; “Katakan siapa namanya” Jaggu: “ Sarfaraz” Ayah Jaggu: “orang Islam? (dengan raut muka kecewa)” Jaggu: “Ya ayah, dia mahasiswa arsitektur dan keluarganya di Pakistan” Ibu: “Pakistan, Pakistan apa?” Jaggu: “Bu, hanya ada satu Pakistan” Ibu: “ Tak akan ku ijinkan, kau sudah gila ya?”
Dialog di atas menunjukkan betapa keluarga Jaggu sangat tidak menginginkan apabila anggota keluarga mereka menikah dengan orang Pakistan (Muslim) bahkan untuk sekedar berteman saja harus sedikit diberi jarak, selain konflik etnis yang terjadi, ada juga gejala sosial lain di India yang penulis yakin di Indonesia atau Negara manapun pasti sering terjadi hal yang demikian yakni ketika seorang aparatur Negara (Polisi) menerima suap dari masyarakat demi memuluskan kepentingannya. Seperti yang terekam dalan dialog antara Jaggu dengan Polisi ketika Jaggu hendak menjenguk Peekay ke dalam penjara, Jaggu: “Permisi” Polisi: “ya, ada apa?” Jaggu: “aku ingin masuk kedalam penjara” Polisi: “Untuk apa” Jaggu: “untuk menemui pria yang ada di dalam itu” Polisi: “Nona, kau anggap ini kantin? Hingga kau bisa makanminum atau bersenang-senang semaumu? (hardik Polisi), ini penjara, jadi orang yang bersalah yang bisa masuk penjara” Jaggu: “ sssttt…. bisik jaggu sambil menyodorkan beberapa Rupee uang”.
lxxii
Polisi: “ (tanpa bicara tapi seoalah mengiyakan dengan mimik wajah)”. penjara.
Sesuatu yang bersifat transaksional tentu tidak baik dan bisa menghancurkan moral suatu bangsa karena bisa mereduksi nilai-nilai ketulusan. Sutradara dalam film ini memiliki misi untuk menjadikan film ini sebagai “sentilan” terhadap fenomena penyakit masyarakat, dalam film ini yang dimaksud yaitu fenomena “mobil goyang” atau mobil yang didalamnya ada orang yang sedang berhubungan badan sehingga mobilnya terliat beregerak-gerak, fenomena tersebut beberapa kali diperlihatkan dalam part film tentu ini mengindikasikan bahwa hal itu sudah biasa terjadi di India, bagian film yang menunjukkan fenomena ini yaitu ketika Peekay ingin mencari baju kemudian melihat ada baju yang diletakkan dikaca mobil, tanpa rasa bersalah ia langsung mengambil baju tersebut dan membawanya pergi, ini seolah ingin menunjukkan suatu realitas buruk yang terjadi di tengah masyarakat. Walaupun begitu, warga India ternyata sangat kritis terhadap dinamika yang terjadi lingkungan masyarakat, pemerintah pun seolah memberikan kebebasan bagi warga India untuk mengekspresikan minatnya dan menyuarakan pendapatnya, melalui media film pekay inilah Sutradara ingin mengkritik acara-acara tv di india yang tidak bermutu dan hanya mengejarkan rating saja, hal ini terlihat di bagian ketika Jaggu menjadi news anchor mengaku heran dengan materi sekaligus tema berita yang diberikan atasanya
lxxiii
yang sama sekali tidak berbobot dan tidak ada pesan informatif atau edukatif didalamnya, seperti dialog berikut: “siapa bilang hewan tidak bisa bunuh diri? Ini Nikku anjing milik Dr.Sweetie Singh dari Ramesh Nagar, New Delhi. Di bulan ini ia sudah 3 kali mencoba bunuh diri melompat dari atap, minum obat tidur, dan tidur di perapian. Kenapa ia melakukan hal itu? Apa dia sakit jiwa?” Kemudian Jaggu melangkah keluar dari tempatnya untuk menghampiri pimpinan redaksi sambil berkata: “omong kosong apa ini, Nitu?” “Jerry… apa yang kau pikirkan (tentang berita ini)?Anjing ini depresi, sakit jiwa, atau punya penyakit schizophrenia?Hingga dia berlaku hiperaktif.” Lalu dijawab oleh pimred: “apapun itu, apa urusanku?” Kutipan dialog diatas menggambarkan suatu realitas yang terjadi dalam sebuah industri pertelevisian, dimana seorang pimpinan cenderung tidak berpikir visioner mengenai dampak dari acara yang diproduksinya, yang mereka kejar hanya popularitas sesaat, rating naik, dan untung secara materi yang besar. Mereka tidak tidak peduli manfaat apa yang diperoleh penonton. Hal lain yang perlu dicermati dalam perilaku sosial adalah kebanyakan orang cenderung menilai orang lain berdasar apa yang dipakai, padahal itu tidak bisa menjadi sebuah tolok ukur tentang mulia atau tidaknya seseorang, ini disampaiakan Peekay ketika diwawancarai oleh Jaggu didalam penjara, “Peekay yang berasal dari planet lain mengaku heran dengan orang-orang di planet Bumi berkata: “di dunia kami tidak memakai apapun, di dunia kami hanya dibedakan dengan warna kulit, kalau disini ada yang polos, ada yang berwarna-warni dll, yang membedakan hanya sesuatu yang menutupi tubuh itu”.
lxxiv
Pernyataan tersebut seakan memberi sebuah pengajaran kepada kita tentang pentingnya sebuah sikap yang egaliter terhadap orang lain. Dalam kehidupan beragama, masyarakat India yang mayoritas beragama Hindu mengunakan media perantara patung untuk beribadah kepada-Nya, namun menariknya sebagian masyarakat disana telah menyadari bahwa sesungguhnya Tuhan tidak membutuhkan perantara apapun untuk di dekati, yang perlu dilakukan oleh manusia hanya langsung memohon kepadaNya tentang apa maksud dan permintaannya, akan tetapi pedagang yang berada di sekitar kuil tentu tidak menginginkan hal yang demikian karena bisa mematikan perekonomian dan mata pencaharian mereka sebagai penjual patun-patung dewa, akhirnya mereka berusaha untuk menjaga agar keyakinan masyarakat akan sebuah alat komunikasi kepada Tuhan tidak hilang, seperti dalam sebuah kutipan dialog antara Peekay dengan penjual patung di sekitar kuil, Peekay yang kala itu hendak memulai usaha pertamanya mencari Tuhan bertemu dengan seorang penjual: Peekay: Berikan aku Tuhan, Bhaiya (baca Bro)” Penjual: ”kau mau yang berapa Rupee? , 20, 50 , 100, 500?” Peekay: “apa bedanya antara yang 20 dan 500 Rs ? (Tanya Peekay denga lugunya)” Penjual: “harganya saja, sisanya sama kok” Peekay: “yang 20 Rs ampuh juga kan? Penjual: “baiklah, yang 15 Rs saja”. Setelah
membeli
patung
tersebut
Peekay
mencoba
langsung
mempraktekkan untuk beribadah pada Tuha disertai do‟a dan harapan, Peekay memejamkan matanya dan meminta “ Ya Tuhan aku sangat lapar, berikan aku makanan” tak disangka, kebetulan ketika itu ada orang yang selesai beribadah
lxxv
dan langsung membagi-bagikan makanan kepada orang-orang yang dudukduduk di seikitarnya termasuk ada Peekay disana, sontak setelah itu Peekay pun sangat gembira dan semakin meyakini bahwa memang benar kata orangorang kalau Tuhan selalu memberi dan menolong setiap kesulitan yang di alami hamba-Nya termasuk permintaan untuk mengembalikan remotnya agar ia bisa pulang ke asalnya. Akan tetapi ketika Peekay mencoba kali kedua untuk meminta kepada Tuhan agar remotnya dikembalikan ternyata tak ada reaksi dari Tuhan, dan Peekay pun menemui penjual yang tadi untuk Protes, Peekay: “tuan, apa Tuhan ini kehabisan Batre? Aku baru saja pakai lalu tak berfungsi” Penjual: “apa maksudmu??” Peekay: “maksudku, isikan batre yang baru (dengan harapan Tuhan bisa ia mintai pertolongan lagi) Penjual: “Dia (Tuhan) tidak butuh Batre,” Peekay: “lalu kenapa ini tak berfungsi? apa ini (patung) ada yang rusak?” Penjual: “aku yang membuatnya, mana mungkin ada yang rusak” Peekay: “apa kau yang menciptakan Tuhan? (Tanya Peekay dengan serius dan kritis) Penjual: “Ya, aku sendiri yang membuat” Peekay: “kau yang menciptakan Tuhan, atau Tuhan yang menciptakanmu??” Penjual: “Tuhanlah yang menciptakan kita semua, tapi aku hanya menciptakan Patung-Nya (replika)” Peekay: “lalu, untuk apa membuat patungnya” Penjual: “agar kamu bisa memuja-Nya, berkeluh-kesah pada-Nya” Peekay: “apa ada alat komunikasinya, bagaimana kita bisa dengar Tuhan berbicara (Tanya Peekay denga lugu, seraya menggerakan patung Dewa (Tuhan)” Penjual: “Tuhan tak butuh alat apapun, Dia mendegarnya secara langsung” Peekay: “jika Dia mendengarnya langsung, lalu apa pentingnya patung ini” Penjual: “aduhhh, sambil memandangi temannya ia berkata “ harus aku apakan pria ini, mau menghentikan (mematikan) bisnis kami ya?”
