Puisi Al-Ta’syīrah karya Hisyam Al-Jakh: Analisis Struktur dan Makna Renita, Fauzan Muslim Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak Jurnal ini membahas tentang puisi Arab al-Ta’syīrah karya Hisyam al-Jakh. Puisi tersebut pernah dibacakan oleh penyair yang memperoleh juara dua di salah satu acara televisi Abu Dhabi Prince of Poets pada tahun 2011. Metodologi yang digunakan adalah metode kepustakaan. Teori yang digunakan untuk mengungkapkan bentuk adalah teori strukturalis Abrams yaitu pendekatan objektif. Adapun teori yang digunakan untuk menganalisis makna puisi adalah menggunakan teori semiotik bidang isotopi oleh Greimas. Berdasarkan analisis struktur terdapat keunikan fisik berupa tipografi, pungtuasi, diksi dan rima. Keunikan fisik utama yaitu judul puisi yang pendek dengan larik yang panjang. Selain itu, keunikan pungtuasi yang mengindikasikan puisi al-Ta’syīrah merupakan puisi kontemporer. Setelah analisis struktur terdapat sebuah tema yaitu nasionalisme Arab. Nasionalisme Arab yang dinginkan penyair adalah kesatuan keseluruhan bangsa Arab bukan dibatasi dengan jarak dan sekat-sekat geografis. Hal ini menunjukkan bahwa nasionalisme Arab yang diharapkan penyair merupakan keadaan kontadiktif dengan kenyataan yang ada- kenyataan saat ini bahwa bangsa Arab telah tersekat melalui bentuk negara.
Abstract
This journal analyzes Arabic poem al-Ta’syīrah by Hisyam al-Jakh. This poem had been read by Hisyam al-Jakh in one of television program of Abu Dhabi Prince of Poets on 2011. The method that used in the research is library research. The teory that used to analyze the structure is stucturalis Abrams-objective approach. Theory that used to analyze the meaning is semiotic-isotope field by Greimas. According to analysis of structure, shown uniques physical there are typography, pungtuate, diction and ryhme. The prime unique physical is title of poetry short with a long line. Beside, unique pungtuate indicates poem al-Ta’syīrah is contemporary poet. After analyzing a structure there is a theme- Arab nationalism. Arab nationalism that poet wish is unity all Arab nation doesn’t limit by distance and geography boundary. This is shown that Arab nationalism brought by poet is contradiction with fact in Arab nation now days- the fact that arab nation has confine with nation state. Keyword : Poem, al-Ta’syīrah, Hisyam al-Jakh
Pendahuluan Penelitian ini membahas tentang analisis struktur dan makna puisi
Al- Ta’syīrah karya
Hisyam al-Jakh. Penelitian dilakukan karena penulis melihat terdapat aspek-aspek nasionalisme pada puisi tersebut. Gagasan nasionalisme Arab modern dibawa oleh Napoleon Bonaparte (1769-1821) ketika melakukan ekspansi ke Mesir pada tahun 1798.1
Dalam
1
Hazem Zaki Nuseibeh, Gagasan Nasionalisme Arab, terj. Sumantri Mertodipuro (Jakarta: Yayasan Dana Buku Indonesia, 1969), hlm. 31.
1
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
2
ekspansinya tersebut, Napoleon Bonaparte membawa mesin cetak yang kemudian digunakan untuk menerbitkan surat kabar dan penerjemahan buku-buku Barat ke bahasa Arab.2 Akibatnya, pengaruh pemikiran Barat masuk ke bangsa Arab dan menumbuhkan kesadaran nasional akan kebangsaan. 3 Ali al-Muhdar (1993: 177) mengatakan bahwa kedatangan Napoleon Bonaparte ke Mesir dengan membawa tenaga ahli dan kaum Orientalis bertujuan untuk menghasut bangsa Arab. Napoleon Bonaparte membujuk bangsa Arab untuk terbebas dari penjajahan bangsa Turki. Napoleon mengatakan bahwa bangsa Turki tidak pantas untuk memegang jabatan khalifah atas bangsa Arab. Selain itu, bangsa Turki merupakan bangsa asing bagi orang Arab. Akan tetapi, setelah bangsa Turki dapat tersingkirkan dari dunia Arab, kini yang datang menggantikan untuk menjajah adalah bangsa Eropa sendiri. Akibat dari penjajahan tersebut, kesatuan dunia Arab dipecah menjadi beberapa bangsa dan daerah menurut geografisnya masing-masing. Seluruh negara Arab pun dibagi-bagi di antara orang Eropa sebagai daerah jajahan. Bangsa Eropa memberikan pengaruh yang besar terhadap bangsa Arab, tidak hanya di bidang politik tetapi di bidang sastra dan bidang-bidang seni yang lain.4 Salah satu bidang sastra yang dipengaruhi yaitu puisi. Dalam satu kesempatan, Abdurrahman al-Kawakibi (1855-1902) memakai puisi al-Mutanaby (915-965) untuk mengejek bangsa Turki. Hal ini menunjukkan pemikiran Barat telah berhasil mempengaruhi bangsa Arab.
Dalam puisi
tersebut berisi pesan bahwa kemajuan bangsa Arab dilihat dari raja yang memimpin. Puisi ini mengejek bangsa Turki dengan ejekan tidak beradab dan tidak memiliki keturunan yang baik sehingga tidak pantas memimpin bangsa Arab.5 Bangsa Eropa memberikan pengaruh kurang baik untuk persatuan bangsa Arab. Bentuk pengaruh bangsa Eropa adalah bangsa Arab hanya mementingkan eksistensi kebangsaaannya saja yaitu negara dan bangsanya sendiri. Sebagaimana pernyataan penyair modern Hafidz Ibrahim (1872-1932) dalam puisinya yang menyatakan kecintaannya hanya terhadap negerinya saja, Mesir. Puisi Hafidz Ibrahim memuji keagungan Mesir di masa lampau. Puisi tersebutt menyiratkan nasionalisme penyair terhadap negaranya, Mesir.6 Pada zaman kontemporer yaitu masa kekinian muncul penyair muda yaitu Hisyam alJakh. Ia banyak menulis puisi yang mengandung perasaan-perasaan bangsa Arab yang tidak 2
Hartojo, Andangdjaja. Puisi Arab Modern (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1983), hlm. 14. Op.cit, Hazem Zaki Nuseibeh, hlm. 32. 4 Ibid, hlm. 33. 5 Yunus Ali Muhdar dan Bey Arifin, Sejarah Kesusastraan Arab (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1983), hlm.177 6 Ibid, hlm. 179. 3
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
3
terungkapkan khususnya masalah terkotak-kotaknya bangsa Arab akibat nasionalisme yang telah dibawa oleh Barat. Hisyam al-Jakh memiliki nama lengkap Hisyam Kamil Abbas Mahmud l-Jakh adalah seorang penyair dan aktivis Mesir.
Hisyam al-Jakh lahir di provinsi Suhaj, daerah Qana
pada tanggal 1 Oktober 1979. Penyair Mesir ini telah menyelesaikan studinya di Administrasi Bisnis, Fakultas Perniagaan di Universitas Aim Shams pada tahun 2003. Pada tahun yang sama
Hisyam al-Jakh
menjadi penanggung jawab Pusat Kebudayaan Universitas Aim
Shams.7 Hisyam al-Jakh merupakan penyair Mesir modern yang memanfaatkan media sosial dalam mempublikasikan karya-karyanya serta kegiatan-kegiatannya. Melalui media sosial tersebut terlihat pula jumlah penggemarnya. Salah satu akun media sosial yang merepresentasikan ketertarikan pembaca akan karya-karyanya adalah facebook. Dalam akun resmi facebooknya,
Hisyam al-Jakh telah memiliki jumlah 4.276.639 likes tertanggal 6
November 2014.8 Hisyam termasuk penyair kontemporer yang cukup berpengaruh di Mesir mengingat sepak terjangnya dalam menulis beberapa puisi, baik itu puisi ‘Amiyat (puisi dengan bahasa percakapan) dan Fuṣha (puisi dengan bahasa Arab formal). Hal ini ditunjukkan pada keberhasilannya memperoleh Best slang poet in Egypt 2008 dan The second poet in Prince of poets 2011.9 Adapun puisi fuṣha yang telah dikarang Hisyam yaitu (1) Al- Ta’syīrah (Visa), (2) Inṭoridi l-’Ana min l-Jadwal (Berhati-hatilah dengan Waktu), (3) Al-Risālatul-Akhīrah (Surat Terakhir), (4) Al-Wajhāni (Dua Wajah), (5) Masyhadun Ra’siyyun min Mīdāni l-Tahrīr (Kesaksian Nyata dari Tahrir Square).10 Puisi
Al- Ta’syīrah merupakan salah satu karya Hisyam al-Jakh yang dipentaskan di
sebuah acara di stasiun televisi di Abu Dhabi Prince of Poets atau Pangeran Puisi pada tahun 2011. Dalam acara tersebut, puisi al-Ta’syīrah mendapat respon yang baik dari penonton. Puisi al-Ta’syīrah berhasil membuat penonton Prince of Poets menangis. Seorang sosiolog Dr. Soad Oraimi dari UAE University mengatakan: “ Alasan puisi ini menjadi populer karena puisi tersebut menyampaikan perasaan seluruh bangsa Arab yang tidak dapat diungkapkan, puisi ini bukan hanya mengungkapkan pengalaman pribadi tapi masalah komunitas . Puisi ini telah membuka luka rakyat. Puisi ini sangat sentimentil bagi mereka. Mereka merasa, Hisyam telah menyuarakan perasaan 7
http://www.algakh.com/ ﻋﻦ ﻫﮬﮪھﻮﻳﯾﺲ ﺍاﻟﺸﻌﺮ ﺍاﻟﻌﺮﺑﻲ ﻫﮬﮪھﺸﺎﻡم ﺍاﻟﺠﺦdiunduh pada 01/09/2014 12:06. https://www.facebook.com/Hisham.Gakh diunduh pada 01/09/2014, 12:06. 9 Ibid. 10 http://www.algakh.com/album_categories / ﺍاﻟﻘﺼﺎﺋﺪ/diunduh pada 01/09/2014, 12:06. 8
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
4
mereka untuk masalah visa, seharusnya orang Arab yang ingin pergi ke negara Arab lain tak perlu pakai visa karena mereka pada dasarnya adalah satu negara.11 Berdasarkan kutipan dari Sosiolog di atas, puisi
Al- Ta’syīrah mengisyaratkan tema
nasionalisme. Puisi tersebut mencerminkan perasaan bangsa Arab yang menginginkan tidak ada sekat dan batas-batas antar negara Arab sehingga antar negara tidak diperlukan visa. Menurut analisa sementara penulis, tema nasionalisme Arab yang diangkat oleh penyair berbeda dengan konsep nasionalisme Arab modern yang dibawa oleh Eropa. Melalui tela’ah sementara, penulis tertarik untuk meneliti puisi
Al- Ta’syīrah karena
dilihat sepintas puisi tersebut memiliki keunikan fisik. Pertama. keunikan fisik terlihat dari judul puisi yang pendek, tetapi memiliki larik yang panjang berjumlah sembilan puluh satu larik. Selain itu terdapat keunikan pungtuasi yaitu tanda-tanda baca dalam puisi. Kedua, puisi tersebut banyak ditemukan nama-nama negara, aliran agama dan sekte di Arab. Selain itu terdapat, kalimat-kalimat harapan penyair untuk menghilangkan batas-batas teritorial antar negara Arab. Ditemukan pula kalimat-kalimat persatuan dan kritik terhadap pemerintah akan persatuan bangsa Arab. Ketiga, puisi tersebut mengandung keindahan dalam rima. Berdasarkan keunikan tersebut, penulis merasa perlu untuk menghubungkan antara struktur fisik dengan tema. Selain kajian tentang puisi
Al- Ta’syīrah karya Hisyam al-Jakh
memang masih sedikit dan jarang ditemukan di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan utama yang dibahas dalam penelitian ini fokus pada analisis struktur dan batin puisi pada puisi
Al- Ta’syīrah karya Hisyam al-Jakh.
