1 RANCANG BANGUN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) 46 JAKARTA Skripsi ini diajukan sebagai syarat mela...
RANCANG BANGUN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) 46 JAKARTA
Skripsi ini diajukan sebagai syarat melaksanakan kewajiban studi Strata Satu Program Studi Sistem Informasi
Disusun oleh : SATRIO DIRGANTORO 107093002871
Dosen Pembimbing: 1. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis 2. Elsy Rahajeng, MTI
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
RANCANG BANGUN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) 46 JAKARTA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
SATRIO DIRGANTORO 107093002871
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M / 1435 H
ii
iii
iv
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, 20 Mei 2014
Satrio Dirgantoro NIM. 107093002871
v
ABSTRAK SATRIO DIRGANTORO, Rancang Bangun Knowledge management System Berbasis Web pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 46 Jakarta. Di bawah bimbingan Syopiansyah Jaya Putra dan Elsy Rahajeng.
SMAN 46 Jakarta sebagai suatu instansi pendidikan yang bertugas untuk mendukung dan menyediakan pendidikan yang berkualitas guna memberi manfaat dalam mencerdaskan anak bangsa tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan pengetahuan. Dalam dunia pendidikan, khususnya pada sekolah menengah atas, diperlukan pula suatu manajemen pengetahuan yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik, hal ini dikarenakan knowledge merupakan suatu keunggulan kompetitif yang dapat membantu peningkatan kinerja serta kompetensi tiap individu dalam berbagi knowledge yang dimiliki. Masalah yang dihadapi SMAN 46 Jakarta adalah sekolah belum memiliki suatu sistem yang dapat mengatur, mengelola, mendokumentasikan, dan menyebarkan knowledge dengan baik dan terstruktur. Untuk mengatasinya dibutuhkan sistem yang mampu mengelola pengetahuan mulai dari proses akuisisi pengetahuan, penyimpanan pengetahuan dan penyebaran pengetahuan. Dalam hal inilah Knowledge Management System dapat berfungsi untuk membantu tenaga pendidik dalam mengumpulkan pengetahuan serta berbagi pengetahuan yang dimiliki, agar tacit dan explicit knowledge yang dimiliki tiap individu tenaga pendidik dapat terkelola dengan baik dan sekolah bisa menjadi organisasi pembelajar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode RAD (Rapid Application Development) denganUML (Unified Modeling Language) sebagai tools pengembangannya. Sedangkan pembuatan aplikasinya sendiri menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan dan MySQL untuk pengolahan databasenya. Penelitian ini menghasilkan sistem knowledge management berbasis web yang dapat mengumpulkan, identifikasi, menyimpan, mengelola dan menyebarkan pengetahuan yang ada di SMAN 46 Jakarta, sehingga dapat membantu guru SMAN 46 Jakarta dalam proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan atau kompetensi para guru.
Kata Kunci: Rancang bangun, Knowledge management System, SMAN 46 Jakarta, Rapid Application Development, Unified Modeling Language, PHP, MySQL. V Bab + 294 Halaman + xxi Halaman + 120 Gambar + 54 Tabel + Pustaka + Lampiran Pustaka Acuan (46, 2000 - 2012) vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan umat, Rasulullah Muhammad SAW. Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memenuhi kelulusan pada Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Sistem Informasi. Dengan judul skripsi ini adalah ”Rancang Bangun Knowledge Management System Berbasis Web pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 46 Jakarta”. Dalam penyusunan skripsi ini, telah banyak bimbingan dan bantuan yang didapatkan baik dari segi moral maupun segi material dari berbagai pihak. Olehkarena itu, pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak DR. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Zulfiandri, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan sabar serta perhatian memberikan masukan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
4. Ibu Elsy Rahajeng, MTI, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan
masukan,
motivasi,
dan
bimbingan
selama
proses
penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Sarip Hidayatuloh, MMSI dan Bapak Nur Gunawan, MBA selaku dosen penguji yang telah menguji hasil penelitian agar menjadi lebih sempurna. 6. Drs. Satiry Satar, selaku Kepala SMAN 46 Jakarta ,yang telah memberikan waktu luangnya, data dan informasi yang bermanfaat. 7. Kedua Orang Tuaku Tercinta, dan saudara-saudaraku terima kasih atas doa dan dukungannya. 8. Teman-temanku semua, khususnya Ricca, Triadi, Anas, Rangga, Aldy, teman-teman SIC dan seluruh mahasiswa/i Sistem Informasi angkatan 2007. Terima kasih atas semangat, dukungan dan masukannya yang membantu demi selesainya skripsi ini. Penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, dan jauh dari sempurna sehingga saran dan kritik yang berguna dari pembaca dapat disampaikan melalui e-mail [email protected]. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan sedikit wacana dan bermanfaat bagi kita semua. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Jakarta, 20 Mei 2014
Satrio Dirgantoro NIM : 107093002871
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ........................................................... iv PERNYATAAN ........................................................................................... v ABSTRAK
.............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii DAFTAR ISI ............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv DAFTAR TABEL ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1.
Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah ............................................................................... 7
1.3.
Batasan Masalah ................................................................................. 7
1.4.
Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 206 LAMPIRAN I ........................................................................................... xxi LAMPIRAN II ........................................................................................ xxiv LAMPIRAN III ....................................................................................... xxvi LAMPIRAN IV ....................................................................................... xlvii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Building Blocks dari Knowledge Management ................................... 23 Gambar 2.2 SECI Model ....................................................................................... 25 Gambar 2.3 Arsitektur Knowledge Management System ...................................... 28 Gambar 2.4 Rich Picture ....................................................................................... 41 Gambar 2.5 Fase RAD Martin .............................................................................. 43 Gambar 2.6 Contoh Kasus KMS dalam Class Diagram ...................................... 70 Gambar 2.7 Contoh Mapping dari Class Diagram ke RDBMS Tabel ................. 73 Gambar 2.8 Contoh Sequence Diagram Login .................................................... 75 Gambar 2.9 Notasi Aktor ..................................................................................... 77 Gambar 2.10 Notasi Use Case ............................................................................ 77 Gambar 2.11 Notasi Interaction .......................................................................... 77 Gambar 2.12 Contoh Use Case Diagram ............................................................. 78 Gambar 2.13 Contoh Activity Diagram ................................................................. 81 Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 93 Gambar 4.1 Logo Sekolah..................................................................................... 95 Gambar 4.2 Struktur Organisasi SMAN 46 Jakarta .............................................. 96 Gambar 4.3 Rich Picture KMS SMAN 46 Jakarta yang Sedang Berjalan ......... 115 Gambar 4.4 Rich Picture Rekomendasi Sistem Usulan ...................................... 122 Gambar 4.5 Use Case Diagram .......................................................................... 138 Gambar 4.6 Activity Diagram Register ............................................................... 152 Gambar 4.7 Activity Diagram Login ................................................................... 153 Gambar 4.8 Activity Diagram View Data Guru .................................................. 154 xv
Gambar 4.9 Activity Diagram Input Data Guru .................................................. 155 Gambar 4.10 Activity Diagram View Forum Diskusi ......................................... 156 Gambar 4.11 Activity Diagram Input Forum Diskusi ......................................... 157 Gambar 4.12 Activity Diagram View Studi Kasus .............................................. 158 Gambar 4.13 Activity Diagram Input Studi Kasus ............................................. 159 Gambar 4.14 Activity Diagram View Laporan .................................................... 160 Gambar 4.15 Activity Diagram Input Laporan ................................................... 161 Gambar 4.16 Activity Diagram View Dokumentasi Pengetahuan ...................... 162 Gambar 4.17 Activity Diagram Input Dokumentasi Pengetahuan ...................... 163 Gambar 4.18 Activity Diagram Pesan ................................................................. 164 Gambar 4.19 Activity Diagram View Informasi .................................................. 165 Gambar 4.20 Activity Diagram Input Informasi ................................................. 166 Gambar 4.21 Activity Diagram Search ............................................................... 167 Gambar 4.22 Activity Diagram Logout ............................................................... 168 Gambar 4.23 Sequence Diagram Login .............................................................. 168 Gambar 4.24 Sequence Diagram Data Guru....................................................... 169 Gambar 4.25 Sequence Diagram Input Forum Diskusi ...................................... 170 Gambar 4.26 Sequence Diagram Input Studi Kasus........................................... 171 Gambar 4.27 Sequence Diagram Input Laporan................................................. 172 Gambar 4.28 Sequence Diagram Input Dokumentasi Pengetahuan ................... 173 Gambar 4.29 Sequence Diagram Pesan .............................................................. 174 Gambar 4.30 Sequence Diagram Input Informasi .............................................. 175 Gambar 4.31 Sequence Diagram Search ............................................................ 175 Gambar 4.32 Form Input Guru ........................................................................... 176 Gambar 4.33 Form Input Studi Kasus ................................................................ 177
xvi
Gambar 4.34 Form Input Laporan ...................................................................... 177 Gambar 4.35 Form Input Dokumentasi .............................................................. 178 Gambar 4.36 Form Input Forum Diskusi ............................................................ 178 Gambar 4.37 Form Input Informasi .................................................................... 179 Gambar 4.38 Form Output Studi Kasus .............................................................. 180 Gambar 4.39 Form Output Laporan .................................................................... 180 Gambar 4.40 Form Output Dokumentasi Pengetahuan ..................................... 181 Gambar 4.41 Class Diagram Manajemen pengetehauan .................................... 184 Gambar 4.42 Mapping Database ........................................................................ 185 Gambar 4.43 Penjabaran Mapping Class Pegawai ............................................. 186 Gambar 4.44 Penjabaran Mapping Class Laporan ............................................. 187 Gambar 4.45 Penjabaran Mapping Class Diskusi............................................... 187 Gambar 4.46 Penjabaran Mapping Class Berita ................................................. 188 Gambar 4.47 Penjabaran Mapping Class Pengumuman ..................................... 188 Gambar 4.48 Schema Database .......................................................................... 192 Gambar 4.49 Struktur Menu Admin ................................................................... 200 Gambar 4.50 Struktur Menu Tata Usaha ............................................................ 201 Gambar 4.51 Struktur Menu Guru ...................................................................... 201 Gambar 4.52 User Interface Home Guru ............................................................ 202
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis ........................................................................... 36 Tabel 2.2 Notasi Class Diagram ........................................................................... 69 Tabel 2.3 Notasi Sequence Diagram ..................................................................... 74 Tabel 2.4 Notasi Activity Diagram........................................................................ 80 Tabel 2.5 Contoh Data to Location CRUD Matrix............................................... 83 Tabel 3.1 Studi Literatur Sejenis ........................................................................... 89 Tabel 4.1 Nonfunctional Requirement ................................................................ 117 Tabel 4.2 Legenda Rich Picture Sistem Usulan.................................................. 123 Tabel 4.3 Diagram Alir Sistem Usulan Proses Identifikasi Knowledge ............. 124 Tabel 4.4 Diagram Alir Sistem Usulan Proses Akuisisi Knowledge .................. 125 Tabel 4.5 Diagram Alir Sistem Usulan Proses Sharing and Distribution .......... 126 Tabel 4.6 Legenda Diagram Alir Sistem Usulan ................................................ 127 Tabel 4.7 Pemetaan Fitur Aplikasi Sistem Manajemen Pengetahuan Usulan .... 127 Tabel 4.8 Identifikasi Aktor ................................................................................ 135 Tabel 4.9 Identifikasi Use Case .......................................................................... 136 Tabel 4.10 Use Case Narrative Register ............................................................ 139 Tabel 4.11 Use Case Narrative Login ................................................................ 139 Tabel 4.12 Use Case Narrative View Data Guru ................................................ 140 Tabel 4.13 Use Case Narrative Input Data Guru ................................................ 141 Tabel 4.14 Use Case Narrative View Forum Diskusi ......................................... 142 Tabel 4.15 Use Case Narrative Input Forum Diskusi ........................................ 142 Tabel 4.16 Use Case Narrative View Studi Kasus.............................................. 143 xviii
Tabel 4.17 Use Case Narrative Input Studi Kasus ............................................. 144 Tabel 4.18 Use Case Narrative View Laporan.................................................... 145 Tabel 4.19 Use Case Narrative Input Laporan ................................................... 146 Tabel 4.20 Use Case Narrative View Dokumentasi Pengetahuan ...................... 147 Tabel 4.21 Use Case Narrative Input Dokumentasi Pengetahuan ...................... 147 Tabel 4.22 Use Case Narrative Pesan ................................................................ 148 Tabel 4.23 Use Case Narrative View Informasi ................................................. 149 Tabel 4.24 Use Case Narrative Input Informasi ................................................. 150 Tabel 4.25 Use Case Narrative Search ............................................................... 151 Tabel 4.26 Use Case Narrative Logout .............................................................. 151 Tabel 4.27 Output Data Guru .............................................................................. 179 Tabel 4.28 Output Forum Diskusi....................................................................... 181 Tabel 4.29 Identifikasi Objek Potensial .............................................................. 182 Tabel 4.30 Objek yang Diusulkan....................................................................... 183 Tabel 4.31 Matriks CRUD .................................................................................. 189 Tabel 4.32 Tabel User ......................................................................................... 193 Tabel 4.33 Tabel Pegawai ................................................................................... 193 Tabel 4.34 Tabel Jabatan..................................................................................... 194 Tabel 4.35 Tabel Laporan ................................................................................... 194 Tabel 4.36 Tabel Jenis_laporan........................................................................... 195 Tabel 4.37 Tabel Diskusi .................................................................................... 195 Tabel 4.38 Tabel Komentar................................................................................. 196 Tabel 4.39 Tabel Dokumentasi ........................................................................... 196 Tabel 4.40 Tabel Berita ....................................................................................... 197 Tabel 4.41 Tabel Komentar_berita ..................................................................... 197
1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi dewasa ini telah menjangkau hampir semua elemen dalam kehidupan manusia tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Perkembangan teknologi juga berdampak pada persaingan institusi pendidikan atau sekolah untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang tinggi. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan untuk mencapai semua tujuan yang diinginkan. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan maka akan meningkat pula kemampuan sumber daya manusia yang ada dalam meningkatkan taraf hidup yang dimilikinya. Untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif perlu ditunjang oleh institusi pendidikan atau sekolah yang berkualitas. Untuk menciptakan kualitas yang diinginkan tersebut maka sekolah diharapkan dapat memberikan suatu layanan yang maksimal kepada para peserta didik. Pelayanan tersebut seperti yang tercantum dalam Kode Etik guru pasal 6 antara lain ialah berperilaku secara profesional
dalam
melaksanakan
tugas
didik,
mengajar,
membimbing,
mengarahkan,melatih,menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran; membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat;
1
2
menciptakan,
memelihara,
dan
mengembangkan
suasana
sekolah
yang
menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik. Untuk menciptakan tujuan tersebut, dinas pendidikan nasional membuat suatu standar nasional pendidikan yang tertuang dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, meliputi: standar isi, standar proses, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan, standar sarana dan prasarana, standar kompetensi lulusan serta standar pendidik dan tenaga kependidikan. Internet telah sangat membantu dalam pencarian ataupun pertukaran data dan informasi baik di dalam maupun luar organisasi. Berbagai jenis organisasi telah memakai internet untuk menunjang pertukaran data dan informasi yang mereka miliki. Dengan sebuah website maka sebuah perusahaan akan dapat menambah atau membagi informasi yang mereka miliki. Saat ini penggunaan internet oleh sebuah organisasi tidak hanya mengacu pada pencarian informasi, namun mengarah pada kebutuhan pencarian pengetahuan (knowledge) karena pengetahuan dianggap sebagai sebuah sumber atau asset yang mempunyai peranan penting. Dalam proses perkembangan teknologi, informasi dan ilmu pengetahuan (knowledge) menjadi sangat penting karena informasi dan knowledge menjadi sumber daya utama yang akan akan sangat menunjang untuk suatu institusi. Sumber daya tersebut menjadi sangat penting karena berkaitan langsung dengan sumber daya manusia yang merupakan asset dan modal intelektual yang dimiliki institusi. Oleh sebab itu, pengelolaan knowledge menjadi sangat penting. Knowledge dapat menjadi
3
suatu kekuatan dalam institusi sehingga institusi memerlukan suatu sistem yang dapat mengatur dan mengelola knowledge tersebut. Hal ini melahirkan suatu sistem yang disebut knowledge management yang merupakan sistem yang dibuat untuk menciptakan, mendokumentasikan, menggolongkan, dan menyebarkan knowledge dalam organisasi sehingga knowledge mudah digunakan kapan pun dipelukan oleh siapa saja dengan tingkat otoritas dan kompetensinya. Knowledge management mengelola seluruh elemen sistem berupa dokumen, basis data, kebijakan dan prosedur lengkap beserta informasi tentang pengalaman, keahlian dan kecakapan sumber daya manusia secara individu maupun kolektif yang dimiliki organisasi dengan bantuan teknologi informasi. Pengelolaan sistem knowledge management ditujukan agar perusahaan menjadi selalu kreatif, inovatif serta efisien sehingga mempunyai daya saing yang tinggi untuk jangka waktu yang panjang (Widayana, 2005). Knowledge
management
adalah
pendekatan-pendekatan
sistematik
yang
membantu mengalirkan informasi dan pengetahuan kepada orang yang tepat pada saat yang tepat agar menciptakan sebuah nilai. Menurut Paul L Tobing (2009) ada dua jenis knowledge yaitu explicit knowledge dan tacit knowledge. Explicit knowledge merupakan segala bentuk knowledge yang sudah direkam dan dokumentasikan sehingga lebih mudah untuk didistribusikan dan dikelola. Sedangkan tacit knowledge merupakan knowledge yang terletak di dalam pikiran (otak) atau melekat di dalam diri seseorang yang diperolehnya melalui pengalaman dan pekerjaannya.
4
Sedangkan menurut Laudon dan Laudon (2002), knowledge management merupakan kumpulan dari proses-proses yang dibangun di dalam perusahaan untuk menciptakan,
mengumpulkan,
menyimpan,
memelihara
serta
menyebarkan
knowledge yang dimiliki oleh perusahaan. Knowledge management menurut Harvard College (Santoso, 2002) adalah suatu proses terformat dan terarah dalam mencerna informasi yang telah dimiliki suatu perusahaan dan mencari apa yang dibutuhkan masing-masing individu di dalam perusahaan tersebut untuk kemudian memfasilitasinya agar mudah diakses dan selalu tersedia saat dibutuhkan. Saat ini sering dijumpai masalah pada berbagai jenis organisasi ataupun instansi yang berupa ketiadaan ataupun sulitnya menemukan pengetahuan disaat dibutuhkan. Untuk mengatasi hal tersebut salah satunya membangun sebuah sistem manajemen pengetahuan. Dalam dunia pendidikan, khususnya pada sekolah menengah atas, dibutuhkan suatu manajemen pengetahuan yang harus dimiliki oleh guru, karena dengan adanya knowledge para guru dapat meningkatkan
kinerja dan kompetensi yang
dimiliki. SMAN 46 Jakarta sebagai suatu instansi pendidikan yang bertugas untuk mendukung dan menyediakan pendidikan yang berkualitas guna memberi manfaat dalam mencerdaskan anak bangsa tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan pengetahuan. Setiap tahunnya SMAN 46 Jakarta juga melaksanakan
5
pengembangan diberbagai sektor seperti kualitas pendidikan, fasilitas-fasilitas, dan tentunya pengembangan teknologi informasi yang akan meningkatkan mutu sekolah. Mengolah dan mengelola pengetahuan merupakan salah satu cara meningkatkan aset dunia pendidikan. Dengan pengelolaan pengetahuan yang baik maka akan tercipta pula individu yang berkompetensi tinggi, sebaliknya ketika pengelolaan pengetahuan buruk maka akan terjadinya ketidakseimbangan kompetensi yang dimiliki oleh tiap individu, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Dalam dunia pendidikan, khususnya pada sekolah menengah atas, diperlukan pula suatu manajemen pengetahuan yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik, hal ini dikarenakan knowledge merupakan suatu keunggulan kompetitif yang dapat membantu peningkatan kinerja serta kompetensi tiap individu dalam berbagi knowledge yang dimiliki. Dengan mengelola pengetahuan tidak hanya meningkatkan pengetahuan seluruh organisasi, namun juga meningkatkan kualitas pengetahuan di dalamnya. Berdasarkan pengamatan sementara peneliti, saat ini tidak ada proses pengumpulan kembali pengetahuan yang sebelumnya dimiliki para guru. Selain itu terdapat kesenjangan pengetahuan antara guru-guru senior dan guru-guru muda yang baru mengajar di sekolah tersebut. Kesenjangan pengetahuan tersebut dikarenakan guru senior memiliki tacit knowledge berdasarkan pengalaman mengajar yang sudah puluhan tahun
sedangkan guru muda tidak memilikinya, hal ini mengakibatkan
perbedaan kompetensi dalam mengajar. Hal yang sebaliknya juga terjadi ketika guru
6
muda memiliki explicit maupun tacit knowledge yang tidak dimiliki guru tua, salah satunya tentang cara mengajar yang lebih terkini dalam menghadapi remaja masa kini yang tentunya mempunyai sikap, sifat, maupun pola pikir yang berbeda dengan murid sepuluh atau belasan tahun yang lalu. Saat ini yang menjadi permasalahannya adalah kurangnya komunikasi yang baik antara dua generasi tersebut sehingga tidak adanya sebuah pertukaran pengetahuan yang akan saling menguntungkan. Tidak adanya komunikasi tersebut diakibatkan oleh perbedaan zaman antara guru tua dan muda yang menyebabkan perbedaan gaya bahasa yang membuat tidak nyaman dalam berkomunikasi ataupun keengganan guruguru dalam menanyakan langsung untuk bertukar pengetahuan. Masalah yang lain adalah pihak sekolah membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian kembali dokemen (hard copy) yang disimpan ketika dibutuhkan untuk menambah pengetahuan. Dalam hal inilah KM dapat berfungsi untuk membantu tenaga pendidik dalam mengumpulkan pengetahuan serta berbagi pengetahuan yang dimiliki, agar tacit dan explicit knowledge yang dimiliki tiap individu tenaga pendidik dapat terkelola dengan baik dan sekolah bisa menjadi organiasi pembelajar. Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka dibuatlah “Rancang Bangun Knowledge Management System Berbasis Web Pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 46 Jakarta”.
7
1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi permasalahan penelitian ini adalah: 1. Sulitnya melakukan proses pengumpulan kembali pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki. 2. Pihak sekolah membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian kembali dokumen (hardcopy) yang disimpan.
3. Terdapat perbedaan standar kompetensi para guru yang menyebabkan menurunnya kualitas pelayanan pendidikan. 4. Kurangnya komunikasi antara guru yunior dan senior sehingga tidak terjadi pertukaran pengetahuan. Berdasarkan permasalahan tersebut, perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Rancang Bangun knowledge management system yang dapat memecahkan masalah sekolah dalam mengelola pengetahuan pada tiap individu tenaga pendidik di sekolah?” 1.3 BATASAN MASALAH Agar permasalahan dapat lebih fokus dan mudah dipahami maka permasalahan dibatasi pada beberapa hal, yaitu: 1. Penelitian berada di SMAN 46 Jakarta pada bagian tenaga pendidik atau guru.
8
2. Hanya membahas proses manajemen pengetahuan guru. Mulai dari identifikasi pengetahuan, akuisisi pengetahuan, pembagian dan penyebaran pengetahuan, penerapan pengetahuan, dan penyimpanan pengetahuan. 3. Metodologi pengembangan sistem yang digunakan yaitu Rapid Aplication Development (RAD), dan dilakukan pengujian sistem dengan menggunakan blackbox testing. 4. Alat bantu (tools) yang digunakan sebagai pendeskripsian dan desain sistem digunakan Unified Modelling Language (Use Case Diagram, Activity Diagram dan Sequence Diagram), PHP sebagai alat pengkodean, MySQL dipakai sebagai database dan PHPMyAdmin untuk pengelolaan database.
1.4 TUJUAN PENELITIAN Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan rancang bangun Knowledge Management System berbasis web pada SMAN 46 Jakarta. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah menghasilkan: 1. Menganalisis proses identifikasi pengetahuan, akuisisi pengetahuan, pembagian dan penyebaran pengetahuan, penerapan pengetahuan, dan penyimpanan pengetahuan. 2. Merancang bangun sistem informasi yang mampu menyimpan data pengelolaan pengetahuan di dalam sebuah database yang baik.
9
3. Membangun aplikasi manajemen pengetahuan yang mudah digunakan oleh sekolah untuk mengumpulkan, menyimpan dan berbagi pengetahuan yang dimiliki guru. 4. Menampilkan dokementasi pengetahuan yang dimiliki oleh guru.
1.5 MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan efisien waktu dalam pengelolaan pengetahuan yang dimiliki guru. 2. Diharapkan dapat mempermudah para guru dalam mengolah dan mendapatkan pengetahuan kompetensi yang dibutuhkan. 3. Bagi peneliti dapat memberikan pemahaman lebih dalam mengenai proses perancangan suatu aplikasi di bidang knowledge management sekolah. 4. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai Knowledge Management System berbasis web.
1.6 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ada dua jenis, yang pertama metode pengumpulan data dan yang kedua metode pengembangan sistem. Metode pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu observasi, wawancara , dan studi pustaka (Jogiyanto, 2008).
10
1. Observasi Observasi (observation) merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya (Jogiyanto, 2008). 2. Wawancara Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2008). 3. Studi pustaka Dilakukan dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi penelitian (Jogiyanto, 2008). Sedangkan metode pengembangan sistem yang digunakan dalam merancang sistem manajemen pengetahuan ini adalah metode perancangan sistem dengan Rapid Application Development (RAD) dan berorientasi objek (OOAD) serta menggunakan tools UML (Unified modelling Language) (Whitten et al, 2004), dan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan database MySQL. Adapun pengertian RAD yaitu sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkain prototype / prototipe kerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang ke dalam sistem final (atau sebuah versi). Adapun tahapan RAD adalah sebagai berikut (Kendall dan Kendall, 2008):
11
1. Requirement Planning (Perencanaan Kebutuhan) Pada tahap ini, user dan analyst mengadakan pertemuan untuk melakukan identifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem dan melakukan identifikasi kebutuhan informasi untuk mencapai tujuan. 2. Workhop Design (Proses Desain) Pada tahap ini adalah melakukan proses desain dan melakukan perbaikanperbaikan apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain antara user dan analyst. Keaktifan user yang terlibat sangat menentukan untuk mencapai tujuan, karena user bisa langsung memberikan komentar apabla terdapat ketidaksesuaian pada desain. 3. Implementation (Implementasi) Setelah program selesai, baik itu sebagian maupun secara keseluruhan, maka dilakukan proses pengujian terhadap program tersebut apakah terdapat kesalahann atau tidak sebelum diaplikasikan pada suatu organisasi.
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penyusunan skrispsi ini sistematika penulisan terbagi dalam 5 (lima) bab. Berikut merupakan gambaran umum mengenai pokok pembahasan yang akan dibahas pada tiap-tiap bab: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
12
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang relevan dalam rancang bangun knowledge
management,
metode
pengembangan
sistem
dan
mendefinisikan tools yang diperoleh dari berbagai sumber yang menjadi landasan dan penulisan skripsi ini. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data dan metode dalam pengembangan sistem. Bab ini membahas lebih rinci tentang metode pengumpulan data, metode pengembangan sistem, metode analisa yang digunakan serta adanya kerangka penelitian dari penelitian yang dilakukan pada SMAN 46 Jakarta.
BAB IV
KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM SEKOLAH Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang organisasi, sejarah dan struktur organisasi SMAN 46 Jakarta. Bab ini juga berisi analisa permasalahan, analisa kebutuhan sistem, dan perancangan sistem yang diusulkan.
BAB V
PENUTUP Kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari penelitian ini untuk dapat digunakan dalam pengembangan selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Rancang Bangun 2.1.1
Rancang Perancangan merupakan salah satu hal yang penting dalam membuat
program. Adapun tujuan dari perancangan ialah untuk memberi gambaran yang jelas lengkap kepada pemrogram dan ahli teknik yang terlibat. Perancangan harus berguna dan mudah dipahami sehingga mudah digunakan. Perancangan adalah Sebuah Proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta di dalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaanya. Menurut Pressman (2009) perancangan atau rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menterjemahkan hasil analisa dan sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem di implementasikan. 2.1.2
Bangun Menurut Pressman (2009) pengertian pembangunan atau bangun sistem
adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada secara keseluruhan.
13
14
Jadi dapat disimpulkan bahwa Rancang Bangun adalah penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Dengan demikian pengertian rancang bangun merupakan kegiatan menerjemahkan hasil analisa ke dalam bentuk paket perangkat lunak kemudian menciptakan sistem tersebut atau memperbaiki sistem yang sudah ada. 2.2 Sistem Menurut Turban dan Aronson (2005), sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep dan prosedur yang dimaksudkan untuk melakukan suatu fungsi yang dapat diidentifikasi atau untuk melayani suatu tujuan. Menurut Prahasta (2005), sistem adalah sekumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. 2.2.1
Karakteristik Sistem
Menurut Ladjamudin (2005), Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifatsifat yang tertentu, yaitu: a. Komponen Sistem Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
15
b. Batasan Sistem Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut. c. Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan demikian harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem. d. Penghubung Sistem Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini, sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. e. Masukan Sistem Merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. f. Keluaran Sistem Merupakan hasil dari pemrosesan sistem, yang bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainnya.
16
g. Pengolahan Sistem Merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna. h. Sasaran Sistem Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.
2.3 Pengertian Data dan Informasi 2.3.1
Data dan Informasi
Prahasta (2005) mengatakan bahwa istilah data dan informasi seringkali digunakan secara bergantian dan saling tertukar, meskipun kedua istilah ini sebenarnya merujuk pada masing-masing konsep yang berbeda. Menurut Kadir (2003), perbedaan antara data dan informasi sering menjadi titik awal untuk memahami sistem informasi. 2.3.2
Data
Menurut Whitten et al. (2004), data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal yang penting dalam organisasi. Menurut Prahasta (2005), data merupakan bahasa, simbol-simbol pengganti lain yang disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktivitas, konsep. Singkatnya data merupakan suatu kenyataan apa adanya.
