perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Pusat Remaja di Surakarta
Sebagai Wadah Interaksi Sosial Bagi Remaja di Surakarta
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Strata Satu di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Diajukan oleh: REKTA DESKARINA NIM. I0206018
Pembimbing: 1. Ir. WIDI SUROTO, MT 2. FAUZAN ALI IKHSAN, ST, MT
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 Kata Pengantar commit to user
IV-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan kasi saying-Nya. sehingga semua proses pengerjaan dan produk tugas akhir dengan judul “Pusat Remaja sebagai wadah interaksi sosial bagi remaja di Surakarta” ini dapat diselesaikan dengan baik. Konsep perencanaan dan perancangan ini diajukan sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Teknik, Program Studi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan didasarkan pada hasil ide pemikiran yang didukung oleh data dan informasi dari lapangan sejak masa perkuliahan Studio Perancangan Arsitektur 7, Seminar, hingga Studio Tugas Akhir penulis. Konsep
perencanaan
dan
perancangan
Tugas
Akhir
ini
dapat
terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ir. Hardiyati, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS 2. Ir. Edy Hardjanto, selaku Pembimbing Akademik atas semua saran dan bimbingan dari awal kuliah hingga akhir masa studio 121 ini. 3. Ir. Widi Suroto, MT, dan Fauzan Ali Ikhsan, ST, MT, selaku Pembimbing I dan Pembimbing II Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan saran terhadap penulis. 4. Semua staff arsitektur UNS, terimakasih atas semua bantuannya.
Dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya dalam pengembangan berarsitektur. Akhir kata, atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis,
commit to user
Rekta Deskarina
IV-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ucapan Terima Kasih Untuk semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan selama proses pengerjaan tugas akhir, dari awal hingga akhir.. Allah SWT Tuhan Semesta Alam atas semua rahmat yang Engkau berikan. Bapak dan Ibu, terima kasih atas dukungan, doa, restu, masukan, serta segala sesuatu yang turut diupayakan dalam kemudahan menyelesaikan Tugas Akhir ini. Juga bantuan materil yang ternyata gak sedikit sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. J D’cangco, makasih buat segala dukungan dan bantuannya, makasih buat persahabatan kita. Pasti akan selalu kangen kalian. J KaeMers, seneng bisa ketemu dan kenal kalian, buat kegilaan-kegilaan selama di KaeM, sampai aku udah gak di KaeM lagi, hehe.. Makasih buat semua. Teman-teman Arsitektur 06, yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, maturnuwun sanget untuk semua. Sukses buat kita semua..Yang belom studio ‘ayo ndang lulus, wis tuo ki’. Rekan-rekan studio tugas akhir periode 121, terima kasih atas sharing dan semangat, serta kebersamaan selama 2,5 bulan. Maaf terakhir kemarin gak ikut bersih-bersih studio, hehe.. Abang ari, bang aji, eka, ijul, ute, laras, vina, adit, karin, lugas, makasih banyak atas bantuannya. Abang ari makasi dibikinin sketsa ma trandes, bang aji buat semangat n doanya, eka buat bantuan angkat-angkat makanan n maket pas pendadaran, ijul n ute buat doa dan semangatnya, laras makasih udah ngedandanin pas pendadaran, vina buat kebersamaan kita selama ngerjain TA, adit n karin makasih kemarin ngegotongin printer dari klaten sampe solo, lugas makasi buat doa dan semangatnya. J Dan semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya selaku penulis dan penyusun mengucapkan terima kasih.
commit to user
Penulis,
IV-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Isi
Halaman Halaman judul i Lembar pengesahan ii Kata Pengantar iii Ucapan Terimakasih iv Daftar Isi v Daftar Gambar vi Daftar Tabel vii
Bab I Pendahuluan 1.1. Judul I-1 1.2. Pengertian Judul I-1 1.3. Latar Belakang I-2 1.4. Perumusan Masalah I-6 1.4. Tujuan dan Sasaran Pembahasan I-7 1.5. Lingkup dan Batasan Pembahasan I-8
commit to user
IV-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.6. Metodologi I-8 1.7. Sistematika Penulisan I-12 Bab II Tinjauan Pustaka 2.1.
Remaja II-1
2.1.1. Pengertian
Remaja
II-1 2.1.2. Perkembangan Remaja II-2 2.1.3. Karakteristik Remaja II-10 2.1.4. Minat pada Masa Remaja II-15 2.1.5. Kenakalan Remaja II-21 2.2.
Pusat Remaja / Youth Center
2.2.1. Definisi II-26 2.2.2. Klasifikasi II-27 2.2.3. Berbagai Fungsi dalam Youth Center II-28 2.2.4. Preseden Youth Center II-35 2.3.
Interaksi Sosial
2.3.1. Pengertian Interaksi Sosial II-38 2.3.2. Interaksi Sosial dalam Masyarakat Modern II-40 2.3.3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial II-40
commit to user
IV-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.3.4. Wadah Interaksi Sosial II-42 2.4.
Kondisi Kota Surakarta
2.4.1. Kondisi Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta II-43 2.4.2. Kenakalan remaja di Surakarta II-51 2.4.3. Keberadaan ruang komunal pelajar di Surakarta II-53 2.4.4. Potensi Surakarta menjadi lokasi Pusat Remaja di Surakarta II-53 Bab III Pusat Remaja di Surakarta yang Direncanakan 3.1. Gambaran Umum III-1 3.2. Landasan Hukum III-2 3.3. Tujuan III-3 3.4. Fungsi III-4 3.5. Visi dan Misi III-5 3.6. Sasaran dan Skala Pelayanan III-5 3.7. Status dan Kelembagaan III-6 3.8. Kegiatan III-6 3.9. Pelaksanaan Kegiatan III-7 3.10. Tuntutan Bangunan III-8
commit to user
IV-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bab IV Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan Pusat Remaja di Surakarta 4.1. Pendekatan Konsep Perencanaan 4.1.1. Pendekatan Konsep Peruangan IV-1 4.1.2. Pendekatan Konsep Lokasi IV-10 4.1.3. Pendekatan Konsep Site IV-12 4.2. Pendekatan Konsep Perencanaan 4.2.1. Pendekatan Konsep Pengolahan Site IV-14 4.2.2. Pendekatan Konsep Bentuk dan Tata Masa IV-17 4.2.3. Pendekatan Tata Landscape IV-24 4.2.4. Pendekatan Sistem Struktur Bangunan IV-27 4.2.5. Pendekatan Konsep Utilitas IV-29 Bab V Konsep Perencanaan dan Perancangan Pusat Remaja di Surakarta 5.1. Jenis dan Pelaku Kegiatan V-1 5.2. Kelompok Kegiatan dan Kebutuhan Ruang V-4 5.3. Total Kebutuhan Ruang V-5 5.4. Konsep Pengolahan Site V-8 5.5. Konsep Bentuk dan Tata Masa 5.5.1. Tampilan Bangunan V-10 5.5.2. Pola Tata Masa V-13
commit to user
IV-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.6. Struktur Bangunan V-17 5.7. Utilitas V-17
Daftar Pustaka Lampiran
Daftar Gambar Halaman Gambar 2.1 Remaja cenderung memiliki kebutuhan berkumpul dengan sebayanya
II-14
Gambar 2.2 Kegiatan penelitian Kamase II-30
commit to user
IV-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.3 Kegiatan pementasan klub seni Teater Anak Bangsa II-31 Gambar 2.4 Kegiatan latihan Klub Karate Shotokan II-33 Gambar 2.5 Bangunan Muslim Community Center, New Hampshire II-35 Gambar 2.6 Bangunan Youth Center, Sleman, Yogyakarta II-38 Gambar 2.7 Kegiatan Perkemahan di Youth Center, Sleman, Yogyakarta II-38 Gambar 2.8 Peta Surakarta II-42 Gambar 2.9 GOR Manahan II-53 Gambar 2.10 Taman Banjarsari II-53 Gambar 3.1 Bentuk dan bidang yang mmperlihatkan kedinamisan III-8 Gambar 3.2 Pemainan bidang maju mundur memperlihatkan kedinamisan III-9 Gambar 3.3 Bentuk dan warna yang berbeda, menjadi point of interest III-9 Gambar 3.4 Berbeda dengan lingkungan sekitar, menjadi point of interest III-10 Gambar 3.5 Tebuka terhadap hal-hal baru III-10 Gambar 3.6 Bentuk dan warna yang atraktif dan energik III-11 Gambar 4.1 Alur kegiatan pengelola IV-2 Gambar 4.2 Alur kegiatan pengunjung IV-2 Gambar 4.3 Site terpilih IV-13
commit to user
IV-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.4 Analisa site berdasarkan pencapaian IV-15 Gambar 4.5 Analisa site berdasarkan view IV-16 Gambar 4.6 Zonifikasi dalam site IV-17 Gambar 4.7 Federation Square dan Sharp Centre For Design IV-18 Gambar 4.8 Kontras, berbeda dengan lingkungan IV-19 Gambar 4.9 Bentuk dan warna yang berbeda, menjadi point of interest IV-19 Gambar 4.10 Tebuka terhadap hal-hal baru IV-20 Gambar 4.11 Bentuk dan warna yang atraktif dan energik IV-20 Gambar 4.12 Pola tata masa terpusat IV-22 Gambar 4.13 Pola tata masa linier IV-22 Gambar 4.14 Pola tata masa overlap IV-23 Gambar 4.15 Sketsa perletakan tanaman di dalam ruang IV-27 Gambar 4.16 Pondasi footplat IV-28 Gambar 4.17 Struktur rangka IV-28 Gambar 4.18 Skema pendistribusian air bersih IV-32 Gambar 4.19 Skema pembuangan air kotor dari WC dan Toilet IV-33 Gambar 4.20 Skema pembuangan air kotor ke lingkungan luar IV-33
commit to user
IV-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.21 Skema pendistribusian listrik IV-34 Gambar 5.1 Alur kegiatan pengelola V-3 Gambar 5.2 Alur kegiatan pengunjung V-4 Gambar 5.3 Pencapaian dalam site V-9 Gambar 5.4 Orientasi dalam site V-9 Gambar 5.5 Penggunaan warna yang mencolok sebagai point of interest V-12 Gambar 5.6 Penggunaan material-material kaca pada bangunan V-12 Gambar 5.7 Penggunaan secondary skin sebagai kulit bangunan agar tampil atraktif V-13 Gambar 5.8 Tata masa V-14 Gambar 5.9 Elemen vegetasi sebagai tanaman peneduh dan sebagai tanaman rambat V-16 Gambar 5.10 Pondasi footplat V-17 Gambar 5.11 Struktur rangka V-17
commit to user
IV-11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Tabel Tabel 2.1 Luas Penggunaan Tanah di Kota Surakarta Tahun 2001 II-45 Tabel 2.2 Demografi penduduk berdasar usia pada tahun 2009 II-46 Tabel 2.3 Rencana Penggunaan Ruang Kota II-47 Tabel 2.4 Potensi dan Prosentase Wilayah Surakarta II-49 Tabel 4.1 Daftar lokasi di Surakarta dengan pertimbangan kriteria penentuan lokasi
IV-11
Tabel 4.2 Standar pembobotan pemilihan lokasi IV-11
Tabel 4.3 Penerapan pembobotan untuk menentukan lokasi IV-12
commit to user
IV-12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
1.1. JUDUL Pusat Remaja sebagai wadah interaksi sosial bagi remaja di Surakarta. 1.2. PENGERTIAN JUDUL 1.2.1. Pengertian Pusat Remaja / Youth Centre §
Tempat pendidikan sosial bagi remaja berusia 10 - 21 tahun agar termotivasi untuk menemukan jati diri
mereka melalui
partisipasi dalam berbagai kegiatan yang sesuai dengan usianya (www.lnfc.org,14 september 2008) §
Tempat untuk bermain, membaca, serta mempelajari berbagai kemampuan/ketrampilan baru bagi anak sekaligus sebagai tempat bersosialisasi yang digunakan di luar jam sekolah (Holmes, 2008)
§
Klub yang mewadahi berbagai aktivitas kegemaran remaja
(Harper, 2006) 1.2.2. Pengertian Interaksi Sosial
commit to user
IV-13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ Proses saling mempengaruhi dalam hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan suatu kelompok, atau kelompok dengn kelompok. (www.scribd.com,10 Oktober 2010) § Hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya (Bidang Kajian Sosiologi dan Interaksi Sosial, 10 Oktober 2010) 1.2.3. Pengertian Pusat Remaja sebagai Wadah Interaksi Sosial bagi Remaja di Surakarta Pusat Remaja sebagai wadah interaksi sosial bagi remaja di Surakarta adalah wadah bagi kegiatan nonformal remaja (usia 10 - 21 tahun), dimana remaja dapat mengembangkan bakat dan minat yang mereka miliki dalam upaya pengembangan pengaktualisasian diri. Selain itu Pusat Remaja merupakan suatu wadah untuk pengembangan kreatifitas para remaja, berkumpul, dan interaksi sosial yang bersifat positif. Pusat Remaja, merupakan salah satu solusi untuk menyediakan wadah bagi para remaja dalam memanfaatkan saat-saat luangnya, agar lebih terarah dan bermanfaat bagi remaja, melalui kegiatan-kegiatan edukatif non formal. 1.3. LATAR BELAKANG 1.3.1. Perilaku remaja yang mengarah commit to userpada kenakalan
IV-14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Masa remaja dikenal sebagai masa storm dan stress dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi. Pada masa remaja (usia 11 21 tahun) terdapat beberapa fase. Fase remaja awal (usia 11-15 tahun), remaja pertengahan (usia 15-18 tahun), dan remaja akhir (usia diatas 1821 tahun). Diantaranya terdapat fase pubertas yang merupakan fase yang sangat singkat dan terkadang menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya. Pada masa ini, mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentimihalyi & Larson, 1984 (dalam Hurlock, 1990) menemukan bahwa remaja rata-rata hanya memerlukan
45 menit untuk berubah mood dari ‘senang luar biasa’
menjadi ‘sedih luar biasa’. Perubahan mood yang drastis pada remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerja Masalah remaja merupakan salah satu dampak yang logis dari sebuah pembangunan. (http//www.e-psikologi.com/remaja, 23 Agustus 2010). Pengaruh
informasi
global
semakin
memancing
remaja
untuk
mengadaptasi kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, minum-minuman beralkohol, dan penyalahgunaan obat terlarang. Remaja banyak melakukan hal yang kurang bermanfaat. Berdasar survey yang dilakukan oleh Federasi Kesehatan Mental Anak (Fekmi) di sepuluh kota besar di Indonesia pada tahun 2003 muncul kecenderungan remaja mulai mengenal diskotik, rokok, minum minuman keras, dan narkoba.
commit to user
IV-15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada survey yang dilakukan pada tahun 2005 dengan 1250 responden yang berasal dari 10 SMU di Surakarta, tercatat bahwa 81,34 % subyek pria dan 28,32 % subyek wanita pernah menggunakan media pornografi; 30,09 % subyek pria dan 5,33 % subyek wanita pernah melakukan hubungan seksual saat berpacaran; 29,07 % subyek pria dan 31,11 % subyek wanita melakukan hubungan sexual dengan alasan pengaruh lingkungan, vcd, buku dan film porno; dan 8,44 % subyek pria dan 6,94 % subyek wanita melakukan hubungan sexual dengan alasan kemajuan zaman dan gaul. (Taufik, 2004). 1.3.2. Minat remaja terhadap dunia seni dan olahraga Pada masa remaja terdapat minat-minat pada bidang kegiatan tertentu yang sangat beragam. Hal ini tergantung pada jenis kelamin, kecerdasan, lingkungan tempat tinggal mereka, kesempatan yangdimiliki untuk megembangkan minat, apa yang diminati teman sebayanya, status dalam kelompok sosial, kemampuan bawaan, minat keluarga, dan beberapa faktor lainnya. Sebagian besar remaja sangat antusias terhadap perkembangan dunia seni, olahraga, dan hiburan karena memang hiburan dan seni selain dapat menghilangkan stress, juga dapat menyegarkan kembali pikiran mereka setelah aktifitas di sekolah dan mereka dapat berkumpul, bergaul dengan teman sebayanya. Perkembangan dunia seni sekarang ini, dengan banyaknya
event-event
budaya
di
Surakarta
seperti
SIEM
(Solo
International Etnic Music), SIPA (Solo International Performing Art), Solo Batik Carnival; mendorong para remaja di Surakarta untuk lebih peka dan berkreatifitas dalam bidang seni.
commit to user
IV-16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain seni, olahraga juga merupakan salah satu bidang minat yang banyak digemari remaja. Antusiasme remaja terhadap olahraga cukup besar. Bisa dilihat dari kegiatan ekstrakulikuler olahraga di sekolah yang bersifat dominan dan banyak peminatnya. Tidak hanya di sekolah, diluar sekolah pun banyak remaja yang mengikuti kegiatan olahraga dalam klub-klub tertentu. Klub-klub olahraga yang ada di Surakarta antara lain ABA Surakarta (klub atletik), Dragon PMS (klub volley), Bhineka Sritex (klub basket), PSSI Solo (klub sepakbola), dan lainlain. 1.3.3. Energi remaja belum terwadahi dalam suatu fasilitas yang terpadu Kenakalan remaja disebabkan beberapa hal antara lain adanya kelebihan energi yang dimiliki remaja, adanya waktu luang yang kurang termanfaatkan, kurangnya motivasi/kesadaran remaja untuk bertindak positif, kurangnya fasilitas sebagai tempat peluapan energi, serta pembinaan remaja dalam lingkup keluarga hingga sekolah yang belum efektif. Perkembangan kegiatan remaja di Surakarta belum diimbangi dengan fasilitas yang tersedia. Hal ini terlihat bahwa belum ada tempat khusus bagi para remaja yang bisa menampung aktivitas remaja seperti pembinaan olahraga,
pengembangan
bakat
seni,
juga
menjadi
sarana
yang
memberikan pendidikan sekaligus hiburan yang digemari oleh remaja. Fasilitas yang ada sekarang belum ada satu tempat yang terpadu. Oleh karena itu diperlukan fasilitas yang mampu menumbuhkan dan meningkatkan ketrampilan, minat dan kreatifitas remaja Surakarta, selain
commit to user
IV-17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
itu diperlukan juga fasilitas yang membantu mereka agar memiliki jiwa dan mental yang baik untuk masa depan. Dengan menyalurkan energi dan potensi yang dimiliki remaja ke arah kegiatan
yang
bersifat
posif,
remaja
dapat
membangun
proses
pembelajaran mental ke arah yang lebih baik melalui lingkungan pergaulan yang positif, misalnya melalui wadah atau tempat seperti Pusat Remaja. 1.3.4. Jumlah penduduk usia remaja di Surakarta cukup tinggi Berdasarkan dari data jumlah penduduk Surakarta sesuai usia (BPS Kota Surakarta (data hasil SUSENAS 2006) diketahui bahwa jumlahnya meningkat pada usia 15 - 29 tahun. Sehingga usia remaja yang berkisar 11 - 21 tahun merupakan jumlah usia penduduk Surakarta yang cukup tinggi. Ini menjadi isu strategis dalam merencanakan dan merancang sebuah Pusat Remaja di Surakarta. 1.4. PERUMUSAN MASALAH Dalam merancang dan merencanakan sebuah wadah kegiatan remaja “Pusat Remaja” dirumuskan beberapa permasalahan yang dilatarbelakangi untuk mengantisipasi kenakalan remaja, mewadahi tingginya minat remaja terhadap seni dan olahraga, kebutuhan remaja terhadap wadah edukasi nonformal yang dapat memenuhi kebutuhan remaja dan mudah dalam pencapaiannya sehingga meningkatkan ketertarikan remaja terhadap wadah kegiatan tersebut. Permasalahan tersebut mencakup : a. Rumusan konsep pemilihan, penentuan dan pengolahan site untuk mendapatkan zoning
yang sesuai dengan fungsi masing-masing
kelompok kegiatan.
commit to user
IV-18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Rumusan konsep desain arsitektur ruang dalam dan luar berdasarkan faktor kebutuhan dan jenis kegiatan yang diwadahi. c. Rumusan konsep mengenai sasaran pengunjung, pemrograman ruang, sirkulasi dalam dan luar bangunan yang terjadi baik bagi pengunjung maupun pengelola berdasarkan kegiatan atau aktivitas yang diwadahi. 1.5. TUJUAN DAN SASARAN PEMBAHASAN 1.5.1. Tujuan Membuat landasan mengenai perencanaan dan perancangan Pusat Remaja yang meliputi : a.
Aspek fisik ·
Perencanaan sarana kegiatan edukasi non formal remaja
·
Perencanaan sarana pembinaan remaja sebagai wadah pemersatu dan pembinaan mental remaja.
b.
Aspek non fisik · Pemanfaatan ruang kota secara optimal · Alternatif solusi permasalahan SDM di bidang seni dan olahraga (kebutuhan akan soft skills, pendukung kompetensi)
1.5.2. Sasaran a. Memperoleh
jenis
kegiatan
dan
kebutuhan
ruang
untuk
menentukan program ruang dan sistem zonifikasi dalam kaitannya dengan sirkulasi bangunan.
commit to user
IV-19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Memperoleh
penampilan
bangunan
yang
mendukung
dan
mencerminkan kegiatan yang diwadahi, sehingga dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung.
