UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta55281
Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) < Modul Pembelajaran Pertemuan ke 1-16 >
MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
Oleh Dr Tri Anggraeni Kusumastuti,S.P.,M.P. Prof Dr Ir Sudi Nurtini,SU Dr. Ir. Rini Widiati,MS Dr Ir Suci Paramitasari Syahlani,MM Mujtahiddah Anggriani U.M., SPt,MP,PhD
TINJAUAN MATA KULIAH
Deskripsi Singkat Mata Kuliah Manajemen Agrobisnis merupakan mata kuliah yang disusun sebagai aplikasi teori-teori ekonomi baik mikro maupun makro dan kewirausahaan dalam praktek pengelolaan bisnis pertanian terutama terkait dengan industri peternakan. Cakupan bisnis peternakan meliputi manajemen produksi yaitu mengkombinasikan raw materials, labor and capital equipment untuk produksi yang menguntungkan, manajemen keuangan yaitu bertanggung jawab atas keuangan perusahaan , pencatatan transaksi bisnis dan mengendalikan posisi keuangan perusahaan sesuai dengan tujuan, serta manajemen pemasaran yaitu bertanggung jawab untuk menciptakan dan memenuhi permintaan pelanggan yang mendatangkan keuntungan. Dengan demikian bahasan dalam perkuliahan ini adalah mempelajari dan membahas tentang karakter agrobisnis, production management (perencanaan produksi dan pengambilan keputusan pada perencanaan produksi termasuk pada kondisi adanya resiko dan ketidakpastian, pengoperasian produksi, dan pengendalian produksi), financial management ( pemahaman laporan keuangan, perencanaan dan analisis laporan keuangan ), marketing management (sistem pemasaran, perencanaan pemasaran dan strategi pemasaran/bauran pemasaran ) serta pengelolaan sumberdaya manusia pada aspek produksi dan keuangan agribisnis. Konsep yang tersusun dalam mata kuliah Manajemen Agrobisnis merupakan konsep yang penting untuk dipelajari karena merupakan kunci sukses pemahaman bisnis dan persaingannya. Konsep ini menjadi semakin penting dengan meningkatnya iklim persaingan dalam agrobisnis. Selain itu, Manajemen Agrobisnis melengkapi pengetahuan teknis dan pengelolaan bisnis mulai dari pengadaan bahan baku, budidaya perunggasan , ruminansia, dan aneka ternak, pasca panen dan pengolahannya dan proses pemasaran produk tersebut hingga sampai ke konsumen sehingga mahasiswa nantinya dapat mempraktekkan pengelolaan bisnis secara tepat untuk mengarah pada tujuan eksistensi usaha. Mata kuliah ini disusun untuk mendukung besarnya minat mahasiswa dalam bidang kewirausahaan khususnya pada bidang agrobisnis. Untuk itu, kegiatan perkuliahan juga dilengkapi dengan kombinasi praktikum lapangan pada industri peternakan dan juga
análisis mengenai berbagai problem yang terkait dengan manajemen produksi, keuangan, dan pemasaran. Selain itu, kegiatan perkuliahan dilengkapi dengan kuliah tamu dengan nara sumber praktisi sehingga mahasiswa dapat memperoleh gambaran lengkap aplikasi manajemen agrobisnis pada setting industri peternakan di Indonesia.
Status Mata Kuliah Manajemen Agribisnis merupakan mata kuliah wajib fakultas , dimana derajat matakuliah sesuai dengan MKB (Mata Kuliah Keahlian Berkarya) yang diselenggarakan pada semester IV (genap). Mata kuliah ini dapat diikuti dengan prasyarat (prerequisite) telah mengikuti Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Peternakan (PTE 1101) yang diselenggarakan pada Semester I (ganjil). .
