1 PENGEMBANGANN SISTEM INFORMASI PEMETAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) PADA DINAS PENDIDIKAN JAKARTA SELATAN (STUDI KASUS DI DIKMENTI KOTAMADYA...
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) PADA DINAS PENDIDIKAN
JAKARTA SELATAN (STUDI KASUS DI DIKMENTI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer (S.Kom.)
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: YADI SURYADI NIM : 103091029516
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2010 M / 1432 H i
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) PADA DINAS PENDIDIKAN JAKARTA SELATAN (STUDI KASUS DI DIKMENTI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: YADI SURYADI NIM: 103091029516
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1432 H
ii
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) PADA DINAS PENDIDIKAN JAKARTA SELATAN (STUDI KASUS DI DIKMENTI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: Yadi Suryadi 103091029516
Menyetujui,
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom. NIP. 470 035 764
Arini, MT. NIP. 19760131 200901 2 001
Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durrachman, MSC., MIT. NIP. 19710522 200604 1 002 iii
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Pemetaan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Pada Dinas Pendidikan Jakarta Selatan ( Studi Kasus di Dikmenti Kotamadya Jakarta Selatan)” yang ditulis oleh Yadi Suryadi (103091029516) telah di uji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Rabu, 5 Januari 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Informatika. Jakarta, 5 Januari 2011 Tim Penguji Penguji I,
Penguji II,
Yusuf Durrachman, MIT., M.Sc. NIP. 19710522 200604 1 002 Pembimbing I,
Ir. Bakri La Katjong, MT., M.Kom. NIP. 470 035 764
Arini, MT. NIP. 19760131 200901 2 001
Mengetahui, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Ketua Program Studi Teknik Informatika,
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. NIP. 19680117 200112 1 001
Yusuf Durrachman, MIT., M.Sc. NIP. 19710522 200604 1 002 iv
PERNYATAAN Lembar Pernyataan DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Agustus 2010
Yadi Suryadi NIM. 103091029516
v
YADI SURYADI (103091029516), Pengembangan Sistem Informasi Pemetaan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Pada Dinas Pendidikan Jakarta Selatan (Studi Kasus di Dikmenti Kotamadya Jakarta Selatan. Dibawah bimbingan BAKRI LA KATJONG dan ARINI.
ABSTRAK DIKMENTI (Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi) pada dinas pendidikan Jakarta Selatan melakukan kegiatan pemetaan sarana pendidikan, dengan tujuan untuk penilaian dan pengawasan terhadap sarana pendidikan serta fasilitas SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) yang dilakukan oleh Sub Bagian Sarana dan Prasarana. Dalam proses pemetaan sarana SMAN ini DIKMENTI belum menerapkan sistem komputerisasi secara optimal karena dalam proses pemberkasan mengenai sarana dan mengetahui lokasi SMAN pada peta masih dilakukan secara manual. Sehingga dalam proses pemetaan sarana pendidikan ini memakan waktu yang relatif lama begitu juga untuk memperbaharuinya. Dirancanglah sistem informasi geografis (SIG) untuk pemetaan sarana pendidikan SMAN di Jakarta Selatan. Teknologi pengkodean komputer menggunakan Web Server Apache versi 2.0.59 dan control panel Uniform Server 3.5-Apollo, bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP serta MySQL versi 5.0.41 sebagai basis data. Metode pengembangan sistem informasi geografis ini menggunakan metode pengembangan RAD (Rapid Application Development). Hasil akhir dari penelitian ini adalah system informasi geografis berbasis web yang mempermudah dan mempercepat proses pemetaan sarana pendidikan SMAN di DIKMENTI Jakarta Selatan. Sistem informasi ini menyajikan informasi alamat, sarana pendidikan yang ada di tiap SMAN. Dengan sistem informasi ini dapat memberi kemudahan dalam melakukan kegiatan pemetaan sarana pendidikan SMAN yang berada di bawah DIKMENTI Jakarta Selatan. Diharapkan sistem ini dapat dikembangkan dengan diperluas cakupan wilayah yang ditampilkan serta dapat mengidentifikasikan jalan dan wilayah Kecamatan.
Kata kunci: SIG, Pemetaan, Web, PHP, MySQL.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanir Rahiim Asslamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat,
hidayah
serta
kekuatan
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengembangan Sistem Informasi Pemetaan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Pada Dinas Pendidikan Jakarta Selatan ( Studi Kasus di Dikmenti Kotamadya Jakarta Selatan)”. Dalam menyusun Skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak terdapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1) Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi. 2) Bapak Yusuf Durrachman, M.Sc., MIT. selaku Ketua Program Studi dan Ibu Viva Arifin, MMSI. selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika. 3) Bapak Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom. dan Ibu Arini, MT. yang telah merelakan waktunya untuk membimbing dan memotivasi. 4) Drs. H. Katijono yang saat ini menjabat sebagai Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Kotamadya Jakarta Selatan.
vii
5) Kepada Penguji yang telah memberikan saran dan kritik dalam penulisan Skripsi ini. 6) Para Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmunya dalam mengajar selama penulis berada di bangku kuliah. 7) Kedua Orang Tua dan saudara-saudara tercinta yang memberikan dukungan secara penuh baik secara fisik dan non fisik untuk kuliah. 8) Teman-teman terbaik sampai saat ini yang diantaranya Supardi, S.Kom., Ali Huzaefi S.Kom., Yudi Defrizal, S.Kom., M. Yasin S.Kom., Faisal Nurachman S.Kom., Arip Saripudin S.Kom., dan teman-teman TIA yang selalu memberi dukungan. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna karena masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Penulis juga berharap Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis sendiri khususnya. Wasslamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta,
September 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Lembar Sampul …………………………………………………………….. i Lembar Judul ……………………………………………………………….
ii
Lembar Pengesahan Skripsi ………………………………………………... iii Lembar Pengesahan Ujian ……………………………………………….....
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………............ Lampiran I Waktu Penelitian ………………………………………….........
147
Lampiran II Wawancara dan Kuisioner ……………………………………. 148 A. Wawancara …………………..…..…………………………...
148
B. Kuisioner ………………………...….………………………... 149 Lampiran III Source Code …………………………………………..............
151
Lampiran IV Tampilan Aplikasi ….………………………………….......... 169 Lampiran V Dokumen Pendukung Lainnya
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Transformasi data menjadi informasi
11
Gambar 2.2 Komponen SIG
17
Gambar 2.3 Metode Tumpang Susun
29
Gambar 2.10 Area kerja Adobe Photoshop CS3
44
Gambar 3.1 Alur Pemetaan Sekolah
55
Gambar 4.1 Struktur Organisasi DIKMENTI Propinsi DKI Jakarta
61
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Suku Dinas DIKMENTI Kotamadya Jakarta Selatan
62
Gambar 4.3 Diagram Konteks Sistem Berjalan
67
Gambar 4.4 Diagram Overview Sistem Berjalan
68
Gambar 4.5 Diagram Rinci Proses pemeriksaan kondisi
69
Gambar 4.6 Peta Indeks
73
Gambar 4.7 Tabel Relasi basis data Sistem Informasi Geografis yang diusulkan.
81
Gambar 4.8 Diagram konteks GIS yang diusulkan
87
Gambar 4.9 Diagram level 0 overview GIS
88
Gambar 4.10 Diagram 1 level 1proses pengolahan data di Kecamatan
90
Gambar 4.11 Diagram 1 level 2 proses pengolahan data Sekolah
92
Gambar 4.12 Diagram 1 level 3 proses pengolahan data Tenaga Kerja
93
Gambar 4.13 Diagram 1 level 4 proses pengolahan Tahun Ajaran
95
Gambar 4.14 Diagram 1 level 5 proses laporan tahunan Gambar 4.15 Diagram 1 level 6 proses Member
xiii
96 97
Gambar 4.16 Diagram 2 level 2 proses Pilih Koordinat
99
Gambar 4.17 Tampilan halaman utama
100
Gambar 4.18 Tampilan halaman utama administrator
101
Gambar 4.19 Tampilan halaman info
102
Gambar 4.20 Tampilan halaman input data member
102
Gambar 4.21 Tampilan halaman input data kecamatan
103
Gambar 4.22 Tampilan halaman input data SMAN
104
Gambar 4.23 Tampilan halaman input tahun ajaran
105
Gambar 4.24 Tampilan halaman input tenaga kerja
106
Gambar 4.25 Tampilan halaman melihat data
107
Gambar 4.26 Tampilan halaman GIS
108
Gambar 4.27 Diagram Alir Menu Utama
110
Gambar 4.28 Diagram Alir Menu Search
111
Gambar 4.29 Diagram Alir Menu GIS
112
Gambar 4.30 Diagram Alir Menu Administrator (Login)
113
Gambar 4.31 Diagram Alir Login sebagai Admin
114
Gambar 4.32 Diagram Alir Login sebagai Member
115
Gambar 4.33 Diagram Alir Tambah Member login Admin
116
Gambar 4.34 Diagram Alir Tambah Kecamatan login Admin
117
Gambar 4.35 Diagram Alir Tambah SMAN login Admin
118
Gambar 4.36 Diagram Alir Tambah Tahun Ajaran login Admin
119
Gambar 4.37 Diagram Alir Tambah Tenaga Kerja login Admin
120
Gambar 4.38 Diagram Alir Menu Lihat pada Login Admin
121
Gambar 4.39 Diagram Alir Menu tambah tahun ajaran login member
122
xiv
Gambar 4.40 Diagram Alir Menu tambah tenaga kerja login member
123
Gambar 4.41 Diagram Alir Menu lihat login member
124
Gambar 4.42 Diagram Alir update member login Admin
125
Gambar 4.43 Diagram Alir update kecamatan login Admin
126
Gambar 4.44 Diagram Alir update SMAN login Admin
127
Gambar 4.45 Diagram Alir update tahun ajaran login Admin
128
Gambar 4.46 Diagram Alir update tenaga kerja login Admin
129
Gambar 4.47 Diagram Alir tahun ajaran login member
130
Gambar 4.48 Diagram Alir tenaga kerja login member
131
xv
DAFTAR SIMBOL
Gambar 2.4 Simbol Entitas Luar pada DFD
36
Gambar 2.5 Simbol Proses pada DFD
36
Gambar 2.6 Simbol Berkas atau Tempat Penyimpanan pada DFD
36
Gambar 2.7 Simbol Aliran Data pada DFD
36
Gambar 2.8 Simbol Entitas ERD
37
Gambar 2.9 Simbol Relasi
37
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Flow Direction Symbol (simbol penghubung/alur)
33
Tabel 2.2 Processing Symbol (simbol proses)
34
Tabel 2.3 Input-output Symbol (simbol input-output)
35
Tabel 2.4 Kotamadya Jakarta Selatan
46
Tabel 2.5 SMAN di Kotamadya Jakarta Selatan
46
Tabel 2.6 Perbedaan pengembangan sistem
48
Tabel 4.1 Kamus data SMAN
85
Tabel 4.2 Kamus data Tenaga Kerja
85
Tabel 4.3 Kamus data Tahun Ajaran
86
Tabel 4.4 Kamus data Kecamatan
86
Tabel 4.5 Kamus data Member
87
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Black-box
132
Tabel 4.7 Tabel hasil kuisioner tentang antarmuka sistem
139
Tabel 4.8 Tabel hasil kuisioner tentang struktur navigasi
139
Tabel 4.9 Tabel hasil kuisioner tentang fasilitas sistem
140
Tabel 4.10 Tabel hasil kuisioner tentang pengoperasian sistem
140
Tabel 4.11 Tabel hasil Kesimpulan sistem yang ditawarkan
140
xvii
DAFTAR ISTILAH
Sistem Informasi Aplikasi komputer
untuk mendukung operasi dari suatu
organisasi. Sistem Informasi Geografis Sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Pemetaan Adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vector maupun raster. PHP Adalah bahasa skrip yang dapat ditanamkan atau disisipkan ke dalam HTML PHP banyak dipakai untuk mengorganisasi situs web dinamis. MYSQL xviii
Adalah sebuah perangkat lunak system manajemen basis data. Rapid application development (RAD) Adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dancepat.Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Data Spasial Adalah
data
yang
memiliki
referensi
ruang
kebumian
(georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Prototype Atau purwarupa, atau arketipe adalah bentuk awal (contoh) atau standar ukuran dari sebuah entitas.
xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam penentuan sumber daya manusia yang ada pada suatu negara. Hal ini telah disadari oleh pemerintah dengan dibangunnya sarana-sarana pendidikan seperti sarana gedung SMAN dan fasilitas-fasilitasnya, agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Selanjutnya pemerintah perlu melakukan penilaian dan pengawasan terhadap sarana pendidikan serta fasilitasnya. Untuk pemerintah DKI Jakarta, badan pemerintah yang berwenang dalam hal pengawasan dan penilaian ini adalah DIKMENTI (Dinas Pendidikan Menengah
dan
Tinggi).
Di
Jakarta
setiap kotamadya
memiliki
DIKMENTI, termasuk kotamadya Jakarta Selatan. Dalam melakukan kegiatan penilaian dan pengawasan, DIKMENTI Jakarta Selatan mendapatkan laporan dari masing-masing SMAN di Jakarta Selatan berupa laporan tertulis setiap tahunnya. Kemudian laporan tersebut akan dilakukan pengarsipan secara manual oleh DIKMENTI. Ketika laporan tersebut diperlukan maka berkas dapat diambil dari tempat pengarsipannya. Hal ini mempersulit pemerintah dalam mengambil langkah-langkah kebijakan dikarenakan informasi yang bersifat manual tersebut masih kurang akurat dan memakan waktu yang lama untuk pencarian informasi. Selain itu, DIKMENTI Jakarta Selatan juga belum
1
2
memiliki informasi peta lokasi dimana SMAN berada. Untuk mengetahui lokasi SMAN, DIKMENTI masih menggunakan peta konvensional, hal ini juga menjadi kendala dalam hal mengakses informasi lokasi SMAN. Pembahasan mengenai peta lokasi SMAN maka menyangkut kepada Sistem Informasi Geografis (SIG). Yaitu perkembangan teknologi informasi dan komputer dimana sebelumnya manusia menggunakan peta konvensional yang berupa gambar permukaan bumi pada kertas yang hanya menunjukkan informasi tertentu. Dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) manusia akan mendapatkan informasi lebih cepat, lebih baik, dan akurat dibandingkan dengan menggunakan peta konvensional. Maka untuk mengatasi permasalahan DIKMENTI Jakarta Selatan di atas, dibutuhkan suatu sistem informasi yang menjelaskan tentang sarana pendidikan dan fasilitas pada SMAN sekaligus juga informasi lokasi SMAN tersebut berada. Sistem informasi yang sesuai adalah Sistem Informasi Geografis, karena kemampuan dari sistem ini adalah menampilkan secara nyata letak SMAN itu pada peta dan informasi yang diberikan lebih lengkap. Selanjutnya pihak SMAN juga dapat memberikan laporan kepada DIMENTI dengan lebih cepat, karena bisa secara langsung memberikan laporan melalui sistem informasi tersebut. Dengan adanya Sistem Informasi Pemetaan ini diharapkan pemerintah dapat memberikan solusi dan kemudahan untuk mengambil langkah-langkah kebijakan dalam
3
peningkatan terhadap sarana-sarana pendidikan sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar. Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk menjadikannya sebagai alasan penulisan tugas akhir yang berjudul “PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) PADA DINAS PENDIDIKAN JAKARTA SELATAN ( STUDI KASUS DI DIKEMNTI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN ) ”.
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pemasalahan diatas maka rumusan masalah yang ada pada DIKMENTI dapat diuraikan sebagai berikut : ”Bagaimana membangun sistem informasi pemetaan SMAN di Jakarta Selatan yang dapat membantu dalam melakukan penilaian dan pengawasan terhadap ketersediaan sarana pendidikan di SMAN ”.
1.3.
Batasan Masalah Pada penulisan skripsi ini batasannya adalah: 1. Lokasi dari penelitian skripsi ini bertempat diwilayah Suku Dinas DIKMENTI Kotamadya Jakarta Selatan. 2. Peta dasar yang digunakan peta wilayah Jakarta Selatan dengan skala 1: 100.000.
4
3. Sistem Informasi Geografis pemetaan ini dikembangkan menggunakan aplikasi PHP dan MySql. 1.4.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini adalah: 1. Tersedianya suatu aplikasi yang berbasis pada Sistem Informasi Geografi, sehingga memberikan informasi yang berguna tentang lokasi SMAN yang ada di Jakarta Selatan beserta sarana pendidikan yang dimiliki. 2. Mempercepat
pencarian
informasi
mengenai
sarana
pendidikan yang ada di Kotamadya Jakarta Selatan. 3. Memberikan gambaran tentang penerapan Data Spasial dan Data Atribut dalam Sistem Informasi Geografis.
