111 KERANGKA TEORI
3.1. Produksi Kedelai
Teori ekonomi produksi basil pertanian fokus pada perilaku produsen dalam hal pengambilan keputusan rnenyangkut p e n e n w jumlah produksi yang dihasikan agar pendapatannya maksimum. Dalarn model makro ekonomi, produksi komoditas
pertanian merupakan fungsi dari masukan utama yaitu areal panen (A), jumlah kapital (K),jumlah tenaga kerja (L) d m jumlah bibit (V) ataupun masukan lainnya, misalnya teknologi (T). Fwgsi produksi dengan keuntungan maksimum dapat dirumuskan sebagai
fungsi permintaan faktor-faktor produksi, dimana perminban mar-faktor prduksi ini menjelaskan fungsi penawaran produk komoditas tersebut. Fungsi produksi
kedelai pada berbagai tingkat teknologi dapt dirumuskan sebagai berikut:
Q
=
f (A, K, V,
F, L,TI
................................ ........
(3.1)
dimana: Q = J m l a h produksi A = Arealpanen
K
=
Kapital/modal
V
=
Bibit
F = Pupuk
L
=
Tenaga Kerja
T = Teknologi Penetapan keputusan produksi suatu komoditas pertanian seperti kedelai
dapat dilakukan melalui pilihan ( 1 ) rnaksimalisasi produksi pada suatu tingkat biaya tertentu, atau (2) minimalisasi biaya pada tingkat produksi. Kedua ahernatif pilihan
tersebut dilakukan untuk tujuan maksimalisasi keuntungan. Mernaksimurnkan
produksi kedelai pada tingkat biaya tertentu, dimana dalam jangka panjang semua
biaya adalah peubah, maka fungsi biaya adalah.
B = B ~ + P ~ + P c + P ~ + P l + P v ...................................... (3.2) dimana:
B = B, = P, = PC =
Biaya Total
Pf
=
Harga Pupuk
Pj
=
Harga Tenaga Kerja
Biaya Tetap
Harga Lahan Harm Kapital
Pv = Harga Bibit Selmgga fungsi keuntungan produksi kedelai dapat dimmuskan sebagai berikut
Fungsi keuntungan maksimum diperoleh jika tunman pertma sama dengan no1 dan
tunrnan kedua mempunyai nilai Hessian-Lletenninunilebih besar dan nol. Turunan pertama adalah : Mi314 = P ~ * ~ PA ,
=
0 atau fi
=
PapQ
....................
(3.4)
hIdK
=
P ~ *-~pkK = 0 atau fk
=
PkPq
....................
(3.5)
M8F
=
~ G f -f pf
= 0 atau ff
=
PflPQ
....................
(3.6)
&/dL
=
pQ8fL-
=
0 atau fi
=
P,/PQ
....................
(3-7)
wav
=
pQ8fv - P, =
o
=
pnQ
....................
(3.8)
h/dT
=
pQ*fT- Pt
0 atau ft
=
Pt/PQ
....................
(3.9)
=
f,,
Berdasarkan uraian tersebut, maka keuntungan maksimum diperoleh jika produk fisik rnarjinal (rnar~ilaal phy~~icul product
= MPP)
sama dengan ratio harga
input peubah dengan harga produk. Produk fisik marginal (MPP) adalah fA,fK, fF,
ft. fV, fT.Dengan demikian pada saat produksi optimal, menghasrlkan keuntungan maksimal dapat ditentukan ddarn h g s i produksi berrkut ini. Q = Q ( P Q .Pf,PR,Pk,Pa,Pv,Pt)
....................... . . . ........ (3.10)
Apabila persamaan (3.10)disubstitusikm k e p e m m kmtungan
.TC=
PQ.Q - 6,
akm menghasilkan persamaan keuntmgan berikut :
Keunhmgan dapat dinyatakan sebagai fungsi dari harga output dan harga input
sebagai berikut:
Tanda asterik (*) adalah rnenunjukkan nilai output dan input opmurn yang menghasilkan keuntunjyn maksimwn. Dengan menggundcan prinsip Hotelling Lemma, maka turunan pertama persarnaan (3.12) akan menghasilkan fungsi
penawaran output dari permintam input berrkut hi. Fungsi penawaran kedelai (output) adalah: Q = Q' (Pa . P,PI,Pk,Pa, P,, PI)
.......................................