lxxvi
Kemudian rekan pedagang ikut dalam pembicaraan dan ingin memanfaatkan
ketidak
pahaman/sikap
lugu
Peekay
untuk
mencari
keuntungan, sang pedagang merekomendasikan Peekay untuk membeli sesajinya karena ia berpendapat barangkali dengan patung mungkin Tuhan tida mau mengabulkan permintaan Peekay, maka butuh media lain agar Tuhan mau menolong dan mengembalikan remotnya yaitu dengan sesajinya. Dalam film Peekay ini, sutradara juga menunjukkan beberapa kearifan budaya lokal di India yang di deskripsikan dalam sebuah plot cerita ketika Peekay memulai usaha untuk mencari Tuhan melalui hampir semua agamaagama yang ada di India ada Hindu, Islam, Kristen, Budha, Sheikh, aliran Syi‟ah, dll dengan berbagai ritual diantaranya, ritual menyiram patung dewa dengan susu, upacara menebar beras kuning atau yang lebih dikenal dengan istilah Purim dan Holi, ritual menyiksa diri untuk memperingati peristiwa karbala, ritual menggulung-gulungkan badan di jalan, dll.
A. Nilai Pendidikan Islam Dalam Film Peekay 1. Nilai Pendidikan Aqidah a. Percaya kepada Allah Percaya kepada Allah swt/Tuhan adalah pondasi inti dalam agama manapun, percaya kepada Allah secara tidak langsung telah mengakui eksistensi keberadan-Nya dan meyakini ada kekuatan yang menciptakan dan menggerakkan dunia ini yaitu Allah swt seperti yang terkandung dalam film ini ketika Peekay seorang makhluk yang tidak
lxxvii
memeluk agama mana pun mengakui akan Kebesaran-Nya setelah merasakan perjuangan hidup dan melakukan perenungan yang mendalam, seperti yang terkutip dalam dialog antara Peekay dengan Tapashwi: “Aku sepakat, bahwa dengan percaya pada Tuhan sesorang akan punya harapan, kesulitan akan pergi, keberanian akan bangkit, dan akan timbul kekuatan (Peekay)” “Ada masa ketika, aku tak mendapatkan makanan, aku tak punya tempat tinggal, aku selalu menangis, aku bahkan tak punya teman, aku hanya punya satu hal…. Tuhan… (Peekay) Peekay merasa bahwa meskipun berasal dari planet lain dan tidak memiliki agama, tetapi ia meyakini ada kekuatan lain yang mengontrol roda kehidupan manusia di dunia ini yaitu Tuhan. Seiring berjalannya waktu setelah mengalami berbagai macam proses ia menjadi semakin yakin akan Tuhan, tetapi pengalaman hidupnya yang tidak mengenakan serta kecerdasanya membaca situasi sosial yang ada dia menyimpulkan dengan berdasar sudut pandang pemuka agama di India bahwa Tuhan ada 2, pertama Tuhan yang menciptakan alam semesta dan yang kedua adalah Tuhan yang diciptakan oleh manusia dengan maksud untuk mengejar kepentingan Dunianya seperti kutipan berikut: “Ada 2 Tuhan, pertama yang menciptakan kita semua, dan yang kedua yang diciptakan oleh manusia sepertimu Tapashwi. Kita tak pernah tahu soal tuhan yang menciptakan kita, tapi Tuhan yang kau ciptakan itu sama sepertimu, pembohong, suka berpura-pura, memberi harapan palsu, menghormati orang kaya, mengabaikan rakyat miskin, bahagia saat dipuji, orang-orang takut bersuara. Pesanku sederhana, Tuhanku adalah yang menciptakan kita semua dan
lxxviii
percayalah pada-Nya, dan Tuhan kembaran… yang kau ciptakan itu musnahkanlah (Peekay)”
Percaya kepada Tuhan adalah cermin manusia bermoral, karena hampir semua agama mengajarkan untuk kebaikan, maka ketika manusia jauh dari Tuhan akan kehilangan fitrah manusiawinya dan bisa berakibat fatal sehingga perilaku-perilakunya jauh dari normanorma kemanusiaan dan norma-norma agama sebab kehilangan pegangan/pedoman hidup yang bisa dijadikan sandaran. Iman kepada Allah swt (Tuhan) dapat diaktualisasikan dengan sikap-sikap antara lain sebagai berikut: 1) Berserah diri kepada Allah Berserah diri atau kita kenal dengan sikap Tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah dengan keyakinan Allah akan memberi petunjuk bagi setiap permasalahan yang dihadapi, tetapi kita tetap harus melakukan ikhtiar terlebih dahulu dan tidak hanya pasif kemudian bertawakal. Allah Swt berfirman dalam Surat Al-An‟am 162-163: 162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. 163. tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
lxxix
Sikap tawakal yang terdapat dalam film ini adalah ketika Peekay sudah melakukan berbagai macam cara untuk mencari Tuhan tetapi belum mendapatkan apa yang menjadi keinginannya, “Aku terus berusaha tanpa berpikir dan berhenti, ku ikuti aturan-Mu dengan segala hormat, Oh Tuhan…. Dimanakah Engkau -Peekay“ “aku sangat bingung Tuhan, aku pasti melakukan kesalahan.. itu yang membuat-Mu tak mendengarku, ku mohon katakana… tunjukan aku jalan, aku sudah meminta dan memohon pada-Mu… datang lah Tuhan, aku ingin pulang -Peekay”
Berdasar
kutipan
diatas
menggambarkan
bagaimana
keadaan spiritual seorang hamba dimana semua nafsu duniawi sudah dihindari dan yang ada di benaknya hanya menyerahkan semua urusannya kepada Tuhan sehingga membutuhkan bantuan dari Tuhan. 2) Ikhlas Definisi ikhlas secara singkat yaitu melakukan sesuatu hanya untuk mengharap ridho-Nya tanpa melihat pandangan dari orang lain, ikhlas juga identik dengan sebuah pengorbanan atau merelakan sesuatu kepada orang lain. Dalam film Peekay sifat ikhlas
ini
ditunjukkan
oleh
sang
pemeran
utama
yang
merelakan/mengikhlaskan Jaggu kembali pada cinta lamanya yaitu Sarfaraz, padahal ketika itu dia sudah menaruh harapan pada Jaggu untuk menerima cintanya, tetapi dengan berjiwa besar dia justru
lxxx
membantu Jaggu agar direstui keluarganya untuk menikah dengan sarfaraz, seperti kata-kata Jaggu di akhir film, “dia sudah mengajarkan banyak hal, apa yang ia ajarkan adalah arti cinta yang sesungguhnya, cukup mencintaiku untuk melepasku” Bagian lain yang menunjukkan tentang makna Ikhlas adalah anjuran untuk menyumbang untuk rumah badah, “membangun rumah untuk sesorang itu baik, dan membangun “Rumah Tuhan” justru lebih baik, jadi, menyumbang lah dan singkirkan masalah kalian Tapashwi). Tapashwi
yang
seorang
pemuka
agama
selalu
menganjurkan kepada pengikutnya untuk ikhlas bersedekah dalam pembangunan tempat ibadah.
b. Percaya kepada qodho dan qodar Orang beriman pasti meyakini segala ketetapan dan takdir berasal dari
Allah
Swt,
baik
yang
menggembirakan
maupun
yang
mengecewakan semua atas izin dari-Nya, tetapi manusia harus yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya dan mensyukuri atas yang dianugerahkan kepadanya. Manusia yang baik adalah yang tidak suka meratapi nasib dan selalu berusaha untuk berkembang menjadi lebih baik, penulis menemukan kutipan dalam film yang berkolerasi dengan hal ini yakni, “setiap hari aku berfikir esok akan lebih baik, Tuhan akan memberiku jalan keluar, aku sepakat padamu –Peekay
lxxxi
Kutipan diatas menunjukkan bahwa Peekay sepakat dengan pendapat Tapashwi bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya yang mau berusaha
“hari ini salah satu temanku tewas karena berusaha membantuku.. hanya sepatunya yang tersisa, berhentilah berpura-pura membela Tuhan atau dunia ini kelak orangorangnya akan tinggal sepatunya saja - Peekay”.