Kegunaan Mata Kuliah bagi mahasiswa Sesudah mengikuti kuliah Manajemen Agribisnis mahasiswa diharapkan mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang agribisnis pada industri peternakan sehingga mempunyai ketrampilan dalam menganalisis kasus-kasus pengelolaan bisnis aneka komoditi peternakan, meliputi : a. Pengetahuan dan Pemahaman Mahasiswa mampu menjelaskan konsep pengelolaan bisnis pertanian secara umum terutama bisnis peternakan yang terkait dengan industri perunggasan, ruminansia, non ruminansia dan aneka ternak. b. Ketrampilan Mahasiswa mampu menganalisis berbagai kasus pengelolaan bisnis pertanian khususnya peternakan c. Kemampuan Tata Kelola Mahasiswa mampu memberikan sumbangan alternatif pemecahan berbagai problem bisnis pertanian khususnya peternakan
Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mempunyai kemampuan mengelola bisnis pertanian/peternakan dalam rangka bertanggung jawab memenuhi tujuan bisnis. Susunan/Urutan bahan ajar Pertemuan 1. Pendahuluan Pada Manajemen Agribisnis Pertemuan 2. Fungsi- Fungsi Manajemen dalam Mengelola Aagribisinis Pertemuan 3. Organisasi dalam Bisnis Pertemuan 4. Manajemen Produksi : Perencanaan Produksi Pertemuan 5. Manajemen Produksi : Resiko dan Ketidakpastian Produksi Pertemuan 6. Manajemen Produksi : Pengoperasian Produksi Pertemuan 7. Manajemen Produksi : Pengendalian Produksi Pertemuan 8. Ulangan Tengah Semester (UTS) Pertemuan 9. Manajemen Keuangan : Sumber Pembiayaan Agribisnis Pertemuan 10. Manajemen Keuangan : Pemahaman Laporan Keuangan Pertemuan 11. Manajemen Keuangan : Analisis Laporan Keuangan Pertemuan 12. Manajemen Pemasaran : Sistem Pemasaran Pertemuan 13. Manajemen Pemasaran : Perencanaan Pemasaran Pertemuan 14. Manajemen Pemasaran : Kebijaksanaan Pemasaran Pertemuan 15. Pengelolaan Sumberdaya Manusia pada Agribisnis Pertemuan 16. Ulangan Akhir Semester (UAS)
Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar Sebelum mengikuti perkuliahan mahasiswa diwajibkan untuk membaca bahan ajar yang sudah diupload di E-LISA dengan tujuan supaya dapat mempelajari dan memahami materi kuliah yang akan diberikan dosen pada tiap tatap muka. Sesudah kuliah bahan ajar dapat diunduh mahasiswa . Bahan ajar terdiri dari 7 pokok bahasan pertama dimulai dari pokok bahasan 1 yaitu mengulas ruang
lingkup agribisnis dan manajemen agribisnis,
menguraikan proses
perkembangan pertanian menuju agribisnis dan bagaimana peran agribisnis terhadap
perekonomian nasional serta konsep manajemen agribisnis. Pokok bahasan 2 menguraikan tentang hubungan fungsi-fungsi manajemen pada agribisnis peternakan dan implementasinya khususnya mengenai berbagai alat analisis perencanaan produksi beserta berbagai metode alternatif perencanaan produksi dan fungsi pengorganisasian membahas bentuk struktur organisasi bisnis dalam rangka untuk memudahkan dalam melaksanakan fungsi pengendalian dan pengarahan. Pokok bahasan 3 membahas tentang berbagai bentuk organisasi bisnis baik industri yang berbadan hukum atau formal maupun pengembangan kelembagaan organisasi kerjasama bisnis peternakan yang terjadi di Indonesia. Pokok bahasan 4 mengulas tentang manajemen produksi dimulai dari mulai dari perencanaan produksi, pengoperasian produksi sampai dengan pengendalian proses produksi. Untuk membangun posisi keuangan bisnis yang dapat meningkatkan efisiensi dan profitabilitas, maka pada pokok bahasan 5 dari bahan ajar ini membahas tentang manajemen keuangan, yaitu mulai dari sumber pembiayaan, penataan informasi keuangan, pemahaman laporan keuangan dalam bentuk neraca dan laporan rugi laba serta pengukuran rasio keuangan disertai dengan contoh-contoh perhitungannya. Selanjutnya pokok bahasan 6 akan memaparkan tentang manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran dimulai dari pelaksanaan fungsi pemasaran, yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan penunjang, juga diuraikan berbagai metode perencanaan strategi pemasaran dan kebijaksanaan perbaikan pemasaran dari sisi produk, harga, distribusi, dan komunikasi dalam rangka peningkatan daya saing produk. Untuk antisipasi dan respons terhadap ancaman dan peluang yang ada di pasar domestik maupun pasar pelaku usaha harus dituntut mempunyai sumberdaya yang berkualitas sehingga pada pokok bahasan 7 akan diulas tentang konsep dasar manajemen sumberdaya manusia, bagaimana perencanaan dan pengembangan tenaga kerja pada industri peternakan. Sesudah memahami materi bahan ajar, maka mahasiswa diberikan latihan soal maupun kuis serta tugas terstruktur untuk menilai sejauh mana mahasiswa dalam memahami materi kuliah yang sudah disampaikan.