(3.1 3)
Fungsi permintaan input adalah : A = A*(Pa, Pq, Pt, Pk, Pf,Pl,Pv)
......................
V = V*(Ptr,Pq,Pt, Pa,Pk,Pf,Pt)
......................
T
=
T*(P,, P,, Pk,Pa,Pf, P,, PI) ......................
Selanjutnya peningkatan (penman) harga kedelai akan rneningkatkan
(menurunkan) jumlah produksi kedeiai dan meningkatkan (menunmkan) jumlah permintaan faktor-faktor produksi. Peningkatan (puninan} bars faktor-faktor produksi akan menurunkan (meningkatkan) penawaran kedelai.
3.2. Produksi Tempe, Tahu dan Kecap Fungsi produksi tempe , tahu dan kecap merupakan tran$omtarion products dari komoditas kedelai. Prduksi tempe, tahu dan kecap menyebabkan permintam
terhadap kedelai, sehingga permintaan kedelai merupakan p i n t a m turunan dari fungsi produksi industri komoditas kedelai. Adapun fungsi produksi tempe, tahu dm
kecap merupakan
I ransfomation
pr{ducts
komoditas ksdelai . Konsep
transformarion products dapat dirumuskan sebagai berrkut (Hederson and Quandt, 1980).
H(XI,X~,X~)-K=O
.......................................... (3.20)
dimana:
XI = Produksi tempe
Xz = Produksi Tahu X3 = Produksi Kecap K, = Jumlah kedelai
Biaya produksi tempe, tahu d m kecap dinyatakm dalam bentuk KO yang merupakan fungsi dari XI, X2,X3.Bila diasurnsikan K0pada periode tertentu adalah
konstan, maka transformationproducrs dapat dirumuskan: K O
= h (XI,X2, X3)
.................................................. (3.21)
Transformation products dapat dinyatakan ddam grafik atau k w a ,ransformalion pmdhcts yaitu suatu iokus kombinasi produk yang dapat dihasilkan
dari penggunaan faktor produksi tertentu.
Semakin besar K" maka kurva
transfonnatio~lprahrcls akan bergeser kekanm, karma peningkatan XIXz.dm X3
dengan kombinasi tertentu.
Selanjutnya
kurva transforrnasi produksi menggmbarkan penggunaan
produk tertentu sebagai bahan baku yang diproses menjadi dua atau lebih produk
yang baru, di~nanapenambahan (pengurangan) salah satu prod& akan mengurang (menambah) jumlah produk lainnya,
Gambar 1 . Kurva transformasi produksi. Pada tingkat produksi kedelai ( K O ) dan ratio harga temp dm tahu TO,maka
kombinasi produksi tempe dan tahu adalah XIo Xzo. Jika Wga t a p e relatif lebih
tins (mahal) d
m harga tahu (TI), maka kombinasi produksi berubah dari (XIOX ~ O )
menjadi (XI X21) artinya terjadi peningkatan produksi tempe sebagai akibat dan penunman produksi tahu. K, dan K1 adalah kombinasi prduksi tempe dan tahu dengan menggunakan jumlah kedelai KOyang sama. 33. Konwmsi Kedelai
Fungsi konsumsi atau permintam merupakan pamintam turunan (derived demand) dari fungsi produksio industri komditas kedelai. Industri dengan satu
macam produk namun menghasilkan berbagai input. menggunakan konsep si~lgle produel muIfi input.
