RANCANGAN PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN REAKTOR SAMPAH TERPADU (SILARSATU) Oleh : Roni Kastaman Ade M. Kramadibrata Wahyu Daradjat
Divisi Pengembangan Informasi dan Penerapan Teknologi Tepat-Guna Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran (TTG LPM UNPAD) Jl. Banda 40 Bandung. 40115, Indonesia Phone / Fax : 62-22-420 3901 e-mail :
[email protected]
Makalah disampaikan dalam Simposium Kebudayaan Indonesia - Malaysia VIII (SKIM VIII) Kerjasama Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Universitas Padjadjaran (UNPAD) Kuala Lumpur, Johor, Malaysia, 8-10 Oktober 2002.
Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu (Silarsatu)
RANCANGAN PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN REAKTOR SAMPAH TERPADU (SILARSATU) Oleh : Roni Kastaman, Ade M. Kramadibrata, Wahyu Daradjat, Divisi Pengembangan Informasi dan Penerapan Teknologi Tepat-Guna Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran (TTG LPM UNPAD) Jl. Banda 40 Bandung. 40115, Indonesia Phone / Fax : 62-22-420 3901 e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Kuantitas sampah bervariasi antara I-5 kg per orang perhari sejalan dengan kegiatan industri masyarakat. Sampah harus dikelola sebaik-baiknya, agar terkondisikan kualitas lingkungan hidup masyarakat yang baik dan berkelanjuatn, namun sistem pengelolaan sampah sampai saat ini masih dilakukan dengan sistem Tempat Pembuangan Sementara (TPS) - Truk Angkut Sampah (TAS) - Tempat Pembuangan Akhir (TPA), atau Sistem TPS-TAS-TPA. Sistem ini tidak efisien dan efektif, karena : (I) sering terjadi keterlambatan angkutan sampah, sehingga timbul aroma kurang sedap di sekitar TPS; (2) kapasitas sarana angkut (truk pengangkut) dan kualitas pengelola sampah (sumberdaya manusia) kurang, sehingga sampah tercecer sepanjang jalan dari TPS menuju TPA; (3) dibutuhkan lokasi dan area pembuangan sampah khusus, sehingga biaya pengelolaannya makin tidak ekonomis; (4) terkondisikan lingkungan TPA yang kumuh, tidak hygienis; (5) penumpukan dan proses pembusukan sampah yang lama (~ 30 hari), sehingga terjadi polusi udara (aroma yang tidak sedap, dan asap pembakaran sampah tidak sempurna oleh incinerator); (6) adanya kontaminasi bahan beracun da berbahaya (B3) ke lingkungan sekltar, sehingga terjadi degradasi kualitas lingkungan hidup. Untuk mengantisipasi kekurangan sistem di atas, telah dirancang dan dikembangkan Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu (SILARSATU) dengan mengintegrasikan dan mensinergikan metode pemisahan dan pemilahan sampah (organik dan non-organik), metode daur ulang (sampah non-organik), metode aerob dan anaerob dalam reaktor sampah (sampah organik), metode mekanik dengan alat-mesin perajang, metode pengemasan dan pemasaran kompos sampah, metode sosialisasi pengelolaan sampah terpadu (sumberdaya manusia), dan metode pabrik kompos mandiri, yang secara keseluruhan akan membenuk sistem dan sarana pengelolaan sampah yang tanpa sampah (zero waste). Dengan Silarsatu diharapkan terbentuk dan berkembangnya antara lain : (I) pabrik kompos ramah lingkungan dengan tata-letak yang hemat area, sebagai substitusi dari TPS dan TPA yang luas, jauh, mahal,dan sarana angkut yang mubazir; (2) reaktor sampah bersih, tidak berbau; dengan laju pengomposan relatif lebih cepat (10-20 hari) sebagai substitusi alat pembakaran (incinerator) yang boros energi dan mempolusi udara; (3) kualitas lingkungan hidup yang meningkat dan berkelanjutan, sebagai substitusi terjadinya degradasi kualitas lingkungan hidup; (4) sosialisasi, pemberdayaan budaya manusia pengelola sampah berkualitas dan berdedikasi tinggi dalam koordinasi dan organisasi terpadu yang profesional; (5) reklamasi lahan tergradasi (bekas tambang, infertil, marginal) Kata Kunci : reaktor sampah, kompos `zero waste', sosialisasi, terpadu. Makalah disampaikan dalam Simposium Kebudayaan Indonesia - Malaysia VIII (SKIM VIII): "Pembangunan Manusia Indonesia dan Malaysia", Kerjasama Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Universitas Padjadjaran (UNPAD), Kuala Lumpur, Johor, Malaysia, 8-10 Oktober 2002.
