ISSN : 2085-6172
50-57
ANALISIS TEMA DAN AMANAT PUISI KARYA WIRATMADINATA DALAM KUMPULAN PUISI AKU AGAM DENGAN 99 NAMA Trisfayani Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Malikussaleh Email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Analisis Tema dan Amanat Puisi Karya Wiratmadinata dalam Kumpulan Puisi Aku Agam dengan 99 Nama”. Masalah penelitian ini adalah (1) tema apa sajakah yang terdapat pada puisi karya Wiratmadinata dalam kumpulan puisi Aku Agam dengan 99 Nama dan bagaimana penggambarannya dalam teks puisi, (2) amanat apa sajakah yang terdapat pada puisi karya Wiratmadinata dalam kumpulan puisi Aku Agam dengan 99 Namadan bagaimana penggambarannya dalam teks puisinya. Tujuan penelitiannya adalah (1) untuk mengetahui tema yang terdapat pada puisi karya Wiratmadinata dalam kumpulan puisi Aku Agam dengan 99 Nama dan mengetahui penggambarannya dalam teks puisinya, (2) untuk mengetahui amanat yang terdapat padapuisi karya Wiratmadinata dalam kumpulan puisi Aku Agam dengan 99 Nama dan mengetahui penggambaran amanat teks tersebut dalam teks puisinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik, sedangkan pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka dan dokumentasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dari 33 puisi yang dikaji pada kumpulan puisi Aku Agam dengan 99 Nama terdapat lima jenis tema yaitu : (a) tema ketuhanan, (b) tema kemanusiaan, (c) tema kedaulatan rakyat, (d) tema cinta kasih antara pria dan wanita, (e) tema pendidikan dan budi pekerti. Adapun amanat puisi dikategorikan kepada tiga jenis yaitu : (a) interaksi internal manusia dengan dirinya sendiri, (b) amanat yang berkaitan dengan intraksi horizontal manusia dengan manusia lainnya dan alam sekitarnya, (c) amanat yang berkaitan dengan interaksi vertikal manusia dengan Tuhannya. Kata Kunci : Tema, Amanat dan Puisi
PENDAHULUAN Puisi merupakan karya sastra yang paling awal ditulis manusia. Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan katakata yang kias (imajinatif). Dengan demikian, puisi lahir karena dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya, kejadian-kejadian yang terjadi di sekitarnya sepanjang hari dan sepanjang zaman, maupun perasaan sedih, marah, benci, cinta, dan dendam. Puisi mempunyai dua struktur, yakni struktur fisik dan struktur batin. Unsur-unsur fisik puisi adalah (1) diksi, (2) imaji, (3) kata konkret, (4) bahasa figuratif (majas), (5) versifikasi, dan (6) tipografi puisi (Waluyo, 1991:71). Sedangkan struktur batin puisi disampaikan penyair I.A. Richard (dalam Waluyo, 1991:106) terdapat empat unsur penting, yakni (1) tema (sense), (2) perasaan penyair (feeling), (3) nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan (4) amanat (intention). Penelitian pada kumpulan puisi ini perlu dilakukan untuk memaparkan unsur-unsur yang implisit atau yang tersirat di dalam teks puisi menjadi eksplisit atau tersurat sehingga akan tampak kejelasan makna dari puisi tersebut yang dapat berguna bagi para pembaca, penikmat sastra pada khususnya dan umat manusia pada umumnya. Istilah tema menurut Scarbach (Aminuddin, 2000:90) berasal dari bahasa latin yang berarti tempat meletakkan suatu perangkat. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Sebab itulah penyikapan terhadap tema yang diberikan pengarangnya dengan pembaca umumnya terbalik. Seorang pengarang harus memahami tema yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses
Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016
Page | 50
ISSN : 2085-6172
50-57
