UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta55281
Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 6>
MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
Oleh Dr Tri Anggraeni Kusumastuti,S.P.,M.P. Prof Dr Ir Sudi Nurtini,SU Dr. Ir. Rini Widiati,MS Dr Ir Suci Paramitasari Syahlani,MM Mujtahiddah Anggriani U.M., SPt,MP,PhD
Pertemuan 6 MANAJEMEN PRODUKSI :PERENCANAAN DAN PENGOPERASIAN SISTEM PRODUKSI PADA AGROBISNIS
6
Web4
Soal-tugas
Audio/Video
Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu)
Gambar
Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator
Presentasi
Media Ajar1
Teks
Pertemuan ke
A. RPKM Minggu Keenam
Metode Evaluasi dan Penilaian2
Metode Ajar (STAR)3
Aktivitas Mahasiswa
Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar
Sumber Ajar
mampu membuat (1) tipe proses pada v v v v - Kuisioner Mahasiswa (1) Baca Memandu Pustaka rancangan sistem produksi, (2) berkelompo bahan ajar diskusi dan buku: Tugas mengenai sistem Macam aktivitas k dan sebelum menjelaskan Terstruktur 1,5,6,10 produksi dan cara pada pengoperasian berdiskusi kuliah, di depan Skoring 0,15,17,2 menghadapi produksi (2) Unduh kelas. 100 (PAN) 6 permasalahan yang bahan ajar berhubungan setelah dengan sistem Waktu: 1x kuliah, Pengajar: 1 Masing-masing media ajar disertakan dalam bentuk handout setiap minggu/pertemuan. produksi pada (3) Mengisi pertemuan @100 2 Evaluasi mahasiswaindustri dapat berupa: Kuis, Tugas, Self-Test, Tes formatif, Tes sumatif. Evaluasi mahasiswa ditujukan untuk mengukur tujuan (pada Tri suatu kuisioner ketercapaian menit Kolom 2). Anggraeni peternakan
Praktikum Pertemuan 6 ASISTENSI III
Soal-tugas
Web8
(1) Penetapan harga (2) Distribusi produk Waktu: 1x pertemuan @60 menit
Audio/Video
Mampu menetapkan penentuan harga dan distribusi produk pada suatu industri peternakan
Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu)
Gambar
Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator
Presentasi
6
Media Ajar5
Teks
Pertemuan ke
B. RPKM Praktikum Minggu Keenam
v
v
v
-
v
-
Metode Evaluasi dan Penilaian6
kuis PAN (skoring 0100)
Metode Ajar (STAR)7
presentasi dosen dilanjutkan kuis
Aktivitas Mahasiswa
Baca buku panduan praktikum sebelum asistensi III
Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar
Sumber Ajar
menjelaskan buku di depan petunju kelas. k praktiku Pengajar: m Rini Widiati Suci Paramitasari
C. Bahan Ajar Minggu Keenam PENDAHULUAN 1.1.
Deskripsi Singkat Minggu keenam perkuliahan menjelaskan tentang beda produk, produksi, dan proses produksi , wujud proses produksi, tipe produksi,
perencanaan produksi, dan
pengoperasian sistem produksi pada industri peternakan. 1.2.
Manfaat Pembelajaran Pemahaman konsep mengenai tipe , sistem produksi dan pengoperasian produksi pada agribisnis sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui pentingnya manajemen produksi terutama faktor-faktor yang perlu dipertimbangan dalam pelaksanaan produksi secara efektif dan efisien.
1.3.
Learning Outcome Mahasiswa diharapkan mampu membuat rancangan mengenai sistem produksi dan cara menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan sistem produksi pada suatu industri peternakan
PENYAJIAN 1.1.Materi Pembelajaran
Produk adalah penciptaan atau penambahan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat , produk adalah hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang dan jasa. , sedangkan proses produksi adalah cara atau metode untuk menciptakan atau menambah guna suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan sumber yang ada. Downey dan Erickson (1987) menguraikan manajemen pengoperasian produksi pada agribisnis terdiri dari perencanaan produksi dan pengendalian proses produksi. Penerapan prinsip – prinsip manajemen pengoperasian produksi pada agribisnis terbukti telah bermanfaat dalam memperbaiki metode pengumpulan, pemrosesan dan pabrikasi, pengelompokkan mutu, penyortiran produk dan pengepakan serta pengiriman produk. Selanjutnya Martinich (1996)
mengatakan bahwa manajemen pengoperasian terdiri dari perencanaan produksi, penyusunan atau merancang sistem produksi, dan pengendalian pengoperasian sistem produksi untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan merupakan fungsi utama yang harus dilakukan dalam manajemen bisnis, selanjutnya fungsi-fungsi manajemen lainnya akan dilaksanakan dengan mendasarkan pada perencanaan yang telah dibuat. Aktivitas perencanaan produksi yang merupakan bagian dari manajemen pengoperasian produksi pada organisasi bisnis menurut Downey dan Erickson, (1987), Martinich, (1996), dan Winardi, (1986) dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Merancang produk, 2. Perencanaan kapasitas, merancang proses dan pemilihan teknologi, 3. Pemilihan fasilitas lokasi kegiatan, 4. Perencanaan fasilitas dan tata letak (lay out) kegiatan, 5. Menyusun tugas dan mengorganisasikan tugas, 6. Merancang penjaminan mutu/kualitas produk, 7. Perencanaan koordinasi sumberdaya produksi, 8. Perencanaan pengelolaan material dan penyimpanan, 9. Perencanaan penjadwalan personel, peralatan dan pekerjaan,
Contoh perencanaan produksi pada usaha pembesaran ayam layer 1.