1.6. LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN 1.6.1. Lingkup Pembahasan Pembahasan dalam konsep perencanaan dan perancangan Pusat Remaja berupa disiplin ilmu Arsitektur dan disiplin ilmu Psikologi yang mengacu
pada fakta dan informasi substansial dari sumber yang
absah yang mampu mendukung fungsi bangunan sebagai sarana kegiatan remaja dengan format edukasi non formal. 1.6.2. Batasan Pembahasan a. Batasan pembahasan utama adalah mengenai kegiatan yang akan diwadahi
sebagai
pengolahan
sarana
ruang-ruang
kegiatan
kegiatan
remaja
dan
dengan
kemudahan
wujud maupun
kelancaran dalam sirkulasinya. b. Citra bangunan yang sesuai fungsinya yaitu sebagai Pusat Remaja. 1.7. METODELOGI 1.7.1. Pola Pikir Latar Belakang: · Kenakalan remaja · Minat remaja remaja teradap seni dan OR
Data Primer
Rumusan Masalah
Rekomendasi Desain / Konsep
Analisis
Data
Data Sekunder
Desain
· Aktivitas remaja belum terwadahi secara terpadu · Jumlah penduduk usia remaja cukup
Referensi
commit to user Feedback
IV-20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan1.1. Alur Pemikiran Penulisan Sumber: Analisa Penulis, 2010
a. Menentukan main idea Main idea ini merupakan ide awal mengenai obyek yang akan direncanakan. Main idea diperoleh dari adanya fenomena-fenomena yang telah terjadi sebagaimana disebutkan pada latar belakang. Main idea : Mengantisipasi
perilaku
remaja
yang
mengarah
pada
kenakalan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyediakan fasilitas pengembangan minat dan bakat bagi remaja yang menyenangkan dan menarik, juga segabai wadah pemersatu dan pembinaan mental remaja. Contohnya dengan menyediakan sebuah sarana pengembangan bakat dan minat remaja, sebagai wadah interaksi sosial remaja di Surakarta. Wujudnya adalah berupa pusat kegiatan remaja terutama di bidang seni dan olahraga. b. Ekplorasi data Merupakan cara untuk mencari dan mengumpulkan data baik primer maupun sekunder yang berkaitan dengan kata kunci dari main
idea
yang
dibutuhkan
dalam
penyusunan
konsep
perencanaan dan perancangan. Dilakukan dengan cara : · Data Primer: Merupakan data pokok yang dijadikan bahan dasar dalam menyusun konsep perencanaan dan perancangan Pusat
commit to user Remaja di Surakarta
IV-21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Data Sekunder: Merupakan data tambahan yang digunakan sebagai pendukung dalam menyusun konsep perencanaan dan perancangan Pusat Remaja di Surakarta c.
Tahap pengolahan data Pembuatan program dasar meliputi : · Identifikasi data yang diperoleh · Klasifikasi data menurut jenis · Penyusunan data secara sistemik · Memadukan data satu sama lain untuk menunjang pembahasan
1.7.2. Strategi Desain Strategi
desain
merupakan
gambaran
mengenai
obyek
perencanaan dan perancangan Pusat Remaja. Tahap awal adalah dengan melakukan studi komparasi (preseden) dengan obyek yang sudah ada dengan tujuan sebagai pembanding sekaligus sebagai gambaran sekilas. Tahap selanjutnya adalah dengan mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan untuk mencapai tujuan dan sasaran sehingga
menghasilkan
sebuah
rekomendasi
desain
yang
selanjutnya digunakan untuk mewujudkan konsep perencanaan dan perancangan yang tepat sehingga terbentuk sebuah desain. Dari desain
tersebut
kemudian
dikaji
ulang
(feed
back)
dengan
permasalahan yang muncul, sehingga desain terwujud sebagai strategi untuk mereduksi permasalahan tersebut. commit to user
IV-22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Obyek yang direncanakan adalah wadah kegiatan remaja yang menyediakan fasilitas-fasilitas olahraga dan pembinaan seni, juga beberapa
fasilitas
pendukung
yang
memotivasi
pengunjung
khususnya remaja untuk lebih berkreatifitas, mengembangkan bakat dan minat mereka. Beberapa strategi desain pada Pusat Remaja anata lain sebagai berikut : a. Kegiatan yang diwadahi pada Pusat Remaja meliputi : §
Kegiatan utama, antara lain kegiatan olahraga yang melatih kerjasama tim (futsal, volley, tenis, basket, bulutangkis) dan kegiatan seni (musik, tari, drama, lukis, kriya)
§
Kegiatan penunjang, antara lain konseling, seminar, dll.
§
Kegiatan pengelolaan
Fasilitas yang ada di dalamnya harus mampu mewadahi semua kegiatan yang ada. b. Perencanaan sirkulasi di dalam dan luar bangunan harus diperhatikan, meliputi : §
Disediakannya
area
pedestrian
untuk
memudahkan
sirkulasi pengunjug §
Tata landscape yang tepat sehingga mendukung fungsi dan kegiatan yang diwadahi.
c. Penampilan
bangunan
yang
dapat
mencitrakan
fungsi
commit to user
bangunan yang direncanakan namun tetap memperhatikan
IV-23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keadaan sekitar sehingga tidak menimbulkan sifat yang terlalu kontras dengan bangunan lain di seiktarnya.
1.8. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan dalam perencanaa dan perancangan Pusat Remaja dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu : BAB I.
PENDAHULUAN Merupakan tahap yang menjelaskan pengertian judul, latar belakang masalah, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan, alur pemikiran dan sistematika pembahasan hingga rekomendasi yang digunakan dalam perencanaan Pusat Remaja.
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas substansi yang menjadi terkait dengan Pusat Remaja di Surakarta. Subtansi yang akan ditinjau antara lain pengkajian lingkungan-perilaku, hubungan lingkunganperilaku, melalui studi pendekatan fenomena dan kajian referensial, dan data Surakarta.
BAB III. TINJAUAN PUSAT REMAJA DI SURAKARTA Membahas tinjauan kota Surakarta. Juga berisi gambaran umum Pusat Remaja di Surakarta yang direncanakan BAB IV. ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Mengungkapkan
analisa
pendekatan
perencanaan
dan
commit to user
perancangan sebagai usaha pemecahan masalah sekaligus
IV-24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil akhir dari analisa untuk kemudian ditransformasikan dalam wujud desain fisik bangunan. BAB V.
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Membahas mengenai konsep yang digunakan pada desain Pusat Remaja di Surakarta setelah melakukan analisis pada tahap sebelumnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Remaja 2.1.1. Pengertian Remaja Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti atau “to grow maturity”. Erikson (dalam Hurlock, 1990) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah identitas – ego remaja. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru para remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan siap menempatkan idola dan ideal seseorang sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir.
Masa remaja adalah peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 11 tahun commit to user
IV-25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 12 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. (Sri Rumini & Siti Sundari, 1984, dalam Hurlock, 1990).
Psikolog Csikszentimihalyi & Larson (dalam Hurlock, 1990) menyatakan bahwa
remaja
adalah
“restrukturisasi
kesadaran”
yang
selanjutnya
menguraikan tentang perkembangan jiwa mulai dari kanak-kanak sampai dewasa. puncak perkembangan jiwa ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi entropy ke kondisi negentropy. Entropy adalah keadaan dimana kesadran manusia masih belum tersusun rapi. Walaupun isinya sudah banyak (pengetahuan, perasaan, dan sebagainya), isi-isi tersebut belum saling terkait dengan baik sehingga belum bisa berfungsi secara maksimal. Sedangkan kondisi negentropy adalah keadaan berupa kesadaran yang disusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan pengetahuan yang lain.
Definisi yng dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Csikszentimihalyi & Larson menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 11-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik maupun psikologis.
2.1.2. Perkembangan Remaja Menurut Anna Freud (Elizabeth, 1992) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.
commit to user
IV-26
perpustakaan.uns.ac.id
Transisi
digilib.uns.ac.id
perkembangan
perkembangan
masa
pada
kanak-kanak
masa
remaja
berarti
sebagian
masih
dialami
namun
sebagian
kematangan masa dewasa sudah dicapai. Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan
semua
organ
tubuh
termasuk
fungsi
reproduksi
dan
kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Papalia & Old, 2005).
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi abstrak. Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga aspek perkembangan yang dikemukakan Papalia dan Olds, yaitu: (1) perkembangan fisik, (2) perkembangan kognitif, dan (3) perkembangan kepribadian dan sosial.
Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja
1) Perkembangan Fisik
Yang dimaksud perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan kemampuan motoris. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh anak-anak menjadi tubuh dewsa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik
commit to user
IV-27
perpustakaan.uns.ac.id
otak
sehingga
digilib.uns.ac.id
strukturnya
semakin
sempurna
meningkatkan
kemampuan kognitif.
Masalah yang mungkin timbul karena perkembangan fisik: ·
kecanggungan bergaul antar teman sebaya bahkan dengan orang
dewasa sekalipun ·
self image tidak sesuai dengan self reality. Pada remaja kadang-
kadang self image lebih tinggi daripada self reality. ·
perkembangan
fisik-hormonal
yang
cepat
menimbulkan
goncangan.
2) Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif remaja membahas tentang perkembangan remaja dalam berfikir (proses kognisi/proses mengetahui). Menurut J.J. Piaget, remaja berada pada tahap operasi formal, yaitu tahap berfikir yang dicirikan dengan kemampuan berfikir secara hipotetis, logis, abstrak, dan ilmiah. Pada usia remaja, operasi-operasi berpikir tidak lagi terbatas pada obyek-obyek konkrit seperti usia sebelumnya, tetapi dapat pula dilakukan pada proposisi verbal (yang bersifat abstrak) dan kondisi hipotetik (yang bersifat abstrak dan logis). Seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, remaja juga menghubungkan ide-ide commitlalu to user
IV-28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.
Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal.
Hal ini
memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan. Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya,
termasuk
membahayakan dirinya.
adanya
kemungkinan
yang
dapat
commit to user
IV-29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan.
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang
belum
sepenuhnya
ditinggalkan
oleh
remaja
adalah
kecenderungan cara berpikir egosentrisme. Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah “ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain”. Elkind, 1993, dalam Papalia dan Olds 2005 ) mengungkapkan salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fable.
Personal fable adalah "suatu cerita yang kita katakan pada diri kita sendiri mengenai diri kita sendiri, tetapi [cerita] itu tidaklah benar" . Kata fabel berarti cerita rekaan yang tidak berdasarkan fakta, biasanya dengan tokoh-tokoh hewan. Personal fabel biasanya berisi keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus yang hebat, yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut pandang orang lain dan fakta sebenarnya. Papalia dan Olds (2005) dengan mengutip Elkind menjelaskan “personal fable” sebagai berikut :
“Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak terpengaruh oleh hukum alam. Egosentrik ini mendorong
commit to useroleh remaja yang berpikir bahwa perilaku merusak diri [self-destructive]
IV-30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diri mereka secara magis terlindung dari bahaya. Misalnya seorang remaja putri berpikir bahwa dirinya tidak mungkin hamil [karena perilaku seksual yang dilakukannya], atau seorang remaja pria berpikir bahwa ia tidak akan sampai meninggal dunia di jalan raya [saat mengendarai mobil], atau remaja yang mencoba-coba obat terlarang [drugs] berpikir bahwa ia tidak akan mengalami kecanduan. Remaja biasanya menganggap bahwa hal-hal itu hanya terjadi pada orang lain, bukan pada dirinya”.
Menurut pandangan teori pemrosesan informasi, kemampuan berfikir pada usia remaja disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan sumberdaya kognitif (cognitive resource). Peningkatan ini disebabkan oleh automaticity atau kecepatan pemrosesan (Keating & MacLean, 1999, dalam Papalia dan Olds 2005); pengetahuan lintas bidang yang makin luas ; meningkatnya kemampuan dalam menggabungkan informasi abstrak dan menggunakan argumen-argumen logis (Moshman & Frank, 1999, dalam Papalia dan Olds 2005); serta makin banyaknya strategi yang dimiliki dalam mendapatkan dan menggunakan informasi.
Masalah yang mungkin timbul dalam perkembangan kognitif: · ketidakselarasan antara bakat, minat, dan kemampuan · remaja cendeung berfikir “disini dan sekarang” dalam mengambil keputusan hidup · dengan perkembangan kognitif, remaja sangat kaya idealisme. Jika potensi-potensi ini tidak terealisasi dengan tepat, sangat mungkin akan salah arah.
commit to user
IV-31
perpustakaan.uns.ac.id
3)
digilib.uns.ac.id
Perkembangan Kepribadian dan Sosial
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson, dalam Hurlock, 1990 ).
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua. Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman. Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya.
Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan
commit to user
IV-32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis. Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial yang dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin hubungan khusus dengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan lingkungannya.
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Papalia & Olds, 2005).
Conger (1991) dan Papalia & Olds (2005) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya
commit to user
IV-33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya.
Masalah yang mungkin timbul dalam perkembangan kepribadian dan sosial: ·
munculnya konflik dengan orang tua
·
berprilaku agresif
·
mudah terlibat dalam kegiatan masa
2.1.3. Karakteristik Remaja Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian individu. Secara umum, periode remaja merupakan klimaks dari periode-periode perkembangan sebelumnya. Dalam periode ini apa yang diperoleh dalam masa-masa sebelumnya diuji dan dibuktikan sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola pribadi yang lebih mantap. Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
Menurut Mihalyi Csikszentimihalyi & Larson (1984) : Karakteristik Mental: 1) Remaja pada periode suka berkhayal.
commit to user
2) Remaja berlajar dengan cepat, aktif
IV-34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Remaja mulai mendapatkan rasa tertarik pada hal-hal baru dan hal-hal yang khusus. Karakteristik Sosial: 1) Mereka suka berkelompok-kelompok dan ingin dikelilingi oleh temanteman istimewanya 2) Remaja tertarik akan hal-hal baru yang bersifat khusus. 3) Remaja sangat peka, dan sering dipengaruhi oleh pendapat orang banyak. 4) Remaja terbuka terhadap hal-hal baru Ciri-ciri perilaku yang menonjol pada usia-usia ini terutama terlihat pada perilaku sosial. Dalam masa-masa ini teman sebaya mempunyai arti yang amat penting. Mereka ikut dalam klub-klub, klik-klik atau geng-geng sebaya yang perilaku dan nilai-nilai kolektifnya sangat mempengaruhi perilaku serta nilai-nilai individu-individu yang menjadi anggotanya. Inilah proses dimana individu membentuk pola perilaku dan nilainilai baru yang pada gilirannya bisa menggantikan nilai-nilai serta pola perilaku
yang
dipelajarinya
di
rumah.
Remaja adalah seorang idealis, ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan sebagaimana adanya. Ia suka mimpi-mimpi yang sering membuatnya marah, cepat tersinggung atau frustasi. Selain itu, oleh keluarga dan masyarakat ia dianggap sudah menginjak dewasa, sehingga diberi tanggung jawab layaknya seorang yang sudah dewasa. Ia mulai memperhatikan prestasi dalam segala hal, karena ini memberinya nilai tambah untuk kedudukan sosialnya di antara teman sebaya maupun orang-orang dewasa.
commit to user
IV-35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri. Pengertiannya akan “siapa aku” yang dipengaruhi oleh pandangan orangorang
sekitarnya
menentukan
serta
pola
pengalaman-pengalaman perilakunya
sebagai
pribadinya orang
akan
dewasa.
Pemantapan identitas diri ini tidak selalu mulus, tetapi sering melalui proses yang panjang dan bergejolak. Oleh karena itu, banyak ahli menamakan
periode
ini
sebagai
masa-masa
storm
and
stress.
(Monks,1991).
Remaja Dalam Waktu Luang Krisis originalitas remaja nampak paling jelas pada waktu luang yang sering disebut sebagai waktu pribadi remaja. Waktu luang tersebut biasanya dinamakan sebagai suatu tantangan karena waktu tadi merupakan waktu untuk bebas bagi sesorang. Pernah dipelajarkan bahwa sikap yang paling baik adalah untuk menggunakan waktu sekreatif mungkin. Hal yang dapat dicatat adalah bahwa para remaja mengalami lebih banyak kesukaran dalam “memanfaatkan” waktu luangnya itu daripada anak-anak dan bahwa merek lebih sering melakukan hal-hal “to kill the time”. Waktu luang dapat betul-betul bersifat membebaskan bila ia dihayati sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri dan untuk melepaskan ketegangan. Dorongan remaja ke arah oroginalitas, ke arah perwujudan diri yang asli yang berarti lain daripada anak dan lain daripada dewasa, menyebabkan remaja menggunakan waktu luangnya juga secara original. Pengisian waktu luang dengan baik dengan cara yang sesuai
commit to user
dengan umur remaja, masih merupakan masalah bagi kebanyakan
IV-36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
remaja. Kebosanan, segan untuk melakukan apa saja merupakan fenomena yang sering kita jumpai. Hal ini sering dinilai negatif sebagai tanda desintregasi dalam diri remaja. Pada umumnya, jumlah waktu yang dihabiskan bersama teman meningkat dramatis; remaja sering menghabiskan lebih banyak waktu bersama-sama teman sebaya mereka daripada bersama anggota keluarga atau sendirian. Kebiasaan nongkrong di kalangan remaja adalah hal yang biasa. Namun yang menjadi luar biasa jika saat nongkrong tersebut tidak untuk kongkow-kongkow semata. Melainkan dalam nongkrong tersebut diisi dengan
sesuatu
yang
tentunya
lebih
bermanfaat.
Memang fenomena nongkrong dikalangan remaja merupakan suatu hal yang
wajar-dilakukan. Hal tersebut diungkapkan oleh Soleh Amini
Yahman selaku psikolog dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Soleh mengungkapkan bahwa jika pada usia remaja tersebut
anak tidak memiliki ketertarikan untuk melakukan acara nongkrong dengan teman-teman sebayanya, maka dapat dikatakan anak tersebut mengalami tidak normal dalam perkembangannya. “Maka akan terjadi sosok pribadi yang pincang jika di dalam hidup tersebut tidak memiliki ketertarikan untuk membuka diri dengan orang lain terlebih-lebih dengan teman seusianya,” tutur Soleh . (http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/19/15260296) Seperti yang telah dilakukan oleh teman-teman kita yang sering melakukan acara nongkrong tersebut di salah satu kedai di Solo. Kebanyakan dari teman-teman kita tersebut melakukan nongkrong bareng dengan teman satu komunitas atau kelompok.
commit to user
IV-37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada dasarnya remaja itu memiliki kebutuhan untuk berkumpul dengan sesamanya. Namun hal tersebut menjadi persoalan tersendiri jika dari nongkrong tersebut mengarah pada tindakan yang kriminal.
“Maka diperlukan sosok yang dituakan alias yang mengarahkan dalam komunitas kongkow-kongkow tersebut supaya dapat menjadi kontrol bagi komunitasnya,” imbuh Soleh Sehingga supaya tongkrongan tersebut tidak dipandang negatif oleh masyarakat, maka kita perlu memberikan image supaya tongkrongan itu adalah hal yang positif. (http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/19/15260296).
Gb.2.1 Remaja cenderung memiliki kebutuhan berkumpul dengan sebayanya Sumber: www.google.com, 2010 sumber
2.1.4. Minat-minat pada Masa Remaja Pada masa remaja terdapat minat-minat pada bidang kegiatan tertentu yang sangat beragam. Hal ini tergantung pada jenis kelamin, kecerdasan, lingkungan tempat tinggal mereka, kesempatan yang dimiliki untuk mengembangkan minat, apa yang diminati teman sebayanya, status dalam kelompok sosial, kemampuan bawaan, minat keluarganya dan beberapa faktor lainnya. Secara umum minat-minat remaja (Erikson, dalam Hurlock, 1990) dapat dikategorikan menjadi: a) Minat Rekreasi
commit to user
IV-38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada masa ini sudah muncul minat rekreasi seperti halnya orang dewasa. Banyak kegiatan dan tuntutan baik di sekolah maupun di rumah dirasakan penting memiliki sarana rekreasi bagi remaja, misalnya permainan dan olahraga, santai, traveling, hobi, menari, membaca, dan melamun. b) Minat Sosial Perkembangan minat sosial remaja tergantung pada kesempatan yang dimiliki remaja untuk mengembangkan minat ini, sebagian juga tergantung pada seberapa populer remaja itu di kalangan teman sebayanya. c) Minat Pribadi Minat pada dirinya sendiri merupakan minat terkuat pada masa remaja, hal ini disebabkan karena mereka menyadai bahwa peneimaan dari sosial dipengaruhi oleh penampilan umum mereka, misalnya pakaian, prestasi, kemandirian, dan uang yang merpakan simbol status.