kreatif penciptaan, sedangkan pembaca baru dapat memahami tema bila mereka telah selesai memahami unsur-unsurnya. Pokok persoalan atau pokok pikiran yang begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama pengucapannya disebutkan Waluyo (1991:106) sebagai tema. Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan antara penyair dengan Tuhan, ia menyebutkan puisinya bertemakan ketuhanan. Jika desakan berupa belas kasih atau kemanusiaan, puisi bertemakan kemanusiaan. Jika yang kuat adalah dorongan untuk memprotes ketidakadilan, maka tema puisinya adalah protes atau kritik sosial. Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat melahirkan tema cinta atau tema kedukaan hati karena cinta. Penelitian ini menitikberatkan perincian tema menurut yang disampaikan oleh Waluyo. Waluyo (1991:106) memaparkan macam-macam tema menurut Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, patriotisme/kebangsaan, kedaulatan rakyat, keadilan sosial, cinta tanah air, cinta kasih antara pria dan wanita, kerakyatan dan demokrasi, pendidikan dan budi pekerti. Puisi-puisi Angkatan Balai Pustaka hingga Angkatan 1945 kebanyakan ditulis oleh para guru. Karena itu tema pendidikan dan budi pekerti begitu kuat ditampilkan oleh generasi ini. Misalnya pada puisi Menyesal. Sebuah karya sastra adakalanya dapat diangkat suatu ajaran moral, atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang; itulah yang disebut dengan amanat. Jika permasalahan yang diajukan dalam cerita juga diberi jalan keluarnya oleh pengarang, maka jalan keluar itulah yang disebut amanat (Sudjiman, 1988:57). Penyair, sebagai pemikir dalam menciptakan karyanya, memiliki ketajaman perasaan dan intuisi yang kuat untuk menghayati rahasia kehidupan dan misteri yang ada dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, Richard berpendapat puisi mempunyai makna yang tersembunyi yang harus diterjemahkan oleh pembaca (Djojosuroto, 2005:27). Banyak penyair yang tidak menyadari apa amanat puisi yang ditulisnya. Mereka yang berada dalam situasi yang demikian biasanya merasa bahwa menulis puisi merupakan kebutuhan untuk berekspresi atau kebutuhan untuk berkomunikasi atau kebutuhan untuk aktualisasi diri. Bagaimanapun juga, karena penyair adalah manusia yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan manusia biasa dalam hal menghayati kehidupan ini, maka karyanya pasti mengandung amanat yang berguna bagi manusia dan kemanusiaan. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Pendekatan ini juga sering disebut pendekatan objektif, pendekatan formal, atau pendekatan analitik (Semi, 1993:67). Abram memberi istilah pendekatan objektif yaitu pendekatan yang menganggap karya sastra sebagai suatu yang otonom, terlepas dari alam sekitar, pembaca, dan pengarang. Maka, dalam penelitian ini, yang penting adalah karya sastra itu sendiri yang khusus dianalisis struktur intrinsik sebagai pembangunnya (Pradopo, 1995:140). Struktur intrinsik yang lebih dikhususkan dalam penelitian ini adalah tema dan amanatnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu metode kerja dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis (Ratna, 2006:53). Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan puisi-puisi yang telah ditetapkan sebagai sumber data penelitian. Sumber data penelitian ini adalah kumpulan puisi Aku Agam dengan 99 Nama karya Wiratmadinata. Kumpulan puisi ini diterbitkan oleh Aneuk Mulieng Publishing, tahun 2008. Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016
Page | 51
ISSN : 2085-6172
50-57