1.5.
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah : 1.
Bagi Peneliti a)
Menerapkan ilmu pemrograman yang diperoleh selama kuliah.
b)
Mengetahui kondisi sebenarnya yang terjadi di dunia kerja.
c)
Membandingkan teori-teori yang ada yang didapat selama kuliah dengan masalah sebenarnya di dunia kerja.
5
d)
Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bagi DIKMENTI Kotamadya Jakarta Selatan a)
Tersedianya aplikasi yang dapat membantu proses pendataan dan pemetaan lokasi-lokasi SMAN di Jakarta Selatan
3.
Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta a)
Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi dan teori yang telah diperoleh selama kuliah.
b)
Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya sebagai bahan evaluasi.
c)
Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
1.6.
Metodologi Penelitian 1.6.1. Metode Pengumpulan Data Pada penulisan skripsi yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Pemetaan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Pada Dinas Pendidikan Jakarta Selatan (Studi Kasus Di Dikmenti Kotamadya Jakarta Selatan)” diperlukan data dan informasi yang lengkap guna mendukung penelitian ini serta kebenaran materi uraian dan pembahasan. Oleh karena itu sebelum menyusun skripsi ini, dalam persiapannya terlebih dahulu
6
melakukanpenelitian untuk mendapatkan data-data informasi atau bahan yang dibutuhkan. 1) Penelitian Lapangan (Field Research) a. Observasi Teknik atau pendekatan ini merupakan teknik mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung terhadap objek datanya (Jogiyanto, 2008:89). b. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
lain.
Wawancara
adalah
pendekatan
secara
berhubungan langsung dengan sumber data dan terjadi proses komunikasi untuk mendapatkan datanya(Jogiyanto, 2008:111). c. Kuisioner Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada (Hartini, 2008).
2) Studi Pustaka Melakukan
penelaahan
terhadap
buku-buku
yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas dan dapat dijadikan
7
acuan dalam pembuatan sistem informasi ini. Studi literature dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan orang lain dan bagaimana orang mengerjakannya, kemudian seberapa berbeda penelitian yang akan kita lakukan (Nielsen, 2010).
1.6.2. Metode Pengembangan Sistem Pengembangan sistem dalam penelitian ini penulis lakukan menggunakan metode Rapid Application Development (RAD) dengan pendekatan model prototyping menurut Kendall & Kendall (2008: 240).
1.7.
Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, pembahasan yang penulis sajikan terbagi dalam lima bab yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diterangkan tentang latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian dan pengembangan sistem serta sistematika penulisan..
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini akan dijelaskan secara singkat teori-teori yang berhubungan erat dan diperlukan dalam pembuatan aplikasi ini.
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang proses penelitian dan metode perancangan dan pengembangan sistem yang digunakan dalam pembuatan dan membangun aplikasi ini.
BAB IV
PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas lebih rinci mengenai proses implementasi, diagram hubungan, diagram rinci, kamus data, rancangan file, coding serta kegiatan uji coba aplikasi.
BAB V
PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dari seluruh rangkaian bab yang ada dalam skripsi ini. Pada bab ini akan dimuat kesimpulan dari hasil pembahasan seluruh bab serta saransaran yang kiranya dapat bermanfaat.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1. Sistem Suatu sistem yang baik harus mempunyai tujuan dan sasaran yang tepat karena hal ini akan sangat menentukan dalam mendefinisikan masukan yang dibutuhkan sistem dan juga keluaran yang dihasilkan. Sedangkan sistem yang baik dapat tercapai bila terdapat pengawasan yang berguna untuk mengawasi pelaksanaan pencapaian tujuan yang terdiri atas pengawasan data masukan (input), pengawasan data keluaran (output), serta pengawasan terhadap operasi sistem. Agar lebih mudah memahami apa dan bagaimana sistem digunakan dua pendekatan, yakni pendekatan prosedur dan pendekatan komponen/elemen (Al-Bahra, 2005:1). A.
Prosedur Pemahaman sistem dengan pendekatan prosedur, yaitu suatu urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Prosedur
adalah
rangkaian
operasi,
yang
melibatkan beberapa benda (seperti ALU, Control Unit) di dalam suatu atau lebih komponen (seperti memori dan CPU,
10
jika dalam Sistem Komputer) yang digunakan untuk menjamin penanganan yang seragam dari aktivitas-aktivitas pengolahan yang terjadi serta untuk menyelesaikan suatu kegiatan pengolahan data tertentu. Urutan kegiatan digunakan untuk menjelaskan apa (what) yang harus dikerjakan, serta berapa banyak kuantitas pekerjaan tersebut, siapa (who) yang mengerjakannya, kapan
(when)
dikerjakannya
dan
bagaimana
(how)
mengerjakannya. B.
Komponen / Elemen Pemahaman
sistem
dengan
pendekatan
komponen/elemen, yaitu kumpulan komponen yang saling berkaitan yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem. Subsistem-subsistem tersebut dapat pula terdiri dari beberapa subsistem yang lebih kecil.
2.1.2. Informasi Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang. Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian
11
(event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Informasi diperoleh setelah data-data mentah diproses atau diolah. Menurut John Burch dan Gary Grudnitski dalam Al-Bahra (2005:9), agar informasi dihasilkan lebih berharga maka informasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Informasi
harus
akurat,
sehingga
mendukung
pihak
manajemen dalam mengambil keputusan. 2) Informasi harus relevan, benar-benar terasa manfaatnya bagi yang membutuhkan. 3) Informasi harus tepat waktu, sehingga tidak ada keterlambatan pada saat dibutuhkan. Kegunaan
informasi
adalah
untuk
mengurangi
ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu kejadian. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.Hubungan antara data dengan informasi dapat dilihat pada gambar Gambar 2.1. Input (Data)
Proses (Pengolahan Data)
Output (Informasi)
Gambar 2.1 Transformasi data menjadi informasi Dari gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa data yang di input dapat berupa simbol-simbol, yang dapat berupa huruf atau angka
12
yang diprosesdan menjadi suatu output (informasi) sesuai yang dibutuhkan pemakai melalui tampilan pada monitor atau cetakan. Sedangkan kualitas suatu informasi tergantung pada tiga hal sebagai berikut: 1) Relevan (relevancy), artinya informasi yang berkualitas akan mampu menunjukkan relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan, dan dibuktikan oleh siapa saja. 2) Akurat
(accuracy).
Artinya
suatu
informasi
dikatakan
berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi tersebut telah tersampaikan (completeness), seluruh pesan telah sesuai (correctness), serta pesan yang disampaikan sudah lengkap atau hanya sistem yang diinginkan oleh user. 3) Tepat waktu (timeliness). Berbagai proses dapat diselesaikan dengan tepat waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu. 2.1.3. Sistem Informasi Sistem informasi dalam sebuah organisasi biasanya dibatasi oleh data yang dapat diperoleh, biaya untuk pengadaan, pengolahan dan penyimpanan dan sebagainya. Sebuah sistem informasi berdasarkan komputer biasanya dapat mengurangi biaya sekaligus meningkatkan kemampuan dan prestasi sistem informasi. A. Definisi Sistem Informasi
13
1) Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. 2) Sekumpulan
prosedur
organisasi
yang
pada
saat
dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan. 3) Suatu
sistem
di
mempertemukan
dalam kebutuhan
suatu
organisasi
pengolahan
yang
transaksi,
mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyedikan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (AlBahra, 2005: 13). B. Komponen Sistem Informasi Untuk mendukung lancarnya suatu sistem informasi dibutuhkan beberapa komponen yang fungsinya sangat penting dalam sistem informasi, yaitu antara lain: 1) Masukan (Input) Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi input dalam hal ini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan yang dapat berupa dokumen dasar. 2) Model
14
Terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematika yang akan memanipulasi data yang masuk dan data yang tersimpan pada basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan. 3) Keluaran (Output) Keluaran (output) yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan menejemen serta semua pemakai sistem. 4) Teknologi Tekologi merupakan kotak alat (tool box) dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima input menjalankan model menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirim keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. 5) Basis Data Basis data merupukan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainya, tersimpan di perangkat keras komputer, dipergunakanperangkat lunak untuk memanipulasinya. 6) Kendali Beberapa kendali perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem
15
dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung dengan cepat di atasi. 2.1.4. Geografis Menurut Barus (1996:1-1), geografis berasal dari gabungan kata geo dan graphy. Geo berarti bumi sedangkan graphy berarti proses penulisan, sehingga geografi berarti penulisan tentang bumi. Geografi mencakup studi mengenai permukaan bumi terutama keragaman areal dan hubungan spasial sebagai tempat tinggal manusia. Menurut Prahasta (2005:109), Geografis memiliki istilah lain, yaitu spasial (keruangan) dan Geospasial. Ketiga istilah ini memiliki pengertian yang sama di dalam konteks SIG. Penggunaan kata
“Geografis”
mengandung
pengertian
suatu
persoalan
mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Geografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari masalah-masalah bumi secara luas dalam hubungannya dengan keruangan. 2.2.
Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.2.1. Definisi SIG Dalam
Prahasta
(2009),
terdapat
berbagai
macam
pengertian mengenai SIG. Antara lain menurut Arronoff dalam Prahasta (2009:116) mendefinisikan SIG sebagai suatu sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan
16
memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis: (a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, dan (d) keluaran. Menurut Basic dalam Prahasta (2009:116) SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan
untuk
mengelola
(manage),
menganalisa,
memetakan informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi. Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa SIG merupakan suatu sistem yang menggunakan komputer untuk memasukkan, mengelola (penyimpanan dan pemanggilan data), manipulasi dan analisis, serta menyajikan informasi secara geografis berikut dengan deskripsi dari keadaan geografis suatu wilayah untuk digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. 2.2.2. Komponen SIG Menurut Gistus dalam Prahasta (2009:121), komponen SIG dibagi menjadi
empat komponen, diantaranya perangkat keras,
manajemen, data dan informasi, serta perangkat lunak.
17
Perangkat Keras
SIG
Data Data dan Informasi
Manajemen
Perangkat Lunak
Gambar 2.2 Komponen SIG (Sumber : Prahasta, 2009: 121)
Komponen perangkat keras dalam SIG yang umum digunakan adalah CPU, RAM, storage, input device, output device, dan peripheral lainnya. Sedangkan komponen perangkat lunak, merupakan suatu sistem untuk mengolah data dan informasi geografis, seperti ERDAS, ArcView, MapInfo, dan lain-lain. Data dan Informasi, merupakan data atribut dari table-table dan laporan yang digunakan, dan manajemen merupakan komponen yang berkaitan dengan perkembangan dan penguasaan teknologi.Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis. 2.2.3. Kemampuan SIG
18
Berdasarkan dari berbagai macam pengertian mengenai SIG, dapat dilihat secara eskplisit mengenai kemampuan SIG. Berikut adalah kemampuan-kemampuan SIG menurut Prahasta (2009:134) yang diambil dari beberapa definisi mengenai SIG: 1) Memasukkan dan mengumpulkan data geografis 2) Mengintegrasikan data geografis 3) Memeriksa, meng-update (meng-edit) data geografis 4) Menyimpan dan memanggil kembali data geografis 5) Merepresentasikan atau menampilkan data geografis 6) Mengelola data geografis 7) Memanipulasi data geografis 8) Menganalisa data geografis 9) Menghasilkan keluaran (output) data geografis dalam bentuk-bentuk: peta tematik (view dan layout), tabel, grafik (chart) laporan (report), dan lainnya baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy. 2.3.
Data Data adalah bahasa, mathematical, dan simbol-simbol pengganti lain yang disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktivitas, konsep, dan objek-objek penting lainnya. (Prahasta, 2009:78). 2.3.1. Data dan Informasi Geografis
19
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-importnya dari perangkat – perangkat lunak yang lain maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard. Dibawah ini di ungkapkan beberapa alasan dasar mengenai kebutuhan SIG diantaranya : 1) Penanganan data geospasial sangat buruk 2) Peta dan statistik sangat cepat kadaluarsa 3) Data dan informasi sering tidak akurat 4) Tidak ada pelayanan penyediaan data 5) Tidak ada pertukaran data. Fungsi-fungsi dari Sistem Informasi Geografis (SIG) antara lain : 1) Sistem Informasi Geografis sebagai bank data geografis 2) Sistem
Informasi
Geografis
sebagai
sarana
bantu
pengambilan keputusan 3) Sistem Informasi Geografis sebagai sarana pengendalian operasional dan pemantauan. 2.3.2. Jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis Data pada SIG dibagi menjadi dua (2) jenis, yaitu data Spasial (Keruangan) dan data NonSpasial (Atribut).
20
A. Data Spasial (Keruangan) Data spasial adalah data yang berhubungan dengan ruang atau bersifat keruangan. Data spasial mendeskripsikan sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap mampu yang tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak atau berkembang). Penyajian data spasial dalam komputer dapat disajikan secara raster atau vektor. 1) Struktur Raster Struktur raster merupakan data yang menggunakan jaringan sel grid untuk menetapkan data alokasional. Dalam struktur ini dikodekan lokasi keruangannya. Setiap sel menunjukkan baris dan kolom dalam suatu matriks petunjuk lokasi serta kode atribut yang di petakan ke dalamnya. 2) Struktur Vektor Pada struktur data vektor, suatu titik dinyatakan dengan koordinat tunggal (x,y). Baris dengan koordinat yang berkesinambungan dipoligon
((x1
,y1),(x2,y2),...,(xn,yn))
dengan
((x1,y1),(x2,y2),...,(xn,yn),(x1,y1)).
deret Sebuah
dan
tertutup vektor
menunjukkan penyajian yang lebih detil dibandingkan dengan struktur raster tetapi membutuhkan perangkat yang lebih rumit dan mahal dalam penerapannya. Sistem kode
21
topologi diterapkan dalam struktur vektor tertentu. Dalam sistem titik, garis dan poligon diberi kode tertentu sehingga dengan nomor-nomor ini struktur dikodekan dengan sesamanya. Node ditetapkan sebagai titik akhir dan pertemuan garis. Node diberi nomor node tersebut. Garis dikodekan dan node yang dihubungkannya dan dengan poligon kiri dan kolom yang dipisahkannya. Adapun poligon dikodekan dengan garisgaris yang membatasinya. Sistem kode topologi manipulasi batas poligon lebih efisien tidak perlu dinyatakan dengan deretan koordinat panjang. B. Data Non-Spasial (Atribut) Merupakan data yang dapat dihubungkan dengan data geografisatau peta untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan. Data inidisimpan dalam bentuk tabel didalam database dan dapat ditabelkanpada peta dengan pola titik tertentu atau simbol tertentu. Setiap objek memiliki ciri dasar yang membedakan dengan objeklainnya. Atribut adalah uraian dari ciri dasar tersebut untuk tujuanpengenalannya, termasuk pula klasifikasi serta nama-nama tertentu yangdigunakan untuk objek-objek tertentu. Atribut juga sebagai data tematikatau data atribut biasanya disajikan dalam bentuk tulisan atau legendapeta.
22
Contoh atribut jalan seperti: karakteristik jalan dan kualitas jalan. 2.3.3. Model Data Sistem Informasi Geografis Menurut Barus (1996: 3-19),Semua fitur pada muka bumi bisa di representasikan oleh tigaidentitas yaitu: titik, garis dan poligon.Fitur-fitur beserta atributnyadikumpulkan dalam satuansatuan yang disebut layer. Sungai, bangunan,jalan, laut, batas administrasi merupakan contoh-contoh layer. A.
Titik (Point) Objek titik dalam peta mempunyai makna mewakili lokasi dan tidak ke unsur lain. Tetapi kenampakan yang tidak berdimensi ini akan berbeda jika dilakukan pembesaran, yang berarti menjadi objek area. Dalam hal ini ukuran skala pengamatan pemetaan akan mempengaruhi penampilan ukuran objek dalam database. Pada skala tertentu kelompok objek tertentu akan hilang untuk penyimpanan dalam database.
B.
Garis (Line) Objek
garis
(juga
diistilahkan
dengan
ujung,
lengkungan, dan polyline) dalam kehidupan antara lain jalur jalan, pipa, yang muncul terpisah dan tidak berkaitan satu dengan yang lainnya. Walaupun demikian unsur garis tersebut merupakan unsur kelompok yang lebih besar,
23
misalnya aliran sungai kecil dapat dikaitkan dengan sungai yang lebih besar hingga akhirnya dalam ruang lingkup daerah sungai. Ada beberapa sifat yang perlu diperhatikan mengenai sifat objek garis ini antara lain: panjang (misalnya untuk jarak), kelengkungan (untuk sungai), dan orientasi (untuk sumner daya mineral) C.
