ANALISIS TEKNIK RETORIKA PUISI KARYA LI BAI DALAM BUKU KUMPULAN 300 PUISI DINASTI TANG
Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata 1 Jurusan Sastra China
Oleh
Monica Maria – 1100043511 Reny Afriani – 1100032464
Fakultas Bahasa dan Budaya Binus University Jakarta 2011
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat, penyertaan
dan
karunia
yang
diberikan,
sehingga
kami
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Teknik Retorika Libai pada buku Kumpulan 300 Puisi Dinasti Tang” dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moral maupun materiil, secara langsung maupun tidak langsung selama penulisan skripsi ini. Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM, selaku Rektor Binus University yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menuntut ilmu di Binus University. 2. Bapak Drs. Johannes A. A. Rumeser, M. Psi.,Psi. selaku Dekan Fakultas Budaya dan Bahasa Binus University yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Andyni Khosasih, SE, BA, selaku Ketua Jurusan Sastra China Binus University yang telah memberikan kesempatan, dukungan, dan kepercayaan kepada kami untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Ma Feng, BA, M. Lit, selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya serta telah sabar membimbing kami, memberikan saran dan kritik serta ide dalam penulisan skripsi ini, sehingga skripsi kami selesai tepat waktu.
vi
5. Ibu Yiying, SS, M.Lit, M.Pd, selaku Dosen bimbingan seminar progress yang telah senantiasa membimbing kami selama proses perkuliahan serta memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen Jurusan Sastra China yang telah membantu kami baik dalam memberikan pengalaman, saran maupun kritik sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Orangtua
dan
seluruh
keluarga
yang
telah
senantiasa
mendukung dalam setiap kegiatan penulis selama kuliah di Binus University. 8. Seluruh teman kuliah kami yang telah memberikan dorongan kepada kami untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. 9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut membantu hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi kami dapat selesai tepat pada waktunya. Kami juga berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Jakarta, Juli 2011 Penulis
Monica Maria dan Reny Afriani
vii
Daftar isi
Ucapan terima kasih ............................................................ vi Abstraksi............................................................................... vii Ringkasan............................................................................. 1 Riwayat Hidup.......................................................................15
ix
Ringkasan Isi Bahasa China adalah salah satu bahasa yang kuno di dunia. Cara penyampaian bahasa sangat beraneka ragam, tidak hanya penyampaian bahasa prosa, namun penyampaian bahasa puisi juga demikian. Keanekaragaman penyampaian bahasa juga memunculkan kekayaan bentuk teknik retorika. Teknik retorika adalah cara yang tepat untuk mengutarakan pemikiran. Retorika adalah suatu yang berdasarkan pemikiran sebagai proses untuk menyampaikan bahasa secara pasti. Selama beribu-ribu tahun, China memiliki penyair unggul yang tak terhitung. Mereka menghasilkan puisi yang indah dan menyentuh. Dinasti
Tang
adalah
masa
kejayaan
puisi
klasik
China
yang
memunculkan beberapa penyair yang agung, salah satunya adalah Li Bai. Li Bai (701-762), nama asli Zi Tai Bai adalah penyair aliran romantisme yang berasal dari zaman Dinasti Tang. Li Bai juga disebut sebagai Dewa Puisi, hasil karya dia merupakan perwakilan dari masa kejayaan Dinasti Tang. Kebanyakan puisi yang ditulis Li Bai, fokus pada pemandangan alam seperti gunung, air, dan mengutarakan perasaan yang mendalam. Oleh karena itu, puisi Li Bai indah alamiah. Dalam buku Kumpulan 300 Puisi Dinasti Tang, terdapat 23 puisi karya Li Bai. Teknik retorika dalam puisi terdiri dari analogi, metonomi, hiperbola, personifikasi, antithesis, retoris dan lainnya. Tetapi teknik retorika yang sering digunakan oleh Li Bai dalam 23 puisi karyanya adalah analogi, metonomi, dan hiperbola. Oleh karena itu, penulis memlilih 3 teknik retorika tersebut untuk dibahas.