Fungsi produksi industri komoditas kedelai pada beberapa tingkat
teknologi
dirumuskan sebagai berikut: Yi
=
............................................(3.22)
f (Qi, Li, Ki, Ti)
dimana: Yi = Produk industri ke-I,
Q, = Jumjah penggunaan kedelai pada industri k s i , L, = Jumlah penggunaan tenaga keja pada industri ke-I, Ki
=
Modal pada industri ke-i
T; = Teknologi pada industri ke-i
Untuk memaksimalisasi produksi kedelai dibutuhkan biaya tertentu, dimana
dalam jmgka panjang semua biaya adalah peubah ,sehmgga Ci (biaya total) adalah: Ci = PQ . Qi + Pj.Lq + Pr.Ti + PK.&
............................... (3.23)
dimana : Ci = Biaya total indwtri ke-i
PQ = Harga kedelai Pi
=
Upah tenaga kerja industri
PT = Harga Teknologi
PK = Harga Kapital Selanjutnya fungsi keuntungan kedelai dapat dirumuskan sebagai fungsi dari harga kedelai kali jumlab produksinya, dikurangi biaya total. Fungsi keuntungan
adalah sebagai beaut:
Untuk memaksimalkan keuntungan maka turunan parsial sama dengan nol, maka : ail-,
=
Pyi * Qi - PQ = O atau fni = P@yi
hilfli = Pyi * ffi - P.r = 0 ataU fTi
(3.25)
=
PT/PY~
............... f 3.26)
=
PK/Pn
...............
&/Xi
=
Py * fK, - PK =
&c/aLi
=
Pyi * fQi - PQ = 0 atau fQi = P@y,
0 atau fKi
...............
(3.27)
............... (3.28)
Keuntungan tersebut dapat dinyatakan sebagai fungsi dari harga output dan input
berikut ini:
Tanda aster& (*) menunjukkan nilai output dan input optimum yang mengbslkau keuntungan maksimum. Menggunakm prinsip Hotelling kmmu, maka turunau pertama persamaan (3.31) menghasilkan fungsi penawam output dan fungsi p~~
input berikut in:
3.4. Pemintaan Tern pe, Tahu dan Kecsp
Fungsi permintam konsumen ditunrnksln dari h g s i Witasny a (Nicholson, 1983 dan Koutsoyianis,1977). Untuk merumuskm fungsi peminm tempe, tslhu dm
kecap diasumsikan bahwa ketiganya merupakan kmoditas substihrsi, dimana utilitas konsumen dirumuskan berikut ini:
dimana:
U
=
Total utility dari konsumen tempe
XI = Jumlah konsumen tempe Xz = Jumlah konsurnen tahu X3 = Jwnlah konsumen kecap Permintaan tempe, tahu dm kecap meruakan direct & m u d . Konswnen
diasumsikan memaksimumkan kepwmm pada tinght hsrga yang berlaku dan tingkat tertentu. Kendala konsurnen untuk memaksimumkan
pendapatm (an-) kepuasan addah :
.......................................
YO = PIXI+ P2X2 + P3X3
(3.38)
Dari fungsi (3.32) dm fungsi (3.33) dapt dimmuskan fungsi kepuasan yang akan
dimaksimumkan yaitu: V
=
-
-
U (XI,Xz,X3)+ h (YO PIXI PzXt - P3X3)
............... (3 -39)
V = Kepuasan yang akm dimasksimumkan dengan kendala h = bgrange mutliplier
Untuk mernakshumkan kepuasan konsmen. terunan p a r d petama sama dengan
no1 dan Hessian &terninant lebih besar dari no!. Turunan parsial pertam adalah: aV/aX, = U1- PI = 0 atau UI = PI aV/aX,
=
U2- P2.=0 atau UZ= PI
dV/aX3
=
U3 - P3 = 0 atau U3 = P3
av/a =YO - P,X1- PtX2 - P3X3= 0 dar~turunan perma diperoleh: h
=
U I P t =U2/P2=UdP3
artinya kepuasan konsumen maksimum jika kepuasan maqinal dibag dengan hrga sama bagi ketiga komoditas tersebut dan h a m sama dengan kepuasan mrjinal
penclapatan.
