perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Pusat Buku di Surakarta
Sebagai Pusat Informasi, Distribusi, Promosi , dan Sosialisasi
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Strata Satu di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Diajukan oleh: ENGGUS VINA SIWI SUKAMTO NIM. I0206058
Pembimbing: 1. IR. WIDI SUROTO, MT 2. FAUZAN ALI IKHSAN, ST, MT
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb. Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segalanya, kesempatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat melaksanakan studio Tugas Akhir dan dapat menyusun Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir dengan judul Pusat Buku di Surakarta Sebagai Pusat Informasi, Disribusi, Promosi, dan Sosialisasi dengan semaksimal mungkin. Konsep perencanaan dan perancangan ini diajukan sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Teknik, Program Studi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan didasarkan pada hasil ide pemikiran yang didukung oleh data dan informasi dari lapangan sejak masa perkuliahan Studio Perancangan Arsitektur 7, Seminar, hingga Studio Tugas Akhir penulis. Penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ir. Hardiyati, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS. 2. Ir. Agoes Soediamhadi selaku Pembimbing Akademik yang membimbing penulis dalam hal akademik hingga semester akhir. 3. Ir. Widi Suroto, MT, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan saran terhadap desain penulis. 4. Fauzan Ali Ikhsan, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan saran terhadap penulisan yang baku dari konsep perencanaan dan perancangan. 5. Berbagai tempat survey dari Dinas Tata Kota Surakarta, Solo Pos dan percetakan-percetakan di Solo, Toga Mas Cafe Yogyakarta, dll. Terima kasih atas semua informasi dan pengalaman barunya. 6. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya selaku penulis dan penyusun mengucapkan terima kasih.
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini, masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir ini. Semoga Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Akhir kata, atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surakarta, April 2011
Penulis
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI
Halaman Judul
i
Lembar Pengesahan
ii
Kata Pengantar
iii
Ucapan Terima Kasih
v
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
xii
Daftar Tabel
xvi
Daftar Bagan
xviii
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Judul
I-1
1.2 Pemahaman Judul
I-1
1.3 Latar Belakang
I -2
1.4 Tumbuhnya Minat Pengunjung Terhadap Fungsi Buku dari Ungkapan Ruang yang Modern, Atraktif, dan Komunikatif 1.5 Perumusan Masalah
I-8
1.6 Tujuan dan Sasaran
I-9
1.6.1 Tujuan
I-9
1.6.2 Sasaran
I - 10
1.7 Lingkup Pembahasan dan Batasan
BAB II
I-7
I - 10
1.7.1 Lingkup Pembahasan
I - 10
1.7.2 Batasan
I - 10
1.8 Metode Pembahasan
I - 10
1.8.1 Metodologi
I - 10
1.8.1.1 Penelusuran Masalah
I - 10
1.8.1.2 Pengumpulan Data
I - 11
1.8.1.3 Pengolahan Data
I - 13
1.8.1.4 Analisis Data
I - 14
1.8.2 Rekomendasi
I – 14
1.8.3 Pola Pikir
I - 15
1.9 Sistematika Pembahasan
I - 15
TINJAUAN PUSTAKA DAN KOTA SURAKARTA
II - 1
2.1 Tinjauan Umum Buku
II - 1
2.1.1 Sejarah Buku di Dunia
II - 1
2.1.2 Sejarah Buku di Indonesia
II - 2
2.1.3 Karakteristik Buku
II - 2
commit to user 2.1.3.1 Bahan Dasar Buku
II - 2
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.1.3.2 Bagian-bagian Suatu Buku
II - 3
2.1.3.3 Macam-macam Buku
II - 4
2.2 Tinjauan Pembaca 2.2.1 Perilaku Pembaca
II - 6 II - 6
2.2.1.1 Faktor Lingkungan
II - 6
2.2.1.2 Faktor Mental
II - 7
2.2.1.3 Faktor Fisiologis
II - 8
2.2.1.4 Faktor Fisik
II - 9
2.3 Pelaku dan Jenis Kegiatan dalam Penyaluran Buku
II - 10
2.3.1 Pelaku Pembuatan Buku
II - 10
2.3.1.1 Pengarang
II - 10
2.3.1.2 Penerbit
II - 10
2.3.1.3 Pencetak
II - 10
2.3.2 Tahap-tahap Dasar Pembuatan Buku
II - 11
2.3.2.1 Tahap I
II - 11
2.3.2.2 Tahap II : Editorial
II - 11
2.3.2.3 Tahap III : Produksi
II - 11
2.3.2.4 Tahap IV
II - 11
2.3.3 Penyaluran Buku
II - 11
2.3.3.1 Toko Buku sebagai Penyalur Buku
II - 11
2.3.3.2 Usaha-usaha untuk Meningkatkan Penyaluran Buku
II - 12
2.4 Bersosialisasi Melalui Media Buku
II - 14
2.4.1 Pengertian Sosialisasi
II - 14
2.4.2 Jenis Sosiallisasi
II - 14
2.4.2.1 Sosialisasi Primer
II - 15
2.4.2.2 Sosialisasi Sekunder
II - 16
2.4.3 Agen Sosialisasi
II - 17
2.4.3.1 Keluarga (Kinship)
II - 17
2.4.3.2 Kelompok Pertemanan atau Teman Pergaulan
II - 18
2.4.3.3 Lembaga Pendidikan
II - 20
2.4.3.4 Media Massa
II - 20
2.4.3.5 Agen-agen Lain
II - 21
2.4.4 Tinjauan Buku sebagai Lifestyle dalam Bersosialisasi
II - 22
2.4.4.1 Bersantai di Kafe Sambil Membaca Buku
II - 23
2.4.4.2 Menonton Film yang Diadaptasi dari Buku
II - 27
2.4.4.3 Mengakses Internet dan e-Book
II - 29
2.5 Ungkapan Ruang dan Bangunan yang Modern, Komunikatif, dan Atraktif
II - 33
2.5.1 Tuntutan Ruang dan Bangunan yang Modern commit to user
II - 33
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.5.1.1 Pengertian Arsitektur Modern
II - 33
2.5.1.2 Tokoh-tokoh Arsitektur Modern
II - 35
2.5.1.3 Identifikasi Arsitektur Modern
II - 35
2.5.2 Tuntutan Ruang dan Bangunan yang Atraktif
II - 41
2.5.2.1 Pengertian Atraktif
II - 41
2.5.2.2 Faktor-faktor Objektif Penyebab Obyek Bersifat Atraktif
II - 41
2.5.3 Tuntutan Ruang dan Bangunan yang Komunikatif
II - 45
2.5.3.1 Pengertian Komunikatif
II - 45
2.5.3.2 Faktor-faktor Objektif Penyebab Obyek Bersifat
II - 45
Komunikatif 2.6 Pusat Buku sebagai ruang Bersama Bagi Masyarakat Kota 2.6.1 Ruang Publik sebagai Ruang Terbuka 2.7 Kondisi Umum Kota Surakarta
II - 50 II - 51 II - 53
2.7.1 Kondisi Fisik Kota Surakarta
II - 53
2.7.1.1 Kondisi Geigrafis dan Luas Wilayah
II - 53
2.7.1.2 Kondisi Topografi
II - 55
2.7.2 Kondisi Non Fisik
II - 56
2.7.2.1 Sosial kependudukan
II - 56
2.7.2.2 Perencanaan Tata Ruang Kota Surakarta
II - 57
2.8 Penerbit Buku dan Sarana Pustaka di Surakarta 2.8.1 Penerbit Buku di Surakarta
II - 61 II - 61
2.8.1.1 Penerbit Buku Referensi Pendidikan
II - 61
2.8.1.2 Penerbit Buku Rohani
II - 61
2.8.1.3 Penerbit Buku Bacaan Umum
II - 61
2.8.2 Sarana Pustaka di Surakarta
II - 61
2.8.2.1 Perpustakaan
II - 61
2.8.2.2 Toko Buku
II - 70
2.8.2.3 Kafe Buku
II - 71
2.9 Potensi dan Prospek Pusat Buku di Surakarta
II - 73
BAB III PUSAT BUKU DI SURAKARTA YANG DIRENCANAKAN
III - 1
3.1 Pengertian Pusat Buku di Surakarta
III - 1
3.2 Fungsi dan Peranan Pusat Buku di Surakarta
III - 1
3.2.1 Fungsi
III - 1
3.2.2 Peranan
III - 2
3.3 Skala dan Segmen Pelayanan
III - 2
3.3.1 Skala Pelayanan
III - 2
3.3.2 Segmen Pelayanan
III - 3
3.4 Kelembagaan
commit to user
III - 3
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.5 Pelaku Kegiatan
III - 3
3.5.1 Pengunjung
III - 3
3.5.2 Pelaku Pusat Buku
III - 3
3.5.3 Pengelola
III - 4
3.6 Karakteristik Kegiatan
III - 4
3.6.1 Kegiatan Umum
III - 4
3.6.2 Kegiatan Utama
III - 4
3.6.3 Kegiatan Pengelolaan
III - 6
3.6.4 Kegiatan Penunjang
III - 7
3.6.5 Kegiatan Servis
III - 7
3.7 Frekuensi Kegiatan
III - 7
3.8 Sistem Pengelolaan
III - 7
3.8.1 Secara Umum
III - 7
3.8.2 Secara Khusus
III - 8
3.9 Struktur Organisasi
III - 10
3.10 Strategi Rancang Bangun
III - 11
3.10.1 Permasaan dan Struktur
III - 11
3.10.2 Ekspresi Bangunan
III - 13
3.10.3 Penampilan Bangunan
III - 15
BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
IV – 1
4.1 Analisa Non Fisik
IV - 1
4.1.1 Pendekatan User
IV - 1
4.1.2 Pendekatan Pola Kegiatan
IV - 4
4.1.3 Pendekatan Kebutuhan Ruang dan Pengelompokan Ruang
IV - 11
4.1.4 Pendekatan Sirkulasi dalam Bangunan
IV - 21
4.1.5 Pendekatan Besaran Ruang
IV - 25
4.1.5.1 Kelompok Kegiatan Umum
IV - 25
4.1.5.2 Kelompok Kegiatan Utama
IV - 27
4.1.5.3 Kelompok Kegiatan Pengelola
IV - 34
4.1.5.4 Kelompok Kegiatan Penunjang
IV - 35
4.1.5.5 Kelompok Kegiatan Servis
IV - 37
4.2 Analisa Fisik
IV - 38
4.2.1 Pendekatan Pemilihan Lokasi dan Site
IV - 38
4.2.1.1 Pendekatan Pemilihan Lokasi
IV - 38
4.2.1.2 Pendekatan Pemilihan Site
IV - 41
4.2.2 Eksisting Site
IV - 45
4.2.3 Pendekatan Pengolahan Site to commit
user
IV - 47
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2.4 Pendekatan Pemilihan Bentuk dan Pola Gubahan Massa Bangunan
IV - 53
4.2.5 Pendekatan Tampilan Fisik Bangunan
IV - 57
4.2.6 Pendekatan Tampilan Interior Bangunan
IV - 59
4.2.7 Pendekatan Tata Landscape
IV - 59
4.2.8 Pendekatan Sistem Struktur Bangunan
IV - 62
4.2.9 Pendekatan Sistem Utilitas Bangunan
IV - 66
4.2.9.1 Analisa Pencahayaan
IV - 66
4.2.9.2 Analisa Penghawaan
IV - 71
4.2.9.3 Analisa Mekanikal Elektrikal
IV - 74
4.2.9.4 Analisa Sistem Komunikasi
IV - 75
4.2.9.5 Analisa Sistem Sanitasi dan Pengelolaan Sampah
IV - 75
4.2.9.6 Analisa Pengamanan Kebakaran
IV - 78
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Non Fisik
V-1 V-1
5.1.1 Konsep Program dan Besaran Ruang
V-1
5.1.2 Konsep Sirkulasi pada Bangunan
V-7
5.2 Konsep Fisik
V-8
5.2.1 Konsep Penentuan Lokasi dan Site
V-8
5.2.1.1 Lokasi Terpilih
V-8
5.2.1.2 Site Terpilih
V-9
5.2.2 Konsep Pengolahan Site
V - 10
5.2.3 Konsep Bentuk dan Pola Gubahan Massa
V - 13
5.2.4 Konsep Tampilan Fisik Bangunan
V - 14
5.2.5 Konsep Tampilan Interior Bangunan
V - 16
5.2.6 Konsep Tata Landscape
V - 18
5.2.7 Konsep Sistem Struktur Bangunan
V - 20
5.2.8 Konsep Sistem Utilitas Bangunan
V - 22
5.2.8.1 Konsep Pencahayaan
V - 22
5.2.8.2 Konsep Penghawaan
V - 24
5.2.8.3 Konsep Mekanikal Elektrikal
V - 25
5.2.8.4 Konsep Sistem Komunikasi
V - 26
5.2.8.5 Konsep Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah
V - 26
5.2.8.6 Konsep Pengamanan Kebakaran
V - 30
Daftar Pustaka
xx
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1
JUDUL Pusat Buku di Surakarta sebagai pusat informasi, distribusi, promosi, dan sosialisasi.
1.2
PEMAHAMAN JUDUL Pusat
Buku
di
Surakarta
merupakan
suatu
tempat
yang
menampung segala macam aktivitas yang bersumber dari buku dan sejenisnya yang menyediakan sarana untuk memperoleh informasi dari buku dan informasi tentang buku yang baru terbit, distribusi buku, promosi buku, serta sosialisasi melalui buku di lingkup regional Surakarta. Beberapa program kegiatan yang diwadahi dalam Pusat Buku di Surakarta antara lain : 1. Kegiatan informasi
: - perpustakaan - akses internet dan hotspot - diskusi dan bedah buku
2. Kegiatan distribusi
: - penerbitan buku - percetakan buku - pergudangan dan kargo
3. Kegiatan promosi
: - jual beli buku - pameran buku - promosi buku - launching produk
4. Kegiatan bersosialisasi
: - membaca buku di kafe buku - menonton film dari buku - perlombaan perbukuan commit to user
I-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Pengelolaan
: - management aktivitas - management servis
6. Penunjang
: - open space atau plaza - kuliner
7. Servis
: - servis dan maintenance - parkir - mushola - lavatory
1.3 LATAR BELAKANG Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan
komputer
dan
Internet
(jika
aksesnya
online).(www.wikipedia.com, 20 September 2010) Buku adalah jendela informasi dunia. Ada pula yang menyebut buku sebagai guru yang paling sabar. Dan dalam sebuah iklan layanan masyarakat, Tantowi Yahya jelas mengatakan bahwa orang yang tidak suka membaca buku adalah mereka yang dekat dengan garis kemiskinan. Yang jelas keberadaan buku dalam masyarakat adalah baik adanya, dan buku ada untuk dibaca. Dari buku masyarakat bisa mendapatkan informasi atau pengalaman baru yang sedikit banyak dapat membawa kehidupan masyarakat menuju ke arah yang lebih baik. Dari buku, seseorang dapat memperoleh beragam informasi. Mulai dari informasi tentang kehidupan sehari-hari, pekerjaan, karir, asmara, hingga seputar gaya hidup.
commit to user
I-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Di Indonesia, salah satu pusat buku berada di Jakarta yaitu Pusat Buku Indonesia. Pusat Buku ini mengakomodasi kegiatan informasi dan distribusi buku. Pusat Buku Indonesia ini menjadi tempat berkumpul perusahaan-perusahaan penerbit yang disebut pelayanan pendidikan dalam satu atap. Di sini ada lebih dari 1.500 stand, 776 stand di antaranya khusus untuk anggota IKAPI. G. Aris Buntarman seorang pemerhati perbukuan dalam artikelnya di harian Kompas, 17 Mei 2008, mengatakan penerbit buku idealnya punya ruang pajang untuk menampilkan semua buku yang sudah mereka terbitkan. Di pusat buku ini, penerbit memiliki kesempatan untuk melakukan promosi, penjualan, riset, tes pasar, menjalin relasi, membangun penggemar, dan lain-lain. Jadi bisa disimpulkan di pusat buku ini masyarakat dapat dengan mudah memperoleh buku sehingga dapat menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat Indonesia. Drs. Hernaya dalam seminar ’ Pemasaran Buku secara Profesional’ di Jakarta, 28 November 1990 menyatakan perlu dibentuk suatu pusat penjualan buku nasional yang memiliki koleksi buku lengkap sehingga memudahkan pembeli untuk mencari buku yang diinginkan tanpa harus berkeliling ke toko-toko buku lain. Dengan adanya Pusat Buku Nasional dan bila diadakan di berbagai daerah di Indonesia, keuntungan lain yang diperolah ialah adanya persamaan harga buku di semua daerah di Indonesia. Pada umumnya, kegiatan membuat buku dalam dunia perbukuan dapat dibagi atas beberapa tahap, mulai dari penerbit yang menerima tulisan dari pengarang, penterjemah, atau penyunting, selanjutnya dilakukan tahap editorial, berikutnya yaitu tahap produks atau pencetakan,
commit to user
dan selanjutnya tahap penyaluran ke konsumen. Penyaluran buku sendiri, I-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sepanjang yang terdapat di Indonesia, dilakukan oleh toko buku, pasar buku, atau bursa buku. Doddy Yudhista (1990) menyatakan perlunya pusat distribusi buku di Indonesia yang menjadi sentra sistem piramida perdagangan dan pendistribusian buku di Indonesia. Dengan ini harga jual buku yang tinggi akibat kurang lancarnya pendistribusian buku dapat dihindari dan buku dapat tersalur ke deerah-daerah. Dari kegiatan-kegiatan pengadaan buku di atas, mulai dari percetakan buku, distribusi buku, hingga promosinya, semuanya saling terkait
dan
mendukung.
Keberadaan
pusat
buku
pada
dasarnya
merupakan sebuah sarana yang dapat mengintegrasikan kegiatan-kegiatan dalam pengadaan buku. Dengan adanya pusat buku, maka distribusi buku ke daerah-daerah akan semakan mudah, pembangunan relasi, tes pasar, hingga riset pun juga akan terbentuk sehingga dapat meningkatkan penjualan buku. Dengan meningkatnya penjualan buku, maka meningkat pula minat baca di kalangan masyarakat. Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan identitas diri. Identitas diri bisa muncul seiring dengan perkembangan kehidupan si manusia itu sendiri. Salah satu cara untuk memperoleh identitas diri adalah dengan menentukan lifestyle atau gaya hidup. Dengan gaya hidup modern manusia satu dapat lebih mudah dikenali ataupun mengenal manusia lainnya. Untuk mendukung gaya hidup modern ini, manusia modern memerlukan informasi yang cukup agar gaya hidupnya ini tidak menyimpang. Karenanya, manusia modern tak bisa lepas dari buku. Buku mentransfer informasi dan ilmu bagi manusia modern. Dan salah satu ciri manusia modern adalah lebih bersifat terbuka dengan hal-hal yang baru.
commit to user
I-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebagai contohnya adalah terbukanya manusia modern akan informasi dan ilmu yang diserap dari buku. Dan dalam hal membaca buku, manusia memliliki cara atau gaya yang berbeda-beda. Menurut Marie dan Kenneth (1991) hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti suara, penerangan, temperatur, dan desain. Sebagai contohnya dalam hal suara, ada seseorang yang lebih suka membaca dengan mendengarkan musik, namun ada pula yang lebih menginginkan membaca dalam keadaan tenang. Semuanya tentu saja mempengaruhi dalam desain ruang baca pada masing-masing individu. Dan setiap manusia modern memiliki cara yang berbeda untuk menyatukan kebiasaan modern mereka dengan kebutuhan mereka akan buku. Contoh aktivitas-aktivitas tersebut diantaranya bersantai di kafe sambil membaca buku, menonton film yang diadaptasi dari buku, dan mengakses internet untuk mendownload e-Book. Kota Surakarta merupakan kota yang sedang berkembang menuju kota besar yang dalam perkembangan masyarakatnya membutuhkan banyak informasi dari buku sehingga berpotensi besar terkait dengan kebutuhan akan buku dan kegiatan apresiasi buku. Potensi tersebut diantaranya : 1. Kuantitas event pameran buku yang diadakan di Surakarta cukup besar. Seperti Pesta Buku Solo, Solo Book Fair, Islamic Book Fair, dan Bursa Buku Murah (BBM). Kegiatan ini dapat berlangsung setiap 2-3 bulan sekali. Dimana pameran buku ini mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari masyarakat kota Surakarta dan sekitarnya dilihat dari banyaknya pengunjung yang mengunjungi kegiatan pameran buku ini.
commit to user
I-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Banyaknya sekolah-sekolah dan universitas di kota Surakarta yang membutuhkan buku, baik buku kurikulum maupun referensi yang berkualitas. 3. Pendistribusian buku di kota Surakarta dan kota-kota kecil di kota Surakarta masih bergantung dari kota-kota besar di sekitar kota Surakarta seperti Yogyakarta, Semarang, Surabaya, bahkan Jakarta sehingga lamanya distribusi menyebabkan harga buku yang tidak merata. 4. Kurangnya informasi dan ruang pamer bagi penerbit buku di kota Surakarta padahal semakin banyak karya-karya lokal yang banyak mendapat perhatian di kalangan nasional maupun internasional. 5. Toko buku yang ada di kota Surakarta umumnya hanya berskala kecil. Seperti toko buku Gramedia, Karisma, Toga Mas, dll. Sehingga buku yang didisplay juga terbatas. 6. Sarana pustaka yang ada di Surakarta umumnya masih sepi pengunjung karena koleksi buku yang ada masih terbatas dan sebagian telah rusak. 7. Munculnya kafe buku dan persewaan buku di Surakarta seperti Green House, Quantum, dll yang menyuguhkan suasana baru bagi sarana pustaka di Surakarta dimana sarana pustaka ini menyuguhkan suasana modern dan atraktif. Sarana pustaka ini mendapat respon positif bagi masyarakat kota Surakarta, dapat dilihat dari ramainya pengunjung, baik pelajar maupun masyarakat umum.
commit to user
I-6
perpustakaan.uns.ac.id
1.4
digilib.uns.ac.id
TUMBUHNYA MINAT PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI BUKU DARI UNGKAPAN
BANGUNAN
DAN
RUANG
YANG
MODERN,
KOMUNIKATIF, DAN ATRAKTIF Tumbuhnya minat seseorang terhadap objek tertentu yang dulu tidak diminatinya pada dasarnya adalah terjadinya perubahan persepsi, yaitu dari persepsi yang lama ke persepsi yang baru tentang objek tersebut. Menurut Huijbers (1986) persepsi adalah pengenalan dari suatu objek yang hadir dalam sifat-sifatnya yang konkrit jasmani. Persepsi adalah perbuatan kesadaran yang paling asli, tinggal tersembunyi dan titik tolak dari segala perbuatan kesadaran lain dari manusia. Ungkapan ruang dan bangunan yang modern, komunikatif, dan atraktif
pada
dasarnya
berkemampuan
untuk
mengubah
persepsi
seseorang untuk merasa kenal, akrab, dan tertarik terhadap suatu objek karena ia telah membuka dirinya terhadap objek tersebut. Pada saat pengunjung membuka dirinya terhadap objek tersebut maka apa yang ada di dalam objek tersebut, baik itu permasaan bangunan, suasana ruang, penataan furniture, ekspresi ruang, lighting
pencahayaan, elemen
pembentuk ruang hingga kegiatan-kegiatan baru yang ada di dalamnya akan
menarik
perhatian
pengunjung
sebesar-besarnya
sehingga
pengunjung banyak melihat hal-hal baru yang belum pernah dilihatnya dimana dalam hal ini adalah persepsi tentang buku. Permasaan merupakan wujud ekspresi dari kegiatan apa yang ditampung di dalamnya (fungsi ruang). Louis Henri Sullivan
mencari
bentuk asli melalui pemikiran genetik mekanistik (tingkah laku dari manusia), kemudian dapat merumuskan Form Follow Function, bentuk mengikuti fungsi, pada tahun 1896 pada salah satu artikelnya The tall
commit to user
building artistically considered. Louis Sullivan kemudian dikenal sebagai I-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Father of Modernism”. Di sini ruang sangat penting sekali, karena bentuk massanya mengikuti fungsi. Teori ini juga disebut bentuk komplementer (Complementary form). Tidak ada yang terbuang sia - sia dalam bangunan yang ia bangun. Ornamentasi pun dimaksudkan untuk memberikan fungsi tertentu. Secara umum bangunan yang atraktif adalah bangunan yang memberikan daya tarik dan bangunan yang komunikatif adalah bangunan yang mudah dipahami maksud dari pesan-pesan di dalamnya. Ekspresi bangunan yang modern, atraktif, dan komunikatif, suasana ruang yang menyenangkan, bentuk kegiatan yang sesuai dengan gaya hidup pengunjung membuat pengunjung merasa tertarik untuk ikut ke dalamnya. Hal ini dapat menjadi faktor positif untuk menumbuhkan minat pengunjung terhadap buku. Demikian pula untuk bangunan pusat buku, ekspresi ruang dan bangunan yang modern, komunikatif, dan atraktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat. Permasaan bangunan merupakan wujud dari fungsi kegiatan dan tidak semata hanya untuk keperluan desain semata. 1.5 PERUMUSAN MASALAH Dalam penyusunan konsep perencanaan dan perancangan sebuah Pusat
Buku
di
Surakarta,
dirumuskan
beberapa
permasalahan.