Poligon (Area) Objek poligon (area) dapat diidentifikasi untuk objek yang alami dan buatan manusia, yang berarti keberadaan objek tidak dikaitkan dengan tinggi. Unit spasial poligon dapat bersifat alami seperti danau, pulau atau tipe tanah, atau buatan seperti batas kecamatan. Batas-batas ini dapat tidak jelas, mempunyai banyak sifat, berubah sesuai waktu, bervariasi sesuai definisi, dan dapat juga tidak dapat diamati langsung. Unit poligon ini penting untuk studi sosialekonomi, inventaris sumber daya alam dan penggunaan lahan. Sifat-sifat yang dikaitkan dengan unsur area antara lain adalah perkembangan area, ukuran keliling, daerah tumpang tindih, dan lain-lain.
2.3.4. Pengembangan Basis Data Data yang dikelola umumnya berupa peta dan bersumber bukna hanya dari satu instansi namun dari berbagai instansi atau lembaga yang memiliki perbedaan dan tujuan penyusun peta
24
tersebut. Sebagai contoh peta jenis penggunaan tanah yang dibuat oleh Badan Pertanahan Nasional dengan tujuan menyajikan data / fakta tentang jenis pengguna tanah, yang tentunya dikatkan dengan kepentingan pertanahan secara nasional. Berbeda dengan peta jenis tanah yang dibuat oleh Pusat Penelitian dan Klimatologi Pertanian, peta ini disusun dengan tujuan menyajikan data atau fakta tentang jenis dan kondisi tanah dalam kaitannya dengan usaha pertanian. Keragaman jenis sumber data tersebut perlu di antisipasi agar data atau fakta yang disajikan dapat secara maksimal dimanfaatkan dalam penerapan system informasi geografis. Dalam penyusunan basis data tersebut, terdapat beberapa langkah atau tahapan, yaitu ; 1) Tahap perolehan data dan pengumpulan data 2) Tahap pemerosesan data 3) Tahap penggabungan atau pengorganisasian data Dalam ketiga tahapan tersebut terbagi dalam tiga elemen penyusunan data, yaitu penyusunan data raster dan vector, dan basis data geografi ( raster, vektor, dan tabular) Elemen penyusun data raster meliputi pengolahan data citra satelit, terdiri dari kegiatan seperti : 1) Koreksi geometric dan atmosferik 2) Penajaman citra 3) Klarifikasi citra
25
Elemen penyusun data vektor meliputi pendigitasian petapeta garis analog menjadi format digital. Peta yang digitasi terdiri dari peta-peta tematik termasuk peta dasar yang dibutuhkan untuk kepentingan alokasi lebih lanjut. Di dalam penyusunan data vektor ini dilakukan pula pengisian atribut sebagai deskripsi data masingmasing kenampakan data spasial, yang terdiri dari data fisik (seperti sawah, tegalan, dan kota), dan sosial ekonomi (seperti jumlah penduduk, penghasilan, tingkat pendidikan, dan lain-lain) Gambar dari data raster citra satelit dan vektor yang telah tersusun dalam bentuk digital ini terhimpun dalam file basis data geografis digital, dikenal dengan elemen penyusun basis data geografis digital, yaitu sekumpulan data spasial raster dan vektor yang tergabung serta telah dilengkapi deskripsinya dalam bentuk data tabulasi. 2.3.5. Peta Sebagai Data dan Informasi Keruangan Peta dapat merupakan data dan dapat pula sebagai informasi. Dalam kaitannya dengan aspek analisa keruangan (spasial analisys), peta dikategorikan sebagai data. Sedangkan peta merupakan informasi apabila telah dilakukan analisa terhadap sekumpulan data spasial tersebut, missal telah dilakukan overlay analisys (analisa tumpang susun). Peta pada hakekatnya adalah jenis alat peraga, yakni alat peraga untuk menyampaikan suatu ide. Ide tersebut dapat berupa
26
gambar tentang tinggi rendahnya suatu daerah (topologi). Dapat juga berupa penyebaran penduduk, curah hujan, jaringan jalan, dan semua hal lain yang berhubungan dengan kedudukannya dengan tata ruang. Peta dapat juga diartikan sebagai gambaran data/fakta yang bersifat keruangan, yang diawali dengan bentuk titik, garis, dan poligon (area). Contoh objek bumi dalam bentuk titik adalah rumah, gedung, dan tiang listrik. Contoh objek bumi dalam bentuk garis adalah aliran sungai, jaringan jalan. Sedangkan contoh objek bumi dalam bentuk poligon adalah danau, pulau, dan sebagainya. Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan buatan manusia, yang berada diatas maupun dibawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu. Sesuai dengan hakekatnya peta, yaitu sebagai alat peraga untuk menyampaikan ide, maka jenis peta ditentukan berdasarkan tujuan pembuatan peta itu sendiri. Macam-macam peta : 1) Peta dasar Peta yang menyajikan unsure-unsur alam atau buatan manusia yang berada di permukaan bumi, digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertenu. 2) Peta wilayah
27
Peta yang berdasarkan pada aspek administrative yang diturunkan dari peta dasar. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan pada aspek administrative dan aspek fungsional. 3) Peta tematik wilayah Peta wilayah yangmenyajikan data dan informasi tematik. 4) Peta rencana tata ruang wilayah Peta wilayah yang menyajikan hasil perencanaan tata ruang wilayah. Dalam sistem informasi geografis, masing-masing jenis peta tersebut disusun dalambentuk layer-layer. Masing-masing layer dilengkapi dengan atribut sebagai deskripsinya agar kandungan informasi menjadi lengkap, dengan memakai layer-layer tersebut serta adanya atribut pada layer disebut sebagai peta digital. 2.3.6. Perananan Peta Digital dan Skalanya dalam Sistem Informasi Geografis Peta konvensional (peta analog) sudah sejak lama digunakan sebagai media untuk menyajikan dan menyimpan informasi berkenaan dengan rupa bumi. Pada perkembangan selanjutnya , peta digunakan sebagai alat untuk melaksanakan
28
analisa keruangan oleh mereka yang membutuhkan informasi secara geografis. Dengan
semakain
meningkatnya
dan
kompleksnya
kebutuhan masyarakat “modern”, peta konvensional menjadi kurang memadai untuk digunakan. Hal ini dikarenakan peta konvensional tidak dapat secara cepat beradaptasi dengan perubahan informasi, dan umumnya biayanya relative mahal. Perkembangan teknik computer menyebabkan dapat digunakannya peta digital sebagai subtitusi peta konvensional.
Lebih lanjut
disadari bahwa peta digital yang digabungkan dengan data atribut wilayah merupakan masukan system informasi geografis. 2.3.7. Analisis Data Sistem Infomasi Geografis Metode analisa yang sering digunakan pada beberapa macam peta dikenal sebagai metodetumpang susun (Overlay Method). Dari fungsi-fungsi analisa yang dapat dilakukan oleh system informasi geografis, pemakai memperoleh informasi yang diinginkan. Contoh pada gambar dibawah ini merupakan dasar bafi metode tumpang susun yang dapat diharpakan dari system informasi geografis.
29
a. Analisa AND
A AND
b. Analisa OR
B
A OR B c. Analisa NOT
A NOT B Gambar 2.3 Metode Tumpang Susun 2.4.
Basis Data (Database) Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling besangkutan satu dengan yang lainya, tersimpan diperangkat keras komputer (hardware) dan digunakan perangkat lunak (software) untuk memanilpulasinya. Database marupakan satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi disebut juga dengan database system. Sistem basis data (Database System) adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu
30
dengan yang lainya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam di dalam suatu organisasi. Data dan Informasi telah menjadi bagian vital dalam pertumbuhan sistem informasi, Saat ini data dan informasi pada umumnya disimpan dalam satu atau lebih database. Pada skala yang luas dan historis penyimpanan data disimpan dalam sebuah gudang data atau yang lebih dikenal dengan Data warehouse. Data dan informasi tersebut dikelola oleh sistem khusus yang dikenal dengan Database Management System (DBMS). DBMS tidak hanya berperan untuk menyimpan data ataupun informasi, tetapi juga dapat berperan besar dalam pengelolaan, manipulasi data, hingga Business Intelegence. DBMS seperti SQL Server, MySQL, PostgreSQL, ataupun Oracle, pada umumnya berkomunikasi dengan antarmuka
aplikasi
dengan
menggunakan
dua
pendekatan
yakni
menggunakan SQL Statement dan Stored Procedure (Wilyanto, 2000: 3). SQL Statement baik berupa Data Definition Language dan Data Manipulation Language adalah cara yang umum bagi aplikasi untuk memperoleh data untuk ditampilkan. Namun seiring dengan faktor keamanan dan performa terdapat alternatif SQL Statement untuk dibungkus dalam Stored Procedure. Stored procedure menyimpan statement-statement SQL dalam sebuah berkas yang disimpan di database server, sehingga dari sisi performa eksekusi, utilitas jaringan, dan keamanan, stored procedure banyak dipakai sebagai solusi akses data.
31
Namun pada keadaan tertentu, developer dan DBA menghadapi suatu permasalahan manipulasi data yang tidak dapat dilakukan oleh stored procedure ataupun SQL Statement. Sebagai contoh bagaimana mengimplementasikan validitas kartu kredit dengan SQL Statement, bagaimana melakukan pemformatan nomor KTP, dan bagaimana menggenerate nomor asuransi bagi pelanggan baru. Hal tersebut mungkin bisa dilakukan dengan SQL Statement, tetapi tentunya akan membuat sedikit dilema dari tingkat kompleksitas. Pada keadaan tersebut pada umumnya tim pengembang melakukan pendekatan dengan dua cara yakni. Melakukan manipulasi data di bagian aplikasi. Manipulasi data dilakukan dengan bantuan bahasa pemograman seperti C++, C#, atau VB.NET. Membuat Extended stored procedure di DBMS dengan bantuan bahasa pemograman C++. 2.5.
Perangkat Pemodelan Perangkat pemodelan adalah suatu model yang digunakan untuk menguraikan sistem menjadi bagian-bagian yang dapat diatur dan mengkonsumsikan ciri konseptual juga fungsional kepada analis, pemodelan ini banyak digunakan dalam fase analisis dan desain. Perangkat pemodelan yang saat ini banyak digunakan adalah perangkat pemodelan terstruktur dan perangkat pemodelan berorientasi objek. Beberapa notasi pemodelan terstruktur yang digunakan oleh penulisan skripsi ini. 2.5.1. Diagram Alir
32
Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arusyang menggambarkan
langkah-langkah
penyelesaian
suatu
masalah.Flowchartmerupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Al-Bahra, 2005: 263). Ada dua macam Flowchartyang menggambarkan proses dengan komputer, yaitu: 1) Sistem Flowchart, merupakan bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam sistem dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data. 2) Program
Flowchart,
merupakan
bagan
yang
memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program. Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat dibagi 3 (tiga) kelompok, yakni sebagai berikut:
1) Flow Direction Symbol (simbol penghubung/alur)
33
Simbol yang biasanya disebut connecting line ini digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol-simbol tersebut sebagai berikut. Tabel 2.1 Flow Direction Symbol (simbol penghubung/alur) No.
Simbol
Fungsi
1.
Simbol Arus (flow) Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses.
2.
Simbol Communication Link Untuk menyatakan bahwa adanya transisi suatu data/informasi dari suatu lokasi ke lokasi lain.
3.
Simbol Connector Untuk menyatakan sambungan dari suatu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang sama.
4.
SimbolOffline Connector Untuk menyatakan sambungan dari suatu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.
2) Processing Symbol (simbol proses) Simbol yang menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses/prosedur. Simbol-simbol tersebut adalah sebagai berikut.
34
Tabel 2.2 Processing Symbol (simbol proses) No. 1.
2.
Simbol
Fungsi SimbolOffline Connector Untuk menyatakan sambungan dari suatu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda. Simbol Manual Untuk menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh komputer (manual)
3.
Simbol Decission/logika Untuk menunjukkan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak.
4.
Simbol Predefined Proses Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan suatu pengolahan untuk memberi harga awal.
5.
Simbol Terminal Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program.
6.
Simbol Keying Operation Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyword.
7.
Simbol Off-line Storage Untuk menunjukkan bahwa data dalam simbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu.
8.
Simbol Manual Input Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyword.
35
3)
Input-output Symbol (simbol input-output) Simbol yang menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input atau output. Simbol-simbol tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 2.3 Input-output Symbol (simbol input-output)
No.
Simbol
Fungsi
1.
Simbol Input-output Untuk menyatakan prosesinput dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya.
2.
Simbol PunchedCard Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu
3.
Simbol Magnetic-tape unit Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic.
4.
SimbolDisk Storage Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk.
5.
Simbol Dokumen Untuk mencetak laporan ke printer.
6.
Simbol Dsiplay Untuk menyatakan peralatan output yang digunakan berupa layar (video, komputer)
2.5.2. Data Flow Diagram (DFD) DFD merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai atau
36
user yang kurang menguasai dibidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan (Al-Bahra, 2005:64). Simbol-simbol DFD ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 2.4 Simbol Entitas Luar pada DFD Entitas luar sumber atau tujuan dari aliran data atau ke sistem. Entitas luar bisa digambarkan secara fisik dengan sekelompok orang atau sistem.
Gambar 2.5 Simbol Proses pada DFD Proses atau fungsi merupakan simbol untuk transformasi data menjadi bentuk yang lain.
Gambar 2.6 Simbol Berkas atau Tempat Penyimpanan pada DFD Berkas
atau
tempat
penyimpanan
berfungsi
untuk
menyimpan data atau file.
Gambar 2.7 Simbol Aliran Data pada DFD Aliran data menggambarkan aliran data dari suatu proses satu ke proses lainya atau dari entitas luar ke proses atau dari proses ke entitas luar.
37
2.5.3. Entity Relation Diagram (ERD) ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak (AlBahra, 2005: 142). Sedangkan tujuan pembuatan ERD adalah untuk menunjukan objek-objek (entitas) apa saja yang ingin dilibatkan dalam sebuah basis data dan bagaimana hubungan yang terjadi di antara objek-objek tersebut. Simbol-simbol ERD dapat digambarkan seperti berikut:
Gambar 2.8 Simbol Entitas ERD Entitas adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama, yaitu orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu di dalamnya).
Gambar 2.9 Simbol Relasi Relasi adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas. Pada umumnya diberi nama dengan kata kerja dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya (bisa dengan kalimat aktif atau kalimat pasif).
38
2.6.
Basis Data Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling besangkutan satu dengan yang lainya, tersimpan diperangkat keras komputer (hardware) dan digunakan perangkat lunak (software) untuk memanilpulasinya. Database marupakan satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi disebut juga dengan database system. Sistem basis data (Database System) adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam di dalam suatu organisasi. Data dan Informasi telah menjadi bagian vital dalam pertumbuhan sistem informasi, Saat ini data dan informasi pada umumnya disimpan dalam satu atau lebih database. Pada skala yang luas dan historis penyimpanan data disimpan dalam sebuah gudang data atau yang lebih dikenal dengan Datawarehouse. Data dan informasi tersebut dikelola oleh sistem khusus yang dikenal dengan Database Management System (DBMS). DBMS tidak hanya berperan untuk menyimpan data ataupun informasi, tetapi juga dapat berperan besar dalam pengelolaan, manipulasi data, hingga Business Intelegence. DBMS seperti SQL Server, MySQL, PostgreSQL, ataupun Oracle, pada umumnya berkomunikasi dengan antarmuka
aplikasi
dengan
menggunakan
dua
pendekatan
yakni
menggunakan SQL Statement dan Stored Procedure(Wilyanto, 2000:3).
39
SQL Statement baik berupa Data Definition Language dan Data Manipulation Language adalah cara yang umum bagi aplikasi untuk memperoleh data untuk ditampilkan. Namun seiring dengan faktor keamanan dan performa terdapat alternatif SQL Statement untuk dibungkus dalam Stored Procedure. Stored procedure menyimpan statement-statement SQL dalam sebuah berkas yang disimpan di database server, sehingga dari sisi performa eksekusi, utilitas jaringan, dan keamanan, stored procedure banyak dipakai sebagai solusi akses data. Namun pada keadaan tertentu, developer dan DBA menghadapi suatu permasalahan manipulasi data yang tidak dapat dilakukan oleh stored procedure ataupun SQL Statement. Sebagai contoh bagaimana mengimplementasikan validitas kartu kredit dengan SQL Statement, bagaimana melakukan pemformatan nomor KTP, dan bagaimana menggenerate nomor asuransi bagi pelanggan baru. Hal tersebut mungkin bisa dilakukan dengan SQL Statement, tetapi tentunya akan membuat sedikit dilema dari tingkat kompleksitas. Pada keadaan tersebut pada umumnya tim pengembang melakukan pendekatan dengan dua cara yakni. Melakukan manipulasi data di bagian aplikasi. Manipulasi data dilakukan dengan bantuan bahasa pemograman seperti C++, C#, atau VB.NET. Membuat Extended stored procedure di DBMS dengan bantuan bahasa pemograman C++.
