Pengantar Redaksi Penanggungjawab: Zainal A. Hasibuan Pemimpin Redaksi: Bambang Suryadi Redaksi Eksekutif: Kiki Yuliati Nanang Arif Guntoro Zaki Su’ud Khomsiyah Redaksi Pelaksana: Teuku Ramli Zakaria
P
uji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya, Buletin BSNP edisi perdana tahun 2016 bisa terbit tepat waktu. Sebagai media komunikasi tentang standar nasional pendidikan, pada edisi perdana ini kami sajikan laporan bagian kedua dari kunjungan kerja anggota BSNP ke Australia untuk melihat lebih dekat tentang sistem penilaian, kurikulum, dan pendidikan vokasi. Ulasan tentang Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 kami sajikan secara khusus dalam beberapa topik. Kami juga menyajikan informasi seputar revisi buku teks pelajaran untuk Kurikulum 2013, kunjungan kerja anggota Komisi X DPR-RI ke Medan dan Palu terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 dan persiapan Ujian Nasional. Tidak kalah pentingnya adalah informasi tentang seminar hasil penelitian Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik), dan pemberian anugerah kepada kepala sekolah yang memiliki indeks integritas tinggi dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Kegiatan BSNP lainnya kami sajikan dalam bentuk lensa BSNP. Selamat membaca.
Daftar Isi 3-8 9-22
Penyunting/Editor: Titi Savitri Prihatiningsih Erika Budiarti Laconi Ipung Yuwono Djoko Luknanto Desain Grafis & Fotografer Arief Rifai Dwiyanto Ibar Warsita Sekretaris Redaksi Ning Karningsih Alamat: BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Gedung D Lantai 2, Mandikdasmen Jl. RS. Fatmawati, Cipete Jakarta Selatan Telp. (021) 7668590 Fax. (021) 7668591 Email:
[email protected] Website: http://www.bsnp-indonesia.org
2
Laporan Kunjungan Kerja ke Australia (Bagian 2) Berita BSNP:
- Persiapan Ujian Nasional: BSNP Dampingi Komisi X DPR-RI Melakukan Kunjungan Kerja ke Medan dan Palu - Seminar Nasional Hasil Penelitian; Totok Supriyatno: Ujian Nasional Cermin Kualitas Pendidikan - Ketua BSNP: Indikator Sukses Bukan Nilai Tinggi Tapi Indeks Integritas Tinggi; Dialog tentang UN dengan Komisi IV DPRD Kabupaten Indragiri Hulu - Malam Anugerah Kepala Sekolah Berintegritas; Anies Mengajak Kepala Sekolah Menyampaikan Pesan Intgritas ke Seluruh Tanah Air - Rapat Koordinasi Persiapan UN 2016; Larangan Adanya Pungutan Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer - Kepala Puskurbuk: Revisi Buku Mutlak Dilakukan Sering Dengan Revisi Kurikulum 2013 - Lepas Sambut PPK BSNP: Selama Tiga Tahun Hafidz Muksin Telah Mengukir Prestasi di BSNP - Capacity Building: BSNP Kirim Staf dan Anggota untuk Pelatihan Menulis dan ESQ - Ujian Nasional Tidak Menentukan Kelulusan, Posisi Ujian Sekolah Sangat Strategis dan Penting - Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2016 Perspektif Baru Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional - Pesan Anies Baswedan dalam Rembuknas 2016: Kembalikan Tradisi Jujur di Sekolah - Rembuk Nasional: Anies Baswedan Luncurkan Tiga Produk Unggulan Pendidikan
23-28
Lensa BSNP
Keterangan Gambar Cover Anggota BSNP berpose bersama nara sumber pembahasan desain pengembangan standar penilaian hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Duduk, dari kiri ke kanan, Bambang Setiadi Kepala Dewan Riset Nasional, Ocky Karna Radjasa Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti, Akhmaloka Guru Besar ITB, Terry Mart Guru Besar UI, dan Bambang Suryadi Anggota BSNP (Foto Atas). Nizam Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (tengah) dan Bambang Suryadi Sekretaris BSNP (kedua dari kanan), didampingi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan (kedua dari kiri) dan Kepala Dinas Pendidikan DKI (kanan) menyampaikan informasi dalam konferensi pers terkait persiapan pelaksanaan Ujian Nasional 2016 (foto bawah).
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KE AUSTRALIA Bambang Suryadi*
(Bagian 2)
Pada bagian kedua laporan kunjungan ke Australia, kami sajikan rentetan acara di Melbourne dan Canberra. Diantara kegiatan yang perlu pembaca ketahui adalah Australian Awards Event, Brunswick North West Primary School, dan peringatan kemerdekaan ke-70 di Wisma Duta Indonesia untuk Australia di Canberra.
1. AUSTRALIA AWARDS EVENT: Australia and IndonesiaFrienship Through Education
B
ertempat di Sea Life Aquarium Melbourne, DFAT menyelenggara kan cocktail event yang dihadiri perwakilan dari berbagai universitas di Melbourne dan mahasiswa Indonesia yang menerima beasiswa dari Australia (14/9/2015). Acara ini sangat efektif untuk menjalin keakraban dengan mahasiswa Indonesia serta berbagi pengalaman mereka selama belajar di Australia de ngan segala suka dukanya. Sementara itu, mereka juga senang mendengar perkembangan dan kebijakan pendi dikan di Indonesia.
Nizam Kepala Puspendik atas nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan sambutan. Menurut Nizam Hubungan antara Australia dan Indonesia perlu dijaga dan ditingkatkan dari waktu ke waktu untuk meningkatkan kualitas pendidikan. * Anggota BSNP dan dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
3
2. BRUNSWICK NORTH WEST PRIMARY SCHOOL
gambar. Bahasa Indonesia merupakan bahasa asing yang paling diminati siswa, seUntuk melihat bagaimana proses lain bahasa Mandarin, India, dan Jepang. belajar mengajar di SD, rombong Setiap sekolah wajib mengajarkan satu an mengunjungi Brunswick North bahasa asing, untuk siswa kelas 1-9. West Primary School di Negara Bagian Setelah kelas 9, pengajaran bahasa Victoria. Rombongan diterima Plt asing bersifat opsional. Learning hours Kepala Sekolah, Mr. Shaun McClare. untuk bahasa Indonesia adalah satu jam Dengan gayanya dan aksen bahasanya seminggu di SD dan dua jam seminggu yang khas, Shaun menjelaskan manaje- di SMP. Di sekolah ini, tas tidak dibawa mamen sekolah, pengaturan jadwal pem belajaran, training profesional bagi gu- suk ke dalam kelas, tetapi ditaruh di luar kelas dengan rapi. Untuk kelas TK, ru-guru, dan fasilitas sekolah. Murid-murid SD di Victoria masuk satu rombongan belajar ada 16 siswa mulai pukul 09.00 padi sampai 15.30 dengan satu orang guru utama dan satu (6.5 jam sehari). Sekolah ini juga memi- orang asisten guru.
Dalam suasana santai penuh keakraban dan kekeluargaan sambil minum kopi dan makan kue di kantin sekolah, Mr. Shaun McClare (keempat dari kiri, berdasi) Plt Kepala Sekolah menjelaskan tentang pendidikan dasar kepada rombongan.
liki program TK (Foundation, usia 5 tahun). Bagi murid TK, tidaka ada seragam sekolah. Mereka bebas memakai pakai an sesuai kesukaan mereka dengan tetap menjaga kerapian dan kebersihan. Hal yang menarik bagi rombongan adalah ketika mengikuti proses belajar bahasa Indonesia di kelas TK. Mrs Lote Keseny guru bahasa Indonesia pernah mengajar mata pelajaran IPA di Flores selama beberapa tahun. Keseny sangat mahir mengajarkan bahasa Indonesia untuk anak-anak. Saat itu, ia sedang mengajar kosa kata “Di mana” dan “warna dan bagian tubuh manusia”. Dengan keahliannya mengajar, anak-anak sa ngat senang mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Perlu dicatat, selama rombongan mengikuti proses pembelajaran, tidak diperkenankan mengambil
4
3. MELBOURNE UNIVERSITY DAN WILLIAM ANGLISS INSTITUTE Hari kedua di Melbourne, Selasa (15/9/2015), selain kunjungan ke sekolah (Brunswick Nort West Primary School) ada dua agenda utama yaitu berkunjung ke Melbourne University (MU) dan William Angliss Institute (WAI). Di Melbourne University, rombongan diterima oleh Jonty Hall Marketing Assistant, sedangkan di William Angliss Institute, rombongan diterima oleh Jim Irwin Manager Strategic Project Development dan Rodrigo Becerra International Marketing Coordinator. Sebagaimana kita ketahui, MU merupakan salah dari dari tujuh universitas terbaik di Australia. Di MU tidak ada program sarjana S1. Semuanya untuk
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
Rombongan berpose bersama Jonty Hall Marketing Assistant (keempat dari kanan) di ruang School of Psychological Sciences, The University of Melbourne.
program pascasarjana. Selama di MU, rombongan diajak keliling kampus untuk melihat gedung-gedung yang ada, diantaranya ke Psikologi dan Pendidikan. Sambil mellihat gedung yang ada, Jonty Hall menjelaskan program pendi dikan yang ada. Terakhir, rombongan mengun jungi toko buku yang ada di dalam kampus. Salah satu catatan penting dari William Angliss Insitute adalah penting nya sertifikasi kompetensi untuk me menuhi tuntutan dunia kerja. WAI memiliki distingsi dalam beberapa jenis vokasi,yaitu bidang makanan, tourism, hospitality dan events. Di Australia, setiap pekerjaan me nuntut adanya kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat. Untuk anak-anak
sekolah menengah (SMA) di Victoria misalnya, jika tidak ingin meneruskan ke perguruan tinggi tetapi ingin bekerja, mereka bisa mengambil sertifikat Victorian Certificate of Applied Learning (VCAL). Dengan sertifikat ini, dunia kerja bisa menerima mereka untuk bekerja. Tanpa sertifikat, sulit untuk diterima di dunia kerja. Jadi, sudah ada kerjasama antara dunia pendidikan dan dunia industri dan usaha. Sama halnya dengan yang ada di WAI, alumninya memiliki kemampuan yang dibuktikan dengan adanya sertifikat. Di sini, pemberian sertifikat sangat ketat. Tidak sembarangan sertifikat bisa diberikan. Harus melalui test yang dilakukan institut dengan tim penilai dan fasilitas yang terstandar.
