Edi Rosadi : Putusan Hakim Yang Berkeadilan......381
PUTUSAN HAKIM YANG BERKEADILAN
Edi Rosadi Pengadilan Negeri Rantau Email :
[email protected]
Abstrak Muara dari sebuah proses peradilan adalah putusan. Putusan merupakan sebuah karya penelitian yang dibuat oleh Hakim dengan menggali fakta-fakta persidangan guna memunculkan sebuah fakta hukum yang dapat ditarik simpulan guna mendapatkan pemecahan jawaban atas permasalahan/perkara yang dihadapkan kepadanya. Putusan yang dihasilkan oleh Hakim tentunya diharapkan dapat memberikan rasa keadilan baik kepada para pihak yang berperkara maupun bagi masyarakat pada umumnya. Sebuah putusan yang baik sebagaimana asas dasar sebuah putusan yang tergambar dalam kalimat irahirah sebuah putusan yakni “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”, dalam artian Hakim memutus sebuah perkara dilandasi atas keadilan yang ia pertanggung jawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bukan berlandaskan kepastian maupun kemanfaatan, sehingga Hakim dapat melakukan penemuan hukum dan menyimpangi hukum tertulis apabila itu dilakukan untuk mecapai keadilan. Untuk mencapai keadilan sebuah Putusan dalam bidang hukum perdata haruslah memuat 3 (tiga) kriteria yakni Keadilan Formil Putusan, Keadilan Materiil Putusan dan Keadilan Etika Putusan. Ketiga kriteria ini antara satu dengan lainnya saling mempengaruhi dalam memberikan cita rasa putusan Hakim yang berkeadilan.
Kata kunci : Putusan, Hakim, Keadilan
Abstract The goal of a judicial process is a decision. The verdict is a research work made by the judge to explore the facts of the trial in order to bring a legal fact can be drawn the conclusion that in order to get answers to solving problems / cases that confronted him. The verdict produced by judge certainly expected to give a good sense of justice to the litigants and for society in general. A decision was good as the underlying principles of a decision which is reflected in the sentence irah-irah a verdict of "For Justice Based on God", in the sense that the judge deciding a case based on justice which he accounted to the Lord Almighty, not based certainty and expediency, so that the judge may perform legal discovery and deviate the written law, if it is done for mecapai justice. To achieve justice a Decision in the field of civil law must contain three (3) criteria namely Formal Justice ruling, Justice and Justice Ethics Decision Materiil Decision. These three criteria are each other influence each other in giving a taste of justice Judge's decision.
Keywords : Decision, Judge, Justice
382 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
bahwa Pengadilan dilarang menolak suatu
PENDAHULUAN Dalam penegakan hukum ada tiga
perkara apakah karena tidak ada hukumnya
unsur yang selalu berkaitan dan haruslah
ataupun karena hukumnya yang kurang
diperhatikan, karena satu sama lainnya harus
jelas, karena oleh Pasal 5 Undang-Undang
berimbang, yaitu keadilan, kepastian hukum,
Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan
dan kemanfaatan, hal ini sebagaimana yang
Kehakiman disebutkan bahwa “Hakim dan
pernah dicetuskan Gustav Radbruch.
hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti
Letak strategis putusan hakim untuk menjadi penegak hukum yang merdeka
dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat”.
sebagaimana amanat Undang–Undang Dasar
Seorang hakim dalam menjalankan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
fungsi yudisialnya bukan hanya sebagai
tanpa diintimidasi kekuasaan apapun, yang
terompetnya
kemudian dijabarkan dan tertuang dalam
menganggap pasal – pasal hukum sebagai
Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009,
satu–satunya sumber hukum, namun lebih
tentang Kekuasaan Kehakiman di mana
jauh hakim juga haruslah berani bertindak
dalam Pasal 1 menyatakan “Kekuasaan
sebagai
Kehakiman adalah kekuasaan Negara yang
diamanatkan Undang–Undang Dasar Negara
merdeka
menyelenggaraakan
Republik Indonesia Tahun 1945 yang
peradilan guna menegakkan hukum dan
kemudian dijabarkan oleh Undang-Undang
keadilan
demi
Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan
terselenggaranya Negara Hukum Republik
Kehakiman, di mana hakim diharuskan
Indonesia”, Kemudian dalam Pasal 10
memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi
Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009
nilai–nilai keadilan dalam masyarakat untuk
tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan
kemudian
pertimbangannya
“Pengadilan
dituangkan
dalam
untuk
berdasarkan
dilarang
Pancasila,
menolak
untuk
undang-undang,
penemu
hukum
yang
sebagaimana
bentuk
tersebut putusan–
memeriksa, mengadili, dan memutus suatu
putusannya yang dapat dijadikan acuan yang
perkara yang diajukan dengan dalih bahwa
berupa Yurisprudensi.
hukum
tidak
melainkan
ada wajib
atau
kurang
jelas,
memeriksa
dan
Pengetahuan dikuasai
hakim
hukum
yang
harus
sesungguhnya
harus
mengadilinya, lalu dari bunyi Pasal 10
haruslah multidisplin, yang melintasi hukum
Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009
acara, hukum materiil, ilmu hukum, filsafat
tentang Kekuasaan
hukum, sosiologi hukum, psikologi hukum,
Kehakiman jelaslah
Edi Rosadi : Putusan Hakim Yang Berkeadilan......383
ilmu komunikasi, hukum adat, metodologi
dengan perkembangan masyarakat yang
hukum dan lain – lain.
penuh dengan dinamika perubahan yang
Dari uraian tersebut, maka peneliti mencoba
memetakan
terjadi. Disisi lain badan peradilan dalam hal
putusan-putusan
ini hakim tidak boleh menolak untuk
hakim dalam bidang Hukum Perdata yang
memeriksa, mengadili dan memutuskan
mengandung aspek penemuan hukum, yang
suatu perkara yang diajukan kepadanya
oleh masyarakat mencerminkan nilai-nilai
dengan dalih bahwa hukumnya tidak ada
hukum yang bukan hanya pada kepastian
atau kurang jelas.
hukumnya saja melainkan juga, nilai rasa
Hakim dalam menjalankan fungsinya
keadilan yang hidup dalam masyarakat serta
menjalankan tugas penting di mana hakim
manfaat
harus dapat menyesuaikan undang-undang
yang dihasilkan
dari
putusan
tersebut.
dengan
perkembangan
yang
hidup
di
masyarakat, jika undang-undang tidak dapat PEMBAHASAN
dijalankan menurut arti katanya, hakim
Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam
wajib menafsirkan sehingga dibuat suatu
Suatu Putusan Perdata Yang Dapat
putusan yang memenuhi rasa keadilan dan
Menyimpangi Aturan Yang Diatur Dalam
sesuai dengan maksud hukum.
Hukum Positif
Hakim selalu dihadapkan pada peris-
1. Makna Putusan Hakim
tiwa konkrit dimana hakim harus memberi-
Bentuk-bentuk penyelesaian perkara
kan jalan keluar atau memberikan suatu
melalaui pengadilan salah satunya berupa
pertimbangan yang dapat diterima secara
putusan. Adapun bentuk penyelesaian perka-
nalar
ra melalui pengadilan ini dibedakan menjadi
mempunyai kekuatan mengikat sebagai
dua macam yaitu : Putusan (vonnis, arrest)
hukum dan menjadi suatu sumber hukum (
da penetapan (bechikking).
yurisprudensi).
Dalam fungsinya sebagai pengadil,
dalam
Sistem
suatu
hukum
putusannya
indonesia
yang
tidak
hakim sering berhadapan pada suatu keten-
menentukan jenis klasifikasi yurisprudensi
tuan yang belum diatur, yang disebabkan
tertentu untuk dijadikan sumber hukum,
karena terhambatnya upaya mewujudkan
akan tetapi di dalam praktek peradilan
sistem
dikenal adanya klasifikasi yurisprudensi
hukum
nasional
yang
mantap.