Remaja dan Olahraga Banyak remaja menyukai olah raga. Di situ remaja dapat menunjukkan originalitasnya karena ia dalam tingkatan yang hampir profesional itu masih dapat bertindak secara main-main juga. Dengan begitu, dalam berlatih olah raga ia dapat bermain tidak sebagai anakanak lagi, namun juga belum sepenuhnya sebagai orang dewasa. Remaja dapat melepaskan kelebihan energinya dalam berolah raga, dan
commit to user
dalam menemukan identitasnya, dapt membandingkan kemampuan
IV-39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan teman-teman dalam mencari identitas dan dominasi yang pada anak laki-laki berkorelasi denga prestasi olah ragadaripada dengan sifat atraktif dan intelegensi. Sebagai fungsi sampingan, maka dalam berolahraga remaja juga dapat bergaul dengan teman-teman sebaya untuk menghayati masa mudanya. Dalam negara yang sedang membangun seperti Indonesia, remaja juga disebut generasi muda, mempunyai peran yang sangat berarti. Semangat yang cukup tinggi untuk mencapai suatu ideal tertentu dengan kerja yang dapat membuat remaja dapat menghasilkan prestasi-prestasi yang baik yang berguna untuk membangun negaranya. Dalam hubungan ini remaja mempunyai cukup banyak kesibukan yang produktif dalam waktu luangmya. Organisasi-organisasi pemuda yang ada banyak di Indonesia bertujuan untuk menghimpun tenaga remaja dann menyalurkan ke dalam kesibukan yang produktif. Pada
zaman
awal-awal
kemerdekaan,
Bung
Karno
pernah
mencanangkan olahraga menjadi salah satu pendorong dalam rangka pembangunan rasa nasionalisme atau kebangsaan (nation building) dan membentuk karakter bangsa (character building). Karena itu, kegiatan keolahragaan lantas menjadi aktivitas yang dinamis dan menjadi alat perjuangan bangsa. Beberapa sarana olahraga yang lengkap dibangun, seperti kompleks olahraga Senayan (sekarang Gelora Bung Karno). Dengan segala keterbatasan kemampuan negara saat itu, Indonesia telah mampu menyelenggarakan sejumlah event olahraga penting berskala dunia.
commit to user
IV-40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk aktivitas olahraga masyarakat umum pun saat itu mendapat perhatian serius. Untuk aktivitas olahraga di rumah-rumah diluncurkan program yang dinamai Orhiba (olahraga hidup baru). Di tingkat sekolah diselenggarakan Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI) yang kerap kali juga dipakai sebagai sarana mencari bibit-bibit unggul calon atlet nasional. Tak mengherankanlah kalau saat itu prestasi atletatlet kita masih sangat diperhitungkan, terutama di tingkat regional. Sampai dekade 1970-1980-an, sejak pertama kali ikut SEA Games, Indonesia masih merajai sebagai "superpower" olahraga di Asia Tenggara. Namun, kini prestasi Indonesia terus merosot dari tahun ke tahun. Di tingkat Asia Tenggara pun kita sudah tertinggal dari negara tetangga. Ini kemerosotan yang amat sungguh memprihatinkan. Di tengah-tengah kemajuan negara lain kita seakan-akan berjalan di tempat. Termasuk untuk cabang-cabang yang selama ini menjadi tradisi juara yang membanggakan semisal bulutangkis pun, kita sudah terpuruk, tidak lagi menjadi yang terbaik. Bung Karno telah memberikan contoh kepada kita bahwa dengan tekad, motivasi, dan semangat juang yang tinggi, hal-hal besar akan bisa dicapai. Termasuk dalam hal ini untuk mengejar prestasi dan memasyarakatkan olahraga kepada segenap rakyat dalam rangka membentuk bangsa yang sehat dan berkarakter. Tentu saja dalam hal ini kita harus berlari lebih cepat untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain yang telah mendahului kita. Untuk itulah, peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) tanggal 9
commit to user
September
hendaknya
dapat
kita
jadikan
momentum
untuk
IV-41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membangkitkan kembali kehidupan keolahragaan nasional. Sesuai dengan
semboyan
Haornas
yang
telah
cukup
populer,
yakni
"memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat", maka upaya-upaya sistematis dan terprogram hendaknya terus dilakukan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang menggemari dan melakukan aktivitas olahraga. Bangsa yang gemar berolahraga akan menjadi bangsa yang sehat, berkarakter, dan juga menonjol dalam prestasi olahraga. Sebab, dari aktivitas olahraga masyarakatlah akan muncul bibit-bibit unggul yang telah terasah sedari kecil. Selain untuk prestasi, hidupnya aktivitas olahraga di masyarakat juga akan dapat membentuk karakter bangsa seperti yang dulu pernah didengung-dengungkan Bung Karno. Banyak bangsa di dunia, seperti China, Korea, dan negara-negara Eropa, menggunakan olahraga untuk membentuk karakter bangsanya. Jiwa sportivitas, nilai-nilai kejujuran, keuletan, semangat baja, dan pantang menyerah yang ada dalam kegiatan olahraga memang sangat pas untuk membentuk karakter bangsa. Masyarakat yang memiliki karakter seperti itu akan sangat mudah untuk berpartisipasi dan menjadi bagian penting untuk pembangunan bangsa secara keseluruhan. Untuk itulah, pada masa krisis multidimensi yang kita alami ini, yang belum kunjung usai, peningkatan kegiatan keolahragaan menjadi lebih penting lagi artinya. Ini untuk menumbuhkan sifat-sifat kejujuran, keuletan dan sikap pantang menyerah di segenap lapisan masyarakat untuk berupaya mengatasi krisis yang masih melanda negara kita.
commit to user
IV-42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Manfaat gerak badan untuk remaja (http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/19/15260296): a)
Lebih berprestasi di sekolah Remaja yang giat di bidang olahraga dan atletik cenderung
berprestasi lebih baik di bidang akademik dan meraih skor tinggi pada tes-tes terstandar. Itu menurut laporan Presiden Council on Physical Fitness and Sport di AS. Dilaporkan pula oleh The Women’s Sports Foundation, anak perempuan yang aktif olahraga cenderung memiliki tingkat
putus
sekolah
lebih
rendah
dan
tiga
kali
lebih
besar
kemungkinannya untuk lulus dari universitas.
b)
Memperbaiki suasana hati
Remaja kerap dihinggapi perasaan bete karena pergolakan hormon di dalam tubuhnya. Olahraga tiga kali seminggu dapat mengenyahkan perasaan negatif seperti bete, depresi, dan kekhawatiran dalam diri remaja. Rasa percaya diri (pede) mereka meningkat berkat aktivitas olahraga.
c)
Mencegah penyakit jantung, kegemukan, hipertensi, kanker, dan
lainnya.
Banyak lembaga penelitian termasuk Center for Disease Control (CDC) di AS membuktikan manfaat makan seimbang dan olahraga dalam mengurangi berbagai penyakit seperti jantung, kegemukan, tekanan darah tinggi, kanker, dan berbagai penyakit lain.
d)
Menunda hubungan seks di usia belia
commit to user
IV-43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
CDC pernah melakukan survei soal sistem pemantauan tingkah laku berisiko kaum muda. Hasilnya, lebih sering seorang remaja berolahraga setiap pekan, mereka cenderung menunda hubungan seks pertama.
e)
Ogah Mengonsumsi Narkoba
The Sport Foundation di AS melaporkan, remaja yang aktif berolahraga 92 persen cenderung menjauhi narkoba dibanding mereka yang tak berolahraga.
f)
Menurunkan Risiko Kanker Payudara
Menurut yayasan milik produsen sepatu terkenal Nike’s PLAY (Participating in the Lives of America’s Youth), remaja putri yang aktif olahraga sedari belia risiko terkena kanker payudara mereka lebih kecil ketika dewasa. Dilaporkan, olahraga 2 jam seminggu dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini sebanyak 60 persen. Para ahli berpendapat, selain olahraga, diet tinggi serat dan vitamin serta rendah lemah jenuh juga membantu mengurangi risiko kena kanker payudara.
g) Tidak toleran terhadap hubungan yang penuh kekerasan
Nike’s PLAY juga menemukan, remaja putri yang aktif olahraga cenderung lebih tidak menoleransi hubungan dengan kekasih yang penuh kekerasan. Mungkin ini disebabkan rasa respek terhadap diri sendiri dan percaya diri yang dibangun oleh olahraga. 2.1.5. Kenakalan Remaja
commit to user
IV-44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kenakalan remaja atau yang biasa yang disebut juvenilenile deliquency dirumuskan sebagai suatu kelainan tingkah laku perbuatan ataupun tindakan remaja yang bersifat asosial bahkan anti sosial yang melanggar norma-norma bahkan anti sosial yang melanggar normanorma sosial, agama, serta ketentuan hukum dalam masyarakat (Said, 1976). Masa remaja menciptakan tantangan bagi remaja, masa-masa tersebut menawarkan banyak kesempatan kesempatan hidup yang menarik. Remaja belajar membina persahabatan dengan teman sebaya, yang mungkin akan berlangsung sepanjang kehidupannya, menghargai keunikan
yang
ada
pada
dirinya,
juga
kesempatan
untuk
mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya. Aktivitas-aktivitas nonformal yang dilakukan remaja pada saatsaat luang, diluar jam sekolah ataupun saat libur, memberikan kesempatan bagi remaja untuk mengenal orang lain di luar sekolah ataupun keluarga. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama-sama teman sebaya akan memberikan keanekaragaman pada pengalamanpengalaman sosial remaja, yang bermanfaat bagi perkembangan kepribadiannya, antara lain perkembangan sifat sosial yang positif, seperti giving (memberi), sharing (berbagi), helping (membantu). Pergolakan emosi yang terjdi pada masa remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah,
dan
teman-teman
sebaya
serta
aktivitas-aktivitas
yan
dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
commit to user
IV-45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial, tempat beinteraksi dengan sesamanya, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuikan diri secara efektif. Bila aktivitas-aktivitas yang dijalani di sekolah tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja seringkali meluapkan kelebihan energinya ke arah yang tidak positif, misalnya tawuran. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada di dalam diri remaja. Tempat ‘kongkow’ sebuah realitas sosial Ditengah keceriaan, mereka (remaja) mudah cemas, bimbang, dan takut. Biasanya mereka akan mencari pengetahuannya lewat teman sebaya dan mengikuti trend yang sedang ada contohnya tempat untuk berkumpul dengan sebaya mereka atau biasa disebut tempat ‘kongkow’. Dikalangan remaja ibukota, berbagai macam hiburan tersedia dari mulai cafe, diskotek, night club, bahkan tempat nongkrong yang terhitung murah meriah dengan tenda makanan dan minuman seadanya. Alternatif yang begitu beragam memudahkan mereka mencari hiburan, khususnya bagi kalangan menengah ke atas. Fenomena-fenomena ini dapat dilihat dari munculnya tenda-tenda gaul di berbagai sudut kota pada tahun 19972000. Tetapi kemudian orang-orang mulai menginginkan tempat hiburan jenis lain tanpa harus berbaju rapi, mengeluarkan uang banyak, duduk sopan dengan berbagai aturannya. Mereka umumnya menginginkan kebebasan yang dapat memuaskan diri mereka sendiri.Sehingga tidak heranlah sekarang muncul banyak tempat-
commit to user
IV-46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tempat nongkrong pinggir jalan, duduk di trotoar sambil mendengarkan musik, bercanda dengan teman-teman, juga aktivitas makan dan minum. Remaja ’kongkow’ dan permasalahannya Masalah remaja merupakan salah satu dampak yang logis dari sebuah pembangunan. Pengaruh informasi global semakin memancing remaja untuk mengadaptasi kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, minum-minuman berakohol, dan penyalahgunaan obat terlarang. Remaja dimasa usianya cenderung peduli terhadap daya tarik seksual, mulai tertarik dengan lawan jenis. Semua itu kadang menyebabkan mereka kurang memperhatikan aspek-aspek yang lebih penting. Masalah yang cenderung muncul pada masa remaja dibandingkan pada masa kanak-kanak atau dewasa : konflik dengan orang tua, suasana hati yang berubah-ubah (mood swings) dan depresi, serta tingginya angka perilaku ceroboh, pelanggara hukum (peyalahgunaan obat-obat dan alkohol, kenakalan) , dan tindakan berisiko.
Pemberontak yang selalu ingin tahu
Remaja cenderung memberontak dan suka menentang nilai dan norma di lingkungannya yang dinilai tidak sreg dengan darah muda yang menggebu-gebu. Di masa puber ini, remaja juga cenderung berpikir kritis. Larangan tanpa alasan yang logis adalah tembok penghalang yang irrasional yang harus digempur habis-habisan. Maka seringkali kita mendengar para orang tua atau guru mengeluhkan sikap remaja yang suka membangkang dan commit melawan orang tua, karena menurut persepsi to user
IV-47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mereka argumentasi orang tua ketika melarang tidaklah cukup kuat untuk mengunci rapat pikiran kritis remaja.
Sayangnya, rasa ingin tahu dan pikiran kritis ini tidak dipuaskan dengan iinformasi yang benar oleh pihak-pihak terdekatnya. Sehingga, seringkali remaja membongkar arsip-arsip informasi yang belum jelas kebenarannya dan menelusuri akses informasi yang melewati kategori remaja, seperti misalnya situs-situs porno yang lebih banyak mengumbar aksi-aksi yang melahirkan mitos-mitos baru yang berdampak buruk bagi remaja.
Suka coba-coba untuk mengejar kebebasan
Remaja identik dengan masa pencarian jatidiri, remaja selalu ingin mengeksplorasi diri seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya! Remaja ingin bebas berekspresi dan bereksperimen dalam mengeksplorasi diri. Hampir semua jalan dicoba hanya untuk menjawab sebuah pertanyaan besar yang sangatlah mendasar dalam hidupnya, “siapa aku?”.
Tidak jarang sifat suka coba-coba ini mengantarkan remaja ke arah negatif yang merugikan masa depannya, misalnya saja penyalahgunaan narkoba (drugs abuse), hubungan seks di usia remaja yang kemudian melahirkan segudang masalah baru bagi remaja seperti kehamilan tidak diinginkan, drop out dari sekolah karena hamil, pernikahan dini yang rentan konflik dan perceraian karena menikah tanpa kesiapan diri, aborsi, dan masih banyak lagi masalah yang menggauli remaja yang membuat remaja identik dengan “makhluk bermasalah”.
Fenomena ini terjadi ketika remaja coba-coba mengejar kebebasan sampai kebablasan.
commit to user
IV-48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Menurut Gunawan (1992), faktor penyebab kenakalan remaja antara lain: ü Pada peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, seringkali timbul perasaan tertekan, ketegangan, keresahan, bingung, sedih, dsb. Sebagai kompensasi negatif, kenakalan sering dipakai untuk menghilangkan peasaan tersebut. ü Adanya kebutuhan akan pergaulan dengan teman sebayanya mendorong remaja untuk diterima dalam kelompoknya merupakan suatu peristiwa yang membanggakan dan meningkatkan harga dirinya, sehingga dalam kelompok, kemungkinan terjadi suatu kenakalan lebih besar karena kelompok merupakan yang lebih besar. ü Kenakalan
digunakan
sebagai
usaha
dorongan
untuk
memberontak atau melawan apa saja yang berbau otoritas orangtua, lebih-lebih apabila orang tua memang otoriter. ü Pada
masa
remaja
timbul
dorongan
yang
kuat
untuk
mengeksploitasi dunia sekitarnya, dorongan untuk mencari pengalaman hidup tapi cara yang salah.
Salah satu penyebab lain terjadinya kenakalan remaja adalah waktu luang yang idak dipergunakan sebaik-baikna, atau memang tidak ada wadah untuk menyalurkan ketegangan-ketegangan pada diri remaja.
2.2. Pusat Remaja / Youth Center 2.2.1. Definisi
commit to user
IV-49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pusat Remaja didefinisikan sebagai tempat pendidikan sosial bagi remaja berusia 10—21 tahun agar termotivasi untuk menemukan jatidiri mereka melalui partisipasi dalam berbagai kegiatan yang sesuai dengan usianya. Dalam referensi lain pusat remaja (youth centre) juga diartikan sebagai fasilitas yang disediakan bagi seluruh komunitas dengan berbagai latar belakang untuk membangun generasi muda. Dari kedua definisi tersebut ada persamaan yang dapat disimpulkan yaitu bahwa youth centre adalah fasilitas bagi remaja dan ditujukan untuk membina remaja. (www.youthcentre.org.au, 14 September 2010). Pusat Remaja juga kerap diidentikkan dengan youth clubs, yakni fasilitas serupa yang secara terlokalisasi menyediakan berbagai fasilitas penunjang kegemaran remaja dengan tujuan menghindarkan remaja dari jalanan(hal negatif). Jadi pada dasarnya youth centre sama dengan youth clubs dan hanya penamaannya saja yang berbeda. Tempat
untuk
bermain,
kemampuan/ketrampilan
baru
membaca, bagi
anak
serta
mempelajari
sekaligus
sebagai
berbagai tempat
bersosialisasi yang digunakan di luar jam sekolah ( Snyder, 1984). Tujuannya agar remaja senantiasa aktif dalam kegiatan-kegiatan positif, sehingga mereka tidak banyak turun ke jalan. Tak bisa dipungkiri, kegiatan sesederhana olahraga pun bisa menjadi sarana untuk mencegah remaja dari berbagai kegiatan negatif. 2.2.2. Klasifikasi Youth centre dapat diklasifikasan berdasar banyak hal yang dijelaskan sebagai berikut, a) Berdasar tujuan pendirian Youth centre ditinjau dari tujuan pendirinnya terbagi menjadi dua yaitu
commit to user
sebagai fasilitas pembinaan yang preventif dan kuratif.
IV-50
perpustakaan.uns.ac.id
§ Preventif
digilib.uns.ac.id
:
youth
centre
yang
didirikan
sebagai
upaya
sebagai
upaya
pembinaan remaja untuk mencegah kenakalan § kuratif
:
youth
centre
yang
didirikan
pembinaan untuk menyembuhkan kenakalan pada remaja b) Berdasar tipe pengelompokan § Ideology
: Islamic youth centre, Christian youth centre
§ Lokasi
: Surakarta youth cente, Yogyakarta youth centre,
Jakarta youth centre § Budaya
: Java youth centre, Baless youth centre, Betawi
youth centre c)
Berdasar keanggotaan Keanggotaan youth centre dapat diklasifikasikan sebagai berikut, § youth centre yang beranggotakan individu § youth centre yang beranggotakan kelompok § youth centre yang beranggotakan komunitas
2.2.3. Berbagai fungsi dalam Youth Centre a) Klub Penelitian 1) Definisi
Klub ini merupakan sebuah klub yang menyediakan program dan sumber ilmu pengetahuan sains bagi remaja yang tertarik pada bidang ini. Secara umum tujuan klub ini adalah memberikan wadah bagi pelajar untuk mengeksplorasi ilmu sains diluar pembelajaran sekolah dan mengaplikasikannya dalam hal yang sederhana. 2) Kegiatan
commit to user
IV-51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kegiatan yang dilakukan anggota klub antara lain diskusi, penelitian didalam laboratorium,dan seminar. Dalam klub ini setiap anggota dapat meng up-date informasi terbaru dalam bidang sains. Selain itu dibuka pula kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan sampingan dari lulusan akademi atau pembicara seminar. Terkadang dilakukan pula kegiatan temporal berupa penelitian di alam atau diluar laboratorium. Kegiatan penelitian yang dilakukan dalam klub sangat beragam, secara umum pembagian bidang penelitian yang dilakukan adalah, § Fisika (penelitian yang berkaitan dengan alam) § Biologi (penelitian yang berkaitan dengan makhluk hidup) § Kimia (penelitian yang berkaitan dengan bahan)
Meski bidang yang dipelajari adalah sains, namun dalam klub ini penelitian sederhana dijadikan sebuah humor sehingga tidak membosankan dan menarik minat. 3) Studi Kasus: Komunitas Mahasiswa Sentra Energi (KAMASE)
Kamase adalah sekelompok mahasiswa yang peduli dan berapresiasi terhadap pembeharuan energi/penggunaan energi alternatif serta melakukan penelitian. Dalam klub ini mahasiswa mengekpresikan ide, konsep, dan saling bertukar informasi terkait energi alternatif untuk memecahkan permasalahan yang berkembang saat ini.
commit to user
IV-52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb.2.2 Kegiatan penelitian Kamase Sumber: www.kamase.org, 2008
Salah satu penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 adalah penelitian pembuatan bioethanol sebagai pengganti bahan bakar fosil yang berasal dari buah belimbing. Dengan penyediaan laboratorium dan fasilitas eksplorasi informasi, anggota klub secara mandiri dapat menghasilkan penemuan yang bermanfaat. dilihat dari kegiatan yang dilaksanakan dalam klub, klub ini termasuk dalam klub bidang kimia tingkat advance. b) Klub Seni 1) Definisi
Klub
seni
merupakan
wadah
komunitas
pecinta
seni
mengembangkan ide kreatifnya dalam berbagai bidang seni. 2) Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan dalam klub seni terbagi menjadi beberapa hal yakni eksplorasi di bidang seni kriya, seni musik, seni panggung, dan pameran. 3) Studi kasus: Klub Seni Teater Anak Bangsa
Klub Seni Teater Anak Bangsa Bangsa meruakan klub seni yang
commit to user mewadahi kegiatan seni panggung/pentas yang ada di Maluku Utara
IV-53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mulai dari drama puisi, hingga tari atau perpaduan unsur-unsur tersebut. Klub ini telah berprstasi hingga mancanegara dan sering melakukan pertunjukan yang dikomersilkan atau sebagai sarana acara amal/penggalangan dana. Kegiatan utama klub seni TAB antara lain: § Membuat skenario untuk pementasan § Latihan rutin seminggu sekali § Pementasan teater dua kali setahun § Membina sanggar seni di kota Ternate § Melakukan kontak informal dengan kelompok seni di propinsi
Maluku Utara
Gb. 2.3 Kegiatan pementasan klub seni Teater Anak Bangsa Sumber: www.tab.co.id, 2008
c) Klub Olahraga 1) Definisi
Klub ini merupakan perkumpulan remaja yang memiliki ketertarikan pada kegiatan olahraga. Klub olahraga sendiri diwadahi dalam sebuah pusat olahraga yakni suatu tempat yang menyediakan berbagai macam fasilitas fisik maupun non-fisik untuk berbagai macam kegiatan olahraga. (Shadeq Mohammad, 2004, Tugas Akhir, Sport Fasilities, Arsitektur ITB)
commit to user
IV-54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Kegiatan
Kegiatan yang ada dalam klub olahraga secara umum dapat dikategorikan menjadi beberapa yaitu: §
Olahraga Permainan : olahraga yang bersifat hiburan,
seperti
bilyard,
jackpot,
bowling,
sepatu
roda,
skateboard §
Olahraga teknis
:
olahraga
yang
bersifat
teknis, seperti tenis, golf, volley, bulutangkis, bola basket, squash §
Olahraga kebugaran : olahraga yang bersifat santai untuk kebugaran dan mengembalikan stamina tubuh, seperti fitess, senam kebugaran, meditasi, yoga, dan renang
§
Olahraga khusus
: olahraga yang dilakukukan
di alam bebas dengan tingkat resiko yang tinggi atau petualangan(land sport, water sport, dan aero sport). 3) Kasus: Boston Collage Shotokan Karate Club
Klub ini merupakan perkumpulan pelajar Bosten Collage yang memiliki
ketertarikan
untuk
belajar
karate.