Jim Irwin (kanan, berdasi) Manager Strategic Project Development, William Angliss Institute Melbourne, menjelaskan proses pembelajaran dan hubungan antara lembaga pendidikan dan dunia usaha dan industri. Sertifikat kompetensi menjadi syarat utama untuk bekerja di Australia.
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
5
I. CANBERRA
a. innovationXchange Pada hari keempat, Rabu, 16 September 2015, rombongan memiliki dua agenda utama yaitu kun-
dibentuk pada bulan Maret 2015 atas ide dan inisiatif dari The Hon Julie Bishop MP Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Australia, dengan tagline “innovate, change, xchange”. Inovasi, sebagaimana dituliskan dalam brosur iXc, sangat diperlukan untuk merespon perubahan global yang sangat cepat. Melalui
jungan ke DFAT dan peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-70 di Wisa Duta Besar Indonesia untuk Australia. Di DFAT, rombongan mengada kan pertemuan dengan innovationXchange (iXc) dan diterima oleh Francesca Lawe-Davies Asisten di rektur iXc. Dalam penjelasannya Davies mengatakan bahwa iXc
inovasi, akan ditemukan cara baru untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan hal-hal baru dalam segala aspek kehidupan. Dalam hal ini, iXc memiliki lima prinsip, yaitu opennes, leadership, collaboration, agility, dan risk management. Dari pengamatan penulis, kantor iXc didesain dengan penuh krea tivitas dan inovasi. Sebagai contoh,
1. DEPARTMENT OF FOREIGN AFFAIRS AND TRADE (DFAT)
Double function: Meja rapat di innovation Xchange DFAT, juga berfungsi sebagai meja pingpong (tenis meja). Sementara dinding ruang dilapisi dengan white board yang berfungsi untuk menuliskan ide-ide yang muncul selama diskusi. Benarbenar inovatif. Dari kiri ke kanan, Fasli Jalal, Doni Koesoemo, dan Anindito Aditomo mengekspresikan kegembiraan dan kepuasan mereka setelah mendapat penjelasan tentang peran dan fungsi iXc.
Salah satu dinding di ruang rapat iXc yang penuh dengan inovasi, motivasi, dan ideide cemerlang. iXc dibentuk pada bulan Maret 2015 atas inisiatif dari Julie Bishop Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Australia.
6
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
meja tempat diskusi bersama rombongan, ternyata juga berfungsi sebagai meja pingpong. Sementara di bagian dari dinding ruangan terbuka di bagian depan kantor itu, disediakan white board untuk mencatat berbagai pemikiran dan ide yang muncul saat diskusi. Demikian juga, di dalam ruang kerja staf iXc, bagian dari dinding ruangan dileng kapi dengan white board untuk tempat menulis berbagai ide dan gagasan yang muncul dari staf. Suasananya sangat hidup, dinamis, serta penuh dengan berbagai kreativitas dan inovasi. b. DFAT Roundtable Discussion dan New Colombo Plan Dalam diskusi ini, Allaster Cox First Assistant Secretary Department of Education and Training didampingi oleh beberapa staf, memberikan penjelasan tentang kebijakan
Assistant Secretary menyampaikan kebijakan tentang New Colombo Plan. New Colombo Plan merupakan program untuk memberi kesempat an yang luas bagi mahasiswa program S1 dari berbagai perguruan tinggi di Australia untuk mengikuti kegiatan internship dan mentorship di berbagai negara di wilayah Indo-Pascific. New Colombo Plan dibentuk pada Desember 2013 dan memulai program pertamanya pada tahun 2014. Selama dua tahun (2014-2015), sekitar 4.500 mahasiswa Australia telah mengikuti program ini di beberapa negara, diantaranya adalah Indonesia, Singapura, Hongkong, Jepang, dan Korea. Program ini sebenarnya seperti program magang mahasiswa yang didanani oleh Pemerintah Australia. Perguruan tinggi di Indonesia yang sudah menjadi tuan rumah program New Colombo Plan, diantara
Delegasi dari Indonesia berpose bersama Allaster Cox (kelima dari kanan) First Assistant Secretary Department of Education and Training didampingi oleh beberapa staf di DFAT.
Pemerintahan Australia dalam menjalin hubungan kerjasama dengan Indonesia. Sementara Nizam, mewakili rombongan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan me nyampaikan pesan Menteri Pen didikan dan Kebudayaan bahwa reformasi pendidikan di Indonesia saat ini dilakukan dengan menjadikan pendidikan sebagai gerakan. Tantangan yang dihadapi sangat berat dan tentunya memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk dari negara Australia. Pada kesempatan ini, Kate Duff
nya adalah Gajah Mada, Brawijawa, Sanata Dharma, Udayana, BINUS, Parahyangan. Sedangkan bidang ilmu yang diikuti diantaranya adalah bahasa dan budaya, politik, komunikasi, perdagangan, ekonomi, dan teknik. Dari segi waktu, program ini berlangsung mulai dari 4 minggu sampai dengan satu tahun, tergantung pada jenis dan bidang ilmu. Informasi lebih lanjut menge nai New Colombo Plan bisa diakses di www.dfat.gov.au/ new-colombo-plan.
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
7
2. Resepsi Hari Kemerdekaan Ri ke-70 di Wisma Duta Besar Pada hari ini, Rabu (16/9/2015) Rombongan mendapat kehormatan untuk menghadiri perayaan kemerdekaan RI ke-70 di Wisma Duta Besar Indonesia untuk Australia. Hadir dalam acara ini Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Australia, perwakilan dari kedutaan be-
jadi desainer. Ketika masih SMP (year 9), anak tersebut dibawa oleh gurunya ke butik fashion di Sydney yang menurut Pak Dubes, belum saatnya diikuti oleh anak-anak remaja. Namun, apa yang dipikirkan Pak Dubes tersebut ternyata salah. Justru dengan mengunjungi butik fashion tersebut anaknya mendapatkan inspirasi dan passion untuk mengembangkan bakat dan minatnya dalam du-
Nadjib Riphat Kesoema Duta Besar Indonesia untuk Australia (tengah) berpose bersama rombongan dalam acara resepsi peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 di Wisma Dubes di Canberra.
sar negara-negara lain, dan para akademisi di beberapa perguruan tinggi di Australia. Secara khusus Duta Besar Indonesia Bapak Nadjib Riphat Kesoema didampingi oleh Wakil Atase Pendidikan Bapak Wahono, melakukan diskusi de ngan rombongan. Ada dua pesan pen ting dari Dubes, yaitu pentingnya penguatan sekolah vokasi (SMK) untuk menyiapkan generasi siap kerja di dunia usaha dan industri. Di Australia, ba nyak anak yang tidak mau meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi karena mereka sudah memiliki sertifikat kompetensi dan diterima di dunia usaha dan industri. Dalam hal ini, Dubes berpesan supaya kerjasama dengan TAFE (Technical and Further Education) di Australia diperkuat. Pesan kedua Dubes adalah terkait dengan pengembangan potensi, bakat, dan minat siswa pada sekolah dasar dan menengah melalui kegiatan pembelajar an kontekstual. Dubes memberi contoh pendidikan anaknya yang sekarang men-
8
nia desain dan fashion. Ketika ada lomba membuat desain, anaknya menjadi juara di sekolahnya dan akhirnya bisa kuliah di bidang desain di London.
3. Isu yang dibahas Dalam diskusi yang berlangsung dua jam tersebut isu-isu yang dibahas dibedakan menjadi dua jenis,yaitu pada le vel kebijakan dan pada level grass root. Pada level kebijakan, itu yang dibahas adalah national assessment (NAPLAN), teacher’s skill development, education and health, poverty, curriculum, dan sustainable development program yang bisa dikembangkan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dengan Pemerintah Australia melalui DFAT. Sementara isu pada level grass root yang dibahas meliputi keragaman infrastruktur dan keterbatasan kemampuan guru dalam proses pembelajaran. (Bersambung)
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
Berita BSNP*
Suasana pertemuan antara Anggota Komisi X DPR-RI, BSNP, dan jajaran Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah serta para pemangku kepentingan pendidikan. Pertemuan dipimpin Wakil Gubernur H. Sudarto, SH, M.Hum dengan agenda utama pembahasan persiapan Ujian Nasional 2016. Di Sulawesi Tengah jujlah peserta UN tahun untuk semua jenjang adalah 94.815 siswa.