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta55281
Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) < Modul Pembelajaran Pertemuan ke 1 >
MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
Oleh Dr Tri Anggraeni Kusumastuti,S.P.,M.P. Prof Dr Ir Sudi Nurtini,SU Dr. Ir. Rini Widiati,MS Dr Ir Suci Paramitasari Syahlani,MM Mujtahiddah Anggriani U.M., SPt,MP,PhD
Pertemuan 1. PENDAHULUAN PADA MANAJEMEN AGROBISNIS
Web4
Soal-tugas
Audio/Video
Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu)
Gambar
Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator
Presentasi
Media Ajar1
Teks
Pertemuan ke
A. RPKM Bahan Ajar Minggu Pertama
Metode Evaluasi dan Penilaian2
Metode Ajar (STAR)3
Aktivitas Mahasiswa
Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar
Sumber Ajar
Collaborative 1) menjelaskan (1) tahap –tahap v v v v - Kuis (1) Baca Memandu Pustaka PAN Learning perkembangan perkembangan bahan ajar diskusi dan buku: (skoring 0(ceramah agribisnis, konsep agribisnis (2) sebelum menjelaskan 100) dosen 6,9,18,2 dan sistem keterkaitan kuliah, di depan dengan alat 1,26 agribisnis, peran subsistem agribisnis (2) Unduh kelas. bantu agribisnis pada (3) Efek multiplier notebook dan bahan ajar perekonomian, 2) peternakan setelah LCD) dilanjutkan dapat membuat terhadap kuliah, Pengajar: pembahasan rancangan perekonomian (4) Rini Widiati 1 Masing-masing media ajar disertakan soal dari keterkaitan Kontrakdalam kuliahbentuk handout setiap minggu/pertemuan. 2 Evaluasi mahasiswa dapat berupa: Kuis, Tugas, Self-Test, Tes formatif, Tes sumatif. Evaluasi mahasiswa dosen ditujukan untuk mengukur ketercapaian tujuan (pada , dan pada Kolom subsistem 2). didiskusikan Waktu: 1x suatu industri secara pertemuan @100 peternakan kelompok menit 1
(1) penjelasan kerangka kerja pelaksanaan praktikum lapangan (2) tatacara pembuatan laporan
1
v
v
-
-
Web8
v
Soal-tugas
Audio/Video
mahasiswa mampu menjelaskan pelaksanaan praktikum lapangan
Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu)
Gambar
Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator
Presentasi
Media Ajar5
Teks
Pertemuan ke
b. RPKM Praktikum Pertemuan 1. Pengarahan Awal
-
Metode Evaluasi dan Penilaian6
presensi kehadiran
Metode Ajar (STAR)7
presentasi assisten dilanjutkan pembagian kelompok
Aktivitas Mahasiswa
1) Baca buku panduan praktikum sebelum pengarahan awal
Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar
menjelaskan di depan kelas.
Sumber Ajar
buku petunju k praktiku m
Pengajar: assisten
5
Waktu: 1x
Masing-masing media ajar disertakan dalam bentuk handout setiap minggu/pertemuan. pertemuan @60Self-Test, Tes formatif, Tes sumatif. Evaluasi mahasiswa ditujukan untuk mengukur ketercapaian tujuan (pada Evaluasi mahasiswa dapat berupa: Kuis, Tugas, Kolom 2). menit 6
c. Bahan Ajar Minggu Pertama PENDAHULAUAN 1.1.
Deskripsi Singkat Minggu pertama perkuliahan menjelaskan tentang tahap-tahap perkembangan pertanian menuju terbentuknya agribisnis, keterkaitan subsistem dalam kegiatan agribisnis , bagaimana kontribusi peternakan terhadap penyerapan tenaga kerja dan PDB sehingga menimbulkan efek multiplier bagi masyarakat, dan perbedaan agribisnis peternakan dengan manajemen yang lain.
1.2.
Manfaat Pembelajaran Pemahaman konsep tentang besarnya usaha dan cakupan sistem agribisnis dan pentingnya agrobisnis terhadap perekonomian sebagai penyumbang kesempatan kerja yang besar sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui pentingnya peran agribisnis dalam rangka menunjang industrialisasi yang melibatkan banyak komponen dari hulu sampai ke hilir
1.3.
Learning Outcome Mahasiswa diharapkan mampu 1) menjelaskan perkembangan agribisnis, konsep dan sistem agribisnis, peran agribisnis pada perekonomian, 2) dapat membuat rancangan keterkaitan subsistem pada suatu industri peternakan
PENYAJIAN 1.1.
