Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
QUALITY AND MORPHOLOGY BATIK LEATHER IN TANNING CHROME AND COMBINATION KROM - SYNTAN Sri Sutyasmi, Emilia Kasmujiastuti, Rihastiwi Setya Murti Balai Besar, Kulit, Karet dan Plastik, Jl Sokonandi 9,Yogyakarta 55166, Indonesia +62274512929; 563939-Fax + 62274563655
[email protected] ABSTRACK Batik development increases, so too in the case of fasionabel like leather handbags and leather wallets in batik. During this on the market only on the skin leather batik vegetable so rigid and less attractive. The purpose of this study was to determine that the skin is tanned chrome and chrome-sintan combination can also be in batik and can be used to manufacture a bag or purse with a motif of a good quality. Pickle leather tanned with chrome and chrome syntan combination with a variety of oil 2, 4 and 6%. Furthermore dibatik skin with a variety of batik and batik. The skin then given a finish with shellac, new physical test that tensile strength, elongation, the strength of the lid cracked paint, paint rub resistance and paint adhesion strength of the lid. It also examined the morphology of the skin. The test results are the best overall physical K2 and S6, skin morphology test results visible skin tissue is still compact and paint can penetrate into the skin.
Keywords: batik leather, chrome tanning, purse / wallet batik, the combination of chrome-syntan,
87
Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik....., Sri Sutyasmi
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
KUALITAS DAN MORFOLOGI KULIT BATIK SAMAK KROM DAN SAMAK KOMBINASI KROM-SYNTAN Sri Sutyasmi, Emilia Kasmujiastuti, Rihastiwi Setya Murti Balai Besar, Kulit, Karet dan Plastik, Jl Sokonandi 9,Yogyakarta 55166, Indonesia +62274512929; 563939-Fax + 62274563655
[email protected] ABSTRAK Perkembangan Batik semakin meningkat, demikian juga dalam hal fasionabel seperti tas kulit dan dompet kulit yang di batik. Selama ini di pasaran kulit batik hanya dari kulit nabati sehingga kaku dan kurang menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa kulit yang disamak krom dan kombinasi
krom-
sintan dapat juga di batik serta dapat digunakan untuk pembuatan tas atau dompet dengan motif batik yang berkualitas baik. Kulit pickle disamak dengan krom dan kombinasi krom syntan dengan variasi minyak 2, 4 dan 6 %. Selanjutnya kulit dibatik dengan variasi batik tulis dan batik cap. Kemudian kulit di finish dengan di beri lak, baru diuji fisis yaitu kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan retak cat tutup, ketahanan gosok cat dan kekuatan rekat cat tutup. Selain itu juga diuji morfologi kulit. Hasil uji fisis secara keseluruhan terbaik adalah K2 dan S6, hasil uji morfologi kulit terlihat jaringan kulit masih kompak dan cat bisa masuk kedalam kulit.
Kata Kunci : kulit batik, kombinasi krom-syntan, penyamakan krom, , tas/dompet batik
Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik....., Sri Sutyasmi
88
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
PENDAHULUAN Batik merupakan karya seni rupa dan kekayaan bangsa Indonesia, saat ini telah berkembang baik lokasi penyebaran, teknologi dan desainnya.