Permasalahan tersebut antara lain : 1. Menyusun konsep Pusat Buku di Surakarta yang dapat mewadahi kegiatan yang berhubungan dengan buku dan kegiatan bersama bagi masyarakat kota. 2. Merencanakan
konsep
program
ruang
secara
keseluruhan
berdasarkan seting pelaku dan kegiatan yang diwadahi sehingga
commit to user
program
ruang
tersebut
mampu
menunjang
sisi
kelancaran, I-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kenyamanan, dan keamanan gerak sirkulasi di dalam desain yang direncanakan. 3. Menentukan lokasi dan site yang sesuai dengan potensi yang ada serta didasarkan pada studi rencana tata ruang wilayah, sehingga keberadaan bangunan tidak merusak struktur tata ruang kota. 4. Merencanakan konsep bentuk, ruang, tatanan massa dan tampilan bangunan Pusat Buku di Surakarta sebagai desain yang dapat menumbuhkan minat pengunjung terhadap buku melalui ekspresi bangunan yang modern, komunikatif, dan atraktif. 1.6 TUJUAN DAN SASARAN 1.6.1 Tujuan Menyusun konsep perencanaan dan perancangan sebuah Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan sehingga mampu mewadahi berbagai aktivitas yang berhubungan dengan buku antara lain kegiatan informasi, distribusi, promosi, dan sosialisasi, serta mampu menumbuhkan minat pengunjung akan buku melalui ekspresi bangunan dan ruang yang modern, komunikatif, dan atraktif. 1.6.2 Sasaran Konsep perencanaan dan perancangan Pusat Buku di Surakarta mempunyai sasaran sebagai berikut: 1. Memperoleh seting pelaku dan kegiatan sehingga didapatkan kebutuhan ruang untuk menentukan konsep program ruang secara
keseluruhan
sehingga
mampu
menunjang
sisi
kelancaran, kenyamanan, dan keamanan gerak sirkulasi di dalam wadah/ desain yang direncanakan.
commit to user
I-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Membuat konsep lokasi site yang sesuai dan berpotensi terhadap pewadahan kegiatan perbukuan hingga didapatkan konsep penzoningan site. 3. Membuat konsep bentuk, ruang, tatanan massa dan tampilan bangunan Pusat Buku di Surakarta sebagai desain yang dapat menumbuhkan minat pengunjung terhadap buku melalui ekspresi bangunan yang modern, komunikatif, dan atraktif. 1.7 LINGKUP PEMBAHASAN DAN BATASAN 1.7.1 Lingkup Pembahasan Pembahasan diorientasikan pada hal-hal untuk menjawab permasalahan dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur yang sesuai dengan tujuan dan sasaran bangunan Pusat Buku di Surakarta. 1.7.2
Batasan Pembahasan dibatasi pada pemecahan permasalahan arsitektural bangunan dengan didasari pada pendekatan konsep perencanaan dan perancangan.
1.8 METODE PEMBAHASAN 1.8.1 Metodelogi Pembahasan proses perencanaan dan perancangan Pusat Buku di Surakarta ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: 1.8.1.1 Penelusuran Masalah Berangkat dari fenomena-fenomena perbukuan yang ada
di
Surakarta,
maka
ditemukan
permasalahan-
permasalahan yang berhubungan dengan informasi,
distribusi,
promosi,
commit to user
berhubungan
dengan
buku
dan di
kegiatan
sosialisasi
Surakarta.
yang
Dengan I - 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menjawab
permasalahan
tersebut
diharapkan
dapat
menyelesaikan persoalan yang ada. 1.8.1.2 Pengumpulan Data Dalam bangunan
merencanakan dibutuhkan
dan
merancang
bermacam-macam
data
sebuah yang
relevan. Data-data yang dibutuhkan dibedakan menjadi: 1. Data Primer Merupakan data pokok yang diperoleh dari observasi langsung. 2. Data Sekunder Merupakan data tambahan yang diperoleh dari literatur, perpustakaan, artikel, dan internet . Pada proses pengumpulan data-data tersebut, hal yang dilakukan adalah: 1. Survey Metoda survey bersifat kemandirian penulis yang bertujuan untuk mengetahui kondisi empiris di lapangan yang berkaitan dengan judul yang diambil, terdiri dari: · Survey Instansional Survey instansional dilakukan untuk mengumpulkan data-data sekunder melalui kunjungan ke instansi yang
mampu
pembahasan,
memberi diantaranya
data
tentang
Dinas
Tata
obyek Kota
Surakarta.
commit to user
I - 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Survey Lapangan Survey lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer, antara lain: -
Kondisi eksisting dan potensi fisik lokasi dan site.
-
Kondisi tata guna lahan serta tata ruang pada lokasi.
-
Kondisi fasilitas pendukung yang ada di sekitar lokasi.
-
Kondisi lingkungan pada lokasi perencanaan dan perancangan.
Adapun cara pengumpulan data di lapangan antara lain: -
Mengadakan observasi langsung pada lokasi dan site.
-
Wawancara dengan pihak-pihak yang terkait sebagai bahan referensi dan acuan dalam penyusunan konsep.
2. Studi Literatur Studi literatur bertujuan untuk mengumpulkan data sekunder yang telah diteliti oleh pihak lain melalui studi kepustakaan maupun studi yang telah dilakukan oleh berbagai instansi. Data sekunder tersebut antara lain: ·
Peta arahan Rencana Pemanfaatan Ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
commit to user
I - 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kota Surakarta. ·
Teori-teori
yang
berkaitan
dengan
pembahasan. ·
Artikel dari media massa yang berkaitan dengan pembahasan.
3. Studi Banding Untuk lebih mendukung objek pembahasan, penulis melakukan studi banding dari objek bangunan yang memiliki latar belakang atau pendekatan konsep hampir
sama
dengan
objek
perencanaan
dan
perancangan. Studi komparasi dilakukan antara lain pada Pusat Buku Indonesia, Aksara Book Store, Quality
Buyers
Yogyakarta.
(QB)
Selain
itu,
Worlds,
dan
dilakukan
Togamas pula
studi
komparasi pada beberapa objek bangunan di luar negeri diantaranya Seattle Public Library, Barnes and Noble Bookseller. Hal ini bisa digunakan sebagai pembanding dari kasus yang diambil dalam judul tugas. 1.8.1.3 Pengolahan Data Data dan informasi yang diperoleh pada mulanya diklasifikasikan sesuai dengan tema. Kemudian direduksi menjadi substansi-substansi yang dianggap penting dan digunakan dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan desain. Pengolahan data ini berlangsung terus menerus karena adanya tambahan data/informasi
commit to user
I - 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
baru serta pengurangan akibat adanya perubahan yang membuat data sebelumnya dianggap kurang sesuai dengan format yang baru. 1.8.1.4 Analisis Data Dalam proses perencanaan dan perancangan Pusat Buku di Surakarta ini, pada tahapan analisa akan dilakukan pengolahan data-data, pengolahan data meliputi : 1. Kuantitatif dan Kualitatif Mengidentifikasi
aspek-aspek
berpengaruh dalam
yang
perencanaan
terkait
dan
Pusat Buku di
Surakarta kemudian didekatkan dengan pendekatan aspek –aspek arsitektural. Analisis ini mengacu pula pada standar-standar yang berlaku misal kebutuhan ruang dan besarannya. 2. Analisis Grafis Berisi
sketsa
–
sketsa
membantu
menerangkan
kuantitatif,
sehingga
keseluruhan dapat
penunjang analisis
proses
yang
dapat
kualitatif
analisis
dan
secara
tercapai lebih maksimal untuk
menghasilkan rekomendasi yang tepat dan jelas. 1.8.2 Rekomendasi Dari proses analisis akan dihasilkan rekomendasi yang berisi beberapa konsep yaitu konsep lokasi dan site, konsep tata massa, konsep peruangan, konsep tampilan bangunan dan interior, konsep tata landscape, serta konsep material dan struktur bangunan.
commit to user
I - 14
perpustakaan.uns.ac.id
1.8.3
digilib.uns.ac.id
Pola Pikir
Fenomenafenomena
Data - Primer
Perumusan Masalah
- Buku merupakan sumber informasi - Perlunya pusat buku dalam proses pengadaan buku - Antusiasme masyarakat yang besar akan buku dan even perbukuan - Kebutuhan akan sarana pustaka yang lengkap dan menyenangkan
-
Analisis -
Sekunder -
Survey
Study Banding
Rekomendasi -
Studi Literatur
-
Keterangan Anak Panah = Selanjutnya menuju tahap . .
Kuantitatif dan kualitatif Grafis
Konsep lokasi dan site Konsep tata massa Konsep peruangan Konsep tampilan bangunan dan interior Konsep tata landscape Konsep material dan struktur bangunan
Feed back
= Terdiri dari . . . . . = Feed back
1.9
Bagan 1.1 Alur Pemikiran Penulisan Sumber : analisa penulis, 2010
SISTEMATIKA PEMBAHASAN Dalam
sistematika
pembahasan
pada
konsep
perencanaan
dan
perancangan Pusat Buku di Surakarta ini terdiri dari beberapa bab, dimana masing-masing bab memiliki pembahasan yang berbeda dan saling terkait. Bab I Mengungkapkan permasalahan dan persoalan dari latar belakang untuk mendapatkan
tujuan
dan
sasaran
yang
akan
dicapai,
kemudian
mengklasifikasikan metodelogi dan strategi desain yang digunakan, serta sistematika pembahasan.
commit to user
I - 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bab II Menguraikan tinjauan pustaka dan kontekstual yang terkait dengan desain yang direncanakan. Tinjauan pustaka terdiri dari tinjauan teoritik yang berisi mengenai teori atau dasar-dasar yang digunakan dalam merancang seperti teori terkait dengan dunia perbukuan dan bangunan berarsitektur modern, serta tinjauan empiris yang meninjau wadah perbukuan yang ada sebagai studi banding. Sedangkan tinjauan kontekstual berisi tinjauan lokasi perencanaan Pusat Buku dalam hal ini adalah Kota Surakarta. Dalam tinjauan kontekstual ini, dideskripsikan relevansi perencanaan desain di lokasi perencanaan. Bab III Menguraikan pembahasan mengenai wadah perbukuan yang direncanakan beserta strategi rancang bangun dalam hal ini arsitektur modern, komunikatif, dan atraktif yang akan diaplikasikan ke dalam wadah yang direncanakan. Bab IV Analisa pendekatan perencanaan dan perancangan Pusat Buku di Surakarta, mencakup analisa kegiatan, analisa peruangan, analisa pemilihan lokasi, analisa pemilihan tapak, orientasi dan bentuk massa, analisa bentuk dan struktur bangunan untuk mendapatkan konsep dasar perencanaan dan perancangan Pusat Buku. Bab V Merumuskan konsep perencanaan dan perancangan sebagai dasar dalam perancangan Pusat Buku di Surakarta.
commit to user
I - 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
I - 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KOTA SURAKARTA
2.1 TINJAUAN UMUM BUKU 2.1.1
Sejarah Buku di Dunia Terdapat berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Buku pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papirus. Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Ada pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha
menuliskan
wahyunya
di
atas
daun
dan
kemudian
membacanya berulang-ulang. Berabad-abad kemudian di Cina, para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi satu. Hal tersebut mempengaruhi sistem penulisan di Cina di mana huruf-huruf Cina dituliskan secara vertikal yaitu dari atas ke bawah. Buku yang terbuat dari kertas baru ada setelah Cina berhasil menciptakan kertas pada tahun 200-an SM dari bahan dasar bambu di ditemukan oleh Tsailun. Kertas membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas dari Cina ke Eropa pada awal abad 11 Masehi. Disinilah industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan diciptakannya mesin cetak oleh Gutenberg,
perkembangan dan penyebaran buku mengalami
revolusi. Kertas yang ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan
commitbuku.(www.wikipedia.com, to user menjadi satu dan terciptalah 21 Juli 2010).
II - 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan Internet (jika aksesnya online).(www.wikipedia.com, 21 Juli 2010) 2.1.2 Sejarah Buku di Indonesia 1. Sejauh yang dapat diketahui, sejarah buku di Indonesia dimulai dengan digunakannya daun-daun palem dan lontar untuk menuliskan sesuatu. 2. Perkembangan selanjutnya, buku di Indonesia dikenal oleh penduduk-penduduk asing melalui bangsa-bangsa asing yang silih berganti datang ke Indonesia yang membawa rupa-rupa bentuk buku. 3. Dengan demikian sejarah buku di Indonesia tidak lepas dari sejarah buku di dunia, dimana buku mulai dikenal dengan macammacam bahan dan bentuk-bentuk lempengan tanah lempung, gulungan daun papyrus, kulit domba, dan sebagainya. 2.1.3 Karakteristik Buku 2.1.3.1 Bahan Dasar Buku Bahan dasar buku adalah kertas. Kertas terutama terdiri dari serat-serat, yang teraduk dengan aturan tertentu, serta bahan-bahan penyusun dan pembantu. Adapun sifat dasar bahan kertas antara lain :
commit to user
II - 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Dapat disobek dan pada sobekannya akan tampak keluar serat-serat 2. Dapat dilipat 3. Berkerinyut bila kena air 4. Dapat berubah warna dan lapuk karena pengaruh fisis, kimia, dan biologis 2.1.3.2 Bagian-bagian Suatu Buku Buku pada umumnya terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut: 1. Sampul Yaitu bagian terluar atau kulit muka dari suatu buku. Sampul terbagi atas sampul depan, punggung, dan sampul belakang. 2. Isi Yaitu bagian dalam dan utama dari suatu buku, tersusun dari bagian-bagian yang disebut signature yang dikaitkan bersama-sama pada bagian punggung buku. Signature dibentuk dengan melipat selembar kertas satu kali atau berkali-kali. 3. Ukuran Buku Pada umumnya, buku-buku yang beredar di Indonesia berukuran 16cm x 21cm untuk ukuran besar dan 10,5cm x 17,5cm untuk ukuran kecil. Sedangkan untuk buku paket berukuran 14,5cm x 21cm.(Sudarmia,1984)
commit to user
II - 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.1.3.3 Macam-macam Buku 1. Buku Menurut Tujuan Penulisannya (Soeatminah,1978) ·
Buku Referensi atau Reference Books Merupakan buku yang bersifat penunjuk, dibaca tidak perlu terus-menerus dari halaman pertama sampai halaman terakhir, cukup diambil pada bagian yang diperlukan atau dibutuhkan saja. Yang termasuk golongan buku ini misalnya: kamus, ensiklopedia, bibliografi, buku tahunan, biografi,dsb.
·
Buku Pelajaran atau Teks Books Adalah buku yang dipakai di sekolah sebagai pegangan belajar. Ini akan sesuai dengan macam mata pelajarannya.
·
Buku Bacaan Tambahan Adalah buku yang disajikan secara popular namun berisi
ilmu
pengetahuan,
mudah
dan
menyenangkan untuk dibaca, tidak sengaja orang dapat menambah ilmu pengetahuan. Yang termasuk golongan buku ini misalnya: bukubuku seri Sejarah Indonesia, seri Pengetahuan Dasar, seri Cipta Karya Pembangunan, dsb. ·
Buku Cerita atau Fiksi Merupakan buku cerita atau novel yang dapat dibaca di waktu luang sebagai hiburan, dan ada tingkatan umur yang sesuai dengan tingkatan cerita.
commit to user
II - 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mulai dari buku cerita bergambar hingga cerita roman. 2. Buku Menurut Umur Pembaca (Wijono, 1980) ·
Buku Kanak-kanak Merupakan buku yang dipersiapkan untuk anakanak. Dalam hal ini buku-buku ini ditulis dengan sudut pandang, pikiran, perasaan, dan penghayatan anak-anak.
·
Buku Remaja Buku ini dipersiapkan untuk para remaja. Dalam hal ini, penulis mengambil sudut pandang remaja, baik dalam penuturan maupun isinya.
·
Buku Dewasa Merupakan buku yang diperuntukkan untuk orang dewasa. Buku-buku ini ditulis sesuai dengan sudut pandang, pikiran, penghayatan, perasaan orang dewasa.
3. Buku Menurut Tampilannya (Pambudi, 1981) Pada dasarnya, tampilan buku diperuntukkan untuk pemasarannya. Buku dengan tampilan menarik akan lebih mudah terjual daripada buku dengan tampilan kurang menarik. Adapun macamnya adalah: ·
Buku Cetakan Lux (Buku dengan Hardcover) Merupakan buku-buku yang dicetak bersampul keras dan tebal. Sehingga lebih kuat dan tampak
commit to user
II - 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lebih menarik, mewah, dan harganyapun relatif lebih mahal. ·
Buku Cetakan Biasa Merupakan
buku-buku
yang
dicetak
biasa.
Penampilannya sederhana, bersampul tipis, dan harganyapun relatif lebih murah. ·
Buku Cetakan Khusus Merupakan buku-buku yang dicetak secara khusus untuk kelompok-kelompok pembaca tertentu atau rukun buku (book club).
2.2 TINJAUAN PEMBACA 2.2.1
Perilaku Pembaca (Rita Marie Carbo dan Kenneth Dunn, 1991) Membaca merupakan bagian dari proses belajar yang dialami seseorang. Setiap orang memiliki gaya belajar atau membaca yang berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut antara lain: 2.2.1.1 Faktor Lingkungan 1. Suara Ada orang yang belajar dengan mendengarkan musik, ada orang yang membutuhkan ketenangan untuk dapat belajar. 2. Penerangan Ada orang yang menyukai belajar dengan penerangan yang merata untuk semua ruangan, ada yang
commit to user
II - 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menghendaki penerangan yang terfokus pada buku atau meja belajarnya saja. 3. Temperatur Ada orang yang nyaman belajar dengan temperatur hangat, ada pula yang menyukai temperatur yang dingin. Bagi manusia, temperatur sangat relatif. Beberapa orang belum tentu merasakan temperatur yang sama pada lokasi dan waktu yang sama. 4. Desain Sebagian orang menyukai belajar dengan duduk dikursi dengan meja di depannya, dan sebagaian lagi lebih menyukai belajar dengan santai, yaitu duduk di lantai atau sambil tiduran. 2.2.1.2 Faktor Mental 1. Motivasi Motivasi erat kaitannya dengan prestasi. Seseorang akan termotivasi untuk belajar apabila ada keinginan utuk mencapai sesuatu. 2. Ketekunan Keinginan yang kuat untuk menpelajari sesuatu mampu membuat individu mempelajarinya dalam waktu yang lama secara terus menerus. Ada juga individu yang mudah jenuh dan memerlukan aktivitas selingan yag dapat menghilangkan kejenuhan. 3. Tanggung jawab Beberapa orang menyadari tanggung jawab masing-
commit to user
masing tanpa memerlukan bimbingan dari seseorang.
II - 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ada yang membutuhkan bimbingan untuk menyadari tanggung jawabnya. 4. Struktur/tatanan Ada orang yang memerlukan jadwal teratur dalam belajar. Ada pula yang tidak memerlukan jadwal, mereka belajar berdasarkan keinginannya. 2.2.1.3 Faktor Fisiologis 1. Individual Beberapa orang memerlukan belajar sendiri tanpa ditemani orang lain. 2. Berpasangan Beberapa
orang
menyukai
belajar
berpasangan
bersama seorang temannya. 3. Bersama teman sebaya Beberapa orang lebih sengang belajar bila berada di tengah-tengah teman sebaya. 4. Berkelompok Beberapa orang lebih menyukai belajar berkelompok daripada belajar secara individual. 5. Dalam Pengawasan Beberapa orang merasa dapat belajar dengan baik bila diawasi oleh orang yang lebih tua. 6. Gabungan Merupakan gabungan dari beberapa faktor fisiologis di atas.
commit to user
II - 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.1.4 Faktor Fisik 1. Kemampuan Inderawi Kemampuan inderawi terbagi menjadi 4 kategori: · Auditory learners Individu yang dapat belajar dengan mudah dengan cara mendengarkan. · Visual learners Individu yang mudah belajar melalui pengamatan. Individu pada kelompok ini memiliki daya tangkap dan daya ingat yang tinggi. · Tactual learners Individu yang menggunakan tangan dan jari ketika berkonsentrasi. Mereka lebih mudah mengingat ketika
mereka
menulis,
menggambar,
atau
menggerakkan jarinya. Cara belajar yang seperti ini banyak dialami oleh individu yang memiliki bakat tertentu, yaitu mereka yang
banyak
melakukan
menggunakan
tangan.
sesuatu
Misalnya:
dengan menjahit,
memasak, mendesain, melukis, dll. · Kinesthetic learners Individu yang mudah memahami setelah mereka melakukan pengalaman.
apa
yang
dipelajari
Terkadang
mereka
atau tidak
melalui dapat
mengingatnya secara detil.
commit to user
II - 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Kebutuhan terhadap makanan Beberapa individu membutuhkan sesuatu yang dapat dikonsumsi
ketika
mereka
sedang
belajar
atau
berkonsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Mereka menginginkan makan, minum, atau merokok. 3. Waktu belajar Tiap-tiap
individu
memiliki
waktu
belajar
yang
disukai.Ada individu yang menyukai waktu pagi hari, siang hari, atau malam hari. 2.3 PELAKU DAN JENIS KEGIATAN DALAM PROSES PENGADAAN BUKU 2.3.1 Pelaku Pembuatan Buku Pada umumnya dalam dunia buku dikenal 4 unsur utama yang saling bekerjasama untuk mengadakan buku-buku. Unsurunsur utama tersebut adalah sebagai berikut : (Smith J. R , 1975) 2.3.1.1 Pengarang Pengarang ialah penulis atau penyusun gagasan yang akan disebarluaskan melalui buku. 2.3.1.2 Penerbit Penerbit adalah unsur pembuat buku yang bertugas menggandakan
dan
menyebarluaskan
karya
cipta
pengarang. Dalam praktek, penerbit adalah koordinator pembuatan suatu buku. 2.3.1.3 Pencetak Pencetak adalah badan yang mewujudkan buku dalam bentuk tulisan tercetak dan terjilid rapi.
commit to user
II - 10
perpustakaan.uns.ac.id
2.3.2
digilib.uns.ac.id
Tahap-tahap Dasar Pembuatan Buku Pada umumnya, kegiatan membuat buku dalam dunia perbukuan dapat dibagi atas tahap-tahap dasar : 2.3.2.1 Tahap I Penerbit menerima tulisan dari pengarang, penterjemah atau penyunting. 2.3.2.2 Tahap II : Editorial Penerbit
melakukan
suntingan
atas
tulisan
dan
persiapan-persiapan untuk pencetakan. 2.3.2.3 Tahap III : Produksi Tulisan dicetak dan dibentuk menjadi buku di percetakan. 2.3.2.4 Tahap IV Tahap terakhir, yaitu buku selesai diproduksi dan siap disalurkan ke pembaca. 2.3.3
Penyaluran Buku 2.3.3.1 Toko Buku sebagai Penyalur Buku Sebagai penyalur buku, toko buku dijumpai dalam beberapa bentuk seperti toko buku eceran dan toko buku berskala besar. Sedangkan berdasarkan penekanan
barang
yang
dijual,
dapat
dibedakan
menjadi 2 macam toko buku : 1. Toko yang semata-mata memperdagangkan buku saja. Atau dengan presentasi rendah ada barang dagangan lain yang berfungsi sebagai penarik minat pengunjung.
commit to user
II - 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Toko yang melakukan sebagai upaya sambilan. Artinya buku tidak menjadi barang dagangan pokok. 2.3.3.2 Usaha-usaha Untuk meningkatkan Penyaluran Buku Usaha-usaha
yang
dilakukan
untuk
meningkatkan jumlah buku yang disalurkan pada umumnya dapat dibedakan menjadi 2 macam: 1. Usaha untuk Menginformasikan Buku-buku yang Baru Terbit Bentuk usaha ini antara lain berupa pembuatan : folder, prospektus atau Katalog (Pambudi, 1981) yang diberikan secara cuma-cuma ke khalayak yang dikehendaki. Dewasa ini pemberian informasi buku
dapat
dilakukan
dengan
menempatkan
komputer yang sebelumnya telah diprogram khusus untuk mencari judul buku dengan kata kunci sesuai judul yang dikehendaki. 2. Usaha untuk Mempromosikan Buku-buku yang baru Terbit Usaha-usaha ini pada umumnya berbentuk sbb : (Pambudi, 1981) ·
Pengiriman Buku untuk Ulasan atau resensi Bentuk aktivitasnya adalah pengiriman buku secara khusus atau cuma-cuma ke sejumlah media massa atau orang yang biasanya menulis resensi buku atau yang
commit to user
II - 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menaruh perhatian khusus mengenai isi buku tersebut. Untuk kemudian dibahas dalam media massa atau dalam suatu acara pertemuan khusus di suatu tempat, di radio atau TV. ·
Pembuatan dan pemasangan Poster Buku Poster tercetak biasanya disesuaikan dengan perwajahan jaket, sampul atau edaran tenetang buku. Diberikan kepada toko buku atau dipasang di tempat-tempat lain yang banyak dilalui orang.
·
Pameran Buku Adalah usaha untuk memperagakan buku-buku yang diterbitkan di suatu tempat dalam
suatu
perisyiwa
tertentu
dan
diselenggarakan oleh satu penerbit dengan satu tema khusus maupun bebas. ·
Perlombaan Tema Buku Usaha
penerbit
buku
untuk
mengadakan suatu lomba yang tema atau topiknya dengan
diambil buku
atau
baru
erat
yang
hubungannya ditebitkan
itu.