Sebagai penunjang analisis, penulis mengkaji terlebih dahulu mengenai struktur fisik puisi yaitu tipografi, diksi dan rima.
Tinjauan Teoritis Sajak (karya sastra) merupakan sebuah struktur. Struktur dalam karya sastra merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang diantara unsur-unsurnya terjadi hubungan timbal balik, saling menentukan (Pradopo, 1990: 118). Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat dan seteliti mungkin keterkaitan dan keterjalainan semua unsur karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna yang menyeluruh (Lesmana, 2010: 25).
11
http://www.thenational.ae/news/uae-news/prince-of-poets-title-goes-to-yemeni-scholar 07/09/2014, 15:35.
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
diunduh
pada
5
Sebuah puisi memiliki struktur yang terdiri dari unsur-unsur pembangun yang bersifat fungsional dalam kesatuannya dan bersifat fungsional terhadap unsur lainnya.12 Struktur pada dasarnya memiliki dua unsur, yaitu surface structure (struktur luar/fisik) dan deep structure (struktur dalam/batin). Struktur luar puisi berkaitan dengan bentuk yang terdiri atas pilihan kata (diksi), struktur bunyi, penempatan kata dalam kalimat, penyusunan kalimat, penyusunan bait dan tipografi. Sedangkan unsur dalam berkaitan dengan isi, tema, pesan atau makna yang tersirat di balik struktur luar.13 Menurut Marjorie Boulton sebuah puisi memiliki dua unsur pembentuk dan pembangun puisi yaitu bentuk fisik (physical form) dan bentuk mental (mental form). Kedua unsur tersebut saling menyatu dan membentuk sebuah puisi.14 Menurut Dick Hartoko dua unsur penting dalam puisi adalah unsur tematik/unsur semantik puisi dan unsur sintaktik
puisi. Unsur sintaktik menunjuk ke struktur fisik,
sedangkan unsur tematik/semantik menunjuk kepada unsur batin puisi.15 Struktur fisik terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi dan tipografi puisi. Majas terdiri dari lambang dan kiasan. Menurut Kinayati Djokosuroto (2005;15), struktur batin puisi dibangun oleh pokok pikiran (subject matter), tema, nada (tone), suasana (atmosphere), amanat (message). Sedangkan versifikasi terdiri dari rima, ritma, metrum. Struktur batin puisi terdiri atas tema, nada, perasaan dan amanat.16
Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analisis. Metode deskriptif-analisis adalah metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan faktafakta yang kemudian disusul dengan analisis (Ratna, 2006: 53). Dalam penggunaan metode deskriptif terdapat langkah-langkah yaitu mengumpulkan data, menyusun, mengklarifikasi dan menginterpretasi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua pendekatan utama. Pertama, pendekatan strukturalis atau pendekatan objektif melalui teori Abrams. Kedua, pendekatan semiotik yang khususnya dari segi isotopi melalui teori Greimas. (Atmazaki, 1990: 17),
Menurut Abrams
pendekatan strukturalis adalah sebuah pendekatan yang
12
Herman Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi (Jakarta: Erlangga, 1987), hlm. 25. Ahmad Muzakki, Kesusastraan Arab Pengantar Teori dan Terapan (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2006), hlm. 49. 14 Op.cit. Herman Waluyo, hlm.23 15 Ibid. hlm.27 16 Ibid, hlm.28 13
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
6
menitikberatkan pada teks karya semata.17 Karya sastra adalah kenyataan itu sendiri (otonom) dan keliru jika melihatnya sebagai ekspresi penulisnya. Pendekatan objektif juga menganggap karya sastra adalah karya yang mandiri, tidak perlu dilihat dari pengarang, pembaca atau dunia sekitarnya. Karya sastra dilihat sebagai objek yang berdiri sendiri, memiliki dunia sendiri dan melakukan kritik pada aspek instrinsik saja.18 Tambahan pula, pendekatan yang menitikberatkan pada close reading yaitu membaca karya sastra secara tertutup tanpa melihat pengarang, realitas dan pembaca.19 Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis struktur instrinsik puisi saja. Struktur instrinsik yang dikaji adalah tipografi, diksi dan rima. Pendekatan semiotik dengan analisis isotopi menurut Greimes (Kazuko Budiman, 2006: 145) adalah analisis yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta yang muncul dalam tema. Penulis menggumpulkan kata-kata yang paling banyak digunakan kemudian menyimpulkan nilai-nilai nasionalisme Arab pada isotopi tersebut. Dalam analisis tema, penulis mengaitkan puisi dengan sejarah, kondisi dan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masyarakat Arab ketika pembuatan puisi al-Ta’syīrah. Korpus data yang diteliti penulis adalah puisi Al- Ta’syīrah karya Hisyam al-Jakh. Puisi tersebut penyair unduh dari website resmi penyair yaitu www.al-gakh.com dan www.youtube.com. Penulis mengunduh puisi tersebut pada 6 Agustus 2013 pukul 15:57. Hasil Penelitian Tipografi Puisi
Al- Ta’syīrah secara sepintas memiliki keunikan. Keunikan tersebut terlihat
pada judul yang pendek, namun isi larik yang panjang berjumlah sembilan puluh satu (91) larik. Puisi ini dapat dibagi menjadi 14 belas bait dan 91 larik yang dimulai dari posisi tepi kanan dan dengan
pola turun
ke bawah. Penulis mengelompokkan bait-bait tersebut
berdasarkan satuan makna. Pungtuasi Puisi
Al- Ta’syīrah memiliki
sembilan jenis pungtuasi yang dapat ditemui yaitu
kurung ( ( ) ), tanya ( ?), seru (!), tanya dan seru (?!), koma ( , ), titik-titik (..), kutip 17
Akhmad, Muzakki, Kesusastraan Arab Pengantar Teori dan Terapan (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2006), hlm. 138. 18 Ibid. hlm .59 19 A, Teeuw, Sastera dan Ilmu Sastera (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 2003), hlm. 100.
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
7
(“...”), titik dua ( : ), dan pisah (-). Pungtuasi yang paling banyak ditemui adalah kurung (( )). Jumlah pungtuasi yang ditemukan dalam puisi ini berjumlah 13 larik yaitu pada larik ke15, 18, 19, 20, 21, 48, 49, 54, 55, 59, 60, 61, dan 66. Dalam bahasa Indonesia, tanda kurung berfungsi sebagai pengapit keterangan tambahan atau penjelasan. Adapun ( ( ) ) dalam puisi ini tanda kurung berfungsi untuk menyebutan nama bangsa, nama negara, kota, kewarganegaraan, nama sebuah lembaga/badan dan nama suku yang dianggap penting dan berguna untuk penekanan. Berikut ini adalah larik ke-16 yang menggunakan kurung ( () ) yang berfungsi untuk menyebutkan nama sebuah bangsa yaitu Bangsa Yahudi.