*Bambang Suryadi
PERSIAPAN UJIAN NASIONAL: BSNP DAMPINGI KOMISI X DPR-RI MELAKUKAN KUNJUNGAN KERJA KE MEDAN DAN PALU
M
enjelang pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2016, Komisi X DPR-RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke Medan dan Palu (4-6/2/2016). Tujuan kunjungan kerja ini, sebagaimana disampaikan melalui surat ke BSNP adalah untuk mengecek persiapan pelaksanaan UN tahun 2016 dan evaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013. Kunjungan kerja ke Medan diikuti 18 aggota dewan dan Sebagai Ketua Tim adalah Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM, Wakil Ketua Komisi X DPR-RI dari Partai Gerindra. Sebagai Ketua Tim kunjungan kerja ke Palu adalah Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari, Wakil Ketua Komisi X DPR-RI dari PKS dan diikuti sebanyak 15 anggota dewan. Sementara dari anggota BSNP yang ikut serta dalam kunjungan kerja ini adalah T. Ramli Zakaria (Medan) dan Nanang Arif Guntoro (Palu). Selama di Medan, sebagaimana dikisahkan oleh T. Ramli Zakaria dalam rapat pleno BSNP (9-10/2/2016), rombongan mengunjungi tiga sekolah, yaitu SMPN 3, SMAN 5, dan SMK. Selain itu rombongan juga mengadakan pertemuan di kantor Gubernur. Sebagai anggota BSNP yang sekaligus Koordinator Ujian Nasional, pada kesempatan tersebut Ramli memberikan penjelasan tentang persiapan UN tahun 2016.
Menurut Ramli analisis hasil UN yang dilakukan Pusat Penilaian Pendidikan (Puspen dik) belum banyak diketahui pelaku pendidikan di daerah, meskipun hasil analisis tersebut sudah disampaikan ke dinas pendidikan provinsi. “Puspendik telah bekerja keras melakukan analisis hasil UN dan menyampaikannya ke Dinas Pendidikan Provinsi, namun sosialisasi dan tindaklanjut dari hasil analisis UN tersebut masih sangat terbatas, sehingga banyak pihak yang belum tahu, termasuk Pengurus PGRI Medan”, ungkap Ramli dalam rapat pleno BSNP di Jakarta (9-20/2/2016). Dari segi persiapan, tambah Ramli, satuan pendidikan pelaksana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Medan hanya ada dua sekolah. Padahal dari segi infrastruktur, sudah banyak sekolah yang memenuhi kriteria sebgaimana ditetapkan dalam Prosedur Operasonal Standar (POS) UN. “Saya kira ada alasan lain, mengapa ba nyak satuan pendidikan di Medan yang tidak melaksanakan UNBK, meskipun dari segi infrastruktur sudah memadai”, ujar Ramli. Sementara Nanang Arif Guntoro anggota BSNP yang mengikuti kunjungan kerja ke Palu melaporkan rombongan mengunjungi
Vol. X/No.1/Maret 2/Juni 2016 2015 Vol. XI/No.
9
Berita BSNP tiga sekolah, yaitu SMP AL Azhar, SMKN 1 dan SMAN 2. Bagi pihak satuan pendidikan, menurut Nanang, UNBK masih diasosiasikan dengan pengadaan komputer secara besar-besaran dan pelaksanaannya secara fully online. “Mereka masih menganggap untuk persiapan UNBK diperlukan pembelian komputer secara besar-besaran dan pelaksanaannya secara fully online, sehingga masih ada kekhawatiran dengan jaringan internet yang terbatas”, ungkap Nanang seraya menambahkan perlunya ada penjelasan makna online dalam pelaksanaan UNBK. Sebagaimana dijelaskan dalam sosialisasi UN, dalam pelaksanaan UNBK hanya ada dua kondisi yang memerlukan jaringan internet secara online. Pertama adalah pada saat sin kronisasi dari server pusat ke server lokal untuk mengirimkan bahan UN. Kedua adalah pada saat pengiriman jawaban UNBK dari server lokal ke server pusat. Pelaksanaan ujian dilakukan secara offline. Oleh karena itu, istilah yang tepat digunakan dalam UNBK adalah semi online. Selanjutnya setelah kunjungan ke sekolah pelaksana UNBK 2016, rombongan anggota Komisi X DPR-RI mengadakan pertemuan dengan jajaran Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dan stakeholder pendidikan yang dipimpin oleh Wakil Gubernur H. Sudarto, SH, M.Hum, didampingi Asisten
Pemerintahan Moh. Arif Latjuba, SE, M.Si dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Dr. Ir. B. Elim Somba, M.Sc di Ruang Polibu Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah. «Mulai 2015, UN telah berubah dan disempurnakan sebagai pemetaan dan bukan penentu kelulusan, Hasil UN digunakan untuk pertimbangan pemetaan program, dasar seleksi ke pendidikan selanjutnya dan pemberian bantuan pendidikan,” Ujar Abdul Haris Ketua Rombongan Komisi X. Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Sudarto, menyatakan bahwa, “Mengacu data Dinas Pendidikan Provinsi Sulteng, jumlah peserta UN di Sulteng berdasarkan jenjang yaitu SMP/MTs berjumlah 51.178, SMA/SMK dan MA 34.735, Paket C 6.438 dan Paket B 2.464 orang, total sebanyak 94.815 peserta” Pada kesempatan itu juga dilakukan dialog dan tanya jawab antara anggota Komisi X DPR RI dengan stakeholders pendidikan Sulteng yaitu para kepala sekolah, kepala dinas pendidikan, kepala LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) dan lain-lain. Sementara susunan rombongan Komisi X DPR RI yang hadir dalam kunjungan tersebut terdiri dari ketua rombongan Abdul Haris, Ketua Komisi H. Teuku Riefky Harsya dan beberapa Anggota, di antaranya Anang Hermansyah dan Krisna Mukti serta anggota BSNP, Nanang Arif Guntoro. (BS)
SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN TOTOK SUPRIYATNO: UJIAN NASIONAL CERMIN KUALITAS PENDIDIKAN
A
sesmen mendorong terbentuknya peri laku peserta didik dan pendidik dalam melakukan proses pembelajaran. Asesmen mesti mendorong tercapainya belajar tuntas (mastery learning). Asesmen tidak boleh mempersempit makna pembelajaran dan kurikulum. Ujian Nasional (UN) sebagai cermin kuali tas pendidikan mesti memberikan dampak positif terhadap perubahan perilaku peserta didik dan pendidik. Oleh karena itu, pelaksana an UN selalu diperbaiki dari waktu ke waktu berdasarkan hasil evaluasi dan penelitian penilaian. Demikian pernyataan Totok Supriyatno Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Ke budayaan dalam acara seminar hasil penelitian Pusat Penilaian Pendidikan tahun 2015 dengan tema “Pemanfatan Penelitian Peni laian untuk Perbaikan Mutu Pendidikan dan Kebudayaan”, di Bekasi, tanggal 17-19
10
Desember 2015. Peserta seminar terdiri atas para pemangku kepentingan pendidikan, diantaranya guru, kepala sekolah/madrasah, dosen, pengawas, kepala dinas pendidikan, kepala LPMP, dan perwakilan dari direktorat terkait di Kemdikbud. Menurut Totok, ke depan, tantangan UN sebagai cermin kualitas pendidikan nasional semakin berat dan kompleks. Salah satu tantangan yang mesti diantisipasi adalah perlunya instrumen yang valid. Kita ingin menjadikan cermin ini baik supaya hasilnya juga baik. Oleh sebab itu perlu dilakukan perbaikan instrumen supaya instrumen penilaian tidak mempersempit maka penilaian dan kurikulum. Salah satu perbaikan yang dilakukan untuk UN tahun 2016 adalah perubahan kisi-kisi UN dari format yang terlalu detail ke format yang lebih generik. “Kisi-kisi dijadikan acuan dalam penyu sunan soal UN. Selama ini kisi-kisi UN terlalu
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
Berita BSNP rinci sehingga mendorong guru untuk melakukan drilling atau teaching to the test. Dengan cara seperti ini, bisa jadi hasil UN tinggi, tetapi belum menjadi jaminan peserta didik menguasai materi yang dipelajari”, ucap Totok seraya menambahkan pentingnya membangun suasana akademik melalui penelitian seperti yang dilakukan Puspendik. Dalam kaitannya dengan revisi Kurikulum 2013, instrumen penilaian mesti mampu mengukur sosok lulusan satuan pendidikansebagaimana disebutkan dalam Standar Kom petensi Lulusan (SKL). Dengan demikian UN se bagai instrumen penilaian yang dilakukan pemerintah mesti mampu mendorong perilaku positif di kalangan peserta didik dan pendidik.
Indeks Integritas Ujian Nasional Memprihatinkan
Nizam Kepala Puspendik masih prihatin dengan tingkat indeks integritas ujian nasional (IIUN). Pola indeks integritas untuk jenjang SMP, SMA, dan SMK sederajat ternyata sama.
“
Selama masih terjadi kecurangan dalam UN, usaha keras yang dilakukan panitia UN mulai dari tingkat pusat sampai tingkat satuan pendidikan, menjadi sia-sia karena hasil UN adalah hasil yang semu.
“
-- Nizam Kepala Puspendik -Artinya masih banyak terjadi ketidakjujuran dalam pelaksanaan UN. Pada saat fungsi UN tidak menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, tingkat kecurangan masih tinggi. Selama masih terjadi kecurangan dalam UN, usaha keras yang dilakukan panitia UN mulai dari tingkat pusat sampai tingkat satuan pendidikan, menjadi sia-sia karena hasil UN adalah hasil yang semu. Rendahnya tingkat IIUN menurut Nizam karena sikap siswa yang lebih suka mencari jalan pintas untuk mendapatkan nilai yang tinggi, tanpa dibarengi dengan usaha keras. Selain itu juga dikarenakan kurangnya rasa percaya diri di kalangan peserta didik. Kondisi inilah yang mendorong mereka untuk ikut bimbingan belajar atau mencari bocoran soal dan kunci jawaban. Kelompok siswa seperti inilah yang mendistorsi esensi UN.
