Puluhan Peserta Ikuti Audisi Pemilihan Pesona Batik Nusantara 2017, Artis Sinetron Esa Gionino Sebagai Juri PURWOREJO, FP – Sebanyak 50 peserta yang terdiri anak-anak dan remaja mengikuti Audisi Pemilihan Pesona Batik Nusantara 2017 yang digelar oleh Plor Management dan Hanyla Talent Management bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Koorporatif Jakarta. Audisi digelar di gedung Wisma Budaya SMA Negeri 7 Purworejo, Minggu (19/2). Peserta tidak hanya dari Purworejo saja, namun juga berasal dari luar daerah seperti Magelang, Semarang, Yogyakarta, Kebumen, Wonosobo, dan Purwokerto. Dalam audisi tersebut panitia menghadirkan artis sinetron Esa Gionino dan Nayla Like Selebritis sebagai juri kehormatan.
Salah satu penampilan peserta remaja
Ketua penyelenggara, Alifia mengatakan, kegiatan Audisi Pemilihan Pesona Batik Nusantara 2017 merupakan kegiatan rutin tahunan yang digelar di Jawa dan Bali. Audisi dibagi menjadi tiga kategori. Yakni kategori A (usia 3 – 8 tahun), kategori B (9 – 12 tahun), dan kategori C (13 – 25). Dari Audisi tersebut nantinya akan diambil pemenang di masingmasing kategori untuk dikirim ke Kementerian Pariwisata di Jakarta mengikuti karantina dan pendidikan. Diungkapkan Alifia, tujuan audisi untuk mengenalkan batik pada anak-anak dan remaja. “Anak-anak dan remaja harus tahu bahwa batik yang selama ini identik dengan kain kebaya dan rumahan ternyata bisa dimodifikasi dengan model-model yang kekinian, ” katanya. Selain itu, lanjut dia, untuk lebih mengenalkan lagi sekaligus melestarikan batik sebagai warisan budaya yang sudah diakui PBB. “Harapanya melalui kegiatan ini masyarakat semakin mengenal batik sebagai warisan budaya kebanggaan Indonesia, ” ucap Alifia.
Penampilan peserta anak-anak Berikut diantara peserta yang berhasil menang atau lolos Audisi Pemilihan Pesona Batik Nusantara 2017. Falecia Callysta, Dzaky Agam Fakhril, Gendhis, Raisa Ashila Putri,
Larasta Fara Oktaviana, Ahmad Darrys, Meca, Sasa, Hani, Rarastya, Ganis, dan Angel. Bertindak sebagai juri, Bram Italia, Ira, Ayu, Puspita, Aya, dan Esa Gionino. Audisi Pemilihan Pesona Batik Nusantara 2014 juga didukung oleh Ira Modeling Purworejo. Dalam kegiatan tersebut pihak panitia bekerjasama dengan perguruan beladiri Roso Sejati binaan Bapak Ginting selaku pengamanan. Sedikitnya puluhan anggota perguruan beladiri Roso Sejati diturunkan dalam acara itu.
Kebun Persit KCK, Rekreasi Gratis
Tempat
PURWOREJO, FP – Keberadaan binatang-binatang yang berada dalam kandang di Kebun Persit KCK Cab XXVIII Kodim 0708 Purworejo mungkin bisa menjadi alternatif hiburan bagi keluarga. Ditempat ini terdapat dua kandang, yang pertama berisi beberapa sembilan rusa, satunya lagi berisi burung kasuwari. Juga terdapat puluhan merpati yang bergerombol di tanah dan pepohonan. Disamping itu juga ada sejumlah fasilitas bermain anak-anak seperti ayunan dan plosotan. Dan yang paling penting lagi, untuk masuk diarea tersebut tidak dipungut biaya alias gratis. Areanya memang tidak begitu luas, namun cukup untuk sekedar melepas lelah sambil melihat polah tingkah binatang yang berada ditempat itu. Pengunjung juga bisa berintreaksi langsung dengan binatang melalui pemberian pakan yang sudah disediakan pengelola. Menurut salah penjaga, binatang-binatang tersebut berasal dari tanah Papua. Sudarmi, (45) warga Perum Boro mengaku setiap akhir pekan
selalu datang ke tempat tersebut. Menurutnya, datang ke tempat itu untuk “momong” keponakanya. “Tempatnya lumayan bagus, biasanya saya kesini setelah jalan-jalan di car free day, “katanya. Senada Sudarmi, Ana (38), warga Desa Seborokrapyak, Banyuurip juga mengungkapkan hal senada. Meski tidak setiap minggu datang ketempat itu namun saat jalan-jalan ke car free day dirinya pasti menyempatkan mampir. “Tempatnya lumayan, bisa menambah keramaian Purworejo, “ucap Ana yang datang bersama anaknya.