Perencanaan lokasi Pemilihan lokasi sebelumnya harus sesuai dengan aturan perda. Selain itu ditentukan apakah lahan milik peternak sendiri atau harus menyewa. Tata guna lahan yaitu luas lahan untuk bangunan rumah , kandang, dan lain-lain juga dipertimbangkan.
2.
Perencanaan tata letak/lay out/denah Sebaiknya kantor farm berdekatan dengan mess karyawan. Gudang pakan berdekatan dengan gudang alat ,kandang dan area parkir, tandon/tower air berdekatan dengan kandang dan kamar mandi berdekatan dengan kandang.
3. Jumlah/skala produk Misalnya memilih DOC 30000 ekor sampai menjadi
pullet /remaja (panen 13 mg)
sebanyak 30000 ekor 4. Perencanaan bahan baku input untuk produksi Bahan baku input meliputi : 1) DOC (asal /supplier, strain, jumlah pembelian, dan lainlain), 2) Pakan (asal /supplier, strain, macam dan jumlah pembelian, dan lain-lain), dan 3) Obat (asal /supplier, strain, macam dan jumlah pembelian, dan lain-lain)
5. Perencanaan alat Alat atau biaya investasi meliputi : 1) Kandang (tipe kandang postal untuk starter, battery untuk grower-pullet), 2) Brooder (pemanas), 3) Biosecurity (perlakuan untuk sanitasi ternak), 4) tempat pakan dan minum.
6. Perencanaan Tenaga Kerja Perencanaan dari sisi tenaga kerja meliputi :1) Macam Tenaga Kerja (harian/lepas, borongan, tetap), 2)
jumlah Tenaga Kerja, 3) Pengelompokan Tenaga Kerja berdasar tugas dan
wewenang (operator /pegawai kandang, pegawai lapangan, petugas kebersihan, sekurity, administrasi,dan lain-lain).
Secara ringkas manajemen pengoperasian produksi terdiri dari : 1) Perencanaan sistem dan subsistem produksi dan skedul-skedul di dalam sistem, 2) Pengoperasian sistem atau implementasi 3) Pengendalian pengoperasian produksi Semua organisasi termasuk organisasi agribisnis, organisasi profit maupun non profit dapat dikatakan sebagai suatu sistem produksi. Organisasi – organisasi tersebut merubah bentuk atau mengkonversikan seperangkat input/ faktor produksi/ sumberdaya menjadi output yang berupa produk atau jasa (Martinich, 1997). Downey and Erickson (1987) mengatakan bahwa produksi dinyatakan sebagai seperangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk. Input atau sumber daya untuk menciptakan produk dalam agribisnis pertanianpeternakan berupa:
1. Lahan, 2. Tenaga kerja, 3. kapital ( dalam bentuk uang dan fisik seperti kandang, ternak, mesin-mesin, peralatan dan lain-lain), 4. Skill (kemampuan)
Output atau produk dapat berupa barang – barang seperti daging, susu, dan telur serta hasil olahannya berupa sosis, nugget, susu bubuk dan lainnya, dan jasa antara lain berupa tenaga kerja ternak sapi untuk mengolah lahan, tenaga kuda dalam sistem produksi pacuan kuda dan lainnya. Sistem produksi yang menghasilkan barang – barang disebut manufacturing systems, sedang barang yang dihasilkan dari sistem tersebut adalah barang – barang manufacturing. Dalam agrobisnis peternakan ada dua tipe sistem produksi, yaitu: (1) continuous/ berkesinambungan dan (2) terputus-putus/ all in all out. (Downey dan Erickson.1987 ;
Berkesinambungan. Dalam sistem produksi yang berkesinambungan, arus masukan input berlangsung terus melalui sistem yang distandarisasi guna menghasilkan keluaran yang sama. Sebagai contoh pada sub sistem sarana produksi (pabrik pakan ternak) melakukan aktivitas dengan arus bahan baku/input yang berlangsung terus untuk menghasilkan pakan konsentrat, pada sub sistem budidaya ayam ras petelur dimana para peternak melakukan sistem peremajaan sehingga menghasilkan telur secara kontinyu dengan jumlah yang hampir sama. Terputus-putus. Proses produksi yang melibatkan masukan dan keluaran yang berbeda-beda. Sebagai gambaran dalam subsistem budidaya peternakan dikenal sebagai sistem produksi all in all out. Seperti pada subsistem budidaya ayam petelur/pedaging dengan jumlah bibit 10.000 ekor setelah selesai dalam satu periode produksi, kemudian baru memasukkan ayam kembali tanpa menggunakan sistem peremajaan tertentu yang menyebabkan penggunaan jumlah input dan outputnya tidak sama. Umumnya sistem produksi berkesinambungan lebih menjamin dalam melayani pasar dibanding sistim terputus-putus. Proses produksi dalam agrobisnis ada empat jenis proses, yaitu (1) Penguraian, (2) Peramuan, (3) Ekstraktif dan (4) Pengolahan (Downey Erickson, 1987).