40
2.7.
MySQL MYSQL adalah multi user database yang menggunakan bahasa Structured Query Language (SQL). SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database server. Dengan SQL proses akses database menjadi lebih user-friendly dibandingakan dengan menggunakan dBase
atau
Clipper
yang
masih
menggunakan
perintah-perintah
pemrograman (Sidik, 2005: 1). 2.7.1. Database, Tabel, Baris dan Kolom Dalam konteks bahasa SQL biasanya informasi tersimpan dalam tabel yang logikanya merupakan struktur dua dimensi yang terdiri atas baris data yang berada salam satu atau lebih kolom. Baris pada tabel sering kita sebut instance dari data, kolom sering disebut attribute atau field, kumpulan dari tabel yang dihimpun kita sebut database. 2.7.2. Tipe Data Pada MYSQL Dasarnya ada empat grup tipe data yang ada di MYSQL, yaitu numerik, string, waktu dan data selain numerik atau string. 1)
Tipe Data Numerik Disini kita hanya dapat menyimpan angka numerik baik dalam bentuk angka positif maupun negatif.
2)
Tipe Data String Disini
kita
dapat
menyimpan
nilai
string
(alphanumerik/karakter) dan numerik. Yang jelas nilai
41
numerik di sini tidak dapat untuk operasi perhitungan sebelum dilakukan konfersi. 3)
Tipe Data Waktu Tipe data ini menyimpan informasi waktu, baik tanggal maupun jam,tipe data yang disimpan numerik tapi ketika dibaca data adalah string. Jadi kita harus melakukan konfersi bila ingin melakukan perhitungan.
2.7.3. Bahasa SQL 1) Membuat DataBase Sebelum kita membuat tabel-tabel ataupun ingin memasulkan data, tentu kita harus membuat databasenya. Adapun perintahnya adalah sebagai berikut: CREATE DATABASE nama_database; 2) Membuka Database Untuk melakukan suatu operasi pada sebuah database kita harus membuka database tersebut untuk menggunakannya. sintaknya adalah: USE nama_database 3) Membuat Tabel Untuk membuat tabel yang akan menyimpan data yang kita butuhkan dapat dilakukan dengan perintah CREATE berikut ini: CREATE TABLE nama_table
42
( nama_field1 tipe_data1, nama_fiels2 tipe_data2, ... ) 4) Memasukan Data ke Tabel Untuk memasukkan data pada suatu tabel yang telah dibuat, kita gunakan perintah INSERT. Sintaksnya adalah: INSERT INTO nama_table (field1, field2, ... ) VALUES (nilai_fiels1, nilai_field2, ... ); 5) Menampilkan Data dari Tabel Sintaksnya adalah SELECT (field1, field2, ...) from nama_table; Untuk melihat semua kolom (field) pada suatu tabel, sintaknya adalah SELECT * FROM nama_table; 6) Menyaring Hasil Penampilan Database dengan WHERE Untuk menampilkan data sesuai dengan kriteria tertentu. Sintaksnya adalah: SELECT (field1, field2, ... ) FROM nama_table WHERE kriteria;
43
7) Mengurutkan Data Hasil query dapat kita sortir sesuai kebutuhan dengan bantuan klausa ORDEY BY. Sintaknya adalah: SELECT (field1, field2, ... ) FROM nama_tabel ORDER BY kriteria; Sedangkan jika ingin mensortir dengan urutan terbalik, gunakan klausa DESC di blakangnya. Sintaknya adalah: SELECT (field1, field2, ... ) FROM nama_tabel ORDER BY kriteria DESC; 8) Menghapus Data Dalam Tabel Untuk menghapus data dari sebuah tabel gunakan perintah DELETE. Sintak penulisannya adalah: DELETE FROM nama_tabel WHERE kriteria; Sedangkan untuk menghapus seluruh isi dari suatu tabel, gunakan perintah DELETE tanpa menentukan kriterianya. 9) Mengubah Data Dalam Table Perintah untuk mengupdate isi dari suatu table adalah menggunakan perintah UPDATE yang berfungsi untuk memodifikasi nilai kolom (field) dari suatu redord. Sintaknya: UPDATE nama_tabel SET Nama_field1=nilai_baru1, Nama_field2=nilai_baru2, WHERE kriteria;
44
2.8.
Adobe Photoshop CS 3 Adobe Photoshop, atau biasa disebut Photoshop, adalah perangkat lunak editor citra buatan Adobe Systems yang dikhususkan untuk pengeditan gambar dan pembuatan efek.Photoshop adalah software image editing format bitmap. Software lain yang dapat digunakan untuk mengolah image bitmap adalah: Macromedia Fireworks, Corel PhotoPaint dll. Kegunaan software format bitmap tentu berbeda dengan software format vektor seperti Coreldraw atau Freehand. Adobe Photoshop lebih cocok untuk photo retouching, teks efek, painting dll. Tidak dianjurkan untuk membuat layout, drafting dll. Menu
Option bar
Option bar
Gambar 2.10 Area kerja Adobe Photoshop CS3
Area kerja Photoshop CS:
Pallete
45
•
Menu Bar Berisi 9 kelompok menu untuk mengakses perintah, sub menu dan kotak dialog
•
Option Bar Berisi parameter dari tool yang sedang aktif
•
Pallete Well Berisi pallete File Browser dan Brushes yang dapat diakses secara cepat
•
Tool Box Berisi tool-tool untuk menyeleksi, mengedit, membuat teks, mengatur ukuran tampilan dan warna, dan men-transpormasi objek.
•
Pallete Terdiri dari perintah-perintah pendukung untuk mengontrol tampilan, warna, langkah kerja, layer dan lain-lain. Photoshop 7.0 menampilkan kelompok pallete Navigator, Color, History dan
Layers. 2.9. Gambaran Umum Kotamadya Jakarta Selatan Pemerintah wilayah DKI Jakarta dibagi dalam tiga tingkatan yaitu terdiri dari 5 wilayah Kotamadya yaitu Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, 43 Kecamatan, dan 265 Kelurahan. Gambaran umum Kotamadya Jakarta Selatan dapat dilihat pada table 2.2
46
Tabel 2.4 Kotamadya Jakarta Selatan Letak Kotamadya Jakarta Selatan
06°14’00”-06°23’60”LS 106°45’80” - 106°50’85”BT
Letak Di atas Permukaan laut
26,2 M
Luas Wilayah
145,73 Km2
Jumlah Kecamatan
10 Kecamatan
Jumlah Kelurahan
65 Kelurahan
Batas Wilayah Kotamadya Jakarta Selatan : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Jakarta Timur. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Tanggerang. 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Depok.
Jakarta Selatan memiliki 30 SMAN dengan perincian lokasi SMAN berdasarkan Kecamatan di Jakarta Selatan Sebagai berikut : Tabel 2.5 SMAN di Kotamadya Jakarta Selatan Nama Kecamatan
Nama SMAN
Tebet
SMAN 8, SMAN 26, 3 SMAN37
Jumlah
47
Setiabudi
SMAN 3, SMAN 43, 3 SMAN79
Kebayoran Lama
SMAN 47, SMAN 74, 5 SMAN 108, SMAN 29, SMAN 32
Kebayoran Baru
SMAN 6, SMAN 70, 4
SMAN 46, SMAN 82 Mampang
SMAN 60, SMAN 28 2
Oktober Pasar Minggu
SMAN
28,
SMAN 2
Ragunan Cilandak
SMAN 34, SMAN 66
2
Pesanggrahan
SMAN 63, SMAN 86, 4 SMAN 87, SMAN 90
Pancoran
SMAN 55
1
Jagakarsa
SMAN 109, SMAN 49, 4 SMAN 38, SMAN 97
2.10. Perbandingan Pengembangan Sistem Pengembangan sistem (System Development) dapat berarti menyusun atau membuat suatu sistem baru untuk menggantikan atau memperbaiki sistem lama, baik secara keseluruhan atau sebagian dari sistem yang telah ada dengan mengintegrasikan dan memadukan prosedur,
48
sarana dan sumber daya manusia yang dimiliki. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal sebagai berikut: 1) Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama seperti adanya ketidakberesan atau adanya pertumbuhan organisasi. 2) Untuk meraih kesempatan-kesempatan, kesempatan ini dapat berupa peluang pasar, pelayanan yang meningkat kepada pelanggan. 3) Adanya instruksi-instruksi dari atasan atau pimpinan atau dari luar organisasi, seperti peraturan pemerintah. Dalam sebuah perancangan perangkat lunak diperlukan modelmodel proses atau paradigm rekayasa perangkat lunak berdasarkan sifat aplikasi dan proyeknya, metode dan alat bantu yang dipakai dan control serta penyampaian yang dibutuhkan. Berikut tabel perbedaan model-model pengembangan sistem.
Tabel 2.6 Perbedaan pengembangan sistem Metode
Kelebihan
Kekurangan
Sequential Linear (Waterfall) oleh Winston W. Royce (19291995) pada tahun 1970
Metode ini baik digunakan untuk kebutuhan yang sudah diketahui dengan baik
Iterasi yang sering terjadi menyebabkan masalah baru. Bagi pelanggan sulit menentukan kebutuhan secara eksplisit dan harus bersabar karena memakan waktu
Penggunaan Secara Umum Waterfall bekerja dengan baik pada proyek skala kecil
49
oleh Metode ini cukup Prototype dengan Eleanor Rosch efektif (1938-N) pada mendapatkan tahun 1970 kebutuhan dan aturan yang jelas dan pelanggan bisa langsung melihat sistem yang sebenarnya Rapid Aplication Metode ini lebih cepat dari Development (RAD) oleh waterfall jika James Martin kebutuhan dan (1933-N) pada batasa proyek tahun 1991 sudah diketahui dengan baik bisa untuk dimodularisasi
Incremental oleh Fleksibel dan Schlimmer, et all. mudah untuk Pada tahun 1986 dikelola serta pengujiannya mudah
Iterative
Fase desain pengkodean dan pengujian lebih cepat
Spiral oleh Barry Model ini W. Boehm (1935- digunakan untuk N) pada tahun sistem skala besar,
yang lama Pengembang kadang0kadang membuat implementasi sembarang, karena ingin working version selesai dengan cepat Karena proyek dipecah menjadi beberapa bagian, maka dibutuhkan banyak orang untuk membentuk suatu tim karena komponenkomponen yang sudah ada, fasilitas-fasilitas pada tiap komponen belum tentu digunakan seluruhnya sehingga fasilitas program bisa menurun Semua kebutuhan tidak dikumpulkan pada tahap awal sehingga menimbulkan masalah serta sulit untuk mengukur progress karena tidak ada timelines Butuh waktu yang banyak untuk menganalisis dan terlalu banyak langkah yang dibutuhkan model Resiko utama tidak ditemukan, maka masalah bisa
Prototyping dapat bekerja dengan baik, jika ada kerja sama yang baik antara pengembang dan pelanggan
RAD cocok untuk aplikasi yang tidak mempunyai resiko teknis yang tinggi, RAD cocok untuk proyek yang memiliki SDM yang baik dan sudah berpengalaman
Cocok untuk aplikasi kebutuhan yang diidentifikasi dengan baik
Hanya cocok untuk skala besar
Hanya cocok untuk skala besar
50
1986
Concurrent oleh C.A.R. Hoare et all pada tahun 1960
ComponentBased Development oleh Malcolm Douglas Mcllroy (1932-N) pada tahun 1998
Model Fomral
Metode
Aspect Oriented Software Development oleh Gregor Kiezales et all
membutuhkan konsiderasi langsung terhadap resiko teknis, sehingga dapat mengurangi resiko besar Peningkatan aplikasi yang sudah selesai pada umumnya satu periode. Sangan memperhatikan input-output dari aplikasi. Dapat dieksekusi secara parallel Komponenkomponen program dijadikan satu set paket sehingga dapat memudahkan para pengembang dalam pengkodean dan menggunakan kembali kode program tersebut Sistem diekspresikan dengan teori matematika sehingga mudah dipahami Mendukung modularisasi perhatiannya sejak dari pembuatan kode program
Unified Process Team proyek oleh Ivar fokus pada alamat yang memiliki Hjalmar Jacobson (1939- banyak resiko
muncul kemudian sehingga membutuhkan manajemen dan perkiraan resiko yang cukup tinggi Tidak bisa mendeteksi eror pada sub-program (fungsi-fungsi program). Membutuhkan waktu yang lama
Cocok untuk aplikasi yang membutuhkan ketelitian dalam proses inputoutput program
Cukup menyulitkan dalam membuat paket-paket program yang dibutuhkan dalam mengembangkan aplikasi
Baik digunakan untuk aplikasi yang banyak menggunakan program-program yang pernah dibuat
Sulit dipahami bagi orang yang tidak memberti ekspresi matematika dan logikanya Waktu pengerjaan kode program akan lebih lama karena lebih memperhatikan modul-modul program yang tersusun rapi. Waktu pengerjaan proyek lebih lama karena menggabungkan
Baik digunakan untuk pengembangan aplikasi matematika atau perhitungan Baik digunakan untuk proyek skala besar. Aplikasi yang berbasis object oriented
Baik digunakan untuk aplikasi yang dibuat berbasis object
51
N), et all pada paling tinggi lebih tahun 1990 awal. Sehingga dapat meminimalisir resiko pada saat apikasi sudah jadi Peningkatan Extreme kualitas software Programming (XP) oleh Kent dan memfokuskan Beck (1943-N) pada perubahanpada tahun 1999 perubahan yang diminta oleh pelanggan
konsep iterasi dan incremental
oriented dengan notasi rational.
Para pengembang tidak bisa mengembangkan kualitas software karena tidak ada feedback dari pelanggan
Baik untuk software yang sudah ada tetapi masih dibutuhkan pengembangan kualitas karena kebutuhankebutuhan dari pelanggan.
2.11. Studi Sejenis Pengumpulan informasi sebagai acuan dan referensi pembanding dengan penelitian lain yang sejenis, agar pada aplikasi yang dikembangkan peneliti memiliki nilai tambah perbedaan dengan aplikasi sebelumnya yang ada. Penelitian yang dilakukan oleh Ajeng Hidayati (2008) tentang “Analisis Perbandingan Banjir Tahun 2002 Dan 2007 Dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografis”. Penelitian ini dilakukan Kotamadya Jakarta Selatan dengan permasalahan bagaimana mengetahui situasi perbandingan banjir di tahun 2002 dan 2007. Tujuannya membuat peta banjir pada tahun 2002 dan 2007 untuk memberitahukan daerah mana saja yang tergenang banjir pada tahun tersebut. Pada penelitian ini menggunakan metode pengembangan sistem terstruktur. Hasil dari penelitian ini dapat menyelesaikan masalah yang ada berupa peta digital yang dibuatdengan aplikasi Arcview dan database MS. Excel.
52
Penelitian yang dilakukan Nur Jalilah (2008) tentang “Sistem
Informasi Spasial Berbasis Web Pada Lokasi Rawan Banjir” . Penelitian ini dilakukan di Kotamadya Jakarta Barat dengan permasalahan sering terjadinya banjir di Kotamadya Jakarta Barat akan tetapi belum ada sistem informasi untuk mengetahui daerah mana saja yang rawan banjir. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem informasi spasial berbasis web pada lokasi rawan banjir di wilayah Jakarta Barat. Pada penelitian menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC) dengan
tools yang digunakan adalah DAD bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dan database MySql. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mana saja lokasi di Kodamadya Jakarta Barat yang rawan banjir dan dapat diakses melalui web. Penelitian ini dilakukan oleh Amir Rachman Syarifudin (2008) tentang “Sistem Informasi Spasial Kependudukan Pada Wilayah DKI Jakarta Berbasis Web”. Penelitian ini dilakukan di DKI Jakarta dengan permasalahan belum ada sistem informasi tentang kependudukan DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sebuah sistem informasi kependudukan DKI Jakarta yang dapat diakses oleh semua kalangan. Penelitian ini menggunakan Metode pengembangan System
Development Life Cycle (SDLC) dengan Tools yang digunakan adalah DAD, bahas pemrograman yang digunakan adalah PHP dan MapServer sebagai alat untuk menampilkan data spasilnya. Hasil dari penelitian ini
53
dapat memberikan solusi tentang sistem informasi kependudukan di wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan oleh Rano Hatanto (2009) tentang “Perancangan Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Dalam
Pengelolaan Tata Ruang Kota”. Penelitian ini dilakukan di Kota Semarang dengan permasalahan belum ada sistem informasi pengelolaan tata ruang kota di Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sebuah sistem informasi spasial berbasis web unttuk pemakaian bersama data antar instansi atau dinas pemerintah kota Semarang. Penelitian ini menggunakan Metode pengembangan System
Development Life Cycle (SDLC) dengan teknologi WEBGIS MasServer dan database Server POSTGRESQL. Hasil penelitian ini dapat memeberikan solusi terhadap kebutuhan sistem informasi pengelolaan tata ruang kota untuk wilayah Semarang. Dari beberapa penelitian diatas hampir semuanya menggunakan metode pengembangan sistem SDLC. Dari penelitian tersebut semuanya berupa sistem informasi yang hanya satu arah. pengguna tidak bisa mengupdate atau merubah data yang sudah lama. Aplikasi yang akan dibuat ditambahkan fasilitas untuk menambah atau merubah data yang sudah lama atau tidak terpakai. Hanya pengguna yang diberikan izin oleh sistem administrator yang bisa merubah atau menambahkan data.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
Metode Pengumpulan Data 3.1.1.