Menurut
konsensus Nasional 12 Maret 1996, “Batik adalah karya senirupa pada kain, dengan pewarnaan rintang, yang menggunakan lilin batik sebagai perintang warna”. Menurut konsensus tersebut dapat diartikan bahwa yang membedakan batik dengan tekstil pada umumnya adalah proses pembuatannya (Azis, 2010). Proses pewarnaan batik adalah upaya menampilkan motif pada suatu background (latar belakang/latar) dengan sistem rintang atau tidak langsung. Lilin penutup yang digunakan pada proses batik dimaksudkan untuk menutup bagianbagian yang dikehendaki tidak terkena warna pada proses pewarnaan berikutnya (Susanto, 1990). Sedangkan motif dan isian-isian batik yang digambarkan dapat berupa apapun. Demikian pula penyusunan pola motifnya dapat diatur secara bebas, baik secara vertikal, horosontal, diagonal, radial maupun menyebar di seluruh permukaan (Pancapalaga, 2013). Menurut Pancapalaga 2014, metoda pengecatan/pewarnaan batik pada kulit tergantung dari komposisi lilin batik dan pemilihan bahan finishing kulit yang digunakan. Kekuatan lilin batik yang menempel pada kulit tergantung beberapa factor yaitu temperature lilin batik, komposisi lilin batik dan tekstur permukaan kulit. Temperatur lilin batik sangat dominan mengganggu jaringan kulit. Kebanyakan lilin batik di absorbsi kedalam korium jaringan kulit. Biasanya sangat sulit untuk melorodnya (melepaskan lilin batik dari kulit). Proses melepas lilin batik bisa sukses jika semua lilin hilang tanpa menggangu warna dan kuat tarik kulit (Pancapalaga, 2010). Kulit merupakan salah satu material tekstil yang sangat diminati oleh konsumen, karena karakteristiknya yang unik dan khas, serta sifatnya yang tahan lama dan kesan eksklusif yang ditimbulkan dari material ini. Di bidang fasion, produkproduk yang terbuat dari kulit senantiasa diminati dari waktu kewaktu. Produk-produk fasion yang bermaterial kulit semakin menjamur dimana-mana, tidak terkecuali di Indonesia (Marcelina, 2011).
89
Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik....., Sri Sutyasmi
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
Sebagai bahan fasionable saat ini konsumen menghendaki agar batik tidak hanya diatas kain saja namun lebih ditingkatkan seperti batik mebel, batik kayu ataupun batik kulit tersamak. Salah satu komoditas yang cukup potensial dalam upaya meningkatkan devisa negara dari non migas adalah batik kulit tersamak yang berkualitas prima (Sudantoko, 2010). Ini merupakan usaha yang membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan khusus, disisi lain perkembangan akan kulit samak sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. (Burkinshaw, 2011). Hal ini menyebabkan kebutuhan kulit samak senantiasa terus berjalan sesuai kebutuhan dan perkembangan manusia. Produk batik kulit dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan barang-barang kulit, dan memiliki potensi pengembangan dan prospek pasar yang cukup baik, bahan dan produknya merupakan komoditas ekspor non-migas.
Berdasarkan data terakhir dari ASEPHI (Asosisasi Eksportir
Handicraft Indonesia), saat ini produk batik kulit yang ada dipasaran adalah dari kulit samak nabati, belum ada batik dari kulit tersamak yang lain seperti samak krom, samak kombinasi (krom-alum, krom-sintan dan (krom- aldehid). Menurut Budiono 2010, Kekurangan batik pada kulit samak nabati adalah hasil produk barang jadinya yang kurang bagus. Produk kulit samak dan barang jadi batik pada kulit nabati dipasaran pada umumnya diberi warna polos tanpa ada motif ataupun sentuhan batik, kalaupun ada tas batik kulit itu hanya kombinasi dari kain batik dan kulit polos. Untuk itu Balai Besar Kulit Karet dan Plastik mencoba penelitian mengenai kulit yang di batik bukan hanya kulit samak nabati namun juga dari samak krom, samak kombinasi (krom-sintan, krom alum dan krom- aldehid). Diharapkan dari penelitian ini dihasilkan kulit batik yang lemas tapi daya tariknya kuat, cat yang tidak mudah mengelupas, dan ada sentuhan motif batik dalam pewarnaan kulit samaknya. Menurut Susilaning 2011, pembuatan batik meliputi tiga pekerjaan yaitu
pelekatan
utama
lilin batik, pewarnaan batik dan menghilangan lilin (melorod).
Pelekatan lilin batik ada beberapa cara yaitu dengan canting tulis, dengan dicapkan dengan canting cap atau dilukiskan atau alat lain. Agar dapat dituliskan pada kain, lilin batik ini perlu dipanaskan dahulu dengan suhu 60 -70 oC. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kulit yang disamak dengan krom maupun yang disamak dengan samak kobinasi krom-syntan.
Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik....., Sri Sutyasmi
90
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
BAHAN DAN METODA Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit kambing, bahan kimia untuk proses penyamakan kulit krom dan kombinasi krom syntan, bahan kimia untuk membatik yaitu, lilin, larutan pewarna, dan.bahan kimia untuk proses finishing kulit.
Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah drum penyamakan dan perlengkapannya, peralatan untuk membatik seperti canting, wajan, cap, kompor dan perlengkapannya, peralatan untuk finishing kulit semprotan dan perlengkapannya
Metoda Kulit kambing sebanyak 12 lembar disamak krom dan kombinasi krom-syntan. Masing-masing
penyamakan
menggunakan
2
lembar
kulit
dengan
variasi
peminyakan pada proses penyamakan sebesar 2, 4 dan 6 %. Dari masing-masing kulit tersamak dibatik dengan batik tulis dan batik cap, selanjutnya untuk batik tulis, kulit di pola sesuai keinginan dan dibatik menggunakan lilin/malam, dan untuk batik cap, dicap sesuai motif yang diinginkan dan diberi cat dasar. Kulit batik kemudian dilorod lilinnya. Pelorodan lilin dalam kulit menggunakan lilin/malam yang digosokgosokkan pada kulit yang telah dibatik. Setelah itu kulit kemudian difinish dengan di beri binder dan lak agar penampilan kulit lebih indah dan menarik serta tidak luntur. Kulit kemudian di plat (setrika) agar malam/lilin yang menempel bisa terambil. Kulit jadi kemudian diuji ketahanan gosok cat kering dan basah, kekuatan rekat cat tutup, kekuatan retak cat tutup, kekuatan tarik dan kemuluran. Selain itu kulit batik juga diuji morfologi kulit untuk mengetahui pengaruh pembatikan pada kulit. Kulit selanjutnya dibuat barang jadi kulit seperti tas dan dompet kulit.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Kulit Samak Krom Hasil uji kulit batik Tulis samak krom dan kombinasi krom-syntan dapat dilihat pada Table 1 berikut : 91
Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik....., Sri Sutyasmi
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
Tabel 1 : Hasil uji kulit batik Tulis samak krom dan samak kombinasi krom-sintan No Kode
Kekuatan Kemuluran Kekuatan Ketahanan Tarik retak cat gosok cat (%) (kg/cm) tutup Kering Basah (mm)
Kekuatan rekat Metode cat tutup Uji Kering Basah
1
K2
408,58
34,10
8,93
4
4
162,5
71
K4
295,51
58,62
0,76
4/5
4
104
71
K6
384,44
53,89
9,41
4
3/4
87,5
62,5
S2
300,58
53,57
8,41
3/4
4
179
46
S4
304,67
57,74
8,54
4
4
162,5
36,5
S6
350,85
52,26
8,81
4/5
4
175
50
2
Keterangan : 1. K2, K4 dan K6 adalah kulit batik samak krom dengan variasi minyak 2, 4 dan 6 %. 2. S2, S4 dan S6 adalah kulit batik samak kombinasi krom-syntan dengan variasi minyak 2. 4, dan 6 %. Dari data tersebut diatas dapat dilihat bahwa kekuatan tarik dan kemuluran kulit terbaik adalah kode K2 ( kulit batik samak krom dengan variasi minyak 2 %). Disini terlihat juga bahwa hasil uji parameter yang lain seperti kekuatan retak cat tutup, ketahanan gosok cat, dan kekuatan rekat cat tutup hasilnya juga tinggi. Untuk hasil uji kulit batik samak kombinasi krom-syntan, terlihat bahwa S6 (kulit batik samak kombinasi krom-syntan dengan variasi minyak 6 %) adalah yang terbaik karena semua hasil uji untuk kekuatan tarik, kemuluran memenuhi SNI 06-17951990. kekuatan retak cat tutup memenuhi SNI 06-4574-1998, ketahanan gosok cat memenuhi SNI 06-0996-1989 , kekuatan rekat cat tutup memenuhi SNI 06-40831996. Menurut Pancapalaga 2014, bahwa ketahanan cat dari “dyeing agent” ditentukan oleh berat molekul, ukuran molekul dan molekul dari “dyeing agent”. Pencampuran dari krom valensi 3 dengan protein kulit melalui hydroxyl clustering
Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik....., Sri Sutyasmi