Banyak peraturan perundang-undangan yang
biasa
merupakan warisan dari kolonial maupun
klasifikasi yurisprudensi itu memerlukan
peraturan perundang-undangan yang baru
kriteria sendiri agar dengan cara itu dapat
dibuat dan disahkan akan tetapi tidak sesuai
ditelusuri sejauh mana hubungan kedua
dan
yurisprudensi
tetap.
Kedua
384 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
klasifikasi yurisprudensi itu dalam proses
atau interpretasi adalah usaha memberi
penegakan hukum.
makna suatu atau sejumlah kaidah hukum
Sudikno mertokusumo memberikan
agar dapat diterapkan secara wajar dalam
2 (dua) kategori, sebagai yurisprudensi
memecahkan
tetap, yakni : 1) Bahwa dalam putusan
Mengikuti sistematika J.A. Pontier yang
hakim ditemukan adanya kaidah hukum
dikutip dari
yang dapat dianggap sebagai – landmark
bermacam-macam
decision karena putusan tersebut mengan-
penafsiran berdasarkan tata bahasa atau ilmu
dung
diterima
bahasa, penafsiran sistematik, penafsiran
masyarakat luas sebagai teroboosan yang
berdasarkan sejarah perundang-undangan
nyata atas suatu konflik hukum yang sudah
yang bersangkutan, penafsiran berdasarkan
berlangsung lama. 2) Kaidah hukum atau
sejarah
ketentuan dalam suatu putusan kemudian
penafsiran
diikuti secara konstan dan tetap oleh para
dinamika-evolutif.
hakim lainnya dalam putusannya dan dapat
knstruksi hukum yang artinya adalah di
dianggap menjadi bagian dari keyakinan
dalam
kaidah
hukum
hukum yang umum.
yang
1
suatu
persoalan
hukum.
Bagir Manan, didapatkan
hukum,
metode
penafsiran
antisipasif
suatu
Yang
perkara
dan
penafsiran-
teleologis, penafsiran
kedua
di
adalah
Pengadilan,
sekalipun hakim dapat menafsirkan, namun
Dengan uraian tersebut di atas dapat
tidak ada ketentuan perundang-undangan
dikatakan bahwa kriteria yurisprudensi tetap
yang berlaku yang dapat diterapkan, juga
adalah
secara
tidak ada ketentuan dalam hukum kebiasaan
konstan hukum yang hidup dalam suatu
dan hukum adat yang dapat diterapkan,
masyarakat dan telah tertuang dalam sebuah
maka keadaan ini mulai menyangkut kepada
putusan hakim yang kemudian diikuti oleh
keadaan kekosongan hukum dalam sistem
berbagai putusan hakim sesudahnya, sehing-
formil hukum.
telah
mentranformasikan
ga yurisprudensi tetap tersebut telah melakukan penciptaan hukum. Sebagai
undang atau mulut hukum positif pada melakukan
umumnya, demikian pula hakim tidak seke-
penemuan hukum dalam putusannya, harus
dar menerapkan bunyi suatu perjanjian yang
menguasai metode yang dapat diperguna-
merupakan undang-undang bagi pihak-pihak
kan,
hukum
yang membuatnya, hakim sudah seharusnya
penafsiran dan konstruksi hukum, penafsiran
menjadi mulut keadilan, kepatutan, kepen-
yaitu
hakim
Hakim bukanlah mulutnya undang-
melalui
yang
penerapan
tingan umum dan ketertiban umum. 1
H.P.Panggabean. 2014. Penerapan Teori Hukum Dalam Sistem Peradilan Indonesia. Bandung.. PT. Alumni Bandung. hlm. 235.
Asas ini menunjukkan bahwa sebagai hakim tidak boleh semata-mata mencari dan
Edi Rosadi : Putusan Hakim Yang Berkeadilan......385
menemukan kebenaran formil, termasuk da-
adilan, melanggar kepatutan, kepentingan
lam perkara-perkara keperdataan, hakim
umum dan ketertiban umum.
harus mencari dan menemukan kebenaran materiil.
Menurut Gustav Radbruch sebagaimana dikutip oleh Bambang Sutiyoso, ia
Walaupun demikian apabila hakim
menyatakan idealnya suatu putusan hakim
dihadapkan pada pilihan antara ketentuan
itu harus memuat idee des recht, yang
hukum tertulis (hukum positif) dengan
meliuti 3 (tiga) unsur yaitu : keadilan
hukum tidak tertulis, maka hakim atau
(gerechttigkeit), kepastian hukum (rechtsi-
siapapun juga yang menerapkan hukum,
cherheit), dan kemanfaatan (zwechtmassig-
harus mengutamakan atau mendahulukan
keit). Ketiga unsur ini harus dipertimbang-
ketentuan
hukum
akan
tetapi
kan hakim dan diterapkan secara propor-
ini
harus
sional, sehingga pada gilirannya dapat
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut
dihasilkan putusan yang berkualitas dan
yakni a) Mengutamakan atau mendahulukan
memenuhi harapan pencari keadilan. Namun
hukum tertulis apabila diketahui atau secara
dalam implementasinya terkadang tidaklah
wajar
bahwa
mudah untuk mensinergikan ketiga unsur
ketentuan hukum tertulis (hukum positif)
tersebut, terutama antara unsur keadilan
merupakan pembaharuan terhadap hukum
dengan kepastian hukum yang bisa saja
tidak tertulis atau terjadi
transformasi
saling bertentangan, namun demikian hakim
ketentuan hukum tidak tertulis menjadi
dalam hal ini haruslah berpegang teguh
hukum
b)
kepada asas yang mendasar dalam sebuah
Mengutamakan atau mendahulukan hukum
putusan yakni “Demi Keadilan Berdasarkan
tidak tertulis, apabila ketentuan hukum tidak
Ketuhanan Yang Maha Esa”,
tertulis merupakan suatu yang tumbuh dan
dalam putusannya haruslah mengedepankan
kemudian
keadilan
penerapan
dan
tertulis,
hukum
tertulis
rasional
tertulis
menjadi
dipahami
(hukum
suatu
positif);
koreksi
atau
karena
putusannya
jadi hakim
tersebut
penafsiran terhadap suatu ketentuan aturan
dipertanggung jawabkannya kepada Tuhan
hukum tertulis. Koreksi ini merupakan
Yang Maha Esa.
kenyataan
hukum
dalam
Putusan hakim yang menggambar-
masyarakat dan dapat terjadi karena hukum
kan benturan antara aspek keadilan dengan
tertulis yang telah usang atau ada kekosong-
kepastian hukum, tentunya seorang hakim
an tertentu dalam ketentuan hukum tertulis,
akan lebih memilih aspek keadilan sehingga
atau jika aturan hukum tertulis (hukum
akhirnya hakim akan menyimpangi aspek
positif)
kepastian hukum dalam hal ini hukum
tersebut
yang
hidup
memunculkan
ketidak
tertulis (hukum positif), guna hal tersebut
386 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
hakim haruslah memantapkan dirinya men-
kerugian
jadi profesionalisme dalam mewujudkan
kendaraan tersebut, dan bahwa klausula
putusan yang berkualitas, dengan meng-
eksonerasi (pengalihan/pelepasan tanggung
hasilkan putusan-putusan yang eksekutable
jawab)
yang berisikan integritas tinggi,
memuat
menyatakan bahwa pengelola parkir tidak
pertimbangan yuridis yang utama, beriinti-
bertanggung jawab atas kehilangan dan
kan rasa keadilan dan kebenaran, sesuai
kerusakan
dengan tata nilai budaya yang berlaku dalam
diparkirkan adalah cacat hukum, oleh karena
masyarakat, dapat diterima akal sehat (ethos,
itu batal demi hukum.
pathos, filosofis, sosiologis, serta logos).