Studi Lapangan A. Observasi Metode pengamatan
observasi
atau
dilakukan
peninjauan
terhadap
dengan
melakukan
Dinas
Pendidikan
menengah dan Tinggi (DIKMENTI) Kotamadya Jakarta Selatan. Penulis mengumpulkan dan menelaah sistem pemetaan
dan
kondisi SMAN yang ada diwilayah Kotamadya Jakarta Selatan. Dalam pengumpulan data dan informasi dengan metode ini penulis datang ke kantor DIKMENTI Kotamadya Jakarta Selatan. B. Wawancara Wawancara (interview) merupakan proses tanya jawab secara langsung dengan dua atau beberapa orang. Teknik wawancara ini penulis gunakan untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pemetaan untuk SMAN yang dibuat
oleh
(DIKMENTI).
Dinas Dari
Pendidikan hasil
Menengah
wawancara
dan
Tinggi
tersebut,
penulis
mendapatkan informasi mengenai gambaran proses pemetaan yang dibuat oleh DIKMENTI untuk tingkat SMAN.
55
Proses Pemetaan SMAN di Kotamadya Jakarta Selatan Secara garis besar, proses pemetaan SMAN di Kotamadya Jakarta Selatan yang dilakukan oleh DIKMENTI Kodaya Jakarta Selatan masih manual. Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (DIKMENTI) dalam peengiriman data pemetaan sekolah di Jakarta Selatan Seperti dibawah ini :
DIMENTI
SUKU DINAS DIKMENTI
SEKOLAH Gambar 3.1 Alur Pemetaan Sekolah
C. Kuisioner Kuisioner yang dibagikan adalah kuisioner yang bersifat tertutup dan kuisioner tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian sistem informasi pemetaan SMAN pada Kotamadya Jakarta Selatan . Target dari kuesioner tersebut adalah karyawan yang berhubungan dengan sistem tersebut serta
56
pimpinan, sehingga responden yang didapat dengan jumlah yang kecil yaitu hanya 7 (tujuh) orang, responden tersebut yaitu: 1 orang Sudin DIKMENTI, 1 orang TU, 1 orang Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan, 3 orang Staf Sarana dan Prasarana Pendidikan, dan 1 orang Admin IT. Kuisioner tersebut berisi pengamatan terhadap sistem informasi pemetaan yang diusulkan pada DIKMENTI. Hasil dari kuisioner tersebut terdapat pada lampiran II (dua) dan Lampiran V (lima). 3.1.2.
Studi Pustaka Pada tahap ini dilakukan penelusuran data-data dan pengumpulan informasi yang digunakan untuk merancang sistem informasi Geografis. Dengan cara membaca dan mempelajari literatur, buku-buku teks, internet yang berhubungan dengan penyusunan penulisan skripsi ini. Sedangkan metode literatur digunakan sebagai acuan dan referensi pembanding dengan penelitian lain yang sejenis, agar pada aplikasi yang dikembangkan peneliti memiliki nilai tambah perbedaan dengan aplikasi sebelumnya yang ada.
3.2.
Metode Pengembangan Sistem Seperti yang telah di ungkapkan pada bab satu bahwa pengembangan SIG ini menggunakan metode Rapid Application
57
Development (RAD) dengan pendekatan model prototyping menurut Kendall & Kendall (2008: 240). 3.2.1. Fase Perencanaan dan Analisis Kebutuhan Dalam fase perencanaan dan analisis kebutuhan dilakukan studi kelayakan dan analisis kebutuhan sistem. Dalam penulisan skripsi dan pengembangan sistem ini, penulis hanya melakukan analisis kebutuhan sistem dan tidak melakukan studi kelayakan, studi kelayakan dilakukan oleh manajemen puncak. Dalam analisis kebutuhan sistem pengguna dan analyst bertemu untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan dari SIG yang akan dibuat
serta
mengidentifikasi
kebutuhan
informasi
yang
ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini ialah menyelesaikan masalah-masalahorganisasi khususnya dalam proses Pemetaan SMAN pada DIKMENTI Kotamadya Jakarta Selatan.
3.2.2. Fase Workshop Design Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat digambarkan sebagai workshop. Selama workshop desain RAD, pengguna merespons working prototype yang ada dan analyst memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan respons pengguna.
58
Pada proses desain, analyst melakukan pengembangan prototype SIG meliputi desain data, desain arsitektur, desain interface dan desain procedural serta implementasi desain ke dalam pengkodean atau coding dan pengujian. Desain data meliputi analisis dan perancangan struktur data yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem. Dalam penulisan skripsi ini desain data dilakukan menggunakan notasi grafis ERD dan kamus data, desain arsitektur menggunakan notasi grafis DFD, desain interface menggunakan notasi grafis berupa tampilan layar, sedangkan desain prosedural dilakukan dengan menggunakan notasi grafis flowchart. Prototype yang dibangun diuji dengan menggunakan metode pengujian blackbox.
3.2.3. Fase Implementasi Semua analisis, desain, konstruksi, implementasi, dan langkah-langkah evaluasi diulangi pada setiap perbaikan suksesif pada prototype. Jika prototype diterima, maka bergerak ke implementasi resmi SIG yang dapat meliputi semua pengenalan dan pelatihan pengguna, dan seterusnnya. Fase ini memperluas dan meningkatkan versi asli dari SIG.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Fase Perencanaan dan Analisis Kebutuhan 4.1.1. Sejarah DIKMENTI Sesuai
dengan
perkembangannya,
Dinas
Pendidikan
Menengah dan Tinggi (DIKMENTI) mengalami perubahanperubahan baik secara organisasi maupun kewenangannya sesuai dengan perkembangan pendidikan di Indonesia. Dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1998 tentang Pemerintah Daerah yang telah disempurnakan menjadi Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dimana otonomi daerah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, maka pendidikan adalah salah satu bidang yang diotonomikan yang pelaksanaannya dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Karena Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, KANWIL dilebur menjadi Dinas. Dinas juga terbagi menjadi 2 yaitu : 1) Dinas Pendidikan Dasar (DIKDAS) 2) Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (DIKMENTI) Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
60
Daerah Propinsi Khusus Ibukota Jakarta, maka Pemerintah Daerah membuat keputusan tentang Organisasi dan Tata Kerja pada bidang yang diotonomikan.
4.1.2. Struktur Organisasi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (DIKMENTI) yang ada saat ini berdasarkan Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 21 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Propinsi daerah Khusus Ibukota Jakarta, dengan susunan Organisasi yang terdiri dari : 1) Kepala Dinas. 2) Wakil KepalaDinas. 3) BagianTata Usaha. 4) Subdinas Pendidikan Sekolah Menengah Umum. 5) Subdinas Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan. 6) Subdinas Pendidikan Luar Sekolah. 7) Subdinas Pendidikan Tinggi 8) Subdinas Tenaga Kependidikan 9) Subdinas Sarana dan Prasarana Pendidikan 10) Subdinas Standarisasi dan Pengembangan Pendidikan 11) Suku Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi
61
12) Seksi
Dinas
Pendidikan
Menengah
dan
Kecamatan 13) Unit Pelaksana Teknis Dinas 14) Kelompok Jabatan Fungsional
Gambar 4.1 Struktur Organisasi DIKMENTI Propinsi DKI Jakarta
Tinggi
62
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Suku Dinas DIKMENTI Kotamadya Jakarta Selatan 4.1.3. Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi A. Kedudukan Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi 1) Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang pendidikan menengah, pendidikan tinggi, luar sekolah dan luar biasa. 2) Dinas Peendidikan Menengah dan Tinggi dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. 3) Dinas
Pendidikan
Menengah
dan
Tinggi
dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh asisten Kesejahteraan Masyarakat.
63
B. Tugas Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi mempunyai tugas
melaksanakan
pembinaan
dan
menyelenggarakan
pendidikan menengah, pendidikan tinggi, luar sekolah, dan luar biasa. C. Fungsi Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi 1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan menengah, pendidikan tinggi, luar sekolah, dan luar biasa. 2) Pembinaan kurikulum sekolah menengah umum, sekolah menengah kejuruan, luar sekolah, dan luar biasa. 3) Pemberian bantuan penyelenggaraan pendidikan. 4) Pertimbangan pembukaan dan penutupan perguruan tinggi. 5) Pembinaan tenaga kependidikan. 6) Pembinaan dan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan. 7) Pembinaan dan pengembangan program pendidikan. 8) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pendidikan
menengah,
luar
sekolah,
dan
pendidikan luar biasa. 9) Penyelangaraan akreditasi dan standarisai pendidikan menengan dan luar sekolah
64
10) Pembinaan dan pengembangan kerjasama kelembagaan pendidikan menengah, pendidikan luar sekolah, dan pendidikan luar biasa. 11) Penyediaan, pengelolaan dan pendayagunaan alat-alat pelajaran,
media
pendidikan
dan
sumber
belajar
pendidikan menengah, luar sekolah, dan pendidikan luar biasa. 12) Pemberiaan izin atau rekomendasi di bisang pendidikan menengah, luar sekolah, dan pendidikan luar biasa serta pendidikan tinggi. 13) Penyelenggaraan planetarium dan observatorium. 14) Penetapan
pembukaan dan
penutupan
pendidikan
menengah, pendidikan luar sekolah, dan pendidikan luar biasa. 15) Pengelolaan dukungan teknis dan administratif. 16) Pembinaan teknis melaksanakan kegiatan suku dinas.
4.1.4. Analisa Sistem Berjalan A. Analisa Masukan Analisa masukan merupakan suatu analisa untuk mengetahui
dokumen-dokumen
yang
berfungsi
sebagai
masukan pada sistem geografis sarana pendidikan SMAN.
65
Data masukan yang ada pada sistem yang sedang berjalan yaitu : a. Data sekolah Sumber
: SMAN
Fungsi
: Sebagai informasi mengenai data sekolah negeri di Jakarta Selatan.
Media
: Kertas
Rangkap
: 1 Lembar
Hasil Analisa
: Sudah baik
b. Verifikasi data Sumber
: Petugas lapangan
Fungsi
: Digunakan untuk mengumpulkan data-data dari lapangan.
Media
: Kertas
Rangkap
: 1 Lembar
Hasil analisa
: Kurang baik, karena data yang dikumpulkan belum akurat.
c. Kerangka laporan tahunan Sumber
: SMAN
Fungsi
: Sebagai bahan dalam pembuatan laporan.
Media
: Kertas
Rangkap
: 1 Lembar
66
Hasil Analisa
: Sudah baik
B. Analisa Keluaran Jenis-jenis keluaran yang merupakan suatu bagian yang penting yang digunakan pada sistem yang berjalan adalah sebagai berikut : a. Kondisi SMAN Fungsi
: Untuk mengetahui kondisi SMAN yang ada di Jakarta Selatan.
Sumber
: SMAN
Periode
: Satu tahun sekali
Hasil Analisa
: Sudah baik
b. Laporan SMAN per tahun Fungsi
: Sebagai informasi kepada Suku Dinas
DIKMENTI
sekolah
yang
ada
Selatan. Sumber
: SMAN
Periode
: Satu Tahun sekali
Hasil Analisa
: Sudah baik
C. Analisa Proses
mengenai di
Jakarta
67
Sistem peta sarana pendidikan SMAN yang dilakukan oleh DIMENTI Kotamadya Jakarta selatan digambarkan melalui DAD sistem yang berjalan sebagai berikut :
Gambar 4.3 Diagram Konteks Sistem Berjalan Penjelasan diagram gambar 4.3 : 1) Data_Sekolah berisi lokasi, nama sekolah, alamat sekolah, jumlah pegawai dan sarana. 2) Kerangka_Laporan_Tahunan berisi sarana pendidikan. 3) Verifikasi_Data merupakan kegiatan untuk verifikasi dan pengawasan yang dilakukan oleh Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan. 4) Kondisi_SMAN menunjukan hasil dari Verifikasi_Data.
68
Gambar 4.4 Diagram Overview Sistem Berjalan
69
Gambar 4.5 Diagram Rinci Proses pemeriksaan kondisi Spesifikasi Proses 1) Nomor Proses
: 1.0.P
Nama Proses
: Entry Data
Masukan
: Data Sekolah
Keluaran
: Arsip_SMAN
Keterangan
: Sebagai informasi kepada Suku Dinas DIKMENTI mengenai sekolah yang ada di Jakarta Selatan.
2) Nomor Proses
: 2.1.P
Nama Proses
: Pengumpulan Data
Masukan
: Verifikasi_data, SMAN
Keluaran
: Arsip_SMAN
70
Keterangan
: Sebagai pengumpulan data yang di dapat oleh petugas lapangan yang akan dimasukan ke arsip SMAN.
: Digunakan untuk memeriksa kondisi SMAN oleh petugas lapangan di setiap SMAN.
4) Nomor Proses
: 3.0.P
Nama Proses
: Pemetaan
Masukan
: Arsip_SMAN, Matriks_Jalan, Matriks_ Lokasi
Keluaran
: Sketsa_SMAN
Keteranga
: Membuat pemetaan SMAN yang ada di Jakarta Selatan.
5) Nomor Proses
: 4.0.P
Nama Proses
: Buat Laporan
Masukan
: Kerangka_Laporan_TH, Sketsa_SMAN
Keluaran
: Laporan_SMAN_TH
71
Keterangan
: Membaut laporan SMAN tahunan kepada Suku Dinas DIKMENTI berdasarkan sketsa SMAN, data sekolah.
D. Analisa Masalah Untuk mendapatkan informasi tentang lokasi sekolahsekolah yang berada pada daerah tertentu, seorang pemakai memerlukan sebuah peta konvensional untuk mencari lokasi sekolah tersebut dan informasi yang didapat tidaklah lengkap hanya berupa informasi lokasi atau letak sekolah itu berada, sedangkan untuk mendapatkan informasi tentang sekolah tersebut seorang pemakai tentunya harus mempunyai data-data tentang sekolah tersebut. Proses
pencarian
informasi
tersebut
pada
peta
konvensional sangat memerlukan waktu lama dan diperlukan ketelitian serta kesabaran dalam mendapatkan informasi yang dimaksud. Permasalahan yang dihadapi pada saat sekarang yaitu: a. Data tidak benar / tidak akurat karena yang mengisi data bukan petugas lapangan. b. Kegiatan pendataan masih menggunakan cara manual berupa kertas-kertas.
72
c. Pembuatan laporan tahunan memakan waktu yang lama pada proses pencarian data yang dibutuhkan, karena data yang tersimpan masih dalam bentuk kertas-kertas. d. Tidak adanya informasi tentang transportasi yang menuju ke sekolah-sekolah e. Tidak ada informasi tentang fasilitas-fasilitas sekolah yang mendukung proses belajar mengajar seperti : Lab. Bahasa, Lab. IPA, Lab. Komputer, dan perpustakaan. Contoh
proses
pencarian
informasi
konvensional dapat dilihat pada gambar dibawah :
pada
peta
73
H
G
F
SMAN A
E
JAKARTA SELATAN
D
SMAN B
C
B
A
1
2
3
Gambar 4.6 Peta Indeks Indeks : Ciledug
: 2 F/B
Pasar Minggu Raya : 2/4 D
4
74
Untuk mencari lokasi SMAN A pada peta konvensional yang umumnya menggunakan nama jalan sebagai indeksnya, maka langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Cari informasi alamat SMAN A untuk mengetahui letak jalannya. 2) Alamat SMAN A di Jl. Sabar Raya Jakarta Selatan. 3) Lihat pada indeks nama jalan untuk mengetahui jalan yang dimaksud terletak pada posisi koordinat sel berapa. 4) Jalan Ciledug raya terletak pada sel 1G , 2G dan 3G. 5) Setelah diketahui koordinat sel, maka pemakai mencari jalan yang dimaksud pada peta. Pada contoh ini setelah diketahui koordinat sel masih terdapat masalah yaitu jalan yang dimaksud terdiri dari beberapa sel, ini dipengaruhi dari panjang jalan. 6) Telusuri jalan Ciledug Raya dari sel 1G sampai dengan sel 3G. 7) SMAN A terletak pada posisi koordinat sel 2F. Setelah diketahui letak SMAN A, informasi yang didapat dari peta konvensional hanyalah berupa letak objek tersebut pada peta serta nama objeknya. Sedangkan informasi lainnya pemakai harus mencari dari sumber lain seperti
75
kendaraan umum apa yang melintas SMAN A, serta rute dari kendaraan umum tersebut. Fungsi sel pada peta konvensional adalah untuk memperkecil area pencarian suatu objek pada peta. Sedangkan indeks berfungsi untuk menginformasikan objek yang dicari terletak pada koordinat sel pada peta konvensional.