Desa Trirejo Loano Kembangkan Wisata Spot Foto Geger Menjangan PURWOREJO, FP – Kepala Desa Trirejo, Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo, Dwi Darmawan, A. Mn tengah mencoba mengembangkan destinasi wisata baru bukit Geger Menjangan dari sisi utara dan timur. Destinasi yang ditawarkan berupa gardu pandang dan spot foto pemandangan dari puncak bukit Geger Menjangan dari sisi timur dan utara. Ditempat tersebut para pengunjung bisa menikmati pemandangan yang cukup eksotik apalagi pagi maupun menjelang sore. “Akses maupun Fasilitas untuk spot foto ke puncak Bukit Geger Menjangan sudah siap digunakan pengunjung, “kata Dwi Darmawan.
Dikatakan, pembuatan lokasi tersebut dilakukan oleh Karang Taruna dan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang sedang Praktek Kerja Lapangan. Dwi Darmawan berharap, lokasi tersebut bisa menjadi wisata baru di Kabupaten Purworejo sehingga mampu menjadikan nilai ekonomi bagi warga sekitar. “Harapanya ke depan tempat wisata ini bisa menarik kunjungan wisatawan baik lokal maupun luar daerah, “ujarnya.
Dwi Darmawan Bagi masyarakat yang penasaran dan ingin membuktikan keindahan pemandangan Geger Menjangan bisa lewat dua jalur. Yang pertama lewat Desa Watu Belah, Kelurahan Baledono Kecamatan Purworejo. Jalur lewat Desa Watu Belah jalanya cukup bagus, kendaraan roda dua maupun empat bisa melewati jalur ini. Sementara untuk jalur lewat Desa Trirejo juga sudah cukup bagus namun belum bisa dilewati kendaraan roda empat. Sebenarnya untuk masyarakat Kabupaten Purworejo dan sekitarnya tidak asking lagi dengan Bukit Geger Menjangan yang terletak di perbatasan Desa Trirejo Kecamatan Loano dengan Kelurahan Bakedono Kecamatan Purworejo. Sebab dibukit tersebut Ada makam ulama besar Simbah Kyai Imam Puro yang setiap tahunya ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah di Indonesia.