Dari fungsi tersebut diketahui bahwa Pi, P2,
P3,
9 mempakan
variabel
eksogen dan XI, XI,X3 adalah variable endogen. Berdasarkan wuiabei tersebut, maka fungsi permintam tempe, tahu dm kecap dapt diturunkan sekgai berikut:
XID
=
x2D
=
d (PI, P2,P3,YO) ........................................... (3.42) ~ ( P , , P ~ , P ~ , I P )........................................... (3.43)
X3D
=
d(PI,P2,p3,YO)
........................................... (3.44)
3.5. Elastisitas
Ddam analisis ekonomi pengukuran kuantitatif tentmg responsifnya
peamintam ataupun penawaran terhdap perubah harp &pat dilakukan dengan perhi-
elastisitas. Dengan demikian maka elastisitas adalah an&
yang
menunjukkan persentase perubahm dimana tanda diabaikan, karma hanya menunjdckan arah perubahan dari p e u w Apabila koefisien elastisitas lebih b a r dari
saw maka perubahan satu persen dari suatu pubah mengakibatkan perubahan
let>&besar dari satu persen peubah lainnya, ini dikategonkan elastis. Apabila koefisien elastisitas lebih kecil dari satu persen, maka perubahan satu persen dari suatu peubah
akan men@batkan
perubahan kursrng dari satu persen pubah
lainnya, maka perubahan sat- persen dari suatu peubah rnmgakitratkan perubaban
sartu perm peubab Iahya, ini addah netral atau unitary elos~iciy. Sebagai contoh perhilungan elastisitas jangka pendek dm elastisitas jangka panjang pada persamaan iuas areal adalah :
dimana: ESR
=
Elastisifa~jangka pendek
ELR
=
A,
=
Elastisitasjangka panjang Areal tanam
PI
=
Harga
At.l
=
Lagslreal tanam.
konsumsi yang tidak &pat diproduksi (Labys, 1973). Suatu negara mengimpor
komoditas tertenty Wens produksinya relatif lebih kecil dihdingkan konsumsi dalam negerinya Pemhtam impor kedele Indonesia didefinisikan sebaga~berikut:
dimana :
MK
=
jumlah impor kedelai
KD = jumlah konsumsi kedelai K
=
jumlah produksi kedelai
SK,
=
stokpericde t
S&.I= stok periode t-1 Fungsi permintam impor dapat diturunkan dari fungsi konsumsinya sehingga d impor ~d i p a g d u oleh k g a impor, nilai tukar, pendapatm dan
p
kebijakan n e w pengimpor (Brandson & Litvad, 1981; Kindleberger & Lindert. 1980). Berdam-kan waian tersebut, maka h g s i pamintam impor kedelai
dinunuskan sebagai beriku: MK
=
(Pm,
Y,b,Z)
dimana:
P,
= harga kedelai impor
............................................ (3.48j
Y
=
tmgkat pendaparan
E,
=
niai tukar
Z,
=
factor lainnya
3.7. Dampak Kebijakan Ekonomi dan Liberalisasi Perdagaogan
Dalam suatu aktifitas ekonomi konsumen akm senantirlsa benrpaya
memaksimumkan utiiitasnya, sehingga menginwan harm komoditas ymg ~ l a t i f rendah dan texjangkau daya belinya. Sebalhya produsen &an
berupaya pula
memaksimumh perolehan profit, sehingga menghapkan suatu tingkat harga yang relatif tinggi p a memperoleh pendapatan memadai sebagai Mas jasa investasinya. Jelaslah bahwa dalam suatu perekonomian ada dm kekuatan ymg Mawanan arah,
sehingga dibuhddcan perm pemerintah mengatur kepentmgan pihak-pibak y m g terlibat dstlam perekonomian, agar terjadi mekanisme doWi sumberdaya y m g lebih
adil. Dalam masdah komoditas pertanian dimana Indonesia sebagai negara agraris
maka kebijakan yang peraah dilakukau pemerintah dapat dievaluasi sehingga mampu
diukur dampak ekonominya secara luas terhsdap prdusen, konswnen dm t d a d a p m a h tangga pemaintah. SeIain itu dalm kaitannya d q p perdagangan dunia
pemerintah &pat puIa mengintervensi pasar komoditas dengau tujuan proteksi
terhadap produsen dan konsumen d o m e d . Peailaian terhadap penempan kebijakan ekonomi mupun kebijslkan perdagangan intmional difokuskan pada dampak yang ditimbdhmya. P e n d e b secara teori ekonomi addah dengan rnengukur dam@
kebijakan terhadap kesejahteraan masyankat. Konsep yang urnurn
digunakan adalah welfare economics, dengan cara mmgukw surplus konsumen menggwnakan kurva permintaan yang dikembangkm A l h l Marshall.