4.1.5. Alternatif Pemecahan Masalah Permasalahan yang terjadi di atas dapat dicarikan solusinya dengan membuat program aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk pencarian objek SMAN dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai yang diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman PHP, aplikasi ini dibuat sebagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi pada peta konvensional. Dalam tahap pembuatan sistem ini penulis memperhatikan beberapa komponen yang diperoleh dari Sistem Informasi Geografis, antara lain: 1) Hubungan keruangan ini sangat kompleks, dan tidak mungkin semua disimpan dalam basis data. Yang perlu disimpan hanyalah hubungan keruangan khusus, sedangkan yang tidak berhubungan dengan pembahasan ini tidak disimpan.
76
2) Atribut yang menjelaskan informasi, contohnya yaitu informasi tentang SMAN. Informasi ini tidak berkaitan dengan posisi geografis, ini sering disebut sebagai atribut non keruangan. Kesemuanya ini mempunyai arti yang penting dalam pembuatan Sistem Informasi Geografis, karena dengan adanya daya yang akurat dan tepat dapat memberikan informasi yang tepat dan berguna. Beberapa
keuntungan
penerapan
Sistem
Informasi
Geografis adalah sebagai berikut ; 1) Sistem Infomasi Geografis sebagai sarana bantu pengambilan keputusan. Seperti untuk menentukan rute kendaraan bermotor antara SMAN A dan SMAN B. 2) Menghemat waktu. 3) Mengurangi biaya. 4) Memberikan informasi secara akurat dan tepat. Sedangkan faktor yang menghambat Sistem Informasi Geografis adalah sebagai berikut: 1) Keterbatasan lebar dari layar monitor komputer sehingga peta tidak dapat ditampilkan secara keseluruhan pada satu layar. 2) Kurang tersedianya data peta maupun data atribut. 3) Perubahan dari wilayah yang dipetakan sehingga peta dasar harus diperbaharui.
77
4.1.6. Kebutuhan Sistem Baru Untuk mencapai tujuan operasional utama SIG
maka perlu
ditentukan kebutuhan-kebutuhan spesifik sistem yang baru. Sebagaimana fungsi prototype yang telah disebutkan, yaitu untuk mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan sistem secara spesifik, maka diperoleh kebutuhankebutuhan untuk sistem yang baru adalah : 4.1.6.1. Input Input yang diperlukan untuk proses yang ada dalam sistem adalah a. Data Peta Data peta dasar ini didapat dari hasil scan dan download dari internet yang dimanipulasi dengan menggunakan Adobe Photoshop CS dalam format JPEG. Peta yang dimanipulasi menampilkan obyek permukaan bumi berupa batas propinsi, batas kotamadya dan jalan protocol. b. Data Atribut Data masukan ini didapat dari hasil observasi yang dilakukan langsung pada SMAN uang atributnya adalah alamat sekolah, jumlah siswa, daya tampung, dan lainlain. c. Data Grafis Data grafis ini adalah data berupa foto gedung sekolah sehingga kondisi gedung sekolah tersebut dapat diketahui.
78
4.1.6.2. Proses 1) Pembacaan data sekolah yang didapat dari observasi lapangan, Sistem Informasi Georafis akan memberikan data spasial dan atributnya untuk menentukan letak sekolah di peta dan memberikan informasi tentang sekolah tersebut. Data sekolah dimasukan kedalam sistem disebut dengan proses pemasukan data (Entry Data). 2) Berdasarkan file SMAN yang diisi oleh pihak sekolah, maka
selanjutnya
dilakukan
verifikasi
oleh
staf
DIKMENTI sebagai pengecekan data dan sebagai bahan laporan kepada Kepala Sudin DIKMENTI. 3) Pembacaan masukan file SMAN, untuk melakukan perhitungan data berdasarkan data yang sudah valid dilakukan dalam proses perhitungan data. 4) Pembacaan masukan data Kecamatan untuk melakukan pembuatan area Kecamatan secara digital akan dilakukan dalam proses pembuatan area Kecamatan. 5) Dari pembacaan file SMAN, tahun ajaran, tenaga kerja maka dibuatlah laporan sekolah setiap tahunnya yang akan diberikan kepada Kepala Suku Dinas DIKMENTI dilakukan dalam proses pembuatan laopran sekolah tahunan.
79
4.1.6.3. Output Output yang harus dihasilkan atau ditampilkan adalah informasi lokasi sekolah, sarana sekolah, laporan tahunan sekolah.
4.1.7. Kebutuhan Non Fungsional Kendala pada pelayanan atau fungsi sistem seperti kendala waktu, kendala proses pengembangan, standar, dan lain-lain.
4.1.7.1. Performance Requirement Dengan adanya sistem informasi pemetaan ini akan menghemat waktu DIKMENTI untuk mencari data sekolah yang ada di wilayah Jakarta selatan. 4.1.7.2. Space Requirement Dengan adanya sistem ini akan menghemat tempat dan ruangan di kantor DIKMENTI yang tadinya digunakan untuk menyimpan berkas-berkas SMAN yang ada di Jakarta Selatan. Sistem informasi ini hanya berukuran 3.14 Mega Bite. 4.1.7.3. Safety Requirement Sistem informasi ini menggunakan username dan password untuk masuk baik sebagai admin atau sebagai
80
anggota. Untuk databasenya juga menggunakan MD5 untuk keamanannya. 4.1.7.4. Usability Requirement Aplikasi ini mudah digunakan baik oleh admin baru atau baut anggota baru. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan menu Search yang akan mencari data berdasarkan SMAN yang ada di Jakarta Selatan. 4.2.
Fase Workshop Design Desain sistem yang dibuat merupakan hasil pengembangan prototype SIG
yang dilakukan selama workshop design untuk
mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan user. Dalam desain sistem akan dijelaskan desain-desain yang telah dikembangkan dalam sistem ini . 4.2.1. Desain Data Salah satu tujuan melakukan desain data adalah membentuk komponen sub manajemen data pada SIG . Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan analisis terhadap basis data sistem informasi SMAN yang dimiliki DIKMENTI dan melakukan beberapa pengembangan desain data untuk kebutuhan data. A. Hubungan Entitas(Entity Relationship) Model relasi antar entitas yang tersimpan secara abstrak dapat ditunjukkan melalui notasi ERD. Dalam Struktur tabel terdapat relasi yang menghubungkan satu tabel
81
dengan tabel lainnya. Relasi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Gambar 4.7 Tabel Relasi basis data Sistem Informasi Geografis yang diusulkan.
82
Dari gambar 4.7 terdapat lima entitas yaitu SMAN, Kecamatan, Tahun Ajaran, Member dan Tenaga Kerja. Untuk menentukan sejauh mana bentuk normal dalam relasi diatas, maka perlu diidentifikasi ketergantungan fungsional yang dimiliki. Ketergantungan fungsional tersebut dapat di notasikan sebagai berikut : Relasi Kecamatan Kd_Kec
Masing-masing entitas memiliki satu set atribut candidate key sebagai primary key, dan setiap atribut non kunci bergantungan penuh pada primary keytersebut. Relasirelasi pada entitas-entitas di atassudahmerupakan bentuk normal ke lima. Bentuk normal tersebut ditandai dengan : 1. Setiap data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dariatribut berupa “atomic value”. Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau atribut bernilai ganda (multi value). Bentuk ini merupakan bentuk normal pertama. 2. Masing-masing entitas telah memiliki kunci utama yang unik dan dapat mewakili setiap atribut entitas tersebut, dan setiap atribut bergantungan penuh pada
84
kunci utamanya. Bentuk normal ini merupakan bentuk normal kedua. 3. Semua
atribut
yang
non-key
tidak
memiliki
ketergantungan transitif (parsial) atau tidak memiliki ketergantungan fungsional pada atribut non-primary key.Bentuk normal ini merupakan bentuk normal ke tiga. 4. Atribut non-key bergantungan fungsi sepenuhnya pada
primary
keydimana
setiap
primary
key
merupakan candidate key untuk masing-masing relasi dan candidate key tersebut hanya tersusun atas sebuah primary key. Bentuk normal ini identik dengan bentuk normal boyce-codd (BCNF). 5. Tidak ada relasi dalam BCNF yang memiliki nontrivial multi-valued dependency, sehingga setiap relasi sudah merupakan bentuk normal ke empat. 6. Tidak ada relasi yang hanya memiliki atribut berupa superkey dan saling memiliki join dependency diantara superkey tersebut, sehingga setiap relasi sudah merupakan bentuk normal ke lima. B. Kamus Data Kamus data merupakan deskripsi dari semua objek data yang dikonsumsi atau diproduksi sistem. Dalam sistem
85
ini
terdapat
empat
tabel
yang
masing-masing
direpresentasikan oleh kamus data : Tabel 4.1 Kamus data SMAN Tabel : SMAN Nama Field nss kd_kec nm_sklh almt no_telp kd_pos sklh_dibuka_thn stat_sklh btk_sklh wkt_pnylggrn sarana kord_x kord_y gambar status created_by created_date updated_by updated_date mbr_id
Arti Nomor Statistik Sekolah Kode Kecamatan Nama Sekolah Alamat Sekolah Nomor Telepon Kode Pos Sekolah Dibuka Tahun Status Sekolah Bentuk Sekolah Waktu Penyelenggaraan Sarana Sekolah Koordinat X Koordinat Y Gambar Data Dibuat Oleh Tanggal Data Dibuat Data Di-update oleh Tanggal Data Di-update ID Member Sekolah
Tabel 4.2 Kamus data Tenaga Kerja Tabel : Tenaga Kerja Nama Field Tipe varchar nip nm_peg varchar nss varchar jns_klmn char ttl varchar sts_peg char gol char ijh_tertinggi char jur varchar th_lulus varcha nm_mp varchar status char
Lebar 9 30 15 1 30 2 2 2 30 4 20 4
Kunci primary foreign -
Arti Nomor Induk Pegawai Nama Pegawai Nomor Statistik Sekolah Jenis Kelamin Tempat Tanggal Lahir Status Pegawai Golongan Ijazah Tertinggi Jurusan Tahun Lulus Nama Mata Pelajaran
86
created_by created_date updated_by updated_date
varchar datetime varchar datetime
15 15 -
-
Data Dibuat Oleh Tanggal Data Dibuat Data Di-update oleh Tanggal Data Di-update
Tabel 4.3 Kamus data Tahun Ajaran Tabel : Tahun Ajaran Nama Field Tipe int kd_thn_ajrn thn_ajrn varchar prog_std varchar nss varchar jml_lls varchar jml_sis varchar nil_min varchar nil_max varchar rata2 varchar jum_sis_lang varchar status char created_by varchar created_date datetime updated_by varchar updated_date datetime
Lebar 10 9 3 15 4 4 6 6 6 4 1 15 15 -
Kunci primary foreign -
Arti Kode Tahun Ajaran Tahun Ajaran Program Studi Nomor Statistik Sekolah Jumlah Lulus Jumlah Siswa Nilai Minimum Nilai Maximum Rata-rata Jumlah Siswa Mengulang Data Dibuat Oleh Tanggal Data Dibuat Data Di-update oleh Tanggal Data Di-update
Tabel 4.4 Kamus data Kecamatan Tabel : Kecamatan Nama Field Tipe varchar kd_kec nm_kec varchar gbr varchar lbr smallint tnggi smallint area mediumtext status char created_by varchar created_date datetime updated_by varchar updated_date datetime
Lebar 9 20 15 4 4 1 15 15 -
Kunci primary -
Arti Kode Kecamatan Nama Kecamatan Gambar Lebar Tinggi Area Data Dibuat Oleh Tanggal Data Dibuat Data Di-update oleh Tanggal Data Di-update
87
Tabel 4.5 Kamus data Member Tabel : Kecamatan Nama Field Tipe varchar(20) mbr_id mbr_pass varchar(64) mbr_role varchar(1) mbr_last_login datetime mbr_status char(1) created_by varchar(15) created_date datetime updated_by varchar(15) updated_date datetime
Lebar 20 64 1 1 15 15 -
Kunci primary -
Arti ID Member Password member Peran Member Login terakhir member Status Member Data Dibuat Oleh Tanggal Data Dibuat Data Di-update oleh Tanggal Data Di-update
4.1.2. Desain Arsitektur A. Aliran Data Dalam desain aliran data akan digambarkan Diagram Aliran Data (DFD) yang merepresentasikan aliran data dan proses yang terjadi secara logik. 1)
Diagram Konteks SIG yang diusulkan
- Informasi Sarana - Informasi Tenaga Kerja - Informasi Tahun Ajaran - Hak akses member - Laporan sekolah pertahun Sekolah
- sarana - Tenaga Kerja - Tahun Ajaran
SIG SMAN Kotamadya Jakarta Selatan Lap Sekolah Pertahun
Sudin DIKMENTI - Data Sekolah - Data Kecamatan
Gambar 4.8 Diagram konteks SIG yang diusulkan
88
2) Diagram 0 Level 1
Gambar 4.9 Diagram level 0 overview SIG
89
[1.0] Sudin Dikmenti memasukan data kecamatan kepada sistem berupa data kecamatan, peta gambar kecamatan serta letak cakupan area dari posisi kecamatan tersebut pada peta utama. Lalu sistem memberikan titik koordinat dari titik yang telah ditentukan, dan setelah data valid diisi lalu disimpan ke dalam database camat. [2.0] Sudin Dikmenti memasukan data sekolah kepada sistem berupa data sekolahan, kecamatan yang diambil dari tabel camat, sarana, dan lokasi titik sekolahan. Lalu sistem memberikan titik koordinat dari titik yang telah ditentukan, dan setelah data valid diisi lalu disimpan ke dalam tabel sman. [3.0] Sekolah memasukan data tenaga kerja kepada sistem berupa daftar tenaga kerja dari tiap sekolah yang merajuk dari referensi tabel sman. Lalu setelah data valid diisi kemudian disimpan ke dalam tabel ten_ker. [4.0] Sekolah memasukan data tahun ajaran kepada sistem berupa data tahun ajaran dari tiap sekolah yang merajuk dari referensi tabel sman. Lalu setelah data valid diisi kemudian disimpan ke dalam tabel thn_ajrn. [5.0] Sistem memproses dari data-data yang telah dimasukan menjadi suatu informasi letak geografis beserta penjelasan dari masing-masing sma negeri yang telah
90
tersimpan di sistem yang merajuk dari referensi tabel camat, sman, ten_ker, thn_ajrn , kemudian informasi tersebut dapat diakses oleh pihak Sudin Dikmenti maupun masing-masing sekolah yang telah diberikan hak akses. [6.0] Sudin Dikmenti memasukan data member dan data sekolah yang merajuk referensi dari tabel sman, lalu setelah data valid diisi lalu disimpan ke dalam tabel member. 3) Diagram 1 Level 1
Gambar 4.10 Diagram 1 level 1proses pengolahan data di Kecamatan.
91
[1.1] Sudin Dikmenti memasukan data kecamatan kepada sistem berupa data kecamatan, peta gambar kecamatan serta letak cakupan area dari posisi kecamatan tersebut pada peta utama. Lalu setelah data valid diisi lalu disimpan ke dalam tabel camat. [1.2] Sistem menampilkan data kecamatan berdasarkan referensi dari tabel camat kepada Sudin Dikmenti, lalu Sudin Dikmenti dapat melakukan perubahan dari informasi kecamatan yang ditampilkan. Setelah data perubahan valid diisi kemudian data kecamatan disimpan kembali ke dalam tabel camat. [1.3] Sistem menampilkan data kecamatan berdasarkan referensi dari tabel camat kepada Sudin Dikmenti, lalu Sudin Dikmenti dapat menghapus dari setiap kecamatan. Kemudian sistem akan menghapus data kecamatan yang ada dalam tabel camat. [1.4] Sistem menampilkan informasi kecamatan berdasarkan referensi dari tabel camat kepada Sudin Dikmenti.