Sampai saat ini, tambah Nizam, belum diambil tindakan atau sanksi terhadap satuan pendidikan yang memiliki IIUN rendah. Sebaliknya, yang akan dilakukan adalah pemberian apresiasi kepada satuan pendidikan yang memiliki IIUN tinggi. “Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memberikan apresiasi kepada satuan pendidikan yang memiliki IIUN tinggi dengan mengundang kepala sekolah/madrasah ke Istana Kepresidenan”, ungkap Nizam yang langsung disambut dengan tepuk tangan peserta seminar.
Sumbangan SNP terhadap Peningkatan Hasil UN
Menurut Nizam dari delapan standar nasional pendidikan yang memberi kontribusi tertinggi terhadap peningkatan hasil UN adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan. Sedangkan standar yang memberi kontribusi paling sedikit adalah standar pembiayaan. Standar pendidik memberi kontribusi 11.25 persen, diikuti dengan standar kompetensi lulusan yang memberi kontribusi 10.5 persen. Sementara, standar sarana dan prasarana memberi kontribusi 9.6 persen dan standar penilaian memberi kontribusi 9.1 persen. Standar proses memberikan kontribusi 8.5 persen, diikuti dengan standar isi yang memberi kontribusi 8 persen. Sementara standar pengelolaan memberi kontribusi 7.4 persen dan standar pembiayaan memberi kontribusi 7 persen.
Hasil UN, TIMSS, PISA, dan PIAAC
Sebagaimana disampaikan Kepala Balitbang hasil UN adalah cermin kualitas pendidikan nasional. Dalam hal ini, di satu sisi, kita bisa bangga bahwa tingkat pencapaian standar UN secara nasional sangat tinggi, di atas 90 persen untuk semua jenjang. Namun, di sisi lain, kita masih prihatin jika cermin yang kita gunakan adalah instrumen penilaian skala internasional. “Saat ini, Indonesia mengikuti tiga jenis asesmen tingkat internasional, yaitu Trend in Mathematics and Sciences Study (TIMSS), Program for International Student Assessment (PISA), dan Program for International Adult Assessment Comptences (PIAAC). Namun demikian, capaian peserta didik kita dalam tiga jenis asesmen tingkat internasional ini masih rendah”, ucap Totok. Kondisi ini, tambahnya, menjadi tantangan bagi kita semua untuk tidak merasa puas dengan hasil UN. Sebab UN dalam skala nasional, sementara tantangan kita yang lebih besar adalah meningkatkan daya saing dalam dalam skala internasional. (BS)
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
11
Berita BSNP
KETUA BSNP: INDIKATOR SUKSES BUKAN NILAI UN TINGGI TAPI INDEKS INTEGRITAS TINGGI Dialog tentang UN dengan Komisi IV DPRD Kabupaten Indragiri Hulu
S
ebanyak sepuluh anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau melakukan kunjungan kerja ke BSNP pada hari Selasa (26/1/16) untuk mendapatkan informasi kebijakan pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2016, terutama UN Berbasis Komputer. Rombongan dipimpin langsung oleh Miswanto, SE Ketua DPRD dan Drs. H. Mardius, SH MH Ketua Komisi IV. Sementara anggota lainnya adalah Rizal Zam Zami (PKS), Deari Zamora, SH (PKS), Suharto, SH (PPP),
eksekutif sehingga pelaksanaan UN mendapat dukungan dari berbagai pihak”, ucapnya. Selain itu, Zainal dalam paparannya menjelaskan tentang ekosistem pendidikan nasional, kebijakan dan teknis pelaksanaan UN tahun2016. Menurut Zainal isu yang penting dalam pelaksanaan UN bukan angka hasil UN, tetapi apakah hasil UN itu dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan atau tidak. “Jika kita mendapat nilai 9 atau 10, tetapi nilai itu dicapai dengan tidak jujur, maka ni-
Kunjungan kerja DPRD Kabupaten Indragiri Hulu di BSNP membahas pelaksanaan UNBK di sekolah-sekolah di Kabupataen Indragiri Hulu, Riau.
Sugeng Riono, SP (Demokrat), Drs. Ahmad Arif Ramli, M.Pdi, Heber Demerius Lubis, SE (PDIP), Marlius, SP.di, Sugianto (PBB). Selain itu turut hadir dalam kunjungan ini adalah tiga dari sekretariat dewan. Miswanto Ketua DPRD Kabupaten Indragiri Hulu menyampaikan bahwa tujuan kunjungan ini adalah untuk mengetahui kebijakan Ujian Nasional tahun 2016. Melalui kunjungan ini diharapkan pelaksanaan UN di Kabupaten Indragiri Hulu lancar dan sukses. “Hasil dari kunjungan kerja ini kami berharap bisa berkomunikasi langsung kepada masyarakat sehingga pelaksanaan UN di Indragiri Hulu lancar dan sukses”, ungkap Miswanto seraya memperkenalkan anggota dewan. Zainal A. Hasibuan Ketua BSNP menyambut positif kunjungan kerja seperti ini sebagai praktik baik antara pihak legistalif dan eksekutif dalam melaksanakan UN. “Melalui kunjungan kerja seperti ini bisa kita cari titik temu antara pihak legistatif dan
12
lai tersebut adalah nilai semua sehingga, pada saat penerimaan siswa baru, kita lebih mengutamakan indeks integritas tinggi dari pada nilai tinggi. Sebab lebih mudah menangani siswa yang memiliki nilai rendah daripada mena ngani siswa dengan integritas rendah”, ucap Ucok panggilan akrab Zainal A. Hasibuan seraya menambahkan salah satu strategi meningkatkan indeks integritas adalah dengan menerapkan UNBK. Terkait dengan satuan pendidikan pelaksana UNBK tahun 2016, Ucok menjelaskan sampai saat ini ada 777 SMP/MTs, 1.288 SMA/ MA, dan 2.094 SMK yang akan melaksanakan UNBK. Diharapkan jumlah ini akan meningkat pada tahun-tahun berikutnya. UNBK, tambah Ucok, tidak boleh dijadikan alasan untuk pengadaan komputer secara besar-besaran. Sebab semangat yang dibangun dalam UNBK bukan pengadaan kompu ter, tetapi peningkatkan integritas dan efisiensi dalam pelaksanaan UN. (BS)
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
Berita BSNP
MALAM ANUGERAH KEPALA SEKOLAH BERINTEGRITAS
Anies Mengajak Kepala Sekolah Menyampaikan Pesan Integritas ke Seluruh Tanah Air ebanyak 503 kepala sekolah/madrasah untuk jenjang SMP dan SMA sederajat mene rima anugerah integritas Ujian Nasional (UN) dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada hari Ahad (20/12/2015) di Jakarta. Dengan mengambil tema “Prestasi Penting, Jujur Yang Utama”, acara pemberian anugerah ini berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 20 sampai dengan 22 Desember 2015. Pada hari kedua, Senin (21/12/2015) kepala sekolah/ madrasah tersebut diterima Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara. Selanjutnya, mereka diterima pimpinan baru KPK pada hari Selasa (22/12/2015) di kantor KPK. Turut hadir dalam acara malam penga nugerahan ini adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kepala Balitbang, Ketua BSNP, Ketua Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI), dan para pejabat ese lon dua di lingkungan Kemdikbud. Sumarna Surapranata Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan dalam laporannya menyebutkan para kepala sekolah/madrasah tersebut dipilih berdasarkan indeks integritas dalam pelaksanaan UN selama lima tahun terakhir, mulai tahun 2010 sampai dengan 2015. Mereka datang dari 123 kabupaten/kota di 24 provinsi. Sementara, Anies Bawesdan dalam sambutannya mengatakan acara seperti ini diharapkan dapat memotivasi para kepala sekolah yang lain untuk meningkatkan integritas dalam pelaksanaan UN. Melalui acara ini, diharapkan juga terjadi perubahan pola pikir. “Mulai sekarang, kita harus mengubah pola pikir dan cara pandang kita bahwa berprestasi saja tidak cukup, harus diikuti dengan integritas yang tinggi. Oleh karena itu yang mendapatkan anugerah adalah mereka yang memiliki integritas tinggi”, ucap Anies yang malam itu memakai baju batik lengan panjang. Sampai saat ini, tambah Anies, kita sudah 70 tahun merdeka. Mereka yang menyusun dan merintis kemerdekaan Indonesia adalah kaum terdidik yang visioner dengan integritas yang tinggi. Mereka yang menyusun konstitusi, memiliki kesempatan untuk mengambil sebanyak-banyaknya kekayaan dari negeri ini. Tetapi mereka tidak melakukannya. Bahkan diantara mereka ada yang tinggal di daerah Menteng, tetapi harus meninggalkan Menteng karena tidak kuat bayar pajak.