Pengukum terhadap surplus produsen dapat didekati dengan kurva
penawaram ymg merefleksikan kurva biaya produksi marjinal. Konsep consumer slrrpius
(CS) m a awalnya dikembangkan oleh Dupuit (1833) Ialu kemudian
dilcemhagkm oleh Alfied Marshall. Corymer surplus d
i
m rnenpkw tmgkpt
kesejahteraan konsumen pada waktu mereka melakukan tmsaksi pembelian k o d i t a s , d i m sebagai perbedaan smtara keinginan majinal seorang konsurnen unhk membayar (marginal willingness to pay) dengan hwga yang berlaku di pasar.
Sedangkan konsep p h c e r surplus (PS) dahh bilamana seorang produsen mau menyediakan komoditas pada h q a yang ditentukan oleh biaya marjinal
produksinya, dimrlna kurva biaya majinal (MC) sama dengan kurva penawam (VP~).
Kelemahan pengukuran surplus konsumen dengm h
a perrnintaan biasa
tidak rnemperhitungkan efek pendapatan Wens perubahan harga sehingga tidak secm lengkap menggambarkan keinginan konsumen .utuk membyar atau
men-
sebagahana digambarkau konsep cmpemting Wutjon dm quivaient
variation (Hicksian Compensafed Demand Curve).
Karena penelitian ini tidak fokus pada jenis kurva permintaan yang lgunakan dan tidak pula membandIngkannya sebagai pen*
kesejahteman maka konsep surplus komimen
tingkat
surplus prcdwn digmakan
denen asumsi: 1. Kurva permintam yang dibslngun mencerminkan mmf&
sosial marjinai
(margiml social beneji) 2. Kurva penawaran mencerminkan biaya sosial marjinal (marginalsmbl cmi)
3. Surplus konsumen drtn surplus produsen bersifat pembahan (additive)
Selanjutnya pengukuran terhadap perubahan surplus p d u s e n dan surplus
konsumen
sebagai
dampak
penempan
kebijakan
pemerintal~ u~numnya
mengasumsikan bahwa hanya a& saw agwgal demand dan satu qregar supply, satu komoditas yang diperdsrgangkan dalarn satu pasar. Akibatnya apabila terjadi perubahan dalam perekonomian karena penerapan k e b i j h ataupun perubahan
faktor &sternal maka darnpaknya addah perubahan pada keseyhteraan konsumen, kesejahteraan produsen, dan pubahan pada penmimaan pernerintab. 3.7.1.
Kebijakan Subsidi Hwrga
Pemhtukan harga komoditas ditentukan oleh mekanisme pasar yang
m e r u m i n t a s i kekuatan permintaan dan kekuatan penawmwfl. Intervensi pemerintah dalam mekanisme pasm d i l W a n melalui kebijakan dengan tujuan optimalisasi output ekonomi dengan distn'busi pendapatan yang relatif dil. Pen-pan
kebijakan subsidi harga merupakan &ah srrtu dtematif kebijakan
pemerintah dalam membantu petani, ha1 ini dijelaskan pada Gambar 2. P
Gambar 2. Damp& Penetapan Subsidi Harga terhadap Surplus M u s e n dm Surplus Konsumen
Keseimbangan pasar terjadi pa& ti& yaitu pada titik
potong permin-
dan p m m m
E (Equilibrium), @a harga keseimbangan Pe den@ kuantitas qe.