Sedangkan pada kutipan diatas menggambarkan tentang perasaan Peekay yang tengah bersedih karena tanpa terduga temannya tewas dalam tragedi bom di stasiun, sehingga ia menganjurkan kepada Tapashwi agar tidak berpura-pura baik kepada semua orang, karena bisa saja hal yang tidak diinginkan akan terjadi padanya.
“Sarfaraz: sudahlah lupakan, yang lalu biarlah berlalu”. Jaggu: “ sedangkan aku disini”. Sarfaraz: “sudahlah, lupakan saja… ingatan kita sering merusak suasana, untuk apa merasa begitu? Kita masih punya masa depan majulah bersamanya” (Sarfaraz mencoba menghibur Jaggu karena gagal mendapatkan Tiket konser Amitabh Bachan, dan ia menyarankan agar Jaggu tidak berlarut-larut dalam kesedihan)
Kutipan dan dialog tersebut mengajarkan kita untuk ber khusnudzan kepada Allah tentang segala hal yang masih belum terjadi, rahasia tentang masa depan hanya Allah yang tahu, tetapi setidaknya kita bisa belajar bahwa apa yang terjadi di masa depan adalah buah dari kerja keras kita di masa sekarang.
lxxxii
c. Iman Kepada sifat-sifat Allah Salah satu wujud keimanan seorang hamba yaitu meyakini sifatsifat Allah, yang mana dapat terwujud dalam meyakini sifat Allah yang 20. Diantara sifat Allah dalam film ini ialah Allah Maha Agung (besar), kutipannya sebagai berikut: Dialog ketika perdebatan tentang Tuhan antara Peekay dan Tapashwi, saat itu Pekay mencoba meluruskan pemahaman Tapashwi bahwa Tuhan yang patut disembah adalah Tuhan yang menciptakan alam semesta, bukan Tuhan hasil ciptaan manusia atau doktrin seseorang yang mengaku bisa bicara langsung dengan Tuhan, dengan dialognya sebagai berikut: Tapashwi: “kau bicara tentang Tuhan kami, apa menurutmu aku akan diam saja? Nak, kami akan melindungi Tuhan kami Peekay: “kau bisa melindungi Tuhan? Dunia ini sangat kecil, dunia ini sangat kecil dibandingkan alam semesta, dan kau, dengan duduk di dunia kecil ini, tempat ini, jalanan ini… mengatakan kalau kau ingin melindungi Tuhan yang menciptakan alam semesta?Dia tak butuh perlindunganmu, Dia bisa melindungi diri-Nya sendiri”. Ada pula bagian yang menggambarkan kebesaran Allah dengan memuji hasil dari ciptaan-Nya, yaitu: “kau tahu berapa banyak bintang di langit? Pernahkah kau coba menghitungnya?Jika kau menghitungnya ada sekitar 6000 milyar setidaknya itupun hanya di Galaksi kita. Dan ada berapa banyak galaksi?Ilmuan mengatakan 2 Milyar atau lebih. Karena itu, bagaimana seandainya dalam planetplanet itu ada yang berpenghuni sebuah planet yag sama seperti kita (Bumi) dan sama seperti kita ke Bulan dan Mars” (Kutipan pengantar pada awal film).
lxxxiii
Serta kutipan yang menunjukkan bahwa Allah (Tuhan) Maha Penolong terjadi ketika Peekay baru saja tiba di New Delhi dan bertemu dengan seorang polisi dan menanyakan tentang keberadaan remotnya, kemudian polisi tersebut memberikan penjelasan dan akhir penjelasannya ada kutipan sebagai berikut: “ada 2 juta orang di kota ini, apa aku bisa menemukannya? Dasar orang aneh kamu, polisi itu manusia bukan Tuhan (yang Maha Besar) -Polisi” Kutipan diatas menggambarkan betapa Maha Besar Allah sehingga seorang manusia tidak bisa dibandingkan dengan-Nya dan tidak ada apa-apanya, serta menyiratkan bahwasanya Allah Maha Penolong bagi hamba-hambaNya.
2. Nilai Pendidikan Akhlak atau Budi Pekerti Akhlak merupakan salah satu esensi dari Pendidikan Islam dan sebagai perwujudan manusia yang berpendidikan, Makbulloh (2011: 142) dalam bukunya tentang akhlak menerangkan Akhlak adalah suatu sikap yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa terlalu banyak pemikiran dan pertimbangan yang terlalu lama. Jika sifat tersebut memunculkan tindakan atau perbuatan yang baik yang terpuji menurut tuntunan aqal dan syariah, maka sifat itu disebut dengan akhlak yang baik.Akan tetapi jika dari sifat tersebut muncul perbuatan yang buruk lagi jahat, maka disebutlah darinya memiliki akhlak yang buruk.
lxxxiv
Akhlak dibedakan menjadi 2 macam, akhlah terpuji (mahmudah) dan akhlak tercela (madzmumah), akhlak terpuji diantaranya:
a. Nilai istiqomah yaitu suatu nilai yang selalu memberikan manfaat melakukannya.
Yang
dimaksud
istiqomah
adalah
bagi yang menempuh
jalan(agama) yang lurus(benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya, (Ibnu Rajab Al Hambali,1424H: 246). Dalam film Peekay ini sang pemeran Utama mencoba mengajarkan arti pentingnya sifat Istiqomah, “Ada banyak jalan untuk menemui-Mu, sudah ku lalui semua jalan itu, tetapi tetap tak menemukan-MU... aku tak tahu apa yang Kau kehendaki -Peekay”
Meskipun demikian, Peekay tetap berusaha untuk mencari cara untuk menemui Tuhan, ia dengan sungguh-sunnguh berusaha mencari pengetahuan segala hal tentang Tuhan, ia ingin sekali mendekatkan diri Pada-Nya, bahkan dia sudah melupakan tujuan duniawinya untuk lebih bisa menjadi seorang hamba Tuhan yang taat. Meskipun dalam usahanya selalu mendapat tekanan yang sangat berat dia tetap tegar dan masih ingin selalu mencari Jalan untuk bisa menemui Tuhan. b. Silaturrahim
lxxxv
Sillaturrahim adalah menjalin tali persaudaraan, baik antar sesama Muslim atau dengan pemeluk agama lain, sebagai wujud dari kerukunan antar sesama manusia, menurut islam, silaturrahim dapat menambah saudara dan menambah rezeki. Dan hubungan silturrahim ada 3 yakni, Ukhuwah Islamiyah (sesama Muslim), Ukhuwah Wathaniyah (sesama bangsa), dan Ukhuwah Basyariyah (sesama manusia). Dalam film Peekay ini yang menunjukkan niat untuk menjalin silaturrahim adalah Ketika Jaggu dan Sarfaraz hendak membeli tiket pertunjukkan Amitabh Bachan, ternyata tiketnya sudah sold out dan mereka berebut 1 tiket sisa yang di jual oleh seorang “calo”, Jaggu: “maaf, aku yang datang duluan” Srafaraz: “oh maaf, tapi aku yang duluan nanya, setelah itu baru kau datang” Kemudian
mereka
berebut
sembari
saling
menujukkan
kelebihan masing-masing, Jaggu: “tapi aku fans berat Ralleigh Bachan” Sarfaraz: “tapi aku penggem,ar berat Amitabh Bachan” Jaggu: “aku sudah baca puisinya sejak 10 tahun lalu” Sarfaraz: “aku sudah hafal dialognya sehak usia 5 tahun, itupun lewat radio” Calo: “siapa yang harus dapat ini? (sambil menunjukkan tiketnya” Jaggu: “aku saja, dia kan tidak suka puisi” Calo: : “100 euro (harganya)” Jaggu: “apa? Harga 40 euro, dijual 100 euro?Bukankah itu pemerasan? Calo:” butuh 6 jam untuk antri mendapatkannya, Time is money (sambil merebut kembali tiketnya).