1
1. Teknik Retorika Puisi Li Bai - Analogi Dalam
puisi,
penyair
sering
menggunakan
suatu
teknik
perbandingan yang menggunakan kemiripan benda untuk menjelaskan benda yang lain. Teknik retorika ini disebut analogi. Analogi adalah teknik perbandingan yang menggunakan pencitraan benda yang spesifik atau argumen umum yang mudah dimengerti, untuk mengambarkan benda satu dengan benda lain yang berbeda dan asing, atau pengungkapan argumen yang lebih dalam. 1.1 Jenis Analogi Dalam Puisi Li Bai Analogi pada umumnya terdiri dari 4 bagian, yaitu objek yang dibandingkan , objek yang digunakan untuk membandingkan, kata-kata yang menghubungkan dua objek tersebut, serta kemiripan benda antara dua objek yang akan dibandingkan. Hal lain yang perlu diperhatikan selain 4 bagian diatas adalah analogi dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf. Berdasarkan kata-kata penghubung antara dua objek yang dibandingkan dan yang membandingkan, analogi Li Bai dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : a. Perbandingan dengan menggunakan kata penghubung: seperti, bagaikan dan lain-lainnya. Contoh : Dalam puisi Chang Xiangsi-Qiyi, Li Bai menggambarkan seorang wanita cantik bagaikan indahnya bunga. b. Perbandingan dengan menggunakan kata penghubung: adalah, menjadi dan lain-lainnya. Contoh : Dalam puisi Yuexia Duzhuo, Li Bai menggambarkan bulan, bayangan, dan diri sendiri menjadi tiga orang.
2
c. Perbandingan tanpa kata penghubung. Dalam perbandingan ini Li Bai menggunakan kata atau ungkapan yang berlainan dengan arti sebenarnya untuk menunjukkan persamaan dengan sesuatu yang lain. Contoh : Dalam puisi Xinglu Nan, Li Bai menggambarkan perjalanan naik turun gunung yang tidak nyaman, berliku dan banyak
pilihan
jalan
untuk
mengungkapkan
keadaan
pemerintahan saat itu yang sedang kacau. Dari ketiga jenis analogi, Li Bai lebih sering menggunakan perbandingan tanpa kata penghubung. Perbandingan menggunakan kata penghubung lebih mudah di mengerti dan lebih jelas, sedangkan perbandingan
tanpa
kata
penghubung,
lebih
rumit
dan
perlu
pemahaman yang dalam. 1.2 Keberhasilan Libai Dalam Penggunaan Analogi Analogi digunakan untuk menggambarkan suatu benda dapat membuat pembaca merasa seolah-olah hidup, tidak kaku, dan menarik. Dalam buku Penggunaan Retorika Dalam Bahasa Mandarin, kegunaan teknik retorika analogi Li Bai dapat diketahui dari 3 aspek, yaitu : a. Pencitraan benda Analogi dalam puisi, yang paling khas adalah pencitraan benda, penyair meningkatkan imajinasi pembaca melalui pencitraan benda dalam analogi, sehingga dapat memberikan suatu gambaran yang indah dan kesan yang dalam kepada pembaca. Pencitraan adalah salah satu ciri khas dalam puisi Li Bai, dia dapat menggunakan pencitraan yang tepat sehingga memberikan kesan kepada pembaca.