Pemenangnya akan mendapatkan hadiah dari penerbit. ·
Penampilan Pengarang Buku (Diskusi dan Bedah Buku)
commit to user
II - 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penampilan pengarang buku kenamaan dalam sebuah diskusi atau bedah buku pada suatu pertemuan, sebagai pembicara radio, maupun sebagai bintang tamu kehormatan pada jamuan makan atau resepsi menjadi nilai lebih tersendiri. Dari uraian di atas dari poin pelaku pembuatan buku, tahap-tahap pembuatan buku hingga penyaluran buku semuanya memiliki hubungan yang erat dan berantai. Oleh karenanya, kegiatan-kegiatan di atas perlu diwadahi dalam satu wadah bangunan yang mengintegrasi ketiganya dengan urut dan seimbang. 2.4 BERSOSIALISASI MELALUI MEDIA BUKU 2.4.1 Pengertian Sosialisasi Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peranperan yang harus dijalankan oleh individu.(www.wikipedia.com, 15 Juli 2010) 2.4.2 Jenis Sosialisasi Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat).
commit to user
II - 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.4.2.1 Sosialisasi Primer Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Gb. 2.1 Contoh Sosialisasi Primer Sumber : www.google.com, 2010
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang
anak
melakukan
pola
interaksi
secara
terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya. Dari gambar di atas terlihat komunikasi antara orang tua ke anak mereka, dimana setiap apa yang orang tua lakukan, si anak akan mengamati, mempelajari, kemudian menirunya.
commit to user
II - 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.4.2.2 Sosialisasi Sekunder Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi
dan
desosialisasi.
Dalam
proses
resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru.
Sedangkan
dalam
proses
desosialisasi,
seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.
Gb. 2.2 Contoh Sosialisasi Sekunder Sumber : chapter-human-responsililities.net, 2010
Sebagai
contoh,
resosialisasi
adalah
pemberian penyuluhan kepada anak jalanan, dimana anak jalanan diberikan kebiasaan-kebiasaan baru sehingga mereka akan melakukan kebiasaan baru tersebut dan meninggalkan kebiasaan lama mereka yang cenderung keras dan negatif. Dan contoh desosialisasi
adalah
rehabilitasi
bagi
penggunan
narkotika. Dari rehabilitasi tersebut para ex-user mendapat
kebiasaan-kebiasaan
commit to user
yang
sangat
bertentangan dengan kebiasaan mereka. Dari sini
II - 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diharapkan
ex-user
mendapat
identitas
baru,
seseorang yang baru dengan kehidupan yang baru pula. 2.4.3
Agen Sosialisasi Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Dapat juga disebut sebagai media sosialisasi. Jacobs dan
Fuller
(1973),
mengidentifikasi
empat
agen
utama
sosialisasi, yaitu: (1) keluarga, (2) kelompok pertemanan, (3) lembaga pendidikan, dan (4) media massa. (Santosa, 2009) 2.4.3.1 Keluarga (kinship) Bagi
keluarga
inti
(nuclear
family)
agen
sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas
(extended
family),
agen
sosialisasinya
menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti.
Gb. 2.3 Keluarga Sebagai Agen Sosialisasi Sumber : www.google.com/kinship, 2010
commit to user
II - 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orang yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi (baby sitter), menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada
tahap
awal
sangat
besar
karena
anak
sepenuhnya berada dalam lingkungan keluarganya terutama orang tuanya sendiri. 2.4.3.2 Kelompok Pertemanan atau Teman Pergaulan Dalam lingkungan teman sepermainan lebih banyak
sosialisasi
yang
berlangsung
equaliter,
seseorang belajar bersikap dan berperilaku terhadap orang-orang yang setara kedudukannya, baik tingkat umur
maupun
pengalaman
lingkungan
teman
mempelajari
nilai-nilai
hidupnya.
sepermainan dan
Melalui
seseorang
norma-norma
dan
interaksinya dengan orang-orang lain yang bukan anggota keluarganya. Di sinilah seseorang belajar mengenai
berbagai
keterampilan
sosial,
seperti
kerjasama, mengelola konflik, jiwa sosial, kerelaan untuk
berkorban,
solidaritas,
kemampuan
untuk
mengalah dan keadilan. Di kalangan remaja kelompok sepermainan dapat berkembang menjadi kelompok
commit to user
persahabatan
dengan
frekuensi
dan
intensitas
II - 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
interaksi yang lebih mantap. Bagi seorang remaja, kelompok persahabatan dapat berfungsi sebagai penyaluran berbagai perasaan dan aspirasi, bakat, minat serta perhatian yang tidak mungkin disalurkan di lingkungan keluarga atau yang lain.
Gb. 2.4 Kelompok Pertemanan Sebagai Agen Sosialisasi Sumber : www.google.com, 2010
Peran positif kelompok sepermainan/persahabatan: 1. memberikan rasa aman dan rasa yang dianggap penting dalam kelompok yang berguna bagi pengembangan jiwa 2. menumbuhkan dengan baik kemandirian dan kedewasaan 3. tempat yang baik untuk mencurahkan berbagai perasaaan: kecewa, takut, kawatir, suka ria, dan sebagainya, termasuk cinta. 4. Merupakan
tempat
mengembangkan
yang
baik
untuk
ketrampilan
sosial
seperti
kemampuan memimpin, menyamakan persepsi, mengelola konflik, dan sebagainya.
commit to user
II - 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tentu saja ada peran kelompok persahabatan yang
negatif,
seperti
perilaku-perilaku
yang
berkembang di lingkungan delinquen (menyimpang), misalnya geng.(Santosa, 2009) 2.4.3.3 Lembaga Pendidikan Dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, lingkungan
dan
rumah
kekhasan seorang
anak
(specificity).
Di
mengharapkan
bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.
Gb. 2.5 Lembaga Pendidikan Sebagai Agen Sosialisasi Sumber : www.google.com, 2010
2.4.3.4 Media massa Para ilmuwan sosial telah banyak membuktikan bahwa pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa (televisi, radio, film, internet, surat kabar, makalah, buku, dst.) memberikan pengaruh bagi
commit to user
perkembangan diri seseorang, terutama anak-anak.
II - 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Beberapa
hasil
penelian
sebagaian
besar
waktu
menyatakan
anak-anak
dan
bahwa remaja
dihabiskan untuk menonton televisi, bermain game online dan berkomunikasi melalui internet, seperti yahoo messenger, google talk, friendster, facebook, dll.
Gb. 2.6 Media Massa Sebagai Agen Sosialisasi Sumber : www.google.com,2010
Diakui oleh banyak pihak bahwa media massa telah berperan dalam proses homogenisasi, bahwa akhirnya masyarakat dari berbagai belahan dunia memiliki struktur dan kecenderungan cara hidup yang sama. 2.4.3.5 Agen-agen lain Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu
seseorang
membentuk
pandangannya
sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak
commit to user
II - 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruhpengaruh agen-agen ini sangat besar.
Gb. 2.7 Masyarakat Sebagai Agen Sosialisasi Sumber : www.google.com, 2010
Seperti telah di sebutkan di atas, bahwa salah satu agen sosialisasi adalah Media Massa. Media Massa tersebut dapat berupa televisi, radio, film, internet, surat kabar, makalah, buku, dst. Dengan kata lain buku merupakan salah satu media dalam bersosialisasi. Buku merupakan media transfer ilmu, informasi, pesan moral, serta pengalaman dari satu atau beberapa orang, yang dituangkan penulis dalam tulisan ke orang lain, dalam hal ini adalah penikmat buku. 2.4.4 Tinjauan Buku Sebagai Lifestyle dalam Bersosialisasi Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan identitas
diri.
Identitas
diri
bisa
muncul
seiring
dengan
perkembangan kehidupan si manusia itu sendiri. Salah satu cara untuk memperoleh identitas diri adalah dengan menentukan lifestyle atau gaya hidup. Dengan gaya hidup modern manusia satu dapat lebih mudah dikenali ataupun mengenal manusia lainnya. Untuk mendukung gaya hidup modern ini, manusia modern memerlukan informasi yang cukup agar gaya hidupnya ini
commit to user
II - 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak menyimpang dan tetap up to date. Karenanya, manusia modern tak bisa lepas dari buku. Buku bagi pemiliknya merupakan simbol gaya hidup (lifestyle), yaitu gaya hidup cerdas (smart), toleran, dan inklusif. Meminjam kata Bambang Trims bahwa
buku hebat mampu
mengharu biru perasaan, melambungkan imajinasi, menggedor spiritualitas, memompa motivasi, menggelitik rasa ingin tahu, dan memberikan seribu solusi (Ajeng Kania, Jadikan Buku sebagai Gaya Hidup Smart, kompasiana.com, 27 Oktober 2010). Buku mentransfer informasi dan ilmu bagi manusia modern. Dan salah satu ciri manusia modern adalah lebih bersifat terbuka dengan halhal yang baru. Sebagai contohnya adalah terbukanya manusia modern akan informasi dan ilmu yang diserap dari buku. Setiap manusia modern memiliki cara yang berbeda untuk menyatukan kebiasaan modern mereka dengan kebutuhan mereka akan buku. Contoh aktivitas-aktivitas tersebut diantaranya : 2.4.4.1 Bersantai di Kafe Sambil Membaca Buku Dalam
warisan
nenek
moyang
Indonesia,
sebuah perkumpulan diwujudkan dengan berkumpulnya sekelompok orang atau masyarakat di balai desa, di pos ronda, di masjid atau surau, di warung kopi, dll untuk membicarakan suatu permasalahan adat atau hanya sekedar bercengkrama antar tetangga. Dalam gaya hidup modern masyarakat Indonesia, perkumpulan di pos ronda, masjid, dan warung kopi tersebut mulai
commit to user
II - 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meniru budaya barat, yaitu nongkrong di cafe bersama teman, kolega atau rekan bisnis. Kafe merupakan bahasa modern untuk warung kopi. Kata kafe merupakan adaptasi dari Bahasa Perancis, yaitu cafe, dan kata cafe sendiri berasal dari kata coffee yang berarti kopi. Kafe merupakan warung sederhana yang menyediakan makanan dan minuman yang sederhana pula (makanan dan minuman ringan), dengan menu utama berupa kopi dan minuman olahan kopi lainnya. Kafe di Indonesia sendiri berarti tempat sederhana tetapi cukup menarik dimana seseorang bisa makan makanan ringan. ( www.wikipedia.org, 15 April 2010) Namun semua tak semata meniru kafe di Eropa, konsep kafe di Indonesia juga menyesuaikan kultur Indonesia,
lebih
ramah,
hommy,
dan
beberapa
mengusung tema bangunan adat. Dari minuman dan makanan yang disajikan pun kafe di Indonesia tetap mengusung adat ketimuran dengan tidak menjualbelikan minuman beralkohol secara bebas, demikian pula dengan alunan musiknya, tidak selalu mengusung musik blues, jazz, rock, dll, kafe di Indonesia juga ada yang menampilkan musik-musik tradisional Indonesia.
commit to user
II - 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb.2.8 Contoh Suasana Kafe Sumber : www.google.com,2010
Berbicara mengenai kafe, pastilah semuanya berhubungan dengan suasana santai dan akrab. Dan suasana santai dan akrab inilah yang disukai pula oleh para penikmat buku. Penikmat buku disini bukan lagi penikmat buku yang kurang pergaulan, penikmat buku pada era modern ini adalah penikmat buku yang modern pula.
Komunitas
menginginkan
penikmat
suasana
buku
santai
dan
modern
lebih
akrab
untuk
membaca layaknya sebuah kafe. Di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Jogjakarta mulai berkembang toko buku yang mengawinkan antara kafe dan ruang baca. Toko ini menjadi semacam toko buku alternatif. Karena di toko ini, buku ditawarkan dengan pulasan gaya hidup modern yang lebih kental. Toko buku jenis ini lebih mirip galeri, bersentuhan langsung dengan budaya kafe, luks, bergengsi dengan pelayanan bersifat personal dan bercita rasa modern (Menyatukan Sejumlah Gaya Hidup dalam Toko Buku, Republika Online, 28 Maret 2008).
commit to user
II - 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Winfred Hutabarat, dalam artikelnya di harian Tempo, Toko buku hendaknya menyelenggarakan aktivitas yang berhubungan dengan buku. Pelanggan bisa mendengarkan ceramah, mengikuti diskusi ataupun jumpa pengarang.
(Winfred Hutabarat, Toko Buku
sebagai Gaya Hidup, Tempo, 5 Maret 2001). Jadi selain menjual-belikan buku, toko buku juga digunakan sebagai sarana yang berhubungan dengan buku seperti diskusi maupun jumpa pengarang. Aktivitas di dalamnya selain memilih buku lalu kemudian membacanya adalah pengunjung juga dapat menikmati makanan, snack, minuman setara kafe seperti capucino dengan alunan musik blues dan jazz yang cenderung tenang dan santai.
Gb.2.9 Contoh Suasana Kafe yang Berfungsi Pula Sebagai Perpustakaan Sumber : www.google.com, 2010
Dari contoh di atas manggambarkan ruang yang diperlukan untuk kafe sekaligus perpustakaan adalah ruang yang luas yang dapat menampung furniture dan
commit to user
II - 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rak-rak buku, memiliki pencahayaan baik dan didesain dengan nuansa kafe yang akrab. 2.4.4.2 Menonton Film yang Diadaptasi dari Buku Berkembangnya perfilman di Indonesia memicu lahirnya aktris dan aktor serta para sineas. Sineas Indonesia mulai mencoba membuat drama yang dikemas menjadi sebuah film. Perfilman di Indonesia sendiri pernah mengalami pasang surut. Pada tahun 1980an, film di Indonesia sempat merajai dinegeri sendiri dan mengalami kemunduran sekitar tahun 90an, kalah dengan drama sinetron di televisi dan banyaknya bioskop yang mulai tutup dan gulung tikar. Barulah pada sekitar tahun 2000, perfilman Indonesia kembali berkembang dengan munculnya film musikal pertama Petualangan Sherina, dan disusul dengan suksesnya film Ada Apa Dengan Cinta. (www.wikipedia.org, 25 Maret 2010) Di Indonesia, beberapa Sineas muda mulai menghasilkan
karya-karya
film
yang
berkualitas.
Beberapa dari film tersebut telah meraih berbagai penghargaan bergengsi baik di kancah nasional maupun internasional. Dari beberapa judul film yang dihasilkan, diantaranya menuai ide cerita dari sebuah novel atau komik. Ketika novel atau komik dibuat versi filmnya tentu akan menarik minat penggemar novel atau komik tersebut atau siapapun yang pernah membaca novel dan komik tersebut untuk melihat dari sisi visualnya. Seperti
commit to user
contohnya baru-baru ini adalah film Laskar Pelangi dan
II - 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sang Pemimpi, film ini diadaptasi dari novel tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang menceritakan perjalanan hidup anak-anak pedalaman Belitung yang meraih cita-citanya dengan segala keterbatasan, film ini laku keras di pasaran dan menerima berbagai macam penghargaan. Kemudian film Jakarta Under Cover yang diadaptasi dari buku yang berjudul sama karya Moeamar M.K, film ini menceritakan berbagai kehidupan malam dari berbagai sudut kota Jakarta. Sama halnya dengan dunia perfilman Hollywood. Film- film berkualitas juga banyak yang diadaptasi dari cerita novel dan komik. Sebagai contohnya film Harry Potter, dari ke 6 pemutaran filmnya selalu menghebohkan penggemar novel Harry Potter di dunia, ceritanya diadaptasi dari novel berjudul sama karya J.K. Rowling yang menceritakan kehidupan seorang penyihir bernama Harry
Potter
dengan
kemelut
hidup
yang
membelenggunya di dunia sihir kemudian ada film yang diangkat dari cerita komik superhero seperti Spyderman 1, Spyderman 2, dan Spyderman 3, Batman dan Batman Begin, Superman dan Superman Return, serta Fantastic Four.
Semuanya
laris
dipasaran
dan
memberi
keuntungan yang besar bagi sineasnya. Kegiatan menonton film juga memiliki serangkaian aktivitas seperti melihat-lihat judul film, membeli tiket, menunggu jam main film, membeli snack dan minuman,
commit to user
baru
kemudian
menonton
film.
Pewadahan
yang
II - 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diperlukan adalah ticket box, lounge atau ruang tunggu, stand makanan dan snack, dan movie theater.
Gb.2.10 Beberapa Contoh Movie Theater Sumber : www.JenzCorner.com, 2010
Ruang yang diperlukan untuk movie theater berdasar gambar di atas adalah ruang yang lebar yang dapat
menampung
kursi
penonton
dengan
jumlah
tertentu. Akustik ruang dan kenyamanan furniture menjadi persyaratan utama. Sedangkan untuk ticket box, lounge, serta stand makanan dan minuman ringan diperlukan ruang yang tidak terlalu besar namun tetap menampilkan suasana ruang yang menyenangkan. 2.4.4.3 Mengakses Internet dan e-Book Maraknya keinginan masyarakat dalam mengakses internet, baru-baru ini muncul istilah Gaya Hidup Digital (digital lifestyle). Gaya hidup digital adalah istilah yang seringkali digunakan (salah satunya oleh Bill Gates) untuk menggambarkan gaya hidup modern yang sarat dengan teknologi informasi. Teknologi informasi di sini berperan mengefisienkan segala sesuatu yang kita lakukan dengan satu tujuan yaitu mencapai produktivitas maksimum. Tentu tidak dapat dibantah lagi bahwa teknologi informasi
commit to user
memang berperan besar dalam meningkatkan efisiensi.
II - 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Namun demikian, produktivitas maksimum tidak dapat dicapai semata-mata dengan teknologi informasi. Ada satu landasan penting yang harus kita miliki, yaitu attitude yang benar. Attitude yang benar ini berbicara mengenai
sifat-sifat
karakter
seperti
disiplin,
mau
mengembangkan diri terus-menerus, dan selalu melakukan segala sesuatu sebaik mungkin (spirit of excellence). Tanpa attitude yang benar, teknologi informasi secanggih apapun tidak akan membawa kita mencapai produktivitas maksimum. Internet dan teknologi informasi merupakan jaringan yang tidak bisa dipisahkan dari buku. Di indonesia sendiri telah
berkembang
Digilib
(Digital
Library).
Yaitu
perpustakaan digital yang menggunakan internet sebagai akses utamanya yang menyediakan buku dan informasi lain yang mendukung dalam bentuk digital. Perkembangan perpustakaan di Indonesia makin hari makin menunjukkan kemajuannya. Kalau dilihat dari kacamata perkembangan akses informasi yang semakin mudah, hal itu menandakan prospek perpustakaan masa depan makin dinanti kiprah dan peranannya. (Suyoto dan Santoso, 2001) Di era kemajuan informasi dan globalisasi ini dunia perpustakaan dituntut agar semakin mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin canggih. Pengembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi
commit to user
dan komunikasi, seperti perpustakaan digital (Digital
II - 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Library) atau perpustakaan maya (Virtual Library) atau perpustakaan elektronik (Electronic Library / E-Library), menjadi tuntutan pengembangan perpustakaan masa depan. Perpustakaan digital menjadi jembatan yang menghubungkan kebutuhan informasi pemakai dengan sumber-sumber informasi dan layanan yang ada di perpustakaan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, menjadikan berbagai informasi dapat diperoleh dalam waktu yang relatif sangat cepat. Lahirnya perpustakaan digital di Indonesia ini disambut baik para pengelola informasi atau pustakawan. Kebanyakan pustakawan terbuka terhadap perubahan teknologi, tetapi juga masih mengingat fungsi tradisional mereka, yaitu membantu orang untuk mencari informasi baik dalam bentuk digital ataupun tercetak. Dalam
perjalanannya
perpustakaan
tetap
memaksimalkan penggunaan koleksi tercetak daripada data digitalnya. Hal itu dikarenakan perpustakaan digital selain memiliki keunggulan juga memiliki kelemahan. 1. Keunggulan Perpustakaan Digital · Memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi pada data digital dan media jaringan komputer (internet). · Memiliki kemudahan dalam penyimpanan data, dalam artian tidak membutuhkan banyak tempat untuk menyimpan koleksi data yang ada.
commit to user
II - 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Memiliki kelengkapan informasi yang up to date baik secara audio, visual, teks, grafis, dan lain-lain. 2. Kelemahan Perpustakaan Digital Perkembangan
perpustakaan
digital
masih dilakukan
dengan trial and error, sehingga apabila terjadi error maka dapat timbul kesan pemborosan dan kesia-siaan, dengan biaya dan waktu yang dibuthkan cukup banyak. Aktivitas pada poin ini antara lain melihat-lihat koleksi buku baru di internet, mendownload e-Book dan informasi
lain,
kemudian
transaksi
pembayaran.
Pewadahan dari aktivitas ini adalah ruang akses internet, ruang operator, dan kasir.
Gb.2.11 Suasana Warnet Sumber : www.google.com
Dari illustrasi di atas dapat diambil kesimpulan ruang yang dibutuhkan untuk mengakses internet adalah ruang yang dapat menampung beberapa perangkat komputer
serta
kursi,
dan
kasir
untuk
transaksi
pembayaran.
commit to user
II - 32
perpustakaan.uns.ac.id
2.5
UNGKAPAN
digilib.uns.ac.id
RUANG
DAN
BANGUNAN
YANG
MODERN,
KOMUNIKATIF DAN ATRAKTIF 2.5.1
Tuntutan Ruang dan Bangunan yang Modern 2.5.1.1 Pengertian Arsitektur Modern Arsitektur Modern adalah langgam arsitektur yang
lahir
karena
adanya
revolusi
industri,
mengedepankan unsur geometris serta penggunaan bahan fabrikasi (industrialisasi) yang mencerminkan kemajuan
teknologi.
(Jenks,1982).
Merupakan
kebalikan dari arsitektur klasik. Pada masa abad ke-20, segala aspek dalam kehidupan sedang berubah dan berkembang. Akan tetapi arsitektur sedang mengalami masa stagnan dan terpaku pada arsitekur abad ke-19, dan hanya terjadi perdebatan akan arsitektur historis mana yang akan dipertahankan. Seperti yang dinyatakan oleh Le Corbusier, ”in an unhappy state of retrogression” (dalam Darling, 2000). Sejak saat itu Le Corbusier memiliki misi untuk membuat suatu bentuk yang modern dan revolusioner di abad ke-20. Modernisme pada arsitektur atau yang dapat disebut dengan New Architecture menurut Le Corbusier, merupakan suatu produk dan metode teknik perekayasaan (engineering) sebagai inspirasi dari bentuk arsitektur modern. Itulah yang ia sebut sebagai ”Engineer’s Aesthetic”, dimana terdapat simplisitas dan standarisasi bentuk. Demikian
commit to user
juga dengan metode logis pada desain yang lebih
II - 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mementingkan fungsi, bukan hanya sekedar gaya atau style. Akan tetapi arsitektur modern juga tetap memperhatikan nilai-nilai esensial dari arsitektur, berupa faktor-fakor yang menjadi indikator arsitektur yang
baik,
yaitu
”volume,
surface,
and
plan”.(www.architectur.net, 8 Desember 2009) Arsitektur
modern
merupakan
bentuk
dari
lahirnya sebuah pemikiran baru dimana pemikiran tersebut berusaha menghilangkan kesan lama pada arsitektur tradisional menuju gaya arsitektur yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Segala ornamentasi pada arsitektur tradisional berusaha dihilangkan dan menciptakan image baru sebuah bangunan dengan tampilan modern dan menggunakan bahan fabrikasi yang mengunggulkan teknologi. Arsitektur pemikiran
modern
modern
atau
merupakan yang
hasil
disebut
dari
dengan
modernism. Pada hakikatnya pemahaman tentang arsitektur modern tidak hanya terpaku ciri-ciri fisik yang spesifik maupun sama persis dengan bentuk fisik arsitektur modern pada masa awal kemuculannya, melainkan modernisme
juga
menekankan
yang
pada
mempengaruhi
pola
pikir
lahirnya
dan
berkembangnya arsitektur modern. Dengan adanya pola pikir tersebut, maka arsitektur modern dapat diterima dan sesuai dengan modernisme yang terjadi
commit to user
pada masyarakat sekarang ini.
II - 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.5.1.2 Tokoh-tokoh Arsitektur Modern Tokoh-tokoh arsitektur modern diantaranya yaitu Louis Sullivan, dengan slogannya ”Form Follows Function”, dimana pemikiran tentang bentuk benarbenar diperhatikan dan diutamakan namun tetap memegang
prinsip
estetika
berarsitektur.
”Form
Follows Function” disini maksudnya adalah bentuk ataupun tampilan sebuah bangunan berasal dari pemikiran
fungsi
ruang
di
dalamnya
dan
menghilangkan ornamentasi berlebihan yang tidak diperlukan untuk menunjang fungsi dari bangunan tersebut. Tokoh-tokoh yang lain yaitu Le Corbusier, Frank Llyod Wright (Chicago), Victor Horta (Brussels), Walter
Gropius,
pengungkapannya
dan
Charless
mengenai
Jencks
industrialisasi
dengan pada
arsitektur modern. 2.5.1.3 Identifikasi Arsitektur Modern Kapitalisme dan industri mempunyai suatu hubungan yang tidak lekang oleh waktu. Sejarah berawalnya arsitektur modern ada setelah revolusi industri yang terjadi. Revolusi industri terjadi akibat diemukannya batu bara yang mengubah dunia material untuk pembangunan. Pada era perkembangan industri ditemukan batu bara yang menjadi bahan bakar utama pembakaran material. Seiring dengan perkembangan
commit to user
zaman, melalui arsitektur modern, gagasan baru selalu
II - 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
muncul bersama teknologi. Semuanya tidak lepas dari pemikiran yang modern juga, berani mengungkapkan ide baru dan melawan hal-hal yang konvensional. Pemakaian
bahan
material
fabrikasi
yang
mengandalkan kemajuan teknologi menjadi salah satu ciri utama pada bangunan berarsitektur modern. Material yang dominan yaitu kaca, baja,beton, dan besi. ”Less is More”, merupakan istilah yang muncul
pada
kemunculan
dan
perkembangan
arsitektur modern. Istilah tersebut berarti usaha untuk memaksimalkan
sebuah
bentuk
(sesuatu
minimal)
dari
yang
yang
sederhana
sebuah
bangunan
arsitektur modern, dengan tanpa ornamentasi, menjadi sebuah bangunan yang tampil maksimal, ekspresif, danrepresentatif www.wikipedia.org/arsitekturmodern, 10
Maret
2009).