Kesenian Tradisional Dongkrak Kunjungan Wisata, Selama Libur Lebaran PURWOREJO, FP – Selama libur Lebaran 2017, beragam kesenian tradisional meraimaikan sejumlah objek wisata, baik yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo maupun kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Adanya hiburan yang dipersiapkan khusus oleh pengelola wisata berhasil mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan. Salah satu lokasi wisata yang mengalami pelonjakan pengunjung cukup signifikan terpantau Purworejo Ekspres yakni Curug Muncar Indah di Desa Kaliwungu Kecamatan Bruno. Meski berada cukup jauh dari pusat kota, Curug Muncar yang dikelola Pokdarwis Muncar Indah ini menjadi incaran wisatawan, baik lokal maupun luar daerah. “Khusus lebaran ini kami menyuguhkan kesenian tradisional Dolalak Putri dari Desa Kaliwungu. Pengunjungnya meningkat drastis, yang biasanya hanya 100 orang, ini hari pertama sudah mencapai sekitar 500 orang,” kata Muh Khojim, ketua panitia kesenian libur lebaran Curug Muncar, Rabu (28/6). Dijelaskan, meski dikelola dengan anggaran yang terbatas, Curug Muncar terus digarap. Sejumlah fasilitas mulai dibangun, seperti kios, toilet, dan musala. Anggaran dana desa sekitar Rp 200 juta juga disiapkan untuk merabat beton akses jalan menuju curug yang saat ini masih berupa tanah. “Memang yang menjadi kendala sekarang adalah infrastruktur jalan yang masih tanah dan cukup jauh menuju lokasi, tapi tidak lama lagi akan segera dirabat. Dalam bulan ini
ditargetkan menyelesaiakan pembangunan 4 kios, toilet dan musala,” jelasnya. Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Purworejo, Wasit Diono SSos, saat melakukan kunjungan bersama jajaran Polsek Bruno memberikan apresiasi terhadap kemandirian Pokdarwis. Meski belum menjadi wisata unggulan yang dikelola Pemkab, pihaknya meminta agar Pokdarwis dapat terus menggali potensi dan terus berbenah, khususnya untuk menyambut tahun kunjungan wisata 2020. “Rencananya lapangan Desa Kaliwungu ini akan menjadi terminal pariwisata dan memudahkan akses wisatawan yang selama ini cukup kesulitan dalam transportasinya. Pemkab tentu akan terus memberikan dukungan. Setelah pusat kota digarap, mulai dari alun-alun, nanti pembangunan akan merambah ke semua wilayah,” ungkap Wasit yang juga mantan Camat Bruno. Lebih lanjut disebutkan, pada libur lebaran tahun ini, seluruh lokasi wisata di Purworejo berkreasi menyuguhkan hiburan. Berdasarkan pantauannya, tingkat kunjungan wisata di sejumlah lokasi melonjak signifikan. “Selain Curug Muncar, Bruno juga memiliki Curug Gunung Putri yang baru saja diresmikan, ini menjadi alternatif kedua setelah Kecamatan Bener. Saya sudah memantau sejumlah objek wisata, seluruhnya menyuguhkan hiburan dan tingkat kunjungannya luar biasa,” sebutnya.
Ini
Yang
Dilakukan
PSC,
Silaturahmi Sambil Menggelar Lomba Berburu Tupai PURWOREJO, FP – Berantas hama sekaligus sebagai ajang silaturahmi halal bi halal. Unik sekaligus bermanfaat, hal ini dilakukan oleh puluhan Sniper yang tergabung dalam Purworejo Shooting Community (PSC) yang menggelar Hunting Bersama pada Minggu (02/07/17) di Desa Turus, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo. Puluhan penembak jitu itu, sengaja menggelar lomba menembak khusus berburu hewan tupai karena dianggap meresahkan warga lantaran sering memakan buah kelapa. Adhin Yuli Prasetyo selaku Humas PSC sekaligus ketua panitia penyelenggara menuturkan, bahwa Kategori yang dilombakan dalam perburuan itu pun juga tergolong unik. Selain tupai harus tertembak sekali dan kena kepala, Tupai pun harus berjenis kelamin jantan. “Tupai yang ditembak harus jantan, kena kepala, dan juaranya diambil yang terberat”, katanya. “Yang penting bukan siapa yang jadi juara mas, tapi kebersamaan sekaligus mempererat tali silaturahmi mumpung masih lebaran, lomba ini juga gratis kok alias tanpa biaya”, imbuhnya. Untuk hadiah yang diberikan dalam kompetisi yang digelar dari pagi hingga sore ini juga tergolong sederhana. Jawaranya mendapat hadiah berupa tas, jaket, perelengkapan menembak dan uang transport.