3
Contoh: “Wanita cantik seperti bunga.” (Chang Xiangsi – Qiyi, baris 4, hal 99) Penyair menggambarkan paras istri cantik seperti bunga untuk menunjukan kerinduan suami terhadap istri yang terpisah jauh. Kalimat di atas membandingkan kecantikan wanita dengan keindahan bunga. b. Menjelaskan penggambaran benda Analogi dapat berupa pencitraan hal/benda yang menarik dan khas, menggambarkan fenomena kemasyarakatan, menjelaskan pemikiran yang dalam sehingga mudah dimengerti. Pemahaman pembaca terhadap hal/benda yang dibandingkan akan memudahkan pembaca, untuk mengerti dan menguasai arti yang ingin diungkapkan penyair. Puisi Li Bai termasuk puisi yang bersejarah, untuk mengenal beberapa analoginya, lebih baik melalui pengenalan sejarah untuk memudahkan pembaca memahami maksud yang ingin disampaikan penyair. Contoh: “Bulan tiga berawan bunga di Yangzhou.” (Song Meng Haoran zhi Guangling, baris 1, hal 363) Kalimat di atas, Li Bai menjelaskan keadaan di negara Yang zhou. Dia
menggunakan
kata
“bulan
tiga
berawan
bunga”
untuk
menggambarkan suasana musim semi. Musim semi adalah salah satu musim yang digemari masyarakat China. Pada musim ini tumbuhan tumbuh
subur
dan
beranekaragam
bunga
bermekaran.
Li
Bai
mengagumi keindahan musim semi, sehingga dia menggunakan perumpamaan bulan tiga berawan bunga untuk menciptakan gambaran musim semi yang indah.
4
c. Menggungkapkan perasaan Kegunaan analogi selain pencitraan, juga untuk menjelaskan sikap dan perasaan penyair. Keanekaragaman pencitraan tidak hanya menciptakan suatu konsep, tetapi juga menambah emosi pembaca. Perasaan dalam analogi puisi Li Bai sangat dalam. Perasaan ini dapat diketahui melalui objek yang digunakan untuk membandingkan. Contoh
:
“Wanita
cantik
menggulung
tirai,
duduk
dan
mengerutkan dahi.” (Yuan Qing, baris 1, hal 317) Penyair ingin menyampaikan kesedihan seorang wanita, dengan melukiskan mimik wajah wanita tersebut. Wanita itu digambarkan sedang duduk dan mengerutkan dahi. Dari keberhasilan penggunaan analogi, kita dapat merasakan penggambaran keindahan alamiah yang digunakan Li Bai. Dalam buku
Kumpulan 300 Puisi Dinasti Tang, analogi yang digunakan Li Bai sangat menarik, pemilihan kata penghubung yang tepat, sehingga pembaca dapat merasakan perasaan yang tidak dibuat-buat dan dapat merasakan perasaan yang romantis. Walaupun puisi Li Bai ada juga yang membahas tentang kegelapan dalam kehidupan masyarakat, seperti puisi Xinglu Nan dan Deng Jinling Fenghuangtai, tetapi dia tetap saja menggunakan fenomena alam untuk dijadikan objek pembanding, untuk menjelaskan
perasaan
yang
tidak
puas
dan
keluhan
terhadap
ketidakpuasannya. Sikap Li Bai seperti ini, membuat karya dia sangat bernilai dan memunculkan perasaan yang mendalam yang membuat puisi dia tetap populer dari tahun ke tahun. Selain itu, Li Bai juga mengenal baik objek yang akan dibandingkan, sehingga dapat memilih
5
objek pembanding yang tepat. Imajinasi yang kaya membuat analogi yang digunakannya menarik, unik, dan mencapai tujuan dari analogi tersebut.
2. Teknik Retorika Puisi Li Bai - Metonimia Dalam karya sastra China klasik, metonimia sudah digunakan sejak lama dan bersifat umum. Orang China dalam bertutur kata atau menulis karya
sastra
sering
menggunakan
teknik
metonimia
untuk
mengutarakan perasaannya. Metonimia sebagai suatu teknik retorika merupakan suatu cara yang memiliki teknik pengungkapan perasaan dan keindahan makna. Metonimia adalah suatu teknik penggantian nama, dengan menggunakan nama suatu benda untuk mewakili benda lain atau nama suatu benda yang memiliki hubungan dengan benda tersebut. Teknik ini tidak secara langsung menyebutkan nama orang/ benda melainkan menggunakan ciri khas dari benda tersebut untuk menggantikan benda yang dimaksud. 2.1
Jenis Metonimia Puisi Libai Pada dasarnya metonimia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Topik yang dibicarakan Topik yang dibicarakan adalah objek atau benda yang digantikan dengan objek/benda lain. b. Pengganti kata Pengganti kata adalah objek/benda yang dipinjam untuk mewakili topik yang dibicarakan. c. Titik yang berhubungan Titik yang berhubungan adalah hubungan antara topik yang dibicarakan dengan pengganti kata.