17
2.3.3
Informasi
Menurut Whitten et al. (2004), informasi adalah data yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yang berarti. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang diharapkan memiliki arti ke penerima. Menurut Prahasta (2005), informasi adalah data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang, manajer, staf atau orang lain di dalam suatu organisasi atau perusahaan. 2.4 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam
suatu
organisasi
yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan- laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2005). Sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi (Whittenet al, 2004). 2.5 Knowledge Management Knowledge
management
adalah
pendekatan-pendekatan
sistematik
yang
membantu mengalirkan informasi dan pengetahuan kepada orang yang tepat pada saat yang tepat agar menciptakan sebuah nilai. Menurut Paul L Tobing (2007) ada dua jenis knowledge yaitu explicit knowledge dan tacit knowledge. Explicit knowledge merupakan segala bentuk knowledge yang sudah direkam dan dokumentasikan
18
sehingga lebih mudah untuk didistribusikan dan dikelola. Sedangkan tacit knowledge merupakan knowledge yang terletak di dalam pikiran (otak) atau melekat di dalam diri seseorang yang diperolehnya melalui pengalaman dan pekerjaannya. Knowledge management merupakan sebuah proses sistematis dalam melakukan pencarian, pemilihan, pengaturan, penyaringan dan penyajian informasi dalam sebuah cara yang dapat meningkatkan pemahaman dari para pekerja dalam sebuah lingkup/area kepentingan yang spesifik (Widayana,2005). Sedangkan menurut Laudon dan Laudon (2002), knowledge management merupakan kumpulan dari proses-proses
yang
dibangun
di
dalam
perusahaan
untuk
menciptakan,
mengumpulkan, menyimpan, memelihara serta menyebarkan knowledge yang dimiliki oleh perusahaan. 2.5.1
Konsep Dasar Pengetahuan
Sebagai pemahaman awal tentang pengetahuan, secara konseptual pengetahuan (knowledge), menurut pakar dan ahli, diformulasikan dengan berbagai rumusan yang berbeda-beda, menurut sudut pandang masing-masing pakar yang bersangkutan. Menurut Probst et al. (2000), pengetahuan adalah keseluruhan kognisi dan keterampilan yang digunakan oleh manusia untuk memecahkan masalah. Sedangkan definisi yang paling sederhana mengenai pengetahuan adalah kapasitas untuk melakukan tindakan.
19
2.5.2
Tingkatan Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan digunakan dalam pemetaan dan pengelolaan knowledge di organisasi. Sesuai tingkatannya, Munir (2008) menjelaskan kategorisasi pengetahuan sesuai tingkatannya, yaitu: Pertama, pengetahuan inti (core knowledge) adalah tingkatan dan cakupan pengetahuan yang dibutuhkan hanya untuk sekedar dapat beroperasi dalam industri atau lingkungan di mana organisasi berada. Pengetahuan jenis ini tidak menjamin keunggulan bersaing organisasi, apalagi kelangsungannya dalam jangka panjang. Namun pada persaingan organisasi sejenis diperlukan sebagai pengetahuan dasar yang tanpa pengetahuan ini organisasi tidak dapat beroperasi dengan efektif. Misalkan suatu perusahaan produsen kue kering harus mempunyai pengetahuan khusus untuk memproduksi kue kering, atau perusahaan pelatihan harus mempunyai pengetahuan dalam menyusun bahan pelatihan dan memberikan pelatihan. Kedua, pengetahuan lanjut (advance knowledge) merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi yang ingin mempunyai kinerja prima. Pengetahuan ini membuat organisasi bisa melakukan "serangan-serangan" dalam persaingan. Organisasi yang berada dalam satu industri mungkin mempunyai knowledge yang sama tingkat, cakupan dan kualitasnya. Namun ada pengetahuan yang spesifik yang mungkin dimiliki oleh lebih dari organisasi, mungkin pula setiap organisasi berbedabeda. Dengan mengetahui pengetahuan yang berbeda inilah organisasi dapat melakukan diferensiasi. Misalnya untuk produsen kue kering diperlukan pula pengetahuan dalam jejaring distribusi pemasaran kue kering.
20
Ketiga, pengetahuan inovatif (innovative knowledge) merupakan pengetahuan yang membuat organisasi mampu menjadi pemimpin dalam persaingan. Bedanya dengan pengetahuan lanjut adalah pengetahuan ini melakukan diferiansiasi yang sangat berarti dibandingkan para pesaingnya. Misalnya untuk membuat kue yang lezat, mengandung kolesterol rendah, dengan penampilan menarik, dan kemasan yang unik bagi perusahaan kue kering. 2.5.3
Proses Inti Knowledge Management
Menurut Probst et al. (2000) untuk mengatur dan mengelola pengetahuan perusahaan atau organisasi perlu dilakukan pengelompokan dan pengkategorian masalah yang ditemui di perusahaan tersebut. Ini dilakukan untuk mengidentifikasi aktivitas yang dianggap sebagai proses inti knowledge management dan terkait satu dengan lainnya. Dalam proses pengidentifikasi tersebut diperlukan metode analisa yang disebut Core Proccess Knowledge Management (Proses Inti Knowledge Management). Knowledge management memiliki enam unsur proses inti : 1.
Knowledge Identification Mengidentifikasi
pengetahuan
eksplisit
berarti
menganalisa
dan
menggambarkan lingkungan pengetahuan perusahaan. Banyak sekali perusahaan yang kesulitan untuk mengatur gambaran umum data internal dan eksternal, informasi dan kemampuan. Ketidakjelasan mengakibatkan ketidakefisienan, keputusan yang tidak tersampaikan, dan duplikasi. Knowledge management yang efektif harus memastikan kejelasan
internal dan eksternal serta membantu
21
karyawan secara individual untuk menentukan apa yang mereka butuhkan. 2.
Knowledge Acquisition Organisasiatau sekolah memasukkan bagian penting pengetahuan mereka dari sumber luar. Hubungan dengan orang tua siswa, kementerian pendidikan, dan pihak lain disadari mempunyai potensi untuk menyediakan pengetahuan yang dimana maksud potensinya adalah jarang secara penuh digunakan. Dalam upaya tersebut Sekolah melakukan berbagai macam cara agar tiap guru mampu dan memahami pengetahuan yang akan bermanfaat bagi sekolah keseluruhan.
3.
Knowledge Development Pembangunan pengetahuan adalah sebagai building block yang melengkapi perolehan pengetahuan. Fokusnya adalah menghasilkan kemampuan baru, produk baru, ide yang lebih baik dan proses yang lebih efisien. Pembangunan pengetahuan meliputi seluruh usaha manajemen yang ditujukan pada cara menghasilkan kemampuan yang belum ada di dalam organisasi atau yang belum ada keberadaannya di dalam organisasi atau di luar organisasi. Secara tradisional, pembangunan pengetahuan dipakai perusahaan dalam melakukan riset pasar dan membangun departemen, padahal pengetahuan penting juga dapat bersemi dari salah satu bagian dalam organisasi. Dalam building block ini kita memeriksa cara umum yang dilakukan perusahaan dalam berhadapan dengan ide baru dan menggunakan kreativitas karyawannya.
Ketika
dipertimbangkan
dari
sudut
pandang
knowledge
management, bahkan aktivitas yang dahulu dipandang sederhana seperti proses-
22
proses produksi dapat dianalisa dan dioptimalkan sehingga menghasilkan pengetahuan. 4.
Knowledge Sharing and Distribution Pembagian dan distribusi pengetahuan di dalam organisasi adalah kondisi yang vital untuk mengubah informasi yang dikhususkan atau pengalaman menjadi sesuatu yang dapat digunakan oleh organisasi. Penentuan pada siapa saja pengetahuan tersebut dapat diakses dan seberapa luas akses yang diberikan. Pendistribusian pengetahuan memerlukan fasilitas yang menunjang agar pengetahuan yang dimaksud diterima oleh orang yang bersangkutan, langkah yang paling penting adalah menganalisa peralihan pengetahuan dari individual ke group atau organisasi. Distribusi pengetahuan adalah proses membagi dan menyebarkan pengetahuan yang sudah ada di dalam organisasi.
5.
Knowledge Utilization Seluruh inti dari knowledge management adalah memastikan bahwa pengetahuan yang sudah ada dalam organisasi dipakai secara produktif untuk keuntungan organisasi tersebut. Tetapi ada beberapa hal yang tidak menjadi penentu, yaitu identifikasi yang sukses dan distribusi pengetahuan yang penting tidak menjamin bahwa itu akan dipakai oleh perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Ada beberapa tantangan yang merintangi penggunaan pengetahuan dari luar. Oleh karena itu langkah-langkah yang harus diambil untuk memastikan bahwa kemampuan yang bernilai dan aset pengetahuan seperti hak paten atau license digunakan secara penuh.
23
6.
Knowledge Retention Penyimpanan
informasi
yang
selektif,
dokumen
dan
pengalaman
membutuhkan pengaturan. Organisasi biasanya mengeluh bahwa pengaturan kembali membutuhkan biaya dan tempat dari memori mereka. Proses untuk menyeleksi, memasukkan dan secara teratur memperbaharui pengetahuan yang bernilai bagi masa depan harus dengan hati-hati disusun. Jika ini tidak selesai, keahlian yang berharga dapat begitu saja terbuang. Penyimpanan pengetahuan tergantung pada penggunaan media penyimpanan dalam lingkup yang luas secara efisien. Proses inti knowledge management akan berkembang saat penanganan pengetahuan tergantung pada penggunaan media penyimpanan dalam lingkup yang luas secara efisien. Proses inti knowledge management saat penanganan knowledge sebagai suatu sumber. Akan ada banyak kesulitan apabila perusahaan gagal mengimplementasikan knowledge management melalui suatu strategi.
Gambar 2.1 Building Blocks dari Knowledge Management (Probst et al. 2000)
24
Knowledge identification, knowledge retention, knowledge acquisition, knowledge developmennt, knowledge distibution, dan knowledge utilization merupakan suatu kesatuanyang saling terkait satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Knowledge goals dan knowledge assesment akan memperkuat konsep knowledge management serta mengubahnya menjadi suatu sistem manajemen. Knowledge goals akan mengklarifikasi arah-arah strategis dari knowledge management dan tujuan dari intervensi-intervensi khusus menjadi nyata. Sedangkan proses dari knowledge assesment akan menyediakan data-data penting bagi pengendalian strategis dari proyek-proyek knowledge management. 2.5.4
Konversi Pengetahuan
Kedua jenis pengetahuan explicit knowledge dan tacit knowledge (pengetahuan terbatinkan) merupakan jenis pengetahuan yang saling melengkapi serta berperan sangat penting dalam proses kreasi pengetahuan. Kedua jenis pengetahuan ini berinteraksi satu sama lainnya dan berubah dari satu jenis ke jenis lainnya secara dinamis. Menurut Nonaka dan Takeuchi dalam Munir (2008), interaksi dinamis antara satu bentuk pengetahuan ke bentuk lainnya disebut dengan konversi pengetahuan. Oleh Nonaka dan Takeuchi pengetahuan tersebut dapat di konversi dengan empat cara, yang disebut dengan SECI Model, yaitu: Socialization (S), Externalization (E), Combination (C) dan Internalization (I).
25
Gambar 2.2 SECI Model (Munir, 2008) Model pertama, yaitu Socialization atau Sosialisasi, merupakan suatu konversi pengetahuan antara tacit ke Tacit (T -> T). Munir (2008) mengartikan istilah sosialiasi untuk menekankan pada pentingnya kegiatan bersama antara sumber pengetahuan dan penerima pengetahuan dalam proses konversi tacit knowledge. Karena pengetahuan tacit (terbatinkan) sangat dipengaruhi oleh konteksnya dan sulit sekali diformalkan, maka untuk menularkan pengetahuan terbatinkan dari satu individu ke individu lain dibutuhkan pengalaman yang terbentuk melalui kegiatan bersama atau hidup dalam lingkungan yang sama dan bisa juga tanpa menggunakan bahasa. Misalkan dengan cara meniru, mencontoh, menggunakan bahasa tubuh maupun pelatihan-pelatihan yang digunakan. Model kedua, yaitu Externalization atau Eksternalisasi, pengubahan pengetahuan tacit ke explicit (T -> E). Menurut Sangkala (2007) proses ini terjadi melalui pengombinasian
(menyortir,
menambahkan,
mengkategorisasikan
dan
dikontekstualisasikan kembali menjadi pengetahuan baru) beragam explicit
26
knowledge yang dimiliki oleh seseorang. Sehingga seseorang dapat mempertukarkan dan mengombinasikan pengetahuan melalui semacam satu kejadian. Dalam proses ini pengetahuan tacit diekpresikan dan diterjemahkan menjadi metafora, bentuk konsep, hipotesis, diagram, model, atau prototipe sehingga dapat dengan mudah dimengerti pihak lain. Model ketiga, Combination atau Kombinasi. Suatu proses konversi antara pengetahuan explicit ke pengetahuan explicit (E -> E). Proses ini merupakan pertukaran dan pengkombinasian melalui media seperti dokumen-dokumen, rapat, percakapan telepon maupun komunikasi melalui jaringan komputer dan internet. Munir (2008) menyebutkan ada tiga proses kombinasi yang terjadi dalam praktik konversi kombinasi, yaitu:
Pengetahuan eksplisit dikumpulkan dari dalam dan luar organisasi, kemudian dikombinasikan.
Pengetahuan eksplisit disunting atau diproses agar dapat lebih bermanfaat bagi organisasi.
Pengetahuan-pengetahuan eksplisit tersebut disebarkan ke seluruh organisasi melalui berbagai media. Model keempat, yaitu Internalization atau Internalisasi. Suatu proses konversi
antara Explicit knowledge menjadi Tacit knowledge (E->T). Pengetahuan ini juga bisa disebut dengan pembelajaran mandiri, learning by doing dari dokumen-dokumen, data,
informasi
maupun
knowledge
yang
sudah
didokumentasikan.
Suatu
27
pembelajaran individu terhadap suatu pengetahuan dan kemudian menjadi pengetahuan tacit individu tersebut. 2.5.5
Pengertian Knowledge Management Systems
Menurut O’Brien (2005), knowledge management systems merupakan sistem informasi berbasis ilmu pengetahuan (knowledge) yang dapat mendukung hasil cipta (kreasi), pengaturan dan penyebaran dari ilmu pengetahuan bisnis kepada para pekerja dan manajer perusahaan. Tidak berbeda jauh dengan definisi yang dikemukakan oleh O’Brien, Turban et al. (2001) mengemukakan bahwa knowledge management system merupakan sistem informasi berbasis pengetahuan yang mendukung kreasi, pengaturan dan penyebaran dari ilmu pengetahuan bisnis kepada para pekerja dan manajer dalam perusahaan secara keseluruhan. 2.5.6
Parameter Knowledge Management System
Dalam mendesain Knowledge Management beberapa parameter sistem perlu dipertimbangkan yaitu: (Nawawi, 2002) a. Ketersediaan sistem (availibility) diharapkan mendukung proses dan budaya sharing. b. Informasi yang ada dalam Knowledge Management harus dapat dijaga keakuratannya. c. Metode penyimpanan, index dan pencarian harus dapat dilakukan secara mudah dan hasilnya efektif.
28
d. Sistem sebaiknya dapat selalu terakses dengan mudah. Dalam hal ini jelas pertimbangan perangkat yang dapat mengaksesnya harus seluas mungkin. 2.5.7
Arsitektur KMS
Arsitektur KMS dirancang untuk menangkap knowledge dan memungkinkan proses knowledge management menjadi efektif dan efisien. Gambar berikut ini menjelaskan arsitektur dari Knowledge Management System pada umumnya, dan dilengkapi dengan Gambar 2.7 dengan komponen- komponen yang terdapat pada arsitektur Knowledge Management System.
Gambar 2.3 Arsitektur Knowledge Management System (Probst et al. 2000)
29
Dalam aristekturnya, antar knowledge worker’s view saling berkomunikasi, berkolaborasi dan berbagi melalui knowledge portal. Knowledge repository yang berada dalam knowledge presentation layer merupakan penghubung antara knowledge portal dan knowledge management layer yang berisi proses knowledge management, proses knowledge management tersebut adalah akuisisi, perbaikan, strategi pencarian kembali, distribusi dan presentasi knowledge. Knowledge management layer membutuhkan data untuk melakukan proses tersebut dan data tersebut diambil dari data source layer yang terdiri dari sumber eksternal, web repository, email repository, text repository, relatinal and OO database dan domain repository. 2.6 Manajemen Pengetahuan Sekolah Tema
utama
dari
manajemen
pengetahuan
adalah
pembelajaran,
pengembangan/sharing, penempatan orang ditempat dan waktu yang tepat, pembuatan keputusan yang efektif, kreativitas, membuat pekerjaan jadi lebih mudah, dan mendorong tumbuhnya bisnis baru dan nilai bisnis. Dari tema tersebut terkait nampak keterkaitannya dengan manajemen pengetahuan yang memiliki tujuan menyediakan pengetahuan untuk pembelajaran. Sekolah merupakan organisasi pembelajaran terutamanya bagi murid-muridnya, sehingga
untuk
keperluan
tersebut
perlu
menyediakan
pengetahuan
mendistribusikannnya agar muridnya dapat belajar dengan baik dan kreatif.
dan
30
Lebih jauh Petrides & Guiney (2002) menyatakan bahwa dampak dari penggunaan data dan informasi melalui manajemen pengetahuan dalam sistem pendidikan dapat mengaktifkan sekolah untuk berevolusi dari tempaan birokrasi selama era industri ke ekologi pendidikan pengetahuan yang siap untuk bersaing dalam jaringan informasi berbasis masyarakat global. Dalam kerangka ekologi sekolah, manajemen pengetahuan harus menguji sejumlah besar data yang mereka kumpulkan, bagaimana mengubah data menjadi informasi yang bermakna, dan bagaimana informasi menjadi pengetahuan untuk mempertahankan pemikiran pengambilan keputusan pendidikan. Penerapan Knowledge Management akan memfasilitasi (mungkin dapat dikatakan memaksa ) anggota organisasi untuk selalu melanjutkan proses pembelajaran dalam hidupnya. Pentingnya manajemen pengetahuan dapat dilihat juga dari sisi bergesernya teori pembangunan ekonomi, yaitu dari teori konvensional yang bertumpu pada modal phisik (pabrik dan alat produksi) ke teori kontemporer yang bertumpu modal manusia (human capital / intellectual capital) yang dikenal dengan knowledge based economy. Dari pergeseran ini pendidikan menempati posisi terpenting dalam upaya meningkatan produktivitas, karena pendidikan melahirkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan, serta kreativitas yang memadai. Tenaga kerja yang demikian itulah yang dikenal juga sebagai tenaga kerja yang memiliki kapabilitas memadai. Menurut Wibowo (2012), tantangan dalam membangun kapabilitas antara lain: mengubah cara berpikir dan berperilaku, merancang pengalaman yang mendukung penemuan diri, pengalaman sebelumnya merupakan
31
bentuk pembelajaran. Oleh karenanya untuk menciptakan pendidikan yang mampu membangun
dan
menciptakan
kapabilitas
manusia/tenaga
kerja
diperlukan
manajemen pengetahuan di dunia pendidikan, termasuk sekolah. Menurut Leung (2010), ada tiga alasan utama mengapa mengadopsi manajemen pengetahuan dalam pendidikan (sekolah), yaitu: Pertama, dapat memakai keahlian guru berpengalaman dan berbagi dengan yang lain, terutama guru baru. Dengan demikian praktek terbaik dapat diperoleh dan dibagi diantara guru, Kedua, dapat meningkatkan efektivitas dalam kaitannya dengan kinerja belajar-mengajar sekolah. Hal ini menyediakan rancangan kerja dan memberi kecerdasan bersaing kepada guru. Untuk Pendidikan, faktor bersaing yang penting adalah untuk mencapai outcome dan meningkatkan hasil belajar murid, dan Ketiga, manajemen pengetahuan mendukung pengembangan dari komunitas pengetahuanpada sekolah dan menaruh budaya organisasi pembelajaran. Hal ini akan meningkatkan pembelajaran serta mengelola secara sah hak milik intelektual sekolah. Berdasarkan hasil diskusi Knowledge Management in Education Summit pada Desember 2002, Petrides & Nodine (2003) menyarankan penerapan manajemen pengetahuan dalam lembaga pendidikan yaitu dengan cara: 1. Membangun daftar data/informasi dan kebiasaan secara organisasional untuk menggunakan data/informasi secara positif melalui pelibatan orang-orang dalam diskusi secara terbuka. 2. Fokus pada orang-orang dan kebutuhan mereka, kemudian melakukan kegiatan melalui managemen pengetahuan untuk memenuhinya.
32
3. Susun proses kerja dan pola aliran informasi. 4. Yakinkan adanya teknologi yang dapat mengumpulkan dan sharing informasi. 5. Tingkatkan pembelajaran murid dan jangan membiarkan prosedur tanpa keahlian. 6. Berharap proses yang terus maju/dinamis. 7. Pertimbangkan gambaran yang lebih besar/luas. Dalam penerapan manajemen pengetahuan di organisasi/sekolah seperti tersebut di atas, peran kepala sekolah dalam proses itu sangat penting. Tanpa peran kepala sekolah, sangat sulit manajemen pengetahuan berjalan di sekolah, sebagaimana diungkapkan oleh hasil penelitian Leung (2010) yang menyatakan bahwa kepala sekolah harus dapat menstimulasi knowledge sharing dan menyediakan pelatihan bagi guru, dan yang paling penting, kepala sekolah harus mendorong para guru untuk berpikir dengan cara yang baru dan menekankan bahwa manejemen pengetahuan dapat menyelesaikan masalah yang sebelumnya atau saat ini terjadi di dalam sekolah. Mendasarkan pada pendapat Havelock dan Zlotolow, West-Burnham dan O’Sullivan, serta Beatty, selanjutnya Leung menjelaskan bahwa dalam praktek manajemen pengetahuan kepala sekolah berperan sebagai catalyst, process helper, dan resource linker, yaitu: 1. Sebagai katalis, kepala sekolah harus memprakarsai perubahan atas praktek implementasi manajemen pengaetahuan di sekolah. Kepala sekolah harus
33
mengetahui perilaku para guru dan staf serta budaya pada sekolah yang dapat mendukung perubahan atau bahkan dapat menolak perubahan. 2. Sebagai process helper, kepala sekolah harus membantu guru/staf ketika mereka menemukan masalah dalam mempraktekkan manajemen pengetahuan. Kepala sekolah harus memotivasi para guru dan mencipkana lingkungan kerja yang dapat mendukung praktek baru ini. Sebagai pemimpin dari organisasi pembelajar, kepala sekolah harus mendukung proses pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan kinerja. Kepala sekolah perlu menciptakan koneksi secara emosional dengan para guru untuk dapat menyampaikan secara jelas tujuan dan harapannya serta menyediakan umpan balik yang positif kepada para guru melalui komunikasi yang efektif. 3. Sebagai resource linker, kepala sekolah harus mengalokasikan kembali sumber daya yang tersedia untuk mencapai perubahan yang diharapkan. Beberapa peran personalia maupun kelompok tugas perlu dudukkan kembali untuk memfasilitasi proses perubahan dan menyediakan dukungan teknis dan pedagogik. Untuk ini perlu pengembangan staf melalui pelatihan, mentoring, ataupun partisipasi.
2.7 Metodologi Penelitian Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan yang digunakan pada berbagai disiplin ilmu (McLeod dan Schell, 2008).
34
Penelitian dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberi artian yang terus-menerus terhadap sesuatu. Penelitian juga merupakan percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru (Nazir, 2005). Landasan teori yang digunakan dalam metodologi penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: 2.7.1
Metodologi Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Dalam melakukan pengumpulan data, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: 1. Observasi Observasi adalah teknik penemuan fakta dimana analis sistem turut berpartisipasi atau menyaksikan seseorang yang sedang melakukan aktifitas untuk mempelajari sistem (Whitten, 2004). Adapun menurut Jogiyanto (2008), observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya. 2. Wawancara Wawancara yaitu komunikasi dua arah yang dilakukan untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2008). Wawancara (interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data atau fakta (fact finding technique) yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Mengadakan tanya jawab sesuai
35
dengan daftar pertanyaan yang telah disusun kepada fungsi yang bersangkutan. (Jogiyanto, 2008) Sedangkan menurut Whitten (2004), Wawancara adalah teknik penelusuran fakta dimana analis sistem mengumpulkan informasi dari individu-individu melalui interaksi face-to-face. Tujuan dari wawancara adalah menemukan fakta, validasi fakta, kejelasan fakta, antusiasme, mengidentifikasi persyaratan, menyatukan ide dan persyaratan. 3.
Studi Pustaka Untuk menambah referensi akan teori-teori yang diperlukan, dilakukan studi
pustaka dengan membaca dan mempelajari secara mendalam literature-literatur yang mendukung penelitian ini. Diantaranya buku-buku, diktat, catatan, makalah dan artikel baik cetak maupun elektronik dan hasil penulisan karya ilmiah lainnya (Gulo, 2002). Sedangkan menurut Nazir (2005), Studi pustaka adalah mengumpulkan data dan informasi dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, referensi serta situssitus penyedia layanan yang berkaitan dengan judul. Adapun Jogiyanto (2005) menjelaskan bahwa studi pustaka ialah cara penelitian yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku pustaka, dan website tertentu yang dijadikan pendukung dalam penelitian yang dilakukan. 4.
Studi Literatur Dilakukan dengan membaca dan menelaah literature dari jurnal-jurnal, tugas
akhir atau skripsi, serta tesis yang terkait dengan penelitian yang akan diteliti (Nazir,
36
2005). Berikut ini merupakan beberapa penelitian sejenis yang bersumber dari skripsi, dan jurnal: Tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis No 1.
Nama Muhammad
Judul Analisa
Tahun dan 2010
Fahri (Program Perancangan
Sistem
Kelebihan Memiliki forum
fitur Tampilan diskusi aplikasi kurang
Sarjana
Manajemen
yang
Universitas
Pengetahuan
memungkinkan
Islam Negeri
(Knowledge
user
Syarif
Management System)
membaas suatu
Hidayatullah
pada
kasus.
Jakarta)
Sumber
Departemen
Kekurangan
user friendly
untuk
Daya
Manusia (Studi Kasus PT.
Mitra
Mega
Semesta (DoctoRabit)) 2.
Reza
Analisa dan Desain 2012
Membahas
Fatahillah
Model
detail
(Program
Management
Sarjana UIN
Sekolah
Syarif
Atas
Hidayatullah
SMAN 1 Tangsel dan
Knowledge pada
Menengah
(Studi
Kasus:
Tidak membuat
analisis aplikasi dalam
knowledge
penelitian yang
management.
dibuat.
37
3.
Jakarta)
SMAN 3 Tangsel)
Rangga
Analisis
Mahisa
Perancangan
an yang lengkap masih
Brahmara
Knowledge
tentang
(Program
Management
pelanggan
Sarjana
Berbasiskan
Universitas
(Studi
Bina
Primacom Interbuana)
dan 2007
Web
Kasus:
Pendokumentasi
Tampilan terlalu
sederhana. dan
informasi teknis.
PT.
Nusantara) 4.
Meirita Salim,
Perancangan Aplikasi 2007
Aplikasi
Rendy
Berbasis
melakukan
tentang proses
Sebastian, dan
Management
pengujian
knowledge
Feliciana
(Studi Kasus: Jurusan
(testing)
management
Kartadinata
Sistem
meliputi
(Program
Universitas
Sarjana
Nusantara )
Knowledge System
Informasi Bina
dapat Penjelasan
unit kurang
testing,
mendetail.
integration
Universitas
testing,
system
Bina
testing,
dan
Nusantara)
acceptance testing.
5.
Widi Rulianto
Rancang
Bangun 2013
Sudah memakai Content/isi dari
38
(Program
Sistem
Sarjana UIN
Manajemen
metode
aplikasi kurang
Pengetahuan Riset dan
berorientasi
lengkap.
Syarif
Teknologi
objek
Hidayatullah
Kasus
Jakarta)
Pertanian
Studi
Kementerian
dalam
pengembangan sistem.
Berdasarkan tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis, ada beberapa kelebihan dari sistem yang akan dibuat, yaitu: 1. Tampilan aplikasi yang user friendly. 2. Penjelasan yang mendetail mengenai meliputi
knowledge
identification,
proses knowledge management yang knowledge
acquisition,
knowledge
development, knowledge sharing and distribution, knowledge utilization, knowledge retention dan knowledge goals 3. Fungsi-fungsi yang menunjang proses manajemen pengetahuan lebih banyak seperti dokumentasi pengetahuan, studi kasus, forum diskusi, pesan, laporan rapat, laporan seminar, laporan training, berita dan pengumuman. 4. Isi/content dari sistem yang dibuat lebih banyak. 2.7.2
Metodologi Analisis dan Perancangan Sistem
2.7.2.1 Analisis Sistem Whitten et al. (2004), mengatakan analisis sistem ditujukan untuk menyediakan tim proyek dengan pemahaman yang lebih menyeluruh terhadap masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang memicu proyek. Area bisnis dipelajari dan dianalisa
39
untuk memperoleh pemahaman yang lebih rinci mengenai apa yang bekerja, apa yang tidak bekerja, dan apa yang dibutuhkan. Menurut Ariesto (2002), analisis sistem adalah proses menentukan kebutuhan sistem apa yang harus dilakukan sistem untuk memenuhi kebutuhan klien, bukan bagaimana sistem tersebut diimplementasikan. Tahap analisa dimulai ketika adanya permintaan akan sistem baru atau perbaikan dari sistem yang telah ada. Permintaan ini disebabkan karena kinerja yang tidak memadai.Tim analisa sistem kemudian mendefinisikan kebutuhan informasi sistem yang sedang berjlana dengan melakukan wawancara atau membagikan kuesioner serta melakukan pengamatan. Informasi yang dikumpulkan terutama mengenai kelebihan dan kekurangan sistem yang berjalan. 2.7.2.2 Perancangan Sistem a. Pengertian Perancangan Sistem Nugroho (2005) menyatakan bahwa selama proses analisis, perhatian kita adalah apa yang harus dikerjakan. Selama perancangan, keputusan dibuat tentang bagaimana pemecahan masalah akan dikerjakan, pertama pada sistem dengan peringkat yang lebih tinggi kemudian secara bertahap ke sistem yang memiliki peringkat lebih rendah. Menurut Nugroho (2005), perancangan sistem adalah tahap awal dimana pendekatan awal untuk menyelesaikan masalah dipilih. Selama perancangan sistem, struktur keseluruhan diputuskan.
40
2.7.3
Rich Picture Rich picture merupakan sebuah gambaran informal yang mempresentasikan
pemahaman illustrator dari suatu situasi (Mathiassen et al, 2000). Dengan demikian, dapat digunakan untuk memfasilitasi komunikasi di antara pemakai dalam sistem dan mendapatkan sebuah gambaran dari situasi dengan cepat. Untuk memulai rich picture adalah dengan menggambarkan entitas yang penting, seperti orang, objek fisik, organisasi, peran, dan tugas. Orang dapat berupa pengembangan sitem (system developer), pengguna (user), pelanggan, dan lain-lain. Objek fisik dapat berupa mesin, perangkat, atau persediaan di gudang.Tempat mendeskripsikan lokasi orang dan benda. Organisasi dapat berupa keseluruhan perusahaan, departemen atau proyek yang melibatkan beberapa perusahaan. Peran dan tugas mengikat orang kepada organisasi yang merefleksikan tanggung jawab atas tugas-tugas spesifik (Mathiassen et al, 2000). Setelah entitas yang relevan dideskripsikan, lalu hubungan di antara entitasentitas tersebut di deskripsikan. Proses merupakan hubungan yang paling mendasar di antara entitas dalam suatu rich picture. Sebuah proses mendeskripsikan aspek-aspek dari situasi yang berubah, tidak stabil, atau di bawah pengembangan. Secara grafis, proses dapat diilustrasikan dengan arah panah. Proses meliputi pekerjaan, produksi, pemrosesan informasi, perencanaan, pengendalian, proyek pengembangan, dan perubahan organisasi (Mathiassen et al, 2000).