lxxxvi
Setelah itu Sarfaraz menemukan ide untuk membeli tiketnya yaitu dengan mengumpulkan semua uang yang mereka punya dan menonton acara tersebut secara bergantian, Jaggu pun setuju, ternyata ketika semua uang mereka kumpulkan masih kurang dari 100 euro, mereka menemui “calo tersebut lagi, Jaggu: “ ada 96 euro, boleh? Diskon sedikit lah, lagipula kita kan satu Negara hidup Dewi Baratha Bro!!” Calo: “Hidup !!, tapi tetap 100 euro” Lalu mereka meninggalkan tempat tersebut dengan penuh kecewa, tetapi berkah dari kejadian tersebut ialah mereka menjadi saling kenal dan tidak lama setelah itu benih-benih cinta pun muncul diantara mereaka, seperti yang terkutip dalam dialog dibawah ini, aku Jaggu sambil memperkenalkan diri” Sarfaraz: “Jaggu?” Jaggu: “iya itu namaku, papaku memberikan nama yang aneh Jagat Janani, semua teman mnegejekku di sekolah, jadi ku perpendek Jaggu” Sarfaraz: “tinggal di Mumbai? Jaggu:”tidak, di Delhi… aku sedang meliput acara televisi disini, kau?” Sarfaraz:” aku Sarfaraz, kuliah arsitek disini sambil bekerja juga disini di kedutaan Pakistan” Jaggu: “kenapa di kedutaan Pakistan” Sarfaraz: “ karena aku orang Pakistan”.
Ternyata setelah berkenalan, mereka menyadari bahwa mereka berasal dari bangsa yang berbeda bahkan Negara mereka kurang harmonis, tetapi mereka tetap menjalin hubungan dengan sangat baik
lxxxvii
dengan prinsip Ukhuwah Basyariyah. Pada bagian lain mengisahkan tentang awal mula kedekatan antara Jaggu dan Peekay, “sejak aku datang ke bumi, aku selalu mengambil uang orang (dari mobil yang bergoyang-goyang), tak ada yang memberiku uang, kau lah orang pertama yang meberiku uang 5000 dengan beramal di kotak itu, aku merasa kau pemberani dan dapat dipercaya (jadi berteman lah denganku) – Peekay”. Jaggu yang awalnya tidak percaya dengan cerita-cerita Peekay, menjadi
berubah ketika menyaksikan sendiri
kebenaran
dari
“kelebihan:” Peekay, kemudian Jaggu pun ingin berteman dengan Peekay dan berjanji akan membantu menyelesaikan masalah yang sedang di hadapi Peekay. c. Pantang Menyerah Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, manusia tidak serta merta diberi keleluasan dan bukan tanpa halangan, terkadang ketika kita memperjuangkan suatu kebenaran pun ada yang berusaha untuk menghalanginya, maka dari itu hanya manusia-manusia tangguh lah yang berhak menjadi pemenang, kita bisa belajar dari perjuangan Peekay dalam usaha untuk mengambil kembali remotnya yang dibawa oleh Tapashwi, setelah melakukan usaha pertama gagal dan malah mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, Peekay
pantang
menyerah dan masih akan melakukan usaha lagi sampai mendapat remotnya, sampai kemudian ia mendapat ide yang langsung disampaikan kepada Jaggu “Peekay; “ aku sekarang tahu idenya, dan aku tahu semua rencananya, Tapashwi memanggil Tuhan dan mengutip do‟a
lxxxviii
atau apapun itu, tapi semua pangilannya „salah sambung‟ orang yang sedang menjawab panggilannya juga sedang mempermainkannya” Kemudian jaggu memiliki ide untuk mempertemukan Peekay dan Tapashwi di sebuah tempat dimana Tapashwi biasa mengadakan pertemuan dengan pengikutnya, dengan maksud untuk membantah anggapan-anggapan Tapashwi dengan isu “salah sambung” dengan Tuhan”, dan tentunya tujuan utamanya agar remot Peekay kembali, akan tetapi usaha itu gagal membuahkan hasil. Tetapi Jaggu dan Peekay tak patah arang, Jaggu memiliki wacana untuk mempertemukan Peekay dan Tapashwi dalam sebuah acara forum debat yang akan disiarkan oleh tv tempatnya bekerja, namun lagi-lagi sebelumn acara itu terlaksana, rintangan sudah muncul dari atasan Jaggu, sang pimpinan redaksi menganggap hal itu konyol dan malah merugikan pihaknya, tetapi dengan semangat pantang menyerah, Peekay dan Jaggu berhasil meyakinkah atasannya tersebut sehingga acara pun terlaksana, pada akhirnya Peekay lah yang memenangkan debat tersebut dengan argumen-argumen maupun bantahannya terhadap pemahaman Tapashwi, dan berhak mengambil kembali remotnya. d. Sabar Manusia hidup di dunia dalam rangka menjalani takdir yang diberikan Allah ibarat seperti roda yang berputar, terkadang berada diatas dan terkadang pula dibawah, untuk itu sebagai manusia yang
lxxxix
bertakwa kepada Allah swt kita harus senantiasa bersabar. Setiap usaha yang kita lakukan tentu akan memiliki resiko, baik berupa penerimaan atau penolakan, begitu juga yang dialami oleh Peekay, ketika dia sudah berusaha untuk belajar memhami karakter atau pola hidup manusia, dia malah mendapat perlakuan kasar, Peekay mendapat pelajaran bahwa di dalam bus bahwa wanita yang memakai Sari (baju adat India) berwarna putih itu artinya wanita tersebut seorang janda, kemudian ia praktekkan ketika melihat wanita yang memakai gaun putih, kemudian ia menghampirinya seraya berkata: “Peekay: “aku turut berduka cita atas kematian suamimu” Wanita: “apa??? Kapan?? Peekay: “bagaimana aku tahu, kau kan pakai baju putih” Wanita: “aku kan mau menikah jadi pakai baju putih” Peekay: “tidak… semua memakainya karena sedang berduka “ Wanita: “mereka (orang berduka) memakai baju hitam..dasar bodoh!! Sambil memukul Peekay”, kemudian Peekay merasa sedikit heran karena niatnya ingin memberi tahu malah dipukuli.
Sekuel lain dalam film ini yang menunjukkan pentingnya sabar adalah ketika jaggu ingin membela Peekay karena akan dihajar oleh beberapa orang yang menjaga kuil, tetapi Jaggu malah kehilangan uangnya 5000 Rupee. e. Jujur Rachmat (2000:77) mengatakan bahwasanya Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta.Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
xc
Jadi dapat disimpulkan bahwa berperilaku jujur yaitu selalu mengatakan yang sebenarnya memang benar dan mengatakan sesuai dengan apa yang senyatanya. Sikap ini dimiliki oleh Peekay ketika ditanya oleh Jaggu, Peekay mengatakan yang sebenarnya tentang dirinya, aku tak mampu berbohong, kebohongan itu dimulut sedangkan aku berkomunikasi dengan pikiran”. “apa menurutmu ceritaku palsu? Lalu lanjutkan saja acara tidak bermutu mu itu (kata Peekay setelah menerewang ke masa lalu Jaggu)”. “kau pikir aku gila dan omong kosong?
Peekay dengan jujur menjelaskan tentang asal-usulnya dan mengapa ia datang ke Bumi dengan sedetailnya dan sejelas-jelasnya, tetapi awalnya Jaggu menyangka kalau Peekay adalah orang gila yang suka omong kosong dan butuh dibawa ke Psikiater, tetapi berkat kelebihannya bisa menerewang ke masa lampau membuat Jaggu percaya. f. Berlomba-lomba dalam kebaikan Agama telah mengajarkan kebaikan bagi pemeluknya, jadi apabila suatu pemeluk agama benar-benar menjalankan ajaran dari agamanya tentu dunia ini akan menjadi damai sejahtera dan semua manusia bisa hidup berdampingan dengan penuh kegembiraan. Allah Swt berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 133-135:
xci
133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, 134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. 135. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri[229], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. [229] Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.
xcii
Dalam kaitannya dengan film ini adegan yang menujukkan tentang nlai-nilai kebaikan adalah Ketika uang Jaggu baru saja di sita oleh penjaga kuil dia sudah tidak punya uang lagi untuk pulang, kemudian ia menelpon sahabatnya yaitu Nitu untuk menjemput di sebuah kuil besar tersebut, Melihat bahasa tubuh Jaggu yang seolah sedikit mengalami kepanikan karena tidak punya uang, akhirnya Peekay memberi uang kepada Jaggu untuk pulang, Peekay menyadari dan tahu persis bagaimana perasaan seseorang ketika tidak bisa pulang kerumah karena dia mengalami sendiri akan hal itu seperti petikan berikut: Jaggu:“(percakapan dalam telpon dengan Nitu) Nitu, dimana kau? tolong jemput aku, aku tak punya uang untuk pulang, nanti kuceritakan apa yang terjadi, ada Kuil besar di seberang tempat itu, cepatlah kemari,,, byee) Melihat Jaggu sedikit panik, lalu Peekay berkata: “ini ambilah (sambil menyodorkan uang)” Jaggu: “apa ini?” Peekay: “untuk bayar taksi, jadi kau bisa pulang, saat aku melihat orang tak bisa pulang… aku juga ikut sedih (kata Peekay sambil bergegas pergi)” Jaggu: “ hey… dengar” Peekay: “aku tak punya lagi, cuma itu saja (sambil menoleh kesamping)”.