Shotokan
sendiri
merupakan pengambangan ilmu seni beladiri karate dari Jepang. Shotokan lebih keras dibandingkan dengan karate yang sekedar mempelajari pertahanan diri dengan tangan terbuka. Dalam klub ini dikenal pula sistem tingkatan yang menunjukkan tingkat kemampuan tiap anggota. Kegiatan rutin yang dilakukan klub ini adalah kegiatan latihan yang dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 21.00—23.00 dan hari Jumat pada pukul 19.00—21.00. Kegiatan lain yang merupakan kegiatan
commit to user
temporal adalah pelaksanaan turnamen/pertandingan baik antar
IV-55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
anggota klub atau dengan klub lain, baik secara individu maupun berkelompok. Kegiatan terporal lain yang diadakan tiap bulan adalah seminar, seminar
ini
dihadiri
seluruh
anggota
dengan
restribusi
dan
menghadirkan pembicara seorang guru/atlit karate/ahli lain. Dalam seminar ini diberikan pengetahuan mengenai karate dan seluruh aspek yang berkaitan dengannya. Pelaksanaan kegiatan latihan dan turnamen dapat dilakukan didalam ruang ataupun diluar ruang tergantung situasi dan kondisi yang ada.
Gb.2.4 Kegiatan latihan Klub Karate Shotokan Sumber: www.wikipedia.com , 2008
d) Klub Keagamaan 1) Definisi
Klub keagamaan merupakan klub yang bergerak dalam bidang pembinaan keagamaan dengan tujuan meningkatkan kualitas iman dan taqwa anggotanya (akhlaq dan ibadah). 2) Kegiatan
Kegiatan yang biasa dilakukan dalam klub keagamaan antara lain, §
Kegiatan ibadah yakni kegiatan ibadah adalah kegiatan
ibadah yang sifatnya wajib yaitu sholat berjamaah lima waktu §
Kegiatan kajian yakni kegiatan diskusi dan tausiah terkait
pendalaman ajaran islam
commit to user
IV-56
perpustakaan.uns.ac.id
§
digilib.uns.ac.id
Kegiatan
pendalaman
Al-Qur’an
yakni
kegiatan
pembelajaran tentang baca-tulis al-qur’an, ilmu tajwid, ilmu tafsir, dan bahasa Arab. 3) Studi Kasus: “Muslim Community Center, New Hampshire”
Muslim Community Center merupakan tempat yang digunakan oleh perkumpulan muslim di New Hampshire khususnya untuk melakukan kegitan keislaman dan saling bersilaturahim. disediakan pula berbagai fasilitas pendukung yang juga boleh dimanfaatkan oleh penduduk setempat seperti fasilitas medical centre dan hall. Untuk meningkatkan kualitas keagamaan anggotanya, MCC menyediakan berbagai program dan kegiatan yang dapat diakses siapapun antara lain, a) Program harian § Kegiatan ibadah sholat wajib lima waktu § Kegiatan pembelajaran tafsir Al-Qur’an § Kegiatan pembelajaran Hadist § Kegiatan pembelajaran baca-tulis Al-Qur’an dan tajwid b) Program mingguan § Kegiatan ibadah sholat jum’at § Kegiatan kajian keislaman § Kegiatan pembelajaran bahasa Arab c) Program bulanan § Silatrahim bersama d) Program khusus § Seminar § Perayaan hari-hari besar agama Islam
commit to user
IV-57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Seluruh pelaksanaan kegiatan pada MMC dilaksankan secara terjadwal dan rutin. Seluruh kegiatan juga didampingi tutor/pembina yang mengerti dan paham mengenai agama Islam.
Gb. 2.5 Bangunan Muslim Community Center, New Hampshire Sumber: www.mcc.com , 2008
2.2.4. Preseden Youth Centre a. IYC (Intergrated Youth Center) IYC (Intergrated Youth Center) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Rumah Remaja dibentuk pada tahun 2008.
Rumah Remaja terbagi atas 3 Divisi Utama yang dipegang oleh para Senior Program Officer: ·
Education,
Training
and
Empowerment,
divisi
yang
bertanggung jawab dalam pemberian edukasi remaja melalui training bulanan yang diadakan untuki mencetak agen-agen peer educator baik di lingkup sekolah maupun komunitas remaja yang spesifik. Selain itu juga, IYC akan mengadakan training untuk remaja yang kurang beruntung (yatim piatu, cacat, dsb) serta tidak ketinggalan training untuk para guru dan orang tua remaja yang sering gemas dengan tingkah laku remaja yang tidak bisa dipuaskan dahaga ingin tahunya begitu saja. Divisi ini juga mengadakan 2 o’clock class secara rutin
commit to user
IV-58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
setiap minggunya. Siapa saja dari mana saja bisa ikut gabung di 2 o’clock class ini. ·
Youth Health Services, divisi ini bertugas mengelola klinik remaja yang youth friendly, yang nanti rencananya akan memberikan
pelayanan
kesehatan
bat
remaja
seperti:
pelayanan kesehatan umum, konseling medis, VCT, dsb. Plus juga kelas diskusi kesehatan seperti: berat badan ideal buat remaja, kespro, seputar permasalahan kesehatan umum, dsb. Ini untuk membina pikiran kritis remaja terkait dengan kesehatan supaya lebih bertanggung jawab atas kesehatan dirinya. ·
Media, Research and Networking, divisi ini memperkuat upaya advokasi dan kampanye IYC terutama di media-media dan juga mengadakan riset terkait masalah remaja . Divisi ini juga meningkatkan jejaring IYC baik dalam lingkup lokal, nasional dan internasional. Selain itu juga mempublikasikan secara rutin release survey result remaja. Melalui divisi ini Kisara berjejaring dan bersinergi dengan pihak lain yang satu visi dengan Kisara untuk mendorong pemerintah menyediakan akses informasi kespro legal bagi remaja.
Langkah pertama adala menyediakan fasilitas, lalu bagaimana mengelola fasilitas itu. IYT di disain untuk betulbetul menjadi rumah ekspresi para pemuda. Di sana ada ruang diskusi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, ada ruangan untuk olahraga ada ruangan untuk ekspresi seni dan
commit to user
IV-59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
budaya, ada kegiatan yang bersifat kreatif atau industri kreatif yang berhubungan dengan perkembangan iptek.
Bahkan juga ada tipologi dalam perspektif wilayah, misalnya Jakarta Utara yang orientasinya pada maritim base yakni pengembangan kepemudaan di dalam persfektif kelautan atau kemaritiman. Jakarta Selatan akan menitik beratkan pada aktivitas bisnis misalnya. Jakarta Pusat, misalnya, pada budaya, pentas budaya atau pengembangan yang Iain. Jakarta Barat mungkin bisa lebih kepada dimensi yang multi kultural. Sehingga ke depan IYT ini mampu memberikan ruang kepada ekspresi dan minat kaum raudal.
b. Youth Center di Sleman, Yogyakarta Youth Center ini berada di kota Yogyakarta tepatnya di Padukuhan Bolawen, Desa Tlogoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Kegiatan di Youth Center ini lebih condong kepada pembinaan dan pelatihan keterampilan. Pembagunan Youth Center ini pada awalnya untuk menampung dan memberikan kepada anak muda yang putus sekolah dikarenakan kesulitan ekonomi akibat krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998. Namun sayangnya, Youth Center ini belum digunakan secara optimal sesuai dengan fungsi dan misi saat didirikan. Pemanfaatannya belum sesuai dengan sebutannya sebagai pusat pemuda.
commit to user
IV-60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Letaknya yang berada di pinggir kota dan jauh dari kegiatan remaja membuat youth center ini sepi dari kunjungan remaja. Pada perkembangannya, pusat remaja ini hanya digunakan sebagai tempat perkemahan untuk kegiatan ekstrakurikuler sekolah, selain itu gedunggedung
banyak
digunakan/diswakan
untuk
masyarakat
umum,
dijadikan tempat rapat instansi sampai parpol tertentu.
Gb. 2.6 Bangunan Youth Center, Sleman, Yogyakarta Sumber: Dok. Pribadi
Gb. 2.7 Kegiatan Perkemahan di Youth Center, Sleman, Yogyakarta Sumber: dok. pribadi
Sumber: dok. pribadi
2.3 INTERAKSI SOSIAL 2.3.1. Pengertian Interaksi Sosial Hubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial ini di dasarkan kepada komunikasi. Karenanya Komunikasi merupakan dasar dari existensi suatu masyarakat. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial, hubungan satu dengan yang lain wargawarga suatu masyarakat, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia itu sendiri, mewujudkan segi dinamikanya perubahan dan perkembangan
commit to user
IV-61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masyarakat. Apabila kita lihat komunikasi ataupun hubungan tersebut sebelum mempunyai bentukbentuknya yang konkrit, yang sesuai dengan nilai-nilai sosial di dalam suatu masyarakat, ia mengalami suatu proses terlebih dahulu. Proses-proses inilah yang dimaksudkan dan disebut sebagai proses sosial.
Sehingga Gillin mengatakan bahwa: Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Dilihat dari sudut inilah, komunikasi itu dapat di Pandang sebagai sistem dalam suatu masyarakat, maupun sebagai proses sosial. Dalam komunikasi, manusia saling pengaruh-mempengaruhi timbal balik sehingga
terbentuklah
pengalaman
ataupun
pengetahuan
tentang
pengalaman masing-masing yang sama. Karenanya komunikasi menjadi dasar daripada kehidupan sosial manusia, ataupun proses sosial tersebut. Kesadaran dalam berkomunikasi di antara warga-warga suatu masyarakat, menyebabkan suatu masyarakat dapat dipertahankan sebagai suatu kesatuan. Karenanya pula dalam setiap masyarakat terbentuk apa yang di namakan suatu sistem komunikasi. Sistem ini terdiri dari lambang-lambang yang diberi arti dan karenanya mempunyai arti-arti khusus oleh setiap masyarakat. Karena kelangsungan kesatuannya dengan jalan komunikasi itu, setiap masyarakat dapat. membentuk kebudayaannya, berdasarkan sistem komunikasinya masing-masing.
2.3.2. Interaksi Sosial dalam Masyarakat Modern
commit to user
IV-62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam masyarakat yang modern, arti komunikasi menjadi lebih penting lagi, karena pada umumnya masyarakat yang modern bentuknya makin bertarnbah rasionil dan lebih di dasarkan pada lambang-lambang yang makin abstrak. Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial, dan karena bentuk-bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dairi interaksi, maka interaksi sosial yang dapat dinamakan proses sosial itu sendiri. Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial, tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitasaktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompokkelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
2.3.3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Ada dua syarat yang harus di penuhi agar suatu interaksi sosial itu mungkin terjadi, yaitu: ·
Adanya kontak sosial (social contact)
·
Adanya komunikasi.
Dengan demikian kontak merupakan tahap pertama terjadinya suatu interaksi sosial. Dapat di katakan bahwa urituk terjadinya suatu kontak, tidak perlu harus terjadi secara badaniah seperti arti semula kata kontak itu sendiri yang secara harfiah berarti “bersama-sama menyentuh”. Manusia sebagai individu dapat mengadakan kontak tanpa menyentuhnya tetapi sebagai makhluk sensoris dapat melakukannya dengan berkomunikasi.
commit to user
Komunikasi sosial ataupun “face-to face” communication, interpersonal
IV-63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
communication, juga yang melalui media. Apalagi kemajuan teknologi komunikasi telah demikian pesatnya.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu tidak hanya antara individu dan individu sebagai bentuk pertamanya saja, tetapi juga dalam bentuk kedua, antara individu dan suatu kelompok manusia atau sebaliknya. Bentuk ketiga, antara sesuatu kelompok manusia dengan kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Suatu kontak sosial tidak hanya tergantung Bari tindakan ataupun kegiatan saja, tetapi juga dari tanggapan atau response reaksi, juga feedback terhadap tindakan atau kegiatan tersebut.
Kontak sosial dapat bersifat positif, apabila mengarah kepada suatu kerjasama (cooperation). Dan dapat bersifat negatif apabila mengarah kepada suatu pertentangan (conflict), atau bahkan lama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
2.3.4. Wadah Interaksi Sosial
Wadah yang menampung proses saling mempengaruhi dalam hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan suatu kelompok, atau kelompok dengn kelompok. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
commit to user
IV-64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.4. KONDISI KOTA SURAKARTA
Gb.2.8 Peta Surakarta Sumber: www.surakarta.go.id
Kota Surakarta atau yang sering kita kenal dengan nama “Kota Solo” termasuk dalam wilayah pemerintahan daerah administratif kota yang dipimpin oleh seorang Walikota. Pemerintahan Kota Surakarta dimulai sejak ditetapkannya sebagai ibukota Karesidenan pada tahun 1946, dan pada tahun 1965 ditetapkan sebagai ibukota Daerah Tingkat II Kota Praja dan kini berstatus sebagai Kotamadya. Pada saat ini Kota Surakarta telah berkembang menjadi kota besar yang mempunyai fungsi sebagai pusat administrasi tingkat regional, kota industri, kota perdagangan, pariwisata, budaya, pendidikan dan olahraga. Kota Surakarta merupakan pusat pengembangan wilayah pembangunan IV (WP IV) Jawa Tengah, mampu berkembang pesat karena didukung oleh kemudahan transportasi baik melalui jalur perhubungan darat maupun udara,
commit to user
IV-65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
selain itu, kota Surakarta termasuk dalam kelompok kota utama di Indonesia (termasuk dalam 10 besar). 2.4.1. Kondisi Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta a.
Kondisi Geografis. Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta secara keseluruhan wilayahnya mempunyai luas 4.404,06 Ha, terbagi dalam 5 wilayah kecamatan dan 51 wilayah kelurahan. Wilayah administrasi tersebut dibatasi oleh :
§
Sebelah Utara :Berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan kabupaten Boyolali.
§
Sebelah Timur :Berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo dan kabupaten Karanganyar.
§
Sebelah Selatan
:Berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo.
§
Sebelah Barat
:Berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo
dan kabupaten Karanganyar. Dari keseluruhan luas wilayah tersebut yang sudah terbangun sekitar 3.896 Ha atau 88,47% dari keseluruhan luas wilayah di Kota Surakarta, sedangkan daerah yang belum terbangun luasnya sekitar 508 Ha atau 11,53 % yang terdapat di bagian utara dan barat kota. Terbatasnya lahan wilayah perkotaan menyebabkan perkembangan Kota Surakarta berkembang ke wilayah administrasi tetangga seperti Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo. Berdasar studi dari Proyek Pengembangan Program Kota Terpadu (P3KT), luas
commit to user
wilayah perkotaan Surakarta saat ini telah mencapai sekitar 11.000-
IV-66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13.000 Ha atau berkembang hampir tiga kali lipat yang meliputi seluruh wilayah administrasi Kota Surakarta.sebesar 4.404,06 Ha, sebagian di wilayah kabupaten Sukoharjo (Kecamatan Kartosuro, Grogol, Baki, Mojolaban) seluas 3.168 Ha dan sebagian di wilayah Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Jaten, Colomadu) seluas 1.143 Ha. PENGGUNAAN LAHAN
LUAS LAHAN
Perumahan/Pemukiman
2.675,91
Jasa
420,60
Perusahaan
282,12
Industri
101,42
Tanah Kosong diperuntukkan
68,33
Tegalan
98,44
Sawah
188,20
Kuburan
72,86
Lapangan Olah Raga
65,14
Taman Kota
31,60
Lain-lain
399,44
JUMLAH
4404,06
Tabel 2.1 Luas Penggunaan Tanah di Kota Surakarta Tahun 2001 Sumber : Biro Pusat Statistik Kota Surakarta, 2002
b. Kondisi Topografi. Secara umum wilayah kota Surakarta termasuk merupakan dataran rendah yang dilalui oleh beberapa anak Sungai Bengawan Solo dan mempunyai ketinggian ± 92 m di atas permukaan air laut rata-rata (dpl) dengan kemiringan rata-rata 0-3 %. Kota Surakarta dahulu sebagian besar wilayahnya commit to user merupakan daerah rawa dari
IV-67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
proses dataran rendah yang terkena luapan aliran sungai dan banjir karena hujan. Saat ini bekas rawa tersebut menjadi lahan yang subur sehingga banyak penduduk dari luar kota datang dan tinggal untuk memanfaatkan lahan kota Surakarta menjadi beberapa kegiatan. c. Sosial Kependudukan. Perkembangan penduduk Kota Surakarta sekitar 0,77 % per tahun, dengan cenderung menurun. Di daerah pinggiran kota di luar Kotamadya seperti Kecamatan Kartosuro, Grogol, Baki, Mojolaban, Colomadu dan Jaten perkembangan penduduk cukup tinggi dengan bervariasi antara 2 %- 4 % per tahun.
JUMLAH PENDUDUK a b c d f g h i j k l m n o p
laki laku Perempuan usia 0—4 tahun usia 5—9 tahun usia 10—14 tahun usia 15—19 tahun usia 20—24 tahun usia 25—29 tahun usia 30—34 tahun usia 35—39 tahun usia 40—44 tahun usia 45—54 tahun usia 55—59 tahun usia 60—64 tahun usia 65+ tahun
250.868 Orang 283.672 Orang 35.164 Orang 41.064 Orang 46.256 Orang 48.144 Orang 51.920 Orang 48.916 Orang 43.424 Orang 44.132 Orang 40.828 Orang 33.040 Orang 26.196 Orang 19.824 Orang 36.344 Orang 534.540 Orang
JUMLAH Tabel. 2.2.