Sesuai dengan nama kumpulan puisi 99 Nama, puisi yang terdapat dalam kumpulan puisi ini berjumlah 99 puisi. Namun, karena keterbatasan waktu, dipihlah 33 puisi yang akan dikaji dan diteliti unsur tema dan amanatnya. Puisi yang akan dikaji dibatasi pada puisi-puisi yang ditulis dalam kurun waktu tahun 1995 sampai dengan 2005. Puisi yang terpilih diambil sebagi sampel untuk dianalisis. Teknik Pengumpulan dan Penganalisisan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Studi kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat, serta mengolah data penelitian. Pengertian dokumentasi itu sendiri juga dapat diartikan mencari data mengenai hal variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya (Arikunto, 1998:236). Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data yang berupa catatan dan buku yang berhubungan dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Setelah data terkumpul, data tersebut dianalisis sehingga terlihat jelas tema dan amanat puisi serta penggambarannya dalam teks puisinya. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kumpulan puisi Aku Agam dengan 99 Nama karya Wiratmadinatahanya terdapat lima tema saja. Tema yang dimaksud adalah (1) tema yang berhubungan dengan ketuhanan, (2) tema berhubungan dengan kemanusiaan, (3) tema berhubungan dengan kedaulatan rakyat, (4) tema berhubungan dengan cinta kasih antara pria dan wanita, dan (5) tema pendidikan dan budi pekerti. Tema yang Berhubungan dengan Keagamaan Puisi Mungkin Kita Hanya Seonggok Kekalahan. Puisi ini bercerita tentang hakikat manusia diuji oleh Tuhannya. Bahwa tidaklah Tuhan memberi cobaan kepada seorang hamba kecuali dia sanggup untuk memikulnya. Bukanlah orang miskin itu derajatnya lebih rendah, karena sesungguhnya dia malah lebih mulia di hadapan Allah bila dia selalu bersyukur. Sebaliknya, tidaklah derajat orang berada lebih tinggi dihadapan Allah bila dia sombong dan kufur nikmat. Hal ini senada dengan bait 2 dan 4 mungkin saja/ mereka yang dihinakan, dibodohkan, dan dimiskinkan/ adalah makhluk-makhluk pilihan Tuhan/ untuk melewati jurang nasib yang tragis /dimana mereka menemukan hakikat kemuliaan//. Sementara kita yang berdiri di menara gading/ dalam selimut martabat, tahta, dan kesejahtraan/ adalah bocah-bocah kecil lemah dan malang/ hingga tak diberikan-Nya kesempatan/ untuk sekedar menguji tingkat kemulian diri//. Puisi Burung-burung Hujan menceritakan tentang keagungan ciptaan Tuhan. Tuhan maha kuasa atas segala sesuatu. Diceritakan tentang burung-burung hujan yang selalu memuji kebesaran Ilahi. Burung burung ini selalu berada di kubah mesjid menghadirkan suara gaduh setiap tiba waktu solat, seakan mengabarkan bahwa waktu menghadap ilahi telah tiba, mari memuji dan memuja kebesaran ilahi. Burung-burung hujan itu/ berjaga mengawal kala/ antara azan dan iqamah/ ia pun menyimak ayat-ayat Allah// burung burung hujan/ kecil manja terbang bebas/ di lingkar kubah mesjid/ ia turut juga bersama/ dengan sayap-sayap doa/ menembus batas ruh/ dalam makna cinta semesta//. Puisi Perjamuan. Puisi ini menceritakan bagaimana seseorang yang tidak pernah memikirkan ibadah apapun dalam hidupnya. Ketika semua kesanangan duniawinya telah lenyap, barulah dia menyadari amalan apa yang akan kita bawa jika kita kembali kepada-Nya. Hal ini tercermin pada isi puisi botol telah kosong/ perapian telah padam/ nyanyian telah henti// apalagi kawan?// siapkan peti mati!!//.
Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016
Page | 52
ISSN : 2085-6172
50-57