41
7. Guru mendatangi Bagian tata usaha
Guru SMAN 46
Bagian Tata Usaha
8. Guru bertemu Pegawai tatausaha 4. Pegawai tata usaha Mengambil file database yang dibutuhkan guru
1. Guru Membutuhkan File Dokumen knowlede guru
5.Guru Mendapatkan file dokumen knowledge guru yang dibutuhkan
3. GuruBertemu Pegawai tatausaha
9. Pegawai Tata Usaha Menyimpan ke dalam database
6. Guru Ingin menyimpan File Dokumen knowledge guru
2. Guru Mendatangi bagian tata usaha Database Tata Usaha SMAN 46 Jakarta
Tata Usaha SMAN 46 Jakarta
Guru SMAN 46Jakarta
Gambar 2.4 Rich Picture Penjelasan dari Rich Picture di atas adalah sebagai berikut: 1. Guru membutuhkan file dan dokumen knowledge guru 2. Guru mendatangi bagian tata usaha untuk mendapatkan file dan dokumen knowledge guru. 3. Guru bertemu pegawai tata usaha menanyakan file dan dokumen yang dibutuhkan. 4. Pegawai tata usaha mengambil file dan dokumen yang dibutuhkan guru dalam database yang tersedia. 5. Guru telah mendapatkan file dan dokumen yang dibutuhkan. 6. Guru ingin menyimpan file dan dokumen knowledge guru. 7. Guru mendatangi bagian tata usaha.
42
8. Guru bertemu pegawai tata usaha dengan menyerahkan file dan dokumen knowledge untuk disimpan. 9. Pegawai tata usaha menyimpan file dan dokumen knowledge guru yang diterima dari guru. 2.7.4
Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya. Sedangkan metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodelogi pengembangan sistem berarti adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturanaturan dan postulat-postulat yang akan digunakan untuk pengembangan suatu informasi (Jogiyanto, 2005). 2.7.4.1 SDLC (System Development Life Cycle) Dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, SDLC adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem yang tediri dari tahap-tahap: rencana (planning), analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance) (Britton & Jill, 2001). Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan
dan
pengendalian
pembuatan
sistem
informasi,
yaitu
proses
pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode sisklus hidup sistem yang
43
paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan prototyping (life cycle prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle) (Britton & Jill, 2001). 2.7.4.2 RAD (Rapid Application Development) Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah metode Rapid Application Development (RAD). RAD adalah suatu pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan perangkat lunak. RAD secara konseptual bertujuan mempersingkat waktu yang biasanya diperlukan dalam Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS) tradisional antara perancangan dan penerapan sistem informasi. (Kendall dan Kendall, 2008)
Requirement Planning Phase
User Design Phase
Construction Phase
Cutover Phase
Gambar 2.5 Fase RAD Martin (Kendall dan Kendall, 2008) Pada Gambar 2.5 kita dapat melihat konseptualisasi dari fase RAD James Martin. Pada fase pertama Martin mendiskusikan requirement planning (perencanaan kebutuhan). Disini high-level user memutuskan fungsi dari aplikasi yang akan ditampilkan. Pada fase kedua, merupakan fase user design, Martin mengkarakterisasi user untuk saling berhubungan dalam mendiskusikan aspek nontechnical design pada sistem, dengan dukungan analysts. RAD fase Design Workshop menggabungkan fase
44
user design dan fase construction menjadi satu, karena interaksi yang tinggi dan proses sifat visual design-and-refine dibutuhkan di dalam interaktif. Di fase construction berjalan banyak aktifitas yang berbeda. Desain yang buat pada fase sebelumnya akan dikembangkan oleh tools RAD. Setelah fungsi baru telah ada, fungsi akan memperlihatkan pada user untuk berinteraksi, berkomentar, dan me-review. Dengan tools RAD, analyst dapat membuat perubaha berkelanjutan pada desain aplikasi. Pada Martin fase keempat, yaitu fase cut over, aplikasi baru yang telah dikembangkan akan menggantikan sistem yang lama. Selama sistem berjalan secara paralel dengan aplikasi yang lama, sistem yang baru akan diuji, user dilatih, dan prosedur organisasi berubah sebelum customer berlangsung. Berikut keunggulan dan kelemahan RAD: a. Keunggulan Model RAD 1.
Setiap fungsi mayor dapat dimodulkan dalam waktu tertentu kurang dari 3 bulan dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efisien.
2.
RAD mengikut tahapan pengembangan system seperti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reuseable object) sehingga pengembang tidak perlu membuat dari awal lagi dan waktu lebih singkat.
3.
Memerlukan biaya yang lebih sedikit dan mementingkan dari segi bisnis dan teknik.
45
4.
Berkonsentrasi pada sudut pandang user dan menyediakan perubahan secara cepat sesuai permintaan user.
5.
Menghasilkan jarak kesesuaian yang kecil antara kebutuhan user dan spesifikasi sistem.
6.
Waktu, biaya, dan effort minimal.
b. Kelemahan Model RAD 1.
RAD memerlukan sumber daya manusia yang memadai untuk menciptakan jumlah tim RAD yang baik.
2.
RAD menuntut pengembangan dan pelanggan yang memiliki komitmen di dalam aktivitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapai sebuah sistem, di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek.
3.
Kecepatan yang tinggi dengan biaya minimal kemungkinan besar hasil kualitasnya rendah.
4.
Proyek mungkin berakhir dengan lebih banyak tambahan kebutuhan daripada yang telah dipenuhi.
5.
Potensial adanya penambahan fitur karena fitur yang sekarang hasilnya asalasalan.
6.
Potensial tidak sesuainya desain dan implementasi.
7.
Potensial tidak konsistennya penamaan dan dokumentasi.
8.
Sangat sulit membuat modul yang dapat digunakan kembali.
46
b. Kondisi Sesuai RAD 1.
Proyek dengan skala kecil sampai medium dengan waktu pendek
2.
Fokus pada lingkup tertentu, misalnya pada objek bisnis yang telah didefiniskan dengan baik.
3.
Bukan aplikasi dengan komputasi yang kompleks.
4.
User tahu pasti area yang harus dimiliki aplikasi.
5.
Manajemen memiliki komitmen terhadap keterlibatan user.
6.
Spesifikasi kebutuhan sudah benar-benar diketahui.
7.
Anggota tim memiliki keahlian yang baik.
8.
Komposisi tim stabil.
9.
Ada kontrol proyek yang efektif.
d. Kondisi Tidak Sesuai RAD 1.
Proyek yang terlalu besar dan kompleks.
2.
Proyek yang bersifat aplikasi real-time atau menangani hal-hal kritis.
3.
Sistem dengan komputasi tinggi.
4.
Lingkup dan objek bisnis proyek belum jelas.
5.
Pengumpulan spesifikasi kebutuhan membutuhkan waktu lama.
6.
Banyak orang yang harus terlibat dalam proyek.
7.
Membutuhkan lingkup daerah yang luas.
8.
Tim proyek besar dengan koordinasi tinggi.
9.
Komitmen pihak manajemen dengan user rendah.
10. Banyak teknologi baru digunakan untuk membangun aplikasi.
47
2.8 Pengertian OOA (Object Oriented Analysis) Object Oriented Analysis / Analisis Berorientasi Objek adalah sebuah teknik model driven yang mengintegrasikan data dan proses kedalam konstruksi yangdisebut objek. Model-model OOA adalah gambar-gambar yang mengilustrasikanobjek-objek sistem dari berbagai macam perpsektif, seperti srtuktur, kelakuan, dan interaksi objek-objek (Whitten et al. 2004). 2.9 Pengertian OOD (Object Oriented Design) Object Oriented Design / Perancangan Berorientasi Objek adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menentukan solusi perangkat lunak khususnya pada objek yang berkolaborasi, atribut mereka dan metode mereka (Whitten et al. 2004). 2.10
Syarat-syarat dan Tahap Pengembangan
1. Tahap Perencanaan Syarat (Requirement Planning) Fase Perencanaan Syarat. Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Fase ini memerlukan peran aktif mendalam dari kedua kelompok tersebut; tidak hanya menunjukkan proposal atau dokumen. Selain itu, juga melibatkan pengguna dari beberapa level yang berbeda dalam organisasi. Dalam fase ini pula, saat syarat-syarat informasi sedang disebut-sebut, Anda bisa bekerja dengan CEO (bila ini merupakan sebuah organisasi besar) serta dengan para perencana strategik,
48
khususnya bila Anda bekerja dengan sebuah aplikasi e-commerce yang berusaha meneruskan tujuan-tujuan strategik organisasi. Orientasi dalam fase ini ialah menyelesaikan problem-problem perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan (Kendall dan Kendall, 2008). Fase Requirement Planning menggabungkan fase Planning dan fase Systems Analysis di dalam elemen SDLC (Systems Developement Life Cycle). (Shelly dan Rosenblatt, 2012). Elemen SDLC pada fase planning dan analisis adalah sebagai berikut (Whitten dan Bentley, 2008), yaitu: 1.
Identifikasi kebutuhan sistem
2.
Analisis sitem yang berjalan
3.
Identifikasi masalah
4.
Analisis sistem usulan
2. Tahap Desain (Workshop Design RAD) Workshop Desain RAD. Fase ini merupakan fase perancangan serta perbaikan yang dapat digambarkan sebagai sebuah workshop. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon prototype yang sedang dikerjakan dan penganalisis memperbaiki modul desain berdasarkan respon pengguna. Format workshop sangat mengagumkan dan memberikan dorongan, dan jika pengguna serta penganalisis merupakan orang yang berpengalaman, maka tidak diragukan lagi bahwa usaha kreatif ini dapat mendorong pengembangan sampai pada tingkat terakselerasi. RAD
49
fase Design Workshop pada konseptualis fase RAD James Martin menggabungkan fase user design dan fase construction menjadi satu, karena interaksi yang tinggi dan proses sifat visual design-and-refine dibutuhkan di dalam interaktif (Kendall dan Kendall, 2008). Dalam fase User Design, pengguna berinteraksi dengan System Analysts dan model serta prototype yang dikembangkan yang mewakili semua proses sistem, output, dan input. Tim RAD secara khusus menggunakan kombinasi teknik JAD dan Case Tools untuk mengetahui kebutuhan user dalam mengerjakan model. User design akan terus berlanjut, proses interaksi yang akan memungkinkan pengguna untuk mengerti, memodifikasi, dan pada akhirnya menyetujui model sistem yang dikerjakan setelah memenuhi kebutuhan mereka (Shelly dan Rosenblatt, 2012). Di fase construction berjalan banyak aktifitas yang berbeda. Desain yang buat pada fase sebelumnya akan dikembangkan oleh tools RAD. Setelah fungsi baru telah ada, fungsi akan memperlihatkan pada user untuk berinteraksi, berkomentar, dan me-review. Dengan tools RAD, analyst dapat membuat perubaha berkelanjutan pada desain aplikasi (Kendall dan Kendall, 2008). A.
Desain Proses Proses sistem informasi merespons kejadian dan kondisi bisnis dan
mentransformasi data menjadi informasi yang berguna. Pemodelan proses membantu memahami interaksi dengan lingkungan sistem, sistem lain, dan proses lain (Whitten dan Bentley, 2008).
50
Model proses paling sederhana dari sebuah sistem didasarkan pada input, output, dan sistem itu sendiri yang ditampilkan sebagai proses. Simbol proses mendefinisikan batasan sistem. Sistem tersebut berada dalam batasan, sedangkan lingkungan sistem berada di luar batasan sistem tersebut. Sistem mempertukarkan input dan output dengan lingkungannya. Karena lingkungan selalu berubah, maka sistem yang didesain dengan baik memiliki loop umpan balik dan kontrol yang memungkinkan sistem menyesuaikan dirinya dengan perubahan kondisi (Whitten dan Bentley, 2008). Proses adalah kerja yang dilakukan pada atau sebagai respon terhadap aliran data masuk atau kondisi. Sinonimnya adalah transformasi. Proses logika adalah pekerjaan
atau
tindakan
yang
harus
dilakukan
tidak
peduli
bagaimana
mengimplementasikan sistem tersebut. Tiap proses logika adalah diimplementasikan sebagai satu proses fisik atau lebih yang dapat menyertakan pekerjaan yang dilakukan oleh orang, pekerjaan yang dilakukan oleh robot atau mesin, atau pekerjaan yang dilakukan oleh perangkat lunak komputer. Proses logika terdiri dari fungsi, kejadian, dan proses elementer (Whitten dan Bentley, 2008). Fungsi (function) adalah kumpulan kegiatan yang saling terkait dan terusmenerus pada suatu bisnis. Fungsi tidak memiliki awal dan akhir; melainkan hanya bekerja terus-menerus pada saat dibutuhkan (Whitten dan Bentley, 2008). Kejadian (event) adalah unit kerja logika yang harus diselesaikan secara keseluruhan. Suatu kejadian dipicu oleh input diskrit dan diselesaikan pada saat proses merespons
51
dengan output yang sesuai. Kejadian kadang disebut transaksi. Fungsi terdiri dari proses yang merespons kejadian (Whitten dan Bentley, 2008). Proses event selanjutnya di dekomposisi menjadi proses elementer yang mengilustrasikan secara detail bagaimana sistem harus merespons suatu event. Elementary process (proses elementer) adalah kegiatan atau tugas detail dan diskrit yang dibutuhkan untuk melengkapi respons terhadap suatu event (Whitten dan Bentley, 2008). Proses pemodelan use-case persyaratan (Whitten dan Bentley, 2008): 1. Mengidentifikasi Pelaku Bisnis Dengan memusatkan perhatian pada pelakunya, dan berkonsentrasi pada bagaimana sistem itu akan digunakan dan bagaimana akan dibangun. Mengidentifikasikan pelaku bisnis juga dapat membantu menyaring dan mendefinisikan lebih lanjut lingkup dan batasan sistem (Armour dan Miller, 2001). Berikut beberapa pertanyaan untuk mencari pelaku bisnis (Whitten dan Bentley, 2008):
Siapa atau apa yang menyediakan input ke dalam sistem?
Siapa atau apa yang menerima output dari sistem?
Antarmuka apa yang dibutuhkan bagi sistem yang lain?
Apakah ada kejadian yang dipicu secara otomatis pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya?
Siapa yang akan mengurusi informasi dalam sistem?
52
2. Mengidentifikasi Use-case Persyaratan Bisnis Use-case menggambarkan bagaimana para pelaku sebenarnya berinteraksi dengan sistem, maka teknik yang bagus untuk mencari use-case persyaratan bisnis adalah dengan menyelidiki para pelaku dan bagaimana mereka akan menggunakan sistem tersebut. Berikut beberapa pertanyaan untuk mencari use-case (Whitten dan Bentley, 2008): Apa tugas utama pelaku tersebut? Informasi apa yang dibutuhkan pelaku untuk sistem? Apakah sistem tersebut perlu menginformasikan kepada pelaku tentang segala perubahan atau kejadian yang telah terjadi? Apakah ada kebutuhan para pelaku untuk menginformasikan segala perubahan yang terjadi atau kejadian-kejadian yang muncul? 3. Membuat Diagram Model Use-case Setelah use-case dan pelaku teridentifikasi, diagram use-case pun dapat digunakan untuk menggambarkan secara grafis lingkup dan batasan sistem (Whitten dan Bentley, 2008). 4. Mendokumentasikan Naratif Use-case Persyaratan Bisnis Sebelum mempersiapkan naratif, dilakukan pendokumentasian terlebih dahulu pada level tinggi (high level) agar dapat memahami event dan besar sistem. Naratif usecase mencakup beberapa hal berikut (Whitten dan Bentley, 2008):
53
Pengarang – Nama individu yang membantu dalam penulisan use-case dan yang menyediakan titik kontak ke setiap orang yang memerlukan informasi tambahan tentang use-case tersebut. Tanggal – Tanggal use-case dimodifikasi terakhir kali. Versi – Versi terbaru use-case. Nama use-case – Nama use-case harus menunjukkan tujuan yang akan dipenuhi use-case tersebut.Nama tersebut sebaiknya mulai dengan kata kerja. Tipe use-case – Tipe use-case ini adalah business-oriented dan merefleksikan tampilan high-level dari behavior sistem yang diinginkan. Use-case ID – Identifier yang secara unik mengidentifikasi use-case. Prioritas – Prioritas mengkomunikasikan pentingnya use-case dalam konteks high, medium, atau low. Sumber – Sumber mendefinisikan entitas yang memicu pembuatan use-case. Pelaku bisnis primer – Pelaku bisnis primer adalah stake holder yang mendapatkan keuntungan utama dari eksekusi use-case dengan menerima nilai terukur atau teramati. Pelaku peserta lain – Pelaku lain yang berpartisipasi dalam use-case untuk mencapai tujuannya meliputi pelaku penginisiasi, pelaku pemfasilitasi, pelaku server atau receiver, dan pelaku sekunder.
54
Stakeholder yang berminat – stakeholder adalah siapapun yang berperan dalam pengembangan dan operasi sistem perangkat lunak. Stakeholder yang berminat adalah orang (selain pelaku) yang tertarik dengan tujuan use-case. Deskripsi – deskripsi ringkasan pendek yang berisi sejumlah kalimat yang menunjukkan secara garis besar tujuan use-case dan berbagai kegiatannya.
Proses pemodelan objek ialah sebagai berikut (Whitten dan Bentley, 2008): 1. Memodelkan fungsi sistem Dalam memodelkan fungsi sistem perlu memperluas model use-case analisis dengan melakukan langkah-langkah berikut: Mengidentifikasi, mendefinisikan, dan mendokumentasikan pelaku-pelaku baru Mengidentifikasi, mendefinisikan, dan mendokumentasikan use-case baru Mengidentifikasi semua Reuse yang mungkin Memperbaiki diagram model use-case (jika perlu) Mendokumentasi naratif use-case analisis sistem
2. Menemukan dan mengidentifikasi objek bisnis Langkah 1: Menemukan Objek Potensial Langkah ini diselesaikan dengan cara meninjau setiap use-case untuk menemukan kata-kata benda yang berhubungan dengan keseluruhan bisnis atau event.
55
Langkah 2: Menyeleksi Objek yang Diusulkan Tidak
semua
kata
benda
yang
ditemukan
dalam
setiap
use-case
menggambarkan objek bisnis yang ada dalam lingkup domain masalah.Tiap-tiap kata benda tersebut harus dianalisis kembali, agar dapat ditentukan kata benda mana saja yang dipertahankan atau dihapus.
3. Mengorganisir Objek dan Mengidentifikasi Hubungan Objek Langkah 1: Mengidentifikasi Asosiasi dan Multiplicity Langkah 2: Mengidentifikasi Hubungan Generalisasi/spesialisasi Langkah 3: Mengidentifikasi Hubungan Agregasi Langkah 4: Menyiapkan Diagram Kelas
B. Desain Input Data capture adalah identifikasi dan penambahan data baru. Penambahan data baru tersebut dapat berasal dari source document. Source document adalah form yang digunakan untuk menyimpan transaksi perusahaan, khususnya data-data yang ada pada transaksi tersebut (Whitten dan Bentley, 2008). Desain source document sangat membutuhkan kecermatan, layout dan keterbacaan akan mempengaruhi kecepatan data entry. Data entry adalah suatu proses translasi source data atau dokumen ke dalam format yang mudah dibaca oleh komputer (Whitten dan Bentley, 2008). Berikut langkah-langkah proses desain input (Whitten dan Bentley, 2008):
56
1. Mengidentifikasi input sistem dan memeriksa persyaratan logika. 2. Memilih kontrol GUI yang sesuai. 3. Mendesain, memvalidasi, dan mengetes input. 4. Mendesain source document (jika perlu).
C. Desain Output Output menggambarkan informasi bagi pengguna sistem. Output adalah komponen yang paling dapat dilihat dari sistem informasi yang bekerja. Oleh karena itu, output menjadi basis penilaian akhir manajemen terhadap kesuksesan sebuah sistem (Whitten dan Bentley, 2008). Output dapat digolongkan ke dalam dua karakteristik (Whitten dan Bentley, 2008), yaitu: 1. Distribusi dan audiens output Salah satu cara untuk menggolongkan output adalah dengan melihat distribusi mereka apakah ke dalam atau di luar perusahaan, dan orang-orang yang membaca dan menggunakan output. Internal output digunakan untuk para pemilik dan pengguna sistem dalam sebuah perusahaan (Whitten dan Bentley, 2008). Berikut tiga jenis output internal (Whitten dan Bentley, 2008): 1. Detailed report – output internal yang menggambarkan informasi dengan sedikit atau bahkan tanpa pemeriksaan. 2. Summary report – output internal yang mengelompokkan berbagai informasi bagi manajer.
57
3. Exception report – output internal yang menyaring data untuk menunjukkan informasi yang berisi perkecualian-perkecualian atau standar tertentu. Eksternal output merupakan kebalikan dari internal output. Output ini ditujukan kepada konsumen, pemasok, mitra bisnis, dan badan pemerintahan. Output eksternal menyimpulkan dan melaporkan transaksi bisnis (Whitten dan Bentley, 2008).
2. Metode Implementasinya. Printed output – media yang sering digunakan untuk output computer adalah kertas – printed output. Printed output dapat dihasilkan oleh impact printer Screen output – media output komputer yang mengalami pertumbuhan paling cepat adalah display online dari informasi pada peralatan display visual. Berikut beberapa langkah proses desain output (Whitten dan Bentley, 2008): 1. Mengidentifikasi output sistem dan meninjau kembali persyaratan logika. 2. Menentukan persyaratan output fisik. 3. Desain, lakukan validasi, dan uji output.
D.
Desain Database Tujuan desain database adalah sebagai berikut (Whitten dan Bentley, 2008):
Database harus menyediakan penyimpangan yang efisien, pembaruan, dan perolehan kembali sebuah data.
58
Database harus andal – data yang disimpan harus memiliki integritas tinggi untuk membuat pengguna mempercayai data. Database harus dapat diadaptasi dan diskala untuk persyaratan dan aplikasi baru yang belum tampak atau muncul. Desain database digambarkan sebagai sebuah model khusus yang disebut skema database. Skema database adalah model fisik atau cetak biru untuk sebuah database. Skema ini menggambarkan implementasi teknis dari model data logis (Whitten dan Bentley, 2008). Skema database relasional menentukan struktur database dalam hal tabel, key, index, dan aturan-aturan integritas. Skema database menentukan rincian-rincian berdasarkan kemampuan, terminologi, dan batasan dari sistem manajemen database yang telah dipilih. Setiap DBMS mendukung berbagai tipe data yang berbeda, aturanaturan integritas, dan sebagainya (Whitten dan Bentley, 2008). Integritas data menyediakan kontrol-kontrol internal pada sebuah database. Paling sedikit ada tiga tipe integritas data yang harus didesain pada semua database (Whitten dan Bentley, 2008). Key integrity – setiap tabel harus memiliki primary key. Primary key harus dikontrol supaya tidak ada dua record pada tabel yang punya nilai primary key yang sama. Selain itu, primary key pada sebuah record tidak pernah boleh memiliki nilai Null. Nilai tersebut akan mengalahkan tujuan primary key yang secara unik mengidentifikasikan record (Whitten dan Bentley, 2008).
59
Domain integrity – kontrol-kontrol yang sesuai harus didesain untuk memastikan bahwa tidak ada field pada sebuah nilai di luar range nilai illegal (Whitten dan Bentley, 2008). Referential integrity – arsitektur database relasional mengimplementasikan hubungan antara record pada tabel melalui foreign keys. Penggunaan foreign key meningkatkan fleksibilitas dan skalabilitas beberapa database, tetapi juga meningkatkan risiko kesalahan-kesalahan integritas referensial. Kesalahan integritas referensial muncul saat nilai foreign key pada satu tabel tidak sesuai dengan nilai primary key pada tabel terkait (Whitten dan Bentley, 2008). E. Desain Interface Proses desain interface dimulai dengan menentukan jenis pengguna, human factor, dan petunjuk human engineering yang akan mempengaruhi desain antarmuka pengguna. Jenis pengguna sistem (system user) diklasifikasikan menjadi dua (Whitten dan Bentley, 2008), yaitu: Expert User, adalah pengguna komputer yang berpengalaman yang banyak menghabiskan waktunya untuk menggunakan program aplikasi khusus. Novice User atau Casual User, adalah pengguna komputer yang pengalamannya lebih sedikit, atau bahkan pada saat-saat tertentu saja.
60
Adapun masalah human factor adalah sebagai berikut (Whitten dan Bentley, 2008): Terlalu banyak menggunakan akronim komputer Desain yang tidak jelas atau kurang intuitif Tidak mampu membedakan antara tindakan pilihan (“Apa yang harus saya lakukan selanjutnya?”) Pendekatan pemecahan masalah yang tidak konsisten Ketidakkonsistenan desain Beberapa faktor human engineering penting harus digabungkan pada desain (Whitten dan Bentley, 2008): Pengguna sistem harus selalu menyadari apa yang harus dilakukan selanjutnya. Beberapa situasi membutuhkan beberapa tipe feedback: Screen harus diformat sehingga segala jenis tipe informasi, perintah, dan pesan selalu muncul pada area tampilan umum yang sama. Pesan, perintah, atau informasi harus ditampilkan dengan cukup panjang (secukupnya) sehingga pengguna sistem dapat membacanya. Gunakan atribut tampilan (display attributes) dengan hemat. Nilai yang salah pada field dan jawaban yang harus dimasukkan oleh pengguna harus ditentukan. Berkenaan dengan error, pengguna seharusnya tidak diperkenankan untuk meneruskan langkah sebelum memperbaiki error tersebut.
61
Jika pengguna melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan akibat yang parah, maka keyboard harus dikunci untuk mencegah semua input lain dan perintah untuk memanggil analis atau technical support harus ditampilkan. Antarmuka Menu-Driven ialah strategi dialog yang mengharuskan pengguna memilih sebuah action dari menu pilihan. Berikut langkah proses desain antarmuka pengguna adalah sebagai berikut (Whitten dan Bentley, 2008): Petakan dialog antarmuka pengguna, sebuah antarmuka pengguna dapat melibatkan banyak screen. Beberapa screen dapat muncul berulang sampai kondisi yang diinginkan tercapai agar tidak menimbulkan masalah yang lebih sulit. State Transition Diagram (STD) digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna. Membuat prototype dialogue dan antarmuka pengguna Dapatkan feedback dari pengguna 3. Tahap Implementasi (Implementation) Fase Implementasi. Penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama workshop untuk merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis dari perusahaan. Segera sesudah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diuji coba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi. Karena RAD dapat digunakan untuk menciptakan aplikasi-aplikasi e-commerce baru dimana dalam hal itu sistem lama tidak digunakan lagi, seringnya tidak perlu (dan memang tidak bisa) menjalankan sistem lama dan
62
sistem baru secara paralel sebelum implementasi (Kendall dan Kendall, 2008). A. Fase Konstruksi Tujuan fase konstruksi adalah untuk membangun dan menguji sebuah sistem fungsional
yang
memenuhi
persyaratan
bisnis
dan
desain
dan
untuk
mengimplementasi antarmuka sistem yang baru. Aspek utama dari fase ini ialah pemrograman sistem (Whitten dan Bentley, 2008). B. Fase Implementasi Kemampuan pengujian perangkat lunak hanya seberapa mudah (program komputer) dapat diuji. Karakteristik sebagai berikut menyebabkan perangkat lunak diuji. Pengoperasian. "Semakin baik bekerja, lebih efisien dapat diuji." Jika sistem yang dirancang dan dilaksanakan dengan kualitas dalam pikiran, relatif sedikit bug akan memblokir pelaksanaan tes, yang memungkinkan pengujian untuk kemajuan tanpa cocok dan mulai. Observabilitas. Apa yang Anda lihat adalah apa yang Anda uji. Input disediakan sebagai bagian dari pengujian menghasilkan output yang berbeda. Menyatakan sistem dan variabel yang terlihat atau queriable selama eksekusi. Keluaran yang salah dengan mudah diidentifikasi. Kesalahan internal dideteksi secara otomatis dan dilaporkan. Source code dapat diakses. Pengendalian. Semakin baik kita dapat mengontrol perangkat lunak, semakin banyak pengujian dapat diotomatisasi dan dioptimalkan. Perangkat lunak dan Pernyataan
63
perangkat keras dan variabel dapat dikontrol langsung oleh teknisi tes. Uji dapat dengan mudah ditentukan, diotomatisasi, dan diproduksi ulang. Decomposability. Dengan mengontrol ruang lingkup pengujian, kita bisa lebih cepat mengisolasi masalah dan melakukan pengujian ulang yang lebih cerdas. Sistem perangkat lunak dibangun dari modul independen yang dapat diuji secara independen. Kemudahan. Semakin sedikit ada untuk menguji, semakin cepat kita bisa mengujinya. Program ini harus menunjukkan kemudahan fungsional, kemudahan struktural, dan kode kemudahan. Stabilitas. Semakin sedikit perubahan, semakin sedikit gangguan pengujian. Perubahan ke perangkat lunak jarang terjadi, dikendalikan saat mereka melakukan dan tidak membatalkan tes yang ada. Pemulihan perangkat lunak dengan baik dari kegagalan. Dimengerti. Semakin banyak informasi yang kita miliki, semakin cerdas kita akan menguji. Desain arsitektur dan ketergantungan antara komponen internal, eksternal, dan berbagi dipahami dengan baik. Dokumentasi teknis adalah langsung diakses, terorganisasi
dengan
baik,
spesifik,
rinci,
dan
akurat.Perubahan
desain
dikomunikasikan kepada penguji. C. Uji karakteristik 1. Tes yang baik memiliki probabilitas tinggi untuk menemukan kesalahan. Untuk mencapai tujuan ini, penguji harus memahami perangkat lunak dan berusaha untuk mengembangkan gambaran mental tentang bagaimana perangkat lunak mungkin gagal. Idealnya, kelas kegagalan yang diperiksa. Misalnya, satu kelas dari potensi
64
kegagalan di GUI (graphical user interface) adalah kegagalan mengenali posisi mouse yang tepat. Satu set tes akan dirancang untuk melaksanakan mouse dalam upaya untuk menunjukkan kesalahan dalam posisi pengakuan Mouse. 2. Tes yang baik tidak berlebihan. Pengujian waktu dan sumber daya yang terbatas. Tidak ada gunanya melakukan tes yang memiliki tujuan yang sama dengan tes lain. Setiap tes harus memiliki tujuan yang berbeda. 3. Tes yang baik harus "berkembang lebih baik". Dalam kelompok tes yang memiliki niat yang sama, waktu dan sumber daya keterbatasan dapat mengurangi terhadap pelaksanaan hanya subset dari tes ini. Dalam kasus tersebut, tes yang memiliki kemungkinan tertinggi mengungkap seluruh kelas kesalahan harus digunakan. 4. Tes yang baik harus tidak terlalu sederhana dan tidak terlalu rumit. Meskipun kadang-kadang mungkin untuk menggabungkan serangkaian tes menjadi satu uji kasus, efek samping yang mungkin terkait dengan pendekatan ini dapat menutupi kesalahan. Secara umum, setiap tes harus dijalankan secara terpisah. D. Pengujian Sistem Setiap produk rekayasa (dan banyak hal lainnya) dapat diuji di salah satu dari dua cara: (1) Mengetahui fungsi tertentu bahwa suatu produk telah dirancang untuk melakukan, tes dapat dilakukan yang menunjukkan fungsi masing-masing adalah saat beroperasi penuh pada saat yang sama mencari kesalahan dalam setiap fungsi, (2) Mengetahui cara kerja internal produk, pengujian dapat dilakukan untuk memastikan bahwa "semua gigi jala", yaitu operasi internal dilakukan sesuai dengan spesifikasi
65
yang dan semua komponen internal telah dilaksanakan secara memadai. Pendekatan uji disebut pengujian black-box dan yang kedua, pengujian white-box. Pengujian black-box menyinggung tes yang dilakukan pada antarmuka perangkat lunak.Pengujian black-box mengkaji beberapa aspek fundamental dari sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Pengujian white-box perangkat lunak didasarkan pada pemeriksaan dekat detail prosedural. Jalur logis melalui perangkat lunak dan kolaborasi antara komponen diuji dengan memberikan kasus uji bahwa olahraga set kondisi yang spesifik dan / atau loop. Pada pandangan pertama akan terlihat bahwa sangat melalui pengujian whitebox akan menyebabkan 100 persen program yang benar. Semua yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi semua jalur logis, mengembangkan uji kasus untuk latihan mereka, dan mengevaluasi hasil, yaitu, menghasilkan kasus uji untuk menjalankan logika program secara mendalam. Sayangnya, pengujian lengkap menyajikan masalah logistik tertentu.pengujian white-box tidak, bagaimana pun, diberhentikan sebagai tidak praktis. Sejumlah terbatas jalur logis yang penting dapat dipilih dan dilaksanakan.Struktur data penting dapat diperiksa untuk validitas. E. Pengujian White-Box Pengujian White-Box, kadang-kadang disebut pengujian glass-box, adalah kasus uji filosofi desain yang menggunakan struktur kontrol digambarkan sebagai bagian dari desain komponen-tingkat untuk mendapatkan uji kasus. Menggunakan metode pengujian white-box, insinyur perangkat lunak dapat memperoleh uji kasus yang (1) menjamin bahwa semua jalur independen dalam modul telah latihan
66
setidaknya sekali, (2) melaksanakan semua keputusan logis pada sisi mereka benar dan salah, (3) mengeksekusi semua loop pada batas mereka dan dalam batas-batas operasional mereka, dan (4) latihan struktur data internal untuk memastikan validitasnya (Whitten dan Bentley, 2008). F. Pengujian Black-Box Pengujian black-box juga disebut pengujian perilaku, berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.