yang
dalam
diderita
oleh
perjanjian
kendaraan
parkir
yang
pemilik
yang
sedang
Jika menganalisa pertimbangan yang
Jadi Putusan hakim yang baik adalah
diberikan oleh hakim dalam putusannya
putusan hakim yang mampu memberikan
tersebut dan dihubungkan dengan teori
keadilan sebagaimana pada asas dasar
keadilan yang di usung oleh John Rawls
sebuah putusan yakni “Demi Keadilan
yang menyatakan keadilan adalah sebagai
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
fairness, maka putusan hakim terhadap
2. Putusan
Berkekuatan
perkara parkir ini telah memberikan rasa
Hukum Tetap Yang menerobos Hukum
keadilan karena terlihat perjanjian parkir dan
Positif
juga perda yang mengatur parkir tersebut
Hakim
Yang
Pada sub bab ini peneliti akan
hanya memihak kepada pengelola parkir dan
mengemukakan putusan hakim yang telah
tidak memberikan keseimbangan akan hak
berkekuatan hukum tetap dan telah menjadi
dan kewajiban yang seharusnya. Selain itu
yurisprudensi
jika
tetap
yang
mengandung
kita
hubungkan
dengan
Teori
sebuah terobosan hukum terhadap aturan
keadilannya Amartya Sen (The Idea of
hukum positif yang bersifat formalistik. a)
Justice) yang menyatakan keadilan harus
Putusan
Republik
melibatkan penalaran publik, sehingga jika
Indonesia Nomor 2078 K/Pdt/2009. Dalam
kita memandang kasus parkir ini secara
Putusan
Republik
nalar publik jelas sangat merugikan publik
K/Pdt/2009
pengguna jasa parkir jika hakim hanya
Mahkamah
Mahkamah
Indonesia mengandung
Nomor
Agung 2078
bahwa
memutus perkara tersebut berdasarkan kata-
hubungan hukum antara pemilik kendaraan
kata yang termuat dalam karcis parkir
dengan pengusaha parkir adalah perjanjian
tersebut, jadi tentunya Putusan Mahkamah
penitipan,
Agung Republik Indonesia Nomor 2078
bertanggung
kaidah
Agung
sehingga jawab
hukum
pengelola atas
parkir
kehilangan
kendaraan yang dititipkan dan mengganti
K/Pdt/2009
hakim
telah
memberikan
putusan yang mencerminkan keadilan yang
Edi Rosadi : Putusan Hakim Yang Berkeadilan......387
dapat diterima oleh masyarakat luas. b)
perjanjian No.41 dan No.42 oleh Penggugat
Putusan Mahkamah Agung Republik Indo-
/Pemohon Kasasi ketika dirinya berada
nesia Nomor 3641 K/Pdt/2001
dalam
tahanan, hakim berpendapat hal
Bahwa hakim dalam pertimbangan-
tersebut terjadi karena ada penyalah guna-
nya menilai bahwa azas kebebasan berkon-
an keadaan atau kesempatan, sehingga
trak (membuat perjanjian) tidak bersifat
Penggugat atau Pemohon Kasasi sebagai
mutlak, yang berarti dalam keadaan tertentu
salah satu pihak dala perjanjian-perjanjian
hakim berwenang melalui tafsiran hukum
yang telah disepakati tersebut berada dalam
untuk meneliti dan menilai serta menyatakan
keadaan tidak bebas untuk menyatakan
bahwa kedudukan para pihak dalam suatu
kehendaknya, yang berarti akibat hukum
perjanjian berada dalam keadaan yang tidak
yang dibuat sebagaimana tersebut dalam
seimbang sedemikian rupa, sehingga salah
perjanjian yang tercantum
satu pihak dianggap tidak bebas untuk
perjanjian No.41 dan No. 42 tersebut beserta
menyatakan
seolah-olah
perjanjian-perjanjian lainnya yang terbit atau
perjanjian terjadi secara sepihak, dan dengan
dibuat berdasarkan kedua perjanjian tersebut
menganut sistim hukum perjanjian yang
harus dibatalkan.
kehendaknya
bersifat terbuka, maka waktu terjadi suatu
Putusan
ini
dalam akta
merupakan
sebuah
perjanjian yang berlaku tidak hanya kitab
terobosn hukum yang dilakukan oleh hakim
undang-undang hukum perdata dan atau
guna meluruskan pemaknaan asas kebebasan
hukum adat saja, tetapi nilai-nilai hukum
berkontrak, dalam perkara ini hakim pada
lainnya yang hidup di kalangan rakyat
kondisi tertentu dapat memberikan penilaian
lainnya sesuai dengan keadilan, kepatutan,
terhadap keseimbangan hak dan kewajiban
perikemanusiaan, seperti penyalahgunaan
para pihak dalam suatu perjanjian, bila salah
keadaan/kesempatan
larangan
satu pihak ternyata tidak dapat menyatakan
berlaku
kehendaknya secara bebas, maka dapat
secara berdampingan dan saling mengisi
dipandang telah terjadi ketidakseimbangan
sehingga merupakan suatu kesatuan, oleh
dalam perjanjian tersebut dengan parameter
karena itu nilai-nilai hukum yang dimaksud
yang
mempunyai pengaruh yang dapat dipakai
kepatutan dan kemanusiaan, sehingga dapat
sebagai
terhadap
terlihat asas kebebasan berkontrak tidak
ketentuan-ketentuan yang telah disepakati
dimaknai secara mutlak, karena ada nilai
dalam
keadilan, kepatutan dan perikemanusiaan
penyalahgunaan
dan
ekonomi
upaya
perjanjian
atau yang
perubahan
tersebut,
selanjutnya
berpedoman pada pertimbangan tersebut penanda tanganan perjanjian dalam akta
digunakan
yang membatasinya.
nilai-nilai
keadilan,
388 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
Jadi jika melihat pertimbangan yang
jawab
terhadap
janji
kawin
yang
diberikan oleh hakim dalam perkara ini
diucapkannya kepada perempuan, karena
menitik beratkan putusannya kepada teori
janji
keadilan yang di kemukakan oleh John
hukum.
Rawls dimana keadilan adalah sebuah
b) Putusan Mahkamah Agung Republik
keseimbangan/fairness.
Selain
itu
dari
tersebut
membawa
konsekuensi
Indonesia Nomor 496 K/Pdt.sus/2008.
pertimbangan yang diberikan hakim juga
Jika menganalisa pertimbangan yang
menitik beratkan pertimbangannya kepada
diberikan oleh hakim dalam putusannya
keadilan dengan parameter kepatutan dan
tersebut dan dihubungkan dengan teori
kemanusiaan yang senada dengan Teori
keadilan yang di usung oleh John Rawls
keadilannya Amartya Sen (The Idea of
yang menyatakan keadilan adalah sebagai
Justice) dimana keadilan tersebut harus di
fairness, maka putusan hakim terhadap per-
nalar dengan nalar publik. Sehingga peneliti
kara ini telah memberikan rasa keadilan ka-
menilai
rena
Putusan
Republik K/Pdt/2001,
Mahkamah
Indonesia hakim
Agung
Nomor telah
3641
terlihat
penguasaan
perusahaan-perusahaan
saham
yang
oleh
terafiliasi
memberikan
menyebabkan ketidaksamaan hak yang me-
putusan yang mencerminkan keadilan yang
ngakibatkan pengaturan tarif sehingga tidak
dapat diterima oleh masyarakat luas.
terdapat persaingan yang sehat dan yang
a) Putusan
tentunya konsumen pengguna jasa teleko-
Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 3277 K/Pdt/2000
munikasi tidak mendapat keadilan tarif, tarif
Menurut peneliti putusan ini merupa-
jasa telekomunikasi seluler akhirnya hanya
kan terobosan hukum yang dibuat hakim,
memihak kepada pemilik/pemegang saham
keberanian hakim dalam memasukkan ing-
terbesar pada kedua perusahaan telekomuni-
kar janji kawin adalah sesuatu yang luar
kasi terbesar di Indonesia dan tidak membe-
biasa mengingat selama ini sikap dari mas-
rikan keseimbangan akan hak dan kewajiban
yarakat yang bersifat permisif terhadap
yang seharusnya dimana konsumen dapat
pengingkaran janji untuk menikahi tersebut
memilih menggunakan jasa telekomunikasi
karena tidak ada konsekuensi hukumnya.