6
Dalam buku Kumpulan 300 Puisi Dinasti Tang, puisi Li Bai memiliki beberapa jenis metonimia, ada juga yang menggunakan dua jenis metonimia secara bersama. Pada buku Bahasa China Modern, ada 5 jenis metonimia yang paling utama, yaitu: a. Ciri khas atau simbol suatu benda menggantikan topik yang dibicarakan. b. Menggunakan
sebutan
khas
pada
orang
atau
benda
untuk
menggantikan sebutan pada topik yang dibicarakan. c. Menggunakan benda yang spesifik untuk menggantikan benda yang digambarkan. d. Menyebutkan
salah
satu
bagian
dari
suatu
benda
untuk
menggantikan keseluruhan benda tersebut. e. Efek yang muncul dari masalah tertentu untuk menggantikan topik yang dibicarakan. Dari kelima jenis metonimia di atas, Li Bai paling banyak menggunakan
jenis metonimia yang kedua, yaitu menggunakan
sebuatan khas pada orang atau benda untuk menggantikan sebutan pada topik yang dibicarakan. Sedangkan metonimia jenis kelima pada buku Kumpulan 300 Puisi Dinasti Tang, tidak ditemukan. 2.2
Makna dan Ciri Khas Metonimia Li Bai Dilihat dari sejarah, metonimia dalam bahasa mandarin
adalah
teknik retorika yang turun temurun yang telah melewati perkembangan sejarah
yang
panjang.
Dalam
penggunaan
metonimia
harus
memperhatikan dua prinsip yang mendasar, yaitu harus memperhatikan sejarah dan realita, dan juga harus memperhatikan ciri khas benda dalam menciptakan benda yang hidup dan kalimat yang mudah dimengerti. Semua metonimia pada umumnya, harus mempunyai 7
hubungan dengan konteks bahasa yang pasti. Selain itu, benda yang digantikan bersamaan.
dengan
topik
Metonimia
yang
sebagai
dibicarakan seni
tidak
penggantian
dapat
muncul
nama
dalam
penggunaan bahasa, sehingga bahasa dalam puisi semakin kaya dan jelas. a. Metonimia memunculkan ciri khas/simbol suatu objek. Metonimia dapat memunculkan koneksi pemikiran pada setiap orang.
Dalam
penggunaan
metonimia
dapat
memunculkan
ciri
khas/simbol suatu objek sehingga memberikan kesan yang jelas pada pembaca.