Itu adalah pengujian
black box
memungkinkan perekayasa perangkat lunak untuk mendapatkan set kondisi input yang sepenuhnya akan melaksanakan persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black-box bukan merupakan alternatif untuk teknik pengujian white-box. Sebaliknya, itu adalah pendekatan komplementer yang kemungkinan akan mengungkap kelas yang berbeda dari kesalahan daripada metode white-box (Whitten dan Bentley, 2008). Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori berikut: (1) tidak benar atau hilang fungsi, (2) kesalahan interface, (3) kesalahan dalam struktur data atau akses basis data eksternal, (4) perilaku atau kinerja kesalahan, dan (5) inisialisasi dan kesalahan terminasi. Tidak seperti pengujian white-box, yang dilakukan pada awal proses pengujian, pengujian black box cenderung diaplikasikan selama tahap akhir pengujian. Karena pengujian black box sengaja mengabaikan struktur pengendalian, perhatian difokuskan pada domain informasi. Tes ini dirancang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
67
• Bagaimana validitas fungsional diuji? • Apa kelas input akan membuat kasus uji yang baik? • Apakah sistem sangat sensitif terhadap nilai input tertentu? • Bagaimana batas-batas kelas data terisolasi? • Apa efek akan kombinasi spesifik data terhadap operasi sistem? Dengan menerapkan teknik black-box, kita memperoleh satu set kasus uji yang memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) uji kasus yang mengurangi, dengan jumlah yang lebih besar dari satu, jumlah kasus uji tambahan yang harus dirancang untuk mencapai wajar pengujian, dan (2) uji kasus yang memberitahu kita sesuatu tentang ada atau tidak adanya layani kesalahan, daripada kesalahan yang terkait hanya dengan tes khusus di tangan. 2.11
Unified Modelling Language (UML)
UML adalah bahasa grafis untuk mendokumentasi, menspesifikasi dan membangun sistem perangkat lunak. UML berorientasi objek, menerapkan banyak level abstraksi, tidak bergantung proses pengembangan, tidak bergantung bahasa dan teknologi, pemaduan beberapa notasi di beragam metodologi, usaha bersama dari banyak pihak, didukung oleh kakas-kakas yang diintegrasikan lewat XML (XMI). Standar UML dikelola oleh OMG (object management group) (Hariyanto, 2004). Menurut Hariyanto (2004) tujuan utama perancangan UML adalah: 1. Menyediakan bahasa permodelan visual yang ekspresif dan siap pakai untuk mengembangkan dan pertukaran model-model yang berarti.
68
2. Menyediakan mekanisme perluasan dan spesialisasi untuk memperluas konsepkonsep inti. 3. Mendukung
spesifikasi
independen
bahasa
pemrograman
dan
proses
pengembangan tertentu. 4. Menyediakan bisnis formal untuk pemahaman bahasa permodelan. 5. Mendorong pertumbuhan pasar kakas berorientasi objek. 6. Mendukung konsep-konsep pengembangan level lebih tinggi seperti komponen, kolaborasi, framework dan pattern.
2.11.1 UML Diagram UML menawarkan diagram yang dikelompokkan menjadi lima perspektif berbeda untuk memodelkan suatu sistem. Diagram UML menyajikan perspektif yang berbeda mengenai sistem informasi. Bagian berikut menjelaskan berbagai diagram UML beserta pengertiannya (Whitten et al. 2004).
2.11.1.1 Class Diagram Class Diagram merupakan kumpulan class dan object. Oleh karena itu pengertian class sangat penting sebelum merancang class diagram. Whitten et al. (2004) dalam buku Widodo dan Herlawati (2011) mengartikan class sebagai satu set objek yang memiliki atribut dan perilaku yang sama. Class terkadang disebut sebagai kelas objek (object class). Secara alami, objek yang berupa buku analisis desain dan
69
buku pemrograman kita kelompokan dalam satu kelas, yaitu kelas buku. (Widodo dan Herlawati, 2011) Secara teknis, Pender dan Tom (2003) dalam buku Widodo dan Herlawati (2011) mengartikan sebuah kelas sebagai suatu definisi sumber daya yang termasuk di dalamnya informasi-informasi yang menggambarkan fitur suatu entitas dan bagaiman penggunaannya. Sedangkan objek adalam entitas yang bersifat unik yang mengikuti
aturan-aturan
yang
sudah
didefinisikan
dalam
kelasnya.
Kelas
menggambarkan suatu kelompok yang memiliki kesamaan keadaan dan perilaku. Kelas merupakan cetak biru suatu objek dalam sistem orientasi objek. Dapat dikatakan kelas adalah sejenis alat pengklasifikasi. Tabel 2.2 Notasi Class Diagram (Whitten dan Bentley, 2008) Notasi 1 2 3
Class
-End1
-End2
-End1 -End2 * * 1
Keterangan Class 1. class name 2. attributes 3. behaviors Association Agregation
*
Generalization
70
Guru - jabatan - no_sk_jabatan - tanggal_sk_jabatan - tanggal_mulai_jabatan - tanggal_selesai_jabatan
+ read ()
TU - jabatan - no_sk_jabatan - tanggal_sk_jabatan - tanggal_mulai_jabatan - tanggal_selesai_jabatan
Gambar 2.6 Contoh Kasus Knowledge Management System dalam Class Diagram
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa: 1. Tabel pegawai merupakan generalisasi dari tabel Guru dan TU merupakan generalisasi pegawai karena guru dan TU memiliki atribut yang sama. 2. Tabel jabatan merupakan agregasi dari tabel pegawai karena jabatan adalah bagian dari atribut tabel pegawai. 3. Tabel pegawai memiliki asosiasi dengan tabel dokumentasi, berita, studi kasus,
71
dan laporan karena pegawai dapat melakukan kegiatan yang ada di tabel-tabel tersebut. Hubungan kardinalitas antara tabel pegawai dengan tabel dokumentasi, berita, studi kasus, dan laporan adalah 1...* (satu ke banyak) yang artinya seorang pegawai dapat melakukan banyak dokumentasi, berita, studi kasus dan laporan. 2.11.1.2
Mapping Problem Domain Object to an RDBMS Format
Menurut Dennis et al. (2005) cara memetakan problem domain object dalam class diagram ke format RDBMS ada delapan tahapan, yaitu: 1. Petakan semua class konkret dalam problem domain ke tabel RDBMS. Jika, problem domain class abstrak memiliki beberapa subclass langsung, petakan juga ke dalam tabel RDBMS. 2. Petakan atribut bernilai tunggal ke dalam kolom tabel. 3. Petakan metode untuk disimpan di dalam prosedur atau modul program. 4. Petakan agregasi yang bernilai tunggal dan hubungan asosiasi dengan kolom yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait, yaitu, menambahkan foreign key ke dalam tabel. Lakukan hal tersebut untuk kedua sisi yang berhubungan. 5. Petakan atribut multi-valued dan buat hubungan one-to-many dari tabel yang asli ke tabel yang baru. 6. Petakan multi-valued agregasi dan hubungan asosiasi ke tabel asosiatif baru yang menghubungkan dua tabel asli bersama-sama. Masukkan primary key dari kedua tabel tersebut ke dalam tabel asosiatif yang baru, yaitu menambahkan foreign key ke tabel.
72
7. Untuk hubungan agregasi dan asosiasi dengan tipe campuran, copy primary key dari sisi single-valued (1..1 atau 0..1) ke kolom baru pada tabel yang memiliki hubungan multi-valued (1..* atau 0..*) yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait. Yaitu menambahkan foreign key ke tabel multi-valued. 8. Untuk hubungan generalisasi, pastikan bahwa primary key dari subclass sama dengan primary key dari superclass. Multiplicity dari hubungan asosiasi yang baru dari subclass ke superclass harus 1..1. Jika superclass konkret, yaitu mereka dapat menginisiasi sendiri, maka multiplicity dari superclass ke subclass adalah 0..*, jika tidak konkret hubungannya adalah 1..1. Selanjutnya, Exclusive-or (XOR) harus ditambahkan kedalam asosiasi. Lakukan langkah ini untuk setiap superclass. Atau, sesuaikan inheritance dengan menyalin atribut superclass ke semua subclass dan hapus superclass dari desain. Berikut ini adalah contoh mapping dari class diagram ke RDBMS tabel:
Gambar 2.7 Contoh Mapping dari Class Diagram ke RDBMS Tabel
74
1. Class user dan generalisasi dari class user terpetakan menjadi beberapa tabel yaitu: tabel data pegawai, jabatan, dan user. 2. Class TU, guru, dan admin, merupakan Class Abstrak karena memiliki hubungan Generalisasi dengan Class User sehingga tidak menjadi tabel. 3. Class Laporan dipetakan menjadi dua tabel yaitu Tabel laporan dan jenis_laporan. 4. Class diskusi dipetakan menjadi dua tabel yaitu tabel diskusi dan komentar.
2.11.1.3
Sequence Diagram
Sequence
diagram
secara
grafis
menggambarkan
bagaimana
objek
berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan pada eksekusi sebuah use case atau operasi. Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima diantara objek dan dalam sekuensi apa (Whitten dan Bentley, 2008). Tabel 2.3 Notasi Sequence Diagram (Whitten dan Bentley, 2008) Simbol
Keterangan Boundary Biasanya berupa tepi dari sistem, seperti user interface atau suatu alat yang berinteraksi dengan sistem lain Activation Merupakan periode yang dibutuhkan saat melakukan operasi. Merepresentasikan entitas yang berada di luar sistem,mereka bisa berupa manusia, atau perangkat sistem lain.
Actor1
Message1
Relasi ini digunakan untuk memanggil operasi atau metode yang dimiliki oleh suatu
75
Message2
objek. Message mengharuskan kita menyelesaikan proses baru kemudian memanggil proses berikutnya. Relasi ini menunjukkan bahwa suatu objek hendak memanggil dirinya sendiri.
Form Login
User
Actor
Masukkan Username & Password() username & password() Cek Data Halaman Home
Login berhasil
Login gagal Pesan peringatan
Gambar 2.8 Contoh Sequence Diagram Login Berikut penjelasan dari sequence diagram di atas: 1. Aktor melakukan operasi login dengan memasukkan username dan password ke dalam form login. 2. Dari form login akan memanggil data username dan password ke dalam tabel user di database. 3. Dilakukan pengecekan data username dan password. 4. Apabila data username dan password cocok maka login berhasil dan masuk ke
76
halaman home. 5. Apabila data username dan password tidak cocok maka login gagal dan muncul pesan peringatan.
2.11.1.4 Use case Diagram Use case Diagram menunjukkan hubungan antara actor dan Use cases. Diagram ini dapat ditemukan di dalam UML, diagram ini pada dasarnya menjelaskan hal yang sama seperti yang terdapat di tabel aktor. Actor dan Use case adalah dua elemen utama di dalam penjelasan mengenai Use case Diagram. Mereka dapat terhubung satu sama lain, dengan demikian indikasi bahwa pemberian actor dalam sebuah diagram dapat berpartisipasi dalam pemberian Use case. Actor dan Use case juga saling terkait melalui penggunaan struktur class diagram. Notasi dalam Use Case: a. Aktor (actor) Aktor adalah segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Aktor menginisiasi kegiatan sistem, yakni sebuah use case, dengan maksud melengkapi beberapa tugas bisnis yang menghasilkan sesuatu yang dapat diukur. Aktor mewakili sebuah peran yang dipenuhi oleh seorang pengguna yang berinteraksi dengan sistem dan tidak berarti menggambarkan individu ataupun nama pekerjaan tunggal.
77
Gambar 2.9 Notasi Aktor (Nugroho, 2005)
b. Use Case Use case adalah deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu actor. Use case digunakan untuk menstrukturkan perilaku pada suatu model. Secara grafis, use case digambarkan dengan elips tegas yang berisi namanya. Nama Use Case Gambar 2.10 Notasi Use Case (Nugroho, 2005) c. Interaction Interaksi adalah suatu perilaku yang mencakup himpunan pesan-pesan (message) yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu fungsi tertentu. Perilaku kumpulan objek-objek atas operasi individual bisa dispesifikasi dengan interaksi. Sebuah interaksi terdiri dari beberapa unsur, yaitu pesan-pesan urutan aksi (perilaku yang dihasilkan oleh sebuah pesan), serta link (hubungan antara objek-objek).
Gambar 2.11 Notasi Interaction (Nugroho, 2005)
78
d. Relationship Relasi/relationship digambarkan sebagai bentuk garis antara dua simbol dalam Use Case Diagram. Relasi antar aktor dan use case disebut juga dengan asosiasi/association. Asosiasi ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana hubungan antara keduanya. Relasi antara use case dengan use case: a)
Include
: pemanggilan use case oleh use case lain atau untuk menggambarkan
suatu use case termasuk di dalam use case lain. Digambarkan dengan garis berpanah dengan tulis <> b) Extend
: digunakan untuk menunjukan bahwa satu use case merupakan
tambahan fungsional dari use case lain jika kondisi atau syarat tertentu terpenuhi. Digambarkan dengan garis berpanah dengan tulis <<extend>>. Knowledge Management System SMAN 46 Jakarta Registrasi
logout
<> login
View Data Guru
<<extend>>
Input Data Guru
admin
Pesan guru
Pegawai Tata Usaha
Gambar 2.12 Contoh Use Case Diagram (Whitten et al. 2004)
79
Berikut penjelasan dari Use Case diatas: 1. Terdapat 3 aktor dalam use case diagram diatas, yaitu guru, admin dan pegawai tata usaha. 2. Tulisan yang berada dalam bentuk elips disebut use case, dimana dalam use case diagram diatas use case tersebut antara lain registrasi, login, logout, input data guru, view data guru, input forum diskusi, view forum diskusi, input studi kasus, view laporan, input laporan, view studi kasus, input dokumentasi pengetahuan, view dokumentasi pengetahuan, input informasi, view informasi, pesan dan search. 3. Guru dapat melakukan registrasi, login, logout, view data guru, input forum diskusi, input studi kasus, view laporan, view dokumentasi pengetahuan, pesan, view informasi dan search di dalam sistem manajemen pengetahuan SMAN 46 Jakarta. 4. Admin dapat melakukan login, logout, dan input data guru dalam sistem manajemen pengetahuan SMAN 46 Jakarta. 5. Pegawai tata usaha dapat melakukan login, logout, view forum diskusi, view studi kasus, input laporan, input dokumentasi pengetahuan dan input informasi. 6. Garis bertuliskan include pada use case login ke logout menunjukkan bahwa untuk dapat melakukan logout sebelumnya harus login terlebih dahulu. 7. Garis bertuliskan extend pada use case input data guru ke view data guru dan use case lain yang serupa menunjukkan bahwa input data guru merupakan tambahan fungsional dari view data guru.
80
2.11.1.5 Activity Diagram Activity diagram secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran aktivitas baik proses bisnis atau use case. Diagram ini juga dapat digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat sebuah operasi dieksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut. Tabel 2.4 Notasi Activity Diagram (Whitten dan Bentley, 2008) Notasi Keterangan Action state adalah langkah-langkah dalam sebuah activity. Action bisa terjadi saat memasuki activity, meninggalkan activity, Action State atau pada event yang spesifik. Menunjukkan arah ke action state berikutnya. Initiate Aciivty Menujukkan dimana aliran kerja itu di mulai. Start of the Process Menujukkan dimana aliran kerja itu berakhir. Termination of the Process Menunjukkan dimana sebuah keputusan perlu di buat dalam aliran kerja. Decision
81
User (Guru)
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta Mulai
Input Data Register
Tidak Ingin Register
Tidak
Ya Apakah data valid ?
Pilih Daftar
Ya
Menampilkan pesan berhasil
Pilih “Keluar”
Selesai
Gambar 2.13 Contoh Activity Diagram Register Berikut penjelasan dari activity diagram di atas: 1. User (Guru) memulai kegiatan register dengan “input data register” 2. Guru memilih untuk mendaftar atau tidak jika iya akan dilakukan pengecekan data guru jika tidaka maka akan keluar sistem lalu selesai. 3. Saat pengecekan data apabila data valid maka akan tampil pesan berhasil lalu selesai, jika tidak maka kembali ke “ingin register”. 2.12
MySQL
Menurut Welling (2001), MySQL adalah relational data base management system (RDBMS) yang sangat cepat dan aman. Sebuah database memungkinkan untuk melakukan penyimpanan yang efisien, pencarian, dan pengurutan data. MySQL server melakukan kontrol akses terhadap data untuk memastikan bahwa setiap user
82
dapat bekerja dengan sesuai, menyediakan akses yang cepat, dan meyakinkan bahwa hanya user yang mempunyai hak akses yang dapat mengaksesnya.Oleh karena itu, MySQL merupakan server yang dapat digunakan untuk banyak user dan banyak pekerjaan. MySQL menggunakan SQL (Structured Query Language) yang merupakan bahasa standard dalam melakukan query database. MenurutWelling(2001),beberapa keuntungan dari MySQL adalah: a. High Performance Tidak diragukan lagi bahwa MySQL cepat dalam pengoperasiannya. b. Harga yang murah MySQL tersedia tanpa mengeluarkan biaya, yaitu melalui Open Source license. c. Penggunaan yang mudah Kebanyakan database menggunakan SQL. Jika ada yang menggunakan RDBMS lainnya, maka tidak ada kesulitan dalam mengadaptasinya. MySQL mudah untuk di set up. d. Portability MySQL dapat digunakan dalam beberapa UNIX system yang berbeda sama seperti penggunaan di dalam Microsoft Windows. e. Source Code Mudah untuk mendapatkan dan memodifikasi source code untuk MySQL.
83
2.13
CRUD Matrix CRUD (Create, Read, Update, Delete) matrix adalah matrix yang digunakan
untuk memetakan requirement data pada lokasi dalam sistem, (Whitten, 2004). Tabel 2.5 Contoh Data to Location CRUD Matrix Location Guru
Tata Usaha
R R R R R R R R
R R R R R R R R
Entity – Attribute Guru Id_user Nama Tempat_Lahir Tanggal_Lahir Telepon Alamat Id_Kota
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa: 1. Tabel tersebut mempunyai 8 entitas dan attribut yaitu Guru, Id_user, Nama, Tempat_lahir, Tanggal_lahir, Telepon, Alamat, Id_Kota. Dan dua aktor yaitu Guru dan tata usaha. 2. Dalam aktifitasnya Guru dapat membaca (R) entitas dan attribut Guru, Id_user, Nama, Tempat_lahir, Tanggal_lahir, Telepon, Alamat, Id_Kota. 3. Tata usaha dalam aktifitasnya juga dapat membaca (R) entitas dan attribut Guru, Id_user, Nama, Tempat_lahir, Tanggal_lahir, Telepon, Alamat, Id_Kota.
84
2.14
World Wide Web (www)
Web merupakan sistem yang menyebabkan
pertukaran data di internet menjadi
mudah dan efisien. Web terdiri atas 2 komponen dasar, yaitu:
ServerWeb Sebuah komputer dan software yang menyimpan dan mendistribusikan data ke komputer lainnya (yang meminta informasi) melalui internet.
Browser Web Software yang dijalankan pada komputer pemakai (client) yang meminta informasi dari webserver dan menampilkannya sesuai file data itu sendiri.
2.15 2.16
Hypertext Transfer Protocol (HTTP) HTTP adalah suatu protokol utama yang digunakan dalam World Wide Web
(WWW) yang menentukan aturan yang harus diikuti web browser dalam meminta dan mengambil suatu dokumen, kemudian webserver akan menyampaikan dokumen yang diminta web browser. Protokol ini merupakan standar dalam mengakses Hypertext Markup Language (HTML). 2.17
Hypertext Markup Language (HTML) HTML adalah bahasa markup yang deskriptif yang dijabarkan dengan cara yang
sederhana menggunakan tag (Pohan dan Bertha, 2001). Tag adalah suatu kode yang diawali dengan tanda kurung buka dan ditutup dengan kurung tutup. HTML
85
digunakan untuk menciptakan halaman dan dokumen yang disajikan pada web. Struktur HTML terrdiri dari head dan body yang diapit oleh tag HTML. Dalam struktur head terdapat tag title untuk menggambarkan judul suatu halaman web, serta elemen penting seperti tag meta yang sangat diperlukan untuk search engine. Sedangkan dalam struktur body dapat disisipkan image,table, serta media lainnya seperti flash, quicktime movie, dan sebagainya. 2.18
PHP Menurut Welling (2001), PHP adalah bahasa pemrograman yang berbasiskan
server-side yang dirancang khusus untuk web. Dalam halaman HTML, dapat dilekatkan kode PHP yang dapat dijalankan kapanpun halaman itu dikunjungi. Kode PHP diinterpretasikan di webserver dan membuat HTML. PHP adalah produk Open Source. Beberapa keunggulan dari PHP adalah: a. High Performance PHP sangat efisien. Dengan menggunakan server tunggal yang tidak mahal, memungkinkan user dapat melakukan banyak pekerjaan setiap harinya. b. Database Integration PHP mempunyai sambungan ke banyak sistem database, antara lain MySQL, PostgreSQL, mSQL, Oracle, dbm, filePro, Hyperwave, Informix, InterBase, dan Sybase databases. Dengan menggunakan Open Database Connectivity Standard (ODBC), PHP dapat langsung terhubung ke beberapa database yang menyediakan ODBC, termasuk di dalamnya produk Microsoft.
86
c. Built-in-Libraries PHP dirancang khusus untuk web, dan mempunyai banyak built-in-function untuk menampilkan banyak fungsi di dalam web. Sebagai contoh, dapat terhubung ke jaringan lain, mengirim email, bekerja dengan cookies, dan membuat dokumen PDF, semuanya itu hanya dengan kode yang singkat. d. Harga yang murah PHP adalah gratis. Versi terakhir PHP dapat didownload kapanpun. e. Mudah dalam pembelajaran dan penggunaan Sintaks PHP berdasarkan bahasa pemrograman lainnya, terutama C, Perl, dan Java. f. Portability PHP dapat digunakan di banyak operating system yang berbeda. Kode PHP dapat ditulis di free Unix operating system seperti Linux dan FreeBSD, commercial Unix seperti Solaris dan IRIX, atau dalam Miscrosoft Windows. g. Ketersediaan Source Code Kode PHP dapat langsung diakses dan dapat dilakukan modifikasi.Jika terdapat sesuatu yang ingin ditambahkan atau ingin melakukan modifikasi terhadap language yang ada, maka hal tersebut bebas untuk dilakukan. Dalam hal ini, tidak perlu menunggu perusahaan (manufaktur) untuk mengeluarkan patches terlebih dahulu dan juga tidak perlu dikhawatirkan, apakah perusahaan akan berhenti dari bisnis tersebut atau memutuskan untuk berhenti melakukan pendukungan terhadap produk tersebut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab 3 ini akan menjelaskan Metode Penelitian untuk Rancang Bangun Knowledge Management System berbasis Web pada SMAN 46 Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode-metode sebagai berikut: 3.1
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah: 3.1.1 Observasi Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung aktifitas bisnis yang berlangsung di SMAN 46 Jakarta yang berlokasi di Jl. Mesjid Darussalam Kav. 23-25 Blok A Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan berlangsung pada Maret-April 2013. Pada observasi ini didapatkan profil lengkap, sejarah, visi misi, struktur organisasi di SMAN 46 Jakarta dan proses bisnis yang sedang berjalan. 3.1.2 Wawancara Wawancara di dalam penelitian ini dilakukan dengan pihak expert di masing-masing sekolah, yaitu: kepala sekolah atau wakil kepala sekolah yang berhubungan dengan proses pengetahuan dengan selang waktu pada 15 Maret – 15 April 2013, berikut ini daftar pertanyaan (hasil wawancara dilampirkan): 1. Apa standar yang digunakan dalam rangka mencapai kompetensi siswa yang diinginkan?
87
88
2. Apa kurikulum yang digunakan sekolah saat ini? Apakah kurikulum tersebut sudah dilaksanakan dengan sempurna? Jika tidak, apa yang menyebabkannya? 3. Kompetensi apa saja yang harus dimiliki guru untuk menunjang meningkatkan kemampuan siswa? 4. Bagaimana peranan guru dalam mengembangkan potensi tiap anak didik? 5. Bagaimana cara mengumpulkan dan berbagi pengetahuan di lingkungan sekolah? Apakah sudah ada teknologi yang mendukungnya? 6. Bagaimana pihak sekolah meningkatkan pengetahuan kompetensi yang dimiliki para guru? 7. Bagaimana sekolah memfasilitasi guru untuk dapat berbagi pengetahuan? 8. Apa saja yang harus dilakukan dalam meningkatkan kompetensi guru? Dari hasil wawancara tersebut dikumpulkan data dan informasi berupa proses bisnis yang berjalan untuk proses pengumpulan dan berbagi pengetahuan pada sumber daya manusia yang ada di dalam sekolah, serta data-data lainnya yang diperlukan untuk menganalisa proses bisnis yang ada di SMAN 46 Jakarta.
3.1.3 Studi Pustaka Sebagai bahan tambahan untuk melengkapi kekurangan-kekurangan data yang diperoleh dari observasi dan hasil wawancara penulis melakukan kepustakaan dengan cara membaca buku, literatur, media cetak ataupun elektronik yang dapat dipakai sebagai bahan acuan pembahasan masalah.
3.1.4 Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk menambah referensi teori-teori yang digunakan dalam penelitian sebagai bahan perbandingan dalam pembuatan aplikasi sistem manajemen
89
pengetahuan. Sumber-sumber yan dijadikan sebagai sumber literatur antara lain skripsi sejenis, thesis maupun jurnal-jurnal yang terkait dengan knowledge management. Berikut ini merupakan beberapa penelitian sejenis yang bersumber dari skripsi: Tabel 3.1 Studi Literatur Sejenis No 1.
2.
3.
4.
5.
Nama
Judul
Tahun
Muhammad Fahri (Program Analisa dan Perancangan Sistem 2010 Sarjana Universitas Islam Negeri Manajemen Pengetahuan (Knowledge Syarif Hidayatullah Jakarta) Management System) pada Departemen Sumber Daya Manusia (Studi Kasus PT. Mitra Mega Semesta (DoctoRabit)) Reza Fatahillah (Program Analisa dan Desain Model Knowledge Sarjana Universitas Islam Negeri Management pada Sekolah Menengah Syarif Hidayatullah Jakarta) Atas (Studi Kasus: SMAN 1 Tangsel dan SMAN 3 Tangsel) Rangga Mahisa Brahmara Analisis dan Perancangan Knowledge 2007 (Program Sarjana Universitas Management Berbasiskan Web (Studi Bina Nusantara) Kasus: PT. Primacom Interbuana) Meirita Salim, Rendy Sebastian, Perancangan Aplikasi Berbasis 2007 dan Feliciana Kartadinata Knowledge Management System (Program Sarjana Universitas (Studi Kasus: Jurusan Sistem Bina Nusantara) Informasi Universitas Bina Nusantara ) Widi Rulianto (Program Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
Rancang Bangun Sistem Manajemen 2013 Pengetahuan Riset dan Teknologi Studi Kasus Kementerian Pertanian
90
3.2
Metode Pengembangan Sistem Dalam penelitian ini metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode
berorientasi objek (object oriented) menggunakan RAD atau Rapid Application Development yang memiliki tahapan-tahapan berikut: 4. Requirement Planning (Perencanaan Kebutuhan) Pada tahap ini, user dan analyst mengadakan pertemuan untuk melakukan identifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem dan melakukan identifikasi kebutuhan informasi untuk mencapai tujuan. Dari pertemuan ini akan menghasilkan perencanaan yang akan dibuat yaitu: a.
Gambaran umum profil SMAN 46 Jakarta
b.
AnalisisSistemBerjalan
c.
IdentifikasiMasalah
d.
AnalisisKebutuhanSistem
5. Workshop Design (Proses Desain) Pada tahap ini adalah melakukan proses desain dan melakukan perbaikan-perbaikan apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain antara user dan analyst. Keaktifan user yang terlibat sangat menentukan untuk mencapai tujuan, karena user bisa langsung memberikan komentar apabila terdapat ketidaksesuaian pada desain. Perancangan sistem manajemen pengetahuan menggunakan tools unified modelling languange (UML), dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Membuat Use Case Diagram Use case Diagram menunjukkan hubungan antara actor dan Use cases. Actor dan Use case juga saling terkait melalui penggunaan struktur class diagram.Use case sebagai urutanl angkah-langkah yang secara tindakan saling terkait (skenario), baik yang terotomatisasi maupun secara manual, untuk tujuan melengkapi satu tugas bisnis tunggal.