dari perusahaan yang mana. Selain itu jika
Tidak adanya konsekuensi hukum dimaksud
kita hubungkan dengan Teori keadilannya
lebih disebabkan tidak adanya teks dalam
Amartya Sen (The Idea of Justice) yang
undang-undang yang menyatakan bahwa
menyatakan
ingkar janji kawin adalah perbuatan mela-
penalaran
wan hukum, karenanya dengan putusan ini,
memandang kasus ini secara nalar publik
maka laki-laki diajarkan untuk bertanggung
jelas sangat merugikan publik pengguna jasa
keadilan publik,
harus
sehingga
melibatkan jika
kita
Edi Rosadi : Putusan Hakim Yang Berkeadilan......389
telekomunikasi seluler, sehingga Putusan
yurisprudensi tetap, dalam hal pertimbangan
Mahkamah
hukumnya
Agung
Republik
Indonesia
lebih
mengedepankan
rasa
Nomor 496 K/Pdt.Sus/2008, hakim telah
keadilan dan kepentingan umum dari pada
memberikan putusan yang mencerminkan
hanya terpaku pada kata-kata yang ada
keadilan yang dapat diterima oleh masyara-
peraturan hukum positif sehingga hakim
kat luas.
dalam memutus menyimpangi aturan hukum
c)
Putusan
Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 2580 K/Pdt/2013.
positif tertentu akan tetapi tetap dalam koridor hukum sehingga hukum menjadi
Dengan menganalisa pertimbangan
terbarukan.
lalu dihubungkan dengan Teori keadilannya Amartya Sen (The Idea of Justice) yang menyatakan penalaran memandang
keadilan publik, kasus
harus
sehingga ini
melibatkan jika
secara
kita nalar
Kriteria Putusan Hakim Yang Memberikan Rasa Keadilan Bagi Masyarakat Keadilan formil merupakan keadilan yang mengacu
kepada
bunyi
undang-
publik/nalar pada umumnya jelas terlihat
undang, sepanjang bunyi undang-undang
perbuatan tergugat yang menyita barang
terwujud, tercapailah keadilan secara formil,
yang tidak ada sangkut pautnya dengan
namun pada masa sekarang ini banyak pihak
perkara pidana yang dipersangkakan jelaslah
yang menuntut hakim di Indonesia lebih
tidak patut dan tidak adil, karena dalam
berpihak kepada keadilan materiil dari pada
penegakan hukum tidak boleh memperguna-
keadilan formil semata, sehingga para hakim
kan segala cara yang akhirnya menimbulkan
di Indonesia melakukan penemuan hukum
perbuatan melawan hukum itu sendiri,
melalui putusannya, walaupun demikian
sehingga Putusan Mahkamah Agung Repub-
tetap ada aturan formil yang harus ditaati,
lik Indonesia Nomor 2580 K/Pdt/2013,
atau dengan kata lain dalam suatu putusan
hakim telah memberikan putusan yang men-
hakim dapat mempertimbangkan segala
cerminkan keadilan yang dapat diterima
sesuatunya tidak hanya berdasarkan pada
oleh masyarakat luas.
hukum positif namun juga memperhatikan
d) Aspek Hukum Dan Deskripsi Nilai
nilai-nilai keadilan yang hidup di dalam
Kaidah Hukum Dalam Yurisprudensi
masyarakat berkenaan dengan hal-hal mater-
Dari menganalisa 5 contoh yurispru-
iilnya, namun untuk hal formil/prosedur
densi yang peneliti uraikan pada sub bab
yang ada tentunya tidak terlepas dari hukum
sebelumnya maka dapat tergambarkan jika
acara yang mengikatnya, karena sudah
hakim
barang tentu jika hukum acara ditabrak
melalui
putusannya
berkekuatan hukum
yang telah
tetap dan bersifat
mengakibatkan putusan batal demi hukum.
390 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
Adapun hal-hal yang harus termuat
eksekutorial,
sehingga
apabila
irah-rah
dalam putusan peneliti jabarkan dalam sebu-
tersebut tidak ada dalam putusan, maka akan
ah konstruksi format putusan sebagai beri-
menjadikan putusan tersebut batal demi
kut:
hukum, dan tidak dapat dilaksanakan.
a)
Kepala Putusan
(3) Paragraf pembuka
Kepala putusan merupakan gambar-
Dalam paragraf
pembuka hakim
an awal tentang hal apa putusan tersebut
mengemukakan
dijatuhkan, dan siapa saja pihak yang
memutus mengenai perkara apa putusan
terlibat di dalamnya. Di dalam kepala
tersebut.
putusan ini terbagi atas beberapa bagian,
(4) Identitas para pihak
yakni :
pengadilan
mana
dan
Identitas para pihak dalam putusan
(1) Nomor Putusan
haruslah ditulis secara lengkap, yang terdiri
Identitas dari sebuah putusan terlihat
atas nama lengkap, umur atau tempat
nomor
putusan
tanggal lahir, pekerjaan, agama dan alamat.
merupakan nomor registrasi perkara yang di
Hal ini harus ada dengan tujuan kepada
daftarkan di kepaniteraan pengadilan negeri,
siapa putusan ini di putuskan.
dalam hal penelitian ini adalah putusan
b) Batang Tubuh Putusan
dari
putusan,
nomor
perdata. Nomor putusan terdiri atas nomor
Batang tubuh merupakan bagian
urut registrasi, jenis perkara (perkara perdata
yang sangat penting dalam sebuah putusan
gugatan atau perkara perdata permohonan),
karena dalam batang tubuh putusan memuat
tahun pendaftaran, dan pengadilan negeri
hal-hal yang pokok dalam putusan. Adapun
mana yang memutuskan perkara tersebut.
hal-hal yang termuat dalam batang tubuh
Hal
putusan yaitu :
ini
berhubungan
berhubungan mengadili,
pula baik
nantinya
dan
dengan
kewenangan
mengenai
kewenangan
(1) Uraian tentang duduk perkara Pada bagian ini menguraikan atau
absolut maupun relatif.
memaparkan
(2) Irah – irah
putusan.
Setiap
putusan
pengadilan
yang
hal
ihwal
adanya
suatu
(2) Uraian upaya mediasi
diucapkan oleh hakim harus memakai irah-
Pada bagian ini menguraikan upaya
irah “DEMI KEADILAN BERDASRKAN
mediasi yang diberikan oleh hakim agar per-
KETUHANAN YANG MAHA ESA”. Irah-
kara yang diajukan dapat diselesaikan secara
irah ini wajib ada dalam suatu putusan
damai.
karena irah-irah inilah yang menjadikan suatu
putusan
mengandung
kekuatan
Mediasi ini harus ditempuh para pihak,
apabila
proses
mediasi
tidak
Edi Rosadi : Putusan Hakim Yang Berkeadilan......391
diuraikan dan tidak dilaksanakan maka
Pada bagian ini memuat penilaian
putusan akan berakibat batal demi hukum
terhadap alat bukti yang diajukan para yang
sebagaimana Perma Mahkamah Agung Re-
kemudian dikaitkan dengan dalil masing-
publik Indonesia Nomor 1 tahun 2016
masing pihak dan kemudian dihubungkan
meskipun tidak disebutkan secara tersurat
dengan ketentuan peraturan perundang-
sebagaimana
undangan, norma, dan kepatutan, sehingga
dalam
Perma
sebelumnya
yakni Perma Nomor 2 tahun 2008.
di dapat suatu kesimpulan atas tiap petitum
(3) Uraian singkat proses jawab menjawab,
yang dimintakan, yang kemudian ditutup
putusan
sela
(bila
ada),
uraian
pembuktian.
dengan sebuah konklusi. (6) Amar putusan
Pada bagian ini memuat proses
Amar putusan merupakan pernyataan
jawab menjawab, yang kemudian disusul
yang secara tegas dan rinci oleh hakim
oleh uraian putusan sela jika terdapat
mengenai hubungan hukum para pihak yang
eksepsi yang berkenaan dengan kompetensi
disertai hak dan kewajiban yang harus
absolut atau relatif, yang kemudian mengu-
dilaksanakan. Dalam amar putusan ini
raikan alat-alat bukti yang diajukan para
hakim harus mengemukakannya dengan
pihak sebagai bukti dalil masing-masing
kalimat singkat dan tegas, sehingga tidak
pihak.
menimbulkan penafsiran lain yang dapat
(4) Uraian tentang pemeriksaan setempat
membingungkan para pihak.
