PEMBERDAYAAN (EMPOWERMENT) NELAYAN KERAMBA JARING APUNG MELALUI KOPERSI UNIT DESA BAGI PENGEMBANGAN WILAYAH PANTAI (Studi Kasus : Di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat)
TESIS
Oleh :
BETI NASUTION 982103007 / PWD
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2002 Beti Nasution : Pemberdayaan (Empowerment) Nelayan Keramba Jaring Apung Melalui Koperasi…, 2002 USU Repository © 2007
Ringkasan Pemberdayaan (empowerment) nelayan keramba jaring apung melalui Koperasi Unit Desa bagi Pengembangan wilayah pantai ( studi kasus di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu) di bawah bimbingan Bapak Prof Bachtiar Hassan Miraza sebagai Ketua, Bapak Drs. Ram MS dan Bapak Ir Zulkifli Nasution sebagai Anggota. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana persepsi nelayan yang menjadi anggota kelompok nelayan dan bagaimana persepsi nelayan yang tidak menjadi anggota kelompok nelayan terhadap pemberdayaan yang dilakukan oleh pihak KUD dan untuk menjelaskan apakah ada perbedaan kemampuan antara nelayan yang menjadi anggota kelompok nelayan dengan nelayan yang tidak menjadi anggota kelompok nelayan, serta untuk menjelaskan apakah ada perbedaan pendapatan antara nelayan yang menjadi anggota kelompok nelayan dengan nelayan tidak menjadi anggota kelompok nelayan. Disamping itu juga untuk menjelaskan apakah lugs jaring (X1), lama panen (X2), jumlah pakan (X3), dan jumlah bibit ikan (X4), berpengaruh secara positif terhadap pendapatan nelayan (Y). Pemberdayaan Nelayan adalah upaya yang dilakukan oleh pihak KUD untuk memampukan nelayan agar nelayan dapat mandiri .Persepsi adalah tanggapan ataupun pendapat responden pemberdayaan yang dilakukan KUD yang dilihat dari jawaban y a n g d i b e r i k a n t e r h a d a p p e r t a n y a a n - p e i t a n y a a n y a n g d i a j u k a n . V a r i a b e l Pengembangan Wilayah Pantai pada penelitian ini dilihat dari kualitas SDM khususnya
Beti Nasution : Pemberdayaan (Empowerment) Nelayan Keramba Jaring Apung Melalui Koperasi…, 2002 USU Repository © 2007
nelayan keramba jaring apung yang dilihat dari kemampuan nelayan dalam mengelola usaha pembudidayaan ikan dengan sarana keramba jaring apung. Untuk keperluan ini responden dibedakan atas nelayan yang telah menjadi anggota kelompok nelayan (45KK) dan responden yang tidak menjadi anggota kelompok nelayan (20 KK). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, dan data dikumpulkan dengan cara menggunakan kuestioner dan wawancara.. Analisa data dilakukan dengan tabel frekwensi dan uji statistik dan kemudian diuraikan secara deslcriptif. Permasalahan pertama dianalisis dengan menggunakan tabel frekwensi, permasalahan kedua dianalisa dengan menggunakan rumus Chi-square, permasalahan ketiga dianalisis dengan menggunakan rumus Uji Beda Rata-Rata, dan untuk menganalisis permasalahan keempat dengan menggunakan rumus persamaan fungsi Coubb Douglas. Dengan metode-metode tersebut diperoleh hasil berikut: 1. Tidak ada perbedaan persepsi antara responden yang menjadi anggota kelompok nelayan dengan responden yang tidak menjadi anggota kelompok nelayan terhadap pemberdayaan yang dilakukan oleh KUD. Pada responden yang menjadi anggota kelompok nelayan persentase terbesar ada pada kateori sedang ( 53,33%), kemudian diikuti pada kategori rendah (44,44%), dan menyusul pada kategori tinggi (2,22%), dan pada responden yang tidak menjadi anggota kelompok nelayan persentase terbesar juga berada pada kategori sedang ( 50%), kemudian pada kategori rendah (40%), barn menyusul pada kategori tinggi (10%). Tidak adanya
Beti Nasution : Pemberdayaan (Empowerment) Nelayan Keramba Jaring Apung Melalui Koperasi…, 2002 USU Repository © 2007
perbedaan persepsi antara responden yang menjadi anggota kelompok dengan responden yang tidak anggota kelompok, disebabkan karena upaya-upaya dalam memberdayakan (memampukan) mereka memang belum memadai. 2. Pengujian hipotesis pertama ditolak (Ho diterima) yakni tidak ada perbedaan kemampuan antara responden yang menjadi anggota kelompok nelayan dengan responden yang tidak menjadi anggota kelompok nelayan. Hal ini diakibatkan oleh karena pemberdayaan yang dilakukan oleh KUD memang belum dikatakan baik, seperti pada indikator kursus dan pelatihan yang dilaksanakan oleh KUD dalam upaya menambah pengetahuan dan keterampilan nelayan ternyata menurut responden kurang bermanfaat. Bantuan kredit untuk modal juga tidak didistribusikan secara merata, dan ternyata KUD juga kurang membantu dalam memasarkan ikan, disamping itu KUD juga kurang memberikan dukungan dalam usaha pembudidayaan ikan. 3. Pengujian hipotesis ke dua di tolak (HO diterima )dngan demikian tidak ada perbedaan pendapatan antara responden yang menjadi anggota kelompok dengan responden yang tidak menjadi anggota kelompok. Hal ini disebabkan karena memang kemampuan nelayan baik yang menjadi angota kelompok maupun yang tidak menjadi anggota kelompok dalam mengelola usaha budidaya ikan adalah sama. 4. Hasil pengujian hipotesisi 1 dan 2 jika dikaitkan dengan pengembangan wilayah ternyata memang tidak ada perbedaan kemampuan antara responden yang menjadi anggota kelompok nelayan dengan responden yang tidak menjadi anggota
Beti Nasution : Pemberdayaan (Empowerment) Nelayan Keramba Jaring Apung Melalui Koperasi…, 2002 USU Repository © 2007
kelompok nelayan. Demikian juga pada pengujian hipotesis 2 juga ternyata tidak terdapat perbedana pendapatan antara responden yang menjadi anggota kelompok dengan responden yang tidak menjadi anggota kelompok. Berarti upaya pemberdayaan yang dilakukan dengan pembentukan kelompok-kelompok nelayan belwn memberikan respon yang posotif bagi Pengembangan Wilayah Pantai Desa Pulau Sembilan. 5. Pengujian hipotesis 3 dengan penggunaan rumus persamaan fungsi Coob-Douglas, diperoleh hasil bahwa Luas Jaring (X1), Juinlah Pakan (X3), dan Jumlah Bibit (X4) yang disemai berpengaruh positif terhadap Pendapatan nelayan (Y). Sedangkan variabel Lama Panen (X2) berpengaruh negatif terhadap Pendapatan nelayan. 6. Dengan uji F ternyata Hi diterima yakni luas jaring (X1), Lama Panen (X2), Jumlah Pakan (X3) dan Jumlah Bibit (X4) secara bersama - sama berpengaruh secara positif terhadap Pendapatan Nelayan (Y). Hal ini disebabkan karena memang ada respon yang tinggi diantara variabel independent (bebas) yakni luas jaring yang dibutuhkan, lama panen, jumlah pakan serta jumlah bibit yang diperlukan dalam satu kali priode panen.
Beti Nasution : Pemberdayaan (Empowerment) Nelayan Keramba Jaring Apung Melalui Koperasi…, 2002 USU Repository © 2007