92
4) Diagram 1 Level 2
Gambar 4.11 Diagram 1 level 2 proses pengolahan data Sekolah. [2.1] Sudin Dikmenti memasukan data sekolah kepada sistem berupa data sekolahan, kecamatan yang diambil dari tabel camat, sarana, dan lokasi titik sekolahan. Lalu setelah data valid diisi lalu disimpan ke dalam tabel sman. [2.2] Sistem menampilkan data sekolahan berdasarkan referensi dari tabel sman kepada Sudin Dikmenti, lalu Sudin Dikmenti dapat melakukan perubahan dari
93
informasi sekolahan yang ditampilkan. Setelah data perubahan valid diisi kemudian data sekolahan disimpan kembali ke dalam tabel sman. [2.3] Sistem menampilkan data sekolahan berdasarkan referensi dari tabel sman kepada Sudin Dikmenti, lalu Sudin Dikmenti dapat menghapus dari setiap sekolahan. Kemudian sistem akan menghapus data sekolahan yang ada dalam tabel sman. [2.4] Sistem menampilkan informasi sekolahan berdasarkan referensi dari tabel sman kepada Sudin Dikmenti. 5) Diagram 1 Level 3
Gambar 4.12 Diagram 1 level 3 proses pengolahan data Tenaga Kerja.
94
[3.1] Sudin Dikmenti memasukan data tenaga kerja kepada sistem berupa daftar tenaga kerja dan sekolah yang diambil dari tabel sman. Lalu setelah data valid diisi lalu disimpan ke dalam tabel ten_ker. [3.2] Sistem menampilkan data tenaga kerja berdasarkan referensi dari tabel ten_ker kepada Sudin Dikmenti, lalu Sudin Dikmenti dapat melakukan perubahan dari informasi tenaga kerja yang ditampilkan. Setelah data perubahan valid diisi kemudian data tenaga kerja disimpan kembali ke dalam tabel ten_ker. [3.3] Sistem menampilkan data tenaga kerja berdasarkan referensi dari tabel ten_ker kepada Sudin Dikmenti, lalu Sudin Dikmenti dapat menghapus dari setiap tenaga kerja. Kemudian sistem akan menghapus data tenaga kerja yang ada dalam tabel ten_ker. [3.4] Sistem
menampilkan
informasi
tenaga
kerja
berdasarkan referensi dari tabel ten_ker kepada Sudin Dikmenti. 6) Diagram 1 Level 4
95
Gambar 4.13 Diagram 1 level 4 proses pengolahan Tahun Ajaran. [4.1] Sudin Dikmenti memasukan data tahun ajaran kepada sistem berupa data tahun ajaran dan sekolah yang diambil dari tabel sman. Lalu setelah data valid diisi lalu disimpan ke dalam tabel thn_ajrn. [4.2] Sistem menampilkan data tahun ajaran berdasarkan referensi dari tabel thn_ajrn kepada Sudin Dikmenti, lalu Sudin Dikmenti dapat melakukan perubahan dari informasi tahun ajaran yang ditampilkan. Setelah data
96
perubahan valid diisi kemudian data tahun ajaran disimpan kembali ke dalam tabel thn_ajrn. [4.3] Sistem menampilkan data tahun ajaran berdasarkan referensi dari tabel thn_ajrn kepada Sudin Dikmenti, lalu Sudin Dikmenti dapat menghapus dari setiap tahun ajaran. Kemudian sistem akan menghapus data tahun ajaran yang ada dalam tabel thn_ajrn. [4.4] Sistem
menampilkan
informasi
tahun
ajaran
berdasarkan referensi dari tabel thn_ajrn kepada Sudin Dikmenti. 7) Diagram 1 Level 5
Gambar 4.14 Diagram 1 level 5 proses Laporan Tahunan.
97
[5.1] Sudin Dikmenti memilih lokasi kecamatan, lalu sistem akan menampilkan peta area kecamatan dari tabel camat. Kemudian pilih titik koordinat sekolah, lalu sistem akan menyesuaikan koordinat yang dipilih dengan titik yang dipilih sehingga akan menentukan sekolah yang dipilih dari tabel sman. [5.2] Sekolah yang dipilih dari sistem sebelumnya kemudian disesuaikan dengan tabel ten_ker, thn_ajrn, camat, sman sehingga menghasilkan laporan tahunan sekolah negeri secara lengkap. sman
8) Diagram 1 level 6 Sudin DIKMENTI
Data member
Input Member 6.1
member
Update Member 6.2
sman
Delete Member 6.3
View Member 6.4
Gambar 4.15 Diagram 1 level 6 proses Member.
98
[6.1] Sudin Dikmenti memasukan data member kepada sistem berupa data member, sekolah yang diambil dari tabel sman. Lalu setelah data valid diisi lalu disimpan ke dalam tabel member. [6.2] Sistem
menampilkan
data
member
berdasarkan
referensi dari tabel member kepada Sudin Dikmenti, lalu Sudin Dikmenti dapat melakukan perubahan dari informasi member yang ditampilkan. Setelah data perubahan valid diisi kemudian data member disimpan kembali ke dalam tabel member. [6.3] Sistem
menampilkan
data
member
berdasarkan
referensi dari tabel member kepada Sudin Dikmenti, lalu Sudin Dikmenti dapat menghapus dari setiap member. Kemudian sistem akan menghapus data member yang ada dalam tabel member. [6.4] Sistem menampilkan informasi member berdasarkan referensi dari tabel member kepada Sudin Dikmenti. 9) Digram 2 Level 2
99
Gambar 4.16 Diagram 2 level 2 proses Pilih Koordinat. [2.1.1]Sudin Dikmenti memasukan data sekolah kepada sistem berupa data sekolah dan data kecamatan yang merajuk dari tabel camat, setelah data valid diisi maka dapat disimpan ke dalam tabel sman. [2.1.2]Sudin Dikmenti memilih lokasi titik sekolah dari gambar peta yang ditampilkan, lalu sistem akan memberikan titik koordinat. Setelah itu sistem dapat menyimpan ke dalam tabel sman.
100
4.4.2. Desain Antarmuka Pemakai Pada desain antarmuka dibuat beberapa antarmuka pemakai yang menggabungkan data, arsitektur dan representasi prosedural ke dalam rancangan antarmuka pemakai.Desain antarmuka yang dibuat menggunakan notasi desain grafis berupa tampilan layar.Gambar antarmuka tampilan layar utama dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 4.17 Tampilan halaman utama
101
Gambar 4.18 Tampilan halaman utama administrator Dengan memilih menu Administrator, maka akan tampil halaman login. Ada dua hak akses login, yaitu administrator dari DIKMENTI dan member yang merupakan representasi dari masing-masing SMAN di Jakarta Selatan.
102
Gambar 4.19 Tampilan halaman info Merupakan informasi mengenai status login.
Gambar 4.20 Tampilan halaman input data member
103
Tampilan menu ini hanya ada pada login administrator. Berfungsi untuk menambah member SMANpada sistem ini.
Gambar 4.21 Tampilan halaman input data kecamatan Tampilan menu ini hanya ada pada login administrator. Berfungsi untuk menambah data Kecamatan pada sistem ini.
104
Gambar 4.22 Tampilan halaman input data SMAN Tampilan
menu
ini
hanya
ada
pada
login
administrator.Berfungsi untuk menambah sekolah SMAN pada sistem ini.
105
Gambar 4.23 Tampilan halaman input tahun ajaran Tampilan menu ini berfungsi untuk mengisi data tahun ajaran dari suatu SMAN.Member SMAN hanya dapat mengisi data SMAN-nya saja.
106
Gambar 4.24 Tampilan halaman input tenaga kerja Tampilan menu ini berfungsi untuk mengisi data tenaga kerja dari suatu SMAN.Member SMAN hanya dapat mengisi data SMAN-nya saja.
107
Gambar 4.25 Tampilan halaman melihat data Tampilan menu ini berfungsi untuk melihat data yang sudah dimasukkan. Untuk login administrator ada 5 data, yaitu Member, Kecamatan, SMAN, Tahun Ajaran dan Tenaga Kerja.Sedangkan login member SMAN hanya dapat melihat data Tahun Ajaran dan Tenaga Kerja.
108
Gambar 4.26 Tampilan halaman GIS Tampilan menu ini berfungsi untuk melihat peta Jakarta Selatan. Pada peta ini dapat dilihat lokasi dimana SMAN berada, caranya dengan memilih kecamatan yang sudah diberi tanda, kemudian memilih logo SMAN yang ada, maka akan tampil informasi dari SMAN tersebut.
4.2.4. Desain Prosedural Desain prosedural dibagi kedalam dua hal, pertama untuk menentukan spesifikasi algoritma program yang terjadi dalam sistem dan kedua untuk menentukan spesifikasi kontrol sistem. Spesifikasi algoritma program dalam penulisan skripsi ini menggunakan notasi bagan alir atau flowchart dan spesifikasi
109
kontrol menggunakanState Transition Diagram (STD) yang merupakan model tingkah laku dari serangkaian keadaan sistem. A. Diagram Alir (Flowchart) Diagram alir proses Sistem Informasi Geografis SMAN dapat dilihat pada gambar 4.27 sampai gambar 4.48
110
Gambar 4.27 Diagram Alir Menu Utama
111
Gambar 4.28 Diagram Alir Menu Search
112
3
c1 Tampilkan peta Jakarta Selatan
Pilih menu zoom
Zoom = “50”
ya
tdk Pilih kecamatan pada peta
Pilih Kecamatan
Zoom = “75”
Ya
tdk
1
Zoom = “100”
Tidak
Pilih Search
ya
Pilih data Kecamatan
tidak
Pilih menu “Home”
2
tidak
Pilih menu “GIS”
1
c1
ya
tdk
Zoom = “200”
ya
ya
tdk
Zoom = “150”
ya
ya
ya
tidak
tidak
Pilih menu “Administrator”
Ya
4
tidak
End
Gambar 4.29 Diagram Alir Menu GIS
Sesuaikan skala ukuran Peta
c1
113
Gambar 4.30 Diagram Alir Menu Administrator (Login)
114
Gambar 4.31 Diagram Alir Login sebagai Admin
115
Gambar 4.32 Diagram Alir Login sebagai Member
116
Gambar 4.33 Diagram Alir Tambah Member login Admin
117
Gambar 4.34 Diagram Alir Tambah Kecamatan login Admin
118
Gambar 4.35 Diagram Alir Tambah SMAN login Admin
119
Gambar 4.36 Diagram Alir Tambah Tahun Ajaran login Admin
120
Gambar 4.37 Diagram Alir Tambah Tenaga Kerja login Admin
121
Gambar 4.38 Diagram Alir Menu Lihat pada Login Admin
122
Gambar 4.39 Diagram Alir Menu tambah tahun ajaran login member
123
Gambar 4.40 Diagram Alir Menu tambah tenaga kerja login member
Gambar 4.48 Diagram Alir tenaga kerja login member
132
4.2.5. Pengkodean (Coding) Desain sistem dan program diterjemahkan ke dalam kodekode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP. Kode program dapat dilihat pada lampiran III. 4.2.6. Pengujian Prototype A. Pengujian Black-box Pengujian
black-box
berfokus
pada
persyaratan
fungsional SIG seperti diungkapkan dalam tujuan operasional dan definisi kebutuhan SIG
di atas. Pengujian black-box
digunakan untuk memperlihatkan fungsi operasional sistem apakah input diterima dengan baik dan output dihasilkan dengan tepat, serta apakah integritas informasi dapat dipelihara. Dalam pengujian black-box ini pula definisi kebutuhan pemakai terhadap sistem diperoleh yang merupakan fungsi dari prototype. Tabel 4.4 merupakan hasil pengujian black-box. Dalam tabel ini berisi persyaratan fungsional sistem yang diuji bersama pengguna. Tabel 4.6 Hasil Pengujian Black-box No 1
Rancangan Proses Mulai jalankan program
Hasil yang diharapkan Masuk halaman login
Hasil Sesuai
Keterangan
133
2
Menjalankan menu search
Menapilkan nama-nama kecamatan yang ada di Sesuai Kotamadya jakarta selatan
3 Click menu ’Home’
Menampilkan halaman utama berupa logo dinas pendidikan
4 Click menu ’GIS’
Menampilkan halaman yang berisi peta Sesuai Kotamadya Jakarta Selatan
Sesuai
5
Click menu ’Administrator’
6
Mengisi form login dan Menampilkan jendela click tombol ’Login’ pesan kesalahan
Sesuai
Nilai input tidak valid
7
Mengisi form login dan Masuk halaman depan click tombol ’Login’
Sesuai
Nilai input valid
8
Click ’poligon kecamatan’
Menampilkan halaman kecamatan
Sesuai
9 Click ’titik SMAN’
Menampilkan halaman Informasi SMAN
Sesuai
Menampilkan halaman input member
Sesuai
Mengisi form Input 11 Member dan click tombol ’Simpan’
Menampilkan jendela pesan telah disimpan
Sesuai
12 Click tombol ’Reset’
Menghilangkan isi dalam kotak
Sesuai
13 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman utama Sesuai Administrator
10
14
Click menu ’Input Member’
Click menu ’Input Kecamatan’
Mengisi form Input 15 Kecamatan dan click tombol ’Simpan’
Menampilkan menu login Sesuai administrator
Menampilkan halaman input kecamatan
Sesuai
Menampilkan jendela pesan telah disimpan
Sesuai
134
16 Click tombol ’Reset’
Menghilangkan isi dalam kotak
17 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman utama Sesuai Administrator
Menampilkan halaman input SMAN
Sesuai
Mengisi form Input 19 SMAN dan click tombol ’Simpan’
Menampilkan jendela pesan telah disimpan
Sesuai
20 Click tombol ’Reset’
Menghilangkan isi dalam kotak
Sesuai
21 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman utama Sesuai Administrator
18
22
Click menu ’Input SMAN’
Sesuai
Click menu ’Input Tahun Ajaran’
Menampilkan halaman input tahun ajaran
Mengisi form Input Menampilkan jendela 23 Tahun Ajaran dan click pesan telah disimpan tombol ’Simpan’
Sesuai
Sesuai
24 Click tombol ’Reset’
Menghilangkan isi dalam kotak
25 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman utama Sesuai Administrator
26
Click menu ’Input Tenaga Kerja’
Menampilkan halaman input tenaga kerja
Mengisi form Input Menampilkan jendela 27 Tenaga Kerja dan click pesan telah disimpan tombol ’Simpan’
Sesuai
Sesuai
Sesuai
28 Click tombol ’Reset’
Menghilangkan isi dalam kotak
29 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman utama Sesuai Administrator
30
Click menu ’Lihat Member’
Menampilkan halaman member
Sesuai
Sesuai
Clik Home untuk kembali
135
31 Click menu ’Ubah’
Menampilkan halaman edit Sesuai member
32 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman member
Sesuai
33 Click tombol ’Update’
Menampilkan jendela pesan telah disimpan
Sesuai
Click menu ’Lihat Kecamatan’
Menampilkan halaman kecamatan
Sesuai
34
35 Click menu ’Ubah’
Menampilkan halaman edit Sesuai kecamatan
36 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman kecamatan
Sesuai
37 Click tombol ’Update’
Menampilkan jendela pesan telah disimpan
Sesuai
38 Click tombol ’Reset’
Menghilangkan isi dalam kotak
Sesuai
Menampilkan halaman SMAN
Sesuai
39
Click menu ’Lihat SMAN’
40 Click menu ’Ubah’
Menampilkan halaman edit Sesuai SMAN
41 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman SMAN
Sesuai
42 Click tombol ’Update’
Menampilkan jendela pesan telah disimpan
Sesuai
43 Click tombol ’Reset’
Menghilangkan isi dalam kotak
Sesuai
Menampilkan halaman tahun ajaran
Sesuai
44
Click menu ’Lihat Tahun Ajaran’
45 Click menu ’Ubah’
Menampilkan halaman edit Sesuai tahun ajaran
46 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman tahun Sesuai ajaran
Clik Home untuk kembali
Clik Home untuk kembali
Clik Home untuk kembali
136
47 Click tombol ’Update’
Menampilkan jendela pesan telah disimpan
Sesuai
48 Click tombol ’Reset’
Menghilangkan isi dalam kotak
Sesuai
Menampilkan halaman tenaga kerja
Sesuai
49
Click menu ’Lihat Tenaga Kerja’
50 Click menu ’Ubah’
Menampilkan halaman edit Sesuai tenaga kerja
51 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman tenaga kerja
Sesuai
52 Click tombol ’Update’
Menampilkan jendela pesan telah disimpan
Sesuai
53 Click tombol ’Reset’
Menghilangkan isi dalam kotak
Sesuai
54 Clik tombol ’Logout’
Kembali ke halaman utama Sesuai
Clik Home untuk kembali
Login dengan Menampilkan menu login Sesuai member administrator sekolah
55
Click menu ’Administrator’
56
Mengisi form login dan Menampilkan jendela click tombol ’Login’ pesan kesalahan
Sesuai
Nilai input tidak valid
57
Mengisi form login dan Masuk halaman member click tombol ’Login’
Sesuai
Nilai input valid
58
Click menu ’Input Tahun Ajaran’
Menampilkan halaman input tahun ajaran
Mengisi form Input Menampilkan jendela 59 Tahun Ajaran dan click pesan telah disimpan tombol ’Simpan’ 60 Click tombol ’Reset’
Menghilangkan isi dalam kotak
61 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman utama Member
Sesuai Sesuai
Sesuai Sesuai
137
62
Click menu ’Input Tenaga Kerja’
Menampilkan halaman input tenaga kerja
Mengisi form Input Menampilkan jendela 63 Tenaga Kerja dan click pesan telah disimpan tombol ’Simpan’ 64 Click tombol ’Reset’
Menghilangkan isi dalam kotak
65 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman utama Member
66
Click menu ’Lihat Profile’
Menampilakan halaman update data SMAN
Sesuai Sesuai
Sesuai Sesuai Sesuai
67 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman Member
Sesuai
68 Click tombol ’Update’
Menampilkan jendela pesan telah disimpan
Sesuai
69 Click tombol ’Reset’
Tidak ada perubahan
Sesuai
Data tidak berubah
Menampilkan halaman tahun ajaran
Sesuai
Clik Home untuk kembali
70
Click menu ’Lihat Tahun Ajaran’
71 Click menu ’Ubah’
Menampilkan halaman edit Sesuai tahun ajaran
72 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman tahun Sesuai ajaran
73 Click tombol ’Update’
Menampilkan jendela pesan telah disimpan
Sesuai
74 Click tombol ’Reset’
Menghilangkan isi dalam kotak
Sesuai
Menampilkan halaman tenaga kerja
Sesuai
75
Click menu ’Lihat Tenaga Kerja’
76 Click menu ’Ubah’
Menampilkan halaman edit Sesuai tenaga kerja
Clik Home untuk kembali
138
77 Click tombol ’Batal’
Kembali ke halaman tenaga kerja
Sesuai
78 Click tombol ’Update’
Menampilkan jendela pesan telah disimpan
Sesuai
79 Click tombol ’Reset’
Menghilangkan isi dalam kotak
Sesuai
80 Clik tombol ’Logout’
Kembali ke halaman utama Sesuai
B. Pengujian Lapangan dan Kuisioner Ujicoba
lapangan
dilakukan
dengan
memberi
kesempatan kepada calon user untuk mencoba sendiri sistem yang telah dirancang. Penulis memberi kesempatan kepada mereka untuk menjadi tester dan menjawab kuisioner sederhana
yang
disertakan
dalam
pengujian
lapangan.