Salah
satu
metode
dalam
memaksimalkan tampilan bangunan dapat dilakukan dengan permainan garis geometris. Permainan garisgaris geometris merupakan salah satu unsur utama dalam bentuk arsitektur modern. Bagaimana mengolah garis geometri tersebut untuk dapat menghasilkan tampilan yang ekspresif dan memenuhi nilai estetika. Berikut dijelaskan beberapa strategi desain pada perancangan bangunan dengan penerapan unsur-unsur
desain
commit to user
arsitektur
Modern
(Sumalyo,
2005):
II - 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Pemisahan Fungsional Dalam arsitektur modern, kejelasan fungsi dari
masing-masing
ruang
sangat
dipikirkan.
Sebagaimana terdapat slogan ”Form Follows Function”, dimana bentuk yang tercipta bukan semata-mata karena memberikan ornamentasi, melainkan berdasarkan pada fungsi dari bangunan itu sendiri. Pemisahan fungsi yang jelas dari ruang ke ruang sangat mempengaruhi tampilan yang muncul pada akhirnya, baik itu penampilan luar (eksterior) maupun penampilan dalam (interior) bangunan berarsitektur modern tersebut.
Gb 2.12 Kejelasan Fungsional Sumber: Ando Public Library- www.google.com, 2009
2. Kulit dan Rangka Dalam hal ini, yang dimaksudkan sebagai kulit adalah kulit bangunan yang melingkupi tubuh bangunan. Sedangkan rangka merupakan aplikasi dari struktur bangunan yang digunakan ataupun massa utama bangunan itu sendiri. Jadi dalam bangunan arsitektur modern, terdapat dua bagian
commit to user
utama yaitu struktur (rangka) yang menguatkan
II - 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bangunan
dan
kulit
/
lapisan
luar
sebagai
pendukung penampilan fasadenya. Kulit bangunan dapat digunakan untuk menonjolkan penggunaan material teknologi tinggi.
Gb.2.13 Kejelasan Kulit dan Rangka Bangunan Sumber : www.google.com, 2009
3. Ketransparanan Karakter bangunan modern menampilkan ketransparanan-keterusterangan. Transparan dalam hal ini diaplikasikan pada transparan dalam hal view dan pencahayaan. Unsur tersebut dapat dilihat pada penggunaan material yang menciptakan efek transparan seperti material kaca. Penggunaan material kaca kini dapat lebih bervariasi mengingat terus
berkembangnya
menciptakannya.
Jenis
teknologi kaca
yang
untuk digunakan
menyesuaikan pada fungsi bangunan atau ruang di dalamnya.
commit to user
Gb. 2.14 Unsur Ketransparanan Sumber : Ando Public Library- www.google.com, 2009
II - 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Simetri dan Keteraturan Simetri dan keteraturan dapat diciptakan melalui pengaturan sistem struktur seperti modulasi, serta keteraturan tiap komponen. Simetri disini artinya
keseimbangan
komposisi,
tidak
menampilkan massa / bentukan yang ekstrim, cenderung menonjolkan keteraturan.
Gb. 2.15 Unsur Simetris dan Keteraturan Sumber : www.google.com, 2009
5. Plat
Lantai
dan
Balok
Menjulang
Sebagai
Ketegasan Geometris Karakter arsitektur modern menampilkan bangunan yang memiliki ketegasan struktur pada plat
lantai
dan
balok.
Bangunan
modern
mengekspos bagian plat lantai dan balok sehingga elemen
struktur
tersebut
nampak
jelas
pada
bangunan. Permainan plat lantai dan balok sebagai unsur geometris dapat memberikan nilai seni atupun estetika pada bangunan.
commit to user
II - 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb. 2.16 Unsur Ketegasan Geometris Sumber : www.google.com, 2009
Sumber lain juga mengungkapkan karakteristikkarakteristik
arsitektur
modern
yaitu
:
(www.google.com/arsitekturmodern, 10 Maret 2009) ·
Menolak ornamentasi
·
Bentuk sederhana; mengikuti fungsi
·
Menggunakan material besi, baja, kaca, beton; cerminan dari era kemajuan teknologi.
·
Teknologi merupakan peran utama
·
Perpaduan unsur-unsur geometris
Gb.2.17 Contoh Bangunan Modern Sumber : www.google.com/arsitekturmodern , 2009
commit to user
II - 40
perpustakaan.uns.ac.id
2.5.2
digilib.uns.ac.id
Tuntutan Ruang dan Bangunan yang Atraktif 2.5.2.1 Pengertian Atraktif Atraktif
:
mempunyai
daya
tarik,
bersifat
menyenangkan. (Poerwadarminta, 1989) Secara umum, atraktif berati kemampuan untuk menarik perhatian lebih besar lain dari yang lain. Suatu benda dikatakan bersifat atraktif apabila ia mampu menarik
perhatian
subjek
pengamat
sedemikian
hingga mau tak mau subjek pengamat melihat ke arahnya. 2.5.2.2 Faktor-faktor Objektif Penyebab Suatu Objek Bersifat Atraktif Ada 4 faktor yg mampu menyebabkan suatu objek menonjol dan oleh karenanya menarik perhatian subjek (Jallaluddin dalam Moektijono,1992) : 1. Gerakan Seperti secara
visual
organisme tertarik
yang
pada
lain,
manusia
objek-objek
yang
bergerak. Kita senang melihat huruf-huruf dalam display yang bergerak menampilkan barang yang diiklankan. Pada tempat yang dipenuhi bendabenda mati, kita akan tertarik pada tikus kecil yang bergerak.
commit to user
II - 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb.2.18 Plasa EX Jakarta sebagai contoh objek yang seolah bergerak Sumber : TA Muna Widasari, Plasa Mode Internasional di Jakarta, 2008
2. Intensitas Stimulan Kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol daripada stimulan yang lain. Warna merah pada latar belakang putih, tubuh jangkung di tengah-tengah orang pendek, suara keras di malam sepi, iklan setengah halaman dalam surat kabar atau tawaran pedagang yang paling nyaring di pasar malam, sukar lolos dari perhatian kita. (Jalaluddin dalam Moektijono, 1992) Stimuli penggiat
atau
atau
stimulus
berarti
perangsang.
pendorong,
Dengan
demikian
intensitas stimuli berarti tingkat ukuran kekuatan perangsang. Macam-macam stimulan dan ukuran intensitasnya: ·
Stimuli Cahaya Cahaya
adalah
stimuli
untuk
indera
penglihatan. Reseptornya terletak di mata. Wujud stimulinya ialah kuat-lemah dan warna cahaya.
commit to user
II - 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb.2.19 Contoh Stimuli Cahaya pada Bangunan Sumber : arsitekturina.blogspot.com, 2010
·
Stimuli Getaran Udara Getaran udara adalah stimuli untuk indera pendengaran. Reseptornya terletak di telinga.. Wujud stimulinya adalah tinggi-rendah, kuatlemah, keras-lembut dan warna bunyi.
·
Stimuli Zat-zat Kimia Zat-zat kimia adalah stimuli untuk indera pembau. Reseptornya terletak dihidung. Wujud stimulinya ialah kuat lemah rangsang dan aroma bau-bauan.
·
Stimuli Tekanan dan Suhu Tekanan dan suhu adalah stimuli untuk indera peraba.Direbut
bersama-sama
kerena
reseptornya terletak di tempat yg sama yaitu kulit. Wujud stimulinya adalah kuat-lemah tekanan
dan
tinggi
rendah
suhu
yang
menyentuh kulit. 3. Kebaruan Arti-arti yang relevan adalah : belum pernah ada (dilihat) sebelumnya, belum pernah didengar
commit to user
II - 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(ada) sebelumnya, modern, belum lama selesai (dibuat, diberikan), belum lama dibeli (dimiliki), belum pernah dipakai, segar. Dari arti-arti di atas kita dapat melihat bahwa pada dasarnya sesuatu dapat dikatakan baru bila memenuhi penilaian-penilaian
dari 2 aspek
;
eksistensi (belum pernah ada) dan waktu (belum lama ada).
Gb.2.20 Contoh Desain Bersifat Kebaruan Sumber : zakeff.student.uii.ac.id dan kaskus.us
4. Perulangan Perulangan mencakup hal melakukan lagi sesuatu
yang
pernah
dilakukan
dan
atau
mengadakan sesuatu yang pernah diadakan lagi secara terus menerus atau hanya beberapa kali. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa perulangan meliputi 2 hal mendasar : ·
Sesuatu atau objek yang diulang
·
Hal melakukan atau cara pengulangan yang terus menerus
commit to user
II - 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb.2.21 Contoh Desain dengan Perulangan Bentuk Sumber : TA Muna Widasari,Plasa Mode Internasional di Jakarta, 2008
2.5.3
Tuntutan Ruang dan Bangunan yang Komunikatif 2.5.3.1 Pengertian Komunikatif Komunikatif
berarti dalam
berhubungan
(mudah
keadaan saling
dihubungi),
mudah
dapat
dipahami
(dimengerti). (Poerwadarminta, 1989) Dengan demikian komunikatif menyiratkan kemampuan dan sifat suatu benda untuk berbicara sehingga mudah dipahami dan dimengerti maksud atau pesan-pesan apa yang disampaikannya. 2.5.3.2 Faktor-faktor Objektif Penyebab Suatu Objek Bersifat Komunikatif Terdapat 4 faktor yg saling berkaitan erat dalam menentukan
tingkat
komunikatif
suatu
objek
(Moektijono,1992) : 1. Kejelasan Fungsi pada Objek Objek yang pembuatannya tidak bertitik tolak dari fungsinya akan sulit dimengerti, dipahami, dan diketahui objek apakah itu. Objek yang menggambarkan fungsinya melalui bentuk yang tepat akan dengan cepat diterima commit to user
II - 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan pengertian dan perasaan yang tepat pula oleh pengamat. Langkah-langkah untuk mengadakan fungsi yg komunikatif pada objek adalah sbb : ·
Mengenali maksud objek : - Filosofi objek - Tujuan dan sasaran objek
·
Mengenali
data
objek
dan
fungsi
yg
direncanakan, meliputi : fungsi fisik, fisiologis, dan psikis. ·
Mengenali objek-objek yang telah umum dikenal yang memiliki fungsi-fungsi yang serupa untuk dijadikan acuan pengenalan.
2. Ketepatan Tanda dan Simbol pada Objek Tanda dan simbol yang tepat , yang dibubuhkan pada suatu objek akan memperjelas maksud keberadaan objek tersebut. Arti objek akan dengan mudah ditangkap dan dipahami ketika tanda dan simbol itu dilihat dan diamati. Tanda dan simbol yang tidak sesuai dengan makna objek akan menimbulkan
kebingungan
pengamat
dan
kekacauan penafsiran arti objek. Macam-macam tanda dan simbol: ·
Simbol yang agak tersamar yang menyatakan peran dari suatu bentuk (simbol tersamar)
commit to user
II - 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Objek-objek tertentu oleh karena fungsinya acap kali mempunyai bentuk-bentuk yang khas. Bentuk-bentuk ini lambat laun dianggap sebagai simbol dari objek tersebut. Misalnya atap pabrik yang bergerigi dan memiliki blower udara dianggap sebagai simbol dari sebuah pabrik. ·
Simbol Metaphor Masyarakat
cenderung
selalu
membandingkan bangunan yang dilihat dan diamati dengan bangunan atau benda lain. Keserupaan yang terjadi dianggap sebagai perwujudan suatu simbol. Misalnya apabila seseorang menemui 2 atau lebih bangunan dengan simbol yang sama maka, akan dianggap bangunan-bangunan tersebut memiliki fungsi yang sama. ·
Simbol
sebagai
unsur
pengenal
secara
fungsional dan lambang (simbol pengenal) Ada bentuk-bentuk yang telah dikenal secara umum oleh masyarakat sebagai ciri fungsi suatu bangunan. Jadi bentuk-bentuk tersebut, merupakan simbol dari bangunan-bangunan tertentu.
commit to user
II - 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb.2.22 Kubah pada masjid dan Simbol Salib pada Gereja Sebagai Simbol Pengenal Sumber : www.google.com/tempatibadah
3. Kesesuaian Pilihan Bahan pada Objek Bahan yang tepat akan sangat menunjang terjadinya pemahaman yang tepat pesan-pesan suatau objek. Bahan yang tepat memudahkan pengamat untuk menyimpulkan hakekat objek. Dikatakan
tepat
bila
bahan
bersesuaian
karakteristiknya dengan hakakat objek sedemikian hingga apa yang ditampilkan bahan (fisik) adalah gambaran pengertian dari maksud objek diadakan (non fisik). Macam-macam bahan: ·
Bahan struktural Yaitu bahan sebagai pembentuk wujud dasar suatu objek.
Gb.2.23 Struktur Rangka Baja pada Dinding SeattlePublic Library Sumber : seattlepubliclibrary.com
commit to user
II - 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Bahan non struktural Yaitu bahan yang berperan sebagai pembentuk akhir wujud objek. Dapat dibedakan atas ; -
Bahan pengisi
-
Bahan penghias
Gb.2.24 Material Transparan sebagai Material Pengisi pada Seattle Public Library Sumber : seattlepubliclibrary.com
4. Pengaturan Gestalt pada Objek Dalam
dunia
pengamatan,
gestalt
didefinisikan
sebagai sesuatu yang dalam pengamatan membentuk suatu keseutuhan atau totalitas tersendiri. (H.Th.M Verbeek dalam Moektijono, 1992) Arsitektur mengenal gestalt sebagai organisasi polapola
dengan
karakteristik
tertentu
yang
dapat
digunakan oleh seorang perancang guna memperkuat atau memperlemah perhubungan visual antara bagianbagian suatu komposisi. (James C. Snyder, Anthony J Catanese dalam Moektijono, 1992). Dengan demikian, pengaturan gestalt dapat membantu perancang :
commit to user
II - 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
·
Memilih
bagian-bagian
komposisi
yang
direncanakan ingin dirasa sebagai hubungan dan dirasa sebagai suatu kelompok. ·
Untuk menganalisis suatau rancangan yang tengah dikembangkan, untuk melihat organisasi gestalt macam apa yang tengah terbentuk dan apakah organisasi
gestalt
tersebut
menurunkan
atau
meningkatkan konsep-konsep perancangan. Jika ternyata menurun, perubahan-perubahan dalam bentuknya dapat dilakukan. Akhirnya, gestalt dapat dipergunakan untuk menyusun persepsi dan untuk membimbing pengamat mengamati sebuah
bangunan,
pengenalan sebagaimana
menyederhanakan
tujuan-tujuan halnya
kita
dalam
meningkatkan
proses bangunan
minat
kita
terhadapnya. (H.Th.M. Verbeek dalam Moektijono, 1992) 2.6
PUSAT BUKU SEBAGAI RUANG BERSAMA BAGI MASYARAKAT KOTA Ruang bersama sebagai ruang publik yaitu ruang yang berfungsi sebagai wadah interaksi bagi masyarakat. Ruang publik harus dapat memberikan kontribusi yang positif dalam kehidupan masyarakat, dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya serta harus dapat memberikan nilai positif yaitu kesenangan, kegembiraan, kenyamanan, keramahan, dan perasaan sejahtera (Crowhurst-Lennard and Lenard, 1987).
commit to user
II - 50
perpustakaan.uns.ac.id
2.6.1
digilib.uns.ac.id
Ruang Publik sebagai Ruang Terbuka Ruang publik pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitas/ kegiatan tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun kelompok (Hakim, 1987). Adapun ruang publik terbagi menjadi dua macam : (Budiharjo, 2005) 1. Ruang umum tertutup, yaitu ruang umum yang terdapat di dalam bangunan. 2. Ruang umum terbuka yaitu ruang umum yang terdapat di luar bangunan atau sering disebut sebagai ruang terbuka. Beberapa fungsi umum ruang terbuka, antara lain: · Tempat bermain dan berolahraga · Tempat bersantai · Tempat komunikasi sosial · Tempat peralihan, tempat menunggu · Sebagai ruang terbuka untuk mendapatkan udara segar dengan lingkungan. · Segala sarana penghubung antara suatu tempat ke tempat yang lain · Sebagai pembatas atau jarak antara massa bangunan. Ruang terbuka juga memiliki beberapa fungsi ekologis, yaitu: · Penyegaran udara · Menyerap air hujan · Pengendalian banjir · Memelihara ekosistem tertentu · Pelembut arsitektur bangunan
commit to user
II - 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ditinjau dari kegiatannya, ruang terbuka dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (Budiharjo, 2005) · Ruang terbuka aktif: mengandung unsur-unsur kegiatan di dalamnya. Berupa plaza, lapangan olah raga, tempat rekreasi. · Ruang terbuka pasif: tidak mangandung kegiatan manusia. Misal: ruang sebagai jarak terhadap rel kereta api.
Gb. 2.25 Contoh Ruang Terbuka sebagai Ruang Bersama bagi Masyarakat Kota sumber: www.PPS.org.
Sedangkan ruang terbuka publik dapat dikatakan sebagai tempat dimana masyarakat dapat melakukan aktivitas sehubungan dengan kegiatan hiburan dan rekreasi, dapat mengarah pada jenis kegiatan hubungan sosial serta untuk pertemuan/ kegiatan tertentu dipadukan dengan tempat perdagangan dan bukan saja berupa ruang luar yang bersifat sebagai perancangan lansekap untuk taman kota saja, tetapi lebih condong pada keterlibatan manusia di dalamnya sebagai pemakai fasilitas tersebut. Ruang terbuka publik juga berperan sebagai civic center, yang memiliki pengertian bahwa ruang terbuka publik merupakan suatu ruang luar yang terjadi dengan membatasi alam dan komponenkomponennya (bangunan) menggunakan elemen keras seperti
commit to user
II - 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pedistrian, jalan, plasa, pagar beton, den sebagainya; maupun elemen lunak seperti tanaman dan air sebagai unsur pelembut dalam lansekap dan merupakan wadah aktivitas masyarakat yang berbudaya dalam kehidupan kota. (Budiharjo, 2005). 2.7 KONDISI UMUM KOTA SURAKARTA 2.7.1 Kondisi Fisik Kota Surakarta 2.7.1.1 Kondisi Geografis dan Luas Wilayah Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut. Kota Surakarta terletak diantara 110 45` 15" - 110 45` 35" Bujur Timur dan 70` 36" - 70` 56" Lintang Selatan.
Gb.2.26 Peta Kota Surakarta Sumber: www.surakarta.go.id, 2008
commit to user
II - 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kotamadya
Daerah
Tingkat
II
Surakarta
secara
keseluruhan wilayahnya mempunyai luas 4.404,06 Ha, terbagi dalam 5 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres, dan Kecamatan Banjarsari dan 51 wilayah kelurahan Adapun batas wilayah administrasi tersebut : Utara
: berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan kabupaten Boyolali
Timur
: berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo dan kabupaten Karanganyar
Selatan : berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo Barat
: berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar Dari keseluruhan luas wilayah tersebut yang sudah
terbangun sekitar 3.896 Ha atau 88,47% dari keseluruhan luas wilayah di Kota Surakarta, sedangkan daerah yang belum terbangun luasnya sekitar 508 Ha atau 11,53 % yang terdapat di bagian utara dan barat kota. Terbatasnya lahan wilayah perkotaan menyebabkan perkembangan Kota Surakarta berkembang ke wilayah administrasi tetangga seperti Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Sukoharjo.
Berdasar
studi
dari
Proyek
Pengembangan Program Kota Terpadu (P3KT), luas wilayah perkotaan Surakarta saat ini telah mencapai sekitar 11.000-13.000 Ha atau berkembang hampir tiga kali lipat
commit to user
yang
meliputi
seluruh
wilayah
administrasi
Kota
II - 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surakarta.sebesar 4.404,06 Ha, sebagian di wilayah kabupaten Sukoharjo (Kecamatan Kartosuro, Grogol, Baki, Mojolaban) seluas 3.168 Ha dan sebagian di wilayah Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Jaten, Colomadu) seluas 1.143 Ha. PENGGUNAAN LAHAN
LUAS LAHAN
Perumahan/Pemukiman
2.675,91
Jasa
420,60
Perusahaan
282,12
Industri
101,42
Tanah Kosong diperuntukkan
68,33
Tegalan
98,44
Sawah
188,20
Kuburan
72,86
Lapangan Olah Raga
65,14
Taman Kota
31,60
Lain-lain
399,44
JUMLAH
4404,06
Tabel 2.1 Luas Penggunaan Tanah di Kota Surakarta Tahun 2001 Sumber: BPS Kota Surakarta, 2002
2.7.1.2 Kondisi Topografi Secara umum wilayah kota Surakarta termasuk merupakan dataran rendah yang dilalui oleh beberapa anak Sungai Bengawan Solo dan mempunyai ketinggian ± 92 m di atas permukaan air laut rata-rata (dpl) dengan
commit to user
kemiringan rata-rata 0-3 %. Kota Surakarta dahulu
II - 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagian besar wilayahnya merupakan daerah rawa dari proses dataran rendah yang terkena luapan aliran sungai dan banjir karena hujan. Saat ini bekas rawa tersebut menjadi lahan yang subur sehingga banyak penduduk dari luar kota datang dan tinggal untuk memanfaatkan lahan kota Surakarta menjadi beberapa kegiatan. 2.7.2
Kondisi Non Fisik 2.7.2.1 Sosial Kependudukan Perkembangan penduduk Kota Surakarta sekitar 0,77 % per tahun, dengan cenderung menurun. Di daerah pinggiran kota di luar Kotamadya seperti Kecamatan Kartosuro, Grogol, Baki, Mojolaban, Colomadu dan Jaten perkembangan penduduk cukup tinggi dengan bervariasi antara 2 %- 4 % per tahun. Data kependudukan terkait jumlah penduduk kota Surakarta pada tahun 2009 yang ditulis dalam situs resmi pemerintah daerah Surakarta dapat dijelaskan dalam tabel berikut:
JUMLAH PENDUDUK a
laki laki
250.868 Orang
b
perempuan
283.672 Orang
c
usia 0—4 tahun
35.164 Orang
d
usia 5—9 tahun
41.064 Orang
f
usia 10—14 tahun
46.256 Orang
usia 15—19 tahun
48.144 Orang
g
commit to user
II - 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
h
usia 20—24 tahun
51.920 Orang
i
usia 25—29 tahun
48.916 Orang
j
usia 30—34 tahun
43.424 Orang
k
usia 35—39 tahun
44.132 Orang
l
usia 40—44 tahun
40.828 Orang
m
usia 45—54 tahun
33.040 Orang
n
usia 55—59 tahun
26.196 Orang
o
usia 60—64 tahun
19.824 Orang
p
usia 65+ tahun
36.344 Orang
JUMLAH
534.540 orang
Tabel 2.2 Demografi Penduduk Berdasar Usia Tahun 2009 Sumber: www.surakarta.go.id, 2009
2.7.2.2 Perencanaan Tata Ruang Kota Surakarta Secara makro, perkembangan tata ruang kota Surakarta
dicirikan
sebagai
daerah
transisi
antara
kegiatan perumahan dan kegiatan komersial dan fasilitas umum yamg berkembang di dalam wilayah administrasi kotamadya Surakarta. Dalam RUTRK Kota Surakarta prioritas sebaran penduduk di letakkan di pinggiran wilayah kota, seperti di Kelurahan Mojosongo, Nusukan, Sumber, Banyuanyar dan sekitarnya. Sedangkan daerah pusat kota diperuntukkan sebagai daerah komoditi perdagangan dan pusat kegiatan sosial perekonokiam kota.(sumber : RUTRK hal. III-19). 1. Pengembangan Sub Wilayah Pengembangan (RUTRK
commit to user 1993-2013)
II - 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rencana pembagian satu wilayah pembangunan dan pelayanan
dibagi
dalam
Pengembangan)
dan
Pengembangan).
Empat
4
10
WP
SWP wilayah
(Wilayah
(Sub
Wilyah
pengembangan
tersebut adalah WP utara, WP selatan, WP timur, dan WP barat.
