perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PUSAT SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR DI SURAKARTA DENGAN PENEKANAN ARSITEKTUR HI TECH TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : M. LUTHFI VIBRIAN PP I0206130
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUANAN 1.
Pengertian Judul Judul : Pusat Suku Cadang Kendaraan Bermotor di Surakarta Dengan Penekanan Arsitektur Hi Tech 1.
Yang di maksud suku cadang di sini adalah bagian dari kendaraan bermotor yang seacara kesatuan merupakan hal yang penting dalam perakitan kendaraan bermotor tersebut sehigga dapat berfungsi dan dapat digunakan dengan baik.1
2.
High‐tech merupakan suatu aliran dalam arsitektur yang terpengaruh oleh kemajuan teknologi industri. Pertama dimulai pada tahun 1970, High Tech sering digunakan sebagai bentuk perlawanan oleh para arsitek yang mengaggap bahwa mode/trend/fashionable sebagai suatu teknologi industri. Para arsitek menganggap bahwa High Tech sebenarnya adalah penggunaan tekhnologi yang tepat pada bangunan. High Tech Architecture merupakan sebuah langgam yang terinspirasi dari perkembangan industri dengan tipologi bangunan menyerupai bangunan industri. High Tech dalam arsitektur berbeda artinya dengan High Tech dalam industri. Dalam bidang industri, High tech berarti elektronik computer, chip, robot, sedangkan di dalam arsitektur High Tech merupakan sebuah bagian dari bentuk gaya bangunan. Dalam pengertian sederhana, High tech berarti penggunaan material pada bangunan seperti metal, kaca ,bahan fabrikasi (industrial product) dan tetap fleksibel dalam penggunaanya.2
3.
Sedangkan pusat suku cadang di Surakarta dapat diartikan wadah pusat kegiatan pelayanaan ( distribusi, perputaran, pertemuan serta jual beli ) segala
1 Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, kamus besar bahasa Indonesia,Balai Pustaka,1988,651 2 Colin davies, High Tech Architecture, 1988
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sesuatu yang berhubungan dengan suku cadang kendaraan bermotor yang bersifat langsung dan berkesan terbuka, yang terletak di kota Surakarta.3 B. Latar Belakang 1. Latar Belakang Umum 1.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang meningkat pesat Pertumbuhan ekonomi yang dewasa ini meningkat pesat, ditandai dengan peningkatan nilai investasi terutama untuk menghimpun devisa Negara. Peranan pemerintah sangat besar dengan berbagai kebijaksanaan sebagai titik sentral kebijaksanaan pembangunan nasional, termasuk pengembangan di bidang industri. Termasuk di dalamnya adalah sektor perdagangan dan industri untuk kepentingan dalam negeri khususnya dan impor pada umumnya. Adapun di bidang industri yang menjadi pilihan utama mengingat adanya perdagangan bebas. Hal lain yang timbul adalah perkembangan tingkat perekonomian yang semakin baik. Dimana wilayah perkotaan dengan keadaan sarana dan prasarana yang lebih berkembang di bandingakan pedesaan, akibatnya adalah tingkat ekonomi yang lebih baik akan menciptakan daya beli yang cukup tinggi.
2.
Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor Pada saat ini juga terdapat banyak jenis dan model kendaraan bermotor yang terdapat di pasaran. Hal ini di tunjang oleh regulasi pemerintah di bidang otomotif yang mengakibatkan semakin beragam kemudahan akan kendaraan bermotor. Baik dalam setrategi penjualan yang dilakukan produsen (ATPM), melaui lembaga‐lembaga keuangan. Setelah terpuruk cukup lama yang diakibatkan krisis sejak tahun 1998, industri otomotif Indonesia kembali tumbuh pesat. Kinerja otomotif pasca krisis ini tergolong luar biasa. Sementara industri lainnya di dalam negeri masih berjuang untuk bangkit kembali dari keterpurukan akibat krisis,Industri otomotif hanya butuh waktu dua tahun untuk kembali, selain itu daya beli masyarakat akan kendaraan bermotor dari tahun ke tahun semakin meningkat seperti yang di
3 WWW.Otac.id/ol‐sould/html
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
gambarkkan pada tab bel di bawah ini. ( WWW W. Bank Bni JJournal Econo omic Revew online ). 3. 3
Peraanan trasnpor rtasi Gb1 1.1 Grafik perttumbuhan ken ndaraan 4 tahu un terahir S Sumber : WWW W. Bank Bni Jou urnal Economic Dalam m mengatisipassi laju pertum mbuhan pem bangunan yac .com ng begitu kom mpleks dan
cepat serta c a menuntut suatu mobilitas yang lebih tinggi, maaka dibutuhkaan peranan alat (sarana d a dan prasaran na) transportaasi yang mem madai guna
menunjang
prosses
tersebut aga t ar dalam pelakksanaan prosses pembanggunan berjalan n lancar. 4. 4
Munculnya perusahaan‐perusahaan pembiayaan Muncul dan berkem mbangnya p perusahaan financial di beberapa wilayah di
Indonesia yang memberikkan pinjaman n pada konssumen kendaaraan bermo otor dengan syarat s pinjaaman yang relativ mudaah dan juga bekerja sama dengan perusahaan asuransi yang a g juga makin semarak di IIndonesia pada akhir‐akhiir ini dalam m memberikan kredit kendaaraan bermo otor dan jam minan kehilan ngan maupun n kerusakan kendaraan, Tidak hanya T perushaan financial, dalam bidang pe erbankan jugga mengeluarkan kredit pinjaman rin ngan untuk kkepemilikan kkendaraan bermotor dengaan bunga relaatif ringan. 2. Laatar belakangg Khusus 1.
Pertu umbuhan eko onomi di Suraakarta yang tterus berkem mbang pesat Pertumbuhan kota Surakaarta rata‐rataa berkisar anttara 0.77 % ‐‐ 1.19 % per tahun n. Dengan demikian dii perkirakan jumlah penduduk yang melakukan kegiaatan sehari‐ h hari sekitar 1,4‐1,6 juta jiw wa pada 15 taahun mendataang. Sejalan dengan hal terseb but perekono omian di kota Surakarta tu urut berkemb bang dengan pesatt, yang ditand dai dengan seemakin meniingkatnya nilaai perdagangan dan juga
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
di
dukung
digilib.uns.ac.id
dengan
adanya
pertumbuhan
bank‐bank
dan
pusat
perdagangan.(RUTRK pemerintah Surakarta 1993‐2013 ) b. Jumlah kendaran bermotor di Surakarta Jumlah kendaraan bermotor yang semakin banyak mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan suku cadang dan perlengkapannya. Dikota Surakarta saja jumlah peningkatan kendaraan selalu meningkat terus dari tahun ke tahun.Sebuah data yang di lansir harian “Solo Raya, Rabu 6 Januari 2010” mengulas tentang jumlah kendaraan di kota Surakarta dari tahun 2006 sampai 2009 sebagai berikut : Tabel 1.2 Data kendaraan di Surakarta dari tahun 2006 ‐ 2009
Tahun
Jumlah Kendaraan
2006 213.247 Unit
2007 220.541 Unit 2008 240.041 Unit Sumber : Solo Raya , 6 Januari 2010
2009
258.613 Unit
Disamping itu
pula terdapat usaha
peningkatan tingkat pelayanan dalam penjualan kendaraan bermotor dengan jaringan purna jual yang semakin baik, termasuk penyediaan suku cadangnya. Bahkan pada saat ini para konsumen tidak cukup puas bila kendaraannya tampak biasa saja ( sesuai penampilan standar produsen) mereka menginginkan keadaaan yang lebih baik dan berbeda dengan milik orang lain. Para penggemar modifikasi kendaraan sangat memperhatikan penampilan kendaraannya. Mereka akan lebih puas jika kebutuhan akan kelengkapan tambahan di dapat dengan mudah dan di dapatkan dengan tujuan mingkatkan peforma kendaraannya. Dimana mereka dapat memenuhi hobi dengan mudah, perasaan yang puas serta kenyamanan yang baik pada sebuah wadah tersendiri. c. Antusiasme Masyarakat Surakarta dengan Otomotif Tingginya minat masyarakat Solo terhadap produk otomotif, membuat
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penegmbangan otomotif lebih cepat dan mudah. Bahkan calon pembelipun rela inden hingga empat bulan untuk mendapatkan salah satu suku cadang kendaraan bermotor. Sehingga untuk meminimalisir “ inden “ maka harus ada yang membeck up untuk suatu varian merek onderdil tertentu. d. Pasar suku cadang di Surakarta Pasar suku cadang di Surakarta kurang dapat memenuhi kebutuhan suku cadang di Surakarta,yang berupa pasar hanya setara dengan pasar klitikan selain itu bengkel bengkel yang menjual suku cadang kendaraan bermotor menyebar pada titik tertentu .Sehingga perlu adanya pasar yang benar ‐ benar pasar sebagai wadah penjualan suku cadang yang mampu menyediakan suku cadang serta penyediaan jasa baik pemasangan dan servis di pasar itu, sehingga di Surakarta segala sesuatu yang berkaitan dengan suku cadang di dapat dengan mudah. C. Permasalahan 1. Permasalahan umum Bagaimana rumusan konsep suatu Pusat Suku Cadang kendaraan bermotor di Surakarta sebagai wadah perdagangan dan sebagai wadah informasi serta fasilitas pelayanan otomotif dengan menggunakan konsep hi tech 2. Permasalahan Khusus 1.
Bagaimana rumusan konsep tata ruang sesuai dengan kebutuhan ruang yang di butuhkan pada Pusat suku cadang kendaraan bermotor yang mampu mewadahi perdagangan suku cadang dan sebagai wadah informasi serta fasilitas pelayanan otomotif di Surakarta yang berkonsepkan hi tech.
2.
Bagaimana rumusan konsep site yang strategis dan tidak menyalahi RUTRK yang telah di buat pemerintah daerah.
3.
Bagaimana rumusan kosep aplikasi hi tech pada tampak dan tata masa bangunan Pusat Suku cadang kendaraan bermotor, sehingga dapat sinergis dengan kebutuhan.
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
4.
digilib.uns.ac.id
Bagaimana rumusan konsep struktur dan utilitas bangunan yang berkorelasi penekanan hi tech.
1.
Batasan pembahasan Batasan pembahasan yang digunakan adalah : 1. Pembatasan faktor nilai ekonomi tidak di permasalahkan dan dianggap sudah tersedia. 2. Pembatasan masalah lebih menekankan pada disiplin ilmu arsitektur dan disiplin ilmu lain yang di anggap relefan atau saling terkait. 3.
Pembahasan dilakukan dengan teori yang digunakan terhadap aplikasinya pada bangunan .
4.
Pembahasan akan dititikberatkan pada pusat suku cadang ,konsep hi tech dan kondisi Kota Solo. Sedangkan kondisi perkotaan dan lingkungan secara global dan permasalahan lain yang mendukung hal tersebut akan dibahas secara garis besar.
1.
Tujuan dan Sasaran Pembahasan 1. Tujuan Menyusun konsep desain bangunan Pusat Suku Cadang kendaraan bermotor di Surakarta yang tidak hanya menampilkan benda ‐ benda atau barang dagangan berupa suku cadang kendaraan bermotor tapi juga mempresentasikan kemajuan tekhnologi di bidang otomotif saat ini. 2. Sasaran Pembahasan Sasaran yang hendak dicapai adalah menjawab permasalahan yang dirumuskan dengan membuat konsep desain pusat suku cadang kendaraan bermotor dengan penekanaan hi tech , yang meliputi : 1.
Konsep tata ruang
2.
Konsep site
3.
Konsep tampak dan tata masa
4.
Konsep struktur dan utilitas bangunan
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Metode Pengumpulan Data dan Pembahasan 1. Metoda pengumpulan data Didalam pengumpulan data, diperoleh dengan menggunakan berbagai macam metode, antara lain : 1.
Observasi Melakukan pengamatan untuk mendapatkan data primer mengenai kondisi dan permasalahan kota Surakarta yang berhubungan dengan suku cadang kendaraan bermotor. 2. Interview Melakukan wawancara kepada narasumber yang terkait, untuk mendapatkan data data yang di perlukan.
3.
Studi Literatur Studi literatur adalah dengan mempelajari dan mengkaji literatur sebagai pedoman. Dalam hal ini buku‐buku yang berhubungan dengan pembahasan, artikel ‐ artikel di internet, dan teori arsitektural. 2. Metoda Pembahasan Secara umum metode yang digunakan pada pembahasan adalah metoda analisa dan sintesa, menganalisa permasalahan yang ada kemudian disimpulkan dan mensitesiskan kesimpulan tersebut sebagai titik tolak penyusunan konsep perencanaan dan perancangan pusat suku cadang kendaraan bermotor dengan penekanan konsep hi tech. G. Sistematika Pembahasan 1.
Mengemukakan pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metoda penulisan serta sistematika pembahasan
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.
Mengemukakan tinjuan teori mengenai pusat suku cadang
3.
Mengemukakan teori mengenai hitech yang meliputi interior, ekterior dan teknologi teknologi yang mendukung konsep tersebut.
4.
Mengemukakan tinjauan kota Surakarta yang akan menjadi tempat didirikannya bangunan yang akan dirancang.
5.
Mengemukakan ide‐ide dasar dalam perencanaan dan perancangan pusat suku cadang dengan konsep hi tech
6.
Mengemukakan analisa dan pendekatan hi tech pada perencanaan pusat sukucadang di Surakarta
7.
Menganalisa pendekatan disimpulkan ke dalam konsep perencanaan dan perancangan menuju proses desain.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI KASUS 1.
Klasifikasi Automotiv
Macam kendaraan dibedakan menjadi 3 , yaitu : 1. 2.
Sepeda motor Kendaraan beroda tiga
3.
Mobil Sedangkan dalam buku “ Automobile Fundamentals” , Karya Fraezee Bedell macam mobil adalah sebagai berikut : a. Automobile :
1. 2. 3. 4.
Sedan Hard top Station Wargon Sport Car b. Comersial Car usually has regular passenger car syandart chassis and small, light weight truck body Used as light ,rapid , delivery or pick up vehicle
1.
Pick up
: bok terbuka dan lebih rendah
2.
Expres
: Lebih besar dari pick up dan body diatas sub frame
3.
Sedan delivery : Tertutup
4.
Ambulance
5.
Panel Dilevery : Sedan deliveri untuk angkutan
: sedan delivery dengan interior khusus
c. Truck A vehicle design for hauling freight or quantities of other cargo the highways 1.
Pick up : Lebih berat dan lebih kasar konstruksinya daripada pick up komersial
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Stake : Mempunyai suatu platform rata dengan pagar di sekitarnya
3.
Platfrom : plat form yang rigid, sederhana dan kuat untuk barang barang berat.
4.
Van
: Tertutup untuk barang yang terlindunggi
5.
Tank : Mempunyai tanki di atas cassis, untuk mengangkut barang cair
6.
Dump : Mempunyai bok besar, Terbuka, pintu besar di belakang dan biasa dimiringkan, biasa untuk alat pembuang. d. Busses Used for public transportation and are used by semi public organitation, such as school. Binis estabilisment ,resort, golf, courses, etc
1.
Intercity busses
2.
City and Sub Urban Busses
3.
Sepesial busses Dari pembagian di atas, maka dapat lebih di sederhanakan lagi menjadi berikut :
1.
Mobil pribadi
2.
Mobil general purpouse/ serbaguna / jeep
3.
Mobil umum/ komersial
Sedangkan berdasar dimensinya dalam buku Neufert ( Data Arsitek ) adalah sebagai berikut : 1.
Sedan Total Panjang : 4750 ‐ 6240 mm Total lebar : 1500 – 1613 mm Total tinggi : 1400 – 1626 mm
2.
Truck Casis panjang Total Panjang : 11530 mm Total lebar : 2460 mm
commit to user
Casis pendek 4690 mm 1695 mm 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Total tinggi Berat total
: 2805 mm : 8265 kg
1990 mm 3785 kg
Total Panjang Total lebar Total tinggi Berat total
: 3940 mm : 1540 mm : 1830 mm : 8855 Kg
2990 mm 1295 mm 1585 mm 510 Kg
Total Panjang : 11980 mm Total lebar : 2490 mm Total tinggi : 3000 mm Berat total : 11395 Kg 5. Mini bus Total Panjang : 4310 mm Total lebar : 1690 mm Total tinggi : 1905 mm : 1345 Kg Berat total B. Klasifikasi Suku cadang Kendaraan Bermotor
6120 mm 1980 mm 2415 mm 6530 Kg
2990 mm 1295 mm 1585 mm 595Kg
3.
4.
Pick up
Bus
Perkembangan kendaraan bermotor tidak lepas dari kebutuhan manusia dalam berhubungan satu dengan yang lain. Dimulai dari keinginan manusia untuk berhubungan satu dengan yang lain dan bertemu atau berinterakasi satu dengan yang lain dari satu tempat ke tempat yang lain dengan cepat. Sehingga akhirnya memanfaatkan potensi alam yang ada. Mereka menggunakan hewan sebagai alat transpotasi, seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangannya tekhnologi maka terciptalah alat transpotasi. Berbagai macam alat transpotasi seperti motor, mobil ,pesawat terbang kapal laut hingga pesawat ulang alingpun dapat di ciptakan manusia. Selain hal itu karena pola fikir manusia yang terus berkembang dan tak pernah punah, begitu juga alat transpotasi yang semakin lama semakin berkembang dan semakin canggih. Untuk saat ini alat transpotasi yang lazim di gunakan di Indonesia menurut penggunaan dan berat kotor kendaraan terbagi atas : Tabel 2.1 Daftar tabel jenis transpotasi yang lazim di gunakan di Indonesia Jenis Penggunaan Angkutan Jenis
GVW (Ton) Barang
I. Sedan
Orang
Umum
‐
Sedan
commit to user
Model
Pribadi
10
perpustakaan.uns.ac.id
II. Kendaraan
digilib.uns.ac.id
Bermotor Niaga a. Kategori I
x
x
x
x
< 5
Truk Kecil dan Pickup Minibus dan Truk
b. Kategori II
x
x
x
‐
5 ‐‐ 10
Ringan
c. Kategori III
‐
x
x
‐
10 ‐‐ 24
Truk Sedang
d. Kategori IV
x
x
‐
x
‐
Jeep
e. Kategori V
x
‐
x
‐
> 24
Truk Raksasa
Keterangan : untuk berat kotor katagori IV (GVM) tidak di tentukan
Kendraan bermotor dari masa ke masa senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan fikiran manusia dan perkembangan tekhnologi yang sangat pesat. Bila dulu kendaraan bermotor menggunakan komponen yang sederhana maka seiring perkembangan tekhnologi, komponen atau suku cadang kendaraan bermotor juga berkembang. Secara garis besar komponen kendaraan bermotor terbagi menjadi 3 bagian yaitu : mesin, cashis dan perlengkapan tambahan, dimana satu sama lain saling mnunjang. Bila salah satu bagian tidak beres atau rusak maka akan menimbulkan gangguan pada kendaraan tersebut. Untuk itu diperlukan adanya perawatan terhadap sebuah kendaraan bahkan satu waktu harus mengalami penggatian komponen atau suku cadang bilamana sudah tidak dapat di pakai. Adapun mengenai suku cadang sendiri di bedakan menjadi 3 bagian sebagai berikut :1
1 Nizam Zuhri Khalid, Penataan Pasar Suku Cadang san Peralatan Kendaraan Bermotor di Bantang Surabaya, UNS, 1987, Hal 10 Serta di sempurnakan dari sumber Drs. Daryanto, Tekhik Servis Mobil, Rineka Cipta,Jakarta, 2005,
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
1.
digilib.uns.ac.id
Suku cadang primer adalah komponen utama yang benar ‐ benar harus ada dalam sebuah kendaraan bermotor, yang dalam dunia perdaganagan di sebut “onderdil“, dapat di bedakan menjadi 5 kelompok, yaitu :
1.
