Bahan Baku PUPUK ORGANIK
Bahan Baku Bahan Baku Alami: Bahan berasal dari tempat umum potensial sebagai sumber utama: dapur, halaman belakang, kebun, dan hutan.
Daun-daunan •
Daun sangat mudah dikomposkan, tetapi mereka terakumulasi dalam waktu singkat dan biasanya dalam jumlah banyak. Bila terdapat terlalu banyak daun-daunan rontok dalam komposer, berikut berupa saran:
•
Benamkan dalam tanah selama satu musim tanam.
•
Gunakan sebagai mulsa di sekitar tanaman atau pohon.
•
Timbun daun-daunan di sudut halaman. Mereka akan hancur secara cepat.
•
Simpan dalam kotak. Tambahkan ke timbunan kompos bila dibutuhkan.
•
Cacahan daun-daunan untuk mengurangi volume. Lakukan dengan menggunakan alat pencacah rumput. Atau, hamparkan di permukaan jalan dan gunakan traktor rantai menggilas hingga hancur.
Fase-1 Fase-4
Petunjuk: Fase-2
Daun-daunan akan hilang di atas 3/4 volume bila dikomposkan. Bilamana tampak timbunan daundaunan rontok terlalu banyak, jadikan lebih kecil dengan menjadikan beberapa timbunan.
Fase-3
•Lumpur dan Comberan •Night-Soil (Tinja) •Pupuk Hijau
Tabel 1. Legum Tropika yang Lazim Ditanam Sebagai Tanaman Penutup untuk Memperoleh Mulsa in situ Nama Umum Kalopo Sentro Glycine (kedelai kayu) Huban clover Kudzu Koro Benguk Phasey bean Pigeon pea Psophocarpus Enceng-enceng Spanish clover Stylo Townsville stylo Velvet bean
Calopogonium spp.
Nama Latin Calopogonium mucunoides Centrosema pubescens Glycine wighrii Arachis prostrata Pueraria phaseoloides Mucuna utilis Phaseolus lathyroides Cajanus cajan Psophocarpus palustris Crotalaria juncea Desmodium ucinatum Stylosanthes gracilis Stylosanthey humilis Stizolobium deeringianum ndungan Unsur (%) N P 3.02
K
Desmodium trifolium
2.93
0.14
1 30
Mucuna sp.
2.96
0.32
1.57
Pueraria spp.
2.38
0.25
2 30
Tabel 2. Proporsi Bahan Mentah untuk Pembuatan Kompos yang Baik Porsi tiap bahan Campuran sisa pertanian dan ternak
400
Tanah terendam urin
56
Kotoran ternak segar
60
Abu kayu
6
Tabel 3. Kandungan Hara Rata-rata dalam Bahan Organik Bahan Organik
Kotoran ternak, segar Kotoran Kuda, segar Kotoran Domba, segar Nightsoil, segar Kotoran ternak unggas, segar Limbah kasar, segar Lumpur Limbah, kering Lumpur Limbah, kering aktif Kencing ternak Kencing kuda Kencing manusia Kencing Domba
Persen Kandungan Nitrogen Kalium Fosfor (P2O5) (N) (K2O) Bahan: 0.3 - 0.4
0.1 - 0.2
0.1 - 0.3
0.4 - 0.7
0.3 - 0.4
0.3 - 0.4
0.5 - 0.7
0.4 - 0.6
0.3 - 1.0
1.0 - 1.6
0.8 - 1.2
0.2 - 0.6
1.0 - 1.8
1.4 - 1.8
0.8 - 0.9
2.0 - 3.0
-
-
2.0 - 3.5
1.0 - 5.0
0.2 - 0.5
4.0 - 7.0
2.1 - 4.2
0.5 - 0.7
0.9 - 1.2 1.2 - 1.5 0.6 - 1.0 1.5 - 1.7
tr. tr. 0.1 - 0.2 tr.
0.5 - 1.0 1.3 - 1.5 0.2 - 0.3 1.8 - 2.0
Persen Kandungan Bahan Organik
Nitrogen (N)
Fosfor (P2O5)
Kalium (K2O)
0.73
0.45
0.53
Abu, dapur
0.5 - 1.9
1.6 - 4.2
2.3 - 12.0
Abu,gurhal
0.1 - 0.2
0.8 - 1.3
1.5 - 3.1
Abu, babul wood
0.1 - 0.2
2.5 - 3.0
3.5 - 4.5
Abu, casuarina wood
tr.