91
b. Membuat Activity Diagram Activity diagram menggambarkan atau menjelaskan bagaimana perilaku berinteraksi dalam berbagai usecase. Activity diagram memodelkan fungsi-fungsi suatu sistem dan aliran kendali antar objek. c. Membuat Sequence Diagram Sequence Diagram menjelaskan interaksi di antara beberapa objek dari waktu ke waktu. Ini merupakan tambahan dari class diagram, yang menjelaskan secara umum. d. Menentukan Potensial Objek Peneliti membuat daftar potensial objek dari hasil analisis usecase narrative untuk membantu membuat class diagram. e. Membuat Class Diagram Class Diagram menggambarkan kumpulan dari class-class dan hubungan struktural mereka. f. Memetakan (mapping) Class Diagram Peneliti memetakan class diagram yang sudah terbentuk ke dalam relational database management system. g. Rancangan Schema Database Peneliti merancang schema database dari class diagram yang sudah terpetakan ke dalam relational database management system. h. Spesifikasi Database Peneliti membuat daftar spesifikasi database dari setiap tabel yang ada pada schema database. i. Rancangan Struktur Menu Struktur menu sistem yang digunakan admin, tata usaha dan guru. j. Rancangan Interface
92
Antar muka sistem (interface) dibuat untuk menggambarkan rancangan tampilan sistem yang akan dibuat. 6. Implementation (Implementasi) Setelah program selesai, baik itu sebagian maupun secara keseluruhan, maka dilakukan proses pengujian terhadap program tersebut apakah terdapat kesalahann atau tidak sebelum diaplikasikan pada suatu organisasi.Dalam tahap ini implementasi sistemmanajemen pengetahuan yang akan dilakukan diantaranya: 1. Membangun sistem Dalam tahap ini sistem dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, dan database MySQL 2. Menguji sistem Untuk pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan metode blackbox testing, dimana penulis melakukan input data pada sistem dan melihat output-nya apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
93
3.3
Kerangka Berpikir Mulai
Observasi
wawancara
Studi pustaka
Studi Literatur
Gambaran umum organisasi
Knowledge identification Knowledge acquisition Knowledge development Requirement planning
Analisis building block manajemen pengetahuan
Knowledge sharing and distribution Knowledge utilization Knowledge retentition
Knowledge goals
Analisis sistem berjalan Analisis kebutuhan sistem
Analisis sistem manajemen pengetahuan
Rekomendasi sistem usulan Pemetaan fitur sistem usulan
Rich Picture Kebutuhan Fungsional Kebutuhan Non Fungsional
Rich Picture Diagram Alir
Penjelasan fitur sistem usulan
Identifikasi aktor
Proses
Use case diagram
Identifikasi use case
Activity diagram
Use case diagram model
Sequence diagram Desain Form Input/Output
Desain Laporan Objek potensial
Class Diagram Mapping database Workshop Desig n
Matriks CRUD Database
Schema database Spesifikasi database Perancangan struktur menu
Interface
Perancangan Interface PHP
Coding
MySQL
implementation
Testing
Selesai
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
BAB IV
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1 Analisa Profil Sekolah 4.1.1
Sejarah Sekolah Lahir sebagai filial SMA Negeri 18 Jakarta pada tanggal 10 Januari 1977
berlokasi di Dapur Susu Cilandak, atas prakarsa Drs. J. Mangari Kepala SMA Negeri 18 Jakarta, dan dipimpim oleh Moch. Idris. tahun 1979 mendapat pinjaman gedung di Jl. Kirai yang digunakan untuk belajar disiang hari. Tahun 1980 dipimpin oleh Drs. H. Anwar Ali Akbar. Tanggal 24 Desember 1980, SMA Negeri 18 Filial mendapat status manunggal dengan nama SMA Negeri 46 Jakarta. Pada tahun ini pun SMA Negeri 46 Jakarta mendapat tambahan gedung yang berlokasi di Jalan Tembok Pondok Labu Jakarta Selatan, sehingga SMA 46 Jakarta memiliki 3 (tiga) lokasi gedung yang saling berjauhan. Tahun 1982 SMA Negeri 46 Jakarta mendapat gedung baru yang berlokasi di Jalan Masjid Darussalam, lokasi yang digunakan sampai sekarang. Tahun 1983 M. SMA Negeri 46 mulai melakukan pembenahan dengan membangun sarana prasarana seperti: lapangan olahraga, taman mushola, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, perpustakaan, ruang komputer, jembatan penghubung gedung unit L dengan U, kantin, koperasi, sehingga proses belajar mengajar lebih bergairah. Estafet kepemimpin SMA Negeri 46 Sebagai berikut:
94
95
1. Tahun 1977-980:
Drs. Johanes Mangari
2. Tahun 1980-1982:
Drs. H. Anwar Ali Akbar
3. Tahun 1982-1983:
Drs. M. Soetiar
4. Tahun 1983-1988:
Drs. H. Nurdin Amir
5. Tahun 1988-1992:
Drs. Hj. Nannies Boedi Moelyono
6. Tahun 1992-1998:
Drs. H. Syaridin Saz
7. Tahun 1998-1999:
Drs. H. Anda Wiradisastra
8. Tahun 1999-2002:
Drs. Wahyo Pradono, MM
9. Tahun 2002-2006:
Drs. H. Asmuni Hasan
10. Tahun 2006-2010:
Drs. H. Diding Ubaidillah
11. Tahun 2010-sekarang: Drs. H. Satiry Satar
4.1.2
Logo Sekolah
Gambar 4.1 Logo Sekolah 4.1.3
Visi dan Misi Sekolah
4.1.3.1 Visi Sekolah Unggul dalam prestasi yang dilandasi iman dan taqwa sehingga mampu bersaing pada tingkat Nasional dan Internasional.
96
4.1.3.2 Misi Sekolah 1. Melaksanakan pembinaan ahlak dan budi pekerti luhur. 2. Meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan. 3. Mengembangkat minat, bakat, dan kreativitas siswa. 4. Menciptakan siswa KBM sesuai dengan model PAKEM. 5. Menerapkan budaya unggul pada seluruh warga SMA Negeri 46 Jakarta. 4.1.4
Struktur Organisasi
KETUA KOMITE SMAN 46 JAKARTA
KEPALA SMAN 46 JAKARTA
GURU
KEPALA TATA USAHA
WAKIL BIDANG KURIKULUM
WAKIL BIDANG KESISWAAN
WAKIL BIDANG HUMAS
WAKIL BIDANG SARANA DAN PRASARANA
STAF KURIKULUM
STAF KESISWAAN
STAF WAKIL BIDANG HUMAS DAN PENGEMBANGAN MUTU
STAF SARANA DAN PRASARANA
Gambar 4.2 Struktur Organisasi SMAN 46 Jakarta
4.1.5
Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan
4.1.5.1 Kepala Sekolah Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah antara lain: 1. Kepala Sekolah secara umum berfungsi sebagai
Edukator, Manager,
Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator (EMASLIM). 2. Kepala Sekolah selaku pemimpin mepunyai tugas:
Menyusun perencanaan.
Mengorganisasikan kegiatan.
97
Mengarahkan kegiatan.
Mengkoordinasikan kegiatan.
Melaksanakan kegiatan.
Melakukan evaluasi terhadap kegiatan.
Menentukan kebijaksanaan.
Mengadakan rapat/ pertemuan.
Mengambil keputusan.
Mengatur proses belajar mengajar.
Mengatur administrasi kantor, siswa, pegawai, perlengkapan, keuangan dan mengatur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
3. Kepala Sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan administrasi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, kurikulum, kesiswaan, kantor, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, perpustakaan dan laboratorium. 4. Kepala Sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai kegiatan pembelajaran, bimbingan dan penyuluhan / bimbingan karir, ekstrakurikuler, ketatausahaan dan kerjasama dengan masyarakat dan dunia
usaha
dalam
melaksanakan
tugas
Kepala
mendelegasikan kepada Wakil-Wakil Kepala Sekolah.
Sekolah
dapat
98
4.1.5.2 Guru Guru bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah, dan mempunyai tugas pokok dan bertanggung jawab melaksanakan proses belajar dan mengajar secara efektif dan efisien. Tugas pokok dan fungsi guru adalah sebagai berikut: 1.
Membuat / menyusun Program Pembelajaran Tahunan, program Semester, menyusun
Silabus,
menyusun
rencana
pelaksanaan
pengajaran
dan
menetapkan Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 2.
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
3.
Menyusun alat penilaian dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
4.
Membuat dan mengisi daftar nilai siswa.
5.
Melaksanakan Analisis Hasil Belajar.
6.
Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
7.
Melaksanakan kegiaan bimbingan siswa dalam proses belajar mengajar.
8.
Membuat atau menggunakan alat peraga dalam kegaiatan belajar mengajar.
9.
Melakukan inovasi serta kreatifitas yang menumbuhkan minat belajar siswa.
10. Mengikuti kegiatan MGMP secara berkesinambungan. 11. Mengkuti kegiatan pengembangan Kurikulum. 12. Melaksanakan tugas terentu di sekolah. 13. Melakukan
pengembangan
setiap
bidang
studi
yang
menjadi
tanggungjawabnya. 14. Membuat Lembaran Kerja Siswa ( LKS ). 15. Membuat catatan – catatan tentang kemajuan belajar siswa yang dibina. 16. Meneliti daftar hadir sebelum memulai melaksanakan kegiatan mengajar.
99
17. Melakukan /mengatur ruang kelas, ruang praktikum agar terjaga kebesihan dan keindahan, keamanan , ketertiban serta kenyamanan bagin setiap guru mengajar. 18. Disiplin waktu mengajar agar target ketuntasan tercapai. 19. Mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan pangkat. 20. Mematuhi kode etik profesional guru. 21. Disamping tugas pokok di atas, guru juga membantu Kepala Sekolah dalam urusan Penyelenggarakan Pendidikan di Sekolah.
4.1.5.3 Tata Usaha Tata Usaha Sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah yang meliputi Kegiatan sebagai berikut : 1. Menyusun Program Tata Usaha Sekolah 2. Mengelola Administrasi Sekolah 3. Administrasi perlengkapan / sarana prasarana sekolah 4. Administrasi Kesiswaan 5. Administrasi Kurikulum 6. Administrasi Kepegawaian 7. Administrasi Humas 8. Administrasi Ketatausahaan:
Mengagendakan Surat masuk / keluar
Mengetik surat
100
Menggandakan surat-surat
Mengarsipkan
Menata penomoran surat
Merapikan file-file surat
Mengirim dan menerima surat-surat
Menyusun dan menyajikan data statistik sekolah.
Mengurus dokumen-dokumen sekolah.
Menyusun Laporan – laporan ketatausahaan sekolah.
4.1.5.4 Wakil Bidang Kurikulum A. PROGRAM UMUM 1. Menyiapkan format pembelajaran yang dibutuhkan Guru Mata Pelajaran. 2. Membantu kepala sekolah mengurus kegiatan kurikulumintrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk setiap guru mata pelajaran. 3. Menyediakan silabus untuk setiap guru mata pelajaran. B. PROGRAM POKOK 1. KEGIATAN AWAL
Membantu Kepala Sekolah menyusun SK pembagian tugas mengajar guru.
Menyusun jadwal pelajaran.
Membantu Kepala Sekolah membuat SK pembagian tugas bagi tenaga kependidikan.
Membagi/menetapkan kelas sesuai dengan program.
101
Menyiapkan absensi siswa yang dipegang oleh masing-masing guru mata pelajaran.
Menyiapkan jurnal kelas.
Menyiapkan absensi masing-masing guru mata pelajaran
2. KEGIATAN HARIAN
Membantu Kepala Sekolah mengawasi KBM.
Membantu
Kepala
Sekolah
dalam
meningkatkan
suasana
pembelajaran yang efektif dengan menetapkan disiplin belajar siswa.
Membantu guru dalam mengatasi hambatan dalam KBM.
Membantu Kepala Sekolah mengawasi kegiatan pendalaman materi
3. KEGIATAN MINGGUAN
Memberikan laporan kepada Kepala Sekolah tentang pelaksanaan KBM selama satu minggu.
Membantu Kepala Sekolah menyiapkan pelaksanaan upacara bendera setiap hari senin.
Memberi laporan tentang kegiatan pendalaman materi selama satu minggu.
Mengadakan pertemuan konsulidasi dengan masing-masing wakasek, guru BK dan wali kelas.
102
4. KEGIATAN BULANAN
Mengadakan rapat evaluasi pelaksanaan KBM dan ektrakurikuler.
Membantu Kepala Sekolah dalam mengevaluasi kegiatan pandalaman materi bulan sebelumnya.
Mengadakan konsultasi dengan guru mata pelajaran dan BK tentang kesulitan belajar dan absensi siswa.
Membantu Kepala Sekolah dalam pelaksanaan ulangan harian bersama (UHB).
Membantu Kepala Sekolah dalam pelaksanaan ujian tengah semester/UTS
5. KEGIATAN SEMESTERAN
Membantu Kepala Sekolah dalam pelaksanaan ulangan semesteran.
Menyiapkan nilai raport semesteran yang bersangkutan.
Membantu Kepala Sekolah mengawasi wali kelas dalam mengisi buku raport.
Menghitung target kurikulum dan taraf serap masing-masing kelas pada setiap mata pelajaran.
Membantu Kepala Sekolah dalam mengawasi pembagian buku raport.
Membantu Kepala Sekolah dalam menyusun SK pembagian tugas guru semester genap.
Menyiapkan jadwal pelajaran Semester genap.
Jurnal kelas semester genap.
103
Absensi siswa semester genap.
Absensi masing-masing guru bidang studi untuk semester genap
6. KEGIATAN AKHIR TAHUN
Membantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan Ujian Nasional (UN).
Mendampingi Kepala Sekolah dalam rapat penentuan kelulusan.
Membantu Kepala Sekolah dalam memproses STTB dan SKHUN.
Membantu
Kepala
Sekolah
dalam
pembuatan
laporan
penyelenggaraan UN.
Membantu Kepala Sekolah dalam mengevaluasi kegiatan selama satu tahun
4.1.5.5 Wakil Bidang Kesiswaan
Menyusun program kerja wakil kepala sekolah urusan kesiswaan dan kegiatan kesiswaan selama 1(satu) tahun pelajaran.
Memberikan saran, masukan, serta pertimbangan kepada kepala sekolah dalam mengambil kebijakan pada urusan persekolahan bidang kesiswaan.
Melaksanakan pengarahan, bimbingan dan pengawasan kegiatan kesiswaan dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah.
104
Merencakan, melaksanakan, membina, mengkoordinasi, mengawasi pelaksanaan kegiatan 7K (Kedisiplinan, Ketertiban, keamanan, keindahan, kebersihan, keagamaan, dan kekeluargaan).
Melaksanakan
pembinaan
dan
pengarahan,
pengawasan
serta
penilaian terhadap pengurus OSIS dalam menjalankan organisasi.
Melakukan pembinaan dan pengarahan, pengawasan serta penilaian pengurus OSIS dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kesiswaan.
Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan insidentil.
Melaksanakan pemilihan siswa sebagai siswa berprestasi dan calon siswa penerima beasiswa.
Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam berbagai kegiatan diluar sekolah.
Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala.
4.1.5.6 Wakil Bidang Humas Bertugas membantu kepala sekolah dalam hal: 1. Menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan. 2. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa dan masyarakat. 3. Membina hubungan antara sekolah dengan komite sekolah.
105
4. Membina dan meningkatkan hubungan antara sekolah dengan lembaga pemerintah, dunia usaha, dan lembaga sosial lainnya. 5. Mengkoordinasikan pelaksanaan peringatan HUT RI dan HUT Sekolah dan perpisahan sekolah. 6. Mengkoordinasikan dengan wakasek terkait pelaksanaan kegiatan sosialisasi dunia usaha/lembaga lain di lingkungan sekolah. 7. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala. 8. Mengatur jadwal rapat dinas sekolah, dan menyiapkan undangan rapat. 9. Mencatat jalannya rapat dinas dan menyampaikan resume rapat kepada guru dan staf Tata Usaha. 10. Mendokumentasikan data pelaksanaan kegiatan pendidikan yang berlangsung di sekolah. 11. Mengkoordinasikan kegiatan wakil-wakil kepala sekolah dalam rangka pencapaian visi dan misi sekolah. 12. Menyusun atau melaporkan pelaksanaan kegiatan secara rutin
4.1.5.7 Wakil Bidang Sarana dan Prasarana Bertugas membantu Kepala Sekolah dalam: 1. Menyusun dan menetapkan program secara tertulis mengenai pengelolaan sarana dan prasarana. 2. Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana dalam hal:
106
merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan.
mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan.
melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah.
menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing- masing tingkat.
pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan.
3. Seluruh
program
pengelolaan
sarana
dan
prasarana
pendidikan
disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik. 4. Pengelolaan sarana prasarana sekolah:
direncanakan secara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan kegiatan akademik dengan mengacu Standar Sarana dan Prasarana.
dituangkan dalam rencana pokok (masterplan) yang meliputi gedung dan laboratorium serta pengembangannya.
5. Pengelolaan perpustakaan sekolah perlu:
Menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya.
Merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik.
Membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari kerja.
107
6. Pengelolaan laboratorium dikembangkan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dilengkapi dengan manual yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang dapat menimbulkan kerusakan. 7. Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstra-kurikuler disesuaikan denganperkembangan kegiatan ekstra-kurikuler peserta didik dan mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana.
4.2 Analisa Building Blocks Knowledge Management 4.2.1
Knowledge Identification (Identifikasi Pengetahuan) Analisis untuk identifikasi pengetahuan (Knowledge Identification) yang
terdapat di SMAN 46 Jakarta akan dilakukan berdasarkan tiga level utama, yaitu secara struktural, fungsional atau operasional dan behavioural. 4.2.1.1 Level Struktural A. Explicit Knowledge 1. Tanggung Jawab dan kewajiban serta Job Description dari setiap guru yang terdapat didalam SMAN 46 Jakarta. 2. Modul dan materi pelatrihan (training) 3. Evaluasi kinerja guru
B. Tacit Knowledge 1. Setiap guru memiliki tingkat pengetahuan,keahlian dan pengalaman yang berbeda.
108
2. Cara setiap guru dalam menghadapi permasalahan yang muncul di sekolah serta mencari dan mengumpulkan solusi yangtepat.
4.2.1.2 Level Fungsional atau Operasional A. Explicit Knowledge 1. Dokumentasi Materi Belajar. 2. Dokumentasi notulen rapat. 3. Pelatihan (training) dan seminar. 4. Dokumentasi Kurikulum 5. Dokumentasi silabus
B. Tacit Knowledge 1.
Tugas pokok dan fungsi di sekolah.
2.
Ide dan pemikiran guru.
3.
Pengalaman Pribadi.
4.2.1.3 Level Behavioural 1. Evaluasi Kerja Bulanan 2. Diskusi internal antar guru
4.2.2
Knowledge Acquisition (Perolehan Pengetahuan) Langkah-langkah yang dilakukan sekolah dalam proses knowledge
acquisition antara lain:
109
1. Berbagi pengetahuan individu guru yang masih bersifat tacit (yang ada dipikiran). Proses itu dilakukan dengan cara diskusi secara langsung antar guru melalui proses formal seperti dalam training / pelatihan, atau melalui proses informal seperti ketika didalam melakukan pekerjaan. Biasanya yang terjadi dalam proses ini hanya beberapa guru saja yang mengetahui pengetahuan apa yang sedang dibagi dan hanya sepintas di lisan dan tidak di dokumentasikan lebih lanjut untuk guru lain. 2. Menciptakan Konsep Program Pembelajaran 3. Memberikan
kebebasan
guru
untuk
berkarya
dalam
menciptakan
pengetahuan.
4.2.3
Knowledge Development (Pengembangan Pengetahuan) Analisa pengembangan pengetahuan (knowledge development) merupakan
bagian pentingdalam membangunsebuah manajemen pengetahuan (Knowledge Management). SMAN 46 Jakarta berfokus dalam pengembangan pengetahuan pada kemampuan guru baik dalam pelayanan terhadap siswa, pengembangan program kurikulum atau silabus, dan inovasi lainnya sehingga menjadikan proses pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien. SMAN 46 Jakarta mengharuskan guru untuk mengasah segala bentuk informasi dan pengetahuan yang dimiliki guru tersebut, agar menghasilkan berbagai inovasi yang berguna bagi sekolah secara keseluruhan.
110
4.2.4
Knowledge Sharing and Distribution (Pembagian dan Penyebaran Pengetahuan) Proses Pembagian dan Penyebaran Pengetahuan (Knowledge Sharing and
Distribution) berarti bagaimana proses dari distribusi pengetahuan di antara kelompok guru tertentu atau individu tertentu di transfer secara terpusat kepada individu atau kelompok guru lainnya. SMAN 46 Jakarta berupaya agar seluruh guru memiliki pengetahuan yang bermutu untuk individu itu sendiri maupun untuk sekolah secara keseluruhan. Untuk itu, pihak sekolah selalu rutin melakukan pelatihan-pelatihan baik pelatihan materi pembelajaran atau pelatihan lainnya yang dibutuhkan oleh guru, selama ini proses pembagian dan penyebaran pengetahuan yang dilakukan guru SMAN 46 Jakarta hanya dilakukan berdasarkan bidang mata pelajaran sehingga proses pembagian pengetahuan dan penyebarannya menjadi semakin tidak merata. 4.2.5
Knowledge Utilization (Penerapan Pengetahuan) Pada SMAN 46 Jakarta, dalam menerapakan pengetahuan saat ini meliputi
penerapan pada proses berlangsungnya aktivitas pekerjaan setiap harinya yang dapat dievaluasi melalui report kerja setiap minggu atau setiap bulannya, mengadakan workshop, seminar dan pelatihan-pelatihan bagi guru dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan kompetensi guru. 4.2.6
Knowledge Retention (Penyimpanan Pengetahuan) Pengetahuan yang ada di SMAN 46 Jakarta, kebanyakan masih berupa
tacit knowledge yang terdapat pada pengetahuan masing-masing individu guru. Ada pula yang sudah tersimpan berupa dokumentasi seperti report hasil belajar,
111
artikel-artikel, dan bahan-bahan bacaan lain. Namun penyimpanan seperti itu masih rentan terhadap hilangnya pengetahuan yang ada. Selain itu, pengetahuan yang ada pun masih tersimpan secara terpisah pada tempat dan cara penyimpanan dari masing-masing individu guru. 4.2.7
Knowledge Goals Knowledge goals pada dasarnya akan memberikan arah pada pengelolaan
pengetahuan yang ada di sekolah. Berikut ini penjelasan mengenai pengetahuan yang ada di SMAN 46 Jakarta. 1. Normative Knowledge Goals
Menciptakan budaya pembelajaran pada setiap guru di lingkungan SMAN 46 Jakarta, sehingga
setiap
guru
dapat
meningkatkan
pengetahuan dan keahliannya.
Memelihara pengetahuan yang penting bagi sekolah agar tidak mudah hilang dengan cara mendokumentasikannya, sehingga pada saat orang yang memberikan pengetahuan itu sudah pindah tempat kerja atau sudah tidak bekerja lagi, pihak-pihak yang mebutuhkan tidak kesulitan untuk memperoleh pengetahuan tersebut.
Menciptakan budaya sharing knowledge antar guru, sehingga mampu menciptakan suatu pola interaksi yang baik antar guru di lingkungan internal.
2. Strategic Knowledge Goals
Menjadikan pengetahuan yang dimiliki individu guru menjadi milik sekolah dan sebaliknya.
112
Melakukan monitoring terhadap knowledge yang dimiliki individu di sekolah.
Meningkatkan upaya pengembangan pengetahuan yang dibutuhkan dalam mencapai visi dan misi sekolah.
Membuat
sebuah
pendokumentasian
yang
baik
sehingga
dapat
menambah kinerja guru dalam sekolah secara keseluruhan. 3. Operational Knowledge Goals
Memberikan Fasilitas Knowledge Sharing antar guru.
Mengurangi pengulangan kesalahan yang mungkin terjadi di dalam sekolah dan membantu memberikan solusi terhadap permasalahan berdasarkan pendokumentasian yang baik.
Meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki guru dengan mendistribusikan
setiap
dokumentasi
pengetahuan
yang ada
di
lingkungan sekolah.
4.3 Analisa Sistem Manajemen Pengetahuan 4.3.1
Analisa Sistem yang Berjalan
A. Mendefinisikan Lingkup (Scope definition) Dalam penelitian rancang bangun sistem ini di fokuskan batasan dan ruang lingkup pada bagian tenaga pendidik atau guru. Perancangan sistem ini mengatur bagaimana pengolahan dan penyimpanan serta pendistribusikan knowledge atau pengetahuan dari mulai proses penginputan file master data guru, penginputan dokumen yang mengandung sebuah knowledge, kegiatan belajar mengajar,
113
menyelesaikan sebuah kasus, proses sharing melalui forum hingga mencetak laporan yang terkait dengan sistem. Sistem ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan untuk mengelola pengetahuan yang dimiliki guru didasari dengan teknologi pendukung yang dapat mempermudah dalam proses pendokumentasian, pengelolaan dan pendistribusian pengetahuan yang diperlukan oleh sekolah. Sistem ini akan digunakan oleh seluruh guru yang berada di lingkungan SMAN 46 Jakarta yang membutuhkan sebuah portal untuk mendokumentasikan pengetahuan yang ada ataupun sebagai tempat mencari sebuah pengetahuan yang dibutuhkan. Sistem ini akan terhubung dengan jaringan internet dan dilengkapi dengan perlengkapan seperti printer untuk mencetak laporan di masing-masing client. Sistem ini akan dikelola dan di pertanggungjawabkan penuh oleh semua guru yang mengaksesnya dan dikelola oleh bagian tata usaha SMAN 46 Jakarta. B. Analisis Sistem (System Analysis) Analisis sistem mempelajari suatu masalah dan mempunyai tujuan utama untuk melakukan tindakan. Terdapat tiga tahapan analisis sistem dalam metodologi RAD yang akan digunakan dalam menganalisis sistem informasi yang akan dirancang. Diantaranya adalah Analisis Masalah (Problem Analysis), Analisis Persyaratan (Requirement Analysis), dan Analisis Keputusan (Decision Analysis).
114
C. Analisis Masalah (Problem Analysis) Dari hasil wawancara yang dilakukan Penulis kepada pihak-pihak terkait di SMAN 46 Jakarta maka dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang terjadi di SMAN 46 Jakarta adalah sebagai berikut: a.
Terjadi hambatan didalam usaha untuk meningkatkan kinerja guru karena kurangnya kesadaran akan pentingnya pengetahuan untuk membangun individu di dalam sekolah, sehingga sekolah harus mengeluarkan biaya ekstra untuk memberikan pelatihan-pelatihan bagi pengembangan guru.
b.
Terjadi banyak kehilangan pengetahuan pada saat guru meninggalkan sekolah dalam hal ini guru tersebut pensiun atau resign. Sehingga sekolah akan mengeluarkan biaya tambahan untuk melakukan training terhadap guru baru.
c.
Terjadi pengulangan kesalahan pada saat menghadapi suatu situasi yang sulit, karena tidak adanya pendokumentasian dari permasalahan yang terjadi beserta solusi, sehingga sekolah mengalami banyak kehilangan waktu, tenaga dan biaya yang seharusnya tidak terulang kembali.
d.
Hasil rapat yang telah dicapai seringkali terlupakan dalam waktu yang singkat, sehingga menyebabkan pelaksanaan hasil rapat tidak sesuai dengan yang diinginkan.
e.
Tidak ada wadah penyimpanan dan pengelolaan semua pengetahuan bagi guru.
f.
Tidak ada tempat berkomunikasi penyebaran pengetahuan untuk semua guru.
g.
Tidak ada wadah penyampaian ide guru yang berguna bagi sekolah.
115
Secara visual, proses Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta yang berjalan dapat dilihat Gambar 4.3 dibawah ini. 7. Guru mendatangi Bagian tata usaha
Guru SMAN 46
Bagian Tata Usaha
8. Guru bertemu Pegawai tatausaha 4. Pegawai tata usaha Mengambil file database yang dibutuhkan guru
1. Guru Membutuhkan File Dokumen knowlede guru
5.Guru Mendapatkan file dokumen knowledge guru yang dibutuhkan
3. GuruBertemu Pegawai tatausaha 9. Pegawai Tata Usaha Menyimpan ke dalam database
6. Guru Ingin menyimpan File Dokumen knowledge guru
2. Guru Mendatangi bagian tata usaha Database Tata Usaha SMAN 46 Jakarta
Tata Usaha SMAN 46 Jakarta
Guru SMAN 46Jakarta
Gambar 4.3 Rich Picture KMS SMAN 46 Jakarta yang Sedang Berjalan Penjelasan dari Rich Picture di atas adalah sebagai berikut: 10. Guru membutuhkan file dan dokumen knowledge guru 11. Guru mendatangi bagian tata usaha untuk mendapatkan file dan dokumen knowledge guru. 12. Guru bertemu pegawai tata usaha menanyakan file dan dokumen yang dibutuhkan. 13. Pegawai tata usaha mengambil file dan dokumen yang dibutuhkan guru dalam database yang tersedia. 14. Guru telah mendapatkan file dan dokumen yang dibutuhkan. 15. Guru ingin menyimpan file dan dokumen knowledge guru.
116
16. Guru mendatangi bagian tata usaha. 17. Guru bertemu pegawai tata usaha dengan menyerahkan file dan dokumen knowledge untuk disimpan. 18. Pegawai tata usaha menyimpan file dan dokumen knowledge guru yang diterima dari guru.
D. Analisis Persyaratan (Requirement Analysis) Tahap ini adalah fase yang sangat penting dalam sebuah pengembangan sebuah sistem informasi. Fase ini mendefinisikan dan menganalisis persyaratanpersyaratan
sistem
manajemen
pengetahuan
yang
mendukung
aktifitas
pendokumentasian dan pendistribusian pengetahuan di SMAN 46 Jakarta. Reqiurements yang ada akan dibagi menjadi 2 (dua) bagian. Bagian pertama adalah Functional Requirements yaitu aktifitas dan servis yang harus disediakan oleh sistem yang akan dikembangkan. Bagian kedua adalah Nonfunctional Requirement yaitu fitur lain yang diperlukan oleh sistem agar sistem dapat lebih memuaskan. Berikut adalah requirements dari Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta: a.
Functional Requirement Sistem yang dirancang harus mempunyai functional requirements sebagai berikut: 1. Sistem
yang
akan
dibangun
mampu
untuk
melakukan
pendokumentasian terhadap knowledge yang ada di sekolah.
proses
117
2. Sistem yang akan dibangun diharapkan mampu untuk membantu user dalam mengelola knowledge yang ada, yaitu menambah knowledge, memperbarui knowledge, menghapus knowledge dan mengkategorikan knowledge. 3. Sistem diharapkan menyediakan fasilitas komunikasi antar user, seperti fasilitas forum (discussion board) sebagai wadah untuk berdiskusi, bertukar knowledge dan sebagainya. 4. Sistem diharapkan dapat menjadi wadah bagi user untuk proses sharing knowledge. 5. Sistem dapat membantu untuk memetakan knowledge yang ada pada masing-masing
individu
yang
ada
di
sekolah
sehingga
dapat
dikembangkan dan digunakan di sekolah. b. Nonfunctional Requirement Nonfunctional Requirements dari sistem yang dikembangkan adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Nonfunctional Requirement Jenis Kebutuhan Model tampilan
Penjelasan
(Performance)
Mengefisienkan
waktu
proses
pendokumentasian pengetahuan di SMAN 46 Jakarta.