Materi Tahapan Perkembangan Pertanian Menuju Agribisnis
Pada awalnya manusia dapat memenuhi kebutuhan hidup sendiri tanpa kegiatan budidaya (farming). Pada perkembangan selanjutnya dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat sementara ketersediaan Sumber Daya Alam semakin terbatas sehingga manusia mulai membudidayakan (farming) secara “ekstensif” untuk memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan sapronak (bibit, pakan ternak), namun masih terbatas dari hasil di dalam pertanian itu sendiri (on farm) dan sebatas untuk home consumption. Adanya
perbedaan potensi
sumberdaya alam antar daerah (natural endowment) , perbedaan skill dalam masyarakat, dan terbukanya hubungan lalu lintas antar daerah menyebabakan terjadinya spesialisasi dalam kegiatan budidaya pertanian /peternakan dan menggunakan prinsip keunggulan komparatif (comparative of advantage). Pada tahap ini petani peternak tidak hanya menghasilkan untuk kebutuhan keluarganya sendiri, tetapi mulai berproduksi untuk pasar dan mengolah hasil-hasil pertanian-peternakannya sebelum di jual, namun demikian sarana produksi masih bersumber dari sektor pertanian sendiri. Dengan semakin majunya teknologi dan diikuti dengan penanaman investasi di bidang pertanian/peternakan maka terjadi peningkatan produktivitas berkat penggunaan sarana produksi dan teknologi yang dihasilkan oleh industri (pupuk, obat-obatan, pakan konsentrat, bibit unggul) sehingga pada tahap ini kegiatan pertanian semakin berspesialisasi menurut komoditi dan kegiatannya. Petani/peternak hanya melakukan kegiatan budidaya (farming) saja sedangkan
perdagangan sarana produksi pertanian didominasi
diproduksi oleh sektor industri. Pada proses terbentuknya agribisnis maka terdapat pembagian kerja yang jelas yaitu keterkaitan mulai dari kegiatan pengadaan sarana produksi pertanian (farm supplies) sebagai industri hulu, kegiatan
budidaya (farming) sebagai kegiatan pertanian-
peternakan dalam arti sempit, dan kegiatan pengolahan komoditi pertanian sebagai industri hilir dan pemasaran hasil- hasilnya.
Definisi dan Ruang Lingkup Pada Sistem Agribisnis Spesialisasi fungsional dalam kegiatan pertanian yang meliputi seluruh kegiatan usaha dan berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pertanian dan keseluruhannya disebut sistem “Agribisnis” (Sinaga, 1997 ; Ricketts and Ricketts, 2009 ; Downey and Erickson, 1987 disitasi oleh Widiati dan Kusumastuti. 2013) Sinaga (1997), istilah “Agribusiness” untuk pertama kali dikenal oleh masyarakat Amerika Serikat pada tahun 1955, ketika John H. Davis dari Havard Bussines School menggunakan istilah tersebut dalam makalahnya yang disampaikan pada “Boston Conference on Distribution”. Selanjutnya dikatakan menurut John H. Davis, kegiatan (business) yang dapat dimasukkan ke dalam „agribusiness‟ adalah pertanian, manajemen, pembiayaan, pemasaran, industri
pembibitan, industri pupuk, bahan – bahan kimia, mesin pengolahan, kontainer, dan peralatan lainnya serta transportasi.
Fase : I
II
III DALAM NEGERI
MENGUMPUL / BERBURU / MENANGKAP
BUDIDAYA Tanaman Hewan Ikan
IV EKSPOR
DALAM NEGERI
PEMASARAN
PEMASARAN
PENGOLAHAN (Sederhana)
PENGOLAHAN
BUDIDAYA
BUDIDAYA
PENGADAAN SAPROTAN
KEBUTUHAN SENDIRI
KEBUTUHAN SENDIRI
Menghasilkan Macam – Macam Kebutuhan
Menghasilkan Macam – Macam Kebutuhan
Tidak pakai saprotan
Saprotan dari dalam pertanian
KEBUTUHAN SENDIRI DAN PASAR Spesialisasi Komoditi
Saprotan masih dari dalam pertanian
UNTUK PASAR (DIJUAL) Spesialisasi Komoditi dan Fungsi dalam Sistem Agribisnis Saprotan dari luar pertanian
Gambar 1.1. Perkembangan Pertanian Menuju Agribisnis
Downey dan Erickson (1987) menyebutkan bahwa Agribisnis dapat dibagi menjadi 3 sektor yang saling tergantung secara ekonomi, yaitu sektor masukan (input), produksi (farm), dan sektor keluaran (output). Selanjutnya dikatakan bahwa sektor masukan menyediakan sarana produksi (bibit, pakan ternak, pupuk, obat-obatan, mesin pertanian, bahan bakar, dan lainnya)
kepada para pengusaha tani untuk dapat memproduksi hasil tanaman dan ternak yang selanjutnya diproses dan disebar luaskan kepada konsumen akhir oleh sektor keluaran. Selanjutnya Ricketts and Ricketts (2009) mengemukakan menurut kamus Merriam Webster’s Collegiate yang terbit tahun 2003, agribusiness adalah aktivitas industri yang berhubungan dengan suplai material pertanian, operasi produksi pertanian, industri pengolahan, penyimpanan dan distribusi komoditikomoditi pertanian.