Pada
umumnya
teknik
retorika
metonimia
adalah
penggunaan benda yang kecil untuk menjelaskan kondisi atau situasi yang besar. Contoh : “Rambut istri mulai menutupi dahi.” (Changgan Xing, baris 1, hal 51) Dalam puisi ini, Li Bai menggunakan model rambut anak perempuan zaman duhulu untuk dijadikan sebagai suatu ciri khas, yang sengaja digunakan untuk menggambarkan masa kanak-kanak. Li Bai menggunakan metonimia dengan tepat, sehingga membantu pembaca untuk memahami maksud yang ingin di sampaikannya. b. Penggantian sebutan, metonimia yang menarik. Teknik metonimia sering ditemukan dalam karya sastra kuno. Orang zaman dahulu terutama penyair suka menggunakan metonimia untuk menyampaikan makna puisi sehingga kalimat dalam puisi lebih alami, mengandung keindahan, dan menarik perhatian pembaca. Biasanya penyair lebih suka menggunakan kalimat yang umum dalam
8
penulisan puisi, menggunakan bahasa yang paling sederhana dalam mengutarakan maksud penyair. Metonimia penggantian sebutan sering dijumpai. Li Bai menggunakan metonimia ini dalam beberapa puisinya. Contoh : “Kasihan Fei Yan harus mengganti penampilan baru.” (Qingpingdiao Sanshou, baris 4, hal 435) Puisi Qingpingdiao Sanshou adalah puisi yang menceritakan tentang Raja Ming Huang dengan Yang Gui Fei yang sedang mengamati keindahan bunga Mudan di taman Istana. Fei Yan adalah seorang permaisuri di Istana, Li Bai meminjam nama “Fei Yan” untuk menggantikan arti cantik seorang wanita. “Fei Yan harus mengganti penampilan baru” menunjukkan bahwa tidak ada yang menandingi kecantikan Yang Gui Fei. c. Bagian dari benda untuk menggantikan keseluruhan benda, menambah kemampuan penyair untuk menyatakan perasaan. Penggunaan metonimia ini dapat merangsang imajinasi pembaca, menambah kemampuan penyair untuk menyampaikan perasaan dan mendapatkan kesan yang menarik. Contoh : “Angin musim semi tidak saling mengenal, mengapa menghembus tirai sutra.” (Chunsi, baris 3, hal 6) Penyair menggunakan tirai sutra untuk menggantikan arti kamar, menggungkapkan kesendirian seorang wanita.
9
d. Penggunaan metonimia Li Bai yang fleksibel, ciri khas/simbol menggantikan
topik
dan
spesifik
benda
menggantikan
penggambaran suatu objek/benda. Contoh: “ Warna merah melepas topi dan kereta, putih tinggal di pedalaman.” (Zeng Meng Haoran, baris 2, hal 126) Dalam puisi ini, Li Bai menggabungkan dua jenis metonimia dalam 1 kalimat, dia menggunakan “warna merah” sebagai ciri khas, untuk menggambarkan
masa
muda,
menggunakan
kata
“putih”
menggambarkan rambut beruban, untuk menggantikan arti masa tua. Li Bai juga menggunakan gambaran spesifik seperti “topi” dan “kereta” untuk menyatakan jabatan pejabat. Arti kalimat di atas adalah, masa muda tidak tertarik menjadi pejabat, masa tua hanya bisa tinggal di tempat terpencil. Penggunaan metonimia Libai sangat tepat dan menarik. Asalkan kita mengerti penggunaan metonomia dan memahami makna puisi Li Bai, maka dapat membantu kita memahami perasaan Li Bai pada saat itu.
3. Teknik Retorika Puisi Libai --- Hiperbola Seiring dengan perkembangan teknik retorika banyak orang yang menggunakan hiperbola untuk menyampaikan suatu efek, misalnya iklan di TV dan karya sastra. Mereka menggunakan hiperbola untuk menarik
perhatian
penonton
dan
pembaca
.
Ketepatan
dalam
menggunakan hiperbola dapat menghasilkan efek yang baik. Hiperbola sebagai salah satu teknik retorika dan juga sebagai suatu karya seni. Agar merangsang rasa indah pada pembaca dan meningkatkan 10
perasaan tertentu pada penyair, penyair sering menggunakan teknik hiperbola untuk mengungkapkan perasaannya. Sehingga dalam karya sastra china klasik, hiperbola sering dijumpai. 3.1 Jenis Hiperbola Dalam Puisi Li Bai Hiperbola adalah sesuatu yang sengaja dilebih-lebihkan. Namun, apabila terlalu berlebihan akan menghasilkan suatu efek yang kurang baik.