Gb 2.27 Peta Pembagian SWP Sumber: RUTRK Kota Surakarta 1993-2013
2. Rencana Struktur Tata Guna Tanah Fungsi
masing-masing
SWP
dengan
prosentase
kegiatannya seperti ditunjukkan pada tabel berikut :
Skala Pelayanan Kegiatan Fungsi / kegiatan (%) Ters SWP
Sekunder
Ling BW Kota Reg Nas Inter K
I
Primer
ü
ü
A
B
C
D
E
F
G
H
/lokal ü
ü
ü
20
10
commit to user
II - 58
70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ü
ü
ü
ü
ü
ü
10
III ü
ü
ü
ü
ü
ü
15 15
K IV ü e
ü
ü
ü
ü
ü
5
ü
ü
ü
ü
e VI ü r
ü
ü
ü
VII ü
ü
ü
VIII ü
ü
ü
ü
ü
IX ü
ü
ü
ü
ü
II
V
t
5
5
25
45
5
10
65
15
5
10
70
5
10
5
15
10
5
10 10 60
5
75
5
5
90
10 25
5
55
15
5
75
5
90
5
P X
ü
ü
ü
5
e Tabel 2.3 Peta Pembagian SWP Sumber: RUTRK Kota Surakarta 1993-2013
Sub Wilayah Pembangunan Kota Surakarta 1. SWP I
: Pucangsawit, Jagalan, Gandekan,
Sangkrah, Kp. Sewu, dan Semanggi 2. SWP II
: Kampung Baru, Kepatihan Kulon,
Kepatihan Wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan,
Keprabon,
Ketelan,
Timuran,
Punggawan, Stabelan, dan Sudiroprajan 3. SWP III
:
Joyotakan,
Danukusuman,
Serengan, Kratonan, Jayengan, Kemlayan, Pasar Kliwon,
Gajahan,
Kauman,
Baluwarti,
Kedung
Lumbu, dan Joyosuran
commit to user
II - 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. SWP IV
:
Tipes,
Bumi,
Panularan,
Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan, dan Mangkubumen 5. SWP V
:
Pajang,
Laweyan,
dan
Sondakan 6. SWP VI
: Karangasem, Jajar, dan Kerten
7. SWP VII
: Sumber dan Banyuanyar
8. SWP VIII
: Jebres dan Tegalharjo
9. SWP IX
: Kadipiro dan Nusukan
10. SWP X
: Mojosongo
Keterangan : A =
Fungsi Pariwisata
B =
Fungsi Kebudayaan
C =
Fungsi Olahraga
D =
Fungsi Industri
E =
Fungsi Pendidikan
F =
Fungsi Perdagangan
G =
Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran
H =
Fungsi Perumahan
BWK=
Bagian Wilayah Kota
Inter=
Internasional
SWP=
Sentra Wilayah Pengembangan
2.8 PENERBIT BUKU DAN SARANA PUSTAKA DI SURAKARTA 2.8.1 Penerbit Buku di Surakarta Pada dasarnya, penerbitan buku di lingkup Kota Surakarta
commit to user
dan sekitarnya masih bergantung pada kota-kota besar di sekitar
II - 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kota Surakarta dan ibukota negara yaitu Jakarta. Buku-buku yang beredar di Surakarta, umumnya masih diterbitkan oleh penerbitpenerbit dari kota besar. Di Surakarta sendiri, terdapat beberapa penerbit buku. Buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit di Surakarta umumnya meliputi buku-buku referensi pendidikan (Text Book), buku-buku rohani, dan buku bacaan umum. Adapun penerbit-penerbit tersebut antara lain: 2.8.1.1
Penerbit Buku Referensi Pendidikan Penerbit buku referensi pendidikan di Surakarta antara lain Tiga Serangkai dan Widya Duta.
2.8.1.2
Penerbit Buku Rohani Penerbit buku rohani di Surakarta antara lain Pustaka Arafah, P. Barokah, Al Alaq, Jazera, Aqwam, Al Qowam, WIP, Ziyad, MVM, Kafayeh.
2.8.1.3
Penerbit Buku Bacaan Umum Penerbit buku bacaan umum di Surakarta antara lain Grahadi Group, Mahabuku, , Era Intermedia dan Buana Raya.
2.8.2 Sarana Pustaka di Surakarta 2.8.2.1 Perpustakaan Perpustakaan yang ada di Surakarta, antara lain: 1. Perpustakaan Daerah Kota Surakarta ·
Lokasi
Lokasi Perpustakaan Umum Kota Surakarta atau Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Surakarta berada di
commit to user
II - 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jl.Kepatihan
Surakarta,
tepatnya
di
Kelurahan
Kepatihan Wetan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta. Batas-batas bangunan sebagai berikut : Sebelah utara
: Masjid Al Fatih Kepatihan
Sebelah timur
: Jl. Kepatihan
Sebelah selatan
: perkampungan warga
Sebelah barat
: perkampungan warga
Bangunan perpustakaan sekarang adalah bekas SDN Kepatihan. Jalan di depan perpustakaan tidak dilalui oleh kendaraan umum. Lokasi hanya bisa dicapai dengan kendaraan pribadi.
Gb.2.28 Perpustakaan Daerah Kota Surakarta Sumber: dokumen pribadi
·
Pelaku Pelaku kegiatan di Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah Surakarta dibedakan menjadi dua, yakni pengunjung dan pengelola. - Pengunjung Komposisi pengunjung adalah pelajar SD, SLTP, SLTA,
Mahasiswa,
Pegawai
dan
Umum.
commit to user
II - 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengunjung terbanyak adalah kalangan masyarakat umum. TAHUN
2004
2005
2006
2007
JUMLAH
19.040
18.628
14.038
13.243
53
51
38
36
TOTAL Jumlah Pengunjung Rata-Rata Perhari Tabel 2.4 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Daerah Surakarta Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Surakarta, 2008
- Pengelola Kepala Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah
Surakarta
Kelompok Jabatan Fungsional
Seksi Pengelolaan Arsip
Sub. Bagian Tata Usaha
Seksi Teknis Perpustakaan
Seksi Pelayanan Pemakai Perpustakaan
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Surakarta Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Surakarta, 2008
Jumlah keseluruhan pegawai saat ini adalah 32 orang, dengan rincian sebagai berikut : Kepala perpustakaan
: 1 orang
Kelompok Jabatan Fungsional
: 5 orang
commit to user
II - 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sub. Bagian Tata Usaha
: 9 orang
Seksi Pengelolaan Arsip
: 5 orang
Seksi Teknis Perpustakaan
: 6 orang
Seksi Pelayanan Pemakai Perpustakaan : 7 orang ·
Koleksi Macam dan jenis koleksi yang dimiliki Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Surakarta meliputi koleksi umum yang terdiri dari koleksi fiksi dan nonfiksi, koleksi referensi, koleksi khusus (Belanda), koleksi audiovisual (video, CD) dan koleksi periodikal ( majalah, surat kabar/koran, buletin). Berikut jenis dan jumlah koleksi perpustakaan:
Koleksi Fiksi
Judul 5.734
Eksemplar
Keterangan
6800 Data buku hilang/rusak terhitung dari tahun
Nonfiksi
17.610
25.032 1971 s/d maret 2006
Referensi
6.279
6.898 Buku rusak: 4.178 eks.
Belanda Jumlah
1.856 31.479
2.335 Hilang
: 4.985 eks.
Jumlah
: 9.163 eks.
41.065
Tabel 2.5 Koleksi Buku Perpustakaan Daerah Surakarta Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Surakarta, 2008
Jumlah koleksi audiovisual dan periodikal terinventaris.
tidak
Pengadaan koleksi perpustakaan
commit diperoleh darito user pembelian, pertukaran, hadiah dan
II - 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sumbangan. Data mengenai pertambahan koleksi pertahun tidak diketahui secara pasti karena tidak terinventaris
secara jelas.
Berikut
data jumlah
sumbangan pada tahun 2006 dan 2007. - Sumbangan pada tahun 2006 = 329 eksemplar, 330 judul. - Sumbangan pada tahun 2007 = 2096 eksemplar, 1048 judul. Dari sini pertambahan jumlah koleksi pertahun dapat diasumsikan sebagai berikut : Jika diambil pertambahan koleksi pertahun 2096 eksemplar dan jumlah koleksi tahun 2007 ditetapkan 41.065 eksemplar. Maka pertambahan tiap tahun adalah sekitar 5 %. Jika pertahun buku yang hilang/rusak diasumsikan 0,5 % (berdasarakan Data buku hilang/rusak terhitung dari tahun 1971 s/d maret 2006). Maka pertambahan buku pertahun setelah dikurangi buku yang hilang atau rusak adalah 4,5 %. ·
Ruang Bangunan perpustakaan terdiri dari dua lantai, dengan ruang-ruang sebagai berikut : -
Lantai 1 berisi ruang pelayanan perpustakaan, ruang sirkulasi (peminjaman dan pengembalian koleksi), ruang penitipan tas, ruang koleksi umum dan periodikal, ruang koleksi referensi
commit to user
II - 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan bahasa asing, kamar kecil/KM, gudang, parkir karyawan dan pengunjung. -
Lantai 2 berisi ruang pimpinan, ruang tata usaha,
ruang
kasi
arsip,
ruang
teknis
perpustakaan, ruang rapat.
Gb.2.29 Denah lantai 1 Perpustakaan Daerah Kota Surakarta Sumber: dokumen pribadi
Gb.2.30 Denah lantai 2 Perpustakaan Daerah Kota Surakarta Sumber: dokumen pribadi
commit to user
II - 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb.2.31 Halaman (kiri), rg. Catalog (tengah), rg. Sirkulasi(kanan) Sumber: dokumen pribadi
2. Perpustakaan Monumen Pers Terletak di Jl. Gajah Mada 59 Solo. Perpustakaan ini kurang terlihat dari jalan raya kareena terletak di lantai 2 gedung Monumen Pers Nasional, sehingga banyak anggota
yang
tidak
mengetahui
keberadaan
perpustakaan tersebut. Perpustakaan Pers Nasional ini tidak terlalu luas dan hanya menyediakan sedikit tempat untuk membaca. Perpustakaan ini menyediakan buku-buku dari berbagai bidang ilmu. Selain itu juga menyediakan majalah, surat kabar dan tabloid. Jumlah koleksi buku perpustakaan Monumen Pers Nasional terdapat dalam tabel berikut ini :
Koleksi
Eksemplar
Ilmu pengetahuan umum
640
Filsafat
247
Agama
174
Ilmu social Bahasa Ilmu pengetahuan murni commit to user
3130 242 219
II - 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Teknologi
1015
Kesenian
288
Kesustrasaan
2190
Geografi dan sejarah
853
Fiksi
963
Pers dan komunikasi
1764
Jumlah
11725
Tabel 2.6 Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Monumen Pers Nasional Sumber: Kantor Arsip Perpustakaan Monumen Pers Nasional, 2008
3. Perpustakaan Pura Mangkunegaran Menyediakan buku-buku kesustrasaan jawa, pariwisata, ekonomi dan pertanian yang cukup banyak, tetapi kurang menyediakan tempat untuk membaca. Jumlah koleksi buku terdapat dalam tabel di bawah ini :
Koleksi
Eksemplar
Mangkunegaran I
1300
Mangkunegaran II
799
MN
28
Piwulang
907
Sejarah
1004
Sejarah II
822
Sastra
1260
Wayang
1086
Menak Karawitan
86 305
commit to user
II - 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tari
1611
Primbon
98
Pariwisata
741
Surat-surat
35
Ekonomi dan
56
pertanian
245
Kesehatan
51
Fauna dan flora
202
Dongeng
300
Serba-serbi
143
Batik
33
Politik Jumlah
11112
Tabel 2.7 Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Pura Mangkunegaran Sumber: Kantor Arsip Perpustakaan Pura Mangkunegaran, 2008
4. Perpustakaan Museum Radya Pustaka Museum Radya Pustaka memiliki satu ruangan khusus yang digunakan untuk perpustakaan. Perpustakaan ini menyediakan buku-buku pengetahuan dan budaya, antara lain : sejarah, seni, adat, pranata mangsa dan sebagainya.
Perpustakaan
ini
hanya
sedikit
menyediakan meja dan kursi untuk membaca. Jumlah koleksi perpustakaan Museum Radya Pustaka adalah sbb:
commit to user
II - 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Koleksi
Eksemplar
Buku yang ditranskip Skripsi, Tesis dan Disertasi
157 36 489
Buku kiriman
1463
Buku jawa
1287
Buku Indonesia Jumlah
3432
Tabel 2.8 Jumlah Koleksi Perpustakaan Museum Radya Pustaka Sumber: Kantor Arsip Perpustakaan Museum Radya Pustaka, 2008
2.8.2.2 Toko Buku Toko buku di Surakarta yang menyediakan koleksi-koleksi buku dan kelengkapannya bagi masyarakat Surakarta antara lain: 1. Toko buku yang menjual berbagai jenis buku dan alat tulis Toko buku yang dimaksud antara lain toko buku Gramedia, Kharisma, Sekawan dan Togamas 2. Toko buku yang menjual buku-buku dan perlengkapan rohani Toko buku yang dimaksud antara lain toko buku Sion, Nafin, Tunas Mekar, Cahaya, Kuala Pustaka dan sebagainya. 3.
Toko buku yang menjual buku bekas Fenomena buku bekas memang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Surakarta. Karena selain masih layak
commit to user
II - 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pakai, buku bekas memiliki harga yang miring. Toko buku bekas di Surakarta umumnya berupa kios-kios terbuka seperti pada kios buku bekas di belakang taman Budaya Sriwedari dan kios-kios di alun-alun utara. 2.8.2.3 Kafe Buku Kafe buku merupakan sarana pustaka yang mengawinkan antara perpustakaan dengan kafe. Di sini tersedia berbagai macam koleksi buku seperti perpustakaan yang dibalut dengan suasana kafe. Menyediakan pula makanan dan minuman seperti kafe pada umumnya. Satu-satunya kafe buku di Surakarta yaitu kafe buku Green Book, yang terletak di Kalitan. Green Book menyediakan buku-buku pengetahuan
umum,
komik,
dan
berbagai
majalah.
Pengunjung kafe buku ini pada umumnya adalah pelajar dan mahasiswa. Tabel di bawah ini merupakan tabel kesimpulan karakter fisik dan karakter non fisik pada sarana pustaka di Surakarta yang didasarkan pada pengamatan pribadi penulis. Sarana Pustaka Toko buku Gramedia
Toko buku Tunas
Koleksi Buku
Area Baca
Berbagai bidang
Kurang
ilmu
memadai
Rohani kristiani
Tidak tersedia
Berbagai bidang
Tidak tersedia
Mekar Toko buku bekas
commit to user
II - 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ilmu Perpustakaan
Berbagai bidang
Kurang
Daerah Surakarta
ilmu
memadai
Perpustakaan
Berbagai bidang
Kurang
Monumen Pers
ilmu
memadai
Sastra jawa
Kurang
Nasional Perpustakaan Pura Mangkunegaran
memadai
Kafe Buku Green
Berbagai
Memadai
Book
majalah,komik,dan pengetahuan umum Tabel 2.9 Karakter Fisik Sarana Pustaka di Surakarta Sumber: analisa penulis
Sarana Pustaka
Toko buku
Sistem
Mayoritas
Motivasi
Pelayanan
Pengunjung
Pengunjung
Terbuka
Segala usia
Gramedia Toko buku Tunas
buku Terbuka
Mekar Toko buku bekas
Perpustakaan Daerah Surakarta
Membeli
Terbuka
Terbuka
Dewasa,
Membeli
keluarga
buku
Pelajar,
Membeli
mahasiswa
buku
Pelajar,
Mencari
Mahasiswa
informasi / data
Perpustakaan
Terbuka commit to user Mahasiswa
Mencari
II - 72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Monumen Pers
informasi /
Nasional
data
Perpustakaan
Tertutup
Pura
Pelajar,
Mencari
Mahasiswa
informasi /
Mangkunegaran Kafe Buku Green Book
data Terbuka
Pelajar,
Membaca
mahasiswa
buku dan bersosialisasi
Tabel 2.10 Karakter Nonfisik Sarana Pustaka di Surakarta Sumber: Analisa Pribadi
2.9 POTENSI DAN PROSPEK PUSAT BUKU DI SURAKARTA Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa penerbitan dan pendistribusian buku di Surakarta masih tergantung pada kota-kota besar di sekitar Surakarta seperti Yogyakarta, Semarang, Surabaya, bahkan Jakarta. Karena tidak adanya kantor perwakilan penerbit-penerbit besar menyebabkan lamanya pendistribusian. Karena lamanya pendistribusian ini menyebabkan ketidaksamaaan harga buku di kota besar dengan kota Surakarta dan kota-kota kecil di sekitar Surakarta, seperti Sukoharjo, Solobaru, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Klaten, dan Boyolali yang membutuhkan pendistribusian buku dalam jumlah yang besar. Kebutuhan akan buku di Surakarta dan kota-kota kecil di sekitarnya juga dapat dilihat dari ramainya even-even pameran buku yang diselenggarakan di Surakarta. Fenomena lain adalah berkembangnya masyarakat Surakarta menuju masyarakat yang modern yang membutuhkan sarana pustaka yang lebih memadai dan modern. Pusat Buku di Surakarta merupakan sarana
commit to user yang dapat menjadi solusi bagi fenomena-fenomena di atas. Disamping itu,
II - 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
letak kota Surakarta sangat strategis untuk pendistribusian buku dan pencapaian sarana pustaka. Di Surakarta sendiri belum terdapat pusat buku yang mengintegrasi kegiatan informasi buku, distribusi buku, promosi buku, dan sosialisasi melalui buku. Dengan potensi dan kondisi kota Surakarta yang sangat mendukung
terhadap perkembangan
perbukuan
nasional,
tentunya
perencanaan Pusat Buku di Surakarta akan memberi suatu sumbangan positif terhadap kota Surakarta, antara lain: · Meratanya harga buku di pasaran lokal dengan pasaran nasional karena lancarnya pendistribusian buku. · Kemudahan penyaluran hasil karya baru kepada penerbit- penerbit besar yang umumnya hanya terdapat di kota besar. · Meningkatkan potensi industri penerbitan buku lokal dan mengenalkan kepada masyarakat luas hasil karya lokal, sehingga penerbit lokal dapat bersaing dengan penerbit besar berskala nasional. · Meningkatkan pemasukan bagi pariwisata kota Surakarta dengan adanya event-event perbukuan yang diharapkan dapat menarik wisatawan dari luar kota Surakarta. · Menyediakan public space baru bagi warga Surakarta untuk bersosialisasi dan mengekspresikan diri.
commit to user
II - 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PUSAT BUKU DI SURAKARTA YANG DIRENCANAKAN
3.1 PENGERTIAN PUSAT BUKU DI SURAKARTA Pusat Buku di Surakarta merupakan suatu tempat yang menampung segala macam aktivitas yang bersumber dari buku dan sejenisnya yang menyediakan sarana untuk memperoleh informasi dari buku dan informasi buku yang baru terbit, distribusi buku, promosi buku, serta sosialisasi melalui buku di lingkup regional Surakarta. Serta berperan untuk menumbuhkan minat masyarakat akan buku melalui ekspresi bangunan dan ruang yang modern, komunikatif, dan atraktif. 3.2 FUNGSI DAN PERAN PUSAT BUKU DI SURAKARTA 3.2.1
Fungsi Pusat Buku di Surakarta memiliki fungsi antara lain: 1. Menghimpun kegiatan yang berhubungan dengan buku seperti kegiatan informasi berupa perpustakaan, akses internet/hotspot, diskusi, dan bedah buku; kegiatan distribusi buku berupa penerbitan,
percetakan,
dan
pergudangan/kargo;
kegiatan
promosi berupa pameran, jual-beli, dan launching buku; serta kegiatan sosialisasi melalui buku yang menghadirkan ruang bersama bagi masyarakat kota. 2. Sebagai fasilitas bagi masyarakat dalam penyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan dunia perbukuan. 3. Memajukan industri buku lokal dan memudahkan penyaluran
to user karya-karya baru commit ke kancah nasional bahkan internasional. III - 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Menambah pemasukan ekonomi kota Surakarta dengan adanya kegiatan perbukuan yang atraktif, rekreatif dan lebih beragam. 5. Meningkatkan nilai kota Surakarta dalam aspek sosial dan lingkungan. 3.2.2
Peranan Pusat Buku di Surakarta memiliki peranan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan peranan kota Surakarta dalam dunia perbukuan nasional, serta memfasilitasi berbagai potensi di bidang perbukuan di Indonesia. 2. Membantu meningkatkan kuantitas pemasaran produk-produk buku
lokal
hingga
nasional
dan
memfasilitasi
sarana
pengembangan kualitas buku di Indonesia dengan sarana promosi dan informasi yang ada. 3. Membantu menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat dan membentuk mind set baru tentang kebiasaan membaca yang menyenangkan
dari
ungkapan
bangunan
yang
modern,
komunikatif, dan atraktif. 4. Membantu memfasilitasi sarana sosialisasi berupa public space atau open space
yang saat ini tengah dibutuhkan masyarakat
kota Surakarta. 3.3 SKALA DAN SEGMEN PELAYANAN 3.3.1
Skala Pelayanan Skala pelayanan bersifat regional untuk kota Surakarta dan sekitarnya, artinya :
commit to user III - 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Pusat Buku di Surakarta menangani semua subjek buku yang ada di regional kota Surakarta dan sekitarnya. 2. Melayani pelanggan dari kota Surakarta dan sekitarnya. 3.3.2
Segmen Pelayanan 1. Segmen pelayanan untuk sektor eceran, meliputi penjualan untuk masyarakat luas. 2. Segmen penjualan untuk sektor distribusi dan Selling Agent, meliputi penjualan untuk : · Toko-toko pengecer buku · Perpustakaan formal dan non formal
3.4 KELEMBAGAAN Pusat Buku di Surakarta merupakan badan usaha milik swasta yang bekerja sama dengan pemerintah daerah. Dimana dalam operasionalnya berkaitan langsung dengan IKAPI dan pengusaha modal. 3.5 PELAKU KEGIATAN 3.5.1
Pengunjung Pengunjung Pusat Buku di Surakarta adalah seluruh masyarakat dengan segala segmen usia, seperti: 1. Anak-anak 2. Remaja 3. Pelajar / mahasiswa 4. Masyarakat umum
3.5.2
Pelaku pusat buku 1. Pelaku penerbitan 2. Pelaku percetakan dan pergudangan/kargo 3. Distributor buku / toko buku, commit to baik userbuku baru maupun buku bekas III - 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Pelaku usaha jasa internet 5. Pelaku usaha movie theater 6. Pelaku usaha kafe buku 7. Panitia penyelenggara (event organizer) kegiatan perbukuan 3.5.3
Pengelola 1. Pengelola utama ·
Direktur
·
Wakil direktur
2. Pengelola inti · General manager · Part manager 3. Pengelola pelaksana · Pengelola bagian 4. Pengelola lapangan · Staf-staf bagian 3.6 KARAKTERISTIK KEGIATAN 3.6.1
Kegiatan Umum 1.
Kegiatan bersama bagi masyarakat kota seperti pertunjukan kesenian tradisional dan kesenian yang berhubungan dengan buku
seperti
puisi
dan
syair
juga
perlombaan
yang
berhubungan dengan buku. 2.
Rekreasi pasif antara lain jalan-jalan, membaca, bersantai, dan browsing atau hotspot.
3.6.2
Kegiatan Utama Yaitu kegiatan pokok yang menjadi tujuan penyelenggaraan Pusat
commit to user
Buku di Surakarta,meliputi :
III - 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Informasi buku ·
Antara lain informasi mengenai buku, atau tempat kemana orang harus mencari penjelasan mengenai buku yang ada, harga, isi, dsb.
·
Sebagai book cybermarketing center, yang meyediakan sambungan internet ke situs-situs perpustakaan, e-book, dan berbagai pusat buku di dunia.
·
Kegiatan membaca buku dan transfer informasi dari buku ke pembaca buku.
·
Kegiatan diskusi dan bedah buku yang baru terbit untuk menginformasikan resensi dari buku yang baru terbit kepada masyarakat luas.
2. Distribusi buku ·
Penyaluran buku dari perusahaan penerbitan maupun kantor cabang penerbit dari kota besar di sekitar kota Surakarta ke kota Surakarta dan kota-kota kecil di sekitar Surakarta.
·
Kantor
cabang
percetakan
dari
sebagian
perusahaan
penerbitan buku yang terdapat di Pusat Buku di Surakarta . ·
Kegiatan informasi penyaluran karya-karya baru melalui perusahaan penerbitan maupun kantor cabang perusahaan penerbitan buku.
·
Kegiatan pergudangan atau kargo pada pendistribusian buku.
3. Promosi dan penjualan buku ·
Kegiatan pameran dan launching buku
commit to user III - 5
perpustakaan.uns.ac.id
·
digilib.uns.ac.id
Penjualan buku baru baik secara grosir maupun eceran. Pembeliaannya bisa secara langsung maupun pemesanan via pos dan internet.
·
Penjualan buku bekas secara eceran
4. Sosialisasi melalui buku ·
Kegiatan membaca buku dengan sajian serupa dengan kafe atau perpustakaan non formal.
·
Kegiatan menonton film yang berangkat dari buku (dan sejenisnya), film-film dokumenter dan film-film pendidikan serta launching film baru.
·
Berbagai kegiatan lomba yang berhubungan dengan buku sehingga menumbuhkan minat baca dan penciptaan karya baru di kalangan masyarakat.
3.6.3
Kegiatan Pengelolaan Berupa
kegiatan
pengelolaan,
pengaturan
hubungan
serta
mengorganisir kegiatan intern yang berlangsung di Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan. Sifat kegiatan tergantung dari macam kegiatan, baik formal maupun informal. Bentuk kegiatannya meliputi: 1. Koordinasi segala kegiatan baik pada kegiatan umum, kegiatan perbukuan atau kegiatan utama termasuk kegiatan penunjang di dalamnya. 2. Mengadakan hubungan atau kerjasama dengan dinas-dinas yang berwenang. 3. Rapat dan diskusi.
commit to user III - 6
perpustakaan.uns.ac.id
3.6.4
digilib.uns.ac.id
Kegiatan Penunjang 1. Kegiatan kuliner 2. Kegiatan pelengkap seperti ATM dan telepon umum
3.6.5
Kegiatan Servis Jenis kegiatan servis antara lain kegitan metabolisme, parkir, maintenance utilitas dan bangunan, dan kegiatan ibadah.