Hal senada juga terdapat dalam Puisi Cermin Nuh. Penyair menulis puisi ini saat terjadi tsunami di Aceh tahun 2004. Puisi ini mengajak pembaca untuk kembali merefleksikan dari kisah Nabi Nuh yang menyelamtkan iman dengan naik bahtera Nuh. Disini dijelaskan agar kita jangan lalai, siapkan bekal kebaikan, karena kita tak akan tahu kapan ajal kita akan datang. Sebelum semua terlambat, bergegaslah bertaubat bergegaslah memanggil Nuhmu/ sebelum pasang air/ sebelum beku waktu/ dan tangan Nuh tak akan tergapai lagi// Tema yang Berhubungan dengan Kemanusiaan. Tema yang berhubungan dengan kemanusiaan lebih banyak terdapat pada puisi-puisi yang bercerita tentang kejadian-kejadian tragis yang terjadi di Aceh. Misalnya pada Puisi Nyanyian Hipokrisi. Puisi ini merupakan bentuk kerisauan penyair melihat keadaan sebuah daerah yang penuh dengan konflik. Perasaan takut, cemas, dendam menjadi hal yang tak bisa kita pungkiri adanya dengan mengeraskan gumpalan kebencian/ sambil menebarkan rasa takut dan kecemasan?// bait berikutnya memperlihatkan betapa ideologi benar-benar menjadi hal yag sangat sakral bagi seseorang, sesuatu yang harus tetap dipertahankan Membangun impian kosong dan harapan semu/ dalam kemasan ideologi kebenaran yang diberhalakan/ lalu mencari pembayaran atas nama Tuhan/ menyepelekan hak hidup serta hakikat kehidupan//. Demikian juga dalam Puisi Membaca Aceh. Puisi ini menceritakan tentang Aceh yang penuh duka lara. Kepiluan Agam dan Inong yang kehidupannya sangat sengsara karena konflik yang berkepanjangan. Perihnya kehidupan yang beralaskan bumi dan beratapkan langit, tanpa tempat untuk bersandar. Tiada tempat berteduh, karena kehidupan mereka yang selalu diburu tanpa tahu dosa apa yang pernah di buat. Namaku Agam/ asalku dari padang lalang airmata/ ayahku langit, udara, sungai, dan rimba belantara/ aku dituding dan disalahkan karena namaku Agam// namaku Inong/ asalku dari negeri jazirah peluru/ ibuku bumi, gunung, laut, hutan dan batu-batu/ aku di buru sepanjang waktu/ karena namaku Inong// anak sejarah yang terusir dari tanah kelahiran/ aku kini mengembara di negeri asing/ mencari nama dan alamat rumah kami yang hilang/ terbakar diantara lindap sejarah yang sungsang// Negeri kami adalah penjara berbentuk/ serupa bayangbayang/ kami lari ke gunung di mangsa binatang/ kami lari ke kota di mangsa kebinantangan// Puisi Maafkan Syairku Saudaraku. Puisi ini menceritakan tentang kerisauan penyair yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengubah keadaan di sekitarnya. Dia hanya menciptakan syair-syair, tidak mampu melakukan perbuatan nyataMaaafkan syairku yang tak menjelma matahari/ puisi membeku terbungkus di dinding gelap/ sayapnya basah oleh ketakutan tak terbentuk/ terkapar di sudut kotor kemiskinan daya hidup// maafkan syairku, maafkan syairku, saudara/ Ia tak pernah bisa menjelmakan tangan Tuhan//. Tema yang berhubungan dengan kedaulatan Rakyat Puisi yang berhubungan dengan kedaulatan rakyat hampir sama dengan yang berhubungan dengan kemanusiaan, yaitu berisi ungkapan-ungkapan tentang penderitaan yang terjadi di Aceh. Puisi Surat Hitam Untuk Ibu. Puisi ini menceritakan tentang derita anak negeri di bumi Ibu pertiwi, yang selalu dialami oleh anak bangsa. Tidak ada yang melakukan perubahan untuk mengubah penderitaan mereka di negeri ini. Adakah dari ruang tapamu yang suci/ engakau telah menyaksikan/ petaka yang membahana di rumah anak-anak bangsa?/ bahwa ada diantara mereka yang telah terhina oleh kehidupan/ dimanipulasi kesejahtraanya/ dipasung ketidakadilan/ dilecekan kemanusiannya/ diteror ketakutan/dikebri hak hidupnya/ dihantui rasa lapar/ dirampas hak asasinya//. Puisi Saman Duka. Kekecewaan orang Aceh terhadap penguasa merupakan cerita yang diangkat pada puisi ini. Duka rakyat Aceh terhadap kesewanangan penguasa yang lupa akan rakyatnya. Duka yang dipertontokan dengan menagis, menjerit, mengisak layaknya tarian duka pada setiap Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016
Page | 53
ISSN : 2085-6172
50-57