Demografi pada tahun 2009 Dari data tersebut dapat kita penduduk ketahui berdasar bahwausiajumlah penduduk kota Sumber: www.surakarta.go.id, 2009
Surakarta dengan usia 10—24 tahun (usia remaja) berjumlah 146.320 orang. Bila dibandingkan dengan jumlah seluruh penduduk di Surakarta maka angka ini setara dengan 27,37% atau lebih dari seperempat jumlah total penduduk kota Surakarta.
commit to user
IV-68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN RUANG KOTA
TAHUN 1990 Ha
RUTRK 1993-2013
%
Ha
%
Wisata Budaya
94,75
2,15
99,09
2,25
Olah Raga
78,27
1,78
79,27
1,80
Jasa Wisata
18,41
0,41
55,05
1,25
Perdagangan
139,94
3,17
264,24
6,00
Perkantoran Komersial
13,88
0,31
44,04
1,00
Perkantoran Pemerintah
76,36
1,73
77,07
1,75
Pendidikan
251,92
5,72
253,23
5,75
Fasilitas Sosial
83,27
1,89
121,11
2,75
Fasilitas Transportasi
41,50
0,94
44,04
1,00
Industri
85,34
1,94
85,88
2,00
Perumahan
2.531,25
57,48
2.642,44
60,00
Ruang Terbuka
380,79
8,65
22,02
0,50
Fasilitas Khusus
8,40
0,19
11,01
0,25
Lain-lain (jalan, sungai, dsb)
599,99
13,64
605,58
13,70
JUMLAH
4.404,07
100,00
4.404,07
100,00
Tabel. 2.3. Rencana Penggunaan Ruang Kota Sumber : RUTRK Kotamadya Surakarta 1993-2013
1) Batas administratif Luas wilayah Kota Surakarta adalah : 440,040 (4.404 ha). Daerahdaerah yang berbatasan dengan wilayah Kota Surakarta adalah : o
Sebelah Utara
:
Kab
Dati
II
Karanganyar o
commit to user
Sebelah Selatan
: Kab Dati II Sukoharjo
IV-69
perpustakaan.uns.ac.id
o
digilib.uns.ac.id
Sebelah Timur
:
Kab
Dati
II
Sebelah Barat
:
Kab
Dati
II
Karanganyar o Sukoharjo 2) Perkembangan Tata Ruang Kota Secara makro, perkembangan tata ruang kota Surakarta dicirikan sebagai daerah transisi antara kegiatan perumahan dan kegiatan komersial dan fasilitas umum yamg berkembang di dalam wilayah administrasi kotamadya Surakarta. Dalam RUTRK Kota Surakarta prioritas sebaran penduduk untuk daerah pendidikan di letakkan di pinggiran wilayah kota, seperti di Kelurahan Mojosongo, Nusukan, Sumber, Banyuanyar dan sekitarnya. Sedangkan daerah pusat kota diperuntukkan sebagai daerah komoditi perdagangan dan pusat kegiatan sosial perekonokiam kota.( sumber : RUTRK hal. III-19). Pengembangan sub wilayah pengembangan (RUTRK 1993-2013): Rencana pembagian satu wilayah pembangunan dan pelayanan dibagi dalam 4 WP (wilayah pengembangan) dan 10 SWP (Sub Wilyah Pengembangan). Empat wilayah tersebut WP utara, WP selatan, WP timur, dan WP barat. Kemudian untuk 10 SWP. Rencana Struktur Tata Guna Tanah Untuk memantapkan struktur yang telah digariskan dalam RUTRK 1993 – 2013, adapun fungsi masing-masing SWP dengan prosentase kegiatannya seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
Skala Pelayanan Kegiatan
Fungsi / kegiatan (%)
commit to user
IV-70
perpustakaan.uns.ac.id
Ters SWP
digilib.uns.ac.id
Sekunder
Ling
BWK
Primer
Kota Regi
Nas
Inter A
B
C
D
E
F
G
H
/lokal onal I
20
ü
ü
ü
ü
ü
II ü
ü
ü
ü
ü
ü
10 5
III ü
ü
ü
ü
ü
ü
15 15
IV ü
ü
ü
ü
ü
ü
5
V ü
ü
ü
ü
VI ü
ü
ü
ü
VII ü
ü
ü
VIII ü
ü
ü
ü
ü
IX ü
ü
ü
ü
ü
X ü
ü
ü
10
Tabel. 2.4
10
70
10 10
60
25
45
5
10
65
15
5
10
70
5
10
5
5
15
5
75
5
5
90
5 10 20
5
55
15
5
75
5
90
5
5
Potensi dan Prosentase Wilayah Surakarta
Sumber : RUTRK Kodya Surakarta tahun 1993-2013
Ket: SWP I : Pucang sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkrah, Kampung sewu, Semanggi
commit to user
IV-71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SWP II : Kampung baru, Kepatihan kulon, Kepatihan Wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Sudioprajan. SWP III : Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Keratonan, Jayengan, Kemlayan, Pasar Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu, Joyosuran SWP IV : Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan, dan Mangkubumen. SWP V : Pajang, laweyan, Sondakan SWP VI : Karangasem, Jajar, Kerten SWP VII : Sumber, Banyuanyar SWP VIII: Jebres, Tegalharjo SWP IX : Kadipiro, Nusukan SWP X : Mojosongo A =
Fungsi Pariwisata
B =
Fungsi Kebudayaan
C =
Fungsi Olahraga
D =
Fungsi Industri
E =
Fungsi Pendidikan
F =
Fungsi Perdagangan
G =
Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran
H =
Fungsi Perumahan
commit to user
IV-72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BWK
=
Bagian Wilayah Kota
Inter
=
Internasional
SWP
=
Sentra Wilayah Pengembangan
2.4.2. Kenakalan remaja di Surakarta Kondisi
remaja
yang
sedang
mengalami
transisi
memungkinkan munculnya gejolak-gejolak yang tak selalu memberikan hasil positif. Di Surakarta sendiri muncul kenakalan seperti yang telah diungkapkan oleh Taufik dalam Penelitian: Perilaku Seksual pada Remaja SMU di Surakrta, 2005; www.idtesis.blogsot.com. Sebenarnya terdapat beberapa hal yang menjadi potensi kenakalan remaja di Surakarta antara lain, ·
Potensi Akademis Sekolah sebagai fasilitas akademis untuk membina pelajar memiliki esensi sebagai tempat belajar hal yang nantinya bermanfaat bagi pelajar. Namun ilmu yang didapat pelajar tidak hanya berasal dari guru melainkan dari teman sepermainannya juga. Pembelajaran dari teman inilah yang kadang menjadi embrio kenakalan karena tak semua pelajar berasal dari lingkungan yang baik (secara fisik/non fisik). Jadi potensi negatif ini juga berkembang didalam akademisi karena pengawasan guru/pendidik tidak ada saat pelajar istirahat/ saat nongkrong sepulang sekolah. Ketika tidak ada kegiatan positif sepulang sekolah, dan tak tersedia ekstrakurikuler yang sesuai minat mereka mulai membuktikan keberanian sesama teman melalui tindakan yang negatif (kenakalan). · Potensi Media
commit to user
IV-73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Media merupakan sember informasi yang sangat bermanfaat namun karena tidak adanya kontrol yang tegas media menjadi tak terbatas. Media cetak di Surakarta kurang mendukung antisipasi kenakalan. Dalam sebuah kios kecil saja dijual mulai koran, majalah porno, bahkan TTS yang menggunakan cover wanita berpakaian minim. Disisi lain maraknya warung internet yang muncul akibat tuntutan pelajar yang membutuhkan data untuk mengerjakan tugas tak terlindungi dari situs-situs
dewasa,
sehingga
media
internet
juga
berpotensi
memunculkan kenakalan (pornografi). Berikutnya tayangan televisi yang selalu menyuguhkan gaya hidupbebaas dan hedonis juga memicu pelajar untuk menirunya. Buktinya dapat kita lihat di mall Solo Grand Mall, pelajar sepulang sekolah gaul ke mall seperti cerita pendek di televisi, atau menggunakan pakaian-pakaian seperti artis yang kadang terlalu terbuka dan kurang sopan. · Potensi Ekonomi Banyaknya warga bermata pencaharian dengan gaji rendah (buruh, tani, peagang kecil, pelayan, sopir, kenek )di Surakarta tercatat 66.9 % sedang kan 5%
merupakan pengangguran menyebabkan
tingginya jumlah warga miskin di Surakarta. Masyarakat ini hidup dilingkungan padat, banyak pengangguran yang berprofesi sebagai kriminal muali copet, pelacur, hingga preman yang dianggap wajar penduduk sekitar asal tidak mengganggu warga. Kriminalitas yang dianggap wajar ini kemudian ditiru remaja. Karena seorang anak (pelajar) yang hidup dalam kondisi ini kebutuhan dan haknya kurang terpenuhi, dan melalui kenakalan/tindakan kriminal (mencuri, jual ganja, menemani om-om) kebutuhan mereka terpenuhi.
commit to user
IV-74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.4.3. Keberadaan ruang komunal pelajar di Surakarta Terdapat beberapa ruang komunal pelajar di Surakarta antara lain GOR Manahan, GOR Bhineka, Perpustakaan Kota, Taman Banjarsari, dll. Dalam fasilitas yang telah ada tersebut belum dapat menarik pelajar untuk meluangkan waktu didalamnya. Misalnya di GOR tak semua minat dapat ditampung, perpustakaan kota bahkan tak diketahui keberadaannya. Kondisi fisiknya usang demikian juga pustaka didalamnya kurang lengkap dan merupakan referensi lama, padahal ilmu selalu berkembang dari waktu ke waktu. Selain itu minat dibidang kesenian juga belum terwadahi, ketika pelajar ingin mengembangkan minat keseniannya harus didukung financial yang cukup karena perlu les seni (musik) pada studio tertentu.
Gb.2.9 GOR Manahan, digunakan sebagai tempat olahraga dan nongkong remaja Sumber: dok.pribadi, 2010
Gb.2.10 Taman Banjarsari, digunakan sebagai tempat kongkow Sumber: dok.pribadi, 2010
2.4.4. Potensi Surakarta menjadi lokasi Pusat Remaja di Surakarta Beberapa potensi dipilihnya Surakarta menjadi lokasi Pusat Remaja di Surakarta antara lain,
commit to user
IV-75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Pemerintah kota Surakarta menjalankan program penyuluhan serta pengembangan remaja terkait budaya dan budi pekerti untuk mengatasi kenakalan remaja (www.psikologi.ums.ac.id, 21 September 2010). · Jumlah remaja usia 10—24 tahun di kota Surakarta berjumlah 105.775 orang atau sebesar 19,78% dari total penduduk merupakan angka yang cukup besar untuk dikembangkan · Fasilitas pengembangan minat dan bakat remaja di Surakarta belum lengkap dan lokalisasinya/terpisah-pisah · Remaja di Surakarta tidak memiliki tempat untuk bersosialaisasi dalam skala yang luas, sosialisasi terbatas pada sekolah masing-masing dan perkumpulan remaja karang taruna. Dengan adanya berbagai potensi maka dirasakan perlu untuk membangun sebuah fasilitas pengembangan remaja yakni Pusat Remaja di Surakarta yang dapat mewadahi pengembangan minat remaja dengan ketersediaan berbagai fasilitas pendukung dengan tujuan bahwa fasilitas ini dapat menjadi alternatif penanggulangan kenakalan remaja di kota Surakarta.
BAB III
commit to user PUSAT REMAJA DI SURAKARTA YANG DIRENCANAKAN
IV-76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam bab ini akan dikemukakan gambaran umum terkait Pusat remaja di Surakarta sesuai dengan tinjauan yang telah dipaparkan sebelumnya dan dibahas pula lingkup dan batasan yang akan diterapkan. Sehingga substansisubstansi terkait obyek dapat dikaitkan dan secara konkrit di dapat pemahaman terkait perencanaan yang bersifat mengikat dalam aplikasinya pada konsep perancangan selanjutnya.
3.1. GAMBARAN UMUM “PUSAT REMAJA sebagai WADAH INTERAKSI SOSIAL BAGI REMAJA DI SURAKARTA” Pusat Remaja sebagai wadah interaksi sosial bagi remaja di Surakarta yang direncanakan adalah tempat pendidikan nonformal remaja (usia 10—21 tahun) di Surakarta untuk mengembangkan diri melalui kegiatan kegemaran mereka untuk mengembangkan bakat dan minat yang mereka miliki. Pusat Remaja merupakan salah satu solusi untuk menyediakan wadah bagi para remaja dalam memanfaatkan saat-saat luangnya, agar lebih terarah dan bermanfaat bagi remaja. Pusat Remaja adalah youth center yang di adaptasi ke dalam budaya Indonesia dengan fungsinya sebagai tempat olahraga, latihan keterampilan dan kesenian, bimbingan, dan konsultasi. Fasilitas ini diperuntukkan bagi remaja yang merupakan penduduk atau yang berdomisili di kota Surakarta. Sebagai respon atas fenomena kenakalan remaja di kota ini yang terus meningkat, dan dirasa perlu melakukan sebuah usaha preventif mengatasi fenomena tersebut.
3.2. LANDASAN HUKUM commit to user
IV-77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Landasan hukum yang menjadi pertimbangan dibangunnya Pusat Remaja di Surakarta antara lain, 1. UU Nomer 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional Indonesia bahwa
pendidikan dilakukan melalui jalur sekolah dan pendidikan di luar jalur sekolah. Pusat Remaja di Surakarta merupakan fasilitas pendidikan sosial nonformal yang menggunakan sistem berbasis kompetensi/ kemandirian (www.batangkap.go.id, 5 September 2008) 2. Peraturan Pemerintah Nomer 73 tahun 1991 tentang pendidikan luar
sekolah (www.lppbi-fiba.blogspot.com, 5 September 2009) 3. Puskur Balitbang Depdiknas tahun 2003 tentang Pelayanan bimbingan dan
konseling sebagai pengembangan diri remaja 4. Kebijakan
pembinaan
dan
pengembangan
generasi
muda
yang
disyaratkan dalam GBHN antara lain: ü Pembinaan keterampilan dan kepemimpinan ü Pembinaan kesearan jasmani dan daya kreasi ü Pembinaan patriotism dan idealism ü Pengembangan kreatifitas secara wajar dan bertanggungjawab Usaha pembinaan remaja yang telah dilakukan oleh banyak pihak diantaranya adalah: a.
Departemen Agama Pembiaan
terutama
menyangkut
moral
keagamaan
seperti
pengajian,pembinaan organisasi remaja masjid, pelatihan bagi pengajar TPA, dll. b.
Departemen Tenaga Kerja Mengadakan pembinaan keterampilan dan penyuluhan mengenai ketenagakerjaan. Pembinaan tersebut dilakukan didalam balai KLK
commit to user
IV-78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(kursus latihan kerja) maupun secara berkeliling. Disamping itu juga memberikan bantuan peralatan kepada peserta kursus. c.
Departemen Kesehatan Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan seperti kesehatan reprouksi, kampanye AIDS, kampanye Anti narkoba. pelatihan Palang Merah Remaja.
d.
Departemen Pendidikan Nasional Membina siswa-siswa di sekolah baik melalui kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan ekstrakulikuler contohnya dalam bidang olahraga, kesenian, pecinta alam, dsb.
e.
KONI Mengadakan pembinaan di olahraga secara teknik maupun organinasi, menyediakan fasilitas olahraga, mengadakan pertandingan-pertandingan olahraga.
3.3. TUJUAN “PUSAT REMAJA sebagai WADAH INTERAKSI SOSIAL BAGI REMAJA DI SURAKARTA” Tujuan dari Pusat Remaja di Surakarta adalah mewujudkan bangunan sebagai
tempat pendidikan sosial bagi remaja (usia 10-21 tahun) untuk
mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan kegemaran yang menekankan pada karakteristik remaja pada bangunan. ·
mengurangi fenomena kenakalan remaja
·
meningkatkan daya kreasi remaja sesuai bakat dan minat yang mereka miliki
· alternatif solusi permasalahan SDM di bidang olahraga dan seni (kebutuhan akan soft skills, pendukung kompetensi)
commit to user
IV-79
perpustakaan.uns.ac.id
·
digilib.uns.ac.id
menciptakan hubungan sosial yang sehat bagi remaja
3.4. FUNGSI “PUSAT REMAJA sebagai WADAH INTERAKSI SOSIAL BAGI REMAJA DI SURAKARTA” Fungsi dari Pusat Remaja di Surakarta adalah: §
Sebagai sarana pendidikan nonformal bagi remaja Pusat Remaja sebagai wadah bagi kegiatan nonformal remaja, dimana remaja dapat mengembangkan bakat dan minat yang mereka miliki juga mengembangan kreatifitas dalam upaya pengaktualisasian diri.
§
Sebagai sarana hiburan bagi remaja Pusat Remaja menjadi sarana hiburan karena pada masa remaja sudah muncul minat rekresi seperti halnya orang dewasa. Banyaknya kegiatan dan tuntutan baik di sekolah maupun di rumah dirasakan penting memiliki sarana rekreasi bagi remaja, misalnya: permainan dan olahraga, santai, hobi, dll.
§
Sebagai wadah bersosialisasi bagi remaja Pada dasrnya remaja itu memiliki untuk berkumpul dengan sesamanya. Namun hal tersebut menjadi persoalan tersendiri jika dari nongkrong tersebut mengarah pada tindakan yang kriminal. Sehingga supaya tongkrongan tersebut tidak dipandang negatif oleh masyarakat, maka kita perlu memberikan image supaya tongkrongan itu adalah hal yang positif. Pusat Remaja merupakan salah satu solusi untuk menyediakan wadah bagi para remaja dalam memanfaatkan saat-saat luangnya, agar lebih terarah dan bermanfaat.
3.5. VISI DAN MISI
commit to user
IV-80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Visi Pusat Remaja ini berfungsi sebagai wadah pembinaan dan penyaluran minat dan bakat remaja dengan kegiatan edukatif maupun rekreatif sehingga diharapkan dapat meningkatkan sumber daya generasi muda menyongsong masa depan yang lebih baik. Misi - Memberikan pembinaan moral remaja sebagai upaya penanggulangan kenakalan remaja - Menyalurkan minat dan bakat remaja dalm bidang kesenian dan olahraga - Memberikan bimbingan dan penyuluhan tentang kesehatan remaja.
3.6. SASARAN DAN SKALA PELAYANAN 3.6.1. Sasaran Pusat Remaja yang direncanakan ditujukan bagi masyarakat umum khususnya bagi anak-anak mulai dari golongan menengah bawah hingga menengah atas usia 3-12 tahun. Sehingga sarana yang disediakan pada Pusat Remaja ini diharapkan dapat dinikmati oleh seluruh kalangan. 3.6.2. Skala Pelayanan Ruang lingkup pelayanan Pusat Remaja di Surakarta yang direncanakan adalah masyarakat(anak-anak) local di Surakarta pada khususnya dan masyarakat (anak-anak) Indonesia pada umumnya.
3.7. STATUS DAN KELEMBAGAAN 3.7.1. Status
commit to user
IV-81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebagai fasilitas kegiatan remaja yang dikelola oleh pemerintah yaitu Departemen Pendidikan Nasional bidang pembinaan generasi muda, bersifat non formal dan non komersial. 3.7.2. Kelembagaan Pusat Remaja bersifat sosial, yang pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah. Hubungan kelembagaan bersifat lintas sektoral, diantaranya: Departemen Pendidikan nasional, Departemen Dalam negeri, Departemen Sosial, Departemen kesehatan, dan Departemen Tenaga Kerja.
3.8. KEGIATAN DI PUSAT REMAJA Sebagai wadah kegiatan kegemaran remaja Pusat Remaja di Surakarta berfungsi sebagai, 1. Kegiatan Utama § Wadah kegiatan kesenian ü
Seni tari
ü
Seni musik
ü
Seni drama
ü
Seni rupa
§ Wadah kegiatan olahraga ü
Futsal
ü
Basket
ü
Volly
ü
Bulutangkis
commit to user
IV-82
perpustakaan.uns.ac.id
ü
digilib.uns.ac.id
Tenis
2. Kegiatan Penunjang § Wadah kegiatan konseling bagi remaja ü
Seminar
ü
Penyuluhan
ü
Bimbingan
§ Wadah kegiatan pertunjukan dan pameran seni 3. Kegiatan Pengelolaan §
Koordinasi segala kegiatan baik pada kegiatan utama, serta kegiatan penunjang
§
Mengadakan hubungan atau kerjasama dengan dinas-dinas yang berwenang.
3.9. PELAKSANAAN KEGIATAN DI PUSAT REMAJA Kegiatan di Pusat Remaja berlangsung selama 7 hari dalam seminggu dengan waktu kegiatan pukul 08.00 – 20.00. 1.
Kegiatan olahraga Frekuensi kegiatan olahraga tiap klub disesuaikan dngan tingkat kebutuhannya. Umunya dilaksanakan pada sore hari untuk memberikan kesempatan kepada remaja yang masih bersekolah. Apabila fasilitas olahraga oleh klub-klub yang tercatat, fasilitas olahraga dapat digunakan oleh remaja yang tidak tergabung dalam suatu klub dengan ijin dari puhak pengelola.
2.
Kegiatan kesenian Frekuensi latihan disesuaikan dengan frekuensi kebutuhan.
commit to user
IV-83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.10. TUNTUTAN BANGUNAN Bangunan
Pusat
Remaja
Surakarta
merupakan
fasilitas
yang
diperuntukkan bagi remaja dalam mengembangkan bakat dan minat mereka. Oleh karena itu tampilan bangunan ini harus mewakili unsur remaja itu sendiri, melalui pengapliasian karakteristik remaja yaitu dinamis, selalu ingin tampil beda, terbuka terhadap hal-hal baru, aktif dan atraktif pada bangunan Pusat Remaja. Untuk mewakili remaja citra bangunan dibuat sesuai dengan nilai yang dianut remaja sehingga secara fungsional bangunan ini harus ramah dan menyenangkan. a. Tampilan Bangunan § Dinamis Kata ”dinamis” mempunyai arti kata “bersifat gerak”, dapat digambarkan dengan bentuk dan bidang yang tidak monoton, gais-garis asimetri atau beritme.
Gb. 3.1. Bentuk dan bidang yang mmperlihatkan kedinamisan Sumber : www.arcspace.com
Gb. 3.2. Pemainan bidang maju mundur memperlihatkancommit to user kedinamisan Sumber : www.arcspace.com
IV-84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menyukai kebebasan, ekspresif, bersifat plastis, terbuka terhadap perubahan
Dinamis, asimetris, tidak monoton
Bentuk bangunan
tegak-miring, lurus-lengkung, maju mundur
§
Mementingkan identitas
Selalu ingin tampil beda dan menjadi pusat perhatian (point of interest). Pada dasarnya sifat remaja adalah ingin selalu eksis, tampil beda, dan menjai pusat perhatian.