Riky Arya (23) warga brengkelan, Purworejo yang berhasil menjadi juara pertama dalam berburu tupai itu mengaku senang. Ia berharap kedepan kegiatan semacam ini akan lebih sering diadakan, selain untuk hoby dan olahraga hal tersebut bisa memupuk tali silaturahmi. “Lumayan mas dapat hadiah, mudah-mudahan kedepan diselenggarakan lagi biar tambah
akrab satu sama lain”, tuturnya. Sementara itu juara dua diraih oleh Danan (34) warga Desa Jeruken Kecamatan Ngombol, sedangkan pemenang ke-tiga berasal dari Desa Tursino Kecamatan Kutoarjo yakni Supri Hantoro (26).
Komunitas Pelukis Gelar Pameran
Bagelen
PURWOREJO, FP – Sebanyak 14 pelukis yang tergabung dalam Sanggar Komunitas Pelukis Bagelen menggelar pameran bertema ” Beautiful Of Bagelen ” di Gedung Kesenian Sarwo Edie Wibowo Purworejo. Pameran yang berlangsung selama tiga hari ( 29 -31 Desember 2016 ) tersebut menampilkan 30 lukisan yang mengangkat tentang kebudayaan, obyek wisata, peternakan, Tari Dolalak, Kuda Lumping, Goa Splawan dan WR Supratman. Pameran dibuka oleh Bupati Purworejo H. Agus Bastian. Dalam kesempatan itu Bupati Agus Bastian menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap penyelenggaraan pameran lukisan tersebut. Bupati juga berharap agar kegiatan tersebut dilaksanakan secara berkala. ” Pameran lukisan seperti ini selain sebagai wahana mengekptesikan diri juga bisa sebagai daya tarik masyarakat khusunya pencinta lukisan sehingga akan lebih baik jika diadakan berkala, ” kata bupati. Menurut bupati, jika ditekuni secara serius seniman lukisan bisa menghasilkan pendapatan untuk menopang hidup. Karena itu dirinya berharap agar para seniman lukis berlatih dan terus berkarya agar kemampuannya bertambah. ” Saya berharap kedepan akan muncul maestro lukis dari Purworejo, ” harapnya. Sementara Ketua Panitia,
Bramantio Ast menuturkan, hasil
karya dalam pameran lukisan tersebut ekspresi dari anggota Komunitas Sanggar Pelukis Bagelen. ” Kami butuh apresiasi dari pemerintah, karena apresiasi akan mendorong kita terus berkarya, ” tutur Bramantio.
Konser Musik Endank Soekamti Menuai Protes PURWOREJO,FP – Konser musik Endnk Soekamti di alun-alun Purworejo Sabtu (9/4/2016) menuai protes dari MKKS (Musyawarah Kepala Kepala Sekolah) SMP dan SMA/K. Sebab, konser tersebut dilaksanakan menjelang ujian sekolah. Mereka menilai dengan adanya konser tersebut bisa menggangu konsentrasi belajar siswa. “Kami khawatir konser musik di alun-alun Purworejo akan menggangu siswa yang akan mengikuti ujian sekolah. Konser berlangsung malam Minggu sedang Senin akan dilaksanakan ujian sekolah untuk SMP,” kata Drs. Sartono MM, Ketua MKKS SMP. Dikatakan, pada dasarnya mereka tidak keberatan apalagi melarang karena konser musik bersifat hiburan. Hanya saja waktunya sangat tidak tepat, sehingga mereka agar konser itu ditunda atau tempatnya dialihkan.“Namun karena konser itu sudah terlajur diijinkan kami tidak bisa berbuat banyak,” katanya. Lanjut dia, dengan tetap digelarnya konser tersebut pihaknya sangat menyayangkan lantran hal itu akan berdampak buruk bagi dunia pendidikan.