Hidup akan menjadi indah jika manusia-manusianya saling tolong menolong, karena kita tidak bisa menafikan fitrah manusia sebagai makhluk sosial, sehingga sangat membutuhkan bantuan dari orang lain. Adegan ain yang menujukkan sikap baik hati dari PK
xciii
adalah ketika PK baru saja keluar dari penjara kemudian tiba-tiba datang padanya seorang pria paruh baya seraya berkata, tolong aku nak.. istriku sedang kritis dirumah sakit dan meminta biaya 1000 Rupee, beri aku 500 Rupee saja nak kalau kau punya”.
Tanpa berpikir panjang PK pun memberi pria tersebut uang 500 Rupee bahkan setelah pria tersebut berjalan beberapa langkah untuk pergi, PK memanggilnya lagi dan memberi tambahan 100 Rupee. g. Selalu Belajar Konsep fitrah manusia dari segi fisik-biologik sudah selesai, akan tetapi dari segi intelektual, emosional, dan spiritual belum selesai. Maka manusia belajar dengan sungu-sunggguh, serta harus berikhtiar dan berusaha untuk mengembangkan atau memaksimalkan potensi yang ia miliki agar bisa memperbaharui wawasan, sehingga mendorong adanya kemajuan. Belajar pun tidak harus sealu dalam lingkungan formal seperti banku sekolah atau kuliah, tetapi bisa dimana saja dan kapan saja. Terkadang ada sesuatu hal yang menurut kita kecil tetapi justru meberi pengajaran yang besar apabila kita mampu memoptimalkan pikiran dan membuka hati. Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan oleh Peekay dimana ia selalu berusaha belajar untuk bisa memahami watak manusia dan pola hidup manusia, “di dunia kami tak punya bahasa kami semua bicara dengan pikiran, tak pernah kebingungan, tapi aku baru
xciv
tahu kalau disini salah ucap sedikit aja bisa berakibat fatal -Peekay”. “di pakaian yang ku ambil, aku menemukan foto Pak Tua (Mahatma Gandhi) perlahan aku mulai sadar kalau foto ini sangat penting untuk bertahan hidup (untuk jual beli) di Dunia ini, jika aku memberikan foto ini maka aku akan mendapat makanan, jadi aku mulai mengumpulkan foto Pak Tua ini (dengan mengumpulkan foto dari buku, poster, stiker, dll) ternyata sekarang aku baru tahu bahwa foto tersebut hanya berlaku pada satu kertas saja (uang) Peekay” “akhirnya aku menyadari bahwa untuk menukan remotku aku harus belajar bahasa manusia, tanpa bahasa aku tak bisa berbuat apa-apa -Peekay”
Dan juga petikan obrolan Jaggu dan Peekay di sebuah stasiun, “Jaggu: “mengapa kau pakai helm kuning?”. Peekay: “aku baru tahu satu hal, warna kuning ini bisa terlihat dari jauh, ibaratnya orang dari jauh pun bisa melihat Taxi”.
Betapa pentingnya makna dari sebuah pendidikan, maka kita harus selalu belajar tanpa henti dan juga disesuaikan dengan konteks zaman. h. Toleransi Hidup di Negara yang besar dengan penduduk yang banyak, tentu kita harus menyadari tentang adanya sebuah perbedaan pandangan, perbedaan sendiri dalam Islam disebut dengan Sunnatullah, agar perbedaan itu tidak dinilai menjadi sesuatu yang buruk maka kita perlu menjunjung tinggi sikap toleran, apalagi di Negara India yang cukup kaya akan budaya tentu perbedaan tidaka akan bisa dihindari, seperti yang disebutkan dalam sebuah bait lagu film Peekay ketika sang
xcv
tokoh utama belajar tentang berbagai macam agama-agama ataupun aliran kepercayaan, serta sudah ikut dalam berbagai mcam ritual-ritual tradisional keagamaan, “di dunia ini ada banyak agama, semua memiliki aturan yang berbeda-beda, memiliki pemimpim atau pemuka agama masing-masing dan memiliki tempat peribadatan masing-masing yang didalamnya tidak ada pemeluk agam lain, di dunia ini orang hanya punya satu agama yang dipeluk ” Kutipan di atas terjadi pada bagian ketika Peekay mulai memahami tentang agama, dan ia meyakini bahwa pada dasarnya semua agama mengajarka kebaikan. Kesempurnaan hanyalah milik Allah, dan sepatutnya lah kita sebagai manusia untuk mendekati-Nya walaupun
berbeda
pandangan,
tetap
harus
memegang prinsip
kedamaian. i. Berprasangka Baik (Khusnudzan) Allah memiliki hak prerogative yang tidak dimiliki oleh makhkluk-Nya yaitu Allah berhak atas takdir apapun yang ada di dunia ini yang merupakan hasil dari ciptaan-Nya.Dan Allah juga berhak untuk menerima atau tidak tentang suatu amalan ibadah atau ikhtiar yang dilakukan manusia, yang bisa kita lakukan hanya berusaha dan berikhtiar kepada-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman: “Aku berada pada sangkaan hamba-Ku, Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku pada dirinya maka Aku mengingatnya pada diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam suatu kaum, maka Aku mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia
xcvi
mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku mendekat padanya satu hasta, jika ia mendekat pada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari”. Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah selalu bersama kita, bukan berarti kekuasaan Allah terbatas pada hamba-Nya, tentunya kekusasaan Allah jauh melampaui apa yang ada. Hadits ini memotivasi kita untuk seantiasa mengingat Allah dalam menjalani setiap aktifitas, dan selalu melaksanakan kebaikan karena sesuai dengan hadits di atas, bahwa Allah tidak akan membalas perbuatan baik hambanya dengan balasan yang sama, akan tetapi Allah akan membalasnya dengan balasan yang lebih dari itu. Selain akhlak terpuji (mahmudah), yang kedua ada akhlak tercela (madzmumah), akhlak madzmumah kebalikan dari akhlak terpuji, segala tindakan keburukan yang tercermin dari seseorang termasuk akhlak tercela. Orang yang memiliki akhlak tercela lebih dominan maka itu sesungguhnya akan merugikan dirinya sendiri, sebab orang yang memiliki akhlak tercela cenderung tidak disukai orang lain dan dikucilkan di masyarakat. Contoh Akhlah madzmumah antara lain: a. Mencuri Mencuri adalah mengambil sesuatu yang bukan haknya, mencuri memiliki
berbagai
macam
istilah
diantara,
klepto,
korupsi,
mencopet,merampas, merampok,dll. Adapun dalam film Peekay yang menujukkan hal demikian adalah ketika Peekay baru saja sampai di
xcvii
Planet Bumi, kemudian ia melihat manusia yang berada jauh darinya, setelah dihampiri, ternyata orang tersebut justru membawa pergi remotnya sehingga Peekay tidak bisa berkomunikasi dengan temannya kejadian ini lah yang menjadi pangkal permasalahannya. Adegan lain yang menujukkan sikap tercela adalah ketika Jaggu dan Sarfaraz ingin menonton acara Amitabh Bachan tetapi kehabisan tiket, kemudian merak bertemu dengan seorang calo yang masih memiliki satu tiket namum neaikkan harganya menjadi lebih dari 2 kali lipat, seperti dalam dialog seperti berikut: Jaggu: “maaf, aku yang datang duluan” Srafaraz: “oh maaf, tapi aku yang duluan nanya, stelah itu baru kau datang” Kemudian mereka berebut samba saling menujukkan kelebihan masing Jaggu: “tapi aku fans berat Ralleigh Bachan” Sarfaraz: “tapi aku penggem,ar berat Amitabh Bachan” Jaggu: “aku sudah baca puisinya sejak 10 tahun lalu” Sarfaraz: “aku sudah hafal dialognya sehak usia 5 tahun, itupun lewat radio” Calo: “siapa yang harus dapat ini? (sambil menunjukkan tiketnya” Jaggu: “aku saja, dia kan tidak suka puisi” Calo: : “100 euro (harganya)” Jaggu: “apa? Harga 40euro, dijual 100 euro?Bukankah itu pemerasan? Calo:” butuh 6 jam untuk antri mendapatkannya, Time is money (sambil merebut kembali tiketnya). Kemudian Sarfaraz memiliki ide brilian yang lang disampaikan kepaa Jaggu, Sarfaraz: “sebentar… bagaimana kalau kita berbagi tiket? Kau sebelum Istirahat (untuk melihat Raleigh Bachan dan aku masuk setelah istirahat (untuk menyaksikan acara Amitabh Bachan.. ku mohon”. Jaggu: “itu ide yang bagus”