Mengurangi
tingkat
ketidaklengkapan data.
kesalahan
dan
118
Tampilan interface yang menarik dan lebih user friendly sehingga lebih mudah dimengerti dan digunakan oleh user.
Model
Melakukan penyimpanan data kegiatan belajar
Penyimpanan mengajar
berupa data guru, knowledge
Data (Information) dokumen, knowledge hasil belajar, knowledge dari eksternal dan mapping knowledge yang terintegrasi dengan database.
Mencegah terjadinya penyimpanan data yang redundant.
Mencegah
hilangnya
pengetahuan
yang
selama ini disebabkan karena penyimpanan pengetahuan
dilakukan
manual
dengan
laporan
dengan
menggunakan kertas.
Memudahkan
penyajian
pembuatan fitur cetak laporan.
Data terdokumentasi dan terstruktur.
Mengurangi
Biaya
yang
disebabkan
Model Segi Ekonomi penyediaan media penyimpanan pengetahuan (Economic) yang masih berupa kertas.
Meningkatkan
pelayanan
terhadap
siswa
dengan telah siapnya kinerja guru sehingga
119
tercapai kepuasan siswa yang berdampak pada peningkatan hasil kemampuan siswa. Model
Meningkatkan
keamanan
terhadap
Pengontrolan pelaksanaan
proses
penyimpanan
Sistem (Control) pengetahuan.
Seluruh
guru
berperan
aktif
dalam
pelaksanaan entry pengetahuan dan jalannya aktifitas dalam sistem.
Mengefisienkan waktu untuk pelaksanaan
Model Efisiensi Sistem proses penginputan dokumen. (Eficiency)
Meminimalisasi biaya dan sumber daya yang dibutuhkan
untuk
pelaksanaan
proses
pelaporan. Menghasilkan pengetahuan yang akurat untuk Model
Pelayanan bahan pertimbangan dan evaluasi.
Sistem (Service) Memberi
kemudahan
dalam
penggunaan
operasional sistem.
E. Analisis Keputusan (Decision Analysis) Dari tahapan analisis sebelumnya telah diketahui permasalahan dari sistem berjalan dan persyaratan akan kebutuhan sistem yang diinginkan, maka fase selanjutnya adalah analisis keputusan yaitu menentukan komponen-komponen
120
dari sistem usulan yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Berikut merupakan komponen-komponen yang dibutuhkan: 1.
Data Guru Proses pendokumentasian seluruh data guru yang ada ke dalam satu database yang mencakup semua data dan informasi yang berkaitan dengan guru tersebut mulai dari data diri guru sampai dengan data pengalaman kerja guru.
2.
Pencetakan Sebagian data master dapat digunakan sebagai bahan untuk mencetak report hasil belajar dan report knowledge yang ada di sekolah.
3.
Dokumentasi Dalam sistem informasi ini data-data dimanfaatkan sebagai bahan dokumentasi terhadap pengetahuan yang dimiliki guru lewat fitur dokumentasi pengetahuan.
4.
User Dalam penggunaannya fungsi-fungsi dalam sistem informasi ini dioperasikan oleh seluruh guru. Di dalam sistem lama, proses pengolahan datanya dilakukan secara
manual, sedangkan pada sistem informasi yang akan dikembangkan adalah sistem informasi terkomputerisasi berbentuk web application, dan konsep pengembangan aplikasi ini menggunakan pemrograman berorientasi objek. Sistem usulan dirancang dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language), dan pemrograman berorientasi objek yang digunakan dalam mengimplementasikan sistem ini adalah PHP.
121
4.3.2
Analisa Kebutuhan Sistem Dari permasalahan tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
mengenai kebutuhan sistem yang diperlukan, antara lain: 1.
Sistem
yang
akan
dibangun
mampu
untuk
melakukan
proses
pendokumentasian terhadap knowledge yang ada di sekolah. 2.
Sistem yang akan dibangun diharapkan mampu untuk membantu user dalam mengelola knowledge yang ada, yaitu menambah knowledge, memperbarui knowledge, menghapus knowledge dan mengkategorikan knowledge.
3.
Sistem diharapkan menyediakan fasilitas komunikasi antar user, seperti fasilitas forum (discussion board) sebagai wadah untuk berdiskusi, bertukar knowledge dan sebagainya.
4.
Sistem diharapkan dapat menjadi wadah bagi user untuk proses sharing knowledge.
5.
Sistem dapat membantu untuk memetakan knowledge yang ada pada masingmasing individu yang ada di sekolah sehingga dapat dikembangkan dan digunakan di sekolah.
4.3.3
Rekomendasi Sistem Usulan Dari uraian permasalahan yang ditemui di SMAN 46 Jakarta, penulis
mengusulkan untuk membangun sebuah Sistem Manajemen Pengetahuan sekolah yang berbasis web yang dapat menyimpan pengetahuan yang berhubungan dengan guru serta menyediakan fasilitas-fasilitas untuk memudahkan pertukaran pengetahuan guru di lingkungan SMAN 46 Jakarta.
122
Sistem ini diharapkan mampu untuk membantu dalam proses memperoleh pengetahuan, penyimpanan, dan pendistribusian pengetahuan antar guru yang mendukung proses kegiatan pada Sekolah. Adapun deskripsi sistem yang akan dibangun antara lain : a.
Menyediakan fasilitas untuk memberikan informasi mengenai berita dan peristiwa yang berkaitan dengan SMAN 46 Jakarta.
b.
Sistem dibuat secara online dengan berbasis web sehingga dapat diakses oleh para guru yang memiliki hak dan kewenangan untuk melihat dan mendapatkan pengetahuan.
c.
Menyediakan fasilitas untuk mendapatkan pengetahuan dengan mengunduh file yang sesuai dengan kebutuhan.
d.
Sistem ini menyediakan fasilitas dalam pertukaran pengetahuan dan media komunikasi antar guru di lingkungan SMAN 46 Jakarta. Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta 2. jika dalam cek ketersediaan ada maka guru akan mendapatkan file dokumen yang dibutuhkan dengan mendownload, jika tidak ada konfirmasi ke admin 4. Melakukan Maintenance dan Monitoring
Admin
1. cek ketersediaan pengetahuan dengan searching pada laman yang disediakan
3. Melakukan pengelolaan dokumen pengetahuan, di dalam sistem.
Guru SMAN 46 Jakarta
TU SMAN 46 Jakarta
Gambar 4.4 Rich Picture Rekomendasi Sistem Usulan
123
Penjabaran dari Rich Picture rekomendasi sistem usulan di atas adalah sebagai berikut: 1. Guru membutuhkan pengetahuan guru dengan masuk ke dalam sistem manajemen pengetahuan SMAN 46 sesuai dengan id dan password login masing – masing untuk mengecek ketersediaan pengetahuan, dengan searching pada laman yang disediakan. 2.
Saat pengecekan ketersediaan ada maka guru akan mendapat pengetahuan dengan download, jika tidak ada konfirmasi ke admin.
3. Pegawai tata usaha melakukan pengelolaan pengetahuan , memasukan, menghapus, menyimpan dan mendistribusikan pengetahuan di dalam sistem. 4. Admin melakukan maintenance dan monitoring sistem manajemen pengetahuan SMAN 46.
Tabel 4.2 Legenda Rich Picture Sistem Usulan Guru SMAN 46 Jakarta
Tata usaha SMAN 46 Jakarta
124
Dokumen
Sistem manajemen pengetahuan SMAN 46 Jakarta
Tabel 4.3 Diagram Alir Sistem Usulan Proses Identifikasi Knowledge Identifikasi Knowledge
NO
Deskripsi
Guru
Keterangan
Tata Usaha
Mulai
1.
Identifikasi knowledge level struktural
Guru Hasil identifikasi
2.
Identifikasi knowledge level operasional
Guru Hasil identifikasi
3.
Identifikasi knowledge level behavioral
Guru Hasil identifikasi
SELESAI
125
Berikut penjelasan diagram alir sistem usulan proses identifikasi knowledge: 1. Guru melakukan identifikasi knowledge level struktural. 2. Guru melakukan identifikasi knowledge level oprasional. 3. Guru melakukan identifikasi knowledge level behavioral. Tabel 4.4 Diagram Alir Sistem Usulan Proses Akuisisi Knowledge Akuisisi Knowledge NO
Deskripsi
Guru
Keterangan
Tata Usaha
Mulai
Tata usaha Tabel dokumentasi
2.
Melihat dokumen pengetahuan
Guru Dokumen pengetahuan Tabel dokumentasi
3.
Input laporan guru
Tata usaha Tabel laporan
4.
Melihat laporan guru
Guru Laporan Tabel laporan
1.
Input dokumen pengetahuan
SELESAI
Berikut penjelasan diagram alir sistem usulan proses Akuisisi knowledge: 1. Bagian tata usaha melakukan input dokumen pengetahuan. 2. Guru melihat dokumen pengetahuan. 3. Bagian tata usaha melakukan input laporan guru.
126
4. Guru melihat laporan guru. Tabel 4.5 Diagram Alir Sistem Usulan Proses Knowledge Sharing and Distrubution
DESKRIPSI
NO
GURU
TATA USAHA
KETERANGAN
MULAI
1.
Input dokumen pengetahuan guru
Tata usaha Tabel dokumentasi
Guru Dokumen Pengetahuan Tabel dokumentasi
2.
Search dokumen pengetahuan guru
3.
Cek ketersediaan dokumen
Dokumen Pengetahuan Tabel dokumentasi
4.
Hasil pencarian
Guru Tabel dokumentasi
5.
Lihat hasil pencarian dokumen pengetahuan
Guru Tabel dokumentasi
6.
Download dokumen pengetahuan
Guru Dokumen Pengetahuan Tabel dokumentasi
SELESAI
Berikut penjelasan diagram alir sistem usulan proses knowledge sharing and distribution: 1. Bagian tata usaha melakuakan input data dokumentasi pengetahuan.
127
2. Guru melakukan pencarian dokumen kebutuhan. 3. Cek ketersediaan pengetahuan guru. 4. Menampilkan hasil pencarian. 5. Melihat hasil pencarian dokumen pengetahuan. 6. Download dokumen pengetahuan guru. Tabel 4.6 Legenda Diagram Alir Sistem Usulan Memulai atau mengakhiri sistem Pilihan percabangan Proses Input output
Proses
4.4 Pemetaan Fitur Sistem Usulan Pemetaan fitur dari aplikasi sistem manajemen pengetahuan SMAN 46 Jakarta berdasarkan dari hasil knowledge goals yang telah ditetapkan dari analisa sebelumnya. Tabel 4.7 Pemetaan Fitur Aplikasi Sistem Manajemen Pengetahuan Usulan Knowledge Goals Normative a. Menciptakan komunikasi dan
Fitur Dokumen pengetahuan Forum diskusi
Dokumen pengetahuan Forum
Forum diskusi Pesan
128
budaya sharing
Informasi
knowledge antar
Pesan
Pesan
Dokumen
Documen
diskusi
Informasi
guru. b. Menjaga dan memelihara knowledge agar tidak mudah hilang c. Menciptakan budaya pembelajaran Strategic a. Membuat sebuah
pengetahuan
sistem
Forum diskusi
pendokumentasian
Pesan
pengetahuan yang
Laporan
baik. b. Meningkatkan pengembangan pengetahuan yang ada untuk mencapai visi dan misi sekolah. c. Melakukan pengawasan
pengetahuan Forum diskusi Pesan
Forum diskusi Pesan Informasi
129
pengetahuan yang dimiliki guru. d. Menjadikan pengetahuan yang dimiliki individu guru menjadi milik sekolah dan sebaliknya. Operational a. Memberikan
Dokumen pengetahuan
Fasilitas Knowledge
Forum diskusi
Sharing antar guru.
Informasi
b. Meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki guru dengan mendistribusikan setiap dokumentasi pengetahuan yang ada di lingkungan sekolah c. Mengurangi pengulangan
Pesan Laporan
Dokumen pengetahuan
Dokumen pengetahuan
Forum
Forum
diskusi
diskusi
Pesan
Pesan Informasi
130
kesalahan yang mungkin terjadi di dalam sekolah dan membantu memberikan solusi permasalahan berdasarkan pendokumentasian yang baik. Structural
Functional
Behavioural
Knowledge
Knowledge
Knowledge
a. Prosedur dan job description b. Mencari solusi dari permasalahan IDENTIFICATION
yang terjadi
KNOWLEDGE
c. Kurikulum dan modul d. Tingkat pengetahuan,
a. Dokumenta
a. Evaluasi
si kegiatan
kerja
belajar
bulanan
mengajar b. Dokumenta si notulen rapat c. Pelatihan dan seminar d. Sistem
keahlian dan
kerja
pengalaman
sekolah
b. Diskusi internal antar guru c. Pencarian knowledge dari sumber eksternal
131
yang berbeda
e. Ide dan pemikiran guru f. Pengalama n pribadi guru
4.5 Penjelasan Fitur Sistem Usulan Untuk memenuhi kebutuhan knowledge terhadap aplikasi yang dirancang, maka akan dibuat perincian terhadap beberapa fitur yang terdapat di aplikasi ini. Berikut fitur yang akan dirancang pada aplikasi dapat dijabarkan sebagai berikut : a.
Data Guru Fitur ini merupakan fitur utama yang dimiliki oleh Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta, fitur ini memuat hal-hal yang berhubungan dengan data riwayat hidup guru di SMAN 46 Jakarta.
b.
Forum Diskusi Dengan fitur forum diskusi ini, user dapat saling berbagi knowledge, berdiskusi, serta tidak menutup kemungkinan untuk memberikan tanggapan yang berhubungan dengan topik yang sedang dibahas.Untuk mendukung proses sharing knowledge, maka fitur ini juga memberikan beberapa kemudahan seperti: Admin mampu untuk membuat kategori diskusi dalam lingkup yang lebih luas untuk mengelompokkan topik-topik diskusi yang akan dibuat. Dengan
132
demikian,
topik
diskusi
tidak
saling bercampur
sehingga
tidak
membingungkan user dalam memfokuskan diskusi. Memungkinkan user membuat topik baru untuk memulai diskusi. Memungkinkan user melakukan attach file. Memberlakukan keamanan terhadap topik yang sedang didiskusikan, antaralain dengan cara melakukan otorisasi terhadap hak dalam penghapusan dan perubahan posting. c.
Dokumen Pengetahuan Melalui fitur ini, user akan lebih mudah membuat dokumentasi secara digital terhadap knowledge yang dimiliki, dalam fitur ini, user dapat menggunakan fasilitas yang telah disediakan dalam aplikasi ini, antara lain: User dapat menyimpan dokumen berupa silabus, Modul pembelajaran, materi-materi yang berhubungan dengan content mata pelajaran, kurikulum, notulen rapat, knowledge hasil search, dan sebagainya dengan memanfaatkan fungsi archieve atau attach file. Pembagian kategori yang dapat mempermudah dalam menyimpan dan melakukan pencarian terhadap dokumen yang disimpan sehingga dapat digunakan kembali suatu saat.
d.
Studi Kasus Fitur ini mendukung fungsi dalam pengelolaan knowledge guru yang berhubungan dengan langkah-langkah yang diambil dalam penyelesaian masalah yang dihadapi oleh guru. Masalah yang ada biasanya berhubungan dengan kasus-kasus kenakalan siswa, berhubungan dengan cara megajar, dan
133
sebagainya. Melalui fitur ini, sekolah dibantu untuk melakukan beberapa hal berikut: Penyimpanan knowledge yang berhubungan dengan kasus yang terjadi. Knowledge yang mencakup penyelesaian kasus, meliputi kronologi kasus terjadi sampai terselesaikan, dan solusi yang diambil. e.
Laporan Fitur ini diberikan suatu fasilitas kemudahan bagi user untuk membuat laporan. Laporan yang tercakup dapat berupa laporan yang menyangkut program kerja dan laporan hasil rapat yang biasanya tertulis dalam notulen rapat. Dalam membuat notulen dan laporan program kerja, tidak perlu membuat laporan atau notulen di aplikasi lain yang kemudian disimpan berupa file, baru di-upload ke dalam aplikasi ini. User dapat membuatnya langsung dengan menggunakan template yang telah disediakan dan langsung tersimpan di dalam database. Dengan demikian, apabila harus melakukan perubahan, dapat langsung mengakses dokumen tersebut dan mengubahnya. Misalnya dalam pembuatan laporan program kerja, user cukup menentukan tahun dan bulan yang ingin dilaporkan dan secara langsung semuakegiatan pada bulan tersebut akan langsung terisi ke dalam laporan. Apabila adatambahan atau perubahan, user dapat melakukannya tanpa perlu repot-repot masuk ke aplikasi lain.
134
f.
Pesan Fitur ini memberikan kemudahan bagi user untuk dapat berkomunikasi melalui pesan singkat. Dalam fitur ini terdapat beberapa fasilitas seperti: Pesan akan masuk ke Inbox masing-masing profil guru tersebut, sehingga dapat mengoptimalkan fungsi dari aplikasi ini. User dapat mengirim pesan kepada orang yang dituju.
Selain itu, terdapat fitur tambahan untuk melengkapi aplikasi Knowledge Management System ini, antara lain: a. Informasi Fitur ini difasilitasi kemampuan untuk memberikan informasi dan beritaberita terbaru serta pengumuman-pengumuman penting yang berlaku di SMAN 46 melalui aplikasi ini. Berita terbaru akan tampil dihalaman utama. User juga diberikan kemampuan untuk melihat semua berita yang ada. b.
Search Dalam fitur ini, user dapat melakukan beberapa pencarian sebagai berikut: Pencarian knowledge yang berhubungan dengan kasus berdasarkan kategori tertentu dan dengan beberapa fasilitas kemudahan dalam pencarian. Pencarian terhadap dokumen-dokumen yang dapat dijadikan sebagai knowledge berdasarkan kategori tertentu, seperti laporan, knowledge dari hasil rapat, dokumen lainnya termasuk hasil riset dan prosedur yang berlaku.
135
4.6 Perancangan (Workshop Design) 4.6.1
Desain Proses
4.6.1.1 Use Case Diagram Use Case Diagram mendeskripsikan interaksi antar aktor di dalam Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta. 1.
Identifikasi Aktor Tabel 4.8 Identifikasi Aktor
No 1.
Aktor Admin
Deskripsi Mengelola
hak
bertugas
memasukan,
menghapus
akses
data
atas
sistem,
mengubah, pengelolaan
pengetahuan dan data guru. 2.
Pegawai Tata Usaha
Orang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengelola dokumen pengetahuan, memasukan,
menghapus,
menyimpan
dan mendistribusikan pengetahuan di dalam sistem. 3.
Guru
Orang yang mempunyai hak akses atas sistem,
mengelola
dokumen
pengetahuan, memasukan, menghapus, menyimpan
dan
mendistribusikan
pengetahuan di dalam sistem.
136
2.
Identifikasi Use Case Tabel 4.9 Identifikasi Use Case
No Nama Use Case
Deskripsi
1.
Menggambarkan
Registrasi
Aktor proses
registrasi Guru
user untuk pertama kalinya ke dalam sistem. 2.
Login
Menggambarkan proses user masuk Semua Aktor ke dalam sistem dengan memasukkan user name dan password
3.
Search
Menggambarkan
kegiatan
untuk Semua Aktor
kegiatan
untuk Guru
kegiatan
untuk Admin
pencarian file. 4.
View Data Guru
Menggambarkan melihat data guru.
5.
Input Data Guru
Menggambarkan
menambahkan data guru. 6.
View Forum
Menggambarkan
kegiatan
diskusi Semua Aktor
Diskusi
yang dilakukan antar guru untuk berbagi pengetahuan.
7.
Input Forum
Menggambarkan
Diskusi
menambahkan
kegiatan Guru diskusi
yang
dilakukan antar guru untuk berbagi pengetahuan 8.
View Studi Kasus
Tempat menuangkan kejadian atau Semua Aktor
137
masalah
yang
tidak
dapat
terselesaikan. 9.
Input Studi Kasus
Menggambarkan
kegiatan Guru
menambahkan
kasus
yang
berhubungan dengan permasalahan yang dialami guru 10. View Laporan
Menggambarkan
proses
melihat Guru
laporan yang ada mengenai rapat, seminar, dan training. 11. Input Laporan
Menggambarkan input laporan rapat- Pegawai rapat
yang
berkaitan
tata
dengan usaha
knowledge guru. 12. View
Menggambarkan
kegiatan
Dokumentasi
dan
Pengetahuan
berkaitan dengan knowledge guru.
13. Input
download
melihat Semua Aktor
dokumen
Menggambarkan
kegiatan Pegawai
Dokumentasi
menambahkan
Pengetahuan
dimiliki oleh guru.
14. Pesan
yang
pengetahuan
tata
yang usaha
Menggambarkan kegiatan berkirim Guru surat elektronik antar user.
15. View Informasi
Melihat berita dan informasi yang Semua Aktor berkaitan dengan sekolah.
16. Input Informasi
Menggambarkan proses menambah Pegawai
tata
138
informasi berupa berita dan informasi usaha yang berkaitan dengan sekolah. 17. Logout
Menggambarkan kegiatan keluar dari Semua Aktor sistem.
3.
Use Case Diagram Knowledge Management System SMAN 46 Jakarta Registrasi
logout
<> login
View Data Guru
<<extend>>
Input Data Guru admin
Input Forum Diskusi
<<extend>>
View Forum Diskusi
Input Studi Kasus
<<extend>>
View Studi Kasus
View Laporan
<<extend>>
Input Laporan Pegawai Tata Usaha
guru
View Dokumentasi Pengetahuan
<<extend>>
Input Dokumentasi Pengetahuan
Pesan
View Informasi
<<extend>>
Search
Gambar 4.5 Use Case Diagram
Input Informasi
139
4.
Use Case Narrative Tabel 4.10 Use Case Narrative Register
Use case Name
Register
Use case Id
KMS01
Actor
Guru
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan registrasi untuk pendaftaran.
Pre condition
User melakukan proses register.
Trigger
Use case ini dilakukan agar user terdaftar dalam sistem manajemen pengetahuan.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Klik registrasi.
2. Input data registrasi
3. Klik daftar
4. Validasi data 5. Menampilkan pesan berhasil register.
Alternatife Course
Jika data tidak lengkap maka tidak bisa register.
Post condition
Menampilkan halaman login.
Tabel 4.11 Use Case Narrative Login Use case Name
Login
Use case Id
KMS02
Actor
Admin, pegawai TU, guru
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan input data login
140
untuk masuk ke dalam sistem. Pre condition
User melakukan proses register.
Trigger
Use case ini dilakukan agar user masuk dalam sistem manajemen pengetahuan.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Membuka sistem
2. Menampilkan form login
3. Input username dan
4. Cek username dan
password
password. 5. Menampilkan halaman utama.
Alternatife Course
Jika username dan password tidak sesuai maka harus diinput kembali. Jika tidak mempunyai username dan password maka harus registrasi.
Post condition
Menampilkan halaman utama sistem manajemen pengetahuan SMAN 46 Jakarta.
Tabel 4.12 Use Case Narrative View Data Guru Use caseName
View Data Guru
Use caseId
KMS03
Actor
Admin, pegawai TU, guru
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan untuk melihat data guru.
141
Pre condition
User melakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan untuk melihat data guru
Typical course of
Actor Action
Sistem response
events
1. Pilih menu data guru
Alternatife Course
Klik tambah untuk menambah data guru
Post condition
Memilih menu tambah data guru.
2. Menampilkan data guru
Tabel 4.13 Use Case Narrative Input Data Guru Use caseName
Input Data Guru
Use caseId
KMS04
Actor
Admin
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan untuk menambah data guru.
Pre condition
User melakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan untuk menambah data guru
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih menu data guru
2. Menampilkan data guru
3. Input data guru
4. Menampilkan form data guru 5. Menyimpan data guru
Alternatife Course
Klik edit untuk mengubah data guru
142
Klik delete untuk menghapus data guru Proses tambah data guru berhasil disimpan ke dalam
Post condition
database.
Tabel 4.14 Use Case Narrative View Forum Diskusi Use caseName
View Forum Diskusi
Use caseId
KMS05
Actor
Admin, pegawai TU, guru
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan diskusi yang dilakukan antar guru untuk berbagi pengetahuan.
Pre condition
User melakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan untuk melakukan forum diskusi.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih menu forum diskusi.
2. Menampilkan data forum diskusi.
Alternatife Course
Klik tambah untuk menambah data forum diskusi.
Post condition
Memilih menu tambah diskusi.
Tabel 4.15 Use Case Narrative Input Forum Diskusi Use caseName
Input Forum Diskusi
Use caseId
KMS06
143
Actor
Guru
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan menambah diskusi yang dilakukan antar guru untuk berbagi pengetahuan.
Pre condition
User melakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan untuk melakukan forum diskusi.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih menu forum diskusi.
2. Menampilkan data forum
3. Input data forum diskusi.
diskusi. 4. Menampilkan form data forum diskusi. 5. Menyimpan data forum diskusi
Alternatife Course
Klik edit untuk mengubah data forum diskusi. Klik delete untuk menghapus data forum diskusi.
Post condition
Proses tambah data forum diskusi berhasil disimpan ke dalam database.
Tabel 4.16 Use Case Narrative View Studi Kasus Use caseName
View Studi Kasus
Use caseId
KMS07
Actor
Admin, guru, pegawai TU
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan melihat kejadian atau masalah yang tidak dapat terselesaikan.
144
Pre condition
User melakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan untuk melihat kejadian atau masalah yang ada.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu studi kasus.
Sistem response 2. Menampilkan data studi kasus.
Alternatife Course
Klik tambah untuk menambah data studi kasus.
Post condition
Memilih menu tambah diskusi.
Tabel 4.17 Use Case Narrative Input Studi Kasus Use caseName
Input Studi Kasus
Use caseId
KMS08
Actor
Guru
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan menambahkan kejadian atau masalah yang tidak dapat terselesaikan dan solusinya.
Pre condition
User melakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan untuk menyelesaikan kejadian atau masalah yang ada.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih menu studi kasus.
2. Menampilkan data studi
3. Input data studi kasus.
kasus.
145
4. Menampilkan form data studi kasus. 5. Menyimpan data studi kasus. Alternatife Course
Klik edit untuk mengubah data studi kasus. Klik delete untuk menghapus data studi kasus.
Post condition
Proses tambah data studi kasus berhasil disimpan ke dalam database.
Tabel 4.18 Use Case Narrative View Laporan Use caseName
View Laporan
Use caseId
KMS09
Actor
Admin, pegawai tata usaha, guru
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan melihat laporan rapat, seminar dan training yang dilakukan guru.
Pre condition
User melakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan untuk melihat hasil laporan rapat, seminar, dan training.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu laporan.
Sistem response 2. Menampilkan data laporan.
Alternatife Course
Klik tambah untuk menambah data laporan.
146
Post condition
Memilih menu tambah laporan.
Tabel 4.19 Use Case Narrative Input Laporan Use caseName
Input Laporan
Use caseId
KMS10
Actor
Pegawai tata usaha
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan laporan rapat yang dilakukan guru.
Pre condition
User melakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan untuk melaporkan hasil rapat.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih menu laporan.
2. Menampilkan data
3. Input data laporan.
laporan. 4. Menampilkan form data laporan. 5. Menyimpan data laporan.
Alternatife Course
Klik edit untuk mengubah data laporan. Klik delete untuk menghapus data laporan.
Post condition
Proses tambah data laporan berhasil disimpan ke dalam database.
147
Tabel 4.20 Use Case Narrative View Dokumentasi Pengetahuan Use caseName
View Dokumentasi Pengetahuan
Use caseId
KMS11
Actor
Admin, pegawai tata usaha, guru
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan melihat dan download dokumentasi pengetahuan di SMAN 46.
Pre condition
User melakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan agar guru dapat mengakses pengetahuan yang belum dimiliki.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu dokumentasi
Sistem response 2. Menampilkan data
pengetahuan.
dokumentasi pengetahuan.
Alternatife Course
Klik tambah untuk menambah data dokumentasi pengetahuan.
Post condition
Memilih menu tambah dokumentasi.
Tabel 4.21 Use Case Narrative Input Dokumentasi Pengetahuan Use caseName
Input Dokumentasi Pengetahuan
Use caseId
KMS12
Actor
Pegawai tata usaha
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan menambah
148
dokumentasi pengetahuan di SMAN 46. Pre condition
User melakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan agar guru dapat mengakses pengetahuan yang belum dimiliki.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu dokumentasi pengetahuan. 3. Input data dokumentasi pengetahuan.
Sistem response 2. Menampilkan data dokumentasi pengetahuan. 4. Menampilkan form data dokumentasi pengetahuan. 5. Menyimpan data dokumentasi pengetahuan.
Alternatife Course
Klik edit untuk mengubah data dokumentasi pengetahuan. Klik delete untuk menghapus data dokumentasi pengetahuan.
Post condition
Proses tambah data dokumentasi pengetahuan berhasil disimpan ke dalam database.
Tabel 4.22 Use Case Narrative Pesan Use caseName
Pesan
Use caseId
KMS13
149
Actor
Guru
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan berkirim surat elektronik antar user.
Pre condition
User melakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan agar guru dapat saling berkirim surat elektronik.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu pesan. 3. Input data pesan.
Sistem response 2. Menampilkan data pesan. 4. Klik kirim. 5. Mengirim pesan.
Alternatife Course
Klik inbox untuk melihat surat masuk. Klik delete untuk menghapus surat.
Post condition
Surat berhasil dikirim ke user lain.
Tabel 4.23 Use Case Narrative View Informasi Use caseName
View Informasi
Use caseId
KMS14
Actor
Admin, pegawai tata usaha, guru
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan melihat berita dan informasi di SMAN 46.
Pre condition
User melakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan agar user dapat mengetahui informasi dan berita yang terjadi di lingkungan sekolah.
150
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu informasi.
Sistem response 2. Menampilkan data informasi.
Alternatife Course
Klik tambah untuk mengubah data informasi.
Post condition
Memilih menu tambah informasi.
Tabel 4.24 Use Case Narrative Input Informasi Use caseName
Input Informasi
Use caseId
KMS15
Actor
Pegawai tata usaha
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan menambah berita dan informasi di SMAN 46.
Pre condition
User melakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan agar user dapat mengetahui informasi dan berita yang terjadi di lingkungan sekolah.
Typical course of events
Actor Action
Sistem response
1. Pilih menu informasi.
2. Menampilkan data
3. Input data informasi.
informasi. 3. Menampilkan form data informasi. 4. Menyimpan data informasi.
151
Alternatife Course
Klik edit untuk mengubah data informasi. Klik delete untuk menghapus data informasi.
Post condition
Proses tambah data informasi berhasil disimpan ke dalam database.