Pada kondisi ini surplus produsen addah bidang PeEB sedangkan surplus konsumen p a bidang PeEA. Penetapan subsidi harga Pd akan bcmiam*
pada perurnan
surplus produsen menjadi bidang PdFB (meningkat) dan peruWan pada surplus konsumen menjadi bidang PdFB (menurun). Keseimbangan yang baru wadi pada titik D atau p&
titik F, tergantung pada pergeseran kurva pembtaan atau
penawaran.
Realitas yang terjadi di pasar addah konsumen mengurangi konsumsi sebesar Oqeql, sedmgkan produsen menambab pasokan sebesar qeqz akibatnya terjadi
kelebihan penawaran sebesar qlqz. Kebijakan ini &an efektif bila pemerintah mampu menyediakan dana untuk membeli kelebihan penaw4lran sebesar qlq2. Pada mgkat pmawaran ql terjadi kehilangan sosial sebesar bidang EDG. Kebijakan hi akan efektif bila keseimbangan yang i>aru terjadi pada titik F, melalui prgeseran kurva
perm*
ke IT, dengan kala lain dlharapkan terjadi ekspansi ekonomi karena
peningkatan volume tmdai tmpa kehilangan sosial.
3.72. Kebijakan Subsidi Sarslna Produlrsi
Pemberian subsidi sarana produksi pernah diIakukan pemerintah terhadap petani kedelai, pula k i m 10 - 20 persen. Namun karem ketefbatasan dana
panbangunan kebijakan ini ditiadakan. Sesungguhnya p d x m a n subsidi pupuk dan subsidi benih akan mempenganh biaya produksi, sehingga dapat rnainghtkan intensifkasi produksi. Pemberian subsidi secara grafis akan menggeser kurva penawaran ke b a a dari S ke 31,kenaikan volume transaksi s e k q ~selanjutnya ,
menurunkan harm ke PIdm ini akan mempengaruhi surplus produsen dan surplus
kbnsumen seperti pada G a m h 3.
Posisi awal, pada harga Pe pduksi sebesar qe pada titik keseimbangan E
surplus produsen adalah sebesar bidang AEPe sedmgkan surplus konflunen adalah sebesar bidang BEPe. P e m k a n subsidi
sarslna
produksi akan m e n i n m a n
produktivitas karena intensifdcasi, sehngga menaikan produksi kedelai; S a r a grafis
terjadi p e r g m karma suplai dari S ke S1, terjadi keseimbangan baru pads titik
€1
pada harga PIdm kuantitas sebesar ql . Keadaan ini rnenifigkatkan surplus produsen
sebesar bidrtng PIElC. Surplus konsumen meningkat menjadi bidang PIE,. P
Gambar 3. Dampak Subsidi Sarana Produksi t e M p Surplus Produsen dan Surplus Konsumen
Tarif impor adalah pengamm pungutan terhadap harang atau komoditas yang
mernasuki Costurn Area (witayah pbean) sustu negara. Pengem pungutan berupa bea masuk biasanya tanpa panbatasan kualitas komoditas impor. Pada dasamya
pdxrIakuan tarif impor bertujuan melindungi produksi komoditas sejenis d a m
negeri dan' persaingan dengan komditas impor (Infant i&ty),
s e l e itu tarif
impor juga merupakan sumber pendapatsln negara. Heller (1977) dm Nopirin (1990) mengemukakm bahwa penerapan
kebijakan tarif rnaupun non tarif akan berdampak pada penrbahan kesejahteraan
produsen, kesejahteraan konstunen dan werimam pemerintah. Untuk rnengetahui
dampak pemberlakuan tarif impor kedelai terhadap surplus produsen. surplus
konsumen dan penerimm pemerintah, digunakan pendekatan parsial (parrtal equilibrium approach). Ada 4 (empat) impllasi yang &an terjadi dari peomprn
tarif (Salvatore, 1995; Markusen dan Melvin, 1995) yaitu: (1 ) dampaknya terhsrdap surplus produsen, (2) dampaknya tehadap surplus konsumen, (3) dampaknya tehdap penerimaan pemerintah, dan (4) biaya proteksi atau dampak sosial yaitu kerugian ymg h m ditanggung oleh perekonomian &bat pengalihan sebagan swnberdaya domestik untuk memproduksi kedelili dibandingkan den@
kondisi
yang lebih efisien apabila diimpor. Dampak penerapan tarif secara grafis disajikan pada Gambar 4. P
(a) Sebelum pengemam tarif
(b) Sesudah Pengenaan tarif
Gambar 4. Dam@ Pengenaan Tarif h p o r tehdap Surplus M u s e n dan Surplus Konsumen Posisi sebelum pengenaan tarit harga kedelai di pasar domesik sebesar P,
dengan kuantitas produksi sebesar OS dan kumtitas konsumsi sebesar OD. Pada tingkat hwga seperti ini surplus konsumen adalah bidang PBR. Pengenaan tarif
impor s e k t, tel& mendan harga kedelai di pss~lrdomestik menjadi P*,yang diikuti dengan kenaikan produksi kedelai SS* dan pnunman konswnsi s e b e w DD*.