Kuisioner dimaksudkan untuk mencari tahu sejauh mana sistem dapat dimengerti dan diaplikasikan oleh calon user. Pada ujicoba lapangan ini penulis meminta langsung pada 7 (tujuh) orang, responden tersebut yaitu: 1 orang Sudin DIKMENTI, 1 orang TU, 1 orang Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan, 3 orang Staf Sarana dan Prasarana Pendidikan, dan 1 orang admin , pertanyaan kuisioner pada lampiran II.
139
Dari kuisioner didapatkan hasil sebagai berikut: 1) Antarmuka Tabel 4.7 Tabel hasil kuisioner tentang antarmuka sistem No. 1. 2. 3.
4. 5.
Jumlah
Persentase %
Sangat Baik
0
0%
Baik
3
42,85 %
Cukup
3
42,85 %
Kurang
1
14,3 %
Kurag Sekali
0
0%
7
100 %
Antarmuka Sistem
Total
2) Struktur Navigasi Tabel 4.8 Tabel hasil kuisioner tentang struktur navigasi No. 1.
2. 3. 4. 5.
Jumlah
Persentase %
Sangat Baik
0
0%
Baik
6
85,7 %
Cukup
1
14,3 %
Kurang
0
0%
Kurag Sekali
0
0%
7
100 %
Struktur Navigasi
Total
140
3) Fasilitas Tabel 4.9 Tabel hasil kuisioner tentang fasilitas sistem No. 1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah
Persentase %
Sangat Baik
0
0%
Baik
3
42,85 %
Cukup
4
57,15 %
Kurang
0
0%
Kurag Sekali
0
0%
7
100 %
Fasilitas Sistem
Total
4) Pengoperasian Tabel 4.10 Tabel hasil kuisioner tentang pengoperasian sistem No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pengoperasian Sistem
Jumlah
Persentase %
Sangat Baik
0
0%
Baik
3
42,85 %
Cukup
4
57,15 %
Kurang
0
0%
Kurag Sekali
0
0%
7
100 %
Total
5) Kesimpulan Bila Sistem Diterapkan pada DIKMENTI Tabel 4.11 Tabel hasil Kesimpulan sistem yang ditawarkan No.
KesimpulanSistem
Jumlah
Persentase %
141
1. 2. 3. 4. 5.
Sangat Baik
0
0%
Baik
5
71,43 %
Cukup
2
28,57 %
Kurang
0
0%
Kurag Sekali
0
0%
7
100 %
Total
4.3.
IMPLEMENTASI AKHIR Prototype SIG yang telah dinilai dan disetujui oleh pemakai selanjutnya disempurnakan. Dalam tahap implementasi akhir dilakukan pengenalan dan pelatihan SIG
kepada pemakai. Simulasi dilakukan
terhadap beberapa data untuk menggambarkan kondisi sebenarnya. Dalam implementasi SIG pendukungnya.
Sarana
ini, harus diperhatikan sarana-sarana
pendukung
dalam
penulisan
skripsi
ini
direkomendasikan berdasarkan hasil pengembangan dan pengujian sistem. 1) Perangkat Keras a) Prosessor 2 Ghz atau lebih besar b) Memory 256 MB atau lebih besar c) Monitor dengan resolusi minimal 1024 x 768 px d) Web directory dengan kapasitas minimal 1MB 2) Perangkat Lunak a) Sistem operasi Windows XP atau versi sesudahnya b) PHP 4 atau versi sesudahnya
142
c) Web Server yang mendukung modul PHP d) MySQL atau MySQL Server e) Internet Explorer 8.0
BAB V PENUTUP
5.1.
KESIMPULAN 1) Sistem informasi pemetaan SMAN di Jakarta Selatan dikembangkan dengan menerapkan Sistem Informasi Geografis. 2) Dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis dan digabungkan dengan penggunaan PHP dan MySQL maka dapat mengorganisir perangkat keras, piranti lunak, dan data sehingga mendayagunakan system penyimpanan, manipulasi, analisa, pencarian, update dan penyajian hasil seluruh bentuk informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan untuk pengambilan keputusan. 3) Bahwa dengan adanya aplikasi ini membantu DIKMENTI di Kotamadya Jakartan Selatan untuk melakukan penilaian dan pengawasan terhadap ketersediaan sarana pendidikan di SMAN.
5.2.
SARAN Penulis juga ingin menyampaikan saran terhadap pengembangan Sistem Informasi Geografis ini lebih lanjut dan perbaikan kekurangan yang ada, diantaranya : 1) Mengembangkan Sistem Informasi Geografis dengan memperluas cakupan wilayah yang ditampilkan, dengan cara menambah wilayahwilayah SMAN yang ada di Provinsi DKI Jakarta.
144
2) Menggunakan data spasial garis / linier untuk mengidentifikasikan jalan
dan
menggunakan
mengidentifikasikan
wilayah
data
spasial
Kecamatan,
polygon
untuk
untuk
mendapatkan
informasi yang benar, akurat, andal, dan untuk mempermudah dalam pembuatan aplikasi. 3) Proses pencarian tidak hanya pada pencarian wilayah Kecamatan dan pencarian ruas jalan protokol yang hasil dari pencarian tersebut ditampilkan pada peta dengan warna yang berbeda.
145
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bahra Bin Ladjamudin “Analisis dan Desain Sistem Informasi” Graha Ilmu, Yogyakarta: 2005 Al-Bahra Bin Ladjamudin “Rekayasa Perangkat Lunak” Graha Ilmu, Yogyakarta: 2006 Prahasta,
Eddy,
Sistem
Informasi
Geografis
Konsep-Konsep
Dasar,
INFORMATIKA, Bandung : 2009 Greenspan, Jay, et. al., MySQL/PHP Database Aplications, IDG BOOK WORLDWIDE, US : 2001 Hakim, Lukmanul & Musalini, Uus, 101 Tip & Trik Pemrograman PHP, ELEX MEDIA KOMPUTINDO Jakarta : 2006 Jogiyanto “Metode Penelitian Sistem Informasi” Andi, Yogyakarta: 2008 Kendall, Kenneth E. & Kendalll, Julie E., Systems Analysis and Design, Edisi 5, PREHALLINDO Jakarta : 2003 Kristanto, Andi, Rekayasa Perangkat Lunak Konsep Dasar, GAVA MEDIA, Yogyakarta : 2004 Nugroho, Adi, Analisa dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek, INFORMATIKA, Bandung : 2005 Peranginangin, Kasiman, Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL, ANDI , Yogyakarta : 2006 Pressman, Roger S. “Rekayasa Perangkat Lunak” Andi, Yogyakarta: 2002
146
Pressman, Roger, S, Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktis, Original English By McGraw Hill, Indonesian Translation By Andi, Yogyakarta, 2005. Ratschiller, Tobias, et. al., Web Application Development with PHP 4.0, NEW RIDERS PUBLISHING, Indiana : 2000 Sommerville, Ian, Rekayasa Perangkat Lunak, edisi 6, jilid I, Erlangga, Jakarta, 2003. Simarmata, Janner, Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi, ANDI, Yogyakarta : 2006 Internet Online:
http://blog.cybergl.co.id/2010/02/10/studi-literatur: 2010 Wikipedia “PHP”, 2010-08-17, 23:41 pada http://id.wikipedia.org/wiki/PHP: 2010 Sri
“Data”,
2005-04-20,
data:2005
15:50,
pada
http://www.total.or.id/info.php?kk=
LAMPIRAN-LAMPIRAN
110
147 LAMPIRAN I WAKTU PENELITIAN No
Nama Kegiatan
1
Wawancara
2
Studi Pustaka
3
Penelitian Sistem yang sedang berjalan
4
Uji coba lapangan
2
3
5
6
7
Agustus 2010 10 11 12
13
17
25
26
27
148 LAMPIRAN II WAWANCARA DAN KUISIONER
A. Wawancara Pewawancara
: Yadi Suryadi (YS)
Narasumber
: Drs. H. Katijono (KT), Sebagai Kepala Sudin Dikmenti
Hari/Tanggal
: Senin, 2 Agustus 2010
Tempat
: Lantai 5, Ruang Sudin Dikmenti
Tema
: Sistem yang berjalan pemetaan SMAN di Dikmenti Jakarta Selatan
YS
: Assalamu’alaikum. Bapak, saya mohon bantuannya untuk penelitian skripsi saya.
KT
: Wa’alaikum Salam. Boleh, apa yang bisa dabantu? Memangnya judulnya apa?
YS
: Judulnya Pengembangan Sistem Informasi Pemetaan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Pada Dinas Pendidikan Jakarta Selatan dan Studi kasusnya di Dikmenti yang bapak pimpin.
KT
: Kalau begitu bagus, dan semoga hasil yang kamu bikin bisa bermanfaat disini.
YS
: Iya pak, mudah-mudahan saja. Begini pak, kalau untuk pendataan SMAN yang ada di Dikmenti Jakarta Selatan siapa yang bertanggung jawab?
KT
: Jadi begini, kalau untuk SMAN ada 3 bagian yang bertanggung jawab dalam pendataan ini yaitu Seksi Pendidikan SMA, Seksi Tenaga Pendidkan dan Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan.
YS
: Biasanya bagaimana cara mereka mendatabasekan data-datanya Pak?
KT
: Masih biasa, Dari Sekolah mengirimkan data-data tentang sekolah seperti profile sekolah, data guru, trus sarana pendidikan yang ada pada sekolah tersebut dalam bentuk kertas.
YS
: Yang bapak rasakan selama ini sudah cukup memuaskan belum bila misalnya diminta laporan-laporan dari seksi yang bersangkutan?
KT
: Belum, malah biasanya lama karena mencari-cari lagi karena datanya acakacakan.
149 YS
: Jika saya menawarkan aplikasi untuk pemetaan SMAN bagaimana pak?
KT
: Maksudnya gimana, dan manfaatnya apa saja?
YS
: Aplikasi yang berfungsi pemetaan SMAN yang ada di Jakarta Selatan yang bisa menampilkan lokasi, data guru, data siswa dan sarana yang ada di sekolah, Nanti hasilnya: Pertama, untuk masalah pengarsipan bisa tertata dengan baik. Kedua, penyusunan laporantahunan bisa lebih cepat. Ketiga, untuk laporannya lebih keterbukaan.
KT
: Bagus kalau begitu, silahkan kamu bikin yang kamu tawarkan dan tentunya yang sesuai dengan keadaan disini, agar nantinya bisa bermanfaat di Dikmenti.
YS
: Iya pak, terima kasih banyak atas bantuan dan waktunya. Assalamu’alaikum.
KT
: Iya, Wa’alaikum Salam.
B. Kuisioner Kuesioner yang dibagikan adalah kuesioner yang bersifat tertutup dan kuisioner tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian sistem informasi pemetaan SMAN pada Kotamadya Jakarta Selatan . Target dari kuesioner tersebut adalah karyawan yang berhubungan dengan sistem tersebut serta pimpinan, sehingga responden yang didapat dengan jumlah yang kecil yaitu hanya 7 (tujuh) orang, responden tersebut yaitu: 1 orang Sudin DIKMENTI, 1 orang TU, 1 orang Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan, 3 orang Staf Sarana dan Prasarana Pendidikan, dan 1 orang admin.
150 PENGAMATAN TERHADAP SISTEM INFORMASI PEMETAAN YANG DITAWARKAN PADA DINAS PENDIDIKAN KOTAMADYA JAKARTA
SELATAN TAHUN 2010 Hasil Jawaban dari 7 Orang Responden No.
Objek Observasi
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Kurag Sekali
Bagaimana menurut anda tentang tampilan dari aplikasi sistem?
-
3
3
1
-
2.
Bagaimana struktur menu navigasi dalam sistem?
-
6
1
-
-
3.
Sebagai aplikasi sistem yang baru, apakah fasilitas aplikasi sudah memadai?
-
3
4
-
-
4.
Untuk pengoperasian sistem ini apakah mudah dipahami?
-
3
4
-
-
5.
Bagaimana jika sistem ini diterapkan pada DIKMENTI?
if(strlen(trim($_SESSION["MBRID"])) > 0){ //Jika Sesssion ada value nya header("Location: mod/minfo") or die("Can not go to location"); }else{ if(isset($_POST["username"]) > 0){ $uname = trim($_POST["username"]); $upass = md5($_POST["password"]); // echo $uname . $upass; $sql = "SELECT count(mbr_id) as tot_rec FROM member WHERE mbr_id='$uname' AND mbr_pass='$upass'"; $psql = mysql_query($sql); $rsql = mysql_fetch_array($psql); // echo $sql; if($rsql["tot_rec"] > 0){ //Check Apakah User Sudah Ada $sqluser = "SELECT * FROM member WHERE mbr_id='$uname'"; $psqluser $rsqluser
Status Pegawai : 01 = PNS (Guru / Pegawai Negeri) 02 = GPNS Depag (Guru Agama diangkat oleh Depag, termasuk GPNS di luar Depdiknas dan ditempatkan di Sekolah Negeri) 03 = GTY (Guru tetap yang diangkat oleh Yayasan di Sekolah/Madrasah Swasta) 04 = GTY Bantu Pusat (Guru tidak tetap yang diangkat oleh Pemerintah Pusat secara kontrak 05 = GTT Bantu Daerah (Guru tidak tetap yang diangkat oleh Pemerintah Daerah secara kontrak 06 = GTT (Guru tidak tetap diangkat oleh Sekolah) 07 = PTY (Tenaga administrasi tidak tetap yang diangkat Yayasan di Sekolah/Madrasah Swasta) 08 = PTT (Tenaga administrasi tidak tetap di Sekolah Negeri dan Swasta) 09 = PTT PNS (Tenaga Administrasi tidak tetap di Sekolah Swasta berstatus PNS) 10 = PNS Depag (Guru/Pegawai diangkat Depag, ditempatkan di Madrasah Negeri) 11 = PNS DPK Depag (Guru diangkat Depag, ditempatkan di Madrasah Negeri) Golongan :