xcviii
Kemudian mereka mulai mengumpulkan semua uang yang dimiliki, namun tetap saja uangnya tidak mencukupi, kemudian Jaggu mencoba untuk meminta diskon tetapi sang calo bersikukuh tidak mau menurunkan harga, akhirnya Jaggu hendak meminjam uang kepada kakek-kakek untuk menutupi kekurangannya seperti dalam dialog ini: Jaggu: “paman..bisa beri aku pinjama 4 euro? Sebagai jaminan ambillah jam tanganku, nanti ku kembalikan, kumohon paman, itu masih sisa satu tiket terakhir” Paman: “nak..sudah penuh, tak aka nada tiket lagi” Jaggu: “tidak paman..orang itu masih menjualnya (sembari menunjuk calo yang tadi) Paman: “brengsek..orang seperti itu bisa merusak nama baik Negara iya kan? nak, tetaplah disini.. akan kubelikan tiketnya” Jaggu: “Terima kasih”. Ternyata setelah paman tersebut membeli tiketnya tidak langsung diberikan kepada Jaggu, melainkan dipakai sendiri untuk menyaksikan acara tersebut, kemudian Jaggu dengan penuh amarah menghampiri paman tersebut dan memaki-makinya. a. Berprasangka buruk Berprasangka buruk atau biasa kita sebut dengan su‟udzon, su‟udzon bisa kepada orang lain dan bisa juga kepada Allah (Tuhan). Orang yang selalu berprasangka buruk cenderung bisa berakibat fatal seperti yang ditunjukkan dalam sebuah sekuel film Peekay ketika Jaggu dan Sarfaraz hendak menikah, kemudian karena Sarfaraz terlambat datang ke tempat pernikahan dan diiringi Jaggu menerima surat entah dari siapa yang pada intinya pernikahan dibatalkan, hal ini membuat Jaggu marah dan seolah mengikuti nafsu amarahnya ia pun berburuk
xcix
sangka bahwa Sarfaraz telah membohongi dirinya dan tidak bermaksud datang ke pernikahan mereka, padahal sejatinya Sarfaraz ingin menhadiri pernikahan tersebut, tetapi karena Jaggu sudah tidak berada tempat pernikahan dan kemudian tidak bisa dihubungi lagi akhirnya Sarfaraz pasrah dan menerima takdirnya. Pada bagian lain, lagi-lagi Jaggu berprasangka buruk terhadap apa yang dikatakan oleh Peekay, ketika Peekay dimintai uang oleh pria paruh baya yang mengaku kalau istrinya sedang dirawat di Rumah Sakit, tanpa pikir panjang Peekay langsung memberi pria tersebut, setelah pria tersebut pergi Jaggu mulai curiga dan berburuk sangka, lalu ia memberi tahu Peekay bahwa di sekitar tempat tersebut tidak ada rumah sakit dan dia menyalahkan Peekay karena telah dengan CumaCuma memberi uang pada penipu. Akan tetapi Karena Peekay punya kelebihan bisa menerawang ke masa lampau mengetahui yang sesungguhnya terjadi, memang pria tersebut menipu dirinya dengan berkata bohong, tetapi pria tersebut tidak menipu karena memang sedang butuh uang untuk membayar es krim di hotel bintang lima yang sudah dipesan dan dimakan oleh istrinya. b. Menyuap Menyuap atau kita kenal dengan istilah gratifikasi adalah sesuatu yang sering terjadi di Masyarakat, dan yang menjadi aktor utamanya adalah para penegak hokum atau birokrat. Bahkan menyuap tidak hanya
c
di ranah hukum atau pemerintahan saja, dibidang lain seperti olahraga pun sudah jamak terjadi. Dalam kaitannya dengan ini, ada Bagian pada film Peeekay yang menunjukkan hal demikian, ketika Jaggu hendak menjenguk PK di dalam pejara untuk keperluan interview, namun tidak diperbolehkan oleh polisi yang berjaga, lalu mereka pun berkompromi, Jaggu: “permisi” Polisi: “ya, ada apa?” Jaggu: “aku ingin masuk kedalam penjara” Polisi: “Untuk apa” Jaggu: “untuk menemui pria yang ada di dalam itu” Polisi: “Nona, kau anggap ini kantin? Hingga kau bisa makan-minum atau bersenang-senang semaumu? (hardik Polisi), ini penjara, jadi orang yang bersalah yang bisa masuk penjara” Jaggu: “ sssttt…. bisik jaggu sambil menyodorkan beberapa Rupee uang”. Polisi: “ (tanpa bicara tapi seoalah mengiyakan dengan mimik wajah)”. Kejadian ini tentu saja tidak boleh kita tiru karena sesuatu yang transaksional bisa merusak moral bangsa. c. Menipu Salah satu dari sifat tercela yaitu menipu atau berbohong yang secara singkat bisa diartikan mengatakan sesuatu yang tidak sebenarnya atau tidak sesuai fakta yang terjadi. Sebagian oknum menggunakan penipuan sebagai modus kejahatan, bahkan eoranh tokoh masyrakat sekalipun ada yang melakukan hal ini, seperti salah satu bagian dalam film Peekay berikut ini, ketika Tapashwi yang seorang pemuka agama ternyata hanya menggunakan agama untuk kepentingan popularitas dan
ci
untuk mengjear keuntungan materi saja, tidak banyak yang mengetahui akan hal ini, tetapi tampak dalam adegan berikut: Asisten:”lebih banyak surat pertanyaan dibandingkan dengan uang di kotak amal tuan (Tapashwi), foto anda, buku, minyak , serta obat-obatan sudah tidak laku. Di Facebook dan Twitter juga banyak komentar-komentar negatif”. Tapashwi: “hanya ini? Asisten: “hanya itu satu-satunya yang mendukungmu, hinaan dan makianmu ada disini (sambil menujukkan berkas yang tebal), lakukanlah sesuatu kalau tidak kita bisa gulung tikar” Dari dialog diatas kita bisa mengetahui bahwa seorang pemuka agama yang memiliki banyak pengikut serta dielu-elukan ternyata seorang penipu berkedok agama, dia tidak menjalankan agama dengan tujuan untuk membantu manusia dekat dengan Tuhan, tetapi ia hanya memikirkan keuntungan untuk dirinya sendiri. Bohong walaupun sedikit dan tujuannya kebaikan lebih baik dihindari, pada akhir cerita sang tokoh utama Peekay yang dikenal baik, jujur, kritis, cerdas, dan peduli dengan orang lain melakukan suatu kebohongan kepada Jaggu terkait hal yang kecil dalam dialog sebagai berikut: Ketika itu setelah Peekay mendapatkan kembali remotnya ia segera menghubungi temanya untuk meminta dijemput agar bisa pulang, kemudian Peekay diantar Jaggu ke Rajashtan, tempat dimana Peekay menapakkan kaki pertama kali di Bumi dan tempat itulah menjadi tempat terakhirnya Peekay di Bumi, singkat cerita Peekay yang membawa tas besar untuk dibawa pulang ke asalnya dibuka oleh Jaggu,
cii
kemudian betapa herannya Jaggu meilhat yang dibawa Peekay ternyata adalah Batre, Jaggu: “PK kau akan membawa tas penuh batre?” Peekay: “disana taka da yang jual kan?” Jaggu: “tapi untuk apa batre sebanyak ini?” Peekay: “suara dari recoreder ini membutuhkan batre kan? (sambil menunjukkan tape recorder) aku ingin mendengarnya dirumah” Jaggu: “suara apa? Peekay: “suara orang-orang di dunia ini, hewan, musik, dan keramaian lalu lintas?” Jaggu: “kau mau mendengar suara lalu lintas? (Tanya Jaggu sambil tertawa heran)” Peekay: “jika aku merindukan dunia ini maka aku akan mendegarnya”.