“
Mulai sekarang, kita harus mengubah pola pikir dan cara pandang kita bahwa berprestasi saja tidak cukup, harus diikuti dengan integritas yang tinggi
“
S
-- Anies Baswedan Menteri Pendidikdan dan Kebudayaan --
Jadi negara Indonesia ini dibangun de ngan konsep yang sangat modern. Berbeda dengan negara-negara lain yang membangun kemerdekaan dengan mengusir kolonialisme asing, namun tetap mempertahankan feodalisme lokal. Oleh karena itu, sekarang menjadi tanggungjawab kita untuk mengembalikan negeri ini kepada negeri yang berintegritas. Anies juga menjanjikan mulai sekarang indeks integritas UN akan diumumkan ke publik. Sebab tuntutan untuk meningkatkan integritas bukan dari siapa-siapa, tetapi tapi dari seluruh pihak. “Bagi alumni yang sekolahnya belum masuk ke dalam daftar 503 penerima anugerah integritas, tolong tanyakan dan minta supaya UN tahun 2016 bisa masuk ke dalam daftar penerima anugerah intigeritas”, pesan Anies yang langsung disambut dengan tepuk tangan peserta. Pada akhir sambutannya, Anies mengajak para kepala sekolah/madarah penerima anugerah integritas untuk menyampaikan pesan pentingnya integritas dalam pelaksanaan UN ke seluruh tanah air. “Mari kita sama-sama mengirimkan pesan ke seluruh wilayah Indonesia. Jangan sungkan untuk menyampaikan pesan integritas ini. Tunjukan bahwa sekolah kita sekolah yang punya semangat untuk berintegritas, namun tetap berprestasi”, ungkapnya. (BS)
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
13
Berita BSNP
RAPAT KOORDINASI PERSIAPAN UN 2016 Larangan Adanya Pungutan Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
adan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Pelaksana Ujian Nasional (UN) Tingkat Pusat mengadakan rapat koordinasi pada hari Rabu sampai dengan Jumat (10-12/2/2016) di Ruang Sidang Gedung A Lantai 3, Kemdikbud. Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Ketua Pelaksana, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dan Bendahara Pembayar Pembantu (BPP) dari seluruh provinsi. Anggota BSNP yang turut hadir dalam acara ini adalah Bambang Suryadi dalam kapasitasnya mewakili Ketua BSNP. Nizam Kepala Pusat Penilaian Pendidikan dalam paparannya menekankan pentingnya integritas (kejujuran) dalam pelaksanaan UN. Menurut Nizam, Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) dibagi menjadi empat kwadran. Pertama, nilai UN tinggi dan diikuti dengan IIUN tinggi. Kedua adalah nilai UN tinggi, tetapi IIUN rendah. Ketiga adalah nilai UN rendah dan IIUN rendah,sedangkan keempat adalah nilai UN tinggi dan IIUN rendah. “Sangat memprihatinkan sekali sebagian besar sekolah kita pada kwadran keempat, yaitu nilai UN tinggi tetapi IIUN rendah. Artinya, usaha dan kerja keras yang kita lakukan selama ini sia-sia karena dinodai dengan ketidakjujuran yang tinggi dalam pelaksanaan UN”, ungkap Nizam. Terkait dengan Ujian Nasional Perbaikan, Nizam menjelaskan adanya semangat dan antusiasme dari peserta UN yang belum mencapai standar untuk mengikuti UN Perbaikan. “Kita baru pertama kali akan melaksanakan UN Perbaikan pada bulan Februari ini. Mengingat jumlah peserta UN Perbaikan yang selalu bertambah, maka basis tempat pelaksanaan UN Perbaikan yang semula di provinsi, kita alihkan ke kabupaten/kota untuk mendekatkan pelayanan kepada peserta”, ungkap Nizam seraya menambahkan kebijakan pengalihan ini ditetapkan oleh BSNP melalui surat edaran yang telah dikirim ke seluruh dinas pendidikan provinsi. Dalam rapat koordinasi tersebut juga ditegaskan kembali surat edaran dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1356/H/TU/2016 tentang Larangan Pungutan Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer. Dalam surat edaran tersebut, sebagaimana dijelaskan Bambang Suryadi ketika menjawab pertanyaan peserta rapat, satuan pendidikan yang tidak bisa memenuhi per-
14
syaratan sesuai dengan POS UN yang ditetapkan BSNP, harus mengundurkan diri dari UNBK dan mengikuti UN berbasis kertas dan pensil (UNKP) dengan batas waktu pengunduran diri tanggal 15 Februari 2016.
“
Satuan pendidikan yang tidak bisa memenuhi persyaratan sesuai dengan POS UN yang ditetapkan BSNP, harus mengundurkan diri dari UNBK dan mengikuti UN berbasis kertas dan pensil (UNKP) dengan batas waktu pengunduran diri tanggal 15 Februari 2016.
“
B
-- Surat Edaran Kepala Balitbang Kemdikbud --
Apa implikasi surat edaran ini terhadap persiapan UN? Menurut Dadang Sudiyarto Sekretaris Balitbang, akan ada perubahan data jumlah peserta UNBK dan UNKP. Perubahan jumlah ini tentu akan berdampak kepada jumlah bahan UN yang harus digandakan oleh pihak percetakan pemenang lelang. “Oleh sebab itu, per tanggal 15 Februari 2016 harus sudah ada data peserta UN yang definitif sehingga pihak percetakan bisa melakukan penggandaan sesuai dengan jumlah peserta UN dan tidak terjadi inefisiensi”, ungkap Dadang Sudiyarto. Dalam rapat koordinasi juga disepakati, pengajuan sekolah/madrasah untuk menjadi pelaksana UNBK sudah ditutup dan tidak akan dibuka lagi. Perpindahan dari UNBK ke UNKP lebih mudah diakomodasi dan dikelola daripada perubahan dari UNKP ke UNBK. Sebab untuk UNBK perlu ada verifikasi infrastruktur dan pelatihan proktor yang pelaksanaannya sudah selesai.(BS)
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
Berita BSNP
KEPALA PUSKURBUK: Revisi Buku Mutlak Dilakukan Seiring Dengan Revisi Kurikulum 2013
R
evisi buku teks pelajaran kelompok peminatan untuk kelas X, XI, dan XII mutlak dilakukan seiring dengan revisi Kurikulum 2013. Revisi dilakukan pada penyesuaian KI dan KD untuk setiap mata pelajaran. Dalam revisi Kurikulum 2013, tidak ada sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2) yang dihilangkan, tetapi diintegrasikan dalam semua mata pela jaran dan diajarkan secara kontekstual dan natural. Untuk menghasilkan buku yang berkualitas dengan harga terjangkau diperlukan kerja keras dan kerjasama dari semua pihak, mulai dari tim psikometri, tim pengembang, penulis, dan penerbit. Selain itu peran BSNP dan Puskurbuk sangat penting dalam memberikan panduan revisi dan perbaikan buku teks pelajaran. Demikian catatan penting dari kegiatan rapat kerja penjelasan revisi buku teks pelajar an Kurikulum 2013 kelompok mata pelajaran peminatan pendidikan menengah tahun 2016, di Puskurbuk, Sabtu (13/2/2016). Hadir dalam acara ini Tjipto Sumadi Kepala Puskurbuk beserta jajarannya, tiga anggota BSNP, Zaki Su’ud, T. Ramli Zakaria, dan Bambang Suryadi. Selain itu juga hadir tim psikometri, Urip Purwono dan M. Syaifuddin, tim pengembang, tim pen damping, penulis dan editor dari penerbit. Tjipto dalam sambutannya mengatakan
“
Revisi Kurikulum 2013 dilakukan pada penyesuaian KI dan KD untuk setiap mata pelajaran. Dalam revisi Kurikulum 2013, tidak ada sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2) yang dihilangkan, tetapi diintegrasikan dalam semua mata pelajaran dan diajarkan secara kontekstual dan natural.
“
-- Tjipto Sumadi Kepala Puskurbuk --
revisi buku ini merupakan konsekuensi dari revisi Kurikulum 2013 pada aspek kompetensi inti dan kompetensi dasar.”Karena ada peru bahan KI-KD dalam kurikulum, maka buku teks pelajaran mutlak direvisi”, ucapnya. Proses revisi, tambahnya, selama dua minggu dan hasil revisi harus sudah diserahkan paling lambat tanggal 28 Februari 2016. Buku yang sudah direvisi akan ditelaah kembali oleh tim pengembang. Supriyatno Kepala Bidang Perbukuan, da lam sambutannya menjelaskan saat ini ada 446 judul buku yang akan direvisi, dengan rincian 223 buku siswa dan 223 buku guru, untuk kelas X ada 136 judul, kelas XI ada 186 judul, dan kelas XII ada 134 judul. Pertanyaannya, apakah dengan proses revisi ini ada jaminan buku akan lebih baik dari sebelumnya? Hal ini sangat kondisional, yaitu bergantung kepada keseriusan pihak penerbit melakukan revisi sesuai dengan KI dan KD yang baru dari Kurikulum 2013. Sementara itu Bambang Suryadi dalam sambutannya mengatakan empat standar yang menjadi acuan dalam revisi kurikulum adalah standar kompetensi lulusan (SKL), Standar Isi (SI), standar proses, dan standar penilaian. Revisi Keempat standar tersebut merupakan ranah dan kewenangan BSNP, sementara revisi kurikulum menjadi ranah dan kewenangan Puskurbuk. Lebih lanjut Bambang berpesan kepada para penulis buku, editor, dan tim pengembang untuk meluruskan berita yang berkembang di masyarakat bahwa KI-1 dan KI-2 dihilangkan dalam kurikulum yang telah direvisi. “Tidak benar jika ada anggapan BSNP dan Puskurbuk menghilangkan KI-1 dan KI-2 dalam revisi Kurikulum. Yang terjadi adalah, proses penanaman KI-1 dan KI-2 diintegrasikan kepada seluruh mata pelajaran secara kontekstual dan natural. Dengan demikian indikator kedua kompetensi tersebut tidak dituliskan secara eksplisit, kecuali pada mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”. Penjelasan teknis penilaian buku untuk menghasilkan buku yang berkualitas, disampaikan Zaki Su’ud anggota BSNP yang bertugas sebagai koordinator penilaian buku teks pelajaran. Menurut Zaki, untuk menghasilkan buku yang berkualitas, diperlukan extra effort dari semua pihak, terutama penulis, editor, dan tim pengembang. (BS)
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
15
Berita BSNP
LEPAS SAMBUT PPK BSNP: Selama Tiga Tahun Hafidz Muksin Telah Mengukir Prestasi di BSNP
Pisah sambut PPK BSNP dari Hafidz Muksin ke Ifan Firmansyah disaksikan oleh Zainal A. Hasibuan (Ketua BSNP), Neneng Tresnaningsih (Kepala Bagian Keuangan Balitbang), dan Rosmalina (BPP BSNP).