Hiperbola
melalui
suatu
gambaran
yang
abstrak
untuk
memunculkan pemikiran atau perasaan yang konkret, jadi hiperbola tidak bisa lepas dari kenyataan. Puisi Li Bai dari dulu sampai sekarang mempunyai imajinasi yang luar biasa, hiperbola yang berani sehingga menarik perhatian pembaca, memberikan kesan yang indah.
Demi
mengutarakan perasaan sendiri, hiperbola dalam beberapa puisi unggul Li Bai selama ini tidak lepas dari kenyataan hidup, dia selalu mengutamakan kehidupan nyata sebagai dasar hiperbolanya. Pembagian jenis hiperbola berdasarkan 2 cara, yaitu : a. Hiperbola yang berdasarkan cara penyampaiannya, terbagi menjadi dua, yaitu hiperbola pada umumnya dan hiperbola yang meminjam teknik retorika yang lain. b. Hiperbola berdasarkan kualitas,terbagi menjadi tiga: hiperbola yang membesar-besarkan objek dari kenyataan yang ada, hiperbola yang mempersempit objek dari kenyataan yang ada , dan hiperbola yang sangat berlebihan. Menurut penulis dalam buku Kumpulan 300 Puisi Dinasti Tang, Li Bai tidak menggunakan hiperbola yang mempersempit objek dari kenyataan yang ada dan hiperbola yang sangat berlebihan.
11
3.2 Ciri Khas Hiperbola Li Bai Li Bai menggunakan hiperbola sebagai pengungkapan perasaan, secara bersamaan kegunaan hiperbola juga dapat memunculkan suatu karakteristik
suatu
benda
atau
gambaran
tertentu,
sehingga
memberikan gambaran yang jelas dan kesan kepada pembaca. Dalam membaca puisi Li Bai, harus memahami imajinasi dalam puisi dan teknik retorika hiperbola. Dengan demikian dapat memahami perasaan penyair dalam puisi tersebut. a. Kegunaan hiperbola sebagai emosi penyair. Semua pengungkapan dalam hiperbola adalah perasaan penyair. Penyair menyampaikan perasaan melalui hiperbola untuk menambah keindahan dan memperkaya bahasa. Contoh : “Ketika prajurit rindu untuk kembali, adalah saat usus istri putus.” (Chunsi, baris 2, hal 6) Li Bai menggunakan kata “saat usus putus” untuk menggambarkan kerinduan istri yang mendalam. Penggunaan hiperbola Li Bai tersebut, memperhatikan kenyataan yang ada, memberikan pembaca perasaan nyata yang mengandung suatu kejujuran, sehingga pembaca dapat langsung mengetahui imajinasi, pemikiran dan perasaan yang ingin disampaikan Li Bai. b. Hiperbola secara langsung menyentuh perasaan seseorang Dalam penggunaan hiperbola, tidak langsung menyampaikan maksud hati, namun secara langsung menyentuh perasaan pembaca. Hiperbola tidak hanya memperkaya bahasa, tetapi juga memberikan
12
kesan tertentu kepada pembaca, guna memberikan inspirasi kepada pembaca. Contoh : “Tangisan monyet sampai ke langit.” (Changgan Xing, baris 9, hal 51) Li Bai menggunakan kata “tangisan monyet sampai ke langit”, untuk menyatakan suatu kesedihan yang tak tertahankan. Bahasa dalam puisi terkadang tidak masuk akal tetapi harus dapat dimengerti
pembaca,
juga
dapat
dikatakan
bahwa
puisi
dapat
memberikan berbagai macam perasaan. Penyair dapat dengan bebas menyampaikan perasaan dan imajinasinya. Semua yang diungkapkan oleh Li Bai dalam hiperbola, dapat memunculkan suatu perasaan yang sama antar pembaca. Li Bai menciptakan suatu gambaran tidak secara langsung menyampaikan maksud hati untuk merangsang perasaan pembaca.
