PUPUK ORGANIK SYEKHFANI
DEFINISI PUPUK ORGANIK Pupuk organik adalah pupuk terbuat dari bahan organik atau bahan alami.
Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain: pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, kascing, gambut, rumput laut, guano, dan lain-lain. Berdasarkan bentuk, pupuk organik dibedakan: (1) padat, dan (2) cair. Beberapa pupuk organik diolah di pabrik: misalnya tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan.
JENIS PUPUK ORGANIK a. Pupuk Organik padat yaitu pupuk organik yang berupa padatan, baik yang belum dikomposkan maupun sudah dikomposkan. b. Pupuk Organik cair yaitu Pupuk Organik berbentuk cair yang berasal dari kotoran hewan yang masih segar, bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu, serta ekstraksi kompos (teh kompos).
Mengapa Pupuk Organik?
Nenek-moyang kita dulu hidup secara tradisional; selalu sehat, jarang atau tidak pernah sakit; dan umur rata-rata di atas 100 tahun-an. Kita, di abad modern ini, sering teterpa sakit, umur pendek, hanya 60 tahun-an. Mengapa? Hampir semua orang menyadari bahwa hidup secara alami di lingkungan bersih itu sehat, dan menjadi dambaan; sedang di lingkungan tercemar menyesakkan dada. Karena itu, yang sadar dan berpikiran jauh setuju dan sepakat untuk mengurangi bahkan menghilangkan praktek berakibat lingkungan tercemar. Salah satu di antaranya menghindari aplikasi pupuk anorganik (pupuk kimia, buatan pabrik) beralih ke pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk terbuat dari bahan organik atau bahan alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain: pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, kascing, gambut, rumput laut, guano, dan lain-lain. Berdasarkan bentuk, pupuk organik dibedakan: (1) padat, dan (2) cair. Beberapa pupuk organik diolah di pabrik: misalnya tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan.
Apa Pupuk Organik?
Pupuk organik merupakan pupuk masa kini dan masa depan, sedang pupuk anorganik adalah pupuk masa lalu yang berdampak negatif, lambat laun harus dihilangkan. Untuk maksud itu diperlukan teknologi tepat guna: praktis, murah, mudah, dan bahan baku berlimpah.
Meskipun kandungan haranya rendah, tetapi kandungan senyawa-senyawa organik di dalam kompos memiliki peranan yang lebih penting dari pada peranan hara saja.
Keampuhan pupuk organik
Kelebihan pupuk organik karena bersifat: alami, hara seimbang, dari daurulang, akrab lingkungan, dan berkelanjutan. Beberapa keampuhan pupuk organik dikemukakan Isro'i (1998), sebagai berikut: Misalnya, asam humat dan fulvat, keduanya memiliki peranan seperti hormon yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Kompos meningkatkan KTK (kapasitas tukar kation) tanah, yang berperan sebagai penyangga (bufer) hara. Tanah yang diberi kompos lebih gembur dan aerasi tanah lebih baik. Tanah yang diberi kompos lebih banyak menyimpan air dan tidak mudah kering. Aktivitas mikroorganisme pada tanah yang diberi kompos lebih tinggi daripada yang tidak diberi kompos.
Sifat dan Ciri Pupuk Organik Sifat pupuk: mutu tinggi, daya reaksi tinggi, komposisi tepat guna, mengandung: zat, senyawa, bahan, agen pembawa, pendorong, pereaksi, pemberat, ikutan bahan; serta bersifat efektif, ekonomis, berlanjut, dan menguntungkan. Pertimbangan: sumber, metode, proses, produk, sasaran komoditi, sasaran lokasi. Sifat aktivitas: teknologi, transfer teknologi, produk, jasa, usaha. Skala: home, lokal, regional, nasional, global. Sumberdaya: manware, hardware, software, moneyware. Konsumen: costumer rutin, new costumer, general. Modal dasar: iptek, home, lab, relasi, rekanan. Manajemen: personal, keluarga.
Sumber Energi Pupuk Organik:
Transfer Energi: peran mikroorhanisme dekomposer, mineralisator, dan transformator. Faktor penunjang: sistem pernapasan, aerasi, dan nutrisi, serta tata kehidupan mikroorganisme. Sistem pengomposan: aerobik, anaerobik.
Fungsi Bahan Organik Tanah (Sanchez, 1976):
Memperbaiki sifat fisik tanah, meningkatkan pertukaran UDARA sehingga penetrasi akar mudah karena terbentuk agregat mantap Memperbaiki kelembaban tanah (AIR), menambah permeabilitas dan drainase melalui konversi air hujan menjadi kelembaban tanah Mengendalikan EROSI Meningkatkan pertumbuhan tanaman karena HUMUS yang berwarna gelap akan membufer SUHU tanah Meningkatkan efisiensi pupuk anorganik dengan peningkatan KTK dan KPA Mengkhelat unsur mikro kation (Fe, Mn, Cu, Zn) sehingga mudah tersedia Penyangga (bufer) pH, sehingga gejolak pH dicegah Menghambat serangan 'soil born deseases' (penyakit dalam tanah) Membentuk senyawa komleks dengan Al, Fe, dan Mn sehingga membantu pelepasan fiksasi P.