Bagian mesin
2.
Bagian Pemindah daya
3.
Bagian sasis atau rangaka
4.
Bagian kelistrikan,
5.
Bagian kabin atau interior
6.
Suku cadang sekunder adalah komponen kendaran yang merupakan bagian untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan penumpang, sering juga dibuat assesoris dan di kelompokkan sebagai berikut :
1.
Panel panel penunjuk
2.
Lampu penerangan
3.
Telekomonikasi dan system radio
4.
Penghawaan buatan
5.
Suku cadang tersier dapat pula disebut sebagai variasi kendaraan bermotor, yang fungsinya tidak mutlak di gunakan dalam suatu kendaraan bermotor, lebih digunakan untuk meningkatkan penampilan kendaran. Sesuai dengan fungsinya ,komponen ini menyangkut perlengkapan di luar kendaraan misalnya :
1.
Warna kendaraan
2.
Bentuk dan ukuran ban serta veleg
3.
Lampu lampu tambahan
4.
Sistem audio
5.
Stiker , antenna, berbagai macam kaca spion dan alat tambahan lainnya
C. Organisasi Otomotif
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam suatu perdagangan suku cadang kendaraan bermotor tentunya melibatkan bebrbagai pihak yang terkait. Untuk dapat menjalankan suatu pusat suku cadang sebagai suatu usaha perdagangan tidak lepas dari campur tangan pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Perdagangan dan Perindustrian. Di samping itu terdapat berbagai organisai yang berparan dalam perdagan suku cadang kendaraan bermotor di Indonesia anatara lain : 1.
GAKINNDO ( Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ) yang mewadahi kegiatan di berbagai kegiatan dengan industri kendaraan bermotor yang berada di Indonesia.
2.
GIAMM ( Gabuangan Industri Alat ‐ alat Mobil dan Motor ) sebagai wadah tunggal para pelaku industri suku cadang di Indonesia yang mana mereka berusaha memenuhi kebutuhan suku cadang secara nasional.
3.
Asosiasi atau koperasi pedagang suku cadang sebagai organisasi yang mewadahi para pedagang suku cadang kendaran bermotor disesuaikan dengan keberadaan tempat berusaha, dan bergerak untuk kepentingan para anggota.
D. PREE CAST DAN PRE STRESS 1.
PRE CAST
Pre cast adalah suatu metode percetakan beton secara mekanisasi dalampabrik atau workshop dengan memberi waktu pengerasan dan mendapatkan kekuatan sebelum dipasang. 1. Perkembangansistem pre cast di Indonesia Indonesia telah mengenal system pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom dan plat lantai sejak tahun 1970an. Sistem pracetak semakin berkembang dengan ditandai munculnya berbagai inovasi seperti Sistem Column Slab (1996), Sistem L‐ Shape Wall (1996), Sistem All Load Bearing Wall (1997), Sistem Beam
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Column Slab (1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan siste4m T‐Cap (2000). 2. Keuntungan dan kekurangan Pre cast KEUNTUNGAN Pengendalian mutu teknis dapat dicapai, karena proses produksi dikerjakan di pabrik dan dilakukan pengujian laboratorium Waktu pelaksanaan lebih singkat
KENDALA Membutuhkan investasi awal yang besar dan teknologi maju
Dibutuhkan kemahiran dan ketelitian
Dapat mengurangi biaya pembangunan
Diperlukan peralatan produksi ( transportasi dan ereksi )
Tidak terpengaruh cuaca
Bangunan dalam skala besar
3. Macam konstruksi Pre cast 1.
Pembuatan didalam sebuah pabrik, dimana komponen‐komponen mudah untuk dibuat dan nyaman untuk pengangkutan.
2.
Pembuatan pada site dengan menggunakan alat‐alat6 mekanik
3.
Rangkaian dari komponen dirakit ke dalam komponen‐komponen yang lebih luas
4.
PRE STRESS Berdasarkan ACI , definisi dari prestress concrete adalah beton yang mengalami
tegangan internal dengan besar dan disribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal . Beton pratekan adalah beton yang diberi gaya tekan sebelum dibebani beban kerja . Pada elemen ‐ elemen beton bertulang, sistem pratekan biasanya dilakukan dengan menarik tulangannya .
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Beton bertulang mengkombinasikan beton dan tulangan baja dengan cara menyatukan danmembiarkan keduanya bekerja bersama ± sama sesuai dengan keinginannya , sedangkanbeton pratekan mengkombinasikan beton berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengancara ³ aktif ³ . Hal ini dicapai dengan cara menarik baja tersebut dan menahannya ke beton ,jadi membuat beton dalam keadaan tertekan . Kombinasi aktif ini menghasilkan perilakuyang lebih baik dari kedua bahan tersebut . Jadi beton pratekan merupakan kombinasi yangideal dari dua buah bahan modern yang berkekuatan tinggi . E. Tinjauan Studi Banding Perkembangan pasar suku cadang di Indonesia terutama di kota kota besar sangat berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan jumlah kendaran bermotor sebagai contoh pasar‐pasar suku cadang terbesar di Indonesia antara lain, Antara lain: 1.
Pusat Onderdi Atrum, Pasar Senen Tabel 2.2 Data pusat onderdil Atrium Pasar Senen
Lokasi
Jl. Senen Raya No. 135, Senen Jakarta Pusat
Jumlah Massa Bangunan
1 masa
Jumlah Lantai
5 lantai
Jumlah kios
Khusus untuk kios suku cadangnya terdapat 300 kios
Luasan Kios
Di sesuakan dengan pesanan
Jam Buka
09.00‐21.00
Jumlah Pengunjung Rata‐Rata
± 750 orang per hari
Jumlah Karyawan
± 2‐3 orang per kios
Fungsi Bangunan
Pasar suku cadang kendaraan bermotor, mall, tempat rekreasi, restaurant, dll
Fasilitas
WarRestauran , mushola dan toilet
Jenis Kegiatan
Penjualan suku cadang kendaraan bermotor, penjualan berbagai macam
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kebutuhan sehari hari. dll Karakter Eksterior
Bangunan ini merupakan bangunan yang modern, hampir seluruh bangunan ini diselimuti oleh kaca
Nuansa Interior
Interiornya seperti mall pada umumnya, bersih dan mengutamakan kenyamannan pengunjung.
Gb 2.1 Atrium , Pa
2.
(Sumber : www.situsotomotif.com/.../sent
Pasar Suku Cadang ITC Fatmawati Tabel 2.3 Data pasar suku cadang ITC fatmawati
Lokasi
Jl. RE fatmawati 154 Jakarta Selatan
Jumlah Massa Bangunan
1 masa
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jumlah Lantai
3 Lantai Lantai 1 di gunakan untuk kios dan bengkel Lantai 2 di gunakan sebagai kios onderdil dan kantor pengelola Lantai 3 sebagai tempat parkir dan bengkel
Jumlah kios
44 kios
Luasan Kios
2,5 X 2,5 m2
Jam Buka
10.00‐17.00
Jumlah Pengunjung Rata‐Rata
± 350 orang per hari
Jumlah Karyawan
8 orang staf ± 2‐3 orang per kios
Fungsi Bangunan
Pasar suku cadang kendaraan bermotor
Fasilitas
Caffetaria pada lantai 2
Jenis Kegiatan
Penjualan suku cadang dan perbaikan kendaraan bermotor
Karakter Eksterior
Bangunan ini menonjolkan unsur kedaerahan yang kuat, beratap limasan dengan menggunakan bahan genting dan material kaca di sepanjang sisi
Nuansa Interior
Interior bangunan berkesan terbuka karena bangunan ini terdiri dari beberapa masa bangunan
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb 2.2 PASAR SUKU CADANG ITC FATMAWATI
(Sumber : www.situsotomotif.com/.../sentra‐aksesoris‐mobilaksesoris‐mobil )
3.
Pasar Suku Cadang Notoharjo Tabel 2.4 Data pasar suku cadang Notoharjo
Lokasi
Semanggi Surakarta
Jumlah Massa Bangunan
18 masa
Jumlah Lantai
2 lantai dan 1 lantai Lantai 1 di gunakan untuk kios dan bengkel Lantai 2 di gunakan sebagai kios dan kantor pengelola
Jumlah kios
350 kios
Luasan Kios
2 X 2 m2
Jam Buka
08.00‐17.00
Jumlah Pengunjung Rata‐Rata
± 500 orang per hari
Jumlah Karyawan
10 orang staf ± 2‐3 orang per kios
Fungsi Bangunan
Pasar suku cadang kendaraan bermotor, pasar barang barang bekas,alat musik dan pasar klitikan
commit to user
18
NOTOHARJO
badi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fasilitas
Warung makan, mushola dan toilet
Jenis Kegiatan
Penjualan suku cadang dan perbaikan kendaraan bermotor
Karakter Eksterior
Bangunan ini menonjolkan unsur kedaerahan dengan mengunakan atap limasan dan menonjolkan unsure kedaerahan namun pada atap menggunakan material asbes.
Nuansa Interior
Interior seperti seperti took pada kebanyakan, menggunakan roling door serta menggunakan warna cat yang seragam, yatu warna coklat muda
F. Hasil Studi Banding Pusat suku cadang 1.
Ada beberapa bangunan yang tidak sesuai dengan fungsi utama bangunan sebagai pasar suku cadang kendaraan bermotor. Contoh pada bangunan suku
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
cadang Cipete yang juga sebagai pasar pemenuhan kebutuhan pokok dan pasar suku cadang Pondok Cabe yang digunakan sebagai fitnes center. 2.
Sudah adanya tempat (workshop) tersendiri yang digukan sebagai perbaikan atau pemasangan suku cadang sehingga tidak menimbulakan crosing antara konsumen yang ingin memperbaiki dengan konsumen yang hanya membeli suku cadang. Hal seperti ini dapat terlihat pada bangunan Fatmawati terutama pada lantai 3 dan pada samping bangunan, meskipun pada depan kios kios lantai 1 masih digunakan sebagai tempat perbaikan.
3.
Kurangnya penyediaan tempat parkir pada bngunan suku cadang, misalnya pada bangunan suku cadang Cipete yang menggunakan bahu jalan sebagai tempat parkir karena banyaknya pengunjung yang datang pada hari libur.
4.
Pada bangunan Pasar Cipete dan Fatmawati sudah terdapat restoran dan caffetaria yang dapat berfungsi sebagai ruang tunggu pada saat konsumen memperbaiki mobil.
G. Arsitektur Hi tech 1. Sejarah High‐tech merupakan suatu aliran dalam arsitektur yang terpengaruh oleh kemajuan teknologi industri. Pertama dimulai pada tahun 1970, High Tech sering digunakan sebagai bentuk perlawanan oleh para arsitek yang mengaggap bahwa mode/trend/fashionable sebagai suatu teknologi alternatif. Para arsitek menganggap bahwa High Tech sebenarnya adalah penggunaan teknologi yang tepat pada bangunan. High Tech Architecture merupakan sebuah langgam yang terinspirasi dari perkembangan industri dengan tipologi bangunan menyerupai bangunan industri. High Tech dalam arsitektur berbeda artinya dengan High Tech dalam industri. Dalam bidang industri, High tech berarti elektronik computer, chip, robot, sedangkan di dalam arsitektur High Tech merupakan sebuah bagian dari bentuk gaya bangunan. Dalam pengertian sederhana, High tech berarti penggunaan material pada bangunan seperti metal, kaca ,bahan fabrikasi (industrial product) dan tetap fleksibel dalam penggunaanya (Colin davies, High Tech Architecture, 1988) Pada abad ke‐20 ini teknologi semakin maju dan Arsitektur high tech telah menjadi salah satu trend/style dari bangunan. Bangunan‐bangunan high‐tech banyak terdapat di beberapa negara maju yang sebagian cukup
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terkenal dan mengharumkan nama sang arsitek perancangnya. Sebut saja Richard Rogers,Norman Foster, Michael Hopkins, Jean Nouvell, Nicholas Grimshaw dan arsitek lainnya yang merancang bangunan‐bangunan High‐tech. Richard Rogers salah satunya arsitek beraliran High‐Tech yang paling terkenal karena karya karyanya sangat mengesankan dan berhasil memukau dunia. Lloyd Building merupakan karyanya yang paling spektakuler dan dinobatkan sebagai bangunan modern High‐Tech yang paling ideal.
2. Ciri khas Hi Tech Architecture Charless Jenks dalam bukunya Architecture Today menyatakan bahwa ada 6 kriteria bangunan High‐Tech yang bisa dikatakan ideal, yaitu: 1.
Inside‐out , dimana area servis dan struktur bangunan terekspos pada eksterior yang juga diimanfaatkan sebagai ornamen atau sclupture.
2.
Terdapat simbolisasi High‐Tech seperti member sclupture yang bercirikan High‐Tech tetapi tetap ditekankan pada segi logisnya
3.
Menggunakan material kaca sehingga dapat memaksimalkan daylight dan dapat mengekspos interior bangunan
4.
Menggunakan warna‐warna cerah atau warna‐wana monokrom
5.
Menggunakan stuktur baja atau kabel baja pada struktur utama atau pada atap.
6.
Memasukan satu hal yang inovatif pada konsep perancangan dan dapat berfungsi pada bangunan 4. Studi kasus Hi tech Bangunan pompidou center di arsiteki oleh Richard Rogers dan arsitek Renzo Piano. Pompidou Center adalah sebuah bangunan urban center yang berlanggam arsitektur Hi‐Tech, yang fungsinya sangat kompleks diantaranya sebagai musium seni modern, pameran/galery, dan fasilitas pendukung lainnya seperti pusat audio‐ visual, perpustakaan umum, music and acoustic research,
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
toko buku, teater, perkantoran, penerbitan buku dan majalah kebudayaan, restoran, dll.
Gb 2 .4 P ompidou Center
Arsitektur baja dan kaca,dengan pipa beraneka warnanya kontras dengan lingkungan Kota Paris yang penuh dengan nilai‐nilai sejarah, menjadi daya tarik utama kunjungan turis pada Negara tersebut. 1. Bentuk dan Ruang Pembagian ruang pada pompidou center sama halnya dengan berbagai bangunan lain yang menggunakan konsep modern, yaitu didasarkan atas beberapa zona peruangan. Zona‐zona tersebut adalah : 1. The Ground Level Zona ini digunakan sebagai ruang multifungsi dikelilingi oleh commercial activities gedung‐gedung sekelilingnya 2. The Substructure Zona ini terletak pada jalan bagian depan bangunan yang merupakan Piazza yang sangat luas terbagi menjadi dua piazza kecil berada di depan bagian gedung yang utama (barat), berada di atas basemen. Di bawah ground level
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terdapat technical and storage area. Sedangkan di bawah piazza adalah ruang 2
luas berukuran 160 x 100 m yang berisi cinema, parkir bus, trucks dan penurunan barang untuk 700 mobil. 3. The RCAM Dalam zona ini terdapat Boulez Acoustic Research Centre. Diletakan di dalam level bawah dengan tujuan untuk menghindari gangguan noise dan th
pemandangan ke arah 16 Century Building di selatan Pompidou Center. 4. The Superstructure Zona pada superstructur dibagi dalam beberapa zona yang lebih kecil, yaitu: ‐
Lima lantai dengan bentangan lebar yang berisi aktivitas utama gedung
‐
Zona struktur selebar 7 m tiap unitnya pada bagian barat menghadap ke arah piazza dan 7 m lagi pada bagian timur menghadap ke Rue de Renard. Kedua zona struktur ini mengakomodasi pergerakan vertikal dan horizontal dari sirkulasi pada bangunan, selain tentunya juga sebagai penyangga beban pada bangunan. (struktur akan dibahas pada bagian lain dari paper ini)
‐
Zona yang terdapat pada bagian timur bangunan yang berisi mechanical services, lift barang dan eskalator bagian barat.
5. Struktur dan Kontruksi Ruang bagian tengah dari Pompiodou Center adalah bebas kolom karena semua struktur vertikal dan utilitas termasuk escalator dan lif diletakan di sisi luar bangunan (inside out). Kerangka struktur raksasa secara dominan memenjarakan bangunan tersebut di dalamnya, namun dengan ini menjadikan Pompidou Center memiliki bentang yang sangat lebar sehingga fleksibilitas penataan ruang di dalmnya benar‐benar terakomodasi. Struktur bagian atas memiliki 14 rangka planar, 6 lantai tipikal dengan tinggi masing‐masing 7 m. rangka tersebut dihubungkan satu dengan lainnya
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan plat lantai (ditahan oleh rangka planar) dan struktur bracing pada sisi timur dan barat bangunan. Setiap rangka terdiri dari 2 buah kolom diameter 850 mm yang masing‐masing menahan 6 dudukan baja tuang. Tiap‐tiap dudukan yang bersendi jepit dengan kolom, menyalurkan beban ke bawah yang merupakan gaya tekan dari lantai. Gaya tekan ini diseimbangkan dengan kabel tarik yang dipasang pada sisi luarnya. Gb 2.5 Konstruksi Pompedou Center
Sumber :www. Greatbuildings. com
6. Elemen Bangunan
1. Pipa Servis Bangunan Pompidou Center mempunyai elemen spesifik yang diekspose, yaitu pipa servis yang dibalut dengan warna‐warni. Setiap warna pada pipa menunjukkan fungsi dari pipa tersebut, diantaranya : hijau untuk suplai air, biru untuk AC, kuning untuk jaringan listrik, merah untuk kabel elevator, kelabu untuk tangga dan putih untuk struktur dari bangunan itu sendiri. Gb 2.6 Pipa ac (biru).
mber :www. Greatbuildings. com
2. Eskalator
Eskalator pada bagian barat bangunan berbentuk seperti terowongan
kaca, ditampilkan sebagai
point of interest dari bangunan ini, bukan
merupakan ornamentasi. karena keberadaannya
bukan hanya sekedar pemanis fasad bangunan tetapi juga berfungsi
sebagai penghubung antar tingkatan lantai pada bangunan. Sedangkan pada bagian timur bangunan, eskalator digunakan sebagai sirkulasi vertikal. Penggunaan eskalator ini juga menimbulkan kesan
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
futuristik pada bangunan secara keseluruhan. Gb 2.7 Bagian dalam escalator
Sumber :www. Greatbuildings. com
Elemen bangunan yang satu ini pada Pompidou Center berbentuk
seperti ular pada sisi bangunan bagian barat, menyajikan pemandangan ke arah pusat Kota Paris, walaupun untuk dapat mengaksesnya,
pengunjung
harus membayar fee. Hal itu sebanding
dengan
pemandangan yang disajikan yaitu ke arah Arc de Triomphe, sebuah monumen yang membelah 12 jalur jalan dimana salah satunya adalah jalan Champ Elysees yang merupakan jalan raya paling prestise di Kota Paris. Gb 2.8 Elemen Bangunan Pompidu center
Sumber :www. Greatbuildings. com
3. Kaca Hampir seluruh fungsi dinding massive pada bangunan ini fungsinya digantikan oleh kaca. Disamping untuk pembatas
commit to user Gb 2.9 Dinding massif yang terletakdibelakang struktur
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ruangan, penggunaan kaca juga dapat memberikan view yang baik dari dalam ke luar gedung. 4. Plaza
Gb 2.10 Area plaza di sekitar Pompidou center sebagai area rekreasi public
Sumber :www. Greatbuildings. com
Bagian plaza sekarang menjadi sebuah ruang publik yang dapat diakses oleh siapapun, tidak harus turis yang akan mengunjungi bangunan tersebut. Vegetasi yang tumbuh subur , taman Kolam pada salah satu bagian piazza dengan sentuhan seni modern di dalamnya membuat Pompidou Center menjadi tempat bersosialisasi dan berinteraksi antar masyarakat. 5. Detail Detail pada pompidou center adalah pada keberadaan konstruksi dan elemen bangunan tersebut. 1.