Kemudian Peekay berlari mengejar bus yang mereka tumpangi karna masih ada satu tas lagi miliknya yang tertinggal, selagi Peekay mengejar bus, Jaggu mencoba memutar kaset yang dibawa Peekay, betapa kagetnya Jaggu ketika semua kaset berisi rekaman tentang dirinya. Tidak ada suara hewan, musik , dan lalu lintas. Hanya suaranya saja yang direkam oleh PK dan ia menemukan secarik kertas yang terselip di tas yang bertulis “ I love You Jaggu” lalu hati Jaggu pun menjadi campur aduk antara sedih, marah, dan terharu dia heran kenapa kmarin-kemarin Peekay
tidak menyatakan perasaan kepada Jaggu.
Selanjutnya, setelah PK kembali dari mengejar bus Jaggu bertanya: Jaggu: “apa yang kau rekam PK?” Peekay: “sudah ku bilang, hewan, musik, dan lalu lintas..saat aku meninggalkan Bumi ini aku akan mendengarkan suara itu, aku akan melambaikan kepadamu dari sana, kau juga harus melambaikan tanganmu kalau sempat”. Jaggu: “kau tak merekam suaraku kan?”
ciii
Peekay: “suaramu? Ada yang ketika kau baca puisi” Jaggu: “hanya itu?” Peekay; “kisah cintamu juga ada, tapi untuk apa aku merekam semua suaramu?(lalu pergi meninggalkan Jaggu dengan air mata)”
Kebohongan yang dilakukan Peekay adalah tidak mengaku telah merekam semua suara Jaggu denga maksud agar Jaggu tidak terlalu sedih memikirkannya, dan kebohongan yang kedua adalah Peekay berbohong tentang perasaannya kepada Jaggu. 3. NILAI-BILAI IBADAH Ibadah bukan hanya sebatas ritual formalitas belaka, tetapi juga harus menjadi sebuah kebutuhan atau sarana bagi seorang hamba untuk mendekat kepada Tuhan-Nya. Nilai ibadah dapat kita ambil penjelasan bahwasanya manusia selalu berinteraksi dengan Tuhannya baik diwaktu lapang maupun dalam kondisi terdesak, tidak hanya itu manusia juga bisa mengamalkan nilai-nilai ibadah dalam kehidupan sehari hari sebagai pegangan dalam bergaul di masyarakat. Orang yang beriman akan selalu memiliki pandangan bahwa setiap usaha/pekerjaan yang dilakukan ada unsur ibadahnya, (Zulkarnaen,2008:28) menjelaskan bahwa dalam islam Nilai ibadah dapat dibagi menjadi dua yakni: 1. Mengamalkan ibadah kepada Allah. 2. Mengamalkan ibadah kepada sesama manusia. Ibadah
kepada
Allah/Tuhan
bisa
disebut
juga
dengan
Habluminallah mengatur hubungan manusia dengan sang pencipta. Ibadah
civ
ini sebagai perwujudan seorang hamba yang menyembah TuhanNya, Dalam film Pekay terdapat kutipan yang menyiratkan nilai-nilai Ibadah: “Tuhan, aku sudah bersujud kepada-MU, aku sudah baca Alqur‟an, datanglah Tuhan..aku ingin pulang, apapun yang kau pinta akan ku lakukan, haya saja pulang kan aku, kumohon”.
Peekay berusaha menemui Tuhan dengan berbagai cara termasuk melakukan Sholat di Masjid, tetapi karena ke tidak pahamannya tentang ibadah, dia melakukan dengan cara dan maksud yang salah. Ibadah yang ke dua adalah Habluminanas atau yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain, Ibadah harus lah seimbang antara ibadah vertical kepada pencipta-Nya dan ibadah horizontal kepada sesamanya, ibadah kepada sesamanya dapat di wujudkan dengan suatu kebaikan dalam sebuah interaksi sosial di masyarakat. Di dalam film ini, Peekay yang menjadi tokoh utama digambarkan sebagai sosok yang baik hati dan jujur, salah satu adegan yang menunjukkan dia suka membantu orang lain adalah ketika ia melihat Jaggu yang menelpon temannya karena tidak punya, seperti dalam sebuah dialog berikut: Jaggu: (percakapan dalam telpon dengan Nitu) Nitu, dimana kau?tolong jemput aku, aku tak punya uang untuk pulang, nanti kuceritakan apa yang terjadi, ada Kuil besar di seberang tempat itu, cepatlah kemari,,, byee) Melihat Jaggu sedikit panik, lalu Peekay berkata: “ini ambilah (sambil menyodorkan uang)” Jaggu: “apa ini?” Peekay: “untuk bayar taksi, jadi kau bisa pulang, saat aku melihat orang tak bisa pulang… aku juga ikut sedih (kata Peekay sambil bergegas pergi)” Jaggu: “ hey… dengar” cv
Peekay: “aku tak punya lagi, cuma itu saja (sambil menoleh kesamping)”. Dalam adegan lain ada sebuah kisah ketka Peekay memberi uang kepada pria paruh baya yang meminta uang padannya, pria tersebut berkata: “tolong aku nak.. istriku sedang kritis dirumah sakit dan meminta biaya 1000 Rupee, beri aku 500 Rupee saja nak kalau kau punya”.
Tanpa berpikir panjang Peekay pun memberi pria tersebut uang 500 Rupee bahkan setelah pria tersebut berjalan beberapa langkah untuk pergi, PK memanggilnya lagi dan memberi tambahan 100 Rupee.
cvi
BAB V PENUTUP Dari penjelasan yang telah penulis uraikan pada bagian yang terdahulu mengenai jenis penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data , maka penulis menguraikan kesimpulan diantaranya: A. Kesimpulan Setelah menimbang dan membahas tentang realitas sosial dan nilainilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Film Peekay maka penulis dapat menjabarkan dalam ringkasan dibawah ini: 1. Karakteristik tokoh utama dalam Film Peekay a. Peekay Peekay adalah makhluk dari luar angkasa yang yang ingin berpetualang ke planet Bumi untuk penelitian, tetapi nasib kurang baik menghampirinya ketika baru saja tiba di Bumi alat bantu komunikasi yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan sesamanya dicuri oleh manusia. Tetapi berbekal kelebihan yang dimilikinya yaitu bisa mempelajari bahasa makhluk lain dengan hanya memegang tangan serta bisa membaca apa yang terjadi di masa lampau dan masa depan, dengan kecerdasan dan sikap yang baik terhadap manusia, jujur, pantang menyerah, dan selalu belajar, dia berhasil beradaptasi dengan keadaan di Bumi.
cvii
b. Jaggu Dia adalah seorang jurnalis dari India yang bersifat periang, energik, penuh semangat, kritis, serta memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi terhadap sesuatu yang menurut dia menarik. Ketika meliput salah satu event di Belgia, dia bertemu dengan laki-laki dari Pakistan yang bernama Sarfaraz Yusuf. Kemudian benih-benih cinta muncul diantara mereka, akan tetapi hubungan mereka ditolak secara tegas oleh ayahnya dengan alasan beda Agama, Ras, dan Suku Bangsa. Jaggu adalah teman dekat ketika Peekay berada di Bumi. c. Sarfaraz Yusuf Pria Pakistan yang lemah lembut, sabar, dan baik hati ini adalah kekasih Jaggu, peran sarfaraz dalam film ini tidak begitu dominan hanya ketika awal cerita dan di akhir cerita, namun kemunculannya di menit-menit akhir film menjadi sebuah klimaks atau inti dari film ini dan disitulah letak kejeniusan seorang Rajkumar (sutradara) dalam meng-createsebuah alur cerita menjadi sangat menarik dan membuat penonton seolah terhening untuk merenungkan dan menangkap pesan apa yang ingin disampaikan film tersebut. 2. Realitas Sosial Realitas sosial yang terjadi dalam film Peekay menunjukkan sisi lain dari Negara India yang jarang di ekspos media, yaitu tentang kondisi demografis masyarakat di India. Mayoritas disana pemeluk Agama Hindu sehingga system strata (kasta) masih berlaku, meskipun latar belakang
cviii
sejarah Islam yang lebih dominan, masyarakat Islam dan Hindu India sudah mulai hidup berdampingan dengan damai. Dalam film Peekay juga menyoroti gejala sosial di masyarakat seperti fenomena seorang aparatur Negara menerima suap, fenomena penipu berkedok pemuka agama, dan fenomena “dancing car, dll. 3. Nilai nilai pendidikan Islam dalam Film Peekay a. Nilai pendidikan Aqidah 1) Percaya kepada Allah/Tuhan 2) Meyakini sifat-sifat Allah 3) Meyakini qodho dan qodarnya Allah b. Nilai pendidikan Akhlak Pada nilai pendidikan akhlak penulis menemukan pendidikan akhlak dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Akhlak mahmudah di antaranya yaitu: istiqomah, sabar, pantang menyerah, bersyukur, niat lurus, bekerja keras, rendah hati, berlomba-lomba dalam kebaikan, jujur dan berbaik sangka. 2) Akhlak madzmumah di antaranya yaitu: sombong, mudah marah, curang, iri, mengeluh terhadap cobaan, Mencuri, dan berkata dusta.