4. Simpulan Setiap penyair menggunakan teknik retorika dengan gaya masingmasing. Teknik retorika juga sebagai alat untuk menyampaikan perasaan Li Bai dan menambah kekayaan dalam puisinya. Menurut penulis, puisi karya Li Bai dilihat dari 3 teknik retorika tersebut, sudah mencapai keberhasilan yang tinggi. Setiap puisinya kaya akan imajinasi dan menyentuh perasaan banyak orang. Analogi Li Bai sangat unik dan menarik sehingga memberikan kesan yang mendalam kepada pembaca, metonomia
yang
digunakan
sangat
alamiah
sehingga
pembaca
merasakan suatu kesan yang indah, sedangkan hiperbola yang digunakannya sangat berani, indah, dan alamiah dalam mengutarakan perasaan , menimbulkan perasaan tertentu kepada pembaca. Li Bai 13
pada saat tertentu juga menggunakan penggabungan beberapa retorika dalam kalimat puisi, misalnya analogi dan hiperbola, hiperbola dan metonomi, atau analogi dan metonomi dan gabungan teknik retorika lainnya. Penggunaan seperti ini membuat kita semakin merasakan bahwa Li Bai adalah seorang penyair yang mempunyai kemampuan dan memberikan kepuasan kepada pembaca. Banyak orang menyebut dia sebagai seorang penyair yang mulia dan romantis, sebutan ini sangat tepat, karena saat menulis puisi, Li Bai menggunakan perasaan yang dalam dan menggambarkan pemandangan secara alamiah. Li Bai juga menguasai teknik retorika sehingga menambah efek perasaan dalam puisi, membuat pembaca terharu.
14
Daftar Riwayat Hidup
Nama
: Monica Maria
Tanggal lahir
: Bangka, 12 Maret 1989
Alamat
: Jln. Kusam No. 95 A, Belinyu-Bangka
Email
:
[email protected]
¾ Pendidikan Formal •
2007 – 2011
: Sastra China Binus University, Jakarta
•
2004 – 2007
: SMA Santa Agnes, Bangka
•
2001 – 2004
: SMP Santo Yoseph, Bangka
•
1995 – 2001
: SD Santa Agnes, Bangka
¾ Pelatihan dan seminar •
Mengikuti seminar “Tiga Pilar Kesuksesan”, 2008.
•
Mengikuti study tour Himanda Radio Cakrawala dan Kampung China, 2008.
•
Mengikuti seminar “Good Communication Skill, Awal Penentu Keberhasilan”, 2010.
•
Mengikuti seminar “Penulisan CV dan Wawancara”, 2010.
15
Daftar Riwayat Hidup
Nama
: Reny Afriani
Tanggal lahir
: Jambi, 21 Maret 1989
Alamat
: Jln. Nusa Indah Raya Blok A3 No.6 Tangerang
Email
:
[email protected]
¾ Pendidikan Formal •
2007 – 2011
: Sastra China Binus University, Jakarta
•
2004 – 2007
: SMA Strada St. Thomas Aquino, Tangerang
•
2001 – 2004
: SMP Jaya Suti Abadi, Bekasi
•
1995 – 2001
: SD Attaufiq, Jambi
¾ Pelatihan dan seminar •
Mengikuti seminar “Tiga Pilar Kesuksesan”, 2008.
•
Mengikuti seminar “Good Communication Skill, Awal Penentu Keberhasilan”, 2010.
•
Mengikuti seminar “Penulisan CV dan Wawancara”, 2010.
¾ Pengalaman Organisasi : •
Koordinator Drama Waisak Puja KMBD oleh Binus University
•
Anggota Koordinator Among Sangha Magha Puja KMBD oleh Binus University
16
•
Anggota Koordinator Penerima Tamu Kathina Puja KMBD oleh Binus University
•
Panitia acara penyambutan anggota baru KMBD oleh Binus University
•
Aktifis BNMC oleh Binus University
•
Anggota mandarin’s day BNMC oleh Binus University
•
Anggota Penerima Tamu Kaligrafi Himanda oleh Binus University
Pengalaman Bekerja : •
Mengajar Private, 2009.
17