Contoh pengoperasian produksi pada ayam : 1. Pengadaan DOC DOC didapat dari supplier yaitu Multibreeder Adirama (Group Japfa ). Pembelian DOC berdasar kualitas (Silver dengan BB <30 gr, gold dengan BB 30-35 gr, dan platinum dengan BB>35gr) , penetapan grade ini ditentukan setelah DOC menetas sebelum diberikan pakan apapun. Rata-rata pembelian sebanyak 15000 ekor per periode (16-19 minggu) 2. Pemasukan (chick in ayam) DOC masuk brooder yang terpisah menuju kandang Postal. Untuk mengetahui jaminan produk baik maka : a. ayam dihitung sesuai tidaknya dengan jumlah yang tertera dalam boks DOC supplier. b. ambil sampel secara acak , tiap grade sebanyak 10 ekor kemudian ditimbang dan diukur panjang badan untuk menentukan apakah DOC sesuai dengan isi dokumen pengiriman. c. sampel disembelih untuk diambil serum darahnya dengan tujuan menentukan waktu yang tepat untuk vaksin. d. check ada tidaknya gizzard erotion (dalam gizzard ada jamur/tidak) , jika ada berarti induk DOC mengkonsumsi pakan kurang baik , jika ada GE > 50% maka dapat komplain ke pihak multibreeder, tujuan lainnya adalah untuk mengetahui apakah DOC benar-benar baru menetas / tidak (DOC mampu tidak makan dan minum sampai 48 jam sesudah menetas.
3. Penimbangan kedua pada umur 16 mg. grade kedua (A dengan BB >54 g, B dengan BB 48-52 g, dan C dengan BB < 46 g) 4. Peremajaan dengan cara all in all out tujuan : panen berkesinambungan dengan jarak panen tidak terlalu lama sehingga dapat ditentukan berapa kali panen setiap periode/mg , standar : panen setiap 2 mg 5. Produksi layer-pullet produk : ayam layer strain Lohmann fase remaja (pullet) umur 13-16 mg . Target konsumen : yaitu peternak ayam petelur yang mampu beli pullet (500-10.000 ekor) supaya dapat menutup biaya produksi. Tidak setiap periode peternak mengganti ayamnya. Hal ini disebabkan : 1. Permintaan dipengaruhi persaingan dari perusahaan pullet lain 2. Harga ayam layer afkir digunakan sebagai pertimbangan mengganti ternak dengan
pulllet yang baru sehingga harga ayam afkir rendah , peremajaan ditunda 3. Harga telur sebagai ukuran prospek usaha
Grading produk yaitu pengelompokan produk berdasar bobot bertujuan untuk : 1. mempermudah pemanenan 2. menghindari selisih bobot badan yang mencolok 3. sesuai klasifikasi ayam siap berproduksi . Grading berdasar performance berat badan atau body weight (BW) berdasar umur, dan fisik ( jengger, bulu, kaki tidak bersisik, dan lain-lain). Terdapat perencanaan standar berat badan untuk mempermudah pengawasan : standar BB yang biasa dipesan peternak umur 13 mg (1123 gr atau minimum 1 kg) dan dan harga produk mengikuti umur .