92
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
bridge (OH). Garam krom prinsipnya mengikat asam carboxylate dari kumpulan protein dari kulit tersamak
Gambar 1: Kulit batik Tulis. Hasil Uji kulit Batik Cap Samak Krom dan kombinasi krom-syntan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini No Kode
Kekuatan Kemuluran Kekuatan Ketahanan Tarik retak cat gosok cat (%) (kg/cm) tutup Kering Basah (mm)
Kekuatan rekat Metode cat tutup Uji Kering Basah
1
K2
474,43
49,63
8,44
4/5
3/4
191,67
212,5
K4
295,51
58,40
0,8
4/5
4
108
50
K6
441,96
66,62
7,90
4/5
3/4
195,84
75
S2
320,70
47,60
8,59
4
4
262,5
50
S4
340,48
47,95
8,54
4
4
258,5
50
S6
346,42
50,63
8,81
4/5
4
240
50
2
Keterangan : 1. K2, K4 dan K6 adalah kulit batik samak krom dengan variasi minyak 2, 4 dan 6 %. 2. S2, S4 dan S6 adalah kulit batik samak kombinasi krom-syntan dengan variasi minyak 2. 4, dan 6 %. Dari data diatas dapat diketahui bahwa kulit batik cap yang disamak krom hasil uji terbaik adalah, kode K2 dan S6 untuk parameter 93
kekuatan tarik dan
Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik....., Sri Sutyasmi
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
kemuluran. Kekuatan retak cat tutup K2 (samak krom dengan minyak 2 %), sedang untuk kode S (samak kombinasi krom syntan terlihat hampir sama yaitu sekitar 8,5 lebih. Untuk ketahanan gosok cat semua variasi dan jenis penyamakan juga hampir sama yaitu sekitar 4 dan 4/5 untuk
ketahanan gosok cat kering, dan untuk
ketahanan gosok cat basah adalah sekitar 4 yang artinya ketahanan gosok cat tidak luntur. Namun Sementara itu untuk kekuatan rekat cat tutup terbaik untuk samak krom adalah kode K2 (samak krom dengan minyak 2 %), dimana baik kering maupun basah mempunyai nilai yang tinggi. Demikian juga untuk parameter uji kekuatan rekat cat tutup samak kombinasi krom syntan adalah semua baik (memenuhi SNI )
Gambar 2 : Kulit batik cap
Gambar 3 : Morfologi Kulit sebelum di batik
Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik....., Sri Sutyasmi
94
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
Dari hasil pengamatan uji morfologi kulit sebelum di batik, terlihat bahwa struktur jaringan kulit masih kompak terutama bagian tepi. Kulit ini sudah mengalami perlakuan cat dasar.
Gambar 4 : Morfologi Kulit batik samak krom (K2) Dari hasil pengamatan uji morfologi kulit samak krom (K 2), terlihat bahwa struktur jaringan kulit masih kompak terutama bagian tepi. Kulit samak krom ini sudah mengalami pembatikan, pelorodan malam/lilin dan finishing kulit, sehingga terlihat struktur jaringan kulit berwarna lebih gelap namun terlihat cat kulit bisa masuk jaringan kulit. Lilin batik yang mengandung monomer asam resin akan mengangkat beberapa lapisan epidermis dan urat saraf kolagen terbuka seperti
monomer asam resin
menembus ke kulit. Kedalaman penetrasi selama perekatan lilin batik ke kulit tergantung pada rasio monomer asam untuk campuran bahan lainnya. Pada rasio tinggi
95
Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik....., Sri Sutyasmi
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
Gambar 5 : Morfologi kulit batik kode S6 Dari hasil pengamatan uji morfologi kulit samak kombinasi krom-syntan dengan variasi minyak 6 % (S6), terlihat bahwa struktur jaringan kulit masih kompak terutama bagian tepi. Kulit samak krom ini sudah mengalami pembatikan, sehingga terlihat struktur jaringan kulit berwarna lebih gelap namun terlihat cat kulit bisa masuk jaringan kulit. Pertalian antara lilin batik dan kulit tersamak. Monomer asam resin, dengan proporsi kemampuan kontribusi 63,4-70,3%. Berikut adalah reaksi pencampuran dari lilin batik dengan kulit samak krom menurut Pancapalaga 2014.
Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik....., Sri Sutyasmi
96
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
KESIMPULAN Penyamakan kulit samak krom maupun kombinasi krom-syntan dapat dibatik, dengan kualitas hasil uji terbaik untuk penyamakan krom adalah K2 (penyamakan krom dengan minyak 2 %) dan untuk kulit samak kombinasi krom-syntan hasil terbaik adalah S6 (kulit samak kombinasi dengan minyak 6 %). Hasil uji morfologi kulit batik terlihat bahwa semua jaringan kulit masih kompak dan cat bisa masuk kedalam jaringan kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, S. A., 2010, Buku Panduan Mengenal dan Membuat Batik, Yogyakarta: Harmoni Budiono, G., Aryanto Vincent, 2010, Batik Industry of Indonesia: The Rise Fall and Prospects, Studies and Business and Economices , p .156-170. Burkinshaw SM, Paraskevas, 2011, After Treatment with Natural and Synthetic Tanning Agent. J. Dyes Pigments 88 : 156-165. Madhavi, J., Jatavathu Srilakshmi, M.V. Raghavendra Rao and K.R.S. Sambasiva Rao, 2011, Efficient Leather Dehairing by Bacterial Thermostable Protease, International Journal of Bio-Tecknology Vol 3 No.4 hal 11-26 Marcelina, R., Ken Atik Setyaningsih , 2011, Eksplorasi Kulit Sapi dan Ragam Hias Dayak Dengan Teknik laser Cutting dan Laser Engraving Untuk Aksesoris Fashion, Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Senirupa dan Desain No 1. Moerniwati, E.D.A , 2013, Studi Batik Tulis (Kasus di Perusahaan Batik Ismoyo Dukuh Butuh Desa Gedongan Kecamatan Plupuh kabupaten Sragen). Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Muchtar D, 2008, Trade Research and Development Agency (TREDA), Handbook of Commodity Profile “Indonesian batik: A Cultural Beauty is developed part of national efforts create mutual benefidol economic cooperation and paxtrership between Indonesia and wold communities, Balitbangdag/PK/001/IX/2008. Departemen Perdagangan.
97
Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik....., Sri Sutyasmi
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
Pancapalaga W. , 2010. The Ratio of Pigmen and Binder in the Coloring of Batik Leather Acid. J. Protein 12: 271-282. Pancapalaga W, Endang Sri Hartati dan Khusnul Khotimah, 2013, Batik Kulit dan Produk Barang-barang batik Kulit Sebagai Produk Berciri Indonesia, Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhamatdiyah Malang, Jurnal Dedikasi Vol 10, hal 73-77. Pancapalaga W.,P.Bintoro, Y.B. Pramono, S.Triatmojo, 2014, the Evaluation of Dyeing LeatherUsing Batik Methods, International Journal of Applied Science and Technology, 4(2): 236 – 242. Setyarini, C.T., Margani Pinasti, Hidjroh Rokhayati, 2013, Strengthanning the Internal Factors of Batik Cluster SMEs in Indonesia: A Case of A Six Districts in Shouth Central java, International Journal Business humanities and Technology.Vol 3(1) . Sudantoko, Djoko 2010, Peberdayaan Industri Pemberdaya Industri Batik Skala Kecil di Jawa Tengah. (Studi kasus di Kabupaten dan Kota Pekalongan) Masters thesis Universitas Diponegoro. Susilaning and Suheryanto, 2011. Influence of Natrium Silica Concentration on Wax Removing Process of Silk Batik Fabric. The National Seminar of Chemical Technique. J. Leather, Rubber and Plastic Goods. 8: 25-38 Susanto SK, Sewan. 1990. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Penelitian dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian.
Kualitas Dan Morfologi Kulit Batik....., Sri Sutyasmi
98