Dengsn asumsi perbedam b a r e merupakan refleksi dari pengeman tarif, maka
kemkm harga ini akan m e n d a n surplus konsumen sebesar bidang ABHG dm meningkatkan surplus produsen sebesar bidmg ACJG. Penerimarln pernerintah yang
diperoleh dari pengenm tarif tergambar oleh bidang MNHJ, sedan-
biaya
proteksi atau dampak sosial yang harus ditanggung oleh perekonornian adalah
sebesar bidang CMJ ditarnbah bidang NBH. Besarnya damp& pengenam tmif yang &an diterima oleh setlap pelaku
ekommi kedelai, ditentukan oleh tarif nominal yang ditetapkan pemerintah w u n dalarn pelitian ini dampak pengenaan tarif akan dihitung berdwarb 2 (dua)
skenario yaitu 10 persen dan 30 pessen. Selanjutnya untuk menghtung kenaikan produksi kedelai domest& dan penunman konsumsi sesudah pgenaan tanf
diasumsikan bahwa Indonesia adalah negara kecil dalam produksi dm perdagangan kedelai sehingga pengenaan tarif tidak dapat mempengmhi harga kedelai di pasar dunia. Dengan demkan pengeman tarif tidak akan seem langsung rneningkatkan produksi kedelai domestik. Adapun prhtungan dilakukan dengan fonnula sebagai
berikut:
S* D*
................................. (3.49) ................................. (3.50)
=
S +[((P*-P)I ) x e s ] x S D-[{(P*-P) / P) x e d ] x D
=
produksi kedelai dornestik sebelum pengenaaa tarif
=
dimana : S
S* = produksi kedelai domestik sesudah pengenaan tarif
D
=
Konsumsi kedelai d o m e d sebelum pengenm mf
D*
=
Konsumsi kedelai domestik sesudah pengenaan mf
es
=
elastisitas penawmn atas harga
ed
=
elastisitas permintamatas harga
Dari persamaan 3.49 dan 3.50 diatas dapat dihitung dampak pgenam tan f terhadap konsurnen, produsen dm penerimaan pemerintah sebagai bepikut:
ECS
=
EPS
=
GRT = PC
=
............................... (3.51) [S+{1/2(S-S*)]] x(P*-P) ............................. (3.52) [(D*-S*) x (P* -P)] ......................................... (3.53) ECS + EPS + GRT .........................................(3.54) -ID-{ l/2 (D-D*)}] x (P*-P)
ECS = d a m e tarif terhadap surplus konsumen EPS = darnpak tarif terhadap surplus produsen GRT = penerimaan pernerintah drrri tarif PC = biaya proteksi atas dampak sosial pengenaan tarif 3.7.4.
Kebijakan Kuota Impor
Kebijrtkan kuota impor dab tindakan pemerintah manbatasi volume impor yang memasuki custom area (wilayah pabean) suatu negara. Kebiakm kuotsl impor
namun tidak secara langsung mernpengmh p e r h a a n n-.