Divisi Pengembangan Informasi & Teknologi Tepat Guna – LPM UNPAD
1
Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu (Silarsatu) I. PENDAHULUAN Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat diketahui bahwa kegiatan domestik setiap rumah tangga di kota Bandung, rata-rata akan menghasilkan sekitar 3 kg sampah setiap hari, baik berupa sampah organik (ekskreta, sisa makanan, sisa masak-memasak, bungkus kertas / daun / hijauan lainnya) dan sampah non-organik (plastik, logam / kaleng, beling, dsb). Dari angka ini, dapat diperkirakan kuantitas sampah setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan, yang dihasilkan oleh suatu lingkungan masyarakat tertentu (Rukun Tetangga RT, Rukun Warga RW, Kelurahan, dst). Kasus pada suatu lingkungan masyarakat (RW) di Wilayah Bandung Timur, misalnya terdiri dari 250 Kepala Keluarga (KK), dengan kuantitas sampah yang dihasilkan mencapai sekitar 750 kg sampah per hari, atau sekitar 22,5 ton sampah per bulan. Kuantitas ini belum terhitung sampah-sampah yang dihasilkan oleh kegiatan industri lainnya (pasar, terminal, rumah makan, penginapan, perkantoran, dsb). Besarnya tempat dan ruang yang dibutuhkan untuk “menyimpan” (membuang) sampah-sampah tersebut jelas makin meningkat secara progresif dengan bertambahnya jumlah KK, makin padatnya populasi persatuan area tertentu, dan makin bervariasinya kegiatan sehari-hari masyarakat serta industri, sebagaimana yang terjadi di wilayah perkotaan, apalagi di wilayah Jakarta dengan segala kegiatan industri dan domestik dari lokasi elit sampai ke lokasi kumuhnya. Sampah-sampah tersebut tidak akan menjadi masalah selama daya tampung alami lingkungan mampu mendaur-ulang bahan non-organik atau menguraikan bahan organik melalui kegiatan metabolisme mikroba menjadi bahan non organik yang dapat diserap kembali oleh lingkungan tanpa mengganggu keseimbangan alaminya. Masalahnya, dalam kondisi dan situasi perkotaan yang padat penduduk dan sempit lahan, produksi sampah setiap hari melampaui daya tampung lingkungan, dan gangguannya terhadap keseimbangan kualitas lingkungan hidup tidak dapat lagi ditolerir. Sementara sistem dan sarana penanganan dan pengolahan yang ada tidak mampu mengatasinya dengan cepat. Karena itu, pendirian unitunit reaktor sampah dalam skala yang sesuai dengan situasi lingkungan dan kondisi sosial masyarakatnya perlu segera diaktualisasikan, agar penanganan dan pengolahan sampah dapat dilaksanakan relatif lebih cepat, tepat-guna, dan ramah lingkungan, serta berpotensi dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
Divisi Pengembangan Informasi & Teknologi Tepat Guna – LPM UNPAD
2
Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu (Silarsatu) II. PERMASALAHAN Fakta yang terlihat sehari-hari menunjukkan bahwa umumnya sampah-sampah domestik atau industri, baik dari bahan organik maupun non-organik dibuang begitu saja dalam satu bak sampah yang sama dan tercampur satu-sama lain dalam berbagai komposisi, dan kemudian melalui berbagai cara transportasi, sampah berpindah tempat mulai dari tempat sampah di rumah sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA). Selama perjalanan ini, sampah mengalami pembusukan yang dipicu oleh kegiatan mikroorganime, pengaruh temperatur dan kelembaban, terjadi berbagai proses oksidasi dan reduksi yang menghasilkan emitten dalam bentuk gas atau cairan yang beraroma busuk. Emitan ini mengandung gas methan mengkontaminasi udara, tanah, dan perairan. Sementara sisa-sisa padat bahan organik atau non-organik tertumpuk dalam kuantitas melampaui daya tampung lahan TPA, sehingga