Gb. 3.3 Bentuk dan warna yang berbeda, menjadi point of interest.
commit to user
IV-85 Gb. 3.4 Berbeda dengan lingkungan sekitar,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ Terbuka terhadap hal-hal baru Remaja biasanya selalu menerima sesuatu yang dianggap baru, wawasan mereka terbuka untuk menerima hal-hal baru misalnya kemajuan teknologi. Namun terkadang remaja sulit untuk menyaring apa yang mereka terima, tidak sedikit dari remaja yang mengadaptasi hal-hal yang tidak sehat dari perkembangan teknologi dak lain sebagainya.
Gb. 3.5 Tebuka terhadap hal-hal
§
baru, dapat di aplikasikan
§
dengan banyaknya
§
penggunaan material kaca
§
pada bangunan.
§
Aktif dan atraktif
Masa remaja adalah masa yang memiliki kesempatan luas untuk berkreasi dan berkreativitas. Biasanya remaja meliliki ide-ide yang fresh. Mereka senantiasa aktif dalam berbagai kegiatan. Aktif – atraktif, dapat digambarkan dengan penggunaan bentuk dan warna-warna yang berani.
commit to user
IV-86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb. 3.6 Bentuk dan warna yang atraktif dan energik dapat memancing semangat dan kreativitas
Warna Kuning
Sifat Warna Mengungkapkan jiwa muda dan memiliki karakter kuat, menyatakan getaran suka cita dan cahaya gemilang.
Hijau
Sumber warna alami, meningkatkan kesempatan dan kekuatanan, memberikan keceriaan, menghidupkan suatu perasaan damai bagi yang melihatnya.
Merah
Kekuatan energik, rangsangan, ketegasan, pengaruh panas, serta dapat menggetarkan jiwa.
Ungu
Memberi efek spiritual, kemewahan, keaslian dan kebenaran, Meningkatkan gairah sensualitas mistis yang dapat
commit to user
IV-87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memberikan inspirasi. Biru
Melambangkan intelektual, kepercayaan, ketenangan,damai, konsistensi, dan sesuatu yang dingin.
Oranye
Mengandung arti keceriaan, segala hal yang berhubungan dengan sikap yang menyenangkan, dan ambisi yang dapat diartikan kesuksesan.
Abu-abu
Warna yang bijaksana, dewasa, tidak egois, tenang, seimbang, dan kesederhanaan.
Coklat
Melambangkan sesuatu yang natural, kehangatan,lembut, nyaman.
Putih
Warna yang murni, bersih, sempurna, jujjur, sederhana, netral.
Hitam
Besifat elit, elegan, kuat, teguh, kehampaan.
Penuh energi, labil, aktif
Pengendalian sikap
Penggunaan warna-warna tertentu sebagai identitas dan efek yang diinginkan (psikologi warna) b. Penzoningan Penzoningan pada Pusat Remaja di Surakarta harus meminimalkan gangguan dari dalam maupun dari luar bangunan. Zona
kegiatan
kesenian
dan
olahraga
dipisahkan
namun
tetap
memungkinkan para pelaku masing-masing kegiatan berinteraksi. § Tata massa Kesemua tatanan massa harus dapat mewakili karakteristik pemuda yang aktif, kreatif, dan dinamis.
commit to user
IV-88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menghindari tatanan yang berkesan formal dan monoton. Penataan bangunan juga harus dapat menciptakan ruang publik unuk mendukung kegiatan interaksi sosial para pelaku kagiatan yang beragam. § Eksterior Penataan ruang luar harus dapat menghadirkan suasana yang akrab dan menunjang kegiatan interaksi para pelaku kegiatan. § Interior Tata ruang harus dapat mewakili karakteristik remaja, dalam bentuk non formal dan tidak kaku, menggunakan warna-warna yang cerah, dan unsurunsur pembentuk ruang yang dinamis.
BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCAAN DAN PERANCANGAN PUSAT REMAJA DI SURAKARTA
Dalam bab ini akan dikemukakan segala pertimbangan, standar penilaian, dan pembobotan melalui analisa pendekatan untuk menentukan pilihan yang tepat dalam perancangan dan menjadi masukan yang konkrit terkait desain.
commit to user
4.1. PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN
IV-89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.1.1. Pendekatan Konsep Peruangan a. Analisa Program Ruang Analisa program ruang bertujuan untuk mengetahui kelompok
kegiatan,
kebutuhan ruang, pelaku kegiatan serta pola kegiatan dalam Pusat Remaja di Surakarta. 1) Pelaku dan Pola Kegiatan
i. Pengelola
Mengawasi Mengelola Pusat Remaja
Koordinasi Rapat
Mengelola Perpustakaan
Datang
Parkir
Mengelola Sirkulasi buku Rapat Pulang
Mengelola Mengelola div. seni
commit to user
Rapat Mengajar
Mengelola Mengelola div. olahraga
Rapat
IV-90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb. 4.1. Alur kegiatan pengelola
ii. Pengunjung Bermusik Membaca
Menari Eksplorasi seni
Surfing internet
Melukis Lat. Drama Kriya
Datang
Pulang
Parkir Futsal Mengikuti seminar
Basket Berlatih olahraga
Volly
Metabolisme Bulutangkis
Gb. 4.2. Alur kegiatan pengunjung
2) Kelompok Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
No.
Kelompok Kegiatan
1
Kegiatan Penerimaan
2
Kegiatan Utama
Kegiatan eksplorasi seni
Volly
Kebutuhan Ruang Hall penerimaan Area front desk Area security Ruang lukis Ruang tari Ruang music Ruang drama Panggung pertunjukan Ruang diskusi
commit to user
IV-91
perpustakaan.uns.ac.id
3
Kegiatan penunjang
digilib.uns.ac.id
Kegiatan olahraga
Joging track Lapangan futsal Lapangan basket Lapangan volley Lapangan bulutangkis Lapangan tenis
Penunjang utama
Ruang-ruang seminar Area hot spot Perpustakaan Ruang pameran Gudang penyimpanan alat Ruang ganti Ruang ganti Gudang penyimpanan alat Sekretariat klub-klub olahraga Ruang pimpinan Ruang staff Ruang rapat Ruang pimpinan Ruang staff dan tutor Ruang rapat Ruang pimpinan Ruang staff dan tutor Ruang rapat Ruang front desk Ruang katalogisasi Ruang penyimpanan Ruang staff Ruang rapat Area parkir Kafetaria Ruang klinik Lavatory Ruang genset Ruang panel Ruang pompa Ruang keamanan dan CCTV
Penunjang keg.eksplorasi seni Penunjang keg.olahraga
4
Kegiatan pengelolaan
Pengelolaan Umum
Pengelolaan divisi seni
Pengelolaan divisi olahraga Pengelolaan perpustakaan
5
Kegiatan servis
b. Analisa Besaran Ruang Analisa besaran ruang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai besaran ruang yang direncanakan. Hal ini dapat memudahkan penempatan
to user ruang-ruang di dalam tapak sertacommit pengolahan tapak secara keseluruhan.
IV-92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penentuan besaran ruang menggunakan standart yang didasarkan pada pertimbangan dari beberapa sumber, yaitu : 1.
Perhitungan khusus: Neufert Architect Data/Data Arsitek (NAD)
2.
Time-Saver Standards for Building Types (TS)
3.
Perhitungan Asumsi melalui pengamatan (A)
Selain itu terdapat pertimbangan lain yang penting dalam perhitungan besaran ruang. pertimbangan tersebut terkait sirklasi/flow yang diatur sebagai berikut, 5%-10%
=
standar minimum
20%
=
kebutuhan keleluasaan sirkulasi
30%
=
tuntunan kenyamanan fisik
40%
=
tuntunan psikologis
50%
=
tuntunan spesifikasi kegiatan
60%-100%
=
keterkaitan dengan banyak kegiatan
commit to user
IV-93
No. 1
2 2a
Seting
User
Dasar
Kegiatan Penerimaan Hall Penerima Front desk
2
A A
Security
2
A
Kegiatan Utama Kegiatan eksplorasi seni Ruang lukis
20
A
Ruang tari Ruang music
20 20
A A
Perhitungan (m)
Jumlah Ruang
Luasan (m2)
Total
Meja : 1x3x0.8= 2.4 Kursi : 2x0,6x0,6= 0,72 Flow : 20%x(2,4+0,72)= 20%x3,12= 0,642 Luas Minimum : 3,12+0,642= 3,744 Meja : 1x2x0,8= 1,6 Kursi : 2x0,6x0,6= 0,72 Flow : 20%x(1,6+0,72)= 20%x2,32= 0,464 Luas Minimum : 2,32+0,464= 2,784
1 unit 1 unit
300 4
1 unit
3
Meja : 20x1x1= 20 Kursi : 20x0,6x0,6= 7,2 Flow : 50%x(20+7,2)= 50%x27,2= 13,6 Luas Minimum : 27,2+13,6= 40,8 Meja : 20x1x1= 20 Kursi : 20x0,6x0,6= 7,2 Flow : 50%x(20+7,2)= 50%x27,2= 13,6 Luas Minimum : 27,2+13,6= 40,8
2 unit
80
2 unit 2 unit
80 80
307
IV-94
Ruang drama
20-30
TS
20x10= 200 Typical drama stage
1 unit
200
572
2b
Ruang kriya
10-20
A
-
2 unit
80
Ruang diskusi
10-20
A
Meja : 20x0.8x0.8= 12.8 Kursi : 20x0.6x0.6= 7.2 Flow : 30%x(12.8+7.2)= 30%x20= 6 Luas Minimum : 20+6= 26
1 unit
52
2.5x300= 750 15x25= 375
1 unit 1 unit
750 375
Kegiatan olahraga Joging track Lap.futsal
6
A A
Lap.basket
10
EN
28x15= 364 Ukuran lapangan basket
1 unit
364
Lap.volly
12
EN
18x9= 162 Ukuran lapangan volly
1 unit
162
IV-95
Lap.bulutangkis
Lap.tenis
4
EN
6x12= 72 Ukuran lapangan bulutangkis
1 unit
72
EN
18x11.5= 207 Ukuran lapangan tenis
1 unit
207
1930 3 3a
Kegiatan Penunjang Penunjang Utama Ruang Seminar
100
200
500
EN
Area audience Flow Luas Minimum Area audience Flow Luas Minimum Area audience Flow Luas Minimum
: 100x0,5= 50 : 30%x50= 15 : 50+15= 65 : 200x0,5= 100 : 30%x100= 30 : 100+30= 130 : 500x0,5= 250 : 30%x250= 75 : 100+30= 325
2 unit
130
1 unit
130
1 unit
325
2085
IV-96
3b
3c
4 4a
4b
Area hot spot 50 Perpustakaan 100 Ruang pamer indoor Ruang pamer outdoor Penunjang kegiatan eksplorasi seni Ruang ganti 10
Gudang alat/kostum Penunjang kegiatan olahraga Ruang ganti
A EN A A A
-
A
10
EN
Ruang penyimpanan alat Kegiatan pengelolaan Pengelolaan Utama Ruang pimpinan
-
A
1
EN
Ruang staff
10
EN
Ruang rapat
20
EN
Pengelolaan perpustakaan Ruang front desk Ruang katalogisasi Ruang penyimpanan Ruang staff
3 5
EN A A EN
Ruang rapat
10
EN
*minimal 300m tiap 10.000 exemplar buku -
1 unit 1 unit
200 300 400 600
Area ganti: 10x1,75= 17,5 Toilet : 4x1,25x1= 5 Flow : 40%x22,5= 9 Luas minimum: 22,5+9= 31,5 6x6= 36
1 unit
32
2 unit
72
Area ganti: 10x1,75= 17,5 Toilet : 4x1,25x1= 5 Flow : 40%x22,5= 9 Luas minimum: 22,5+9= 31,5 6x6= 36
2 unit
63
1 unit
36
Area kerja : 1x13,4= 13,4 Ruang tamu : 5x2= 10 Flow : 40%x23,4= 9,36 Luas minimum: 13,4+10+9,36= 32,76 Sekretaris: 1x6,7= 6,7 Karyawan: 9x4,46= 40,14 Flow : 20%x46,84= 9,36 Luas minimum: 6,7+40,14+9,36= 56,20 20x2= 40 Flow : 20%x40= 8 Luas minimum: 40+8= 48
1 unit
32
1 unit
56
1 unit
48
3x4,46= 13,38 3x3= 9 3x3= 9 5x4,46= 22,3 Flow : 20%x22,3= 4,46 Luas minimum: 26,76 10x2= 20 Flow : 20%x20= 4
1 unit 1 unit 1 unit 1 unit
14 9 9 26
1 unit
24
2
105
99
136
82
IV-97
Luas minimum: 24 4c
4d
5
Pengelolaan divisi seni Ruang pimpinan
1
EN
Ruang staff dan tutor
13
EN
Ruang rapat
10
EN
Pengelolaan divisi olahraga Ruang pimpinan
1
EN
Ruang staff dan tutor
13
EN
Ruang rapat
10
EN
Kegiatan servis Area parkir
500
EN
Ruang klinik
10
EN
Area kerja : 1x9,3= 9,3 Ruang tamu : 5x2= 10 Flow : 40%x 19,3= 7,72 Luas minimum: 9,3+10+7,72= 27 Sekretaris: 1x6,7= 6,7 Staf : 2x4,46= 8,92 Tutor : 10x4,46= 44,6 Flow : 20%x60,22= 12,04 Luas minimum: 6,7+8,92+44,6+12,04= 72,26 10x2= 20 Flow : 20%x20= 4 Luas minimum: 24
1 unit
27
1 unit
72 123
1 unit
24
Area kerja : 1x9,3= 9,3 Ruang tamu : 5x2= 10 Flow : 40%x 19,3= 7,72 Luas minimum: 9,3+10+7,72= 27
1
27
Sekretaris: 1x6,7= 6,7 Staff : 2x4,46= 8,92 Tutor : 10x4,46= 44,6 Flow : 20% x60,22= 12,04 Luas minimum: 6,7+8,92+44,6+12,04= 72,26 10x2= 20 Flow : 20%x20= 4 Luas minimum: 24
1
72
1
24
Mobil : 100x5x2,5= 1250 Motor : 300x2,25x0,75= 506.25 Sepeda : 100x1,7x0,6= 101,02 Flow : 100%x1858= 1858 Luas minimum: 1895+1858= 3344 Pendaftaran = 6 ; Periksa = 6 Ruang tunggu: 5x2= 10 Ruang stirahat: 10x2x0.9= 18 Flow : 50%x40= 20 Luas minimum: 40+20= 60
1
3344
1 unit
60
123
IV-98
Mushola Kafetaria Lavatory
Ruang pantry Ruang genset Ruang panel Ruang pompa Ruang keamanan&CCTV
100 4
TS N
-
A A A A A
100x2,79= 279 Toilet : 4x1,4x1,45= 8,12 Wastafel : 1,75x1,45= 2,5375 Flow : 30%x11= 3,3 Luas minimum: 11+3,3= 13,3 2,5x3= 7.5 10x10= 100 6x6= 36 5x8= 40 3x3= 9
1 unit 1 unit 20 unit
25 279 140
4 unit 1 unit 1 unit 1 unit 4 unit
30 100 36 40 36
4118
Total Kebutuhan Ruang
9680
IV-99
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rekapitulasi luasan kebutuhan ruang Pusat Remaja yang direncanakan: · Kelompok kegiatan penerima
=
· Kelompok kegiatan utama
= 2502 m²
· Kelompok kegiatan pendukung
= 2289 m²
· Kelompok kegiatan pengelola
= 464 m²
· Kelompok kegiatan servis
= 4118 m² +
307 m²
9680 m² Total luas ruang bangunan
=
9680 m²
Sirkulasi horizontal site 40%
=
3872 m²
Jadi total luas kebutuhan ruang
= 13552 m² ~ 13.552 m²
Jumlah lantai rata-rata adalah 2 lantai, maka 13.552 : 2 = 6776 m2 Total luas site yang dibutuhkan apabila ALD (angka lantai dasar) 50% adalah: 100/50x6776 = 13.552 m2. 4.1.2. Pendekatan Konsep Lokasi Pendekatan terhadap konsep lokasi dilakukan untuk merencanakan lokasi yang tepat untuk Pusat Remaja di Surakarta yakni lokasi yang dinilai strategis dipandang dari sisi remaja. Dalam menentukan lokasi yang tepat untuk Pusat Remaja di Surakarta diperlukan kriteria-kriteria sebagai berikut, a. Kesesuaian dengan RUTRK § Tata guna lahan sebagai fasilitas pendidikan dan olahraga § Pemanfaatan ruang dengan dominasi kegiatan pendidikan
b. Kedekatan dengan sekolah-sekolah yang ada di Surakarta c. Ketersediaan lahan yang cukup d. Kemudahan pencapaian menuju lokasi (aksesibel) e. Ketersediaan utilitas
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk mempermudah penentuan, pada mulanya dilakukan pendaftaran terhadap beberapa lokasi(rute jalan) di Surakarta yang diidentifikasi sesuai dengan kriteria a—c. Lokasi-lokasi tersebut dijabarkan melalui tabel berikut, Kesesuaian RUTRK
Kedekatan dengan
Kemudahan
sekolah-sekolah
pencapaian
Jl. Adi Sucipto
Jl. Veteran
Jl. Salmet Riyadi
Jl. Gajah Mada
Jl. DI Panjaitan
Jl. A Yani
Jl. Ir Sutami
Jl. Gajah Mada
Jl. Moewardi
Jl. Adi Sumarmo
Jl. Ir Sutami
Jl. Yosodipuro
Jl. Letjen Suparman
Jl. Kapten Mulyadi
Jl. Gajah Mada
Jl. Kartini
Jl. Ir Sutami
Jl. Ki Hajar Dewantara
Jl. Monginsidi
Jl. Moewardi
Jl. Kapten Mulyadi
Jl. Monginsidi
Jl. Adi Sucipto
Jl. MT Haryono
Jl. Urip Sumoharjo
Jl. Ronggo Warsito
Jl. Veteran
Jl. Yosodipuro Jl. Adi Sucipto Tabel. 4.1. Daftar lokasi di Surakarta dengan pertimbangan kriteria penentuan lokasi Sumber: data pribadi, 2010
Dari pengamatan yang tertuang pada tabel tersebut diketahui bahwa terdapat tiga rute jalan yang memenuhi kriteria a—c. Ketiga rute jalan yang sesuai dengan kriteria dan dapat dijadikan pertimbangan pada tahap analisa berikutnya antara lain, § Jalan Adi Sucipto § Jalan Gajah Mada § Jalan Monginsidi
Untuk memilih lokasi yang paling tepat untuk Pusat Remaja di Surakarta maka digunakan sistem pembobotan dengan standar penilaian sebagai berikut,
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Standar pembobotan
Nilai
Sangat baik
3
Cukup baik
2
Kurang baik
1
Memenuhi
A
Kurang memenuhi
B
Tabel 4.2 Standar pembobotan pemilihan Lokasi Sumber: Analisa Pribadi, 2010
Penerapan standar pembobotan yang telah ditentukan pada alternatif
lokasi untuk Pusat
Remaja di Surakarta dimana Jalan Adi Sucipto(X), Jalan Gajah Mada(Y), dan Jalan Monginsidi(Z) dan dijelaskan melalui tabel berikut, NO
Aspek yang dinilai
Pembobotan Y Z A/2 A/1
1
Kesesuaian terhadap RUTRK
X A/3
2
Kedekatan dengan sekolah-sekolah yang
A/3
A/3
A/3
ada di Surakarta 3
Kemudahan pencapaian menuju lokasi
A/2
A/3
A/3
4
Ketersediaan lahan yang cukup
A/3
A/2
B/2
6
Ketersediaan Utilitas
A/3
A/3
A/3
5A/14
5A/13
4A/13
AKUMULASI PENILAIAN
Tabel 4.3. Penerapan pembobotan untuk menentukan lokasi Sumber: analisa pribadi, 2010
Jadi berdasar pembobotan yang telah dilakukan pada beberapa alternatif yang ada maka terpilihlah lokasi yang terletak di Jalan Adi Sucipto. 4.1.3. Pendekatan Konsep Site Setelah mendapatkan lokasi yang sesuai, maka berikutnya dilakukan analisa untuk mendapatkan
site yang tepat untuk Pusat Remaja di Surakarta. Dalam penentuan ini
pertimbangan yang digunakan sebagai berikut, · Pencapaian menuju site mudah · Arus lalu lintas sekitar tidak terlalu tinggi
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Bukan merupakan bangunan konservasi/fasilitas umum · Ketersediaan lahan yang cukup
Jl. Adi sucipto
Universitas Sahid
SIT
Permukiman Gb. 4.3. Site terpilih Sumber: analisa penulis
Permukiman
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kondisi site: · Site terletak di kawasan Jl. Adi Sucipto, Kelurahan Jajar, Kecamatan Laweyan, Surakarta. · Site mempunyai luas 19.000 m² · Batas-batas site: -
Utara
: Universitas Sahid Surakarta
-
Selatan
: Jalan Duku, permukiman
-
Barat
: Jalan Jambu, Permukiman
-
Timur
: Permukiman
4.2. PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN 4.2.1. Pendekatan Konsep pengolahan Site a.
Penentuan pola sirkulasi berdasarkan pencapaian
Dasar pertimbangan: · Secara umum harus mempertimbangkan kondisi dan potensi jalan di sekitar site perencanaan. · Nilai aksesibilitas atau kemudahan pencapaian yang tinggi, baik untuk berbagai jenis kendaraan maupun pejalan kaki ke dalam site, mengingat bangunan diperuntukkan bagi seluruh kalangan anak-anak.. · Terkait
dengan
aspek
lingkungan
yaitu
adanya
pertimbangan
terhadap
kemungkinan gangguan yang timbul terhadap lalu lintas dan lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaan bangunan nantinya tidak mengganggu kondisi lingkungan sekitar. Analisa: Jl. Jambu terdiri dari satu badan jalan dengan sirkulasi dua arah, mempunyai lebar jalan 6 meter. Berpotensi sebagai j SE pada site. Jalur ini tidak dilewati angkutan umum
commit to user v
SIT
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil:
Main Entrance Side Entrance
SIT E
Gb. 4.4. Analisa site berdasarkan pencapaian Sumber: analisa pribadi
b. Pendekatan site berdasar view lingkungan Secara nilai arsitektural, penganalisaan view lingkungan akan menghasilkan output yang terkait dengan penataan massa dan tampilan bangunan. Output yang dihasilkan tersebut nantinya akan berkaitan pula dengan karakteristik remaja bahwa penataan massa dan tampilan dalam
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
suatu desain bangunan akan dapat mempengaruhi nilai emosi visual remaja sehingga remaja akan tertarik untuk masuk ke dalam bangunan ini. Dengan pertimbangan : · Ekspose site terhadap lingkungan sehingga bangunan dapat terekspose dengan baik. · Keberadaan jalan sekitar site. · Keberadaan bangunan dalam lokasi site. · Kondisi view lingkungan sekitar, pengamatan view dilakukan pada ketinggian mata normal manusia. Analisa:
View maksimum View minimum
View minimum
View minimum
Hasil:
View Maksimum View Minimum
View commit Minimum View Minimum
to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Zona dengan view menarik berpotensi digunakan untuk penataan massa bangunan dan atau site serta tampilan bangunan yang dapat mendukung ekspose terhadap kawasan
Zona dengan view kurang menarik berpotensi digunakan untuk penataan site dan atau massa bangunan pengelola atau servis.
