arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 1
Membangun Narasi Melalui Gagasan Multiple, Connecting dan Interdependent Rana Talithasani Mie Tarik, atau La Mian adalah jenis mie tertua yang berasal dari Cina. Adonan la mian menggunakan bahan-bahan sederhana seperti tepung terigu serba guna, tepung pastry, telur, dan air seperti adonan mie lainnya. Dalam proses pembuatannya, la mian tidak menggunakan mesin ataupun alat bantu lain untuk membentuk adonannya menjadi helaian-helaian mie; selain teknik khusus yang dilakukan secara manual berikut ini.
Gambar 1. Proses pembuatan La Mian 1. mix Seperti pada tahap pembuatan adonan lainnya, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencampurkan bahan-bahan yang digunakan dan mengaduknya menjadi sebuah adonan secara merata. Air dimasukkan secara bertahap ke dalam adukan tepung terigu dan telur. 2. rest Setelah terbentuk adonan yang merata, tutup wadah adonan dengan handuk basah, lalu diamkan di dalam lemari pendingin selama semalaman. Proses ini berguna agar adonan mengembang dan lebih mudah dibentuk. 3. mould Setelah semalaman adonan didiamkan di dalam lemari pendingin, bentuk adonan menjadi bentuk silinder-silinder memanjang sebesar lima hingga delapan sentimeter tebalnya. 4. toss Selanjutnya, pegang kedua ujung adonan yang telah dibentuk menjadi silinder, lalu banting ke atas meja persiapan. Sebelumnya, meja persiapan tersebut harus ditaburi dengan tepung terigu agar adonan tidak menempel pada meja. Ulangi tahap ini selama beberapa kali, dengan begitu gluten dalam adonan akan memecah dan membuat adonan menjadi mengembang dan dapat terus memanjang. Lipat adonan setiap kali setelah dibanting. 5. stretch Setelah beberapa kali dibanting, adonan kemudian akan siap untuk ditarik. Pegang kedua ujung adonan, tarik dan regangkan adonan dan segera lipat kembali menjadi dua bagian. Lanjutkan teknik tarik – regang – lipat berulangkali hingga jumlah silnder-silinder kecil dari adonan terbentuk (adonan sudah membentuk mie).
8
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 1
Setelah lima tahapan di atas, adonan mie tarik sudah siap. Langkah berikutnya adalah perebusan adonan mie hingga matang dan penyajian dengan bumbu sesuai selera. Eksperimen pada skenario Banyak perubahan-perubahan bentuk yang terjadi pada keseluruhan tahapan pembuatan la mian, dari wujud elemen-elemen yang benar-benar berbeda (bahan mentah) hingga menjadi kesatuan dan dari kesatuan tersebut berubah menjadi satuan-satuan yang lebih kecil dan terpisah-pisah. Namun, tahapan stretch adonannya paling nyata dan perubahan tersebut terjadi sangat cepat seperti trik sulap yang dikerjakan oleh ahlinya. Pada tahap ini terjadi transformasi bentuk, yaitu terbentuknya silinder-silinder kecil (bentuk akhir mie) dari adonan silinder besar yang diberi suatu perlakuan (teknik tarik – regang – lipat) secara berulang. Metode ini kemudian menjadi dasar dari karya saya yang berjudul “The Intertwined Story”. Ide ini muncul dari interpretasi saya terhadap bentuk akhir dari la mian setelah melalui proses stretch tersebut. Saya melihat keunikan bagaimana sebuah adonan utuh dapat kemudian membentuk satuan–satuan mie yang terpisah. Kemudian muncul ide untuk membuat sebuah cerita sederhana, menggambarkan beberapa tokoh dengan narasi singkat individualnya, yang kemudian cerita tersebut dapat terangkai membentuk sebuah gambaran cerita yang lebih besar, tanpa adanya gambaran cerita–cerita individual tersebut dapat menjadi suatu gambaran kesatuan cerita yang berbeda. Berikut adalah gambar– gambar yang mengilustrasikan skenario yang saya buat.
Gambar 2. (Kiri) Seorang lelaki (A) sedang membawa anjingnya berjalan-jalan dan tanpa sengaja menjatuhkan dompetnya. (Kanan) Lelaki lain (B) melihat dompet (A) yang terjatuh dan berusaha untuk mengembalikannya kepada (A) yang tengah berlari mengejar anjingnya.
Gambar 3. (Kiri) Seorang karyawan (C) sedang hendak menyeberang jalan. (Kanan) Anjing (A) yang berlari tiba-tiba menerjang koper yang dibawa oleh (C) sehingga (C) tidak dapat menyeberang jalan.
9
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 1
Gambar 4. (Kiri) Beberapa saat kemudian, ada sebuah mobil yang melaju kencang dan menabrak sebuah tiang pembatas di dekat (A) dan (C) berdiri. (Kanan) (B) dapat mengejar (A) yang terhenti karena kejadian sebelumnya, dan kemudian mengembalikan dompet (A) sebelum menolong pengemudi yang mengalami kecelakaan,sementara (C) berusaha mencari pertolongan dengan mencoba menelepon rumah sakit.