secara fisik menimbulkan deteriorasi kualitas lingkungan hidup disekitarnya (polusi udara, air, tanah, penyumbatan saluran-saluran sanitasi yang mengakibatkan banjir, penumpukan dan akumulasi bahan beracun dan berbahaya). Permasalahan lain dari cara penanganan sampah yang kurang baik antara lain : Tidak dimanfaatkannya sampah organik dan non organik secara maksimal, padahal di dalamnya terkandung potensi ekonomi yang menguntungkan. Cara pembakaran sampah dengan incinerator pada beberapa lokasi dirasakan dapat mengatasi problematika sampah ini, namun disisi lain polusi udara tidak dapat dihindarkan. Disamping itu biaya investasi untuk unit instalasi incinerator tersebut sangat mahal. Diperkirakan harga sebuah incinerator untuk skala kecil saja, dengan kapasitas 1,5 m3 per jam dapat mencapai Rp. 411.180.000,- belum termasuk kebutuhan akan bangunan (ruang) dan keperluan instalasi lainnya. Dilandasi olah hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh para ahli di Universitas Padjadjaran,
Divisi Pengembangan Informasi dan Teknologi Tepat Guna –
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran (LPM UNPAD), menawarkan alternatif teknologi pengelolaan sampah terpadu yang dapat dikembangkan dengan memanfaatkan semua potensi sampah organik dan non organik yang ada. Melalui cara ini diharapkan setidaknya masalah persampahan dapat dipecahkan, disamping itu proses daur ulang limbah yang ada dapat bermanfaat untuk bahan baku sektor industri manufaktur (untuk sampah non organik), industri pertanian / agribisnis, maupun untuk penataan pertamanan dan penghijauan kota (untuk sampah organik).
Divisi Pengembangan Informasi & Teknologi Tepat Guna – LPM UNPAD
3
Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu (Silarsatu) III.
TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan pendirian unit-unit reaktor sampah terpadu adalah untuk mensosialisasikan
dan mengkondisikan lingkungan masyarakat dalam penanganan dan pengolahan sampah yang tepat-guna, higienis, dan ramah lingkungan, dimulai dari proses penyortiran sampah di rumah-tangga, proses komposisasi bahan organik dan pendaur-ulangan bahan non-organik sampai ke pemasaran kompos untuk digunakan sebagai pupuk, melalui suatu sistem dan konstruksi reaktor sampah yang dinamakan sebagai Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu atau “SILARSATU” (Integrated Waste Reactor Management System) versi LPM UNPAD. Pendirian setiap unit “SILARSATU” di suatu lingkungan masyarakat tertentu diharapkan akan memberikan beberapa manfaat, antara lain : •
Mengurangi pencemaran lingkungan
•
Membuka peluang lapangan kerja baru
•
Dapat menjadi contoh kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan
•
Mengurangi ketergantungan pada Impor bahan baku industri, sehingga dapat menghemat devisa (adanya daur ulang)
•
Limbah organik dan non organik akan lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi karena mampu menguraikan sampah organik secara alami dan ramah lingkungan, menjadi pupuk kompos dan bahan kondisioner tanah yang memiliki nilai tambah dan nilai jual yang diharapkan. Disamping itu limbah non organik dapat didaur ulang sebagai bahan baku industri. Dengan demikian para pelaku kegiatan ini, memperoleh peluang untuk meningkatkan pendapatan perkapitanya dan sekaligus merefleksikan adanya peningkatan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan hasil kajian awal dari Divisi Pengembangan Informasi dan Teknologi
Tepat Guna LPM UNPAD, potensi ekonomi yang diperoleh dari pengembangan sistem ini antara lain sebagaimana yang disajikan pada Tabel 1.