Gb. 4.5. Analisa site berdasarkan view Sumber: analisa pribadi
c. Zonifikasi dan permasaan
Ket: zona kegiatan seni zona kegiatan olahraga zona parkir zona kegiatan pengelola dan serviis
Gb. 4.6. Zonifikasi dalam site Sumber: analisa pribadi
4.2.2.
Pendekatan Konsep Bentuk dan Tata Masa
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penerapan karakteristik remaja pada objek perencanaan dan perancangan Pusat Remaja di Surakarta diterapkan dalam semua aspek desain baik bangunan, kegiatan maupun lingkungan pembentuk di sekitarnya. Tampilan bangunan ini harus mewakili unsur remaja itu sendiri, melalui pengaplikasian karakteristik remaja yaitu dinamis, selalu ingin tampil beda, terbuka terhadap hal-hal baru, aktif dan atraktif pada bangunan Pusat Remaja ini. Untuk mewakili remaja citra bangunan dibuat sesuai dengan nilai yang dianut remaja sehingga secara fungsional bangunan ini harus ramah dan menyenangkan. Pemilihan citra kekinian dipilih sebagai usaha untuk menyesuaikan kecenderungan sebagian besar remaja, yang cenderung lebih menyukai hal-hal yang ”berbau” kekinian atau modern.
a. Tampilan Bangunan § Dinamis Kata ”dinamis” mempunyai arti kata “bersifat gerak”. Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya. Remaja memiliki kebutuhan untuk berkumpul dengan sesamanya, aktif melakukan kegiatan-kegiatan yang menurut mereka menyenangkan. Kata ”dinamis” ini dapat digambarkan dengan bentuk dan bidang yang tidak monoton, garisgaris asimetri atau beritme.
Gb. 4.7. Federation Square( kiri atas), balai kota baru kota Melbourne, Australia, bangunan formal dengan citra kekinian commityang to user dinamis Sharp Centre For Design (kanan atas), bangunan ektensi dari Ontario College of Art and Design, Toronto, Canada, fasad bangunan kekinian, sederhana namun dinamis dan ekspresif, kontras dengan lingkungan sekitarnya Sumber : www.google.com
v
perpustakaan.uns.ac.id
§
digilib.uns.ac.id
Mementingkan identitas
Selalu ingin tampil beda dan menjadi pusat perhatian (point of interest). Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri. Pengertiannya akan “siapa aku” yang dipengaruhi oleh pandangan orang-orang sekitarnya serta pengalaman-pengalaman pribadinya akan menentukan pola perilakunya sebagai orang dewasa. Jadi pada dasarnya sifat remaja adalah ingin selalu eksis, ingin tampil beda, dan menjadi pusat perhatian.
Gb. 4.8 Kontras, berbeda dengan lingkungan sekitar, menjadi point of interest. Sumber: www.arcspace.com
Gb. 4.9 Bentuk dan warna yang berbeda, menjadi point of interest. Sumber: www.arcspace.com
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
§
digilib.uns.ac.id
Terbuka terhadap hal-hal baru
Remaja dalam waktu luangnya dapat betul-betul bersifat membebaskan bila ia dihayati sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri dan untuk melepaskan ketegangan. Dorongan remaja ke arah oroginalitas, ke arah perwujudan diri yang asli yang berarti lain daripada anak dan lain daripada dewasa, menyebabkan remaja menggunakan waktu luangnya juga secara original. Remaja biasanya selalu menerima sesuatu yang dianggap baru, wawasan mereka terbuka untuk menerima hal-hal baru misalnya kemajuan teknologi. Namun terkadang remaja sulit untuk menyaring apa yang mereka terima, tidak sedikit dari remaja yang mengadaptasi halhal yang tidak sehat dari perkembangan teknologi dan lain sebagainya.
Gb. 4.10 Tebuka terhadap hal-hal baru, dapat di aplikasikan dengan banyaknya penggunaan material kaca pada bangunan. Sumber: www.arcspace.com
§
Aktif dan atraktif
Masa remaja adalah masa yang memiliki kesempatan luas untuk berkreasi dan berkreativitas. Biasanya remaja meliliki ide-ide yang fresh. Mereka senantiasa aktif dalam berbagai kegiatan.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada masa remaja terdapat minat-minat pada bidang kegiatan tertentu yang sangat beragam. Hal ini tergantung pada jenis kelamin, kecerdasan, lingkungan tempat tinggal mereka, kesempatan yang dimiliki untuk mengembangkan minat, apa yang diminati teman sebayanya, status dalam kelompok sosial, kemampuan bawaan, minat keluarganya dan beberapa faktor lainnya. Aktif – atraktif, dapat digambarkan dengan penggunaan bentuk dan warna-warna yang berani.
Gb. 4.11 Bentuk dan warna yang atraktif dan energik dapat memancing semangat dan kreativitas Sumber: www.google.com Warna yang dipilih adalah perpaduan warna yang memberikan efek semangat dan energik,
sesuai dengan jiwa dan aktifitas remaja.
Warna Kuning
Sifat Warna Mengungkapkan jiwa muda dan memiliki karakter kuat,
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyatakan getaran suka cita dan cahaya gemilang. Hijau
Sumber warna alami, meningkatkan kesempatan dan kekuatanan, memberikan keceriaan, menghidupkan suatu perasaan damai bagi yang melihatnya.
Merah
Kekuatan energik, rangsangan, ketegasan, pengaruh panas, serta dapat menggetarkan jiwa.
Ungu
Memberi efek spiritual, kemewahan, keaslian dan kebenaran, Meningkatkan gairah sensualitas mistis yang dapat memberikan inspirasi.
Biru
Melambangkan intelektual, kepercayaan, ketenangan,damai, konsistensi, dan sesuatu yang dingin.
Oranye
Mengandung arti keceriaan, segala hal yang berhubungan dengan sikap yang menyenangkan, dan ambisi yang dapat diartikan kesuksesan.
Abu-abu
Warna yang bijaksana, dewasa, tidak egois, tenang, seimbang, dan kesederhanaan.
Coklat
Melambangkan sesuatu yang natural, kehangatan,lembut, nyaman.
Putih
Warna yang murni, bersih, sempurna, jujur, sederhana, netral.
Hitam
Besifat elit, elegan, kuat, teguh, kehampaan.
b.
Pola Tata Massa
Dasar pertimbangan: · Konsep pola sirkulasi dalam tapak. · Zonifikasi kegiatan pada tapak · Arah orientasi yang diinginkan · Estetika arsitektural. Terdapat beberapa klasifikasi pola tata massa yang
biasa digunakan dalam mendesain
bangunan, yaitu:
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Siklus Pengolahan masa yang terpisah/berdiri sendiri dan mengelilingi area yang sama menimbulkan orientasi kedalam dan membentuk siklus yang dapat meningkatkan keakraban penghuni dalam tiap fungsi dalam masa
Gb. 4.12. Pola tata masa terpusat Membentuk kesatuan bentuk dari massamassa yang mandiri namun tetap menyatu
· Linear Pengolahan massa dasar linear meskipun ditata secara dinamis menunjukkan keberadaan fungsi-fungsi yang merupakan proses/pentahapan dari awalhingga akhir.
Gb. 4.13. Pola tata masa linier Membentuk kesatuan bentuk yang mengalir secara searah
· Overlap Pengolahan massa dasar secara bertumpuk/menindih stu dengan yang lain menunjukkan adanya area yang digunakan secara bersama-sama oleh masing-masing fungsi, dan menunjukkan kedterkaitan antar fungsi satu dengan fungsi lain.
Gb. 4.14. Pola tata masa overlap Pengabungan bentuk-bentuk secara teratur (satu arah) sehingga bersifat : § Keteraturan, disiplin § Pola bebas, kesan bebas
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tata masa bangunan pada Pusat Remaja di Surakarta, tiap fungsi dalam tiap kelompok kegiatan memiliki karakter yang berbeda namun berhubungan dekat sehingga ada beberapa masa dalam bangunan ini. Penataan masa bangunan dipusatkan pada ruang komunal ditengah. Penggabungan masa bangunan dapat dilakukan pada kelompok kegiatan yang memiliki kesamaan tema misalnya pada kelompok kegiatan utama dan masing-masing pendukungnya. Dua bidang ini dapat disatukan dengan sistem overlap. Aspek arsitektural: - pengolahan bentuk yang kurang dinamis, lebih terkesan kaku dan atau monoton.
Aspek arsitektural: - efisien dan efektif terhadap pergerakan ruang. - Bentuk yang statis, netral, tidak memihak
(-)
(+ )
pada arah tertentu
(+) -
Menunjukkan stabilitas, titik jatuh pada satu sisi
-
Bentuk yang terkesan kuat dan energik
(-) -
Tidak mudah untuk dilakukan pengembangan
-
commit to user
Pengolahan
pola sirkulasi yang lebih rumit
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2.3. Pendekatan Tata Landscape a. Hardscape landscape Penggunaan hardscape landscape di dalam sebuah tapak dapat dimanfaatkan sebagai pendukung kegiatan seperti jalur bagi pejalan kaki, area parker,area bermain anak + taman baca serta ruang komunal terbuka. Beberapa alternative hardscape landscape yang biasa digunakan: · Perkerasan aspal · Perkerasan beton · Perkerasan kerikil · Tanah padat · Tanah berumput · Paving · taman ANALISA: · perkerasan aspal, dapat digunakan sebagai jalur kendaraan. · Perkerasan beton, dapat digunakan sebagai jalur kendaraan dengan beban berat seperti truk dan bus · Perkerasan kerikil atau batu alam, mempunyai tekstur yang abstrak serta baik digunakan sebagai jalur pedestrian. Perkerasan ini mempunyai daya serap air hujan yang cukup baik · Tanah padat, memiliki daya serap air hujan yang cukup baik sehingga biasa digunakan sebagai dasaran dari perkerasan · Tanah berumput, mempunyai daya serap air hujan yang baik sehingga biasa digunakan sebagai dasar dari taman
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Paving, memiliki bentuk yang beragam dan bertekstur kasar. Baik untuk jalur sirkulasi pedestrian dan kendaraan. Daya serap air hujan baik, karena ada celah dalam setiap pemasangan paving. Hal ini berfungsi sebagai resapan air · Pavinggrass, baik untuk jalur sirkulasi pedestrian dan memiliki daya serap air hujan yang baik · Taman, baik dalam mendukung estetika, di mana daya serap airnya sangat baik HASIL: · Jalur kendaraan menggunakan bahan aspal halus. Hal ini berfungsi dalam memberikan kenyamanan bagi pengunjung pengguna mobil , motor maupun sepeda · Jalur pedestrian menggunakan bahan pavingblock serta bahan batu alam · Dalam area ruang komunal digunakan batu alam dan perkerasan kerikil, ruput · Pemberian taman untuk mendukung estetika serta membantu remaja agar tidak bosan beraktifitas a. Softscape landscape Softcase landscape meliputi vegetasi pada taman maupun jalur sirkulasi. Vegetasi mempunyai fungsi bermacam-macam yaitu sebagai zona hijau hunian, penyedia oksigen, sebagai filter terhadap suara, debu, udara dan bau serta masih banyak lagi fungsi dari softcase landscape ini. ANALISA: · Terdapat beberapa klasifikasi jenis vegetasi. Yaitu tanaman kering, tanaman air dan tanaman tropis · Tata landscape juga berfungsi dalam menciptakan view yang menarik di dalam suatru bangunan HASIL:
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Penataan softcase landscape pada site digunakan sebagai desain estetika dalam desain. Adapun jenis vegetasi yang dugunakan dalam perancangan Pusat Remaja di Surakarta adalah penggabungan dari jenis tanaman air serta tanaman tropis. d. Tanaman air digunakan sebagai pelengkap elemen air seperti kolam e. Tanaman tropis digunakan sebagai materi utama di dalam tata landscape site yang direncanakan. Tanaman tropis ini digunakan karena sesuai dengan kondisi iklim yang ada di Indonesia. Di mana beberapa klasifikasinya adalah: o
Tanaman peneduh
Tanaman perdu ini dapat tumbuh tinggi dan berdaun lebat, sehingga dapat digunakan sebagai peneduh di sekitttar bangunan o
Tanaman merambat
Tanaman ini dapat ditanam pada pergola ataupun elemen perambat lainnya. o
Tanaman perdu
Tanaman perdu (tanaman berdaun indah dan berbunga) dapat digunakan sebagai daya tarik pengunjung karena mempunyai bentuk dan warna yang menarik. o
Borderplant dan grouncover
Tanaman ini dapat digunakan sebagai penutup tanah serta sebagai kombinasi pada element hardscape landscape. · Penggunaan tanaman yang dapat menyerap polutan sehingga dapat mendukung kesehatan pengunjung pada bangunan ini. · Di dalam bangunan juga diberi tanaman untuk menambah keasrian dan dapat berfungsi sebagai pengusir serangga, seperti tanaman Zodia yang dapat ditanam di dalam ruangan (indoor). Peletakannya diletakan dekat dengan bukaan pada fasad agar tanaman dapat terkena hembusan angin dari luar dan harum bunga dapat menyebar ke dalam ruangan.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb. 4.15 Sketsa perletakan tanaman di dalam ruang Sumber: analisa penulis
4.2.4. Pendekatan Sistem Struktur Bangunan Dasar pertimbangan: ·
Beban yang harus didukung
·
Kondisi tanah
·
Bentuk dan dimensi vertikal bangunan
·
Karakter bangunan
·
Pengaruh terhadap lingkungan sekitar
a.
Sub-struktur
Analisa: Pada perencanaan Pusat Remaja di Surakarta ini, akan terdapat 2- 3 lantai, sehingga didalam sub struktur digunakan 1 macam pondasi saja. Hasil: Pada desain Pusat Remaja ini, untuk bangunan yang memiliki ketinggian lantai relatif kecil (1 hingga 3 lantai) digunakan pondasi footplat.
commit to user
Gb. 4.16. Pondasi footplat
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1-5 lantai
b. Super-struktur Analisa: Merupakan sistem struktur badan bangunan. Sistem struktur badan yang banyak digunakan pada bangunan publik adalah Shear Wall/Core Wall system dan sistem struktur rangka. Pemilihan struktur badan ini disesuaikan dengan pola peruangan dalam bangunan. Hasil: Pada super-struktur bangunan ini digunakan struktur rangka
Gb. 4. 17. Struktur rangka
c. Upper-struktur Analisa Merupakan sistem struktur bagian atas bangunan. Untuk struktur atap terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu: · struktur rangka baja Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. Struktur atap dengan karakter seperti ini sangat potensial untuk diekspos. Bisa menjadi alternatif ruang-ruang yang membutuhkan bentang lebar.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· struktur kabel Struktur ini dapat menahan atap dengan bentangan besar. Dari segi artistik, konstruksi ini memiliki nilai lebih untuk eksterior bangunan. · spaceframe Space frame adalah struktur rangka yang membentuk bidang 3 dimensi. Struktur ini sangat kaku dan memiliki kekuatan yang baik dan dapat mencapai bentang yang cukup lebar, dengan hanya membutuhkan ketebalan 5% dari lebar bentang. Sedangkan untuk kantilever membutuhkan ketebalan 7 sampai dengan 14 persen dari bentang. · struktur beton bertulang Bentangan besar dan kemungkinan variasi bentuk atap cukup luas. · struktur rangka kayu Bentangan relatif kecil dan variasi bentuk terbatas. Hasil analisa Dari analisa di atas, maka struktur atap yang paling sesuai adalah dengan menggunakan kombinasi beberapa struktur atap. Digunakan struktur beton bertulang dan struktur space frame pada kantilever. 4.2.5. a.
Pendekatan Konsep Utilitas Sistem fire protection
Merupakan pengamanan terhadap bahaya kebakaran dan sekaligus terhadap kemungkinan bahaya kebakaran. Sistem penanggulangan bahaya kebakaran dapat dibagi menjadi, i. Sistem Deteksi
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ Heat Detector : Digunakan sebagai alat deteksi apabila panas pada ruangan
mengalami kenaikan yang drastis dan cenderung bahaya. Standar kebutuhan alat 1 unit/75m² § Smoke Detector : Digunakan sebagai alat deteksi apabila
pada ruangan
terdapat asap yang melebihi kadar yang ditentukan.Pemakaian berdampingan dengan heat detector. Standar kebutuhan alat 1 unit/75m² § Fire Alarm : Alaram Peringatan yang akan berbunyi bila ada kebakaran ataupun
asap yang melebihi standar yang dideteksi oleh heat dan smoke detector. Standar kebutuhan 1 unit/225m² ii. Sistem Represif Sebagai sistem untuk menanggulangi meluasnya bahaya kebakaran. Meliputi alat pemadam kebakaran dan penunjangnya. Dan kesiapan alat tersebut untuk digunakan sewaktu-waktu. Sistem yang dipakai adalah, § Fire Hydrant : Merupakan pilar-pilar yang dipasang pada tempat-tempat yang
strategis diluar bangunan, saluran yang berhubungan dengan sumber air dengan jangkauan standar sekitar 800m² § Automatic Sprinkler System : Pemadam api otomatis yang terpasang pada
plafond yang menyemprot air sesuai dengan suhu ruangan yang memanas. Standart sprinkler system 1unit/25m² § Fire Extinguiser on House Reel : Alat Pemadam api praktis yang berupa tabung
gas mandiri dan selang air yang berhubungan dengan saluran air. Dipakai berdampingan pada tempat-tempat rawan api, dan mudah dilihat dan dijangkau. Standart kebutuhan masingt-masing 1 unit/200m² iii. Sistem Preventif Usaha untuk mencegah terjadinya kebakaran dengan usaha sebagi berikut, § Menjauhkan bahan yang mudah terbakar dari api
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ Melindungi bahan yang mudah terbakar dengan bahan isolasi tahan api § Perencanaan
dan
perancangan
yang
baik
seperti
organisasi
ruang,
pengelompokan ruang, sirkulasi, kelengkapan peralatan dan penempatannya, dsb. iv. Penyelamatan penghuni Usaha untuk menyelamatkan penghuni dari bahaya kebakaran yang terjadi dan efek-efek yang ditimbulkan antara lain, § Membuat tangga darurat pada tempat-tempat yang tinggi. § Pintu-pintu darurat § Ventilasi dengan penyedot asap
Beberapa hal lain yang juga harus dipertimbangkan adalah, 1) Kebutuhan air sebagai pemadam kebakaran
Kebutuhan reservoir air untuk pemadam kebakaran dihitung dengan perencanaan apabila semua outlet beroperasi, terdapat 1 menit waktu alat bekarja sebelum pompa air ke resevoir beroperasi untuk menambah air di reservoir. 2) perencanaan penempatan reservoir
Perencanaan reservoir terpisah-pisah, yaitu untuk fire hydrant langsung dari reservoir utama didistribusikan menuju outlet dengan pompa untuk mempertahankan tekanan air. Sedangkan untuk sprinkler dari pompa ditampung dulu pada atap bangunan, dengan menuju sprinkler head dengan sistem down feed. b. Sistem air bersih Sistem air bersih yang dapat digunakan dalam bangunan bersumber dari PDAM dan deep well. Sistem pendistribusian air yang biasa digunkan antara lain, i. Up Feed Distribution Up feed distribution yaitu air dipompakan langsung dari ground reservoir menuju outlet. Digunakan untuk outlet-outlet antara lain Fire hydrant dan kran-kran umum.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ii. Down Feed Distribution Down feed distribution yaitu air dari ground reservoir dipompakan menuju tangki atas, dan didistribusikan menuju outlet dengan bantuan gravitasi. Digunakan untuk outlet-outlet antara lain sprinkler head, shower, toilet, dapur, dsb. Air bersih yang berasal dari sumber ditampung dulu pada ground reservoir yang juga menjadi cadangan air untuk kebakaran, dimana dari sini dipompakan ke tangki atas atau langsung ke outlet yang sebelumnya melalui sand filter untuk memperbaiki mutu air, dan melalui boiler(water heater) untuk konsumsi air panas. Skema distribusi air bersih sebagai berikut,
Gb. 4. 18. Skema pendistribusian air bersih
c. Sistem pembuangan air kotor Terdapat beberapa hal terkait sistem pembuangan air kotor yang perlu diperhatikan dalam sistem utilitas bangunan yakni, i. Sistem pembuangan air kotor dalam lingkungan Pusat Remaja di Surakarta dijauhkan dari sumber atau jaringan air bersihnya. ii. Pada ruang mekanikal dan elektrikal dibuat kedap air, supaya sisa-sisa minyak yang tercecer tidak meresap ke dalam tanah. Minyak bekas dari dapur dibuang melalui treatment pada tempat tertentu yang kedap air. Dalam sistem ini air kotor dari lingkungan dibedakan dalam 2 jenis yang antara lain,
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ Air kotor dari WC dan Kamar mandi, bersifat padat yang berasal dari WC dan toilet
dibuang langsung ke septic tank dan menuju sumur peresapan. Skema distribusinya sebagai berikut,
Sumur Peresapan
Septic Tank
WC dan Toilet
Gb. 4.19. Skema pembuangan air kotor dari WC dan Toilet § Air kotor dari daerah service(dapur/ pantry), bersifat cair yang berasal dari kamar
mandi dan daerah service dibuang langsung menuju riol kota. Khusus untuk yang berasal dari dapur/pantry terlebih dahulu ditampung pada bak perangkap lemak. Skema distribusinya sebagai berikut,
Kamar Mandi
Riol Kota
Bak Penangkap Lemak
Dapur/ Pantry
Gb. 4.20. Skema pembuangan air kotor ke lingkungan luar
5.4.1.