1.4
14.0
Abu, eucalyptus wood
tr.
5.9
23.8
Abu, batang tembakau
tr.
2.6
36.0
Abu kayu: Arang
Lapangan, sisa pabrik dan pemukiman: Kompos desa, kering
0.5 - 1.0
0.4 - 0.8
0.8 - 1.2
Kompos kota, kering
0.7 - 2.0
0.9 - 3.0
1.0 - 2.0
Manur Pekarangan, kering
0.4 - 1.5
0.3 - 0.9
0.3 - 1.9
Filter-press cake
1.0 - 1.5
4.0 - 5.0
2.0 - 7.0
Sisa tanaman: Sekam padi
0.3 - 0.5
0.2 - 0.5
0.3 - 0.5
Kulit kacang tanah
1.6 - 1.8
0.3 - 0.5
1.1 - 1.7
Persen Kandungan Bahan Organik
Nitrogen (N)
Fosfor (P2O5)
Kalium (K2O)
Jerami dan malai: Bajra
0.65
0.75
Pisang, kering
0.61
0.12
1.00
Kapas
0.44
0.10
0.66
Jowar
0.40
0.23
2.17
Jagung
0.42
1.57
1.65
Padi
0.36
0.08
0.71
Tembakau
1.12
0.84
0.80
Tur, arhar
1.10
0.58
1.28
Gandum
0.53
0.10
1.10
Tebu trash
0.35
0.10
0.60
Abu tembakau
1.10
0.31
0.93
Daun pohon, kering:
Calotropis gigantea
0.35
0.12
0.36
Careya arborea
1.67
0.40
2.20
cassia auriculata
0.98
0.12
0.67
Dellinia pentagyana
1.34
0.50
3.20
Madhuca indica
1.66
0.50
2.00
Pongamia pinnata, karanj, honge
3.69
2.41
2.42
Pterocarpus marsupium
1.97
0.40
2.90
Terminalia chebula
1.46
0.35
1.35
Persen Kandungan Bahan Organik
Nitrogen (N)
Fosfor (P2O5)
Kalium (K2O)
Terminalia paniculata
1.70
0.40
1.60
Terminalia tomentosa
1.39
0.40
1.80
Xylia dolabriformis
1.37
0.30
1.61
Pupuk Hijau, segar: Chavli, lobia, cowpea (Vigna catjang)
0.71
0.15
0.58
Dhaincha (Sesbania aculeata)
0.62
..
..
Guar; Cluster-bean (Cyamopsis tetragonoloba)
0.34
..
..
Kulthi ; horse-gram (Dolochos biflorus)
0.33
..
..
Mathi, moth; moth-bean (Phaseolus aconitifolius
0.80
..
..
Mug, mung; green-gram (Phaseolus aureus)
0.72
0.18
0.53
Bahan Organik
Sann, sunnhemp (Crotalaria juncea) Urd, Urid; black-gram (Phaseolus mungo)
Persen Kandungan Nitrogen Fosfor Kalium (N) (P2O5) (K2O) 0.75
0.12
0.51
0.85
0.18
0.53
Baku Mutu Pupuk Organik Kotoran Hewan dan Kompos: Diterima •
Bahan baku kotoran hewan atau bentuk cair dihasilkan di lahan pertanian disebar sebelum penyebaran benih pupuk hijau pada musim penanaman tanaman pangan.
•
Bahan baku kotoran hewan atau bentuk cair disebar pada jerami sisa panen tanaman pangan ataupun non-pangan.
•
Kotoran terkompos atau bagian berasal dari kompos buatan dapat diaplikasikan sewaktu-waktu selama pertumbuhan tanaman tertentu, sepanjang kompos memenuhi kriteria berikut:
•
Umur kompos sekitar 3 bulan,
•
Merupakan produk yang homogen,
•
Tidak menunjukkan tanda-tanda belum matang,
•
Suatu contoh pewakil diletakkan pada kotak plastik dan ditaruh di tempat panas selama periode 2 dan tidak menimbulkan bau (seperti misalnya amoniak) atau senyawa lain selain aroma tanah yang sedap.