Struktur bangunan dari luar mendominasi tampilan bangunan yang juga menjadi ragam hias sebagai simbol dari kejujuran konstruksi. Struktur dalam sebuah bangunan memiliki kontribusi lebih dari 50 % dari biaya bangunan,
commit to user
26 Gb 2.11 Ekspose struktur Sumber :www. Greatbuildings. com
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga adalah hal yang sangat wajar apabila the expensive element tersebut diekspose memberikan tampilan bangunan yang unik nan spesifik. 2.
Keberadaan eskalator pada Pompidou Center adalah suatu fenomena baru pada saat itu, kontradiktif dengan eskalator yang selalu identik dengan sirkulasi vertikal, eskalator dirancang horizontal untuk menyajikan view Kota Paris. Sirkulasi vertikal eskalator juga dirancang mendatar berada pada ruang kolom Gb 2.12 Escalator membelah fasade barat sebagai ragam hias
berlainan. 3.
Sumber :www. Greatbuildings. com
Pipa‐pipa utilitas diekspos untuk memberikan aksen pada
bangunan.Masyarakat
paris
kebanyakan
menamakan bangunan tersebut sebagai la Raffinerie (the Refinery), karena bangunan tersebut dari luar mirip dengan tempat penyulingan minyak karena pipa‐pipa utiilitas tersebut
Gb 2.13 Pipa utilitas sebagai Sumber :www. Greatbuildings. com
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III TINJAUAN SURAKARTA a. TINJAUAN KOTA SURAKARTA
PETA WILAYAH KOTA SURAKARTA
Gambar 3.1. Peta Wilayah Surakarta Sumber: Pemkot Surakarta
1. Kondisi Fisik Kota 1) Geomorfologis dan Klimatologis Geografi Secara geografis Kota Surakarta terletak antara 110º – 111º BT dan 7,6º ‐ 8º LS. Topografi Kota Surakarta merupakan daerah rendah dengan ketinggian rata‐ rata 92 m di atas laut. Kondisi topografinya relatif datar dengan kemiringan rata‐rata 0 – 3 %. Di bagian Utara agak bergelombang dengan kemiringan lebih kurang 5%. Geologi Kota Surakarta sebagian besar tanahnya berupa tanah liat dengan pasir. Di bagian utara pada beberapa tempat berupa tanah padas dan agak berbatu.
commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Klimatologi Kota Surakarta memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan musim hujan. Kelembaban udara kota sebesar 73%. Curah hujan rata‐rata 2.200 mm/tahun. Suhu rata‐rata udara 260 C, suhu udara maksimum 32,30 C dan suhu udara minimum 21,70. 2) Sarana dan Prasarana. Pengembangan sarana dan prasarana khususnya yang bekaitan dengan perindustrian dan perdagangan dapat dikatakan maju pesat. Sarana dan prasarana yang cukup penting meliputi jalan, angkutan darat dan udara, lembaga perbankan, telekomunikasi, pasar, maupun pusat perbelanjaan, serta sarana hiburan dan olah raga. Secara terperinci potensi di bidang sarana dan prasarana dapat diurai sebagai berikut: 1) Sarana dan prasarana utama Sarana angkutan darat kewilayahan Kota Surakarta dapat dikatakan melalui jalan sepanjang 593 km, banyaknya armada angkutan barang maupun jalan penumpang cukup banyak. Sedangkan sarana angkutan udara adalah Bandara Adi Sumarmo dengan standar internasional. 2) Sarana dan prasarana penunjang Sarana lain yang mendukung aktivitas perekonomian Kota Surakarta adalah Lembaga Perbankan, Jasa Telekomunikasi dan pasar. 2. Kondisi non fisik Surakarta 1. Kondisi perekonomian kota Surakarta Pertumbuhan penduduk Kota Surakarta rata rata berkisar 0,17 % ‐1,19% per tahun. Dengan demikian di perkirakan jumlah penduduk yang melakukan kegiatan sehari hari sekitar 1, 4 – 1,6 jiwa per jiwa pada 10 tahun mendatang. Sejalan dengan hal tersebut, perekonomian Surakarta berkembang pesat , yang ditandai dengan semakin meningkatnya nilai perdagangan dan juga di dukung dengan adanya pertumbuhan bank ‐ bank dan pusat perdagangan. Denagan meningkatnya perdagangan, maka pertunmbuhan ekonomi kota Surakarta ikut meningkat.
commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Sosio kependudukan Perkembangan penduduk kota surakarta sekitar 0,77% per tahun. Di daerah pinggiran luar wilayah administrasi kota seperti Kecamatan Kartasura,
Mojolaban,
Colomadu
dan
Jaten
perkembangan
penduduknya cukup tinggi antara 2% sampai 4% per tahun. Sedangkan proyeksi penduduk kotamadya selama 10 tahun mendatang (1990‐2013): Tabel 3.1 Pertumbuhan penduduk Surakarta dari Th 1995 ‐ 2008
Tahun
Jumlah penduduk
1995 2000 2003 2004 2006 2007 2008
516.594 490.216 497.234 510.711 534.540 515.372 522.935 Sumber : BPS Surakarta
3. Peranan kota surakarta ¾ Pusat seni kebudayaan jawa tengah 1. Pusat pendidikan dan pembinaan cabang ‐ cabang seni budaya yang ada di Jawa Tengah 2. Pusat pagelaran dari cabang cabang seni buda tersebut ¾ Pusat daerah Wisata Jawa Tengah , yaitu sebagai : 1.
Pusat kegiatan dan pelayanan daerah Jawa Tengah
2.
Pusat kordinasi pengelola kepariwisataan Jawa Tengah ¾ Pusat kegiatan se‐ ek karisidenan Surakarta , yaitu sebagai : a. Pusat
perekonomian
(perdagangan,
kesehatan,
rekreasi
dan
perindustrian ) b. Pusat kegiatan seni budaya ( pendidikan, kesehatan, kesenian dan rekreasi ) 4. Pemanfaatan ruang kota Surakarta Pemanfatan ruang kota sebagai area pengembangan fungsi kota dala RUTRK kodya Surakarta untuk kegiatan‐kegiatan yang disediakan ruangnya di dalam
commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
wilayah kodya Dati II Surakarta mengacu kepada pengambangan fungsi‐fungsi kota surakarta mendatang ( tahun 2013 ) yakni sebagai berikut : a. Kawasan pusat pengembangan wisata b. Kawasan puat pengembangan kebudayaan c. Kawasan pusat pengembangan olahraga d. Kawasan pusat pengambangan relokasi industri e. Kawasan pusat pengembangan pendidikan tinggi f.
Kawasan pusat pengembangan perdagangan, pertokoan dan perbelanjaan
g. Kawasan pusat pengambangan perkantoran/ administrasi Tabel 3.2 Dominasi pemanfatan ruang oleh kegiatan kota
Sumber : RUTRK Surakarta (1993 -2013 ) Keterangan tabel 3.2 : Keterangan pembagian Sub wilayah pembangunan kota Surakarta : •
SWP I : Kecamatan Pucangsawit ( Pucangsawit, Jagalan, Gendekan, Sangrah, Kampung Sewu, dan Semanggi )
•
SWP II : Kecamatan Kampung Baru ( Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan wetan , Purwodiningratan, Gilingan, Ketelan, keprabon, Timuran, Punggawan, dan sudiro prajan
•
SWP III : Kecamtan Gajahan( joyontakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan,
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jayengan, Kemlayan, Pasr Kliwon, Gajhan, Kauman, Baluwarti, Kedung lembu dan joyosuran) •
SWP IV : Kecamatan Sriwedari ( Tipes, Bumi Panularan , Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan dan Mangkubumen)
•
SWP V : Kecamatan Sondakan ( Pajang, Laweyan, dan Sondakan )
•
SWP VI : Kecamatan Jajar (Karang Asem, Jajar, dan Kreten )
•
SWP VII : Kecamatan Sumber ( Sumber dan Banyu anyar )
•
SWP VIII : Kecamatan Jebres ( Jebres dan Tegal harjo )
•
SWP IX : Kecamatan Kadipiro ( Kadipiro dan Nusukan )
•
SWP X : Kecamatan mojosongo ( Mojosongo )
b. TINJAUAN PASAR SUKU CADANG DI SURAKARTA Kota Surakarta merupakan kota yang terus berkembang menjadi sebuah “kota besar”. Hal ini seiring dengan berkembangnya tingkat perekonomian masayarakata yang terus menerus naik. Seiring dengan itu juga, Kota Surakarta berkembang menjadi kota dengan tingkat mobilitas yang cukup tinggi, meningkatnya volume dan kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan bermotor dan meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi hal ini tidak di imbangi dengan penyedian fasilitas yang mampu melayani segala kebutuhan otomotif dalam satu tempat atau bangunan. Fasilitas otomotif yang ada sekarang hanya terbatas pada pemasaran kendaraan bermotor dengan merk ‐ merk tertentu ,suku cadangnya saja, bengkel saja ataupun suku cadangnya saja kedati disediakan masih sangat terbatas. 1. Kegiatan yang ditampung Kegiatan fasilitas pelayanan otomotif yang ada di kota Surakarta dapat dibedakan menjadi : 1. Kegitan fasilitas Dealer Otomotif 2. Kegiatan dealer yang menyidakan suku cadang dan asesoris kendaran bermotor. 3. Kegiatan perbengkelan Kegiatan fasilitas otomotif yang melayani bengkel ‐ bengkel kendaraan bermotor bahkan sering kali terdapat penyedian suku cadang kendaraan bermotor. 4. Kegiatan Toko Suku cadang
commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fasilitas otomotif yang hanya melayani penyediaan suku cadang kendaran bermotor saja. 2. Skala pelayanan Skala pelayanan dari wadah pelayanan suku cadang kendaraan bermotor yang ada di kota Surakarta, secara mayoritas hanya berskala pada kota Surakarta itu sendiri . 3. Karakter Wadah Sepanjang pengamatan yang telah dilakukan, belum ditemuinya bangunan otomotif yang mampu menampilkan bangunan yang berkarakter bangunan otomotif ( sport, dinamis dan modern) serta bertampilkan hi tech yang mampu menarik minat masyarakat ataupun konsumen otomotif. 4. Status kelembagaan Secara umum status kelembagaan dari fasilitas otomotiv yang menyediakan suku cadang kendaraaan bermotor merupakan lembaga pribadi atau swasta dengan menejemen mandiri sebagai tumpua usaha. 5. Sistem pengelolaan Sistem pengelolaan yang dijalankan adalah pengelolaan secara mandiri dari pihak pemilik badan usaha itu sendiri. c. PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR DI SURAKARTA Tingginya antusiasme masyarakat Surakarta terhadap produk produk otomotif, membuat perdagangan kendaraan bermotor sangat meningkat pesat. Hal itu dapat terlihat dari selalu meningkatnya permintaan akan kendaraan bermotor dari tahun ke tahun sebagaimana terlihat pada di agram di bawah ini :
TAHUN
JUMLAH KENDARAAN
Gb 3.2 Diagram pertumbuhan kendaraan di Surakarta Sumber : BPS Surakarta
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Banyak dealer atau showroom yang menjual dan memenuhi permintaaan masyarakat Surakarta akan kendaraan bermotor. Munculnya diler atau show room bagaikan jamur yang tumbuh saat musim hujan menimbulkan antusiasme tersendiri bagi masyarakat. Sering perkembangan waktu dan perkembangan otomotiv yang selalu berkembang dari waktu kewaktu, dan selera masyarakat kota Surakarta yang selalu berubah menggugah pemilik kendaraan untuk menjual kendaraanya dan membeli keluaran terbaru. Sehingga mulailah muncul show room atau dealer yang menjual kendaraan setengah pakai. Sebagai contoh adalah penjualan mobil setngah pakai yang di adakan tiap hari Minggu di Stadion Sriwedari. Gb 3.3 Penggunaaan lahan parkir di Stadion Sriwedarai Sumber : Dok Pribadi
d. TEMPAT PENJUALAN SUKU CADANG DI SURAKARTA Surakarta memiliki bebrapa toko, dealer atau bengkel besar yang menyediakan suku cadang kendaraan bermotor.Berdasarkan data dari BPS kota Surakarta tahun 2007 terdapat 46 toko suku cadang kendaraan bermotor yang mumpuni
dalam
menyediakan
suku
cadang
kendaraan
bermotor
di
surakarta.Jumlah tersebut masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah toko atau dealer yang menyediakan suku cadang kendaraan bermotor di Surakarta, dengan presentase 1,20 % dari toko suku cadang kendaraan yang ada di Surakarta. Penjualan suku cadang kendaraan bermotor terbesar di kota Surakarta terdapat di beberapa titik, selain itu penyebarannya juga kurang teratur . Penjualan suku cadang terbesar di Surakarta kebanyakan hanya setara dengan pasar klitikan,Adapun diler – diler dan took – took besar yang menyediakan suku cadang kendaraan bermotor menyebar di beberapa titik seperti yang terlihat pada gambar berikut:
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb 3.4 penyebaran tempat ,pasar, bengkel yang menjul suku cadang di Surakarta ( Sumber : dokumen pribadi )
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PROSES PENENTUAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR DI SURAKARTA DENGAN PENEKANAN ARSITEKTUR HI TECH 1. Proses penentuan konsep peruangan dan kebutuhan ruang 1. Program aktifitas atau kegiatan a. Kegiatan Utama Berupa kegiatan informasi serta promosi dan pemasaran, yang meliputi kegiatan‐kegiatan: a. Mencari data dan informasi serta konsultasi b. Sales (penjualan suku cadang kendaraan ) c. Exhibition (pameran Produk‐produk suku cadang ) d. Spare Part (pengadaan dan penjualan suku cadang asli ) e. Auto Accessories (pengadaan dan penjualan perlengkapan kendaraan bermotor ) b. Kegiatan Pendukung Utama Berupa kegiatan pelayanan jasa, yang meliputi kegiatan‐kegiatan: •
Service station (work shop/reparasi/perbengkelan)
•
Body repair ( perbaikan badan/bodi kendaraan)
•
Car wash (tempat pencucian kendaraan bermotor )
•
Car Audio (Audio Mobil)
c. Kegiatan Pengelola Merupakan suatu kegiatan pengelolaan yang berfungsi untuk mengelola gedung hingga kegiatan‐kegiatan yang ada akan tetap dapat berlangsung sesuai dengan fungsi dan karakternya. d. Kegiatan Pelengkap Suatu kegiatan pelayanan dalam menunjang kegiatan pada Pusat suku cadang kendaraan bermotor tersebut, seperti area parkir,restaurant, lavatory, bank, paket, droping area dll.
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pola Kegiatan
Ditinjau dari pelaku kegiatan yang ada dalam pusat suku cadang kendaraan bermotor , maka masing‐masing pelaku kegiatan tersebut akan mempunyai motivasi yang berbeda seperti berikut ini : •
Pola Kegiatan utama
Mempunyai motivasi ingin mendapatkan suatu kemudahan dan kepuasan baik berupa pelayanan dan jasa dalam mendapatkan berbagai kebutuhan yang menyangkut dunia suku cadang kendaraan bermotor dan otomotif di dalam satu lokasi yang lengkap dengan berbagai fasilitas otomotif, sehingga mereka akan lebih kaya kesempatan memilih dan tidak perlu bersusah payah pindah ke lokasi lain untuk mendapatkan fasilitas otomotif seperti yang mereka butuhkan. Selain itu juga berkeinginan untuk berekreasi serta mendapatkan berbagai informasi otomotif seperti yang mereka perlukan. a) Personil yang terlibat dalam pihak pengunjung ini adalah : a. c. e. g. i.
Pembeli Sukucadang Pembeli Acc dan variasi Konsumen perbaikan mesin Konsumen perawatan mesin Konsumen perbaikan chasis
b. d. f. h. j.
Konsumen perbaikan bod Konsumen perawatan body Konsumen instalasi audio Customer kegiatan jasa Pengunjung kantin
Pola Kegiatan •
Gb 4.1. Pola Kegiatan utama Sumber: Dokumen Pribadi
Pola kegiatan pendukung utama b) Personil yang terlibat dalam pihak staff adalah :
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
k. Karyawan m. Pramuniaga o. Kasir q. Mekanik perbaikan mesin s. Mekanik perbaikan Chasis u. Mekanik perbaikan bodi w. Mekanik perawatan mesin y. Mekanik perawatan chasis aa. Mekanik perawatan bodi cc. Mekanik variasi dan Acc
l. Instalatur audio n. Karyawan audio p. Karyawan acc r. Pramuniaga Acc t. Kasir Acc v. Karyawan kegiatan jasa x. Karyawan kantin z. Petugas kesehatan bb. Petugas kebersihan dd. Petugas keamanan
Pola Kegiatan
Gb 4.2 Pola kegiatan pendukung utama Sumber: Dokumen pribadi
•
Pola Kegiatan pengelola Mengantisipasi dan memberikan fasilitas kemudahan serta kepuasan bagi pengunjung dengan meng‐akomodir berbagai kebutuhan akan suku cadang kendaraan bermotor yang lengkap dengan fasilitas otomotif dalam satu lokasi. Di samping itu juga ingin memperkenalkan, mempromosikan dan memasarkan produk‐produk suku cadang kendaraan bermotor dengan tujuan untuk mendapatkan peningkatan purna jual otomotif yang lebih baik serta untuk mendapatkan informasi permintaan pasar. Mengkoordinasikan para ATPM dalam memasarkan produk suku cadang kendaraan bermotor dan membantu masyarakat dalam memperoleh berbaberbagai kebutuhan suku cadang kendaraan bermotor secara mudah, aman dan nyaman. Serta melakukan koordinasi kegiatan yang berlangsung dalam Pusat Suku cadang kendaraan bermotor , terutama dalam kegiatan promosi dan pemasaran suku cadang . c) Personil yang terlibat dalam pihak pengelola ini adalah : ee. Direktur Pengelola gg. Wakil Direktur ii. Sekretaris kk. Personalia mm. Konsumen perbaikan chasis
commit to user
ff. Kepala bagian penjualan hh. Kepala bagian service station jj. Kepala bagian salon mobil ll. Kepala bagian Acc/Spp/Au nn. Pengunjung kantin
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pola Kegiatan
Gb 4.3 Pola kegiatan pengelola Sumber: Dokumen pribadi
•
Pola kegiatan pendukung dan pelengkap
Pola Kegiatan
Gb 4.4 Pola kegiatan pendukung dan pelengkap Sumber: Dokumen pribadi
Berdasarkan analisa program aktivitas yang mungkin terjadi didalam fasilitas Pusat suku cadang kendaran bermotor , maka dapat ditentukan kelompok‐ kelompok ruang yang dibutuhkan didalam fasilitas ini, pengelompokan tersebut antara lain Tabel 4.1 Tabel Kelompok Kegiatan
Fasiltas promosi dan pemasaran Kelompok kegiatan Exibition
Perdagangan
Macam Kegiatan a. Mncari informasi ( pameran ) b. Pameran c. Menyimpan peralatan g. Mencari spare part motor h. Mencari accessories motor i. Mencari spare part mobil j. Mencari accessories mobil k. Mencari assesories dan sapare part l. Mengelola kelompok pedagang ( retail ratail atupun show room ) m. Menyimpan barang n. Memasang assesories o. Memarkir mobil atau kebdaraan bermotor p. Buang air besar, air kecil atau sekedar cuci tangan
Tuntutan Wadah Kegiatan d. R. Receptionis pameran e. R pameran f. Gudang q. r. s. t. u. v.