Pertemuan adalah permulaan, selalu bersama-sama adalah kemajuan, bekerja bersama adalah keberhasilan. (Henry Ford)
U
ngkapan Henry Ford di atas sangat tepat untuk menggambarkan acara pleno BSNP hari ini, Selasa, 19/1/2016 dengan salah satu agenda “Lepas Sambut PPK BSNP”. Dalam suasana penuh keakraban dan kekeluargaan, bertempat di ruang rapat BSNP, telah berlangsung acara lepas sambut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BSNP dari pejabat lama ke pejabat baru. Hafidz Muksin sebagai PPK BSNP sejak tahun 2012 sampai dengan 2015 secara resmi telah digantikan oleh Ifan Firmansyah. Sebelum ini, Ifan mengemban amanat seba gai BPP BAN S/M selama lima tahun, sedangkan Hafidz sekarang menjadi PPK Sekretariat Balitbang. Turut hadir dalam acara ini adalah seluruh anggota BSNP, Neneng Tresnaningsih Kepala Bagian Keuangan Balitbang, yang pernah menjadi PPK BSNP selama tujuh tahun (2005-2012), Rosmalina BPP BSNP, dan seluruh staf sekretariat dan keuangan. Masa tiga tahun untuk sebuah posisi atau jabatan sebenarnya masih relatif baru. Namun demikian, untuk amanah dan tanggungjawab, masa tiga tahun merupakan masa yang sangat berat. Demikian kesan tertulis dari Pak Hafidz dalam paparannya. “Tiga tahun mengabdi mengemban amanah sebagai PPK BSNP merupakan sebuah tantangan dan tanggungjawab besar untuk dapat memberikan layanan terbaik guna meningkatkan kinerja BSNP”, ungkap Hafidz yang me-
16
makai batik hitam lengan panjang. Diantara prestasi Hafidz Muksin yang perlu dicatat adalah peningkatan layanan manajemen melalui penambahan waktu pleno BSNP dan kenaikan unit cost. Sebagaimana kita ketahui sejak 2005 sampai dengan 2014, rapat pleno hanya dilakukan sehari dalam seminggu. Demi meningkatkan efektifitas dan produktifitas anggota BSNP, mulai tahun 2015 rapat pleno dilaksanakan dua hari dalam seminggu. Penambahan waktu pleno ini juga diikuti dengan dengan peningkatan unit cost. Selain itu, Hafidz Muksin juga melakukan staff capacity building dengan mengirimkan mereka mengikuti berbagai pelatihan, dian taranya adalah pelatihan fotografi, penulisan naskah, training ESQ, dan team building. Secara singkat, Hafidz Muksin telah berhasil membangun “The Dream Team” di BSNP. Terkait dengan penerbitan Buletin, Hafidz Muksin telah memperluas distribusi buletin sebagai media komunikasi dan dialog standar nasional pendidikan. Pemenuhan sarana dan prasarana juga mendapat perhatian khusus dari Hafidz Muksin. Sebagai PPK salah satu indikator kinerja yang penting adalah daya serap anggaran dalam satu tahun anggaran. Selama tiga tahun mengemban amanat sebagai PPK BSNP, daya serap anggaran BSNP mengalami kenaikan dari 85.62% pada tahun 2014 menjadi menjadi 94.20% pada tahun 2015. Sedangkan daya serap BSNP tahun 2013 adalah 93.80%. Bagi anggota BSNP, peran Hafidz Muksin dalam membangun chemistry dengan ang-
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
Berita BSNP
“
Tiga tahun mengabdi mengemban amanah sebagai PPK BSNP merupakan sebuah tantangan dan tanggungjawab besar untuk dapat memberikan layanan terbaik guna meningkatkan kinerja BSNP
“
-- Hafidz Muksin PPK BSNP Periode 2012-2015 -gota BSNP telah terbentuk. Hal ini sesuai de ngan ungkapan Zainal A. Hasibuan Ketua BSNP dalam sambutannya. “Selama ini chemistry dan suasana keba tinan antara anggota BSNP dan PPK sudah terbentuk. Oleh karena itu, bukan pertemuan yang kami kehendaki, tetapi pertemuan yang kami sesalkan”, ucap Ucok panggilan akrab Ketua BSNP yang langsung disambut dengan tawa seluruh hadirin.
Menanggapi hal tersebut, bagi Neneng Trisnaningsih, acara hari ini bukan merupakan perpisahan, tetapi merupakan perluasan jaringan kerja. “Kita tidak berpisah karena masihsatu induk, yaitu Badan Penelitian dan Pengem bangan Kemdikbud. Hubungan kita tetap terjalin. Pergantian dari Pak Hafidz ke Pak Ifan merupakan kebijakan pimpinan”,ucap Neneng. Dalam sambutannya, Hafidz Muksin juga mengingatkan keberadaan sumber daya manusia (SDM) yang mendukung kegiatan BSNP sampai saat ini masih sangat terbatas baik dari segi kuantitas maupun status kepegawaian. “Satu hal yang perlu mendapat perhatian dari Sekretariat BSNP adalah kenyataan bahwa mayoritas staf sekretariat masih berstatus sebagai karyawan honorer”, ucap Hafidz seraya menambahkan semoga ke depan penguatan status SDM bisa ditingkatkan. Pada kesempatan tersebut, Hafidz juga memaparkan potret kinerja staf sekretariat dan anggota BSNP dari aspek kehadiran dan ketepatan waktu. Selamat mengemban amanat dan tugas baru Pak Hafidz Muksin dan Pak Ifan Firmansyah. Semoga dinamika dan rotasi ini memberikan manfaat dan hikmah bagi BSNP. Amin. BS
CAPACITY BUILDING: BSNP Kirim Staf dan Anggota untuk Pelatihan Menulis dan ESQ
S
ebagai lembaga mandiri dan profesional, BSNP selalu meningkatkan kemampuan anggota dan staf melalui kegiatan inservice training atau pelatihan dalam jabatan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas anggota dan staf sekretariat. Pada bulan Januari 2016, BSNP mengirimkan tiga orang staf sekretariat untuk mengikuti pelatihan penulisan artikel di Bandung (2829/1/2016) yang dilaksanakan oleh Intermedia, pihak swasta yang bergerak dalam peningkatan sumber daya manusia. Ketiga staf sekretariat tersebut adalah Ning Karningsih, Nurul Najmah, dan Renny Wulansari. Turut serta dalam kegiatan ini adalah dua orang dari Warta Balitbang, yaitu Rohana dan Nana Nurhayati. Selain itu, BSNP juga mengirimkan satu orang anggota BSNP, Titi Savitri Prihatiningsih untuk mengikuti traning ESQ di Jakarta (2931/1/2016). Selama tiga hari mengikuti pelatihan keterampilan menulis, banyak pengalaman yang didapat, sebagaimana diungkapkan Renny.
“Kegiatan pelatihan seperti ini banyak membantu meningkatkan kemampuan menulis. Selain tahu teori, juga langsung praktik menulis. Tulisan kita diberi feedback oleh pelatih”, ungkap Renny seraya menyebutkan dua orang pelatih yaitu P. Hernowo dan J. Haryadi. Keduanya merupakan penulis lepas yang sangat produktif. Dalam pelatihan ini, tambahnya, peserta betul-betul dilatih untuk bisa menulis. Sebelum ini, menulis itu terasa sulit, tapi setelah ada pelatihan, menulis menjadi mudah. Sebab, kita bisa menulis apa saja dan dimana saja. Mulai dari tulisan sederhana, seperti cerita, reportase kegiatan atau profil individu, sampai pada tulisan ilmiah. Bagi Ning Karningsih dengan mengikuti pelatihan ini merasa termotivasi dan percaya diri untuk berkarya melalui tulisan tanpa takut salah dan tanpa terpaku dengan kaidah-kaidah penulisan yang baku. “Selama ini saya pribadi dalam membuat suatu tulisan terkungkung pada aturan baku dan teori-teori, yang justru semuanya itu se-
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
17
Berita BSNP
Peserta pelatihan Penulisan Artikel berfoto bersama P. Hernowo (keempat dari kiri), salah satu pengajar.
makin membelenggu kreatifitas karena takut salah, khawatir tidak mengikuti kaidah pe nulisan yang baik dan benar. Di pelatihan ini peserta dituntut agar menulis secara lepas. Menanggalkan semua aturan yang ada. Tulis saja apa yang ada di benak kita”, ungkapnya.