Divisi Pengembangan Informasi & Teknologi Tepat Guna – LPM UNPAD
4
Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu (Silarsatu) Tabel 1. Contoh Potensi Ekonomi Pemanfaatan Sampah Organik dan Non organik untuk 1 Kelurahan, 6 RW, dengan jumlah 250 KK tiap RW URAIAN A. DATA 1 Kelurahan 1 RW 1 KK Total sampah 1 kelurahan/hari Total sampah 1 kelurahan/bln Sampah Organik : Non organik Total sampah Organik/bulan/kelurahan Total sampah Non organik/bulan Sampah Organik : Kompos Jumlah kompos/bulan/kelurahan Harga kompos/kg Harga sampah Non organik/kg Nilai ekonomi kompos/bulan/kelurahan Nilai ekonomi sampah Non organik/bulan/kelurahan Total nilai ekonomi kompos & Non organik/bulan/kelurahan Total nilai ekonomi kompos & Non organik/tahun/kelurahan
JUMLAH SATUAN
4.500 135.000 2:1 90.000 45.000
6 RW 250 KK 3 kg Kg Kg kg kg 3:1
30.000 400 500 12.000.000 22.500.000
kg rupiah * rupiah * rupiah rupiah
34.500.000
rupiah
414.000.000
rupiah
IV. METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Ada dua pendekatan metodologi pemecahan masalah persampahan yang ditawarkan oleh LPM UNPAD, yaitu : (1) Pendekatan Teknis dan Non Teknis. 4.1. Aspek Teknis Secara prinsip sistem pengelolaan reaktor sampah terpadu ini dapat dilakukan dengan mengolah sampah organik menjadi kompos dan sampah non organik menjadi bahan yang dapat didaur ulang untuk keperluan bahan baku industri. Sampah rumah tangga berupa bahan organik dan non- organik dapat dimanfaatkan menjadi bahan yang bernilai ekonomi. Bahan organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dengan menggunakan teknologi reaktor sampah yang memanfaatkan beberapa strain jamur permentasi, beberapa strain bakteri fermentasi, lactobacsilus dll. Sehingga pengaruh bau yang ditimbulkan olah sampah dapat dikurangi dan proses pembentukan kompos dapat dipercepat. Sedangkan bahan non organik dapat langsung dimanfaatkan sebagai bahan yang dapat didaur ulang. Divisi Pengembangan Informasi & Teknologi Tepat Guna – LPM UNPAD
5
Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu (Silarsatu) Pendekatan sistem yang digunakan dalam Instalasi Reaktor Sampah adalah sebagai berikut : Sampah telah dipilah antara bahan organik dan non-organik dimulai dari tahap rumahtangga, khusus untuk sampah organik tahap pertama masuk ke dalam tempat pengunpulan sampah, pada tahap kedua sampah yang telah dikumpulkan tadi diperluas permukaannya dengan cara perajangan, pada tahap ini sampah mulai dicampur dengan microba pendegradasi. Tahap ketiga adalah proses pendegradasian sampah menjadi kompos dengan menggunakan reaktor sampah, pada tahap ini waktu yang dibutuhkan dari mulai sampah menjadi kompos memerlukan waktu sekitar 28 hari. Tahap keempat adalah penyortiran dan penyeragaman partikel sampah dengan menggunakan alat saring khusus. Tahap akhir dari sistem ini adalah pengemasan dan pelabelan dan siap untuk dipasarkan. 4.2. Aspek Non Teknis Disamping aspek teknik, keberhasilan pengelolaan sampah juga sangat tergantung dari aspek non teknis. Oleh karena ini pemasyarakatan sistem ini juga perlu dibarengi dengan kaji-tindak dan sosialisasi kelompok melalui pelatihan dan pendidikan mengenai kebersihan lingkungan kepada masyarakat. Untuk dapat mengimplementasikan / sosialisasi sistem pengelolaan sampah terpadu ini diperlukan beberapa kegiatan pendukung seperti : Pengorganisasian unit kegiatan, Pelatihan dan penyuluhan yang terpadu sebagai bagian dari manajemen pengelolaan sampah terpadu.