(kasuistis)
c)
Uraian pemeriksaan setempat ini
Kaki putusan Dalam kaki putusan memuat tiga hal
akan ada dan wajib ada terhadap perkara
yang terdiri :
yang berkenaan dengan perkara tanah.
(1) Paragraf Penutup
Pemeriksaan
setempat
untuk
Dalam paragraf penutup ini mengu-
mengetahui secara pasti letak dan batas-
raikan hari dan tanggal musyawarah putu-
batas objek perkara, keadaan nyata objek
san, susunan majelis hakim, keterangan
perkra. Pemeriksaan setempat diadakan agar
putusan dibacakan dalam sidang terbuka
nantinya putusan tidak ilusionier atau dapat
untuk umum, hari dan tanggal putusan
dilaksanakan oleh karena memang objeknya
dibacakan, nama panitera pengganti, nama
benar adanya. Dengan tidak dilakukannya
dan kehadiran para pihak.
pemeriksaan setempat berakibat putusan
(2) Nama dan tanda tangan Majelis Hakim
batal demi hukum. (5) Uraian pertimbangan
bertujuan
dan Panitera Pengganti Bagian ini harus ada untuk menunjukkan bahwa putusan tersebut memang
392 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
telah diambil secara musyawarah dan telah
bersangkutan. Gugatan telah dipertimbang-
diputuskan bersama oleh majelis hakim
kan menurut hukum pembuktian ternyata
yang bersangkutan
tidak terbukti, dinyatakan tidak beralasan
(3) Rincian biaya
hukum
Rincian
biaya
ini
dan dengan demikian gugatan
dimaksudkan
tersebut harus ditolak. Demikian pula suatu
sebagai transparansi dan akuntabilitas dalam
gugatan yang dinyatakan tidak berdasar
pengguanaan uang perkara yang dibayarkan
hukum dimana posita gugatan tidak sejalan
para pihak yang dihukum untuk membayar
dengan petitum gugatan maka gugatan
biaya perkara dalam putusan tersebut.
tersebut dinyatakan tidak berdasar hukum
Perincian biaya perkara wajib dicantumkan
sehingga dinyatakan tidak dapat diterima
pada setiap putusan sebagaimana Pasal 183
(niet ont vankelijk verklaard).
HIR/194 Rbg.
b. Asas wajib mengadili seluruh bagian
Selain hal-hal yang peneliti uraikan
gugatan. Asas ini digariskan dalam pasal
dalam kontruksi format putusan, suatu
178 ayt (2) HIR/pasal 189 ayat (2) R.Bg.
putusan juga harus termuat asas-asas sebagai
dan pasal 50 Undang undang nomor 48
berikut :
tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman.
a. Harus memuat alasan-alasan dan dasar-
Kelalaian mmeriksa dan mengadili seluruh
dasar putusan secara jelas dan terperinci,
bagian gugatan termasuk gugatan rekonven-
memuat pasal-pasal dan/atau sumber hukum
si; kelalaian mengadili bagian kecil dari
tak tertulis yang dijadikan dasar mengadili
gugatan misalnya permohonan sita dan
(pasal 50 dan 53 UU No 48 tahun 2009).
sebagainya apabila di tingkat banding,
Suatu
cukup
biasanya diputus sela dan diperintahkan
dalam
pengadilan tingkat pertama untuk memerik-
posita gugatan menurut hukum pembuktian
sa dan memutus bagian gugatan yang
atau tidak memberikan penilaian terhadap
terabaikan tersebut, namun apabila bagian
alat bukti secara perinci, demikian pula tidak
gugatan itu prinsip sifatnya, maka berarti
memberikan pertimbangan mengenai dasar
pengadilan tingkat pertama tidak melaksana-
hukumnya, baik berdasar pada pasal-pasal
kan tata tertib persidangan yang seharusnya
peraturan
maupun
dilaksanakan dan hal itu menjadi alasan bagi
sumber hukum tak tertulis yang dijadikan
hakim banding ataupun hakim kasasi untuk
dasar mengadili, dapat di kategorikan onvol
membatalkan putusan tersebut. Tentang hal
doendo
cukup
ini dapat diperhatikan putusan mahkamah
pertimbangan), sehingga menjadi alasan
agung RI nomor 235K/SIP/1973 tanggal 4
untuk
Desember 1975. Dalam kasus ini Pengadilan
putusan
mempertimbangkan
yang
tidak
alasan-alasan
perundang-undangan
gemotiveerd
membatalkan
(tidak
putusan
yang
Edi Rosadi : Putusan Hakim Yang Berkeadilan......393
Negeri
tidak
memutus
mengadili
petitum subsidair dipandang sebagai ultra
mengenai status keahli warisan penggugat.
petita yang tidak dapat dibenarkan. Hal itu
Padahal hal itu di minta dalam petitum
sebagaimana di tegaskan dalam putusan
gugatan. Atas kelalaian itu Mahkamah
Mahkamah
agung dalam tingkat kasasi menyatakan
Nomor : 882K/SIP/1974, tanggal 24 Maret
Judex Factie tidak melaksanakan ketentuan
1976.
yang mengharuskan untuk memberi putusan
d. Prinsip sidang terbuka untuk umum,
mengenai seluruh petitum gugatan, sehingga
pembukaan
cukup alasan membatalkan putusan tersebut.
pengucapan amar putusan, wajib dalam
c. Tidak
melebihi
sidang terbuka untuk umum putusan yang
tuntutan. Asas ini digariskan pada pasal 178
tidak di ucapkan dalam sidang terbuka untuk
ayat (3) HIR pasal 189 ayat (3) R.Bg.
umum dikategorikan sebagai tindakan yang
larangan ini disebut ultra petita partium.
lalai memenuhi syarat yang digariskan
Mengadili
tuntut
undang-undang yang oleh undang-undang
dikategorikan melampaui batas wewenang
sendiri mengancam dengan batalnya putusan
atau ultra vires. Ultra petita partium ataupun
demi hukum. Hal tersebut dapat dilihat
ultra vines dikategorikan sebagai tindakan
dalam pasal 13 Undang Undang Nomor 48
yang tidak sesuai hukum. Tindakan ultra
tahun 2009 menyatakan : (1) Semua sidang
petita yang didasarkan atas itikad baik
pemeriksaan pengadilan adalah terbuka
sekalipun, tetap dikatakan ilegal karena
untuk
bertentangan dengan prinsip the rule of law.
menentukan lain. (2) Putusan pengadilan
Hal senada dengan tersebuut dapat dilihat
hanya sah dan mepunyai kekuatan hukum
pada putusan Mahkamah agung RI tentang
apabila di ucapkan dalam sidang yang
waduk Kedug Ombo yang dibatalkan dalam
terbuka untuk umum. (3) Tidak terpenu-
putusan peninjauan kembali (PK). Putusan
hinya ketentuan sebagaimana dimaksud pa-
Ultra petita yang dapat dibenarkan apabila
da ayat (1) dan (2) mengakibatkan putusan
putusan
batal demi hukum.
boleh
lebih
judex
dan
mengabulkan
dari
factic
yang
di
didasarkab
pada
petitum subsidair yang berbentuk ex aequo
Agung
sidang
umum,
Republik
dan
kecuali
Indonesia
sidang
untuk
undang-undang
1. Keadilan Materiil Putusan
et bono, dapat dibenarkan asalkan masih
Keadilan Materiil Putusan tersebut,
dalam kerangka yang sesuai dengan inti
peneliti memaknainya sebagai sebuah proses
petitum primair atau sesuai dengan kejadian
untuk memberikan atau melindungi hak
matereil. Adapun tindakan hakim yang
individu maupun publik secara konstan dan
mengabulkan
dalam
berkesinambungan. Keadilan ini dipandang
petitum primair dan sebagian lagi dalam
sebagai sebuah tindakan yang nyata dari
sebagian
gugatan
394 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
seorang hakim untuk memberikan tidak
penyediaan
fasilitas/sarana
hanya hak individu maupun hak publik, juga
timbul dari Perikatan Alami (Perikatan
mengembalikan suatu keadaan atau kepada
Bebas) yang diatur dalam Pasal 1359 ayat
keadaan lain agar tercipta keseimbangan hak
(2) KUHPerdata yang berbunyi , "Terhadap
dan kewajiban.
perikatan-perikatan
bebas
parkir
yang
yang
secara
Tindakan hakim yang dimaksud
sukarela dipenuhi, tak dapat di lakukan
dalam keadilan materiil putusan yakni suatu
penuntutan kembali "dalam Perikatan Alami
tindakan berupa pertimbangan-pertimbangan
(Perikatan Bebas) ditentukan bahwa aanya
hukum yang dipergunakan hakim dalam
schuld (kesalahan) tidak dapat menimbulkan
memberikan suatu putusan terhadap sebuah
haftung (hak gugat), inisiatif Penggugat
perkara
untuk menggunakan fasilitas areal parkir
yang
dihadapkan
kepadanya
(substansi putusan).
yang disediakan oleh Tergugat berarti
Contoh kasus dalam Putusan Mahka-
bahwa Penggugat secara sukarela menyetu-
mah Agung Republik Indonesia Nomor
jui klausu l yang ditentukan oleh Tergugat
2078 K/Pdt/2009, menguraikan hubungan
dalam karcis parkir atau tanda masuk parkir,
hukum penggugat dengan tergugat diawali
tergugat menyatakan karcis parkir atau tanda
dengan sebuah perjanjian yang mana para
masuk parkir adalah bukan merupakan bukti
pihak yang mengikatkan diri dalam perjan-
penitipan kendaraan, akan tetapi hanya
jian tersebut taat dan tunduk dengan hal-hal
sebagai bukti tanda masuk kendaraan keda-
yang diperjanjikan sebagaimana bunyi pasal
lam gedung atau pelataran atau lingkungan
1338 KUHPerdata yang menyatakan “semua
parkir. Ketentuan tersebut ditegaskan dalam
persetujuan yang dibuat sesuai dengan
Pasal 1 butir (16) Keputusan Gubernur Pro-
undang-undang berlaku sebagai undang-
pinsi Daerah Khusus Ibukota Jakar ta
undang bagi mereka yang membuatnya”,
Nomor : 92 Tahun 2004 tentang Petunjuk
akan tetapi hakim membatalkan klausula
Pelaksanaan Penyelenggaraan Fasilitas Par-
yang menyatakan asuransi kendaraan dan
kir Untuk Umum Di luar Badan Jalan di
barang-barang di dalamnya serta semua
Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta jun-
resiko atas segala kerusakan dan kehilangan
to Pasal 1 huruf r Peraturan Daerah Khusus
atas kendaraan yang diparkirkan dan barang-
Ibukota Jakar ta Nomor : 5 Tahun 1999 ten-
barang di dalamnya merupakan kewajiban
tang Perparkiran,
pemilik kendaraan itu sendiri (tidak ada
masuk parkir adalah tanda masuk kendaraan
penggantian berupa apapun dari penyedia
yang diberikan dengan nama dan dalam ben-
parkir), jadi meskipun perjanjian antara
tuk apapun untuk memasuki gedung parkir,
Penggugat dan Tergugat adalah perjanjian
pelataran parkir dan lingkungan parkir".
yang berbunyi, "Tanda
Edi Rosadi : Putusan Hakim Yang Berkeadilan......395
akan tetapi hakim dalam pertimbangannya
pihak dalam kesamaan kehendak dalam
tidak semata-mata mempertimbangkan per-
perjanjian mengakibatkan perjanjian terse-
kara ini sebagaimana teks yang tertulis
but cacat secara hukum dan dapat dibatal-
dalam peraturan positif, akan tetapi hakim
kan, dan oleh karena salah satu pihak
mempertimbangkannya sebagai perbuatan
memberikan tekanan kepada pihak lain,
melawan hukum dengan mendasarkan kepa-
maka perbuatan pihak yang menekan terse-
da Pasal 1365, 1366 dan 1367 KUHPerdata
but merupakan sebuah perbuatan melawan
dengan landasan nilai kepatutan dan rasa
hukum.
keadilan yang hidup dimasyarakat.
Pada Putusan
Selain itu melihat pada pertimbangan
Republik
Mahkamah Agung
Indonesia
3277
mengandung
kaidah
Putusan Mahkamah Agung Republik Indo-
K/Pdt/2000,
nesia
yang
hukum Dengan tidak dipenuhinya janji
memunculkan kaidah hukum yakni Dalam
untuk mengawini, perbuatan tersebut adalah
asas kebebasan berkontrak, hakim berwe-
suatu perbuatan melawan hukum karena
nang untuk mewakili dan menyatakan bah-
melanggar norma kesusilaan dan kepatutan
wa kedudukan para pihak berada dalam
dalam masyarakat.
Nomor
3641
K/Pdt/2001,
kondisi yang tidak seimbang, sehingga salah
yang
Nomor
Pada putusan Putusan
Mahkamah
satu pihak dianggap tidak bebas menyatakan
Agung Republik Indonesia Nomor 3277
kehendaknya, selain itu Dalam perjanjian
K/Pdt/2000,
yang bersifat terbuka, nilai-nilai yang hidup
mengawini yang tidak ditepati sebagai suatu
dalam masyarakat sesuai dengan kepatutan
perbuatan melawan hukum, hal ini menjadi
dan keadilan, perikemanusiaan, dapat dipa-
sebuah terobosan hukum yang luar biasa
kai sebagai upaya perubahan terhadap
karena tidak ada dalam teks undang-undang
ketentuan-ketentuan yang disepakati dalam
yang menyatakan bahwa ingkar janji kawin
perjanjian.
adalah perbuatan melawan hukum, peneliti
Menilik dari teori keadilannya John
disini
hakim
melihat
memasukkan
pertimbangan
janji
hakim
Rawls, pertimbangan hakim dalam Putusan
sehubungan dengan putusan di atas melihat
Mahkamah Agung Republik Indonesia No-
sebagaimana
mor 3641 K/Pdt/2001 menginginkan kesa-
dalam hal tidak ada aturan hukum, maka
maan kehendak yang bebas dan seimbang
tugas hakim untuk menafsirkan aturan
antara pihak yang mengikatkan diri dalam
tersebut agar hukum tersebut dapat sesuai
perjanjian tersebut, dengan dilandasi nilai-
dengan keadaan-keadaan baru. Dalam hal ini
nilai
masyarakat,
hakim menafsirkan peraturan perundang-
sehingga dengan tidak bebasnya salah satu
undangan yang ada dihubungkan dengan
yang
hidup
dalam
pendapat
Cardozo, bahwa
396 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
norma kesusilaan dan kepatutan dalam masyarakat dengan memperhatikankan
aspek
Keadilan
Etika
Putusan
peneliti
maknai sebagai bagian yang mempengaruhi
keadilan, aspek kemanfatan dan aspek ke-
terbentuknya
pastian hukum.
Komponen ini berada dalam diri hakim
Kemudian jika menganalisa Putusan Mahkamah Nomor
Agung
496
Republik
Indonesia
K/Pdt.Sus/2008,
keadilan
dalam
putusan.
sendiri yang mempengaruhi terbentuknya sebuah putusan hakim.
peneliti
Sikap moral ini pun tergambarkan
memandang kaidah yurisprudensi ini dalam
dalam logo hakim dalam 5 perlambang
pertimbangannya hakim memadukan antara
yakni
perspektif Kepastian hukum dan tuntutan
melambangkan
sosial, dengan cara berfikir yang fungsional
Tuhan Yang Maha Esa dengan kepercayaan
dan tidak semata-mata hanya mendasarkan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan
pada suatu tatanan yang menghendaki status
yang beradab. (2) Sifat Cakra (senjata
quo, melainkan mengedepankan keadilan
ampuh penegak keadilan) melambangkan
dan kemanfaatan sosial masyarakat. Dengan
sifat adil, baik di dalam maupun di luar
demikian,
kedinasan.
dalam
penegakan
hukumnya
:
(1)
Sifat
Kartika
ketakwaan
Dalam
(bintang)
hakim
kedinasan,
pada
hakim
rumusan undang-undang tidak hanya dipa-
bersikap adil, tidak berprasangka atau
hami sebatas bunyi undang-undang. Melalui
memihak,
bersungguh-sungguh
pendekatan yang fungsional ini, hukum
kebenaran
dan
menjadi satu sistem yang terkait dengan
berdasarkan keyakinan hati nurani, dan
sistem lain di luar hukum, dengan demikian
sanggup mempertanggung jawabkan kepada
pasal-pasal yang ada dalam undang-undang
Tuhan. Di luar kedinasan hakim bersifat
tidak hanya dianggap pasal yang mati dan
saling
memang demikian seharusnya, akan tetapi
berpandangan luas dan mencari saling
hendaknya dipahami sebagai satu rumusan
pengertian. (3) Candra (bulan) melambang-
yang senantiasa dapat dijabarkan untuk
kan kebijaksanaan dan kewiba-waan. Dalam
mewujudkan kehendak dari undang-undang
kedinasan, hakim harus memiliki kepriba-
itu sendiri, bahkan apabila hukum dilihat
dian, bijaksana, berilmu, sabar, tegas,
sebagai suatu sistem yang mempunyai
disiplin dan penuh pengabdian pada profesi-
tujuan tertentu, maka rumusan pasal-pasal
nya. Di luar kedinasan, hakim harus dapat
yang ada haruslah dilihat sebagai wahanan
dipercaya, penuh rasa tanggung jawab, me-
untuk mewujudkan tujuan tersebut.
nimbulkan rasa hormat, anggun, dan berwi-
2. Keadilan Etika Putusan
bawa. (4) Sari (bunga yang harum) meng-
keadilan,
menghargai,
tertib
mencari
memutuskan
dan
lugas,
gambarkan hakim yang berbudi luhur dan
Edi Rosadi : Putusan Hakim Yang Berkeadilan......397
berperilaku tanpa cela. Dalam kedinasannya
(1) Berperilaku Adil
ia selalu tawakal, sopan, bermotivasi me-
Adil bermakna menempatkan sesuatu
ningkatkan pengabdiannya, ingin maju, dan
pada tempatnya dan memberikan yang
bertenggang rasa. Di luar kedinasannya, ia
menjadi haknya, yang didasarkan pada suatu
selalu berhati-hati, sopan dan susila, menye-
prinsip
nangkan dalam pergaulan, bertenggang rasa,
kedudukannya di depan hukum. Dengan
dan berusaha menjadi teladan bagi masya-
demikian, tuntutan yang paling mendasar
rakat sekitarnya. (5) Tirta (air) melukiskan
dari keadilan adalah memberikan perlakuan
sifat hakim yang penuh kejujuran (bersih),
dan
berdiri di atas semua kepentingan, bebas
(equality and fairness) terhadap setiap
dari pengaruh siapapun, tanpa pamrih, dan
orang.
tabah. Sedangkan di luar kedinasan, ia tidak
(2) Berperilaku Jujur
bahwa
memberi
semua
kesempatan
orang
yang
sama
sama
boleh menyalahgunakan kepercayaan dan
Kejujuran bermakna dapat dan berani
kedudukannya, tidak berjiwa aji mumpung
menyatakan yang benar adalah benar dan
dan senantiasa waspada.
yang salah adalah salah. Kejujuran mendo-
Kemudian untuk menjaga kehorma-
rong terbentuknya pribadi yang kuat dan
tan dan kemuliaan profesi hakim serta untuk
membangkitkan kesadaran akan hakekat
memenuhi Pasal 32A juncto Pasal 81 B
yang hak dan yang batil. Dengan demikian,
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
akan terwujud sikap pribadi yang tidak
:3 Tahun 2009 tentang perubahan kedua
memihak terhadap setiap orang baik dalam
undang-undang Nomor 14 Tahun 1985
persidangan maupun di luar persidangan.
tentang Mahkamah Agung, maka disusunlah
(3) Berperilaku Arif Dan Bijaksana
kode etik dan pedoman perilaku hakim yang dituangkan
Keputusan
Bersama
bertindak sesuai dengan norma-norma yang
Agung
Republik
hidup dalam masyarakat baik norma-norma
Komisi Yudisial
hukum, norma-norma keagamaan, kebiasaan
Republik Indonesia dengan Nomor 047/
-kebiasaan maupun kesusilaan dengan mem-
Ketua
dalam
Arif dan Bijaksana bermakna mampu
Mahkamah
Indonesia dan Ketua
KMA/SKB/IV/2009
–
02/SKB/P.KY/IV/
perhatikan situasi dan kondisi pada saat itu,
2009 tentang kode etik dan pedoman
serta mampu memperhitungkan akibat dari
perilaku hakim.
tindakannya. Perilaku ini mendorong terben-
Dalam kode etik dan pedoman
tuknya pribadi yang berwawasan luas,
perilaku hakim mengandung prinsip-prinsip
mempunyai tenggang rasa yang tinggi,
dasar yang di implementasikan ke dalam 10
bersikap hati-hati, sabar dan santun.
(sepuluh) aturan perilaku sebagai berikut :
(4) Bersikap Mandiri
398 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
Mandiri bermakna mampu bertindak
mengemban
amanah
serta
sendiri tanpa bantuan pihak lain, bebas dari
masyarakat pencari keadilan.
campur tangan siapapun dan bebas dari
(9) Berperilaku Rendah Hati.
pengaruh apapun. Sikap ini mendorong terbentuknya
hakim
yang
kepercayaan
Rendah hati dimaknai sebagai kesa-
tangguh,
daran akan keterbatasan kemampuan diri,
berpegang teguh pada prinsip dan keyakinan
jauh dari kesempurnaan dan terhindar dari
atas kebenaran sesuai tuntunan moral dan
setiap bentuk keangkuhan.
ketentuan hukum yang berlaku.