Subsistem :
SARANA PRODUKSI Sub sistem pendukung (Penyedia jasa agribisnis) :
Subsistem :
BUDIDAYA
Subsistem :
PENGOLAHAN
Subsistem :
PEMASARAN
Perkreditan Transportasi Pergudangan Litbang Pendidikan SDM Kebijakan ekonomi dll
KONSUMEN
Gambar 1.2. Sistem Agribisnis Agribisnis mencakup empat subsistem, yaitu : (1) Sub-sistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness), yakni industri-industri yang menghasilkan barang – barang modal bagi pertanian, seperti industri perbenihan/pembibitan tanaman dan ternak industri agrokimia (pupuk, pestisida, obat, vaksin ternak), industri alat dan mesin pertanian (agro-otomotif); (2) Sub-sistem budidaya pertanian-peternakan (on-farm agribusiness), yaitu kegiatan budidaya yang menghasilkan komoditi pertanian primer (usahatani tanaman pangan, usahatani hortikultura, usahatani tanaman obat-obatan (biofarmaka), usaha perkebunan, usaha peternakan, usaha perikanan, dan usaha kehutanan); (3) Sub-sistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness), yaitu industri-industri yang mengolah komoditi pertanian primer menjadi olahan seperti industri makanan./minuman, industri pakan, industri barang – barang serat alam, industri farmasi, industri bio-energi dan
pemasaran ; serta (4) Sub-sistem penyedia jasa agribisnis (services for agribusiness) seperti perkreditan, transportasi dan pergudangan, Litbang, Pendidikan SDM, dan kebijakan ekonomi.
Peranan Agribisnis Peternakan dalam Pertanian dan Perekonomian Indonesia
Tujuan pembangunan industri di Indonesia pada umumnya, dan agroindustri khususnya antara lain adalah: (1) meningkatkan nilai tambah, (2) menciptakan kesempatan kerja, (3) meningkatkan perolehan devisa, dan (4) meningkatkan pertumbuhan industri itu sendiri.
Peran Agribisnis Peternakan adalah
menyediakan
pangan protein hewani yang sangat
diperlukan dalam mendukung mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan multiplier dalam menyediakan lapangan pekerjaan, yakni dari berbagai sub sistem dalam sistem agribisnis secara keseluruhan. Dilihat dari sejarah ekonomi Indonesia seperti dapat dilihat pada Tabel 1. 1. maka struktur perekonomian Indonesia mengalami perubahan yang cukup mengesankan. Jika pada tahun 1969 (awal Pelita I) kontribusi sektor pertanian pada PDB sebesar 37,6% dan menyerap tenaga kerja sebesar 24,9 juta jiwa, maka pada tahun 1994 (akhir Pelita V) kontribusi sektor pertanian telah turun menjadi 17,3% namun ada peningkatan dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu menjadi 36,5 juta jiwa. Sementara kontribusi sektor Industri tumbuh dengan pesat, yaitu 9,2% pada tahun 1969 menjadi 21% pada tahun 1992 (Sinaga, 1997; Syam dan Dermorejo, 2000). Sub sektor peternakan pada tahun – tahun tersebut mempunyai peranan yang meningkat kontribusinya terhadap PDB pertanian. Apabila pada tahun 1975 sub sektor peternakan mempunyai kontribusi terhadap PDB pertanian sebesar 8,82% maka pada tahun 1985 meningkat menjadi 10,59%. Namun demikian, pada tahun 1998 kontribusinya menurun disebabkan pada waktu itu Indonesia dilanda krisis moneter . Selanjutnya pada tahun 2008 kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Indonesia terus menurun dan tinggal menjadi 13,7% namun menyerap tenaga kerja yang semakin meningkat, yaitu menjadi sebesar 41,3 juta jiwa. Kontribusi PDB sub sektor peternakan terhadap sektor pertanian meningkat menjadi 15,94%, sementara sektor Industri
pengolahan mempunyai kontribusi 26,8% (Statistik Peternakan, 2010). Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa meskipun kontribusi pertanian relatif semakin berkurang dalam PDB nasional tetapi kontribusi absolutnya terus berkembang dan masih merupakan sektor yang dapat menyerap tenaga kerja yang besar. Hal yang lebih penting lagi, dapat dipastikan bahwa sektorsektor lain dalam perekonomian berkembang karena sektor pertanian semakin banyak membutuhkan pelayanan sektor industri (hulu dan hilir) serta sektor jasa.