Penampilan band pembuka Padahal, kata Sartono, hal itu sebenarnya bisa dicegah karena sebelum keluar ijin sudah terlebih dulu diadakan pertemuan membahas masalah tersebut. Pertemuan dilakukan antara Kantor Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (KPMPT) Purworejo, Polres, Kesbangpol, Satpol PP, Takmir Masjid Agung, LSM dan tokoh masyarakat. Pertemuan bahkan dilakukan sampai tiga kali untuk menyerap masukan. Dari hasil koordinasi tersebut tidak ada masukan yang memberatkan utamanya dari Dindikbudpora sehingga diputuskan untuk diberikan ijin untuk penyelanggaraan konser itu. Menurut Sartono, menyikapi hasil koordinasi itu dirinya dan Ketua MKKS SMA, Padmo Sukoco, ketua MKKS SMK, Gandung Ngadina dan perwakilan tokoh masyarakat pernah menemui Kepala Dindikbudpora Purworejo, Drs. Muh.Wuryanto untuk menyampaikan protes. “Karena ijin sudah terlanjur dikeluarkan keberatan kami tidak bisa direalisasi,” paparnya.
maka
Diungkapkan dia, dengan kejadian itu pihaknya menduga Dindibudpora kurang paham jadwal kegiatan ujian sekolah tingkat SMP di Kabupaten Purworejo. Sebab, dari hasil koordinasi alasan Dndikbudpora yang diwakili oleh Kabid Dikmen Drs. Eri Prayitno MM, Kabid Dikdas, Winanto dan Kabid Bimudora, Basuki tidak keberatan digelarnya konser itu karena pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA/SMK sudah selesai.
Penonton konser musik Endank Soekamti di alun-alun Purworejo Sementara
itu,
Kabid
Dikdas,
Winanto
saat
dikonfirmasi
mengenai persoalan tersebut hanya mengatakan semua kewenangan kepala dinas. “Yang jelas saat rapat dengan ketua MKKS SMP dan SMA/K Kepala Dinas menghimbau siswa-siswa agar memanfaatkan waktu untuk bersama keluarga dan belajar dirumah,” kata Winanto. Dari pengamatan dilapangan, konser musik Endank Soekamti di alun-alun Purworejo malam itu memang mampu memukau ribuan penonton yang didominasi remaja. Penonton remaja yang tergabung dalam komunitas Soekamti Famili datang dari dari luar daerah seperti Kebumen, Wonosobo, Magelang dan Yogyakarta. Bahkan saking banyaknya penonton yang menumpuk didepan panggung banyak yang jatuh pingsan dan harus dibawa ke tenda PMI. Konser musik Endank Soekamti diprakarsai oleh sebuah produk rokok ternama. (WARDOYO)
Ratusan Pecinta Sepeda Tua Ikuti Ngonthel Bareng Kutoarjo – Purworejo PURWOREJO, FP – Sekitar 700 pecinta sepeda tua dari berbagai daerah ikut meramaikan kegiatan ngonthel bareng KutoarjoPurworejo, Minggu (6/11). Kegiatan digelar dalam rangka menyemarakan Musyawarah Provinsi (Musprov) II Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) tahun 2016 Provinsi Jawa Tengah. Ngonthel bareng mengambil start di Kampus Polsa Kutoarjo dan dilepas oleh Fahmi, Sekjen Kosti pusat. Peserta kemudian menyusuri jalan Pangeran Diponegoro Kutoarjo langsung menuju arah kota Purworejo. Masuk kota Purworejo peserta kemudian mengambil arah kiri atau Sucen melewati depan GOR WR Supratman, kemudian belok kanan arah Doplang, Sindurjan dan alun-alun Purworejo. Di Purworejo para peserta diberi kesempatan untuk melihat-lihat Bedug Pendowo yang ada di Masjid Agung. Setelah itu peserta kembali ke Kutoarjo dan finis di Pendopo Rumah Dinas Wakil Bupati. Di alun-alun Kutoarjo para peserta dihibur dengan kesenian khas Purworejo. Disamping itu juga digelar pasar klithikan yang menyediakan berbagai sperpart dan aksesoris sepeda tua. “Kegiatan nginthel bareng digelar dalam rangka Musprov II Kosti tahun 2016. Peserta berasal dari perwakilan anggota Kosti se Jawa Tengah,” kata H. Kaswadi, selaku sekretaris pelaksana Musprov di sela-sela ngonthel bareng. Dari pantauan dilapangan, iriing-iringan ratusan sepeda onthel tua tersebut cukup menyita perhatian warga dan pengguna kendaraan yang kebetulan berpapasan. Selain cukup panjang, aneka kostum seperti busana tempo dulu, daerah, pejuang kemerdekaan, petani, ulama, pendeta yang dikenakan peserta
menjadi hiburan tersendiri bagi warga.