Retail spare part motor Retail accessories motor Retail spare part mobil Retail accessories mobil Automotiv show room R pengelola w. Gudang bersama x. Bengkel kerja y. Parkir
z. Lavatory
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
R informasi
digilib.uns.ac.id
1. Mendafatar untuk mencari inforasi 2. Mencari informasi Tentang organisasi otomotif 3. Menunggu utuk mendapatkan informasi 4. Mengelola informasi 5. Pengolahan data
8. R pendaftaran 9. R organisasi otomotiv 10. R tunggu 11. R pengelola 12. R computer
• Mencari informasi tentang otomotif • Mencari informasi tentag organisasi otomotif • Mencari atau membaca literatur otomotif a. Mendaftarkan b. Menitipkan barang/ tas c. Mencari katalog d. Mencari buku e. Memfotocopy buku f. Meminjam buku g. Mengelola perpustakaan h. Buang air besar/ kecil i. Penitipan barang dan peralatan • Melihat pemutaran film/ slide 624 Menunggu pemutaran slide /film 625 Pendaftaran 626 Melihat pemutaran film/ slide 627 Memutar films 628 Mengelola film • Melihat dispay • Mencari informasi • Display 2 dimensi • Mengenlola • Penyimpanan barang • Mengadakan pertemuan atau konfrensi • Menunggu • Mengadakan diskusi • Menunggu diskusi di mulai 6. Buang air besar/ kecil 7. Menyimpan barang
• R informasi otomotiv • R organisasi otomotif • R Prpustakan otomotif
Fasiltas Pelayanan dan jasa Kelompok kegitan Macam kegitan Service station 1. Menedaftarkan servis 2. Mengecek kendaaran dan servis kendaraan 3. Menunggu menservis kendaraan 4. Memarkir kendaraan 5. Buang air besar, air kecil 6. Mengontrol peralatan service 7. Menyimpan peralatan 8. Fasilitas buat karyawan commit to user
629 630 631 632 633 634 635 636 637
R pendaftarn R Penitipan R katalog R baca R fotocopy R administrasi perpus R pengelola Lavatory Gudang R pemutaran film /
aa. slide • R tunggu • R pendaftaran • R Pertunjukan • R proyektor • R pengelola bb. R display 1) R informasi display 2) R. display 2 dimensi 3) R pengelola 4) Gudang • R pertemuan • R tunggu • R diskusi • R tunggu diskusi cc. Lavatory dd. Gudang
Tuntutan wadah kegiatan 6. R pendaftaran 7. R bengkel kerja 8. R tunggu 9. Parkir 10. Lavatory 11. R Tool control 12. Gudang peralatan
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. 2. 3. 4. 5.
Ganti pakaian Mentraining karyawan baru Menyimpan barang pribadi R istirahat R makan
1. 2. 3. 4. 5.
R ganti R training Loker R istirahat R makan
Car audio
6. Mendaftarkan 7. Menunggu 8. Memasang audio 9. Menyimpan peralatan 10. Fasilitas karyawan 1. Ganti baju 2. Menyimpan barang pribadi
3. 4. 5. 6.
Uji kedaraan
9. Mendaftarkan 10. Memarkirkan kendaraan 11. Menguji atau mengecek kendaraan 12. Menunggu 13. Buang air besar / kecil 14. Menyimpan peralatan 21. Mendaftarkan 22. Mencuci mobil 23. Menunggu kendaraan yang sedang di cuci 24. Membayar 25. Menyimpan peralatan 26. Fasilitas karyawan 27. Ganti baju 28. Menyimpan barang pribadi 1. Parkir untuk karyawan
15. R pendaftaran 16. parkir kendaraan 17. R uji kendaraan 18. R tunggu 19. Lavatory 20. Gudang peralatan
Pencucian kendaraan
Fasilitas pengelolaan Kelompok kegiatan Pengelolaan
Macam kegiatan ee. Mengelola pusat suku cadang kendaraan bermotor Surakarta ff. Mengelola keuangan commit to user gg. Mengatur kepegawaian
R pendaftaran R tunggu Bengkel kerja Gudang peralatan 7. R ganti 8. Loker
2. R pendaftaran 3. R cuci mobil manual dan autometik 4. R tunggu 5. R administrasi 6. Gudang peralatan 7. R ganti 8. Gudang 9. Parkir
Tuntutan wadah kegiatan tt. R direktur dan sekertaris 5) R Kerja 6) R tamu 7) Lavatory 8) Pantry uu. R wakil direktur 9) R Kerja 10) R tamu 11) Lavatory 12) Pantry vv. R sekertaris ww. R keuangan 13) R Kabag keuangan 14) Staff 15) R tamu xx. R personalia
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hh. Mengelola fasilitas pemasaran yy. R pengelola pemasaran dan dan promosi informasi 16) R Kabag keuangan 17) Staff 18) R tamu ii. Mengelola fasilitas dan pelayanan zz. R pelayanan jasa jasa 19) R Kabag keuangan 20) Staff 21) R tamu aaa. R pengelola informasi jj. Mengelola fasilitas informasi 22) R Kabag keuangan 23) Staff 24) R tamu R pemeliharaan kk. Memelihara dan merawat bbb. ccc. R rapat bangunan ddd. R tamu khusus ll. Mengadakan rapat dan pertmuan eee. R tunggu mm. Menerima tamu khusus fff. Rest room nn. Menunggu ggg. Lavatory oo. Istirahat hhh. Gudang pp. Buang air besar/ kecil qq. Menyimpan barang dan iii. R sekertariat IMI jawa tengah 1. R kabid program peralatan 2. Kabid pembinaan rr. Berorganisasi IMI jawa tegah anggota 3. Kabid teknologi 4. Sekertaris 5. Staff jjj. R sekertariat GAKINDO 6. R kabid program pembinaan ss. Berorganisasi gakindo 7. Kabid anggota 8. Kabid teknologi 9. Sekertaris 10. Staff Failitas penunjang Kelompok kegiatan Fasilitas penunjang
Macam kegiatan kkk. Menjaga keamanan lll. Datang 1. Berjalan kaki dan naik kendaraan 2. Naik kendaraan pribadi mmm. Telfon umum nnn. Bermain dan hiburan ooo. Membeli tiket ppp. Keperluan kesehatan 9 apabila tiba tiba sakit ) qqq. Keperluan ibadah rrr. Buang air besar atau kecil sss. Penempatan service bangunan ttt. Bongkar muat barang uuu. Melihat lihat suasana bangunan di luar vvv. Masuk ruangan www. Mencari Informasi xxx. Menunggu duduk istirahat commit to user yyy. Makan, minum
Tuntutan wadah kegiatan bbbb. Pos security cccc. Space penerima 3. Pendistrian/ jalan setapak 4. Area parkir dddd. Wartel eeee. Amsument ffff. Loket gggg. R kesehatan hhhh. Mushola iiii. Lavatory jjjj. R mekanikal elektrikal kkkk. Loading / droping area llll. Plaza mmmm. Kanopi/ main hall nnnn. R receptionis oooo. Loby pppp. Restaurant
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
zzz. Keperluan masalh keungan aaaa. Penyimpanan barang
qqqq. rrrr.
Conter bank /ATM Gudang
commit to user
40
3. Besaran Ruang Pendekatan besaran ruang ini diambil berdasarkan pada standard besaran ruang dari Architect Data (Ernest Neufert), Time Saver’s Standard (John Callender), studi perbandingan dan asumsi. Tabel 4.2 Tabel kebutuhan ruang
Fasilitas Promosi dan Pemasaran Kelompok ruang
Ruang
Kapasitas ruang
Standar luas ruang
Sumber
perhitungan
Luas (m²)
R.Receptionist informasi pameran)
4 orang
2.625 m²/orng+ flow 30%
NAD
4 x 2,625 = 10,5 0.3 x 10,5 = 3,15
13.65
R. Pamer (exhibition)
15 mbl sedan,10 pickup dan minibus 10 ( Pameran mobil di Solo squer )
36 m²/mobil 33 m²/mobil 27 m²/mobil + flow 50 %
SRG
15 x 36 = 540 10 x 33 = 330 10x 27 = 270 0.5x 1140 = 570
1710
R.exsibition
Gudang peralatan R. spare part motor
A 10 retail 15 retail
R. Spare part dan r Accesories
38 retail R.Accessories motor
10 retaill
4m x 4m + flow 30 % 1.5 m x 3 m + flow 30 % 2 m x 3.5 m + flow 30 % 3mx3m+ flow 30 %
SB SB SB SB
20 16 x 10 = 160 0,3 x 160 = 48 4.5 x 15 = 67.5 0,3 x 67.5 = 20.25 6 x 38 = 228 0.3 x 228 = 68.4 9 x 10 =90 0.3 x 90 = 27
208 87.75 364.8 117
40
10 retail R. spare part mobil
44 retail
R Accessories mobil
22 retail
R. Autotiv show room ( spare part dan accessories ) R. Pengelola
10 retail
Gudang stok spare parts R. Bengkel kerja
R. Parkir pelayan Lavatorry : WC pria+urinoir WC wanita. Wastafel Gudang R. Utilitas R. Informasi
R.Pendaftaran R.Pengelola R.Tunggu
1 pimpinan 1 sekretaris 5 staf
20 mbl/3 jam, 2 pekerja/mbl, 40 mobil ( Metro 3 berlian ) 6 mobil
4m x 4m + flow 30 % 3 m x 4 m+ flow 30 % 3 m x 4 m+ flow 30 % 6m x 5 m + Flow 30 % 13.5 m²/org 5.5 m²/org 5.5 m²/org + flow 30 % 18.1 m²/mbl 2.625 m²/org 1 m²/org + flow 20 % 15.6 m²/mbl
8 orang
SB SB SB SB NAD
A SRG
16 x 10 = 160 0.3 X 160 =48 12 X 44 = 528 0.3 X 528 = 12 X 22 = 264 0.3 X 264 = 79.2 30 X 10 = 300 0.3 X 300 = 90 1 x 13.5 =13.5 1 x 5.5 = 5.5 5. x 5.5 = 27.5 0.3 x 46.5 = 13.95 20 x 18.1 = 362 2 x 2.625 = 5.25 40 x 1 = 40 0.2 x 407.25 = 81.45
4.5 m²/org 4.5 m²/org 1 m²/org + flow 40 %
158.4 343.2 390 60.45
40 488.7
SRG
6x 15.6 = 93.6
93.6
NAD
2,2 x 8 = 17,6 0,2 x 17,6 = 3,52
21,12
A A 4 ruang 3 ruang 100 orang
208
TSS TSS NAD
60 12 4 X 4.5 = 18 3 X 4.5 = 13.5 1 X 100 = 100 0.4 X 100 =40
18 13.5 140
41
R. Perpustakaan otomotif
R.Komputer
5 orang
R. Perpustakaan : 5.000 buku 5.000 majalah
10 orang/jam
R. Baca
20 orang/jam
4.5 m²/org + flow 30 % 2.2 m²/org + flow 20 % 4.5 m²/org 4.5 m²/org 0,6 m²/rak 1 m²/org 0.6 m²/rak 154 buku/m2 140 mjl/m2 Flow 60% 2,32 m²/org
Lavatorry : WC pria+urinoir WC wanita. Wastafel R. Pendaftaran R. Penitipan barang (rak penyimpanan) R. Katalog : almari katalog (10 buah)
8 orang
R. pengelola Gudang Lavatorry : WC pria+urinoir WC wanita. Wastafel R. Display perkembangan otomotif R. informasi display perkembangan suku cadang kendaraan bermotor R. Display 2 dimensi
4 orang
4,5 m²/org
8 orang
2.2 m²/org + flow 20 %
R. Pengelola Lavatorry : WC pria+urinoir WC wanita. Wastafel Gudang R. Pemutaran slide/film R. Pendaftaran
2 orang 2 orang 10 rak
2 orang 50 org/jam + 5 pemandu 4 orang 10 orang
NAD
TSS A NAD
TSS TSS TSS TSS TSS NAD
5 X 4.5 = 22.5 0.3X 22.5 = 29.15 2.2 X 8 = 17,6 0.2 X 17.6 = 3,52 2 X 4.5 = 9 10 X 0.6 = 6 10 X 1 = 10 10 X 0.6 = 6 5.000 ; 154 = 32.46 5000: 140 = 35.7 0.6 X 101 = 40.9 20 X 2.32 = 46.4 4 X 4.5 = 18 2.2 X 8 = 17.6 0.2 X 17.6 = 3.52
21.12 9 15 16 109.06 46.4 18 12 21.12
4.5 m²/org
TSS
2 X 4.5 = 9
9
1 m²/org
NAD
55 X 1 = 55
55
4.5 m²/org 2.2 m²/org + flow 20 %
TSS NAD
4 X 4.5 = 18 2.2 X 10 = 22 0.2 X 22 = 4.5
A 4 orang
51.65
4.5 m²/org
TSS
18 26.4 12
4 X 4.5 = 18
18
42
NAD
1 m²/org 4.5 m²/org 4.5 m²/org
NAD
R. Tungggu/loby R. Pertuniukkan R. Provektor R. Pengelola slide/film Gudang Lavatorry : WC pria+urinoir WC wanita. Wastafel
50 orang 50 orang 3 orang 4 orang 8 orang
2.2 m²/org + flow 20 %
R. Pertemuan
150 dan 300 orang (macau center plaza) 300 orang (macau center plaza) 50 orang
2.2 m²/org
R. Konfrensi R.Tunggu Lavatorry : WC pria+urinoir WC wanita. Wastafel
R. Diskusi
1 m²/org + flow 30 %
R. Diskusi R.Tunggu
50 orang 50 orang
Lavatorry : WC pria+urinoir WC wanita. Wastafel
8 orang
R. Foto copy Gudang
2 orang
1 m²/org + flow 30 %
TSS TSS A NAD
1 x 50 = 50 0.3 x 50 = 15 1 x 50 = 50 1 x 4.5 = 13.5 4 x 4.5 = 18 2.2 x 8 = 17.6 0.2 x 19.8 = 3.52
2.2 m²/org + flow 20 %
NAD
2.2 m²/org 1 m²/org + flow 30 % 2.2 m²/org + flow 20 %
NAD NAD NAD
13.5 18 12 21.12 900
NAD NAD
65 50
150 x 2 = 300 2 x 300 = 600 1 x 300 = 300 0.3 x 300 = 90 2.2 x 20 = 44 0.2 x 44= 8.8 50 x 2 = 100 50 x 1 = 50 0.3 x 50 =15 2.2 x 8 = 17.6 0.2 x 19.8 = 3.52
A A Jumlah Total Luasan
390 52.8 100 65 21.12 16 20 6782.34m²
Fasilitas Pelayanan Jasa
43
Kelompok ruang Service station 4 buah
Ruang
Kapasitas ruang
Standar luas ruang 5,5 m2/ org + flow 30% 30 m2/ mbl
R. Pendaftaran service
2 orang
R. Bengkel kerja (two post lift, Fit system, G-Swat)
11 mbl/ 2 jam (service kecil = 6 mbl, Service besar = 2 mbl Reparasi = 3 mbl) + flow 60 % 20 orang 1 m2/ org + flow 30% 6 mobil 15,6 m2/ mbl, flow 60% 4orang 2,2 m2/ org + flow 20 % 2 orang 4,5 m2/ org
R. Tunggu R. Parkir pelayanan Lavatory pengunjung: WC pria + urinior, WC wanita, wastafel R. tools control Gudang peralatan R. utilitas R. fasilitas karyawan R. ganti Lavatory
10 orang
R. loker
10 orang (2 WC, 4 urinior, wastafel 4 bak pancuran) 20 orang
R. istirahat
10 orang
1,2 m2/org + flow 20% 3 1,2 m2/org + flow 20% 1,2 m2/org + flow 20% 2,5 m2/org
Sumbe Perhitungan r TSS 2 x 5,5 = 11 0,3 x 11 = 3,3 SRG 11 x 30 = 330 0,6 x 330 = 198
NAD SRG NAD TSS A A NAD NAD
NAD NAD
20 x = 20 0,3 x 20 = 6 6 x 15,6 = 93,6 0,6 x 93.6 = 56.16 2,2 x 4 = 8,8 0,2 x 8,8 = 1,76 2 x 4,5 = 9 10 x 1,2 = 12 0,2 x 12 = 2,4 10 x 3 = 30 0,2 x 30 = 6 20 x 0,15 = 3 0,2 x 3 = 0,6 10 x 2,5 = 25
Luas (m2) 14,3 528
26 149,76 10,56 9 20 12 14,4 36
3.6 25
44
Body repairs 2 buah
R. Makan
20 orang
Pantry
3 orang
R. Training
20 orang
R. Pencatatan
2 orang
R. Bengkel kerja (Two post lift, drying oven + Spray both)
11 mbl/ hari + 22 tenaga pelayanan
R. Tunggu
20 orang
Lavatory pengunjung WC pria, urinoir, WC wanita Lavatory karyawan Wc, urinoir, wastafel, bak pancuran Gudang R. Parkir pelayanan
4 orang
R. Falisitas karyawan
10 orang 6 mobil
R. Ganti
22 orang
R. Loker
22 orang
R. Istirahat R. Makan
10 orang 22 orang
Pantry
3 orang
3,8 m2/5 org + flow 20% 2.625 m2/org + flow 30% 2,5 m2/org + flow 30% 5,5 m2/org flow 30 % 30 m2/mbl 2,625 m2/org + flow 100% 1 m2/org + flow 30% 2,2 m2/org + flow flow 20 % 3 m2/org + flow 2
15,6 m /mbl + flow 60% 1,2 m2/org + flow 20 % 0,15 m2/org + flow 20 % 2,5 m2/org 3,8 m2/org + flow 20 % 2,625 m2/org + flow 30%
NAD NAD NAD TTS SRG
NAD NAD A SRG NAD NAD NAD NAD NAD
4 x 3,8 = 15,2 0,2 x 15,2 = 3,04 3 x 2,625 = 7,875 0,3 x 7,875 = 2,3625 20 x 2,5 = 50 0,3 x 50 = 15 941.9975 x 4 = 2 x 5,5 = 11 0,3 x 11 = 3,3 11 x 30 = 330 22 x 2,625 = 57,75 1 x 387,75 = 387,75 20 x 1 = 20 0,3 x 20 = 6 2,2 x 4 = 8,8 0,2 x 8,8 = 1,76 10 x 3 = 30 0,2 x 30 = 6 6 x 15,6 = 93,6 0,6 x 93,6 = 56,16 22 x 1,2 = 26,4 0,2 x 26,4 = 5,28 22 x 0,15 = 3,3 0,2 x 3,3 = 0,66 10 x 2,5 = 25 4,4 x 3,8 = 16,72 0,2 x 16,72 = 3,344 3 x 2,625 = 7,875 0,3 x 7,875 = 2,3625
18,24 10,2375 65 3767.99 14,3 775,5 26 9,76 36 20 149,76 31,68 3,96 25 20,064 10,2375
45
R car audio
R.pendaftaran
2 orang
R tunggu
10 orang
Bengkel kerja
5 mobil Dikerjakan 20 orang
R. Uji Kendaraan
R. Karyawan R. Ganti R. Loker
20 orang
Gudang alat R. Pendaftaran
2 orang
R. Parkir Pelayanan
10 mobil
R. Uji Kendaraan
9 orang 9 mobil
R. Tunggu
20 orang
Lavatory WC Pria, urinoir, WC Wanita
4 orang
5,5 m2/org + flow 30% 5,5 m2/org + flow 30% 15.6 m²/mbl Flow 30 % 2,625 m2/ org Flow 30 % 2
R. Pendaftaran
TSS NAD
5,5 m2/org + flow 30% 15,6 m2/mbl + flow 100% 2,625 m2/org 15,6 m2/mbl + flow 100% 1 m2/org + flow 30% 2,2 m2/org + flow 20%
941.9375 x 2 2 x 5,5 = 11 0,3 x 11 = 3,3 2 x 10 = 20 0.3 x 20 = 6 15,6 x 5 =78 0,3 x 78 =23 , 4 2, 625 x 20 = 200, 05 0.3 x 200 , 05 = 60, 015
5,5 m2/org +
26 101, 4 260,065
2X1=2 0.2 X 10 = 20 0,2 x 22 = 2,2 A TSS SRG SB NAD NAD
2 x 5,5 = 11 0,3 x 11 = 3,3 10 x 15,6 = 156 1 x 156 = 156 9 x 2,625 = 23,625 9 x 15,6 = 140,4 1 x 164,025 = 164,025 20 x 1 = 20 0,3 x 20 = 6 2,2 x 4 = 8,8 0,2 x 8,8 = 1,76
A A A 2 orang
1887.875 14,3
24 ,2
TSS
1 m /org 0,2 m2/ 2 org Flow 20 %
Gudang Peralatan R. Utilitas Pelayanan jasa paket barang Car Wash
TSS
TSS
15 14,3 312 328,05 26 9,76 12 9 210
2 x 5,5 = 11
14,3
46
R. Bengkel kerja Automatic car wash system : Pre – wash with foam High pressure wheel wash Under chassis wash High pressure contour follower Onboard dryers R cuci mobil ( 10 mobil )
2 bh mesin cuci mobil otomatis, 6 orang
R. Tunggu
12 orang
R. Administrasi Lavatory WC pria, urinoir, WC wanita, wastafel Gudang peralatan R. Utilitas R. Parkir pelayanan
3 orang 8 orang
R. Karyawan
R. Loker
12 orang
R. Ganti
12 orang
R. Makan
12 orang
Fasilitas pengelolaan Ruang
10 mobil
6 mobil
Kapasitas orang
flow 30% Car wash machine dim : t: 2,5 m l: 2,5 m p: 6,7 m + flow 100% 15,6 m2/ mbl, flow 60% 1 m2/org + flow 30% 5,5 m2/org 2,2 m2/org + flow 20% 15,6 m2/mbl + flow 60% 0,15 m2/org flow 20% 1,2 m2/org + flow 20% 2,6 m2/4 org + flow 20%
Standar luas
SB
SRG NAD NAD NAD A A SRG NAD NAD NAD
0,3 x 11 = 3,3 2 x (2,5 x 6,7) = 33,5 1 x 33,5 = 33,5
10x 15,6 =156 0.6 x 156 =56.16 12 x 1 = 12 0,3 x 12 = 3,6 3 x 5,5 = 16,5 2,2 x 8 = 17,6 0,2 x 17,6 = 3,52 6 x 15,6 = 93,6 0,6 x 93,6 = 56,16 12 x 0,15 = 1,8 0,2 x 1,8 = 0,36 1,2 x 12 = 14,4 0,2 x 14,4 = 2,88 3 x 2,6 = 7,8 0,2 x 7,8 = 1,56 Jumlah Total Luasan
Sumber Perhitungan
67
212,16 15,6 16,5 21,12 12 9 149,76 2,16 17,28 9,36 9628.53
Luas (m2)
47
R. Direktur R. Sekretaris direktur R. Tamu direktur R. Wakil direktur R. Sekretaris wakil direktur R. Tamu wakil direktur R. Sekretaris umum R. Kabag administrasi umum R. Staff adm. Umum R. Kabag personalia R. Staff personalia R Kabag informasi R. Staff informasi R. Kabag promosi dan pemasaran R. Staff promosi dan pemasaran R. Kabag pelayanan jasa R. Staff pelayanan jasa R. Kabag pemeliharaan bangunan R. sekertariat IMI Jawa Tengah Kabid program Kabit pembinaan anggota Kabid teknologi Sekertaris Staff R tamu
1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 1 orang 8 orang 1 orang 5 orang 1 orang 5 orang 1 orang 5 orang 1 orang 5 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 3 orang 6 orang
ruang 40 m2/org 9,5 m2/org 30 m2/org 40 m2/org 9,5 m2/org 20 m2/org 5,5 m2/org 13,5 m2/org 5,5 m2/org 13,5 m2/org 5,5 m2/org 13,5 m2/org 5,5 m2/org 13,5 m2/org 5,5 m2/org 13,5 m2/org 5,5 m2/org 13,5 m2/org
NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD
1 x 40 = 40 1 x 9,5 = 9,5 1 x 30 =30 1 x 40 = 40 1 x 9,5 = 9,5 1 x 20 = 20 2 x 5,5 = 11 1 x 13,5 = 13,5 8 x 5,5 = 44 1 x 13,5 = 13,5 5 x 5,5 = 27,5 1 x 13,5 = 13,5 5 x 5,5 = 27,5 1 x 13,5 = 13,5 5 x 5,5 = 27,5 1 x 13,5 = 13,5 5 x 5,5 = 27,5 1 x 13,5 = 13,5
9,5 m2/org 9,5 m2/org 9,5 m2/org 5,5 m2/org 5,5 m2/org 2,5 m2/org + flow 30 %
NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD
1x 9,5 =9,5 1x 9,5 =9,5 1x 9,5 =9,5 2x 5,5 =11 3x 5,5 =17,5 6x 2,5 =15 0.3x 15 =4.5
40 9,5 30 40 9,5 20 11 13,5 44 13,5 27,5 13,5 27,5 13,5 27,5 13,5 27,5 13,5 76,5
48
R. sekertariat GAKINDO Kabid program Kabit pembinaan anggota Kabid teknologi Sekertaris Staff R tamu
1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 3 orang 6 orang
R. Staff pemeliharaan bangunan R. Tamu umum
5 orang 10 orang
R. Rapat
15 orang
R. Tunggu/ lobby
10 orang
Pantry
4 orang
Lavatory : WC pria, urinoir, WC wanita, wastafel Gudang peralatan
8 orang
76,5
9,5 m2/org 9,5 m2/org 9,5 m2/org 5,5 m2/org 5,5 m2/org 2,5 m2/org + flow 30 % 5,5 m2/org 2,5 m2/org + Flow 30% 2 m2/org + flow 30% 2,5 m2/org + 30% 2,625 m2/org + Flow 30%
NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD NAD SRG
2,2 m2/org + Flow 20%
NAD
NAD NAD NAD
1x 9,5 =9,5 1x 9,5 =9,5 1x 9,5 =9,5 2x 5,5 =11 3x 5,5 =17,5 6x 2,5 =15 0.3x 15 =4.5 5 x 5,5 = 27,5 10 x 2,5 = 25 0,3 x 25 = 7,5 15 x 2 = 30 0,3 x 30 = 9 10 x 2,5 = 25 0,3 x 25 = 7,5 4 x 2,625 = 10,5 0,3 x 10,5 = 3,15 2,2 x 8 = 17,6 0,2 x 17,6 = 3,52
A Jumlah Total
Faslitas Penunjang Ruang R. Security: 2 pos R. Parkir mobil dan motor (60% mbl, 30 mtr, 10% jln kaki/ kend. umum)
Kapasitas ruang @ 2 orang 2000 Pengunjung/ hari, Pengelola 50
Standar luas ruang 6,25 m2/pos 15,6 m2/mbl, 2,5 m2/mtr
Sumber
Perhitungan
SRG SRG
2 x 6,25 = 12.5 Pengunjung : (4 org/mbl) 300 x 15,6 = 4680
27,5 32,5 39 32,5 13,65 21,12 12 726,27 m2 Luas (m2) 12, 5 14488,8
49
(perhitungan pribadi dan studi kasus pada”Indonesia auto part accessories dan equip exhibition ) R Parkir untuk pameran mobil setengah pakai
Loading: trailer Plaza/ main hall Canopy R. Receptionist
Rata rata 200 mobil yang dipamerkan Tiap minggu 2 trailer 250 orang 10 mobil 2 orang
Lobby
100 orang
Restaurant
Cafetaria 3 kafetaria
R. Makan
200 orang
R. Administrasi Dapur Gudang R. Karyawan Lavatory
5 orang 25% r. makan
R. Utilitas R. Makan
300 x 2,5 = 750 Pengelola : 30 x 15,6 = 468
15,6 m2/mbl
150 m2/ trailer 0,6 m2/org 15,6 m2/mbl 2,625 m2/org + flow 30% 0,6 m2/org + flow 100% 3,8 m2/org + flow 20% 5,5 m2/org
15 orang 10
2 m2/org 2,2 m2/org + flow 20%
80 orang
3,8 m2/org +
15 x 2,5 = 37,5 200 x 15,6 = 3120 Flow 60 % 0.6 x 9055,5 = 5433 NAD NAD A NAD SRG NAD NAD NAD A A NAD A NAD
2 x 150 = 300 250 x 0,6 = 150 10 x 15,6 = 156 2 x 2,625 = 5,25 0,3 x 5,25 = 1,575 100 x 0,6 = 60 1 x 60 = 60 40 x 3,8 = 152 0,2 x 152 = 30,4 5 x 5,5 = 27,5 0,25 x 182,4 = 45,6 15 x 2 = 30 2,2 x 10 = 22 0,2 x 22= 4,4 16 x 3,8 = 60,8
300 150 156 6,825 120 182,4 27,5 45,6 20 30 26,4 12 79,04
50
R. Administrasi Dapur Gudang R. Karyawan Lavatory
5 orang 25% r. makan 6 orang 10
flow 30% 5,5 m2/ org 2 m2/ org 2,2 m2/ org + flow 20%
R. utilitas Counter bank Warung telekomunikasi Amusement
20 m2/ counter
R. permainan ketangkasan R. biliar R. administrasi
30 alat
R. karyawan Lavatory
5 orang 5
4 m2/ alat + flow 20% 85,91 m2/ meja 5,5 m2/org + flow 20% 2,4 m2/org 2,2 m2/org + flow 20%
3 meja 3 orang
Gudang
Mushola Lavatory umum: WC pria, urinoir, WC wanita, wastafel R. Mechanical Open space ( taman, pedestrian, kolam, scluptur plaza dan
0,3 x 60,8 = 18,24 5, x 5,5 = 27,5 0,25 x 79,04 = 19,76 6 x 2 = 12 2,2 x 10 = 22 0,2 x 22 = 1,4
A 5
Loket tiket R. kesehatan
NAD NAD A A NAD
2
5 orang 2 bed, 1 r periksa dan obat
2 m /org 10 m2/bed 15,48 m2 + flow 30%
15 orang
2,2 m2/org + flow 20%
A A SRG SRG NAD A NAD A A A A NAD A A
5 x 20 = 100 30 x 4 = 120 0,2 x 120 = 24 3 x 85,91 = 257,73 3 x 5,5 = 16,5 0,2 x 16,5 = 3,3 5 x 2,4 = 12 2,2 x 5 = 11 0,2 x 11 = 2,2 5 x 2 = 10 2 x 10 = 20 1 x 15,48 = 15,48 0,2 x 35,48 = 10,644 2,2 x 15 = 33 0,2 x 33 = 6,6
27,5 19,76 12 12 26,4 12 188.7 100 40 144 257,73 19,8 12 13,2 20 10 46,124 60 39,6 40 2500
51
galabo ) R. Electrical R. AC/ AHU R. Telephone switchboard R. Sampah R. Reservoir air Gudang peralatan
A A A A A A Jumlah Total Luasan
40 24 24 15 20 36 19446,579
Keterangan : TSS : Time Saver Standart NAD : Neuvert Arcihitect’s Data SRG : Studi Ruang Gerak SB : Studi Banding A : Asumsi
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Rekapitulasi kebuthan ruang
Berdasarkan dari peruntungan besaran ruang tersebut diatas, maka di peroleh rekapitulasi besaran ruangnya sebagai berikut : 1.
Total Besaran ruang Tabel 4.3 Tabel total kebutuhan ruang
Fasilitas Informasi
2373,79 m²
Failitas Promosi dan pemasaran
4396,67m² 9808,299 m2
Fasilitas pelayanan dan jasa
726,27 m2
Fasilitas Pengelolaan
19446,579 m2
Fasilitas Penunjang TOTAL 36.751,60m2
2.
Fasiltas yang terletak pada lantai 1 Tabel 4.4 Tabel total kebutuhan lantai 1
FASILITAS
LUASAN
Retail spare part motor
796
Retail asesoris motor
325
Retail spare part mobil
158,4
Retail asesoris mobil
343.2
6 Show room spare part dan assesoris R Exsibition R Informasi
210 1743,65 243,77
Counter Bank ( 5 )
100
Paket barang
210
Car Wash
555,96
Body repair
1125,85
Plaza
150
Kanopi ( 10 mobil )
156
Restauran
343,90
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Parkir
14488,8
Taman, kolam ,galabo, pedistrian
2000 23.138,93 m2
TOTAL
5. Pola Hubungan Ruang Fasilitas utama ( Kegiatan Informasi )
1.
Ruang Informasi Sek Gaikindo Sek IMI R. Konsult BKPM R. Perpustakaan R. Pemutaran Film Ruang Display Ruang Konferensi Hall Lobby Lavatory Gudang
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
1 10 9
6
5
3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
2
1
3 Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
4 5
6Fasilitas utama ( 2. 7 8 Kegiatan promosi )
2
3
Hubungan Erat 1. Hubungan Kurang Erat 2. 3. 4. 5. Hubungan Erat 6. Hubungan Kurang Erat 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Show Room Ruang Ekshibisi R Auto Dept Store R Spare Parts Retail R Accessories Retail Hall R Receptionist Lobby R Amusement Loket Penjualan Loading Dock Lavatory Gudang
Fasilitas pendukung utama
4
Bengkel Perawatan Bengkel Perbaikan R. Body Repairs R. Auto Salon R. Car Audio Parkir R Receptionist Kantin R Amusement Loading Dock Lavatory Gudang
1
6
2 4.5
Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
3
Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
4 Fasilitas pengelola
commit to user
Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
53
perpustakaan.uns.ac.id
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
1.
digilib.uns.ac.id
R Direktur dan Sekretaris R Wakil Direktur dan Sekretaris R. Sekretaris Umum R. Bagian Administrasi Umum R. Bagian Personalia R. Bagian Informasi R. Bagian Promosi dan Pemasaran R. Bagian Pelayanan Jasa R. Bagian Pengelolaan
R. Parkir Loading Dock Main Hall Lobby Restaurant/kantin Bank Wartel Amusement Ruang P3K Musholla Ruang Keamanan Lavatory Gudang
3
2
1 9 8
7
Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
13
4 5 6
Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
5. Fasilitas pelengkap
2
12
3
11 4
1
10
Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
5 9 8 Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
6 7
Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang Secara Makro
1. 2. 3. 4. 5.
Fasilitas Informasi Fasilitas Promosi dan Pemasaran Fasilitas Pelayanan Jasa Fasilitas Pengelolaan Fasilitas Bangunan
2
1
Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
3
Hubungan Erat 5 Hubungan Kurang Erat
4
Secara garis besar pola hubungan ruang horisontal dapat di gambarkan seperti gambar di samping .
Gb 4.5 Pola hubungan ruang secara horisontal Sumber : Dok. Pribadi
commit to user 2. PROSES PENENTUAN KONSEP SITE
54
perpustakaan.uns.ac.id
1.
digilib.uns.ac.id
Kriteria Pemilihan site Berapa persyaratan umum site untuk fasilitas ini diantaranya :
1.
Site ditempatkan di kawasan perdagangan dan jasa sesuai dengan ketentuan RUTRK yang seperti pada gambar 4.6 . Peta tata guna lahan di bawah ini
Gb.4.6 Peta tataguna lahan Sumber: RUTRK SURAKARTA, Pemkot Surakarta
Dari berbagai tata guna lahan di daerah Surakarta seperti yang terdapat pada peta tataguna lahan diatas , daerah yang di perbolehkan sebagai daerah perdagangan dan jasa adalah kawasan perdagangan dan kawasan dengan ketentuan campuran yang perkembangannya condong untuk perdagangan sebagaimana tergambar pada gambar di bawah ini .
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb 4.7 Peta perdag Sumber: RUTRK SURAKART
•
Berada pada distrik automotiv
Dilihat dari jumlah kegiatan otomotif yang ada di Surakarta, pemusatan kegiatan yang berhubungan dengan dunia otomotif berada disekitar kawasan Mangkunegaran, wilayah pengembangan barat Surakarta (Kerten‐Kartosuro) hingga ke daerah Sriwedari, wilayah pengembangan selatan (Grogol‐Solobaru), dan
wilayah pengembangan timur (Jebres).
Distrik otomotiv
Gb 4.8. Kawasan perdagangan dan jasa Sumber: PEMKOT Surakarta
Gb 4.9 Distrik otomotif Sumber: Dokumen pribadi
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil eliminasi penggabungan antara peta kawasan perdangan dan jasa dengan distrik automotiv Gb 4.10. Penggabungan dan penyaringan peta perdagangan dan jasa dan distrik otomotif Sumber: Dokumen pribadi
•
Karena keterbatasan lahan, bangunan direncanakan dengan konsep bangunan bertingkat, oleh karena itu site juga ditempatkan diwilayah yang memiliki potensi terhadap bangunan tinggi. Berdasarkan RUTRK kotamadya Surakarta, ditetapkan beberapa daerah yang memiliki kriteria ( Sangat
potensial, Potensial serta cukup potensial ) untuk bangunan bertingkat. Kawasan perdagangan, jasa dan distrik otomotif
Berpotensi untuk bangunan tinggi Gb 4.11. Peta potensi bangunan tinggi Sumber: PEMKOT Surakarta
Gb 4.12. PETA perdagangan, jasa dan distrik otomotiv Sumber: RUTRK
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari analasia terhadap daerah daerah yang dapat didirikan bangunan bertingkat ( sangat potensial, potensial, dan cukup potensial ) diperoleh daereh sebagaimana yang tergambar pada peta di bawah ini . Kawasan perdagangan, jasa dan distrik otomotiv
•
Dilewati jalur angkutan umum Berkaitan dengan skala pelayanan
Gb 4.13 Peta perdagangan, jasa dan distrik otomotif dan berpotensi bangunan bertingkat regionalnya, hendaknya Sumber: RUTRK Surakarta lokasi ditempatkan di tepi jalan yang dilewati
oleh angkutan umum lintas kabupaten/kotamadya. Untuk mendapatkan site, atau daerah yang dilalui oleh rute jalur angkutan kota
Gb 4.14. Jalur angkutan umum Sumber : Rutrk Surakarta
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kawasan perdagangan, jasa dan distrik otomotif Gb 4.15 Alternatif site Sumber : Dokumen pribadi
Berdasarkan penggabungan antara peta wilayah perdagangan , jasa dan didistrik automotiv serta rute jalur angkutan kota Surakarta maka didapat beberapa alternatif site sebagaimana tergambarkan pada gambar di bawah ini : Gb 4.16 Gabunan kawasan perdagangan,jasa serta distrik automotiv yang digabungkan dengan rute angkutan kota Sumber : Dokumen pribadi
Dari beberapa alternatif site tersebut dapat dipilih site dengan eliminasi dengan pertimbangan, Pusat suku cadang kendaraan bermotor yang direncanakan
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempunyai lingkup Jawa tengah. Oleh karena itu site harus dilewati jalur bus antar kota, bus kota serta angkutan kota. Tabel 4.5 Analisa pemilihan kawasan untuk site
Pertimbangan
Bus Antar Kota
Tidak
Bus Kota
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
ya
Ya
Ya
Ya
Ya
1
Angkutan kota
2
3
4
Tidak Tidak Tidak
6 Ya
Jadi kawasan yang dipilih adalah Daerah 6 Berdasarkan penyaringan yang telah dilakukan maka di dapat kawasan yang terdiri dari 3
A
alternatif site . Dari ketiga alternatif site
B
tersebut akan disaring lagi dengan lusan site
C
yang sesuai dengan jumlah kebutuhan lusan yang di perlukan . Tabel 4.6 Analisa pemilihan site
KRITERIA Luasa lantai Gb 4.17. Kawasan terpilih dasar PEMUKIMAN FAJAR INDAH Sumber : Dokumen pribadi 32.861,32 m2
Site A 27.864 m2
Site B 36.864 m2
Site C 33.300 m 2
PEMUKIMAN PENDUDUK
180 M
185M
Gb 4.18. Site terpilih Sumber : Dokumen pribadi
2. Data Data site Terpilih 1.
Site berupa pemukiman penduduk dan pencucian mobil
2.
Kontur tanah relatif datar. commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
3. 1.
digilib.uns.ac.id
Tapak terletak pada SWP VI yang memiliki ketenturan
Luasan persil
: 2500 – 5000
2.
Tinggi bangunan 1. ADL
1. 2.
5000 ‐10000
: 5 – 9 lantai ( 24 – 40 m)
: 50 – 75 %
BC
:
X 23.138,93 =33.055,61 m2
2. ALL ( FAR ) : 7,50 – 11,25 Memiliki luasan site (± 3,4 Ha) Dilalui jalur transportasi kota yang menghubungkan site ke pusat‐ pusat kegiatan kota maupun ke Bandara Internasional Adi Sumarmo.
3.
Sudah tersedia faslitas dan utilitas lingkungan yang cukup memadai
4.
Pencapian ke site sangat mudah, dilalui oleh dua jalur kendaraan .
5.
Lingkungan terdiri dari rumah penduduk, area bisnis, terletak pada distrik otomotif, Halte bus antar kota.
6.
Batas batas site :
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb 4.19 Kondisi Site dan batasan site Sumber : Dokumen pribadi
Batas-batas site : •
Sebelah utara : Jl. Adi Sucipto ,Hallai international club
•
Sebelah selatan : Jl Manggis IV, Pemukiman penduduk
•
Sebelah timur : Jl Prof. Suharso
•
Sebelah Barat : Jl Manggis I, Pemukiman penduduk
3. PROSES PENENTUAN KONSEP PELETAKAN PINTU UTAMA DAN PINTU SERVIS a. Dasar Pemilihan letak SE dan Me :
• Kondisi jalan di sekitar site perencanaan • Nilai aksesibilitas atau kemudahan pencapaian yang tinggi, baik untuk berbagai jenis kendaraan maupun pejalan kaki ke dalam site. • Antisipasi gangguan yang timbul terhadap lalu lintas dan lingkungan sekitarnya. • Faktor keamanan dan keslamatan b. Kriteria pemilihan ME
o Aman dari resiko kecelakaan lalu lintas, yaitu dijauhkan dari pertigaan jalan dan cukup jauh dari halte bus. o Mempunyai view zona jenis kegiatan bangunan yang jelas bagi pengunjung o Diambil dari jalan yang paling besar untuk kemudahan akses pengunjung c. Kriteria penentuan SE
1. Aman untuk aktivitas yang akan dilakukan, yaitu dijauhkan dari pertigaan jalan dan cukup jauh dari halte bus. 2. Diambil dari jalan yang kurang banyak dilewati namun cukup besar 3. Kemudahan akses ke zona servis d. Analisa
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Letak site yang diapit oleh 2 jalan lingkungan yaitu jalan Mangis I dan jalan manggis IV serta diapit oleh 2 jalan besar atau utama ( Jl Prof. Suharso dan Jl Adi Sucipto ) maka peletakan SE ataupun ME di letakan Jl
antara PEMUKIMAN FAJAR INDAH
Adi
dan
Sucipto
Jl
Prof
Suharso.
PEMUKIMAN PENDUDUK
Gb 4.20. Anlisa site Sumber : Dokumen pribadi
Pemilihan ME Tabel 4.7 Analisa pemilihan ME
Pertimbangan
1
2
3
4
Kemudahan akses dan pencapaian
ya
ya
Ya
Ya
Tingkat keselamatan dan keamanan
ya
tidak
tidak
ya
Tingkat kemacetan
Tdk
ya
ya
Tidk
crordt Lebar jalan
ya
crodit ya
tidak
tidak
Maka Me yang sesuai adalah no 1 Pemilihan SE Tabel 4.8 Analisa pemilihan SE
Pertimbangan
1
2
3
4
Kemudahan akses ( Kemudahan keluar
Ya
Tidak
Tidak
Ya
dari site )
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tingkat keselamatan dan keamanan
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tingkat kemacetan
Tidak
ya
ya
Tidak
Jalan yang tidak banyak dilalui tapi cukub
Tidak
ya
ya
ya
besar Maka Me yang sesuai adalah no 4 e. Hasil SE ini di gunakan oleh Semua pemakai gedung atau pengunjung
ME digunakan untuk pengunjung fasilitas ini
Berdasarkan pertimbangan tingkat kemacetan pada Jl Prof Suharso maka pada jam jam tertentu ME utama dapat digunakan sebagai SE Gb.4.21 Penempatan SE dan ME Sumber : Dokumen pribadi
4. PROSES PENENTUAN KONSEP JUMLAH LANTAI 1. Dasar pertimbangan Tapak terletak pada SWP VI yang memiliki ketenturan tinggi lantai 5 – 9 lantai ( 24 m – 40 m). 2. Analisa Berdasar Luasan site dan kebutuhan luasan site yang tidak dapat menjangkau seluruh total lusan site, serta pertimbangan letak site yang terdapat pada SWP IV dengan peraturan tinggi bangunan yang terletak di SWP tersebut memiliki ketinggian 5 – 9 lantai maka bangunan Pusat suku cadang kendaraan bermotor di rencanakan memiliki tinggi bangunan 6 lantai. Dengan pertimbangan luas lantai dasar 23.138,93 m2 dan luasan total 36.751,60m2. Sehingga sisa luasan yang tersisa akan di bagi 5 lantai lainya. 3. Hasil Ketinggian lantai = 6 lantai 5. PROSES PENENTUAN KONSEP ZONE BERDASARKAN KEBISINGAN
commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
o Dasar petimbangan
1.
Tuntutan aspek privasi
2.
Terhadap sifat pelayanan
3.
Terhadap tingkat kebisingan o Kriteria penentuan
1.
Pola penzoningan ini harus dapat memenuhi tuntutan aspek privasi dari masing-masing pelaku fasilitas bangunan, sehingga antara kegiatan ruang satu dengan kegiatan yang lain tidak akan saling mengganggu
2.
Dengan penentuan pola penzoningan, maka pembagian kegiatan yang terjadi dapat dibedakan berdasarkan sifat pelayanannya, meliputi daerah publik, semi publik dan privat Ditinjau dari pengaruh kebisingan dan kondisi sekitar site, maka dengan adanya pola penzoningan akan dapat dicari kemungkinan terbaik. Dimaksudkan disini adalah akan didapat suatu zone atau area yang sesuai dengan fungsi dan tingkat kepentingannya. 1. ZONA KEBISISNGAN HORISONTAL PEMUKIMAN FAJAR INDAH
AREA KEBISINGAN TINGGI < 80 DB
AREA KEBISINGAN SEDANG 70 – 80 DB
PEMUKIMAN PENDUDUK AREA KEBISINGAN RENDAH < 70 dB
Gb 4.22. Analisi Kebisingan Horisontal Sumber : Dokumen pribadi
2.
commit to user ZONA KEBISINGAN VERTIKAL
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb 4.23. Analisi Kebisingan vertikal Sumber : Dokumen pribadi
6. PROSES PENENTUAN KONSEP PEZONINGAN
Untuk
menentukan pezoningan di dalam site, pertimbangan yang
digunakan adalah pengelompokan kegiatan. Kriteria : 1.
Pembagian zona berdasarkan karakter bangunan yang akan di rencanakan, bersifat atraktif, memberikan kesan terbuka ( komersial ) serta menjadi point of interest
2.
Pembagian zona berdasarkan program aktifitas kegiatan yaitu kegitan utama, kegiatan pendukung utama kegiatan pengelola serta kegiatan pelengkap. Jadi pembagian zona di bagi menjadi 4 bagian
Analisa : 1.
Zona A direncanakan adalah zona untuk penjualan, informasi tentang penjualan mobil setengah pakai
2.
Zona B adalah kegiatan utama ( mencari data suku cadang , penjualan suku cdang , pameran serta penjualan spare part atau asesoris.
3.
Zona C adalah kegiatan pengelolaan
4.
Zona D adalah kegiatan pelengkap
Hasil :
Gb 4.24 Zoning horisontal Sumber: Dok pribadi
commit to user
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Zoning vertikal mendasari penempatan satu fungsi dengan pertimbangan aksesibilitas, segi kenampakan dan privasi yang dikaitkan dengan penempatan pada level bangunan.
Gb 4.25. Zona Akhir Vertikal Sumber : Dok. Pribadi
Pada lantai terbawah akan digunakan untuk bengkel serta area servis kendaraan ada juga retail dan restauran, pada lantai 2, akan digukan retail-retail dan anchor tenent, bodi repair, lantai 3 retail reteil dan anchor, lantai ke 4 adalah anchor tenent dan retail retail show room ,lantai 5 anchor tenent dan retail -retail serta show room. Lantai 6 adalah kantor. 7. PROSES PENENTUAN KONSEP ORIENTASI BANGUNAN 1) Dasar pertimbangan
1.Sifat komersial bangunan yang menuntut arah pandang orang untuk melihat ke dalam site atau bangunan. 2.Arah dan kepadatan lalu lintas di sekitar site baik kendaraan maupun pedestrian. 3.Perencanaan ME dan SE sebagai media akses keluar masuk site. 2) Kriteria Pemilihan 1.
Orientasi bangunan terutama diarahkan untuk memberikan kejelasan kepada masyarakat tentang keberadaan bangunan
2.
Orientasi
bangunan
yang
terjadi
nantinya
harus
memberikan
kemudahan terhadap pola perencanaan ke arah bangunan oleh publik 3) Analisa
Dari dasar pertimbangan dan pemilihan orientasi bangunan di atas ditemukan bahwa Jl Adi Suciptodan dan Jl Prof Suharso merupakan jalan dengan kemungkinan pengunjung paling banyak, selain itu penempatan ME yang berhubungan langsung dengan jalan Adi Sucipto semakin memperkuat
commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
arah orientasi yang paling optimal, yaitu ke arah Prempatan Fajar Indah seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:
hallai
Perempatan jajar
Lahan kosong
Pemukiman penduduk
Gb.4.26 Analisis Orientasi arah bangunan Sumber: Dok pribadi
Sehingga dari analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan pola orientasi site dan pencegahan terhadap view
yang kurang baik untuk site
tersebut :
Gb 4.27 . Orientasi arah bangunan Sumber: Dok pribadi
Hasil orientasi view bangunan adalah menghadap perempatan FajarIndah karenena merespon letak site yang berada peda perempatan jalan serta agar bisa terekspos dengan baik sehingga bangunan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. PROSES PENENTUAN KONSEP PERMASAAN DAN TAMILAN BANGUNAN
Bertujuan
untuk
menentukan
bentuk
bangunan
yang
dapat
mewujudkan bangunan yang komunikatif, atraktif dengan pendekatan bentuk pada analogi produk sapre part dan penerapan Arsitektur High Tech. Charless Jenks dalam bukunya Architecture Today menyatakan bahwa ada 6 kriteria bangunan High‐Tech yang bisa dikatakan ideal, yaitu: 1.
Inside‐out , dimana area servis dan struktur bangunan terekspos pada eksterior yang juga dimanfaatkan sebagai ornamen atau sclupture.
2.
Terdapat simbolisasi High‐Tech seperti member sclupture yang bercirikan High‐ Tech tetapi tetap ditekankan pada segi logisnya
3.
Menggunakan material kaca sehingga dapat memaksimalkan daylight dan dapat mengekspos interior bangunan
4.
Menggunakan warna‐warna cerah atau warna‐wana monokrom
5.
Menggunakan stuktur baja atau kabel baja pada struktur utama atau pada atap.
6.
Memasukan satu hal yang inovatif pada konsep perancangan dan dapat berfungsi pada bangunan Analogi bentuk produk Spare part pada bangunan pusat suku cadang kendaraan bermotor di surakarta dengan hi tech antara lain : 1. Menggunakan lampu sebagai fungsi (artificial lighting), estetika (interior‐ eksterior) bangunan. 2. Penggunaan mesin sebagai penghasil energi untuk bangunan 3. Menggunakan bahan fabrikasi sebagai elemen bangunan‐atap, dinding, jendela (BRC, Galvalum, polycarbonate) 4. Menggunakan produk teknologi sebagai media promosi dan informasi produk otomotif di dalam dan luar bangunan‐elemen atraktif. 5. Mengggunakan warna‐warana monokrom dan warna‐warna yang cerah pada bangunan. 6. Pendingin mesin, piston dan mesin merupakan salah satu inspirasi bentuk gubahanmasanya sebagai slah satu perwujudan suku cadang kendaraan bermotor, selain itu dapat mewakilkan cirikhas tekhnologi yang mutakhir. Massa Utama Spare part center di rencanakan memiliki kesan “welcome” atau terbuka sehingga berbentuk huruf ” L ” berbentuk seperti pistol. Masa utama terdiri dari gabungan antara silinder dan box, dengan box sebagai
commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
wadah kegiatan secara umum dan silinder sebagai penunjang ataupun point of interestnya di dapat dari metafora bentuk cooling engine mesin ,analisa SE dan ME ,konsep pezoningan serta penggabungan pola peruangan secara garis besar sehingga di dapat gubahan masa kasar seperti pada gambar berikut :
commit to user
70
Colling engine,piston Dan mesin
Silinder dan boks
SE dan ME
Zoning vertikal
Zoning horisontal
Pola hubungan makro Pada site setelah di pengarui bentuk silinder dan box
Pola hubungan makro
Pola hubungan makro Pada site
HASIL Gb 4.28. Metafora terbentuknya gubahan masa Sumber : Dokumen Pribadi
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Di rencanakan bangunan yang ada adalah bangunan jamak, dengan gambaran, gubahan masa yang di dapat diatas adalah bangunan utama dan beberapa bangunan penunjang ( Car wash,body repair, galabo ) direncanakan terpisah dari bangunan 7. Menggunakan kabel baja sebagai elemen struktur‐atraktif
Gb 4.29. Penggunaan struktur kabel pada atap Sumber : Dokumen Pribadi
8. Mengekspos area servis Misalnya, Peletakan posisi lift pada fasade bangunan dengan badan lift yang terbuat dari kaca transparan.
Gb.4.30 Espose tangga dengan menggunakan kaca transparan Sumber : Dokumen Pribadi
9. Penggunaan bahan transparan dan ringan (kaca, policarbonat, akrilik) sebagai elemen bangunan interior‐eksterior (Bukaan, jendela, sun shadding)
Gb4.31 Sun seding Sumber : Dokumen Pribadi
10. Penggunaan Sculpture sebagai salah satu ornamen pada bangunan
commit to user Gb 4.32 . Scluptur Sumber : Dokumen Pribadi 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Menggunakan Material logam/metal sebagai elemen eketerior–interior dan elemen struktur bangunan (Plat baja, kolom baja) 9. Proses Penentuan Konsep Struktur 1.
Analisa Struktur Pusat suku cadang kendaran bermotor yang direncanakan menggunakan pendekatan Arsitektur hi tech dengan menggunakan struktur kabel serta penggunanan plat baja, kolom baja ataupun menggunakan prinsip prinsip struktur bertekhnologi tinggi lainnya semisal penggunaan sistem pre cast dan pre stress.
Pola peruangan dengan fleksibilitas yang tinggi tanpa pembatas ruang yang permanen membutuhkan sistem struktur yang ringan tanpa menggunakan dinding massif sebagai pemikul beban. Struktur rangka baja dengan kolom dan balok baja sebagai pemikul beban merupakan struktur badan bagi bangunan yang direncanakan, hal ini berdasarkan pertimbangan struktur rangka baja memiliki karakteristik cukup ringan, fleksibel dalam pembagian
ruang
pembuatan
dan
bukaan,
mampu
menahan
gempa dan
getaran,
dengan
bentangan
cukup luas.
2 Lantai
5 Lantai
commit to user
Gb.4.33 Pembagian Tinggi bangunan Sumber : Dokumen Pribadi
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada pusat suku cadang kendaraan bermotor bangunan utamanya
memiliki ketinggian lantai yang berbeda yaitu 2 lantai dan 6 lantai. Struktur yang digunakan juga berbeda tentunya. Pada bangunan yang memiliki ketinggian 2 lantai menggunakan pondasi footplate dan pondasi sumuran. Pada bangunan yang memiliki ketinggian 6 lantai, menggunakan podasi tiang pancang Mendukung bangunan berlantai banyak, cocok untuk tanah yang cukup keras. 2.
Hasil analisa Untuk memudahkan peruangan dan pembagian retail‐retail, maka modul struktur menggunakan sistem grid dan menggunakan kombinasi strukutur kolom balok dengan sistem pre cast dengan kolom balok dari baja. Agar memudahkan pembagian retail‐retail dengan ukuran ( 4 m x 4 m , 3 m x 4 m , 6 m x 6 m ) serta sirkulasi untuk pengunjung maka bentang antar kolom dapat disimpulkan kelipan 3 m dan 4 m. Untuk sirkulasi pengunjung ( pejalan kaki ) memiliki modul kolom
5 m x 6 m. Berdasarkan analisa di jenis struktur dan pertimbangan besaran retail maka diperoleh modul struktur sebagai berikut :
commit to user
Agar memudahkan pembagian retail retail dengan ukuran ( 4 m x 4 m , 3 m x 4 m , dan 6 m x 6 m ) serta sirkulasi untuk pengunjung maka bentang antar kolom dapat disimpulkan kelipan 3 m dan 4 m. Untuk sirkulasi pengujungmemiliki modul kolom 5 m x 6 m
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Lantai
5 Lantai
Pada zone ini modul struktur mengikuti dan menyesuaikan modul pada lantai 2 (hijau ) dan di gabungkan dengan sistem dilatasi Pada zone biru ( 6 lantai) modul strukturnya mengerucut. Dan pada tengah lingkaran, bebas kolom karena digunakan untuk pameran atau exibition
50 x 50
Gb 4.34 Modul struktur
Ukuran kolom yang di gunakan pada modul struktur pada gambar di bawah ini Sumber : Dokumen Pribadi 60 x60
adalah 50 cm X 50 cm, 60cm x 60 cm serta balok yang digunakan adalah 30 cm x40 cm serta 40 cm x 50 cm. Penggabungan dua buah masa yang saling berdampingan dan memiliki ketinggian lantai yang berbeda, pemisahan kolomnya dengan dilatasi. Tabel 4.9 penggunaaan strurktur berdasarkan pembagian ketinggian lantai
Jenis
( 2 lantai )
struktur
( 5 lantai )
Sub struktur
2 Lantai
Karena hanya 2 lantai, penggunaan foot Bangunan berlantai banyak cocok plate dan sumuran
5 Lantai 2 Lantai menggunakan tiang pancang selain
itu baik di gunakan pada daerah 5 Lantai yang memiliki tanah keras
commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Super Struktur
Menggunakan kolom dan balok dengan Menggunakan kolom dan balok sistem pre cast dan kolom balok dengan sistem pre cast dan kolom baja.karena berbentuk grid ( persegi ) balok baja.karena berbentuk grid ( kolomnya berbentuk persegi.
persegi ) kolomnya berbentuk
persegi.
Upper
struktur
Untuk menunjang bentang yang sangat besar dapat di tunjang dengan bentuk variasi struktur atap melengkung
Untuk menunjang bentang yang sangat besar dapat di tunjang dengan
menggunakan
struktur
kabel
10. PROSES PENENTUAN PENGHAWAAN DAN PENCAHAYAN 1.
Penghawaan 1. Penghawaan alami Dasar pertimbangan: 1.
Kebutuhan udara bersih bagi manusia yang didasarkan pada tuntutan kenyamanan
2.
Arah aliran udara
3.
Kebutuhan udara
4.
Orientasi bangunan
Prinsip perencanaan sistem penghawaan secara alamiah : 1. Lebar bukaan, standar luasan bukaan pada bangunan minimal 1/3 luas lantai. 2. Arah hadapan bukaan, untuk mendapatkan aliran udara dalam ruangan. commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Penghawaan buatan Digunakan pada ruang‐ruang didalam bangunan pada kegiatan yang bersifat rekreasi, pelayanan jasa, show room,perpustakaan, ruang tunggu, r exsibiton, ruang rapat serta kantor. Sistem pengkondisian penghawaan buatan menggunakan AC yang hemat energi.kapasitas udara yang akan dikondisikan cukup besar, maka digunakan sistem AC sentral. 4.
Pencahayaan Dasar pertimbangan : 1. Memberikan kenyamanan indera penglihatan dengan taraf intensitas yang tepat. 2. Mendukung usaha mengekspos suatu obyek sehingga mendorong konsumen untuk membelinya. 3. Kebutuhan pencahayaan untuk estetika dari segi eksterior maupun interior.
Pengaruh yang ditimbulkan dalam hubungannya dengan pemanfaatan cahaya alami adalah orientasi bangunan, macam dan waktu kegiatan, luas ruang dan sifat pencahayaan. Prinsip perencanaan pengaturan sisitem dan kekuatan pencahayaan alami : 1. Adanya bukaan jendela dengan standar minimal bukaan 20% dari luas lantai 2. Perencanaan cantilever dan overhang 3. Tekstur obyek untuk membantu pemantulan cahaya. 4. Pemilihan warna yang dapat membantu penerangan alami.
Kuat penerangan cahaya alami yang masuk dalam ruangan dapat dimanfaatkan hanya mencapai kekuatan maksimal sejauh dua kali tinggi bukaan. Oleh karena itu perlu ditunjang dengan penerangan buatan agar standar penerangan dalam ruang dapat dipenuhi. Penggunaan pencahayaan buatan adalah karena tuntutan fungsi dan kondisi sebagai berikut: 5. Untuk semua ruang yang membutuhkan pencahayaan pada waktu malam hari. 6. Untuk semua ruang tertutup pada waktu siang dan malam hari. 7. Sebagai penerangan khusus untuk mengekspos suatu obyek
Konsep Pencahayaan
commit to user
75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam Pusat Suku cadang ini menggunakan sistem pencahayaan alami dan buatan. 1.
Pencahayaan alami
Penggunaan atap skylight adalah untuk menangkap cahaya matahari ke dalam bangunan dalam jumlah yang besar. Selain itu cahaya matahari juga masuk melalui jendelaatau kaca‐kaca bangunan dan untuk mengurangi panas sinar matahari yang tinggi dapat di redam dengan menggunakan window film. Selain Gb 4.35. Skylight pada r exibition Sumber : Dokumen Pribadi
sebagai elemen dan struktur arsitektural baik eksterior maupun interior, skylight
juga sebagai strategi dalam penghematan energi. Material utama yang sering digunakan sebagai skylight adalah kaca dan accrylic. 2.
Pencahayaan buatan (artificial lighting)
Sumber penerangan lampu (ceiling, wall, spotlight) dipakai sumber pencahayaan buatan yang besar kuat penerangannya didasarkan pada penggunaan ruangan. Sebagai sumber listriknya dipergunakan baterai yang dilengkapi pengisiannya. Penerangan darurat dipasang pada lokasi tertentu antara lain pintu keluar, koridor, pintu darurat, tangga, ruang pertemuan, ruang panel, ruang control dan lift. 3.
Decorative Lighting
Decorative lighting merupakan penerangan tambahan yang lebih berperan dalam segi estetika karena tidak hanya sebagai penerang saja tetapi juga sebagai elemen dekorasi baik untuk eksterior maupun interior. Digunakan pada ruang‐ruang tertentu untuk mengekspos suatu benda, misalnya barang dagangan yang ditawarkan. Biasanya pada display windows dan ekspose suatu kegiatan yang sedang diadakan, misalnya promosi, pameran, dan entertainment music.Penggunaan Decorativ Lighting pada bangunan pusat
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
suku cadang yang direncanakan pada show room spare part, Accesoris dan Exibition. 11. PROSES PENENTUAN KONSEP LANDSEKAP Unsur‐unsur yang mempengarui dalam penataan landsekap antara lain : 1.
Unsur lunak ( Soft Material ) Unsu‐unsur yang meliputi rerumputan, semak dan pohon. Unsur ini digunakan sebagai elemen penutup tanah, elemen pengarah, peneduh atau penghalang, baik penghalang angin, penghalang panas, maupun penghalang bunyi ( kebisingan ). Jenis tanaman yang dipilih harus memiliki beberapa persyaratan, antara lain tahan terhadap hama penyakit, berumur panjang, mudah ditanam dan dipelihara serta bentuknya indah.
2.
Unsur Keras ( Hard Material ) Unsur keras meliputi elemen penutup jalan, plaza, serta furniture . fungsi elemen keras yaitu sebagi pengarah, jalan sirkulasi elemen estetis dan pusat orientasi .
sebagai pelindung terhadap pemanasan sinar matahari, penataan vegetasi dapat pula sebagai pengarah sirkulasi diluar bangunan dan juga sebagai filter alamiah penyaring polusi udara, suara serta polusi. Berdasarkan kebutuhan serta fungsi pohon, maka dapat dibedakan sebagai berikut :
Pohon yang berfungsi sebagai peneduh
Pohon pinus, Pohon Akasia Pohon yang berfungsi sebagai pengarah
:
Jenis palem paleman ( Palem Raja ) Pohon yang berfungsi sebagai pembatas
:
Gb 4.36.Penataan lands cape Sumber : Dokumen Pribadi
Bluntas , Boungenville
12. PROSES PENENTUAN KONSEP UTILITAS BANGUNAN 1.
Dasar pertimbangan:
Jaringan Listrik
commit to user
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.
Kelancaran distribusi listrik
2.
Efisiensi dan efektifitas sumber daya listrik
3.
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang berlaku Total kebutuhan listrik di analogikan dengan salah satu Mall di Surabaya yang memilki kebutuhan dan besaran ruang yang hampir sama .Total kebutuhan listrik di mall tersebut yaitu 4500 KVa . Pada Pusat suku cadang kendaraan bermotor direncanakan menggunakan 3 sumber energi listrik, Listrik dari PLN sebagai sumber listrik utamanya, di tunjang oleh solar cel dan genset .
1.
Listrik dari PLN sebagai sumber listrik utama = 4500 Kva atau 3600 Kwat
2.
Listrik yang dihasilkan solar cel yang dipasang pada atap bangunan utama Luas atap = 3,14 X r2 X 1/4
= 3,14 X 30 2 X 1/4
= 706,5 m2
Digunakan pada 2 penampang atap ( 706,5 m 2 X 2 ) =1413 m 2 Besarnya daya yang dihasilkan panel surya = 190 wat
Daya yang dihasilkan = 190 X 1413 = 268470 Wat atau 268,47 Kwat
3.
Genset yang digunakan merek Cummins, buatan jerman dengan kapasitas daya 2000 KVA dan 1500 KVA
Konsep Penyediaan Listrik Solar sel
Genset
PLN
Meteran
Solar sel
R panel sekunder
Panel sekunder
Distribusi
Panel sekunder
Distribusi
Panel Utama
R panel Utama Genset
Distribusi dari panel utama ke panel
Jaringan listrik internal
pada
Pusat otomotif bersumber SAFT
dari
PLN
Gb 4.37. Skema distribusi listrik Distribusi listrik ke PLN dan cadangan sumber listrik yang berasal dari genset. Sumber : Dokumen Pribadi tiap ruang
commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Sanitasi
1. Air bersih Air bersih yang di butuhkan oleh bangunan pusat suku cadang kendaraan bermotor adalah sebagai berikut : 1.
Penggunaan kamar mandi (kamar mandi, WC wastafel ,unior ) 14 x ( 8 + 30 + 250 + 25 ) = 4382 L
2.
Tempat cuci mobil Direncanakan 50 x cuci mobil per hari = 50 x 200 L / kali = 10.000 L
3.
Pemadam kebakaran Standar pemasanagan splingker menurut Ir. Hartono Poerbo, M.ARCH dalam bukunya UTILITAS BANGUNAN , setiap 1000 – 2000
terdapat
splingker dan sensor pemadam kebakaran Total luas bangunan yang direncanakan akan di pasang splingker : 1000 = 33
33.027,10
Karena setiap 1000
1. 2. 4. 5.
maka 33 X 4 splingker = 132 splingker
Vair-sprinkler = ∑ sprinkler . (18) . (30) = 132.18.30 = 71280 L Vair-hydrant = ∑ hydrant . (400) . (30) = 132.40.30 = 158400 L 22980 L
Dapur untuk resturant dan kafetaria, asumsi atau diperkirakan 2500 L Kebutuhaban air untuk ventilasi dan pendingin ruangan
1. 2.
Vair-ssirkulasi = 8-13 liter/ menit /TR = 8.8.60 = 3400 L Vair-hydrant = 1,5- 2 % . Vair-sirkulasi = 1,5 . 3400 = 5760 L 9160 L
Tabel 4.10 Kebutuhan air bersih per hari
Kegunanaan Banyaknya pemakaian ( Liter ) Lavatory (kamar mandi, WC wastafel 4382 ,unior ) Tempat cuci mobil 10.000 Pemadam kebakaran 229.680 Dapur 2500 9160 AC dan sirkulasi udara Total 255.722 Sumber :Penghitungan pribadi dan Utilitas bangunan untuk arsitek dan sipil 1.
Sumber air sumur artesis.
commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Air bersih dari sumur artesis ditampung di bak penampung dan disalurkan
dengan saluran pemipaan untuk menjangkau titik‐titik
pendistribusian, misalnya wc umum, fire hidrant ke bangunan‐ bangunan.
Upper tank
Pompa Ground Water Tank
Sumur dalam
Pompa Distribusi
Gb4.38 . Distribusi air dari sumur Sumber : Dokumen Pribadi
1.
PDAM
Sumber air bersih ini disediakan oleh perusahaan air minum setempat. Tangki atas
Meteran
Ground Reservoir
Pompa
Distribusi
PAM
Gb4.39 . Distribusi air dari sumur Sumber : Dokumen Pribadi
Konsep Distribusi Air Bersih pada Bangunan
Sumur
Resevoir
Pompa Hydrant
Pompa Air Hydrant
Sumber Air
Distribusi Air hidrant dan splingker
Distribusi Air
Gb 4.40 Distribusi air bersih pada bangunan Sumber : Dokumen Pribadi
2.
Air Kotor Sistem pengolahan air kotor dan drainase diarahkan untuk menghindari pencemaran lingkungan bagi penduduk setempat. commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dapur
Penangkap lemak
Bak tampung
resapan
Air kotor Toilet
Tinja
Sumur resapan
Septictank
Gb.4.41 Skema sistem aliran air kotor Sumber : Dokumen Pribadi
3. Air hujan
Pembuangan air hujan melalui saluran‐saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah. Dan untuk membantu penyerapan ke dalam tanah dapat digunakan lapangan rumput di sekitar bangunan. Tabel 4.11 Tabel pipa pembunagan air hujan dan sumur resapan
Luassan Atap
Diameter Pipa ( Inci Volume Sumur Resapan ( ) )
500 ‐ 599
4
24
600 ‐ 699
5
28
700 ‐ 799
5
32
800 ‐ 899
5
36
900 ‐ 999
5
40
1. 2. 3.
1000 ‐ 1500 6 60 Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi Untuk Arsitek dan Peraktisi bangunan 1500 ‐ 3000 8 120 Penentua n diameter pipa saluran air hujan (DH) dan volume sumur resapan ( Vr ) adalah dengan menghitung luasan atap ( La ) setiap bangunan : Bengkel mobil : La= 2220 + 20 % = 2664 Bengkel kendaraan : La= 2220 + 20 % = 2664 Bangunan Exibiton : La= 2862 + 20 % = 3434 Konsep Sistem Air Hujan
( Dh = 8 inci,Vr = 120 ( Dh = 8 inci,Vr = 120 ( Dh = 8 inci,Vr = 120
) ) )
commit to user
81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sumur resapan
Bak kontrol Air hujan dari atap Air hujan
SHAF
Air hujan dari
Air hujan sekitar
Air hujan dari atap
Pipa Vertikal
Bak kontrol Selokan Gb.4.42 Skema sistem aliran air hujan 1. Sumber : Dokumen Pribadi Pendingin ruagan
Sumur Resapan
Prinsip utama instalasi AC dan ventilasi adalah menurunkan temperatur dan kelembaban ruang. Sistem pendingin ruang ada 2, yaitu : 1.
Sistem langsung (direct cooling) Udara didinginkan secara langsung oleh refrigerant dengan menggunakan mesin‐mesin paket seperti window unit dengan atau tanpa tabung udara dingin (ducting).
2.
Sistem tidak langsung (indirect cooling) Dipakai media : Chilled Water dengan temperatur sekitar 50C yang diproduksi dalam chiller berefrigerant.Banyak digunakan di bangunan tinggi karena menghemat tempat sebab hanya menggunakan tabung penyebar udara horizontal tanpa tabung vertikal. AHU (Air Handling Unit) yang ditempatkan pada tiap lantai berisi kumparan pipa (coil), blower dan filter udara. Penghitungan total beban pendingin Jenis Ac yang digunakan adalah AC central dengan perhitungan sebagai berikut Tabel 4.12 Tabel total luasan runag yang menggunakan AC
Kelompok ruang Luasan ( ) Fasilitas promosi dan pemasaran 20.827,25 Fasilitas pelayanan dan jasa 161,2 Fasilitas pengelolaan 691,23 Fasilitas penunjang 1046,575 TOTAL 27.726,255 commit to user Sumber : Dokumen Pribadi
82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.
Total beban AC = 27.726,255 X 700 Btu/ jam/
= 15.908.378.5 Btuh
1 Ton R = 12000 Btuh.
2. Kapasitas AC = Total beban : 12000 = 15.908.378.5 Btuh : 12000 = 1325,6 Ton R 3. Daya Listrik : 1 Ton R = 1,25 kw.
Total daya listrik = Total 1325,6 Ton R × 1,15 kw = 1657 Ton R kw Cooling tower
AHU
room
AHU
room
AHU
room
AHU
room
chiller
Gb 4.43. Skema sistem pendingin ( AC ) Sumber : Dokumen Pribadi
4.
Jaringan Komunikasi
Jaringan komonikasi dibedakan menjadi 2 , yaitu interen dan ekteren Intern Menggunakan telefon PABX ( Private Automatic Branch Exchange ) melayani komonikasi eksternal dan menghubungkan komonikasi denam imternet melalui oprator . Ekteren Komonikasi yang digunakan pegawai atau karyawan di dalam gedung dengan fihak luar, menggunakan telefon dan fax Konsep Jaringan Komunikasi PT. TELKOM
Panel
Operator
Telepon Lokal Faks Internet
SLJJ /SLI
R. Terminal Operator
Line komunikasi
dalam bangunan
TELKOM
Line dari Telkom
Gb.4.44 Skema sistem telekomonikasi commit to user Sumber : Dokumen Pribadi
83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13. PROSES PENENTUAN SISTEM PENGAMAN BANGUNAN 1.
Pemadam Kebakaran Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran, faktor yang menentukan adalah:
1. Fungsi bangunan. 2. Luasan bangunan. 3. Peralatan yang ada di dalam bangunan yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Sistem pengamanan yang dapat digunakan dalam pusat suku cadang kendaraan bermotor dibagi menjadi 2 yaitu dalam ruangan dan di luar ruangan 1. Dalam ruangan Menggunakan sprinkler air, fire estinguisher, indoor hydrant dan tangga darurat. 1.
sprinkler air
Total luas bangunan yang direncanakan akan di pasang splingker 33.027,10
: 1000 = 33
Karena setiap 1000
maka 33 X 4 splingker = 132 splingker
Splingker akan di pasang di setiap ruangan dalam bangunan suku cadang kendaranan bermotor 2.
fire estinguisher dan indoor hydrant
Ditempatkan pada tempat‐tempat setrategis dan mudah di kenali. Indor hidrant terletak pada daerah dekt shaf dan fire estinguisher diletakkan pada setiap ruangan untuk mengatasi bahaya kebakaran ringan. 3.
Tangga darurat
Memiliki lebar 3 m, dan cukup dilalui 2 orang secara bersamaan 4. Luar Ruangan
commit to user
84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menggunakan outdoor hydrant. 5.
Penangkal Petir Terdapat 2 sistem penangkal petir yang dapat di gunakan yaitu sistem Franklin dan sistem faradday Dasar pertimbangan: Tabel 4.13 Alternatif pilihan penangkal petir
Sistem Franklin
Sistem Faradday
Bila terjadi petir akan terjadi ionisasi di awan. Loncatan ion‐ion dapat ditahan oleh Prinsip preventor sehingga tidak mengenai kerja bangunan. Radius perlindungan sama dengan tinggi preventor. Harganya lebih murah dibandingkan sistem Keuntungan Faradday.
Kerugian
Tiang‐tiang faraday yang berjarak kurang lebih 20 m (antar tiang) terletak di sekeliling bangunan untuk melindungi bangunan dari sambaran petir. Sifat perlindungan lebih baik karena aliran listrik langsung dialirkan ke ground di tanah. Bila suatu saat ion‐ion pada preventor Lebih mahal dibandingkan sistem tersebut habis atau berkurang, maka daya Franklin. perlindungannya jadi menurun.
Sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem yang digunakan adalah sistem
Faradday. Sistem Faradday berupa tiang setinggi 50 cm. Tiang‐tiang ini dipasang di puncak bangunan atau atap, kemudian dihubungkan dengan kawat yang dimasukkan ke dalam pipa yang tidak memiliki kemampuan menghantarkan listrik (pipa paralon), dan kemudian dihubungkan dengan ground. Pada ujung ground diberi kolam air untuk memperbesar penghantaran listrik ke tanah.
Konsep Penangkal Petir
Sistem pengamanan bahaya petir yang digunakan adalah sistem Faradday. Arus listrik dari petir
Kolam air
Gb.4.45 Skema jaringan penangkal petir Sumber : Dokumen Pribadi
commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR DI SURAKARTA DENGAN PENEKANAN ARSITEKTUR HI TECH A. Konsep Peruangan 1. Konsep peruangan dan kebutuhan ruang Tabel 5.1 Kebutuhan ruang
FASILITAS PROMOSI DAN PEMASARAN KELOMPOK RUANG R Exsibition
R spare part dan asesoris
R informasi
R perpustakaan
R. Display perkembangan otomotiv
R. Pemutaras Slide
RUANG R. resepsionis R. pameran Gudang peralatan R. spare part motor R. asesoris motor R. spare part mobil R. asesoris mobil R. automotive show room serta anchor tenent (spare part dan asesoris ) R. pengelola Gudang stok spare part Bengkel kerja R parker pelayan Lavatory :WC pria, wc wanita dan wastafel R. pendaftaran R. pengelola R. tunggu R. computer Lavatory :WC pria, wc wanita dan wastafel R. Pendaftaran Tempat penitipan barang R. catalog ( rak penyimpanan ) R .perpustakaan R . baca R. Pengelola Gudang Lavatory :WC pria, wc wanita dan wastafel R Informasi perkembangan suku cadang R .display 2 dimensi R .pengelola Lavatory :WC pria, wc wanita dan wastafel Gudang R pendaftaran R tunggu R pertunjukan R.proyektor commit to user
LUASAN ( m2 ) 13,6 1710 20 796.95 325 158,4 343,2 6006 60,45 40 488,7 93,6 21,12 18 13,5 140 51,65 21,12 9 15 16 109,06 46,4 18 12 21,12 9 55 18 26,4 12 18 65 50 13,5
85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
R pengelola gudang
18 12
Lavatory :WC pria, wc wanita dan wastafel 21,12 R. Pertemuan 900 R. tunggu 390 Lavatory :WC pria, wc wanita dan wastafel 52,8 R diskusi R diskusi 100 R tunggu 65 Lavatory :WC pria, wc wanita dan wastafel 21,12 R foto copy 16 Gudang 20 TOTAL 12532 m2 R . konfrensi
FASILITAS PELAYANAN JASA KELOMPOK RUANG RUANG Servis station R pendaftaran Bengkel kerja R. tunggu R. parkir pelayan Lavatory :WC pria, wc wanita dan wastafel R. tool control Gudang peralatan R utilitas R fasilitas karyawan (R ganti, loker, R makan, pantry ) Body repair R. Pencataan Bengkel kerja R. tunggu Lavatory :WC pria, wc wanita dan wastafel Pancuran ( bak pancuran ) Gudang R. parkir pelayan Fasilitas karyawan ( R ganti, loker, R istirahat, r makan dan pentry ) R car audio R. pendaftaran R. tunggu Bengkel kerja R. kayawan Gudang alat
LUASAN ( m2 ) 14,3 480 26 149,76 10,56 9 20 12 172,475 14,3 775,5 26 9,76 36 20 149,76 76,7 14,3 26 361,465 24,2 15
Pelayanan paket barang 210 Car wash R. pendaftaran 14,3 Bengkel kerja 67 R . cuci mobil 212,16 R. Tunggu 15,6 R administrasi 16,5 Lavatory :WC pria, wc wanita dan wastafel 21,12 Gudang peralatan 12 R utilitas 9 R parkir pelayan 149,76 R karyawan ( R ganti, loker, R makan ) 28.8 TOTAL 3213 m2
commit to user
86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
FASILITAS PENGELOLAAN KELOMPOK RUANG Pengelolaan
LUASAN ( m2 ) R. Direktur 40 R. Sekretaris direktur 9,5 R. Tamu direktur 30 R. Wakil direktur 40 R. Sekretaris wakil direktur 9,5 R. Tamu wakil direktur 20 R. Sekretaris umum 11 R. Kabag administrasi umum 13,5 R. Staff adm. Umum 44 R. Kabag personalia 13,5 R. Staff personalia 27,5 R Kabag informasi 13,5 R. Staff informasi 27,5 R. Kabag promosi dan pemasaran 13,5 R. Staff promosi dan pemasaran 27,5 R. Kabag pelayanan jasa 13,5 R. Staff pelayanan jasa 27,5 R. Kabag pemeliharaan bangunan 13,5 R. Seertariat GAKINDO 76,5 R. Sekertariat IMI 76,5 R. Staff pemeliharaan bangunan 27,5 R. Tamu umum 32,5 R. Rapat 39 R. Tunggu/ lobby 32,5 Pantry 13,65 Lavatory :WC pria, wc wanita dan wastafel 21,12 Gudang peralatan 12 TOTAL 726,27 m2 RUANG
FASILITAS PENUNJANG KELOMPOK RUANG R. security R. parkir mobil dan motor dan R. parkir mobil setengah pakai Loading trailer Plaza/ main hall kanopi R. Receptionist lobby Restaurant
RUANG
R. Makan R. Administrasi Dapur Gudang R. karyawan Lavatory commit
to user
LUASAN ( m2 ) 12,5 14488,8
300 150 156 6,825 120 182,4 27,5 45,6 20 30 26,4
87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
R. Utilitas 12 R. Makan 79,04 R. Administrasi 27,5 Dapur 19,76 Gudang 12 R. Karyawan 12 Lavatory 26,4 R. Utilitas 12 Counter bank 100 Wartel 40 Amusement R. Permainan dan ketangkasan 144 R. Bilyad 257,73 R. Administrasi 19,8 R. karyawan 12 Lavatory 13,2 Gudang 20 Loket tiket 10 R kesehatan 46,124 Mushola 60 Lavatory 39,6 R. Mekanikal 40 Open space 2500 R. Elektrikal 40 R. AHU 24 R. telpon switchboard 24 R. Sampah 15 R. Resevoir air 20 Gudang peralatan 36 TOTAL 19446,579 m2
Caffetaria ( 3 caffetaria )
1) Rekapitulasi kebuthan ruang Total Besaran ruang Total semua besaran ruang adalah 36.619,719m2 • Fasiltas yang terletak pada lantai 1 Total luasan atau besaran ruang yang terletak di lantai 1 adalah 23.002,93 m2 2) Pola Hubungan Ruang 1. Fasilitas utama ( Kegiatan Informasi ) •
2
3
1
4 10
Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
5 9
6
commit to user
8
7
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Fasilitas utama ( Kegiatan promosi ) 2
1
6
Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
3 5
4
3. Fasilitas pendukung utama
1
2 3
Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
4
6
5
4. Fasilitas pengelola
3
2
4
5
1
9
Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
6 8
7
5. Fasilitas pelengkap 13
2
12
3
11
4
1
10
5
6. Pola
Hubungan Erat Hubungan Kurang Erat
9
Hubungan Ruang dan 8
6
7
Organisasi Ruang Secara
commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Makro
The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again.
Secara garis besar pola hubungan ruang horisontal dapat di gambarkan seperti gambar di samping . Gb.5.1 Pola hubungan ruang secara horisontal Sumber : Dok. Pribadi
2. KONSEP SITE
PEMUKIMAN FAJAR INDAH
site yang dipilih adalah site C
PEMUKIMAN PENDUDUK
180 M
185M
Gb.5.2 Site terpilih Sumber : Dokumen pribadi
3. KONSEP PELETAKAN PINTU UTAMA DAN PINTU SERVIS
commit to user Gb 5.3 Penempatan SE dan ME Sumber : Dokumen pribadi
90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. KONSEP JUMLAH LANTAI Jumlah lantai yang terdapat pada Pusat Suku Cadang Kendaraan Bermotor di Surakarta ini adalah 6 lantai 5. KONSEP ZONE BERDASARKAN KEBISINGAN a. Zona Kebisingan Horisontal
Gb.5.4 Kebisingan Horisontal Sumber : Dokumen pribadi
b. Zona kebisingan vertikal
Gb.5.5 Kebisingan vertikal Sumber : Dokumen pribadi
6. KONSEP PEZONINGAN 1.
Zoning akhir horisontal
Gb 5.6 . Zoning akhir horisontal Sumber: Dok pribadi
commit to user
91
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Zoning akhir vertikal Gb. 5.7 Zona Akhir vertikal Sumber : Dok. Pribadi
7. KONSEP ORIENTASI BANGUNAN hallai
Perempatan jajar
Lahan kosong
Pemukiman penduduk
Gb. 5.8 Orientasi arah bangunan Sumber: Dok pribadi
8. KONSEP PERMASAAN DAN TAMILAN BANGUNAN Analogi bentuk produk Spare part pada bangunan pusat suku cadang kendaraan bermotor di Surakarta dengan kriteria hi tech antara lain : a. Penggunaan Sculpture sebagai salah satu ornamen pada bangunan Pendingin mesin dan mesin merupakan salah satu inspirasi bentuk gubahan
Gb 5.9 . Gubahan masa bangunan utama commit to user Sumber : Dokumen Pribadi
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Menggunakan kabel baja sebagai elemen struktur‐atraktif Gb.5.10 Penggunaan struktur kabel pada atap Sumber : Dokumen Pribadi
c. Mengekspos area servis Misalnya, Peletakan posisi lift pada fasade bangunan dengan badan lift yang terbuat dari kaca transparan.
Gb 5.11 . Espose tangga dengan menggunakan kaca transparan Sumber : Dokumen Pribadi
d. Penggunaan bahan transparan dan ringan (kaca, policarbonate, akrilik) sebagai elemen bangunan interior‐eksterior (Bukaan, jendela, sun shadding)
Gb.5.12 Sun seding Sumber : Dokumen Pribadi
e. Penggunaan Sculpture sebagai salah satu ornamen pada bangunan f.
Gb.5.13 Scluptur Sumber : Dokumen Pribadi
Menggunakan lampu sebagai fungsi (artificial lighting), estetika (interior‐ eksterior) bangunan.
g. Penggunaan mesin sebagai penghasil energi untuk bangunan
commit to user h. Menggunakan bahan fabrikasi sebagai elemen bangunan‐atap, dinding,
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jendela (BRC, Galvalum, polycarbonate) i.
Mengggunakan warna‐warana monokrom dan warna warna yang cerah pada bangunan.
j.
Menggunakan Material logam atau metal sebagai elemen eksterior–interior
dan elemen struktur bangunan (Plat baja, kolom baja) k. Menggunakan produk teknologi sebagai media promosi dan informasi produk otomotif di dalam dan luar bangunan‐elemen atraktif. 9. KONSEP STRUKTUR 2 Lantai
5 Lantai
50 x 50
60 x60
commit to userGb.5.14 Modul struktur Sumber : Dokumen Pribadi
94
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 5.2 penggunaaan strurktur berdasarkan pembagian ketinggian lantai Jenis struktur Sub struktur
( 2 lantai )
( 5 lantai )
Karena hanya 2 lantai, penggunaan foot plate Bangunan berlantai banyak cocok dan sumuran
menggunakan tiang pancang selain itu baik di gunakan pada daerah yang memiliki tanah keras
Super Struktur
Menggunakan kolom dan balok dengan sistem Menggunakan kolom dan balok dengan pre cast dan kolom balok baja.karena sistem pre cast dan kolom balok berbentuk grit( persegi ) kolomnya berbentuk baja.karena berbentuk grit( persegi )
ur
Pribadi
digilib.uns.ac.id
Upper
persegi.
kolomnya berbentuk persegi.
struktur
Untuk menunjang bentang yang sangat besar Untuk menunjang bentang yang sangat dapat di tunjang dengan bentuk variasi besar dapat di tunjang dengan struktur atap melengkung
menggunakan struktur kabel
10. KONSEP PENGHAWAAN DAN PENCAHAYAN 1) Penghawaan a. Penghawaan alami Penghawaan alami pada bangunan pusat suku cadang kendaraan bermotor adalah berupa bukaa‐ bukaan atau fentilasi fentilasi kecil. Terdapat pada r perdagangan
commit to user spare part mobil dan kendaraan berupa kisi kisi ( fentilasi kecil )
95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Penghawaan buatan Digunakan pada ruang‐ruang didalam bangunan pada kegiatan yang bersifat rekreasi, pelayanan jasa, show room,perpustakaan, ruang tunggu, r exsibiton, ruang rapat serta kantor. Sistem pengkondisian/ penghawaan buatan menggunakan AC yang hemat energi.kapasitas udara yang akan dikondisikan cukup besar, maka digunakan sistem AC sentral. 2) Pencahayaan Konsep Pencahayaan pencayaan alami Dalam Pusat Suku cadang ini menggunakan sistem pencahayaan alami dan buatan. a. Pencahayaan alami Menggunakan sky light dan menggunakan material kaca sebagaimana konsep bangunan hi tech yang dicetuskan oleh Carles Jank b. Pencahayaan buatan (artificial lighting)
Gb.5.15 Skylight pada ruang exibition Sumber : Dokumen Pribadi
Penerangan darurat dipasang pada lokasi tertentu antara lain pintu keluar, koridor, pintu darurat, tangga, R pertemuan, R panel, R control dan R mesin lift. c. Decorative Lighting Penggunaan Decorativ Lighting pada bangunan pusat suku cadang yang direncanakan pada show room spare part, Accesoris dan Exibition. 11. KONSEP LANDSEKAP Unsur unsur yang mempengaruhi dalam penataan landsekap antara lain : Pohon yang berfungsi sebagai peneduh
Pohon pinus, Pohon Akasia
Pohon yang berfungsi sebagai pengarah : Jenis palem paleman ( Palem Raja )
Pohon yang berfungsi sebagai pembatas :
Gb.5.16 Penataan lands cape Sumber : Dokumen Pribadi
Bluntas , Boungenville
commit to user
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. KONSEP UTILITAS BANGUNAN 1)
Jaringan Listrik Sumber listrik utama adalah dari PLN yang didukung oleh genset serta solar cel.
1.
Listrik dari PLN sebagai sumber listrik utama = 4500 Kva atau 3600 Kwat
2.
Listrik yang dihasilkan solar cel yang dipasang pada atap bangunan utama 268,47 Kwat
3.
Genset yang digunakan merek Cummins, buatan jerman dengan kapasitas daya 2000 KVA dan 1500 KVA Konsep Penyediaan Listrik
Genset
Solar sel
PLN
Meteran
Distribusi
Panel sekunder
Distribusi
Panel Utama
Panel sekunder
Solar sel R panel sekunder
R panel Utama Genset
Distribusi dari panel utama ke panel PLN
SAFT
Distribusi listrik ke tiap ruang
Gb5.17 . Distribusi listrik Sumber : Dokumen Pribadi
2) Sanitasi 1. Air bersih
Total kebutuhan air bersih per hari 255.722 liter Sumber sumber air bersih a. Sumber air sumur artesis. Upper tank
Pompa
Sumur dalam
Ground Water Tank
Pompa Distribusi
Gb.5.18 Distribusi air dari sumur sintesis commit to user Sumber : Dokumen Pribadi
97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. PDAM Tangki atas
Metera
PAM
Ground
Pompa
Distribusi
Gb.5.19 Distribusi air bersih dari PDAM Sumber : Dokumen Pribadi
Konsep Distribusi Air Bersih pada Bangunan Sumur
Resevoir
Pompa Air Pompa Hydrant
Hydrant Sumber Air
Distribusi Air
Distribusi Air hidrant dan splingker
Gb5.20 . Skema distribusi air bersih Sumber : Dokumen Pribadi
2. Air Kotor
Dapur
Penangkap lemak
Bak tampung
resapan
Air kotor
Toilet
Tinja
Gb 5.21. Skema air kotor Sumber : Dokumen Pribadi
Septictan
Sumur resapan
3. Air hujan Pembuangan air hujan melalui saluran‐saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah. Dan untuk membantu penyerapan ke dalam tanah dapat digunakan lapangan rumput di sekitar bangunan. Penentuan diameter pipa saluran air hujan (DH) dan volume sumur resapan ( Vr ) adalah dengan menghitung luasan atap ( La ) setiap bangunan : 1. 2. 3.
Bengkel mobil Bengkel kendaraan Bangunan Exibiton
: 2664 ݉ଶ ( Dh = 8 inci,Vr = 120 ݉ଷ ) : 2664 ݉ଶ ( Dh = 8 inci,Vr = 120 ݉ଷ ) : 3434 ݉ଶ ( Dh = 8 inci,Vr = 120 ݉ଷ )
commit to user
98
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Konsep Sistem Air Hujan Air hujan sekitar
Air hujan dari atap
Bak kontrol
Pipa Vertikal
Selokan
Sumur Resapan
Sumur resapan
SHAF
Bak kontrol Air hujan dari atap
Air hujan
Air hujan dari
Gb.5.22 Skema sistem aliran air hujan Sumber : Dokumen Pribadi
3) Pendingin ruagan
Prinsip utama instalasi AC dan ventilasi adalah menurunkan temperatur dan kelembaban ruang. Sistem pendingin ruang ada 2, yaitu : 1.
Sistem langsung (direct cooling)
2.
Sistem tidak langsung (indirect cooling)
Penghitungan total beban pendingin Jenis Ac yang digunakan adalah AC central dengan perhitungan sebagai berikut 1.
Total beban 15.908.378.5 Btuh
2. Kapasitas AC 1325,6 Ton R 3. Daya Listrik : 1 Ton R = 1,25 kw.
Total daya listrik = Total 1325,6 Ton R × 1,15 kw = 1657 Ton R kw
Cooling tower
AHU
room
AHU
room
AHU
room
AHU
room
chiller
Gb 5.23 Skema sistem pendingin ( AC ) commit to user Sumber : Dokumen Pribadi
99
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Jaringan Komunikasi Jaringan komonikasi dibedakan menjadi 2 , yaitu interen dan ektern Konsep Jaringan Komunikasi
PT. TELKOM
Panel
Operator
Telepon Lokal Faks Internet
SLJJ /SLI
R. Terminal
Operator
Line komunikasi dalam bangunan
TELKOM
Line dari Telkom
Gb. 5.24 Skema sistem telekomonikas Sumber : Dokumen Pribadi
13. Sistem Pengamanan Bangunan - Pemadam Kebakaran Sistem yang biasa digunakan yaitu Sistem Fire alarm, Sistem splingker, Fire Estinguisher, Indor hydrant, Out dor hydrant, dan tangga darurat - Konsep Penangkal Petir Sistem pengamanan bahaya petir yang digunakan adalah sistem Faradday. Arus listrik dari petir Kolam air
Gb. 5.25 Skema jaringan penangkal petir Sumber : Dokumen Pribadi
commit to user
100