Tabel 1.1. Gambaran Kontribusi Pertanian, Peternakan Terhadap Perekonomian Nasional Tahun
Kontribusi PDB pertanian terhadap PDB nasional (%)
Kontribusi PDB peternakan terhadap pertanian (%)
Penyerapan TK pertanian
Konstribusi PDB industri terhadap PDB Nasional (%)
(juta jiwa) 1969
37,6
na
24,9
9,2
1975
na
8,82
na
na
1985
na
10,59
na
na
1992
na
na
na
21
1994
17,3
na
36,5
na
2008
13,7
15,94
41,3
26,8
Keterangan : na (data tidak tersedia) Sumber : Sinaga, 1997; Syam dan Dermorejo, 2000; Statistik Peternakan, 2010
Konsep Manajemen Agribisnis Manajemen agribisnis adalah kemampuan mengelola dalam implementasi bisnis pada semua subsistem agribisnis. Beberapa hal yang membedakan manajemen agribisnis khususnya agribisnis peternakan dari manajemen lainnya adalah (Downey dan Erickson 1987 disitasi oleh Widiati dan Kusumastuti. 2013) 1. Keanekaragaman jenis bisnis yang sangat besar pada sektor agribisnis peternakan, mulai dari para pensuplai bahan baku pakan, bibit produsen sampai pada pedagang perantara, pedagang borongan, pemroses, restoran, pengepak, usaha pergudangan, transportasi, lembaga keuangan, dan aktivitas lainnya dalam sistem agribisnis.
2. Cara pembentukan agribisnis dimulai dari di sekeliling usahatani. Hampir semua agribisnis terkait erat dengan pengusaha tani baik secara langsung maupun tidak langsung. 3. Ukuran agribisnis yang sangat bervariasi, mulai dari perusahaan raksasa sampai pada organisasi yang dikelola oleh satu keluarga atau satu orang. 4. Pada Agribisnis peternakan, khususnya produksi pada subsistem budidaya banyak produsen dan banyak pembeli, sehingga pasar bersaing relatif sempurna mengikuti jumlah suplai dan permintaannya. 5. Agribisnis peternakan yang melibatkan industri kecil sampai besar bersifat musiman. 6. Agribisnis berkaitan dengan gejala alam. 7. Agribisnis peternakan umumnya menghasilkan produk – produk yang relatif mudah rusak atau perishable, Menghadapi kenyataan adanya perbedaan kondisi agribisnis dengan manajemen lainnya, maka dalam manajemen agribisnis perlu diperhatikan tiga komponen ekonomi yang akan berpengaruh dalam agribisnis, yaitu: 1. Kelangkaan sumberdaya 2. Jenis sumberdaya: Sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya
kapital dan
manajemen atau skill. 3. Keinginan dan kebutuhan manusia akan kebutuhan pokok dasar manusia terutama pangan yang merupakan produk yang dihasilkan dari agribisnis.
1.2. Rangkuman 1. Tahapan perkembangan pertanian dimulai dari usaha budidaya yang masih bersifat on-farm dan home consumption , selanjutnya petani peternak mulai mengenal keunggulan komparatif sehingga berproduksi untuk pasar dan mengolah hasil–hasil pertanian – peternakannya sebelum di jual, Perkembangan teknologi menyebabkan peningkatan peran sektor industri baik dalam pengolahan maupun pemasaran sedangkan petani -peternak hanya melakukan kegiatan budidaya (farming) . Tahap selanjutnya terdapat sistem pembagian kerja yang jelas di dalam kegiatan pengadaan sarana produksi pertanian (farm supplies) sebagai industri hulu, kegiatan budidaya (farming) sebagai kegiatan pertanian-peternakan dalam arti sempit, dan kegiatan pengolahan komoditi pertanian sebagai industri hilir dan pemasaran hasil – hasilnya.