Tabel 4.25 Use Case Narrative Search Use caseName
Search
Use caseId
KMS16
Actor
Admin, pegawai tata usaha, guru
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan mencari file dan dokumen di dalam sistem.
Pre condition
User melakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan agar guru dapat mencari file dan dokumen yang diinginkan.
Typical course of events
Actor Action 1. Pilih menu search.
Sistem response 2. Menampilkan data hasil pencarian.
Alternatife Course
-
Post condition
User mendapatkan file dan dokumen yang diinginkan.
Tabel 4.26 Use Case Narrative Logout Use caseName
Logout
Use caseId
KMS17
152
Actor
Admin, pegawai tata usaha, guru
Description
Use case ini menggambarkan kegiatan keluar dari sistem.
Pre condition
Usermelakukan proses login.
Trigger
Use case ini dilakukan agar user keluar dari sistem.
Typical course of
Actor Action
events
1. Pilih menu logout.
Sistem response 2. Menampilkan halaman login.
Alternatife Course
-
Post condition
User keluar dari sistem
4.6.1.2 Activity Diagram 1. Activity Diagram Register User (Guru)
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta Mulai
Input Data Register
Tidak Ingin Register
Tidak
Ya
Pilih Daftar
Apakah data valid ?
Ya
Menampilkan pesan berhasil
Pilih “Keluar”
Gambar 4.6 Activity Diagram Register
Selesai
153
Pada Activity Registrasi, guru diharuskan untuk melakukan pendaftaran untuk dapat mengakses sistem manajemen pengetahuan SMAN 46 Jakarta. Pertama sistem akan memunculkan form register yang harus di input oleh data pelanggan yang ini mendaftar. Setelah selesai input data, pelanggan dapat klik daftar untuk dapat sistem memproses data yang telah di isi. Jika data tidak lengkap maka sistem akan kembali menampilkan form register. Dan bila data yang di input valid, maka pelanggan sudah dapat melakukan login. 2. Activity Diagram Login Semua User
Membuka Aplikasi Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46
Input username dan password
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta
Menampilkan Halaman Login
Mencocokkan username dan password
Menampilkan pesan “Username atau Password Anda Tidak Cocok”
Salah Benar
Tampil halaman Home User
Selesai
Gambar 4.7 Activity Diagram Login
154
Gambar 4.7 menjelaskan aktifitas dari use case “login” yang dilakukan oleh aktor. Proses awal dalam melakukan login adalah aktor membuka aplikasi Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta, kemudian sistem akan menampilkan halaman login, setelah halaman login tampil, aktor memasukkan username dan password. Jika username dan password yang dimasukkan salah, sistem akan menampilkan alert (Login gagal, silahkan ulangi lagi) dan jika benar halaman home dari aktor terdaftar masing-masing akan ditampilkan oleh sistem.
3. Activty Diagram View Data Guru User (Admin, Pegawai Tata Usaha, guru)
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta
Pilih Menu Data Guru
Tampil Halaman Menu Data Guru
Pilih View Data Guru
Tampil Detail Data Guru
Selesai
Gambar 4.8 Activity Diagram View Data Guru Gambar 4.8 menjelaskan aktifitas dari Use Case “View Data Guru” yang dilakukan oleh guru. Langkah awal dalam aktifitas ini adalah guru melakukan login untuk masuk kedalam Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta.
155
Setelah proses login berhasil maka akan masuk ke halaman home, kemudian guru memilih menu “Data Guru”, sistem akan menampilkan halaman “Data Guru”, pilih “View Data Guru”, maka akan tampil detail data guru.
4. Activity Diagram Input Data Guru User (Admin, Pegawai Tata Usaha)
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta
Mulai
Pilih Menu Data Guru
Tampil Halaman Menu Data Guru
Pilih View Data Guru
Tampil Detail Data Guru
Pilih Edit Account
Tampil Form Edit Account
Masukan Data Edit
Update
Batal
Tampil Data Guru
Selesai
Gambar 4.9 Activity Diagram Input Data Guru Gambar 4.9 menjelaskan aktifitas dari Use Case “Input Data Guru” yang dilakukan oleh admin. Langkah awal dalam aktifitas ini adalah admin melakukan login untuk masuk kedalam Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta. Setelah proses login berhasil maka akan masuk ke halaman home, kemudian admin memilih menu “Data Guru”, sistem akan menampilkan halaman “Data Guru”, pilih “View Data Guru”, maka akan tampil “view data guru”, admin juga dapat memilih aksi untuk edit data dan hapus data Guru.
156
5. Activity Diagram View Forum Diskusi
Semua User
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta Mulai
Pilih Menu Forum Diskusi
Tampil Halaman Forum Diskusi
Pilih lihat Diskusi
Tampil Data Forum Diskusi
Selesai
Gambar 4.10 Activity Diagram View Forum Diskusi Gambar 4.10 menjelaskan aktifitas dari Use Case “View Forum Diskusi” yang dilakukan oleh aktor. Langkah awal dalam aktifitas ini adalah aktor melakukan login untuk masuk ke dalam Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta. Setelah proses login berhasil maka akan masuk ke halaman home, kemudian aktor memilih menu “Forum Diskusi” sesuai opsi, sistem akan menampilkan halaman “Forum Diskusi”.
157
6. Activity Diagram Input Forum Diskusi Gu ru
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta Mulai
Pilih Menu Forum Diskusi
Tampil Halaman Forum Diskusi
Pilih Tambah Diskusi
Tampil Form Tambah diskusi
Input Data
Lengkap
Batal
Simpan
Tampil Data Tambah Diskusi
Pilih Aksi
Batal
Batal
Edit
Berhasil Edit
Hapus
Berhasil Hapus
Tampil Data Forum Diskusi
Selesai
Gambar 4.11 Activity Diagram Input Forum Diskusi Gambar 4.11 menjelaskan aktifitas dari Use Case “Input Forum Diskusi” yang dilakukan oleh aktor. Langkah awal dalam aktifitas ini adalah aktor melakukan login untuk masuk ke dalam Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta. Setelah proses login berhasil maka akan masuk ke halaman home, kemudian aktor memilih menu “Forum Diskusi” sesuai opsi, sistem akan menampilkan halaman “Forum Diskusi”, pilih tambah diskusi untuk membuat postingan baru dan juga bisa memilih aksi edit diskusi dan hapus diskusi.
158
7. Activity Diagram View Studi Kasus
User (Admin, guru)
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta
Mulai
Pilih Menu Studi Kasus
Pilih "Lihat Kasus"
Tampil Halaman Studi Kasus
Tampil Data Studi kasus
Selesai
Gambar 4.12 Activity Diagram View Studi Kasus Gambar 4.12 menjelaskan aktifitas dari Use Case “View Studi Kasus” yang dilakukan oleh admin dan guru. Langkah awal dalam aktifitas ini adalah user melakukan login untuk masuk ke dalam Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta. Setelah proses login berhasil maka akan masuk ke halaman home, kemudian user memilih menu “Studi Kasus”, sistem akan menampilkan halaman menu “Studi Kasus”, pilih “Lihat Studi Kasus”, maka akan tampil “Data Studi Kasus”.
159
8. Activity Diagram Input Studi Kasus guru
Sistem M anajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta Mulai
Pilih Menu Studi Kasus
Tampil Halaman Studi Kasus
Pilih "Tambah Kasus"
Tampil Form Tambah Kasus
Masukan Data Kronologi dan solusi
Lengkap Batal
Simpan
Tampil Data Studi Kasus
Pilih Aksi
Batal
Edit
Berhasil Edit
Hapus
Batal
Berhasil Hapus
Tampil Data Studi kasus
Selesai
Gambar 4.13 Activity Diagram Input Studi Kasus Gambar 4.13 menjelaskan aktifitas dari Use Case “Input Studi Kasus” yang dilakukan guru. Langkah awal dalam aktifitas ini adalah user melakukan login untuk masuk ke dalam Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta. Setelah proses login berhasil maka akan masuk ke halaman home, kemudian user memilih menu “Studi Kasus”, sistem akan menampilkan halaman menu “Studi Kasus”, pilih “Tambah Studi Kasus”, maka akan tampil “Form Tambah Studi Kasus”, lalu masukan kronologi kasus dan solusi pada form yang tersedia dan
160
simpan, jika tidak pilih “Batal”, maka akan kembali ke tampilan halaman “Studi Kasus”, user juga dapat memilih aksi untuk edit dan hapus data dokumentasi pengetahuan.
9. Activity Diagram View Laporan User ( Admin, Pegawai Tata Usaha, guru )
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta
Mulai
Login
Menampilkan Halaman Home Sesuai Login
Pilih Menu Laporan
Tampil Halaman Laporan
Selesai
Gambar 4.14 Activity Diagram View Laporan Gambar 4.14 menjelaskan aktifitas dari Use Case “View Laporan” yang dilakukan oleh admin dan pegawai tata usaha dan guru. Langkah awal dalam aktifitas ini adalah user melakukan login untuk masuk ke dalam Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta. Setelah proses login berhasil maka akan masuk ke halaman home, kemudian user memilih menu “Laporan”, sistem akan menampilkan halaman “Laporan”.
161
10. Activity Diagram Input Laporan User ( Admin, Pegawai Tata Usaha )
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta
Mulai
Login
Menampilkan Halaman Home Sesuai Login
Pilih Menu Notulen
Tampil Halaman Notulen
Pilih "Tambah Notulen"
Tampil Form Tambah Notulen
Masukan Data Notulen Lengkap Batal
Simpan
Tampil Data Notulen
Pilih Aksi
Batal
Hapus
Edit
Berhasil Edit
Batal
Berhasil Hapus
Tampil Data Notulen
Selesai
Gambar 4.15 Activity Diagram Input Laporan Gambar 4.15 menjelaskan aktifitas dari Use Case “Input Laporan” yang dilakukan oleh admin dan pegawai tata usaha. Langkah awal dalam aktifitas ini adalah user melakukan login untuk masuk ke dalam Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta. Setelah proses login berhasil maka akan masuk ke halaman home, kemudian user memilih menu “Laporan”, sistem akan menampilkan halaman “Laporan”, pilih “Tambah Laporan”, maka akan tampil “Form Tambah Laporan”, lalu masukan data laporan pada form tambah laporan yang tersedia kemudian simpan, jika tidak pilih “Batal”, maka akan kembali ke
162
tampilan halaman laporan user juga dapat memilih aksi untuk edit data dan hapus data laporan.
11. Activity Diagram View Dokumentasi Pengetahuan User (Admin, Pegawai Tata Usaha, guru)
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta
Mulai
Pilih Menu Dokumentasi Pengetahuan
Pilih "Lihat Dokumentasi"
Tampil Halaman Dokumentasi Pengetahuan
Tampil Data Dokumentasi Pengetahuan
Selesai
Gambar 4.16 Activity Diagram View Dokumentasi Pengetahuan Gambar 4.16 menjelaskan aktifitas dari Use Case “View Dokumentasi Pengetahuan” yang dilakukan oleh admin dan pegawai tata usaha dan guru. Langkah awal dalam aktifitas ini adalah user melakukan login untuk masuk ke dalam Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta. Setelah proses login berhasil maka akan masuk ke halaman home, kemudian user memilih menu “Dokumentasi Pengetahuan”, sistem akan menampilkan halaman menu “Dokumentasi Pengetahuan”, pilih “Lihat Dokumentasi Pengetahuan”, maka akan tampil data Dokumentasi Pengetahuan.
163
12. Activity Diagram Input Dokumentasi Pengetahuan User (Admin, Pegawai Tata Usaha)
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta
Mulai
Pilih Menu Dokumentasi Pengetahuan
Tampil Halaman Dokumentasi Pengetahuan
Pilih "Tambah Download"
Tampil Form Tambah Download
Masukan Data Download Lengkap Batal
Simpan
Tampil Data Dokumentasi Pengetahuan
Pilih Aksi
Batal
Edit
Berhasil Edit
Hapus
Batal
Berhasil Hapus
Tampil Data Dokumentasi Pengetahuan
Selesai
Gambar 4.17 Activity Diagram Input Dokumentasi Pengetahuan Gambar 4.17 menjelaskan aktifitas dari Use Case “Input Dokumentasi Pengetahuan” yang dilakukan oleh admin dan pegawai tata usaha. Langkah awal dalam aktifitas ini adalah user melakukan login untuk masuk ke dalam Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta. Setelah proses login berhasil maka akan masuk ke halaman home, kemudian user memilih menu “Dokumentasi Pengetahuan”, sistem akan menampilkan halaman menu “Dokumentasi Pengetahuan”, pilih “Tambah Dokumentasi Pengetahuan”, maka akan tampil “Form Tambah Dokumentasi Pengetahuan”, lalu masukan data Dokumen
164
(Download) pada form tambah download pada form yang tersedia dan simpan, jika tidak pilih “Batal”, maka akan kembali ke tampilan halaman “Dokumentasi Pengetahuan”, user juga dapat memilih aksi untuk edit dan hapus data dokumentasi pengetahuan.
13. Activity Diagram Pesan User ( Guru )
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta Mulai
Login
Menampilkan Halaman Home Sesuai Login
Pilih Menu “Messaging”
Tampil Halaman Messaging
Pilih "Tambah Notulen"
Tampil Form Tullis Messaging
Masukan Data Messaging Lengkap Batal
Kirim
Tampil Data Laporan
Pilih Aksi
Batal
Edit
Berhasil Edit
Hapus
Batal
Berhasil Hapus
Tampil Halaman Messaging
Selesai
Gambar 4.18 Activity Diagram Pesan Gambar 4.18 menjelaskan aktifitas dari Use Case “Pesan” yang dilakukan oleh guru. Langkah awal dalam aktifitas ini adalah user melakukan login untuk masuk ke dalam Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta. Setelah proses login berhasil maka akan masuk ke halaman home, kemudian user
165
memilih menu “Pesan”, sistem akan menampilkan halaman menu “Pesan”, pilih “Tulis Pesan”, maka akan tampil “Form Tulis Pesan”, lalu masukan data user lain yang akan dikirim pesan pada form yang tersedia dan kirim, jika tidak pilih “Batal”, maka akan kembali ke tampilan halaman “Pesan”, user juga dapat memilih aksi untuk hapus pesan.
14. Activity Diagram View Informasi User ( Admin, Pegawai Tata Usaha, guru)
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta Mulai
Login
Menampilkan Halaman Home Sesuai Login
Pilih Menu Informasi
Tampil Halaman Informasi
Pilih "Lihat Informasi"
Tampil Data Informasi
Selesai
Gambar 4.19 Activity Diagram View Informasi Gambar 4.19 menjelaskan aktifitas dari Use Case “View Informasi” yang dilakukan oleh Admin dan pegawai tata usaha dan guru. Langkah awal dalam aktifitas ini adalah user melakukan login untuk masuk ke dalam Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta. Setelah proses login berhasil maka
166
akan masuk ke halaman home, kemudian user memilih menu “Informasi”, sistem akan menampilkan halaman “Informasi”, pilih “Lihat Informasi”, maka akan tampil data Informasi
15. Activity Diagram Input Informasi User ( Admin, Pegawai Tata Usaha)
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta Mulai
Login
Menampilkan Halaman Home Sesuai Login
Pilih Menu Pengumuman
Tampil Halaman Pengumuman
Pilih "Tambah Pengumuman"
Tampil Form Tambah Pengumuman
Masukan Data Pengumuman Lengkap Batal
Simpan
Tampil Data Pengumuman
Pilih Aksi
Batal
Edit
Berhasil Edit
Hapus
Batal
Berhasil Hapus
Tampil Data Pengumuman
Selesai
Gambar 4.20 Activity Diagram Input Informasi Gambar 4.20 menjelaskan aktifitas dari Use Case “Input Informasi” yang dilakukan oleh Admin dan pegawai tata usaha. Langkah awal dalam aktifitas ini adalah user melakukan login untuk masuk ke dalam Sistem Manajemen
167
Pengetahuan SMAN 46 Jakarta. Setelah proses login berhasil maka akan masuk ke halaman home, kemudian user memilih menu “Informasi”, sistem akan menampilkan halaman “Informasi”, pilih “Tambah Informasi”, maka akan tampil “Form Tambah Informasi”, lalu masukan data informasi pada form tambah informasi yang tersedia kemudian simpan, jika tidak pilih “Batal”, maka akan kembali ke tampilan halaman informasi, user juga dapat memilih aksi untuk edit data dan hapus data informasi.
16. Activity Diagram Search
Mulai
Pilih Menu Search
Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta
Halaman Search
Selesai
Gambar 4.21 Activity Diagram Search Gambar 4.21 menjelaskan aktifitas dari use case “Search” yang dilakukan oleh aktor. Aktor memilih menu search dan akan menampilkan hasil pencarian
168
17. Activity Diagram Logout Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta
Mulai
Pilih Menu Logout
Keluar dari Sistem
Halaman Login
Selesai
Gambar 4.22 Activity Diagram Logout Gambar 4.22 menjelaskan aktifitas dari use case “logout” yang dilakukan oleh aktor. Aktor memilih menu logout dan akan keluar dari sistem serta kembali ke halaman login.
4.6.1.3 Sequence Diagram 1.
Sequnce Diagram Login
Form Login
User
Actor
Masukkan Username & Password() username & password() Cek Data Halaman Home
Login berhasil
Login gagal Pesan peringatan
Gambar 4. 23 Sequence Diagram Login
169
Sequence Diagram Login pada gambar 4.17 melibatkan semua aktor. Sequence ini menggambarkan aliran pesan yang memungkinkan aktor memasuki halaman utama sistem manajemen pengetahuan SMAN 46 Jakarta dengan melakukan Login terlebih dulu. Untuk memulai login, aktor harus mengisikan username dan password pada form login. Kemudian sistem akan mengecek kesesuaian data dengan proses query database pada objek user. Jika data tidak sesuai akan diberikan konfirmasi login gagal dan jika data lengkap akan diberikan konfirmasi login sukses lalu masuk halaman utama sistem manajemen pengetahuan SMAN 46 Jakarta. 2.
Sequence Diagram Data Guru
Konfirmasi Hapus
Halaman Data Guru
Admin, Pegawai TU
Menampilkan Halaman Data Guru Piliih Tambah Data Guru Form Tambah Guru Input Data Simpan Data Data Berhasil Disimpan Menampilkan Data yang Berhasil Disimpan View Data Guru Menampilkan Data Guru Edit Data Guru Form Edit Data Guru Input Data Simpan Data Data Berhasil Disimpan Halaman Data Guru Pilih Hapus Data Guru Konfirmasi Hapus Data Berhasil dihapus
Gambar 4.24 Sequence Diagram Data Guru
170
Sequence ini menggambarkam proses dalam “Data Guru”. Setelah login berhasil admin dapat memilih menu Data Guru. Dalam menu Data guru admin dapat menambah data guru, view, edit dan hapus data guru. 3.
Sequence Diagram Input Forum Diskusi
Konfirmasi Hapus
Halaman Forum Diskusi
Admin, Guru Akses Menu Forum Diskusi Menampilkan Halaman forum Dikusi Piliih Tambah Diskusi Form Tambah Diskusi Input Data Simpan Data Data Berhasil Disimpan Menampilkan Data yang telah diinput View Forum Diskusi Menampilkan Forum Diskusi Edit Forum Diskusi Form Edit Forum diskusi Input Data Simpan Data Data Berhasil Disimpan Halaman Forum Diskusi Pilih Hapus Forum Diskusi Konfirmasi Hapus Data Berhasil dihapus
Gambar 4.25 Sequence Diagram Input Forum Diskusi Gambar di atas menjelaskan tentang proses interaksi antar objek pada proses Forum Diskusi. Proses tersebut dimulai ketika guru memilih menu forum diskusi dan sistem menampilkan form forum diskusi. Kemudian guru mengisi form forum
171
diskusi dan klik simpan. Sistem menyimpan data forum diskusi. Admin dan guru juga dapat menghapus atau mengedit isi dari forum diskusi. 4.
Sequence Diagram Input Studi Kasus
Konfirmasi Hapus
Halaman Studi Kasus
Admin, Guru Akses Menu Studi Kasus Menampilkan Halaman Studi Kasus Piliih Tambah Diskusi Form Tambah Kasus Input Data Simpan Data Data Berhasil Disimpan Menampilkan Data yang telah diinput View Studi Kasus Menampilkan Forum Diskusi Edit Studi Kasus Form Edit Forum diskusi Input Data Simpan Data Data Berhasil Disimpan Halaman Studi Kasus Pilih Hapus Studi Kasus Konfirmasi Hapus Data Berhasil dihapus
Gambar 4.26 Sequence Diagram Input Studi Kasus Gambar di atas menjelaskan tentang proses interaksi antar objek pada proses Studi Kasus. Proses tersebut dimulai ketika guru memilih menu Studi Kasus dan sistem menampilkan form Studi Kasus. Kemudian guru mengisi form Studi Kasus
172
dan klik simpan. Sistem menyimpan data Studi Kasus. Admin dan guru juga dapat menghapus atau mengedit isi dari Studi Kasus.
5.
Sequence Diagram Input Laporan
Konfirmasi Hapus
Halaman Laporan
Admin, Pegawai TU Akses Menu Laporan Menampilkan Halaman Laporan Piliih Tambah Laporan Form Tambah Laporan Input Data Simpan Data Data Berhasil Disimpan Menampilkan Data yang telah diinput View Laporan Menampilkan Laporan Edit Laporan Form Edit Laporan Input Data Simpan Data Data Berhasil Disimpan Halaman Laporan Pilih Hapus Laporan Konfirmasi Hapus Data Berhasil dihapus
Gambar 4.27 Sequence Diagram Input Laporan
Gambar di atas menjelaskan tentang proses interaksi antar objek pada proses Laporan. Proses tersebut dimulai ketika guru memilih menu Laporan dan sistem menampilkan form Laporan. Kemudian admin dan pegawai mengisi form
173
Laporan dan klik simpan. Sistem menyimpan data Laporan. Pegawai TU juga dapat menghapus atau mengedit isi dari Laporan.
6.
Sequence Diagram Input Dokumentasi Pengetahuan
Halaman Dokumentasi Pengetahua n
Konfirmasi Hapus
Admin, Pegawai TU Akses Menu Dokumentasi Pengetahuan Menampilkan Halaman Dokumentasi Pengetahuan Piliih Tambah Dokumentasi Pengetahuan Form Tambah Dokumentasi Pengetahuan Input Data Simpan Data Data Berhasil Disimpan Menampilkan Data yang telah diinput View Dokumentasi Pengetahuan Menampilkan Dokumentasi Pengetahuan Edit Dokumentasi Pengetahuan Form Edit Dokumentasi Pengetahuan Input Data Simpan Data Data Berhasil Disimpan Halaman Dokumentasi Pengetahuan Pilih Hapus Dokumentasi Pengetahuan Konfirmasi Hapus Data Berhasil dihapus
Gambar 4.28 Sequence Diagram Input Dokumentasi Pengetahuan Gambar di atas menjelaskan tentang proses interaksi antar objek pada proses Dokumentasi Pengetahuan. Proses tersebut dimulai ketika guru memilih menu Dokumentasi Pengetahuan dan sistem menampilkan form Dokumentasi Pengetahuan. Kemudian admin dan pegawai TU mengisi form Dokumentasi
174
Pengetahuan dan klik simpan. Sistem menyimpan data Dokumentasi Pengetahuan. Admin dan pegawai TU juga dapat menghapus atau mengedit isi dari Dokumentasi Pengetahuan.
7.
Sequence Diagram Pesan
Konfirmasi Hapus
Halaman Messaging
Guru Akses Menu Messaging Menampilkan Halaman Messaging Piliih Tambah Messaging Form Tambah Messaging Input Data Kirim Pesan Pesan Berhasil Dikirim Menampilkan Halaman Messaging Akses Inbox Halaman Inbox Pilih Hapus Informasi Konfirmasi Hapus Pesan Berhasil dihapus
Gambar 4.29 Sequence Diagram Pesan Gambar di atas menjelaskan tentang proses interaksi antar objek pada proses Pesan. Proses tersebut dimulai ketika guru memilih menu Pesan dan sistem menampilkan form Pesan. Kemudian guru mengisi form Pesan dan klik kirim. Sistem mengirim pesan. Guru juga dapat menghapus pesan.
175
8.
Sequence Diagram Input Informasi
Konfirmasi Hapus
Halaman Informasi
Admin, Pegawai TU Akses Menu Informasi Menampilkan Halaman Informasi Piliih Tambah Informasi Form Tambah Informasi Input Data Simpan Data Data Berhasil Disimpan Menampilkan Data yang telah diinput View Informasi Menampilkan Informasi Edit Informasi Form Edit Informasi Input Data Simpan Data Data Berhasil Disimpan Halaman Informasi Pilih Hapus Informasi Konfirmasi Hapus Data Berhasil dihapus
Gambar 4.30 Sequence Diagram Input Informasi Gambar di atas menjelaskan tentang proses interaksi antar objek pada proses Informasi. Proses tersebut dimulai ketika guru memilih menu Informasi dan sistem menampilkan form Informasi. Kemudian admin dan pegawai TU mengisi form Informasi dan klik simpan. Sistem menyimpan data Informasi. Admin dan pegawai TU juga dapat menghapus atau mengedit isi dari Informasi. 9.
Sequence Diagram Search
Search
User
Actor
Masukkan kata Pencarian Kata Pencarian Cek Data Halaman Search
Pencarian Berhasil
Gambar 4.31 Sequence Diagram Search
176
Gambar di atas menjelaskan tentang proses interaksi antar objek pada proses Search. Proses tersebut dimulai ketika guru mencari pengetahuan diinginkan dan sistem menampilkan hasil pencarian. 4.6.2
Desain Input/Output
4.6.2.1 Desain Input 1. Form Input Guru
NIP Guru
:
Nama lengkap
:
Jabatan
:
Mata Pelajaran
:
Tempat lahir
:
Tanggal Lahir
:
Jenis Kelamin
:
Agama
:
Alamat
:
Telp
:
e-mail
:
Gambar 4.32 Form Input Guru
yang
177
2. Form Input Studi Kasus
Nama Lengkap
:
User Id
:
Kategori
:
Judul
:
Fokus Masalah
:
Deskripsi
:
Kronologi
:
Solusi
:
:
:
Gambar 4.33 Form Input Studi Kasus 3. Form Input Laporan Id Laporan
:
Jenis Laporan
:
Judul Laporan
:
Tanggal Laporan
:
Isi Laporan
: Gambar 4.34 Form Input Laporan
178
4. Form Input Dokumentasi
Nama lengkap
:
User Id
:
Kategori
:
Judul Dokumen
:
Upload Dokumen
:
Deskripsi
:
:
Gambar 4.35 Form Input Dokumentasi 5. Form Input Forum Diskusi
User Id
:
Nama lengkap
:
Tanggal Posting
:
Topik Diskusi
:
Judul Diskusi
:
Kategori
:
Isi Diskusi
:
Reply
:
Isi Reply
:
:
Gambar 4.36 Form Input Forum Diskusi
179
6. Form Input Informasi
Kategori Informasi
:
Judul Informasi
:
Tanggal
:
Isi Informasi
:
:
Gambar 4.37 Form Input Informasi 4.6.2.2 Desain Output 1. Form Output Guru Tabel 4.27 Output Data Guru NIP
Nama Lengkap
Jenis kelamin
Jabatan
Mata Pelajaran
180
2. Form Output Studi Kasus STUDI KASUS Tanggal Posting: Penulis : Kategori Pengetahuan: Judul: Fokus:
Kronologi
Deskripsi
Solusi
Gambar 4.38 Form Output Studi Kasus
3. Form Output Laporan
LAPORAN Tanggal Laporan: Jenis Laporan : Judul Laporan: Isi:
Gambar 4.39 Form Output Laporan
181
4. Form Output Dokumentasi
DOKUMENTASI PENGETAHUAN Tanggal Posting: Penulis : Kategori Pengetahuan: Judul: File:
pdf
view download Deskripsi
Gambar 4.40 Form Output Dokumentasi Pengetahuan
5. Form Output Forum Diskusi Tabel 4.28 Output Forum Diskusi Judul Diskusi
Topik Diskusi
Kategori
Tanggal Posting
Reply
182
4.6.3
Desain Database
4.6.3.1 Objek Potensial Tabel 4.29 Identifikasi Objek Potensial No
4.6.3.3 Mapping Database Mapping database digunakan untuk menjembatani antara class diagram ke format Relational Database Management System (RDBMS) tabel.Berikut ini adalah gambar mapping class diagram ke RDBMS tabel.
Gambar 4.42 Mapping Class Diagram Berdasarkan gambar 4.42 mapping class diagram, ada beberapa class yang mengalami perubahan class, yaitu: 5. Class user dan generalisasi dari class user terpetakan menjadi beberapa tabel yaitu: tabel data pegawai, jabatan, dan user.
6. Class TU, guru, dan admin, merupakan Class Abstrak karena memiliki hubungan Generalisasi dengan Class User sehingga tidak menjadi tabel. user - id_user - id_peg - username - password - level - blokir + create () + read () + update () + delete ()
TU
Guru - jabatan - no_sk_jabatan - tanggal_sk_jabatan - tanggal_mulai_jabatan - tanggal_selesai_jabatan
+ read ()
Admin
- jabatan - no_sk_jabatan - tanggal_sk_jabatan - tanggal_mulai_jabatan - tanggal_selesai_jabatan
- jabatan - no_sk_jabatan - tanggal_sk_jabatan - tanggal_mulai_jabatan - tanggal_selesai_jabatan
9. Class berita dipetakan menjadi dua tabel berikut: tabel berita dan komentar_berita.
berita
-
id_berita kategori judul headline isi_berita
-
+ + + +
create () read () update () delete ()
+ + + +
berita
id_berita id_kategori id_peg judul judul_seo headline isi_berita hari tanggal jam gambar dibaca create () read () update () delete () 1 *
komentar_berita -
id_koment_berita id_berita id_peg isi_komentar tanggal jam_komentar
+ create () + delete ()
Gambar 4.46 Penjabaran Mapping Class Berita 10. Class pengumuman dipetakan menjadi dua tabel berikut: tabel pengumuman dan komentar_pengumuman. pengumuman
pengumuman -
id_pengumuman id_peg judul isi_pengumuman
+ + + +
create () read () update () delete ()
-
id_pengumuman id_peg judul judul_seo isi_pengumuman hari tanggal jam gambar dibaca
4.6.3.4 Matriks CRUD Tabel 4.31 Matriks CRUD Location Entity – Attribute Pegawai Id_peg Nip Nm_lengkap Ttl Jenis_kelamin Agama Status_kepegawaian Masa_kerja Id_Jabatan Email Alamat_rumah Tlp_rmh hp Jabatan Id_Jabatan Nama_Jabatan User Id_User Username Password Level Blokir Dokumentasi Id_dokumentasi Id_kategori Judul Nama_file Tgl_posting Hits Studi Kasus Id_studi_kasus Id_peg Judul_seo Judul_kasus Deskripsi Kronologi
Guru
Tata Usaha
Admin
R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD
R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R CRUD CRUD R CRUD CRUD CRUD R R R R R R R R
CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD R R CRUD R R R R R R R R R R R
190
Solusi Hari Tanggal Jam Gambar Dibaca Forum Diskusi Id_diskusi Id_peg Id_kategori Judul Judul_seo Isi_diskusi Hari Tanggal Jam Gambar Dibaca Laporan Id_laporan Id_jenis Id_peg Judul Judul_seo Tanggal Hari Jam Dibaca Isi_laporan Kategori Id_kategori Nama_kategori kategori_seo Jenis_laporan Id_jenis Nama_jenis Berita Id_berita id_peg Judul Judul_seo Id_kategori Headline Hari
CRUD R R R R R CRUD CRUD CRUD R CRUD CRUD CRUD R R R CRUD R R R R CRUD R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
R R R R CRUD R R R R R R R R R R R R R CRUD CRUD CRUD R CRUD CRUD R R R R CRUD R R R R R R R CRUD R R CRUD CRUD R CRUD R
R R R R R R R R R CRUD R R R R R R R R R R R R R R R R R R R CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD CRUD R CRUD CRUD R R CRUD R R
191
Tanggal Jam Gambar Dibaca Isi_berita Komentar Berita Id_koment_berita Id_berita Id_peg Isi_komentar Tgl Jam_komentar Pengumuman Id_pengumuman Id_peg Judul Judul_seo Isi_pengumuman Hari Tanggal Jam Gambar Dibaca Komentar Pengumuman Id_pengumuman Id_komentar_pengumu man Id_peg Isi_komentar_pengumu man tgl Jam_komentar Komentar Id_diskusi Id_komentar Id_peg Isi_komentar tgl Jam_komentar
R R R R R CRUD R R R CRUD R R R R R R R R R R R R R
R R CRUD R R R R R R R R R CRUD R R CRUD CRUD R R R R CRUD R
CRUD
R
R
R
R
R
R
R
CRUD
R
R R CRUD R R R CRUD R R
R R R R R R R R R
R R R R CRUD R CRUD CRUD CRUD CRUD R R R CRUD CRUD R CRUD CRUD R R R R R R CRUD R CRUD R R R R CRUD R CRUD R R R
192
4.6.3.5 Schema Database
Studi_kasus
Dokumentasi PK
PK
id_dokumentasi
id_peg FK1 id_kategori
FK1 id_kategori
judul nama_file tgl_posting hits
PK
PK
judul judul_seo isi_laporan hari tanggal jam dibaca
Jenis_laporan
Pegawai Diskusi PK
id_diskusi
PK
judul judul_seo isi_diskusi hari tanggal jam gambar dibaca
FK1 id_peg judul judul_seo isi_pengumuman hari tanggal jam gambar dibaca
Berita PK
id_berita
FK1
id_kategori id_peg judul judul_seo headline isi_berita hari tanggal jam gambar dibaca
Jabatan PK
id_jabatan
Komentar nama_jabatan
PK
id_komentar_pengum uman
FK1
id_peg id_pengumuman
PK
id_komentar
FK1
id_peg id_diskusi
id_jenis nama_jenis
id_peg
nip nm_lengkap ttl jenis_kelamin masa_kerja email alamat_rmh tlp_rmh hp
Pengumuman id_pengumuman
PK
FK1 id_jabatan
id_peg FK1 id_kategori
Komentar_pengumuman
id_laporan
FK1 id_jenis
password level blokir
id_kategori nama_kategori kategori_seo
PK
id_user
FK1 id_peg
judul judul_seo deskripsi kronologi solusi hari tanggal jam gambar dibaca
Kategori PK
id_kasus
Laporan
User
isi_komentar tgl jam_komentar
isi_komentar tgl jam_komentar
Komentar_berita PK
id_koment_berita
FK1
id_peg id_berita isi_komentar tgl jam_komentar
Gambar 4.48 Schema Database
193
4.6.3.6 Spesifikasi Database 1. User Nama Tabel
: User
Primary Key
: Id_user
Foreign Key
: Id_peg Tabel 4.32 Tabel User
Nama Field Id_user Username Id_peg Password Level Blokir
Tipe Data integer varchar Integer varchar varchar enum
Ukuran 3 20 3 8 15 (‘Y’,’N’)
Keterangan Id user Nama pengguna Id pegawai Kata sandi Level pengguna Blokir user
2. Pegawai Nama Tabel
: Pegawai
Primary Key
: Id_peg
Foreign Key
: Id_jabatan Tabel 4.33 Tabel Pegawai
Nama Field Id_peg Nip Nm_lengkap Tempat_lahir Tanggal_lahir Jenis_kelamin Agama Status_kepegawaian Masa_kerja
Tipe Data Integer Integer Varchar Varchar Date enum Varchar Varchar Varchar
Ukuran Keterangan 3 Id pegawai 3 Nip 20 Nama lengkap 20 Tempat lahir Tanggal Lahir (‘lakiJenis kelamin laki’,’perempuan’) 10 Agama Status 20 kepegawaian 50 Masa kerja
194
Id_Jabatan Email Alamat_rumah
Integer Varchar Varchar
2 20 50
Tlp_rmh
Varchar
12
Hp
Varchar
12
Kode jabatan Email Alamat rumah Telepon rumah handphone
3. Jabatan Nama Tabel
: Jabatan
Primary Key
: Id_jabatan
Foreign Key
:Tabel 4.34 Tabel Jabatan
Nama Field Id_jabatan Nama_jabatan
Tipe Data Integer Varchar
Ukuran 2 30
Keterangan Kode Jabatan Nama Jabatan
4. Laporan Nama Tabel
: Laporan
Primary Key
: Id_laporan
Foreign Key
: Id_peg, Id_jenis Tabel 4.35 Tabel Laporan
Nama Field Id_laporan Id_jenis Id_peg Judul Judul_seo Tanggal Hari Jam Dibaca
Tipe Data Integer Integer Integer Varchar Varchar Date Varchar Time Integer
Ukuran 5 2 3 100 100 10 3
Keterangan Kode laporan Id jenis laporan Id pegawai Judul laporan Judul pencarian Tanggal Hari Jam Dibaca
195
Isi_laporan
Text
-
Isi laporan
5. Jenis Laporan Nama Tabel
: Jenis_Laporan
Primary Key
: Id_jenis_laporan
Foreign Key
:Tabel 4.36 Tabel Jenis_laporan
Nama Field Id_jenis_laporan Nama_jenis
Tipe Data Integer
Ukuran 2
Varchar
20
Keterangan Id Jenis Laporan Nama Jenis Laporan
6. Forum Diskusi Nama Tabel
: Diskusi
Primary Key
: Id_diskusi
Foreign Key
: Id_peg, Id_kategori Tabel 4.37 Tabel Diskusi
Nama Field Id_peg
Tipe Data Integer
Ukuran 3
Id_diskusi
Integer
3
Id_kategori
Integer
2
Judul
Varchar
100
Judul_seo Isi_diskusi Hari Tanggal Jam Gambar
Varchar Text Varchar Date Time Varchar
100 10 50
Keterangan Id pegawai Id Forum Diskusi Id Kategori Pengetahuan Judul Forum Diskusi Judul pencarian Isi diskusi Hari Tanggal Jam Gambar
196
Dibaca
Integer
3
Dibaca
7. Komentar Diskusi Nama Tabel
: Komentar
Primary Key
: Id_komentar
Foreign Key
: Id_peg, Id_diskusi Tabel 4.38 Tabel Komentar
Nama Field Id_komentar Id_diskusi Id_peg Isi_komentar Tgl Jam_komentar
Tipe Data Integer Integer Integer Text Date Time
Ukuran 3 3 3 -
Keterangan Id komentar Id diskusi Id pegawai Isi komentar Tanggal Jam
Keterangan Id pegawai Id studi kasus Id kategori Topik Forum Diskusi Judul Pencarian Deskripsi Kasus Kronologi Kasus Solusi Kasus Hari Tanggal Jam Gambar Dibaca
200
14. Kategori Nama Tabel
: Kategori
Primary Key
: Id_kategori
Foreign Key
:Tabel 4.45 Tabel Kategori
Nama Field
4.6.4
Tipe Data
Ukuran
Id_kategori
Integer
2
Nama_Kategori
Varchar
50
Kategori_seo
Varchar
50
Keterangan Id Kategori Pengetahuan Nama Kategori Pengetahuan Judul pencarian
Desain Interface
4.6.4.1 Perancangan Struktur Menu 1. Menu Admin Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta
Masukkan Username dan Password
Menu Aplikasi Admin
Master Data
User
Forum Diskusi
Studi Kasus
Dokumentasi Pengetahuan
Laporan
User Account
Logout
Gambar 4.49 Struktur Menu Admin
Messaging
Informasi
201
2. Menu Tata Usaha Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta
Masukkan Username dan Password
Menu Aplikasi Tata Usaha
Master Data
User
Forum Diskusi
Studi Kasus
Dokumentasi Pengetahuan
Laporan
Messaging
Informasi
Messaging
Informasi
Guru
Dokumentasi Pengetahuan
Laporan
Informasi
Gambar 4.50 Struktur Menu Tata Usaha 3. Menu Guru Sistem Manajemen Pengetahuan SMAN 46 Jakarta
Masukkan Username dan Password
Menu Aplikasi Guru
Master Data
User
Forum Diskusi
Studi Kasus
Dokumentasi Pengetahuan
Laporan
Gambar 4.51 Struktur Menu Guru
202
4.6.4.2 Perancangan Interface Dalam tahapan ini, akan di rancang tampilan tatap muka (interface) dari sistem manajemen pengetahuan yang akan dibangun. Perancangan interface ini akan dibagi menjadi beberapa halaman sesuai dengan tugas dan wewenang aktor dalam sistem ini, diantaranya halaman guru, halaman tata usaha dan, halaman admin.
Gambar 4.52 User Interface Home Guru Menampilkan halaman home bagi Guru setelah melakukan Login. Halaman home ini menampilkan menu data guru, forum diskusi, studi kasus, laporan, dokumentasi, pesan dan informasi. Untuk Lengkapnya bisa dilihat di lampiran 3.
203
4.7 Implementation 4.7.1
Coding (Pengkodean) Pada tahap coding, penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP
sebagai bahasa pemrograman untuk membantu dalam proses pembuatan aplikasi sistem manajemen pengetahuan pada SMAN 46 Jakarta. Untuk lebih lengkapnya terlampir di lampiran 4.
4.7.2
Testing (Pengujian) Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem manajemen
pengetahuan SMAN 46 Jakarta. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian external (Blackbox Testing). Blackbox Testing yaitu melakukan pengujian terhadap aplikasi dengan cara memeriksa satu persatu link yang ada dengan menggunakan tabel pengujian, apakah link tersebut sudah sesuai seperti yang diharapkan atau belum. Pengujian ini antara lain : 1. Pengujian Proses Akuisisi Knowledge. 2. Pengujian Proses Knowledge Sharing and Distribution Hasil print out dari testing selengkapnya dapat dilihat di lampiran 3.
BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1. Selama ini pengetahuan yang terdapat pada guru SMAN belum teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik, sehingga setiap pengetahuan yang ada akan mudah hilang. 2. Penelitian ini menghasilkan sistem yang dapat mengumpulkan, identifikasi, menyimpan, mengelola dan menyebarkan pengetahuan yang ada di SMAN 46 Jakarta yang berbasis web. 3. Dengan adanya penelitian ini guru tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian pengetahuan yang disimpan. 4. Dengan adanya aplikasi manajemen pengetahuan membuat standar kompetensi yang dimiliki antar guru menjadi seimbang. 5. Terjalinnya komunikasi yang lebih baik antara guru yunior dan senior. 6. Penelitian ini menghasilkan rancang bangun sistem informasi yang mampu menyimpan data dan pengelolaan pengetahuan di dalam sebuah database. 7. Aplikasi manajemen pengetahuan SMAN 46 dapat menampilkan dokumentasi pengetahuan yang dimiliki oleh guru. 8. Aplikasi Knowledge Management yang diimplementasikan dapat membantu guru SMAN 46 Jakarta dalam proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan atau kompetensi pada tiap guru. 9. Pembuatan program yang berbasis web memungkinkan guru dapat mengakses pengetahuan dimana saja berada.
204
205
5.2.Saran Beberapa saran dari hasil penelitian untuk pengembangan lebih lanjut atas sistem yang dirancang adalah sebagai berikut: 1. Setiap guru harus termotivasi untuk menggunakan dan memanfaatkan sistem yang telah dibuat. 2. Perlu diadakan training dan evaluasi terhadap seluruh guru maupun pegawai tata usaha yang terlibat dalam penggunaan sistem ini. 3. Sistem ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk sekolah maupun instansi lain yang bergerak dibidang pendidikan dalam membuat sistem manajemen pengetahuan. 4. Diharapkan pengembangan berikutnya sistem manajemen pengetahuan SMAN 46 dapat terintegrasi dengan sistem informasi perpustakaan untuk mempermudah pencarian pengetahuan yang lebih banyak. 5. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan ataupun referensi yang bermanfaat bagi mahasiswa yang berminat mengambil pembahasan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Ariesto H. 2002. Analisis dan Desain Berorientasi Objek. Jakarta: CV Graha Ilmu. Armour, F., Miller G. 2001. Advanced Use Case Modelling: Software System 1th Edition. Addison-Wesley Professional. Carl Davidson and Philip Voss (2003). Knowledge Management: An Introduction to Creating Competitive Advantage from Intellectual Capital. New Delhi: Vision Books. Connolly T, Begg, Carolyn. 2005. Database Systems: A Practical Approach to Design, Implementation and Management. 4th Edition. Addison Wesley, USA. Davenport, T, Prusak, L. 2000. Working Knowledge. Boston: Harvard Business School. Dennis, et al. 2005. System Analysis and Design with The Unified Modelling Language. New York: McGraw Hill. Gulö, W. 2002.
Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo (Gramedia
Widiasarana Indonesia). Hariyanto, Bambang. 2004. Sistem Manajemen Basis Data: Pemodelan, Perancangan, dan Terapannya, Bandung: Informatika. Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur. Yogyakarta: Penerbit Andi. Jogiyanto, HM. 2008. Metode Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. 206
207
Kadir, Abdul. 2003. Dasar Pemrograman Web dengan ASP. Yogyakarta: Andi. Kendall, KE, Kendall, JE. 2008. System Analysis and Design. Hafidh TA, penerjemah, Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, terjemahan dari: Pearson Education. Ladjamudin, Al bahra bin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Laudon, Kenneth C, Laudon, Jane P. 2002. Management Information System: Managing The Digital Firm. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Inc. Leung, Chi-Hong. 2010. Research Article: Critical Factors of Implementing Knowledge Management in School Environment: A Qualitative Study in Hong Kong. Research Journal of Information Technology, 2: 66-80. Mathiassen, L, Munk-Madsen, Andreas, N, Peter Axel, Stage, J. (2000). Object Oriented Analysis & Design First edition. Aalborg, Denmark: Marko Publishing ApS. Munir, ningky. 2008. Knowledge Management Audit, Pedoman Evaluasi Kesiapan Organisasi, Mengelola Pengetahuan. Jakarta: PPM Nawawi, Ismail. 2012. Manajemen Pengetahuan: Teori dan Aplikasi dalam Mewujudkan Daya Saing Organisasi Bisnis dan Publik. Surabaya: Ghalia Indonesia Nazir, M. 2005. Metodologi Penelitian. Surabaya: Ghalia Indonesia. Nugroho, Bunafit. 2005. Database Relasional Dengan MySQL. Yogyakarta: Penerbit Andi.
208
O’Brien, James A. 2005. Introduction to Information System. 12th edition. New York : Mc.Graw-Hill Inc. Petrides, Lisa A. & Guiney, Susan Zahra. 2002. Knowledge Management for School Leaders: An Ecological Framework for Thinking Schools. Teachers College Record Volume 104, Nomor 8, December 2002, pp. 1702-1717. Petrides, Lisa A. & Nodine, Thad R. 2003. Knowledge Management in Education. The Institute for The Study of Knowledge Management in Education. http://iskme.path.net/kmeduction.pdf. Diakses 20 April 2012.
Pohan, Husni. I. dan Bertha. (2001). Pemrograman Web dengan HTML. Edisi ke1. Bandung: Informatika. Prahasta E. 2005. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis Edisi Revisi. Bandung: Informatika. Pressman, R. 2009. Software Engineering: A Practitioner’s Approach. 7th Edition. McGraw-Hill International Edition. Probst, Gilbert et al. 2000. Managing Knowledge: Building Block for Success. Chichester England: JohnWiley & Sons Ltd. Baffin Lane. Sangkala. 2007. Knowledge Management. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Senge, Peter M. 2002. Disiplin Kelima: Strategi dan Alat untuk Membangun Organisasi Pembelajaran. Batam: Interaksara. Setiarso, Bambang, et al. 2009. Knowledge Management Yogyakarta: Graha Ilmu.
pada Organisasi.
209
Shelly, Gary B, dan Rosenblatt, Harry J. 2012. System Analysis And Design Nine Edition. USA: Course Technology. Tobing, Paul L. 2007. Knowledge Management: Konsep, Arsitektur dan Implementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Turban E, Aronson JE. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas). Diterjemahkan oleh Dwi Prabantini. Edisi 7. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Turban, Efraim, Rainer.Jr, R.Kelly, and E. Porter, Richard. (2001). Introduction to Information Technology. New York: John Wiley & Sons. Welling, Luke., dan Thomson, Laura. (2001). PHP & MySQL Web Development. USA: Sams Publishing. Whitten, Jeffrey L et al. 2004. Metode Analisis & Desain Sistem: Edisi Ke-6. Yogyakarta: Penerbit Andi. Whitten, JL., Bentley LD. 2008. Introduction to System Analysis and Design. McGraw Hill: New York, USA. Wibowo. 2012. Bahan Kuliah: Inovasi Dalam Manajemen Pendidikan. Buku Pertama. Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Widayana, Lendy. (2005). Knowledge Management : Meningkatkan Daya Saing Bisnis. Jatim: Bayu Media Publishing. Widodo Pudjo, Prabowo dan Herlawati. 2011. Menggunakan UML. Bandung: Informastika.
LAMPIRAN I
xxi
xxii
xxiii
LAMPIRAN II LAMPIRAN PERTANYAAN: 9. Apa standar yang digunakan dalam rangka mencapai kompetensi siswa yang diinginkan? JAWABAN: Standar yang digunakan ialah standar berdasarkan kurikulum yang digunakan. 10. Apa kurikulum yang digunakan sekolah saat ini? Apakah kurikulum tersebut sudah dilaksanakan dengan sempurna? Jika tidak, apa yang menyebabkannya? JAWABAN: Kurikulum KTSP, sedangkan Kurikulum 2013 sedang dalam tahap persiapan. Tidak, karena saat ini kami sedang menjalani kurikulum KTSP tapi di satu sisi kami harus belajar menerapkan kurikulum 2013. 11. Kompetensi apa saja yang harus dimiliki guru untuk menunjang meningkatkan kemampuan siswa? JAWABAN: Kompetensi khusus yang sesuai dengan bidangnya masing-masing sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, teknik penyampaian materi, dan teknik pendekatan terhadap.
xxiv
12. Bagaimana peranan guru dalam mengembangkan potensi tiap anak didik? JAWABAN: Sangat penting karena setiap guru harus mampu membuat anak didiknya berkembang. 13. Bagaimana cara mengumpulkan dan berbagi pengetahuan di lingkungan sekolah? Apakah sudah ada teknologi yang mendukungnya? JAWABAN: Saat ini pengetahuan yang bersifat hardcopy seperti dokumen-dokumen disimpan di bagian TU, dan ide-ide guru hanya sebatas perbincangan antar guru saja namun belum ada teknologi pendukungnya. 14. Bagaimana pihak sekolah meningkatkan pengetahuan kompetensi yang dimiliki para guru? JAWABAN: Melalui seminar, rapat, ataupun training. Diluar itu masing-masing mencari pengetahuan dengan menanyakan kepada guru lain atau melalui internet. 15. Bagaimana sekolah memfasilitasi guru untuk dapat berbagi pengetahuan? JAWABAN: Hanya sebatas lewat TU untuk beberapa dokumen seperti laporan rapat, diluar itu kami tidak memfasilitasi. 16. Apa saja yang harus dilakukan dalam meningkatkan kompetensi guru? JAWABAN: Dengan melakukan pelatihan ataupun seminar.
xxv
LAMPIRAN III A. DESAIN INTERFACE 1.
Menu Level Admin a. Halaman Home
b. Menu Manajemen Modul
xxvi
c.
2.
Menu Data Pegawai
Menu Level Tata Usaha a. Halaman Home
xxvii
b. Menu Studi Kasus
c.
Menu Forum Diskusi
d. Menu Berita
xxviii
e.
Menu Pengumuman
f.
Menu Laporan
g.
Menu Dokumen
xxix
h. Menu Kategori
i.
Menu Pesan
j.
Menu Tag
xxx
3.
Menu Level Guru a. Halaman Home
b. Menu Data Guru
xxxi
c.
MenuForum Diskusi
d. Menu Studi Kasus
xxxii
e.
Menu Laporan
f.
Menu Dokumentasi
xxxiii
g.
Menu Pesan
h. Menu Berita
xxxiv
i.
Menu Pengumuman
xxxv
B. TESTING 1. Pengujian Proses Akuisisi Knowledge. a.
Input Dokumen Pengetahuan
Pengujian Input Dokumen Pengetahuan Actor Menu Sub Menu Aktivitas rancangan proses
TU Dokumen Tambah Dokumen 1. Klik menu Dokumen -> sub menu Tambah dokumen 2. Isi Judul -> Pilih Kategori -> Choose File 3. Klik tombol Simpan
Tanda
Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem
Hasil
Warning Accept
- Please Enter Required Field - “Berhasil Menambahkan Dokumen” [Masuk ke halaman Dokumen] Sesuai Sesuai Tanda peringatan kesalahan dapat menyesuaikan pada form yang belum diisi.
Keterangan
(Hasil Warning)
xxxvi
(Hasil Accept) b. Input Laporan Pengujian Input Laporan Actor Menu Sub Menu Aktivitas rancangan proses
TU Laporan Tambah Laporan 1. Klik menu Laporan -> sub menu Tambah laporan 2. Isi Judul -> Pilih jenis -> Isi Laporan -> Choose File 3. Klik tombol Simpan
Tanda
Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem
Hasil
Warning Accept
- Please Enter Required Field - “Berhasil Menambahkan Dokumen” [Masuk ke halaman Dokumen] Sesuai Sesuai Tanda peringatan kesalahan dapat menyesuaikan pada form yang belum diisi.
Keterangan
xxxvii
(Hasil Warning)
(Hasil Accept) c.
Input Studi Kasus
Pengujian Input Studi Kasus Actor Menu Sub Menu Aktivitas rancangan proses
TU Studi Kasus Tambah Studi Kasus 1. Klik menu Studi Kasus -> sub menu Tambah Studi Kasus 2. Isi Judul -> Pilih Kategori -> Isi Deskripsi -> Isi Kronologi -> Isi Solusi 3. Klik tombol Simpan
Tanda
- Please Enter Required Field - “Berhasil Menambahkan Dokumen” [Masuk ke halaman Dokumen]
Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem
xxxviii
Hasil Keterangan
Warning Accept
Sesuai Sesuai Tanda peringatan kesalahan dapat menyesuaikan pada form yang belum diisi.
(Hasil Warning)
xxxix
(Hasil Accept)
2.
Pengujian Proses Knowledge Sharing and Distribution. a.
Searching Knowledge
Pengujian Search Actor Menu Sub Menu Aktivitas rancangan proses
Guru Home 1. Isi Kata yang ingin dicari -> Klik Go
Tanda
Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem
- Pencarian Tidak Ada - “Berhasil Mencari Dokumen”
Hasil
Warning Accept
Sesuai Sesuai Jika hasil pencarian tidak ada maka tidak ada hasilnya.
Keterangan
(Hasil Warning)
xl
(Hasil Accept) b. Download Dokumentasi Pengetahuan Pengujian Download Dokumentasi Pengetahuan Actor Menu Sub Menu Aktivitas rancangan proses
Guru Dokumentasi 1. Klik menu Dokumentasi 2. Klik File yang diinginkan
Tanda
- “Berhasil Download Dokumen” Sesuai Download Berhasil
Hasil
Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem Warning Accept
Keterangan
xli
(Hasil Accept) c.
Input Forum Diskusi
Pengujian Input Forum Diskusi Actor Menu Sub Menu Aktivitas rancangan proses
Guru Forum Diskusi Pilah Kategori Yang Diinginkan 1. Klik menu Forum Diskusi -> Kategori -> Create New Thread 2. Isi Judul -> Isi Diskusi 3. Klik tombol Simpan
Tanda
Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem
Hasil
Warning Accept
- Please Enter Required Field - “Berhasil Menambahkan Dokumen” [Masuk ke halaman Dokumen] Sesuai Sesuai Tanda peringatan kesalahan dapat menyesuaikan pada form yang belum diisi.
Keterangan
xlii
sub menu
(Hasil Warning)
(Hasil Accept)
xliii
d. View Forum Diskusi Pengujian View Forum Diskusi Actor Menu Sub Menu Aktivitas rancangan proses Tanda
Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem Warning Accept
Hasil Keterangan
Guru Forum Diskusi Kategori yang diinginkan 1. Klik menu Forum Diskusi -> sub menu Kategori [Masuk ke halaman Forum Diskusi] Sesuai Guru melihat Forum Diskusi
(Hasil Accept) e.
View Studi Kasus
Pengujian View Studi Kasus Actor Menu Sub Menu Aktivitas rancangan proses Tanda Hasil Keterangan
Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem Warning Accept
Guru Studi Kasus 1. Klik menu Studi Kasus -> Klik Kasus yang ingin dilihat [Masuk ke halaman Studi Kasus] Sesuai Guru melihat Kasus
xliv
(Hasil Accept) f.
View Laporan
Pengujian View Laporan Actor Menu Sub Menu Aktivitas rancangan proses Tanda Hasil Keterangan
Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem Warning Accept
Guru Laporan Rapat, Training, Seminar 1. Klik menu Laporan -> Rapat/Training/Seminar [Masuk ke halaman Laporan] Sesuai Guru melihat Laporan
(Hasil Accept)
xlv
sub
menu
g.
View Dokumentasi
Pengujian View Actor Menu Sub Menu Aktivitas rancangan proses Tanda Hasil Keterangan
Peringatan Kesalahan Kesesuaian Sistem Warning Accept
Guru Dokumentasi Kategori yang diinginkan 1. Klik menu Dokumentasi -> Kategori [Masuk ke halaman Dokumentasi] Sesuai Guru melihat Hasil Dokumentasi
(Hasil Accept)
xlvi
sub menu
LAMPIRAN IV Source Code
header("Location:home.php"); break; case "tu"; //echo
//echo $pengguna . ' ' . $password; $q_sql=" select * from pegawai where username='$username' AND password='$pass' AND blokir='N' AND status='1'"; $sql=mysql_query($q_sql) or die(mysql_error()); $rowcount=mysql_num_rows($sql);
} else { echo ""; echo "
LOGIN GAGAL!!! Username atau Password Anda Tidak Benar. Atau Account Anda sedang diblokir. "; echo "SILAHKAN ULANGI LAGI
$aksi="modul/mod_berita/aksi_berita.php"; switch($_GET[act]){ // Tampil Berita default: echo "
Berita
";
if ($_SESSION[leveluser]=='tu'){ $jmldata = mysql_num_rows(mysql_query("SELECT * FROM berita")); } else{ $jmldata = mysql_num_rows(mysql_query("SELECT * FROM berita WHERE left join pegawai on pegawai.id = berita.id_peg username='$_SESSION[namauser]'")); } $jmlhalaman = $p>jumlahHalaman($jmldata, $batas); $linkHalaman = $p>navHalaman($_GET[halaman], $jmlhalaman);
if ($_SESSION[leveluser]=='admin'){ $tampil = mysql_query("SELECT * FROM berita WHERE judul LIKE '%$_GET[kata]%' ORDER BY id_berita DESC LIMIT $posisi,$batas"); } else{ $tampil=mysql_query("SELECT * FROM berita WHERE username='$_SESSION[namauser]' AND judul LIKE '%$_GET[kata]%' ORDER BY id_berita DESC LIMIT $posisi,$batas"); }
break; } case "tambahberita": echo "
Tambah Berita
"; break;
case "editberita": $edit = mysql_query("SELECT * FROM berita WHERE id_berita='$_GET[id]'"); $r = mysql_fetch_array($edit);
if ($_SESSION[leveluser]=='admin'){ $jmldata = mysql_num_rows(mysql_query("SELECT * FROM diskusi")); } else{ $jmldata = mysql_num_rows(mysql_query("SELECT * FROM diskusi WHERE id_pegawai='$_SESSION[nip]'")); } $jmlhalaman = $p>jumlahHalaman($jmldata, $batas); $linkHalaman = $p>navHalaman($_GET[halaman], $jmlhalaman);
if (empty($_GET['kata'])){ echo "
no
judul
tgl. posting
aksi
";
echo "
$linkHalaman
";
$p = new Paging; $batas = 15; $posisi = $p->cariPosisi($batas);
break; } else{ echo "
if ($_SESSION[leveluser]=='admin'){ $tampil = mysql_query("SELECT * FROM diskusi ORDER BY id_diskusi DESC LIMIT $posisi,$batas"); } else{ $tampil=mysql_query("SELECT * FROM diskusi WHERE id_pegawai='$_SESSION[nip]' ORDER BY id_diskusi DESC LIMIT $posisi,$batas"); }
no
judul
tgl. posting
aksi
"; $p = new Paging; $batas = 15; $posisi = $p->cariPosisi($batas); if ($_SESSION[leveluser]=='admin'){ $tampil = mysql_query("SELECT * FROM diskusi WHERE judul LIKE '%$_GET[kata]%' ORDER BY id_diskusi DESC LIMIT $posisi,$batas"); } else{
case "editdiskusi": $edit = mysql_query("SELECT * FROM diskusi WHERE id_diskusi='$_GET[id]'"); $r = mysql_fetch_array($edit); echo "
Edit Berita
"; break; case "editdownload": $edit = mysql_query("SELECT * FROM download WHERE id_download='$_GET[id]'"); $r = mysql_fetch_array($edit);
viii
";
Untuk mengakses modul, Anda harus login "; echo "LOGIN"; } else{
if (empty($_GET['kata'])){ echo "
no
judul
tgl. posting
aksi
"; $p = new Paging; $batas = 15; $posisi = $p->cariPosisi($batas); if ($_SESSION[leveluser]=='admin'){ $tampil = mysql_query("SELECT * FROM laporan ORDER BY id_laporan DESC LIMIT $posisi,$batas"); } else{ $tampil=mysql_query("SELECT * FROM laporan WHERE id_peg='$_SESSION[nip]' ORDER BY id_laporan DESC LIMIT $posisi,$batas"); }
function GetCheckboxes($table, $key, $Label, $Nilai='') { $s = "select * from $table order by nama_tag"; $r = mysql_query($s); $_arrNilai = explode(',', $Nilai); $str = ''; while ($w = mysql_fetch_array($r)) { $_ck = (array_search($w[$key], $_arrNilai) === false)? '' : 'checked'; $str .= "$w[$Label] "; } return $str; }