ﻥنﻟﻪﮫﺫذﻳﯾﻞ ﻄﺎ ﻥن ّﻋﺪﻭوّ ﻧﺎ)ﺻﻬﮭﻴﯿﻮﻥن(ﺷﻴﯿ ﻭو ﺃأ
(16)
(16) //wa?anna juyūsya ummatinā lahā fi‘lun kamā l-sailu// (16) Musuh kami ( Zionis) adalah setan yang berekor Diksi Puisi
Al- Ta’syīrah ini, penyair lebih banyak menggunakan kata-kata denotatif
dibandingkan kata-kata konotatif. Dari jumlah sembilan puluh satu larik, larik- larik yang mengandung kata denotatif berjumlah 80 larik dan kata yang mengandung kata konotatif berjumlah 11 larik. Tujuan penggunakan kata-kata denotatif dimaksudkan agar isi dari kandungan puisi dapat dipahami semua masyarakat awam. Selain itu pula, pesan puisi berupa kritik diharapkan menjadi lebih tepat sasaran. Pesan puisi yang ditujukan kepada penguasa Arab diharapkan tersampaikan dengan jelas. Sedangkan kata konotatif, pertama terlihat pada judul puisi. Judul puisi
Al- Ta’syīrah memiliki arti kata visa. Secara denotatif, visa (KBBI,
2008:1609) adalah izin masuk ke negara lain atau izin tinggal sementara di negara lain yang diberikan oleh pejabat pemerintah yang berwenang di negara yang dikunjungi. Sedangkan dalam makna konotasi visa dilambangkan sebagai bentuk penghalang penghambat kebebasan penyair untuk berpergian antar negara Arab. Pada larik ke 5 terdapat kata wa‘unwānī yang bermakna “lencanaku dan benderaku”
( ﻭوﻧﺎﺻﻴﯿﺘﻲ ﻭوﻋﻨﻮﺍاﻧﻲ5) (5) wanāṣiyatī wa‘unwānī/ (5)“Lencanaku dan benderaku”
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
wanāṣiyatī
8
Lencana
(KBBI, 2008:843) adalah tanda yang berbentuk medali (bendera kecil, pita
bersilang, dsb)
dipasang di dada sebagai tanda anggota sebuah perkumpulan, panitia.
Adapun makna denotatif bendera (KBBI, 2008:174) adalah sepotong kain atau kertas segi empat atau segitiga digunakan sebagia lambang negara, perkumpulan, badan atau sebagai tanda atau panji. Makna konotatif dari kata lencana dan bendera adalah “ke-Araban” penyair merupakan kebanggaan dan sebuah identitas yang melekat pada dirinya.
Lencana dan
bendera merupakan bentuk kebanggaan penyair atas takdirnya menjadi orang Arab. Ḍomir (Kata Ganti) Dalam puisi
Al- Ta’syīrah terdapat empat ḍomir (kata ganti), yaitu, ḍomir ?anā
(kata ganti aku), naḥnu (kata ganti kami) ?antum (kata ganti kalian), huwa dan hiya (kata ganti dia), dan kata . Terdapat pergantian pada ḍomir ?anā (kata ganti aku) dan naḥnu (kata ganti kami). Pergantian domir tersebut merupakan sebuah keunikan karena hal tersebut menunjukkan dua sudut pandang yaitu sudut pandang orang pertama tunggal dan sudut pandang orang pertama jamak. ُﻚَ ﷲ ِﺳ ﻤ ﺑﺎ ﺸﺎ ُﺃأﺧْﻩه
ﺲَ ﺳِﻮ ﺍا َﻙك ْ( ﻭوﻟ ﻴﯿ2)
ُ ﺳﺄﻟﻘﺎﻩه.. ُﺳﺄﻟﻘﺎﻩه ﻋﺮﻭوﺑَﺘِﻲ ﺷﺮَﻓِﻲ
ﻋﻠَﻢُ ﺃأﻥن ﻟﻲ ﻗﺭرَﺪًﺍا ( ﺃأ3)
Bait 1
ﺖُ ﻓﻲ ﺻِﺮﻐَِﻱي ﺑﺄ ﻥنﱠ ْ(ﻭوﻗﺪ ﻋُﻠﱢ ﻤ4) ﻭوﻋُﻨْﻮﺍاﻧِﻲ
ِﻥن ﺃأﻟﺤﺎ
ﺳَ ﺒﱢ ُﺢ ُ( ﺃأ1)
ﺻِﻴﯿَﺘِﻲ ﻭوﻧﺎ
َﺾ ﺑﻌ ُﺳَﺎ ﻧُﺮﺩدّﺩد ﺭرﺍاﻣﺪِﻨ
(5)
ﻛﻨﻭوّﺎ ﻓﻲ (6)
:ًﻼ ( ﻧُﻐﻨّﻲ ﺑﻴﯿﻨﻨﺎ ﻣﺜ7) ”ﺏبِ ﺇإﺧﻮﺍاﻧﻲ ْﺍاﻟﻌُ ﺮ
Bait 2
ﻭوﻛﻞﱡ.. ﺏبِ ﺃأﻭوﻁطﺎﻧﻲ ْﺍاﻟﻌُ ﺮ
( " ﺑ8) ُﻼﺩد
ﻼﺩدَﻧﺎ ﺗﻤﺘﺪﱡ ﻣﻦ ﺃأﻗﺼﻰ ﺇإﻟﻰ ﺃأﻗﺼﻰ ﻥنﱠ ﺑ ( ﻭوﺃأ13) ﺠﺪِ ﺍاﻷﻗﺼﻰ ﺍا ﻟﻤﺴ
ِﺣﺑﺮﻭوَﻨﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﻷﺟْﻞ
ُﻥنٌ ﻟﻪﮫ ﺫذﻳﯾﻞ ﺷﻴﯿﻄﺎ
( َﻥن ﻋﱠﻧﺎ) ﺻُﻬﮭ ﻴﯿﻮ ﻭوﺪ
( ﻭوﺃأﻥن14)
Bait 3
( ﻭوﺃأ15) ﻥنﱠ
ْ( ﺳ ﺄُﺑْﺤِﺮُ ﻋﻨﺪﻣﺎ ﺃأﻛﺒُﺮ17) (ﻦِ ( ﻓﻲ)ﻟﻴﯿﺒﻴﯿﺎ ﺍاﻟﺒﺤﺮ ْﻳﯾ
)( ﺃأﻣُﺮﱡ ﺑﺸﺎﻁطﺊ18)
(ﺍاﻟﺘﻤﺮَ ﻣﻦ ) ﺑﻐﺪﺍاﺩدَ(ﻓﻲ )ﺳﻮﺭرﻳﯾﺎ
( ﻭوﺃأﺟﻨﻲ19)
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
Bait 4
9
Contoh larik puisi di atas, merupakan potongan larik dari bait 1, 2 dan 3. Pada setiap bait penulis hanya mengambil tiga larik, karena sudah mewakili pergantian ḍomir (kata ganti) tersebut.
Pada bait pertama, penyair menggunakan ḍomir anā (kata ganti aku).
Penggunaan ḍomir anā pada bait tersebut menunjukkan penghambaan penulis kepada Tuhan secara personal dan kebanggaan pribadinya menjadi bangsa Arab. Kemudian, pada bait kedua dan tiga penyair menggunakan ḍomir naḥnu (kata ganti kami). Penggunaan ḍomir naḥnu pada bait tersebut untuk mengajak pembaca khususnya bangsa Arab merasakan kebanggaan yang sama dengan penyair dan teman-temannya, yaitu kebanggaan menjadi bangsa Arab. Pada bait selanjutnya, penyair kembali menggunakan ḍomir anā. Penggunaan dhamir ḍomir anā pada bait puisi menunjukkan bahwa penyair ingin berlayar mengelilingi negara-negara Arab. Akan tetapi, keinginan pribadi tersebut tidak tercapai hanya karena kesulitan dalam masalah visa. Rima Puisi Al-Ta’syīrah memiliki keunikan rima; yaitu rima awal dan rima akhir. Rima awal ditunjukkan pada larik berikut:
ِﻥن ﺃأﻟﺤﺎ
ﺑﻌ َﺾ ُﻣﺪﺍاﺭرﺳِﻨَﺎ ﻧُﺮّﺩد
ﻨﻛﻭوّﺎ ﻓﻲ
:ًﻼ ﻧﻨﻐُّﻲ ﺑﻴﯿﻨﻨﺎ ﻣﺜ ”ﺏبِ ﺇإﺧﻮﺍاﻧﻲ ْﺍاﻟﻌُ ﺮ ِﺑﻬﮭﺎﻣَ ﺘﻪﮫ ِﻋﺒﺎءَ ﺗﻪﮫ
ﻭوﻛﻞﱡ.. ﺏبِ ﺃأﻭوﻁطﺎﻧﻲ ْﺍاﻟﻌُ ﺮ ﺸًﺎ ﻤﻣﻗﻮ
ﺍاﻟﻌ ﺮﺑ ﻲﱠ
ﻣُﻬﮭﺎﺑًﺎ ﻓﻲ.. ﺢَ ﺇإﺫذْ ﺗﻌﻮِﻱي ﺍاﻟ ﺮﻳﯾ ﺸُﻧﺎ ﻋﺎ ﻣﺮ ﻄﻮﻟﺘَﻨَﺎ ﺑ
ﺗُﺤَﺮّﻛُﻨَﺎ
ٍﻁطﻔﺎﻝل ﺃأ
ﺕتِ ﺍاﻟﺘﻲ ﺗﺮﻭوﻱي ﺤﻜﺎ ﻳﯾﺎ ﺍا ﻟ
ﻧﺮ ُﺳﻢ
“ ﺑ ُﻼﺩد ﻨﻛﻭوّﺎ
ﺻﺪﺭرٌ ﻳﯾﺼُﺪﱡ
ُﻟَﻪﮫ
ْﻨﻛﻭوّﺎ ﻣَ ﺤ َﺾ ﺡحُ ﻓﻲ ﺴ ْﺮ ﻭو ﻧ
Kata kunnā berasal dari kata kānā yang berarti dahulu, dulu. Kunnā adalah kāna yang dimasuki ḍomir naḥnu dengan fiil maḍi. Kunnā dapat berarti dulu kami. Dalam lariklarik di atas terdapat penekanan pada masa-masa lampau aku lirik dengan bangsa Arab. Penekanan tersebut ditandai dengan repetisi pada kata kunnā. Tambahan pula, larik-larik di atas mengindikasikan nostalgia aku lirik dan bangsa Arab akan kisah-kisah masa kecil mereka. Sedangkan rima akhir ditunjukkan pada larik di bawah ini:
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
10
ﺳﺒّﺢ ﺑﺴﻤﻚﷲ ﺃأ ﺧْﺸﺎﻩه ﻙك ﺃأ ﻭوَﻟﻴﯿﺲﺳﻮﺍا ﺳﺄﻟْﻘﺎﻩه..ﻲﻗﺪﺭر ﺍاﺳﺄﻟْﻘﺎ ﻩه ﻥن َﻟ ﻭوﺃأﻋﻠ ﻢﺃأ
(1) (2) (3)
Rima akhiran huruf ha ( )ﻩهdengan bunyi hu mengandung makna “Nya” (Tuhan). Rima ini menunjukkan bentuk penyerahan diri kepada Allah dan pengagungan Allah serta kehormatan aku lirik kepada Tuhannya. Tema Analisis tema dilakukan dengan menggunakan
teori semiotik di bidang analisis
isotopi. Analisis isotopi adalah sebuah analisis yang dilakukan berdasarkan kata-kata yang muncul dalam sebuah teks (Kazuko Budiman, 2006: 145). Dalam penelitian ini penulis mengelompokkan isotopi menjadi empat kelompok, yaitu isotopi tempat, isotopi golongan, isotopi, aktivitas dan isotopi suasana. Isotopi tempat dan golongan di atas menunjukkan keberagaman bangsa Arab. Hal tersebut ditandai dengan penyebutan nama-nama negara, kota, suku, kewarganegaraan, dan aliran agama. Akan tetapi
keberagaman tersebut disatukan disatukan dengan nama
“arabiyyun”- yang berarti orang Arab ditunjukkan dengan muncul sebanyak dua belas kali). Tambahan pula, penyebutan nama-nama negara bukan untuk membeda-bedakan masingmasing negara. Namun menunjukkan telah terjadi sekat dan jarak antar negara Arab. Sekat dan jarak tersebut ialah hasil jajahan oleh Barat. Isotopi aktivitas menunjukan adanya dua jenis aktivitas yaitu aktivitas positif dan aktivitas negatif. Aktivitas positif ditandai
dengan munculnya kata kerja bahagia, yaitu
aktivitas yang berupa nostalgia di masa kecil penyair dan bangsa Arab. Sedangkan isotopi negatif ditunjukkan dengan kata-kata peperangan dan perlawanan. Hal ini menunjukkan bahwa di Arab sering terjadi peperangan, permusuhan dan pertikaian. Selain itu, terlihat terjadi perebutan tempat suci yaitu Masjid al-Aqsa antara bangsa Arab dan Israel. Isotopi ini pun menunjukkan bahwa bangsa Arab menginginkan persatuan Arab. Isotopi suasana menunjukkan kebanggaan penyair dan teman-temannya di masa kecil akan identitas sebagai orang Arab. Suasana lain yang ditunjukkan adalah suasana alam dimana penyair menyebutkan kata tamr , labn, nūq, habb, qamḥu, yang berarti kurma, susu,
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
11
unta, bibit dan gandum sebagai bentuk pengungkapan negara Arab yang kaya akan sumber daya alam. Berdasarkan analisis isotopi puisi
Al- Ta’syīrah mengandung tema nasionalisme
Arab. Tema nasionalisme Arab pun tergambar dengan mengaitkan sejarah dan peristiwa yang terjadi di tahun 2011-dimana puisi Al- Ta’syīrah nasionalisme Arab
ditampilkan. Adapun bentuk-bentuk
yang tergambar adalah kebanggaan menjadi orang Arab, pengakuan
terhadap wilayah Arab yang luas, penolakan atas batas negara, perselisihan aliran agama dan suku, rasa persatuan bangsa Arab dan harapan-harapan penyair terhadap negara-negara Arab. Kebanggaan Menjadi Orang Arab Kebanggaan diekspresikan secara personal dan melalui nostalgia bersama temanteman penyair di waktu kecil. Kebanggaan personal ditunjukkan melalui penanaman sejak dini tentang nasionalisme Arab berupa kebanggaan identitas menjadi orang Arab. Kebanggaan selanjutnya ditunjukkan melalui nostalgia atau kerinduan akan memori masa kecil penyair. Bentuk-bentuk nostalgia masa kecil adalah menyanyi lagu tentang nasionalisme Arab yang berbunyi “Arab adalah tanah airku dan semua bangsa Arab adalah saudaraku”. Bentuk nostalgia kedua adalah penyair di waktu kecil bersama teman-temannya menggambar orang Arab yang gagah dengan mantelnya. Bentuk nostalgia ketiga, penyair dan temantemannya di waktu kecil senang mendengar cerita kepahlawanan orang-orang Arab. Pengakuan terhadap Wilayah Arab yang Luas Bentuk nasionalisme Arab yang kedua adalah pengakuan dan kebanggaan bersama (ditunjukkan dengan ḍomir naḥnu) bahwa negara Arab terbentang luas. Oleh karena itu, wilayah tersebut harus dipertahankan dari orang-orang yang ingin merebut wilayah Arab sebagaimana Zionis merebut Masjid al-Aqsa di Palestina. Orang-orang Arab mengakui memiliki musuh bersama yaitu Zionis. Akan tetapi, bangsa Arab tidak gentar melawan Zionis karena memiliki tentara yang kuat dalam memperjuangkan tanah-tanah Arab. Penolakan atas Batas negara, Perselisihan Aliran Agama dan Suku Dalam puisi ini penyair menyebutkan negara-negara yang ada di Arab perbedaan aliran agama dan suku. Tujuan penyebutan negara-negara tersebut adalah sebagai penolakan atas pengkotak-kotakan negara Arab. Penolakan tersebut berujung pada satu kata yaitu persatuan bangsa Arab. Hal ini menunjukan kecintaan serta kebanggaan mendalam penyair
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
12
menjadi orang Arab. Tambahan pula, penyair lebih mengutamakan kesatuan Arab dibandingkan pengelompokkan negara-negara Arab. Penolakan penyair atas batas-batas negara, aliran dan suku dikarenakan perbedaan tersebut menyebabkan perpecahan. Rasa Persatuan Bangsa Arab Bentuk nasionalisme Arab yang keempat adalah rasa persatuan. Rasa persatuan tertuang dalam kalimat-kalimat retoris yang mengkritik pemerintah dan penguasa Arab. Kalimat retoris tersebut berupa sindirian kepada pemerintah dan penguasa Arab. Sindiran tersebut tertuang dalam larik-larik berikut: ( ﺃأﻟﺴﺘﻢ ﻣﻦ ﺗﻌ ﻠّﻤﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﻳﯾﺪِﻛُﻢ35) (35) //alastum man ta’allamnā ‘alaa yadikum// (35)Bukankah kalian yang telah mengajarkan kami dengan tangan kalian Harapan-harapan Penyair terhadap Negara-negara Arab Penyair berharap bangsa Arab dapat merasakan persatuan di masing-masing negara. Mereka tidak terpecah-belah di negaranya sendiri.
ﺤْﺘَﻞﱞ ُﻥنُ ( ﻣ ﺠ ﻮﻻ ﺍا ﻟ
)ﺴﻢٌ ﻭوﻻ ﻥنُ ( ﻣ ُﻨ ﻘ ﺍاﻟﺴﻮ ﺩدﺍا
) ﻓﻼ (59)
(59) )//falā l-sūdanu munqasimun, walā l-jūlānu muḥtallun// (59) (Sudan) tak lagi terbelah dan (Golan) tak lagi terjajah Kutipan di atas menggambarkan harapan penyair. Dia berharap, tidak ada lagi negara Sudan yang terbelah. Jika ditarik secara historis, pada tahun 2011 adalah pengumumuan referendum yang berisi pemisahan dan pembagian negara Sudan dengan Sudan Selatan. Sebelumnya pun memang telah terjadi pertikaian antara Sudan kota yaitu Khortum dengan mayoritas etnis Arab Islam sedangkan Sudan bagian selatan adalah mayoritas kulit hitam Kristen. Pertikaian yang berlanjut ingin memisahkan diri dari Sudan pun telah berlangsung lama. Pemisahan kedua wilayah ini pun terjadi. Pada Januari 2011, Sudan Selatan berhasil memisahkan diri dari Sudan. Puisi ini ditampilkan pada bulan Januari 2011, kemungkinan negara Sudan Selatan telah berdiri. Harapan dari penyair adalah Sudan tetap menjadi satu negara tidak tebelah menjadi dua. 20 Harapan kedua adalah dataran tinggi Golan tidak terjajah. Kemerdekaan yang dimaksud adalah kemerdekaan dari Israel. Dataran tinggi Golan adalah 20
www. bbc. co.uk/indonesia/dunia/2011/02/110208_sudanjubilation.shtml diakses pada 27 November 2014, 11:51
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
13
terletak perbatasan antara Suriah dan Israel. Pada awalnya, wilayah dataran tinggi Golan adalah milik Suriah.
Nasionalisme Arab selanjutnya ditunjukkan dengan rasa
sepenanggungan dan tolong menolong. Apabila satu negara Arab terjadi masalah dan konflik, negara Arab lain ikut merasakan konflik serta membantu negara yang mengalami konflik tersebut. Konsep ini tertuang dalam larik-larik puisi Al- Ta’syīrah yaitu pada larik ke-60.
ﻣﻨﻔﺮﺩدَﺍا (60)
ْﺠُ ﺮ َﺡح ﺍاﻟ
ﻣﻨﻜﺴِﺮٌ ﻳﯾُﺪﺍاﻭوﻱي
(ُﻥن (ﻭوﻻ) ﻟﺒ ﻨﺎ60)
(60) // wa lā lubnānu munkasirun yudāwī l-jurḥa munfarida// (Libanon) tak lagi terpecah sendirian mengobati luka
Dalam larik ini, penyair ingin menimbulkan rasa sepenanggungan , rasa saling memiliki satu sama lain. Penyair berharap negara Lebanon tidak sendiri dalam mengatasi masalah di negaranya, tetapi negara lain ikut membantu menyelesaikan masalah. Amanat Amanat yang ingin disampaikan penyair adalah kebangsaan Arab merupakan sebuah identitas yang melekat dan menjadi sebuah kebanggaan. Penyair mengajak pembaca untuk tidak malu menjadi bangsa Arab. Pengakuan identitas tersebut diiringi dengan semangat dan usaha untuk menjaga dan menjunjung tinggi persatuan bangsa Arab. Batas-batas negara, aliran agama dan suku tidak menjadi alasan sebuah perpecahan. Adapun yang menyatukan adalah hanya satu yaitu kekuasaan Tuhan. Amanat lain yang ingin disampaikan penyair adalah penanaman rasa sepenanggungan, rasa senasib antar bangsa Arab. Perwujudan dari kedua rasa tersebut adalah sikap tolong menolong. Sikap tolong-menolong antar negara Arab yang saling membutuhkan. Sikap tolong menolong negara tercermin dalam membantu memperjuangkan tanah Palestina dan wilayah-wilayah yang terjajah oleh Zionis, Israel. Kesimpulan Hisyam al-Jakh adalah penyair kontemporer berbakat yang berasal dari Mesir. Hal ini ditandai dengan kesuksesannya memperoleh juara dua dalam sebuah kontes “ Prince of Poets“ atau Pangeran Puisi di acara stasiun televisi Abu Dhabi. Kesuksesannya dalam kontes tersebut memberikan pengaruh pada masyarakat. Pengaruh yang dirasakan melalui puisipuisinya yang mewakili perasaan rakyat Mesir khususnya dan bangsa Arab umumnya. Salah satu puisi yang fenomenal dan berhasil menarik simpati rakyat adalah puisi Al- Ta’syīrah.
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
14
Berdasarkan analisis struktur pada tipografi, diksi dan rima, dapat disimpulkan struktur fisik Al- Ta’syīrah menunjukkan ciri-ciri puisi kontemporer yang telah terbebas dari aturan ilmu ‘arudh dan taf’ilah. Selain itu, ditemukan pula bahwa terdapat tema nasionalisme Arab pada puisi Al- Ta’syīrah. Hal ini diitunjukkan dalam lima pokok bentuk nasionalisme Arab. Pertama, nasionalisme Arab ditunjukkan melalui rasa bangga menjadi orang Arab. Kedua, pengakuan sekaligus kebanggaan bahwa negara Arab membentang dari ujung ke ujung, perjuangan menyelamatkan salah satu wilayah Arab yaitu Masjid al-Aqsa di Palestina dari jangkauan Zionis yang terus merebut wilayah tersebut. Kebanggaan memiliki tentara yang kuat dalam memperjuangkan tanah-tanah Arab dari tangan Zionis. Ketiga, penolakan atas batas-batas negara, aliran agama dan suku yang dapat menyebabkan perpecahan. Keempat
rasa persatuan yang tertuang
dalam kalimat-kalimat retoris yang mengkritik
pemerintah dan penguasa Arab mempertanyakan persatuan. Kelima, harapan-harapan penyair terhadap negara-negara Arab. Harapan penyair adalah persatuan di masing-masing negara. Selain tema, amanat atau pesan penting yang ingin disampaikan penyair melalui puisi tersebut adalah menanamkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan menjadi orang Arab. Penyair ingin menumbuhkan rasa persatuan, saling memiliki, saling memiliki perasaan satu nasib dan sikap tolong menolong ketika negara Arab saling membutuhkan. Nasionalisme Arab yang diinginkan penyair adalah kesatuan bangsa Arab tiada jarak dan batas-batas geografis negara. Batas-batas geografis tersebut adalah produk kolonialisme yang ingin menguasai negara-negara Arab. Harapan penyair adalah harapan yang bersifat utopia atau hanya angan-angan belaka karena tidak mungkin menghilangkan batas-batas geografis itu saat ini. Karena batas-batas negara bersifat permanen tidak bisa diubah lagi. Daftar Referensi Buku Andangdjaja, Hartojo. (1983). Puisi Arab Modern. Jakarta: PT DUNIA PUSTAKA JAYA Ali Muhdar, Yunus. Bey Arifin. (1983). Sejarah Kesusastraan Arab, Surabaya: PT Bina Ilmu Budiman, Kazuko.(2006). Dilema Memahami Tuhan. Depok: Pusat Studi Jepang FIB UI Djokosuroto, Kinayati. (2005). Puisi Pendekatan dan Pembelajaran. Bandung: Nuansa Muzakki, Akhmad.(2006). Kesustraan Arab Pengantar Teori dan Terapan. Yogyakarta: ARRUZZ MEDIA
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
15
Nuseibeh, Hazem Zaki. (1969). Gagasan Nasionalisme Arab, terj. Sumantri Mertodipuro. Jakarta: Yayasan Dana Buku Indonesia, Pradopo, Rachmat Djoko. (1995). Pengkajian Puisi Analisis Strata Norma dan Analisis Struktural dan Semiotik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Ratna, Nyoman Kuth. (2006).Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Waluyo, Herman. (1987). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga Wher, Hans. (2000). A Dictionary of Modern Written Arabic New Edition. Beirut: Maktabah Lubnān Bairuut. Cetakan 3 Internet http://www.algakh.com/ ﻋﻦ ﻫﮬﮪھﻮﻳﯾﺲ ﺍاﻟﺸﻌﺮ ﺍاﻟﻌﺮﺑﻲ ﻫﮬﮪھﺸﺎﻡم ﺍاﻟﺠﺦ, diunduh pada 28/10/2014, 12:31 http://www.algakh.com/albums/ ﺍاﻟﺘﺄﺷﻴﯿﺮﺓة, diunduh pada 28/10/2014, 12:45 http://www.princeofpoets.com/ar/aboutus.php, diunduh pada 07/09/2014,14:30 https://www.facebook.com/Hisham.Gakh, diunduh pada 01/09/2014, 12:06 http://www.princeofpoets.com/ar/subscribers.php?cat=5&page=10 diunduh pada 28/10/2014 12:59 http://www.thenational.ae/news/uae-news/prince-of-poets-title-goes-to-yemeni-scholar , diunduh pada 28/10/2014, 13: 01 http://www.algakh.com/album_categories / ﺍاﻟﻘﺼﺎﺋﺪ/ 28/10/2014 13:07 Lampiran Puisi dan Terjemahan
ﺍاﻟﺘﺄﺷﻴﯿﺮﺓة
Bait 1
Bait 2
ُ َﻚ ﷲ ِﺳ ﻤ ﺑﺎ ﺳَ ﺒﱢ ُﺢ ُ( ﺃأ1) ُﻙكَ ﺃأﺧْﺸﺎﻩه ﺲَ ﺳِﻮ ﺍا ْ( ﻭوﻟ ﻴﯿ2) ُ ﺳﺄﻟﻘﺎﻩه.. ُﻋﻠَﻢُ ﺃأﻥن ﻟﻲ ﻗﺪَﺭرًﺍا ﺳﺄﻟﻘﺎﻩه ( ﻭوﺃأ3) ﻋﺘﺑَِﻲ ﺷﻓﺮَِﻲ ﻭوﺮ ﺖُ ﻓﻲ ﺻِﻐَﺮِﻱي ﺑﺄ ﻥنﱠ ْ( ﻭوﻗﺪ ﻋُﻠﱢ ﻤ4) ﺻِﻴﯿَﺘِﻲ ﻭوﻋُﻨْﻮﺍاﻧِﻲ ﻭوﻧﺎ (5) ﺃأﻟﺣﺎ َﺽض ِﻥن ﺑﻌ ُ ﻧُﺭرّﺩد ﻣﺩدﺍاﺭرﺳِﻧَﺎ ﻓﻲ ﻭوﻛﻧّﺎ (6) :ًﻼ ( ﻧﻨﻐُّﻲ ﺑﻴﯿﻨﻨﺎ ﻣﺜ7) ”ﺏبِ ﺇإﺧﻮﺍاﻧﻲ ْ ﻭوﻛﻞﱡ ﺍاﻟﻌُ ﺮ.. ﺏبِ ﺃأﻭوﻁطﺎﻧﻲ ْﻼﺩدُ ﺍاﻟﻌُ ﺮ (“ ﺑ8) ِﺸًﺎ ﺑﻬﮭﺎﻣَ ﺘﻪﮫ ﻤﻣﻗﻮ ﺳﻢُ ﺍاﻟﻌ ﺮﺑ ﻲﱠ ( ﻨﻛﻭوّﺎ ﻧﺮ9) ِ ﻣُﻬﮭﺎﺑًﺎ ﻓﻲ ﻋﺒﺎءَ ﺗﻪﮫ.. ﺢَ ﺇإﺫذْ ﺗﻌﻮِﻱي ( ﻟَﻪﮫُ ﺻﺪﺭرٌ ﻳﯾﺼُﺪﱡ ﺍاﻟ ﺮﻳﯾ10) ﺸُﻧﺎ ﻋﺎ ﻣﺮ ﻁطﻔﺎﻝلٍ ﺗُﺤَﺮّﻛُﻨَﺎ ﺾَ ﺃأ ْ( ﻨﻛﻭوّﺎ ﻣَ ﺤ11) ﻄﻮﻟﺘَﻨَﺎ ﺑ ﺕتِ ﺍاﻟﺘﻲ ﺗﺮﻭوﻱي ﺤﻜﺎ ﻳﯾﺎ ﺍا ﻟ ﺡحُ ﻓﻲ ﺴ ْﺮ ( ﻭو ﻧ12)
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
16
) (13ﻭوﺃأ ﻥنﱠ ) (14ﻭوﺃأﻥن ) (15ﻭوﺃأ ﻥنﱠ ) (16ﻭوﺃأ ﻥنﱠ
ﻼﺑَﻧﺎ ﺗﻤﺘﺪﱡ ﻣﻦ ﺃأﻗﺼﻰ ﺇإﻟﻰ ﺃأﻗﺼﻰ ﺩد ﺠﺪِ ﺍاﻷﻗﺼﻰ ﺍا ﻟﻤﺴ ﺣَﻨﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﻷﺟْﻞِ ﺑﻭوﺮ ﻥنٌ ﻟﻪﮫ ﺫذﻳﯾﻞُ ﻥنَ ( ﺷﻴﯿﻄﺎ ﻋﱠﻧﺎ) ﺻُﻬﮭ ﻴﯿﻮ ﻭوﺪ ﺴّﻴﯿْﻞُ ﺵشَ ﺃأﻣّﺘِﻨَﺎ ﻟﻬﮭﺎ ﻓِﻌﻞٌ ﻤﻛَﺎ ﺍاﻟ ﺟ ﻴﯿﻮ
Bait 3
) (17ﺳ ﺄُﺑْﺤِﺮُ ﻋﻨﺪﻣﺎ ﺃأﻛ ْﺒُﺮ ﻦِ ( ﻓﻲ)ﻟﻴﯿﺒﻴﯿﺎ( ) (18ﺃأﻣُﺮﱡ ﺑﺸﺎﻁطﺊ) ﺍاﻟﺒﺤﺮ ْﻳﯾ ) (19ﻭوﺃأﺟﻨﻲ ﺍاﻟﺘﻤﺮَ ﻣﻦ ) ﺑﻐﺪﺍاﺩدَ(ﻓﻲ )ﺳﻮﺭرﻳﯾﺎ( ﻥنْ( ﺍاﻟﺴﻮ ﺩدﺍا ﻋ ﺒﺮُ ﻣﻦ)ﻣﻮﺭرﻳﯾﺘﺎﻧﻴﯿﺎ( ﺇإﻟﻰ ) ) (20ﻭوﺃأ )(21ﺃأﺳﺎﻓﺭر ﻋﺑﺭر )ﻣﻘﺪﻳﯾﺸﻮ( ﺇإﻟﻰ )ﻟﺒﻨﺎﻥن(
Bait 4
ﻥنَ ﻓﻲ ﺻﺪﺭرﻱي ﻭوﻭوﺟﺪﺍاﻧﻲ ﺊُ ﺍاﻷﻟﺤﺎ ﺧ ﺒﱢ ﺖُ ﺃأ ) (22ﻭو ﻛﻨ ﺏبِ ﺇإﺧﻮﺍاﻧﻲ” ﺏبِ ﺃأﻭوﻁطﺎﻧﻲ ..ﻭوﻛﻞﱡ ﺍاﻟﻌُ ﺮْ ﻼﺩدُ ﺍاﻟﻌُ ﺮْ ) “ (23ﺑ ﺷﻴﯿﺮﺓةٍ ﻟﻠ ﺒ ﺤﺮْ ﺼﻞْ ﻋﻠﻰ ﺗ ﺄ ﺃأﺣ ﺕتُ ..ﻟﻢ ) (24ﻭوﺣﻴﯿﻦ ﻛ ﺒﺮ ) (25ﻟﻢ ﺃأُﺑْﺤِﺮْ ﺨﺘﻮﻡمٍ ﻋﻠﻰ ﺍاﻟﺸﺒ ّﺎ ﻙكْ ﻣ ) (26ﻭوﻗﻔﻭوﺃأَﻨﻲ ﺟﻮﺍاﺯزٌ ﻏﻴﯿﺮُ ﻋﺒُﺮْ ) (27ﻟﻢ ﺃأ ) (28ﺣﻴﯿﻦ ﻛ ﺒﺮ ﺕتُ ﺕتُ ﺃأﻧﺎ ..ﻭوﻫﮬﮪھﺬﺍا ﺍاﻟﻄﻔﻞُ ﻟﻢ ﻳﯾﻜﺒُﺮْ ) (29ﻛﺒ ﺮ
Bait 5
) (30ﺗُﻘﺎﺗِﻠُﻨﺎ ﻁطﺘﻟﻮﻔُﻨﺎ ﻣﺒﺎﺩدءَﻫﮬﮪھَﺎ ﻋﻠﻰ ﺪﻳﯾِﻛﻢ ) (31ﻭوﺃأﻓﻜﺎﺭرٌ ﺗﻌ ﻠﱠﻤﻨﺎ ) (32ﺃأَﻳﯾَﺎ ﺣﻜﺎﻡمَ ﺃأﻣّﺘِﻨﺎ ﺳِﻜُﻢ؟ ﻣﺪﺍاﺭر ) (33ﺃأﻟﺴﺘﻢ ﻣﻦ ﻧﺸﺄﻧﺎ ﻓﻲ ﺠَﻜُﻢْ ﻣﻨﺎﻫﮬﮪھ ) (34ﺗﻌ ﻠﱠﻤﻨﺎ ) (35ﺃأﻟﺴﺘﻢ ﻣﻦ ﺗﻌ ﻠّﻤﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﻳﯾﺪِﻛُﻢْ ﺠﺔَ ﺍاﻟﺤﻤﻘﻰ ﺇإﺫذﺍا ﻟﻠﻨﻮﻡمِ ﻣﺎ ﺧﻠَ ﺪُﻭوﺍا؟ ﺐَ ﺍاﻟﻤﻜّﺎﺭرَ ﻣﻨﺘﻈِﺮٌ ﺳﻴﯿﺄﻛﻞُ ﻧ ﻌ ﻥنﱠ ﺍاﻟﺜ ﻌﻠ (36ﺑﺄ ) (37ﺃأﻟﺴﺘﻢ ﻣﻦ ﺗﻌ ﻠّﻤﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﻳﯾﺪِﻛُﻢْ.. ﻒٌ ﺣﻴﯿﻦ ﻳﯾَ ﻨْﻔَﺮِﺩدُ؟ ﺤﺰﻣ ﺘﻪﮫِ ..ﺿ ﻌﻴﯿ ﺑ ﻲﱞ ﻥنﱠ ﺍاﻟﻌﻮﺩدَ ﻣ ﺤﻤ ) (38ﺑﺄ ﺤﻜﻤُﻨﺎ؟! ﺗ ﺍاﻟﺤﻤﻘﺎءُ ) (39ﻟﻤﺎﺫذﺍا ﺍاﻟﻔُﺮْﻗَﺔُ ﺤ ﺪُﻭوﺍا؟ ) (40ﺃأﻟﺴﺘﻢ ﻣﻦ ﺗﻌ ﻠّﻤﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺪﻳﯾِﻛﻢ ﺃأﻥن“ ﺍاﻋﺘﺼﻤﻮﺍا ﺑﺤﺒﻞِ ﷲِ ” ﻭو ﺍاﺗّ ﻼﻡمْ؟ ﺱسَ ﺑﺎ ﻷَﻋ ﻥنَ ﺍاﻟ ﺷﻣ ﺟ ﺑﻭو )(41ﻟﻣﺎﺫذﺍا ﺗﺣ ﻼً ﺑﻳﯾﻧﻛﻡم ﺻِﺭرﻧﺎ ﻛَﻣَﺎ ) (42ﺗ ﻘﺎﺳﻣﺗُﻡم ﻋﺭرﻭوﺑﺗَﻧَﺎ ﻭوﺩدَﺧَ )(43ﺳﻳﯾﺑﻘﻰ ﺍاﻟﻁطﻔﻝلُ ﻓﻲ ﺻﺩدﺭرﻱي ﻳﯾﻌﺎﺩدﻳﯾﻛُﻡمْ
ﺍاﻷﻧﻌﺎﻡمْ
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
Bait 6
Bait 7
17
)(44
ﺕتْ ﻛﻝلﱡ ﺳﻘْﻧﺎ ﻋﻠﻰ ﻳﯾﺩدِﻛﻡم ﻓﺗ ﺑﱠ ﺗ ﻣّ
ﺃأﺩدﻳﯾﻛُﻡمْ
ﻲﱡ ﻻ )(45ﺃأﻧﺎ ﺍاﻟﻌ ﺭرﺑ ﺻﻝلٍ ﻋُﻣَ ﺎﻧ ﻲﱟ ﺿﺭرﺍاءِ ﻣﻥن ﺃأ ﺍاﻟﺧ ﺱسَ ﺕتُ ﺑﺗ ﻭوﻧ ) (46ﻭو ُﻟ ِﺩد ﺣﺑَﻝلْ ﻑفٍ ﻭوﺃأﻣﻲ ﻟﻡم ﺗﺯزﻝلْ ﺗ ) (47ﻭوﻋُﻣﺭرﻱي ﺯزﺍاﺩدَ ﻋﻥن ﺃأﻟ ﺧﻧٌ ،٬ﻭوﻓﻲ) ﺍاﻟﺳﻭوﺩدﺍاﻥن( ﺷﺭرﻳﯾﺎﻧﻲ ﻲﱡ ،٬ﻓﻲ) ﺑﻐﺩدﺍاﺩدَ( ﻟﻲ ﻝل ) (48ﺃأﻧﺎ ﺍاﻟﻌ ﺭرﺑ ﻥنِ( ﻱيﱡ) ﻣﻭوﺭرﻳﯾﺗﺎﻧﻳﯾﺎ(ﻭو)ﺟﻳﯾﺑﻭوﺗﻲ(ﻭو) ﻋَﻣ ﱠﺎ ) (49ﺃأﻧﺎ ﻣِﺻﺭر ﻱيﱞ ﻭوﺩدُﺭرْ ﺯزِ ﻱيﱞ ﻱيﱞ ﻭوﻋﻠَ ﻭوِ ﻲﱞ ﻭوﻛُﺭرْ ﺩدِ ﺷﻳﯾ ﻌِ ﻲﱞ ﻭو ﺳُ ﻧﱢ ﻲﱞ ﻭو ﺳ ﻳﯾ ﺣ ﻣ )(50 ﺳﻣﺎءَ ﻭوﺍاﻟﺣﻛّﺎﻡمَ ﺇإﺫذْ ﺗﺭر ﺣﻝلْ ﺍاﻷ ﻅظُ ) (51ﺃأﻧﺎ ﻻ ﺃأﺣﻔ ﺃأﺧ ﺟﻝلْ
ﺱسِ ﺗﻛﺗﱠﻝلْ ) (52ﺳﻣِﺋَْﻧﺎ ﻣﻥن ﺷﺗﱡﺗِﻧَﺎ ﻭوﻛﻝلﱡ ﺍاﻟ ﻧﺎ ﺄﻟَﺎ ) (53ﻣﻸَْﺗُﻡمْ ﺩدﻳﯾَﻧَﺎ ﻛَﺫذِﺑًﺎ ﻭوﺗﺯزﻭوﻳﯾﺭرًﺍا ﻭوﺗﻔﻳﯾ ﺟﺗُﻧﺎ ﻳﯾﺩدُ ﷲِ .. ﻭوﺗُﺑْﻌِﺩدُﻧَﺎ ﻳﯾﺩدُ) ﺍاﻟﻔﻳﯾﻔﺎ(؟! ) (54ﺃأﻌﻣ ﺝجْ( ﺧ ﺯزﺭر ﺱسَ( ﻭو) ﺍا ﻟ ﺟَْﻧﺎ ﺩدﻳﯾَﻧَﺎ ﻋَﻣْﺩدًﺍا ﻓَﻌُﺩدﻧﺎ) ﺍاﻷَ ﻭوْ ) (55ﻫﮬﮪھﺭر ﻅظﺭرُ ﺍاﻟﻐَﺑَﺎ ﻣَﺧﺭر ﺝجْ ) (56ﻧُﻭوَﻟﱢﻲ ﺟﻬﮭْﻠَﻧَﺎ ﻓﻳﯾﻧﺎ .. ﻭو ﻧ ﺗ ) (57ﺃأَﻳﯾَﺎ ﺣﻛّﺎﻡمَ ﺃأﻣّﺗِﻧﺎ ﺳﻳﯾﺑﻘﻰ ﺍاﻟﻁطﻔﻝلُ ﻓﻲ ﺻﺩدﺭرﻱي ﻳﯾﻌﺎﺩدﻳﯾﻛُﻡمْ..
Bait 9
ﺿﻳﯾﻛُﻡمْ ﻳﯾ ﻘﺎ
ﻲﱠ ﻣُﺗﱠﺣِﺩدَﺍا ﺷَﻧﺎ ﺍاﻟﻌ ﺭرﺑ ﻥنُ ﺑﻌ ) (58ﻭوﻳﯾُ ﻌﻠ ﺣْﺗَﻝلﱞ ﻥنُ ( ﻣُ ﺟ ﻭوﻻ ﺳﻡمٌ ﻭوﻻ) ﺍا ﻟ ﻥنُ ( ﻣ ُﻧ ﻘ ﺍاﻟﺳﻭو ﺩدﺍا )(59ﻓﻼ) ﺡحَ ﻣﻧﻔﺭرﺩدَﺍا ﺟُ ﺭرْ ﻥنُ( ﻣﻧﻛﺳِﺭرٌ ﻳﯾُﺩدﺍاﻭوﻱي ﺍاﻟ )(60ﻭوﻻ) ﻟﺑ ﻧﺎ ﻥنِ ( ﻳﯾﺯزﺭرﻋُﻬﮭَﺎ ﺍاﻟﺳﻭو ﺩدﺍا ﻲﱢ ﻓﻲ) ﺧِﻧﺎ ﺍاﻟﻌ ﺭرﺑ ﺕتِ ﺟﻳﯾﻠ ) (61ﺳﻳﯾﺟﻣﻊُ ﻟﺅؤﻟ ﺅؤﺍا ﺣًﺎ ﻲﱢ ﻗﻣ ﺏبِ ﺍاﻟﻌ ﺭرﺑ ﺕتُ ﺣَﺑﱡﻬﮭَﺎ ﻓﻲ ﺍاﻟﻣ ﻐﺭر ) (62ﻓﻳﯾَﻧ ﺑ ﻥنَ ﺍاﻷﺑﻳﯾّﺔِ ﺳﻁطﻳﯾ ﺱسُ ﺯزﻳﯾﺗًﺎ ﻓﻲ ﻓ ﻠ ﻥنَ ﺍاﻟ ﻧﺎ ﻳﯾﻌﺻُ ﺭرﻭو )(63 ﻥنَ ﺍاﻷﻫﮬﮪھﻝلُ ﻓﻲ ﺍاﻟﺻﻭوﻣﺎﻝل ﺃأﺑﺩدًﺍا (64) ﻳﯾﺷﺭر ﺑﻭو ﻋﻝلَ ﻣﺎ ﻟﻬﮭﺎ ﻭوَ ﻫﮬﮪھَ ﻥنُ ﺷﺎ ﺟﺯزِﻧﺎ ﻣ ) (65ﺳ ﻳﯾُﺷﻌﻝلُ ﻣﻥن ﺭرﺋﺍا ﻼﺑِﻧﺎ) ﻳﯾَﻣَﻥن( )(66ﺇإﺫذﺍا ) ﺻﻧﻌﺎءُ( ﺗﺷﻛﻭوﻧﺎ ﻓﻛﻝلﱡ ﺩد ﻟﻠﺟﻣﻬﮭﻭوﺭرِ ﺗﻣُﱠﻘِﺩدَﺍا ﺝجُ ﻣﻥن ﻋﺑﺎءﺗِﻛﻡم – ﺭرﻋﺎﻫﮬﮪھﺎ ﷲُ – ﺧ ْﺭر ) (67ﺳﻳﯾ َ ﺍاﻟﺟﻣﻬﮭﻭوﺭرُ ﻻ ﺃأﻧﺗﻡمْ ) (68ﻫﮬﮪھﻭوَ ) (69ﻫﮬﮪھﻭوَ ﺍاﻟﺣﻛّﺎﻡمُ ﻻ ﺃأﻧﺗﻡمْ ﺳﺗُﻧﻲ ﺟﺣَﺎ ﻓِﻠُﻛُﻡمْ؟ ) (70ﺃأﻌﻣ ﻥنُ ﺍاﻟﻣﻌﺎﻗﻝلِ ﻓﻲ ﺳﺗُﻧﻲ ﺩدﻭوﺍاﻭوﻳﯾ ) (71ﺃأﻌﻣ ﺍاﻟﺟﻣﻬﮭﻭوﺭرُ ﻻ ﺃأﻧﺗﻡمْ ) (72ﻫﮬﮪھﻭوَ ﺣﺩدَﺍا )(73ﻭوﻻ ﺃأﺧﺷﻰ ﻟﻛﻡمْ ﺃأ ﻼﻡمُ ﻻ ﺃأﻧﺗﻡمْ ﻓﻛُﻔّﻭوﺍا ﻋﻥن ﺍاﻹﺳ )(74ﻫﮬﮪھﻭو ) (75ﻭوﺇإﻻّ ﺻﺎﺭرَ ﻣُﺭرْﺗَﺩدﱠﺍا
Bait 8
ﺣﻛﻭوﻣﺗِﻛُﻡمْ؟
ﺗﺟﺎﺭرﺗﻛُﻡمْ
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
Bait 10
Bait 11
18
!(ﻭوﺧﺎﻓﻭوﺍا76) ٌ ﺣﻣﱠﺎﻝل َﺏب ﺍاﻟ ﺷﻌ ﻫﮬﮪھﺫذﺍا ﻥنﱠ ( ﺇإ77) َ ﺻُﺭرِ ﻣ ﺇإﻥن َﻕقﱡ ْﺕت ﺍا ﻟﻧ ﻭو ﻥنﱠ ( ﻭوﺇإ78) ﻭوﻟَﺩدَﺍا ﻟﻬﮭﺎ ﺗﺟﺩدﻭوﺍا ﻭوﻟﻥن ،٬ ﻟَﺑﻧًﺎ ﻟﻬﮭﺎ ﺗﺟﺩدﻭوﺍا (ﻓﻠﻥن79) !ﺃأﺣﺭرﺫذُﻛﻡم ( ﱢ80) ُﻣﻭوﺻﻭوﻝل ُﺏب ﺍاﻟ ﺷﻌ ﻓﻬﮭﺫذﺍا ْ ﻓ ﻧﺗِﻛُﻡم َﻏﻡم ﺭر (ﺳﻧﺑﻘﻰ81) ُ ﻣﻔﺗﻭوﻝل ِ ﷲ ُ ﻓﺣﺑﻝل – ْﺕت َ ﺿَﻌُ ﻔ ﻭوﺇإﻥن – ْ( ﺣﺑ ﺎﺋﻠُﻛُﻡم82)
Bait 12
ٍﻕق ﺑﺎ (ﺃأﻧﺎ83) ِﻕق ﺑﺎ ﺍاﻟﻬﮭﻭوﻯى ﻓﻲ ﻋﻲ ( ﻭوﺷَ ﺭر84) ً ﺃأﻭوﻋﻳﯾﺔ ﺍاﻟﺫذﻝلﱠ ( ﺳُﻘِﻳﯾﻧﺎ85) ً ﺃأﺩدﻋﻳﯾﺔ َ ﺍاﻟﺟﻬﮭﻝل ( ﺳﻘُﻳﯾﻧﺎ86) ﻭوﺍاﻟﺳﺎﻗﻲ َﻲ ْﺳﱠ ﻘ ﺍاﻟ ( ﻣَﻠْﻧﺎ87)
Bait 13
ﻭو ﻟﺃأﻭوْﺍاﻧﻲ ﺷﺎﺗﻲ ﻓُﺭر ِ ﻟﻠﻁطﻔﻝل ﺗﺎﺭرﻛًﺎ ِ ﺑﻬﮭﺎﻣ ﺗﻪﮫ ﺷًﺎ ﻣﻗﻭو ﻲﱠ ﺍاﻌﻟ ﺭرﺑ ُﺳﻡم ﻳﯾﺭر ﺃأﻟﺣﺎﻧﻲ ُﺕت ﺻﻭو " ﺇإﺧﻭوﺍاﻧﻲ ِﺏب ْ ﺍاﻟﻌُ ﺭر ﻭوﻛﻝلﱡ.. ﺃأﻭوﻁطﺎﻧﻲ ِﺏب ْﺍاﻟﻌُ ﺭر
Bait 14
Visa (1) (2) (3) (4) (5)
Aku bertasbih dengan nama-Mu dan aku hanya takut kepada-Mu dan aku tahu bahwa aku memiliki takdir yang akan kujumpai.. akan kujumpai Ketika kecil aku diajari bahwa ke-Arab-anku adalah sebuah kemuliaan Lencanaku dan benderaku
(6) Ketika masih sekolah, kami selalu mendendangkan sajak-sajak (7) yang kami nyanyikan bersama seperti: (8) “Arab adalah tanah airku.. semua bangsa Arab adalah saudaraku" (9) Kami menggambar orang Arab yang tinggi bermahkota (10) Dadanya melawan angin yang berhembus.. segan ke mantelnya (11) Kami hanyalah anak kecil yang bergerak mengikuti perasaan (12) Terlena dalam dongeng yang menceritakan kepahlawanan (13) bahwa negeri kami membentang dari satu ujung ke ujung lainnya (14) bahwa kami berperang demi Masjid al-Aqsa (15) Musuh kami (Zionis)adalah setan yang berekor (16) bahwa tentara kami bergerak bak air bah (17) Aku akan berlayar ketika aku dewasa nanti
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
ُ( ﺳﺄﻛﺑﺭر88) ( ﻭوﺑﻘﻳﯾَﻰ89) (ﻭوﻳﯾﺑﻘﻰ90) ُﻼﺩد “ ﺑ (91)
19
(18) Aku akan melintasi pantai (Bahrain) di (Libya (19) Aku akan memetik kurma-kurma (Baghdad) di (Suriah) (20) Aku akan melintasi (Mauritania) menuju (Sudan) (21) Aku akan berjalan menyeberangi (Mogadishu) ke (Libanon) (22) Aku menyembunyikan sajak-sajak di dalam hati dan jiwaku (23) “Arab adalah tanah airku.. dan semua bangsa Arab adalah saudaraku” (24) Saat aku sudah dewasa.. Aku tidak mendapatkan visa untuk berlayar (25) Aku pun tidak berlayar (26) Aku terhenti pada sebuah paspor yang tak berstempel di loket (27) Aku pun tidak menyebrang (28) Saat aku sudah dewasa (29) Aku sudah dewasa.. tapi anak kecil ini belum dewasa