T u j w pmHaPan
kuota M a h untuk melindungi komadihs dalm negeri dari persaingau komoditas
Garnbar 5 . Dampak Kebijakm Kuota Impor terhadap SurpIus P r o d m dm Surplus Kosurnen
Kebijslkan kuota juga bertujuan mengendalikan hare kedelai &lam negeri agar tetap lebih tinggi dan terisolasi dari fluktuasi harga kedelai dunia. Haj ini
dilakukarr melalui pengatwan volume impor dm penmuran distribusinya kepada industri pengolah ddam negeri. Peningkatan kuota impor akan menggeser kurva
penawaran dari Bs menjadi BDFsq. Kenaikan pasokan kdelai pada Oqq terdiri dan* produksi kedelai domestik &sar
Oqqs dan kedelai irnpor qqsqq pada harga yang
leblh rendah yaitu Pq. Adapun surplus produsen sebelum kuota sldalah sebesar bidang BEPe dan surplus konsumen sebesar bidang AEPe. Sesudah diterapkannya kebijakan kuota terjadi perobahan pada surplus prcdusen yaitu bidang BDPq dm
surplus konsumen sebesar bidang AFFq. 3.7.5.
Kebijikan Devaluasi
Nilai tukar matgi uang ( E x c h g e rate) adalah harga dari m a uang suatu negara dsllam nilwi mats uang negara lainnya (partner dagmg). Fluktuasi nilai tukar dipengaruhi oleh jual beli, baik seam barter maupun melalui pasar. Nilai tukar
biassrnya ditetapkan oleh pedagmg (AaIer) secara berpasangan, harga penjualan (ofler) dan harga pembelian (bid), dimana @&an (spread) merupakan marjin keuntungan @gang.
kedua tingkat harga tersebut Semakin besar jwnlah
perdagangan susltu mata uang biasmya akan s e m W kecil marjin keuntungan pedagang (USD/D Mark). Demikian juga nilai tukar mata uang yang d a n g berlaku
di pasar tunai (spor manbet) lebih kecil dari perbedaan hare pada pasar berjangka lfirlure market).
Kebijakrtn tiap negara umumnya kbeda dalam mengatur niIai mata uang untuk kepentingm perdagangam Iw negainya, namun secara konseptual ada 2 (dua)
mazhab tentang niIai tukar yaitu FIX& Exchange h i e dimana perbandingan nilai mata uang ditetapkm melalui kebijakan negara.
Kelemahan sistem hi tidak menggambarkan d a i transaksi int&onal sesungguhnya. Floating Exchunge Rate atau sistem nilai tukar mengambmg dimana
nilai tukar mata uang bebas Muktuasi. Sistem ini mengakiitkan para spekulan
leluasa memperdagangkan mata uang negara. Lindart dan Kindleberger (2 986) rnenyatakan bahwa apabila pasar uang stabil
dalam menghadapi peruhban &lam kurs tukar, maka bagiiln komersid dari pasar perlu menunjukkan tan& stabilisasi, sebingga para spekulan mernpunyai dasar untuk percaya pads kestabilan kurs tukar. Dalam k d m yang tidak stabil, pemerintah suatu negara dapat melakukan tmdakan stabilisasi
den-
kebij-
devalusi
(revaluasi) yaitu matu tindakan menurunkan ( r n e d b n ) nilai mata uang terhadap nilai mata uang n e w mitra dagangnya. Tin-
devaluasi a k a menaikan harp
damp& devaluasi bag^ perekonomian suatu n e w dapat dilakukan melalui perlutungan elastisitas impor. Se&
elastis pmintaan secara relatif terhadap
penawaran maka makin bslik dmpak devaluasi atas perdagangan.
Devaluasi &an meningkatkan perbandingan harga ekspor terhadap hwga impor f P, I P,) apabila: > S, S,; Devaluasi tidak mempunyai damp& atas (PxlPm) apabila: d s dm
ds d m = S x S m
Devduasi rnemperburuk (P,/ P,) apbila
d, dm < Sx S m dimana:
d,
=
elastisitas pemintaan ekspor
dm = elastisitas pennintaan impor
S,
= elastisitas penawaran ekspor
S,
=
elastisitas penawaran impor