3.7 FREKUENSI KEGIATAN Frekuensi kegiatan dalam Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan dibagi dalam duakategori pelayanan, yaitu :
1. Akses untuk kegiatan umum dan penunjang : Senin-Minggu pukul 09.0021.00
2. Akses untuk kegiatan utama : ·
Kegiatan informasi, promosi/penjualan, dan sosialisasi : Senin – Minggu pukul 09.00-21.00
· 3.8
Kegiatan distribusi : Senin – Sabtu pukul 08.00-17.00
SISTEM PENGELOLAAN 3.8.1 Secara Umum Pemilik atau investor membentuk organisasi pengelola yang menangani operasional, pemasaran, keuangan, dan perawatan bangunan. Adapun sistem pengelolaannya adalah sebagai berikut : 1. Penataan ruang-ruang yang disewa ditangani sendiri oleh pihak penyewa, selain ruang pertemuan, ruang lomba, dan sejenisnya. 2. Biaya listrik, AC, telepon diperoleh dari servis charge yang dibebankan kepada penyewa, kecuali ruang pertemuan, ruang serba guna, dan ruang pamer temporer yang dihitung langsung
commit dalam harga sewa ruang.to user III - 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pengelola akan membantu pemasaran produk dalam bentuk promosi kepada masyarakat luas. 3.8.2 Secara Khusus 1. Direksi Terdiri dari direktur dan wakil direktur. Bertugas sebagai pimpinan dan penyusun kebijaksanaan dasar kegiatan dan penyelenggaraan Pusat Buku di Surakarta secara keseluruhan. 2. General Manager Bertugas menjabarkan kebijaksanaan direksi ke dalam strategi pelaksanaan yang akan dilaksanakan oleh seluruh staf Pusat Buku di Surakarta. 3. Marketing Manager Bertugas
mengkoordinasikan
jalannya
strategi
pelaksanaan
pemasaran yang meliputi usaha informasi dan promosi. 4. Store Manager Membawahi Kabag gudang / kargo yang bertugas mengkoordinir penyimpanan barang-barang. 5. Operasional Manager Bertugas mengkoordinasikan jalannya strategi pelaksanaan kerja staf dan gedung. Bagian ini membawahi : ·
Kabag Personalia Bertugas mengatur hal-hal yang menunjang pelaksanaan kerja semua staf.
commit to user III - 8
perpustakaan.uns.ac.id
·
digilib.uns.ac.id
Kabag Gedung Mengoperasikan dan merawat peralatan serta merawat perlengkapan gedung.
6. Finance Manager Bertugas
mengkoordinasikan
strategi
jalannya
pelaksanaan
keuangan. Bagian ini membawahi : · Bendahara Menyimpan keuangan hasil kegiatan Pusat Buku di Surakarta. · Pembukuan Mencatat lalu lintas keluar masuk keuangan Pusat Buku di Surakarta. · Kasir Melakukan atau menerima pembayaran dari Pusat Buku di Surakarta.
commit to user III - 9
3.9
STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi yang ada pada Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan adalah sebagai berikut : DIREKSI Sekretaris GENERAL MANAGER
MARKETING MANAGER
INFORMASI
OPERATIONAL MANAGER
PROMOSI
PERSONALIA
GEDUNG
MAINTENANCE
Staf
Staf
Staf
STORE MANAGER
Staf
FINANCE MANAGER
GUDANG
KASIR
PEMBUKUAN
Staf
Staf
Staf
BENDAHARA
OPERATIONAL
Staf
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Pusat Buku di Surakarta yang Direncanakan Sumber :analisa penulis, 2010
Staf
III - 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.10 STRATEGI RANCANG BANGUN 3.10.1
Permasaan dan Struktur Bangunan
Pusat
Buku
di
Surakarta
yang
direncanakan adalah bangunan yang menerapkan unsurunsur arsitektur modern. Dalam perkembangan dunia arsitektur, arsitektur modern merupakan gaya arsitekur yang mengedepankan unsur geometris serta penggunaan bahan fabrikasi (industrialisasi) yang mencerminkan kemajuan teknologi. Dalam pemikirannya, Arsitektur Modern berusaha untuk meninggalkan gaya lama untuk menciptakan sesuatu penampilan yang baru. Dalam hal ini, bangunan pusat buku yang direncanakan berusaha ditampilkan secara berbeda dari penampilan bangunan sarana pustaka yang sudah ada (konvensional) guna menciptakan image / citra baru dan modern bagi sebuah sarana pustaka. Beberapa strategi desain pada perancangan Pusat Buku di Surakarta dengan penerapan unsur-unsur desain arsitektur Modern antara lain sebagai berikut : (Jenks, 1982) 1. Pemisahan Fungsional Pada
bangunan
pusat
buku
yang
direncanakan,
pemisahan fungsional pada tiap-tiap ruang dilakukan secara jelas, meskipun tidak seluruh ruangan terpisah secara masif. Pemisahan dilakukan antara lain melalui dinding masif, perbedaan level lantai, penggunaan warna tertentu, serta tingkat akustik ruang. Penentuan
commit to user
III - 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut didasarkan pada pertimbangan fungsi masingmasing ruang ataupun ruang yang membutuhkan perlakuan khusus. 2. Kulit dan Rangka Kulit bangunan dalam hal ini akan diterapkan pada bangunan pusat buku yang
direncanakan sesuai
dengan bentuk asli bangunan. Bentuk asli tersebut mengikuti rangka yang menopang atau menjadi struktur utama bangunan. Selain memperindah bangunan, kulit di sini akan dimanfaatkan untuk memunculkan daya tarik masyarakat dengan karakter yang ekspresif dan representatif sebagai sebuah pusat buku di era modern. 3. Ketransparanan Transparan yang akan diterapkan pada bangunan pusat buku yang direncanakan yang paling utama adalah transparan dalam hal view dan pencahayaan. Unsur tersebut dapat dilihat pada penggunaan material yang menciptakan efek transparan seperti material kaca. 4. Simetri dan Keteraturan Simetri
dan
keteraturan
dapat
diciptakan
melalui
pengaturan sistem strukur seperti modulasi, serta keteraturan tiap komponen penunjang yang digunakan untuk membuat bangunan ini menjadi atraktif. Simetri dalam hal ini tidak diterapkan sebagai bagian / sisi yang
commit to user III - 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sama besar, melainkan lebih cenderung ke tampilan yang seimbang, tidak ekstrim. 5. Plat Lantai dan Balok Menjulang Bangunan
pusat
buku
yang
direncanakan
akan
mengekspos bagian plat lantai dan balok sehingga elemen struktur tersebut nampak jelas pada bangunan. Hal ini sekaligus sebagai pemanfaatan sebagai elemen atraktif meskipun bentuk dasar bangunan sederhana. 3.10.2 Ekspresi Bangunan Karakter bangunan arsitektur modern yang dapat diaplikasikan pada bangunan pusat buku yang direncanakan, antara lain sebagai berikut : 1.
Perletakkan ruang-ruang pada pusat buku yang berdasarkan pada zona-zona ruang dengan mempertimbangkan fungsi tiaptiap ruang, seperti area informasi, distribusi, promosi, dan sosialisasi.
Pemisahan
fungsi
ruang
tersebut
juga
mempertimbangkan aspek hubungan masing-masing ruang. 2.
Transparasi diwujudkan dengan penggunaan material kaca baik pada eksterior maupun interior bangunan. Pada bagian eksterior, kaca diaplikasikan untuk memperjelas kulit bangunan sekaligus sebagai transparasi view dan cahaya. Transparasi view berguna untuk memberikan kesan bahwa orang yang berada di dalam bangunan seolah-olah dekat dengan alam, karena dengan melihat alam maka dapat memberikan tingkat optimalisasi lebih tinggi pada kegiatan membaca. Dengan
commit to user
III - 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan kaca double-layer dan anti ultraviolet maka sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan sedangkan panasnya ditolak sehingga tetap memberikan kenyamanan. 3.
Selain bagian eksterior, pada interior bangunan pusat buku, kaca dapat digunakan sebagai partisi antar ruang dan skylight guna memberikan pencahayaan yang alami.
4.
Menggunakan material fabrikasi dengan teknologi masa kini, seperti beton pra cetak ataupun baja yang pengaplikasiannya cukup praktis, serta mendukung kesan modern.
5.
Kesan keteraturan dapat diciptakan melalui modulasi dari sistem
strukur,
pola
peruangan,
serta
komponen
yang
mempengaruhi keteraturan tampilan pada Pusat Buku di Surakarta. Walaupun dalam arsitektur modern berusaha untuk menciptakan bangunan yang tidak keteraturan
tetap
diterapkan
biasa namun unsur
mengingat
bangunan
yang
direncanakan adalah sarana pustaka dimana fungsi utamanya yaitu sebagai wadah untuk menggali ilmu (belajar) yang memerlukan keteraturan selain sebagai wadah komersial. Sebagai unsur estetika dan penciptaan kesan atraktif dapat dilakukan dengan pengolahan kulit bangunan. 6.
Mengekspos sistem strukur yang digunakan sehingga plat lantai dan balok terlihat tegas dan memunculkan unsur garis geometris. Ekspos dilakukan untuk mendukung penampilan bangunan yang atraktif.
commit to user III - 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.10.3 Penampilan Bangunan Bangunan Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan ditampilkan secara komunikatif dan atraktif, karakter yang ditampilkan harus dapat mengekspresikan fungsi bangunan dan mudah dikenali oleh masyarakat
dan
juga
memiliki
daya
tarik
yang
bersifat
menyenangkan. Hal tersebut diwujudkan antara lain, dalam bentuk : 1.
Berpenampilan atraktif untuk tujuan menarik perhatian, melalui penyelesaian bentuk, warna, bahan, garis-garis geometris, dimensi bangunan atau kombinasi unsur-unsur tersebut yang disesuaikan gaya arsitektur yang direncanakan, yaitu arsitektur modern. Seperti permainan massa bangunan, stimulan melalui lighting (pencahayaan).
2.
Memiliki suatu Point of Interest yang potensial menarik perhatian masyarakat / pengunjung.
3.
Memilki suatu perbedaan atau kebaruan dengan penampilan bangunan yang memiliki fungsi yang hampir sama tanpa mengurangi fungsi tersebut.
4.
Ada suatu bentuk atau simbol khusus yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut memilki kaitan erat dengan kegiatan perbukuan.
5.
Penampilan dapat menimbulkan suatu kesan bahwa bangunan tersebut terbuka untuk umum, sesuai jenisnya yaitu sebuah pusat buku yang juga merupakan public space bagi masyarakat kota.
commit to user III - 15
perpustakaan.uns.ac.id
6.
Memberikan
digilib.uns.ac.id
open
space
bagi
masyarakat
kota
yang
diperuntukkan sebagi wadah kegiatan bersama yang positif, seperti hiburan dan rekreasi. Walaupun dipadukan dengan kegiatan perdagangan dan distribusi buku.
commit to user III - 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
4.1 ANALISA NON FISIK 4.1.1 Pendekatan User Para pelaku kegiatan pada Pusat Buku di Surakarta ini terdiri dari kelompok
pengunjung, kelompok
pelaku pusat
buku,
kelompok pengelola, kelompok pelaku sarana penunjang, dan kelompok servis. 1. Pengunjung ·
Pengunjung umum - Pengunjung
yang
menyaksikan
kegiatan
kesenian
tradisional, kesenian yang berhubungan dengan buku, dan berbagai perlombaan. - Pengunjung
berkegiatan
rekereasi
pasif
(jalan-jalan,
membaca, hotspot, dan kegiatan sejenisnya). · Pengunjung kegiatan perbukuan -
Konsumen toko buku eceran
-
Konsumen toko buku bekas
-
Konsumen perpustakaan
-
Konsumen kafe buku
-
Konsumen movie theater
-
Konsumen digilib dan akses internet
commit to user IV - 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
-
Pengunjung pameran, diskusi / bedah buku, launching buku dan film
· Pengunjung fasilitas penunjang seperti pengunjung fasilitas kuliner, dan fasilitas pelengkap seperti ATM dan telepon umum/wartel. 2. Kelompok pelaku pusat buku · Pelaku penerbitan · Pelaku percetakan dan pergudangan/kargo · Distributor toko buku · Pelaku usaha jasa internet · Pelaku usaha kafe buku · Pelaku usaha movie theater · Panitia penyelenggara (event organizer) kegiatan perbukuan 3.
Kelompok pengelola · Direktur dan wakil direktur bertugas sebagai pimpinan dan penyusun
kebijaksanaan
penyelenggaraan
Pusat
dasar Buku
di
kegiatan Surakarta
dan secara
keseluruhan. · General direksi
manager ke
dalam
bertugas strategi
menjabarkan pelaksanaan
kebijaksanaan yang
akan
dilaksanakan oleh seluruh staf Pusat Buku di Surakarta. · Sekretaris bertugas membantu tugas dan tanggung jawab direktur, wakil direktur, dan general manager.
commit to user IV - 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Marketing manager bertugas mengkoordinasikan jalannya strategi
pelaksanaan
pemasaran
yang
meliputi
usaha
informasi dan promosi. · Store Manager membawahi Kabag gudang / kargo yang bertugas mengkoordinir penyimpanan barang-barang. · Operasional Manager bertugas mengkoordinasikan jalannya strategi pelaksanaan kerja staf dan gedung. Bagian ini membawahi : - Kabag
Personalia
bertugas
mengatur
hal-hal
yang
menunjang pelaksanaan kerja semua staf. - Kabag Gedung bertugas mengoperasikan dan merawat peralatan serta merawat perlengkapan gedung. · Finance
Manager
bertugas
mengkoordinasikan
strategi
jalannya pelaksanaan keuangan. Bagian ini membawahi : -
Bendahara bertugas menyimpan keuangan hasil kegiatan Pusat Buku di Surakarta.
-
Pembukuan bertugas mencatat lalu lintas keluar masuk keuangan Pusat Buku di Surakarta.
-
Kasir bertugas melakukan atau menerima pembayaran dari Pusat Buku di Surakarta.
4. Kelompok pelaku sarana penunjang ·
Tenant retail kuliner dan pelengkap
·
Karyawan sarana penunjang (kuliner dan pelengkap)
commit to user IV - 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Kelompok servis Karyawan servis terdiri dari karyawan maintenance, keamanan, serta karyawan cleaning service. 4.1.2 Pendekatan Pola kegiatan Dasar pertimbangan : 1. Pelaku kegiatan 2. Kegiatan yang dilakukan 3. Fungsi kegiatan Pola kegiatan pada masing-masing pelaku kegiatan dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut: 1. Pola Kegiatan Pengunjung ·
Pengunjung umum
Datang
Menyaksikan kegiatan kesenian dan lomba Melakukan kegiatan kesenian dan lomba Jalan-jalan,melihat-lihat Membaca Hotspot, dll
Metabolisme
Parkir
Parkir Pulang Kegiatan umum Kegiatan penunjang Bagan 4.1 Pola kegiatan pengunjung umum Sumber: analisa penulis
·
Pengunjung kegiatan perbukuan -
Pengunjung toko buku eceran
Datang
Menitipkan barang bawaan Mencari daftar judul buku di komputer Melihat-lihat buku dan assesoris,dll Membaca buku sekilas Membayar di kasir
Metabolisme
Parkir
Parkir Pulang
commit to Kegiatan user umum Kegiatan penunjang Bagan 4.2 Pola kegiatan pengunjung toko buku eceran Sumber: analisa penulis
IV - 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Datang
Parkir
Pengunjung toko buku bekas Melihat-lihat buku Membaca buku sekilas Membayar
Metabolisme Parkir
Kegiatan umum Kegiatan penunjang
Pulang
Bagan 4.3 Pola kegiatan pengunjung toko buku bekas Sumber: analisa penulisperpustakaan - Pengunjung
Datang
Parkir
Pengunjung perpustakaan Menitipkan barang bawaan Mengisi buku tamu Mencari daftar judul buku di komputer Membaca buku Meminjam buku Mengembalikan buku
Metabolisme
Parkir
Pulang Kegiatan umum Kegiatan penunjang Bagan 4.4 Pola kegiatan pengunjung perpustakaan Sumber: analisa penulis
Datang
Parkir
Pengunjung kafe buku Melihat-lihat katalog dan koleksi buku Memesan makanan dan minuman Membaca buku Makan dan minum Melihat live music Mendengarkan musik
Metabolisme
Parkir
Pulang Kegiatan umum Kegiatan penunjang Bagan 4.5 Pola kegiatan pengunjung kafe buku Sumber: analisa penulis
commit to user IV - 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
- Pengunjung digilib /akses internet Datang
Membuka internet Melakukan koneksi internet Membayar di kasir Membeli makanan dan minuman Makan dan minum
Metabolisme
Parkir
Parkir Pulang Kegiatan umum Kegiatan penunjang Bagan 4.6 Pola kegiatan pengunjung digilib/internet center Sumber: analisa penulis
-
-
Pengunjung movie theater
Datang
Melihat-lihat judul film Membeli tiket Membeli makanan dan minuman Menonton film Bermain games Menunggu jam main film
Parkir
Metabolisme
Parkir
Pulang
-
Kegiatan umum Kegiatan penunjang Bagan 4.7 Pola kegiatan pengunjung movie theater Sumber: analisa penulis
-
Pengunjung pameran, diskusi/bedah buku, launching buku dan film
Datang
Parkir
Melihat pameran Membeli buku Menyaksikan diskusi/bedah buku Melakukan diskusi/bedah buku Melihat launching buku Melihat launching film
Metabolisme
Parkir
Pulang Kegiatan umum Kegiatan penunjang Bagan 4.8 Pola kegiatan pengunjung pameran, diskusi/bedah buku, launching buku dan film commit to user Sumber: analisa penulis
IV - 6
perpustakaan.uns.ac.id
·
digilib.uns.ac.id
Pengunjung kegiatan penunjang
Datang
Menikmati makanan dan minuman di foodcourt dan restaurant Mengambil uang Menelepon
Metabolisme
Parkir
Parkir Pulang
Kegiatan umum Kegiatan perbukuan Bagan 4.9 Pola kegiatan pengunjung kegiatan penunjang Sumber: analisa penulis
2. Pola Kegiatan Kelompok Pelaku Pusat Buku ·
Pelaku penerbitan
Datang Memilih karya/naskah Editing karya/naskah Penaskahan/narasi karya Layout karya/naskah Penerimaan karya baru
Metabolisme
Parkir
Istirahat
Parkir
Pulang
Bagan 4.10 Pola kegiatan pelaku penerbitan Sumber: analisa penulis
·
Pelaku percetakan dan pergudangan/kargo
Datang
Metabolisme Mencetakan karya/naskah Menjilid karya/naskah Mengelompokan karya/naskah Mengemas karya/naskah Mengirim karya/naskah
Parkir
Parkir
Istirahat
Pulang
Bagan 4.11 Pola kegiatan pelaku percetakan dan pergudangan/kargo Sumber: analisa penulis
commit to user IV - 7
perpustakaan.uns.ac.id
·
digilib.uns.ac.id
Distributor toko buku
Datang
Metabolisme
Sortir
Stock barang
Transaksi
Parkir
Istirahat
Parkir
Pulang
Bagan 4.12 Pola kegiatan distributor toko buku Sumber: analisa penulis
·
Pelaku usaha jasa internet
Datang
Metabolisme Mengontrol jalannya koneksi Melayani pengunjung Melayani pembeli makanan/minuman Transaksi pembayaran
Parkir
Istirahat
Parkir
Pulang
Bagan 4.13 Pola kegiatan pelaku usaha jasa internet Sumber: analisa penulis
·
Pelaku usaha kafe buku
Datang
Parkir
Melayani pengunjung Melayani penitipan tas/barang lain Menyiapkan makanan/minuman Menyajikan makanan/minuman Memutar musik Menata koleksi buku
Metabolisme
Parkir
Istirahat
Pulang
Bagan 4.14 Pola kegiatan pelaku usaha kafe buku Sumber: analisa penulis
·
Pelaku usaha movie theater
Datang
Parkir
Melayani pembelian tiket Melayani pembelian voucher games Menerima pengiriman rol film Memutar rol film Memutar film Melayani pembelian snack&minum Launching film baru to user commit
Metabolisme
Parkir
Istirahat
Bagan 4.15 Pola kegiatan pelaku usaha movie theater Sumber: analisa penulis
Pulang
IV - 8
perpustakaan.uns.ac.id
·
digilib.uns.ac.id
Panitia penyelenggara (event organizer) kegiatan perbukuan Diskusi/bedah buku
Datang
mengkoordinasi dan bertanggung jwb pada penyelenggara an kegiatan
Parkir
Metabolisme
Pameran buku Parkir Launching buku/film
Istirahat
Pertunjukan seni
Pulang
Bagan 4.16 Pola kegiatan panitia kegiatan perbukuan sumber: analisa penulis
·
Tenant pameran buku, kafe buku, dan movie theater sortir
Datang Stock barang
Datang a.
Metabolisme
Parkir
Display,transaksi
Bagan 4.17 Pola kegiatan tenant pameran buku, kafe buku, dan movie theater sumber: analisa penulis
Istirahat Pulang
3. Pola kegiatan pengelola Mengelola Mengelola Mengelola Mengelola
keg. keg. keg. keg.
umum perbukuan penunjang servis
Datang
Metabolisme
Mengadakan kerjasama dengan pihak luar Parkir
Mengadakan koordinasi antar divisi
Parkir
Istirahat Pulang
Bagan 4.18 Pola kegiatan pengelola Sumber : analisa penulis
commit to user IV - 9
perpustakaan.uns.ac.id
4.
digilib.uns.ac.id
Pola kegiatan pelaku sarana penunjang ·
Tenant retail kuliner dan pelengkap sortir
Datang
Stock bahan
Metabolisme Melayani konsumen Transaksi
Parkir
Istirahat
Parkir Bagan 4.19 Pola kegiatan tenant retail kuliner dan pelengkap. sumber: analisa penulis.
·
Karyawan sarana penunjang (kuliner dan pelengkap) metabolisme
Datang Melayani pengunjung restoran, foodcourts dan restoran Membersihkan dan menata restoran, foodcourts dan restoran Parkir
5.
Pulang
Parkir
Istirahat Bagan 4.20 Pola kegiatan karyawan sarana penunjang. sumber: analisa penulis.