Amankan Malam Pergantian Tahun Polres Kebumen Terapkan Car Free Night KEBUMEN, FP – Polres Kebumen malam nanti mulai pukul 17.00 WIB akan memberlakukan car free night (CFN) atau malam bebas kendaraan akan diberlakukan di Alun-alun Kebumen yang akan menjadi pusat perayaan tahun baru, malam nanti (31/12/16). Kawasan alun-alun Kota Kebumen akan steril dari semua kendaraan bermotor hingga Minggu (1/1/2017) dini hari. Polres Kebumen dibantu personil dari Satpol PP dan Dinas Perhubungan akan mulai melakukan pengalihan jalur sejak Sabtu sore pukul 16.00 Wib sebelum menutup total akses jalan yang menuju alunalun. ” Pukul 16.00 WIB kita akan mulai melakukan sterilisasi sebelum ditutup total pada pukul 17.00 WIB hingga selesainya perayaan malam pergantian tahun, ” kata Kapolres Kebumen AKBP Alpen, SH., SIK., MH melalui Kasat Lantas Polres Kebumen AKP Aditia Mulya Ramadhani, SIK. Kasat Lantas menuturkan, penerapan car free night dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan yang selalu terjadi di setiap perayaan pergantian tahun. Disisi lain, car free night juga akan lebih memberikan kenyamanan kepada masyarakat yang ingin menikmati malam pergantian tahun tanpa takut tertabrak kendaraan ataupun terganggu asap kendaraan bermotor. Beberapa rekayasa lalu lintas, lanjut Kasat Lantas, untuk
menutup sejumlah simpul-simpul jalan menuju alun-alun. Dari arah barat, arus lalu lintas dialihkan melalui jalan lingkar utara mulai simpang tiga Sentaeng melalui Jalan HM Sarbini karena Jalan Ronggowarsito akan ditutup. Sementara arus lalu lintas dari Jalan Pahlawan dialihkan ke utara mulai dari simpang empat SMPN 5 Kebumen menuju jalan HM Sarbini melewati Jalan DI Panjaitan. Demikian pula arus kendaraan dari Jalan Sutoyo tidak bisa masuk ke alun-alun karena mulai di depan SMPN 1 Kebumen, arus lalu lintas ditutup total. “Pengalihan jalur ini berlaku untuk semua kendaraan, baik roda empat, roda tiga, maupun roda dua atau sepeda motor,” imbuhnya. Masih kasat lantas, meski demikian masyarakat tidak perlu khawatir karena telah disiapkan sedikitnya enam kantong parkir di seputar alun-alun. Yaitu di jalan Pahlawan mulai dari SMPN 5 hingga depan Rutan Kebumen, di kawasan pusat kuliner Jalan Mayjen Sutoyo, Jalan Piere Tendean dan jalan Veteran. Selanjutnya di Jalan Pahlawan mulai dari SDN Kutosari hingga depan PLN lama dan Jalan Ronggowarsito, tepatnya di sebelah selatan alun-alun. Menurut Kasat Lantas, pihaknya telah meminta bantuan Dinas Perhubungan untuk menyediakan juru parkir agar lebih aman dan tertib. “Ini juga untuk mengantisipasi adanya oknum juru parkir nakal yang meminta uang diatas tarif normal,” tegasnya. Terpisah Kasubbag Humas Polres Kebumen AKP Willy Budiyanto, SH., M.H meminta masyarakat yang merayakan malam pergantian tahun tidak melakukan konvoi kendaraan. Ini guna menjaga keamanan dan kenyamanan bersama serta mengantisipasi terjadinya kecelakaan. Demikian pula kendaraan bak terbuka agar tidak digunakan untuk mengangkut penumpang. Petugas dari Polres Kebumen tidak akan segan-segan menindak pengendara yang melakukan pelanggaran lalu lintas. “Contohnya
sepeda motor yang memakai knalpot bising, pasti kita akan tindak,” tegasnya. Kabag Ops Polres Kebumen (Kepala Bagian Operasional) Kompol Suyatno menuturkan, pengamanan malam tahun baru akan melibatkan sedikitnya 240 personil polres kebumen yang akan disebar lebar dipusat keramaian, seperti di Benteng Van Der Wijk Gombong, Waduk Sempor dan objek wisata pantai. ” Selain petugas dari Polres juga dibackup dari personil polsek jajaran polres kebumen dan juga dibantu personil dari TNI, Satpol, Dinas Perhubungan dan instansi terkait lainnya”. tutup Kabag Ops.