V. MODEL SISTEM YANG DIRANCANG Gambaran model sistem pengelolaan reaktor sampah terpadu yang dirancang oleh Divisi Pengembangan Informasi dan Teknologi Tepat Guna LPM UNPAD adalah sebagai berikut :
Divisi Pengembangan Informasi & Teknologi Tepat Guna – LPM UNPAD
6
Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu (Silarsatu) A. DASAR PERANCANGAN “SILARSATU”
SAMPAH ORGANIK & NON ORGANIK ↓ PEMILAHAN ↓ PROSES SAMPAH ORGANIK ↓ PENGHANCURAN & ELEMINASI BAU SAMPAH DENGAN BAKTERI DEKOMPOSER ↓ PROSES PEMBENTUKAN KOMPOS ↓ PENGHALUSAN ↓ KOMPOS ↓ PENGEPAKAN
B. MODEL RANCANGAN TATA LETAK SILARSATU
Copyright © Divisi Pengembangan Informasi & Teknologi Tepat Guna – LPM UNPAD
Divisi Pengembangan Informasi & Teknologi Tepat Guna – LPM UNPAD
7
Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu (Silarsatu) C. BIAYA INVESTASI UNTUK INSTALASI SILARSATU 1 KELURAHAN DENGAN 6 RW URAIAN BIAYA INVESTASI • Penataan Lingkungan Sistem @ 200 m2/kelurahan
JUMLAH SATUAN 150,000,000
rupiah **)
1,200,000 rupiah • Peralatan (cangkul, garu, sapu, dsb.) 12 set @ Rp. 100.000,5,400,000 rupiah • Gerobak sampah 6 unit @ Rp. 900000 45,000,000 rupiah • Mesin penghancur sampah organik 2 unit @ 22.500.000 54,000,000 rupiah • Reaktor fermentor mikroorg. kompos 6 unit @ Rp.9.000.000 15,000,000 rupiah • Unit penyaring / penghalus kompos 1 unit @ Rp. 15.000.000 rupiah • Unit pengemas / pengepakan kompos 1 unit @ Rp.11.250.000 11,250,000 25,000,000 rupiah • Set up / instalasi / Uji coba sistem Total Biaya Investasi 306,850,000 rupiah BIAYA OPERASIONAL BULANAN DAN TAHUNAN 7,200,000 rupiah • Upah tenaga kerja 24 orang/kelurahan @ Rp. 300.000/bulan 2,557,083 rupiah • Biaya pemeliharaan fasilitas reaktor (10% investasi)/12 bulan 5,000,000 rupiah • Biaya administrasi dan pemasaran bulanan 1,350,000 rupiah • Bahan mikroorganisme kompos/bulan @ Rp. 15000/ton sampah 150,000 rupiah • Tali, pembungkus/kemasan, perlengkapan produksi/bulan 465,000 rupiah • Biaya energi untuk seluruh sistem 20 PK x 0.5 liter/PK x 1550 x 30 Total Biaya Operasional Per Bulan 16,722,083 rupiah Total Biaya Operasional Per Tahun 200,665,000 rupiah BIAYA SOSIALISASI MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH 1. Pengorganisasian unit usaha Rekrutmen 24 orang @ Rp. 1.000.000 24,000,000 rupiah Subsidi pemberdayaan selama 60 hari @ 14,400,000 rupiah Rp.10000 x 24 x 60 Biaya logistik selama 60 hari @ Rp.7000x24x60 10,080,000 rupiah Set up program oleh Tim selama 2 bulan @ 20,000,000 rupiah Rp. 10000000 2. Pelatihan & praktek pengelolaan unit Silarsatu 28,800,000 Rupiah selama 1 minggu 3. Penyuluhan & sosialisasi pengelolaan sampah 25,000,000 Rupiah pada tingkat RT, RW dan Rumah Tangga RW dan Rumah Tangga Total Biaya Manajemen Pengelolaan Sampah 122,280,000 Rupiah Biaya Investasi dan Sosialisasi Program Pengelolaan Sampah Rupiah (Tanpa biaya operasional) 429,130,000 **) Penataan pertanaman, tata letak, disain bangunan tidak termasuk biaya pembelian lahan dan konstruksi fisik bangunan
Jumlah keseluruhan kebutuhan dana untuk Investasi dan sosialisasi sistem skala 1 kelurahan dengan jumlah 6 RW adalah sebesar Rp. 429.130.000,- (Empat Ratus Dua Puluh Sembilan Juta Seratus Tiga Puluh Ribu Rupiah). Divisi Pengembangan Informasi & Teknologi Tepat Guna – LPM UNPAD
8
Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu (Silarsatu)