“
Selama ini saya pribadi dalam membuat suatu tulisan terkungkung pada aturan baku dan teori-teori, yang justru semuanya itu semakin membelenggu kreatifitas karena takut salah, khawatir tidak mengikuti kaidah penulisan yang baik dan benar. Di pelatihan ini peserta dituntut agar menulis secara lepas. Menanggalkan semua aturan yang ada. Tulis saja apa yang ada di benak kita
“
-- Ning Karningsing Staf Sekretariat BSNP --
Nurul Najmah juga memiliki kesan tersen diri setelah mengikuti pelatihan. Baginya, pelatihan ini dapat menumbuhkan motivasi untuk menulis serta menghilangkan rasa tidak percaya diri, takut, dan malu. “Pada awalnya rasa tidak percaya diri, rasa takut, dan malu selalu menghantui fikiran saya. Maklum, selama ini saya tidak pernah menulis seperti apa yang diharapkan, kecuali menulis pesan singkat (sms) yang seringkali dihapus atau diedit jika pesan itu ditujukan kepada pimpinan atau sms yang bersifat formal”, ungkap Nurul sambil menambahkan keterbatasan kosa kata juga menjadi kendala dalam menulis. Sementara itu, Titi Savitri anggota BSNP yang mengikuti pelatihan ESQ menuturkan kegiatan training sangat padat, mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 19.00. “Baru sekali ini mengikuti training ESQ. Sangat mengesankan, sebab emosi diobokobok, tidak hanya brainwash, tapi juga emotion wash, dan qalb wash”, ungkap Titi dalam pesan singkat di group WA BSNP. Sebenarnya program pelatihan ESQ ini ditawarkan kepada semua anggota BSNP, namun karena jadwal pelatihan yang bentrok dengan kegiatan lain, hanya satu anggota BSNP yang bisa mengikuti pelatihan. Semoga setelah mengikuti pelatihan tersebut, kinerja dan produktivitas anggota dan staf sekretariat meningkat. Amin. BS
UJIAN NASIONAL TIDAK MENENTUKAN KELULUSAN, POSISI UJIAN SEKOLAH SANGAT STRATEGIS DAN PENTING
S
alah satu kebijakan mendasar dan esensial yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun 2015 adalah menghapus fungsi Ujian Nasional (UN) seba gai penentu kelulusan peserta didik dari satu-
18
an pendidikan. Dengan demikian, satuan pendidikan memiliki kewenangan penuh dalam menentukan kelulusan peserta didik dari sa tuan pendidikan dan posisi ujian sekolah sa ngat strategis dan penting. Peserta didik dinya
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
Berita BSNP takan lulus dari satuan pendidikan, setelah memenuhi kriteria: (a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran, (b) memiliki nilai minimal baik untuk sipak atau perilaku, dan (c) lulus ujian sekolah. Demikian catatan penting dari kegiatan pendampingan persiapan ujian sekolah yang dilaksanakan Direktorat Pembinaan SMA bekerjasama dengan BSNP di Bogor (20/2/2016). Turut hadir dalam acara ini perwa kilan guru, kepala sekolah, dan pengawas SMA dari seluruh Indonesia. Menurut Bambang Suryadi dalam paparan nya, ada tiga jenis penilaian, yaitu penilaian oleh pendidik, penilaian oleh satuan pendi dikan, dan penilaian oleh Pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional. Posisi UN dan Ujian Sekolah (US) adalah independen. Artinya, nilai UN tidak lagi dipergunakan untuk menentukan kelulusan dari satuan pendidikan dan sebaliknya nilai US tidak memiliki bobot dalam UN. Namun demikian, baik UN maupun US, sama-sama mengukur Standar Kompetensi Lulusan (SKL). “Jika peserta didik menunjukkan pencapai an prestasi yang bagus dalam penilain yang dilakukan guru malalui ulangan, diproyeksikan peserta didik akan mencapai prestasi yang bagus dalam ujian sekolah. Nah, pencapaian
peserta didik dalam ulangan dan ujian sekolah ini menjadi bekal utama dalam mengikuti UN”, ucap Bambang. Namun, tambahnya, masih ada satuan pendidikan yang terlalu longgar dalam memberikan nilai ujian sekolah, meskipun nilai tersebut tidak menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Pada saat UN, siswa tidak mampu menjawab dengan baik, sehingga hasil yang diperoleh menunjukkan nilai ujian sekolah yang tinggi dan nilai UN yang rendah. “Anehnya, kondisi yang seperti ini malah terjadi pada satuan pendidikan yang dipinggiran dengan segala keterbatasan dalam hal kompetensi guru dan fasilitas sekolah”, ungkap Bambang seraya menambahkan guru dalam memberikan niliai tidak hanya berdasarkan prestasi siswa tetapi juga karena pertimbang an ‘kerahiman’ atau belas kasihan. Dengan adanya variasi nilai sekolah, maka sifat ujian sekolah tidak standar sehingga hasilnya tidak komparabel. Berbeda dengan nilai UN yang merupakan standardized test dan hasilnya bersifat komparabel. Oleh karena itu, fungsi UN ketika tidak lagi menentukan kelu lusan dari satuan pendidikan adalah sebagai correcting factor bagi nilai sekolah. BS
REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016 Perspektif Baru Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional
R
embuk Nasional (Rembuknas) merupakan hajat tahunan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan tujuan untuk memperkuat sinergi dengan Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga terkait dalam mengoptimalkan pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016 serta penyusunan rencana kerja tahun 2017. Tema Rembuknas tahun 2016 adalah “Meningkatkan Pelibatan Publik dalam Membangun Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan di Pusat dan Daerah”. Didik Suhardi Sekretaris Jenderal Kemdikbud dalam kapasistasnya sebagai Ketua Panitia mengatakan bahwa jumlah peserta yang hadir 990 orang (laki-laki 864 dan perempuan 126), melebihi target yang diundang 956. Hal ini karena beberapa daerah antusias untuk mengikuti Rembuknas, sehingga ada yang mengirim lebih dari satu orang perwakilan. Pendaftaran dilakukan secara daring. Turut hadir dalam acara ini para pemangku kepentingan dan para pelaku pendidikan dan kebudayaan di Pusat, Provinsi, Kabupaten, dan Kota. Mereka meliputi eselon I-III Kemdikbud, Komisi X DPR-RI, Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi dan Kab/Kota, Kepala LPMP, dan UPT Kemdikbud di daerah. Sebagai keynote speaker adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang dalam hal ini diwaliki oleh Agus Sartono Deputi Bidang Pendidikan dan Agama. Menurut Didik Suhardi ada empat hal yang berbeda dalam Rembuknas kali ini, yaitu substansi, nara sumber, peserta, dan mekanisme pelaksanaan. Dari segi substansi, Rembuknas tahun ini difokuskan pada penguatan ekosistem pendidikan nasional baik pada tingkat pusat maupun daerah. Hal ini tercermin dari tema Rembuknas itu sendiri, yiatu “Meningkatkan Pelibatan Publik dalam Membangun Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan di Pusat dan Daerah”. Sementara dari segi nara sumber, panitia pelaksana mengundang nara sumber dari perusahaan tingkat internasional, yaitu CEO General Electric. “Kita ingin memberikan perspektif yang berbeda dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan mengundang nara sumber dari perusahaan tingkat internasional”, ungkap Anies seraya menguatkan apa yang disampai-
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
19
Berita BSNP
Anies Baswedan (kelima dari kiri) didampingi Pejabat Eselon I Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendengarkan laporan hasil sidang Komisi dalam Rembuk Nasional.
20
menyampaikan materi tentang strategi penguatan sinergitas pelaksanaan urusan dan kewenangan pusat dan daerah bidang pendidikan dan kebudayaan. Materi keempat, disampaikan Rene Suhardono dari Indonesia Mengajar dengan judul “Membangun daya imijinasi, kreativitas, dan kualitas daya manusia dengan cara membaca”. Handry Satriago merupakan orang pertama yang menjadi CEO General Electric dari Indonesia. Menyelesaikan pendidikan SMA di Lab School Jakarta dan menyelesaikan sarjana S1 di IPB. Dalam paparannya, Handry yang memakai kursi roda sejak di bangku SMA mengulas tiga tantangan persaingan dunia.
“
Tiga tantangan persaingan dunia: Ketidakpastian perubahan, globalisasi, dan persaingan ide.