kejadian yang menimpa. Hanya karena harapan yang disiakan dan harus dikubur dalam dalam. Kutangiskan/kujeritkan/kuisakkan/segala impian yang terkubur di garis khatulistiwa/ tersimpan dalam kerenda tirani yang membaja// kutangiskan/ kuisakkan diam diam/ karena bahasa lama telah berganti mesiu/ dan harapan telah dikhianati kenyataan//. Senada dengan hal di atas juga terdapat pada Puisi Indonesia Apalagi yang Kau Minta. Tema kedaulatan tercermin dalam puisi ini. Laksana seorang anak yang yang terus berkorban untuk ibunya, namun sang Ibu hanya terus membalas dengan rasa sakit yang tak henti. Pengorbanan rakyat Aceh yang dibalas peluru oleh Pemerintahan Indonesia Indonesia/ Apalagi yang harus aku berikan/ setelah nyawa/ setelah airmata/ setelah darah/ setelah kepiluan/ untuk membunuh rasa sakit ini/ agar tak ada lagi pengorbanan sia-sia/ yang kau tuntut dari anak-anakmu//. Demikian juga Puisi Aku Bersaksidan Puisi Memandang Cakrawala. Puisi ini kental kritik sosial tentang tanah kelahiran yang penuh dengan konflik dan intrik durjana. Tentang bagaimana gadisgadis diperawani tanpa belas kasihan, suami-suami yang dibantai, jerit tangis anak-anak yang menjadi yatim, penembakan yang terjadi dimana-mana, tumpahan darah, mayat bergelimpangan dan kubur tanpa nisan. Deru suara tank tentara seperti tabuh genderang kematian,tertutup topeng untuk menyelesaikan konflik, padahal merekalah konflik itu sendiri aku melihat kembang melati muda berguguran/aku mendengar jerit tangis bersahutan/ aku melihat kerudung hitam dikenakan/ aku melihat tank-tank dijalanan/aku melihat darah berceceran/ mayat-mayat berserakan/ aku mendengar rintih-rintih ketakutan/aku menyaksikan kubur-kubur tanpa nama/ tapi tak kulihat wajah lain di sana/ tak kudengar suara asing di sana/ hanya wajahku sendiri/wajahmu sendiri/wajah bangsa yang terkoyak/ wajah nestapa Indonesia//. Tema yang Berhubungan dengan Cinta Kasih antara Pria dan Wanita. Tema percintaan memang sangat identik dengan muda-mudi yang jatuh cinta. Puisi Tembang Orang kasmaran misalnya, mengisahkan tentang cinta pada pandangan pertama, seakan seluruh dunia menjadi milik mereka yang sedang jatuh cinta sajasejak pandangan pertama/ menggelegaklah tujuh samudra/ meringkiklah kuda-kuda/ menderap ke atap dunia//. Kemudian pada puisi Perjodohan, mengisahkan tentang pertemuan jodoh anak manusia yang akhirnya mengarungi hidup bersama dalam nahkoda pernikahan suci. Senada dengan puisi di atas, puisi sebuah pernyataan cinta dari seorang remaja SLA juga bertemakan percintaan. Zaman dahulu, surat merupakan media untuk menyampaikan sesuatu, termasuk rasa suka dan rasa senang terhadap seseorang. Surat inilah yang merupakan ungkapan hati terdalam yang disampaikan terhadap orang terkasihnya inilah suraku/ surat yang pertama kepadamu/ kutulis dari lubuk rahasia duka/ rasa terpendam yang ingin tersingkapkan//. Berbeda dengan puisi sebelumnya yang mengungkapkan indahnya cinta. Dalam puisi Tayuban diceritakan tentang pengkhianatan cinta dari seorang lelaki. Seorang lelaki yang mempunyai banyak tambatan hati, tidak pernah mengerti cinta sejati, hanya tahu berbagi cinta kepada siapa saja yang ditemuinya Aku duduk dengan Nungky, bulan Cuma separo/ sedangkan Heni menanti sepi, purnama telah sempurna/ seorang penari menarikku, tayuban di bawah bulan//. Pengkhianatan cinta juga terjadi dalam puisi sajak tentang bunga. Terluka/ia terluka/ oleh mimpi tentang Arjuna/ hingga terluka kelopak kesucian/ ditikam panah yang berdusta//. Puisi ini bercerita tentang seorang gadis yang terlena bujuk rayu laki-laki, hingga keperawannya terenggut dan si Lelaki meninggalkannya tanpa rasa tanggung jawab. Tinggallah si Gadis yang meratapi dirinya dengan kesedihan yang harus ditanggung sendiri. Puisi selanjutnya yaitu Suatu Pagi. Puisi ini merupakan ungkapan penyesalan seorang suami yang menyia-nyiakan istrinya. Seorang lelaki yang berbagi cinta kepada wanita lain, namun akhirnya Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016