Selain itu, bahan organik berfungsi dalam: Keseimbangan Unsur Hara: keberlanjutan hasil, stabilitas produksi, dan mutu hasil. Pengganti Pupuk Buatan: substitusi pupuk anorganik, fungsi keseimbangan unsur hara, dan pengganti unsur hara yang hilang/terangkut panen.
MIKROORGANISME TANAH
Pupuk Hijau
Tabel 1. Legum Tropika yang Lazim Ditanam Sebagai Tanaman Penutup untuk Memperoleh Mulsa in situ Nama Umum Kalopo Sentro Glycine (kedelai kayu) Huban clover Kudzu Koro Benguk Phasey bean Pigeon pea Psophocarpus Enceng-enceng Spanish clover Stylo Townsville stylo Velvet bean
Nama Latin Calopogonium mucunoides Centrosema pubescens Glycine wighrii Arachis prostrata Pueraria phaseoloides Mucuna utilis Phaseolus lathyroides Cajanus cajan Psophocarpus palustris Crotalaria juncea Desmodium ucinatum Stylosanthes gracilis Stylosanthey humilis Stizolobium deeringianum
Tabel 2. Kapasitas Serapan Relatif Berbagai Bahan Alas Kandang Ternak
Bahan
Jumlah Air (Kg) Diserap Setiap Kg Bahan Setelah 24 Jam Direndam Air
Jerami gandum
2.20
Jerami gambut
2.80
Daun kering
2.00
Gambut
6.00
Serbuk gergaji
4.35
Tanah
0.50
Pasir
0.25
Tabel 2.2. Proporsi Bahan Mentah untuk Pembuatan Kompos yang Baik
Porsi tiap bahan
Campuran sisa pertanian dan ternak
400
Tanah terendam urin
56
Kotoran ternak segar
60
Abu kayu
6
Tabel 2.4. Kandungan Hara Rata-rata dalam Bahan Organik Persen Kandungan
Bahan Organik Kotoran ternak, segar Kotoran Kuda, segar Kotoran Domba, segar Nightsoil, segar Kotoran ternak unggas, segar Limbah kasar, segar Lumpur Limbah, kering Lumpur Limbah, kering aktif Kencing ternak Kencing kuda Kencing manusia Kencing Domba
Nitrogen (N) Bahan: 0.3 - 0.4 0.4 - 0.7 0.5 - 0.7 1.0 - 1.6
Fosfor (P2O5)
Kalium (K2O)
0.1 - 0.2 0.3 - 0.4 0.4 - 0.6 0.8 - 1.2
0.1 - 0.3 0.3 - 0.4 0.3 - 1.0 0.2 - 0.6
1.0 - 1.8
1.4 - 1.8
0.8 - 0.9
2.0 - 3.0 2.0 - 3.5
1.0 - 5.0
0.2 - 0.5
4.0 - 7.0
2.1 - 4.2
0.5 - 0.7
0.9 - 1.2 1.2 - 1.5 0.6 - 1.0 1.5 - 1.7
tr. tr. 0.1 - 0.2 tr.
0.5 - 1.0 1.3 - 1.5 0.2 - 0.3 1.8 - 2.0
Persen Kandungan Bahan Organik
Nitrogen Fosfor (P2O5) (N) Abu kayu: Arang 0.73 0.45 Abu, dapur 0.5 - 1.9 1.6 - 4.2 Abu,gurhal 0.1 - 0.2 0.8 - 1.3 Abu, babul wood 0.1 - 0.2 2.5 - 3.0 Abu, casuarina wood tr. 1.4 Abu, eucalyptus wood tr. 5.9 Abu, batang tembakau tr. 2.6 Lapangan, sisa pabrik dan pemukiman: Kompos desa, kering 0.5 - 1.0 0.4 - 0.8 Kompos kota, kering 0.7 - 2.0 0.9 - 3.0 Manur Pekarangan, 0.4 - 1.5 0.3 - 0.9 kering Filter-press cake 1.0 - 1.5 4.0 - 5.0 Sisa tanaman: Sekam padi 0.3 - 0.5 0.2 - 0.5 Kulit kacang tanah 1.6 - 1.8 0.3 - 0.5
Kalium (K2O) 0.53 2.3 - 12.0 1.5 - 3.1 3.5 - 4.5 14.0 23.8 36.0 0.8 - 1.2 1.0 - 2.0 0.3 - 1.9
2.0 - 7.0 0.3 - 0.5 1.1 - 1.7
Persen Kandungan Bahan Organik Bajra Pisang, kering Kapas Jowar Jagung Padi Tembakau Tur, arhar Gandum Tebu trash Abu tembakau Calotropis gigantea Careya arborea cassia auriculata Dellinia pentagyana Madhuca indica Pongamia pinnata, karanj, honge Pterocarpus marsupium Terminalia chebula
Nitrogen Fosfor (P2O5) (N) Jerami dan malai: 0.65 0.75 0.61 0.12 0.44 0.10 0.40 0.23 0.42 1.57 0.36 0.08 1.12 0.84 1.10 0.58 0.53 0.10 0.35 0.10 1.10 0.31 Daun pohon, kering: 0.35 0.12 1.67 0.40 0.98 0.12 1.34 0.50 1.66 0.50
Kalium (K2O) 1.00 0.66 2.17 1.65 0.71 0.80 1.28 1.10 0.60 0.93 0.36 2.20 0.67 3.20 2.00
3.69
2.41
2.42
1.97 1.46
0.40 0.35
2.90 1.35