“
kan Didik Suhardi dalam laporannya. Para peserta Rembuknas 2016 lebih banyak dibandingkan peserta Rembuknas 2015. Semua unsur yang terlibat dalam Rembuknas 2015 diundang dan ditambah dengan unsur dari LSM, Ormas yang menangani bidang pendidikan, UPT Kemdikbud di seluruh Indonesia, dan pegiat pendidikan lainnya. Komposisi peserta ini dimaksudkan untuk menggambarkan keterlibatan publik dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Mekanisme pelaksanaan Rembuknas 2016 juga berbeda dari tahun 2015. Tahun lalu, kegiatan dibagi menjadi dua, dalam bentuk pleno yang dihadiri seluruh peserta dalam satu ruang dan pembahasan dalam rapat komisi dengan nara sumber dari eselon I atau II pejabat Kemdikbud. “Para eselon I dan II dalam pelaksanaan Rembuknas 2016 menjadi peserta untuk menyimak aspirasi dari daerah, bukan untuk memberikan arahan. Justru fasilitator dalam rapat komisi dari pejabat eselon III dan IV”, ungkap Anies yang langsung disambut dengan tepuk tangan. Dengan mekanisme seperti itu, maka pakaian para pesertapun disesuaikan. Pada hari pertama, peserta mengenakan pakaian batik lengan panjang, sementara pada hari kedua memakai kaos warna putih dan celana olah raga warna biru. Implementasi tema Rembuknas diwujudkan dengan melibatkan berbagai unsur yang diundang dalam acara Rembuknas. Empat nara sumber yang menyajikan materi pada hari kedua, Senin, 22 Februari 2016, adalah dari pihak swasta. Mereka adalah Handry Satriago, CEO General Electric, memaparkan materi tentang “Gerakan revolusi mental di bidang pendidikan dan kebudayaan”. Pembicara kedua adalah Ade Irawan (ICW) menyajikan materi tentang “Strategi pencegahan penyimpangan dalam pengelolaan program, kegiatan,dan anggaran bidang pendidikan dan kebudayaan”. Sementara itu, Abdul Malilk Gismar (Senior Advisor for Knowledge and Resource Center)
-- Handry Satriago,CEO General Electric -Pertama, ketidakpastian perubahan. Perubahan terjadi sangat cepat dan tidak pernah terprediksi sebelumnya. Perubahan tsb perlu diatasi dengan fleksibilitas dan adaptabilitas. Kedua, globalisasi. Daya saing mutlak diperlukan dalam dunia yang sudah saling bergantung antara satu negara dengan negara lain. Indikator utama untuk menciptakan daya saing yang tinggi adalah value, atau nilai. Value dihasilkan dari proses berpikir kreatif. Ketiga, persaingan ide. Perusahaan-perusahana terbaik dunia mayoritas diisi oleh perusahaan yang mejual ide. Persaingan ini terlihat dari banyaknya fenomena alat transportasi oneline/daring sebagai proses persaingan ide di dunia bisnis, seperti Go-Jek, Grab Bike, BlueJack, dan Uber Taxi. BS
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
Berita BSNP
PESAN ANIES BASWEDAN DALAM REMBUKNAS 2016: KEMBALIKAN TRADISI JUJUR DI SEKOLAH
A
nies Baswedan membuat kebijakan baru dengan menghilangkan fungsi Ujian Nasional (UN) sebagai penentu kelulusan dari satuan pendidikan. Kebijakan ini diberlakukan pada pelaksanaan UN tahun 2015. Meskipun UN tidak lagi menentukan kelulusan, praktik kecurangan dalam UN juga belum hilang. Apa yang salah dengan pelaksaan UN? Bisakah kecurangan diukur dan Bagaimana mengukur kecurangan dalam UN? Menurut Anies kejujuran itu sulit diukur. Yang bisa diukur adalah tingkat kecurangan berdasarkan pola jawaban yang salah. Jika tingkat kecurangan bisa diidentifikasi, maka kita juga bisa mengidentifikasi indeks integritas. Di hadapan para peserta Rembuk Nasional, Anies juga menyayangkan tingkat kecurangan yang masih tinggi dalam pelaksanaan UN, meskipun UN tidak lagi menentukan kelulusan. Pelanggaran moral (kejujuran) penangannya lebih berat daripada memperbaiki kinerja akdemik (nilai yang rendah). “Potret integritas yang masih rendah ini jika tidak kita intervensi, akan menentukan wajah masa depan bangsa Indonesia. Permasalahan bangsa Indonesia ini bukannya kekurangan orang yang pintar dan berkompeten, tetapi hilangnya integritas dalam praktik kehidupan sehari-hari”, ucap Anies seraya menambahkan UN merupakan media untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran kepada siswa. Lebih lanjut Anies memberikan pesan khu-
“
Mari kita kembalikan tradisi jujur di sekolah/ madrasah. Karena sekolah/madrasah kita memiliki tradisi jujur.
“
Anies Baswedan memberikan paparan dan arahan di Rembuk Nasional
sus kepada peserta Rembuk Nasional untuk disampaikan kepada para pemangku kepentingan di daerah masing-masing, yaitu pesan untuk menghentikan praktik concek menyontek dalam UN. “Jika para pesereta Rembuk Nasional ingin nama satuan pendidikan dan kabupaten/kota menjadi terhormat, hentikan praktik contek menyontek dalam UN. Mari kita hentikan praktik kecurangan. Untuk meningkatkan Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) tidak perlu kerja keras cukup satu perintah, “Jangan contek menyontek, jangan bagikan kunci jawaban yang tidak jelas”. Dulu, tambah Anies, masyarakat melaporkan terjadinya kecurangan kepada Pemerintah. Sekarang, Pemerintah yang mengumumkan terjadinya kecurangan kepada masyarakat melalui IIUN. Indek integritas ini merupakan bagian dari bentuk revolusi mental. Sebagai bentuk apresiasi kepada satuan pendidikan yang memiliki indeks integritas tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan piagam penghargaan kepada 11.700 sekolah di kwadran satu dan dua. Kwadran satu adalah satuan yang memiliki indeks integritas dan hasil UN yang tinggi, sedangkan kwadran dua adalah satuan pendidikan yang memiliki indeks integritas tinggi tetepi nilai UN rendah.
--Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan--
“Satuan pendidikan yang menerima piagam penghargaan supaya memajangnya di dinding sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa bangga kepada para siswa dan guru. Bagi sekolah/madrasah yang belum menerima piagam, artinya masih ada masalah di sekolah/madrasah tersebut. Mari kita kembalikan tradisi jujur di sekolah/madrasah. Karena sekolah/madrasah kita memiliki tradisi jujur”, ucap Anies mengakhiri pesannya.
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
21
Berita BSNP
REMBUK NASIONAL: ANIES BASWEDAN LUNCURKAN TIGA PRODUK UNGGULAN PENDIDIKAN
Tampilan depan laman Jendela Pendidikan Kebudayaan
M
enteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan meluncurkan tiga produk unggulan dalam Rembuk Nasional 2016 (21-23/2/2016) yang mengambil tema “Meningkatkan Pelibatan Publik dalam Membangun Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan di Pusat dan Daerah”. Pertama, Anies meluncurkan “Jendela Pendidikan dan Kebudayaan” yang dapat diakses di: http://jendela.data.kemdikbud.go.id Situs jendela data ini memberikan inforasi profil pendidikan, informasi indikator dan kajian, informasi program pembangunan dan pembinaan, dan informasi budaya, bahasa, dan lingkungan. Kedua, Anies juga meluncurkan situs “Sekolah Kita” sebagai media informasi dan komunikasi kita dengan sekolah di seluruh Indonesia. Sekolah Kita dapat diakses di http://
sekolah.data.kemdikbud.go.id. Melalui situs ini kita dapat mengetahui profil sekolah untuk jenjangn pendidikan dasar dan menengah di seluruh Indonesia, serta memberikan saran dan komentar untuk sekolah. Selain itu,kita juga bisa melakukan perbandingan antar sekolah, sebagai bahan pertimbangan jika kita ingin memilih sekolah untuk anak-anak kita. Jika kita ingin melihat data sekolah kita, dari SD sampai SMA sederajat, situs ini bisa memberikan informasiyang akurat. Data diambil dari DAPODIK Kemdikbud. Dalam rembuknas tersebut Anies juga menyampaikan “Neraca Pendidikan Daerah”, merupakan gambaran mutakhir pendidikan di suatu daerah dari segi anggaran, SDM, sarana prasarana dll. Neraca daerah ini dapat diakses di http://npd.data.kemdikbud.go.id.
Tampilan depan laman Sekolah Kita
22
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
Lensa BSNP
Anggota BSNP berfoto bersama rombongan Komisi IV DPRD Kabupaten Indragiri Hulu setelah berdialog tentang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di ruang sidang BSNP (26/1/2016).
Peserta Rembuk Nasional sedang mendengarkan arahan yang diberikan oleh panitia dalam rapat komisi.
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
23
Lensa BSNP
Zainal A. Hasibuan Ketua BSNP (keempat dari kiri) menyimak arahan Menteri Pendidikdan dan Kebudayaan dalam acara Rembuk Nasional (21-23/2/2016) di Sawangan.
Tim gabungan dari Balitbang Kemdikbud dan BSNP yang bertugas memberikan informasi saat menjaga stand pameran dalam acara Rembuk Nasional di Sawangan, Depok.
24
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
Lensa BSNP
Rapat kegiatan Penyusunan Desain Awal / Bahan Kajian Pemantauan Implementasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi dalam Akreditasi Program Studi dan Pendidikan Tinggi (10-11/3/2016)
Dadang Sudiyarto Sekretaris Balitbang (baju putih) memberikan pandangan dan pendapat terkait dengan rencana BSNP menyusun Standar Pengembangan Kurikulum, di ruang sidang BSNP.
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
25
Lensa BSNP
Foto bersama Anggota BSNP dan Narasumber pada kegiatan Penyusunan Desain Awal / Bahan Kajian Pemantauan Implementasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi dalam Akreditasi Program Studi dan Pendidikan Tinggi
Dari kiri ke kanan, Didi Pujohadi PPK Ujian Nasional, Suprananto dan Asrijanty keduanya dari Puspendik dalam rapat pleno BSNP untuk membahas persiapan pelaksaaan Ujian Nasional 2016.
26
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
Lensa BSNP
Anggota BSNP berpose bersama nara sumber kegiatan penyusunan desain awal untuk Standar Pengembangan Kurikulum. Diantara nara sumber adalah Muhamamd Ali Guru Besar UPI (delapan dari kiri), Tjipto Sumadi Kepala Puskurbuk (sembilan dari kiri), dan Ahmad Rizali Staf Khusus Menteri Bidang Pendidikan (enam dari kanan).
Ifan Firmansyah PPK BSNP (tengah) memimpin rapat koordinasi sekretariat BSNP untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan BSNP bulan Januari sampai dengan Maret 2016.
Vol. XI/No. 1/Maret 2016
27
Lensa BSNP
Anggota BSNP berpose bersama staf sekretariat dalam acara ulang tahun staf keuangan BSNP.
Kebijakan Kementerian Pendidikdan dan Kebudayaan untuk memakai pakain daerah setiap hari Selasa minggu pertama dan ketiga mendapat sambutan positif dari staf sekretariat BSNP. Mereka mengekspresikan rasa gembira dan kebersamaan dalam keragaman (unity in deversity) di ruang rapat BSNP.
Ifan Firmansyah PPK BSNP (keempat dari kiri) berpose bersama staf sekretariat. Telah menjadi tradisi di BSNP untuk mempererat rasa kekeluargaan dan kebersamaan melalui acara potong tumpeng dan doa bersama bagi anggota atau staf yang berulang tahun.