(10) Bersikap Profesional
(5) Berintegritas Tinggi
Merupakan sikap moral yang dilan-
Integritas bermakna sikap dan kepri-
dasi
oleh
tekad
untuk
melaksanakan
badian yang utuh, berwibawa, jujur dan
pekerjaan yang dipilihnya dengan kesung-
tidak tegoyahkan.
guhan, yang didukung oleh keahlian atas
(6) Bertanggung Jawab
dasar pengetahuan, keterampilan dan wawa-
Sikap ini bermakna kesediaan untuk
san luas.
melaksanakan dengan sebaik-baiknya segala sesuatu
yang
menjadi
wewenang
dan
PENUTUP
tugasnya, serta memiliki keberanian untuk
Putusan hakim yang baik adalah
menanggung segala akibat atas pelaksanaan
putusan hakim yang mampu memberikan
wewenang dan tugasnya tersebut.
keadilan sebagaimana pada asas dasar sebu-
(7) Menjunjung Tinggi Harga Diri
ah putusan yakni “Demi Keadilan Berdasar-
Sikap ini bermakna bahwa pada diri
kan Ketuhanan Yang Maha Esa”
manusia melekat martabat dan kehormatan
Penemuan hukum oleh hakim dalam
yang harus dipertahankan dan dijunjung
suatu putusan perdata dapat menyimpangi
tinggi oleh setiap orang. Prinsip menjunjung
aturan yang diatur dalam hukum positif.
tinggi harga diri, khususnya Hakim akan
Putusan yang telah menjadi Yuris-
mendorong dan membentuk pribadi yang
prudensi memiliki nilai kaidah hukum yang
kuat dan tangguh yang senantiasa menjaga
dapat dijadikan dasar hukum memutus suatu
kehormatan dan martabat sebagai aparatur
perkara jika hukum positif tidak mengatur
Peradilan.
atau jika hukum positif diterapkan secara
(8) Berdisiplin Tinggi
redaksionalnya saja mengakibatkan ketidak
Sikap ini bermakna ketaatan pada norma-norma
atau
kaidah-kaidah
adilan.
yang
Putusan hakim memberikan rasa kea-
diyakini sebagai panggilan luhur untuk
dilan bagi masyarakat terutama masyara-kat pencari keadilan terlebih dahulu harus me-
Edi Rosadi : Putusan Hakim Yang Berkeadilan......399
menuhi kriteria keadilan formil di mana harus termuat hal-hal formil dalam suatu putusan hakim yang memiliki akibat batal demi hukum jika tidak termuat. Komponen kedua yakni Keadilan Materiil Putusan yang merupakan suatu tindakan berupa pertimbangan-pertimbangan hukum yang dipergunakan hakim dalam memberikan suatu putusan terhadap sebuah perkara yang dihadapkan kepadanya (substansi putusan). Komponen ketiga
yaitu Keadilan
Etika Putusan di mana Keadilan ini didasari dari aspek psikologis dan moral hakim bersangkutan, yang dibungkus dalam sebuah pedoman perilaku dan kode etik hakim. Diharapkan
setiap
hakim
dalam
memutus perkara perdata tidak hanya mengacu pada hukum positif yang hanya bersifat formalistik akan tetapi juga tidak menapikan hukum materiil dan hukum yang hidup di dalam masyarakat guna pencapaian rasa keadilan masyarakat. Diharapkan setiap putusan yang diputuskan Hakim memenuhi Keadilan Formil Putusan, Keadilan Materiil Putusan dan Keadilan Etika Putusan. Guna pencapaian rasa keadilan masyarakat yang hakiki.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Achmad. 2002. Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis). Jakarta. Gunung Agung.
Ali, Achmad. 2010. Menguak Teori Hukum (legal theory), dan teori Peradilan (judicialprudence) termasuk Interpretasi Undang-undang (Legisprudence). Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Ali, Achmad & Wiwie Heryani. 2012. Asas – asas Hukum Pembuktian. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Anonim. 1996. Ensiklopedia hokum Islam. Jakarta. PT.Ichtiar Baru. Aripin, Jaenal. 2008. Peradilan Agama dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia. Jakarta. Kencana. Asnawi, M. Natsir. 2013. Hukum Pembuktian Perkara Perdata di Indonesia : Kajian Kontekstual Mengenai Sistem, Asas, Prinsip, Pembebanan, dan Standard Pembuktian. Yogyakarta. UII Press. Cf, Penyusun Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia. 2009. Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia. Jakarta. Pilar Yuris Ultima. Faisal. 2012. Menerobos Positivisme Hukum, Bekasi, Gramata Publising. Ginsberg, Morris. 2003. Keadilan Dalam Masyarakat. Yogyakarta. Pustaka Yogya Mandiri. Hadjon, Philipus M. dan Tatiek Sri Djamiati Hadin Muhjad dan Nunu Nuswardani, 2012, Penelitian Hukum Indonesia Kontemporer, Yogyakarta, Genta Publishing Yogyakarta. Hart, H.L.A. 1997. The Concept of Law. New York. Clarendon PressOxford. diterjemahkan oleh M. Khozim. 2010. Konsep Hukum. Bandung. Nusa Media Kamelo, Tan. 2004. Hukum Jaminan Fidusia. Bandung. Alumni. Kamil, Ahmad. 2012. Filsafat Kebebasan Hakim. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Khodduri, Majid. 1999. Teologi Keadilan Perspektif Islam. Surabaya. Risalah Gusti.
400 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 1, April 2016
Manan, Abdul. 2014. Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Manan, Bagir. 2009. Beberapa Catatan Tentang Penafsiran. Jakarta. Majalah Varia Peradilan No. 285 Edisi Agustus 2009. Mappiasse, Syarif. 2015. Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Marzuki, Peter Mahmud. 2014. Penelitian Hukum edisi Revisi. Jakarta. Pranadamedia group. Mertokusumo, Sudikno. 1991. Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta. Liberty. Mertokusumo, Sudikno. 1993. Bab-bab tentang Penemuan Hukum. Bandung. Citra Aditya Bakti. Muhjad, Hadin dan Nunuk Nuswardani. 2012. Penelitian Hukum Indonesia Kontemporer. Yogyakarta. Genta Publishing. Nasution, Muhammad Syukri Albani, dkk. 2016. Hukum Dalam Pendekatan Filsafat. Jakarta. Kencana. Prasetyo, Teguh. 2015. Keadilan Bermartabat Perspektif Teori Hukum. Bandung. Nusa Media. Salam, Burhanudin. 1997. Etika Sosial, Asas Moral dalam kehidupan manusia. Jakarta. Rineka Cipta. Siregar, Mahmul. Kepastian hukum Dalam Transaksi Bisnis Internasional dan Implikasinya Terhadap Kegiatan Investasi di Indonesia. Medan. Fakultas Hukum USU. Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. UI Press. Jakarta. Sutiarso, Cicut. 2011. Pelaksanaan Putusan Arbitrase Dalam Sengketa Bisnis. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. Syahrani, Riduan. 1999. Rangkuman Intisari Ilmu Hukum. Bandung. Citra Aditya Bakti. Tasrif. 1987. Bunga Rampai Filsafat Hukum. Jakarta. CV Abadin.
Spagnolo, Lisa. Iura Novit Curia and The CISG : Resolution of the Faux Procedural Black Hole. Monash University. http//cisgw3.law.pace.edu/cisg/bibli o/spagnolol.pdf. Wahyudi, Trubus. 2014. Independensi Hakim, Kode Etik Dan Pedoman Perilaku Hakim Dalam Penegakan Hukum Dan Keadilan. Majalah KY edisi September – Oktober 2014. Peraturan Perundang-Undangan : Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia dengan Nomor 047/KMA/SKB/IV/2009 – 02/SKB/P.KY/IV/2009 tentang kode etik dan pedoman perilaku hakim. Putusan Pengadilan : Mahkamah Agung. Putusan Mahkamah Agung Perkara Nomor 2078 K/Pdt/2009. Mahkamah Agung. Putusan Mahkamah Agung Perkara Nomor 3641 K/Pdt/2001. Mahkamah Agung. Putusan Mahkamah Agung Perkara Nomor 3277 K/Pdt/2000. Mahkamah Agung. Putusan Mahkamah Agung Perkara Nomor 496 K/Pdt.Sus/2008. Mahkamah Agung. Putusan Mahkamah Agung Perkara Nomor 2580 K/Pdt/2013.