(30) Masa kanak-kanak memerangi kami (31) Padahal kami telah pelajari ideologi- ideologi itu dari tangan kalian (32) Wahai, para penguasa bangsa kami (33) Bukankah kalian yang telah membesarkan kami di sekolah-sekolah kalian? (34) Kami telah belajar kurikulum-kurikulum kalian (35) Bukankah kalian yang telah mengajarkan kami dengan tangan kalian (36) Bahwa serigala licik sedang menunggu untuk makan seekor domba bodoh jika tetap terlelap? (37) Bukankah kalian yang telah mengajarkan kami dengan tangan kalian.. (38) Bahwa lidi akan bertahan dalam ikatannya.. dan lemah ketika sendiri? (39) Lalu kenapa perpecahan bodoh ini menguasai kami?! (40) Bukankah kalian yang telah mengajari kami dengan tangan kalian untuk “Berpegang teguhlah pada tali Allah dan bersatulah? (41)Kenapa kalian menutupi matahari dengan bendera-bendera itu? (42) Kalian membagi ke-Araban dan kekayaan kami, sementara kami hanya menjadi binatang peliharaan di antara kalian (43)Anak kecil di hatiku akan tetap memusuhi kalian (44)Kami terpecah belah di tangan kalian, sungguh celakalah semua tangan kalian semua (45) Aku adalah orang Arab saya tidak malu (46) Aku dilahirkan di Tunisia nan hijau dari nenek moyang Oman (47) Usiaku lebih dari seribu tahun dan ibuku masih mengandung (48) Aku orang Arab, yang memiliki pohon kurma di (Baghdad), urat nadiku ada di (Sudan) (49) Aku orang Mesir dari (Mauritania), (Djibouti) dan (Oman) (50) Aku adalah kaum Nasrani, Sunni, Syiah, Kurdi, Druse dan Alawi (51) Aku tak hafal semua istilah itu dan tidak juga para penguasa karena mereka telah pergi
(52) Kami bosan bercerai-berai, sementara semua orang bersatu (53) Agama kami kalian jejali dengan kebohongan, kepalsuan, dan dongeng (54) Apakah ikatan Tuhan.. akan menyatukan kita dan tangan (FIFA) memecah kita?! (55) Dengan sengaja kami meninggalkan agama maka kami kembali pada kehidupan (Aus) dan (Khazraj) (56) Kami membuat kebodohan berkuasa dan menunggu kematian tiba
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014
20
(57) Anak kecil di hatiku akan tetap memusuhi kalian.. Menggugat kalian (58) Bangsa Arab mendeklarasikan dirinya bersatu (59) (Sudan) tak lagi terbelah dan (Golan) tak lagi terjajah (60) Libanon) tak lagi terpecah sendirian mengobati luka (61) Mutiara-mutiara teluk Arab akan berkumpul di (Sudan), tumbuh di sana (62) Bibit-bibit akan tumbuh menjadi Gandum di Maroko (63) Orang-orang memeras minyak di Palestina yang gagah berani (64) Keluarga-keluarga di Somalia dapat minum selamanya (65) Menerangi pulau-pulau kami dengan cahaya yang takkan pernah redup (66) Ketika (Shan’a) mengeluh kepada kami, maka semua tanah kami adalah (Yaman) (67) Dari mantelmu- Semoga Allah akan menjaganya- akan keluar cahaya untuk rakyat (68) Dialah rakyat, bukan kalian (69) Dialah penguasa, bukan kalian (70) Apakah kalian semua mendengarkanku? (71) Apakah para dewan pertahanan dalam pemerintahan kalian mendengarku? (72) Dialah rakyat, bukan kalian (73) Dan aku tidak takut pada kalian (74) Dialah yang Islam, bukan kalian maka hentikan bisnis kalian (75) Jika tidak, dia akan membangkang (76) Takutlah!! (77) Sesungguhnya bangsa ini adalah bangsa yang kuat (78) Jika unta sudah disembelih (79) Kalian tidak akan mendapatkan susu ataupun anaknya (80) Aku peringatkan kalian! (81) Kami akan tetap kekal meski kalian fitnah Karena bangsa ini tetap terhubung (82) Meski tali kalian -lemah- tapi tali Allah tetap terikat kuat (83) Aku kekal (84) Dan hakku pun akan kekal di udara (85) Kami disirami bertangki-tangki kehinaan (86) Kami disirami laknat kebodohan (87) Kami muak dengan siraman dan yang menyiram (88) Aku akan menjadi dewasa dan meninggalkan kuas dan catku (89) Yang tetap menggambar orang Arab yang tinggi bermahkota (90) Suara dendangku tetap ada (91) “Arab adalah tanah airku.. dan semua bangsa Arab adalah saudaraku”
Puisi Al-Ta'syirah..., Renita, FIB UI, 2014