2. Sistem “Agribisnis” merupakan spesialisasi fungsional dalam kegiatan pertanian yang meliputi seluruh kegiatan usaha dan berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pertanian dan keseluruhannya . 3. Agribisnis mencakup empat subsistem, yaitu : (1) Sub-sistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness), (2) Sub-sistem budidaya pertanian-peternakan (on-farm agribusiness), (3) Subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness), serta (4) Sub-sistem penyedia jasa agribisnis (services for agribusiness) 4. Agribisnis mampu memberikan multiplier dalam menyediakan lapangan pekerjaan sehingga berkontribusi terhadap pendapatan nasional atau Produk Domestik Bruto (PDB). 5. Beberapa hal yang membedakan manajemen agribisnis khususnya agribisnis peternakan dengan manajemen lainnya adalah : 1)Keanekaragaman jenis bisnis yang sangat besar pada sektor agribisnis peternakan, 2) Cara pembentukan agribisnis dimulai dari di sekeliling usahatani. 3) Ukuran agribisnis yang sangat bervariasi, mulai dari perusahaan perusahaan besar sampai pada organisasi yang dikelola oleh satu keluarga atau satu orang saja 4) Pada Agribisnis peternakan, khususnya produksi pada subsistem budidaya banyak produsen dan banyak pembeli, sehingga pasar bersaing relatif
sempurna mengikuti jumlah suplai dan
permintaannya. 5) Agribisnis peternakan yang melibatkan industri kecil sampai besar bersifat musiman. 6)Agribisnis berkaitan dengan gejala alam 7) Agribisnis peternakan umumnya menghasilkan produk – produk yang relatif mudah rusak atau perishable, seperti produk dari susu, daging dan telur, dan olahannya.
1.3. Bahan, Sumber Informasi dan Referensi Referensi wajib : Downey, D and S. P. Erickson. 1987. Agribusiness Management. 2nd Edition, McGraw-Hill 297 Book Co. Inc. New York. Penson, J.B., Oral, C., Parr, R III. 2002. Introduction to Agriculture Economics. Third Edition. Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey. Ricketts, C. and K. Ricketts. 2009. Agribusiness: Fundamentals and Applications Second Edition. Printed in Canada. Widiati R dan TA Kusumastuti. 2013. Manajemen Agribisnis : Aplikasi pada Industri Peternakan. Cetakan I. Penerbit Citra Gama Sakti. Yogyakarta
Referensi tambahan : Anonim, 2010. Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Buku Statistik Peternakan 2010. Departemen Pertanian. Republik Indonesia. Jakarta. Sinaga, R. 1997. Peranan Agribisnis Dalam Perekonomian di Indonesia. Makalah disampaikan pada Ceramah di Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 31 Mei 1997. Syam, A. dan S.K. Dermorejo, 2000. Kontribusi sektor pertanian dalam pertumbuhan dan Stabilitas Produk Domestik Broto. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, RI.
PENUTUP Latihan Test Sumatif Sistem penilaian Mengacu pada Penilaian Acuan Normatif (PAN) dengan rating scale 0-100 tergantung pada pengembangan jawaban mahasiswa.
d. Materi praktikum pertemuan 1
PETUNJUK PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROBISNIS (PTE2102-A)
LABORATORIUM AGROBISNIS BAGIAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UGM 2014
TATA TERTIB PRAKTEK LAPANGAN MANAJEMEN AGROBISNIS
1.
Seluruh rangkaian acara kegiatan praktikum wajib diikuti oleh semua mahasiswa yang mengambil mata kuliah MANAJEMEN AGROBISNIS.
2.
Bagi mahasiswa yang mengulang kuliah diwajibkan mengikuti seluruh acara praktikum termasuk kunjungan ke industri peternakan, kecuali bagi mahasiswa yang telah mengikuti praktikum kunjungan industri sebelumnya.
3.
Demi kelancaran pelaksanaan praktikum, praktikan diwajibkan datang 10 menit sebelum acara asistensi, General Pretest, praktikum dan responsi dimulai.
4.
Apabila tidak mengikuti salah satu rangkaian acara praktikum (asistensi, praktikum, general pretest, responsi), maka harus membuat surat izin yang diserahkan kepada asisten dan WAJIB mengikuti acara susulan. Khusus untuk praktek lapangan kunjungan ke industri peternakan praktikan WAJIB mengikutinya.
Bagi yang tidak mengikuti akan
mendapatkan nilai TL. 5.