Page | 54
ISSN : 2085-6172
50-57
menyadari bahwa istrinyalah yang bisa menerima sang suami apa adanya. Walaupun akhirnya semua sudah terlambat salju baru saja pupus di akhir april itu/ ketika keheningan mengantarkan kesadaran/ engkau begitu bersahaja dan sederhana, lalu mengukirnya di setiap sudut rumah kita/ begitulah takdir yang selalu mengembara/ mengetuki setiap pintu/ membuka hati dan hati/meratapi kefanaan diri tanpa daya/wahai, betapa melelahkan perjalanan/ mengarungi hati dan pikiran//. Tema yang Berhubungan dengan Pendidikan dan Budi Pekerti. Tema-tema yang dibahas di sini lebih kepada bagaimana kita belajar dari sebuah kehidupan. Belajar tentang pendidikan budi pekerti dari sebuah episode hidup yang terus berjalan. Misalnya pada Puisi Tentang Lelaki di Sebuah Pameran Lukisan. Penggambaran orang yang senang bermimpi tanpa ada usaha untuk menggapai mimpinya. Diibaratkan seperti ikan yang tidak berani melompat keluar kolam, karena baginya cukup dengan berenang saja ia menggeliat seperti ikan di dalam kolam/ memandangi malam dan mngembara di impian//. Tentang menghargai rahasia masing-masing hati terungkap di puisi Pada sebuah Cafe, Jalan Slamet Riadi, Solo. Ada rahasia di dalam hatimu yang tak dapat kuterjemahkan/ seperti juga rahasia di dalam hatiku/ yang tak pernah kau fahami. Sedangkan pada puisi kita adalah kata-kata yang dicatat waktu adalah tentang kata yang harus ditulis, karena kelak akan menjadi sebuah memori jadi kenapa masih kupaksakan juga/ menuis sajak untuk mengenagkanmu/. Hal yang berhubungan dengan pendidikan juga terdapat pada beberapa puisi lainnya. Puisi Penari, disini mengungkapkan pentingnya membaca isyarat dalam sebuah gerakan, bukan kata-kata mencoba menangkap bayang-bayang/yang muncul dari isyarat gerakmu/.Puisi Kenangan menceritakan tentang kenangan pahit yang terus dikenang untuk dijadikan pengalaman berharga. Selembar daun kuning mengering/ menyayat telapak tanganmu/ ketika engkau meremasnya/jadi kepingan airmata//. Puisi kebuntuan pikiran penyair, sehinga tidak bisa menghasilkan karya yang bermutu terungkap dari puisi penyair yang mati. Kata-kata telah berkhianat atas makna, logika macet dan kewarasan tinggal kerangka/ penyair kehilangan puisi/mati terpanggang sunyi//. Demikian juga pembelajaran pada takdir. Semua takdir telah ditentukan oleh Allah, segala usaha wajib kita lakukan, hanya saja rahasia alam hanya Allah yang tahu. Inilah tema yang ingin disampaikan dalam puisi Rahasia Pagiterlihat pada rahasia pagi/ di ladang kehidupan/ tidak ada yang akan mengerti/ sebelum semua dilewatkan//. Juga pada puisi Tentang Sajak bertemakan bagaimana kita mengambil hikmah dari sebuah kehidupan. Bagaimana kita harus mencari jalan keluar dari masalah yang kita hadapi, bagaimana kita bersabar dalam menghadapi cobaan. Hanya dengan cahaya/dapat kau ungkap rahasia warna-warna/ hanya dengan cinta/ akan kau singkap rahasia derita/ hanya dengan luka/ engkau cermini diri dan manusia. Sedangkan tentang persahabatan dibahas dalam puisi Sahabat. Ketika seseorang kehilangan sahabatnya yang paling dikasihinya entah berapa jauh sudah/ kutelanjangi malam-malam yang tua/ melewati perjalanan hening sepi/ sampai aku kehilangan alamat/ juga kehangatan dari pintu rumahmu//. HalSenadatentang persahabatan juga terdapat dalam puisi Kepada Angin Lhok Pawoh. Puisi ini bercerita tentang kerinduan seseorang terhadap sahabatnya yang telah tiada dikarenakan meninggal dunia saat senja menjempumu/menuju malam yang panjang/. Sang sahabat merupakan orang yang sangat berarti untuknya engkau telah memberi arti/ bagi sepotong darah dan sajakku// Sedikit berbeda pada puisi lainnya yaitu Puisi ziarah sunyi bermakna tentang mengingat mati. Mengingat mati di sini dengan cara berziarah ke tempat orang yang telah tiada. Di sini juga mengandung nasihat bahwa sebuah kehidupan tak pernah berhenti berputar. Ada kalanya sedih, senang, bahagia, berhasil, gagl, hingga akhirnya ajallah yang akan menutup semua cerita, tak ada Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016