6. Penjagaan kualitas produk dari sisi pakan Bertujuan supaya BB sesuai dengan umur sehingga diperlukan standarisasi performance (FCR) berdasar standar jumlah pakan yang dikonsumsi atau kenaikan bobot badan ternak . Ternak yang tidak memenuhi bobot standar akan diberikan perlakuan khusus (pencampuran pakan dengan pakan DOC sebesar 30% dari pakan normal). Jika BB melebihi standar maka dilakukan pengelompokan sendiri untuk dipanen terlebih dulu. 7. Penalty / culling produk Bertujuan untuk memusnahkan /membuang ternak yang mati, memisahkan ternak jantan , maupun memisahkan ternak dengan kelainan genetik. 8. Sanitasi ternak Dilakukan pemberian vaksin ND, IBD, AI, Fowlpox, Coryza, dan ILT, pada minggu 1, 2, dan 3. Cara lainnya adalah konsumen yang masuk lokasi disemprot /dispray dengan larutan veteodine. 9. Penjualan pullet umur jual pullet (13 mg) dengan kisaran BB sebesar 1060-1140 dari farm kemudian sampai ke konsumen minimum 1020 g. Jika kurang dari BB maka konsumen berhak mengembalikan atau minta ganti ternak. Umur maksimum panen 16 mg dengan BB sebesar 1.2-1.4 kg/ekor.
Jika kurang dari BB standar maka terjadi mundur kematangan seksual dan berakibat produksi telur mundur. Oleh karena itu perlu BB lebih besar untuk mencapai kedewasaan tetapi waktu produksi lebih pendek. Jika terjadi early maturity maka produksi telur akan kecil, sedangkan jika terjadi late maturity maka telur besar tetapi waktu produksi lebih pendek.
1.2.Rangkuman 1.
Aktivitas perencanaan produksi yang merupakan bagian dari manajemen pengoperasian produksi pada organisasi bisnis meliputi : 1) Merancang produk, 2) Perencanaan kapasitas, merancang proses dan pemilihan teknologi, 3) Pemilihan fasilitas lokasi kegiatan, 4) Perencanaan fasilitas dan tata letak (lay out) kegiatan,5) Menyusun tugas dan mengorganisasikan tugas, 6) Merancang penjaminan mutu/kualitas produk, 7) Perencanaan koordinasi sumberdaya produksi,8) Perencanaan pengelolaan material dan penyimpanan, dan 9) Perencanaan penjadwalan personel, peralatan dan pekerjaan,
2.
Tipe produksi terbagi menjadi 2 yaitu berkesinambungan dan terputus-putus. Produksi berkesinambungan arus masukan berlangsung terus melalui sistem yang distandarisasi guna menghasilkan keluaran yang pada dasarnya sama, sedangkan produksi terputusputus merupakan proses yang melibatkan keluaran yang berbeda-beda, prosedur yang berubah-ubah, dan juga melibatkan masukan yang berbeda-beda (all in all out).
3.
Tipe proses produksi terdiri dari : 1) penguraian (pengadaan berbagai macam produksi dari 1 jenis bahan baku), 2) peramuan (1 produk dihasilkan dari banyak bahan baku), 3)ekstraktif (suatu produk diekstraksi dari lingkungan alamnya), dan 4) pengolahan (merubah bentuk dari bahan dasar ke bahan lain) berkait dengan jumlah dan jenis bahan baku dan jumlah dan jenis produk akhir.
1.3.Bahan, Sumber Informasi dan Referensi Referensi wajib : Downey, D and S. P. Erickson. 1987. Agribusiness Management. 2nd Edition, McGraw-Hill 297 Book Co. Inc. New York.
Martinich, J. S. 1997. Production and Operation Management: An Applied Modern Approach. John Wiley & Sons, Inc. Printed in the USA. Widiati R dan TA Kusumastuti. 2013. Manajemen Agribisnis : Aplikasi pada Industri Peternakan Cetakan I. Penerbit Citra Gama Sakti. Yogyakarta Referensi tambahan : Winardi,1986. Pengantar Ilmu Manajemen (Suatu pendekatan Sistem). Penerbit Nova. Bandung
PENUTUP Test Formatif berbentuk tugas terstruktur Carilah suatu perusahaan feedlot dan trading sapi potong . Kemudian buatlah alur proses/sistem produksi dimulai dari : 1. Pemilihan lokasi (berdasar sumber bahan baku, lokasi pasar, jumlah tenaga kerja) 2. Perencanaan tata letak/lay out (gambar lay out perusahaan beserta fasilitasnya) 3. Perencanaan penjaminan mutu produk 4. Perencanaan penyimpanan produk Evaluasi penilaian
Daftar penilaian kreatifitas dan sikap individu dalam satu kelompok (tugas terstruktur) Kelompok: _________________ Nama&NIM
Kreatifitas
Disiplin
Nama/NIM Penilai:____________________ Kerjasama
Tanggung jawab
Komitmen
Produktivitas
1. 2. 3. Dst.
(Skoring penilaian antara 1 – 100). Penilaian dilakukan dengan obyektif oleh anggota kelompok masing-masing dan hasil tidak mempengaruhi nilai akhir mahasiswa. Setiap mahasiswa tidak diperkenankan menilai diri sendiri