B. Saran
cix
Berkaca pada hasil analisis pada Film Peekay karya Sutradara Rajkumar Hirani yang sangat Fenomenal ini, maka penulis berkenan untuk memberikan saran untuk pembaca antara lain: 1. Pendidikan Islam sangat penting untuk diajarkan kepada generasi muda guna memberikan bekal serta benteng yang kokoh dalam mengarungi kehidupan. 2. Sebagai Makhluk sosial, kita harus peka terhadap lingkungan tempat kita tinggal serta harus senantiasa meng-update informasi tentang dinamika sosial yang terjadi di Masyarakat. 3. Sebagai Mahasiswa, kita harus Membudayakan berpikir serta berprilaku kritis baik di lingkungan kampus maupun di tengah-tengah Masyarakat. 4. Bagi seluruh Stake holder atau insan perfilman tanah air agar terus belajar dan berkarya untuk menghasilkan sebuah karya yang berkualitas serta menunjang progam pembangunan nasional.
C. Penutup Pada Akhirnya, penulis merasa bahwa hasil analisis Film Peekay karya Sutradara Rajkumar Hirani ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran dari pembaca merupakan sebuah masukan yang berarti serta membangun bagi penulis. Demikian, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta penulis khususnya.
cx
Daftar Pustaka
Abdul Mujib dan Muhaimin. 1998. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda Karya. Achmadi.1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media. Alhambali, Ibnu Rojab.1424H. Jamiul „ulum Wal hikam, Darul Muayyid. An-Nahlawi, Abdurrahman. 1996. Prinsip-Prinsip Dan Metoda Pendidikan Islam. Bandung: CV Dipnegoro.
cxi
Arifin, Anwar 1982. Strategi Komunikasi, Bandung: Armico. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Cet. KE-4. Baidhawy, Zakiyuddin. 2011 . Kebebasan Beragama perspektif Ham dan Islam. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Basuki, Sulistyo. 2011. Dasar-Dasar Dokumentasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Canggara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djam‟annuri. 1998 . Ilmu perbandingan Agama, Pengertian dan Obyek kajian. Yogyakarta: PT. Karunia Kalam Semesta. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Elmubarok, Zaim. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai Mengumpulkan Yang Terserak Menyambung Yang Terputus Dan Menyatukan Yang Tercerai. Bandung: Alfabeta. Faridi, Miftah. 1982. Pokok-Pokok Ajaran Islam. Bandung: Pustaka Salman ITB. Fauzi, Muhammad. 2007. Agama Dan Realitas Sosial Renungan & Jalan Menuju kebahagiaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hartini, Kartasapoetra. Cet. 1 1992. Kamus Sosiologi Dan Kependudukan. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayati, Tri Wahyu. 2008.Apakah Kebebsasan Beragama = Bebas Pindah Agama?. Salatiga dan Surabaya: STAINSALATIGAPRESS dan JPBooks. Hoeve, Van. 1980. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ikhtiar Baru. Irawan, Indra , Laelasari. 2011. Sinematografi. Bandung: Yrama Widya. Khoiri, Alwan, dkk. 2001. Akhlak Tasawuf. Yogyakarta: Pkja Akademik UIN suka Yogya. Kosasih, Djahiri. A. 1998. Menelusuri Dunia Efektif- Nilai Moral dan Pendidikan Nilai Moral Norma. Bandung Lab PPKN FPLPS IKIP Bandung.
cxii
Kusmawan, Aep. 2004. Komunikasi Penyiaran Islam, Bandung: Benang Merah Press. Makbuloh, Deden. 2011. Pendidikan Agama Islam (Arah Baru Pengembangan Ilmu dan Kepribadian di Perguruan Tinggi). Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada. Matsna, moh. 2008. Pendidikan Agama Islam (Al-Qur‟an dan hadits). Semarang: PT Karya Toha Putra. Moeleong, Lexy J, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhaimin. 2004. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: PSAPM. Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: PSAM. Mulyana, Dedy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya. Nata, Abuddin. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa. Nurgiantoro, Burhan. 1988. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajahmada University Press. Purbaka wadja, Soerganda, et. al. 1981. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung. Purwodarminta, WJS.1999. Kamus Umum Bahasa Idonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rahmat, Jalaluddin. 2005. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Rosda Karya. Qowiy, AA. 2001. 10 Sikap Positif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Supardi, Ahmadi. 1992. Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa. Tatapangarsa, Humaidi. 1980. Akhlaq Mulia.Surabaya: PT Bina Kemas. Thaha,Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
cxiii
(http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsurfilm.html). (id.wikipedia.org/wiki/PK_(film).
cxiv
Daftar Satuan Kredit Kegiatan (SKK) Nama
: Slamet Setiawan
NIM
: 111-11-063
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
No
Agenda
Waktu
Kontribusi
1
OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan) STAIN Salatiga “Revitalisasi Gerakan Mahasiswa di Era Modern untuk Kejayaan Indonesia”.
20-22 Agustus 2011
Peserta
2
3 4
5
6
AMT (Achievement Motivation Training) STAIN Salatiga “Membangun Mahasiswa Cerdas 23 Agustus 2011 Emosi, Spiritual, dan Intelektual Melalui Achievement Motivation Training (AMT)”.
Peserta
Seminar Entrepreneurship Koperasi STAIN Salatiga.
25 Agustus 2011
Peserta
User Education (Pendidikan Pemakai) UPT Perpustakaan STAIN Salatiga.
19 September 2011
Peserta
Pendidikan Tingkat Lanjut KSEI “Membangun, Integritas, Mentalitas, dan Komitmen Ekonom Robbani”
30-31 Maret 2013
Peserta
dan
2 2
2 8
27 Mei 21013
Peserta
Seminar Nasional Politik
8
“Peran Nyata Mahasiswa Dalam Menyikapi Perpolitikan Nasional” 8
3
2
Seminar Nasional Enterpreneurship “Menumbuhkan Jiwa Enterpreneur Generasi Muda”
7
Nilai
Seminar Nasional Sharia Economics Festival
cxv
13 Juni 2013
Peserta
4 Juni 2013
Peserta
8
9
Diklat Ekonomi Islam KSEI STAIN Salatiga
10
Sosialisasi Penanggulangan HIV/AIDS “ Pelajar Berkualitas Tanpa HIV/AIDS PCNU Kota Salatiga
6 April 2014
Peserta
11
Penulisan Karya STAIN Salatiga
14 Mei 2014
Panitia
12
Sekolah Pasar Modal Syariah “Level Basic 1”
13 Oktober 2014
Peserta
13
14
15 16 17 18 19
20
21
Ilmiah
19-20 Oktober 2013
Panitia
3 2
KSEI
3
2
Tabligh Akbar “Membangun Karakter Mahasiswa Islamic 14 Oktober 2014 Enterpreneur”
Peserta
2
Seminar Nasional “Optimalisasi Sumber Daya Insani Lembaga Keuangan Syariah”
14 Oktober 2014
Panitia
8
Seminar Nasional ITTAQO
4 November 2014
Peserta
Penerimaan Anggota Baru JGH AlFurqon STAIN Salatiga
13-14 Desember 2014
Peserta
Seminar Sesorah Bahasa Jawa LDK Fathir Ar-Rasyid IAIN Salatiga
7 Mei 2015
Peserta
Seminar Bedah Buku LDK Fathir Ar-Rasyid IAIN Salatiga
5 Mei 2015
Peserta
Seminar Nasional Anjangsana Progdi AS “Mencegah Generasi Pemuda Islam dari Pengaruh Radikalisme ISIS”
6 Mei 2015
Peserta
Bahasa
Arab
National Seminar “Understanding the World by Understanding the Language and the Culture” CEC IAIN Salatiga
4 Juni 2015
Peserta
Sosialisasi Progam Pendewasaan Usia Perkawinan (PIK) Biro Tazkia
12 Juni 2015
Peserta
cxvi
8 2 2 2 8
8
2
cxvii
,
cxviii
cxix