Page | 55
ISSN : 2085-6172
50-57
yang abadi. Apakah makna sebuah pertemuan?/sekilas cahaya di langit kelam/mengerlip sesaat sebelum gugur waktu/ kita/ seperti sebuah musim berputar//. Demikian pula pada puisi Ekstasemengungkapkan tentang memilih pilihan kata yang tepat dalam mengungkapkan sesuatu. Walaupun di kepala kita banyak hal yang kasar, buas dan beringas. Namun, sebagai seorang penulis kita harus memilih kata yang tepat agar maksud yang ingin kita uatarakan tersampaikan dengan baik. Ada anjing/ ada serigala/ di dalam kepalaku/ mencari katakata//. Amanat yang terdapat dalam kumpulan puisi Aku Agam dengan 99 Nama berkaitan dengan tiga interaksi, (1) interaksi internal manusia dengan dirinya, (2) interaksi horizontal manusia dengan alam dan manusia lainnya, (3) interaksi vertikal manusia dengan Tuhannya. Beberapa puisi selanjutnya beramanat tentang pencapaian impian. Misalnya, pada puisi Catatan dari Kota Badai mengingatkan kita bahwa impian itu harus di capai. Perhatikan bait Ingin Aku wujudkan Kamu/ meskipun hanya di dalam sebaris sajak/ Bukankah sebait puisi lebih nyata/ daripada sebuah impian yang melahirkan airmata/. Perjalanan dalam mencapai impian tidak semudah yang kita rencanakan, kadang ada duri terjal menjadi batu rintang yang menghadang, saat itulah kita tidak boleh berputus asa. Nah, puisi Memandang Cakrawala berpesan bahwa kita tidak boleh berputuas asa untuk berusaha. Tidak boleh menyerah, karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Hal ini tercermin pada tetapi setiap hari juga/ Selalu memiliki pagi/ dan matahari/ yang membawa harapan//, juga padapuisi Rahasia Pagi berpesan bawa tetaplah semangat dalam mencapai mimpi, namun jangan lupa berdoa kepada Allah sebagai pemilik mimpi.Puisi Tentang Sajak juga memberi amanat bahwa setiap cobaan ada hikmahnya. Kita haruslah sabar dalam menghadapi segala cobaan, karena Allah memberi cobaan agar kita mengerti makna hidup yang sesungguhnya. Apakah yang engkau pahami/ dari riak ombak lautan/ tanpa memahmi kegelapan/ yang menyimpan mutiara//. Selain tentang kenangan dan impian, juga ada puisi yang memberi amanat tentang mengingat sahabat. Puisi Kepada Angin Lhok Pawoh berpesan bahwa kebaikan sahabat harus selalu di kenang, meskipun dia telah tiada, karena sahabat terbaik adalah orang yang istimewa Aku ingin kau tahu/ Engkau telah memberi arti/ bagi sepotong darah dan sajakku//.Tentang sahabat juga tercermin pada puisi Sahabat yang berpesan bahwa kita harus menghargai sahabat, karena sahabat yang baik akan selalu ada untuk kita. Puisi selanjutnya lebih ditekankan kepada nasihat-nasihat yang ingin disampaikan penyair. Puisi Sajak Tentang Bunga bepesan bahwa seorang wanita jangan pernah percaya pada mulut manis berbisa laki laki, hendaklah seorang wanita harus selalu bisa menjaga diri dari hal yang tidak baik. Karena apabila sudah terjadi, menyesal kemudian tiada berguna. Puisi tentang Lelaki di Sebuah Pameran Lukisan berpesan bahwa seseorang itu mempunyai jati diri masing-masing tanpa harus mengikuti karakter orang lain. Tugas terpenting adalah melakukan yang terbaik untuk dirinya sendiri. Nasihat untuk bersyukur dan memaafkan bisa kita lihat pada puisi Suatu Pagi. Puisi Suatu Pagi memberi amanat bahwa mensyukuri apapun yang kita miliki, janganlah sebuah kesalahan menghancurkan sebuah ikatan, tapi belajarlah dari sebuah kesalahan untuk memperbaiki ke depannya. Kekasihku, aku sedang belajar lagi untuk rindu/ dan dengan ragu-ragu menulis kata cinta//. Nasihat tentang mengingat kehidupan selanjutnya di alam yang lebih kekal tertuang pada beberapa puisi selanjutnya. Misalnya pada puisi Perjamuan berpesan bahwa kematian itu pasti terjadi, tugas kita adalah menyiapkan amal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Botol telah kosong/ perapian telah padam/ Nyanyian telah henti//.Pada puisi Cermin Nuh berpesan bahwa kita harus Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016
Page | 56
ISSN : 2085-6172
50-57
belajar dari kisah Nabi Nuh. Agar kita selalu menjaga diri dari kemaksiatan, sebelum peringatan datang, dan semuanya akan terlambat Saat Nuh telah berlayar/ lalu pasang air/ lalu beku waktu/ tangan tak gapai lagi//.Puisi Ziarah Sunyi bahwa kita kita harus mengingat mati dalam keadaan apapun, jangan sampai kita lalai dan lupa bertaubat kepada Allah pemilik alam ini. Nasihat lainnya juga dapat kita lihat pada puisi Penari. Puisi Penari berpesan bahwa kita harus bisa memahami sesorang bukan hanya dengan bahasa lisan saja, tapi juga bagaimana bahasa tubuhnya dalam berlaku.Puisi Ekstaseberpesan bahwa seseorang dalam berekpresi harus juga memikirkan perasaan orang lain, tidak menyakiti orang lain. Juga pada puisi Penyair yang Mati berpesan bahwa seorang penyair harus memberi arti dari sebuah karyanya, memberi pesan yang membawa ke arah yang lebih baik, bukan hanya karya kosong yang akhirnya tidak dihargai orang lain penyair kehilangan puisi/ mati terpanggang sunyi. Puisi Mungkin Kita Hanya Seonggok Kekalahan, berpesan bahwa kita jangan memandang rendah orang miskin, padahal sebenarnya mereka jauh lebih mulia di hadapan Allah. Dan yang terakhir, Puisi Burung- Burung Hujan mengingatkan kita untuk sentiasa bersyukur atas apa yang kita miliki. Kelebihan yang kita miliki jangan sampai membuat kita lupa beribadat kepadanya. SIMPULAN Puisi yang dianalisis mengungkapkan tema dan amanat secara tersirat sehingga peneliti harus membaca puisi yang diteliti secara berulang-ulang untuk menentukan tema dan amanat di dalamnya. Tema yang dominan dikemukakan dalam kumpulan antologi ini adalah tema pendidikan dan budi pekerti. Hal ini tentu saja dikarenakan efek budi pekertilah yang sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga dengan pendidikan. Pendidikan adalah hal yang terus diperhatikan untuk mencetak generasi yang lebih berpengetahuan. Selain tema, amanat puisi juga dibahas dalam kumpulan puisi ini. Amanatnya berkaitan dengan tiga interaksi, yaitu (a) interaksi internal manusia dengan dirinya sendiri, (b) interaksi horizontal manusia dengan alam dan manusia lainnya, dan (c) interaksi vertikal manusia dengan Tuhannya. Amanat yang paling banyak dikemukakan adalah amanat yang berhubungan dengan interaksi manusia dengan dirinya sendiri. DAFTAR PUSTAKA Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Djojosuroto, Kinayati. 2005. Puisi, Pendekatan dan Pembelajaran. Bandung: Nuansa. Fananie, Zainuddin. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pradopo, Rachmad Joko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ratna, Nyoman Kutha. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Semi, Atar. 1993. Metodologi Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa. Wiratmadinata. 2008. Aku Agam dengan 99 Nama. Banda Aceh: Aneuk Mulieng Publishing. Waluyo, Herman J. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
Jurnal Variasi, Volume 08, Nomor 01, Desember 2016
Page | 57