Baku Mutu Pupuk Organik Kotoran Hewan dan Kompos: Diatur •
Bahan baku atau bagian kotoran hewan terdekomposi atau bentuk cair berasal dari sumber luar lahan, disebar seperti halnya dilakukan di atas.
•
Bahan baku kotoran hewan atau bagian terkompos disebarkan setelah pertanaman tanaman pangan. Apabila dilgunakan, harus dilakukan melalui pencampuran dengan tanah saat pengolahan lahan, pembajakan, pentraktoran, dll. Dan tidak ada tanaman yang dapat dipanen selama 6 minggu sejak waktu pencampuran tersebut.
•
Bahan baku kotoran unggas bisa diaplikasikan hanya pada musim pertanaman tanaman pangan, atau bila disebar dan segera dicampurkan pada sekurang-kurangnya 8 minggu sebelum tanaman pangan dipanen.
•
Kotoran ternak hanya diperkenankan di mana tanaman pangan diproduksi oleh petani yang dapat mendemonstrasikan bahwa tanaman pangan tersebut tidak kontak langsung dengan bahan baku kotoran.
Baku Mutu Pupuk Organik Kotoran Hewan dan Kompos: Dilarang •
Bahan-bahan sisa organik terkontaminasi.
•
Lumpur limbah.
•
Aplikasi bahan baku atau bagian dari kotoran terkompos, atau kotoran segar ke pertanaman pangan atau lahan pertanian kurang dari 6 minggu sebelum panen.
Bahan Baku Bahan Baku Olahan: Bahan baku yang dibutuhkan adalah campuran sisa tanaman, kotoran dan urin hewan, tanah, abu dan air.. •
Daun-daunan
• Potongan rumput •
Lumpur dan Comberan
• Night-Soil (Tinja) •
Pupuk Hijau
Bahan Baku Unsur Hara: a. Sumber Nitrogen •
Nitrogen berada di lingkungan dalam berbagai bentuk. Proses biologi tanah yang membuat unsur ini menjadi tersedia bagi tanaman merupakan bagian dari siklus alami. Memanfaatkan siklus ini menghasilkan aliran konsentrasi nitrat bagi tanaman. Ketergantungan terhadap pupuk nitrogen larut dapat dilakukan, atau kadangkala merugikan, proses tersebut. Penggunaan sumber-sumber nitrogen ikutan dapat secara temporer diduga sebagai salah satu penyebab terganggunya fungsi tanah dalam berbagai tindakan agronomi tertentu.
Sumber Nitrogen Diterima •
Tanaman penutup tanah atau pupuk hijau dari tanaman penambat nitrogen dan inokulan Rhizobium.
•
Kompos.
Diatur •
Tepung sayur, darah, bulu, atau tepung hewan, dan emulsi ikan, tergantung pada metode prosesing dan level kontaminasi.
•
Nitrat Chili alami, tergantung pada pendekatan agronomi, diperbolehkan jumlah sampai pada 30 lbs/acre kandungan total nitrogen per musim, sebagai salah satu ukuran dalam hal perencanaan pertanian secara menyeluruh.
•
Aplikasi berbagai sumber nitrogen dalam waktu 2 minggu sebelum panen.
Dilarang •
Semua nitrogen sintesis atau sumber amoniak.
•
Bahan-bahan organik sisa yang terkontaminasi.
Bahan Baku b. Sumber Fosfor •
Fosfor merupakan suatu unsur yang seringkali mengalami ikatan kompleks yang tidak larut. Kecuali pupuk terlarut, fosfor tergantung pada aktivitas kimia maupun biokimia untuk menjadi tersedia bagi tanaman dengan basis jangka panjang. Bahan fosfor tersedia hanya secara temporer tersedia bagi tanaman (sebanyak 5 – 15 % dari total P) sebelum mereka mngalami fiksasi. Seperti halnya nitrogen, kreasi dari aktivitas biologis tanah adalah merupakan metode paling menguntungkan bagi penyedian fosfat bagi pertumbuhan tanaman. Fosfat paling tersedia adalah pada tanah dengan reaksi netral.
Sumber Fosfor Diterima •
Fosfat dalam bentuk koloidal, batuan lunak, dan batuan keras.
•
Guano.
•
Bahan diproduksi di lapangan (on-farm) dan air pencucian segregasi sisa (misalnya bahan kimia pembersih rumah susu) berdasar pada kebutuhan unsur seperti ditunjukkan dari hasil uji tanah.