Pulang
Karyawan servis terdiri dari karyawan maintenance, keamanan, serta karyawan cleaning service
Datang
Metabolisme Membersihkan area umum bangunan Melakukan perawatan bangunan Menjaga keamanan bangunan
Parkir
Parkir
Istirahat Pulang Bagan 4.21 Pola kegiatan servis sumber: analisa penulis
commit to user IV - 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.1.3 Pendekatan Kebutuhan Ruang dan Pengelompokan Ruang Dasar pertimbangan : 1. Pola kegiatan Dari pola kegiatan akan dapat diketahui macam aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku kegiatan. 2. Macam dan fungsi kegiatan Dari macam dan fungsi kegiatan akan didapatkan suatu tuntutan kebutuhan ruang yang diperlukan oleh para pelaku kegiatan untuk mewadahi kegiatannya. Sesuai dengan program kegiatan yang dilakukan dalam Pusat Buku di Surakarta, maka kebutuhan ruang dapat dilihat pada tabel berikut :
Kelompok Kegiatan Kegiatan Umum
Pelaku Pengunjung
§ Datang § Menyaksikan dan melakukan kegiatan kesenian § Jalan-jalan,melihatlihat § Membaca § Hotspot
Kegiatan Utama
Kebutuhan Ruang
Macam Kegiatan
§ Plasa penerima § Plasa pertunjukan § Taman § Street § Plasa baca dan hotspot § Plasa baca dan hotspot
Kegiatan Informasi Informasi buku yang ada
Pengunjung
Karyawan
§ Bertanya ke bag.informasi § Melihat katalog dan leaflet § § § §
Menyimpan produk Mengambil minum Ibadah Metabolisme
§ R.informasi § R.informasi
§ § § §
R.simpan Pantry R. Ibadah Lavatory
commit to user IV - 11
perpustakaan.uns.ac.id
Book cybermarketing center
digilib.uns.ac.id
Pengunjung § § § § §
Mengakses internet Melakukan transaksi Membeli makan/minum Makan/minum metabolisme
§ § § § §
Karyawan
Membaca buku
Pengunjung
Pengelola karyawan
Diskusi dan bedah buku
§ Melayani administrasi § Mengambil minum § Menyimpan alat pembersih § Ganti pakaian § Ibadah § Metabolisme § menitipkan barang § mencari informasi § mencari buku § membaca § meminjam buku § browsing informasi § metabolisme § melayani peminjam § mengelola perpus § meyimpanan buku § istirahat § metabolisme § membersihkan
Pengunjung § menunggu § melakukan diskusi&bedah buku § menyaksikan diskusi&bedah buku Pembicara
§ mempersiapkan & menyampaikan materi § metabolisme § ibadah
Panitia diskusi dan bedah buku
§ mengelola dan mengawasi diskusi § mengatur audio § menata layout § metabolisme § ibadah
Karyawan
§ Menyimpan barang § Membersihkan ruangan
Digilib/internet center R.akses internet R.Kasir Snack corner Snack corner/r.akses lavatory
§ R.kasir § Pantry § Janitor § R.ganti § R.ibadah § Lavatory Perpustakaan § r. penitipan brg § r. informasi § r. display buku § r. baca § r. peminjaman § r. e-library § lavatory § r. peminjaman § r. penitipan brg § r. pengelola & kary § gudang § r. pengelola & kary § lavatory § janitor R.diskusi&bdh buku § lobby § r. diskusi § r.diskusi § r. persiapan § r. podium § lavatory § mushola § r. panitia § § § §
r. audio r.diskusi lavatory mushola
§ gudang § seluruh area
commit to user IV - 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ Metabolisme § Ibadah
§ Lavatory § Mushola
Kegiatan Distribusi Penyaluran buku
Pengelola karyawan
§ Mengelompokkan buku, pengangkatan ke kendaraan, pengiriman § mengelola pengiriman § menyimpan buku § istirahat § metabolisme § membersihkan § ibadah
Distributor
Penerbitan buku
Percetakan buku
Pengelola karyawan
§ Menurunkan barang,mengelompoka n barang, sortir, transaksi § Memilih karya/naskah § Editing karya/naskah § Penaskahan karya § Layout karya/naskah § menyimpan buku § mengelola penerbitan § istirahat § metabolisme § membersihkan § ibadah
§ gudang pengelompokan § gudang pengiriman § gudang transit § gudang § r.pengelola/kary § lavatory § janitor § R.ibadah § gudang/kargo toko buku § r.pengelola/kary
§ gudang/kargo § r.pengelola/kary § lavatory § Janitor § R. ibadah
Pengunjung
§ menunggu § penyerahan karya baru secara langsung § wawancara
§ r.tunggu § r.pengelola
Pengelola karyawan
§ mencetak karya/naskah, menjilid karya/naskah, mengelompokan karya/naskah,mengem as, mengirim karya/naskah § menyimpan buku § mengelola penerbitan § istirahat § metabolisme § membersihkan § ibadah
§ r.percetakan
§ gudang/kargo § r.pengelola/kary § lavatory § Janitor § R. ibadah
Kegiatan Promosi dan Penjualan Pameran buku
Pengunjung
§ mencari informasi § melihat pameran § membuka sekilas isi buku § membayar § metobolisme
§ front office § r. pameran § kasir § lavatory
commit to user IV - 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tenant pameran
Panitia
Karyawan
Penjualan buku eceran
Penjualan buku bekas
Pengunjung
§ § § § §
stock barang menata stand menjaga stand ibadah metobisme
§ r.persiapan § r.pameran § mushola § lavatory
§ mengelola, mengawasi pameran § menata sound § menata layout § ibadah § metabolisme
§ r. panitia
§ Menyimpan barang § Membersihkan ruangan § Metabolisme § ibadah
§ gudang § janitor & seluruh area
§ menitipkan barang bawaan § mencari daftar judul buku baru § melihat-lihat buku dan assesoris § membaca buku sekilas § membayar dikasir § metabolisme § ibadah
§ § § §
r. sound lighting r. pameran r. Ibadah lavatory
§ Lavatory servis § mushola Toko Buku § r.penitipan barang § searching area § r.display buku § r.kasir § lavatory § mushola
Distributor buku
§ § § § §
stock barang sortir transaksi ibadah metabolisme
§ gudang
Karyawan
§ § § § § § § §
Melayani pengunjung Menyimpan produk Menyimpan peralatan melayani pembayaran membersihkan toko istirahat ibadah metabolisme
§ § § § § § § §
r.display buku gudang gudang peralatan r.kasir janitor r. karyawan mushola lavatory
Pengelola
§ § § §
mengelola kegiatan ibadah metabolisme minum
§ § § §
r. pengelola mushola lavatory pantry
§ § § §
melihat-lihat buku membaca buku sekilas membayar dikasir ibadah
Pengunjung
§ r.pengelola § mushola § lavatory
Toko buku bekas § r. Display buku § r.kasir § mushola
commit to user IV - 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ metabolisme Pengelola Karyawan
§ § § § § § § §
Melayani pengunjung Menyimpan produk Menyimpan peralatan melayani pembayaran membersihkan toko istirahat ibadah metabolisme
§ lavatory § § § § § § § §
r.display buku gudang gudang peralatan r.kasir janitor r. karyawan mushola lavatory
Kegiatan Sosialisasi Kegiatan kafe buku
Pengunjung
Tenant
Karyawan
§ Melihat-lihat katalog dan koleksi buku § Memesan makanan&minuman § Makan&minum § Membaca buku § Melihat live music § Mendengarkan musik § Ibadah § metabolisme
Kegiatan movie theater
Pengunjung
dan
§ area baca § areamakan § mushola § lavatory
§ stok barang § transaksi § menyiapkan pertunjukan live music § melakukan live music § ibadah § metabolisme
§ gudang § r.pengelola § r.persiapan
§ Melayani pengunjung
§ Seluruh area kefe buku § R.penitipan brg
§ Melayani penitipan tas/barang § Menyiapkan makanan&minuman § Menyajikan makanan&minuman § Memutar musik § Menata koleksi buku § Istirahat § Ibadah § metabolisme Pengelola
Kafe Buku § r.display katalog § area makan
§ § § §
mengelola kegiatan ibadah metabolisme minum
§ Melihat-lihat judul film § Membeli tiket § Menunggu jam main film
§ mini stage § mushola § lavatory
§ Dapur&pantry § § § § § § § § § § §
Area makan Area baca R.sound R.display buku R.karyawan Mushola lavatory r. pengelola mushola lavatory pantry
Movie theater § r. display § r.penjualan tiket § r.tunggu
commit to user IV - 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ Membeli snack dan minum § Menonton film
Perlombaan tentang buku
§ Bermain game § Ibadah § metabolisme
§ movie theater besar dan kecil § games corner § mushola § lavatory
Tenant
§ mengirim rol film § stock snack dan minuman § mempersiapkan launching film § launching film § metabolisme § ibadah
§ r.putar film § r.stock snack dan minuman § r.persiapan § movie theater dan mini podium § lavatory § mushola
Karyawan
§ melayani pembelian tiket § melayani pembelian voucer game § menerima pengiriman rol film § memutar film § melayani pembelian snack dan minuman § Launching film
§ R.penjualan tiket
§ Snack corner § Movie theater dan mini podium
§ § § §
Pengunjung
§ pendaftaran § mengikuti perlombaan § menyaksikan perlombaan § ibadah § metabolisme
§ r.pendaftaran § r.lomba
§ mengelola, mengawasi pameran § menata sound § menata layout § ibadah § metabolisme
§ r. panitia
§ Menyimpan barang § Membersihkan ruangan § Metabolisme § ibadah
§ gudang § janitor & seluruh area
Karyawan
mengelola kegiatan ibadah metabolisme minum
§ R.putar film
Pengelola
Panitia
Kegiatan
§ snack corner
§ § § §
r. pengelola mushola lavatory pantry
§ mushola § lavatory
§ § § §
r. sound lighting r. lomba r. Ibadah lavatory
§ Lavatory servis § mushola
Pengelola Utama
commit to user IV - 16
perpustakaan.uns.ac.id
Pengelolaan
digilib.uns.ac.id
Direksi
General Manager
Sekretaris
§ memantau segala kegiatan § menerima laporan § menerima tamu § rapat § ibadah § metabolisme
§ r. direksi
§ mengkoordinir segala kegiatan § membuat laporan kepada dewan direksi § menerima tamu § rapat § ibadah § metabolisme
§ r. general manager
§ membantu kerja GM dan Direksi § rapat intern § ibadah § metabolisme
§ r. sekretaris
§ § § §
§ § § §
r. tamu r. rapat mushola lavatory
r. tamu r. rapat mushola lavatory
§ r. rapat § mushola § lavatory
Pengelola bag.Marketing Marketing manager
Kabag informasi dan staff
Kabag promosi dan staff
§ mengkoordinir segala kegiatan marketing § membuat laporan kepada GM § menginventarisir berkas § menerima tamu § rapat § ibadah § metabolisme
§ r. Marketing manager
§ mengkoordinir segala kegiatan informasi § membuat laporan kepada GM § menginventarisir berkas § menerima tamu § rapat § ibadah § metabolisme
§ r. pengelola informasi
§ mengkoordinir segala kegiatan promosi § membuat laporan kepada GM § menginventarisir berkas § menerima tamu § rapat § ibadah
§ r. pengelola promosi
§ r. arsip § § § §
r. tamu r. rapat mushola lavatory
§ r. Arsip
§ § § §
r. tamu r. rapat mushola lavatory
§ r. Arsip § r. tamu § r. rapat § mushola
commit to user IV - 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ metabolisme
§ lavatory
Pengelola bag.Operasional Manager operasional
§ mengkoordinir segala kegiatan operasional § membuat laporan kepada GM § menginventarisir berkas § menerima tamu § rapat § ibadah § metabolisme
§ r. Manager operasioanl
§ mengkoordinir segala kegiatan personalia § membuat laporan kepada GM § menginventarisir berkas § menerima tamu § rapat § ibadah § metabolisme
§ r. pengelola personalia
Kabag gedung (maintenance) dan staff
§ mengelola keg. maintenance § menerima tamu § rapat § ibadah § metabolisme
§ r. pengelola maintenance § r. tamu § r. rapat § mushola § lavatory
Kabag gedung (operasional) dan staff
§ mengelola keg. Teknik,keamanan, dan servis § menerima tamu § rapat § ibadah § metabolisme
§ r. pengelola operasional
Kabag personalia dan staff
§ r. arsip § § § §
r. tamu r. rapat mushola lavatory
§ r. Arsip
§ § § §
§ § § §
r. tamu r. rapat mushola lavatory
r. tamu r. rapat mushola lavatory
Pengelola bag. Store Store Manager
Kabag gudang
§ mengkoordinir segala kegiatan store dan stand § membuat laporan kepada GM § menginventarisir berkas § menerima tamu § rapat § ibadah § metabolisme
§ r.store manager
§ mengkoordinir segala kegiatan pergudangan
§ r. pengelola personalia
§ r. Arsip
§ § § §
r. tamu r. rapat mushola lavatory
commit to user IV - 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan staff
§ membuat laporan kepada GM § menginventarisir berkas § menerima tamu § rapat § ibadah § metabolisme
§ r. Arsip § § § §
r. tamu r. rapat mushola lavatory
Pengelola bag. Finance Finance Manager
Kabag Bendahara dan staff
Kabag Pembukuan dan staff
Kasir
§ mengkoordinir segala kegiatan finansial § membuat laporan kepada GM § menginventarisir berkas § menerima tamu § rapat § ibadah § metabolisme
§ r.store manager
§ mengkoordinir segala kegiatan penyimpanan keuangan § membuat laporan kepada GM § menginventarisir berkas § menerima tamu § rapat § ibadah § metabolisme
§ r.bendahara
§ mengkoordinir segala catatan lalu lintas keuangan § membuat laporan kepada GM § menginventarisir berkas § menerima tamu § rapat § ibadah § metabolisme
§ r.pembukuan
§ mengkoordinir penerimaan pembayaran § membuat laporan kepada GM § menginventarisir berkas § rapat § ibadah § metabolisme
§ r.pembukuan
§ r. arsip § § § §
r. tamu r. rapat mushola lavatory
§ r. arsip § § § §
r. tamu r. rapat mushola lavatory
§ r. arsip § § § §
r. tamu r. rapat mushola lavatory
§ r. arsip § r. rapat § mushola § lavatory
commit to user IV - 19
perpustakaan.uns.ac.id
Kegiatan Penunjang
digilib.uns.ac.id
Kegiatan Kuliner Restoran
Pengunjung
§ § § §
Tenant
§ stock bahan, sortir,memantau kegiatan § ibadah § metabolisme
§ r. pengelola
§ melayani pemesanan § melayani pembayaran § menyimpan bahan dan alat § menyiapkan makanan dan minuman § mencuci piring § membersihkan cafe § istirahat § ibadah § metabolisme
§ § § §
area makan kasir gudang dapur
§ § § §
semua area resto r. karyawan mushola umum lavatory
§ Makan, minum, bersantai, hotspot § membayar
§ area makan
Karyawan
Foodcourt
Pengunjung
Tenant
Karyawan
makan minum membayar cuci tangan metabolisme
§ § § §
area makan kasir wastafel lavatory
§ mushola umum § lavatory
§ cuci tangan
§ kasir masing2 foodcourt § wastafel
§ metabolisme
§ lavatory umum
§ stock bahan, sortir,memantau kegiatan § ibadah § metabolisme
§ r. pengelola
§ melayani pengunjung § menyiapkan makanan dan minuman § membersihkan meja pengunjung § membersihkan foodcourt § ibadah § metabolisme
§ stan foodcourt § dapur
§ mushola umum § lavatory
§ area makan § area foodcourt § mushola umum § lavatory umum
Kegiatan Pelengkap
Kegiatan
ATM Box
Semua pelaku
§ mengambil uang
§ ATM box
Telepon umum
Semua pelaku
§ menelepon
§ telepon umum
Cleaning
§ membersihkan bangunan
§ seluruh bangunan
commit to user IV - 20
perpustakaan.uns.ac.id
Servis
digilib.uns.ac.id
servis
Office boy
Security
Petugas parkir
§ § § § § § § § § § § § § § § § § § §
membuang sampah istirahat ibadah metabolisme melayani pengelola membantu pekerjaan pengelola istirahat ibadah metabolisme menjaga keamanan bangunan melayani informasi istirahat ibadah metabolisme mengatur parkir istirahat ibadah metabolisme melakukan perawatan sarana utilitas dan mekanikal elektrikal
§ § § § § §
§ pantry/ dapur
§ § § § § § § § § § § § § § § § § §
§ § § § istirahat § ibadah § metabolisme
gudang peralatan janitor r. sampah r. karyawan mushola umum lavatory
§ § §
r. karyawan mushola umum lavatory main security post security post r. karyawan mushola umum lavatory tp. parkir r. karyawan mushola umum lavatory r. reservoir r. pompa r. WWTP r. STP r. genset r. MEE (panel primer & sekunder) r. chiller r. AHU r. water treatment r. karyawan mushola umum lavatory
Tabel 4.1 Pendekatan Kebutuhan dan Pengelompokan Ruang Sumber : analisa penulis
4.1.4 Pendekatan Sirkulasi dalam Bangunan 1. Sistem Sirkulasi Horizontal Dasar pertimbangan: Sistem sirkulasi dalam bangunan akan menentukan polapola ruang yang ada. Sistem sirkulasi ditentukan dengan beberapa pertimbangan yaitu kebutuhan, sifat kegiatan, serta aspek arsitektur modern yang terkait seperti faktor sosial yang terbentuk
commit to user IV - 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam tiap pola sirkulasi, serta faktor atraktif dan komunikatif yang dapat mempengaruhi bentukan pola. Analisa: · Pola Linier: Merupakan
deretan
ruang-ruang
yang
sirkulasi
berjajar, dihubungkan oleh suatu jalan
ruang
lurus sebagai penghubung antar ruang, sekaligus
sebagai
unsur
pembentuk
ruang. Aplikasi pada bangunan: koridor.
· Pola radial Berupa ruang-ruang terpola dalam bentuk yang memusat atau menyebar sehingga sirkulasi
bentuk radial ini mempunyai jalan yang ruang
berkembang dari atau menuju sebuah titik pusat. Aplikasi pada: atrium.
· Pola terpusat Satu pusat ruang, dimana sejumlah ruang sekunder dikelompokkan. Aplikasi pada ruang
sirkulasi
bangunan: atrium, plasa, dan open space.
· Pola Grid ruang
Ruang-ruang ditempatkan pada bentuk grid tertentu, yang dihubungkan dengan pola jalan linier yang saling bersilangan. Aplikasi pada: area pengelola, retail shop.
sirkulasi
commit to user IV - 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Pola Cluster Ruang-ruang yang dikelompokkan oleh sirkulasi
letaknya
secara
bersama/berhubungan.
Aplikasinya pada: sound & lighting room,
ruang
ruang persiapan, kargo/gudang.
Hasil analisa: Dari analisa di atas, maka pola sirkulasi yang digunakan dalam bangunan Pusat Buku di Surakarta yaitu gabungan antara beberapa pola sirkulasi, yaitu: · Pola linier, aplikasinya sebagai koridor yang menghubungkan ruang-ruang pada kelompok promosi dan penjualan juga pada kelompok sosialisasi. Dengan pola linier dapat memudahkan arah pergerakan pengunjung dalam bangunan serta aliran udara yang bergerak. · Pola grid, aplikasinya sebagai ruang-ruang pengelola dan beberapa ruang pada toko buku, digilib, dan perpustakaan. Pertimbangan penggunaan pola grid adalah keefisienan lahan dalam bangunan, mengingat bangunan bersifat komersial. · Pola terpusat, aplikasinya sebagai ruang perlombaan, ruang pameran, dan open space. Dengan pola terpusat diharapkan aspek sosial dapat tercapai karena ruang yang ada ditengah dapat
berfungsi
pergerakan
sebagai
pengunjung.
pengikat Selain
itu
dari
beberapa
sirkulasi
arah
udara
dan
penyebaran cahaya juga dapat bergerak bebas.
commit to user IV - 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Pola cluster, aplikasinya sebagai ruang-ruang pada kargo dan gudang yang saling berkaitan antar ruangnya. Pemilihan pola cluster disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat kegiatannya yang saling terkait. 2. Sistem Sirkulasi Vertikal Dasar pertimbangan: 1.
Fungsi kegiatan yang dikelompokkan dengan pemisahan lantai.
2.
Kemudahan akses bagi pengunjung sehingga bangunan yang direncanakan dapat aksesibel.
Analisa: Sistem sirkulasi vertikal lebih ditujukan untuk transisi antar lantai. Pada bangunan tinggi sirkulasi vertikal ada beberapa macam, yaitu: ·
Eskalator, sebagai alat angkut pengunjung dari lantai satu ke lantai berikutnya.
·
Elevator/Lift, digunakan sebagai alat angkut pengunjung serta angkut barang/servis.
·
Tangga, digunakan untuk penunjang sirkulasi vertikal pada ruang servis, serta digunakan pula untuk tangga darurat.
·
Ramp, biasa digunakan sebagai elemen sirkulasi aksesibilitas bagi para difabel (penyandang cacat, ibu hamil, manula). Kemiringan standar ramp yang biasa digunakan adalah 5o – 6o.
commit to user IV - 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil analisa: Pada bangunan Pusat Buku di Surakarta digunakan beberapa
sistem
sirkulasi
vertikal
yaitu
eskalator
sebagai
penghubung utama antar ruang, lift sebagai alternatif alat angkut pengunjung serta penyedia sirkulasi vertikal bagi pengunjung difabel serta lift servis alat angkut barang/servis. Tangga penunjang kegiatan servis dan tangga darurat sebagai syarat keamanan dan keselamatan bangunan. Ramp sebagai elemen sirkulasi aksesibilas menuju bangunan dan atau di dalam bangunan. Selain itu juga sebagai sirkulasi yang memudahkan kegiatan servis. 4.1.5 Pendekatan Besaran Ruang Dasar pertimbangan: 1. Jumlah personil pemakai 2. Peralatan pendukung yang dipakai 3. Kebutuhan flow (ruang gerak) menurut jenis kegiatan Dasar perhitungan besaran ruang: Perhitungan khusus dilakukan berdasarkan standar ruang baku yang telah ditetapkan yaitu : ·
Time Server Standart For Building Types, Yosep De Chiara and John Calender, Mc Graw Hill Book Company, New York 1981.
·
Time Server Standart For Urban Design, Donald Watson, Alan Plattus, and Robert Shibley, Mc Graw Hill Book Company, New York 2003.
commit to user IV - 25
perpustakaan.uns.ac.id
·
digilib.uns.ac.id
Architect Data, Ernest Neufert, John Wiley and Sons, New York 1980 (NAD).
·
Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero dan Matin Zelnik, terjemahan Ir. Djoeliana Kurniawan, Jakarta 2003 (DMI).
·
Perhitungan asumsi berdasarkan studi banding (SB).
Disamping itu sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya sirkulasi dan flow gerak yang dibutuhkan masing-masing ruang adalah sebagai berikut : · 5%-10%
= standart minimum
· 20%
= kebutuhan keleluasaan sirkulasi
· 30%
= tuntutan kenyamanan fisik
· 40%
= tuntutan kenyamanan psikologis
· 50%
= tuntutan spesifik kegiatan
· 70%-100%
= keterkaitan dengan banyak kegiatan
Perhitungan besaran ruang dalam Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan yaitu sebagai berikut : 4.1.5.1 Kelompok Kegiatan Umum Ruang Kapasitas Plasa penerima Plasa pertunjukan Ruang persiapan Taman dan street Plasa baca dan hotspot Total
Standart
Besaran Ruang Sumber Luas(m2) SB 200 SB 400 SB 20 SB 400 SB
Flow
400
Jml 1 1 1 1
Total(m2) 200 400 20 400
1
400 1420
Tabel 4.2 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan umum sumber: analisa penulis
Total kebutuhan ruang pada kegiatan umum = 1420 m2
commit to user IV - 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.1.5.2 Kelompok Kegiatan Utama 1. Kelompok Kegiatan Informasi ·
Informasi buku yang ada
Ruang Kapasitas Standart 1pengelola 1pengunjung 4 0,6m2/org
R.informasi R. tunggu Total
Besaran Ruang Sumber Luas(m2)
Flow
SB SB
2,4
25%
Jml
Total(m2)
1
6
1
3 9
Tabel 4.3 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan informasi buku yang ada sumber: analisa penulis
· Ruang R.akses internet Kasir
Kapasitas 30 1 set meja 1 pengelola
Digilib / internet center Besaran Ruang Sumber Luas(m2) NAD 45 SB 3,6 NAD SB 1,2m2/org NAD 7,2 SB SB 0,72m2/org 3,6 Standart 1,5m2/org 2,4m2/bh 1,2m2/org
Snack Corner R. karyawan 6 Lavatory Janitor r.ibadah 5 Total Sirkulasi 20% x 90 = 18 ( 18 + 90 = 108 ~ 110)
Flow
Jml 1
Total(m2) 45
25%
2
9
1 1 1 1 1
10 9 8 4 4,32~5 90 110
25%
20%
Tabel 4.4 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan digilib/internet center sumber: analisa penulis
·
Perpustakaan
Ruang R.Informasi Loker pengjng R.pengembalian /peminjaman buku R. display buku
Kapasitas 2 org 200 org 4 org
Standart 3 m²/org
3 m²/org
Besaran Ruang smbr Luas(m2) NAD 6 SB 30
Flow
Jml 1 1
Total(m2) 6 30
NAD
12
1
12
NAD
300
1
300
300m2/ 10.000 jilid
10.000 jilid
commit to user IV - 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb.4.1 Jarak-jarak minimal untuk lorong/ jalan. sumber: Data arsitek.
r. b R. baca
200 org
1 m²/org
NAD
200
1
200
Gb.4.2 Luas untuk meja perorangan (kiri) & jarak minimum antar meja (kanan). sumber: Data arsitek.