Gambar 5. (Kiri) Tidak lama kemudian, ambulans datang untuk membawa korban ke rumah sakit. (Kanan) (A), (B), dan (C) yang berkumpul secara tidak sengaja kemudian turut membantu pengemudi yang kecelakaan sebelum kembali melanjutkan aktivitasnya masing-masing.
Terdapat tiga kualitas yang saya temukan dalam bentuk adonan dalam tahap stretch pada pembuatan la mian ini, yaitu multiple, connecting, dan interdependent. Maka dari itu, karya akhir saya yang berupa sebuah cerita singkat pun saya buat sedemikian rupa agar dapat mencerminkan ketiga kualitas tersebut. 1. Multiple Dari poin ini, saya mengimplementasikannya ke dalam cerita dari tokoh-tokoh yang berbeda. Ada tiga tokoh utama yang terlibat, yang memiliki jalan cerita dan kegiatannya masing-masing dalam kesatuan cerita tersebut. 2. Connecting Kualitas ini dapat ditunjukkan melalui alur cerita mereka yang saling bersinggungan, dompet (A) yang ditemukan oleh (B), koper (C) yang digigit oleh anjing (A), dan seterusnya. 3. Interdependent Poin terakhir ini membentuk keseluruhan dari cerita tersebut. Tiap kejadian yang terjadi dalam cerita singkat tersebut sebenarnya saling mempengaruhi satu sama lain; jika anjing (A) tidak menggigit koper (B), maka (A) tidak akan terhenti sehingga (B) tidak dapat mengejar dan mengembalikan dompet (A). Dan lebih buruk lagi, jika anjing (A) tidak menggigit koper (C), maka (C) akan sedang menyeberangi jalan saat mobil itu lewat dan (C) akan tertabrak dan menjadi korban kecelakaan. Lalu jika keseluruhan kejadian awal tidak terjadi, mungkin tidak akan ada orang yang menjadi saksi mata dari kecelakaan yang akan terjadi setelahnya.
10
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 1
Sesungguhnya rangkaian cerita semacam ini adalah hal yang terjadi dalam keseharian kita. Ternyata cukup mengagumkan bagaimana pada kenyataannya memang takdir setiap orang dapat bersinggungan dan mempengaruhi kejadian lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam cerita ini, fenomena tersebut hanya digambarkan dalam lingkup yang kecil. Karya ini kemudian dikembangkan agar keterkaitan antar ceritanya lebih dapat terbaca. Hal ini dilakukan dengan cara bentuk layer.
Gambar 6. Jalan cerita ketiga tokoh utama Berikut adalah jalan cerita individual pada ketiga tokoh utama. (A) : membawa anjing berjalan-jalan, dan tanpa sengaja menjatuhkan dompetnya. (B) : duduk di area trotoar, sambil memperhatikan pemandangan di sekelilingnya. (C) : menyeberang jalan untuk menuju kantornya. (Penjelasan poin ini menunjukkan adanya implementasi kualitas multiple di dalam cerita.) Saat ketiga scene tersebut digabungkan terjadi dampak pada jalan cerita tokoh lainnya. (B) : menemukan dompet (A) dan mengejar (A) untuk mengembalikan dompetnya. (C) : terhenti dari menyeberang karena koper yang dibawanya digigit oleh seekor anjing yang lewat. (A) : terhenti karena anjingnya menggigit koper orang lain (B) : dapat mengejar dan mengembalikan dompet (A) karena (A) terhenti. (C) : selamat dari kecelakaan yang hampir menimpanya karena tertarik oleh anjing yang menggigit kopernya. (Penjelasan poin ini menunjukkan adanya implementasi kualitas connected di dalam cerita)
Gambar 7. Penggabungan ketiga scene Saat ada salah satu scene yang dihapus, akan terjadi cerita keseluruhan yang berbeda sebagai berikut. (A) dihilangkan (B) : tetap duduk di tempatnya semula. (C) : menyeberang jalan dan tertabrak oleh mobil yang melaju kencang. (B) dihilangkan (A) : kehilangan dompetnya (C) : tetap terselamatkan karena anjing (A) menggigit kopernya 11
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 1
(C) dihilangkan (A) : terus berlari tertarik oleh anjingnya yang bersemangat, dompetnya tidak kembali karena (B) tertinggal jauh di belakangnya dan tidak dapat mengejar (A). (B) : tidak dapat mengejar (A) (Penjelasan poin ini menunjukkan adanya implementasi kualitas interdependent di dalam cerita)
Gambar 8. Hasil ketika salah satu scene dihapus. Dari penjabaran di atas, cukup terbukti kualitas multiple, connected, dan interdependent yang terinspirasi dari tahapan pembuatan la mian dapat terimplementasikan di dalam cerita yang saya buat. Perubahan sederhana dalam metode penyajian diharapkan dapat mengungkapkan ide tersebut dengan lebih jelas.
12