Pembuatan laporan diberikan waktu 4 minggu setelah acara kunjungan ke industri peternakan. Keterlambatan pengumpulan laporan hingga batas waktu yang ditentukan akan mendapatkan pengurangan nilai.
6.
Berpakaian rapi dan sopan, menggunakan baju berkerah dan sepatu tertutup dalam mengikuti semua acara praktikum.
7.
Dilarang merokok, berbuat tidak sopan, membuat gaduh, dan melakukan hal-hal lain yang dapat mengganggu pelaksanaan praktikum.
8.
Menghormati dan berlaku sopan terhadap sesama praktikan, asisten, dosen.
9.
Asisten berhak menegur, memperingatkan, dan memberi sanksi kepada praktikan yang dianggap menggangu pelaksanaan praktikum.
10. Ketentuan lain yang belum tercantum akan diberitahukan kemudian.
KEGIATAN PRAKTIKUM LAPANGAN
a. Pendahuluan Praktikum lapangan Manajemen Agrobisnis adalah bagian yang tak terpisahkan dari mata kuliah Manajemen Agrobisnis yang merupakan mata kuliah wajib di Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan
b. Tujuan Praktikum lapangan bertujuan agar mahasiswa Fakultas Peternakan UGM: a.
Mengetahui peranan dan pengelolaan organisasi agrobisnis.
b.
Mengetahui manajemen produksi meliputi perencanaan produksi, pengoperasian dalam bidang agrobisnis dan pengendalian proses produksi
c.
Mengetahui manajemen keuangan yang meliputi sumber pembiayaan serta pembuatan laporan keuangan .
d.
Mengetahui manajemen pemasaran yang meliputi sistem pemasaran, penetapan harga, dan usaha penjualan.
c. Lokasi Praktikum lapangan dilaksanakan di perusahaan yang bergerak di bidang agrobisnis
d. Pelaksanaan Praktikum Manajemen Agrobisnis dilaksanakan mulai minggu pertama perkuliahan. Pemberian asistensi oleh dosen dilaksanakan setiap hari senin selama 3 minggu
pada pukul 13.00 – 14.30.
Selanjutnya diadakan general pretest dan pengarahan pembuatan kuesioner oleh asisten. Dengan
demikian praktikan akan memperoleh gambaran situasi pengelolaan agrobisnis di wilayah lokasi praktek lapangan.
e. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara langsung menggunakan kuesioner kepada pihak perusahaan yang bersangkutan mengenai sejarah dan organisasi perusahaan, manajemen produksi, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran.
f.
Waktu Praktikum lapangan dilaksanakan pada tanggal ..................................................
g. Tema Bahasan Tema bahasan dalam praktek lapangan ini adalah: 1. Manajemen Perencanaan dan Pengawasan Produksi 2. Manajemen Keuangan 3. Manajemen Pemasaran
h. Laporan Praktikum Lapangan Hasil praktikum lapangan dituangkan dalam bentuk laporan yang berupa paper atas pengarahan Dosen atau Asisten Pembimbing Lapangan. Cara penulisan laporan dengan menggunakan pedoman penulisan yang telah ditetapkan dalam Petunjuk Praktek Lapangan dan disesuaikan dengan format laporan. Laporan diketik satu setengah spasi pada kertas HVS ukuran kwarto dengan kertas Buffalo sebagai cover yang dapat diambil di Bagian Sosial Ekonomi Peternakan. Setiap kelompok membuat laporan sebanyak dua buah untuk Bagian Sosial Ekonomi Peternakan dan perusahaan yang bersangkutan. Laporan Praktikum Lapangan ini dipertanggungjawabkan dalam bentuk responsi hasil praktek lapangan (secara individu). i. Sistem Penilaian Kegiatan Praktek Lapangan Kegiatan Praktek Lapangan terdiri dari beberapa acara yang memberikan konstribusi penilaian sebesar 25% dari keseluruhan matakuliah, yaitu: 1.
Asistensi
10%
2.
General Pre-test
15%
3.
Laporan
35%
4.
Responsi
30%
Kehilangan salah satu nilai dari acara-acara tersebut di atas akan mengakibatkan kehilangan nilai praktikum secara keseluruhan.
FORMAT LAPORAN HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Praktek Lapangan Metode BAB II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan Lokasi Perusahaan Keadaan Perusahaan Saat ini Visi dan Misi Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Bidang Usaha BAB III. MANAJEMEN AGRIBISNIS PADA PERUSAHAAN Hubungan Subsistem Pada Perusahaan Manajemen Perencanaan dan Pengawasan Produksi Manajemen Keuangan Manajemen Pemasaran BAB IV. PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN.