1 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PEMBIAYAAN PADA PRODUK IJARAH MULTIJASA (Studi Kasus : BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur) Skripsi Sebagai Sala...
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PEMBIAYAAN PADA PRODUK IJARAH MULTIJASA (Studi Kasus : BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
YOPIE BAGUS HERMAWAN NIM: 109093000128
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/ 1435 H
i
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PEMBIAYAAN PADA PRODUK IJARAH MULTIJASA (Studi Kasus : BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
YOPIE BAGUS HERMAWAN NIM: 109093000128
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/ 1435 H
ii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN.
Jakarta, 28 Agustus 2014
YOPIE BAGUS HERMAWAN 109093000128
v
ABSTRAK YOPIE BAGUS HERMAWAN, Rancang Bangun Sistem Informasi Pembiayaan Pada Produk Ijarah Multijasa BMT Al-Munawwarah, di bawah bimbingan NIA KUMALADEWI dan ELSY RAHAJENG. BMT (Baitul Mal Waat Tamwil) Al-Munawwarah adalah lembaga keuangan mikro syariah yang melakukan kegiatan simpan-pinjam dan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Pembiayaan merupakan salah satu bentuk tugas pokok yang wajib untuk terus dilaksanakan guna mempertahankan dan mengembangkan usaha BMT. Salah satu bentuk pembiayaan yang diberikan yaitu pembiayaan dengan akad ijarah multijasa. Sistem berjalan yang digunakan BMT saat ini hanya dapat digunakan sampai tahap pembayaraan angsuran saja dan belum terintegrasi pada kolektibilitas dan restrukturisasi pembiayaan. Proses pengelolaan kolektibilitas serta restrukturisasi masih dilakukan dengan cara membuat tabel laporan kedalam Microsoft excel 2007, sehingga pencarian data harus dilakukan dengan cara membuka satu per satu folder sampai mendapatkan informasi mengenai data yang dibutuhkan. Dengan sistem pencatatan laporan yang demikian, BMT Al-Munawwarah sering mendapatkan kesalahan data, dikarenakan slip angsuran yang digunakan sebagai acuan dalam proses penggolongan kolektibilitas sering hilang. Maka dari itu dibuatlah sistem informasi pembiayaan yang bertujuan untuk memudahkan pihak BMT dalam melakukan pengelolaan kolektibilitas maupun restrukturisasi pembiayaan. Metode pengembangan sistem yang digunakan yaitu Rapid Application Development (RAD) dan Unified Modelling Language (UML) sebagai toolsnya. Sedangkan PHP dan MySQL digunakan sebagai bahasa pemrograman dan basis datanya. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem informasi pembiayaan yang dapat digunakan BMT dalam melakukan pengelolaan dan pengawasan terhadap perkembangan pembiayan mitra. Kata Kunci : BMT (Baitul Mal Waat Tamwil) Al-Munawwarah, Kolektibilitas, Restrukturisasi, Ijarah Multijasa. V Bab + xxii Halaman + 172 Halaman + 72 Gambar + 59 Tabel + 28 Simbol + 45 Pustaka (2002-2014) + 6 Lampiran
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, baik itu yang bersifat moril maupun materil. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada: 1.
Bapak DR. Agus Salim, M.SI, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Zulfiandri, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Nia Kumaladewi, MMSI, selaku dosen pembimbing I dan Ibu Elsy Rahajeng, M.TI, selaku dosen pembimbing II, yang selalu memberikan bimbingan, masukan dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini.
4.
Bapak Sutanto selaku Manager BMT Al-Munawwarah yang telah memberikan ijin dan bantuan dalam penulisan skripsi ini, sehingga dapat selesai sesuai dengan rencana.
vii
5.
Kedua Orang Tua Tercinta, Bapak Rakhmat Widiyanto dan Ibu Djumarsih, Adikku Yosie Ayu Hermawati, serta Keluarga Besar. Terima kasih atas segala do’a, restu dan harapannya yang tak pernah lepas.
6.
Para Sahabat di Jakarta maupun di Wonosobo, teman-teman kelas SID 2009, SIBIS 2009, serta teman-teman KKN BETA. Terima kasih atas segala bantuan, motivasi dan moment kebersamaannya.
7.
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini, maaf jika saya tidak bisa menyebutkan satu per satu. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan sarannya. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Wassalammualaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh
Jakarta, 28 Agustus 2014
Yopie Bagus Hermawan NIM : 109093000128
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv HALAMAN PERNYATAAN................................................................................v ABSTRAK ............................................................................................................ vi KATA PENGANTAR......................................................................................... vii DAFTAR ISI......................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR SIMBOL .......................................................................................... xviii BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1 1.1 Latar Belakang...............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................6 1.3 Batasan Masalah ............................................................................................7 1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .....................................................7 1.4.1 Tujuan Penelitian ................................................................................7 1.4.2 Manfaat Penelitian ..............................................................................7 1.5 Metode Penelitian ..........................................................................................8 1.5.1 Metode Pengumpulan Data.................................................................8 1.5.2 Metode Pengembangan Sistem...........................................................9 1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................................9
BAB 2 LANDASAN TEORI ..............................................................................12 2.1 Pengertian Rancang Bangun........................................................................12 2.2 Konsep Dasar Sistem...................................................................................12 2.2.1 Pengertian Sistem .............................................................................12 2.3.2 Karakteristik Sistem..........................................................................13 2.3 Konsep Dasar Informasi..............................................................................15 2.3.1 Pengertian Informasi.........................................................................15 2.3.2 Siklus Informasi................................................................................16 ix
2.3.3 Kualitas Informasi ............................................................................17 2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi...................................................................18 2.4.1 Pengertian Sistem Informasi..............................................................18 2.4.2 Komponen Sistem Informasi .............................................................18 2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen...............................................20 2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen ..........................................20 2.5.2 Karakteristik Sistem Informasi Manajemen ......................................21 2.6 Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) .................................................................21 2.7 Pembiayaan ..................................................................................................24 2.7.1 Pengertian Pembiayaan......................................................................24 2.7.2 Landasan Syariah tentang Pembiayaan .............................................26 2.8 Ijarah ............................................................................................................28 2.8.1 Landasan Syariah tentang Ijarah........................................................28 2.8.2 Rukun Ijarah ......................................................................................29 2.8.3 Syarat Ijarah.......................................................................................29 2.8.4 Macam-macam Pembiayaan Ijarah....................................................31 2.9 Pembiayaan Bermasalah ..............................................................................31 2.9.1 Sebab-Sebab Pembiayaan Bermasalah .............................................32 2.10 Kolektibilitas Pembiayaan .........................................................................34 2.11 Penyelesaiaan Pembiayaan Bermasalah/ Restrukturisasi...........................36 2.12 Metode Penelitian.......................................................................................38 2.12.1 Metode Pengumpulan Data............................................................38 2.13 Metode Pengembangan Sistem ..................................................................40 2.13.1 Rapid Application Development (RAD) ........................................42 2.14 Konsep Dasar UML ...................................................................................45 2.14.1 Pengertian UML ............................................................................45 2.14.2 Diagram dalam UML.....................................................................46 2.15 Perancangan Database ................................................................................46 2.15.1 Manajemen Database ....................................................................51 2.14.2 Relational Data Base Management System (RDBMS) .................52 2.16 Pengujian Black-Box ..................................................................................53 x
2.17 PHP ............................................................................................................55 2.18 My SQL......................................................................................................56 2.19 PHPMyAdmin ............................................................................................58 2.20 XAMPP.......................................................................................................58 BAB 3 METODE PENELITIAN.......................................................................60 3.1 Metode Penelitian.........................................................................................60 3.1.1 Metode Pengumpulan Data...............................................................60 3.1.2 Metode Pengembangan Sistem.........................................................66 3.2 Kerangka Berfikir.........................................................................................68 BAB 4 PEMBAHASAN ......................................................................................70 4.1 Fase Perencanaan Syarat (Requirements Planning) ....................................70 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ..........................................................70 4.1.1.1 Sejarah BMT Al-Munawwarah ..........................................70 4.1.1.2 Logo Perusahaan.................................................................71 4.1.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ...................................................71 4.1.1.4 Legalitas Badan Hukum .....................................................72 4.1.1.5 Struktur Organisasi .............................................................73 4.1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................73 4.1.3 Analisis Sistem Usulan .....................................................................76 4.1.4 Lingkup Sistem .................................................................................77 4.1.5 Kebutuhan Sistem .............................................................................78 4.2 Fase RAD Design Workshop .......................................................................80 4.2.1 Perancangan Proses ..........................................................................80 4.2.1.1 Identifikasi Aktor................................................................80 4.2.1.2 Identifikasi Use Case..........................................................81 4.2.1.3 Use Case Diagram..............................................................83 4.2.1.4 Narasi Use Case .................................................................84 4.2.1.5 Activity Diagram.................................................................98 4.2.1.6 Class Diagram ..................................................................114
Gambar 2.1 Siklus Informasi (Ladjamudin, 2005)...............................................16 Gambar 2.2 RAD (Kendall dan kendall, 2008) ....................................................44 Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram...............................................................48 Gambar 2.4 Contoh Activity Diagram..................................................................49 Gambar 2.5 Contoh Class Diagram .....................................................................49 Gambar 2.6 Contoh Sequence Diagram...............................................................50 Gambar 3.1 Kerangka Berfikir .............................................................................69 Gambar 4.1 Logo BMT Al-Munawwarah............................................................71 Gambar 4.2 Struktur Organisasi BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur ................................................................................................................................73 Gambar 4.3 Rich Picture Analisis Sistem Berjalan..............................................75 Gambar 4.4 Rich Picture Analisis Sistem Usulan ...............................................76 Gambar 4.5 Diagram Use Case Sistem Informasi Pembiayaan ...........................84 Gambar 4.6 Activity Diagram Login ....................................................................99 Gambar 4.7 Activity Diagram Logout ................................................................100 Gambar 4.8 Activity Diagram Membuat Data Mitra..........................................101 Gambar 4.9 Activity Diagram Membuat Data Pengajuan Pembiayaan..............102 Gambar 4.10 Activity Diagram Membuat Data Pembiayaan .............................103 Gambar 4.11 Activity Diagram Membuat Data Angsuran .................................104 Gambar 4.12 Activity Diagram Membuat Data Restrukturisasi.........................105 Gambar 4.13 Activity Diagram Lihat Data Mitra...............................................106 Gambar 4.14 Activity Diagram Lihat Data Pengajuan Pembiayaan ..................107 Gambar 4.15 Activity Diagram Lihat Data Pembiayaan ....................................108 Gambar 4.16 Activity Diagram Lihat Data Angsuran ........................................109 Gambar 4.17 Activity Diagram Lihat Data Kolektibilitas..................................110 Gambar 4.18 Activity Diagram Lihat Data Restrukturisasi................................111 Gambar 4.19 Activity Diagram Approval Pengajuan Pembiayaan ....................112 Gambar 4.20 Activity Diagram Cetak Bukti Angsuran......................................113 Gambar 4.21 Activity Diagram Mengakad Ulang Pembiayaan .........................114
xiii
Gambar 4.22 Class Diagram Sistem Informasi Pembiayaan .............................117 Gambar 4.23 Sequence Diagram Login .............................................................118 Gambar 4.24 Sequence Diagram Logout ...........................................................119 Gambar 4.25 Sequence Diagram Membuat Data Mitra .....................................119 Gambar 4.26 Sequence Diagram Membuat Data Pengajuan .............................120 Gambar 4.27 Sequence Diagram Membuat Data Pembiayaan ..........................121 Gambar 4.28 Sequence Diagram Membuat Data Angsuran ..............................122 Gambar 4.29 Sequence Diagram Membuat Data Restrukturisasi......................123 Gambar 4.30 Sequence Diagram Lihat Data Mitra............................................124 Gambar 4.31 Sequence Diagram Lihat Data Pengajuan ....................................124 Gambar 4.32 Sequence Diagram Lihat Data Pembiayaan .................................125 Gambar 4.33 Sequence Diagram Lihat Data Angsuran .....................................125 Gambar 4.34 Sequence Diagram Lihat Data Kolektibilitas ...............................126 Gambar 4.35 Sequence Diagram Lihat Data Restrukturisasi.............................126 Gambar 4.36 Sequence Diagram Approval Pengajuan Pembiayaan..................127 Gambar 4.37 Sequence Diagram Cetak Bukti Angsuran ...................................128 Gambar 4.38 Sequence Diagram Mengakad Ulang Pembiayaan ......................128 Gambar 4.39 Statechart Diagram User..............................................................129 Gambar 4.40 Statechart Diagram Pegawai........................................................130 Gambar 4.41 Statechart Diagram Mitra.............................................................131 Gambar 4.42 Statechart Diagram Pengajuan.....................................................132 Gambar 4.43 Statechart Diagram Pembiayaan..................................................133 Gambar 4.44 Statechart Diagram Angsuran......................................................134 Gambar 4.45 Statechart Diagram Restrukturisasi .............................................135 Gambar 4.46 Deployment Diagram Sistem Informasi pembiayaan...................136 Gambar 4.47 Skema Database ...........................................................................141 Gambar 4.48 User Interface Login.....................................................................150 Gambar 4.59 Struktur Menu Halaman Customer Service ..................................150 Gambar 4.50 User Interface Data Mitra.............................................................151 Gambar 4.51 User Interface Form Identitas Mitra.............................................151 Gambar 4.52 User Interface Data Pengajuan.....................................................152 xiv
Gambar 4.53 User Interface Form Pengajuan Pembiayaan ...............................152 Gambar 4.54 Struktur Menu Halaman Teller.....................................................153 Gambar 4.55 User Interface Data Angsuran ......................................................153 Gambar 4.56 User Interface Form Angsuran.....................................................154 Gambar 4.57 Struktur Menu Halaman Administrasi Pembiayaan .....................154 Gambar 4.58 User Interface Data Pembiayaan ..................................................155 Gambar 4.59 User Interface Form Pembiayaan.................................................155 Gambar 4.60 User Interface Akad Ulang Pembiayaan ......................................156 Gambar 4.61 Struktur Menu Halaman Account Officer .....................................156 Gambar 4.62 User Interface Data Kolektibilitas dan Restrukturisasi Account Officer ..................................................................................................................157 Gambar 4.63 User Interface Form Restrukturisasi ............................................157 Gambar 4.64 Struktur Menu Halaman Manager................................................158 Gambar 4.65 User Interface Data Kolektibilitas dan Restrukturisasi Manager ..............................................................................................................................158
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Black-box Testing dan White-box Testing………53 Tabel 3.1 Penelitian Sejenis tentang Sistem Informasi Pembiyaaan.....................61 Tabel 3.2 Perbedaan Penelitian Sejenis dengan Penelitian yang dilakukan..........65 Tabel 4.1 Identifikasi Aktor ..................................................................................80 Tabel 4.2 Identifikasi Use Case.............................................................................81 Tabel 4.3 Narasi Use Case Login ..........................................................................85 Tabel 4.4 Narasi Use case logout ..........................................................................85 Tabel 4.5 Narasi Use case Membuat Data Mitra ..................................................86 Tabel 4.6 Narasi Use case Membuat Data Pengajuan Pembiayaan ......................87 Tabel 4.7 Narasi Use Case Membuat Data Pembiayaan.......................................89 Tabel 4.8 Narasi Use Case Membuat Data Angsuran...........................................90 Tabel 4.9 Narasi Use Case Membuat Data Restrukturisasi ..................................91 Tabel 4.10 Narasi Use case Lihat Data Mitra .......................................................93 Tabel 4.11 Narasi Use case Lihat Data Pengajuan Pembiayaan ...........................93 Tabel 4.12 Narasi Use case Lihat Data Pembiayaan.............................................94 Tabel 4.13 Narasi Use case Lihat Data Angsuran.................................................94 Tabel 4.14 Narasi Use case Lihat Data Kolektibilitas ..........................................95 Tabel 4.15 Narasi Use case Lihat Data Restrukturisasi ........................................95 Tabel 4.16 Narasi Use Case Approval Pengajuan Pembiayaan ............................96 Tabel 4.17 Narasi Use Case Cetak Bukti Angsuran .............................................97 Tabel 4.18 Narasi Use Case Mengakad Ulang Pembiayaan .................................97 Tabel 4.19 Obyek Potensial Class Diagram .......................................................115 Tabel 4.20 Daftar Obyek Potensial .....................................................................115 Tabel 4.21 Daftar Obyek yang Diusulkan...........................................................116 Tabel 4.22 Bentuk Tidak Normal Atribut Basisdata ...........................................137 Tabel 4.23 Daftar Atribut User ...........................................................................138 Tabel 4.24 Daftar Atribut Pegawai......................................................................138 Tabel 4.25 Daftar Atribut Mitra ..........................................................................138 Tabel 4.26 Daftar Atribut Pengajuan...................................................................138 xvi
Tabel 4.27 Daftar Atribut Pembiayaan................................................................138 Tabel 4.28 Daftar Atribut Angsuran....................................................................138 Tabel 4.29 Daftar Atribut Kolektibilitas .............................................................139 Tabel 4.30 Daftar Atribut Restrukturisasi ...........................................................139 Tabel 4.31 Daftar Atribut User ...........................................................................139 Tabel 4.32 Daftar Atribut Pegawai......................................................................139 Tabel 4.33 Daftar Atribut Devisi.........................................................................139 Tabel 4.34 Daftar Atribut Mitra ..........................................................................139 Tabel 4.35 Daftar Atribut Pengajuan...................................................................140 Tabel 4.36 Daftar Atribut Jaminan......................................................................140 Tabel 4.37 Daftar Atribut Pembiayaan................................................................140 Tabel 4.38 Daftar Atribut Angsuran....................................................................140 Tabel 4.39 Daftar Atribut Kolektibilitas .............................................................140 Tabel 4.40 Daftar Atribut Kategori Kolektibilitas ..............................................140 Tabel 4.41 Daftar Atribut Restrukturisasi ...........................................................140 Tabel 4.42 Daftar Atribut Alternatif Restrukturisasi...........................................141 Tabel 4.43 Struktur Data User.............................................................................142 Tabel 4.44 Struktur Data Pegawai.......................................................................143 Tabel 4.45 Struktur Data Devisi..........................................................................143 Tabel 4.46 Struktur Data Mitra ...........................................................................144 Tabel 4.47 Struktur Data Pengajuan....................................................................145 Tabel 4.48 Struktur Data Pembiayaan.................................................................145 Tabel 4.49 Struktur Data Jaminan .......................................................................146 Tabel 4.50 Struktur Data Angsuran.....................................................................146 Tabel 4.51 Struktur Data Kolektibilitas...............................................................147 Tabel 4.52 Struktur Data Kategorikolektibilitas .................................................148 Tabel 4.53 Struktur Data Restrukturisasi ............................................................148 Tabel 4.54 Struktur Data Alternatifrestrukturisasi ..............................................149 Tabel 4.55 Daftar Tools Pengembangan Perangkat Lunak Sistem .....................159 Tabel 4.56 Hasil Pengujian dengan Metode Black-Box Testing .........................160
xvii
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL USE-CASE MODEL DIAGRAMS (Whitten et al, 2004) Simbol
Keterangan Actor
Use case
Association
Extends
Uses (includes)
Depends on
<<depends on>>
Inheritance
xviii
SIMBOL CLASS DIAGRAM (Whitten et al, 2004) Simbol
Keterangan Class 1. class name 1 2 3
2. attributes 3. behaviors Association
Agregation
Generalization
xix
SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM (Whitten et al, 2004) Simbol
Keterangan Object
Obyek Antarmuka
Lifeline
Messages
Behaviors (operations)
xx
SIMBOL STATECHART DIAGRAM (Whitten et al, 2004) Simbol
Keterangan State
Transition Paths
Initial State
Final State
SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM (Whitten et al, 2004) Simbol
Keterangan Activity
Initiate Activities
Start of the Process
Termination of the Process
xxi
Synchronization Bar
Decision Activity
SIMBOL DEPLOYMENT DIAGRAM (Whitten et al, 2004) Simbol
Keterangan Node
Association
xxii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pada era globalisasi teknologi informasi saat ini, penggunaan informasi
yang dikelola secara baik dan benar dapat menunjang hasil yang optimal dalam proses bisnis sebuah perusahaan. Perusahaan yang dapat mengelola sekaligus memanfaatkan dengan baik berbagai teknologi informasi, tentu akan mendapatkan keuntungan besar terutama bagi perusahaan tersebut. Informasi mempunyai manfaat dan mempunyai peranan yang sangat dominan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Tanpa tersedianya informasi, para manager tidak dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, serta mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan sebagai penunjang kegiatan kerja dalam pengolahan data. pengolahan data secara terkomputerisasi memiliki beberapa kelebihan, seperti: pengolahan data yang cepat dan akurat dan mendukung pengolahan data dalam skala yang besar. Salah satu pengolahan data yang digunakan dalam organisasi atau perusahaan adalah dengan menggunakan sistem informasi manajemen (SIM). Sistem informasi manajemen umumnya digunakan untuk membantu manager dalam mendapatkan informasi secara cepat dan tepat, yang nantinya akan digunakan sebagai penunjang dalam mengambil keputusan. Menurut Laudon (2008) dalam bukunya yang berjudul “Management Information System –
1
2
Managing the Digital Firm”, sistem informasi manajemen diperkenalkan untuk membantu manager dalam mengawasi dan mengelola bisnis dengan menyediakan informasi mengenai kinerja perusahaan. Sistem informasi manajemen secara khusus menghasilkan laporan yang sifatnya tetap dan rutin berdasarkan data yang diperoleh dan dirangkum dari sistem pemrosesan transaksi perusahaan. Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu metode untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu bagi manajemen tentang lingkungan luar organisasi dan kegiatan operasi di dalam organisasi, dengan tujuan untuk menunjang proses pengambilan keputusan serta memperbaiki proses perencanaan dan pengawasan (Sutabri, 2005). Sistem informasi manajemen merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih subsistem yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Subsistem dalam sistem informasi manajemen antara lain seperti sistem informasi persediaan barang, sistem informasi keuangan dan sistem informasi pembiayaan. Penelitian sejenis, mengenai sistem informasi manajemen telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Sukenah (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Piutang Pembiayaan (Studi Kasus: KBMT AL FATH IKMI)” dimana merancang sistem komputerisasi data piutang pembiayaan. Sehingga pengelolaan data lebih cepat, akurat dan tingkat kesalahan menjadi relatif minim. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Santosa (2011) dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Keuangan Saham (Studi Kasus: BPRS Harta Insan Karimah)”, penelitian yang dilakukan guna membantu kelancaran proses
3
bisnis. Masalah yang dihadapi yaitu pembuatan laporan bulanan dan tahunan yang mana masih dilakukan secara manual, serta kesulitan dalam pencarian dan pencatatan data nasabah. Kemudian Hilman (2012) melakukan penelitian dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Administrasi Pembiyaan Ijarah Multijasa pada BMT AL-Munawwarah”, dimana membangun sebuah sistem informasi administrasi pembiayaan Ijarah Multijasa yang diharapkan dapat menangani proses pembayaran
angsuran
serta
pengarsipan
data
angsuran
dengan
sistem
komputerisasi yang memudahkan proses pembiayaan. BMT (Baitul Mal Waat Tamwil) merupakan lembaga atau organisasi keuangan mikro syariah yang umumnya melakukan kegiatan simpan-pinjam dan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, dimana sasarannya yaitu masyarakat kecil dan menengah. Dalam lembaga keuangan, pembiayaan juga disebut dengan kredit. Pembiayaan atau kredit merupakan salah satu bentuk tugas pokok yang wajib untuk terus dilaksanakan, guna mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Salah satu lembaga keuangan mikro syariah yang bergerak dibidang pembiayaan ialah BMT Al- Munawwarah (Baitul Maal wat Tamwil AlMunawwarah) Cabang Pamulang Timur. Salah satu pembiayaan yang diberikan oleh BMT Al- Munawwarah Cabang Pamulang Timur yaitu pembiayaan dengan akad Ijarah Multijasa. Ijarah Multijasa yaitu pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran jasa (ujrah) atau fee tanpa pemindahan kepemilikan.
4
Contohnya seperti jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa event organizer ataupun jasa lainnya yang berbentuk layanan non material. Ijarah Multijasa merupakan pembiayaan pada BMT Al-Munawwarah yang memiliki jumlah mitra terbanyak kedua setelah mudharabah yaitu dengan jumlah mitra sebanyak 133 dengan persentase 26,3 % dari total keseluruhan 5 jenis pembiayaan yang diberikan. Namun dalam praktiknya tidak semua pembiayaan yang telah diberikan dapat berjalan lancar, sebagian ada yang kurang lancar dan sebagian menuju kemacetan. Demi amannya suatu pembiayaan, maka perlu dilakukan
langkah-langkah
pegawasan
yaitu
dengan
mengklasifikasikan
pembiayaan berdasarkan kategori kolektibilitasnya. Data kolektibilitas mitra digunakan untuk menunjang proses dalam restrukturisasi terkait dengan penyelesaian pembiayaan bermasalah. Kolektibilitas adalah gambaran dari keadaan pembayaran angsuran pokok dan nisbah bagi hasil pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat berharga atau penanaman lainya (Sholihin, 2010). Informasi kolektibilitas pembiayaan merupakan media untuk membantu pihak BMT dalam mengambil kebijakan-kebijakan penting yang terkait dengan pemantauan ataupun penyelamatan pembiayaan yang telah diberikan kepada mitra. Informasi dari tingkat kolektibilitas akan sangat membantu BMT untuk kegiatan pengawasan terhadap masing-masing mitra secara individu maupun secara keseluruhan. Proses bisnis yang dilakukan BMT Al-Munawwarah sebagian telah terkomputerisasi, namun sistem komputerisasi yang dimiliki BMT Al-
5
Munawwarah hanya dapat digunakan sampai tahap pembayaraan angsuran saja dan belum terintegrasi pada kolektibilitas dan restrukturisasi. Proses pengelolaan kolektibilitas serta restrukturisasi masih dilakukan menggunakan cara yang semi terkomputerisasi dengan membuat tabel laporan kedalam Microsoft Excel 2007, sehingga pencarian data harus dilakukan dengan cara membuka satu per satu folder sampai mendapatkan informasi mengenai data yang dibutuhkan, karena sistem tersebut tidak dilengkapi fasilitas search yang secara akurat mengakses langsung ke dalam database. Dengan sistem pencatatan laporan yang demikian, BMT Al-Munawwarah sering mendapatkan kesalahan data, dikarenakan dalam proses penggolongan kolektibilitas slip angsuran yang digunakan sebagai acuan sering hilang, sehingga membuat manager merasa kesulitan dalam melakukan pemantauan atau pengawasan terhadap perkembangan pembiayan mitra, serta dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan penyelesaiaan pembiayaan bermasalah dengan cepat dan tepat. Dengan melihat latar belakang tersebut maka diperlukan suatu sistem informasi yang dapat membantu karyawan serta manager BMT dalam melakukan pengelolaan kolektibilitas serta penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan cepat, tepat dan akurat. Sehingga biaya yang dikeluarkan dapat diminimalisir dan juga waktu yang digunakan akan lebih efisien. Dengan bercermin pada latar belakang tersebut, maka peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pembiayaan pada Produk Ijarah Multijasa”.
6
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi pembiayaan pada produk Ijarah Multijasa yang dapat memberikan data-data kolektibilitas dan restrukturisasi pembiayaan?
2.
Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi pembiayaan yang dapat mempermudah karyawan maupun manager dalam mengelola produk Ijarah Multijasa dengan fitur sesuai kebutuhannya?
1.3
Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1.
Penelitian ini hanya ditujukan pada produk Ijarah Multijasa.
2.
Penelitian ini tidak membahas perancangan jaringan, keamanan data kecuali login akses dan pemeliharaan (maintenance).
3.
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rapid Application Development (RAD) (Kendall dan Kendall, 2008).
4.
Tools yang digunakan adalah Unfied Modelling Language (UML) dengan menggunakan Usecase Diagram, Activity Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Statechart Diagram dan Deployment Diagram.
5.
Bahasa pemrograman yang digunakan yaitu PHP 5.3.1 dan untuk database menggunakan MySQL versi 5.1.41, dengan pengujian sistem menggunakan pengujian Black-Box Testing.
7
6.
Aktor yang menggunakan sistem informasi ini adalah manager, customer service, teller, administrasi pembiayaan, dan account officer.
1.4
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah merancang sistem informasi pembiayaan pada produk Ijarah Multijasa. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1.
Menganalisis dan merancang sistem informasi pembiayaan yang dapat digunakan dalam mengelola pembiayaan mulai dari pengajuan pembiayaan sampai restrukturisasi pembiayaan.
2.
Merancang dan membangun sistem
informasi pembiayaan pada produk
Ijarah Multijasa yang dapat mendukung kegiatan kerja para karyawan maupun manager.
1.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagi berikut: 1.
Bagi Universitas Sebagai referensi untuk penelitian yang akan datang dan juga sebagai bahan tambahan untuk ilmu pengetahuan di bidang sistem informasi yang konsentrasinya pada Sistem Informasi Bisnis Syariah (SIBIS).
2.
Bagi BMT Al- Munawwarah
8
Membantu transaksi bisnis yang akan dilakukan, khususnya dalam pembuatan laporan kolektibilitas pembiayaan mitra maupun dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah secara tepat dan akurat. 3.
Bagi Mahasiswa Memberikan gambaran dan pemahaman menyeluruh mengenai Sistem Informasi pembiayaan pada produk Ijarah Multijasa.
1.5
Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.5.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan tiga cara diantaranya observasi, wawanccara dan studi literatur. A.
Observasi Observasi yang dilakukan yaitu dengan melihat secara langsung proses dan kegiatan bisnis yang berjalan pada BMT Al-Munawwarah, Cabang Pamulang Timur. Hasil yang ingin dicapai yaitu dapat melihat proses bisnis yang terjadi, serta dapat mencari data yang diperlukan penelitian.
B.
Wawancara
untuk
9
Wawancara yang dilakukan yaitu dengan melakukan tanya jawab terhadap manager BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur, untuk mengetahui sistem informasi pembiayaan yang ingin dibangun. C.
Studi Literatur Studi literatur yang dilakukan yaitu dengan membaca dan mempelajari literatur sejenis yang berkaitan dengan penelitian ini. Sumber-sumber yang dapat dijadikan studi literatur antara lain jurnal, buku-buku dan tugas akhir atau skripsi sejenis.
1.5.2 Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
pengembangan
Rapid
Application
Development
(RAD)
dengan
menggunakan pemodelan berorientasi obyek. Tahapan metode RAD yang dilakukan
dalam
penelitian
ini
meliputi
Fase
Requirements
Planning
(Perencanaan Syarat), RAD Design Workshop dan Implementation (Kendall dan Kendall, 2008). Pada tahap pengembangan sistem, tools yang digunakan adalah UML (Unified Modelling Language). Diagram yang digunakan yaitu Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Statechart Diagram dan Deployment Diagram.
1.6
Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan laporan ini, pembahasan yang dilakukan
dibagi kedalam 5 (lima) Bab, yaitu:
10
BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan mengenai landasan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Landasan teori mencakup konsep dasar perancangan, sistem informasi, BMT, pembiayaan Ijarah Multijasa, kolektibilitas pembiayaan, penyelesaian pembiayaan bermasalah/ restrukturisasi dan metode penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem yang digunakan untuk skripsi ini. Penjelasan yang terkait merupakan tahap dan kegiatan selama dalam penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN Bab ini membahas, mengenai gambaran umum perusahaan, visi dan misi, motto dan budaya kerja, struktur organisasi, serta analisis permasalahan mengenai sistem berjalan, analisis sistem usulan, serta perancangan database, interface, hingga sampai pada tahap testing dari sistem ini.
BAB V
PENUTUP
11
Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya, dan juga berisi saran-saran pengembangan lebih lanjut.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Rancang Bangun Perancangan atau rancang merupakan serangkaian prosedur untuk
menerjemahkan hasil analisis dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002). Menurut Rizky (2011), perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta didalamnya melibatkan detail komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaan. Sedangkan pembangunan adalah sebuah tahapan proyek pengembangan perangkat lunak yang berada di area implementasi proyek pasca proses analisa dan desain.
2.2
Konsep Dasar Sistem
2.2.1 Pengertian Sistem Sistem secara sederhana diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Menurut Kadir (2003), sistem adalah
12
13
sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Berdasarkan pendekatan yang menekankan pada prosedurnya sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2005). Sedangkan pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai sekumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai gambaran jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem (Sutabri, 2005).
2.2.2 Karakteristik Sistem Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik, yaitu komponen atau elemen (component), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interface), masukan (input), pengolah (process), keluaran (output), sasaran (objective) atau tujuan (goal) (Mulyanto, 2009). 1.
Komponen Sistem (Components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Apabila suatu sistem merupakan salah satu
14
komponen sistem lain yang lebih besar, maka akan disebut dengan subsistem, sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya. 2.
Batasan Sistem (Boundary) Batasan sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem menentukan konfigurasinya, ruang lingkup atau kemampuan sistem. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem juga menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3.
Lingkungan Luar Sistem (Environment) Lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang menguntungkan ataupun yang merugikan.
4.
Penghubung Sistem (Interface) Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung inilah yang akan menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem yang lain membentuk satu kesatuan.
5.
Masukan Sistem (Input) Masukan atau input merupakan energy yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input) Maintenance input adalah bahan yang dimasukkan agar
15
sistem tersebut beroperasi. Signal input adalah masukan yang diproses untuk mendapatkan keluaran. 6.
Keluaran Sistem (Output) Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai sisa pembuangan.
7.
Pengolah Sistem (Process) Pengolahan sistem (process) merupakan bagian yang melakukan perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan. Dalam sistem informasi, pengolah dapat berupa operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pengurutan, atau operasi lainnya yang nantinya akan mengubah masukan berupa data menjadi informasi yang berguna.
8.
Sasaran Sistem (Objective) Sasaran sistem suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan (goal). Apabila sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem. Tanpa adanya tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan terkendali. Tujuan sistem informasi tergantung pada kegiatan yang ditangani.
2.3
Konsep Dasar Informasi
2.3.1 Pengertian Informasi Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang
16
menggambarkan suatu kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambian keputusan (Jogiyanto, 2005). Informasi merupakan sekumpulan dari beberapa bentuk data yang dapat diolah menjadi sesuatu yang lebih berguna, mempunyai arti dan mempunyai nilai yang lebih nyata dan dapat diterima terutama bagi penerimanya. Pengertian Informasi menurut beberapa ahli (Mulyanto, 2009): Menurut Robert dan John, informasi adalah suatu kenyataan, data, item, yang menambah pengetahuan bagi penggunannya. Gordon mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Menurut Barry, informasi merupakan sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya.
2.3.2 Siklus Informasi Dalam mendapatkan informasi, perlu untuk dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam menghasilkan informasi agar dapat bermanfaat bagi penerimanya. Siklus informasi atau siklus pengolahan datanya adalah sebagai berikut (Ladjamuddin, 2005):
Input (Data)
Proses (Pengolahan Data)
Gambar 2.1 Siklus Informasi
Output (Informasi)
17
Data yang masih belum diolah perlu disimpan untuk pengolahan lebih lanjut, karena tidak semua data yang diperoleh disimpan terlebih dahulu yang nantinya setiap saat dapat diambil untuk diolah menjadi informasi. Data ini disimpan di simpanan (storage) dalam bentuk basis data (database). Data yang ada di basis data ini yang nantinya akan digunakan untuk menghasilkan informasi. (Jogiyanto, 2003).
2.3.3 Kualitas Informasi Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal yaitu, informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timelines), dan relevan (relevan). Berikut penjelasan tentang kualitas informasi (Mulyanto, 2009): a.
Akurat (Accurate) Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
b.
Tepat waktu (Timelines) Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal bagi organisasi.
c.
Relevan (Relevance)
18
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk orang satu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.
2.4
Konsep Dasar Sistem Informasi
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem Informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan (Mulyanto, 2009). Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan (Sutabri, 2005). Menurut Prahasta (2005), Sistem informasi adalah suatu sistem manusiamesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam organisasi.
2.4.2 Komponen Sistem Informasi Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok
19
keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran (Sutabri, 2005). A.
Blok masukan (input block) Merupakan input yang mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input di sini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
B.
Blok model (model block) Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
C.
Blok keluaran (output block) Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
D.
Blok teknologi (technology block) Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluarannya, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
E.
Blok basis data (database block)
20
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. F.
Blok kendali (control block) Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung depat diatasi.
2.5
Konsep Sistem Informasi Manajemen
2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Sistem informasi manajemen dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi umum kepada para manager didalam perusahaan (Mulyanto, 2009). Murdick dan Ross menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi untuk Manajemen Modern” Sistem informasi manajemen adalah proses komunikasi di mana informasi masukan (input) direkam, disimpan, dan diproses untuk menghasilkan output yang berupa keputusan tentang perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan (Sutabri, 2005). Kemudian menurut McLeod (2008) dalam bukunya yang berjudul “Management Information Systems”, Sistem informasi manajemen adalah suatu sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa.
21
2.5.2 Karakteristik Sistem Informasi Manajemen Menurut Sutabri (2005), beberapa karakteristik sistem informasi manajemen antara lain: 1.
SIM membantu manajer secara terstruktur pada tingkat operasional dan tingkat kontrol saja.
2.
SIM didesain untuk memberikan laporan operational sehari-hari sehingga dapat memberi informasi untuk mengontrol operasi tersebut dengan lebih baik.
3.
SIM sangat bergantung pada keberadaan data organisasi secara keseluruhan, serta bergantung pada alur informasi yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
4.
SIM biasanya tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah.
5.
SIM biasanya berorientasi pada data-data yang sudah terjadi atau data-data yang sedang terjadi, bukan data-data yang akan terjadi seperti forecasting.
6.
SIM biasanya berorientasi pada data-data di dalam organisasi dibanding datadata dari luar organisasi.
7.
SIM biasanya tidak fleksible karena bentuk laporan-laporan yang dihasilkan banyak sudah dipersiapkan sebelumnya.
8.
SIM membutuhkan perencanaan yang sangat matang dan panjang, sambil memperhitungkan perkembangan organisasi di masa mendatang.
2.6
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro yang
dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha
22
mikro dan kecil, dalam rangka membela kepentingan kaum fakir miskin (Soemitra, 2009). Menurut Sholihin (2010), BMT adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi yang salaam: keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan. Fungsi BMT adalah untuk: 1.
Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi lebih professional, mendesain (selamat, damai, dan sejahtera), dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha (beribadah) menghadapi tantangan global.
2.
Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar organisasi untuk kepentingan rakyat banyak.
3.
Mengembangkan kesempatan kerja.
4.
Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk anggota.
5.
Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga ekonomi dan social masyarakat. Prinsip-prinsip dasar BMT, yaitu:
1.
Keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dan muamalah Islam ke dalam kehidupan nyata;
23
2.
Keterpaduan (kaffah) di mana nilai-nilai spiritual berfungsi mengarahkan dan menggerakan etika dan moral yang dinamis, proaktif, progresif, adil, dan berakhlak mulia;
3.
Kekeluargaan (kooperatif);
4.
Kebersamaan;
5.
Kemandirian;
6.
Profesionalisme; dan
7.
Istikamah. Ciri-ciri utama BMT, yaitu:
1.
Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota dan lingkungannya;
2.
Bukan lembaga sosial tetapi dapat dimanfaatkan untuk mengefektifkan penggunaan zakat, infak, dan sedekah bagi kesejahteraan orang banyak;
3.
Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat di sekitarnya;
4.
Milik bersama masyarakat kecil dan bawah dari lingkungan BMT itu sendiri, bukan milik orang seorang atau orang dari luar masyarakat itu. Kegiatan usaha BMT dapat berjalan pada berbagai jenis kegiatan usaha,
baik berupa keuangan maupun non-keuangan. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh BMT meliputi: 1.) Penghimpunan dana Penghimpunan dana dapat berupa simpanan wadi’ah (titipan tidak berbagi hasil) yad ad-damanah (titipan berupa giro yang bisa diambil pada suatu
24
waktu oleh penyimpannya), yad al-amanah (titipan dan bisa berupa zakat, infak, dan sedekah), mudharabah (titipan yang berbagi hasil). 2.) Pembiayaan atau kredit usaha kecil bawah (mikro) Pembiayaannya
bisa
berupa
pembiayaan
mudharabah,
musyarakah,
murabahah dan ijarah.
2.7
Pembiayaan
2.7.1 Pengertian Pembiayaan Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I believe, I trust, yaitu ‘saya percaya’ atau ‘saya menaruh kepercayaan’. Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust) yang berarti BMT menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan oleh BMT selaku shahibul maal. Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil, dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas serta saling menguntungkan bagi kedua belah pihak (Rivai dan Veithzal, 2008). Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2008). Pembiayaan sering digunakan untuk menunjukkan aktivitas utama BMT, karena berhubungan dengan rencana memperoleh pendapatan. Berdasarkan Pasal
25
1 butir 25 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a.
Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah;
b.
Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk Ijarah atau sewa beli dalam bentuk Ijarah Muntahiyah bit Tamlik;
c.
Transaksi jual beli dalam bentuk piutang Murabahah, Salam, dan Istishna’;
d.
Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk Ijarah untuk transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau
UUS dan pihak yang lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil. Dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pembiayaan adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil” (Djamil, 2012). Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak nasabah yang membutuhkan dana. Pembiayaan sangat bermanfaat bagi bank syariah, nasabah, dan pemerintah. Pembiayaan memberikan hasil yang paling besar di antara penyaluran dana lainnya yang dilakukan oleh lembaga kauangan syariah. Sebelum menyalurkan dana melalui pembiayaan, lembaga keuangan syariah perlu melakukan analisis pembiayaan yang mendalam.
26
Sifat pembiayaan bukan merupakan utang piutang, tetapi merupakan investasi yang diberikan kepada nasabah dalam melakukan usaha. Pembiayaan juga memiliki fungsi, di antaranya:
1.
Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar-menukar barang dan jasa.
2.
Pembiayaan merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund.
3.
Pembiayaan sebagai alat pengendali harga.
4.
Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada.
2.7.2 Landasan Syariah tentang Pembiayaan Berikut merupakan landasan syariah tentang pembiayaan : A. QS. An-Nisa’: 29
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa’: 29). B. QS. Al-Baqarah: 282
ﺿﻌِﻴﻔًﺎ أ َْو َﻻ ﻳَ ْﺴﺘَﻄِﻴ ُﻊ أَ ْن ﳝُِ ﱠﻞ ُﻫ َﻮ ﻓَـ ْﻠﻴُ ْﻤﻠِ ْﻞ َ ﻛَﺎ َن اﻟﱠﺬِي َﻋﻠَْﻴ ِﻪ اﳊَْ ﱡﻖ َﺳﻔِﻴﻬًﺎ أ َْو َﲔ ِ ْ ْل ۚ◌ وَا ْﺳﺘَ ْﺸ ِﻬ ُﺪوا َﺷﻬِﻴ َﺪﻳْ ِﻦ ِﻣ ْﻦ ِرﺟَﺎﻟِ ُﻜ ْﻢ ۖ◌ ﻓَِﺈ ْن َﱂْ ﻳَﻜُﻮﻧَﺎ َر ُﺟﻠ ِ َوﻟِﻴﱡﻪُ ﺑِﺎﻟْ َﻌﺪ ﻀ ﱠﻞ إِ ْﺣﺪَاﳘَُﺎ ﻓَـﺘُ َﺬ ّﻛَِﺮ إِ ْﺣﺪَاﳘَُﺎ ِ َﻓَـَﺮ ُﺟ ٌﻞ وَا ْﻣَﺮأَﺗَﺎ ِن ﳑِﱠ ْﻦ ﺗـ َْﺮﺿ َْﻮ َن ِﻣ َﻦ اﻟ ﱡﺸ َﻬﺪَا ِء أَ ْن ﺗ ﺻﻐِ ًﲑا َ ُْب اﻟ ﱡﺸ َﻬﺪَاءُ إِذَا ﻣَﺎ ُدﻋُﻮا ۚ◌ وََﻻ ﺗَ ْﺴﺄَ ُﻣﻮا أَ ْن ﺗَ ْﻜﺘُﺒُﻮﻩ َ َى ۚ◌ وََﻻ ﻳَﺄ ٰ ْاﻷُ ْﺧﺮ ﻂ ِﻋْﻨ َﺪ ُ ِﱃ أَ َﺟﻠِ ِﻪ ۚ◌ ٰذَﻟِ ُﻜ ْﻢ أَﻗْ َﺴ َٰ أ َْو َﻛﺒِ ًﲑا إ ْﺲ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ُﺟﻨَﺎ ٌح أﱠَﻻ َ ۖ◌ إﱠِﻻ أَ ْن ﺗَﻜُﻮ َن ﲡَِﺎ َرةً ﺣَﺎ ِﺿَﺮةً ﺗُﺪِﻳﺮُوﻧـَﻬَﺎ ﺑـَْﻴـﻨَ ُﻜ ْﻢ ﻓَـﻠَﻴ ِﺐ وََﻻ َﺷﻬِﻴ ٌﺪ ۚ◌ َوإِ ْن ٌ ﺗَ ْﻜﺘُﺒُﻮﻫَﺎ ۗ◌ َوأَ ْﺷ ِﻬ ُﺪوا إِذَا ﺗَـﺒَﺎﻳـَ ْﻌﺘُ ْﻢ ۚ◌ وََﻻ ﻳُﻀَﺎ ﱠر ﻛَﺎﺗ ◌ۗ ◌ۖ ◌ۗ ُﻮق ﺑِ ُﻜ ْﻢ ٌ ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠُﻮا ﻓَِﺈﻧﱠﻪُ ﻓُﺴ َﻋﻠِﻴ ٌﻢ “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu´amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu´amalahmu itu), kecuali jika mu´amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah: 282).
28
2.8
Ijarah Pembiayaan ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu
barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang (Sutedi, 2009). Pendapatan yang diterima dari transaksi ijarah disebut ujrah. Al-ujrah adalah imbalan yang diperjanjikan dan dibayar oleh pengguna manfaat sebagai imbalan atas manfaat yang diterimanya. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri (Nurhayati dan Wasilah, 2008). Menurut Soemitra (2009), ijarah adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), antara perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa (mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir) tanpa diikuti pengalihan kepemilikan barang itu sendiri.
2.8.1 Landasan Syariah tentang Ijarah Landasan syariah tentang hukum ijarah terdapat dalam Al-Qur’an dan AlHadits. Dalam Al-Qur’an yaitu terdapat pada: a.
Q.S. An-Nisa: 12
Berbunyi: “Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu.” (Q.S. An-Nisa : 12)
29
b.
Q.S Shad: 24
Berbunyi: “Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; dan amat sedikitlah mereka ini.” (Q.S Shad: 24) c.
Al Baqarah: 233
Berbunyi: “Dan, jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah : 233) Dalam Al-Hadits yaitu: a.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:
“Berbekahlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). b.
Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda:
“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering. ” (HR. Ibnu Majah).
2.8.2 Rukun Ijarah Rukun transaksi ijarah meliputi transaktor, obyek ijarah, dan ijab qabul. Berikut penjelasan mengenai rukun ijarah (Yaya et al., 2009): 1. Transaktor terdiri atas penyewa (nasabah) dan pemberi sewa (bank syariah). Kedua transaktor disyaratkan memiliki kompetensi berupa akil baligh dan
30
kemampuan memilih yang optimal seperti tidak gila, tidak sedang dipaksa, dan lainnya yang sejenis. 2. Obyek ijarah meliputi pembayaran sewa dan manfaat dari penggunaan asset. Manfaat dari penggunaan asset dalam ijarah adalah objek kontrak yang harus dijamin, karena ia merupakan rukun yang harus dipenuhi sebagai ganti dari sewa dan bukan asset itu sendiri. 3. Ijab dan Kabul dalam akad ijarah merupakan pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak dengan cara penawaran dari asset (bank syariah) dengan penerimaan yang dinyatakan oleh penyewa (nasabah).
2.8.3
Syarat Ijarah Pembiayaan ijarah tertuang dalam Fatwa DSN MUI No:09/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan ijarah. Dalam ketentuan tersebut disebutkan bahwa syarat ijarah adalah sebagai berikut (Sutedi, 2009): 4.
Sighat ijarah, yaitu ijab dan kabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain.
5.
Pihak-pihak yang berakad (berkontrak) terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa, dan penyewa/pengguna jasa.
6.
Obyek akad ijarah, yaitu: a. Manfaat barang dan sewa; atau b. Manfaat jasa dan upah.
31
2.8.4 Macam-macam Pembiayan Ijarah Terdapat 3 macam pembiayaan ijarah yaitu : 1.) Ijarah Manfaat Ijarah manfaat yaitu pihak BMT menyewakan barang tertentu kepada nasabah tanpa diikuti perpindahan kepemilikan. Dalam ijarah manfaat cara pengembaliannya yaitu dengan cara angsuran atau jatuh tempo. Contohnya : menyewakan kontrak rumah. 2.) Ijarah Multijasa Ijarah multijasa yaitu pihak BMT menyewakan jasa untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang berbentuk jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa event organizer ataupun jasa lainnya yang berbentuk layanan non material. 3.) Ijarah Muntahia bittamlik Ijarah muntahia bittamlik yaitu pihak BMT menyewakan barang tertentu kepada nasabah dan barang yang disewakan tersebut setelah akhir masa sewa atau perlunasan secara otomatis menjadi milik nasabah. Contoh : sepeda motor, mobil, rumah.
2.9
Pembiayaan Bermasalah Dalam berbagai peraturan yang diterbitkan Bank Indonesia tidak dijumpai
pengertian dari “pembiayaan bermasalah”. Begitu juga istilah Non Performing Financings (NPFs) untuk fasilitas pembiayaan maupun istilah Non Performing Loan (NPL) untuk fasilitas kredit tidak dijumpai dalam peraturan –peraturan yang diterbitkan Bank Indonesia. Namun dalam setiap Statistik Perbankan Syariah yang
32
diterbitkan oleh Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia dapat dijumpai istilah Non Performing Financings (NPFs) yang diartikan sebagai “Pembiayaan Non Lancar mulai dari kurang lancar sampai dengan macet” (Djamil, 2012). Menurut Sholihin (2010), definisi pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang kolektibilitasnya tergolong: dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Pembiayaan bermasalah merupakan pembiayaan yang diberikan oleh pihak kreditur (BMT) kepada debitur (nasabah) namun dalam pelaksanaannya baik angsuran pokok, bagi hasil (margin) atau ujrah, maupun jangka waktu pembayarannya tidak sesuai dengan persyaratan atau persetujuan yang telah disepakati di awal oleh pihak kreditur dan debitur, sehingga akan menimbulkan kredit atau pembiayaan yang bermasalah.
2.9.1 Sebab-Sebab Pembiayaan Bermasalah Secara umum pembiayaan bermasalah disebabkan oleh faktor-faktor intern dan faktor-faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam perusahaan sendiri, dan faktor utama yang paling dominan adalah faktor manajerial. Timbulnya kesulitan-kesulitan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh faktor manajerial dapat dilihat dari beberapa hal, seperti kelemahan dalam kebijakan
pembelian
dan
penjualan,
lemahnya
pengawasan
biaya
dan
pengeluaran, kebijakan piutang yang kurang tepat, penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap, dan permodelan yang tidak cukup. Faktor ekstern adalah faktorfaktor yang berada di luar kekuasaan manajemen perusahaan, seperti bencana
33
alam, perubahan dalam kondisi perekonomian dan perdagangan, perubahanperubahan teknologi, dan lain-lain (Djamil, 2012). Menurut Buchori (2012) dalam bukunya yang berjudul “Koperasi Syariah, Teori dan Praktik”, faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah antara lain: 1.
Faktor Internal a.
Kejujuran (Integrity) Koperasi Syariah dalam merekrut karyawan harus mencari orang yang taat beribadah, orang rajin ibadah setidaknya memiliki sikap kejujuran dan menghargai harta milik orang lain.
b.
Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan terhadap manajemen pembiayaan merupakan langkah terbaik dalam mengantisipasi terjadinya pembiayaan.
c.
Sikap (attitude) Pembiayaan bermasalah juga dapat timbul dari petugas pembiayaan yang tidak memiliki sikap proporsional.
d.
Ketrampilan (Skill) Seringkali dijumpai anggota penerima pembiayaan tidak mampu untuk membayar angsuran, meskipun baru satu bulan atau dua bulan pencairan pembiayaan diberikan. Kejadian ini merupakan lemahnya petugas dalam menganalisis kemampuan calon penerima pembiayaan.
e.
Sistem Operasional dan Prosedur
34
Seringkali kegagalan sebuah Koperasi Syariah lebih sering disebabkan kurang tertatanya organisasi khususnya kelengkapan SOP yang jarang dimiliki. 2.
Faktor Eksternal a.
Kondisi perekonomian dan politik yang sering berubah, sehingga tidak mendukung operasional pembiyaan yang berkesinambungan.
b.
Bencana alam dan peperangan.
c.
Perubahan teknologi
d.
Itikad kurang baik debitur
e.
Pelaksanaan manajemen resiko pembiayaan yang cenderung melemah akibat persaingan antar bank yang semakin meningkat.
2.10
Kolektibilitas Pembiayaan Kolektibilitas adalah gambaran dari keadaan pembayaran angsuran pokok
dan nisbah bagi hasil pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat berharga atau penanaman lainya (Sholihin, 2010). Kolektibilitas pembiayaan merupakan media untuk membantu pihak BMT dalam mengambil kebijakan-kebijakan penting yang terkait dengan pemantauan ataupun penyelamatan pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah. Berdasarkan ketentuan Pasal 9 PBI No. 8/21/PBI/2006 tentang Kualitas Aktiva Bank Umum yang melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana diubah dengan PBI No. 9/9/PBI/2007 dan PBI No. 10/24/PBI/2008, kualitas pembiayaan dinilai berdasarkan aspek-aspek:
35
1.
Prospek usaha;
2.
Kinerja (performance) nasabah; dan
3.
Kemampuan membayar/ kemampuan menyerahkan barang pesanan. Atas dasar penilaian aspek-aspek tersebut kolektibilitas pembiayaan
ditetapkan menjadi 5 (lima) golongan yaitu (Djamil, 2012): 1.
Lancar Apabila pembayaran angsuran tepat waktu dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan akad
2.
Dalam Perhatian Khusus Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau sewa sampai dengan 90 hari.
3.
Kurang Lancar Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau sewa yang telah melewati 90 hari sampai dengan 180 hari.
4.
Diragukan Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau sewa yang telah melewati 180 hari sampai dengan 270 hari.
5.
Macet Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau sewa yang telah melewati 270 hari.
dipergunakan dikalangan perbankan terhadap upaya dan langkah-langkah yang dilakukan bank dalam usaha mengatasi permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh debitur yang masih memiliki prospek usaha yang baik, namun mengalami kesulitan pembayaran pokok dan/atau kewajiban-kewajiban lainnya, agar debitur dapat memenuhi kembali kewajibannya (Djamil, 2012). Restrukturisasi adalah salah satu upaya untuk meminimalkan potensi kerugian yang disebabkan oleh pembiayaan bermasalah, koperasi syariah dapat melakukan restrukturisasi pembiayaan terhadap anggota yang mengalami penurunan kemampuan pembayaran, dan masih memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban setelah diadakan restrukturisasi (Buchori, 2012). Dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi bank yang melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip syariah, terdapat beberapa ketentuan Bank Indonesia yang memberikan pengertian tentang restrukturisasi pembiayaan, yaitu: 1.
Peraturan Bank Indonesia No. 10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, sebagai berikut: “Restrukturisasi Pembiayaan adalah upaya yang dilakukan Bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya.”
2.
Peraturan Bank Indonesia No. 8/12/PBI/2006 tanggal 10 Juli 2006 tentang Laporan Berkala Bank Umum, Penjelasan Pasal 2 ayat (4) huruf g:
37
“Restrukturisasi Pembiayaan adalah upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan pembiayaan, piutang, dan atau ijarah terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya.” 3.
PBI No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, Pasal 1 butir 31: “Restrukturisasi Pembiayaan adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank dalam kegiatan Penyediaan Dana terhadap nasabah yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya dengan mengikuti ketentuan yang berlaku yaitu fatwa Dewan Syariah Nasional dan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku bagi bank syariah. ” Pembiayaan multijasa dalam bentuk ijarah dapat dilakukan proses
restrukturisasi dengan cara (Djamil, 2012): a.
Penjadwalan kembali (rescheduling) Proses penyelesaian ini dilakukan dengan memperpanjang jangka waktu jatuh tempo pembiayaan tanpa mengubah sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan. Proses tersebut biasanya dilakukan pada nasabah yang masuk kategori kolektibilitas 2 (dalam perhatian khusus).
b.
Persyaratan kembali (reconditioning) Proses penyelesaian ini dilakukan dengan menetapkan kembali syarat-syarat pembiayaan antara lain jumlah angsuran, jangka waktu, jadwal pembayaran, pemberian potongan piutang dan/atau lainnya tanpa menambah sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan. Proses tersebut biasanya
38
dilakukan pada nasabah yang masuk kategori kolektibilitas 3 (kurang lancar) dan 4 (diragukan). c.
Write off Write off merupakan istilah teknis yang digunakan dalam penyelesaiaan pembiayaan yang masuk ke dalam kategori macet. Pada penyelesaiaan ini pembiayaan yang tidak dapat terselamatkan lagi akan dilakukan hapus buku pembiayaan. Sehingga jaminan pembiayaan akan dilelang untuk menutupi besarnya sisa pinjaman yang telah diberikan.
2.12
Metode Penelitian
2.12.1 Metode Pengumpulan Data Dalam mendapatkan data-data dan informasi-informasi terkait, peneliti melakukan pengumpulan data menggunakan tiga teknik pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan studi literatur. A.
Observasi Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang
dilakukan. Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu teknik pengumpulan fakta/data (fact finding technique) yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Pendekatan observasi diklasifikasikan ke dalam observasi sederhana dan observasi terstruktur (Jogiyanto, 2008). Observasi Sederhana merupakan observasi yang tidak mempunyai pertanyaan-pertanyaan riset. Observasi sederhana ini digunakan pada penelitian
39
eksplorasi yang belum diketahui dengan jelas variabel-variabel yang akan digunakan. Observasi terstruktur merupakan observasi yang mempunyai prosedur standar yang terstruktur. Langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Menentukan data yang akan diobservasi. 2. Membuat rencana pengumpulan datanya. 3. Memilih dan melatih pengamat. 4. Mencatat atau merekam hasil yang diobservasi.
B.
Wawancara Wawancara (Interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan
data dari responden (Jogiyanto, 2008). Wawancara sebagai teknik pengumpulan data yang memungkinkan analisa sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interviewee).
C.
Studi Literatur Studi literatur atau kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh
peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lainnya (Jogiyanto, 2008).
40
2.13
Metode Pengembangan Sistem Metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan
sesuatu. Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Metodologi pengembangan sistem berarti adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Ada beberapa hal yang menyebabkan perlunya perbaikan terhadap sistem lama (Jogiyanto, 2005), yaitu sebagai berikut: 1.
Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama, misalnya ketidakberesan sistem yang lama menyebabkan sistem lama tidak dapat beroperasi sesuai yang diharapkan, adanya pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru.
2.
Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities) seperti peluangpeluang pasar, pelayanan yang mengikat kepada pelanggan.
3.
Adanya instruksi-instruksi (directives) yang dimaksud adalah penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari pimpinan atas ataupun dari luar organisasi, misalnya peraturan pemerintah. Dalam pengembangan sistem informasi, perlu digunakan suatu metodologi
yang dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus di kerjakan selama pengembangan sistem. Dengan mengikuti metode atau prosedurprosedur yang diberikan oleh suatu metodologi, maka pengembangan sistem
41
diharapkan akan dapat diselesaikan dengan berhasil. Urutan-urutan prosedur untuk pemecahan masalah ini dikenal dengan istilah algoritma (algorithm). Dalam pengembangan sistem terdapat prinsip-prinsip pengembangan sistem (Jogiyanto, 2005), yaitu: 1.
Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen, maksudnya adalah setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem harus dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.
2.
Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.
3.
Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik, manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya.
4.
Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem.
5.
Proses pengembangan sistem tidak harus urut, misalnya tahapan dapat dilakukan secara bersama-sama.
6.
Jangan takut membatalkan proyek, hal ini merupakan pantangan untuk membatalkan suatu proyek yang sedang berjalan, namun jika sudah tidak layak lagi maka proyek dapat dibatalkan tetapi harus dipertimbangkan dengan cermat.
7.
Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem.
42
2.13.1 Rapid Application Development (RAD) Rapid Application Development (RAD) atau pengembangan aplikasi cepat adalah pendekatan berorientasi obyek untuk pengembangan sistem yang merupakan salah satu metode prototyping. RAD secara konseptual bertujuan mempersingkat
waktu
yang
biasanya
diperlukan
dalam
Siklus
Hidup
Pengembangan Sistem (SHPS) tradisional antara perancangan dan penerapan sistem informasi. RAD memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, berikut keunggulan dan kelemahan RAD (Kendall dan Kendall, 2008): A. Keunggulan Model RAD 1. Setiap fungsi mayor dapat dimodulkan dalam waktu tertentu kurang dari 3 bulan dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efisien. 2. RAD mengikut tahapan pengembangan sistem seperti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reuseable object) sehingga pengembang tidak perlu membuat dari awal lagi dan waktu lebih singkat. 3. Memerlukan biaya yang lebih sedikit dan mementingkan dari segi bisnis dan teknik. 4. Berkonsentrasi pada sudut pandang user dan menyediakan perubahan secara cepat sesuai permintaan user. 5. Menghasilkan jarak kesesuaian yang kecil antara kebutuhan user dan spesifikasi sistem. 6. Waktu, biaya, dan effort minimal.
43
B. Kelemahan Model RAD 1. RAD memerlukan sumber daya manusia yang memadai untuk menciptakan jumlah tim RAD yang baik. 2. RAD menuntut pengembangan dan pelanggan yang memiliki komitmen di dalam aktivitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapai sebuah sistem, di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek. 3. Kecepatan yang tinggi dengan biaya minimal kemungkinan besar hasil kualitasnya rendah. 4. Proyek mungkin berakhir dengan lebih banyak tambahan kebutuhan dari pada yang telah dipenuhi. 5. Potensial adanya penambahan fitur karena fitur yang sekarang hasilnya asalasalan. 6. Potensial tidak sesuainya desain dan implementasi. 7. Potensial tidak konsistennya penamaan dan dokumentasi. 8. Sangat sulit membuat modul yang dapat digunakan kembali. C. Kondisi Sesuai RAD 1. Proyek dengan skala kecil sampai medium dengan waktu pendek 2. Fokus pada lingkup tertentu, misalnya pada objek bisnis yang telah didefiniskan dengan baik. 3. Bukan aplikasi dengan komputasi yang kompleks. 4. User tahu pasti area yang harus dimiliki aplikasi. 5. Manajemen memiliki komitmen terhadap keterlibatan user. 6. Spesifikasi kebutuhan sudah benar-benar diketahui.
44
7. Anggota tim memiliki keahlian yang baik. 8. Komposisi tim stabil. 9. Ada kontrol proyek yang efektif. D. Kondisi Tidak Sesuai RAD 1. Proyek yang terlalu besar dan kompleks. 2. Proyek yang bersifat aplikasi real-time atau menangani hal-hal kritis. 3. Sistem dengan komputasi tinggi. 4. Lingkup dan objek bisnis proyek belum jelas. 5. Pengumpulan spesifikasi kebutuhan membutuhkan waktu lama. 6. Banyak orang yang harus terlibat dalam proyek. 7. Membutuhkan lingkup daerah yang luas. 8. Tim proyek besar dengan koordinasi tinggi. 9. Komitmen pihak manajemen dengan user rendah. 10. Banyak teknologi baru digunakan untuk membangun aplikasi. Rapid Aplication Development (RAD) memiliki 3 (tiga) tahapan yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2 RAD (Kendall dan Kendall, 2008)
45
Adapun penjelasan dari tahapan tersebut adalah sebagai berikut (Kendall dan Kendall, 2008): 1.
Perencanaan Syarat (Requirements Planning) Dalam fase ini akan diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan sistem yaitu
dengan mengidentifikasi kebutuhan informasi dan masalah yang dihadapi untuk menentukan tujuan, batasan-batasan sistem, kendala dan juga alternatif pemecahan masalah. Analisis digunakan untuk mengetahui perilaku sistem dan juga untuk mengetahui aktifitas apa saja yang ada dalam sistem tersebut. 2.
RAD Design Workshop Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki sistem apabila masih
terdapat ketidaksesuaian desain antara pengguna dan penganalisis. Selama proses RAD design workshop, pengguna merespon working prototype yang ada dan menganalisis,
memperbaiki
modul-modul
yang
dirancang
menggunakan
perangkat lunak berdasarkan tanggapan pengguna. Pada fase ini keaktifan pengguna yang terlibat sangat menentukan untuk mencapai tujuan, karena pengguna bisa langsung memberikan komentar apabila terdapat ketidaksesuaian pada desain. Biasanya, pengguna dan penganalisis berkumpul menjadi satu dan duduk di meja melingkar dimana masing-masing orang bisa melihat satu dengan yang lain tanpa ada halangan. Kemudian pada tahap selanjutnya membuat desain proses bisnis dan desain pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan dan dimodelkan dalam arsitektur sistem yang akan dibuat.
46
3.
Implementation Dalam fase ini analis bekerja secara intens dengan pengguna selama proses
desain untuk merancang aspek-aspek bisnis dan non-teknis dari perusahaan. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem bangun, sub-sub sistem diuji coba dan diperkenalkan kepada perusahaan.
2.14
Konsep Dasar UML
2.14.1 Pengertian UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang telah menjadi
standar
dalam
industri
untuk
visualisasi,
merancang
dan
mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. UML mendefinisikan notasi dan syntax/semantic. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan (Sugiarti, 2013). UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk: 1.
Merancang perangkat lunak.
2.
Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis.
3.
Menjabarkan sistem secara rinci untuk menganalisa dan mencari apa yang diperlukan sistem.
4.
Mendokumentasikan sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya.
47
2.14.2 Diagram dalam UML Ada beberapa jenis diagram dalam UML untuk menggambarkan sebuah sistem berdasarkan obyeknya yaitu: 1.
Use case diagram Use case diagram atau diagram use case merupakan pemodelan untuk
menggambarkan kelakuan (behavior) sistem yang akan dibuat. Diagram use case mendiskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat. Dengan pengertian yang cepat, diagram use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut (Sugiarti, 2013). Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antar pengguna (User) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai. Urutan langkah-langkah yang menerangkan antara pengguna dan sistem disebut scenario. Setiap scenario mendeskripsikan urutan kejadian. Setiap urutan kejadian diinisialisasi oleh orang, sistem yang lain, perangkat keras atau urutan waktu (Munawar, 2005). Diagram use case mempunyai 3 (tiga) notasi yang menunjukkan aspek dari sistem: a.
Actor (pengguna) yaitu abstraksi dari orang dan sistem lain yang mengaktifkan fungsi dari target sistem. Actor mewakili peran orang, sistem yang lain atau alat ketika berkomunikasi dengan use case.
b.
Use case adalah abstraksi dari interaksi antara sistem dan actor. Use case dibuat berdasarkan keperluan actor. Use case harus merupakan “apa” yang
48
dikerjakan software aplikasi, bukan “bagaimana” software aplikasi mengerjakannya. Setiap use case harus diberi nama menyatakan apa hal yang dicapai dari hasil interaksinya dengan actor. c.
Relationship (hubungan) yaitu hubungan antara actor/pelaku dengan use case dimana terjadi interaksi di antara mereka.
Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram
2.
Activity diagram Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran
kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Activity diagram secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis maupun use case. Activity diagram dapat juga digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat sebuah operasi dieksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut (Sugiarti, 2013). Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem.
49
Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar obyek (Pudjo dan Herlawati, 2011).
Gambar 2.4 Contoh Activity Diagram
3.
Class diagram Dalam class diagram terdiri dari sekumpulan class dan interface lengkap
dengan kolaborasi dan hubungan antar mereka. Class diagram menggambarkan struktur object sistem. Diagram ini menunjukkan class object yang menyusun sistem dan juga hubungan antara class object tersebut (Sugiarti, 2013). Diagram kelas memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmukaantarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta ralasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi obyek (Pudjo dan Herlawati, 2011).
50
Pengajuan Pegawai -id_pegawai(PK) -nama_pegawai -alamat_pegawai -jenis_kelamin -email -no_telp_pegawai -nama_devisi -jabatan
Sequence diagram Diagram interaksi yang menekankan pada urutan waktu dari pertukaran
message. Secara grafis menggambarkan bagaimana obyek berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan pada sekuensi sebuah use case atau operasi. Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima diantara onjek dan dalam sekuensi atau timing apa (Sugiarti, 2013). Diagram sequence (urutan) adalah diagram intraksi yang menekankan pada pengiriman pesan dalam suatu waktu tertentu (Pudjo dan Herlawati, 2011).
Gambar 2.6 Contoh Sequence Diagram
51
2.15
Perancangan Database Database atau Basis data adalah kumpulan data (elementer) yang secara
logic berkaitan dalam mempresentasikan fenomena atau fakta secara terstruktur dalam domain tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu (Hariyanto, 2004). Selain itu basis data juga mereflesikan fakta-fakta yang terdapat di organisasi. Database dapat dinyatakan sebagai salah satu sistem yang memiliki karakteristik, antara lain: a. Merupakan suatu kumpulan interrelated data yang disimpan bersama tanpa menggangu satu sama lain atau membentuk kelengkapan data. b. Kumpulan data dalam database dapat digunakan oleh sebuah program aplikasi atau lebih secara optimal. c. Penambahan data baru, penghapusan data, modifikasi dan pengambilan kembali data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol. d. Data merupakan suatu sumner yang sangat berguna bagi hampir di semua organisasi.
2.15.1 Manajemen Database Sejak tahun 1960-an penggunaan basis data sudah digunakan untuk bidang komersial, dimana pemrosesan file-nya masih berbasis manajemen file tradisional. Perkembangan komputer yang semakin pesat diikuti dengan perkembangan perangkat lunak untuk aplikasi bisnis, sejak tahun 1970-an sampai awal tahun 1980 manajemen berbasis file tradisional berkembang menjadi manajemen basis data.
52
Sistem manajemen database atau disebut juga DBMS (DataBase Management System) merupakan perangkat lunak untuk mendefinisikan, menciptakan, mengelola dan mengendalikan pengaksesan basis data (Hariyanto, 2004). Dengan tersedianya data yang melimpah, maka masalah pengaturan data secara efektif menjadi suatu hal yang sangat penting dalam pengembangan sistem informasi manajemen. Oleh karena itu, maka tujuan dari diadakannya pengaturan (manajemen) data adalah sebagai berikut: a. Menyediakan penyimpanan data untuk dapat digunakan oleh organisasi saat sekarang dan masa yang akan datang. b. Cara pemasukan data, sehingga memudahkan tugas operator dan menyangkut pula waktu yang diperlukan oleh pemakai untuk mendapatkan data serta hakhak yang dimiliki terhadap data yang ditangani. c. Pengendalian data untuk setiap siklus agar data selalu up to date dan dapat mencerminkan perubahan spesifik yang terjadi di setiap sistem. d. Pengamanan data terhadap kemungkinan penambahan, modifikasi, pencurian dan gangguan-gangguan lain.
2.15.2 Relational Data Base Management System (RDBMS) Whitten et al. (2004) mendefinisikan RDBMS sebagai database sistem yang mengimplementasikan data sebagai serangkaian table dua dimensi yang dihubungkan melalui foreign key.
53
Bahasa SQL (Structured Query Language) digunakan pada RDBMS dalam menyediakan perintah-perintah untuk membuat (create), memperbaharui (update),
memodifikasi
(edit),
dan
menghapus
(delete)
record,
juga
mengkategorikan record dalam database.
2.16
Pengujian Black-Box Metode black box testing sering digunakan untuk menguji kesalahan
dengan cara pengujian input-an yang memungkinkan pengujian dengan berbagai kondisi input-an dalam bentuk test case. Pengujian black-box juga disebut pengujian perilaku, berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak untuk mendapatkan set kondisi input yang sepenuhnya akan melaksanakan persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black-box bukan merupakan alternatif untuk teknik pengujian whitebox. Sebaliknya, pengujian black-box adalah pendekatan komplementer yang kemungkinan akan mengungkap kelas yang berbeda dari kesalahan pada metode white-box (Whitten et al., 2008). Berikut perbandingan pengujian black-box testing dengan white-box testing (Fatta, 2008): Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Black-box Testing dan White-box Testing. Jenis Pengujian Black-box Testing
Kelebihan Kelemahan 1. Anggota tim tester Tester tidak pernah tidak harus dari yakin apakah sistem seseorang yang tersebut benar - benar
54
2.
3.
4.
White-box Testing
memiliki kemampuan lolos uji. teknis di bidang pemrograman. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna. Hasil dari black box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan white box testing
1. Kesalahan Logika Digunakan pada sintaks ‘if’ dan pengulangan.Dimana White Box Testing akan Untuk perangkat lunak yang tergolong besar, White Box Testing dianggap sebagai strategi yang mendeteksi kondisikondisi yang tidak sesuai dan mendeteksi kondisi – kondisi yang tidak sesuai dan kapan proses pengulangan akan berhenti. 2. Ketidaksesuaian asumsi menampilkan asumsi yang tidak sesuai dengan
Untuk perangkat lunak yang tergolong besar, White Box Testing dianggap sebagai strategi yang tergolong boros, karena akan melibatkan sumber daya yang besar untuk melakukannya.
55
kenyataan, untuk di analisa dan diperbaiki. 3. Kesalahan ketik mendeteksi bahasa pemrograman yang bersifat case sensitive (Fatta, 2008)
Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori berikut (Whitten et al., 2008): 1. Tidak benar atau hilang fungsi, 2. kesalahan interface, 3. kesalahan dalam struktur data atau akses basis data eksternal, 4. perilaku atau kinerja salah, dan 5. inisialisasi dan kesalahan terminasi. Pengujian black box cenderung diaplikasikan selama tahap akhir pengujian.
Karena pengujian
black box sengaja mengabaikan
struktur
pengendalian, perhatian difokuskan pada domain informasi. Tes ini dirancang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Bagaimana validitas fungsional diuji? 2. Apa kelas input akan membuat kasus uji yang baik? 3. Apakah sistem sangat sensitif terhadap nilai input tertentu? 8. Bagaimana batas-batas kelas data terisolasi? 9. Apa efek akan kombinasi spesifik data terhadap operasi sistem?
56
2.17
PHP Kelahiran PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah skrip Perl
yang dapat mengamati siapa saja yang melihat-lihat daftar riwayat hidupnya, yakni pada tahun 1994. Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas menjadi tool yang disebut “Personal Home Page” (Kadir, 2008). Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs website menjadi lebih mudah, proses update data dapat digunakan menggunakan aplikasi yang dibuat menggunakan skrip PHP. PHP/FI merupakan nama awal dari PHP. PHP adalah Personal Home Page, sedangkan FI adalah Form Interface. PHP awalnya merupakan program CGI yang dikhususkan untuk menerima input melalui form yang ditampilkan dalam browser web. Software ini kemudian disebarkan menjadi perangkat lunak open source (Sidik, 2012).
2.18
My SQL MySQL
management
merupakan
System (DBMS)
software yang tergolong yang bersifat
sebagai
Open Source.
Database
Open Source
menyatakan bahwa software ini dilengkapi dengan source code (kode yang pakai untuk membuat MySQL). Sebagai software DBMS, MySQL memiliki sejumlah fitur seperti berikut (Kadir, 2008): 1. Multiplatform MySQL tersedia dalam beberapa platform (Windows, Linux, Unix, dan lain-lain).
57
2. Handal, cepat, dan mudah digunakan MySQL
merupakan
database yang
besar
dengan
kecepatan tinggi,
mendukung banyak sekali fungsi untuk mengakses database, dan sekaligus mudah digunakan. 3. Jaminan keamanan akses MySQL mendukung kemanan database dengan berbagai criteria pengaksesan. Sebagai gambaran, dimungkinkan mengatur user tertentu
agar
bisa
mengakses data yang bersifat rahasia sedangkan user yang lainnya tidak. 4. Dukungan SQL Seperti
tersirat
(Structured
pada
Query
namanya,
Language)
MySQL
yang
mendukung
sebagimana
perintah SQL
yang diketahui SQL
merupakan standar dalam pengaksesan database operasional. MySQL tergolong sebagai Database Management System(DBMS). Perangkat lunak ini bermanfaat untuk mengelola data dengan cara yang sangat fleksibel dan cepat. Berikut adalah sejumlah aktivitas yang terkait dengan data yang didukung oleh perangkat lunak tersebut: 1. Menyimpan data ke dalam tabel 2. Menghapus data dalam tabel 3. Mengubah data dalam tabel 4. Mengambil data yang tersimpan dalam tabel 5. Memungkinkan untuk memilih data tertentu yang diambil 6. Memungkinkan untuk melakukan pengaturan hak akses terhadap data
58
MySQL banyak dipakai untuk kepentingan penanganan database karena selain handal juga bersifat open source. Konsekuensi dari open source perangkat lunak ini dapat dipakai oleh siapasaja tanpa membayar dan source code-nya bisa diunduh oleh siapa saja.
2.19
PHPMyAdmin PhpMyAdmin adalah sebuah free software yang ditulis dengan PHP yang
digunakan untuk menangani administrasi MySQL di World Wide Web seperti yang dituliskan dalam website resminya http://www.phpmyadmin.net/home_page/. Aplikasi PhpMyAdmin dapat mengatur sebuah server MySQL sama seperti sebuah database tunggal. Untuk menjalankan skrip MySQL anda perlu mengatur privilege bagi user yang menggunakan aplikasi ini, agar user tersebut dapat membaca/mengubah hanya database tertentu. Cara pengaturan tersebut terdapat pada manual MySQL (Rachmawati, 2014). Dengan menggunakan PhpMyAdmin, maka kita dapat membuat database, membuat tabel, meng-insert, menghapus dan meng-update data dengan GUI dan terasa lebih mudah, tanpa perlu mengetikkan perintah SQL secara manual (Hakim, 2014).
2.20
XAMPP XAMPP merupakan suatu software yang didalamnya terdapat Apache yang
berfungsi sebagai web server. XAMPP merupakan paket aplikasi yang memudahkan dalam menginstall modul PHP, Apache Web Server dan MySQL
59
Database. Selain itu XAMPP dilengkapi oleh berbagai fasilitas lain yang akan memberikan kemudahan dalam mengembangkan situs web berbasis PHP. Beberapa keuntungan penggunaan XAMPP antara lain (Rachmawati, 2014): 1. XAMPP dapat berjalan pada operating sistem Linux dan Windows. 2. Mudah bagi programmer apabila ingin berganti versi PHP, cukup dengan melakukan switch versi. 3. Mudah dan cepat dalam proses instalasi.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
3.1.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan data-data dan informasi yang terkait dengan sistem informasi pembiayaan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti akan dibahas sebagai berikut : A.
Observasi Observasi dilakukan di BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur,
pada bulan Desember 2013 hingga Januari 2014. Observasi dilakukan dengan melihat secara langsung proses dan kegiatan bisnis yang berjalan pada BMT Al-Munawwarah, Cabang Pamulang Timur. Hasil yang ingin dicapai yaitu dapat melihat proses bisnis yang terjadi, serta dapat mencari data yang diperlukan untuk penelitian. B.
Wawancara Wawancara merupakan salah satu metode yang menunjang mengenai
didapatkannya data-data secara lebih mendalam mengenai kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam merancang dan membangun sistem informasi pembiayaan. Wawancara yang dilakukan yaitu mencari informasi bagaimana proses bisnis dari sistem berjalan, serta apa saja kendala-kendala yang dihadapi. Kegiatan
60
61
wawancara dilakukan pada tanggal 24 Desember 2013 dan 8 Januari 2014. Wawancara dilakukan kepada manager BMT Al-Munawwarah yaitu Bapak Sutanto, dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bagaimana proses pengelolaan kolektibilitas dan penyelesaian pembiayaan bermasalah. Untuk hasil dari interview/wawancara akan disertakan pada halaman lampiran. C.
Studi Literatur Metode studi literatur yang dilakukan yaitu dengan cara membaca dan
mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti. Serta mencari informasi dari internet yang berkaitan dengan topik yang dapat dipakai sebagai acuan dalam pembahasan dan penyusunan skripsi. Dalam metode ini peneliti juga melihat dan membandingkan dari literatur atau penelitian yang sejenis yang sebelumnya telah dilakukan dengan penelitian yang saat ini sedang dilakukan. Berikut ini merupakan beberapa penelitian sejenis yang berkaitan dengan topik yang sedang dibahas oleh peneliti. Tabel 3.1 Penelitian Sejenis tentang Sistem Informasi Pembiayaan No 1.
Nama Peneliti Alie
Vantonie-
UIN
Syarif
Tahun 2009
Judul
Kelebihan
Kekurangan
Analisis Perancangan
Tampilan sistem
kurang lengkapnya
Penjualan Kredit pada
yang dirancang
data informasi para
Hidayatullah
Koperasi Wira
cukup user friendly,
anggota koperasi,
Jakarta
Karyawan
dan mudah
sistem yang
digunakan.
dirancang hanya sampai tahap pembayaran
62
angsuran saja. 2.
Ismaya-
UIN
2010
Pengembangan Sistem
Sistem
Sistem ini bersifat
Syarif
Informasi Bank
dikembangkan
konvensional dan
Hidayatullah
Perkreditan Rakyat
secara online, dan
hanya memakai 2
Jakarta
Berbasis Web pada
sampai pada tahap
user saja yaitu CS
PT. BPR Mulya Arta
penerapan sistem.
dan Admin Perkreditan, Belum membahas mengenai kolektibilitas dan restrukturisasi.
3.
Ina
2005
Perancangan
Sistem yang
Tidak adanya
Husniatisarie
Komputer Sistem
dihasilkan
aplikasi keamanan
Lubis- AMIK
Simpan Pinjam Pada
memudahkan
yang dibuat seperti
BSI Fatmawati
Koperasi Pegawai
pelayanan kepada
username dan
Kecamatan Sawangan
anggotanya.
password security untuk memasuki sistem tersebut.
4.
Khaidir Aswar-
Rancang Bangun
Dapat membantu
Belum tersedianya
Sistem Informasi
karyawan dalam
keamanan sistem
Hidayatullah
Simpan Pinjam untuk
pencatatan dan
untuk menghindari
Jakarta
peningkatan
pencarian arsip,
adanya manipulasi
Pelayanan Nasabah
sehingga waktu yg
data. Proses
pada Lembaga
digunakan dalam
pembuatan laporan
Keuangan Mikro
pelayan lebih
keuangan masih
Syariah (LKMS) SRI
efisien karena data
belum tersedia.
Limo
sudah
UIN
Syarif
2013
63
terkomputerisasi.
5.
Linda Wahyu
2008
Perancangan Sistem
Analisa sistem
Sistem yang
Widianti- UIN
Informasi Pembiayaan
pembiayaan
dirancang hanya
Syarif
pada Perbankan
dilakukan pada
sampai tahap
Hidayatullah
Syariah
berbagai produk.
pembayaran
Jakarta
angsuran saja, belum membahas mengenai kolektibilitas dan penyelesaiaan pembiayaan bermasalah.
6.
7.
Lutfi
Hidayat-
UIN
Syarif
Rancang Bangun
Sistem yang
Sistem yang
Sistem Informasi
dirancang dapat
dirancang hanya
Hidayatullah
Pembiayaan Kredit
mencari data
sampai tahap
Jakarta
dengan Akad Ijarah
nasabah yang telah
pembayaran
Muntahiyyah bit
mendaftar maupun
angsuran saja,
Tamwil (Studi Kasus:
di survey karena
belum membahas
BMT Ittihadul
dalam sistem
mengenai
Muhajirin)
tersebut
kolektibilitas dan
mempunyai
penyelesaiaan
penyimpanan data
pembiayaan
yang terstruktur.
bermasalah.
Rancang Bangun
Tampilan yang user
Sistem yang
Sistem Informasi
friendly, dan mudah
dirancang hanya
Niko PrasetyoUIN
Syarif
2013
2013
64
Hidayatullah
Pembiayaan
dimengerti,
sampai tahap
Jakarta
Mudharabah (Studi
penyimpanan data
pembayaran
Kasus: BPRS
nasabah lebih
angsuran saja,
Wakalumi)
tersimpan rapi.
belum membahas mengenai kolektibilitas dan penyelesaiaan pembiayaan bermasalah.
8.
Rhendy Akbar
2012
Rancang Bangun
Dapat menangani
Sistem yang
Hilman- UIN
Sistem Informasi
proses pembayaran
dirancang hanya
Syarif
Administrasi
angsuran serta
sampai tahap
Hidayatullah
Pembiyaan Ijarah
pengarsipan data
pembayaran
Jakarta
Multijasa pada BMT
angsuran dengan
angsuran saja,
AL-Munnawarah
sistem
belum membahas
komputerisasi yang
mengenai
memudahkan
kolektibilitas dan
proses pembiayaan.
penyelesaiaan pembiayaan bermasalah.
9.
Santosa-
UIN
2011
Rancang Bangun
Sistem informasi ini
Sistem informasi ini
Syarif
Sistem Informasi
menghasilkan
kurang
Hidayatullah
Keuangan Saham
laporan bulanan dan
memperhatikan
Jakarta
(Studi Kasus : BPRS
tahunan mengenai
keamanan data.
Harta Insan Karimah
keuangan saham yang dapat diakses secara cepat, tepat
65
dan akurat, serta kemudahan dalam melakukan pencarian dan pencatatan data nasabah.
10.
Sukenah-
UIN
2009
Pengembangan Sistem
Laporan yang
Sistem yang
Syarif
Informasi Manajemen
disediakan cukup
dirancang belum
Hidayatullah
Piutang pembiayaan
detail, memiliki
membahas
Jakarta
(SIMPiup) (Studi
tampilan yang user
penyelesaian
Kasus: KBMT AL
friendly.
pembiayaan
FATH IKMI)
bermasalah.
Dari penelitian sejenis yang sebelumnya telah dilakukan, dapat diketahui bahwa penelitian sejenis memiliki perbedaan dengan penelitian yang sedang dilakukan, diantaranya dapat dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 3.2 Perbedaan Penelitian Sejenis dengan Penelitian yang dilakukan No 1.
Penelitian Sejenis yang sebelumnya Belum
membahas
mengenai
sistem
informasi pembiayaan secara menyeluruh.
Penelitian yang sedang dilakukan Pembahasan yang dilakukan mulai dari proses
pengajuan
pembiayaan
hingga
restrukturisasi pembiayaan. 2.
Sistem
informasi
pembiayaan
yang
Sistem informasi pembiayaan yang dirancang
dirancang sebagian besar hanya sampai
tidak hanya sampai proses pembayaran
tahap pembayaran angsuran saja.
angsuran saja, namun sampai pada tahaptahap selanjutnya.
66
3.
Belum membahas mengenai kolektibilitas
Membahas
mengenai
kolektibilitas
pembiayaan dan restrukturisasi pembiayaan
pembiayaan serta restrukturisasi pembiayaan.
3.1.2 Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan untuk mengembangkan sistem ini yaitu metode pengembangan RAD (Rapid Application Development) dan menggunakan pemodelan berorientasi obyek. Metode ini memiliki tiga tahap siklus pengembangan, yaitu fase perencanaan syarat (requirements planning), fase RAD design workshop dan fase implementation. Berikut penjelasan dari fase-fase tersebut: 1.
Fase Perencanaan Syarat (Requirements Planning) Pada fase ini dapat diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan sistem yaitu
mengidentifikasi kebutuhan informasi dan masalah yang dihadapi untuk menentukan tujuan, batasan-batasan sistem, kendala, dan kebutuhan sistem. Pada tahapan ini juga memaparkan bagaimana sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi BMT Al-Munawwarah. Dalam mengidentifikasi kebutuhan sistem, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain: a.
Gambaran umum perusahaan, bertujuan untuk mempelajari uraian dari tugastugas masing-masing jabatan yang berkaitan dengan sistem yang diusulkan.
b.
Identifikasi masalah, bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang ada, sehingga dapat lebih mudah diketahui kekurangan atau kendala-kendala dari sistem yang ada atau sistem yang berjalan.
67
c.
Analisis sistem usulan, merupakan usulan penyelesaian dari permasalahanpermasalahan yang ditemukan pada tahap identifikasi masalah yang sedang dihadapi oleh BMT Al-Munawwarah.
d.
Menentukan lingkup sistem, yaitu menentukan batasan ruang lingkup sistem yang akan dirancang.
e.
Menentukan kebutuhan sistem, yaitu menjelaskan kebutuhan-kebutuhan sistem yang digunakan dalam sistem informasi pembiayaan.
2.
Fase RAD Design Workshop Fase ini merupakan fase dimana peneliti merancang dan memperbaiki
sistem yang dapat digambarkan sebagai workshop, kemudian peneliti mulai merancang sistem menggunakan tools Unified Modeling Language (UML), dengan tahapan sebagai berikut: a.
Perancangan proses yang ada di dalam sistem menggunakan diagram UML yakni dengan membuat diantaranya:
-
Use case Diagram
-
Statechart Diagram
-
Activity Diagram
- Deployment Diagram
-
Class Diagram
-
Sequence Diagram
b.
Perancangan Basis Data: perancangan tabel-tabel atau record store yang digunakan untuk menyimpan data kemudian mengimplementasikannya ke dalam program.
68
c.
Perancangan User Interface: antar muka pemakai memberikan fasilitas komunikasi antar pemakai dan sistem, memberikan berbagai fasilitas informasi dan berbagai keterangan yang bertujuan untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan solusi.
3.
Fase Implementation Setelah sistem-sistem dibangun dan disaring sesuai dengan workshop
desain, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diuji coba pada tahap pengcodingan sampai dengan tahap testing.
3.2
Kerangka Berfikir Berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan pada sub bab
sebelumnya, maka dapat dibuat suatu rangkaian kerangka berfikir yang akan digunakan sebagai penuntun, alur pikir dan dasar dari penelitian. Kerangka berfikir dalam penelitian ini dibuat berdasarkan metodologi dan tahapan dalam pelaksanaan penelitian. Kerangka berfikir tersebut digambarkan pada Gambar 3.1.
69
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir
BAB IV PEMBAHASAN
Peneliti menggunakan metode pengembangan sistem Rapid Application Development (RAD) yang terdiri atas fase perencanaan syarat (requirements planning), fase RAD design workshop dan fase implementation.
4.1
Fase Perencanaan Syarat (Requirements Planning)
4. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1.1 Sejarah BMT Al-Munawwarah Ide dan inisiatif pendirian BMT Al Munawwarah bermula dari keprihatinan bersama beberapa jama’ah dan pengurus Yayasan Al MunawwarahBPI, ICMI orsat Pamulang dan beberapa tokoh lingkungan sekitar Pamulang terhadap kondisi pengusaha mikro-kecil yang seringkali kesulitan mengakses permodalan guna mengembangkan usahanya sehingga mereka mencari alternatif ‘termudah’ dalam mengakses permodalan yaitu rentenir, walaupun pada kenyataan sebenarnya ketika mereka meminta bantuan terhadap ‘Dewa Penolong’ tersebut justru itulah awal dari keterpurukan usaha mereka. Beberapa pertemuan tokoh digagas guna menindaklanjuti keinginan mulia tersebut. Tidak lama berselang sejumlah calon pendiri bersedia menyertakan dana penggerak dalam bentuk SPK (Simpanan Pokok khusus) sebagai modal awal operasional BMT. Setelah semua sepakat, maka didirikanlah BMT Al Munawwarah dengan mengambil bentuk KSM -Kelompok Swadaya Masyarakatsebagai legalitas dan status hukum awal operasionalnya.
70
71
Tepat pada tanggal 26 Mei 1996, BMT Al Munawwarah bersama 16 BMT baru lainnya diwilayah Jakarta-Selatan diresmikan operasionalnya oleh ketua PINBUK Jakarta-Selatan H. Ali Moeis dan Direktur Bank Muamalat H. Zainul Bahar Noor. Sejak itu BMT Al Munawwarah yang didukung oleh para pendiri dari 2 lembaga yaitu Yayasan Al Munawwarah dan ICMI orsat Pamulang serta 39 perorangan lainnya mulai berkiprah dalam komunitas usaha lapisan ‘grass root’ yakni usaha kecil-mikro.
4.1.1.2 Logo Perusahaan
Gambar 4.1 Logo BMT Al-Munawwarah
4.1.1.3 Visi dan Misi Perusahaan 1.
Visi Terwujudnya BMT yang terdepan, tangguh dan profesional dalam
membangun ekonomi ummat 2.
Misi
a.
Memberikan layanan yang prima kepada seluruh Anggota, Mitra dan Masyarakat luas.
72
b.
Mendorong Anggota, Mitra dan Masyarakat luas dalam kegiatan menabung dan investasi.
c.
Menyediakan permodalan dan melakukan pendampingan usaha bagi anggota, mitra dan masyarakat luas.
d.
Memperkuat permodalan sendiri dalam rangka memperluas jaringan serta menambah produk dan fasilitas jasa layanan.
e.
Mencapai pertumbuhan dan hasil usaha BMT yang layak serta proporsional dan berkelanjutan.
f.
Turut berperan serta dalam gerakan pengembangan ekonomi syari’ah.
4.1.1.4 Legalitas Badan Hukum a.
Status Hukum : Koperasi Syari’ah
b.
Nomor Akta : No.518/26/BH/Dis KUK
c.
Nomor Domisili : No.517/42-Kel.PT/2010
d.
Nomor NPWP : No.02.289.745.8-411.000
e.
Nomor TDP : No.30.08.2.65.00016
f.
Nomor SIUP : No.503/000677-BP2T/30-08/PK/VII/2010
73
4.1.1.5 Struktur Organisasi Berikut adalah struktur organisasi BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur.
Gambar 4.2 Struktur Organisasi BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur
4.1.2 Identifikasi Masalah Pada hasil observasi yang dilakukan peneliti, sistem yang berjalan saat ini kurang membantu BMT dalam melakukan kegiatan pembiayaan. Sistem yang dimiliki BMT hanya dapat digunakan sampai pembayaran angsuran saja, dan belum
terintegrasi
pada
pengelolaan
kolektibilitas
serta
restrukturisasi
pembiayaan. Pengelolaan kolektibilitas pembiayaan menjadi salah satu bagian yang penting dalam kegiatan pengawasan terhadap perkembangan pembiayaan mitra, dimana proses tersebut digunakan untuk mengetahui kelancaran pembayaran angsuran. Dengan dapat diketahuinya kolektibilitas dari masingmasing pembiayaan mitra, maka proses restrukturisasi atau penyelesaian pembiayaan bermasalah dapat segera dilaksanakan, agar pembiayaan yang bermasalah tersebut dapat kembali lancar.
74
Dalam proses pengelolaan kolektibilitas account officer menggunakan slip angsuran sebagai acuan dalam penggolongan kolektibilitas mitra dan tidak melihat data angsuran mitra pada sistem. Pembuatan laporan tersebut dilakukan pada Ms. Excel komputer yang tidak terintegrasi dengan sistem. Proses tersebut menyebabkan sering terjadinya kesalahan dalam penggolongan kolektibilitas yang disebabkan oleh slip angsuran yang hilang dan tidak sesuai dengan data angsuran pada sistem, sehingga laporan kolektibilitas mitra harus dibuat ulang. Kemudian pada pengelolaan restrukturisasi pembiayaan manager membuat laporan tersebut dengan Ms. Excel, belum adanya pencatatan mengenai restrukturisasi mitra mengakibatkan tidak diketahuinya apakah calon mitra penerima pembiayaan pernah mengalami pembiayaan bermasalah atau tidak. Penggunaan dokumen tertulis dalam pengajuan pembiayaan juga menjadi kendala dalam proses pengajuan pembiayaan, sering hilangnya dokumen atau terselip mengakibatkan proses tersebut menjadi lebih lama, dan biaya yang dikeluarkan untuk dokumendokumen tersebut tidak sedikit. Berikut merupakan rich picture sistem berjalan:
75
Gambar 4.3 Rich Picture Analisis Sistem Berjalan
Dari hasil analisis diketahui bahwa sistem yang sedang berjalan masih terdapat banyak sekali kekurangan. Hasil dari identifikasi masalah yang ada yaitu: 1.
Sistem yang dimiliki BMT hanya sampai pada pembayaran angsuran saja, belum terintegrasi pada pengelolaan kolektibilitas, serta restrukturisasi pembiayaan.
2.
Proses pengelolaan data kolektibilitas maupun data restrukturisasi masih dilakukan secara semi terkomputerisasi dengan Ms. Excel dan sering terjadi kesalahan data maupun ketidaksamaan data.
3.
Belum adanya pencatatan mengenai restrukturisasi mitra, sehingga tidak diketahui apakah calon mitra penerima pembiayaan pernah mengalami pembiayaan bermasalah atau tidak.
76
4.
Penggunaan dokumen tertulis dalam pengajuan pembiayaan mengakibatkan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit dan waktu yang digunakan menjadi lebih lama.
4.1.3 Analisis Sistem Usulan Berdasarkan hasil identifikasi masalah sebelumnya, maka diperlukan sebuah sistem informasi pembiayaan yang dapat membantu BMT dalam pengelolaan pembiayaan secara terkomputerisasi mulai dari pengelolaan data mitra, pengajuan pembiayaan, data realisasi pembiayaan, data angsuran, data kolektibilitas mitra, serta data restrukturisasi. Berikut merupakan rich picture analisis sistem usulan:
Gambar 4.4 Rich Picture Analisis Sistem Usulan
77
Berikut merupakan penjelasan analisis sistem usulan pada sistem informasi pembiayaan BMT Al-Munawwarah: 1.
Mitra melakukan pengajuan pembiayaan dengan menemui customer service.
2.
Customer service dapat langsung meng-input data pengajuan pembiayaan mitra ke dalam sistem.
3.
Account officer melakukan approval terhadap pengajuan pembiayaan.
4.
Administrasi pembiayaan dapat melihat data pengajuan pembiayaan berikut keterangannya, kemudian meng-input data pembiayaan yang disetujui.
5.
Mitra melakukan pembayaran angsuran kepada teller.
6.
Teller meng-input pembayaran angsuran mitra.
7.
Account officer meng-input data restrukturisasi.
8.
Manager melihat laporan kolektibilitas dan restrukturisasi.
9.
Administrasi pembiayaan melihat data restrukturisasi, kemudian mengakad ulang pembiayaan bermasalah.
4.1.4 Lingkup Sistem Lingkup sistem dilakukan untuk menentukan batasan ruang lingkup sistem yang akan dibangun. Sistem yang akan dibangun yaitu sistem informasi pembiayaan dan sistem ini mempunyai batasan sistem, yaitu aplikasi sistem berbasis web yang berfungsi dalam pengelolaan pembiayaan mulai dari data mitra, data pengajuan pembiayaan, data realisasi pembiayaan, data angsuran, data kolektibilitas mitra, serta data restrukturisasi.
78
4.1.5 Kebutuhan Sistem Diharapkan dengan adanya rancang bangun sistem informasi pembiayaan ini dapat membantu karyawan maupun manager BMT dalam melakukan kegiatan pembiayaan. Untuk mengatasi permasalahan dan penerapan arsitektur sistem informasi pembiayaan maka diperlukannya kebutuhan-kebutuhan di dalam membangun sistem, antara lain kebutuhan fungsional, kebutuhan non-fungsional dan kebutuhan pengguna. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1.
Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional dari sistem informasi pembiayaan menjelaskan
mengenai fasilitas apa saja yang disediakan oleh sistem untuk memudahkan user dalam menggunakannya. Kebutuhan fungsional dari sistem informasi pembiayaan yang dibangun adalah sebagai berikut: a.
Sistem menyediakan form pengajuan pembiayaan yang berisi data pemohon, data pembiayaan yang diajukan, data jaminan.
b.
Sistem menyediakan form restrukturisasi.
c.
Sistem mengintegrasikan beberapa kegiatan pembiayaan dalam satu aplikasi agar penggunaan data lebih efisien dan jalannya alur proses tidak terputusputus pada tiap tahapan kegiatannya.
2.
Kebutuhan Non-Fungsional Penjelasan
dari
kebutuhan
non-fungsional
dari
sistem
informasi
pembiayaan menjelaskan mengenai tenggang waktu yang diperlukan, biaya serta hal-hal lain yang tidak termasuk fungsi teknis dari sistem yang dibangun. Untuk
79
kebutuhan non-fungsional berupa biaya yang dibutuhkan tidak dapat dijelaskan, karena penelitian ini bukan merupakan proyek komersial melainkan penelitian tugas akhir. Untuk keamanan data, penelitian ini tidak membahas masalah keamanan data. 3.
Kebutuhan Pengguna Berikut adalah beberapa kebutuhan pengguna pada sistem yang akan
dibangun. a.
Manager Pada sistem informasi pembiayaan ini, manager dapat melakukan login, kemudian manager dapat melihat data pembiayaan mitra, data angsuran, data kolektibilitas mitra, serta data restrukturisasi.
b.
Customer Service Pada sistem informasi pembiayaan ini, customer service dapat melakukan login, kemudian customer service dapat mengelola data mitra dan data pengajuan pembiayaan.
c.
Account Officer Pada sistem informasi pembiayaan ini, account officer dapat melakukan login, kemudian account officer dapat melihat data pengajuan pembiayaan dan melakukan approval terhadap pengajuan tersebut. Account officer dapat melihat data angsuran mitra, data kolektibilitas, serta dapat mengelola data restrukturisasi.
d.
Administrasi pembiayaan
80
Pada sistem informasi pembiayaan ini, administrasi pembiayaan dapat melakukan login, kemudian administrasi pembiayaan dapat melihat data pengajuan berikut status/keterangan approval. Administrasi pembiayaan dapat mengelola data pembiayaan dan melihat data restrukturisasi. e.
Teller Pada sistem informasi pembiayaan ini, teller dapat melakukan login, kemudian teller dapat mengelola data angsuran mitra.
4.2
Fase RAD Design Workshop Pada fase ini, peneliti menggunakan tools perancangan Unified Modelling
Language (UML) sebagai pemodelan sistem. Diagram yang digunakan terdiri dari use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram, statechart diagram, dan deployment diagram.
4.2.1 Perancangan Proses 4.2.1.1 Identifikasi Aktor Berikut ini adalah aktor yang terlibat dalam menggunakan sistem informasi pembiayaan: Tabel 4.1 Identifikasi Aktor No. 1.
Actor Manager
Description Orang yang mengawasi perkembangan pembiayaan mitra.
2.
Customer
Orang yang mengelola data mitra dan data pengajuan
81
Service
pembiayaan.
3.
Teller
Orang yang mengelola data pembayaran angsuran.
4.
Administrasi
Orang yang mengelola data pembiayaan dan mengakad
Pembiayaan
ulang pembiayaan bermasalah.
Account Officer
Orang yang melakukan approval data pengajuan
5.
pembiayaan dan mengelola data retsrukturisasi.
4.2.1.2 Identifikasi Use Case Tabel 4.2 Identifikasi Use Case No.
4.2.1.3 Use Case Diagram Use case diagram digunakan untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh sistem serta aktor-aktor yang akan berhubungan dengan proses-proses yang ada pada sistem. Use case sangat diperlukan untuk kebutuhan dokumentasi dan
84
arah pengembangan selanjutnya. Berikut adalah use case diagram untuk sistem yang diusulkan:
Gambar 4.5 Diagram Use Case Sistem Informasi Pembiayaan
4.2.1.4 Narasi Use Case Narasi use case merupakan penjelasan yang lebih terperinci mengenai masing-masing use case yang terjadi di dalam sistem. Pada spesifikasi use case ini dijelaskan urutan yang dilakukan sistem dan actor.
85
Tabel 4.3 Narasi Use case Login
Use Case Name Brief Description Actor Precondition Main Flow
Basic Flow
Alternative Flow
Post Condition
Use Case login Login Use case ini memungkinkan user untuk dapat masuk ke dalam sistem. All Users User memiliki username dan password. Use case ini dimulai pada user membuka halaman login,kemudian memasukkan username dan password, kemudian login sebagai Customer Service, Teller, Administrasi Pembiayaan, Account Officer atau Manager. Kegiatan Pelaku Respon Sistem Langkah 1: Membuka Langkah 2: halaman login. Menampilkan halaman Langkah 3: login. Memasukkan username Langkah 4: Sistem akan dan password, kemudian cek username, password memilih login. dan level user, valid atau tidak? Langkah 5: Sistem akan menghubungkan dengan database user. Langkah 6: Sistem menampilkan halaman utama sesuai level user. Apabila username atau password tidak valid maka sistem menampilkan pemberitahuan cek username dan password anda, kembali ke langkah 1. Berhasil masuk sistem / gagal.
Tabel 4.4 Narasi Use Case Logout
Use Case Name Brief Description Actor
Use Case logout Logout Use case ini memungkinkan user untuk dapat keluar dari sistem. All Users
86
Precondition Main Flow
Basic Flow
Alternative Flow Post Condition
User melakukan login ke sistem. Use case ini dimulai pada user login sebagai Customer Service, Teller, Administrasi Pembiayaan, Account Officer atau Manager, kemudian memilih menu user, kemudian memilih menu logout. Kegiatan Pelaku Respon Sistem Langkah 1:User login. Langkah 2: Sistem menampilkan halaman Langkah 3: User utama sesuai level user. memilih menu user, Langkah 4: Sistem kemudian pilih logout. menampilkan konfirmasi Langkah 5: User logout. memilih “Ok/Batal”. Langkah 6: Sistem menampilkan halaman login. Berhasil keluar dari sistem
Tabel 4.5 Narasi Use Case Membuat Data Mitra
Use Case Name Brief Description
Actor Precondition Main Flow
Basic Flow
Use Case Membuat Data Mitra Membuat Data Mitra - Use case ini memungkinkan user menambah data master mitra. - Use case ini memungkinkan user mengubah dan menghapus data apabila data telah tersimpan di dalam database. Customer Service User harus melakukan login terlebih dahulu dengan level user sebagai Customer Service. Use case ini dimulai pada user memilih menu Mitra, kemudian user dapat menambah, memperbaharui dan menghapus data mitra. Kegiatan Pelaku Respon Sistem Langkah 1: Customer Langkah 2: Sistem Service memilih menu menampilkan data mitra. Mitra. Langkah 3: Customer Langkah 4: Sistem Service memilih tombol menampilkan form input
87
“Tambah” Langkah 5: Mengisi form input data mitra. Langkah 6: Klik “Simpan” Langkah 8: Customer Service memilih cari mitra pada kolom “Search”. Langkah 9: Memasukkan nomor rekening mitra yang ingin dicari dan tekan “Enter”. Langkah 11: Klik “Edit”. Langkah 13: Mengubah data pada form edit mitra. Langkah 14: Klik “Simpan”.
Alternative Flow Post Condition
data mitra.
Langkah 7: Sistem menyimpan data ke database. Langkah 10: Sistem menampilkan data mitra yang dicari.
Langkah 12: Sistem menampilkan form edit mitra. Langkah 15: Sistem menyimpan data ke database. Langkah 16: Sistem menampilkan data mitra. Langkah 18: Sistem Langkah 17: Customer menampilkan konfirmasi Service klik “Hapus”. penghapusan data. Langkah 19: Customer Langkah 20: Sistem Service memilih menampilkan data mitra. “Ok/Batal”. Apabila data telah tersimpan di dalam database, maka data mitra dapat diubah dan dihapus. Data mitra telah tersimpan / diperbarui.
Tabel 4.6 Narasi Use Case Membuat Data Pengajuan Pembiayaan Use Case Membuat Pengajuan Pembiayaan Membuat Pengajuan Pembiayaan Use Case Name - Use case ini memungkinkan user menambah data Brief Description pengajuan pembiayaan. - Use case ini memungkinkan user mengubah dan menghapus data apabila data telah tersimpan di dalam database. Customer Service Actor
88
Precondition Main Flow
Basic Flow
Alternative Flow
User harus melakukan login terlebih dahulu dengan level user sebagai Customer Service. Use case ini dimulai pada user memilih menu Pengajuan, kemudian user dapat menambah, memperbaharui dan menghapus data pengajuan. Kegiatan Pelaku Respon Sistem Langkah 1: Customer Langkah 2: Sistem Service memilih menu menampilkan data Pengajuan. Pengajuan. Langkah 3: Customer Langkah 4: Sistem Service memilih tombol menampilkan form input “Tambah” data pengajuan. Langkah 5: Mengisi form input data pengajuan. Langkah 7: Sistem Langkah 6: Klik menyimpan data ke “Simpan” database. Langkah 8: Customer Service memilih cari data pengajuan pada kolom Langkah 10: Sistem “Search”. menampilkan data Langkah 9: pengajuan yang dicari. Memasukkan nomor rekening mitra yang ingin Langkah 12: Sistem dicari dan tekan “Enter”. menampilkan form edit Langkah 11: Klik pengajuan. “Edit”. Langkah 15: Sistem Langkah 13: Mengubah menyimpan data ke data pada form edit database. pengajuan. Langkah 16: Sistem Langkah 14: Klik menampilkan data “Simpan”. pengajuan. Langkah 18: Sistem Langkah 17: Customer menampilkan konfirmasi Service klik “Hapus”. penghapusan data. Langkah 19: Customer Langkah 20: Sistem Service memilih menampilkan data “Ok/Batal”. pengajuan. Apabila data telah tersimpan di dalam database, maka data pengajuan dapat diubah dan dihapus.
89
Post Condition
Data pengajuan telah tersimpan / diperbarui.
Tabel 4.7 Narasi Use Case Membuat Data Pembiayaan
Use Case Name Brief Description
Actor Precondition Main Flow
Basic Flow
Use Case Membuat Data Pembiayaan Membuat Data Pembiayaan - Use case ini memungkinkan user menambah data pembiayaan. - Use case ini memungkinkan user mengubah dan menghapus data apabila data telah tersimpan di dalam database. Administrasi Pembiayaan User harus melakukan login terlebih dahulu dengan level user sebagai Administrasi Pembiayaan. Use case ini dimulai pada user login sebagai Administrasi Pembiayaan, kemudian memilih menu Data Pembiayaan, kemudian user dapat menambah, memperbaharui dan menghapus data pembiayaan. Kegiatan Pelaku Respon Sistem Langkah 1: Administrasi Langkah 2: Sistem Pembiayaan memilih menampilkan drop down menu Pembiayaan. menu “Data Pembiayaan” Langkah 3: Administrasi dan “Akad Ulang”. Pembiayaan memilih Langkah 4: Sistem menu “Data menampilkan data Pembiayaan”. pembiayaan. Langkah 5: Administrasi Langkah 6: Sistem Pembiayaan memilih menampilkan form input tombol “Tambah” pembiayaan. Langkah 7: Mengisi form input data pembiayaan. Langkah 9: Sistem Langkah 8: Klik menyimpan data ke “Simpan” database. Langkah 10: Administrasi Pembiayaan memilih cari data Langkah 12: Sistem pembiayaan pada kolom menampilkan data “Search”. pembiayaan yang dicari.
90
Langkah 11: Memasukkan nomor id pembiayaan yang ingin dicari dan tekan “Enter”. Langkah 13: Klik “Edit”. Langkah 15: Mengubah data pada form edit pembiayaan. Langkah 16: Klik “Simpan”.
Langkah 14: Sistem menampilkan form edit pembiayaan.
Langkah 17: Sistem menyimpan data ke database. Langkah 18: Sistem menampilkan data pembiayaan. Langkah 20: Sistem menampilkan konfirmasi penghapusan data. Langkah 19: Langkah 22: Sistem Administrasi Pembiayaan menampilkan data klik “Hapus”. pembiayaan.
Alternative Flow Post Condition
Langkah 21: Administrasi Pembiayaan memilih “Ok/Batal”. Apabila data telah tersimpan di dalam database, maka data pembiayaan dapat diubah dan dihapus. Data pembiayaan telah tersimpan / diperbarui.
Tabel 4.8 Narasi Use Case Membuat Data Angsuran
Use Case Name Brief Description
Actor Precondition Main Flow
Use Case Membuat Data Angsuran Membuat Data Angsuran - Use case ini memungkinkan user menambah data angsuran. - Use case ini memungkinkan user membatalkan bayar angsuran apabila data telah tersimpan di dalam database. Teller User harus melakukan login terlebih dahulu dengan level user sebagai Teller. Use case ini dimulai pada user memilih menu Angsuran, kemudian user dapat menambah dan membatalkan bayar angsuran.
91
Basic Flow
Kegiatan Pelaku Langkah 1: Teller memilih menu Angsuran. Langkah 3: Teller memilih tombol “Bayar Angsuran” Langkah 5: Memasukkan nomor id pembiayaan yang ingin dicari dan tekan “Enter”.
Respon Sistem Langkah 2: Sistem menampilkan data angsuran. Langkah 4: Sistem menampilkan form data angsuran pembiayaan.
Langkah 6: Sistem menampilkan data angsuran pembiayaan Langkah 7: Teller klik yang dicari. tombol “bayar”. Langkah 8: Klik Langkah 9: Sistem “Simpan”. menyimpan data ke database. Langkah 10: Sistem Langkah 11: Teller klik menampilkan data “batalkan pembayaran”. angsuran. Langkah 12: Sistem menampilkan data angsuran yang telah di update. Alternative Flow Post Condition
Apabila data telah tersimpan di dalam database, maka data transaksi angsuran dapat di batalkan. Data angsuran telah tersimpan / diperbarui.
Tabel 4.9 Narasi Use Case Membuat Data Restrukturisasi Use Case Membuat Data Restrukturisasi Membuat Data Restrukturisasi Use Case Name - Use case ini memungkinkan user menambah data Brief Description restrukturisasi. - Use case ini memungkinkan user mengubah dan menghapus data apabila data telah tersimpan di dalam database. Account Officer Actor User harus melakukan login terlebih dahulu dengan Precondition
92
Main Flow
Basic Flow
Alternative Flow
level user sebagai Account Officer. Use case ini dimulai pada user memilih menu Restrukturisasi, kemudian user dapat menambah, memperbaharui dan menghapus data pembiayaan. Kegiatan Pelaku Respon Sistem Langkah 1: Account Langkah 2: Sistem Officer memilih menu menampilkan data Kolektibilitas dan kolektibilitas. Restrukturisasi. Langkah 3: Account Langkah 4: Sistem Officer memilih tombol menampilkan form input “Tambah”. restrukturisasi. Langkah 5: Mengisi form input restrukturisasi. Langkah 6: Klik Langkah 7: Sistem “Simpan” menyimpan data ke Langkah 8: Account database. Officer memilih cari data restrukturisasi pada kolom “Search”. Langkah 9: Langkah 10: Sistem Memasukkan nomor menampilkan data rekening mitra yang ingin restrukturisasi yang dicari dan tekan “Enter”. dicari. Langkah 11: Klik “Edit”. Langkah 13: Mengubah Langkah 12: Sistem data pada form edit. menampilkan form edit. Langkah 14: Klik “Simpan”. Langkah 15: Sistem menyimpan data ke Langkah 17: Account database. Officer klik “Hapus”. Langkah 16: Sistem menampilkan data. Langkah 19: Account Langkah 18: Sistem Officer memilih menampilkan konfirmasi “Ok/Batal”. penghapusan data. Langkah 20: Sistem menampilkan data. Apabila data telah tersimpan di dalam database, maka data restrukturisasi dapat diubah dan dihapus.
93
Post Condition
Data restrukturisasi telah tersimpan / diperbarui.
Tabel 4.10 Narasi Use Case Lihat Data Mitra
Use Case Name Brief Description Actor Precondition
Main Flow Basic Flow
Alternative Flow Post Condition
Use Case Lihat Data Mitra Lihat Data Mitra Use case ini memungkinkan user melihat data mitra. Customer Service dan Account Officer User harus melakukan login terlebih dahulu dengan level user sebagai Customer Service atau Account Officer. Use case ini dimulai pada user memilih menu Mitra, kemudian user dapat melihat data mitra. Kegiatan Pelaku Respon Sistem Langkah 1: User Langkah 2: Sistem memilih menu Mitra. menampilkan data mitra. Tampilan data mitra.
Tabel 4.11 Narasi Use Case Lihat Data Pengajuan Pembiayaan Use Case Lihat Data Pengajuan Pembiayaan Lihat Data Pengajuan Pembiayaan Use Case Name Use case ini memungkinkan user melihat data Brief Description pengajuan pembiayaan. Customer Service, Account Officer dan Administrasi Actor Pembiayaan User harus melakukan login terlebih dahulu dengan Precondition level user sebagai Customer Service, Account Officer atau Administrasi Pembiayaan. Use case ini dimulai pada user memilih menu Main Flow Pengajuan, kemudian user dapat melihat data pengajuan. Basic Flow Kegiatan Pelaku Respon Sistem Langkah 1: User Langkah 2: Sistem memilih menu menampilkan data Pengajuan. pengajuan. Alternative Flow
94
Tampilan data pengajuan.
Post Condition
Tabel 4.12 Narasi Use Case Lihat Data Pembiayaan
Use Case Name Brief Description Actor Precondition
Main Flow
Basic Flow
Alternative Flow Post Condition
Use Case Lihat Data Pembiayaan Lihat Data Pembiayaan Use case ini memungkinkan user melihat data pembiayaan. Administrasi Pembiayaan dan Manager User harus melakukan login terlebih dahulu dengan level user sebagai Administrasi Pembiayaan atau Manager. Use case ini dimulai pada user memilih menu Pembiayaan, kemudian user dapat melihat data pembiayaan. Kegiatan Pelaku Respon Sistem Langkah 1: User Langkah 2: Sistem memilih menu menampilkan drop down Pembiayaan. menu “Data Pembiayaan” Langkah 3: User dan “Akad Ulang”. memilih menu “Data Langkah 4: Sistem Pembiayaan”. menampilkan data pembiayaan. Tampilan data pembiayaan.
Tabel 4.13 Narasi Use Case Lihat Data Angsuran
Use Case Name Brief Description Actor Precondition Main Flow
Use Case Lihat Data Angsuran Lihat Data Angsuran Use case ini memungkinkan user melihat data angsuran. Teller, Account Officer dan manager User harus melakukan login terlebih dahulu dengan level user sebagai Teller atau Account Officer Use case ini dimulai pada user memilih menu Angsuran, kemudian user dapat melihat data angsuran.
95
Basic Flow
Kegiatan Pelaku Langkah 1: User memilih menu Angsuran. Langkah 3: User memilih menu “Detail”.
Alternative Flow Post Condition
Tampilan data angsuran.
Respon Sistem Langkah 2: Sistem menampilkan data angsuran. Langkah 4: Sistem menampilkan detail data angsuran.
Tabel 4.14 Narasi Use Case Lihat Data Kolektibilitas
Use Case Name Brief Description Actor Precondition Main Flow
Basic Flow
Alternative Flow Post Condition
Use Case Lihat Data Kolektibilitas Lihat Data Kolektibilitas Use case ini memungkinkan user melihat data kolektibilitas. Account Officer dan Manager User harus melakukan login terlebih dahulu dengan level user sebagai Account Officer atau Manager. Use case ini dimulai pada user memilih menu Kolektibilitas, kemudian user dapat melihat data kolektibilitas. Kegiatan Pelaku Respon Sistem Langkah 1: User Langkah 2: Sistem memilih menu menampilkan data Kolektibilitas dan kolektibilitas. Restrukturisasi. Langkah 4: Sistem Langkah 3: User lihat menampilkan data yang kolektibilitas per mitra dibutuhkan. atau per bulan Tampilan data kolektibilitas.
Tabel 4.15 Narasi Use Case Lihat Data Restrukturisasi
Use Case Name Brief Description
Use Case Lihat Data Restrukturisasi Lihat Data Restrukturisasi Use case ini memungkinkan user melihat data mitra
96
Actor Precondition
Main Flow
Basic Flow
Alternative Flow Post Condition
yang pernah melakukan restrukturisasi Administrasi Pembiayaan, Account Officer dan Manager User harus melakukan login terlebih dahulu dengan level user sebagai Administrasi Pembiayaan, Account Officer atau Manager. Use case ini dimulai pada user memilih menu Restrukturisasi, kemudian user dapat melihat data restrukturisasi. Kegiatan Pelaku Respon Sistem Langkah 1: User Langkah 2: Sistem memilih menu menampilkan data Kolektibilitas dan restrukturisasi. Restrukturisasi. Tampilan data restrukturisasi.
Tabel 4.16 Narasi Use Case Approval Pengajuan Pembiayaan Use Case Approval Pengajuan Pembiayaan Approval Pengajuan Pembiayaan Use Case Name Use case ini memungkinkan user melakukan Brief Description approval pengajuan pembiayaan Account Officer Actor User harus melakukan login terlebih dahulu dengan Precondition level user sebagai Account Officer. Use case ini dimulai pada user memilih menu Main Flow Pengajuan, kemudian user dapat melakukan approval data pengajuan. Basic Flow Kegiatan Pelaku Respon Sistem Langkah 1: User Langkah 2: Sistem memilih menu menampilkan data Pengajuan. pengajuan. Langkah 3: user Langkah 4: Sistem melakukan approval data menampilkan status data pengajuan dengan klik pengajuan. “Approve” atau Un approve. Alternative Flow
97
Approval data pengajuan.
Post Condition
Tabel 4.17 Narasi Use Case Cetak Bukti Angsuran
Use Case Name Brief Description Actor Precondition Main Flow
Basic Flow
Alternative Flow Post Condition
Use Case Cetak Bukti Angsuran Cetak Bukti Angsuran Use case ini memungkinkan user mencetak bukti angsuran. Teller User harus melakukan login terlebih dahulu dengan level user sebagai Teller. Use case ini dimulai pada user memilih menu Angsuran, kemudian sistem menampilkan data angsuran yang akan dicetak, user pilih “Cetak”. Kegiatan Pelaku Respon Sistem Langkah 1: Teller Langkah 2: Sistem memilih menu Angsuran. menampilkan data Langkah 3: Teller angsuran. memilih tombol “Cetak”. Langkah 4: Sistem mencetak bukti angsuran. Bukti angsuran telah tercetak.
Tabel 4.18 Narasi Use Case Mengakad Ulang Pembiayaan Use Case Mengakad Ulang Pembiayaan Mengakad Ulang Pembiayaan Use Case Name - Use case ini memungkinkan user mengakad ulang Brief Description pembiayaan. Administrasi Pembiayaan Actor User harus melakukan login terlebih dahulu dengan Precondition level user sebagai Administrasi Pembiayaan. Use case ini dimulai pada user memilih menu akad Main Flow ulang, kemudian user dapat mengakad ulang pembiayaan. Basic Flow Kegiatan Pelaku Respon Sistem
98
Alternative Flow Post Condition
Langkah 1: Administrasi Langkah 2: Sistem Pembiayaan memilih menampilkan drop down menu Pembiayaan. menu “Data Pembiayaan” dan “Akad Ulang”. Langkah 3: Administrasi Pembiayaan klik “Akad Langkah 4: Sistem Ulang”. menampilkan form akad Langkah 6: Administrasi ulang. Pembiayaan mengisi form akad ulang. Langkah 7: Administrasi Langkah 8: Sistem Pembiayaan klik menyimpan ke database “Simpan”. pembiayaan. Pembiayaan telah berhasil diakad ulang.
4.2.1.5 Activity Diagram Berikut adalah beberapa diagram aktivitas yang terbentuk dari kegiatan bisnis dan use case diagram yang sebelumnya telah dibahas. 1.
Activity Diagram Login Activity diagram ini menggambarkan proses login, dimana aktor membuka
halaman login terlebih dahulu, kemudian memasukkan username dan passoword. Jika username dan password benar maka sistem akan menampilkan pesan login berhasil dan menampilkan halaman utama sistem. Namun jika salah, maka sistem menampilkan pesan login gagal dan aktor diminta untuk mengisikan username dan password kembali dengan benar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.6.
99
Gambar 4.6 Activity Diagram “login”
2.
Activity Diagram Logout Activity diagram ini menggambarkan proses logout, dimana user yang sudah
masuk ke dalam sistem memilih menu logout, kemudian klik “Ok”. Kemudian sistem akan menampilkan halaman login kembali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.7.
100
Gambar 4.7 Activity Diagram “logout”
3.
Activity Diagram Membuat Data Mitra Activity diagram ini menggambarkan proses mengelola data mitra, dimana
user yang telah login memilih menu “Mitra”. Kemudian user dapat menambah data mitra dengan klik “Tambah”, mengisi form input data mitra dan simpan. User juga dapat mengubah data mitra dengan klik “Edit”, mengubah data mitra dan simpan. Selanjutnya user dapat menghapus data mitra dengan klik “Hapus” dan memilih “Ok”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.8.
101
Gambar 4.8 Activity Diagram “Membuat Data Mitra”
4.
Activity Diagram Membuat Pengajuan Pembiayaan Activity diagram ini menggambarkan proses mengelola data pengajuan,
dimana user yang telah login memilih menu “Pengajuan”. Kemudian user dapat menambah data pengajuan dengan klik “Tambah”, mengisi form input data pengajuan dan simpan. User juga dapat mengubah data pengajuan dengan klik “Edit”, mengubah data pengajuan dan simpan. Selanjutnya user dapat menghapus
102
data pengajuan dengan klik “Hapus” dan memilih “Ok”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Activity Diagram “Membuat Data Pengajuan Pembiayaan”
5.
Activity Diagram Membuat Data Pembiayaan Activity diagram ini menggambarkan proses mengelola data pembiayaan,
dimana user yang telah login memilih menu “Pembiayaan” kemudian pilih sub menu “Data Pembiayaan”. Kemudian user dapat menambah data pembiayaan dengan klik “Tambah”, mengisi form input data pembiayaan dan simpan. User juga dapat mengubah data pembiayaan dengan klik “Edit”, mengubah data
103
pembiayaan dan simpan. Selanjutnya user dapat menghapus data pembiayaan dengan klik “Hapus” dan memilih “Ok”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Activity Diagram “Membuat Data Pembiayaan”
104
6.
Activity Diagram Membuat Data Angsuran Activity diagram ini menggambarkan proses mengelola data angsuran,
dimana user yang telah login memilih menu “Angsuran”. Kemudian user dapat menambah data angsuran dengan klik “Bayar”, mengisi form pembayaran angsuran dan simpan. User juga dapat mengubah data angsuran dengan klik “Edit”, mengubah data angsuran dan simpan. Selanjutnya user dapat menghapus data angsuran dengan klik “Hapus” dan memilih “Ok”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Activity Diagram “Membuat Data Angsuran”
105
7.
Activity Diagram Membuat Data Restrukturisasi Activity diagram ini menggambarkan proses mengelola data restrukturisasi,
dimana user yang telah login memilih menu “Kolektibilitas dan Restrukturisasi”. Kemudian user dapat menambah data restrukturisasi dengan klik “Tambah”, mengisi form input data restrukturisasi dan simpan. User juga dapat mengubah data restrukturisasi dengan klik “Edit”, mengubah data restrukturisasi dan simpan. Selanjutnya user dapat menghapus data restrukturisasi dengan klik “Hapus” dan memilih “Ok”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.12.
Gambar 4.12 Activity Diagram “Membuat Data Restrukturisasi”
106
8.
Activity Diagram Lihat Data Mitra Activity diagram ini menggambarkan proses melihat data mitra, dimana user
yang telah login memilih menu “Mitra”, kemudian sistem akan menampilkan data mitra. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.13.
Gambar 4.13 Activity Diagram “Lihat Data Mitra”
9.
Activity Diagram Lihat Data Pengajuan Pembiayaan Activity diagram ini menggambarkan proses melihat data pengajuan, dimana
user yang telah login memilih menu “Pengajuan”, kemudian sistem akan menampilkan data pengajuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.14.
107
Gambar 4.14 Activity Diagram “Lihat Data Pengajuan Pembiayaan”
10. Activity Diagram Lihat Data Pembiayaan Activity diagram ini menggambarkan proses melihat data pembiayaan, dimana user yang telah login memilih menu “Pembiayaan”, kemudian pilih sub menu “Data Pembiayaan”, kemudian sistem akan menampilkan data pembiayaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.15.
108
Gambar 4.15 Activity Diagram “Lihat Data Pembiayaan”
11. Activity Diagram Lihat Data Angsuran Activity diagram ini menggambarkan proses melihat data angsuran, dimana user yang telah login memilih menu “Angsuran”. Kemudian user juga dapat melihat detail data angsuran dengan klik “Detail”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.16.
109
Gambar 4.16 Activity Diagram “Lihat Data Angsuran”
12. Activity Diagram Lihat Data Kolektibilitas Activity diagram ini menggambarkan proses melihat data kolektibilitas, dimana user yang telah login memilih menu “Kolektibilitas dan Restrukturisasi”, dan user dapat melihat data kolektibilitas per mitra atau per bulan, kemudian sistem akan menampilkan data kolektibilitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.17.
110
Gambar 4.17 Activity Diagram “Lihat Data Kolektibilitas”
13. Activity Diagram Lihat Data Restrukturisasi Activity diagram ini menggambarkan proses melihat data restrukturisasi, dimana user yang telah login memilih menu “Kolektibilitas dan Restrukturisasi”, kemudian sistem akan menampilkan data restrukturisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.18.
111
Gambar 4.18 Activity Diagram “Lihat Data Restrukturisasi”
14. Activity Diagram Approval Pengajuan Pembiayaan Activity diagram ini menggambarkan proses approval data pengajuan, dimana user yang telah login memilih menu “Pengajuan”. Kemudian user melakukan aapproval data pengajuan dengan klik “Approve” atau “Un Approve”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.19.
112
Gambar 4.19 Activity Diagram “Approval Pengajuan Pembiayaan”
15. Activity Diagram Cetak Bukti Angsuran Activity diagram ini menggambarkan proses mencetak data angsuran, dimana user yang telah login memilih menu “Angsuran”, kemudian sistem menampilkan data angsuran, kemudian user memilih data angsuran yang akan dicetak dan klik “Cetak”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.20.
113
Gambar 4.20 Activity Diagram “Cetak Bukti Angsuran”
16. Activity Diagram Mengakad Ulang Pembiayaan Activity diagram ini menggambarkan proses mengakad ulang pembiayaan, dimana user yang telah login memilih menu “Pembiayaan” kemudian pilih sub menu “Akad Ulang”. Kemudian user mengisi data akad ulang pembiayaan dan simpan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.21.
114
Gambar 4.21 Activity Diagram “Mengakad Ulang Pembiayaan”
4.2.1.6 Class Diagram Class diagram merupakan gambaran struktur obyek dalam sistem yang menunjukkan kelas obyek yang menyusun sistem dan hubungan antara kelas tersebut. Class merepresentasikan obyek-obyek atau sesuatu yang ditangani oleh sistem. Berikut langkah-langkah dalam menentukan obyek yang terlibat: a.
Menemukan obyek potensial
115
Tabel 4.19 Obyek Potensial Class Diagram User
Mitra
Username
Nomor rekening
Password
Pengajuan
Karyawan
Pembiayaan
Customer Service
Angsuran
Teller
Kolektibilitas
Administrasi Pembiayaan
Restrukturisasi
Account Officer
form
Manager
Laporan Rekapitulasi kolektibilitas
Nama devisi
Ijarah
Level
Report
Bukti Angsuran
Tahun Bulan
b.
Menyeleksi obyek yang diusulkan Dari daftar obyek potensial diatas, maka dilakukan analisa untuk memilih
obyek. Tabel 4.20 Daftar Obyek Potensial Obyek
Cek
Keterangan
User
Y
Generalisasi dari aktor
Username
X
Salah satu atribut dari user
Password
X
Salah satu atribut dari user
Pegawai
Y
User dari sistem
Customer Service
X
Bagian dari jabatan
Teller
X
Bagian dari jabatan
Administrasi Pembiayaan
X
Bagian dari jabatan
Account Officer
X
Bagian dari jabatan
116
Manager
X
Bagian dari jabatan
Nama devisi
X
Atribut dari pegawai
Level
X
Atribut dari user
Mitra
Y
Mitra
Nomor rekening
X
Atribut dari mitra
Pengajuan
Y
Bagian dari sistem
Pembiayaan
Y
Bagian dari sistem
Angsuran
Y
Bagian dari sistem
Kolektibilitas
Y
Bagian dari sistem
Restrukturisasi
Y
Bagian dari sistem
form
X
Bagian dari interface
Report
X
Bagian dari interface
Bukti Angsuran
X
Bagian dari dokumen angsuran
Dari analisis di atas, didapatkan obyek yang terkait dengan sistem yang diajukan. Tabel 4.21 Daftar Obyek yang Diusulkan Proposed Object List User Pegawai Mitra Pengajuan Pembiayaan Angsuran Kolektibilitas Restrukturisasi
c.
Membuat Class Diagram
117
Gambar 4.22 Class Diagram Sistem Informasi Pembiayaan
4.2.1.7 Sequence Diagram Sequence diagram ini menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case, digambarkan pada sequence diagram berikut: 1.
Sequence Diagram Login
118
Gambar 4.23 Sequence Diagram Login Sequence diagram login dilakukan oleh 5 (lima) actor, yaitu Customer Service, Teller, Administrasi Pembiayaan, Account Officer dan Manager. Sequence ini menggambarkan aliran pesan yang memungkinkan actor memasuki halaman utama sistem informasi pembiayaan dengan melakukan login terlebih dahulu. Untuk memulai login, actor harus mengisikan username dan password pada form login. Kemudian sistem akan memeriksa kesesuaian data dengan proses query database pada obyek user. Jika data tidak sesuai akan diberikan konfirmasi login gagal dan jika data lengkap akan diberikan konfirmasi login berhasil lalu masuk halaman utama sistem informasi pembiayaan.
2.
Sequence Diagram Logout
119
Gambar 4.24 Sequence Diagram Logout Sequence diagram logout dilakukan oleh 5 (lima) actor, yaitu Customer Service, Teller, Administrasi Pembiayaan, Account Officer dan Manager. Sequence ini menggambarkan aliran pesan yang memungkinkan actor keluar dari sistem.
3.
Sequence Diagram Membuat Data Mitra
Gambar 4.25 Sequence Diagram Membuat Data Mitra
120
Sequence diagram membuat data mitra dilakukan oleh Customer Service, sequence ini menjelaskan aliran pesan yang memungkinkan actor melakukan kegiatan tambah, edit serta hapus data mitra. User memilih menu mitra kemudian halaman utama akan menampilkan data mitra, untuk menambah user dapat menekan tombol tambah mitra, yang akan dilanjutkan dengan tampilnya form mitra, selanjutnya user mengisi form dan simpan data atau batal jika tidak jadi menambah data mitra. Data mitra juga dapat di-edit atau dihapus dengan memilih icon edit atau hapus, selanjutnya data akan di-update serta disimpan di database.
4.
Sequence Diagram Membuat Data Pengajuan
Gambar 4.26 Sequence Diagram Membuat Data Pengajuan Sequence diagram membuat data pengajuan dilakukan oleh Customer Service, sequence ini menjelaskan aliran pesan yang memungkinkan actor melakukan kegiatan tambah, edit serta hapus data pengajuan. User memilih menu
121
pengajuan kemudian halaman utama akan menampilkan data pengajuan, untuk menambah user dapat menekan tombol tambah pengajuan, yang akan dilanjutkan dengan tampilnya form pengajuan, selanjutnya user mengisi form dan simpan data atau batal jika tidak jadi menambah data pengajuan. Data pengajuan juga dapat diedit atau dihapus dengan memilih icon edit atau hapus, selanjutnya data akan diupdate serta disimpan di database.
5.
Sequence Diagram Membuat Data Pembiayaan
Gambar 4.27 Sequence Diagram Membuat Data Pembiayaan Sequence diagram membuat data pembiayaan dilakukan oleh Administrasi pembiayaan, sequence ini menjelaskan aliran pesan yang memungkinkan actor melakukan kegiatan tambah, edit serta hapus data pembiayaan. User memilih menu pembiayaan kemudian halaman utama akan menampilkan data pembiayaan, untuk menambah user dapat menekan tombol tambah pembiayaan, yang akan
122
dilanjutkan dengan tampilnya form pembiayaan, selanjutnya user mengisi form dan simpan data atau batal jika tidak jadi menambah data pembiayaan. Data pembiayaan juga dapat di-edit atau dihapus dengan memilih icon edit atau hapus, selanjutnya data akan di-update serta disimpan di database.
6.
Sequence Diagram Membuat Data Angsuran
Gambar 4.28 Sequence Diagram Membuat Data Angsuran Sequence diagram membuat data angsuran dilakukan oleh Teller, sequence ini menjelaskan aliran pesan yang memungkinkan actor melakukan kegiatan menambah dan membatalkan data angsuran. User memilih menu angsuran kemudian halaman utama akan menampilkan data angsuran, untuk menambah user dapat menekan tombol tambah angsuran, yang akan dilanjutkan dengan tampilnya form angsuran, selanjutnya user mengisi form dan simpan data. Data pembayaran angsuran juga dapat dibatalkan,yang selanjutnya data akan diupdate serta disimpan di database.
123
7.
Sequence Diagram Membuat Data Restrukturisasi
Gambar 4.29 Sequence Diagram Membuat Data Restrukturisasi Sequence diagram membuat data restrukturisasi dilakukan oleh Account Officer, sequence ini menjelaskan aliran pesan yang memungkinkan actor melakukan kegiatan tambah, edit serta hapus data restrukturisasi. User memilih menu kolektibilitas dan restrukturisasi kemudian halaman utama akan menampilkan data restrukturisasi, untuk menambah user dapat menekan tombol tambah
restrukturisasi,
yang akan
dilanjutkan
dengan
tampilnya
form
restrukturisasi, selanjutnya user mengisi form dan simpan data atau batal jika tidak jadi menambah data restrukturisasi. Data restrukturisasi juga dapat di-edit atau dihapus dengan memilih icon edit atau hapus, selanjutnya data akan diupdate serta disimpan di database.
124
8.
Sequence Diagram Lihat Data Mitra
Gambar 4.30 Sequence Diagram Lihat Data Mitra Sequence diagram lihat data mitra dilakukan oleh Customer Service dan Account Officer, sequence ini menjelaskan aliran pesan yang memungkinkan actor melihat data mitra.
9.
Sequence Diagram Lihat Data Pengajuan
Gambar 4.31 Sequence Diagram Lihat Data Pengajuan
125
Sequence diagram lihat data pengajuan dilakukan oleh Customer Service, Account Officer dan Administrasi Pembiayaan, sequence ini menjelaskan aliran pesan yang memungkinkan actor melihat data pengajuan.
10. Sequence Diagram Lihat Data Pembiayaan
Gambar 4.32 Sequence Diagram Lihat Data Pembiayaan Sequence diagram lihat data pembiayaan dilakukan oleh Administrasi Pembiayaan dan Manager, sequence ini menjelaskan aliran pesan yang memungkinkan actor melihat data pembiayaan.
11. Sequence Diagram Lihat Data Angsuran
Gambar 4.33 Sequence Diagram Lihat Data Angsuran
126
Sequence diagram lihat data angsuran dilakukan oleh Teller, Account Officer dan Manager, sequence ini menjelaskan aliran pesan yang memungkinkan actor melihat data angsuran.
12. Sequence Diagram Lihat Data Kolektibilitas
Gambar 4.34 Sequence Diagram Lihat Data Kolektibilitas Sequence diagram lihat data kolektibilitas dilakukan oleh Account Officer dan Manager, sequence ini menjelaskan aliran pesan yang memungkinkan actor melihat data kolektibilitas.
13. Sequence Diagram Lihat Data Restrukturisasi
Gambar 4.35 Sequence Diagram Lihat Data Restrukturisasi
127
Sequence diagram lihat data restrukturisasi dilakukan oleh Administrasi Pembiayaan, Account Officer dan Manager, sequence ini menjelaskan aliran pesan yang memungkinkan actor melihat data restrukturisasi.
Gambar 4.36 Sequence Diagram Approval Pengajuan Pembiayaan Sequence diagram approval pengajuan pembiayaan dilakukan oleh Account Officer, sequence ini menjelaskan aliran pesan yang memungkinkan actor melakukan approval data pengajuan dengan memberikan status approve atau un approve.
128
15. Sequence Diagram Cetak Bukti Angsuran
Gambar 4.37 Sequence Diagram Cetak Bukti Angsuran Sequence diagram cetak bukti angsuran dilakukan oleh teller, sequence ini menjelaskan aliran pesan yang memungkinkan actor mencetak bukti angsuran. User memilih menu angsuran, kemudian halaman utama akan menampilkan data angsuran, selanjutnya user memilih data angsuran dan pilih cetak, kemudian data angsuran akan dicetak.
16. Sequence Diagram Mengakad Ulang Pembiayaan
Gambar 4.38 Sequence Diagram Mengakad Ulang Pembiayaan
129
Sequence
diagram
mengakad
ulang pembiayaan
dilakukan
oleh
Administrasi pembiayaan, sequence ini menjelaskan aliran pesan yang memungkinkan actor melakukan kegiatan akad ulang pembiayaan. User memilih menu akad ulang pada halaman utama, kemudian tampil form akad ulang, selanjutnya user mengisi form dan simpan, selanjutnya data akan disimpan di database.
4.2.1.8 Statechart Diagram Diagram statechart menunjukan siklus hidup sebuah obyek tunggal, dari saat dibuat sampai obyek tersebut dihapus. Diagram statechart adalah cara tepat untuk memodelkan perilaku dinamis sebuah kelas. Berikut adalah diagram statechart sistem informasi pembiayaan: 1.
Statechart Diagram User
Gambar 4.39 Statechart Diagram User
130
Dari statechart diagram User, state User dimulai ketika masuk halaman User, kemudian membuat data User, dan menyimpan data User pada proses ini data akan diperiksa kelengkapannya, jika ada data yang kurang lengkap maka penyimpanan gagal dan kembali ke form. Selanjutnya data User ditampilkan, user dapat melakukan read, update dan delete data User yang sudah tampil dan eksekusi statechart diagram User pun berakhir.
2.
Statechart Diagram Pegawai
Gambar 4.40 Statechart Diagram Pegawai
Dari statechart diagram Pegawai, state Pegawai dimulai ketika masuk halaman Pegawai, kemudian membuat data Pegawai, dan menyimpan data Pegawai pada proses ini data akan diperiksa kelengkapannya, jika ada data yang kurang lengkap maka penyimpanan gagal dan kembali ke form. Selanjutnya data
131
Pegawai ditampilkan, user dapat melakukan read, update dan delete data Pegawai yang sudah tampil dan eksekusi statechart diagram Pegawai pun berakhir.
3.
Statechart Diagram Mitra
Gambar 4.41 Statechart Diagram Mitra
Dari statechart diagram Mitra, state Mitra dimulai ketika masuk halaman Mitra, kemudian membuat data Mitra, dan menyimpan data Mitra pada proses ini data akan diperiksa kelengkapannya, jika ada data yang kurang lengkap maka penyimpanan gagal dan kembali ke form. Selanjutnya data Mitra ditampilkan, user dapat melakukan read, update dan delete data Mitra yang sudah tampil dan eksekusi statechart diagram Mitra pun berakhir.
132
4.
Statechart Diagram Pengajuan
Gambar 4.42 Statechart Diagram Pengajuan
Dari statechart diagram Pengajuan, state Pengajuan dimulai ketika masuk halaman Pengajuan, kemudian membuat data Pengajuan, dan menyimpan data Pengajuan pada proses ini data akan diperiksa kelengkapannya, jika ada data yang kurang lengkap maka penyimpanan gagal dan kembali ke form. Selanjutnya data Pengajuan ditampilkan, user dapat melakukan read, update, delete dan approval data Pengajuan yang sudah tampil dan eksekusi statechart diagram Pengajuan pun berakhir.
133
5.
Statechart Diagram Pembiayaan
Gambar 4.43 Statechart Diagram Pembiayaan
Dari statechart diagram Pembiayaan, state Pembiayaan dimulai ketika masuk halaman Pembiayaan, kemudian membuat data Pembiayaan, dan menyimpan data Pembiayaan pada proses ini data akan diperiksa kelengkapannya, jika ada data yang kurang lengkap maka penyimpanan gagal dan kembali ke form. Selanjutnya data Pembiayaan ditampilkan, user dapat melakukan read, update, delete dan akad ulang Pembiayaan dan eksekusi statechart diagram Pembiayaan pun berakhir.
134
6.
Statechart Diagram Angsuran
Gambar 4.44 Statechart Diagram Angsuran
Dari statechart diagram Angsuran, state Angsuran dimulai ketika masuk halaman Angsuran, kemudian membuat data Angsuran, dan menyimpan data Angsuran pada proses ini data akan diperiksa kelengkapannya, jika ada data yang kurang lengkap maka penyimpanan gagal dan kembali ke form. Selanjutnya data Angsuran ditampilkan, user dapat melakukan read, update, delete dan cetak data Angsuran dan eksekusi statechart diagram Angsuran pun berakhir.
135
7.
Statechart Diagram Restrukturisasi
Gambar 4.45 Statechart Diagram Restrukturisasi
Dari statechart diagram Restrukturisasi, state Restrukturisasi dimulai ketika masuk halaman Restrukturisasi, kemudian membuat data Restrukturisasi, dan menyimpan data Restrukturisasi pada proses ini data akan diperiksa kelengkapannya, jika ada data yang kurang lengkap maka penyimpanan gagal dan kembali ke form. Selanjutnya data Restrukturisasi ditampilkan, user dapat melakukan read, update dan delete data Restrukturisasi dan eksekusi statechart diagram Restrukturisasi pun berakhir.
4.2.1.9 Deployment Diagram Deployment diagram merupakan segala hal yang berkaitan dengan penyebaran fisik aplikasi. Berikut adalah deployment diagram sistem informasi pembiayaan:
136
Gambar 4.46 Deployment Diagram Sistem Informasi Pembiayaan
Pada
sistem informasi pembiayaan terdapat banyak subsistem yang
dijalankan pada peralatan fisik yang terpisah atau sering disebut dengan node. Deployment diagram pada gambar 4.47 menunjukkan rancangan sistem informasi pembiayaan. PC user akan berhubungan melalui jaringan khusus dengan web server XAMPP, sedangkan sistem basis data dijalankan di web server XAMPP.
4.2.2 Perancangan Basis Data 42.2.1 Normalisasi Proses perancangan basis data sistem dilakukan dengan menggambarkan seluruh kebutuhan informasi perusahaan pada sistem informasi pembiayaan. Proses perancangan basis data dilakukan dengan tools UML, yaitu dengan perancangan class diagram seperti yang telah digambarkan pada Gambar 4.23 sebelumnya. Pada gambar tersebut dijelaskan mengenai hubungan antara tiap class yang merupakan entitas untuk menggambarkan kebutuhan inforrmasi perusahaan dan pengguna terhadap sistem.
137
Pada class tersebut, dilakukan proses normalisasi data untuk mendapatkan hubungan antara setiap data yang bebas dari anomali data dan redudansi data, sehingga basisdata dapat menghasilkan informasi yang tepat. Proses normalisasi ini dilakukan dalam 3 tahap normalisasi. Adapun proses normalisasi tersebut sebagai berikut: a.
Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form) Tabel di bawah merupakan bentuk tidak normal, tabel berisi kumpulan data
yang masih mempunyai atribut-atribut ganda, data dikumpulkan apa adanya dan masih belum lengkap atau terduplikasi. Tabel 4.22 Bentuk Tidak Normal Atribut Basisdata id_user username password status id_pegawai nama_pegawai alamat_pegawai jenis_kelamin email no_telp_pegawai nama_devisi jabatan id_mitra no_rekening nama_mitra no_identitas tempat_lahir tanggal_lahir alamat_mitra agama pekerjaan no_telp_mitra id_pengajuan no_rekening nama_mitra tanggal_pengajuan jumlah_pengajuan pengajuan_jangka_waktu jaminan_yg_diajukan alasan_pengajuan status_pengajuan id_pembiayaan tanggal_realisasi nomor_rekening nama_mitra jumlah_pembiayaan jangka_waktu_pembiayaan total_angsuran total_ujrah angsuran_per_bulan ujrah_per_bulan jenis_jaminan keterangan_jaminan id_angsuran nomor_rekening nama_mitra sisa_saldo_pembiayaan sisa_saldo_angsuran sisa_saldo_ujrah tanggal_bayar pembayaran_ke status_pembayaran status_angsuran id_kolektibilitas tanggal_kolektibilitas nomor_rekening nama_mitra keterlambatan kategori_kolektibilitas id_restrukturisasi nomor_rekening nama_mitra tanggal_restrukturisasi alternative_restrukturisasi tanggal_jatuh_tempo jangka_waktu_baru angsuran_baru ujrah_baru
b. Bentuk Normal Kesatu (1NF/First Normal Form) Tabel di bawah merupakan bentuk normal kesatu, tabel berisi kumpulan data yang dibentuk dalam flat file (flat datar/rata), data dibentuk per satu record nilai
138
dan tidak ada set atribut yang berulang atau atribut bernilai ganda. Pada tabel ini setiap atribut harus mempunyai data yang atomic (data terkecil). Tabel 4.23 Daftar Atribut User id_user
username
password
status
Tabel 4.24 Daftar Atribut Pegawai id_pegawai email
nama_pegawai no_telp_pegawai
alamat_pegawai id_devisi
jenis_kelamin jabatan
Tabel 4.25 Daftar Atribut Mitra id_mitra keterangan_identitas agama pekerjaan_istri_suami
Tabel 4.39 Daftar Atribut Kolektibilitas id_kolektibilitas tanggal_kolektibilitas id_angsuran id_user
keterlambatan
kategori_kolektibilitas
Tabel 4.40 Daftar Atribut Kategori Kolektibilitas kode_kolektibilitas kategori_kolektibilitas
Tabel 4.41 Daftar Atribut Restrukturisasi id_restrukturisasi tanggal_restrukturisasi angsuran_baru
ujrah_baru
kode_restrukturisasi
jangka_waktu_baru
id_pembiayaan
id_user
141
Tabel 4.42 Daftar Atribut Alternatif Restrukturisasi kode_restrukturisasi alternatif_restrukturisasi
4.2.2.2 Skema Database Adapun skema yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Gambar 4.47 Skema Database
142
4.2.2.3 Spesifikasi Database Rancangan sistem basis data (database) ini merupakan rancangan sistem informasi berbasis web yang mengintegrasikan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Database ini dapat dilihat dari pemetaan class entity yang telah digambarkan dalam class diagram sebelumnya. Pemetaan data-data yang berhubungan dalam sistem dijabarkan dalam bentuk tabel. Berikut adalah tabel-tabel database yang dihubungkan oleh foreign key untuk menunjukan relasi atau disebut juga Relational Database Management System (RDBMS). Berikut adalah spesifikasi dari database Sistem Informasi Pembiayaan: 1.
Tabel User Nama file
: User
Primary key
: id_user
Foreign key
: id_pegawai
Type file
: Master Tabel 4.43 Struktur Data User
No
Nama Field
Tipe Data
Panjang field
Keterangan
1
id_user
Int
4
Id user
2
username
Varchar
20
Username user
3
password
Varchar
8
Password user
4
status
Enum
-
Status user
5
id_pegawai
Int
4
Id pegawai
2.
Tabel Pegawai Nama file
: Pegawai
143
Primary key
: id_pegawai
Foreign key
: id_devisi
Type file
: Master Tabel 4.44 Struktur Data Pegawai
No
Nama Field
Tipe Data
Panjang field
Keterangan
1
id_pegawai
Int
4
Id pegawai
2
nama_pegawai
varchar
20
Nama pegawai
3
alamat_pegawai
Text
-
Alamat pegawai
4
jenis_kelamin
Enum
-
Jenis kelamin
5
email
Varchar
30
Email pegawai
6
no_telp_pegawai
Varchar
15
Nomor telepon pegawai
7
id_devisi
Int
4
Id devisi
8
jabatan
Varchar
30
jabatan
3.
Tabel Devisi Nama file
: Devisi
Primary key
: id_devisi
Foreign key
: -
Type file
: Master Tabel 4.45 Struktur Data Devisi
No
Nama Field
Tipe Data
Panjang field
Keterangan
1
id_devsi
Int
4
Id devisi
2
nama_devisi
Varchar
20
Nama devisi
4.
Tabel Mitra
144
Nama file
: Mitra
Primary key
: id_mitra
Foreign key
: id_user
Type file
: Transaction Tabel 4.46 Struktur Data Mitra
No
Nama Field
Tipe Data
Panjang field
Keterangan
1
id_mitra
Int
4
Id mitra
2
no_rekening
Varchar
10
Nomor rekening mitra
3
nama_mitra
Varchar
20
Nama mitra
4
no_identitas
Varchar
20
Nomor identitas (KTP/SIM)
5
keterangan_identitas
Varchar
20
Keterangan identitas
6
tempat_lahir
Varchar
20
Kota kelahiran
7
tanggal_lahir
Date
-
Tanggal kelahiran
8
alamat_mitra
Text
-
Alamat tinggal mitra
9
Agama
Varchar
10
Agama
10
pekerjaan
Varchar
16
Pekerjaan
11
status_nikah
Varchar
15
Status nikah
12
nama_istri_suami
Varchar
20
Nama istri suami
13
pekerjaan_istri_suami
Varchar
16
Pekerjaan istri suami
14
no_telp_mitra
Varchar
15
Nomor telepon mitra
15
id_user
Int
4
Id user
5.
Tabel Pengajuan Nama file
: Pengajuan
Primary key
: id_pengajuan
Foreign key
: id_mitra dan id_user
145
Type file
: Transaction Tabel 4.47 Struktur Data Pengajuan
No
Nama Field
Tipe Data
Panjang field
Keterangan
1
Id_pengajuan
Int
4
Id pengajuan
2
tanggal_pengajuan
Timestamp
-
Tanggal pengajuan
3
jumlah_pengajuan
Double
-
Jumlah dana yang diajukan
4
pengajuan_jangka_waktu
Varchar
2
Jangka waktu yang diajukan
5
kode_jaminan
Int
4
Kode jaminan
6
alasan_pengajuan
Text
-
Alasan pengajuan
7
status_pengajuan
Enum
-
Status approval pengajuan
8
id_mitra
Int
4
Id mitra
9
id_user
Int
4
Id mitra
6.
Tabel Pembiayaan Nama file
: Pembiayaan
Primary key
: id_pembiayaan
Foreign key
: id_mitra, id_pengajuan dan id_user
Type file
: Transaction Tabel 4.48 Struktur Data Pembiayaan
No
Nama Field
Tipe Data
Panjang field
Keterangan
1
id_pembiayaan
Int
4
Id pembiayaan
2
tanggal_realisasi
Date
-
Tanggal realisasi
3
jumlah_pembiayaan
Double
-
Jumlah pembiayaan
4
jangka_waktu_pembiayaan
Varchar
2
Jangka waktu pembiayaan
5
total_angsuran
Double
-
Total angsuran
146
6
total_ujrah
Double
-
Total ujrah
7
angsuran_per_bulan
Double
-
Angsuran per bulan
8
ujrah_per_bulan
Double
-
Ujrah per bulan
9
keterangan_jaminan
Text
-
Keterangan jaminan
10
id_pengajuan
Int
4
Id pengajuan
11
id_user
Int
4
Id user
7.
Tabel Jaminan Nama file
: Jaminan
Primary key
: kode_jaminan
Foreign key
: -
Type file
: Master Tabel 4.49 Struktur Data Jaminan
No
Nama Field
Tipe Data
Panjang field
Keterangan
1
kode_jaminan
Int
4
Kode jaminan
2
jenis_jaminan
Varchar
15
Jenis jaminan
8.
Tabel Angsuran Nama file
: Angsuran
Primary key
: id_angsuran
Foreign key
: id_pembiayaan dan id_user
Type file
: Transaction Tabel 4.50 Struktur Data Angsuran
No
Nama Field
Tipe Data
Panjang field
Keterangan
147
1
Id_angsuran
Int
4
Id angsuran
2
Sisa_saldo_pembiayaan
Double
-
Sisa saldo pembiayaan
3
sisa_saldo_angsuran
Double
-
Sisa saldo angsuran
4
sisa_saldo_ujrah
Double
-
Sisa saldo ujrah
5
tanggal_jatuh _tempo
Date
-
Tanggal jatuh tempo
6
tanggal_bayar
Date
-
Tanggal pembayaran
7
pembayaran_ke
Int
2
Pembayaran ke berapa
8
status_pembayaran
Enum
-
Status pembayaran
9
jumlah_keterlambatan
float
-
Jumlah keterlambatan
10
status_angsuran
Enum
-
Status pembayaran
11
id_pembiayaan
Int
4
Id pembiayaan
12
id_user
Int
4
Id user
9.
Tabel Kolektibilitas Nama file
: Kolektibilitas
Primary key
: id_kolektibilitas
Foreign key
: tanggal_kolektibilitas
Type file
: Transaction Tabel 4.51 Struktur Data Kolektibilitas
No
Nama Field
Tipe Data
Panjang field
Keterangan
1
id_kolektibilitas
Int
4
Id kolektibilitas
2
tanggal_kolektibilitas
Date
-
Tanggal kolektibilitas
3
keterlambatan
Varchar
2
Keterlambatan
4
kode_kolektibilitas
Int
4
Kode kolektibilitas
5
id_angsuran
Int
4
Id angsuran
6
id_user
Int
4
Id user
148
10. Tabel Kategori Kolektibilitas Nama file
: Kategorikolektibilitas
Primary key
: kode_kolektibilitas
Foreign key
: kategori_kolektibilitas
Type file
: Master Tabel 4.52 Struktur Data Kategorikolektibilitas
No
Nama Field
Tipe Data
Panjang field
Keterangan
1
kode_kolektibilitas
Int
4
Kode kolektibilitas
2
kategori_kolektibilitas
Varchar
30
Kategori kolektibilitas
11. Tabel Restrukturisasi Nama file
: Restrukturisasi
Primary key
: id_restrukturisasi
Foreign key
: kode_restrukturisasi, id_pembiayaan dan id_user
Type file
: Transaction Tabel 4.53 Struktur Data Restrukturisasi
No
Nama Field
Tipe Data
Panjang field
Keterangan
1
id_restrukturisasi
Int
4
Id restrukturisasi
2
tanggal_restrukturisasi
Date
-
Tanggal restrukturisasi
3
kode_restrukturisasi
Int
4
Kode restrukturisasi
4
jangka_waktu_baru
Varchar
2
Jangka waktu baru
5
angsuran_baru
Double
-
Angsuran baru
6
ujrah_baru
Double
-
Ujrah baru
7
id_pembiayaan
Int
4
Id pembiayaan
8
id_user
Int
4
Id user
149
12. Tabel Alternatif Restrukturisasi Nama file
: Alternatifrestrukturisasi
Primary key
: kode_restrukturisasi
Foreign key
: -
Type file
: Master Tabel 4.54 Struktur Data Alternatifrestrukturisasi
No
Nama Field
Tipe Data
Panjang field
Keterangan
1
kode_restrukturisasi
Int
4
Kode restrukturisasi
2
alternatif_retrukturisasi
Varchar
20
Alternative restrukturisasi
4.2.3 Perancangan User Interface Pada
tahap
perancangan
user
interface
untuk
memudahkan
menerjemahkan kebutuhan data dengan perancangan proses input dan output dalam sistem, maka perancangan user interface dibedakan menjadi 5 (lima) account pengguna sistem yaitu Customer Service, Teller, Administrasi Pembiayaan, Account Officer dan Manager. Adapun rancangan user interface sistem adalah sebagai berikut: 1.
Halaman Login
150
Gambar 4.48 User Interface Login
2.
Customer Service
Gambar 4.49 Struktur Menu Halaman Customer Service
a.
Halaman Data Mitra
151
Gambar 4.50 User Interface Data Mitra
b.
Halaman Form Identitas Mitra
Gambar 4.51 User Interface Form Identitas Mitra
c.
Halaman Data Pengajuan
152
Gambar 4.52 User Interface Data Pengajuan
d.
Halaman Form Pengajuan Pembiayaan
Gambar 4.53 User Interface Form Pengajuan Pembiayaan
153
3.
Teller
Gambar 4.54 Struktur Menu Halaman Teller
a.
Halaman Data Angsuran
Gambar 4.55 User Interface Data Angsuran
b.
Halaman Form Angsuran
154
Gambar 4.56 User Interface Form Angsuran
4.
Administrasi Pembiayaan
Gambar 4.57 Struktur Menu Halaman Administrasi Pembiayaan
a.
Halaman Data Pembiayaan
155
Gambar 4.58 User Interface Data Pembiayaan
b.
Halaman Form Pembiayaan
Gambar 4.59 User Interface Form Pembiayaan
c.
Halaman Form Akad Ulang Pembiayaan
156
Gambar 4.60 User Interface Akad Ulang Pembiayaan
5.
Account Officer
Gambar 4.61 Struktur Menu Halaman Account Officer
a.
Halaman Data Kolektibilitas dan Restrukturisasi
157
Gambar 4.62 User Interface kolektibilitas dan Restrukturisasi Account Officer
b.
Halaman Form Restrukturisasi
Gambar 4.63 User Interface Form Restrukturisasi
6.
Manager
158
Gambar 4.64 Struktur Menu Halaman Manager
a.
Halaman Data Kolektibilitas dan Restrukturisasi
Gambar 4.65 User Interface kolektibilitas dan Restrukturisasi Manager
4.3
Fase Implementation
4.3.1 Pemrograman (Coding) Tahap pemrograman atau coding adalah tahap dimana semua yang telah digambarkan dibuat menggunakan bahasa pemrograman untuk menjadi sebuah sistem yang dapat digunakan. Sejumlah tools digunakan untuk mengembangkan
159
perangkat lunak sistem informasi pembiayaan pada BMT Al-Munawwarah. Berikut ini merupakan daftar tools yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak: Tabel 4.55 Daftar Tools Pengembangan Perangkat Lunak Sistem No.
Tools
Fungsi
1.
PHP 5.3.1
Bahasa pemrograman untuk mengembangkan sistem
2.
MS SQL Server
Database yang digunakan dalam sistem
3.
Macromedia
Perangkat editor pembuatan program
Dreamweaver 8 4.
XAMPP Apache HTTP Web server Server
5.
PhpMyAdmin
Perangkat untuk mengakses database yang terdapat pada XAMPP Apache
6.
Google
Chrome,
IE, Web browser
Mozilla Firefox, Opera Web Broser
4.3.2 Penyiapan Hardware dan Software Aplikasi sistem informasi pembiayaan menggunakan beberapa spesifikasi baik dari sisi server perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Untuk perangkat keras memiliki spesifikasi antara lain: 1.
Processor dengan kecepatan 133 MHz
2.
Harddisk kapasitas 500 GB
3.
Ram DDR II 4 GB
4.
Router
160
Dan untuk sisi client cukup menggunakan perangkat komputer standar dengan sudah ter-install browser (firefox, internet explorer, safari) dan terhubung ke internet.
4.3.3 Pengujian Black Box Testing Setelah melakukan pengkodean dari sistem informasi pembiayaan, sistem ini harus diuji, apakah sistem ini sudah bekerja sesuai spesifikasi yang diharapkan atau belum. Tahap uji coba (testing) merupakan tahap meletakkan sistem agar dipastikan tidak terjadi kesalahan sebelum sistem tersebut diserahkan kepada end user. Pada tahap ini dilakukan dengan pengujian masing-masing halaman menu para pengguna. Kemudian dilakukan uji coba terhadap integrasi keseluruhan unit program untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah memenuhi kriteria yang diinginkan. Pengetesan ini dilakukan dengan menggunakan metode blackbox testing. Hasil pengujian black-box testing disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.56 Hasil Pengujian dengan Metode Black-Box Testing No.
Test Case
Hasil yang Diharapkan
Hasil Uji Coba
Customer Service 1.
Login dengan
Muncul pesan “Login gagal
memasukkan
silahkan cek username dan
username dan
password anda!”
Berhasil
password yang salah 2.
Login dengan
Muncul pesan “Login
memasukkan
berhasil, selamat datang
Berhasil
161
3.
username dan
user” dan masuk halaman
password yang sesuai
utama User
Memilih menu Home
Menampilkan halaman
Berhasil
Home 4.
Memilih menu Mitra
Menampilkan data mitra
Berhasil
5.
Memilih tombol
Menampilkan form identitas
Berhasil
tambah
mitra
Memilih tombol edit
Menampilkan form identitas
6.
Berhasil
mitra 7.
Memilih tombol hapus
Menampilkan konfirmasi
Berhasil
hapus data 8.
Memilih tombol
Menampilkan
simpan pada form
pemberitahuan untuk
identitas mitra tanpa
mengisi data
Berhasil
kelengkapan data 9.
Memilih tombol
Menyimpan data
Berhasil
Memilih mencari data
Menampilkan data yang
Berhasil
menggunakan fasilitas
dicari
simpan pada form identitas mitra dengan kelengkapan data 10.
search 11.
12.
13.
Memilih menu
Menampilkan data
Pengajuan
pengajuan
Memilih tombol
Menampilkan form
tambah
pengajuan
Memilih tombol edit
Menampilkan form
Berhasil
Berhasil
Berhasil
pengajuan 14.
Memilih tombol hapus
Menampilkan konfirmasi hapus data
Berhasil
162
15.
Memilih tombol
Menampilkan
simpan pada form
pemberitahuan untuk
pengajuan tanpa
mengisi data
Berhasil
kelengkapan data 16.
Memilih tombol
Menyimpan data
Berhasil
Menampilkan data angsuran
Berhasil
Memilih detail data
Menampilkan detail data
Berhasil
angsuran
angsuran
Memilih tombol
Menampilkan form angsuran Berhasil
simpan pada form pengajuan dengan kelengkapan data Teller 1.
Memilih menu Angsuran
2.
3.
tambah 4.
Memilih tombol batal
Membatalkan pembayaran
Berhasil
angsuran 5.
Memilih tombol
Menampilkan
simpan pada form
pemberitahuan untuk
angsuran tanpa
mengisi data
Berhasil
kelengkapan data 6.
Memilih tombol
Menyimpan data
Berhasil
Memilih mencari data
Menampilkan data yang
Berhasil
menggunakan fasilitas
dicari
simpan pada form angsuran dengan kelengkapan data 7.
search Administrasi Pembiayaan 1.
Memilih menu
Menampilkan data
Berhasil
163
2.
3.
4.
Pengajuan
pengajuan
Memilih sub menu
Menampilkan data
Data Pembiayaan
pembiayaan
Memilih tombol
Menampilkan form
tambah
Pembiayaan
Memilih tombol edit
Menampilkan form
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Pembiayaan 5.
Memilih tombol hapus
Menampilkan konfirmasi
Berhasil
hapus data 6.
Memilih tombol
Menampilkan
simpan pada form
pemberitahuan untuk
Pembiayaan tanpa
mengisi data
Berhasil
kelengkapan data 7.
Menyimpan data
Berhasil
Memilih sub menu
Menampilkan fasilitas
Berhasil
Akad Ulang
search untuk mencari data
Memilih tombol simpan pada form Pembiayaan dengan kelengkapan data
8.
pembiayaan yang akan diakad ulang 9.
10.
Memilih tombol akad
Menampilkan form akad
ulang
ulang
Memilih tombol
Menampilkan
Berhasil
Berhasil
simpan pada form akad pemberitahuan untuk ulang tanpa
mengisi data
kelengkapan data 11.
Memilih tombol simpan pada form akad ulang dengan
Menyimpan data
Berhasil
164
kelengkapan data 12.
13.
Memilih menu
Menampilkan data
Restrukturisasi
restrukturisasi
Memilih mencari data
Menampilkan data yang
menggunakan fasilitas
dicari
Berhasil
Berhasil
search Account Officer 1.
Memilih menu Mitra
Menampilkan data Mitra
Berhasil
2.
Memilih menu
Menampilkan data
Berhasil
Pengajuan
pengajuan
Melakukan approval
Menampilkan status
data pengajuan dengan
approval
3.
Berhasil
memilih tombol approve atau up approve 4.
Menampilkan data angsuran
Berhasil
Memilih detail data
Menampilkan detail data
Berhasil
angsuran
angsuran
Memilih menu
Menampilkan data
Kolektibilitas
kolektibilitas
Memilih tombol
Menampilkan form
tambah
kolektibilitas
Memilih tombol edit
Menampilkan form
Memilih menu Angsuran
5.
6.
7.
8.
Berhasil
Berhasil
Berhasil
kolektibilitas 9.
Memilih tombol hapus
Menampilkan konfirmasi
Berhasil
hapus data 10.
Memilih tombol
Menampilkan
simpan pada form
pemberitahuan untuk
kolektibilitas tanpa
mengisi data
Berhasil
165
kelengkapan data 11.
Menyimpan data
Berhasil
Melihat data
Menampilkan data
Berhasil
kolektibilitas per mitra
kolektibilitas per mitra
Memilih tombol simpan pada form kolektibilitas dengan kelengkapan data
12.
dengan memilih tombol per mitra 13.
Melihat data
Menampilkan data
kolektibilitas per bulan
kolektibilitas per bulan
Berhasil
dengan memilih tombol per bulan 14.
15.
Memilih menu
Menampilkan data
Restrukturisasi
restrukturisasi
Memilih mencari data
Menampilkan data yang
menggunakan fasilitas
dicari
Berhasil
Berhasil
search Manager 1. Memilih sub menu
2.
Menampilkan data
Berhasil
Data Pembiayaan
pembiayaan
Memilih menu
Menampilkan data angsuran
Berhasil
Memilih detail data
Menampilkan detail data
Berhasil
angsuran
angsuran
Memilih menu
Menampilkan data
Kolektibilitas
kolektibilitas
Melihat data
Menampilkan data
kolektibilitas per mitra
kolektibilitas per mitra
Angsuran 3.
4.
5.
dengan memilih tombol per mitra
Berhasil
Berhasil
166
6.
Melihat data
Menampilkan data
kolektibilitas per bulan
kolektibilitas per bulan
Berhasil
dengan memilih tombol per bulan 7.
8.
9.
Memilih menu
Menampilkan data
Restrukturisasi
restrukturisasi
Memilih tombol
Menampilkan form
tambah
restrukturisasi
Memilih tombol edit
Menampilkan form
Berhasil
Berhasil
Berhasil
restrukturisasi 10.
Memilih tombol hapus
Menampilkan konfirmasi
Berhasil
hapus data 11.
Memilih tombol
Menampilkan
simpan pada form
pemberitahuan untuk
restrukturisasi tanpa
mengisi data
Berhasil
kelengkapan data 12.
Menyimpan data
Berhasil
Memilih mencari data
Menampilkan data yang
Berhasil
menggunakan fasilitas
dicari
Memilih tombol simpan pada form restrukturisasi dengan kelengkapan data
13.
search
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Sesuai dengan hasil pembahasan tentang rancang bangun sistem informasi
pembiayaan pada produk Ijarah Multijasa, maka diperoleh beberapa kesimpulan: 1.
Aplikasi sistem informasi pembiayaan dapat digunakan dalam mengelola pembiayaan mulai dari pengajuan pembiayaan sampai restrukturisasi pembiayaan.
2.
Dalam proses menghasilkan aplikasi menggunakan metode pengembangan sistem Rapid Application Development (RAD): Requirements Planning, RAD Workshop Design, dan Implementation dengan tools UML.
3.
Sistem informasi pembiayaan dapat mempermudah kegiatan kerja para karyawan maupun manager, dengan menyediakan fitur otomatisasi status keterlambatan angsuran mitra berdasarkan tanggal jatuh tempo, serta pengintegrasian pengelolaan kolektibilitas dan restrukturiasi kedalam satu sistem.
5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, rancang bangun sistem
informasi pembiayaan pada produk Ijarah Multijasa memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi lebih baik dan lebih lengkap lagi. Oleh karena itu maka peneliti mencoba memberikan saran yang sekiranya dapat berguna untuk
167
168
penelitian berikutnya dalam mengembangkan sistem informasi pembiayaan, antara lain: 1.
Dikembangkan tidak hanya pada satu produk saja, namun tetap membahas mengenai kolektibilitas dan restrukturisasi pembiayaan.
2.
Perancangan penelitian pada sistem ini dapat dilakukan menggunakan metode dan model perancangan lainnya.
3.
Diperlukan fitur keamanan sistem lainnya seperti cybersecurity agar tidak terjadi adanya pencurian data.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim. Aswar, K. 2013. Rancang Bangun Sistem informasi Simpan pinjam untuk peningkatan Pelayanan Nasabah pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) SRI Limo. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Buchori, N.S. 2012. Koperasi Syariah, Teori dan Praktik. Tangerang Selatan: Shuhuf Media Insani. Djamil, F. 2012. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah. Jakarta: Sinar Grafika. Fatta, H.A. 2008. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi. Hakim, A.A. 2014. Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Bongkar Muat Pada PT. Bintang Kartika Segara. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hariyanto, B. 2004. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Bandung: Infomatika. Hidayat, L. 2013. Rancang Bangun sistem informasi pembiayaan kredit dengan akad ijarah Muntahiyyah bit Tamwil. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hilman, R.A. 2012. Rancang Bangun Sistem Informasi Administrasi Pembiayaan Ijarah Multijasa pada BMT AL Munawwarah. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ismaya. 2010. Pengembangan Sistem Informasi Bank Perkreditan Rakyat Berbasis Web pada PT. BPR Mulya Arta. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
169
170
Jogiyanto, H.M. 2003. Sistem Teknologi Informasi: Edisi II. Yogyakarta: Andi. Jogiyanto, H.M. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. Jogiyanto, H.M. 2008. Metodelogi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Kadir, A. 2003. Dasar Perancangan dan Implementasi. Jakarta: Grasindo. Kadir, A. 2008. Belajar Database Menggunakan My SQL. Yogyakarta: Andi. Kadir, A. 2009. Mudah Menjadi Programer PHP. Yogyakarta: Andi. Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya: Edisi Revisi. Jakarta: Raga Grafindo Persada. Kendall, K dan Kendall, J. 2008. System Analysis and Design. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia. Ladjamuddin, A. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Laudon, K.C. 2008. Management Information System- Managing the Digital Firm (Mengelola Perusahaan Digiltal). Yogyakarta: Andi. Lubis, I.H. 2005. Perancangan Komputer Sistem Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Kecamatan Sawangan. Jakarta Selatan: AMIK BSI Fatmawati. McLeod, R. 2008. Management Information System- Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Mulyanto, A. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Jakarta: Graha Ilmu
171
Nurhayati dan Wasilah. 2008. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Prahasta, E. 2005. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika. Prasetyo, N. 2013. Rancang Bangun Sistem informasi pembiayaan mudharabah. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pressman, R.S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi (Buku 1). Yogyakarta: Andi. Pudjo dan Herlawati. 2011. Menggunakan UML. Bandung: Informatika Bandung. Rachmawati, R.A. 2014. Rancang Bangun Sistem Informasi Eksekutif Pengembangan Kantor Cabang Pada PT. Bank BRISyariah. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rizky, S. 2011. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi Pustaka. Rivai, V dan Veithzal, A.P. 2008. Islamic Financial Management. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Santosa. 2011. Rancang Bangun Sistem Informasi Keuangan Saham (Studi Kasus: BPRS Harta Insan Karimah). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sidik, B. 2012. Pemrograman Web dengan PHP. Bandung: Informatika. Sugiarti, Y. 2013. Analisis dan Perancangan UML (Unified Modelling Language) Generated VB.6 Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soemitra, A. 2009. Empat.
Bank dan lembaga keuangan syariah. Jakarta: Salemba
172
Sholihin, A.I. 2010. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sukenah.
2009.
Pengembangan
Sistem
Informasi
Manajemen
Piutang
Pembiayaan (SIMPiup) (Studi Kasus: KBMT AL FATH IKMI). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sutedi, A. 2009. Perbankan Syariah, Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum. Jakarta: Salemba Empat. Sutabri, T. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi. Vantonie, A. Analisis Perancangan Penjualan Kredit pada Koperasi Wira Karyawan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Widianti, L.W. 2008. Perancangan Sistem Informasi Pembiayaan pada Perbankan Syariah. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Whitten, J; Bentley, L; Dittman, K. 2004. Metode Desain & Analisis Sistem: Edisi 6. Yogyakarta: Andi. Whitten, J; Bentley, L; Dittman, K. 2008. Introduction to System Analysis and Design. New York, USA: McGraw Hill. Yaya, R; Martawireja, A.E; Abdurahmin, A. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.
LAMPIRAN- LAMPIRAN
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Penanya
: Yopie Bagus Hermawan
Responden
: Bapak Sutanto
Jabatan
: Manajer BMT Al-Munawwarah
Tanggal
: 24 Desember 2013
Tempat
: BMT Al- Munawwarah Cabang Pamulang Timur, Jl. Dr Setia Budi No. 26 Blok F, Tangerang Selatan
1. Bagaimana proses bisnis pembiayaan di BMT Al-Munawwarah? Jawaban: Pertama-tama calon mitra penerima pembiayaan harus terdaftar dahulu sebagai nasabah BMT, kemudian mitra mengajukan permohonan pembiayaan melalui Customer Service dengan melengkapi dokumen dan persyaratan yang ada. Setelah itu akan ada petugas dari kami yang akan melakukan survei apakah permohonan pembiayaan tersebut layak di setujui atau tidak. Bagi mitra yang permohonannya disetujui akan dilakukan realisasi pembiayaan oleh Administrasi Pembiayaan, dan mempersilahkan mitra untuk mengambil dana pembiayaan pada Teller. 2. Apakah ada kegiatan selanjutnya setelah proses realilasi pembiayaan? Jawaban: Tentunya ada, mitra mempunyai kewajiban setiap bulannya untuk membayar angsuran dan bagi hasil sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Namun yang perlu diperhatikan kami selaku pihak BMT
juga melalukan pegawasan terhadap masing-masing mitra dengan mengklasifikasikan pembiayaaan mitra kedalam beberapa kategori kolektibilitas, agar saya khususnya sebagai Manager BMT dapat memberikan
kebijakan-kebijakan
yang
sesuai
terkait
dengan
restrukturisasi pembiayaan yang bermasalah. 3. Apasaja kategori kolektibilitas yang diterapkan dan kebijakan apa saja yang diberikan? Jawaban: Ada 5 kategori kolektibilitas antara lain: lancar (tidak ada tunggakan), dalam perhatian khusus (3 bulan menunggak), kurang lancar (6 bulan menunggak), diragukan (9 bulan menunggak), macet (lebih dari 9 bulan menunggak). Sedangkan kebijakan yang diberikan yaitu rescheduling (jadwal ulang), reconditioning (jadwal ulang dengan syarat pengembalian pokoknya saja) dan write off (hapus buku). 4. Apakah ada denda bagi mitra yang tidak membayar angsuran tepat waktu atau menunggak? Jawaban: Tidak ada, namun kami selaku pihak BMT tentunya akan memberikan sangsi bagi mitra yang tidak membayar sesuai waktu yang ditentukan yaitu berupa surat peringatan. 5. Bagaimana sistem informasi pembiayaan yang berjalan saat ini, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan? Jawaban: Sistem informasi pembiayaan yang berjalan saat ini hanya dapat digunakan sampai tahap pembayaran angsuran saja, sedangkan
kebutuhan terkait dengan pengawasan pembiayaan mitra seperti kolektibilitas dan restrukturisasi masih belum terintegrasi dalam satu sistem, sehingga dapat dikatakan sistem berjalan saat ini belum sesuai dengan kebutuhan. 6. Bagaimana cara BMT dalam membuat laporan kolektibilitas dan restrukturisasi? Jawaban: Saat ini pembuatan laporan masih dilakukan dengan cara membuat tabel laporan ke dalam Ms Excel. 7. Apa harapan bapak dari sistem informasi pembiayaan yang digunakan BMT Al-Munawwarah kedepannya? Jawaban: Saya mengharapkan adanya sebuah sistem informasi pembiayaan yang dapat terintegrasi disemua proses kegiatan pembiayaan, agar tercipta kemudahan dalam pengelolaan dan pengawasan pembiyaan.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing (Materi/Teknis)* penulisan skripsi mahasiswa:
Lll;1l
Nama
Yopie Bagus Hermawan
NIM
109093000128
Program Studi Judul Skripsi
Sistem Informasi ..RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PEMBIAYAAN PADA PRODUK IJARAH MULTIJASA (Studi Kasus : BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang
Timur)" Judul tersebut telah disetujui oleh Program Studi bersangkutan pada tanggal 20 Februari 2014 dengan outline, abstraksi dan daftar pustaka terlampir. Bimbingan slaipsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan setelah ditandatanganinya surat penunjukan pembimbing skripsi.
Apabila terjadi perubahan terkait dengan skripsi tersebut selama
pembimbingan, harap segera melaporkan kepada program Studi bersangkutan..
Demikian atas kesediaan Saudara, kami ucapkan terima kasih. Was s alamu' al
aikum Wr. Wb. a.n Dekan
k Bidang Akademik
t Dr. Lily Surayya EP, M.Env.Stud IP. 19690404200501 2 005y/ Tembusan: Dekan (sebagai laporan)
proses
a
@M SURAT KETERANGAN RISET N o. 025/SK M /BMT I tx/ 2At4
Yang bertandatangan di bawah ini Manager BMT At MUNAWWARAH Cabang Pamulang Timur menerangkan nama tersebut dibawah ini : Nama Mahasiswa(i)
Yopie Bagus Hermawan
NIM
109093000128
Fakultasflurusan
Sains dan Teknologi
Semester
lX (Sembilan)
/ Sistem lnforrnasi
Telah melakukan Program RISET di BMT AL MUNAWWARAH Cabang Pamulang Timur pada tanggal 15 Desember 2013 sampai dengan 17 Januari 2014
Demikian surat keterangan semestinya.
ini kami buat untuk digunakan
dengan
Pamulang, 2L Januari 2A14 BMT AL MUNAWWARAH Cabang Pamulang Timur Badan Pengelola
r-'># t*h&.,f s -
?":::=-"
Sutanto Mg. Cab. Pam. Tim
Cc:
-
Direktur BMT Al Munawwarah Arsip
KANTOR PUSAT Pamulang : Komp. Masjid Al Muhajirin Bukit Pamulang lndah Blok A Pamulang 154X.? laogerang-selatan Banten Tetp. 021-7499865 KANTOR CABANG DEPOK : Jl. Raya Pengasinan RT.02/01 Sawangan Lama, Depok Jawa-Barat Telp. 021-98274609 KANTOR CABANG BSD r Plaza C-ordoba Blok K-56 Nusa Loka, BSD, Tangerang Selatan Banten Telp.021-71515511 KANTOR CABANG PAMTIM : Jl. Dr. Setiabudi No. 26F RT.00{01 Pamulang-Timur, Pamulang, Tangerang Selatan Bantdn Telp. 021-70211200