Sarana Telepon
Sarana telepon mempergunakan sistem PABX (Privat Automatic Branch Exchange) dengan pembagian saluran untuk setiap lantai sesuai jumlah yang diperlukan. d. Sistem instalasi listrik Sistem instalasi listrik diperoleh dari sumber tenaga yang disediakan oleh PLN(Perusahaan Listrik Negara) sebagai suplai energi utama dan Diesel Generator Set(genset) sebagi suplai energi emergency. Skema pensistribusian listrik sebagai berikut,
PLN
meteran
panel
Sub panel
Bagan 4.21 skema pendistribusian listrik
distribus i
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengoperasian Sistem instalasi listrik pada kondisi beban normal, seluruh beban listrik mendapat suplai tenaga listrik dari PLN. Bilamana sumber tenaga listrik PLN mengalami gangguan, maka secara otomatis sumber tenaga listrik diambil alih oleh sumber cadangan diesel genset yang dilengkapi Automatic Main Failure (AMF) dan melayani beban listrik. Interfal waktu dari PLN padam hingga sumber listrik diesel genset melayani beban adalah maksimum 20 detik. Dalam sistem pendistribusiannya terdapat beberapa dasar pertimbangan kabel aliran listrik antara lain, § Panjang jaringan aliran § Tegangan listrik § Keadaan alam § Penampilan pada bangunan § Operasi dan perawatan § Keamanan pada pemakai
e. Sarana Telepon Sarana telepon mempergunakan sistem PABX (Privat Automatic Branch Exchange) dengan pembagian saluran untuk setiap lantai sesuai jumlah yang diperlukan.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KONSEP PERENCAAN DAN PERANCANGAN PUSAT REMAJA DI SURAKARTA
5.8. Jenis dan Pelaku Kegiatan 5.5.1. Jenis Kegiatan a. Kegiatan Penerimaan b. Kegiatan Utama 1)
Kegiatan olahraga Basket Futsal Volly Bulutangkis Tenis
2)
Kegiatan kesenian Seni tari Seni drama Seni lukis Seni musik Seni kriya diskusi
c. Kegiatan Penunjang Seminar Hot spot Perpustakaan Pameran
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Kegiatan pengelolaan Pengelolaan utama Pengelolaaan perpustakaan Pengelolaan divisi seni Pengelolaan divisi olahraga e. Kegiatan servis Parkir Klinik Mushola Kafetaria Genset Panel Pompa Keamanan&CCTV
5.1.2. Pelaku Kegiatan
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Pengelola
Mengawasi Mengelola Pusat Remaja
Koordinasi Rapat
Mengelola Sirkulasi buku
Mengelola Perpustakaan
Datang
Rapat
Parkir
Pulang
Mengelola Mengelola div. seni
Rapat Mengajar
Mengelola Mengelola div. olahraga
Rapat Mengajar
Gb. 5.1. Alur kegiatan pengelola Sumber: analisa penulis
b. Pengunjung Bermusik Membaca
commit to user
Menari
Eksplorasi seni Surfing internet
v Melukis
Lat. Drama
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb. 5.2. Alur kegiatan pengunjung Sumber: analisa penulis
5.2. Kelompok Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
No.
Kelompok Kegiatan
1
Kegiatan Penerimaan
2
Kegiatan Utama
Kegiatan eksplorasi seni
Kegiatan olahraga
3
Kegiatan penunjang
Penunjang utama
commit to user
Kebutuhan Ruang Hall penerimaan Area front desk Area security Ruang lukis Ruang tari Ruang music Ruang drama Ruang kriya Panggung pertunjukan Ruang diskusi Joging track Lapangan futsal Lapangan basket Lapangan volley Lapangan bulutangkis Ruang-ruang seminar Area hot spot Perpustakaan Ruang pameran
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penunjang keg.eksplorasi seni Penunjang keg.olahraga
4
Kegiatan pengelolaan
Pengelolaan Umum
Pengelolaan divisi seni
Pengelolaan divisi olahraga Pengelolaan perpustakaan
5
Kegiatan servis
Gudang penyimpanan alat Ruang ganti Ruang ganti Gudang penyimpanan alat Sekretariat klub-klub olahraga Ruang pimpinan Ruang staff Ruang rapat Ruang pimpinan Ruang staff dan tutor Ruang rapat Ruang pimpinan Ruang staff dan tutor Ruang rapat Ruang front desk Ruang katalogisasi Ruang penyimpanan Ruang staff Ruang rapat Area parkir Kafetaria Ruang klinik Lavatory Ruang genset Ruang panel Ruang pompa Ruang keamanan dan CCTV
5.3. Total Kebutuhan Ruang Kegiatan penerima Hall Penerima
300 m2
Front desk
4 m2
Security
3 m2 307 m2
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kegiatan Utama Kegiatan eksplorasi seni Seni lukis
80 m2
Seni tari
80 m2
Seni drama
200 m2
Seni musik
80 m2
Seni kriya
80 m2
Ruang diskusi
52 m2
Kegiatan olahraga Joging track
750 m2
Lap.futsal
375 m2
Lap.basket
364 m2
Lap.volly
72 m2
Lap.tenis
207 m2 2502 m2
Kegiatan Penunjang Kegiatan Penunjang Utama Ruang Seminar
585 m2
Area hot spot
200 m2
Perpustakaan
300 m2
Ruang pamer indoor
200 m2
Ruang pamer outdoor
400 m2
Penunjang Kegiatan Eksplorasi Seni Ruang ganti
32 m2
Gudang alat/kostum
72 m2
Penunjang kegiatan olahraga Ruang ganti
63 m2
Gudang penyimpanan alat
36 m2
2085 m2
Kegiatan Pengelolaan
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengelola Utama Ruang pimpinan
32 m2
Ruang staff
56 m2
Ruang rapat
48 m2
Pengelola perpustakaan Ruang front desk
14 m2
Ruang katalogisasi
9 m2
Ruang penyimpanan
9 m2
Ruang rapat
26 m2
Ruang staff
24 m2
Pengelola divisi seni Ruang pimpinan
27 m2
Ruang staff dan tutor
72 m2
Ruang rapat
24 m2
Pengelola divisi olahraga Ruang pimpinan
27 m2
Ruang staff dan tutor
72 m2
Ruang rapat
24 m2 464 m2
Kegiatan Servis Area parkir
3344 m2
Ruang klinik
60 m2
Mushola
25 m2
Kafetaria
279 m2
Lavatory
140 m2
Ruang genset
100 m2
Ruang panel
64 m2
Ruang pompa
40 m2
Ruang keamanan&CCTV
36 m2 4118 m2
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Total luas ruang bangunan
= 9680 m²
Sirkulasi horizontal 40%
= 3872 m²
Jadi total luas kebutuhan ruang
= 13552 m² ~ 13.552 m²
Rencana ketinggian Lantai rata-rata 2 lantai. Total luas site yang dibutuhkan apabila ALD (angka lantai dasar) 50% adalah: 13.552 m2.
5.4.
Konsep Pengolahan Site yaitu konsep yang menjadi rekomendasi dari hasil analisis yang telah dilakukan pada Bab IV. Konsep ini dijadikan dasar untuk mendesain Pusat Remaja di Surakarta. Dari beberapa analisis yang telah dilakukan, mengahasilkan :
5.4.2. Pencapaian Jl. Jambu terdiri dari satu badan jalan dengan sirkulasi dua arah, mempunyai lebar jalan 6 meter. Berpotensi sebagai j SE pada site. Jalur ini tidak dilewati angkutan umum
Main Entrance Side Entrance
SIT E Jl. Adi Sucipto terdiri dari dua badan jalan dengan sirkulasi dua arah. Jalan ini mempunyai lebar ± 12 meter. Jalan ini dilewati oleh kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Jalur ini berpotensi menjadi jalur utama / ME pada site
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb. 5.3. Pencapaian dalam site
5.4.3. Orientasi bangunan Zona dengan view menarik berpotensi digunakan untuk penataan massa bangunan dan atau site serta tampilan bangunan yang dapat mendukung ekspose terhadap kawasan
Zona dengan view kurang menarik berpotensi digunakan untuk penataan site dan atau massa bangunan pengelola atau servis.
Gb. 5.4. Orientasi dalam site
Bangunan diorientasikan ke arah jalan Adi Sucipto karena banyaknya kendaraan yang melintasi site dan juga kegiatan yang terjadi di sepanjang jalan depan site yang menjadikan jalan tersebut menjadi sangat berpotensi untuk menarik perhatian untuk berkunjung ke Pusat Remaja. 5.5. Konsep Bentuk dan Tata Masa Penerapan karakteristik remaja pada objek perencanaan dan perancangan Pusat Remaja di Surakarta diterapkan dalam semua aspek desain baik bangunan, kegiatan maupun lingkungan pembentuk di sekitarnya. Tampilan bangunan ini harus mewakili unsur remaja itu sendiri, melalui pengaplikasian karakteristik remaja yaitu dinamis, selalu ingin tampil beda, terbuka terhadap hal-hal baru, aktif dan atraktif pada bangunan Pusat Remaja ini. Untuk mewakili remaja citra bangunan dibuat sesuai dengan nilai yang dianut remaja sehingga secara fungsional bangunan ini harus ramah dan menyenangkan.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pemilihan citra ”kekinian” dipilih sebagai usaha untuk menyesuaikan kecenderungan sebagian besar remaja, yang cenderung lebih menyukai hal-hal yang ”berbau” kekinian atau modern. 5.5.1. Tampilan Bangunan § Dinamis Kata ”dinamis” mempunyai arti kata “bersifat gerak”. Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya. Remaja memiliki kebutuhan untuk berkumpul dengan sesamanya, aktif melakukan kegiatan-kegiatan yang menurut mereka menyenangkan. Karakteristik dinamis ini dapat digambarkan dengan bentuk dan bidang yang tidak monoton, bidang maju mundur, garis-garis asimetri atau beritme. Menyukai kebebasan, ekspresif, bersifat plastis, terbuka terhadap perubahan
Dinamis, asimetris, tidak monoton
Bentuk bangunan
tegak-miring, lurus-lengkung, maju mundur
Permainan bidang maju
Ritme/pengulanga n §
Mementingkan identitas
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selalu ingin tampil beda dan menjadi pusat perhatian (point of interest). Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri. Pengertiannya akan “siapa aku” yang dipengaruhi oleh pandangan orang-orang sekitarnya serta pengalamanpengalaman pribadinya akan menentukan pola perilakunya sebagai orang dewasa. Jadi pada dasarnya sifat remaja adalah ingin selalu eksis, tampil beda, dan menjadi pusat perhatian.
Gb. 5.5 Penggunaan warna yang mencolok sebagai point of interest
§ Terbuka terhadap hal-hal baru Remaja biasanya selalu menerima sesuatu yang dianggap baru, wawasan mereka terbuka untuk menerima hal-hal baru misalnya kemajuan teknologi. Namun terkadang remaja sulit untuk menyaring apa yang mereka terima, tidak sedikit dari remaja yang mengadaptasi hal-hal yang tidak sehat dari perkembangan teknologi dan lain sebagainya.
Gb.5.6. Terbuka terhadap hal-hal baru Dapat di aplikasikan dengan penggunaan material-material kaca pada bangunan Sumber: Dok. pribadi
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
§
digilib.uns.ac.id
Aktif dan atraktif
Masa remaja adalah masa yang memiliki kesempatan luas untuk berkreasi dan berkreativitas. Biasanya remaja memiliki ide-ide yang fresh. Mereka senantiasa aktif dalam berbagai kegiatan. Aktif – atraktif, dapat digambarkan dengan penggunaan bentuk dan warna-warna yang berani untuk memancing semangat kreatifitas dan mengaplikasikan secondary skin sebagai kulit bangunan agar tampil atraktif. Penuh energi, labil, aktif
Pengendalian sikap
Penggunaan warna-warna tertentu sebagai identitas dan efek yang diinginkan (psikologi warna)
Gb.5.7 Penggunaan secondary skin sebagai kulit bangunan agar tampil atraktif
Penggunaan warna-warna yang cerah dan berani Sumber: Dok. pribadi
5.5.2. Pola Tata Masa Penzoningan pada Pusat Remaja di Surakarta harus meminimalkan gangguan dari dalam maupun dari luar bangunan. Zona kegiatan kesenian dan olahraga dipisahkan namun tetap memungkinkan para pelaku masing-masing kegiatan berinteraksi. 1) Bentuk masa
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kesemua tatanan massa harus dapat mewakili karakteristik remaja yang aktif, kreatif, dan dinamis. Menghindari tatanan yang berkesan formal dan monoton, namun tetap menciptakan suatu kesatuan.
Dari bentuk dasar persegi dan segitiga tersebut dapat diolah, baik secara disjunction (penggabungan) maupun stilation (pengurangan) dan secara dua dimensi maupun tiga dimensi.
Disjunction /penggabungan bentuk Stilasi /pengurangan bentuk
Gb. 5.8. Tata masa Sumbe: Dok. pribadi
2) Eksterior Penataan ruang luar harus dapat menghadirkan suasana yang akrab dan menunjang kegiatan interaksi para pelaku kegiatan. Tersedianya ruang komunal untuk remaja berinteraksi dengan sesamanya sekaligus tempat diskusi outdoor. §
Hardcape landscape
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Jalur kendaraan menggunakan bahan aspal halus. Hal ini berfungsi dalam memberikan kenyamanan bagi pengunjung pengguna mobil , motor maupun sepeda · Jalur pedestrian menggunakan bahan pavingblock serta bahan batu alam · Dalam area komunal menggunakan bahan batu alam dan tanah berumput · Pemberian taman untuk mendukung estetika serta membantu remaja agar tidak bosan beraktifitas §
Softscape landscape Penataan softcase landscape pada site digunakan sebagai desain estetika dalam desain. Adapun jenis vegetasi yang dugunakan dalam perancangan Pusat Remaja di Surakarta adalah penggabungan dari jenis tanaman air serta tanaman tropis. - Tanaman air digunakan sebagai pelengkap elemen air seperti kolam - Tanaman tropis digunakan sebagai materi utama di dalam tata landscape site yang direncanakan. Tanaman tropis ini digunakan karena sesuai dengan kondisi iklim yang ada di Indonesia. Di mana beberapa klasifikasinya adalah: o
Tanaman peneduh Tanaman perdu ini dapat tumbuh tinggi dan berdaun lebat, sehingga dapat digunakan sebagai peneduh di sekitar bangunan
o
Tanaman merambat Tanaman ini dapat ditanam pada pergola ataupun elemen perambat lainnya.
o
Tanaman perdu Tanaman perdu (tanaman berdaun indah dan berbunga) dapat digunakan sebagai daya tarik pengunjung karena mempunyai bentuk dan warna yang menarik.
o
Borderplant dan groundcover
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tanaman ini dapat digunakan sebagai penutup tanah serta sebagai kombinasi pada element hardscape landscape.
Gb. 5.9 Elemen vegetasi sebagai tanaman peneduh dan sebagai tanaman rambat Sumber: dok. Pribadi
3) Interior Tata ruang harus dapat mewakili karakteristik remaja, dalam bentuk non formal dan tidak kaku, menggunakan warna-warna yang cerah, dan unsur-unsur pembentuk ruang yang dinamis.
5.6.
Struktur Bangunan 5.6.1. Sub-struktur Pada desain Pusat Remaja ini, untuk bangunan yang memiliki ketinggian lantai relatif kecil (1 hingga 3 lantai) digunakan pondasi footplat.
1-5 lantai
Gb 5. 10 Pondasi footplat
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.6.2. Super-struktur Hasil: Pada super-struktur bangunan Pusat Remaja ini digunakan struktur rangka dengan modul 9 meter x 9 meter.
Gb. 5. 11 Struktur rangka
5.6.3. Upper-struktur Dari analisa pada bab IV, maka struktur atap yang sesuai adalah dengan menggunakan kombinasi beberapa struktur atap. Digunakan struktur beton bertulang dan struktur space frame pada kantilever.
5.7.
Utilitas
5.7.1.
Sarana Pemadam Kebakaran
Sarana pemadam kebakaran digunakan pada masing-masing bangunan Pusat Remaja Surakarta. Saran tersebut meliputi : ·
Fire detector memakai smoke detector system yang dihubungkan ke papan
kontrol di ruang keamanan. ·
Fire extention (pemadam kebakaran), mempergunakan Automatic sprinkler
system yang dapat bekerja secara otomatis saat terjadi kebakaran (head sprinkler akan pecah dan memancarkan air). Automatic sprinkler system dipasang pada langitlangit di atas ruang-ruang, sedangkan untuk tempat-tempat umum dipakai sistem hidran dengan jangkauan pipa penyemprot air ± 20 meter. 5.7.2.
Sarana Listrik Bangunan
Untuk kebutuhan listrik bangunan diambil dari : ·
PLN sebagai sumber tenaga listrik utama
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
· 5.7.3.
digilib.uns.ac.id
Genset sebagai sumber tenaga listrik cadangan Sarana Telepon
Sarana telepon mempergunakan sistem PABX (Privat Automatic Branch Exchange) dengan pembagian saluran untuk setiap lantai sesuai jumlah yang diperlukan. 5.7.4.
Sarana Air Bersih
Untuk keperluan air bersih diambil dari PDAM setempat dan sumur untuk tiap massa. Sistem yang dipakai dalam penyaluran air bersih dengan down feed system menggunakan reservoir di top floor dan mengalirkannya ke bawah melalui pipa-pipa air distribusi. 5.7.5.
Sarana Sanitasi
Sanitasi untuk air hujan menggunakan pipa-pipa vertikal kemudian disalurkan ke bak kontrol dan sebagian dibuang ke riol kota sebagian dialirkan ke kolam yang terdapat dalam kawasan. Air hujan yang masuk ke dalam kolam akan digunakan untuk penyiraman tanaman di ruang terbuka. Limbah kimia memerlukan perlakuan khusus daripada limbah/sampah lain. Limbah kimia yang dihasilkan dibuang atau dialirkan melalui shaft-shaft yang ada di tiap titik tertentu, kemudian dialirkan ke bawah dan akan diolah dalam STP khusus agar tidak mencemari lingkungan kawasan dan di sekitar kawasan. Setelah benar-benar dianggap tidak membahayakan lingkungan, baru dialirkan ke sungai yang terdapat di sekitar kawasan.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v