Gb.4.3 Ruang gerak minimum (kiri) & lalu lintas pergerakan (kanan). sumber: Data arsitek.
r. pengelola
10 org
1,2 m²/org
gudang Karyawan r.ibadah lavatory janitor Total Sirkulasi
NAD SB
20 org 10 org
1,2 m²/org
NAD
0,72m²/org
SB SB SB
12
25%
20
1
15
1
20
24
20%
1
28,8~30
7,2 40 4
20%
1 1 1
8,64~9 40 4 666 800
Jml
Total(m2) 11,2~12
20% x 666 = 133,2 (133,2 + 666 = 799,2 ~ 800) Tabel 4.5 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan perpustakaan sumber: analisa penulis
·
R. Diskusi dan bedah buku
Ruang Kapasitas lobby
10 org
r.diskusi
100 org
Standart 0,8m²/org 1,2m²/org
Besaran Ruang smbr Luas(m2) NAD 8 NAD
120
Flow 40% 20%
1
144
commit to user IV - 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
r.podium
50
SB
r.panitia 20 org 1,2m²/org NAD r.persiapan SB r.audio SB lavatory SB janitor SB gudang SB Total Sirkulasi 30% x 345 = 115 (115 + 345 = 460)
24
25%
1 1 1
40 4 25
1
30 24 16 40 4 25 345 460
Tabel 4.6 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan diskusi dan bedah buku sumber: analisa penulis
2. Kelompok Kegiatan Distribusi · R. kantor cabang penerbitan buku
Ruang r. pemilihan naskah r.editing naskah r.penaskahan r.layout karya
Kapasitas 1 kepala 1 staf 1 kepala 1 staf 1 kepala 1 staf 1 kepala 1 staf 1 kepala 1 staf 4 org
Standart 18m2/org 6,25m2/org 18m2/org 6,25m2/org 18m2/org 6,25m2/org 18m2/org 6,25m2/org 18m2/org 6,25m2/org 2,76m2/org
Besaran Ruang smbr Luas(m2)
Flow
Jml
Total(m2)
NAD
25
1
25
NAD
25
1
25
NAD
25
1
25
NAD
25
1
25
1
25
1 1 1 3 1 1 1 1
15 50 14,4~15 4,05~4 12 8,64~9 40 4 274 1650
r.penerimaan NAD 25 karya baru r.wawancara NAD 11,04 gudang produk SB 50 r.karyawan/OB 10 org 1,2m2/org NAD 12 r.ganti OB 1org/room 1,35m2/org NAD 1,35 pantry SB 12 r.ibadah 10 org 0,72m2/org SB 7,2 lavatory SB 40 janitor SB 4 Total Sirkulasi 20% x 274 = 54,8 (54,8 + 274 = 328,8~330) x 5
30% 20%
20%
Tabel 4.7 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan kantor cabang penerbitan sumber: analisa penulis
· R. kantor cabang penerbitan dan percetakan Ruang r. pemilihan naskah r.editing naskah r.penaskahan
Kapasitas 1 kepala 1 staf 1 kepala 1 staf 1 kepala 1 staf
Standart 18m2/org 6,25m2/org 18m2/org 6,25m2/org 18m2/org 6,25m2/org
Besaran Ruang smbr Luas(m2)
Flow
Jml
Total(m2)
NAD
25
1
25
NAD
25
1
25
NAD
25
1
25
commit to user IV - 29
perpustakaan.uns.ac.id
r.layout karya
digilib.uns.ac.id
1 kepala 1 staf 1 kepala 1 staf 4 org
18m2/org 6,25m2/org 18m2/org 6,25m2/org 2,76m2/org
NAD
25
r.penerimaan NAD 25 karya baru r.wawancara NAD 11,04 r. cetak naskah SB 100 r. jilid naskah SB 30 r.pengelompokan SB 20 r.pengemasan SB 20 r.sortir SB 20 gudang produk SB 100 Gudang SB 50 peralatan 2 r.karyawan/OB 10 org 1,2m /org NAD 12 r.ganti OB 1org/room 1,35m2/org NAD 1,35 pantry SB 12 r.ibadah 10 org 0,72m2/org SB 7,2 lavatory SB 40 janitor SB 4 Total Sirkulasi 20% x 583 = 116,6 (116,6 + 583 = 699,6~700) x 2
30%
20%
20%
1
25
1
25
1 1 1 1 1 1 1
15 100 30 20 20 20 100
1
50
2 6 1 1 1 1
28,8~29 8,1~9 12 8,64~9 40 4 583 1400
Tabel 4.8 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan kantor cabang penerbitan dan percetakan sumber: analisa penulis
· R. kargo pengiriman Ruang Kapasitas
Standart
Besaran Ruang smbr Luas(m2) SB 60
Gudang transit Gudang SB pengelompokan Gudang SB pengiriman Gudang sewa SB Total Sirkulasi 20% x 280 = 56 ( 56 + 280 = 336~340)
Flow
Jml 1
Total(m2) 60
60
1
60
60
1
60
100
1
100 280 340
Tabel 4.9 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan kargo pengiriman sumber: analisa penulis
3. Kelompok Kegiatan Promosi dan Penjualan · R. pameran buku Ruang
Front office r. pameran r.penyimpanan r.panitia r.karyawan Sound&lighting lavatory janitor
Kapasitas 10 400
Standart 0,8m2/org 1,35m2/org
10 org 20 org
1,2m2/org 1,2m2/org
Smbr NAD NAD SB NAD NAD SB SB SB
Besaran Ruang Luas(m2) 8 675 40 12 24 20 40 4
Flow 40% 100% 25% 20%
Jml 1 1 1 1 1 1 2 1
Total(m2) 11,2~12 1350 40 15 28,8~30 20 80 4
commit to user IV - 30
perpustakaan.uns.ac.id
gudang mushola Total Sirkulasi
digilib.uns.ac.id
10 org
0,72m²/org
SB SB
50 7.2
20%
1 1
30% x 1610 = 483 (483 + 1610 = 2093)
50 8,64~9 1610 2093
Tabel 4.10 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan pameran buku sumber: analisa penulis
· Toko buku Ruang Kapasitas Tp. R. penitipan brg Searching area Area general book Area text book Area kol anak
Besaran Ruang smbr Luas(m2) SB 8 SB 8
Standart
Flow
Jml 1 1
Total(m2) 8 8
100000 ex
0,09m2/15 ex
DMI
600
1
600
100000 ex 1000 ex
2
DMI DMI
600 60
1 1
600 60
0.09m /15 ex 0.09m2/15 ex
Gb. 4.4 Standart ruang display buku & majalah sumber: Dimensi Manusia dan Ruang Interior
Electronik software Music & film Alat tulis Kasir
2,4m2/org 0,6m2/org 1,2 m2/org
1 set meja 1pengelola 25 org
SB
100
1
100
SB SB SB NAD NAD SB SB SB SB
100 200
1 1
100 200
25%
2
8
20%
1 1 1 1 1
36 50 8,64~9 40 4 1823 2188
3
r.karyawan 30 gudang 50 r.ibadah 10 org 0,72m²/org 7,2 lavatory 40 janitor 4 Total Sirkulasi 20% x 1823 = 364,6 (364,6 + 1823 = 2187,6 ~ 2188)
20%
Tabel 4.11 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan toko buku sumber: analisa penulis
·
Toko buku bekas
Ruang Kapasitas Area penjualan
Standart
Besaran Ruang smbr Luas(m2) SB
Flow
Jml 1
Total(m2) 400
commit to user IV - 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lavatory gudang Total Sirkulasi
SB SB
20 20
1 1
20 20 440 530
20% x 440 = 88 (88 + 440 = 528 ~ 530) Tabel 4.12 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan toko buku bekas sumber: analisa penulis
4. Kelompok Kegiatan Sosialisasi · Kafe buku
Ruang Kapasitas Tp. R. penitipan brg R. display dan katalog Area makan
Area baca
Mini bar Mini stage Kasir wastafel r.pengelola r. karyawan dapur
Standart
r.sound gudang r.ibadah lavatory janitor Total Sirkulasi
Flow
SB pengjung 50 org Dinnerseat 1 bh/4 org = 10bh Dinnerseat 1 bh/2 org = 5bh pengjung 60 org Dinnerseat 1 bh/4 org = 10bh Dinnerseat 1 bh/2 org =10bh
1set meja 1pengelola 2 org 2 wastafel 4 org 20 org 110 kursi
dinnerseat 4org= 4m²/bh
5 org
5 org
Jml 1
Total(m2) 8
1
50
SB
47,2
30%
1
61,36~62
SB
54,4
30%
1
70,72~71
SB SB SB NAD SB
20 10
1 1
20 10
1
4
2.4
2
4.8~5
NAD NAD
4,8 24
20% 20%
1 1
5,76~6 28,8~30
NAD
71,5
20%
1
85,8~86
SB NAD
10 6
30%
1 1
10 7,8~8
SB SB SB SB SB
6 20 3.6 20 4
1 1 1 1 1
6 20 4.32~5 20 4 425 510
dinnerseat 2org= 1,44m2/bh dinnerseat 4org= 4m²/bh dinnerseat 2org= 1,44m2/bh
2,4 m2/org 0,6 m2/org 0.48 m²/org 0.72 m²/org 1,2m2/org 1,2m2/org 0.65m²/ kursi
pantry r.persiapan
Besaran Ruang smbr Luas(m2) SB 8
1,2 m²/org
0,72 m²/org
3
25%
20%
20% x 425 = 85 (85 + 425 = 510 ) Tabel 4.13 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan kafe buku sumber: analisa commit topenulis user
IV - 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Movie theater Ruang Tp. r. penjualn tiket
Kapasitas 1 set meja 1pengelola
Standart 2,4 m2/org 1,2 m2/org
Besaran Ruang smbr Luas(m2) SB 3,6 NAD SB SB 6 SB 40 SB 50
r. display film r.tunggu 10 org 0,6 m2/org Snack corner Game corner Movie theater 150 org 0,6 m2/org SB besar Movie theater 10 org 0,6 m2/org SB kecil r.putar film SB (proyektor) r. stock snack SB and drinks r.karyawan 10 org 1,2m²/org NAD r.pengelola 4 org 1,2 m²/org NAD r.ibadah 10 org 0,72m2/org NAD pantry SB Lavatory SB pengunjung Lavatory SB karyawan Gudang SB peralatan janitor SB Total Sirkulasi 20% x 448 = 89,6 (89,6 + 448 = 537,6~538)
Flow 25% 20%
Jml
Total(m2)
4
18
1 1 1 1
6 7,2~8 40 50
90
20%
3
324
6
30%
10
78
20
1
20
10
1
10
1 1 1 1
14,4~15 5,76~6 8,64~9 10
40
1
40
20
1
20
20
1
20
4
1
4 448 538
12 4,8 7,2 10
20% 20% 20%
Tabel 4.14 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan movie theater sumber: analisa penulis
·
Arena lomba
Ruang Kapasitas 10 org 100 org
Standart 0,8m²/org 1,2m²/org
lobby r.lomba r.podium r.panitia 20 org 1,2m²/org r.persiapan r.audio lavatory janitor gudang Total Sirkulasi 30% x 345 = 115 (115 + 345 = 460)
Besaran Ruang smbr Luas(m2) NAD 8 NAD 120 SB NAD 24 SB SB SB 40 SB 4 SB 25
Flow 40% 20% 25%
Jml 1 1 1 1 1 1 1
Total(m2) 11,2~12 144 50 30 24 16 40 4 25 345 460
Tabel 4.15 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan perlombaan sumber: analisa penulis
Total kebutuhan ruang pada kegiatan utama = 11088 m2
commit to user IV - 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.1.5.3 Kelompok Kegiatan Pengelola Ruang Kapasitas r. Direksi r. General Manager r. sekretaris r. rapat r. arsip r. marketing manager r. bag. informasi r. bag. promosi r.arsip marketing r. operational manager r. bag. personlia r. bag. maintenance r. bag.operational r.arsip operational r. Store Manager r. bag gudang r. arsip store r. Finance Manager r. bag.kasir r. bag. pembukuan r. bag bendahara r.arsip finance r. karyawn/ OB r. ganti OB
Standart 40 m²/org
Besaran Ruang Smb Luas(m2) SB 40
Flow
Jml 1
Total(m2) 40
1 org
40 m²/org
NAD
40
1
40
1 org 20 org
12 m²/org 2,5m²/org
NAD NAD SB
12 50 12
1 1 1
12 50 12
1 org
18 m²/org
NAD
18
1
18
1 kepala 2 staff 1 kepala 2 staff
18 m²/org 6,25m²/org 18 m²/org 6,25m²/org
NAD
30,5
1
30,5
NAD
30,5
1
30,5
1org
18 m²/org
SB NAD
12 18
1 1
12 18
1 kepala 2 staff 1 kepala 2 staff 1 kepala 2 staff
18 m²/org 6,25m²/org 18 m²/org 6,25m²/org 18 m²/org 6,25m²/org
NAD
30,5
1
30,5
NAD
30,5
1
30,5
NAD
30,5
1
30,5
1 org 1 kepala 2 staff
18 m²/org 18 m²/org 6,25m²/org
SB NAD
18
1 1
12 18
NAD
18
1
18
1 org
18 m2/org
SB NAD
18
1 1
12 18
2 staff
6,25m²/org
NAD
12,5
1
12,5
2 staff
6,25m²/org
NAD
12,5
1
12,5
2 staff
6,25m²/org
NAD
12,5
1
12,5
10 org 1org/room
1,2m²/org 1,35m²/bh
SB NAD NAD
12 1,35
1 1 3
12 14,4~15 4,05~4
1 1 1 1
12 8,64~9 40 4 566 680
pantry SB 12 r. ibadah 10 org 0,72m²/org SB 7,2 lavatory SB 40 janitor SB 4 Total Sirkulasi = 20% x 566 = 113,2 (113,2 + 566 = 679,2~680 )
20%
20%
Tabel 4.16 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan pengelola sumber: analisa penulis
Total kebutuhan ruang pada kegiatan pengelola = 680 m2
commit to user IV - 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.1.5.4 Kelompok Kegiatan Penunjang 1. Unit Kegiatan Kuliner ·
Restoran
Ruang Kapasitas area makan
Standart pengjung 50 Dinnerseat org 4 org = Dinnerseat 5m²/bh 1 bh/4 org = Dinnerseat 10bh Dinnerseat 1 bh/2 2 org = org = 3,3m²/ 5bh bh
Besaran Ruang Smbr Luas(m2) TSS 66,5
Flow
Jml 1
Total(m2) 66,5
Gb.4.5 Variasi tata meja pada restoran. sumber: Time Server Standart
kasir wastafel
1set meja 1pengelola 2 org 2 wastafel 5 org
2,4 m2/org 0,6 m2/org 0.48m²/org 0.72m²/org 1,2 m²/org
r.pengelola gudang Dapur & 0,65m²/ kelengkapannya kursi janitor r.karyawan 10 org 1,2m²/org lavatory Total Sirkulasi = 25% x 164 = 41 (41 + 164 = 205)
SB NAD SB
2,4
NAD SB
6 20
NAD
32,5
SB NAD SB
4 12 4
3
25%
25%
20%
1
3,75~4
2
4.8~6
1 1
7,5~8 20
1
32,5
1 1 2
4 14,4~15 8 164 205
Tabel 4.17 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan restoran sumber: analisa penulis
commit to user
IV - 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
·
Foodcourt
Ruang Kapasitas Kapling kios area makan
Standart
pengjung 250 org Dinnerseat 1 bh/4 org = 50bh Dinnerseat 1 bh/2 org = 25bh
wastafel
2 org 2 wastafel
dinnerseat 4org= 4m²/bh
Besaran Ruang Smbr Luas(m2) SB 20 SB 236,02
Flow 30%
Jml 20 1
Total(m2) 400 306,83 ~ 307
dinnerseat 2org= 1,44m²/bh
0.48m²/org 0.72m²/org
SB
2.4
2
4.8~5
Lavatory umum janitor Gudang umum r. sampah Total Sirkulasi = 20% x 780 = 156 ( 156 + 780 = 936)
SB SB SB SB
40 4 20 4
1 1 1 1
40 4 20 4 780 936
Jml
Total(m2)
Tabel 4.18 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan foodcourt sumber: analisa penulis
2. Unit Kegiatan Pelengkap ·
ATM box dan telepon umum
Ruang Kapasitas 5 box
ATM box Telepon umum
2 box
Standart 2 m²/atm 0,72m²/box
Besaran Ruang Smbr Luas(m2)
Flow
SB
10
2
20
SB
1.44
3
4,32~5
Total
25 Tabel 4.19 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan ATM box dan telepon umum sumber: analisa penulis
Total kebutuhan ruang pada kegiatan penunjang = 1166 m2
commit to user IV - 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.1.5.5 Kelompok kegiatan servis
Ruang r.karyawan Lavatory karyawan lavatory umum r. ibadah umum
Kapasitas 20 org
Standart 1,2m²/org
50 org
0,72m²/or g
pantry r. sampah r. MEE dan maintenance r. panel Main security post Security post r. genset r.transformator r.AHU r.chiller r.reservoir r.pompa r.PABX r. shaft Gdg cleaning servis Gudang peralatan Area parkir pengunjung
150 mobil 300 motor
3x4,5m/ mbl 1x2m/mtor
Area parkir karyw & pengelola
50 mobil 90 motor
3x4,5m/ mbl 1x2m/mtor
r.tiket parkir sirkulasi tangga darurat
eskalator
@9 m² 2x1,8x8= 28,8~29 m2
Besaran Ruang Smbr Luas(m2) NAD 24 SB 40 SB 40 SB 36
Flow 20%
Jml 2 1 4 1
Total(m2) 57,6~58 80 160 36
SB SB SB
12 9 24
1 4 1
12 36 24
SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB NAD
20 20 4 64 20 64 64 80 9 20 1 20 20 2025 600 =2625
1 1 5 1 4 4 4 2 4 4 20 4 4
20 20 20 64 80 256 256 160 36 80 20 80 80 3937,5 ~ 3938
NAD
675 180 =855
SB SB NAD
2 9 29
50%
50%
Total
1282,5 ~ 1283 4 10 4
8 90 116
7013 Tabel 4.20 Perhitungan besaran ruang kelompok kegiatan servis sumber: analisa penulis
Total kebutuhan ruang pada kegiatan servis = 7013 m2
commit to user IV - 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rekapitulasi luasan kebutuhan ruang Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan: ·
Kelompok kegiatan umum
= 1420 m2
·
Kelompok kegiatan utama
= 11088 m2
·
Kelompok kegiatan pengelola
=
·
Kelompok kegiatan penunjang
= 1166 m2
·
Kelompok kegiatan servis
= 7013 m2 +
680 m2
Total Luas Ruang Bangunan
= 21.367 m2
Sirkulasi horisontal 40%
= 8.546,8 m2 +
Jadi Total Luas kebutuhan ruang
= 29.913,8m2 ~ 30.000m2
Bangunan Pusat Buku di Surakarta yang direncanakan merupakan bangunan tingkat rendah dengan ketinggian antara 2 hingga 4 lantai (rata-rata ketinggian 3 lantai). Maka: analisa perhitungan luas bersih site yang diperlukan adalah 30.000 m2 : 3 = 10.000 m2 analisa Perhitungan luas total site yang diperlukan bila memiliki ALD 50% = 100/50 x 10.000 m2= 20.000 m2. Berdasarkan analisa perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa lahan/site yang dibutuhkan minimal memiliki luasan 20.000 m2. 4.2 ANALISA FISIK 4.2.1 Pendekatan Pemilihan Lokasi dan Site 4.2.1.1 Pendekatan pemilihan lokasi Karakteristik yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi Pusat Buku di Surakarta yaitu:
commit to user IV - 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karakteristik secara umum: 1. Berada pada wilayah administrasi Kota Surakarta yang potensial untuk sebuah sarana pendidikan, perdagangan, dan industri. 2. Dalam RTRW difungsikan untuk bangunan komersial. 3. Tingkat pencapaian ke lokasi relatif tinggi (aksesibilitas dan transportasi baik). 4. Dekat dengan sarana umum yang mendukung seperti sekolah bertaraf internasional, sarana olahraga, pusat perbelanjaan, hotel, rumah sakit, dll. Disamping kriteria secara umum di atas, penentuan lokasi juga harus sesuai dengan RUTRK Kota Surakarta yaitu diperuntukkan sebagai kawasan pendidikan, perdagangan, dan industri. Untuk mempermudah penentuan, pada mulanya dilakukan pendaftaran terhadap beberapa lokasi (berdasar SWP 1993-2013) di Surakarta yang diidentifikasi sebagai kawasan pendidikan, perdagangan, dan industri. Lokasi-lokasi tersebut dijabarkan melalui tabel berikut : Lokasi Pendidikan SWP II SWP IV
Lokasi Perdagangan SWP I
Lokasi Industri SWP I
SWP II
SWP V
SWP V SWP VI SWP VIII SWP IX
SWP III SWP IV SWP V SWP VI SWP VII SWP VIII SWP IX SWP X
SWP VI SWP VII SWP VIII SWP IX SWP X
Tabel 4.21 Analisa kawasan pendidikan, perdagangan, dan industri berdasar SWP 1993-2013 sumber: analisa penulis
commit to user
IV - 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari pengamatan yang tertuang pada tabel tersebut diketahui bahwa terdapat kawasan tertentu yang memenuhi kriteria sebagai kawasan pendidikan, perdagangan, dan industri. Kawasan yang sesuai dengan kriteria dan dapat dijadikan pertimbangan pada tahap analisa berikutnya adalah: 1. SWP V
: Pajang, Laweyan, dan Sondakan
2. SWP VI
: Karangasem, Jajar, dan Kerten
3. SWP VIII
: Jebres dan Tegalharjo
4. SWP IX
: Kadipiro dan Nusukan
Kawasan di atas kemudian disesuaikan dengan kriteria umum dari poin 1 hingga 4. Pembobotan berdasar kriteria poin 1 hingga 4 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Kriteria
SWP V
SWP VI
SWP VIII
SWP IX
Potensial untuk sebuah sarana
ü
ü
ü
ü
ü
ü
-
-
ü
ü
ü
ü
-
ü
-
-
3
4
pendidikan, perdagangan, dan industri Dalam RTRW difungsikan untuk bangunan komersial Tingkat pencapaian ke lokasi relatif tinggi (aksesibilitas dan transportasi baik) Dekat dengan sarana lain yang mendukung Skor
2
2
Dari kawasan-kawasan di atas yang memenuhi kriteria secara
keseluruhan
adalah
Kawasan
SWP
VI
yaitu
Karangasem, Jajar, Kerten (termasuk di dalamnya jalan utama di kota Surakarta yaitu Jl. Adi Sucipto, Jl. Ahmad Yani).
commit to user IV - 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Maka untuk pemilihan lokasi dipilihlah dua rute jalan utama di Surakarta yaitu jalan Adi Sucipto dan jalan Ahmad Yani. 4.2.1.2 Pendekatan pemilihan site Pertimbangan pemilihan site didasarkan pada : 1. Memiliki persyaratan yang sesuai terhadap tata ruang kota 2. Memiliki luasan minimum pada perhitungan luasan site yang diperlukan 3. Memiliki kemudahan akses 4. Memiliki kondisi lingkungan yang mendukung Dengan dasar pertimbangan di atas, dipilih 3 alternatif site yaitu:
1
2 3
Gb.4 6 Peta Kota Surakarta dengan alternatif site sumber: www.surakarta.go.id dan analisa penulis
1. Alternatif site 1 · Lokasi
: terletak di jalan Adi Sucipto, tepatnya di
kelurahan Karangasem.
commit to user IV - 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Batas
: jl. Adi Sucipto dan jalan lingkungan tembus
ATMI · Luas
: site ini memiliki luas 27.026 m2
· Kondisi
: bangunan sekitar merupakan pemukiman,
berbatasan langsung dengan Kab. Karanganyar, lalu lintas kendaraan relatif sedang
Gb.4.7 Foto udara alternatif site 1 sumber: googleearth dan analisa penulis
2. Alternatif site 2 · Lokasi
: terletak di jalan Adi Sucipto, tepatnya di
kelurahan Jajar · Batas
:
jl.
Adi
Sucipto,pertokoan,
dan
jalan
lingkungan · Luas
: site ini memiliki luas 27.690 m2
· Kondisi
: bangunan sekitar merupakan pemukiman,
kepadatan bangunan sedang, lalu lintas kendaraan sedang
commit to user IV - 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gb.4.8 Foto udara alternatif site 2 sumber: googleearth dan analisa penulis
3. Alternatif site 3 · Lokasi
: terletak di jalan Ahmad Yani, tepatnya di
kelurahan Kerten · Batas
: jl. Adi Sucipto dan jalan lingkungan
· Luas
: site ini memiliki luas 25.043 m2
· Kondisi
: bangunan sekitar merupakan pemukiman,
hotel, dan pertokoan, kepadatan bangunan sedang, lalu lintas kendaraan tinggi karena dilalui bus antar kota
Gb.4.9 Foto udara alternatif site 3 sumber: googleearth dan analisa penulis
commit to user IV - 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari
alternatif
pembobotan
pada
site
di
atas,
masing-masing
kemudian site
sesuai
dilakukan dengan
pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan site seperti : Alternatif Site Alternatif site 1
Pertimbangan · · ·
· Total Nilai Alternatif site 2
·
·
·
Total Nilai
_ +
_
Site potensial untuk dibangun sebuah pusat buku Memiliki kondisi lahan yang mendukung dan luas lahan yang mencukupi Memiliki aksesibilitas yang baik untuk sebuah bangunan pendidikan, perdagangan, dan industri seperti pusat buku Berada pada lingkungan yang dekat dengan sarana penunjang yang mendukung
+ + + _
(+) = 3 (-) = 1 Skor = 3/4 0,75 · · ·
· Total Nilai
Memiliki aksesibilitas yang baik untuk sebuah bangunan pendidikan, perdagangan, dan industri seperti pusat buku Berada pada lingkungan yang dekat dengan sarana penunjang yang mendukung
+
(+) = 2 (-) = 2 Skor = 2/4 0,5
·
Alternatif site 3
Site potensial untuk dibangun sebuah pusat buku Memiliki kondisi lahan yang mendukung dan luas lahan yang mencukupi
Nilai
Site potensial untuk dibangun sebuah pusat buku Memiliki kondisi lahan yang mendukung dan luas lahan yang mencukupi Memiliki aksesibilitas yang baik untuk sebuah bangunan pendidikan, perdagangan, dan industri seperti pusat buku Berada pada lingkungan yang dekat dengan sarana penunjang yang mendukung
+ + + +
(+) = 4 (-) = 0 Skor = 4/4 1 Tabel 4.22 Analisa pemilihan site sumber: analisa penulis
commit to user
IV - 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasar analisa pembobotan site di atas maka, site yang memiliki bobot paling tinggi atau sesuai dengan pertimbangan pemilihan site adalah alternatif site 3, yaitu lahan di Jl. Ahmad Yani, tepatnya di kelurahan Kerten. Alternatif site 3 merupakan site yang paling tepat untuk dibangun sebuah Pusat Buku yang direncanakan. 4.2.2 Eksisting Site Kondisi site: 1.
Site terletak pada sisi salah satu jalan arteri utama kota Surakarta yaitu Jalan Ahmad Yani, tepatnya di kelurahan Kerten, Kecamatan Laweyan.
2.
Site memiliki luasan total sebesar ± 25.043 m2.
3.
Batas-batas site: Utara : Jl. Mliwis, SD Negeri Dhukuhan Kerten, pemukiman Selatan: Jl. Merpati, pemukiman penduduk, pertokoan dan ruko Timur : Jl. Mliwis 2, pemukiman Barat : Jl. Ahmad Yani, The Sunan Hotel
commit to user IV - 45