VI. KEUNGGULAN SISTEM YANG DIKEMBANGKAN 1.
Ramah lingkungan, karena bau busuk yang ditimbulkan dapat dieleminir dengan menggunakan proses biologis dengan bantuan mikroorganisme.
2.
Kapasitas proses dapat ditingkatkan dengan mesin penghancur sampah sebelum masuk reaktor.
3.
Sortasi sampah dapat dilakukan mulai dari tahap awal, sehingga pada pembentukan kompos akhir tidak memerlukan penyaringan ulang.
4.
Dapat dicampur dengan unsur hara lain untuk meningkatkan efektifitas pupuk organik.
VII. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kajian awal penerapan sistem di lapangan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. Sistem dapat diimplementasikan dalam upaya mengatasi masalah persampahan kota, khususnya sampah rumah tangga dengan memodifikasi fungsi Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) atau Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) menjadi Pusat Pengelolaan Sampah Terpadu melalui model SILARSATU, dengan tidak mengurangi kewenangan Kota melalui Dinas Kebersihan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya mengatasi masalah sampah kota. 2. Secara hitungan teoritis, penerapan model SILARSATU dalam mengatasi sampah memberikan kelayakan ekonomi yang signifikan apabila direalisasikan di masyarakat, dengan catatan bahwa perilaku masyarakat dalam membuang sampah secara bertahap dapat diubah. 3. Keuntungan model SILARSATU yang terpenting adalah dapat mengatasi masalah sampah dengan cara yang ramah lingkungan, mengeleminasi bau dan dapat dijadikan sebagai salah satu upaya pengembangan lahan usaha baru bila ditangani secara profesional.
Divisi Pengembangan Informasi & Teknologi Tepat Guna – LPM UNPAD
9
Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu (Silarsatu)
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonymous. 2001. Laporan Tahunan PD.Kebersihan Kotamadya Bandung. Indonesia. 2. Keith, Frank. 1994. Handbook of Solid Waste Management. Mc Graw Hill Inc. USA. 3. Qasim, S.R., Walter Chiang. 1994. Sanitary Landfill Leachate. Technomic Publishing Company. USA. 4. Roni Kastaman. 2000. Pengantar Ekonomi Teknik. Modul Integrasi Bahan Ajar. Jurusan Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung. Indonesia.
Divisi Pengembangan Informasi & Teknologi Tepat Guna – LPM UNPAD
10
Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu (Silarsatu) Lampiran Analisis Kelayakan Ekonomi dari “SILARSATU”
Tahun
Pengeluaran (rupiah)
Penerimaan (rupiah)
Pendapatan Net (rupiah)
0 1 2 3 4 5 6
429.130.000 200.665.000 204.076.305 207.545.602 211.073.877 214.662.133 218.311.390
414.000.000 421.038.000 428.195.646 435.474.972 442.878.047 450.406.973
-(429.130.000) -(444.260.000) -(223.887.000) + 232.341 + 228.161.711 + 459.965.880 + 695.710.720
PV NPV BCR IRR
1.195.126.569 385.231.637 1,32 37,10%
1.580.358.206
Catatan : •
Lama investasi hingga reinvestasi mesin baru = 6 tahun
•
Suku bunga pasar (MARR) = 16% per tahun
•
Tingkat pengembalian investasi adalah selama 3 tahun (periode tahun ke 3 investasi sudah kembali)
•
Investasi ;layak secara ekonomi mengingat NPV > 0, BCR > 1
•
dan IRR > suku bunga pasar (37,10%)
Divisi Pengembangan Informasi & Teknologi Tepat Guna – LPM UNPAD
11