Diatur
•
Asam ortofosfat grade makanan dan fosfat organo (fosfat sabun) dalam proses formulasi dan emulsi ikan mungkin digunakan dalam proses produksi rumah kaca dan lapangan.
•
Basic slag
•
Tepung tulang
•
Bila bersumber dari luar lahan, berupa dari segregasi kotoran buih (mis. dari bahan kimia susu rumah-tangga) berdasar pada kebutuhan unsur hara yang ditunjukkan melalui uji tanah.
Dilarang •
Fosfat diasidulasi (diasamkan).
•
Emulsi ikan yang diberi fosfat agar level P meningkat; hanya fosfat untuk stabilitas yang dibolehkan.
Bahan Baku c. Sumber Kalium Diterima •
Abu kayu, dengan menghindari aplikasi peningkatan pH tanah secara berlebihan.
•
Debu batuan (granit, feldspar, pasir hijau).
•
Sulpomag, dari sumber alami.
•
Kalum sufat alami.
•
Kainit.
•
Kompos.
Dilarang •
Muriate of potash (kalium khlorida) sebab solubilitasnya berlebihan, indek garam dan kandungan klor tinggi.
•
Semua sumber kalium sintesis.
Bahan Baku c. Sumber Kalsium Diterima •
Kapur pertanian.
•
Gipsum pertanian (kalsium sulfat terhidrasi).
•
Kulit kerang giling.
•
Rumput laut kaya kapur.
•
Kapur jagung.
Diatur
•
Bahan semprot daun berbasis kalsium khlorida.
Dilarang •
Kapur tohor (kalsium oksida).
•
Kapur mati atau terhidrasi (kalsium hidroksida) digunakan ke tanah.
Bahan Baku c. Sumber Magnesium Diterima •
Batu kapur Dolomitik.
•
Kieserit.
•
Sulpomag dari sumber alami.
Diatur •
Epsom salts (magnesium sulfat terhidrasi).
Bahan Baku b. Sumber Unsur Mikro •
Sistem pengelolaan tanah secara ekologis yang mendaur ulang sisa bahan organik secra normal menjaga keseimbangan unsur mikro. Namun demikian, bila terdapat indikasi dari uji jaringan tanaman, maka disarankan untuk melakukan penambahan secara hati-hati dan tidak dalam bentuk berlebihan.
Bahan Baku b. Pemacu Tumbuh, Aktivator, Inokulan: •
Sejumlah senyawa biotik dapat berpengaruh besar terhadap dalam sistem kehidupan. Senyawa alami, seperti ekstrak tanaman, dapat digunakan sebagai messenger kimia untuk menstimulasi pertumbuhan tanaman. Kultur mikroba, seperti bakteri dan ganggang, digunakan untuk mengintroduksi atau mempromosi proses-proses yang menguntungkan dalam tanah. Pengertian kita tentang pengaruh alami dan efek senyawa-senyawa ini masih taraf awal. Pertimbangan ekologis harus diikuti dengan percobaan dalam berbagai manipulasi sistem biologis.
Pemacu Tumbuh, Aktivator, Inokulan: Diterima •
Fomulasi sitokinin alami, seperti ekstrak rumput laut kering atau larut.
•
Preparat herbal.
•
Preparat Bio-dinamik.
•
Inokulan Rhizobia.
•
Bakteri fiksasi N bebas dan berbagai kultur mikrobia yang diperbolehkan.
•
Ganggang hijau-biru.
•
Bakteri selulotik.
•
Hormon akar alami.
•
Humat.
•
Pembawa dan pembasah untuk aplikasi pupuk daun.
Dilarang •
Pemacu tumbuh sintetik.
Pupuk Campuran Komersial •
Untuk dapat diterima, semua pupuk yang dijual berupa pupuk "alami" atau "organik" harus dilampiri dengan daftar kandungan unsur-unsur secara lengkap, berikut hasil analisis laboratorium untuk kemungkinan kontaminasi adanya logam berat. Hal ini akan merupakan informasi yang aman dan memberikan rasa percaya diri bagi produsen pupuk organik bersangkutan.
Diatur
•
Pertimbangan terhadap formulasi tertentu.
•
Dilarang
•
Pupuk campuran komersial mengandung bahan-bahan yang ditolak termasuk berbasis lumpur limbah.