Bupati Purworejo Janji Upayakan Gedung Galeri Untuk Seniman Rupa PURWOREJO, FP – Dunia seni rupa di Kabupaten Purworejo sekitar setahun terakhir cukup menggeliat. Banyaknya aktifitas puluhan perupa baik di dunia maya maupun nyata menjadi salah satu penanda. Hal itu diungkapkan Ketua Komunitas Pelukis Bagelen, Bramantyo Astadi saat berbincang dengan Bupati H Agus Bastian SE MM di kantor Bupati, kemarin. Ia berharap agar Pemkab Purworejo dapat memfasilitasi para perupa itu dengan membangunkan gedung galeri. “Kami membutuhkan gedung galeri sebagai media untuk memajang hasil karya para perupa di Purworejo. Dengan adanya gedung itu saya yakin dunia seni rupa di Purworejo akan semakin dinamis,
maju dan berkembang,” kata Bramantyo seraya mengatakan jika aspirasi itu adalah suara dari rekan-rekan perupa di Purworejo. Lebih lanjut Bramantyo menyampaikan jika dirinya bersama dengan beberapa pelukis yang menjadi anggota komunitasnya berkesempatan memamerkan hasil karyanya di gedung Bentara Budaya Jogjakarta dan akan di kuratori oleh Kuss Indarto. Sedikitnya ada 12 pelukis dengan 30 karya lukisan dan instalasi yang akan di pamerkan pada awal Maret mendatang. “Pada kesempatan ini kami mohon doa restu kepada Bupati agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat kepada kami khususnya dan dunia seni rupa di Purworejo pada umumnya. Selain karya seni, pada pameran itu rencananya kami juga akan menampilkan Purworejo,” tambahnya.
kesenian
dan
kuliner
khas
Menanggapi hal tersebut, Bupati memberikan respon positif terhadap aspirasi para seniman rupa di Purworejo. Ia akan mengupayakan fasilitas gedung galeri untuk memajang karya perupa Purworejo. “Dalam waktu dekat ini bangunan-bangunan kuno di Purworejo akan kita pugar dan direvitalisasi. Salah satu dari gedung yang merupakan bangunan cagar budaya itu dapat difungsikan sebagai galeri seni untuk memajang hasil karya para seniman,” kata Bupati. Dengan adanya gedung tersebut, Bupati berharap para seniman rupa semakin produktif. Terlebih saat ini Purworejo telah ditetapkan sebagai Kota Pusaka karena memiliki banyak sekali bangunan cagar budaya. “Selain pemanfaatan bangunan cagar budaya tentunya dapat memberikan dukungan terhadap program Romansa Purworejo Visit Purworejo 2020 yang beberapa waktu lalu di launching,” katanya.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut Bupati juga memberikan apresiasi terhadap Komunitas Pelukis Bagelen yang berhasil lolos seleksi pameran di gedung Bentara Budaya Jogjakarta. “Tentu ini sangat membanggakan dan selaku kepala daerah saya sangat mendukung karena ini juga bagian dari promosi potensi yang dimiliki Purworejo untuk ditampilkan kepada masyarakat luar,” katanya.